laporan keuangan
TRANSCRIPT
Laporan keuanganDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Akuntansi
Konsep dasar
Akuntan · Pembukuan · Neraca percobaan ·Buku
besar · Debit dan kredit · Harga pokok ·Pembukuan
berpasangan · Standar praktik ·Basis kas dan akrual · PABU / IFRS
Bidang akuntansi
Biaya · Dana · Forensik · Keuangan ·Manajemen · Pajak
Laporan keuangan
Neraca · Laba rugi · Perubahan ekuitas · Arus kas · Catatan
Audit
Audit keuangan · GAAS · Audit internal ·Sarbanes-Oxley · Empat
Besar
Kotak ini:
lihat
bicara
sunting
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
Neraca
Laporan laba rugi
Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus
dana
Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan
adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja
dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan
berbagai unsurlaporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan
2 Pemakai Laporan Keuangan
3 Tujuan Laporan Keuangan
4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
5 Contoh Laporan Keuangan
6 Pranala luar
Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan[sunting | sunting sumber]
Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (bahasa Inggris: financial reporting) dan laporan
keuangan (bahasa Inggris: financial reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan
dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang
terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi,
dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau
Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam
penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (bahasa
Inggris: statement) danlaporan (bahasa Inggris: report)
Pemakai Laporan Keuangan[sunting | sunting sumber]
Investor
Karyawan
Pemberi Pinjaman
Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
Pelanggan
Pemerintah
Masyarakat
Tujuan Laporan Keuangan[sunting | sunting sumber]
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan
keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.
Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan
kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin
melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat
membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau
menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan[sunting | sunting sumber]
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi
pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
Dapat Dipahami
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahmi peserta dan bentuk serta istilahnya
disesuaikan dengan batas para pengguna
Relevan
laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan
pengguna
Keandalan
informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material
Dapat diperbandingkan
informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada
periode sebelumnya.
Contoh Laporan Keuangan[sunting | sunting sumber]
Berikut adalah contoh beberapa laporan keuangan yang berada di pranala luar :
Laporan keuangan perusahaan jasa
Laporan keuangan perusahaan dagang
Laporan keuangan perusahaan manufaktur
Laporan keuangan perusahaan Tbk
Tujuan Penyusunan /Pembuatan Laporan KeuanganTujuan Penyusunan / Pembuatan Laporan Keuangan adalah :
Menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi meminta
laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Referensi :
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Diposkan oleh Wibowo Subekti
Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor PublikPENDAHULUAN
Laporan keuangan organisasi sektor publik merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Laporan keuangan ini merupakan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Informasi keuangan berfungsi memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan dan merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara efektif. Akuntansi sektor publik harus menghadapi tantangan dalam pelaporan keuangan ini yaitu mampukah akuntansi menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memonitori akuntabilitas manajemen, akuntabilitas politik, dan akuntabilitas kebijakan.
Latar belakang
Akuntan sektor publik memiliki kewajiban menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.
Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Kebutuhan informasi dari sektor publik tidak hanya terbatas pada informasi keuangan, namun informasi non-moneter seperti ukuran output pelayanan juga harus dipertimbangkan dalam pembuatan sebuah keputusan.
Identifikasi Masalah
Organisasi sektor publik dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan eksternal yang meliputi laporan keuangan formal, seperti Laporan Surplus/Defisit, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Rugi/Laba, Laporan Aliran Kas, Neraca, serta Laporan Kinerja yang dinyatakan dalam
ukuran finansial dan non-fnansial.
Laporan keuangan sektor publik tidak dapat disamakan dengan laporan keuangan di sektor swasta baik format maupun elemennya, karena organisasi sektor publik memilki batasan-batasan berupa pertimbangan non-moneter, seperti pertimbangan sosial dan politik.
Alasan pembuatan laporan keuangan yang dilihat dari 2sisi, yaitu :
1. Sisi manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi.
2. Sisi pemakai eksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggunjawaban dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Otoritas keuangan di sektor swasta, seperti pasar modal dan lembaga pengawas pasar modal, mensyaratkan dibuatnya laporan keuangan yang telah diaudit untuk memberikan jaminan kenadalan dan dapat dipercayainnya laporan keuangan.
Laporan keuangan juga perlu dilampiri pengungkapan (disclosure) mengenai informasi-informasi yang dapat mempengaruhi keputusan. Sektor publik pun diwajibkan untuk membuat laporan keuangan yang telah diaudit untuk menjamin telah dilakukannya true and fair presentation.
PEMBAHASAN
Laporan keuangan sektor publik memiliki tujuan dan fungsi secara umum yaitu :
1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship):
Laporan keuangan digunakan untuk memberika jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective reporting):
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, memonitori kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain sejenis. Selain itu juga memunkinkan pihak luar untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.
3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information):
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang seperti memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.
4. Kelangsungan organisasi (viability):
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.
5. Hubungan Masyarakat (public relation):
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan, dan masyarakat. Berfungsi sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures):
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.
Dalam pemerintahan, tujuan umum dari akuntansi dan laporan keuangan adalah:
1. memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accountability) dan pengelolaan (stewardship).
2. memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional.
Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk ;
a. membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan,
b. menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi,
c. membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan masalah keuangan dan ketentuan lainnya,
d. membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
Governmental Accounting Standards Board (GASB) dalam Concepts Statement No. 1 tentang Objectives of Financial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar dari pelaporan keuangan di pemerintahan dan menjelaskan keterkaitan akuntabilitas dan pelaporan keuangan sebagai berikut :
..Accountability requires governments to answer to the citizenry to justify the raising of public resources and the purposes for which they are used. Governmental accountability is based on the belief that the citizenry has a “right to know.” a right to receive openly declared facts that may lead to public debate by the citizens and their elected representatives. Financial reporting plays a major role in fulfilling government’s duty to be publicly accountable in a democratic society (par. 56).
Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi pemerintah adalah:
1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit pemerintah;
2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya;
3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;
4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan operasional;
5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional:
a. Untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan;
b. Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di unit pemerintah;
c. Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan dan target;
d. Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (equality) dan keadilan (equity).
Sumber Daya Finansial Jangka Pendek
Sumber daya finansial jangka pendek digunakan untuk melakukan transaksi rutin. Kas merupakan contoh sumber finansial jangka pendek, dimana bagian keuangan perlu mengetahui jumlah uang yang ada di tangan (cash on hand) dan yang berada di bank. Informasi mengenai
ketersediaan dana finansial untuk penggunaan transaksi jangka pendek sangat diperlukan untuk mengetahui apakah pemerintah memiliki dana yang cukup untuk membiayai suatu transaksi dan mampu membayar utang-utangnya yang telah jatuh tempo, serta untuk mengukur likuiditas dan solvabilitas unit pemerintah dan memprediksi kemampuan pemerintah untuk melanjutkan memberi pelayanan.
Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu entitas mengacu pada seberapa bagus nilai ekonomi suatu entitas pada waktu tertentu. Nilai ekonomi merupakan nilai bersih entitas (total aset – total utang). Informasi akuntansi dibutuhkan untuk memprediksi nilai bersih unit pemerintah dan mengukur kondisi ekonomi pemerintah.
Ketentuan Hukum, Kontraktual, dan Ketentuan Lainnya
Dalam melakukan eksploitasi sumber daya dan penggunaannya, pemerintah harus selalu mengacu pada peraturan-peraturan hukum yang mengikat, misalnya undang-undang, peraturan pemerintah, Letter of Intent (LoI), Memorandum of Understanding (MoU), dan sebagainya.
Perencanaan dan Penganggaran
Anggaran merupakan alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sekaligus sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana yan disetujui legislatif untuk dibelanjakan.
Dalam membuat anggaran, akuntansi dibutuhkan terutama untuk mengestimasi biaya program dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah dan perubahan-perubahan yang akan terjadi. Informasi akuntansi juga sangat membantu dalam pemilihan program yan efektif sesusai dengan kemampuan ekonomi pemerintah.
Kinerja Manajerial dan Operasional
Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai berdasarkan laba yang diperoleh, karena organisasi
pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba. Pemerintah dapat mengalami surplus untuk sebuah program atau aktivitas yang dikerjakan, namun arti surplus harus dilihatlagi, apakah surplus tersebut ada karena penarikan tarif yang terlalu tinggi terhadap masyarakat atau publik.
Pemerintah juga berkepentingan untuk mendistribusikan beban biaya kepada pembayar pajak dan pengguna jasa publik secara adil. Berbeda dengan sektor swasta, pemerintah bertanggungjawab tidak sebatas pada produksi barang dan jasa publik akan tetapi juga bertanggung jawab terhadap distribusi secara adil dan merata.
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT SFAC NO 4
Financial Accounting Standards Boards (FSAB, 1980) mengeluarkan Statement of Financial Accounting Concepts No. 4 (SFAC 4) mengenai tujuan laporan keuangan untuk organisasi nonbisnis/nirlaba, adalah;
1. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.2. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnius atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan.4. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih organisasi, pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengelola sumber daya tersebut.5. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan mengenai kinerja selama satu periode.6. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas, mengenai utang, dan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.
PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN KEPENTINGANNYA
Terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan yang yang diklasifikasikan berdasarkan atas sumber penyedia keuangan organisasi, penyedia tenaga kerja dan sumber daya material, dan pembuat keputusan alokasi sumber daya berdasarkan Drebin et al, yaitu :
1. Pembayar pajak (taxpayers)2. Pemberi dana bantuan (grantors)3. Investor4. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)5. Karyawan/pegawai6. Pemasok (vendor)7. Dewan legislatif8. Manajemen9. Pemilih (voters)
10.Badan pengawas
Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sektor publik menjadi lima kelompok dengan mempertimbangkan semua organisasi nonbisnis, yaitu:
1. Lembaga pemerintah (governing bodies)2. Investor dan kreditor3. Pemberi sumber daya (resource providers)4. Badan pengawas (oversight bodies)5. Konstituen
Hanley at al. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan keuangan sektor publik menjadi dua belas, yaitu:
1. Anggota terpilih (elected members)
2. Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak
3. Pelanggan atau klien
4. Karyawan/pegawai
5. Pelanggan dan pemasok
6. Pemerintah
7. Pesaing (competitors)
8. Regulator
9. Pemberi pinjaman (lenders)
10. Donor dan sponsor
11. Investor atau partner bisnis
12. Kelompok penekan lainnya
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sektor publik menurut Borgonovi dan Anessi-Pessina (1997), adalah:
1. Masyrakat pengguna jasa publik2. Masyarakat pembayar pajak3. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah5. Badan-badan internasional (Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb)6. Investor asing dan Country Analyst7. Generasi yang akan datang8. Lembaga negara9. Kelompok politik (partai politik)
10. Manajer publik (Gubernur, Bupati, Direktur BUMN/BUMD)
11. Pegawai pemerintah
Serikat dagang sektor publik GASB (1999,p. B184) mengidentifikasikan pemakai laporan keuangan pemerintah menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab2. Legislatif dan Badan Pengawasan yang secara langsung mewakili rakyat3. Investor dan kreditor yang memberi pinjaman dan/atau berpartisipasi dalam proses pemberian pinjaman
HAK DAN KEBUTUHAN PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN
1. Hak untuk mengetahui (right to know):
- Mengetahui kebijakan pemerintah
- Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah
- Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan tertentu
2. Hak untuk diberi informasi (right to be informed)
Hak untuk diberi penjelasan terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu yang menjadi perdebatan publik.
3. Hak untuk didengan aspirasinya (right to be heard and to listened to).
Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah, yaitu:
a. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga, dan
kualitas pelayanan yang diberikan.
b. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan.
c. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung tingkat resiko, likuiditas, dan solvabilitas.
d. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan fungsi pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan keuangan negara.
e. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi.
f. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.
PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DENGAN SEKTOR SWASTA
Perbedaan
Laporan Departemen Pemerintah
Laporan Keuangan Sektor Swasta
Fokus Finansial dan Politik
Fokus Finansial
-Kinerja diukur secara finansial dan non-finansial
-Pertanggungjawaban kepada parlemen dan masyarakat luas
-Berfokus pada bagian organisasi
-Melihat ke masa depan secara detail
-Aturan pelaporan ditentukan oleh departemen keuangan
-Laporan diperiksa oleh Treasury
-Cash accounting
-Sebagian besar kinerja diukur secara finansial
-Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan kreditur
-Berfokus pada organisasi secara keseluruhan
-Tidak dapat melihat masa depan secara detail
-Aturan pelaporan ditentukan oleh undang-undang, standar akuntansi, pasar modal, dan praktik akuntansi
-Laporan keuangan diperiksa oleh auditor independen
-Accrual accounting
Persamaan
Dokumen-dokumen sumber
Berperan sebagai hubungan masyrakat (public relations)
Laporan Keuangan pemerintah yang buruk dapat menimbulkan implikasi begatif, antara lain:
a. Menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pengelola dana publik (pemerintah).
b. Investor akan takut menanamkan modalnya karena laporan keuangan tidak dapat diprediksi yag berakibat meningkatnya risiko investasi.
c. Pemberi donor akan mengurangi atau menghentikan bantuannya.
d. Kualitas keputusan menjadi buruk.
e. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan kinerja aktual.
Pemberian informasi keuangan yang tidak dapat diandalkan akan mempengaruhi kualitas keputusan baik bagi pemakai internal maupun pemakai eksternal.
LUAS PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE) YANG DIPERLUKAN
Pemerintah harus menentukan kebijakan yang menjelaskan komponen apa saja yang dapat dkategorikan sebagai pendapatan atau biaya operasi yang tepat untuk suatu unit kerja yang dilaporkan, luas pengungkapan (disclosure) dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipraktikkan secara konsisten. Pemerintah diharapkan dapat memberikan informasi tambahan untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Fokus pengukuran dan dasar akuntansi yang digunakan untuk pembuatan laporan.2. Kebijakan menghapuskan/menhentikan aktivitas internal unit kerja pada Laporan Aktivitas.3. Kebijakan kapitalisasi aktiva dan menaksir umur ekonomi aktiva-aktiva tersebut untuk menentukan biaya depresiasinya.4. Deskripsi mengenai jenis-jenis transaksi yang masuk dalam penerimaan program dan kebijakan untuk mengalokasikan biaya-biaya tidak langsung kepada suatu fungsi atau unit kerja dalam Laporan Aktivitas.5. Kebijakan pemerintah dalam menentukan pendapatan operasi dan non-operasi.
6. Pemerintah harus mengungkapkan secara detail/lengkap dalam catatan (notes) laporan keuangan mengenai aset modal dan hutang jangka panjang.
PENUTUP
KESIMPULAN
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dimana akuntansi sektor publik bertujuan untuk memberi informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik, dan sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan; serta untuk memberi informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional.
Teori Akuntansi Tujuan Pelaporan KeuanganSebelum membahas apa tujuan dari pelaporan keuangan, harus dibedakan terlebih dahulu apa itu pengertian Laporan Keuangan(Financial Statements) dan Pelaporan Keuangan (Financial Reporting) (Yadiati, 2007)
1. Laporan Keuangan (Financial Statements)Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan merupakan seperangkat laporan keuangan formal (full set) yang terdiri dari:• Neraca (balance sheet), yang menggambarkan posisi keuangan dari satu kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal (equity) pada suatu tanggal tertentu.• Laporan laba rugi (income statement) merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.• Laporan perubahan ekuitas (statement of change of equity) adalah laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu, yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik (investment by and distributions to owner’s)• Laporan arus kas (cash flow statement) berisi seluruh penerimaan dan pengeluaran kas baik yang berasa dari aktivitas operasional, investasi dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu peride tertentu.• Catatan atas pelaporan keuangan (notes of financial statement) berisi informasi yang tidak dapat diungkapkan dalam keempat laporan keuangan di atas, yang mengungkapkan seluruh prinsip, prosdur, metode, dan teknik yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut.
2. Pelaporan Keuangan (Financial Reporting)Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi keuangan, seperti informasi tentang sumber daya perusahaan, earnings, current cost, informasi tentang prospek erusahaan yang merupakan baian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup.
Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah:• Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis.• Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan.
• Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya.
Rumusan tujuan pelaporan keuangan tersebut, berkaitan dengan aspek-aspek sebagai berikut:• Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi.• Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas.• Informasi tentang alokasi sumber daya ekonomi, klaim dan perubahannya.
Dalam paragraf berikutnya SFAC mengemukakan bahwa pelaporan harus menyajikan tentang kinerja dan earnings dari satu kesatuan usaha tersebut, yaitu:• Pelaporan harus menyediakan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan (financial performance) selama suatu periode tertentu.• Pelaporan kinerja keuangan tersebut berguna untuk mengukur earning power dengan seluruh komponennya, karena para pengguna sangat berkepentingan atas prospek penerimaan kas bersih dari perusahaan.• Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi, bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan kepada para stakeholders¬-nya atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang telah dipercayakan kepada manajemen.
Sementara itu, bagi organisasi nirlaba (nonbisnis) tujuan pelaporan keuangan akan berbeda dengan pelaporan keuangan untuk perusahaan bisni. Perbedaan tujuan tersebut dikarenakan karakteristik organisasi yang berbeda. Berikut adalah karakteristik dari organisasi nonbisnis, antara lain:• Tidak terdapatnya indicator kinerja seperti pada perusahaan bisnis.• Tujuannya tidak mencari keuntungan.• Jumlah sumber daya yang diterima dari penyedia sumber daya, maka penyedia sumber daya tersebut tidak berharap menerima pembayaran atau manfaat ekonomi dari sumber daya yang diberikannya.• Hak kepemilikan tidak dapat dijual, ditransfer atau ditebus, atau tidak terdapat hak untuk memperoleh bagian distribusi sumber daya residual ketika organisasi tersebut dilikuidasi.
Contoh organisasi nirlaba adalah yayasan social, lembaga swadaya masyarakat (LSM), non-government organization (NGO), universitas, unit pemerintahan pusat dan daerah, dan organisasi keagamaan. Jadi siapa pengguna informasi dari organisasi nonbisnis ini? Berikut ini merupakan pengguna informasi dari organisasi nirlaba, diantaranya:1. Penyandang dana dan pemberi kontribusi.2. Anggota dari organisasi tersebut yang memperoleh manfaat dari jasa yang diberikan oleh organisasi tersebut.3. Badan pengawas yang mengatur dan bertangungjawab dalam menyusun kebijakan dari organisasi tersebut.4. Manajer yang mengelola organisasi tersebut. (Yadiati, 2007:53)Statement of Financial Accounting Concepts (SPAC) mengemukakan bahwa tujuan pelaporan keuangan organisasi nonbisnis sebagai berikut:
a. Memberikan informasi yang berguna kepada pengguna dalam mengambil keputusan rasional tentang alokasi sumber daya dalam organisasi.b. Memberika informasi yang berguna bagi penyedia sumber daya dalam menilai jasa yang diberikan dalam olhe organisasi nonbisnis dan kemampuannya untuk meneruskan penyediaan jasa tersebut.c. Memberika informasi yang berguna untuk menilai pekerjaan manajemen dan kinerja manajer organisasi nonbisnis dalam melaksanakan tugasnya, seperti akuntabilitasnya.d. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, penggunaan sumber daya, (aktivitas organisasi), atau sumber daya bersih dari organisasi nonbisnis tersebut.
Tujuan laporan keuangan menurut Trueblood Report dalam diikhtisarikan seperti dalam gambar 3.2 pada halaman berikut ini. Gambar tersebut menunjukkan struktur hierarki dari tujuan akuntansi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:• Tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membuat dasar keputusan ekonomi.• Pemakai informasi memiliki keterbatasan wewenang informasi. Oleh karena itu, bagaimana laporan keuangan tersebut harus dapat menyajikan informasi kepada berbagai jenis pengguna yang memiliki segala keterbatasan.• Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh investor dan kreditor dalam menaksir earning power dan aliran kas perusahaan, perbandingan dan evaluasi aliran kas, baik jumlah dan ketidakpastian yang meliputinya.• Earning power adalah bukan semata-mata kemampuannya dalam menghasilkan laba bersih semata (akuntansi) tetapi meliputi kemampuan perusahaan untuk menghasilan kas.
Tujuan laporan keuangan harus menyajikan informasi yang factual, akurat, objektif, dan informative yang cukup untuk melakukan penafsiran tentang transaksi-transaksi bisnis yang berguna untuk memprediksi, membandingkan earning power tersebut. Perlu diketahui bahwa informasi yang diperlukan untuk penafsiran dan prediksi tersebut kadang kala bersifat subjektif, oleh Karen aitu, asumsi-asumsi yang digunakan yang mendasari evaluasi dan prediksi tersebut harus diungkapkan.
Dari tujuan pelaporan dalam teori akuntansi yang telah diuraikan di atas, diakui bahwa kenyatannya masih ada kelemahan yang dirasakan dari konseptual framework tersebut. Kelemahan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan erosi kredibilitas pelaporan keuangan, seperti berikut ini:• Beberapa metode akuntansi diterapkan untuk fakta yang sama.• Metode akuntansi kadang diterapkan untuk melakukan praktik income smoothing secara artificial.• Laporan keuangan gagal memberiakn tanda terhadap masalah keuangan perusahaan di masa mendatang.• Off balance sheet financing dianggap praktik lazim.
Yadiati, Winwin. 2007, Teori Akuntansi – Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana. Kata kunci: contoh laporan, laporan keuangan, pendahuluan laporan, keuangan
perusahaan, manajemen keuangan, akuntansi keuangan, sistem akuntansi, soal akuntansi, jurnal akuntansi, pengertian akuntansi, manajemen akuntansi, akuntansi biaya, akuntansi dasar.
TEORI AKUNTANSI (TUJUAN LAPORAN KEUANGAN)By Ahmad Faisal
1. Perumusan Tujuan akuntansiUntuk menyusun konsep yang menjelaskan tujuan laporan keuangan, pada bulan April 1971 presiden AICPA saat itu Marshall S. Armstrong, telah menunjuk Tim Perumus Laporan Keuangan yang dikenal dengan Trueblood Committee. Tim ini sebenarnya bukan yang pertama yang menyusun tujuan laporan keuangan. Dalam Accounting Researches Studies No. 1 dan 3 yang dikeluarkan oleh The Accounting Principle Board yang bernaung di bawah AICPA telah menjelaskan A Tentative Set of Broad Accounting Principle for Busines Enterprice. Di samping AICPA, AAA juga telah membahas masalah ini dalam A Statement of Basic Accounting Theory. APB’S Statement No.4 dengan judul Basic Concepts and Accounting Principle Underlying Financial Statemen of Business Enterprice juga menyangkut tujuan kualitatifdari laporan keuangan ini. Di Negara lain juga sudah ada yang melakukan pembahasan tentang tuuan laporan keuangan ini seperti Canada, Australia, dan lain-lain.
2. Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan1. Menurut PAI
Tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1984 dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan kualitatif.
a. Tujuan umum laporan keuangan
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi neto suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam tangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.
Di dalam menyusun prinsip akuntansi, digunakan asumsi-asumsi dan konsep-konsep dasar tertentu. Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan dimana akuntansi itu dilaksanakan. Sedangkan konsep-konsep dasar merupakan pedoman dalam menuyusun prinsip akuntansi.Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi, yaitu :
kesatuan usaha khusus (separate entity/economic entity). kontinuitas usaha (going concern/continuity). pengunaan unit moneter dalam pencatatan (monetary unit/unit of measure). tepat waktu (time-period/periodicity).
Konsep dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah biaya historis (historical cost principle) prinsip mempertemukan (matching principle). prinsip konsistensi (consistency principles). prinsip lengkap (full disclosure).
Laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa keterbatasan yaitu
cukup berarti(materiality).
Konservatif
sifat-sifat khusus dari suatu industri. 2. Menurut Pendapat SAK
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.Tujuan Laporan Keuangan menurut SAK No. 1, sebagai berikut
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka pada perusahaan tersebut.
3. Menurut A STATEMENT OF BASIC ACCOUNTING THEORY (ASOBAT) Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk
menetapkan tujuan
Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainya. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan. Membantu Fungsi dan pengawasan social. 4. Menurut ACCOUNTING PRINCIPLE BOARD, Ada 2 tujuan Laporan Keuangan yaitu :
a Tujuan KhususUntuk menyajikan laporan posisi keuangan, Hasil usaha, dan Perubahan posisi keuangan lainya secara wajar sesuai dengan GAAPb Tujuan UmumMemberikan Informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan. Dengan maksud sebagai berikut :
Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan Untuk menunjukan posisi keuangan dan investasinya Untuk menilai kemampuannya untuk menilai kemampuan untuk menyelesaikan utang-utangnya Menunjukan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari
kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud :a) Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang sahamb) Menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier,
pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan.c) Memberikan informasi kepada manjemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi
perencanaan dan pengawasan.d) Menunjukan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.2) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.3) Memberikan informasi yang diperlukan lainya tentang perubahan harta dan kewajiban.4) Mengungkapkan informasi relevan lainya yang dibutuhkan para pemakai laporan
b. Tujuan kualitatif informasi keuanganInformasi keuangan yang disajikan akan bermanfaat tentunya bila memenuhi beberapa kriteria atau standar. Berikut ini beberapa kriteria kualitas informasi keuangan:
Relevan (Relevances)Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambilan suatu keputusan, maka informasi demikian tidak ada gunanya, betatapun kualitas lainnya terpenuhi. Oleh karena itu sehubungan dengan relevansi informasi tadi maka perlu dipilih metode pelaporan akuntansi keuangan yang tepat.Dapat diuji (Understandability)Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses pengukuran itu tidak lagi berlandaskan realitas objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya informasi keuangan
harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.Dapat dimengerti (Verifiability)Informasi yang disajikan harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk yang disesuaikan dengan pengertian para pemakai. Dalam hal ini pihak pemakai informasi juga diharapkan adanya pengertian atau pengetahuan mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan serta istilahistilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.Netral (neutrality)Artinya laporan keuangan atau informasi keuangan itu diarahkan pada kepentingan umum dan tidak bergantung kepada kebutuhan pihak tertentu.Tepat waktu (Timeliness)Informasi hendaknya diberikan sedini mungkin agar dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.Daya banding (comparability)Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan laporan keuangan perusahaan sejenis pada periode yang sama.Lengkap (Completeness)Informasi keuangan lengkap bila memenuhi enam tujuan kualitatif di atas dan dapat memenuhi standar pengungkapan laporan keuangan. Standar itu menghendaki pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting dan penyajian fakta secara jelas agar tidak menyesatkan pemakainya.
Sifat dan Kualitas Laporan Keuangan Relevan dan material formalitas dan kenyataan tingkat kepercayaan bebas dari prasangka dapat dibandingkan konsistensi dapat dipahami5. Tujuan Akuntansi Menurut TRUEBLOOD COMMITTEE
Komite yang dipimpin trueblood ini beranggotakan 9 orang yang berasal dari akademis dan praktisi. Mereka ditugaskan untuk merumuskan tujuan laporan keuangan. Dalam laporanya komita ini ingin menentukan :
1. Siapa yang memerlukan laporan keuangan.2. Informasi apa yang mereka perlukan.3. Berapa banyak informasi yang diperlukan tersebut dapatdisupplu oleh akuntansi4. Kerangka apa yang dibutuhkan untuk menyusun inforamasi yang diperlukan itu.
Dalam trueblood committee report juga dinyatakan bahwa tujuan utama dari laporan keuanganadalah memberikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan. Tujuan yang sama juga terdapat dalam Conceptual Framework dari FASB, PSAK dan lainya.Dari tujuan laporan keuangan tersebut Nampak jelas bahwa akuntansi konvensional sangat di pengaruhi oleh konsep capitals, karena perhatian utamanya adalah hanya sebatas memberikan informasi yang bertumpu pada kepentingan stockholders dan entity-nya dan belum sampai pada taraf akuntabilitas, kalaulah ada, maka hanya sebatas hubungan yang bersifat horizontal.
3. Penyusunan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan
Definisi dan Tujuan
“Suatu system yang koheren tentang tujuan dan konsep dasar yg sailing berkaitan , yg diharapkan dpt menghasilkan standar - standar yg konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi , dan keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan” (sumber : FASB 1978).
IAI pada bulan September 1984 memutuskan untuk mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC sebagai dasar penyusunan dan penyajian informasi keuangan di Indonesia.
Tujuan : “Merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan”.
1. Tujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga yang Mencari Laba1. Memberikan informasi yang berguna untuk investor, kreditur, dan pemakai lainnya2. memberikan informasi untuk membantu investor atau calon kreditur dan pemakai lainya untuk
menilai jumlah, waktu dan prospek penerimaan kas3. memberikan informasi tentang sumber ekonomi perusahaan, klaim terhadap kekayaan4. Memberikan informasi tentang prestasi keuangan perusahaan selama satu periode5. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan membelanjakan kas,
peminjaman dan pengembalaiannya6. memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan
pengelolaan nya kepada pemilik atas penggunaan sumber kekayaan yang dipercayakan kepadanya.
7. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.
2. Tujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga yang Bukan Mencari Laba1. Dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan mengenaialokasi sumber
kekayaan.2. Berguna untuk menilai jasa dan kemampuan lembaga dalam memberikan jasa3. Berguna untuk menilai bagaimana manajemen meminjam dan bagaimana menilai investasinya.4. Dapat memberikan informasi terhadap sumber kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, dan
perubahannya.5. Dapat menyajikan prestasi lembaga.6. Dapat menyajikan kemampuan lembaga membayar kewajiban jangka pendeknya.
7. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen sehingga para pemakai laporan keuangan dapat memohon informasi yang diberikan.
4. Konsep dasar akuntansi
Didirikannya Financial Accounting Standard Board (FASB) yang menggantikanAccounting Principles Board (APB) sebagai lembaga penyusun standar akuntansi di Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an dianggap sebagai revolusi yang terjadi dalam pemikiran akuntansi. Salah satu perubahan yang tercermin dalam proyek kerangka konseptual FASB adalah ditekankannya tujuan sosial yang luas dari pelaporan keuangan.FASB melalui Statement of Financial Accounting Concepts No. 1: Objectives of
Financial Reporting by Business Enterprises dalam kaitan dengan tujuan sosial yang luas ini menyatakan:“Financial reporting is not an end in itself but is intended to provide
information that is useful in making business and economic decisions for
making reasoned choices among alternative uses of scarse resources in the
conduct of economic activities, …Accordingly, the objectives of this Statement
are affected by the economic, legal, political, and social environment in
United States.“Statement tersebut menunjukkan bahwa tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus kelompok tertentu saja. Pelaporan keuangan juga harus mendorong efektivitas pasar modal dan pasar uang dalam mengalokasikan sumber daya yang langka di antara berbagai penggunaan yang kompetitif sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.Dalam kaitan ini pula, FASB menyatakan “Financial reporting should provide
information that is useful to present and potential investors and kreditors,
and others users in making rational investment, credit, and similar decisions.“Dari Statement tersebut tampak bahwa meskipun pelaporan keuangan memiliki tujuan sosial yang luas, akan tetapi orientasinya terletak pada investor dan kreditor, karena dengan memenuhi kebutuhan mereka maka hampir semua kebutuhan dari para
pemakai eksternal lainnya akan terpenuhi. Setelah menetapkan tujuan sosial yang luas yang merupakan tujuan menyeluruh dari pelaporan keuangan, FASB juga menggariskan beberapa tujuan khusus yang salah satu di antaranya menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menaksir arus kas di masa yang akan datang.Hal ini akan membantu kepada investor, kreditor, dan pemakai lainnya, baik yang sekarang maupun yang potensial, dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas dari dividen dan bunga di masa yang akan datang (Zainuddin dan Hartono, 1999). Tujuan ini mengasumsikan bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan resiko dari investasi yang dilakukan.FASB melalui Statement of Financial Accounting Concepts No. 2: Qualitative
Characteristics of Accounting Information menyatakan bahwa kualitas yang membedakan antara informasi yang “lebih baik” (lebih bermanfaat) dengan informasi yang “kurang baik” (kurang bermanfaat) terutama terletak pada kualitas relevansi dan keandalannya ditambah dengan beberapa karakteristik lainnya yang berlaku untuk kualitas tersebut. FASB mendefinisikan informasi yang relevan sebagai informasi yang akan mengakibatkan timbulnya perbedaan. Informasi yang relevan dapat memperteguh, atau sebaliknya, memperlemah pengharapan yang ada. Jadi, relevansi selalu dikaitkan dengan nilai umpan balik dan nilai prediktif.Adanya nilai prediktif ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor sekarang dan investor potensial dalam melakukan prediksi penerimaan kas dari dividen dan bunga di masa yang akan datang. Dividen yang akan diterima oleh investor akan tergantung pada jumlah laba yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang (Zainuddin & Hartono, 1999), sehingga prediksi laba perusahaan dengan menggunakan informasi pelaporan keuangan menjadi sangat penting untuk dilakukan.Agar berguna dalam proses pengambilan keputusan, laporan keuangan perlu dianalisa dan dinterprestasikan. Analisa laproan keuangan (financial statement analysis) pada hakikatnya menghubungakan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan atau menjelaskan arah perubahan (trend). Angka-angka dalam laporan keuangan akan menjadi sedikit artinya, kalau dilihat per akun. Akun-akun dalam
laporan keuangan akan lebih berarti apabila dihubungkan dengan akun lain atau dilihat arah perubahan (trend).