laporan kerja praktek di pt. pan brothers tbk. · tujuan dari pembuatan dan penyusunan laporan...

70
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PAN BROTHERS Tbk. Disusun oleh: Marietha Anindya Putri NPM : 14 06 07912 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2017

Upload: vanhanh

Post on 03-Mar-2019

417 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT. PAN BROTHERS Tbk.

Disusun oleh:

Marietha Anindya Putri

NPM : 14 06 07912

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2017

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat

dan karunia yang telah diberikan kepada saya sebagai penulis sehingga dapat

menyelesaikan Laporan Kerja Praktek PT. PAN BROTHERS Tbk.

Tujuan dari pembuatan dan penyusunan Laporan Kerja Praktek PT. PAN

BROTHERS Tbk ini adalah untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan masa kerja

praktek dan sebagai syarat untuk melakukan seminar kerja praktek.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu penulis selama kerja praktek berlangsung:

1. Bapak V. Ariyono, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing Kerja Praktek yang

telah membantu penulis dalam pelaksanaan tugas di perusahaan dan

pembuatan laporan.

2. Bapak Kurnia Saputra selaku Ex-Manajer Human Resource Management

yang telah membantu penulis secara administratif untuk melakukan kerja

praktek di PT. PAN BROTHERS Tbk.

3. Ibu Pita selaku staff Human Resource Management Green Office yang telah

membantu penulis secara administratif dalam pelaksanaan kerja praktek di

PT. PAN BROTHERS Tbk.

4. Ibu Irene Galuh selaku Chief Personalia PT. Eco Smart Garment Indonesia

yang telah membantu penulis secara administratif dalam pelaksanaan kerja

praktek di PT. Eco Smart Garment Indonesia.

5. Bapak Heri Yanto selaku pembimbing lapangan selama berada di PT. Eco

Smart Garment Indonesia.

6. Rekan – rekan Departemen Training System and Management di PT. Eco

Smart Garment Indonesia

7. Sdri. Yulia Kristi Adi dan Keluarga.

8. Otniela Christa Marry sebagai Teman dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

yang melakukan kerja praktek bersama di PT. Eco Smart Garment

Indonesia.

9. Anastasia Yessica Devi Sukmana sebagai Teman yang membantu urusan

perkuliahan selama penulis melaksanakan kerja praktek.

v

10. Orang tua yang selalu mendukung dan menyemangati penulis selama masa

kerja praktek mengerjakan laporan ini.

Penulis juga menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek PT. PAN BROTHERS Tbk. ini

masih memiliki banyak kekurangan, maka penulis bersedia menerima kritik dan

saran dari pembaca Laporan Kerja Praktek PT. PAN BROTHERS Tbk. ini, agar

kelak kami dapat membuat laporan yang lebih baik lagi.

Akhir kata, kami berharap semoga Laporan Kerja Praktek PT. PAN BROTHERS Tbk

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 20 September 2017

Penulis

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………..… ii

SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ………………. iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… iv

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. vi

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………… ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………..… 1

1.2. Tujuan ………………………………………………………………….... 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek …………………………… 2

BAB 2. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ………………………………………………….. 3

2.2. Struktur Organisasi …………………………………………………………...… 6

2.3. Manajemen Perusahaan …………………………………………………….… 6

BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen …………… 16

3.2. Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan …………………………………… 17

3.3. Proses Produksi ………………………………………………………………… 20

3.4. Fasilitas Produksi ………………………………………………………………. 30

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan ………………………………………………………… 35

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan …………………… 35

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ………………………………………. 36

4.4. Hasil Pekerjaan ……………………………………………………….... 37

vii

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………… 59

5.2 Saran ……………………………………………………………………………. 59

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 60

LAMPIRAN

Diagram Struktur Organisasi PT. ECO Smart Garment Indonesia

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kode Negara Konsumen PT. Eco Smart Garment Indonesia ……… 21

Tabel 4.1 Dimensi Anthropometri dan Fungsi ………………………………… 41

Tabel 4.2 Data Anthropometri ………………………………………………….. 41

Tabel 4.3 Pemilihan Ukuran …………………………………………………………... 51

Tabel 4.4 Tabel Pembobotan Karakteristik Material Rangka Kursi ………………. 52

Tabel 4.5 Tabel Deskripsi Skala 7 Titik (Skala Likert) ……………………….. 52

Tabel 4.7 Tabel Pembobotan Karakteristik Material Sandaran dan Dudukan

Kursi …………………………………………………………………………………….. 53

Tabel 4.8 Tabel Deskripsi Skala 7 Titik …………………………………………. 54

Tabel 4.9 Pemilihan Material untuk Sandaran dan Dudukan Kursi ………………. 54

Tabel 4.10 Tabel Pembobotan Karakteristik Material Alas Dudukan dan Sandaran

Kursi …………………………………………………………………………………….. 55

Tabel 4.11 Tabel Deskripsi Skala 7 Titik …………………………………………. 55

Tabel 4.12 Pemilihan Jenis Material Busa Pembuat Alas Sandaran dan Dudukan

Kursi …………………………………………………………………………………….. 56

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo UNIQLO …….…………………………………………………….. 11

Gambar 2.2 Mushola PT. Eco Smart Garment Indonesia ……………………….. 12

Gambar 2.3 Tempat Parkir Operator Pabrik di PT. Eco Smart Garnent

Indonesia ……………………………………………………………………………. 13

Gambar 2.4 Kantin PT. Eco Smart Garment Indonesia ……………………….. 13

Gambar 2.5 Loker Pekerja PT. Eco Smart Garment Indonesia ………………. 14

Gambar 2.6 Ruang Pejalan Kaki PT. Eco Smart Garment Indonesia ……… 14

Gambar 2.7 Hydrant dan APAR …….……………………………………………. 15

Gambar 3.1 MEN Jogger Pants (Cream) …….…………………………………… 18

Gambar 3.2 Jacket MA-1 Blouson (Brown) …….…………………………………… 19

Gambar 3.3 Winter Skirts (Navy) …….……………………………………………. 19

Gambar 3.4 UNIQLO Relaxed Utility Shorts (Yellow) …….…………………. 20

Gambar 3.5 Proses Produksi Keseluruhan (a) …….………………………….. 22

Gambar 3.5 Proses Produksi Keseluruhan (b) …….………………………….. 23

Gambar 3.5 Proses Produksi Keseluruhan (c) …….………………………….. 24

Gambar 3.6 Proses Produksi Warehouse Fabric …….………………………….. 25

Gambar 3.7 Proses Produksi Warehouse Accessories …….…………………. 26

Gambar 3.8 Proses Produksi Departemen Cutting …….………………………….. 27

Gambar 3.9 Proses Produksi Departemen Sewing …….………………………….. 28

Gambar 3.10 Proses Produksi Departemen Packing …….…………………. 29

Gambar 4.1 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan …….………………………….. 36

Gambar 4.2 Waste: Defect …….……………………………………………. 38

Gambar 4.3 Waste: Garment Reject Mati …………………………………………. 39

Gambar 4.4 Waste: Pengiriman Finished Good Terlambat …….…………………. 40

Gambar 4.5 Waste: Waiting …….…………………………………………………….. 41

Gambar 4.6 Waste: Produk WIP (Work In Process) Menumpuk …….………… 42

Gambar 4.7 Waste: Penumpukan Panel di DC (Distribution Center) ……… 43

Gambar 4.8 Waste: Rework (Bubut Benang Jahit) …….………………………….. 44

Gambar 4.9 Penilaian REBA Operator Sewing …….………………………….. 46

Gambar 4.10 Uji Kenormalan LPD …….……………………………………………. 48

Gambar 4.11 Uji Kenormalan LBD …….……………………………………………. 49

x

Gambar 4.12 Uji Kenormalan PKP …….……………………………………………. 49

Gambar 4.13 Uji Kenormalan TPD …….……………………………………………. 50

Gambar 4.14 Uji Kenormalan TBD …….……………………………………………. 50

Gambar 4.15 Hasil Redesign Kursi Operator …….…………………………………... 57

Gambar 4.16 Kursi Operator Tampak Atas …….…………………………………... 57

Gambar 4.17 Kursi Operator Tampak Samping …….………………………….. 58

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya

Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan

kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang kerja

praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di

industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja

profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan

sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri. Paradigma yang harus

ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan

yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan,

perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahan masalah. Oleh karena itu,

dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:

1. Mengenali ruang lingkup perusahaan.

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu.

3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau

pembimbing lapangan.

4. Mengamati perilaku sistem.

5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis.

6. Melaksanakan ujian kerja praktek.

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:

a. Melatih kedisiplinan.

b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan

dalam perusahaan.

c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan

menjalankan bisnis.

2

e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di

perusahaan.

f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini akan dilaksanakan terhitung mulai tanggal 1 Juli 2017 sampai

dengan 11 Agustus 2017 di PT. Pan Brothers Tbk. Hari Senin – Kamis jam kerja

mulai pukul 08.30 – 16.30 WIB dan jam istirahat mulai pukul 11.30 – 12.30 WIB,

sedangkan untuk hari Jum’at jam kerja mulai pukul 08.30 – 17.30 WIB dan jam

istirahat mulai pukul 11.30 – 13.00 WIB. Selama pelaksanaan Kerja Praktek penulis

ditempatkan di PT. Eco Smart Garment Indonesia (Klego) khususnya di

Departemen Training and System Management di bawah pengawasan Bapak

Heri.

3

BAB 2

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan dari awal

perusahaan berdiri hingga sekarang serta profil perusahaan yang digunakan selama

pelaksanaan kerja praktek berlangsung.

2.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. PAN BROTHERS Tbk merupakan perusahaan garment terbesar di Indonesia

dengan berbagai konsumen dari apparel dalam negeri maupun luar negeri. PT. PAN

BROTHERS Tbk atau yang dikenal sebagai PBRX berdiri pada tanggal 21 Agustus

1980 di Tangerang, Banten berdasarkan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H,

Jakarta No. 96 tanggal 21 Agustus 1980 kemudian diubah dengan akta notaris No.

58 tanggal 16 Oktober 1980. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan tanggal 30 Oktober 1980,

No.YA/5/500/II dan mulai resmi beroperasi pada 14 September 1989.

PT. PAN BROTHERS Tbk memproduksi berbagai jenis garment seperti polo shirt, T-

shirt, pants, jacket, outerwear dan masih banyak lagi. Hingga saat ini PT. PAN

BROTHERS Tbk memiliki karyawan sebanyak ±32.000 orang. Perusahaan ini resmi

menjadi perusahaan terbuka pada tahun 1990 setelah resmi mendaftarkan saham

perusahaan pada Bursa Saham Indonesia. Kantor PAN BROTHERS juga tersebat

diluar negeri misalnya Korea, Singapura, Hongkong, Taiwan dan China, kantor-

kantor ini hanya melayani pembelian dan penjualan saja. PT. PAN BROTHERS juga

memiliki anak perusahaan yaitu PT. HOLLIT INTERNATIONAL, Continent 8 Pte Ltd.

(C8), PT. Ocean Asia Industry (OAI), PT. Apparelindo Prima Sentosa (APS), Cosmic

Gear Ltd (CG). PT. HOLLIT INTERNATIONAL merupakan sebuah perusahaan

Product Development yang berfokus dalam menyiapkan dan mengembangkan trend

model juga bahan yang dipakai. Continent 8 Pte. Ltd (C8) adalah sebuah

perusahaan yang bergerak sebagai Agen Penjualan Apparel dan perusahaan

Product Development. PT. Ocean Asia Industry (OAI) di Serang yang memproduksi

4

tekstil berupa bahan baku kain rajutan khususnya kain circular knitting, pencelupan

kain, pencelupan benang dan kain printing.

Hingga pada tahun 2017 PT. PAN BROTHERS telah memiliki konsumen apparel-

aparel besar dunia seperti; UNIQLO, BROOKS, BELK, Billabong,

Chistopher&Banks, Coin, Energy, The North Face, Adidas, LaCoste, S.Oliver,

Express, Mavic, Ralph Lauren, Prada, H&M, YONEX, NIKE, NEW BALANCE, dan

masih banyak lagi. Setelah perusahaan ini sukses di Tangerang, perusahaan ini

kemudian memperluas ke Boyolali, Sragen, Bandung dan Sukabumi. Sekarang ini,

PT. PAN BROTHERS Tbk ini memiliki 7 pabrik, yaitu:

a. PT. PAN BROTHERS

b. PT. PANCAPRIMA EKABROTHERS

c. PT. ECO SMART GARMENT INDONESIA (Klego dan Sambi)

d. PT. PRIMA SEJATI SEJAHTERA

e. PT. TEODORE PAN GARMINDO

f. PT. BERKAH INDO GARMENT

g. PT. VICTORY PAN MULTITEX (VPM)

Penempatan masing-masing pabrik memiliki pertimbangan tersendiri, misalnya

kemudahan dalam memperoleh bahan baku, kemudahan memperoleh tenaga kerja,

UMK daerah terpilih masih tergolong rendah dan lain sebagainya. Selama

berdirinya, perusahaan ini telah memperoleh penghargaan dari dalam maupun dari

luar negeri, sebagai berikut:

Penghargaan Good Corporate Governance Award 2015 dari Majalah

Economic Review. (26 Agustus 2015);

Penghargaan Perusahaan Tekstil dan Garment Terbaik 2015 dari Majalah

Economic Review. (27 Agustus 2015);

Penghargaan Forbes The Best of The Best 2015 dari Majalah Forbes. (25

November 2015);

1 (satu) Primaniyarta Export Award 2015 dari Departemen Perdagangan

Republik Indonesia (21 Oktober 2015);

3 (tiga) Penghargaan Industri Hijau 2015 dari Departemen Perindustrian

Republik Indonesia. (15 Oktober 2015).

Indonesia Best E-mark tahun 2016

5

3 (tiga) Penghargaan Industri Hijau tahun 2016 dari Departemen

Perindustrian Republik Indonesia

Industri Award tahun 2016 dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali

Pengargaan Perusahaan Tekstil dan Garment Terbaik Economic Reviw

tahun 2016

Penghargaan TOP CSR tahun 2017

Penghargaan “100 Fastest Growing Company Awards” dari Infobank tahun

2017 sektor Tekstil dan Garment

Indonesia Most Innovative Bussiness Award 2017

2.1.2. Profil Perusahaan

PT. PAN BROTHERS memiliki banyak anak cabang, salah satunya adalah anak

cabang dimana penulis ditempatkan untuk menjalani Kerja Praktek selama 30 hari

kerja yaitu PT. Eco Smart Garment Indonesia. Berikut adalah profil perusahaan PT.

PAN BROTHERS, PT. Eco Smart Garment Indonesia dan Kantor Pusat Wilayah

Jawa Tengah:

a. PT. PAN BROTHERS

i. Status : Perusahaan Publik dengan kode di Bursa

Saham PBRX

ii. Modal Dasar : Rp. 300.000.000.000 (12.000.000.000 saham)

iii. Nomor Lisensi Industri : 230/DJA I/IVT-III/Non PMA-PMDN/ VII/1992,

tanggal 29 Juli 1992

iv. NPWP : 01.136.073.2-054.000

v. Aktifitas : Pengembang, Pemasok, Produsen Garmen

vi. Alamat : Jl. Siliwangi No. 178, Desa Alam Jaya,

Tangerang 15133, Indonesia

vii. Telepon : (62-21) 5900718, 5900705 (hunting),

viii. Faksimili : (62-21) 5900706, 5900717

ix. Website : http://www.panbrotherstbk.com

b. PT. Eco Smart Garment Indonesia

i. Section/Division : C. Manufacturing / 13

ii. Description Classification : Produksi tekstil

6

iii. Alamat : Jl. Raya Klego, Boyolali, Indonesia.

iv. Telepon : (0298) 3430077

v. Garment Factory Boyolali : Klego & Sambi, Boyolali, Jawa Tengah

vi. Jumlah karyawan :

Gedung 1 = 1800 karyawan (Sewing)

Gedung 2 = 1800 karyawan (Sewing)

Gedung 3 = 1000 karyawan (Sewing)

Total = 5200 karyawan (supporting → Warehouse, QC, Cutting,

Mekanik, Office)

c. Green Office

i. Alamat : Green Office PT. PAN Brothers Tbk & Group Desa Butuh RT

01/ RW 02 Mojosongo, Boyolali Jawa Tengah

ii. Telepon : (0276) 323627

2.2. Struktur Organisasi

(Terlampir)

2.3. Manajemen Perusahaan

2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan

Untuk membawa perusahaan ke arah yang lebih baik, PT. PAN BROTHERS Tbk,

memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Menjadi penyuplai busana terpadu dan mendunia.

b. Misi

i. Meningkatkan kinerja dan produk perseroan dengan menerapkan

keahlian manajemen terbaik.

ii. Menciptakan peluang yang terbaik bagi para karyawan untuk

berkembang dan mencapai potensi maksimal.

iii. Meningkatkan secara maksimal nilai investasi para pemegang saham

dan memberikan kesempatan yang menarik.

iv. Meningkatkan tata kelola perseroan yang baik.

v. Memanfaatkan sumberdaya keuangan secara efisien.

7

vi. Mempertahankan kepemimpinan di bidang penyuplai busana serta

pemasok produk-produk bermutu dengan harga pantas

vii. Memberikan kontribusi aktif untuk membangun perekonomian Indonesia.

2.3.2. Rencana Strategi Bisnis

Rencana strategi bisnis merupakan strategi-strategi yang dibuat perusahaan

dalam rangka mencapai sasaran bisnis dan mencapai visi/ misi perusahaan.

Berikut merupakan rencana strategi bisnis PT. PAN BROTHERS Tbk:

a. Peningkatan daya saing perusahaan.

b. Peningkatan efisiensi operasional.

c. Peningkatan pendapatan perusahaan.

d. Peningkatan pangsa pasar/ pelanggan.

e. Penciptaan brand image baru.

f. Peningkatan kinerja sistem.

2.3.3. Ketenegakerjaan

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan elemen terpenting dalam perusahaan karena

seluruh proses bisnis dalam perusahaan tidak dapat berjalan tanpa sumber daya

manusia. Sumber daya manusia (karyawan dan staff) di PT Pan Brothers Tbk tahun

2013 sebanyak 17.532 pekerja, tahun 2014 sebanyak 23.514 pekerja, dan tahun

2015 sebanyak 32.707 pekerja.

b. Sistem Perekrutan Karyawan

Salah satu elemen yang penting pada perusahaan adalah manusia, maka dari itu

untuk memenuhi elemen tersebut pihak perusahaan akan mengadakan rekrutmen

karyawan. Rekrutmen karyawan pada perusahaan memiliki prosedur yang

berbeda-beda tergantung dari kebijakan perusahaan. Berikut adalah Standard

Operating Procedure (SOP) perekrutan karyawan (operator) di PT. Eco Smart

Garment Indonesia:

Pertama-tama pelamar menghubungi personalia dengan membawa berkas-berkas

yang menjadi syarat pelamar, kemudian pihak personalia akan memeriksa

kelengkapan berkas, apabila lolos maka pelamar akan mengisi form yang berisi

“Data Pribadi Pelamar” apabila tidak lolos maka pelamar langsung dinyatakan

8

tidak diterima. Setelah mengisi “Data Pribadi Karyawan”, pelamar akan

memasukki tahap “Wawancara Pendahuluan” jika pelamar lulus maka karyawan

memasukki tahap “Tes Kesehatan” jika tidak lulus maka pelamar dinyatakan tidak

diterima, setelah melakukan tes kesehatan pelamar yang lulus akan memasukki

tahap “Tes Ketangkasan” dan apabila tes tersebut berhasil dilalui maka pelamar

memasukki “Tes PETA” setelah dinyatakan lulus, pihak personalia akan

mengecek pengalaman bekerja pelamar, apabila tidak ada pengalaman maka

pelamar akan memasukki tahap pelatihan, jika sudah berpengalaman maka

pelamar akan memasukki tahap “Tes Kemampuan”. Pelamar yang memasukki

tahap pelatihan dinyatakan diterima begitu pula dengan pelamar yang berhasil

lulus dari “Tes Kemampuan”, kemudian karyawan yang baru saja diterima akan

mengisi tanda tangan perjanjian kerja dan data pribadi pekerja. Karyawan yang

telah diterima selanjutnya menjalani “Induction Training” dan pihak personalia

akan menempatkan karyawan sesuai dengan departemen terkait.

c. Jam Kerja Karyawan

Berdasarkan pasal 77 sampai pasal 85 Undang-Undang No.13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, PT. Eco Smart Garment Indonesia menetapkan 5 hari

kerja dalam seminggu. Sehingga terdapat 8 jam kerja per hari. Jam kerja harian

ditetapkan mulai pukul 07.30 – 16.30 WIB namun karyawan wajib datang sebelum

pukul 07.15 WIB untuk melakukan absen dan persiapan. Jam kerja lembur perhari

maksimal adalah 3 jam, terhitung setelah pukul 16.30 WIB. Sisa jam yang lainnya

digunakan untuk mengejar target produksi atau menambah produksi pada hari

Sabtu yaitu 5 jam dengan pengupahan terhitung lembur. Jam istirahat dimulai dari

pukul 11.30 – 12.30 WIB.

d. Sistem Pengupahan Karyawan

Pada PT. PAN BROTHERS Tbk, khususnya pada PT. Eco Smart Garment

Indonesia, upah karyawan diterima melalui Bank Mandiri Syariah. Karyawan yang

belum memiliki rekening akan dibuatkan rekening pada upah bulanan pertama

kali. Upah minimum karyawan ditetapkan sesuai dengan UMK Daerah Boyolali

yaitu sebesar Rp 1.519.289,- yang ditetapkan sebagai gaji pokok karyawan PT.

Eco Smart Grament Indonesia.

Karyawan yang lembur mendapatkan upah tambahan dengan perhitungan upah

per jam lembur sebagai berikut:

9

Jika:

Gaji Pokok : Rp 1.519.289,- / bulan

1 Tahun = 52 minggu, maka 1 tahun = 2080 jam (52 minggu x 40 jam

kerja/ minggu)

1 Tahun = 12 bulan

Upah lembur per jam lembur yang diterima:

Hari biasa (Senin – Jumat)

Pukul 16.30 – 17.30 WIB = 1.519.289

2080/12 × 1,5 = 13173.03 / 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Pukul 18.00 – 19.00 WIB = 1.519.289

2080/12 × 2 = 17564.04 / 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Pukul 19.00 – 20.00 WIB = 1.519.289

2080/12 × 2 = 17564.04 / 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Hari Sabtu/ Hari Libur

6 Jam Kerja = 1.519.289

2080/12 × 2 = 17564.04 / 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Perhitungan upah diatas diperuntukkan bagi karyawan selain staff. Pemberian

upah pada seluruh karyawan PT. ESGI yaitu pada setiap tanggal 5, apabila pada

tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur maka dimajukan pada tanggal 4.

e. Hak yang Diterima Karyawan

Untuk mencapai tingkat kesejahteraan karyawan yang tinggi, PT. Eco Smart

Garment Indonesia (PT. ESGI) memberikan fasilitas-fasilitas kepada para

karyawannya, sebagai berikut:

i. Tunjangan Kehadiran

Tunjangan kehadiran diberikan pada karyawan PT. ESGI yang dalam 1 bulan

penuh tidak pernah absen kecuali cuti. Besar tunjangan kehadiran ini adalah Rp

100.000,- / bulan.

ii. THR (Tunjangan Hari Raya)

Tunjangan Hari Raya diberikan kepada karyawan PT. ESGI dengan syarat

minimal sudah selama 1 bulan. Tunjangan Hari Raya yang diberikan sesuai

dengan lamanya karyawan tersebut bekerja di PT. ESGI.

iii. Layanan BPJS

Layanan BPJS yang diterima oleh karyawan memiliki 2 jenis, yaitu BPJS

Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

10

BPJS Ketenagakerjaan : Layanan BPJS ini akan menanggung segala

jenis kecelakaan apabila dialami oleh pekerja saat berangkat bekerja,

pulang bekerja bahkan saat bekerja yang besarnya 0.24% dari gaji/ bulan

(akumulasi), memberikan santunan kematian yang besarnya 0.3 % dari

gaji/ bulan (akumulasi), pensiun karyawan yang besarnya 3% (1% dari

dipotong dari gaji/ bulan + 2% dari perusahaan) dan jaminan hari tua yang

berupa tabungan yang besarnya 5.7% (2% dipotong dari gaji/ bulan

karyawan)

BPJS Kesehatan : Layanan BPJS ini akan diterima karyawan

apabila karyawan membutuhkan pelayanan kesehatan seperti sakit,

bersalin, layanan KB, dan lain sebagainya. Besarnya 5% dari gaji/ bulan

karyawan (1% dipotong dari gaji karyawan + 4% dari perusahaan)

iv. Cuti

Cuti adalah ketika karyawan absen pekerjaan, namun tetap dibayar. Cuti yang

ada di PT. ESGI adalah sebagai berikut:

Cuti Tahunan : Dalam bekerja selama 12 bulan, pekerja memperoleh cuti

tahunan sebanyak 12 hari/ tahun.

Cuti Hamil : Cuti hamil diberikan pada karyawan selama 3 bulan, yaitu

1,5 bulan sebelum HPL (Hari Perkiraan Lahir) dan 1,5 bulan setelah HPL.

v. Gerimis (Gerakan Minum Susu)

Kegiatan Gerimis dilaksanakan setiap 3 minggu sekali pada jam istirahat. Seluruh

karyawan berhak mengikuti Gerimis dengan menukarkan kupon pengambilan

susu yang telah diberikan pada saat jam kerja sebelum istirahat. Gerakan minum

susu ini merupakan kegiatan yang baru di tahun 2017, yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan karyawan.

vi. Dispensasi

Dispensasi diberikan pada karyawan yang ijin karena suatu alasan yang khusus

misalnya menikah, urusan keluarga seperti ada keluarga yang sakit atau

meninggal, besarnya ijin yang diberikan tergantung dari keperluan karyawan dan

kebijakan dari perusahaan. Ketika karyawan mengajukan dispensasi dan disetujui

oleh pihak perusahaan maka karyawan tersebut akan tetap dibayar selama ijin.

11

2.3.4. Pemasaran

PT. Eco Smart Garment Indonesia berfokus pada 1 brand yaitu brand dari

Jepang; “UNIQLO” dapat dilihat pada Gambar 2.1, namun untuk pemasaran brand

tersebut tidak hanya Jepang, namun berbagai negara seperti yang tertera pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kode Negara Konsumen PT. Eco Smart Garment Indonesia

Negara Kode Negara

Japan JP

United Kingdom UK

China CH

USA US

Korea KR

Hongkong HK

France FR

Australia AU

Indonesia IN

Thailand TH

Taiwan TW

Rusia RU

Singapore SG

Gambar 2.1 Logo UNIQLO

12

2.3.5. Fasilitas

Berikut adalah daftar fasilitas yang disediakan PT. ESGI (Klego):

a. Kotak P3K

Kotak P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan) berisi 21 obat luar yang

digunakan apabila karyawan mengalami kecelakaan ringan saat bekerja. Kotak

P3K ini disediakan di setiap departemen dan setiap line produksi (sewing), setiap

harinya selalu diperbarui dan dicek jumlah obat-obatan didalamnya.

b. APD (Alat Pelindung Diri)

Alat pelindung diri yang disediakan perusahaan untuk karyawannya seperti

sarung tangan besi, sepatu safety untuk mekanik, body harness, kacamata

mekanik.

c. Toilet

Toilet yang disediakan adalah toilet laki-laki dan perempuan, yang digunakan

apabila karyawan ingin melakukan aktivitas buang air atau aktivitas pribadi

lainnya.

d. Mushola

Mushola diperuntukkan bagi karyawan yang beragama muslim, yang hendak

melakukan shollat dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Mushola PT. Eco Smart Garment Indonesia

e. Tempat Parkir

Ada 2 tempat parkir yang disediakan oleh PT. Eco Smart Garment yaitu tempat

parkir sepeda motor untuk para operator pabrik seperti pada Gambar 2.3 dan

tempat parkir untuk staff dan mobil perusahaan.

13

Gambar 2.3 Tempat Parkir Operator Pabrik di PT. Eco Smart Garment

Indonesia

f. Kantin

Kapasistas kantin (Gambar 2.4) yang cukup besar mampu untuk menampung

hampir seluruh karyawan yang hendak makan atau minum ketika jam istirahat

tiba. Kantin di PT. Eco Smart Garment Indonesia ini juga digunakan sebagai

lokasi pembagian susu kepada karyawan saat Hari “Gerimis”.

Gambar 2.4 Kantin PT. Eco Smart Garment Indonesia

g. Loker

Loker (lihat Gambar 2.5) digunakan oleh para pekerja yang mengenakan seragam

untuk menaruh barang-barang pribadinya seperti tas, mukena, dan lain

sebagainya.

14

Gambar 2.5 Loker Pekerja PT. Eco Smart Garment Indonesia

h. Ruang pejalan kaki

Ruang pejalan kaki (Gambar 2.6) yang dimaksud adalah tempat bagi para

karyawan yang akan memasuki lokasi pabrik agar tidak mengganggu jalan bagi

truk/ container yang lewat ataupun kendaraan pribadi para staff.

Gambar 2.6 Ruang Pejalan Kaki PT. Eco Smart Garment Indonesia

i. Pintu darurat

Pintu darurat dan rute evakuasi digunakan apabila pabrik mengalami hal-hal yang

tak terduga, seperti kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya. Dengan

adanya pintu darurat dan rute evakuasi diharapkan tidak ada korban jiwa saat

bahaya terjadi.

j. APAR dan Hydrant

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan Hydrant (Gambar 2.7) digunakan untuk

memadamkan api ketika terjadi kebakaran.

15

Gambar 2.7 Hydrant dan APAR

k. Ruang Office

Ruang Office digunakan para staff untuk melakukan kegiatan non-produksi. Di

dalam ruang produksi terdapat fasilitas berupa komputer, mesin photocopy,

printer, meja kursi, rak dan keperluan ATK (Alat Tulis Kantor)

l. Ruang Meeting

Ruangan ini digunakan oleh para karyawan yang hendak melakukan rapat.

Ruangan ini dilengkapi dengan AC, LCD Proyektor, Meja bundar dan kursi yang

mengelilinginya.

m. Pantry (Dapur)

Lokasi pantry berada pada lantai 1 di gedung Office PT. ESGI dengan fasilitas

ruang makan dan dapur. Ruang makan digunakan para manajer untuk makan

siang pada jam istirahat.

16

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen

Proses bisnis pada PT. Eco Smart Garment Indonesia dimulai dari adanya order dari

buyer yang masuk ke bagian PPIC, order dari buyer ini berupa sebuah dokumen

yang berisikan kuantitas barang yang diminta, destination, tanggal keluar barang

dan lain – lain, untuk produk baru berisi sampel juga. Setelah buyer selesai

melakukan order dan transaksi dengan pihak Merchandiser Display, pihak PPIC

akan mengadakan rekap order dengan rapat yang membahas tentang tanggal

keluar produk, material yang dibutuhkan serta SOP yang harus ada. Setelah selesai

melakukan rekap untuk produk baru akan dilakukan testing kemudian mengirimkan

ke buyer untuk meminta approval, apabila buyer memberi approval maka diadakan

rapat kembali untuk pelatihan pekerja dalam membuat produk tersebut. Selanjutnya

pihak PPIC Preparation akan mempersiapkan material, yang dibahas melalui

meeting, material yang dibutuhkan ini harus diimport atau mengambil dari produk

lokal, membahas fabric dan accessories-nya. Pihak PPIC Preparation harus

memastikan bahwa seluruh material produksi telah siap untuk masuk ke proses

produksi maksimal 32 hari sebelum proses produksi dimulai. Setelah material

datang, maka pihak PPIC Preparation memastikan QC dari material tersebut,

apakah ada kecacatan atau tidak, apabila ada pihak PPIC harus menghubungi pihak

buyer untuk kembali meminta approval. Selanjutnya, selama proses produksi

dilaksanakan PPIC Preparation dan PPIC Shipping akan bekerja sama agar produk

yang dihasilkan bisa tepat waktu, tepat jumlah, tepat style dan tepat destinasi.

Apabila kegiatan produksi mengalami kemunduran jadwal keluar produk, maka pihak

PPIC akan menghubungi buyer tentang keterlambatan produk, apabila ada

keterlambatan produk yang masih berada dalam toleransi maka buyer akan

menanggung keterlambatan tersebut, apabila melebihi toleransi maka pihak

perusahaan yang harus menanggung biaya pengiriman tersebut. Pengiriman produk

menggunakan 2 alternatif transportasi, yaitu kapal dan pesawat.

17

3.2. Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan

3.2.1. Bahan Baku

PT. Eco Smart Garment Indonesia menggunakan beberapa bahan baku untuk

menunjang proses produksi perusahaan tersebut. Sebagian bahan baku ada yang

dibeli dari supplier pihak ketiga dan ada pula dari pihak PAN BROTHERS. Berikut

adalah daftar bahan baku yang digunakan di PT. Eco Smart Garment Indonesia:

a. Fabric

i. Shell

Shell merupakan kain utama yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan

produk di PT ESGI.

ii. Lining

Lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama.

iii. Interlining

Kain Interlining atau kain keras adalah kain yang digunakan untuk pengeras

atau melapisi pada bagian-bagian tertentu sehingga membantu membuntuk

siluet pakaian. Interlining sering digunakan pada bagian-bagian pakaian seperti

lingkar leher, kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian

pundak pada jas, pinggang dan lain-lain.

iv. Pocket

Pocket merupakan kain yang digunakan untuk membuat bagian saku.

v. Padding

Padding merupakan bahan yang digunakan dalam pembuatan jaket.

b. Accessories

i. Kancing

Kancing adalah alat kecil berbentuk pipih, dan bundar yang dipasangkan

dengan lubang kancing untuk menyatukan dua helai kain yang bertumpukan,

atau sebagai ornamen.

ii. Zipper

Zipper lazim disebut dengan ritsluiting, digunakan untuk membuat bukaan

pada pakaian agar pakaian tersebut mudah dipasang atau dibuka. Zipper

ini bermacam-macam model dan ukurannya tergantung kegunaannya.

18

iii. Elastic

iv. Stopper atau Waistband

Stopper atau Waistband merupakan accessories sejenis tali yang digunakan

untuk membentuk sabuk pada celana panjang maupun pendek.

v. Price tag

Price tag berisikan merk, harga produk, negara pembuat produk, cara

penggunaan produk dan lain-lain.

3.2.2. Produk yang Dihasilkan

Seperti yang sudah disampaikan pada Bab 1 dan Bab 2, PT. Eco Smart Garment

Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi barang garment dengan merk

dagang UNIQLO. Berikut adalah produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Eco Smart

Garment Indonesia:

a. Jogger Pants (UNIQLO)

Gambar 3.1 MEN Jogger Pants (Cream)

19

b. Jacket (UNIQLO)

Gambar 3.2 Jacket MA-1 Blouson (Brown)

c. Winter Skirt (UNIQLO)

Gambar 3.3. Winter Skirts (Navy)

20

d. Short (UNIQLO)

Gambar 3.4 UNIQLO Relaxed Utility Shorts (Yellow)

3.3. Proses Produksi

Proses produksi pada PT. ESGI diawali dari datangnya order dari buyer yaitu

UNIQLO, kemudian order dari buyer ini akan diterima oleh PPIC Pusat sebelum

akhirnya diolah kembali di PPIC Factory PT. ESGI. Output dari PPIC Factory PT.

ESGI berupa order status yang berisi tentang tanggal diperoleh nya order, material

yang harus tersedia, model pakaian dan tanggal harus keluar factory. Order status

ini selanjutnya diberikan keseluruh departemen produksi yaitu Warehouse, Cutting,

Sewing, Packing dan QC. Setelah itu, pihak Cutting akan merespon order status

tersebut dengan mengorder material yang ada di Warehouse. Material yang akan

digunakan terlebih dulu di inspeksi oleh pihak Warehouse, apabila material tersebut

sudah sesuai standar maka material tersebut langsung di kirimkan ke departemen

Cutting, namun apabila terdapat defect pada material tersebut maka pihak

Warehouse akan menginfokan ke departemen PPIC Factory kemudian meminta

approval dari buyer apa bila material tersebut di setujui oleh buyer maka proses

produksi berlanjut ke Cutting, namun jika buyer tidak memberikan approval maka

pihak PPIC akan melakukan pergantian/ replacement ke pihak supplier. Setelah

material diterima oleh departemen Cutting maka pihak Cutting akan melakukan

pemotongan kain sesuai dengan pola potongan yang telah diolah menggunakan

21

software Intellocut, setelah pemotongan kain selesai, selanjutnya dilakukan proses

QC lalu potongan kain yang lolos di berikan ke Distribution Center yang bertugas

untuk menyebarkan potongan kain ke departemen Sewing.

Selanjutnya, departemen Sewing akan menjahit potongan – potongan panel tersebut

kemudian melakukan QC, ada 2 QC yang dilakukan pada departemen Sewing yaitu

QC in Line dan QC End Line. QC In Line dilakukan selama proses menjahit

berlangsung sedangkan QC End Line dilakukan saat akhir line produksi saat panel

telah menjadi garment. Setelah melalui QC, garment yang lolos di letakkan di Dry

Room, untuk di lakukan proses drying selama 2 jam. Setelah itu garment di packing

dengan diberi tambahan berupa waist tag dan price tag, dan dilakukan QC Strong,

sebelum dimasukkan ke dalam kardus garment yang sudah dibungkus dengan

polybag dimasukkan Metal Detector untuk garment yang lolos dimasukkan ke

kardus, lalu disimpan di gudang finished good lalu dikirimkan ke buyer. Untuk

garment yang tidak lolos dimasukkan kedalam area kontaminasi.

Berikut merupakan gambaran flowchart proses produksi di PT. Eco Smart Garment

Indonesia (PT. ESGI) Klego dapat dilihat pada Gambar 3.5 (a), (b) dan (c).

22

Start

Order Dari Buyer

PPIC Pusat

PPIC Factory

Menerima Order Status

(Dept. Produksi)

Order Status

Request Material

(Dept. Cutting)

A

Gambar 3.5 Proses Produksi Keseluruhan (a)

23

Mengirim material ke Cutting

(Warehouse)

Inspeksi Material

(Warehouse)

Defect YES

NO

Melapor ke PPIC

(Warehouse)

Meminta Replacement

(PPIC)

Menunggu Approval

Buyer (Warehouse)

Approve NO

A

YES

B

Gambar 3.5 Proses Produksi Keseluruhan (b)

24

Cutting Material

(Dept. Cutting)

B

QC Panel (Dept. QC)

Mengirim Panel ke DC

(Cutting)

Distribusi Panel (Distribution

Center)

Sewing Unit dan Assembly

(Dept. Sewing)

QC (Dept. QC)

Drying (Dry Room)

Packing

Finished Good dikirim ke Gudang

End

Gambar 3.5 Proses Produksi Keseluruhan (c)

25

3.3.1 Proses Produksi Warehouse

a. Proses Produksi Warehouse Fabric

Proses produksi yang ada di warehouse fabric diawali dengan adanya barang/ kain/

fabric yang masuk dari supplier, kemudian barang yang masuk dari supplier dicek

sesuai dengan jumlah pesanan dan kriteria pesanan. Fabric yang datang beraneka

ragam sesuai dengan kebutuhan produksi, maka dari itu dilakukan grouping

berdasarkan warna. Apabila Warehouse menerima order dari departemen cutting

maka fabric dipindahkan ke “Rak Before Inspect” kemudian dilakukan inspeksi,

apabila ditemukan inspeksi maka dari pihak Warehouse akan menghubungi PPIC,

dari PPIC akan meminta approval ke buyer, apabila buyer menolak maka pihak

PPIC akan menghubungi supplier untuk meminta replacement, namun bila buyer

memberikan approval maka data fabric di-upload ke software “Intellocut” selanjutnya

fabric dikirim ke departemen cutting. Flowchart proses produksi pada departemen

Warehouse Fabric dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Start

Barang masuk dari supplier

Check barang masuk

Grouping berdasarkan

warna

Order dari Dept. Cutting

Memindah fabric ke rak

before inspect

Melakukan inspect

YES

Defect

Fabric dikirim ke Dept. Cutting

End

Upload data ke

intellocut

NO

Meminta approval ke

buyer

Approve

YES

Melaporkan ke

bagian PPIC

NO

YES

NO

Replacement dari supplier

Gambar 3.6 Proses Produksi Warehouse Fabric

26

b. Proses Produksi Warehouse Accessories

Pertama-tama barang yang datang dari supplier dicek kemudian barang disusun ke

rak penyimpanan, apabila ada request dari departemen cutting maka pihak

warehouse akan mengambil barang sesuai dengan order kemudian accessories

yang terbuat dari bahan yang mengandung metal atau logam akan dicek dengan

Metal Detector. Kemudian dilakukan QC, apabila lolos maka accessories akan

dikirim ke departemen cutting. Apabila barang tersebut tidak lolos QC maka dari

pihak Warehouse akan menghubungi PPIC, dari PPIC akan meminta approval ke

buyer, apabila buyer menolak maka pihak PPIC akan menghubungi supplier untuk

meminta replacement. Apabila approval diterima buyer maka proses selanjutnya

berjalan seperti saat accessories lolos QC. Flowchart proses produksi pada

departemen Warehouse Accessories dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Start

Barang dari supplier datang

Check

Menyusun barang ke rak penyimpanan

Request acc dari bagian cutting

Mengambil barang sesuai

order

YES

Metal detector u/ barang yang mengandung

metal

QC

Kirim ke Dept. Cutting

YES

End

NO

Melaporkan ke

bagian PPIC

NOReplacement dari supplier

Gambar 3.7 Proses Produksi Warehouse Accessories

27

3.3.2 Proses Produksi Departemen Cutting

Diawali dari pihak Merchandizer yang melakukan order dan diberikan ke PPIC

sehingga menghasilkan rekap order yang kemudian data dari rekap order tersebut

di-upload ke software “Intellocut”, kemudian pihak cutting akan melakukan proses

data sehingga menghasilkan dokumen “Lay Ship”, dokumen ini akan menghasilkan

marker yaitu pola potongan pada kain. Kemudian departemen cutting akan

melakukan order material ke warehouse, material yang masuk dan diterima

selanjutnya akan melalui proses spreading yaitu gelar material. Setelah proses

spreading selesai, material dipotong sesuai pola, pola pola yang terpotong akan

diberi nomor sesuai pada dokumen “Lay Ship”, panel yang dihasilkan akan diberi ID

kemudian dilakukan cutting, panel yang lolos QC akan dikirimkan ke distribution

center sebelum di distribusikan ke departemen Sewing. Panel yang tidak lolos akan

dilaporkan ke PPIC untuk dimintakan approval ke buyer. Flowchart proses produksi

pada departemen Cutting dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Start

Merchandaiser

Recap order

dari PPIC

Upload data recap order ke

intellocut

Proses data

Lay ship

Marker

Order material ke warehouse

Material masuk

Spreading

Memotong sesuai pola

Numbering (berdasarkan

lay ship)

Setiap palet diberi ID

QC

Distribution center

End

YES

Melaporkan ke bagian

PPICNO

Gambar 3.8 Proses Produksi Departemen Cutting

28

3.3.3 Proses Produksi Departemen Sewing

Proses produksi di departemen Sewing diawali dengan diterimanya panel dari

Distribution Center, setelah panel tersebut diterima selanjutnya dilakukan markering

oleh helper. Setelah selesai di-marker, panel tersebut akan dijahit satuan yang

disebut sewing unit, selagi dilakukan sewing unit dilakukan juga QC yang disebut

QC in line, kemudian proses steam untuk membuat lipatan-lipatan pada produk

sewing unit tersebut. Setelah proses steam selesai maka dilakukan sewing

assembly untuk menyatukan unit-unti potongan yang diproses di sewing unit tadi.

Setelah sewing assembly, dilakukan QC End Line, lalu PAN QC dan FQA, FQA

merupakan team QC yang ditunjuk dari pihak buyer. Flowchart proses produksi pada

departemen Sewing dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Start

Menerima panel dari distribution center

Helper gambar (markering)

Sewing unit (QC in line)

Steam

Sewing Assembly (QC in line)

QC End line

Pan QC

FQA

End

Gambar 3.9 Proses Produksi Departemen Sewing

29

3.3.4 Proses Produksi Departemen Packing

Proses produksi departemen Packing (Gambar 3.10), diawali dari diterimanya

garment dari PAN QC, garment yang telah diterima selanjutnya disimpan ke dry

room untuk dijaga kelembapannya agar tidak menimbulkan jamur saat proses

pengiriman. Setelah dari Dry Room, garment diberikan waist tag oleh bagian helper,

kemudian waist tag dijahit, kemudian garment dipisahkan berdasarkan lot.

Selanjutnya pencabutan raffia yang merupakan kode negara, lalu dilakukan

pengecekan label. Setelah pengecekan label selesai, proses selanjutnya adalah

pemasangan hangtag, kemudian dilakukan QC Strong. Garment yang telah lolos

dimasukkan ke dalam polybag kemudian dilakukan Metal detector Process, garment

yang tidak lolos MD proses akan dimasukkan ke box karantina untuk diproses

menggunakan hand held apabila dengan alat tersebut garment masih tidak lolos,

maka garment dianggap reject. Garment yang lolos akan di scan kemudian di pack

atau dimasukkan ke dalam kardus. Selanjutnya disimpan kedalam gudang finished

good untuk menunggu proses pengiriman.

Start

Garmen dari PAN QC

Garment disimpan dalam

dry room

Helper waist tag

Menjahit waist tag

Garment dipisah

berdasarkan lot

Mencabut rafia

Pengecekan label

Pemasangan hangtag

QC Strong

Memasukkan garment kedalam polybag

MD process

Finished goods

End

Box karantina

YES

NOArea hand

held

Masih terdapat

logamNO

Reject

Scan & pack

YES

Gambar 3.10 Proses Produksi Departemen Packing

30

3.4. Fasilitas Produksi

Untuk menunjang proses produksi pada PT. Eco Smart Garment Indonesia, memiliki

3 gedung factory yang diberi nama Klego 1, Klego 2 dan Klego 3. Diantara ketiga

gedung tersebut terdapat sebuah warehouse material yang berisikan seluruh fabric

dan accessoris yang akan digunakan selama produksi berlangsung. Warehouse

finished good ada di gedung 2 dan gedung 1, gedung 3 adalah gedung factory untuk

proses cutting. Selain gedung factory beberapa fasilitas produksi lain digunakan

selama dilakukannya proses produksi.

3.4.1. Sistem ERP dengan software Intellocut

Software Intellocut merupakan software yang khusus digunakan oleh pabrik-pabrik

garment untuk membantu dalam bidang pemotongan kain. Software ini akan

memberikan pola potongan-potongan yang paling efisien pada lembaran kain

sehingga kain perca yang dihasilkan sedikit mungkin.

3.4.2. Warehouse Material dan Finished Good

a. Forklift dan Handlift

Forklift yang kami temui berada di warehouse material, Forklift ini digunakan oleh

para operator untuk memindahkan fabric yang tiba dari supplier ke rak. Rak yang

ada pada warehouse tingginya bisa mencapai 5 meter, sehingga untuk

menjangkaunya digunakan forklift ini. Handlift digunakan untuk mengangkat

material/ fabric/ garment dan memindahkannya ke tempat lain. Perbedaan handlift

dengan forklift yaitu jika pada handlift tidak mampu mengangkat barang ke tempat

yang tinggi dan masih manual atau menggunakan tenaga manusia sedangkan

forklift merupakan alat yang semi-automated.

b. Rak

Rak yang digunakan pada warehouse material/ finished good merupakan rak dari

kerangka besi yang tingginya mencapai 5 meter dan diberi celah setinggi 1.5 meter

untuk menempatkan material/ finished good.

31

c. Pallet

Pallet digunakan untuk meletakkan WIP atau material agar tidak bersentuhan

langsung dengan lantai pabrik sehingga material terjaga kebersihannya dan tidak

terkontaminasi baik dari warna maupun kualitasnya.

d. Metal Detector

Mesin Metal Detector digunakan untuk mengecek apakah pada garment, fabric,

accessories terdapat kandungan logam yang melebihi toleransi dan dapat

membahayakan konsumen.

e. Mesin Pemotong Waist Band (Set Stopper)

Waist Band merupakan accessories sejenis tali yang digunakan untuk membentuk

sabuk pada celana panjang maupun pendek. Mesin pemotong Waist Band ini

berfungsi untuk membagi waist band tersebut dari yang berupa gulungan hingga

menjadi potongan-potongan yang disesuaikan untuk kebutuhan produksi celana

tersebut.

f. Mesin Gulung Benang

Mesin Gulung Benang digunakan untuk mengisi gulungan benang yang sudah

kosong, pipa benang yang kosong dari departemen sewing akan dikembalikan ke

departemen warehouse untuk diisikan benang.

g. Mesin Relax Kain Elastis

Untuk kain yang bertekstur elastis atau mudah “melar” maka kain tersebut harus di

relax, maksud dari proses relax kain ini adalah gelar kain yang berasal dari gulungan

kain dan mendiamkan gelaran kain tersebut selama ±2 x 24 jam. Fungsi dari relax

kain ini untuk membuat kain elastis tersebut agar tidak mengerut pada saat proses-

proses produksi selanjutnya

h. Mesin QC Kain

Dalam melakukan QC Kain, operator dibantu sebuah mesin untuk mempercepat

proses pengecekan kain. Mesin ini akan membantu operator dalam membuka

gulungan dan menarik kain perlahan-lahan menjadi gulungan lagi setelah operator

selesai mengecek kain. Mesin ini dilengkapi dengan lampu LED yang cukup terang

untuk membantu penglihatan operator dalam mengecek kain.

32

3.4.3. Cutting Department

a. Rak

Berbeda dengan Rak yang berada di departemen warehouse, rak pada departemen

cutting berfungsi untuk menyimpan panel atau potongan-potongan kain. Rak ini

memiliki tinggi ±2 meter dengan sekat untuk memisahkan jenis-jenis potongan kain,

warna dan jenis bahan.

b. Mesin Gelar Kain

Mesin gelar kain ini berfungsi hampir sama dengan mesin relax kain pada

departemen warehouse, namun yang membedakan adalah mesin gelar kain ini akan

membuka gulungan kain dan menyusun kain gelaran kain secara bertumpuk-tumpuk

sebelum kain tersebut dipotong oleh mesin pemotong kain.

c. Mesin Pemotong Kain

Mesin pemotong kain yang digunakan pada PT. Eco Smart Garment Indonesia ini

masih menggunakan tenaga manusia untuk mengoperasikannya, mata pisau yang

sangat tajam mengharuskan operator menggunakan APD berupa sarung tangan

besi untuk melindungi tangan dari gesekan pisau agar tidak melukai tangan.

d. Sarung Tangan Besi

Sarung tangan besi digunakan untuk melindungi tangan dari gesekan pisau agar

tidak melukai tangan operator saat menggunakan mesin pemotong kain.

e. Mesin Pembuat Pattern CNC

Mesin ini merupakan mesin CNC yang semi-automated mesin ini berfungsi membuat

pola sesuai dengan cetakan acrylic yang ada, mesin ini digunakan untuk mencetak

pola pada produksi Winter Skirt.

f. Mesin Bobok Kantong

Mesin bobok kantong merupakan mesin yang digunakan untuk membuat kantong

dalam pada celana pendek atau panjang yang akan diproduksi.

g. Mesin Fusing

Mesin ini digunakan untuk membuat panel berongga yang biasanya diletakkan pada

pinggang untuk diisi karet atau waist band.

h. Sticker Tools

Alat ini digunakan untuk memberikan sticker yang berisikan nomor panel sesuai

dengan Kartu Produksi yang diterima operator dan nomor urutan pemotongan panel.

33

i. Marker

Alat ini digunakan untuk memberi tanda bagian-bagian mana yang harus dipotong,

alat ini berupa gambar pola.

3.4.4. Sewing Department

a. Mesin Jahit

Pada departemen sewing terdapat ±40 mesin jahit pada setiap line produksi. Setiap

1 mesin jahit di handle oleh 1 operator jahit.

b. Mesin Obras

Pada departemen sewing terdapat ±10 mesin obras pada setiap line produksi.

Setiap 1 mesin obras di handle oleh 1 operator obras.

c. Steam

Mesin Steam merupakan setrika uap yang digunakan untuk membentuk lipatan-

lipatan pada garment atau panel menjadi lebih tegas dan permukaan lebih halus.

d. Cekris

e. Gunting

3.4.5. Packing

a. Dry Room

Dry Room merupakan sebuah ruangan yang terjaga kelembabannya dan berada

pada suhu ruangan 25o C yang diatur dengan menggunakan Air Conditioner (AC).

Dry Room digunakan untuk mengeringkan garment atau menjaga kelembaban

garment sehingga terhindar dari jamur dan penyusutan.

b. Metal Detector

Mesin Metal Detector digunakan untuk mengecek apakah garment tersebut

mengandung kadar logam yang melebihi toleransi dan dapat membahayakan

konsumen.

c. Hand Held

Hand hald merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi logam apabila

terdapat garment yang terdeteksi memiliki kadar logam pada mMetal Detector.

Mesin ini dioperasikan secara manual.

34

d. Mesin Jahit

Pada departemen packing mesin jahit digunakan untuk menjahit price tag dan waist

tag sesuai dengan ukuran dan destinasi dari masing-masing produk.

e. Rak

Rak pada departemen packing berfungsi untuk menyimpan garment yang termasuk

WIP. Rak ini memiliki tinggi ±2 meter dengan sekat untuk memisahkan antar

garment.

35

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan

Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Eco Smart Garment Indonesia (anak

perusahaan dari PT. PAN BROTHERS Tbk) penulis ditempatkan di Departemen

Training and System Management (TSM) dibawah pengawasan Bapak Heri Yanto.

Departemen TSM ini bertugas untuk mengawasi kegiatan produksi agar berjalan

sesuai dengan sebagai mana mestinya, membuat SOP, menunjang motivasi

karyawan dan audit lantai produksi. Selama pelaksanaan kerja praktek penulis

dibantu oleh beberapa pihak yaitu:

i. Bapak Heri Yanto selaku staff di Departemen Training and System Management

(TSM), yang memberikan tugas dan mereview tugas yang diberikan setiap

minggu.

ii. Sdri. Lusi dan Sdri. Dewi selaku operator di Departemen Training and System

Management (TSM), yang telah membantu penulis untuk mengaudit keseluruhan

pabrik.

iii. Seluruh Manajer Produksi, Assistant Manajer Produksi dan Chief produksi PT.

Eco Smart Garment Indonesia yang telah membantu penulis selama berada di

lantai produksi.

iv. Ibu Irene Galuh selaku Chief bagian Personalia yang telah membantu penulis

secara administratif selama pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Eco Smart

Garment Indonesia.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan

4.2.1. Tanggung Jawab Penulis dalam Pekerjaan

Selama melakukan Kerja Praktek di PT. Eco Smart Garment Indonesia, penulis

ditempatkan di Departemen Training and System Management (TSM), penulis

diberikan tugas dan arahan oleh Bapak Heri Yanto. Tugas yang diberikan bapak

Heri Yanto kepada penulis merupakan tugas khusus, yaitu:

a. Identifikasi proses produksi pada setiap departemen pada lantai produksi.

b. Identifikasi Waste pada lantai produksi.

36

c. Memberikan solusi perbaikan pada waste yang ditemukan pada lantai produksi.

d. Review tugas yang diberikan setiap minggu di hari Kamis atau Jumat.

4.2.2. Wewenang Penulis dalam Pekerjaan

Dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Heri Yanto, penulis

diberikan beberapa wewenang, yaitu:

a. Penulis diperbolehkan untuk mengamati secara langsung proses produksi yang

ada pada setiap departemen.

b. Penulis diperbolehkan untuk berkomunikasi atau bertanya kepada pembimbing,

operator, chief, supervisor apabila ada hal yang tidak dipahami dari proses yang

terjadi.

c. Penulis diperbolehkan untuk mengambil data yang diperlukan dalam rangka

pemenuhan tugas.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Berikut merupakan langkah-langkah yang digunakan oleh penulis untuk pemenuhan

tugas, selama pelaksanaan kerja praktek di PT. Eco Smart Garment Indonesia:

Gambar 4.1 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Mulai

Mempelajari alur proses produksi yang ada di setiap departemen

Identifikasi waste

yang ditemukan

di setiap

departemen

produksi

Membuat

diagram fishbone

untuk mencari

penyebab waste

Membuat solusi

dilihat dari

penyebab waste

tersebut

Mereview hasil

pekerjaan setiap

minggu dengan

pembimbing dan

rekan-rekan dari

departemen TSM

Selesai Membuat laporan

37

4.4. Hasil Pekerjaan

4.4.1. Identifikasi Waste dan Diagram Fishbone

Waste merupakan semua kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah namun justru

menambah biaya dalam suatu kegiatan produksi. Adanya waste membuat kegiatan

produksi menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya. PT. Eco Smart Garment

Indonesia mengklasifikasikan waste-nya menurut metode Lean Production yang

terkenal dengan singkatan DOWNTIME, yaitu:

Defect, produk atau layanan pada perusahaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi

sehingga membutuhkan rework

Over Production, menghasilkan produk yang melebihi permintaan atau produk

yang dihasilkan tidak tepat waktu sehingga pengiriman produk mundur. Waste ini

biasanya disebabkan karena perencanaan produksi yang kurang matang atau

kondisi perusahaan yang berubah.

Waiting, segala aktivitas menunggu yang diakibatkan karena adanya aktivitas

sebelumnya yang lebih lama dari aktivitas sesudahnya misalnya, menunggu mesin,

menunggu approval.

Non-Used Idea, metode atau pengetahuan yang diketahui tidak dapat digunakan

dalam kegiatan produksi

Transport, merupakan kegiatan pemindahan barang yang tidak diperlukan,

misalnya penempatan ulang.

Inventory, merupakan segala macam penumpukan material yang sudah tidak

digunakan dalam produksi, sehingga menambah biaya simpan.

Motion, pergerakan atau kegiatan yang tidak diperlukan misalnya mengobrol,

bercanda di lantai produksi.

Extra Processing, proses yang sebenarnya tidak diperlukan namun dilakukan dan

hanya menambah biaya produksi.

Berikut adalah waste yang ditemukan di lantai produksi dan penyebabnya:

i. Diakhir produksi ditemukan defect, produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan

standar yang ada. Waste defect ini ditemukan pada departemen Sewing. Defect

yang biasa dijumpai pada departemen Sewing ini berupa twist heming, chalk

mark, puckering inseam, dan lain-lain. Penyebab-penyebab yang memungkinkan

terjadinya defect tersebut dijabarkan pada Gambar 4.2 dengan menggunakan

38

alat bantu berupa fishbone diagram. Salah satu faktor penyebab defect tersebut

berasal dari man atau operator yang bekerja pada departemen sewing tersebut,

bisa jadi operator tersebut mengalami kelelahan sehingga konsentrasinya

berkurang atau operator tersebut merupakan operator baru yang berada pada

departemen terbeut sehingga skill yang dimiliki kurang atau operator tersebut

merasa terburu-buru dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga pekerjaannya

tersebut jadi kurang maksimal. Faktor kedua dilihat dari metode yang digunakan

yaitu proses jahit terlalu rumit atau proses menjahit salah atau kurang tepat.

Faktor lain dilihat dari mesinnya, mungkin mesin jahit yang digunakan

mengalami kerusakan atau kurang perawatan. Dari segi materialnya terdapat

defect yang tidak teridentifikasi saat inspeksi pada warehouse atau kualitas

material yang digunakan kurang baik.

Defect

MAN

MATERIAL

METHOD

Kurang

konsentrasi

Melakukan

pekerjaan dg

terburu-buru Skill kurang

Kualitas

Terdapat

defect yg tdk

teridentifikasi

saat inspeksi

Salah/ kurang

tepat

Terlalu

rumit

Terjadi

kerusakan saat

sedang

digunakan

MACHINE

Kurang

perawatan

Gambar 4.2 Waste: Defect

ii. Garment reject mati merupakan garment yang tidak dapat di-rework dan hanya

menambah biaya produksi hal ini terjadi pada departemen Sewing. Garment

reject mati juga merupakan salah satu jenis defect. Penyebab-penyebab yang

memungkinkan terjadinya garment yang reject mati tersebut dijabarkan pada

Gambar 4.3 dengan menggunakan alat bantu berupa fishbone diagram.

Penyebab terjadinya waste ini dipengaruhi oleh beberapa faktor; yaitu faktor man

atau operator yang kurang konsentrasi karena kelelahan atau lingkungan yang

kurang kondusif dan tidak nyaman, skill operator yang kurang dan terburu-buru.

39

Metode yang digunakan kurang tepat atau proses jahit terlalu rumit. Mesin yang

digunakan kurang perawatan sehingga terjadi kerusakan saat sedang

digunakan. Dari faktor material yang digunakan bisa jadi terdapat defect yang

tidak teridentifikasi saat inspeksi material atau kualitas material yang digunakan

kurang baik.

Defect

MAN

MATERIAL

METHOD

Kurang

konsentrasi

Melakukan

pekerjaan dg

terburu-buru Skill kurang

Kualitas

Terdapat

defect yg tdk

teridentifikasi

saat inspeksi

Salah/ kurang

tepat

Terlalu

rumit

Terjadi

kerusakan saat

sedang

digunakan

MACHINE

Kurang

perawatan

Gambar 4.3 Waste: Garment Reject Mati

iii. Tidak bisa memenuhi target pengiriman Finished Good ke buyer tepat waktu,

waste ini ditemukan pada departemen produksi dimana departemen tersebut

melibatkan seluruh departemen cutting, sewing, warehouse, PPIC, QC, dan

packing. Penyebab-penyebab yang memungkinkan terjadinya defect tersebut

dijabarkan pada Gambar 4.4 dengan menggunakan alat bantu berupa fishbone

diagram. Terlihat pada fishbone diagram terdapat 4 faktor yang mempengaruhi

terjadinya waste, yaitu man, method, machine, dan material. Yang

mempengaruhi faktor man adalah stress kerja yang terlalu tinggi atau justru

malah kurang, kekurangan pekerja, kurang konsentrasi dan skill kurang. Yang

mempengaruhi faktor method yaitu terjadi kesalahan misalnya dalam hal

peramalan produksi, metode menjahit yang terlalu rumit dan kecepatan produksi

yang berbeda-beda. Pada faktor mesin mungkin saja mesin tersebut mengalami

kerusakan saat sedang dioperasikan, kondisi mesin tidak dicek sebelum mulai

kegiatan produksi, benang atau jarum mudah patah. Dari sisi material yaitu

40

menunggu replacement dari supplier atau approval dari buyer, material kurang

atau out of stock dan terdapat banyak defect pada material tersebut.

Pengiriman

FG

terlambat

MAN

METHOD MATERIAL

MACHINE

Kekurangan

pekerjaStress kerja

kurang/

terlalu tinggi Skill

kurang

Kurang

konsentrasi

Kurang/

habisTerdapat

banyak

defect Menunggu

replacement

dr supplier

Tidak di cek

sebelum

mulai

digunakanTerjadi

kerusakan

saat sedang

digunakan Benang

patah

Terlalu

rumitKecepatan

produksi

tidak

seragamTerjadi

kesalahan

Gambar 4.4 Waste: Pengiriman Finished Good Terlambat

iv. Beberapa stasiun kerja pada departemen sewing ada yang menunggu karena

WIP di stasiun sebelumnya kosong. Penyebab-penyebab terjadinya waste ini

ditemukan menggunakan alat bantu berupa fishbone diagram pada Gambar 4.5.

Yang mempengaruhi faktor man atau pekerja adalah stress kerja yang terlalu

tinggi atau justru malah kurang, kekurangan pekerja, kurang konsentrasi dan skill

kurang. Terdapat banyak defect pada material yang digunakan. Pada proses

sebelumnya terdapat rework sehingga harus mengulang pekerjaan dan

membutuhkan waktu yang lebih lama atau metode menjahit yang terlalu rumit.

Mesin yang tersedia belum mencukupi atau mesin yang digunakan sedang

bermasalah.

41

Waiting

MAN

MATERIAL

METHOD

MACHINE

Kekurangan operator

Skill kurang

Terlalu rumit

Rework pada proses

sebelumnya

Mesin bermasalah Terdapat

defect

Lelah

Jumlah ketersediaan

mesin

Gambar 4.5 Waste: Waiting

v. WIP menumpuk di beberapa stasiun di departemen Sewing. Penyebab-

penyebab waste ini dapat dilihat pada Gambar 4.6. Dikelompokkan menjadi 2

faktor yang mempengaruhi yaitu dari faktor pekerja dan metode yang digunakan.

Dari faktor pekerja sendiri adalah bisa jadi operator tersebut mengalami

kelelahan sehingga konsentrasinya berkurang atau operator tersebut merupakan

operator baru yang berada pada departemen terbeut sehingga skill yang dimiliki

kurang atau operator tersebut merasa terburu-buru dalam mengerjakan

pekerjaannya sehingga pekerjaannya tersebut jadi kurang maksimal. Sedangkan

dari metode yang digunakan bisa jadi proses menjahit yang terlalu rumit,

kecepatan menjahit yang tidak seragam dan SOP menjahit yang tidak

diperhatikan atau tidak dijalankan dengan baik oleh operator.

42

Inventory(Sewing)

MAN

METHOD

Stress kerja terlalu tinggi/

kurangKemampuan setiap pekerja

berbeda

Skill kurang

Pekerja kurang

Proses menjahit yg

rumitKecepatan produksi tidak

stabil

SOP tidak diperhatikan

Gambar 4.6 Waste: Produk WIP (Work In Process) Menumpuk

vi. WIP panel menumpuk di distribution center pada departemen cutting. Penyebab-

penyebab waste ini dapat dilihat pada Gambar 4.7. Terdapat 4 faktor yang

mempengaruhi yaitu metode, lingkungan atau environment, pekerja atau man,

dan material yang digunakan. Yang mempengaruhi faktor man atau pekerja

adalah stress kerja yang terlalu tinggi atau justru malah kurang, kekurangan

pekerja, kurang konsentrasi dan skill kurang. Faktor metode yaitu disebabkan

kecepatan produksi yang tidak sama dan tidak ada order dari departemen

sewing. Dari segi material yaitu sedang menunggu proses QC. Dari segi

lingkungan yaitu rak penyimpanan yang sudah penuh.

43

WIP panel menumpuk di

distribution center

MAN

METHOD

Kemampuan setiap pekerja

berbeda

Lelah

Pekerja kurang

Belum ada order panel dr dept sewingKecepatan

produksi tidak stabil

MATERIAL

Menunggu proses QC

ENVIRONMENT

Rak penyimpanan

penuh

Gambar 4.7 Waste: Penumpukan Panel di DC (Distribution Center)

vii. Bubut benang jahitan saat jahitan miring/ tidak sesuai dengan SOP sehingga

menimbulkan rework pada departemen Sewing. Penyebab-penyebab waste ini

dapat dilihat pada Gambar 4.8. Faktor man atau operator yang kurang

konsentrasi karena kelelahan atau lingkungan yang kurang kondusif dan tidak

nyaman, skill operator yang kurang dan terburu-buru dan kurangnya stress kerja

atau stress kerja yang berlebih. Metode yang digunakan bisa jadi menimbulkan

proses menjahit yang terlalu rumit sehingga proses menjahit keliru atau salah.

Material yang digunakan terdapat defect atau jahitan benang yang tidak rapi

pada material sebelumnya. Mesin yang tersedia belum mencukupi atau mesin

yang digunakan sedang bermasalah atau benang yang terputus saat menjahit.

44

Extra process(Sewing)

MAN

METHOD

Kurang konsentrasi

Skill kurang

Stress kerja

Terburu-buru

Proses menjahit

rumit

MACHINE

Benang putus saat sedang

menjahit

Mesin bermasalah

Keliru/ salah

Kurang perawatan

MATERIAL

Terdapat defectJahitan

benang yg tdk rapi

Gambar 4.8 Waste: Rework (Bubut Benang Jahit)

4.4.2. Solusi yang Diberikan

Berdasarkan waste yang ditemukan kebanyakan waste berasal dari departemen

sewing, karena departemen sewing merupakan departemen yang paling banyak

melibatkan operator dan memiliki stress kerja paling tinggi diantara departemen

yang lain. Beberapa operator yang penulis temui mengalami kelelahan karena terus

bekerja tanpa henti dikondisi/ situasi kerja yang tidak nyaman. Faktor kelelahan juga

dilihat penulis dari kondisi peralatan operator yang tidak nyaman, yaitu kursi jahit.

Kursi jahit yang digunakan operator merupakan kursi yang berbahan kayu dengan

kaki-kaki kursi yang berasal dari besi. Operator merasa kelelahan karena dudukan

kursi tersebut cenderung keras sehingga menekan posisi duduk operator selain itu

kursi tersebut tidak fleksibel sehingga operator tidak bisa menggerakkan kursi

tersebut ke samping saat akan mengambil panel dari tempat produk WIP. Sehingga,

penulis membuat solusi yang berupa usulan untuk memperbaiki desain kursi

operator pada departemen sewing.

Alasan penulis membuat re-design kursi operator adalah penilaian postur tubuh

pekerja pada departemen sewing membutuhkan perbaikan, penilaian ini dilakukan

dengan menilai postur pekerja secara langsung dengan menggunakan penilaian

REBA (Rapid Entire Body Assesment). Berikut adalah tahap-tahapan penulis dalam

mere-design kursi operator sewing:

45

i. Penilaian Postur Tubuh Pekerja dengan REBA (Rapid Entire Body

Assesment)

REBA (Rapid Entire Body Assesment) merupakan suatu metode dalam Ergonomika

yang digunakan untuk mengukur postur tubuh seseorang secara keseluruhan.

Pengukuran REBA dimulai dari pengukuran postur leher, punggung, lengan

pergelangan tangan hingga kaki operator. Metode pengukuran REBA juga

dipengarungi oleh beban eksternal yang ditopang tubuh dan frekuensi pekerja dalam

melakukan aktifitas tersebut serta faktor coupling operator. Tujuan dilakukannya

pengukuran REBA untuk mengetahui posisi postur tubuh pekerja dan dapat

melakukan perubahan untuk membuat postur tubuh pekerja yang lebih baik

sehingga performansi kerja dapat meningkat.

Penulis melakukan pengukuran REBA (lihat Gambar 4.3) terhadap salah satu

operator yang berada pada departemen sewing. Pengukuran pertama yaitu

mengukur postur leher pekerja, berdasarkan pengukuran, nilai yang diperoleh

adalah +2 karena posisi leher pekerja berada pada kondisi kedua yaitu leher

menekuk dengan posisi lebih dari 20o. Selanjutnya posisi batang tubuh operator,

berada pada kondisi pertama yaitu 0o dan tubuh terkadang berputar ke samping

mengambil WIP sehingga ditambahkan +1, maka skor yang diperoleh untuk batang

tubuh berjumlah +2. Selanjutnya penilaian postur kaki, posisi kaki operator diberi

nilai +1 karena kaki operator lurus. Berdasarkan penilaian postur tubuh bagian atas

yaitu leher, batang tubuh, dan kaki maka score yang diperoleh pada tabel A adalah

+3, karena beban yang diangkat oleh operator kurang dari 11 lbs, sehingga skornya

+0, sehingga total skornya adalah 3 skor ini nantinya akan digunakan di table c.

penilaian berikutnya adalah penilaian bagian tangan. Posisi lengan bagian atas

berada pada posisi 20o – 45o sehingga skor yang diperoleh adalah +2. Lengan

bagian bawah memperoleh skor +1 karena berada pada kondisi 1 yaitu 0 – 20o .

posisi pergelangan tangan memperoleh skor +3, karena berada pada kondisi 2 dan

terkadang twisted atau tertekuk ke samping melewati garis tengah pergelangan

tangan. Sehingga skor yang diperoleh pada tabel B adalah +3, tidak ada beban

coupling maka skor untuk coupling adalah +0, sehingga total skor untuk postur

tangan adalah 3 skor inilah yang dimasukkan ke tabel c, kemudian nilai yang didapat

di tabel c adalah 3 ditambah dengan aktivitas yang berulang-ulang maka ditambah

46

+1. Sehingga total skor REBA yang diperoleh adalah 4, dengan kesimpulan resiko

yang medium dan perubahan segera.

Gambar 4.9 Penilaian REBA Operator Sewing

ii. Dimensi Anthropometri

Untuk mengerahui ukuran kursi yang dibutuhkan maka harus disesuaikan dengan

ukuran tubuh pekerja, dalam hal ini ukuran tubuh pekerja dilihat dari umur operator

terbanyak, karena untuk mengukur tubuh pekerja secara langsung penulis tidak

mendapat ijin karena bisa mengganggu kegiatan produksi di pabrik. Sehingga untuk

mengetahui ukuran tubuh pekerja maka penulis meminta data umur karyawan dari

HRD PT. Eco Smart Garment Indonesia, berdasarkan data umur operator (terlampir)

tersebut maka penulis mengambil umur 21 tahun sebagai patokan untuk mengambil

data anthropometri dari bank anthropometri. Untuk membuat redesain kursi maka

penulis menganalisis, ukuran anthropometri apa saja yang diperlukan. Dimensi

antrhopometri yang dibutuhkan dan kegunaan dimensi anthropometri dijabarkan

47

pada Tabel 4.1, sedangkan dimensi anthropometri yang diperoleh dari Bank

Anthropometri dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.1 Dimensi Anthropometri dan Fungsi

Dimensi Anthropometri

Keterangan Kegunaan

LBD Lebar bahu duduk Sebagai lebar sandaran kursi

LPD Lebar pinggul duduk

Sebagai panjang dudukan kursi

PKP Jarak pantat ke popliteal

Sebagai lebar dudukan kursi

TBD Tinggi bahu duduk Sebagai tinggi sandaran kursi

TPD Tinggi popliteal duduk

Sebagai tinggi kursi

Tabel 4.2 Data Anthropometri Umur

No TBD TPD PKP LBP LPD

1 51.5 39.5 41.0 39.0 37.5

2 58.0 40.0 47.0 42.0 37.0

3 63.5 42.0 44.0 45.0 32.0

4 63.0 43.5 46.8 41.9 30.7

5 57.0 36.0 41.0 37.0 35.0

6 60.0 42.0 48.0 46.0 40.0

7 57.0 39.0 43.0 38.0 33.0

8 60.0 40.0 45.0 40.0 32.0

9 58.0 38.0 41.8 37.0 34.0

10 66.0 40.0 49.0 42.2 33.0

11 62.5 44.0 46.0 37.2 41.5

12 50.0 37.0 42.0 44.0 39.0

13 63.0 47.0 52.0 44.0 35.0

14 61.0 42.0 45.0 43.0 32.0

15 59.0 45.0 57.0 38.0 28.0

16 61.5 45.2 50.0 43.0 29.5

17 58.0 45.5 58.0 41.0 35.0

18 58.5 41.0 40.0 40.0 31.0

19 59.0 38.0 48.0 47.0 44.0

48

lanjutan Tabel 4.2

20 60.0 43.0 48.1 39.0 35.0

21 56.7 40.5 42.5 37.8 32.0

22 53.0 40.0 45.0 39.0 32.0

23 62.6 43.0 45.0 44.4 36.8

24 54.0 39.0 47.0 40.0 34.0

25 57.0 42.5 47.3 34.4 31.2

26 53.0 43.5 52.0 45.5 35.0

27 63.0 46.5 52.0 42.0 32.0

28 58.0 38.0 45.0 38.0 34.0

29 60.7 43.5 47.8 44.2 31.5

30 62.0 48.0 48.9 46.7 38.7

iii. Uji Kenormalan, Uji Kecukupan dan Uji Keseragaman Data

a. Uji Kenormalan Data

Uji kenormalan data digunakan untuk melihat apakah data yang diambil telah

terdistribusi normal atau belum, pengujian ini menggunakan software MiniTab

dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan pengujian tersebut maka data – data

yang diambil telah terdistribusi normal karena nilai p-value diatas 0.05 yang

merupakan tingkat ketelitian yang digunakan. Berikut adalah hasil dari uji

kenormalan:

Gambar 4.10 Uji Kenormalan LPD

49

Gambar 4.11 Uji Kenormalan LBD

Gambar 4.12 Uji Kenormalan PKP

50

Gambar 4.13 Uji Kenormalan TPD

Gambar 4.14 Uji Kenormalan TBD

b. Uji Kecukupan Data (Terlampir)

Uji kecukupan data digunakan untuk melihat apakah data yang diambil sudah cukup

untuk mewakili populasi yang ada atau belum, apabila data yang diambil belum

cukup maka penulis harus melakukan pengambilan data kembali. Sedangkan, uji

keseragaman data merupakan uji yang digunakan untuk melihat bahwa data

tersebut sudah tidak memiliki nilai kritis (ekstrim) lagi.

51

iv. Pemilihan Ukuran

Pemilihan ukuran digunakan untuk memilih ukuran persentil yang akan digunakan

dalam membuat redesain kursi. Hasil pemilihan ukuran dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Pemilihan Ukuran

No

Dimensi Anthro

Presentil Nilai

Presentil

Nilai Kelonggara

n

Ukuran Usulan

Alasan Pemilihan Dimen

si Nila

i

1 LBD 58.9

5 37 4 41

Sebagai lebar sandaran kursi. Presentil 5 dipilih agar sandaran dapat

menopang bahu operator dan agar sesuai dengan panjang dudukan kursi.

2 LPD 41.7

95 40.825 0.175 41

Sebagai panjang dudukan kursi. Presentil 95 dipilih agar dudukan

dapat menopang pekerja yang memiliki dimensi

PKP besar ataupun kecil.

3 PKP 13.5

5 41 4 45

Sebagai lebar dudukan kursi. Presentil 5 dipilih

agar operetor yang panjang pantat ke

poplitealnya pendek dapat menyesuaikan.

4 TBD 46.8

95 63.275 0.725 64

Sebagai tinggi sandaran kursi. Presentil 95 dipilih

agar sandaran dapat menopang operator yang

memiliki tubuh tinggi.

5 TPD 41.2

5 37.45 0.55 38

Sebagai tinggi kaki kursi. Presentil 5 dipilih agar operatur yang memiliki

postur kaki pendek pada saat duduk kaki dapat

menjangkau lantai.

52

v. Pemilihan Bahan

Pemilihan Bahan dilakukan untuk menunjang redesain kursi agar kursi yang baru

nanti agar sesuai dengan apa yang diharapkan dan bahan bahan yang digunakan

sesuai dengan kebutuhan. Hasil pemilihan bahan dijabarkan pada Tabel 4.4 hingga

tabel Tabel 4.12.

Tabel 4.4 Tabel Pembobotan Karakteristik Material Rangka Kursi

Kriteria

Ke

ku

ata

n

Ha

rga

Ke

aw

eta

n

Pe

ng

ad

aa

n

Ke

am

an

an

Pe

raw

ata

n

Pe

ng

erja

a

n

To

tal

Bobot

Kekuatan 1 1 0 1 1 1 5 23.8096

Harga 0 0 1 0 1 1 3 14.2857

Keawetan 0 1 0 1 1 1 4 19.0476

Pengadaan 1 0 1 0 0 0 2 9.5238

Keamanan 0 1 0 1 1 1 4 19.0476

Perawatan 0 0 0 1 0 1 2 9.5238

Pengerjaan 0 0 0 1 0 0 1 4.7619

21 100

Tabel 4.5 Tabel Deskripsi Skala 7 Titik (Skala Likert)

Kriteria 0 1 2 3 4 5 6

Kekuatan Sangat Lemah Sekali

Sangat Lemah

Lemah Biasa Kuat Sangat Kuat

Sangat Kuat

Sekali

Harga Sangat Mahal Sekali

Sangat Mahal

Mahal Biasa Murah Sangat Murah

Sangat Murah Sekali

Keawetan

Sangat Tidak Awet Sekali

Sangat Tidak Awet

Tidak Awet

Biasa Awet Sangat Awet

Sangat Awet Sekali

Pengadaan Sangat Susah Sekali

Sangat Susah

Susah Biasa Mudah Sangat Mudah

Sangat Mudah Sekali

Keamanan Sangat Riskan Sekali

Sangat Riskan

Riskan Biasa Aman Sangat Aman

Sangat Aman Sekali

Perawatan Sangat

Sulit Sekali

Sangat Sulit

Sulit Biasa Mudah Sangat Mudah

Sangat Mudah Sekali

53

Pengerjaan Sangat

Sulit Sekali

Sangat Sulit

Sulit Biasa Mudah Sangat Mudah

Sangat Mudah Sekali

Tabel 4.6 Pemilihan Material Untuk Rangka Kursi

No. Kriter

ia Bobot

Besi Alumunium Stainless Steel

Deskripsi

Score

Nilai Deskri

psi Score

Nilai Deskri

psi Scor

e Nilai

1 Kekua

tan 23.809

6 Sangat

kuat 6

142.8576

Kuat 5 119.0

48 Sangat

Kuat 6

142.8576

2 Harga 14.285

7 Mahal 2

28.5714

Murah 4 57.14

28 Sangat Mahal

1 14.285

7

3 Keawetan

19.0476

Awet 4 76.19

04 Tidak Awet

2 38.09

52

Sangat awet sekali

6 114.28

56

4 Pengadaan

9.5238 Sangat Mudah

6 57.14

28 Sangat Mudah

6 57.14

28 Sangat Mudah

6 57.142

8

6 Keamanan

19.0476

Riskan 2 38.09

52 Aman 4

76.1904

Sangat aman

6 114.28

56

7 Perawatan

9.5238 Biasa 3 28.57

14 Mudah 4

38.0952

Sangat mudah

5 47.619

8 Pengerjaan

4.7619 Sulit 2 9.523

8 Sangat mudah

5 23.80

95 Mudah 4

19.0476

380.9526

409.5239

509.52

39

Tabel 4.7 Tabel Pembobotan Karakteristik Material Sandaran dan Dudukan

Kursi

Kriteria

Ke

ku

at

an

Ha

rga

Ke

aw

et

an

Pe

ng

ad

aan

Ke

am

a

nan

Pe

raw

a

tan

Pe

ng

er

jaan

To

tal

Bobot

Kekuatan 1 1 0 1 1 1 5 23.8096

Harga 0 0 1 0 1 1 3 14.2857

Keawetan 0 1 0 1 1 1 4 19.0476

Pengadaan 1 0 1 0 0 0 2 9.5238

Keamanan 0 1 0 1 1 1 4 19.0476

Perawatan 0 0 0 1 0 1 2 9.5238

Pengerjaan 0 0 0 1 0 0 1 4.7619

21 100

54

Tabel 4.8 Tabel Deskripsi Skala 7 Titik

Kriteria 0 1 2 3 4 5 6

Kekuatan Sangat Lemah Sekali

Sangat Lemah

Lemah Biasa Kuat Sangat Kuat

Sangat Kuat

Sekali

Harga Sangat Mahal Sekali

Sangat Mahal

Mahal Biasa Murah Sangat Murah

Sangat Murah Sekali

Keawetan

Sangat Tidak Awet Sekali

Sangat Tidak Awet

Tidak Awet

Biasa Awet Sangat Awet

Sangat Awet Sekali

Pengadaan Sangat Susah Sekali

Sangat Susah

Susah Biasa Mudah Sangat Mudah

Sangat Mudah Sekali

Keamanan Sangat Riskan Sekali

Sangat Riskan

Riskan Biasa Aman Sangat Aman

Sangat Aman Sekali

Perawatan Sangat

Sulit Sekali

Sangat Sulit

Sulit Biasa Mudah Sangat Mudah

Sangat Mudah Sekali

Pengerjaan Sangat

Sulit Sekali

Sangat Sulit

Sulit Biasa Mudah Sangat Mudah

Sangat Mudah Sekali

Tabel 4.9 Pemilihan Material untuk Sandaran dan Dudukan Kursi

No

. Kriteria

Bob

ot

Kayu Jati Kayu Sengon Kayu Akasia

Deskri

psi

Scor

e

Nil

ai

Deskri

psi

Sco

re Nilai

Deskr

ipsi

Scor

e Nilai

1 Kekuata

n 23.8096

Sangat kuat

sekali 6

142.8576

Kuat 4 95.23

84

Sangat

kuat sekali

6 142.8576

2 Harga 14.2857

Sangat mahal Sekali

0 0 Murah 4 57.14

28 Biasa 3

42.8571

3 Keaweta

n 19.0476

Sangat awet

6

114.2856

Awet 4 76.19

04 Awet 4

76.1904

55

4 Pengada

an 9.5238

Mudah 4 38.0952

Sangat mudah

5 47.61

9 Muda

h 4

38.0952

6 Keaman

an 19.0476

Sangat aman

5 95.238

Aman 4 76.19

04

Sangat

aman 4

76.1904

7 Perawat

an 9.5238

Sulit 2 19.0476

Mudah 8 76.19

04 Muda

h 6

57.1428

8 Pengerja

an 4.7619

Cukup Sulit

3 14.2857

Mudah 8 38.09

52 Muda

h 8

38.0952

423.8097

466.6666

471.4287

Tabel 4.10 Tabel Pembobotan Karakteristik Material Alas Dudukan dan

Sandaran Kursi

Kriteria

Ke

ku

ata

n

Ha

rga

Ke

aw

eta

n

Pe

ng

ad

aa

n

Ke

am

an

an

Pe

raw

ata

n

Pe

ng

erja

an

To

tal

Bobot

Kekuatan 1 1 0 1 1 1 5 23.8096

Harga 0 0 1 0 1 1 3 14.2857

Keawetan 0 1 0 1 1 1 4 19.0476

Pengadaan 1 0 1 0 0 0 2 9.5238

Keamanan 0 1 0 1 1 1 4 19.0476

Perawatan 0 0 0 1 0 1 2 9.5238

Pengerjaan 0 0 0 1 0 0 1 4.7619

21 100

Tabel 4.11 Tabel Deskripsi Skala 7 Titik

Kriteria 0 1 2 3 4 5 6

Kekuatan Sangat Lemah Sekali

Sangat Lemah

Lemah Biasa Kuat Sangat Kuat

Sangat Kuat

Sekali

Harga Sangat Mahal Sekali

Sangat Mahal

Mahal Biasa Murah Sangat Murah

Sangat Murah Sekali

Keawetan Sangat Tidak

Sangat Tidak

Tidak Awet

Biasa Awet Sangat Awet

Sangat Awet

56

Awet Sekali

Awet Sekali

Pengadaan Sangat Susah Sekali

Sangat Susah

Susah Biasa Mudah Sangat Mudah

Sangat Mudah Sekali

Keamanan Sangat Riskan Sekali

Sangat Riskan

Riskan Biasa Aman Sangat Aman

Sangat Aman Sekali

Perawatan Sangat

Sulit Sekali

Sangat Sulit

Sulit Biasa Mudah Sangat Mudah

Sangat Mudah Sekali

Pengerjaan Sangat

Sulit Sekali

Sangat Sulit

Sulit Biasa Mudah Sangat Mudah

Sangat Mudah Sekali

Tabel 4.12 Pemilihan Jenis Material Busa Pembuat Alas Sandaran dan

Dudukan Kursi

No Kriteria Bobot

Busa General Busa Mold Busa Rebonded

Deskripsi

Score

Nilai

Deskripsi

Score

Nilai Deskripsi

Score

Nilai

1 Kekuata

n 23.8096

Kuat 4 95.2384

Sangat kuat

5 119.0

48 Biasa 3

71.4288

2 Harga 14.2857

Murah 4 57.1428

Mahal 2 28.57

14

Sangat

murah 5

71.4285

3 Keaweta

n 19.0476

Sangat awet

5 95.238

Sangat awet sekali

6 114.2856

Tidak awet

2 38.09

52

4 Pengada

an 9.5238

Sangat mudah sekali

6 57.1428

Biasa 4 38.09

52 Sulit 2

19.0476

6 Keaman

an 19.0476

Sangat aman

5 95.238

Sangat aman

5 95.23

8 Biasa 3

57.1428

7 Perawat

an 9.5238

Mudah 4 38.0952

Mudah 4 38.09

52 Sulit 2

19.0476

8 Pengerja

an 4.7619

Sangat mudah

5 23.8095

Sulit 2 9.523

8 Sulit 2

9.5238

461.9047

442.8572

285.7143

57

vi. Hasil Re-design Kursi

Berdasarkan hasil penentuan dimensi anthropometri analisis data, pemilihan ukuran

dan pembobotan material, maka dibuatlah kursi operator Sewing yang baru dengan

menggunakan software CATIA. Hasil re-design kursi dapat dilihat pada Gambar 4.15

hingga Gambar 4.17

Gambar 4.15 Hasil Redesign Kursi Operator

Gambar 4.16 Kursi Operator Tampak Atas

58

Gambar 4.17 Kursi Operator Tampak Samping

59

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

PT. Eco Smart Garment Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. PAN

BROTHERS Tbk. PT. Eco Smart Garment Indonesia memproduksi pakaian dari

konsumen Jepang dengan brand “UNIQLO”, produk yang dihasilkan berupa jogger

pants, jacket, short utility pants dan winter skirts. Selama kerja praktek di PT. Eco

Smart Garment Indonesia, penulis ditempatkan di Departement Training and System

Management. Tugas yang didapatkan oleh penulis adalah identifikasi waste dan

memberikan solusi terhadap waste yang ditemukan. Solusi yang diberikan oleh

penulis untuk masalah (waste) yang dihadapi oleh PT. Eco Smart Garment di

Indonesia adalah re-design kursi operator sewing. Hal ini disebabkan kondisi

ketidaknyamanan operator sewing yang membuat performansi kerja kurang begitu

bagus. Penulis memberikan solusi re-Design kursi berdasarkan analisis REBA yang

dibuat oleh penulis berdasarkan kondisi nyata pada lantai produksi Departemen

Sewing.

5.2. Saran

Pemberian tugas dari perusahaan lebih diperjelas

60

DAFTAR PUSTAKA

Bank Anthropometri

Daftar Karyawan PT. Eco Smart Garment Indonesia