laporan kegiatan kunjungan rumah sakit · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit....

29
1 LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT “THE POWER OF YOUR MIND” Disusun Oleh: Maya Rahadian S 132010002 Risky Indra Patria 132010008 Adhi Krisna Maria Agustin 132010011 Ni Komang Sandini 132010030 Dermawan Hani 132010035 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

1

LAPORAN KEGIATAN

KUNJUNGAN RUMAH SAKIT

“THE POWER OF YOUR MIND”

Disusun Oleh:

Maya Rahadian S 132010002

Risky Indra Patria 132010008

Adhi Krisna Maria Agustin 132010011

Ni Komang Sandini 132010030

Dermawan Hani 132010035

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2012

Page 2: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................ .2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan .......................................................................................................... 5

D. Mamfaat ...................................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 7

A.Pengertian Kecakapan Hidup ...................................................................... 7

B.Gambaran Psikologis Orang Sakit ............................................................ 10

C.Gambaran Kognitif Dari Kesakitan ............................................................ 10

D.Rational Emotif Behavior Therapy ............................................................ 11

E.Rational Emotif Therapy ............................................................................ 11

BAB III URAIAN KEGIATAN ........................................................................ 13

A.Gambaran Pelaksanaan ............................................................................ 13

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 15

A. Realita Hidup Dalam Kesakitan ............................................................... 15

B. Kecakapan Personal .................................................................................. 16

C. Kekuatan Pikiran ....................................................................................... 18

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 19

A.Kesimpulan ................................................................................................ 19

B.Refleksi ....................................................................................................... 20

C.Saran ........................................................................................................... 26

D.Lampiran .................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidup di tengah dunia yang kompleks semakin memerlukan daya

tahan diri yang memadai baik fisik, emosi, maupun psikologis.Sangat

penting untuk memiliki kecakapan personal supaya dapat melewati setiap

masalah kehidupan.Dalam hal ini kecakapan berpikir sangat dibutuhkan

supaya individu mampu menyikapi setiap permasalahan dengan

baik.Mengingat pola pikir seseorang sangat mempengaruhi tindakannya

ketika merespon dunianya.Sebagaimana yang diungkapkan oleh penemu-

penemu teori psikologi yang khusus membahas secara mendalam

mengenai pengaruh pikiran terhadap tingkah laku dan afektif

manusia.Teori tersebut menyatakan bahwa emosi manusia dipengaruhi

oleh pikirannya kemudian ini mempengaruhi tingkah lakunya.Kondisi

pikiran seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun

eksternal.Ada beberapa penelitian mengatakan bahwa kondisi emosi yang

sakit merupakan salah satu penyebab sakit fisik.

Bagi individu yang sehat secara fisik, akan lebih mampu mengelola

pikiran dan emosi ketika berhadapan dengan suatu permasalahan. Namun

bagi individu yang sedang sakit, belum tentu mampu menyikapi keadaan

dengan baik.Individu yang sedang sakit secara fisik memerlukan lebih

banyak dukungan psikologis yang dapat membangkitkan semangat, yang

dapat memberikan asupan energy positif ke dalam pikirannya.Hal ini

berdampak memunculkan motivasi untuk sembuh.Keadaan kejiwaannya

perlu mendapat banyak perhatian dan dukungan sehingga individu mampu

bertahan melewati kondisi sakit lalu kemudian mengalami kesembuhan.Di

rumah sakit-rumah sakit, ada banyak pasien yang tidak mendapat

kunjungan. Pasien-pasien ini belum tentu mampu mengelola pikiran dan

emosinya dengan baik tanpa dukungan orang lain sehingga keberadaan

Page 4: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

4

orang lain akan sangat bermamfaat bagi kesembuhannya, atau paling tidak

pasien tidak merasa sendirian dan kesepian dalam menghadapi masa-masa

sulit kehidupan. Demikian juga bagi pasien yang ditunggui oleh

keluarganya.Diperlukan kesabaran yang ekstra bagi orang yang sehat

untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang

gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi

jugakeluarga yang menunggu.

Berdasarkan pemikiran dan fakta di atas, perlu dilakukan

kunjungan ke rumah sakit-rumah sakit untuk memberi motivasi kepada

pasien-pasien dan atau keluarga yang menunggui.Kegiatan ini dilakukan

juga sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap permasalahan

kemanusiaan.Di samping itu, kunjungan ke rumah sakit merupakan salah

satu bentuk dari aplikasi keilmuan bimbingan dan konseling.Dimana

kecakapan personal yang telah diperoleh perlu diaplikasikan di masyarakat

untuk ikut turut serta membangun masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Pikiran sangat mempengaruhi kondisi emosi dan kondisi emosi

menentukan tindakan seseorang sehingga manusia memerlukan

kecapakan berpikir untuk dapat bereaksi dengan tepat terhadap

kehidupan. Sehingga diperlukan kecakapan dalam berpikir dan

mengolah pikiran dan infomasi dengan baik.

2. Individu yang sakit secara fisik belum tentu mampu mengelola

pikiran dengan baik sehingga ini berpengaruh tidak baik terhadap

kondisi psikologis individu, kemudian kondisi psikologis yang

tidak mendukung ini membawa dampak negative juga terhadap

kondisi fisik yang sedang sakit. Sehingga individu memerlukan

keberadaan orang lain untuk menolongnya memunculkan pikiran-

pikiran positif yang dapat membangkitkan semangat.

3. Pentingnya mewujudkan kepedulian terhadap permasalahan

kemanusiaan dengan mengunjungi pasien-pasien di rumah sakit

Page 5: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

5

yang tidak dibesuk oleh pihak keluarga melalui pengelolan pikiran

dan pemberian motivasi.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum:

Meningkatkan kecakapan berpikir dalam menghadapi masa-masa sulit

kehidupan.

2. Tujuan Khusus:

a. Peserta memahami kekuatan pikiran manusia dalam menghadapi

masa masa sulit.

b. Peserta mampu menemukan kekuatan positif pikiran yang dapat

membantu dalam pemecahan masalah kehidupan.

c. Peserta mampu bangkit dari permasalahan yang dihadapi melalui

kemampuan memotivasi diri dan mengelola pikiran

d. Peserta mampu mengelola pikiran dengan baik menjadi suatu

bentuk kecakapan dalam berpikir.

D. Manfaat

Kegiatan kunjungan rumah sakit ini memiliki banyak manfaat bagi

kelompok.Seperti yang telah tercantum dalam tujuan kegiatan, melalui

kegiatan ini kelompok mampu meningkatkan kecakapan berpikir dalam

menghadapi masa-masa sulit kehidupan.Peningkatan kecakapan berfikir

ini dapat diperoleh dari usaha kelompok dalam mencari teori dan strategi-

strategi untuk membantu sasaran.Didalam perkuliahan kelompok belum

mendapatkan teori untuk menghadapi emosi orang sakit,

sehinggakelompok perlu bekerja ekstra untuk mendapatkannya.Selain itu,

kecakapan dalam menghadapi masa sulit juga didapat dari pengalaman

kelompok bersama dengan pasien dan keluarga yang dikunjungi.Keadaan

perekonomian yang rendah yang mengakibatkan kesulitan hidup dan

pasien tidak meneruskan sekolahnya, membuat kelompok sadar betapa

Page 6: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

6

beruntungnya dapat mengenyam bangku kuliah, sehingga permasalahan

yang selama ini berat ketika berkuliah, dapat terasa berkurang akibat

ucapan syukur dan pikiran positif yang dimiliki kelompok.Ketika

kelompok mempelajari suatu teori, maka secara otomatis, kelompok dapat

mendalami dan menerapkannya dalam kehidupan, untuk selalu berfikir

rasional.

Dari evaluasi yang kelompok lakukan, dengan bertanya kepada

pasien dan keluarga, kegiatan ini memiliki dampak yang positif bagi

keluarga yang bersangkutan. Meskipun pertemuan hanya dilakukan 2 jam

dalam setiap pertemuan, akan tetapi keluarga dapat terbantu. Awalnya

tidak ada orang yang mau menyediakan diri untuk mendengarkan keluh

kesah keluarga dan pasien, sehingga mereka gampang marah, sedikit

masalah saja membuat mereka mudah emosi.Hal ini memang wajar terjadi

ketika ada dirumah sakit.Akan tetapi dengan kehadiran kelompok BK,

orangtua dapat menceritakan keluh kesah, sehingga ketika menghadapi

permasalahan, dan muncul sesuatu yang tidak dikehendaki, keluarga bisa

lebih mengendalikan diri dan emosi. Dari perbincangan-perbincangan

yang dilakukan oleh kelompok dan pasien, pasien memiliki pengalaman-

pengalaman dari apa yang kami ceritakan, dan katakan. Berdasarkan hasil

belajar mata kuliah konseling remaja, bahwa cara mengkonseling remaja

adalah dengan menjadi mentor, yang berbagi pengalaman dan kisah hidup,

sehingga remaja lebih paham dan memiliki alternatif berpikir lain. Dari

yang kelompok pelajari, banyak pasien yang ingin di dengarkan keluh

kesahnya, dan banyak keluarga yang ingin memiliki teman ketika

menunggui anggota keluarganya yang sakit.Sehingga kelompok sadar

bahwa kunjungan rumah sakit ini membawa dampak yang baik bagi pasien

dan keluarga.

Page 7: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kecakapan Hidup

Kecakapan hidup adalah kemampuan dan keberanian untuk

menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif,

mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinyaSetiap manusia

memiliki empat peran yang berjalan secara simultan yaitu sebagai hamba

Tuhan, Sebagai diri pribadi, sebagai anggota kemunitas keluarga/anggota

masyarakat/warga negara dan sebagai bagian dari alam lingkungan.

Departemen Pendidikan Nasional (2003) membagi kecakapan hidup (life

skill) menjadi dua macam yaitu :Kecakapan Hidup Generik (General life

skill, GLS) dan Kecakapan Hidup Generik (General life skill, GLS).

Kecakapan Hidup Generik (General life skill, GLS)

Kecakapan hidup generik atau kecakapan yang bersifat umum, adalah

kecakapan untuk menguasai dan memiliki konsep dasar

keilmuan.Kecakapan hidup generik berfungsi sebagai landasan untuk

belajar lebih lanjut dan bersifat transferable, sehingga memungkinkan

untuk mempelajari kecakapan hidup lainnya. Kecakapan hidup generik

terdiri dari:

a. Kecakapan Personal (Personal Skill), yang terdiri dari :

1) Kecakapan Mengenal Diri (Self-Awarness Skill)

Kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan,

kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kecakapan

mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk

Tuhan, makhluk sosial, bagian dari lingkungan, serta menyadari dan

mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus

meningkatkan diri agar bermanfaat bagi diri sendiri dan

lingkungannya.Walaupun mengenal diri lebih merupakan sikap, namun

diperlukan kecakapan untuk mewujudkannya dalam perilaku keseharian.

Page 8: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

8

Mengenal diri akan mendorong seseorang untuk beribadah sesuai

agamanya, berlaku jujur, bekerja keras, disiplin, terpercaya, toleran

terhadap sesama, suka menolong serta memelihara lingkungan. Sikap-

sikap tersebut tidak hanya dapat dikembangkan melalui pelajaran agama

dan kewarganegaraan, tetapi melalui pelajaran kimia sikap jujur (contoh :

tidak memalsukan data hasil praktikum) dan disiplin (contoh : tepat waktu,

taat aturan yang disepakati, dan tata tertib laboratorium) tetap dapat

dikembangkan.

2) Kecakapan Berpikir (Thinking Skill)

Kecakapan berpikir merupakan kecakapan menggunakan pikiran atau rasio

secara optimal. Kecakapan berpikir meliputi :

a) Kecakapan Menggali dan Menemukan Informasi (Information

Searching)

Kecakapan menggali dan menemukan informasi memerlukan keterampilan

dasar seperti membaca, menghitung, dan melakukan observasi.Dalam ilmu

kimia, observasi melalui pengamatan sangat penting dan sering dilakukan.

b) Kecakapan Mengolah Informasi (Information Processing)

Informasi yang telah dikumpulkan harus diolah agar lebih

bermakna.Mengolah informasi artinya memproses informasi tersebut

menjadi suatu kesimpulan.Untuk memiliki kecakapan mengolah informasi

ini diperlukan kemampuan membandingkan, membuat perhitungan

tertentu, membuat analogi sampai membuat analisis sesuai informasi yang

diperoleh.

c) Kecakapan Mengambil Keputusan (Decision Making)

Setelah informasi diolah menjadi suatu kesimpulan, tahap berikutnya

adalah pengambilan keputusan.Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang

selalu dituntut untuk membuat keputusan betapun kecilnya keputusan

tersebut.

Karena itu siswa perlu belajar mengambil keputusan dan menangani resiko

dari pengambilan keputusan tersebut.

Page 9: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

9

d) Kecakapan Memecahkan Masalsah (Creative Problem Solving Skill)

Pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup

dan telah diolah.Siswa perlu belajar memecahkan masalah sesuai dengan

tingkat berpikirnya sejak dini.Selanjutnya untuk memecahkan masalah ini

dituntut kemampuan berpikir rasional, berpikir kreatif, berpikir alternatif,

berpikir sistem dan sebagainya.Karena itu pola-pola berpikir tersebut perlu

dikembangkan di sekolah, dan selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk

pemecahan masalah.

b. Kecakapan Sosial (Social Skill)

Kecakapan sosial disebut juga kecakapan antar-personal (inter-personal

skill), yang terdiri atas :

1) Kecakapan Berkomunikasi

Yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan,

tetapi komunikasi dengan empati. Menurut Depdiknas (2002) : empati,

sikap penuh pengertian, dan seni komunikasi dua arah perlu

dikembangkan dalam keterampilan berkomunikasi agar isi pesannya

sampai dan disertai kesan baik yang dapat menumbuhkan hubungan

harmonis. Berkomunikasi dapat melalui lisan atau tulisan.Untuk

komunikasi lisan, kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan

secara lisan perlu dikembangkan.Berkomunikasi lisan dengan empati

berarti kecakapan memilih kata dan kalimat yang mudah dimengerti oleh

lawan bicara.Kecakapan ini sangat penting dan perlu ditumbuhkan dalam

pendidikan.Berkomunikasi melalui tulisan juga merupakan hal yang

sangat penting dan sudah menjadi kebutuhan hidup. Kecakapan

menuangkan gagasan melalui tulisan yang mudah dipahami orang lain,

merupakan salah satu contoh dari kecakapan berkomunikasi tulisan

2) Kecakapan Bekerjasama (Collaboration Skill)

Sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu

memerlukan dan bekerjasama dengan manusia lain. Kecakapan

bekerjasama bukan sekedar “bekerja bersama” tetapi kerjasama yang

disertai dengan saling pengertian, saling menghargai, dan saling

Page 10: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

10

membantu.Kecakapan ini dapat dikembangkan dalam semua mata

pelajaran, misalnya mengerjakan tugas kelompok, karyawisata, maupun

bentuk kegiatan lainnya.

B. Gambaran Psikologis Orang Sakit

Seorang pasien memiliki dua sifat, yaitu Augmenters atau

Reducers.Augmentersadalah orang yang membesar-besarkan pengalaman

sakit. Dan sebaliknya Reducers adalah orang yang menganggap ringan

pengalaman sakit. Orang sakit memiliki berbagai respon terhadap dirinya

dan penyakitnya.

1. Penolakan. Pasien yang memiliki penyakit-penyakit kronis, cenderung

memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu

berat atau menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita

sebenarnya berat.Penolakan juga dilakukan akibat rasa malu dari

penyakitnya, sehingga sering kali pasien tidka mau menerima atau

menolak kunjungan.

2. Cemas. Reaksi cemas umum terjadi pada orang yang menderita satu

penyakit. Bebrapa pasien merasa terkejut terhadap reaksi dan

perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan membayangkan kematian

yang akan terjadi padanya. Rasa cemas juga muncul akibat perasaan

takut dan galau karena masa depan yang tidak menentu, khususnya

pada penderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan, atau

menimbulkan luka yang permanen.

3. Stres. Biasanya para penderita merasa tertekan, misalnya masalah

biaya pengobatan atau rasa tidak berdaya karena tidak bisa melakuakn

sesuatu.

C. Gambaran Kognitif dari Kesakitan

Sejumlah penelitian menyatakan bahwa orang mempunyai

gambaran kognitif dan terorganisir tentang kesehatan dan kesakitan yang

sangat berpengaruh terhadap cara mereka bereaksi terhadap gejala-gejala

dan kesakitan. Leventhal dkk (1984) menyatakan bahwa manusia

cenderung mendefinisikan atau menampakkan kesakitan pada dua tingkat

Page 11: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

11

yaitu tingkat konkrit mengenai pengalaman gejala, dan tingkat abstrak

mengenai nama-nama kesakitan.Manusia menggunakan informasi ini

untuk membentuk gambaran kognitif dari kesakitan. Hal ini melibatkan

ciri-ciri sebagai berikut :

1. Identitas, yang terdiri dari pola gejala dan label kesakitan

2. Penyebab yang dirasakan

3. Gambaran mengenai parahnya atau mengenai lamanya

konsekuensi kesakitan

4. Batas waktu atau harapan mengenai lamanya kesakitan

5. Gambaran tentang penyembuhan dan pengobatan

D. Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)

REBT memandang manusia sebagai individu yang didominasi oleh

sistem berpikir dan sistem perasaan yang berkaitan dengan sistem psikis

individu. Landasan filosofi REBT tentang manusia tergambar dalam

quotation dari Epictetus yang dikutip oleh Ellis: “Men are disturbed not by

things, but by the views which they take of them”.

REBT juga mengungkapkan bahwa individu adalah Hedonistik,

yaitu kesenangan dan bertahan hidup adalah tujuan hidup atau juga dapat

diartikan sebagai pencarian kenikmatan dan menghindari kesakitan.

Contoh:

1. Ini terlalu berat

2. Saya pasti tidka mampu

3. Ini menakutkan

4. Saya tidak bisa menjalani ini.

Seorang yang memiliki gangguan pada kesehatannya, akan sangat mudah

memiliki pikiran irasional dalam dirinya.

E. RATIONAL EMOTIF THERAPY (RET)

Page 12: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

12

RET berasumsi bahwa berfikir logis itu tidak mudah. Individu pada

umumnya cenderung ahli dalam berfikir tidak logis. Contohnya yaitu saya

harus sempurna, saya baru saja melakukan kesalahan, bodoh sekali!!, dan

masih banyak lagi pikiran irasional dalam berbagai aspek kehidupan.

Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh

evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari.

Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang

tidak logis dan irasional. Emosi menyertai individu yang berpikir dengan

penuh prasangka, sangat personal, dan irasional.Berpikir irasional diawali

dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya

tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari

verbalisasi yang digunakan. Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan

cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara

berpikir yang tepat. Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus

dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima

menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.

Manusia diapndang memiliki 3 tujuan fundamental:

1. Bertahan hidup (to survive)

2. Bebas dari kesakitan (to be relatively free from pain)

3. Mencapai kepuasan (to be reasonably satisfied or content)

Page 13: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

13

BAB III

URAIAN KEGIATAN

A. Gambaran Pelaksanaan

Ada beberapa tahap kegiatan, yaitu:

1. Tahap persiapan:

- Konsultasi dengan dosen pembina mengenai tata cara

kunjungan rumah sakit, pendampingan dan hal-hal yang perlu

dipersiapkan.

- Mempelajari materi atau bahan pendampingan.

- Briefing kegiatan yang dilakukan sebelum menuju rumah

sakit.

- Observasi lingkungan rumah sakit.

- Bertemu dengan pihak rumah sakit di bagian administrasi

untuk mencari informasi mengenai prosedur rumah sakit dan

pasien serta meminta ijin melaksanakan kegiatan.

- Observasi dibeberapa poliklinik, dan setiap kelas ruang rumah

sakit untuk menentukan pasien yang didampingi

2. Tahap pelaksanaan:

- Kelompok pendampingmempersiapkan bingkisan yang akan

dibawa dan kemudian berangkat dalam satu tim kunjungan

yang berjumlah lima orang.

- Memasuki ruang pasien yang telah ditentukan untuk

didampingi.

- Perkenalan dilakukan sebagai langkah pembuka untuk

menciptakan suasana yang kondusif. Perbincangan dilakukan

mengacu pada bahan pendampingan yang dipelajari dan

menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Selama proses

kunjungan, mahasiswa bergantian berbicara dengan keluarga

pasien dan pasien.

Page 14: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

14

- Pendampingan di awali dengan penggalian informasi

mengenai kondisi pasien dan keluarga pasien serta hal-hal

yang menjadi permasalahan. Setelah itu perbincangan

diarahkan ke penemuanmotivasi atau konsep-konsep positif

untuk mencerahkan pemikiran-pemikiran yang tidak

membangun.

3. Tahap akhir:

- Kelompok pendamping melakukan evaluasi proses

pendampingan untuk melihat keberhasilan kegiatan kunjungan

yaitu mengenai kekurangan dan pencapaian kegiatan.

- Mencari solusi kelemahan pelaksanaan kegiatan untuk

kemudian digunakan pada pendampingan selanjutnya.

- Mengakhiri kegiatan pendampingan.

Page 15: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

15

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Realita Hidup Dalam Kesakitan

Seorang individu yang normal pasti mengalami permasalahan

dalam menghadapi kehidupan, karena selama masih ada kehidupan akan

ada masalah. Cara pandang terhadap masalah berbeda antara individu satu

dengan yang lain, sehingga cara menghadapinya pun berbeda. Karena itu

diperlukan kemampuan untuk menghadapi masalah dengan baik.Masalah

dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan

hati.Banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan yang dikehendaki, seperti

halnya suatu penyakit.Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa seorang

yang memiliki kesehatan fisik belum tentu dapat dengan mulus menjalani

kehidupan, apalagi bagi individu yang mengalami kelemahan

fisik.Diperlukan adanya kesadaran diri dan kemampuan dalam berfikir

cerdas menghadapi masalah.Kemampuan personal ini tidak dapat dengan

mudah dimiliki oleh individu.Diperlukan usaha keras dan adanya

pertolongan dari pihak-pihak yang terkait seperti keluarga, orang terdekat,

atau tokoh yang dipercaya penderita untuk membantu.Akan tetapi, ketika

pihak-pihak terdekat tidak dapat membantu, maka konselor adalah tujuan

yang paling tepat.

Sakit merupakan pengalaman subyektif yang sulit dimengerti oleh

orang lain, sehingga pasien merasa bahwa para perawat tidak peduli

terhadap respons sakit pasien. Keinginanan orang sakit pada umumnya

adalah “bagaimana perasaanku bisa tenang”.Rasa ketidaknyamanan juga

terjadi karena aktifitas fisik dan mental terhambat.Orang sakit berusaha

mencari dan menemukan makna untuk menolong kesembuhan.Dalam

kondisi yang tidak seimbang dengan penyakit yang diderita, seseorang

dihadapkan pada kenyataan untuk menjaga harmoni dengan alam semesta,

berusaha keras menemukan jawaban atas sesuatu yang tidak terbatas, dan

Page 16: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

16

menemukan fokus ketika menghadapi tekanan emosional, sakit fisik, dan

kematian.Di lain sisi, menjaga orang sakit juga bukanlah hal yang mudah.

Para penjaga juga akan mengalami gangguan emosional, karena aktifitas

fisiknya juga terhambat. Bagi yang seharusnya bekerja, dan terpaksa harus

meninggalkan pekerjaannya adalah hal yang sulit.Harus menunggu siang

dan malam, dengan kondisi yang tidak nyaman.Sebagus apapun ruang di

rumah sakit, pasti ada perasaan tidak nyaman jika harus berada disana,

dengan hanya menunggu dan melayani keinginan kelaurga(pasien) yang

ditunggu.Seringkali keinginan orang sakitpun bermacam-macam.

B. Kecakapan Personal

Memiliki kecakapan personal membutuhkan kemauan dan usaha

yang keras bagi individu. Pertolongan dari pihak lain juga sangat

dibutuhkan. Kegiatan menolong yang dilakukan konselor berbeda dengan

pertolongan yang diberikan keluarga atau orang terdekat dalam

menghadapai masalah emosional.Bantuan yang diberikan oleh konselor

adalah bantuan profesional yang membuat konseli memiliki kemandirian

dalam hidupnya. Dalam kegiatan ini ada dua macam pertolongan yang

diberikanoleh kelompok kepada pasien dan keluarga untuk dapat memiliki

kecakapan personal, yaitu penyadaran akan diri oleh sasaran dan

kecakapan dalam berpikir. Kesadaran diri merupakan proses internalisasi

dari informasi yang diterima yang pada saatnya menjadi nilai-nilai yang

diyakini kebenarannya dan diwujudkan mejadi perilaku keseharian. Oleh

karena itu, walaupun kesadaran diri lebih merupakan sikap, namun

memerlukan kecakapan untuk menginternalisasi informasi menjadi nilai-

nilai dan kemudian mewujudkan menjadi perilaku keseharian. Kesadaran

diri sebagai hamba dari Tuhan membuat individu menjadi selalu bersyukur

atas apa yang terjadi dalam hidup. Bagi orang sakit, hal ini diperlukan

untuk menambah semangat hidupnya. Kesadaran akan potensi yang ada

dalam diri pasien juga diperlukan, untuk pasien dapat mengurangi depresi

dan keputusasaan yang dialami.Pikiran-pikiran irasional mengakibatkan

individu tidak dapat berkembang. Ketakutan akan masa depan, dan akan

Page 17: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

17

sesuatu yang belum terjadi adalah contoh dari banyak pikiran irasional,

sehingga dibutuhkan bantunan dalam mengubah pikiran irasional menjadi

rasional. Kecakapan berpikir pada dasarnya dalah menggunakan

pikiran/rasio kita secara optimal.Kecakapan menemukan informasi,

kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan secara cerdas,

serta kecakapan memecahkan masalah secara arif dan kreatif.

Individu yang hidup di daerah pedesaan cenderung sulit menerima

informasi, dan bahkan cenderung tidak begitu baik dalam mengolah suatu

informasi.Suatu informasi tidak semua harus langsung diserap, sehingga

dibutuhkan kemampuan untuk dapat menyerap informasi dengan

baik.Agar informasi lebih bermakna maka harus diolah.Mengolah

informasi artinya memproses informasi tersebutmenjadi simpulan.Akibat

dari pengalihan informasi yang kurang baik menjadikan pasien yang

dikunjungi tidak ingin melanjutkan sekolahnya.Hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan mengolah informasi sangat penting.Sebagaimana

disebutkan dibagian awal bahwa setiap saat orang menghadapi masalah

yang harus dipecahkan.Pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan

informasi yang cukup dan telah diolah dan dipadukan dengan hal-hal lain

yang terkait.Pemecahan masalah memerlukan kreatifitas dan kearifan.

Kreatifitas untuk menemukan pemecahan masalah yang efektif dan efisien,

sedangkan kearifan diperlukan karena pemecahan harus selalu

memperhatikan kepentingan berbagai pihak dna lingkungan sekitarnya.

Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir rasioanl,

kreatif, alternatif, lateral, dan sebagainya.

Kecakapan personal akan sangat membantu, apalagi jika dimiliki

oleh seorang yang sakit dan kerabat yang menunggu. Karena orang-orang

ini memerlukan perjuangan yang ekstra dibanding dengan yang memiliki

kehidupan normal.Senyaman apapun ruangan dan pelayanan yang ada di

rumah sakit, akan lebih nyaman bila berada di lingkungan hidup sehari-

hari. Apabila semua roang yang berada dalam rumah sakit memiliki

pemikiran ini, maka beban dalam hidup akan menjadi semakin ringan.

Page 18: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

18

C. Kekuatan Pikiran

Kemampuan personal yang meliputi kesadaran akan diri dan

kemampuan dalam berpikir cerdas akan dapat diperoleh ketika seorang

mau merubah dirinya. Apabila didalam pribadi individu yang

bersangkutan tidak ingin mengubahnya, makaakan sulit dilakukan.

Keinginan ini dipengaruhi oleh bagaiman pikiran dari individu.Pikiran

memang memiliki peran yang sangat besar dalam kehiduapan.

Permasalahan akan menjadi ringan atau semakin berat akan sangat

tergantung dari bagaimana pikiran seseorang yang akan berpengaruh pada

tindakannya. Pikiran dapat diubah dengan diawali keinginan untuk

mengubahnya.

Bukan hal yang mudah dalam mengubah pikiran irasional menjadi

rasional.Setiap individu pasti memiliki pikiran irasioanal. Dengan

demikian ini menjadi tugas kelompok untuk membantu pasien dan

orangtua dalam menyadari bahwa pikiran irasional perlu di ubah, sehingga

akan mengurangi beban kehidupan yang sulit yang dirasakan oleh pasien

dan keluarga. Dalam usaha mengubah pikiran rasional menjadi irasional,

seringkali konseli melakukan penolakan.Penolakan disini diartikan bahwa

selama ini pemikiran konseli adalah benar, dan bukan merupakan pikiran

irasional.Hal inilah yang membuat kelompok harus berfikir bagaimana

harus membantu dengan tidak mengecewakan.

Seperti yang dikatakan oleh Albert Ellis “ Men are disturbed not

by things, but by the views which they take of them”. Cara manusia

memandang sesuatulah yang menjadikannya suatu masalah atau tidak.

Ketika sesuatu hal yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki terjadi,

akan tetapi individu memilih untuk tidak menganggapnya sebagai masalah

dan dapat berfikir konvergen untuk mencari jalan lain, maka hal yang

sepertinya burukpun tidak menjadi masalah. Sehingga kehidupan akan

dapat dijalani dengan baik, apabila memiliki kecakapan dalam berpikir.

Page 19: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

19

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Disamping kecakapan hidup yang lain, kecakapan personal sangat

penting dimiliki oleh individu. Ketika Individu sudah memiliki kecakapan

personal yang meliputi kesadaran akan diri dan kecakapan dalam berpikir,

maka kecakapan hidup yang lain akan dapat dimiliki dengan lebih mudah.

Seorang yang tidak percaya pada dirinya dan tidak mengerti akan potensi

yang ada dalam dirinya akan sulit melewati fase kritis kehidupan, mencari

solusi, bersosialisasi dan berhubungan dengan orang lain. Manusia

bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang telah diinternalisasikan

yang kemudian berbentuk sikap. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

manusia perlu sadar akan diri dimana hal ini dapat menolong manusia

memahami potensi diri dan mengenal diri serta lingkungannya untuk dapat

memiliki kecakapan berpikir. Kecakapan berpikir tidak hanya terbentuk

karena faktor internal saja tetapi juga dipengaruhi oleh

lingkungan.Kecakapan ini membantu individu untuk melihat realita

kehidupan secara obejektif.

Kemampuan seseorang melihat realita dalam dirinya dapat

membantu individu tersebut untuk hidup dalam realitas di sekelilingnya

dengan baik.Selain itu hal ini membantu individu untuk dapat berfungsi

secara utuh dalam setiap aspek kemanusiaannya.Sehingga ketika

permasalahan terjadi individu tidak terlalu mengalami goncangan

psikologis.Permasalahan datang kapan saja, di mana saja dan dalam diri

siapa saja.Belum ada formula untuk membuat hidup seseorang terhindar

dari masalah. Sehingga yang dapat dilakukan adalah dengan mencari cara

mengelola masalah. Kepemilikan kecakapan berpikir jika dianalogikan

seperti mata air dalam diri seseorang. Individu tidak akan mengalami

kecemasan dan ketakutan yang abnormal ketika menghadapi permasalahan

Page 20: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

20

karena di dalam dirinya sudah ada sumber motivasi yang bisa

dipergunakan kapan saja permasalahan datang dalam kehidupan individu.

B. Refleksi

1. Adhi Krisna Maria Agustin

i. Kegiatan ini sangat bermanfaat. Hal-hal yang tidak pernah saya

sangka sangka dan pikirkan saya alami ketika menjalankan

kegiatan ini. Pengalaman yang berharga juga didapatkan dari

kegiatan ini. Terlebih ketika mencari materi, mencari pasien yang

tepat, melihat betapa sulitnya tinggal di rumahsakit, atau

menunggui keluarga yang sakit. Dari pengalaman ini saya semakin

sadar bahwa profesi menjadi seorang konselor adalah profesi yang

mulia. Semua membutuhkan ketulusan dan hati nurani yang murni.

Konselor tidak bisa hanya berakting. Konselor adalah sahabat

yang baik akan tetapi tetap memperhatikan kode etik serta

memiliki dasar teori yang benar.

Bukan suatu pekerjaan yang main-main, menjadi konselor atau

guru BK. Profesi ini memerlukan kemauan dari pribadi tanpa

paksaan.Berbagai macam ilmu harus dikuasai, seperti komunikasi,

teori-teori konseling pastinya, dan harus melatih kepekaan.

Konselor harus peka, karena jika ini tidak dimiliki maka konseling

tidak akan berjalan dengan baik.

Dari kasus yang dialami oleh pasien yang dikunjungi, didapati juga

bawa lingkungan membawa pengaruh yang sangat besar bagi masa

depan. Pasien ini adalah seorang anak SMP yang rajin membantu

orang tua, rajin belajar, akan tetapi dia tidak mau bersekolah karena

teman-temannya banyak yang tidak sekolah.Hal Ini menunjukkan

bahwa remaja memang memerlukan penanganan yang khusus. Bila

hal-hal ini dibiarkan, maka kehancuran bangsa akan semakin

terlihat dari generasi-generasi yang tidak mau belajar.

Page 21: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

21

ii. Pada tahap persiapan saya mencari info tentang bagaimana

melakukan kunjngan ke rumah sakit, mencari informasi mengenai

bagaimana menghadapi kondisi psikologis orang sakit dengan

bertanya kepada dosen, mencari bahan untuk mengubah pikiran

irasional menjadi rasional. Saya juga bertugas mengurus surat

untuk diberikan kepada pihak rumah sakit. Dalam pelaksanaan

kegiatan saya memiliki tugas yang sama dengan teman-teman,

yaitu mendampingi pasien dan keluarga. Hanya saja saya

mendapatkan tugas mendampingi orantua pasien. Saya mencoba

berkomunikasi sebaik mungkin dengan orangtua, supaya tujuan

dari kegiatan dapat disampaikan dengan baik. Kemudian saya juga

bertugas dalam membuat laporan.

iii. Sangat banyak yang harus dikembangkan dalam diri saya.

Berkomunikasi yang baik dengan orangtua, memulai pembicaraan

dengan baik, menerapkan matakuliah yang sudah dipelajari

khususnya RET, mengingat tahap-tahap dalam konseling,

menambah kepekaan, mengatur waktu, mengatur emosi ketika

melihat banyak orang mengalami kesulitan, belajar bekerja dalam

kelompok, menambah wawasan umum.

2. Rizky Indra Patria

i. Melalui kegiatan yang saya laksanakan bersama teman-teman satu

kelompok saya mendapat banyak pengalaman yang sangat

berharga,pertama bersyukur kepada Tuhan dengan keadaan saya

sekarang yang sehat.Dan saya disana juga dapat menolong orang

sesuai kemampuan saya. Saya juga mengasah dalam hal

berkomunikasi,karena dalam kegiatan tersebut dibutuhkan

ketrampilan berkomunikasi yang kemudian juga mengarah kepada

konseling yang menjadi ketrampilan utama sebagai calon

konselor.Maka dari itu saya serius dalam melakukan kegiatan

tersebut. Dari kasus yang dialami oleh pasien yang kami kunjungi,

kami juga mendapati bawa lingkungan membawa pengaruh yang

Page 22: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

22

sangat besar bagi masa depan. Pasien yang kami temani adalah

seorang anak SMP yang rajin membantu orang tua, rajin belajar,

akan tetapi dia tidak mau bersekolah karena teman-temannya

banyak yang tidak sekolah. Hal Ini menunjukkan bahwa remaja

memang memerlukan penanganan yang khusus. Bila hal-hal ini

dibiarkan, maka kehancuran bangsa akan semakin terlihat dari

generasi-generasi yang tidak mau belajar. Kami merekomendasi

untuk kegiatan ini dapat dilakukan kembali di masa mendatang

atau dalam wadah yang berbeda, karena banyak sekali orang-orang

dirumah sakit yang merindukan adanya kehadiran seseorang yang

mau mendengarkan dan menemani dalam keadaan mereka yang

sulit di rumahsakit.

ii. Peran saya dalam kegiatan ini,saya ikut serta dalam proses

wawancara dan observasi serta saya juga bertugas untuk

mengambil dokumentasi dalam proses kegiatan.

iii. Yang harus dikembangkan dalam diri saya yang pertama aalah

komunikasi. Saya merasa bahwa komunikasi saya kurang lancar,

karena saya kalau berkomunikasi dengn orang yang belum saya

kenal masih sedikit canggung. Yang kedua adalah teknik

konseilng. Saya masih merasa sangat lemah ketika harus

melakukan sesi konseling. Saya seirng bingung menentukan

masalahharus diselesaikan dengan pendekatan apa. Saya terus

belajar dan melatih kelemahan saya supaya bisa maksimal.

3. Dermawan Hani

i. Yang saya pelajari ,kegiatan ini mengenai proses dan cara konselor

dalam mendalami pendampingan orang sakit. Dan sebagai konselor

kita harus bisa juga memahami kondisi psikologi pasien yang ada

di rumah sakit tentunya. Karena disini kadang ada pasien di rumah

sakit yang kurang mendapat perhatian dari keluarganya (yang

menungggui pasien tsb). Untuk itu kita sebagai konselor di ajarkan

agar peka, tanggap akan pasien yang membutuhkan kunjungan,dari

Page 23: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

23

teman yang saat itu sedang sakit,dan butuh bayak sekali perhatian.

Dari observasi saya di RSU salatiga bersama teman-teman

BK,saya rasa yang perlu kita tunjukkan perhatian pada orangnya

yang sakit,bukan kepada penyakitnya. Biarkan pasien

mengungkapkan isi hatinya dan keluh kesalnya. Karena perlu

diketahui harus memperhatikan Augmenters dan Reducers dari

pasien.

Adapun gambaran-gambaran psikologi orang sakit :

Stress

Malu atas penyakit yang dideritanya

Takut / sedih dengan masa depannya

Untuk tindak lanjutnya,pasien yang pernah saya

dampingi,menginginkan perhatian yang ekstra dan butuh teman

untuk mendengarkan keluh kesalnya. Karena jika tidak ada

seseorang yang seperti itu di samping pasien,pasti si pasien akan

lebih sensitive,mudah emosi,dan tidak mau menurut.

ii. Peran saya dari awal,saya sebagai penunjuk arah bagi teman-teman

menuju ke RSU Salatiga dan penunjuk ruang tempat mencari

pasien yg dirawat untuk melakukan observasi.Lalu saya bertugas

menemani salah satu teman saya melobi kepala ruang di rumah

sakit. Pada hari selanjutnya saya ikut mencari informasi tentang

pasien tsb. Dan pada akhir kegiatan,saya ikut membuat dan

mengetik proposal bersama teman-teman di perpus lantai 3.

iii. Secara keseluruhan,sepertinya saya kurang peka pada pasien yang

menginginkan perhatian lebih tentunya. Karena pada dasarnya

setiap individu memiliki cara tersendiri untuk mencari perhatian

dari konselor / orang yang menunggui / menemani di samping si

pasien.

Page 24: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

24

4. Ni Komang Sandini

i. Melalui kegiatan ini, saya :

a. Menemukan realita kehidupan yang sebenarnya

b. Kegiatan ini membuat saya melihat lebih jelas mengenai esensi

kenapa seseorang perlu menuntut ilmu.

c. Mendapat kesempatan mempraktekan komunikasi antar pribadi

d. Melihat lebih jelas potensi diri yang dapat diaktualisasikan.

e. Mengasah kemampuan untuk menemukan problem solving

dalam mencapai sasaran.

ii. Tahap persiapan:

a. Menyusun dan print proposal dan anggaran bersama teman-

teman

b. Konsultasi dengan pak Lobby mengenai tata cara melakukan

pendampingan orang sakit dan hal-hal yang perlu

dipersiapkan.

c. Mencari buku dan materi psikologi orang sakit diperpustakaan

dan internet

d. Menyusun dan print bahan pendampingan berdasarkan materi

yang didapat.

e. Bertemu pihak rumah sakit di bagian administrasi untuk

mencari informasi pasien dan prosedur rumah sakit mengenai

pelaksanaan kegiatan pendampingan

Tahap pelaksanaan:

a. Membeli bingkisan untuk pasien yang akan dikunjungi

b. Observasi pasien di beberapa ruang rumah sakit

c. Menetapkan pasien yang akan didampingi

d. Melakukan pendampingan orang tua atau keluarga pasien.

e. Memotivasi pasien dan keluarga pasien.

Tahap penyusunan laporan:

a. Menuliskan gambaran pelaksanaan, daftar pustaka, daftar isi,

lampiran dan melengkapi kajian pustaka, mengecek ulang dari

bab I sampai akhir.

b. Menyusun laporan dari halamam judul sampai akhir dan

burning data ke cd.

iii. Hal yang perlu dikembangakan dalam diri saya yaitu kemampuan

mengkomunikasikan pemikiran dengan baik dan cara pemberian

Page 25: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

25

motivasi yang tidak terkesan menggurui dan menasehati.

Pengembangan kemampuan bekerjasama dengan orang lain serta

kemampuan mengelola konflik bathin dan fokus.

5. Maya Rahadian

i. Melalui terselenggaranya kegiatan ini, banyak pengalaman yang

berharga yang kami dapatkan. Di awal ketika kami membuat

perencanaan kegiatan ini, banyak keraguan pada diri kami yaitu

salah satunya adalah kegiatan ini apakah akan dapat terlaksana

dengan baik, mengingat sebelumnya kami belum pernah memiliki

pengalaman berkunjung ke rumah sakit dalam rangka menunggui

dan pemberian motivasi kepada orang yang sedang sakit, yang

sebelumnya kami belum pernah bertemu dan kenal kepada pasien.

Dan itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya dan teman-teman

dalam pemberian bantuan berupa motivasi. Dari pengalaman

inilah, saya menyadari bahwa peran seorang konselor sangat

dibutuhkan oleh semua orang. Karena kami menyadari bahwa

ternyata bukan suatu hal yang mudah ketika memberikan layanan

kepada orang terlebih ketika orang tersebut dalam keadaan sakit.

Karena ketika melaksanakan kegiatan ini, ternyata pemberian

motivasi ini tidak hanya dapat diberikan kepada pasien saja tetapi

kami juga melihat bahwa pemberian motivasi juga dapat diberikan

kepada keluarga yang menungguinya.Dari perbincangan dengan

pasien, kami banyak menerima informasi dari keadaan pasien yang

ternyata mengalami masalah dalam hal studi. Pasien mogok

sekolah dikarenakan lingkungan teman yang tidak baik, pasien

memiliki teman- teman yang tidak mau sekolah sehingga itu

mempengaruhi minat pasien untuk sekolah. Disini kami melihat

bahwa tenyata ada kompleksitas masalah dibalik penyakit yang

diderita oleh si pasien, dan peran seorang konselor sangat

Page 26: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

26

dibutuhkan untuk memberikan penguatan dan dorongan kepada

pasien dalam menghadapi masalah dan penyakitnya.

ii. Di awal perencanaan kegiatan, saya dengan kelompok melakukan

observasi tempat atau ruangan yang akan dikunjungi dan mencari

data yaitu pasien mana saja yang membutuhkan pemberian

motivasi, dan kami mengutamakan pasien yang tidak ditunggui

atau tidak punya keluarga. Setelah di hari berikutnya, saya dan

salah satu teman di kelompok bermaksud menemui kepala ruangan

untuk perijinan pelaksanaan kegiatan ini. Kemudian dihari yang

sudah disepakati bersama, kami melaksanaan kegiatan ini secara

bersama-sama.

iii. Yang perlu dikembangkan dalam diri saya yaitu dalam hal

berkomunikasi, kepekaan serta keterampilan sebagai calon

konselor dalam memberikan bantuan. Terlebih dalam hal

keterbukaan dengan calon konseli, hal yang menjadi tantangan

tersulit bagi saya adalah ketika memberikan bantuan seperti di atas

dengan orang yang sebelumnya belum pernah saya kenal, saya sulit

mengembangkan sikap terbuka dan kepekaan terhadap penggalian

masalah dan pemberian motivasi.

C. Saran

i. Progdi

Kelompok merekomendasi untuk progdi dapat kembali melakukan

kegiatan ini dalam wadah yang berbeda, dan persiapan yang

matang.Karena dari yang kelompok lihat, banyak sekali pasien dan

keluarga yang kesepian di rumah sakit, yang membutuhkan

perhatian dan pertolongan.Kegiatan ini juga dapat dijadikan

sebagai kerjasama antara progdi BK dengan Rumah Sakit, yang

nantinya dapat sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk bisa

mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.

ii. Sasaran

Page 27: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

27

Diadakan tindak lanjut dari pelayanan untuk pasien dan keluarga,

supaya kegiatan ini tidak terkesan hanya formalitas, akan tetapi

benar-benar memabantu. Tindak lanjut sangat diperlukan karena

kegiatan hanya dilakukan sebentar.Orang yang berada di rumah

sakit pasti tidak ingin berada disana lebih lama.Sehingga

diperlukan waktu yang lebih lama untuk memberikan bantuan.

iii. Mahasiswa BK

Mahasiswa BK perlu mempersiapkan dengan baik ketika akan

melaksanakan kegiatan ini. Selain persiapan mental, materi juga

harus disiapkan dengan baik. Mahasiswa perlu mengerti benar apa

yang harus dilakukan, supaya tidak kebingungan ketika sudah

sampai dilapangan.

Page 28: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

28

D. Lampiran

Ruangan yang diobservasi

Kelompok pendamping atau kelompok kunjungan

Pelaksanaan inti kegiatan

Page 29: LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH SAKIT · untuk hanya duduk diam menunggui orang yang sakit. Terkadang gangguan emosional tidak hanya dirasakan oleh yang sakit, akan tetapi jugakeluarga

29

DAFTAR PUSTAKA

Buku Diktat Mata Kuliah Kecakapan Hidup.

Dryden, Windy. 2006. Rational Emotive Behavior Therapy: 100 key points and

techniques. Publisher: Routledge.

Loekmono, Lobby. 2005. Tiga Model Konseling. Salatiga: Widya Sari Press.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-rasional-

emotif/

http://neuronnisc11.blogspot.com/2012/01/tambahan-materi-psikologi-orang-

sakit.html, Senin, 15 oktober 2012, 11.58