laporan kbm takalar
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL
BALAI PERSUTERAAN ALAMBILI-BILI KEC. BONTOMARANNU KAB. GOWA SULAWESI SELATAN
Telp. 0411 5069240 / 8212509, email : [email protected]
LAPORAN
PEMELIHARAAN KBM TAKALAR
TAHUN 2012
KEGIATAN DIPA BA 029
TAHUN 2012
BILI - BILI, Januari 2012
1 | P a g e
KATA PENGANTAR
Laporan kegiatan pemeliharaan KBM Takalar tahun 2012 di Desa Lassang
Kecamatan Polombangkeng Utara berisi tentang pelaksanaan kegiatan yang
dilaksanakan di KBM Takalar tahun 2012 mulai dari penyiapan administrasi kegiatan
teknis yang meliputi Pemangkasan, Penyiangan dan Pendangiran, Pemupukan,
Pencegahan hama dan penyakit tanaman, penyulaman, penyemprotan gulma.
Tujuan di adakannya kegiatan pemeliharaan di KBM Takalar adalah menyediakan
stek bagi daerah pengembangan baik di Provinsi Sulawesi Selatan maupun di luar
propinsi Sulawesi Selatan.
Kepada semua pihak yang telah membantu hingga tersusunya laporan ini
diucapkan banyak terima kasih. Saran dan kritik yang membangun sangat di
harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat
Mengetahui
Kepala Balai,
Ir. Antonius Patandianan, MP
NIP. 19620428 199003 1 003
Bili-Bili, Januari 2013
Balai Persuteraan Alam
Ir. Antonius Patandianan,MP NIP. 19620428 199003 1 001
2 | P a g e
BAB 1PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hasil hutan non kayu awalnya dipandang sebelah mata sebagai produk hasil
hutan. Semenjak zaman belanda yang dikenal sampai dengan model sampai timber
extraction sampai zaman orde baru, negeri ini jumawa dengan kayu sebagai produk
utama hasil hutan. Eksploitasi hutan Indonesia yang berskala besar menjadi modal utama
bagi rezim orde baru untuk membangun perekonomian Indonesia yang terpuruk pada
rezim sebelumnya. Namun, di balik kesuksesan tersebut muncul berbagai macam baik
dari sisi ekologis maupun ekonomi. Dari segi ekologis, Model timber management yang
dilakukan oleh pemerintah berdampak pada kerusakan lingkungan yang parah serta
berkurangnya tutupan hutan primer. Dari segi Sosial, terjadi ketimpangan ekonomi
khususnya bagi mereka yang berdomisili disekitar wilayah hutan dengan para pengusaha.
Sampai akhirnya pada dekade awal 2000-an, muncul wacana Forest for people yang
intinya hasil hutan betul – betul dapat di nikmati oleh masyarakat, utamanya bagi mereka
yang berdomisili di sekitar hutan. Namun, rusaknya hutan Indonesia membuat
pemerintah mulai melirik Hasil hutan bukan kayu (HHBK) untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Salah satu HHBK unggulan yang dikembangkan oleh Kementerian Kehutanan
adalah ulat sutera. Balai Persuteraan Alam sebagai salah satu unit pelaksana teknis dari
Kementerian Kehutanan memulai pembinaan persuteraan alam sejak tahun 70-an melalui
proyek pembinaan sutera alam yang merupakan kerjasama dengan JICA. Namun
sebelumnya, masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia seperti Sulawesi selatan serta
Jawa Barat telah mengusahakan sutera alam secara mandiri. Persuteraan alam sendiri
merupakan suatu usaha agroindustri yang meliputi kegiatan budidaya tanaman murbei
dan pemeliharaan ulat sutera pada sektor hulu dan Pengelolaan pasca panen di sektor
hilir. Untuk mendukung terlaksananya pengembangan persuteraan alam di sektor hulu,
maka Balai Persuteraan Alam membangun kebun bibit murbei (KBM) seluas 43 Ha di
3 | P a g e
beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Kabupaten gowa, Takalar, Sidrap,
Soppeng, Wajo dan Polman. Tujuan Pembangunan KBM adalah menyediakan bibit dari
varietas murbei yang unggul bagi masyarakat yang berminat memelihara ulat sutera.
Varietas murbai yang tersedia di KBM BPA adalah Morus indica, Morus nigra, Morus
Multicaulis, Morus alba, Morus cathayana, BNK-3, Kanva – 2 dan Jenis China.
Penyaluran stek murbei tidak hanya terbatas untuk wilayah Sulawesi Selatan saja namun
ke Penjuru nusantara seperti Cianjur, Manado bahkan Papua. Agar Kebun bibit murbei
produktivitasnya meningkat setiap tahunnya sehingga menjamin kontinuitas penyaluran
stek maka dilaksanakan Pemeliharaan Intensif pada tiap KBM BPA. Pemeliharaan
intensif memadukan antara teknik pemeliharaan konvensional dengan teknologi tepat
guna serta penggunaan bahan kimia seperti pupuk dengan limit tertentu.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud kegiatan pemeliharaan Kebun Bibit Murbei (KBM) Balai Persuteraan Alam
tahun 2012 adalah :
1. Meningkatkan produktivitas KBM, Khususnya jumlah stek/Ha.
2. Terpeliharaanya KBM sebagai asset negara
3. Menyediakan lapangan kerja buat petani walau bersifat paruh waktu.
Tujuan kegiatan pemeliharaan Kebun Bibit Murbei (KBM) Balai Persuteraan Alam
adalah menyediakan stek murbei yang bermutu dan kontinyu (sustainable) guna
menjamin kegiatan pengembangan persuteraan alam di Indonesia.
C. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN
Dasar pelaksanaan kegiatan ini adalah Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BA 29 Satker
Balai Persuteraan Alam Tahun 2012 No.: 0339/029-04.2.01/23/2012 tanggal 09
Desember 2011
4 | P a g e
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
A. KEBUN BIBIT MURBEI
Kebun bibit murbei merupakan kebun yang di buat oleh balai persuteraan alam dalam
rangka membantu pengembangan kegiatan persuteraan alam di Indonesia melalui
penyediaan bibit murbei berkualitas berupa stek kepada petani/instansi
pemerintah/pengusaha yang membutuhkan. Di dalam penyediaan bibit murbei yang
berkualiatas maka dilakukan perawatan intensif terhadap tanaman murbei yang ada KBM
seperti pemupukan, pendangiran, pengendalian hama penyakit tanaman, weeding dll.
B. MURBEI
Tanaman murbei merupakan tanaman perdu, berikut ini merupakan taksonomi daripada
tanaman murbei :
1. Divisio : Spermatophyta
2. Sub Divisio : Angiospermae
3. Kelas : Urticalis
4. Famili : Moraceae
5. Genus : Morus
6. Spesies : Morus sp.
Tanaman murbei merupakan tanaman pohon, tingginya dapat mencapai 6 meter dengan
tajuk yang jarang, bercabang banyak, daunnya berwarna hijau tua dengan bentuk mulai dari
bulat, berlekuk dan bergerigi dengan permukaan kasar atau halus tergantung jenisnya.
Pertumbuhan tanaman murbei sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah dan iklim setempat. Di
daerah tropis seperti di Indonesia, meskipun tanaman murbei tidak mengalami masa istirahat,
tetapi terdapat perbedaan pertumbuhan pada musim hujan dan musim kemarau. Penyebabnya
adalah faktor kandungan air tanah. Perbedaan pertumbuhan yang nyata terlihat antara musim
hujan dan musim kemarau. Waktu pertumbuhan yang baik bagi tanaman murbei adalah
diantara musim hujan dan musim kemarau, saat curah hujan mulai berkurang sedangkan
5 | P a g e
temperatur udara masih cukup tinggi. Tanaman murbei dapat bertunas 7 hari setelah
pemangkasan dan selanjutnya pertumbuhannya berjalan dengan cepat selama 30 – 60 hari
setelah pemangkasan. Pada bagian batang akan tumbuh cabang setelah 90 hari kemudian, dan
pada saat yang sama daun bagian bawah akan rontok. Dari segi pertumbuhan batang, saat
yang paling baik untuk memulai panen adalah antara umur 60 – 90 hari setelah mulai
bertunas. (Petunjuk teknis budidaya sutera alam, 1998)
Beberapa jenis tanaman murbei yang ada di Kebun Bibit Murbei Balai Persuteraan Alam
adalah :
1. Morus Nigra
Dikenal dengan nama “murbei hitam”. Berupa perdu yang dapat mencapai
ketinggian sampai 1,5 meter. Stek yang berusia 9 – 12 bulan mempunyai 10 cabang
atau lebih apalagi jika sudah dipangkas. Daun berwarna hijau tua dengan permukaan
halus dan adakalanya bercelah/berlekuk.
Gambar 1. Morus nigra
2. Morus Alba
Dikenal dengan nama “Murbei buah”, karena pada umumnya ditanam untuk diambil
buahnya. Bentuk daunnya seperti jenis Nigra, atau Australis tetapi lebih kecil lagi.
Tinggi pohon mampu mencapai 1,5 meter apabila tumbuh di daerah dingin dengan
cabang yang banyak.
Gambar 1. Morus Alba
6 | P a g e
3. Morus Chatayana
Morus cathayana memiliki bentuk daun 3 skepsis dengan ketebalan daun tipis
berwarna hijau muda. berwarna hijau muda. Percabangan berwarna coklat tua
berukuran sedang, perakarannya baik dan dalam. Ketahanan terhadap musim
kemarau cukup kuat, demikian pula ketahanan terhadap serangan penyakit.
Gambar 3. Morus Chatayana
7 | P a g e
BAB III
RISALAH KBM
A. Letak dan Luas
1. Nama : KBM Takalar
2. Desa : Lasssang
3. Kecamatan : Polombangkeng Utara
4. Kabupaten : Takalar
5. Luas Aktual : 5,305 Ha
6. Koordinat :
B. Jenis tanah
Jenis tanah di lokasi Kebun Bibit Murbei (KBM) Takalar adalah termasuk jenis
tanah Aluvial yang terbentuk dari lumpur sungai yang ada disekitarnya. Analisis kondisi
tanah pada KBM Takalar di sajikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Kondisi Tanah pada KBM TakalarNo Karakteristik tanah Hasil Analisa Keterangan1. Warna Tanah Coklat kemerah merahan dan coklat gelap2. Tekstur Tanah Geluh lempung3. Stuktur Tanah Granuler berpasir4. Keasaman Tanah 6
C. Tipe Iklim dan Curah hujan
Berdasarkan data pada Stasion Curah Hujan Kantor Dinas Pertanian tanaman Pangan
Takalar tahun 2009 tercatat curah hujan rata -rata 1.781 mm / tahun dengan intensitas
curah hujan tertinggi pada bulan Maret dan bulan Mei, sedangkan bulan basah yaitu
bulan November sampai bulan Pebruari dan bulan kering yaitu pada bulan Juli sampai
pada bulan September.Berdasarkan klasifikasi Schmid dan Ferguson iklim di Panjojo
Desa Lassang Kecamatan Polut Kabupaten Takalar termasuk type iklim C.
8 | P a g e
D. Penutupan lahan
Kondisi penutupan lahan KBM Takalar disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2. Kondisi penutupan lahan KBM TakalarNo Penutupan lahan Vegetasi Luas (Ha) Keterangan1. Kebun murbei 4 Tanaman murbei murni2. Areal Low Potensi 1 Rencana rehabilitasi tanaman
3. Jalanan 0.305Luas lahan seluruhnya 5, 305
E. Geografis
KBM Takalar berada pada ketinggina 40 - 50 meter dari atas permukaan laut sedangkan
topografi berada pada kondisi landai.
9 | P a g e
BAB IV
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Kegiatan Pemeliharaan KBM
Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan di KBM Takalar tahun 2012 disajikan pada
tabel berikut :
Tabel 3. Kegiatan pemeliharaan KBM Takalar tahun 2012
No Kegiatan Pelaksanaan Tgl SPK Sasaran (Blok) Penerima1 Penyiangan 19 - 22 Maret 2012 19 Maret 2012 1 A dan 2 A Tarru,dkk2 Pemangkasan 13 - 16 April 2012 12 April 2012 1 A dan 3 A Tarru,dkk3 Pemupukan 25 - 27 April 2012 25 April 2012 1 A dan 3 A Tarru,dkk4 Penyemprotan 30 Maret - 2 April 2012 30 Maret 2012 1 A, 2 A, 3 A dan 4 A Tarru,dkk5 Penyulaman 23 - 24 April 2012 23 April 2012 1 A, 2 A, 3 A dan 4 A Tarru,dkk6 Pendangiran 4 - 6 Juni 2012 4 Juni 2012 1 A dan 3 A Tarru,dkk
7 Pencegahan hama penyakit
4 - 6 Juli 2012 4 Juli 2012 1 A, 2 A, 3 A dan 4 A Tarru,dkk
8 Penyemprotan 20 - 23 Juli 2012 20 Juli 2012 1 A, 2 A, 3 A dan 4 A Tarru,dkk9 Penyiangan 27 - 28 September 2012 26 September 2012 2 A dan 4 A Tarru,dkk
10 Pemangkasan dan pendangiran
01 - 05 Oktober 2012 01 Oktober 2012 2 A dan 4 A Tarru,dkk
11 Pemupukan 16 - 19 Oktober 2012 16 Oktober 2012 1 B, 2 A dan 4 A Tarru,dkk12 Pendangiran 20 - 23 November 2012 19 November 12 1B, IA Tarru,dkk13 Penyulaman 1 - 5 November 2012 29 Oktober 2012 1B, 2 A, 3 A, 4 A Tarru,dkk
14 Pengendalian hama penyakit
07 - 12 November 2012 6 November 2012 1 B dan 1 A Tarru,dkk
15 Penyemprotan 03 - 04 Desember 2012 3 Desember 2012 Blok 2 A dan 4 A Tarru,dkk
10 | P a g e
2. Pengadaan Bahan Pemeliharaan
Pengadaan bahan pemeliharaan KBM Takalar tahun 2012 disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4. Pengadaan bahan pemeliharaan KBM Takalar 2012
No Waktu Bahan Volume Penerima Ket.1 5 Januari Pupuk NPK 100 Kg
KUD Kowata takalar HabisHerbisida 5 LtrDrusban 0.5 LtrKaret Stater Sparayer 1 Buah
2 15 Maret Pupuk NPK 50 Kg
KUD Kowata takalar HabisPupuk Kandang 3 TonPeralatan (Parang & Gergaji)
masing 3 Buah
3 23 Juli Herbisida 5 LtrToko Tani Panaikang
Habis
4 23 Agustus Herbisida 5 LtrToko Tani Panaikang
Habis
5 15 OktoberPupuk NPK 150 Kg KUD Kowata
Takalar
Sisa 100 Kg (Tersimpan di gudang KBM)
Insektisida 1 Ltr Habis
7 03 Desember Herbisida 2 LtrToko Tani Panaikang
Habis
Gambar 4. Pupuk kandang Pengadaan tanggal maret 2012
11 | P a g e
B. Metode Pemeliharaan
Pemeliharaan KBM bertujuan untuk menyediakan stek secara kontinyu dengan kualitas
yang terjamin serta menjaga prosentase tumbuh tanaman murbei tiap hektarenya. Semua
tindakan pemeliharaan hendaknya merupakan usaha yang ditujukan untuk menciptakan
kondisi lingkungan dan tempat tumbuh atau faktor luar yang optimal bagi produktifitas dan
kualitas Murbei. Sedangkan faktor dalam yang mempengaruhi produktifitas murbei berasal
dari tanaman itu sendiri yang lebih cenderung ditentukan oleh sifat genetik. Kegiatan
pemeliharaan kebun Bibit Murbei Takalar dapat di rinci sebagai berikut :
1. Persiapan
a) Pelaksana KBM di tunjuk oleh Kepala Balai Persuteraan Alam yang bertugas untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi.
b) Mempelajari serara rinci anggaran yang tertuang pada DIPA sehingga dapat
merencanakan kebutuhan bahan pemeliharaan dan tenaga kerja.
c) Menyiapkan administrasi
2. Teknis Pemeliharaan
a) Pemangkasan
Pemangkasan tanaman merupakan upaya merangsang pertumbuhan tunas baru
pada tanaman murbei dengan memotong cabang yang produktif. Metode
pemangkasan yang digunakan adalah metode pemangkasan pendek karena kondisi
tanaman yang memerlukan peremajaan. Teknik pangkasan rendah dilakukan dengan
memangkas tanaman murbei sampai pada ketinggian 10 - 20 cm di atas permukaan
tanah (di bawah cabang) dengan menggunakan gergaji pangkas. Kegiatan
pemangkasan dilakukan 2 kali yakni pada tanggal 13 - 16 April 2012 untuk Blok 1
A dan 3A serta pemangkasan Blok 2 A dan 4 A pada tanggal 01 – 05 Oktober 2012.
Berikut ini visualisasi tanaman yang dipangkas pada 13 – 16 April 2012.
12 | P a g e
Kondisi tanaman sebelum pemangkasan, umur tanaman sudah tua dan tidak produktif
Kondisi tanaman setelah pemangkasan pendek (4 bulan setelah pangkas)
Gambar 5. Visualisasi hasil pemangkasan rendah bulan April 2012
b) Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan menambah unsur hara makro dan Mikro ke
dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pemupukan efektif
dilakukan ketika tanaman berumur tujuh hari setelah pangkasan. Pemupukan akan
mempercepat pertumbuhan, meningkatkan vigor tanaman murbei serta mempercepat
pertumbuhan tunas baru.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk anorganik. Dosis untuk
pupuk anorganik adalah 10 Gr/tanaman. Jadi kebutuhan untuk 1 Ha tanaman adalah
100 Kg dengan jarak tanam 2 Meter x 0.5 Meter . Pupuk organik yang digunakan
adalah NPK Phonska (15 : 15 : 15 ). Metode aplikasinya adalah menugal sedalam 10
cm pada jarak 15 cm dari batang utama tanaman murbei.
c) Penyiangan dan pendangiran
Penyiangan merupakan kegiatan menghilangkan populasi gulma atau tanaman
penganggu tanaman murbei. Kegiatan penyiangan meliputi penyiangan gulma secara
manual serta penyiangan gulma secara mekanis ataupun kombinasi antara keduanya.
Penyiangan gulma secara manual dan mekanis dapat dilakukan masing - masing
13 | P a g e
pada gulma dengan ketinggian kurang dari 50 cm. Penyiangan dengan manual
dilakukan dengan membabat gulma sampai dengan ketinggian 5 cm dari atas tanah
sedangkan pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida.
Herbisida yang biasa digunakan adalah herbisida sistemik dengan dosis 5 liter/Ha
apabila kondisi penutupan gulma 100 %. Namun, apabila ketinggian gulma > 50 cm
maka kombinasi antara kedua metode tersebut tepat untuk digunakan. Gulma
terlebih dahulu di babat kemudian di semprot
dengan herbisida.
Pendangiran merupakan kegiatan
menggemburkan tanah di sekitar tanaman
pokok untuk memperbaiki aerasi serta
porositas tanah. Kegiatan pendangiran
dilakukan di sepanjang jalur tanaman.
Gambar 6 . Kegiatan Pendangiran
d) Penyulaman
Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati dengan tanaman
baru namun tetap berasal dari varietas yang sama. Prosedur kegiatan penyulaman
adalah :
1. Inventarisasi tanaman yang mati pada tiap bloknya.
2. Menandai lokasi tanaman yang mati untuk memudahkan penghitungan bibit
3. Melakukan sensus terhadap tanaman yang mati menggunakan Hand Thally.
4. Menyiapkan bibit tanaman sesuai dengan jumlah tanaman hasil sensus
5. Melakukan penyulaman.
e) Pencegahan Hama Penyakit
Kegiatan pencegahan hama penyakit yang dilakukan di Takalar pada tahun 2012
adalah :
14 | P a g e
1. Pencegahan penyakit bercak daun/karat daun/embun tepung pada tanaman
murbei dengan menggunakan fungisida Drusban serta Score. Penyakit tersebut di
sebabkan oleh jamur dan umumnya menyerang ketika musim hujan.
2. Penanganan penyakit busuk akar dengan mencabut tanaman yang terinfeksi
sehingga pathogen tidak menular ke tanaman yang sehat melalui akar tanaman.
C. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kondisi akhir tanaman setelah kegiatan baik
yang sifatnya fisik maupun administrasi selesai. Evaluasi dilakukan oleh pelaksana KBM
dan Pegawai BPA dari Bili – bili. Berikut ini merupakan hasil evaluasi pelaksanaan
pemeliharaan KBM Takalar :
1. Dari hasil evaluasi tanaman, diperoleh Bencmark stoking (Prosentase hidup) untuk
tiap bloknya sebagai berikut :
Blok 1 A = 99 %
Blok 1 B = 100 %
Blok II A = 99 %
Blok III A = 95 %
Blok IV A = 99 %
Benchmark rata – rata KBM Takalar adalah 98.4 %. Total luasan areal yang
produktif adalah 2.5 Ha, maka jumlah tanaman yang adalah 24.600 tanaman.
Kondisi ini menggambarkan KBM takalar berada dalam kondisi sangat baik.
2. Jumlah stek yang tersedia di KBM Takalar berjumlah kurang lebih 200 – 300 ribu
batang stek yang berada pada Blok 1 A dengan jenis Morus indica dan Morus
multicaulis. Tahun ini, KBM takalar telah mengeluarkan 10.000 ribu stek untuk
rehabilitasi KBM Takalar sendiri pada Blok I B.
15 | P a g e
Gambar 7. Kondisi Stek siap tanam di Blok 1A
3. Kondisi areal produktif pada KBM Takalar, adalah 2,5 Ha. Sisanya merupakan
Demplot tanaman murbei BPTH yang sebagian besar kondisinya berupa alang –
alang. Oleh karena itu, setelah Demplot tersebut yang rencanaya tahun ini bakal
diserahkan kembali ke BPA maka akan segera di rehabilitasi kembali.
16 | P a g e
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan di KBM Takalar tahun 2012 meliputi
Pemangkasan, pemupukan, penyiangan, pendangiran, penyemprotan gulma,
penyulaman dan pencegahan hama penyakit.
2. Jumlah stek siap distribusi di KBM Takalar mencapai 250 - 300 ribu stek dengan
jenis Morus Multicaulis dan Morus Indica.
B. SARAN
1. Perlunya pengawasan yang intensif, khususnya di musim kemarau karena faktor
kebakaran lahan. Kondisi tanah berpasir yang sifatnya remah membuat tanah lebih
cepat melepaskan air sehingga meningkatkan kondisi suhu dalam tanah.
2. Blok yang prosentase tanamannya kurang akan di sulami pada periode pemeliharaan
selanjutnya.
3. Stek yang tersedia di KBM Takalar saat ini berjumlah 250 - 300 ribu stek. Sesuai
dengan petunjuk teknis, stek tersebut harus tersalur maksimal sampai bulan 4 karena
setelah periode tersebut kualitas stek sudah tidak layak tanam yang di akibatkan oleh
faktor umur.
4. Rehabilitasi KBM Takalar seluas 2. 5 Ha (bekas demplot BPTH). Di samping untuk
meningkatkan produksi stek, rehabilitasi diharapkan dapat memperbaiki kondisi lahan
tersebut yang 70 % kondisinya terlantar.
17 | P a g e