laporan kasus tyar

Upload: fira-w

Post on 14-Oct-2015

94 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN THORAK PADA KASUS EMPHISEMA DI R Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Kerja Nyata D IV Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

Disusun Oleh :BACHTIAR ARIF NUGROHOP17430211005

PRODI D IV TEKNIK RADIOLOGI SEMARANGJURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2012HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan kasus guna memenuhi tugas Praktek Kerja Nyata, Prodi D IV Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.

Nama:

Bachtiar Arif Nugroho

NIM:

P17430211005

Judul Laporan:Tata Administrasi dan Pengelolaan di Instalasi

Radiologi RS Husada Jakarta Pusat.

.

Jakarta, April 2012

Pembimbing,

Purwantono, Amd.Rad

NIK. \

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Bayu Handiko

NIM : P17430211005

Judul Laporan: Tata Administrasi dan Pengelolaan di Instalasi

Radiologi RS HUSADA JAKARTA PUSAT.

Telah disahkan oleh Tim Penguji Laporan Kasus Praktek Kerja Nyata pada tanggal,.........................................Tim Penguji :

1. ( )

2. ( )

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt kerena Hadiratnya penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus praktek kerja nytata yang berjudul tata administrasi dan pengelolaan di instalasi radiologi RS Husada Jakarta Pusat. Laporan studi kasus ini disusun sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Praktek Kerja Nyata pada semester 2 jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

Dalam menyelesaikan laporan studi kasus ini penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, dan untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak, Ibu, kakak-kakak dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan dorongan semangat.

2. Ibu Rini Indrati S.Si,M.Kes, Selaku Ketua Jurusan Teknik Radodiagnostik dan Raditerapi Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.

3. Bapak Jefrry Ardiyanto, M.App,Sc, selaku ketua Prodi D IV Teknik Radodiagnostik dan Raditerapi Semarang.4. Seluruh staf Prodi D IV Teknik Radodiagnostik dan Raditerapi Semarang.

5. Bapak Purwantono selaku pembimbing dalam penyusunan laporan kasus di instalasi radiologi RS Husada Jakarta Pusat.

6. Segenap staf dan Radiografer instalasi radiodiagnostik RS Husada Jakarta Pusat atas bimbinganya selama PKN berlangsung.

7. Bayu Handiko terima kasih atas tumpangannya dan makananya.8. Teman teman seperjuangan angkatan 8 Prodi D IV Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.

9. Puspita Ayu Setiorini yang selalu mendukung lewat telepon dan sms.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, April 2012PenulisDAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi

HALAMAN PERSETUJUANiiHALAMAN PENGESAHANiii

KATA PENGANTARiv

DAFTAR ISIviBAB I PENDAHULUAN1

A. Latar Belakang1

B. Rumusan Masalah2

C. Tujuan Penulisan2

D. Manfaat Laporan3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA4

A. Landasan Teori4

BABIIIHASIL DAN PEMBAHASAN10A. Standar Administrasi RS Husada Jakarta Pusat10BAB IV KESIMPULAN DAN SARANA. Hasil16B. Pembahasan16DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang Pengelolaan pelayanan merupakan hal yang sangat penting pada suatu struktur kerja di bidang pelayanan jasa, termasuk bagi rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan. Adapun tujuan dari pelayanan kesehatan adalah segala upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok dan masyarakat. Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan amanat Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas ( Kemenkes, 2008).

Instalasi radiologi hendaknya menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi standar pelayanan radiologi sesuai keputusan menteri kesehatan RI nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan.

Sebagai salah satu rumah sarana pelayanan kesehatan masyarakat, RS HUSADA Jakarta Pusat senantiasa dituntut untuk meningkatkan mutu agar dapat menyediakan pelayanan yang prima demi kepuasan penderita atau pasien serta terciptanya lingkungan kerja yang tertatur dan nyaman. Dengan adanya standar pelayanan diharapkan bisa menjadi acuan bagi petugas radiologi dalam melayani masyarakat dengan harapan agar bisa tercapai optimalisasi dan hasil kerja yang baik sebagai awal menuju pelayanan yang lebih professional. Suatu tata manajemen administrasi yang teratur dan terkendali merupakan cermin suatu tata administrasi yang berhasil, pasien (konsumen) sering komplain tentang pelayanan di instalasi radiologi yaitu tentang urutan nomor pemeriksaan pasien yang tidak sesuai dengan urutan nomor pendaftaran pasien, maka penulis tertarik untuk menuangkannya dalam sebuah laporan kasus praktek kerja nyata dengan judul TATA ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN INSTALASI RADIOLOGI RS HUSADA JAKARTA PUSAT .

B. Rumusan Masalah1. Bagaiamanakah tata administrasi instalasi radiologi RS HUSADA JAKARTA PUSAT?2. Apakah tata administrasi yang disusun telah sesuai dengan keputusan menteri kesehatan RI nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan?C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui tata administrasi instalasi radiologi RS HUSADA JAKARTA PUSAT.

2. Untuk mengetahui kesesuaian tata administrasi yang disusun dengan keputusan menteri kesehatan RI nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan.D. Manfaat Penulisan1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang standar pelayanan radiologi diagnostik bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.2. Untuk menambah khasanah pustaka terutama bagi dosen, mahasiswa dan civitas akademika Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.3. Untuk memberikan masukan kepada pihak instalasi radiologi tentang standar pelayanan radiologi diagnostik.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan (Kemenkes, 2008)1. Manajemen dan administrasi

a. Visi dan Misi Visi merupakan suatu gambaran tentang keadaan ideal yang diharapkan dan ingin dicapai. Dalam penetapan visi, unit radiologi diagnostik memperhatikan hal-hal antara lain :

1) Mengacu pada visi Departemen Kesehatan yaitu Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat.

2) Menjadi acuan dari setiap kegiatan pelayanan radiologi diagnostik. Secara umum visi yang ditetapkan mencapai pelayanan radiologi diagnostik prima.

Misi merupakan pernyataan atau rumusan tentang apa yang diwujudkan oleh organisasi dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan. Penetapan misi mempertimbangkan :

1) Kebutuhan dan harapan masyarakat di masa kini dan \akan 2) Kemampuan atau potensial yang dimiliki saat ini.3) Ruang lingkup dari peran dan fungsi pelayanan radiologi diagnostik.b. Struktur organisasi

Fungsinya mengatur jalur komando dan jalur koordinasi dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pelayanan radiologi diagnostik. Tujuanya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam upaya manajemen pelayanan radiologi diagnostik.

Komponen yang ada dalam struktur organisasi adalah :

1) Kepala instalasi/unit radiologi atau radiologi diagnostik.

2) Kepala pelayanan radiologi diagnostik

3) Staf fungsional.

Setiap tenaga yang berada dalam instansi tersebut mempunyai uraian tugas yang ditetapkan atau disahkan oleh penanggung jawab atau pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Bagan struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing tenaga ditetapkan atau disahkan oleh pimpinan atau direktur sarana pelayanan kesehatan tersebut.

c. Tata administrasi

Disamping struktur organisasi diperlukan pula adanya sistem administrasi yang memuat aturan administrasi yang dilakukan dalam menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik. Sistem administrasi pelayanan radiologi diagnostik meliputi administrasi pada :

1) Loket penerimaan pasien

2) Ruang diagnostik

3) Pembacaaan

4) Penyimpanan

5) Loket pengambilan hasil

Kebijakan Sistem Administrasi pelayanan radiologi diagnostik, meliputi :1) Unsur administrasi diselenggarakan oleh Tata Usaha2) Pelayanan dilaksanakan atas indikasi sesuai dengan SOP dan atas permintaan tertulis dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis. 3) Tata Usaha mencatat semua data tentang jumlah, jenis & bentuk pelayanan radiologi diagnostik.4) Setiap pasien didaftar & dibuatkan catatan medik/status tersendiri dengan nomor status sesuai dengan ketentuan registrasi sarana pelayanan kesehatan yang bersangkutan. 5) Kegiatan pelayanan radiologi diagnostik dapat dilakukan sesuai jadwal tertentu sampai dengan 24 jam tergantung dengan kondisi, dan sumber daya manusia dan peralatan yang digunakan. 6) Setiap tindakan yang dapat menimbulkan resiko (sesuai dengan ketentuan umum pelayanan medis) terhadap pasien, disertai surat persetujuan (informed consent)7) Setiap tindakan dilakukan oleh petugas yang berkompeten 8) Penanggungjawab hasil pemeriksaan radiologi adalah dokter spesialis radiologi atau dokter yang memiliki kompetensi terbatas yang ditetapkan oleh kolegium dokter spesialis radiologi disertai rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia.9) Pembacaan hasil pemeriksaan radiologi diagnostik dapat dilakukan dengan menggunakan sarana teleradiologi sesuai standar pelayanan teleradiologi PDSRI10) Hasil pembacaan telah diterima pelanggan/klien maksimal 24 jam.11) Hasil pembacaan /diagnosa pasien dicatat dalam cacatan medik.12) Tata usaha menyimpan arsip tanda lulus, ijasah & sertifikat tenaga yang bekerja di departemen/instalasi radiologi diagnostik sesuai prosedur yang berlaku..2. Sistem pencatatan dan pelaporan

Untuk keperluan evaluasi dan perencanaan kegiatan pelayanan radiologi diagnostik, dilakukan pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan. Pencatatan dan pelaporan yang ada adalah :

a) Pencatatan dan pelaporan jumlah kunjunagn pasien :

1) Pasiaen rawat jalan

2) Pasien poliklinik

3) Pasien rawat inap

b) Pencatatan dan pelaporan jumlah dan jenis tindakan

Yaitu pencatatan dan pelaporan tentang jumlah pemerikasaan yang dilaksanakan pada masing masing pesawat/alat dan jumlah tindakan yang dilakukan baik dengan atau tanpa kontras.

c) Pencatatn dan pelaporan kejadian akibat kecelakaan radiasi.

d) Pencatatan keadaan / kondisi peralatan, termasuk jadwal kalibrasi.

e) Pencatatan pemakaian bahan dan alat yang meliputi antara lain :

1) Film. Termasuk jumlah film yang ditolak dan diulang.

2) Bahan kimia untuk processing film.

3) Zat kontras.

4) Obat-obatan dll.Laporan disampaikan secara berkala kepada kepala/pimpinan sesuai kebijakan sarana pelayanan kesehatan tersebut. 1) Penyimpanan Dokumen

1) Surat permintaan pelayanan radiologi diagnostik / rujukan dokter 2) Hasil pembacaan dan hasil pemeriksaan 3) Catatan dosis 4) Hasil pemantauan lingkungan dan daerah kerja 5) Dokumen kepegawaian yg meliputi data diri setiap tenaga, sertifikat/bukti upaya peningkatan SDM6) Catatan kondisi peralatan 7) Kartu kesehatan pekerja Prinsip penyimpanan dokumen :

1) Semua dokumen yang disimpan dalam bentuk rangkap asli 2) Berkas rekam medik pasien berobat jalan disimpan selama 5 tahun (Permenkes 269 tahun 2008 tentang rekam medis)2) Pemusnahan Dokumen

Sebelum dimusnahkan, ambil informasi-informasi yang utama terlebih dahulu.Pelaksanaan pemusnahan ada Berita Acara yg berisi :1) Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan 2) Penanggung jawab / otorisasi pemusnahan dokumen.BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Standar Administrasi dan Pengelolaan Instalasi Radiologi RSUD Cilacap (Soehartono, 2000)1. Visi dan Misi

a. Visi

Memberi pelayanan radiologi paripurna yang unggul dengan cinta kasih demi meringankan penderitaan pasien.b. Misi

Menjadi penunjang diagnostik yang profesional, dapat memberikan kontribusi positif bagi sejawat yang membutuhkan dan memberikan pelayanan radiologi paripurna sebaik-baiknya bagi masyarakat.2. Radiologi dalam fungsi administrasi umum dan keuangan Instalasi radiologi melaksankan kegiatan administrasi umun, logistik, dan kearsipan, sebagai kegiatan sehari-hari. Dalam kegiatan keuangan untuk pasien rawat inap menuliskan tagihan pembayaran pada blangko tagihan. Untuk rawat jalan menerima pembayaran langsung dari pasien kemudian direkap dan disetor ke kasir keuangan.3. Struktur organisasi instalasi radiologi RSUD Cilacap

4. Administrasi dan PengelolaanDisamping struktur organisasi diperlukan pula adanya system Administrasi yang memuat aturan Administrasi yang dilakukan dalam menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostic. System Administrasi pelayanan Radiologi diagnostik meliputi Administrasi pada:

1. Loket pendaftaran

2. Ruang pemeriksaan

3. Pembacaan Hasil

4. Penyimpanan Hasil

5. Pengambilan Hasil5. Kebijakan di instalasi radiologia. Unsur administrasi dilakukan oleh tenaga tata usahab. Pelayanan radiologi diagnostik dilaksanakan atas indikasi sesuai dengan SOP dan atas permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter spesialis gigi.c. Tata usaha mencatat semua data tentang jumlah, jenis dan bentuk pelayanan radiologi dignostik.d. Setiap pasien didaftar dan dibuatkan catatan dengan nomor indeks sesuai ketentuan registrasi sarana pelayanan radiologie. Kegiatan pelayanan radiologi diagnostik dapat dilakukan sesuai jadwal tertentu sampai dengan 24 jam tergantung dengan kondisi, sumber daya manusia dan peralatan yang digunakan. Radiografer onsite 24 jam di radiologi.f. Setiap tindakan yang dapat menimbulkan risiko terhadap pasien disertai surat persetujuan (informed consent).g. Setiap tindakan, dilakukan oleh petugas yang berkompeten.h. Penanggung jawab hasil bacaan dan atau pemeriksaan radiologi adalah dokter spesialis radiologii. Pembacaan hasil pemeriksaan radiologi diagnostik dapat dilakukan dengan menggunakan sarana teleradiologi sesuai dengan standar pelayanan teleradiologi PDSRIj. Pembacaan hasil pemeriksaan cito dilakukan oleh dokter ahli radiologi di tempat. Bila dokter ahli radiologi tidak bisa datang, dapat memanfaatkan sarana teleradiologi.k. Hasil pembacaan telah diterima oleh pelanggan/ klien dalam waktu paling lambat 2 jam.l. Hasil bacaan pasien dicatat dalam catatan medik.m. Tata usaha menyimpan arsip tanda lulus, ijazah dan sertifikat tenaga yang bekerja di instalasi radiologi diagnostik

6. Prosedur Pelayanan di Instalasi Radiologia. Pasien umum rawat jalan

1) Pasien datang ke Radiologi RS. Husada kemudian diterima oleh petugas customer service2) Petugas radiologi memeriksa lembar permintaan tindakan medic. Jika memerlukan persiapan, pasien diberi penjelasan dan lembaran petunjuk persiapan pemeriksaan, kemudian petugas menentukan waktu dan tanggal pemeriksaan serta melengkapi persyaratan pemeriksaan. Tetapi jika tanpa persiapan dapat langsung dilakukan tindakan.

3) Melakukan proses identifikasi dan proses pembayaran.4) Pasien dilakukan tindak medic radiologi, kemudian petugas radiologi melakukan pengecekan hasil foto. Hasil foto dicetak dan dikirim ke ruang dokter radiologi untuk di expertise.5) Setelah selesai, pasien diperbolehkan pulang dan diinformasikan untuk pengambilan hasil.b. Pasien Rawat Inap1) Untuk pasien dengan perjanjian, surat pengantar dikirim ke bagian radiologi oleh perawat untuk ditentukan waktu dan tanggal pemeriksaan serta melengkapi persyaratan lain yang diperlukan.2) Untuk pasien tanpa perjanjian datang ke bagian radiologi dengan diantar perawat dan membawa surat pengantar dokter (klinisi) kemudian dapat langsung dilakukan tindakan medic radiologi.

3) Melakukan proses pendaftaran (identifikasi pasien) dan pembuatan jasa tindakan.

4) Pasien dilakukan tindak medic radiologi, kemudian hasil foto dicetak dan di expertise oleh dokter ahli radiologi.

5) Setelah selesai foto, pasien kembali ke ruang perawatan dan hasil fotonya dikirim ke ruang perawatan oleh petugas radiologi.c. Pasien ICU/ICCU/NICU/MCU1) Untuk pasien dengan perjanjian, surat pengantar dikirim ke bagian radiologi oleh perawat untuk ditentukan waktu dan tanggal pemeriksaan serta melengkapi persyaratan lain yang diperlukan2) Untuk pasien tanpa perjanjian petugas dari ruang perawatan melakukan pemanggilan kepeada petugas radiologi.

3) Petugas radiologi datang ke ruangan dan melakukan foto di ruang tersebut dengan menggunakan pesawat mobile yang sudah terdapat di ruang tersebut.

4) Petugas radiologi kembali ke radiologi dan melakukan proses identifikasi pasien berdasarkan surat pengantar dari dokter.

5) Hasil foto dicetak dan dikirim ke ruang kerja dokter ahli radiologi untuk diexpertise.

6) Hasil foto dikirim ke ruang perawatan oleh petugas radiologi.d. Pasien Unit Gawat Darurat (UGD) 1) Pasien datang dari Unit Gawat Darurat (UGD).2) Pasien diantar oleh petugas UGD (perawat) dengan membawa surat pengantar.

3) Bila pada pemeriksaan diperlukan surat izin tindakan, surat tersebut sudah ditandatangani diruang UGD.

4) Melakukan proses identifikasi pasien dan kemudian dilakukan tindakan medic radiologi.

5) Setelah petugas selesai melakukan pengecekan hasil foto, perawat membawa pasien kembali UGD.

6) Hasil foto dicetak dan dikirim ke ruang kerja dokter ahli radiologi untuk diexpertise.

7) Foto yang dilakukan pada jam kerja hasil foto beserta hasil expertise dapat langsung diberikan. Tetapi jika diluar jam kerja foto diberikan tanpa expertise dokter radiologi.7. Prosedur ruang diagnostik1) Setiap bekerja dengan medan radiasi, film badge harus dipakai. 2) Film badge dipakai pada bagian tubuh yang sensitif terhadap radiasi dan dipakai pada bagian tubuh yang sama setiap memakai.

3) Masing masing petugas harus memakai film badge dengan nomor pribadi yang tetap.

4) Menyusun prosedur kerja yang berkaitan dengan proteksi radiasi di ruang pemeriksaan.8. Prosedur pengambilan hasil

a. Rawat Jalan

1) Pasien mengambil hasil foto dengan membawa bukti pembayaran berupa kwitansi atau jasa.2) Petugas memberikan hasil foto dengan terlebih dahulu melakukan pengecekan dihadapan pasien meliputi nama pasien, alamat, dan nomor foto.

3) Pasien menandatangani buku pengambilan hasil dan bukti pembayaran dikembalikan kepada pasien.b. Rawat Inap

1) Foto rawat inap diatur dalam masing-masing buku ekspedisi penerimaan hasil berdasarkan ruang rawat pasien yang bersangkutan.2) Catat nama, umur, jenis foto, ruang rawat dan nomor foto pada buku ekspedisi.

3) Petugas radiologi mengantar foto dan expertise ke ruang perawatan.

4) Perawat menerima, mendatangani buku expedisi penerimaan hasil foto.

5) Pengiriman foto ke ruang perawatan dilakukan sebanyak 2 kali pada jam 09.00 dan 13.00.7. Prosedur penyimpanan dokumen (arsip film dan expertise).Radiologi RS. Husada menyimpan dokumen-dokumen tersebut dibawah ini:

a) Surat permintaan pelayanan radiologi/ surat pengantar radiologi.

b) Hasil pembacaan dan hasil pemeriksaan

c) Dokumen kepegawaian yang meliputi data diri tiap tenaga yang ada, sertifikat/ bukti upaya peningkatan SDM

d) Catatan kondisi peralatan

e) Catatan kesehatan pekerja radiasi

Semua dokumen disimpan dalam bentuk rangkap asli dan duplikat. Berkas rekam medic pasien disimpan selama lima tahun sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.

Pemusnahan dokumen dilakukan dengan menyisihkan terlebih dahulu informasi-informasi utama yang dianggap perlu untuk dipertahankan melebihi batas waktu 5 tahun. Pelaksanaan pemusnahan dilengkapi berita acara yang berisi:

a) Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan.b) Penanggung jawab / otorisasi pemusnahan dokumen.B. PembahasanTata administrasi di instalasi radiologi RS Husada Jakarta Pusat terbagi oleh 5 tahap loket pendaftaran, ruang pemeriksaan, pembacaan hasil, penyimpanan hasil, pengambilan hasil. Tata administrasi radiologi dikelola oleh 4 orang tata usaha yang bertugas 2 orang pada loket pendaftaran pasien,1 orang pada pengambilan hasil, dan seorang lagi pada loket pembayaran. Pendaftaran pasien dilaksanakan di loket pendaftaran Rumah Sakit untuk mendapat nomor catatan medik, kemudian pasien menuju loket radiologi mendapat nomor foto rontgen dan mencatat di buku kunjungan pasien radiologi.

Setelah pasien mendaftar di loket radiologi kemudian petugas tata usaha melakuakn entry data pasien untuk memasukan data pemeriksaan, setelah data dimasukan, kemudian pasien dipersilahkan menunggu di ruang tunggu pasien sampai nanti akan dipanggil oleh radiografer, pada waktu inilah penulis sering menemui pasien komplain karena pasien tersebut didahului oleh pasien lain yang baru mendaftar, seteleh selesai pemeriksaan pasien kemudian disuruh ke loket pembayaran untuk membayar pemeriksaan yang telah dilakukan dan untuk mendapatkan kwitansi yang digunakan nantinya sebagai bukti pembayaran sekaligus untuk pengambilan hasil. Untuk pasien rawat inap diantar oleh petugas radiologi sedangkan untuk rawat jalan hanya cukup menggunakan tanda bukti pembayaran.Pada pemeriksaan di ruang radiologi untuk pasien yang menggunakan media kontras di bantu oleh perawat radiologi, dan untuk pemeriksaan tanpa menggunakan media kontras dikerjakan oleh seorang radiografer.Hasil salinan asli hasil bacaan (expertise) disimpan dan dikelola oleh bagian tata usaha radiologi dengan menyimpan sesuai nomor foto rontgen dan tanggal pemeriksaan sebagai dokumen rekan medik. Dokumen rekam medik disimpan selam 5 tahun, dan kemudian dilakukan pemusnahan dokumen rekam medik dengan sebelumnya diambil data-data yang penting dan dibutuhkan, data yang penting tersebut disimpan dalam CD yang mungkin nantinya dapat digunakan lagi apabila pasien membutuhkan. Pemusnahan dokumen rekam medik dengan disertai berita acara pemusnahan dokumen rekam medik.BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan1. RS Husada Jakarta Pusat tata administrasi dan pengelolaan terdiri dari loket pendaftaran, ruang pemeriksaan, pembacaan hasil, penyimpanan hasil, dan pengambilan hasil.2. Tata administrasi yang diterapkan oleh RS Husada Jakarta Pusat telah sesuai dengan keputusan menteri kesehatan RI nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan.

B. Saran

Sebaiknya pada saat pemangilan pasien ke ruang pemeriksaan sesuai dengan nomor pendaftaran pasien, sehingga pasien yang komplain berkurang.DAFTAR PUSTAKAKeputusan Menteri Kesehatan Nomor 1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan. Departemen Kesehatan, 2008, radiologi-legislation and jurisprudence, Jakarta.SOP, 2010, standar operasional pelayanan instalasi radiologi, Jakarta Pusat .

DIREKTUR UTAMA

DIR. PENUNJANG MEDIK

KA.INST.RADIOLOGI

*INSTALASI

*UGD

*URJ/URI

*PERSONALIA

*REKAM MEDIS

*TEKNIK MEDIK

*TEKNIK UMUM

*PELAYANAN ADMIN. PASIEN

KONSULEN

SMF

RADIOLOGI

KA.RUANG RADIOLOGI

ADMINISTRASI

PENYELIA

PPR

PEKARYA

ii