laporan kasus tonsilitis akut

21
BAB I PENDAHULUAN Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terleta k di dalam fosa tonsil  pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar  posterior (otot palatofaringeus). Bagian tonsil antara lain: fosa tonsil, kapsul tonsil, plika tri angularis. Tonsil berf ungs i seba gai fil ter/ penyari ng orga nisme yang berb ahaya. Bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakter i a tau vi rus te rs ebut ma ka akan timbul tonsilitis. Tonsili tis adalah suatu proses inflamasi atau peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh viru s ata upun bakt eri. Tons ili tis akut adal ah rada ng akut pada tons il aki bat infe ksi kuman ter utama Str epto kokus hemo litikus (50%) atau viru s. Jeni s Streptokokus mel iput i Str epto kokus β hemolit ikus , Str ept okokus viri dans dan Str eptokoku s piog enes. Bakter i  penyebab tonsilitis akut lainnya meliputi Stafilokokus Sp., Pneumokokus, dan Hemofilus influenzae. Hemofilus influenzae menyebabkan tonsilitis akut supuratif. Tonsilitis akut paling sering terjadi pada anak-anak, terutama berusia 5 tahun dan 10 tahun. Penyebarannya melalui droplet infection, yaitu alat makan dan makanan. 1

Upload: verraancha

Post on 28-Oct-2015

2.807 views

Category:

Documents


149 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 1/21

BAB I

PENDAHULUAN

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil

 pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar 

 posterior (otot palatofaringeus). Bagian tonsil antara lain: fosa tonsil, kapsul tonsil, plika

triangularis. Tonsil berfungsi sebagai filter/penyaring organisme yang berbahaya. Bila

tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakter i a tau vi rus tersebut maka akan

timbul tonsilitis.

Tonsilitis adalah suatu proses inflamasi atau peradangan pada tonsil yang disebabkan

oleh virus ataupun bakteri. Tonsilitis akut adalah radang akut pada tonsil akibat infeksi

kuman terutama Streptokokus hemolitikus (50%) atau virus. Jenis Streptokokus meliputi

Streptokokus β hemolitikus, Streptokokus viridans dan Streptokokus piogenes. Bakteri

 penyebab tonsilitis akut lainnya meliputi Stafilokokus Sp., Pneumokokus, dan Hemofilus

influenzae. Hemofilus influenzae menyebabkan tonsilitis akut supuratif.

Tonsilitis akut paling sering terjadi pada anak-anak, terutama berusia 5 tahun dan 10

tahun. Penyebarannya melalui droplet infection, yaitu alat makan dan makanan.

1

Page 2: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 2/21

BAB II

LAPORAN KASUS

Nama Mahasiswa : Dwi Akbarini

NIM : 702008039

Dokter Pembimbing : dr. Sofjan Effendy, Sp.THT

A. IDENTITAS PASIEN

 Nama : Nn. LR 

Umur : 23 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Angkasa 2, No: 10

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

Tanggal Masuk RS: 14 Agustus 2012

B. ANAMNESIS

Diambil secara : autoanamnesis

Pada tanggal : 14 Agustus 2012, Jam : 11.00 WIB

1. KELUHAN UTAMA: Penderita datang ke poliklinik THT RS Muhammadiyah

Palembang dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorok dan susah menelan yang

dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, rasa mengganjal di tenggorok dirasakan terus

menerus dan semakin berat sejak 2 minggu terakhir.

2

Page 3: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 3/21

2. KELUHAN TAMBAHAN: batuk, pilek, hidung tersumbat, serak 

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Sejak 3 bulan yang lalu penderita mengeluh batuk, pilek, hidung tersumbat, demam,

dan sakit kepala juga sering dirasakan. Keluhan hilang timbul. Sejak 2 bulan yang lalu,

rasa mengganjal di tenggorok dirasakan terus menerus dan semakin berat sejak 2 minggu

terakhir. Penderita juga mengeluhkan rasa sakit di tenggorok, nyeri menelan baik 

makanan padat maupun cair, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan, batuk, pilek dan

demam yang dirasakan OS terutama ketika serangan. Sejak 1 bulan yang lalu keluhan

gangguan suara/suara serak, sukar membuka mulut, sesak nafas oleh penderita. Penderita

 juga mengeluhkan saat tidur mendengkur (ngorok), rasa tercekik saat tidur dan terbangun

tiba-tiba karena sesak nafas, kadang dirasakan OS selama 2 minggu terakhir.

Dalam 3 bulan ini, keluhan-keluhan yang dirasakan saat serangan tersebut dirasakan

terutama setelah Penderita mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau minuman dingin

dan terkadang keluhan tersebut akan hilang sendiri tanpa pengobatan. Riwayat merokok 

disangkal oleh OS.

Sakit didaerah wajah dan rasa adanya cairan yang mengalir di tenggorokan

disangkal oleh OS. Keluhan nyeri pada telinga, telingga terasa mendengung dan rasa penuh di telinga disangkal oleh OS. Keluhan jantung berdebar serta nyeri persendian tidak 

ada. Keluhan sakit gigi dan gigi berlobang juga disangkal. Mata merah, mata berair, gatal-

gatal dan kemerahan di kulit juga disangkal oleh OS.

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU DAN PENGOBATAN

- OS mengeluhkan penyakit/keluhan yang sama sejak 3 bulan yang lalu, yang dirasakan

hilang timbul.

- Sebelumnya penderita belum mengobati keluhan-keluhan tersebut ke dokter maupun

ke bidan. Hanya obat beli di warung saja, yaitu obat penurun panas dan obat batuk.

- Riwayat penyakit hipertensi, kencing manis dan asthma disangkal oleh OS.

- Riwayat alergi obat, makanan, debu/ udara dingin disangkal oleh OS.

- Riwayat dirawat di RS, operasi THT 3 bulan yang lalu karena keluar carian putih

kental dari telinga kiri. Sebelumnya di beri obat tetes dan antibiotik.

3

Page 4: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 4/21

C. PEMERIKSAAN FISIK 

I. KEADAAN UMUM

Status generalis

Kesadaran : Compos mentis

Tensi : 120/80 mmHg

 Nadi : 86x/menit

Suhu : 36.9˚C

Pernapasan : 20x/menit

Berat badan : 50 kg

Keadaan Spesifik 

Kepala : Bulat, simetris, rambut hitam, lurus, tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva anemis tidak ada, sklera tidak ikterik,

lagoftalmus tidak ada,

Telinga : Megalobus tidak ada, lihat status lokalis

Hidung : Mukosa hidung tidak hiperemis, sekret tidak ada

Mulut : Bibir dan mukosa tidak ada kelainan.

Tenggorokan : Faring tidak hiperemis.

- Leher : Tidak ada pembesaran KGB

- Thoraks

Inspeksi : Simetris, retraksi dinding dada tidak ada

Palpasi : Thrill tidak teraba

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

4

Page 5: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 5/21

Auskultasi : Vesikuler pada kedua lapangan paru, wheezing dan ronkhi

tidak ada. BJ I/II normal, tidak ada bising jantung.

- Abdomen

Inspeksi : Datar  

Palpasi : Lemas, nyeri tekan tidak ada, hepar lien tidak teraba

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Bising usus normal

- Ekstremitas superior dextra et sinistra : acral hangat

- Extremitas Inferior dextra et sinistra : acral hangat

II. STATUS LOKALIS

- TELINGA

Kanan Kiri

Bentuk Daun Telinga Normal

Deformitas (-)

 Normal

Deformitas (-)

Kelainan Congenital Tidak ada Tidak ada

Radang, Tumor Tidak ada Tidak ada

 Nyeri Tekan Tragus Tidak ada Tidak ada

Penarikan Daun Telinga Tidak ada Tidak ada

Kelainan pre-, infra-,

retroaurikuler 

Tidak ada Tidak ada

Regio Mastoid Tidak ada kelaianan Tidak ada kelaianan

Liang Telinga CAE lapang, serumen

tidak ada

CAE lapang, serumen

tidak ada

Membran Timpani MT intak, hiperemis (-),

edema (-), refleks cahaya

(+) jam 5

MT intak, hiperemis (-),

edema (-), refleks cahaya

(+) jam 7

- HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

• Bentuk : Normal, tidak ada deformitas

• Tanda peradangan : Hiperemis (-), Panas (-), Nyeri (-), Bengkak (-)

• Vestibulum : Hiperemis -/-, sekret -/-

5

Page 6: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 6/21

• Cavum nasi : Lapang +/+, edema -/-, hiperemis -/-

• Konka inferior : Eutrofi/eutrofi

• Meatus nasi inferior : Eutrofi/eutrofi

• Konka medius : Eutrofi/eutrofi

• Meatus nasi medius : Sekret +/+

• Septum nasi : Deviasi -/-

• Pasase udara : Hambatan -/-

• Daerah sinus frontalis : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

• Daerah sinus maksilaris : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

- RHINOPHARYNX (RHINOSKOPI POSTERIOR) ---- Tidak dilakukan

 pemeriksaan

• Koana : -

• Septum nasi : -

• Muara tuba eustachius : -

• Torus tubarius : -

• Konka inferior dan media : -

• Dinding posterior : -

- TENGGOROK 

PHARYNX

• Dinding pharynx : merah muda, hiperemis (-), granular (-)

6

Page 7: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 7/21

• Arkus pharynx : simetris, hiperemis (-), edema (-)

• Tonsil :

- T2B/T2B

- hiperemis +/+

- permukaan mukosa tidak rata/ granular +/+

- Kripta melebar +/+

- Detritus +/+

- Perlengketan -/-

• Uvula : letak di tengah, hiperemis (-)

• Gigi : gigi geligi lengkap,caries (-)

• Lain-lain : radang ginggiva (-),mukosa pharynx tenang,post nasal drip (-)

- LEHER 

• Kelenjar limfe submandibula : tidak teraba membesar 

• Kelenjar limfe servikal : tidak teraba membesar 

D. RESUME

Dari anamnesis didapatkan :

7

Page 8: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 8/21

OS, perempuan, 23 tahun datang ke poliklinik THT RS Muhammadiyah Palembang

dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorok dan susah menelan yang dirasakan sejak 2

 bulan yang lalu, rasa mengganjal di tenggorok dirasakan terus menerus dan semakin berat

sejak 2 minggu terakhir. Sejak 3 bulan yang lalu penderita mengeluh batuk, pilek, hidung

tersumbat, demam, dan sakit kepala juga sering dirasakan. Keluhan hilang timbul. Sejak 2

 bulan yang lalu, rasa mengganjal di tenggorok dirasakan terus menerus dan semakin berat

sejak 2 minggu terakhir. Penderita juga mengeluhkan rasa sakit di tenggorok, nyeri

menelan baik makanan padat maupun cair, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan, batuk,

 pilek dan demam yang dirasakan OS terutama ketika serangan. Sejak 1 bulan yang lalu

keluhan gangguan suara/suara serak, sukar membuka mulut, sesak nafas oleh penderita.

Penderita juga mengeluhkan saat tidur mendengkur (ngorok), rasa tercekik saat tidur dan

terbangun tiba-tiba karena sesak nafas, kadang dirasakan OS selama 2 minggu terakhir.

Dalam 3 bulan ini, keluhan-keluhan yang dirasakan saat serangan tersebut dirasakan

terutama setelah Penderita mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau minuman dingin

dan terkadang keluhan tersebut akan hilang sendiri tanpa pengobatan. Riwayat merokok 

disangkal oleh OS.

Sakit didaerah wajah dan rasa adanya cairan yang mengalir di tenggorokan

disangkal oleh OS. Keluhan nyeri pada telinga, telingga terasa mendengung dan rasa penuh di telinga disangkal oleh OS. Keluhan jantung berdebar serta nyeri persendian tidak 

ada. Keluhan sakit gigi dan gigi berlobang juga disangkal. Mata merah, mata berair, gatal-

gatal dan kemerahan di kulit juga disangkal oleh OS.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan :

Pada pemeriksaan tenggorok didapatkan:

- tonsil hipertrofi dengan ukuran T2B/T2B

- tonsil hiperemis +/+

- permukaan mukosa tidak rata/ granular +/+

- Kripta melebar +/+

- Detritus +/+

8

Page 9: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 9/21

E. DIAGNOSIS BANDING

- Tonsilitis Akut hipertrofi

- Tonsilofaringitis

F. DIAGNOSIS KERJA

Tonsilitis Akut Hipertrofi

Dasar diagnosis:

Diagnosis kerja tonsilitis akut hipertrofi diambil berdasarkan anamnesis dan pemeriksaanfisik yang didapatkan pada OS.

Anamnesis:

- Rasa mengganjal di tenggorok yg dirasakan akibat tonsil yang membesar 

- Selama 3 bulan terakhir OS telah mengalami keluhan-keluhan peradangan tonsil, yang

hilang timbul. Keluhan:

rasa sakit di tenggorok 

nyeri menelan

rasa gatal di tenggorokan

kadang disertai batuk pilek dan demam

Tonsilotis Akut: peradangan tonsil kurang dari 3 bulan,dan baru pertama kali dialami.

- Riwayat kebiasaan: OS suka mengkonsumsi gorengan, makanan pedas dan minuman

dingin (menjadi faktor predisposisi timbulnya tonsilitis)

- Dengan keluhan yang lain, riwayat ke dokter spesialis THT, di diagnosis sakit infeksti

telinga, diberikan antibiotik namun OS tidak teraktur meminumnya terapi Otitis media

akut. Kemudian dilakukan operasi miringotomi Sembuh. 2 bulan berikutnya datang

keluhan tonsilitis.

9

Page 10: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 10/21

Pemeriksaan fisik tenggorok:

- tonsil T2B/T2B

- hiperemis +/+

- permukaan mukosa tidak rata +/+

- Kripta melebar +/+, detritus +/+

G. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah lab rutin.

• Pemeriksaan laboratorium berupa kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan

apusan

tonsil untuk mengetahui kuman penyebab.

H. PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa :

1. Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita

2. Jangan minum air es, makan berminyak dan bersantan

3. Banyak istirahat

4. Sarankan agar sering kontrol ke dokter THT

Medikamentosa:

• Antibiotik 2x100 mg, selama 7-10 hari

• Anti inflamasi 3x2 mg selama 5 hari

• Analgetik 3x500 mg selama 5 hari

• Obat kumur desinfektan

10

Page 11: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 11/21

I. PROGNOSIS

Ad Vitam : ad bonam

Ad Fungsionam : ad bonam

11

Page 12: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 12/21

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI DAN FISIOLOGI TONSIL

Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel respiratori. Cincin Waldeyer 

merupakan jaringan limfoid yang membentuk lingkaran di faring yang terdiri dari tonsil

 palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan tonsil tuba Eustachius.2

A. Tonsil Palatina1,2

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil

 pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar 

 posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-

masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak 

selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa

supratonsilar. Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh:

• Lateral – muskulus konstriktor faring superior 

• Anterior – muskulus palatoglosus

• Posterior – muskulus palatofaringeus

• Superior – palatum mole

• Inferior – tonsil lingual

Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi invaginasi

atau kripti tonsila. Banyak limfanodulus terletak di bawah jaringan ikat dan tersebar 

sepanjang kriptus. Limfonoduli terbenam di dalam stroma jaringan ikat retikular dan jaringan

12

Page 13: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 13/21

limfatik difus. Limfonoduli merupakan bagian penting mekanisme pertahanan tubuh yang

tersebar di seluruh tubuh sepanjang jalur pembuluh limfatik. Noduli sering saling menyatu

dan umumnya memperlihatkan pusat germinal

Fosa Tonsil1,2

Fosa tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas anterior adalah otot palatoglosus,

 batas posterior adalah otot palatofaringeus dan batas lateral atau dinding luarnya adalah otot

konstriktor faring superior. Berlawanan dengan dinding otot yang tipis ini, pada bagian luar 

dinding faring terdapat nervus ke IX yaitu nervus glosofaringeal.

Pendarahan1,2,3 

Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri

karotis eksterna, yaitu 1) arteri maksilaris eksterna

(arteri fasialis) dengan cabangnya arteri tonsilaris dan

arteri palatina asenden; 2) arteri maksilaris interna

dengan cabangnya arteri palatina desenden; 3) arteri

lingualis dengan cabangnya arteri lingualis dorsal; 4)

arteri faringeal asenden. Kutub bawah tonsil bagian

anterior diperdarahi oleh arteri lingualis dorsal dan

 bagian posterior oleh arteri palatina asenden, diantara kedua daerah tersebut diperdarahi oleh

arteri tonsilaris. Kutub atas tonsil diperdarahi oleh arteri faringeal asenden dan arteri palatina

desenden. Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari

faring. Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus

faringeal

Aliran getah bening1,2 

Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah bening servikal profunda

(deep jugular node) bagian superior di bawah muskulus sternokleidomastoideus, selanjutnya

ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus torasikus. Tonsil hanya mempunyai pembuluh

getah bening eferan sedangkan pembuluh getah bening aferen tidak ada

Persarafan1,2 

Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari cabang serabut saraf ke IX (nervus

glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden lesser palatine nerves.

13

Page 14: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 14/21

Imunologi Tonsil1,2 

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit. Limfosit B membentuk 

kira-kira 50-60% dari limfosit tonsilar. Sedangkan limfosit T pada tonsil adalah 40% dan 3%

lagi adalah sel plasma yang matang. Limfosit B berproliferasi di pusat germinal.

Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD), komponen komplemen, interferon, lisozim dan

sitokin berakumulasi di jaringan tonsilar. Sel limfoid yang immunoreaktif pada tonsil

dijumpai pada 4 area yaitu epitel sel retikular, area ekstrafolikular, mantle zone pada folikel

limfoid dan pusat germinal pada folikel ilmfoid.

Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi

limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1) menangkap dan

mengumpulkan bahan asing dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi antibodi dan

sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.

B. Tonsil Faringeal (Adenoid)1

Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang

sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut tersusun teratur seperti

suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya. Lobus ini

tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah, dikenal sebagai bursa

faringeus. Adenoid tidak mempunyai kriptus. Adenoid terletak di dinding belakang

nasofaring. Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan

 posterior, walaupun dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius. Ukuran

adenoid bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran

maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi.

C. Tonsil Lingual1,2

Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum

glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada

apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata

14

Page 15: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 15/21

TONSILITIS AKUT

A. DEFINISI

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang

merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Penyebaran infeksi

melalui udara (air bone droplets), tangan dan ciuman. Dapat

terjadi pada semua umur, terutama pada anak. Tonsilitis akut

adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan.1 

B. ETIOLOGI

Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini

yaitu :1,2

• Streptokokus beta hemolitikus

• Streptokokus viridans

• Streptokokus piogenes

• Virus influenza

Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections )

C. Patologi Tonsilitis Akut

Tonsil dibungkus oleh suatu kapsul yang sebagian besar berada pada fosa tonsil yang

terfiksasi oleh jaringan ikat longgar. Tonsil terdiri dari banyak jaringan limfoid yang disebut

folikel. Setiap folikel memiliki kanal (saluran) yang ujungnya bermuara pada permukaan

tonsil. Muara tersebut tampak oleh kita berupa lubang yang disebut kripta. Saat folikelmengalami peradangan, tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan

mengalir dalam saluran (kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran

 putih atau bercak kuning. Kotoran ini disebut detritus. Detritus sendiri terdiri atas kumpulan

leukosit polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel tonsil yang terlepas. Tonsilitis akut

dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Tonsilitis akut dengan detritus yang

menyatu lalu membentuk kanal-kanal disebut tonsilitis lakunaris.

15

Page 16: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 16/21

Detritus dapat melebar dan membentuk membran semu (pseudomembran) yang

menutupi tonsil. Adanya pseudomembran ini menjadi alasan utama tonsilitis akut didiagnosa

 banding dengan angina Plaut Vincent, angina agranulositosis, tonsilitis difteri, dan scarlet

fever.

D. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :

• nyeri tenggorok 

• nyeri telan

• sulit menelan

• demam

• mual, anoreksia

• kelenjar limfa leher membengkak 

E. PEMERIKSAAN FISIK 

Pada pemeriksaan pada tonsil akan didapati tonsil hipertrofi, tetapi kadang-kadang atrofi,

hiperemi dan odema yang tidak jelas. Didapatkan detritus atau detritus baru tampak jika

tonsil ditekan dengan spatula lidah. Kelenjar leher dapat membesar tetapi tidak terdapat nyeri

tekan.1,2

Ukuran tonsil pada tonsilitis kronik dapat membesar (hipertrofi) atau atrofi. Pembesaran

tonsil dapat dinyatakan dalam ukuran T1 – T4. Cody& Thane (1993) membagi pembesaran

tonsil dalam ukuran berikut : 

T1 = batas medial tonsil melewati pilar  

anterior sampai ¼ jarak pilar anterior uvula

T2 = batas medial tonsil melewati ¼ jarak 

 pilar anterior-uvula sampai ½ jarak pilar anterior-

uvula

T3 = batas medial tonsil melewati ½ jarak 

 pilar anterior-uvula sampai ¾ jarak pilar anterior-

uvula

16

• faring hiperemis

• edema faring

•  pembesaran tonsil

• tonsil hiperemia

• mulut berbau

• otalgia ( sakit di telinga )

Page 17: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 17/21

T4= batas medial tonsil melewati ¾ jarak pilar anterior-uvula atau lebih.

F. DIAGNOSIS

Penderita tonsilitis akut awalnya mengeluh rasa kering di tenggorok. Kemudian

 berubah menjadi rasa nyeri di tenggorok dan rasa nyeri saat menelan. Makin lama rasa nyeri

ini semakin bertambah nyeri sehingga anak menjadi tidak mau makan. Nyeri hebat ini dapat

menyebar sebagai referred pain ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri pada telinga (otalgia)

tersebut tersebar melalui nervus glossofaringeus (IX).

Keluhan lainnya berupa demam yang suhunya dapat sangat tinggi sampai

menimbulkan kejang pada bayi dan anak-anak. Rasa nyeri kepala, badan lesu dan nafsu

makan berkurang sering menyertai pasien tonsilitis akut. Suara pasien terdengar seperti orang

yang mulutnya penuh terisi makanan panas. Keadaan ini disebut plummy voice. Mulut

 berbau busuk (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang

hebat (ptialismus). Pemeriksaan tonsilitis akut ditemukan tonsil yang udem, hiperemis dan

terdapat detritus yang memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau

 pseudomembran. Ismus fausium tampak menyempit. Palatum mole, arkus anterior dan arkus

 posterior juga tampak udem dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang

angulus mandibula terlihat membesar dan ada nyeri tekan.

Adapun tahapan menuju diagnosis tonsilitis kronis adalah sebagai berikut:

 Anamnesa

Anamnesa ini merupakan hal yang sangat penting karena hampir 50%

diagnosa dapat ditegakkan dari anamnesa saja. Penderita sering datang dengan keluhan

rasa sakit pada tenggorok yang terus menerus, sakit waktu menelan, rasa mengganjal di

17

Page 18: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 18/21

tenggorok, nafas bau, malaise, sakit pada sendi, kadang-kadang ada demam

dan nyeri pada leher.

 Pemeriksaan Fisik 

Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jar ingan parut ,

 per muka an to nsil ti dak ra ta , kriptus melebar dan beberapa krip ti te ri si oleh

detritus. Sebagian kripta mengalami stenosis, tepi eksudat (purulent) dapat

diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut. Gambaran klinis yang lain yang

sering adalah dari ton si l yang kecil, biasanya membuat lekukan, tepinya hiperemis

dan sejumlah kecil sekret purulen yang tipis terlihat pada kripta.

 Pemeriksaan Penunjang 

Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaanapus tonsil.

Biakan swab sering menghasilkan beberapa macam kuman dengan derajat keganasan

yang rendah, seperti Streptococcus haemolitikus, Streptokokus viridans, Stafilokokus,

atau Pneumokokus.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akutadalah pemeriksaan laboratorium meliputi :6

• Leukosit : terjadi peningkatan

• Hemoglobin : terjadi penurunan

• Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

H. KOMPLIKASI

Meskipun jarang, tonsilitis akut dapat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses peritonsil,

abses parafaring dan otitis media akut. Komplikasi lain yang bersifat sistemik dapat timbul terutama

oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus berupa sepsis dan infeksinya dapat tersebar ke organ lain

seperti bronkus (bronkitis), ginjal (nefritis akut & glomerulonefritis akut), jantung (miokarditis &

endokarditis), sendi (artritis) dan vaskuler (plebitis).

Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan baik adalah : 3

1. tonsilitis kronis

2. otitis media

18

Page 19: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 19/21

I. PENATALAKSANAAN

- Tonsilitis viral: istirahat, minum cukup, analgetika dan antivirus diberikan bila gejala

 berat.1

- Tonsilitis bakterial: antibiotika spektrum luas penisilin, eritromisin; antipiretik dan

obat kumur yang mengandung desinfektan.1

19

Page 20: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 20/21

BAB III

KESIMPULAN

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil

 pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar 

 posterior (otot palatofaringeus). Bagian tonsil antara lain: fosa tonsil, kapsul tonsil, plika

triangularis. Tonsil berfungsi sebagai filter/penyaring organisme yang berbahaya. Bila

tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakter i a tau vi rus tersebut maka akan

timbul tonsilitis.

Tonsilitis adalah suatu proses inflamasi atau peradangan pada tonsil yang disebabkanoleh virus ataupun bakteri. Tonsilitis kronis adalah peradangan kronis tonsil lebih dari 3

 bulan, setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang. Pada umumnya penderita sering

mengeluh oleh karena serangan tonsilitis akut yang beru lang ulan g, adanya rasa sakit

(nyeri) yang terus-menerus pada tenggorokan (odinofagi), nyeri waktu menelan atau ada

sesuatu yang mengganjal di kerongkongan bila menelan, terasa kering dan pernafasan berbau.

Pada pemeriksaan fisik tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan

 jar ingan parut , permu kaan to ns il tid ak ra ta, kriptus me le bar dan be berapa kr ip ti

terisi oleh detritus.

Terapi pada tonsilit is kronis, berupa terapi lokal, ditujukan pada higiene

mulut dengan menggunakan obat kumur. Dapat juga dilakukan tindakan operasi

tonsilektomi sesuai dengan indikasinya.

20

Page 21: Laporan Kasus Tonsilitis Akut

7/14/2019 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-tonsilitis-akut 21/21

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala

 Leher . 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. pg:212-25.

2. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed.

 Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta:  Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 1997. pg: 330-44.

3. Caparas.M.B, Lim.M.G. Basic Otolaryngology. Publication of comittee of the college

of Medicine: University of the Philippines. 1998. pg: 149-59.

4. Robertson, J.S. 2004. Journal of Tonsilitis. Available at: http://www.emedicine.com. 

Accessed on: April 2012.

5. Ramsey, D.D. 2003.. Tonsilitis. Available at: http://www.illionisuniv.com. Accesed

on: April 2012

6. Lee, K.J. MD. Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. 2003. McGraw-Hill.

7. Jackson C. Disease of the nose, throat and ear. 2nd ed. Philadelphia: WB Sunders Co.

1959. pg: 239-59.

21