laporan kasus saraf fira

14
BAB I STATUS PASIEN IDENTITAS Nama : Ny. R T Usia : 72 tahun Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SLTA Status : Menikah Agama : Islam Alamat : Rawamangun, Jakarta Timur Tanggal masuk : 17 Mei 2011 ANAMNESIS Keluhan utama Tangan kanan gemetar terus-menerus sejak ± 6 bulan SMRS Riwayat penyakit sekarang Pasien datang dengan keluhan tangan kanan bergetar sejak ± 6 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) dan memburuk atau bertambah dalam 1 bulan belakangan ini.Tangan bergetar terus menerus dan tiada henti. Pasien juga merasakan kekakuan jika kepalan tangan yang bergetar tersebut digerakkan terasa ada tahanan, pasien juga menjadi lambat jika berjalan. Pasien juga merasa bergetar tanpa sadar dan tak terkendali. BAB & BAK dalam keadaan normal. Riwayat penyakit dahulu

Upload: rio-indra-raditya

Post on 04-Jul-2015

864 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Saraf Fira

BAB I

STATUS PASIEN

IDENTITAS

Nama : Ny. R T

Usia : 72 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SLTA

Status : Menikah

Agama : Islam

Alamat : Rawamangun, Jakarta Timur

Tanggal masuk : 17 Mei 2011

ANAMNESIS

Keluhan utama

Tangan kanan gemetar terus-menerus sejak ± 6 bulan SMRS

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan tangan kanan bergetar sejak ± 6 bulan sebelum masuk

rumah sakit (SMRS) dan memburuk atau bertambah dalam 1 bulan belakangan

ini.Tangan bergetar terus menerus dan tiada henti. Pasien juga merasakan kekakuan jika

kepalan tangan yang bergetar tersebut digerakkan terasa ada tahanan, pasien juga menjadi

lambat jika berjalan. Pasien juga merasa bergetar tanpa sadar dan tak terkendali. BAB &

BAK dalam keadaan normal.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat trauma disangkal

Riwayat stroke disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Page 2: Laporan Kasus Saraf Fira

Riwayat mengalami keluhan yang sama disangkal.

Riwayat hipertensi disangkal.

Riwayat kencing manis.

Riwayat kencing manis disangkal.

Riwayat jantung disangkal.

Riwayat pengobatan

Pasien sempat berobat ke dokter umum tetapi tidak ada perubahan.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

GCS : E4M6V5 15

Tanda vital

- TD 110/70 mmHg

- Nadi 88 kali/ menit

- Suhu 36,5 °C

- Pernapasan 20 kali/ menit

Status generalis

Kepala : Normocephal

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Telinga : Dalam batas normal

Hidung : Dalam batas normal

Mulut : Dalam batas normal

Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), massa (-)

Thorax

- Inspeksi : Pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis

- Palpasi : Krepitasi -/-

- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

- Auskultasi : Vesikuler kiri dan kanan, ronki +/+, wheezing -/-

Jantung

- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Page 3: Laporan Kasus Saraf Fira

- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

- Perkusi : Batas jantung normal

- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

- Inspeksi : Datar, jejas (-)

- Palpasi : Nyeri tekan (-), supel

- Perkusi : Timpani

- Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas

- Atas : akral hangat, RCT < 2 detik

- Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik

Status Neurologis

Pemeriksaan pupil

- Diameter : 2mm/2mm, isokor

- Refleks cahaya langsung : +/+

- Refleks cahaya tidak langsung : +/+

Pemeriksaan tanda rangsang meningeal

- Kaku kuduk : (-)

- Laseque sign : (-)

- Kernig’s sign : (-)

- Brudzinski I : (-)

- Brudzinski II : (-)

Nervus cranialis

N. I   (Olfaktorius)

Daya penghidu : Normal

N. II   (Optikus)

Visus : Tidak dapat dilakukan

Lapangan pandang : Normal

Page 4: Laporan Kasus Saraf Fira

N. III   (Okulomotorius)

Reflex cahaya langsung : (+/+)

Reflex cahaya konsensuil : (+/+)

Bentuk pupil : Bulat, isokor

Ptosis : (-/-)

Strabismus divergen : (-/-)

Gerak bola mata : Normal

N. IV   (Troklearis)

Strabismus konvergen : (-/-)

Gerak bola mata : Normal

N. V   (Trigeminus)

Menggigit : (+) Reflex bersin : t.d.l

Membuka mulut : (+) Reflex masseter : t.d.l

Sensibilitas wajah : (+) Reflex zygomatikum : t.d.l

Reflex kornea : (+/+) Gerakan mengunyah : +

N. VI   (Abdusen)

Strabismus konvergen : (-/-)

Diplopia : (+/+)

Gerak bola mata lateral : Normal

Nystagmus : (-/-)

N. VII   (Fasialis)

Reflex glabella : t.d.l R. aurikulopalpebra : (+)

Mengerutkan dahi : Normal Bersiul : (+/+)

Mengedip : (+/+) Meringis : (+/+)

Menutup mata : (+/+) Tic facialis : (-/-)

Lakrimasi : t.d.l Dayakecap 2/3 ant : t.d.l

R. visuopalpebra : t.d.l Mengembungkanpipi : (+/+)

N. VIII   (Vestibulo-koklearis)

Tes berbisik : (+/+)         

TesRinne : t.d.l

Tes Weber :  t.d.l

TesSchwabach : t.d.l

N. IX   (Glosofaringeus)

Page 5: Laporan Kasus Saraf Fira

Reflex muntah : t.d.l Suarasengau : (-)

Daya kecap 1/3 post : t.d.l Reflex tersedak : t.d.l

N.X   (Vagus)

Bersuara : (+) Menelan : (+)

N.XI   (Asesorius)

Memalingkan kepala : (+/+) Kekuatan bahu : (+/+)

Sikap bahu : Simetris Trophy otot bahu : Eutrophy

N. XII   (Hipoglosus)

Artikulasi : Normal Deviasi lidah : (-)

Tremor : (-) Kekuatan lidah : t.d.l

Menjulurkan lidah : Deviasi 9-0

PemeriksaanMotorik

Tonus

o Ekstremitas atas : Hipotonus tangan kanan

o Ekstremitas bawah : Normal

Konturotot

o Atrofi (+) tangan kanan

o Hipertrofi (-)

LenganAtas LenganBawah Tangan

D S D S D S

Kekuatan 4 5 4 5 4 5

Tonus hipotonus N hipotonus N hipotonus N

TungkaiAtas TungkaiBawah Kaki

D S D S D S

Kekuatan 5 5 5 5 5 5

Tonus N N N N N N

Reflex fisiologis dextra/sinistra

• Bisep +/+, Tricep +/+, Brachioradialis +/+

• Patella +/+, Achilles +/+

Reflex patologis D/S

Page 6: Laporan Kasus Saraf Fira

• Babinski -/-, Chaddock -/-, Shaeffer -/-

• Gordon -/-, Oppenheim -/-, Hoffman-tromner -/-

Sensorik, Otonom, Koordinasi

Kesan sensorik : Normal

Otonom

• Inkontinensia urin (-)

• Inkontinensia alvi (-)

• Retensio urin (-)

Koordinasi

• Point to point test : baik

• Disdiadokinesis : baik

PemeriksaanPenunjang

• CT Scan

Kesan : Atrofi Otak

DIAGNOSA

Diagnosa klinis : Sindroma parkinson

Diagnosa topis : Substansia nigra

Diagnosa etiologis : -

Diagnosa patologi : Degeneratif

TERAPI

Trihexyphenidyl 2 x 1

Asam folat 2 x 1

Cefazid 2 x 1

LAPORAN KASUS

STASE SARAF

Page 7: Laporan Kasus Saraf Fira

DISUSUN OLEH :

Fibra Milita

2006730029

Pembimbing

Dr. Jofizal Jannis,Sp.S

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH JAKARTA

2011

BAB II

TINJAUAN KASUS

PARKINSON

Page 8: Laporan Kasus Saraf Fira

DEFINISI

Penyakit Parkinson yaitu bagian dari Parkinsonism yang secara patologi ditandai oleh

degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta (SNC) yang disertai

adanya inklusi sitoplasmi ke osinofilik (Lewy bodies).

Parkinsonism adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, rigiditas,

bradikinesia dan hilangnya reflex postural akibat penurunan kadar dopamine dengan berbagai

macam sebab.

EPIDEMIOLOGI

Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita

seimbang. 5–10% orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum

usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan,

pengaruh usia pada umumnya mencapai 1% di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat

dari 0,6 % pada usia 60 – 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 – 89 tahun.

PENYEBAB

Penyakit parkinson terjadi ketika sel saraf atau neuron di dalam otak yang disebut substantia

nigramati atau menjadi lemah. Secara normal sel ini menghasilkan bahan kimia yang penting

di dalam otak yang disebut dopamine.

Dopamine adalah suatu bahan kimia yang

dapat menghantarkan sinyal-sinyal listrik

diantara substantia nigra dan di sepanjang

jalur sel saraf yang akan membantu

menghasilkan gerakan tubuh yang halus.

Ketika kira-kira 80% sel yang

memproduksi dopamine rusak, gejala

penyakit parkinson akan nampak.

FAKTOR RESIKO

Faktor resiko (multifaktorial) yang telah diidentifikasi, yaitu :

a. Usiameningkat pada usia lanjut.

b. Rasial orang kulit putih lebih sering daripada orang Asia dan Afrika.

c. Genetik

Page 9: Laporan Kasus Saraf Fira

d. Lingkungantoksin, penggunaan pestisida, infeksi.

e. Cedera kranioserebralmasih belum jelas.

f. Stres emosional.

GAMBARAN KLINIS

1. Tremor saat istirahat

2. Rigiditas

3. Akinesia / bradikinesia

o Kedipan mata berkurang

o Wajah sepert itopeng

o Cara berjalan : langkah kecil-kecil

o Kegelisahan motorik (sulit duduk atau berdiri)

4. Hilangnya reflex postural (lost of postural reflex)

KriteriaDiagnostik (Kriteria Hughes):

- Possible : terdapat salah satu gejala utama yaitu tremor istirahat, rigiditas,

bradikinesia, kegagalan reflex postural.

- Probable : bila terdapat 2 gejala utama atau 1 dari 3 gejala pertama yang tidak

simetris.

- Definite : bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu

gejala lain yang tidak simetris.

Tanda khusus :

Meyerson’ssign :

Tidak dapat mencegah mata berkedip– kedip bila daerah glabela diketuk berulang. Ketukan

berulang ((2x/detik) pada glabela membangkitkan reaksi berkedip-kedip (terus menerus).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan bila ada indikasi, antara lain:

- Neuro imaging : CT-Scan, MRI

- Laboratorium (Parkinson sekunder) : patologi anatomi

Page 10: Laporan Kasus Saraf Fira

PENATALAKSANAAN

Anticholinergik

Benztropine (Cogentin), trihexyphenidyl (Artane). Berguna untuk mengendalikan

gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan.

Carbidopa/levodopa

Pengobatan utama untuk penyakit parkinson. Di dalam otak levodopa dirubah

menjadi dopamine. Obat ini mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki

gerakan.Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya

secara normal. Levodopa diberikan bersama carbidopa untuk meningkatkan

efektivitasnya dan mengurangi efek sampingnya.

COMT – inhibitors

Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Untuk mengontrol fluktuasi motor pada

pasien yang menggunakan obat levodopa.

Dopamine agonis

Bromocriptine (Parlodel), Pergolide (Permax), Pramipexole (Mirapex). Obat ini di

berikan pada awal pengobatan, dan sering kali ditambahkan pada pemberian levodopa

untuk meningkatkan kerja levodopa atau diberikan kemudian ketika efek samping

levodopa menimbulkan masalah baru.

MAO – B inhibitor

Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Berguna untuk mengendalikan gejala dari

penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan.

Amantadine (Symmetrel)

Berguna untuk perawatan akinesia, dyskinesia, kekakuan, gemetaran.

Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar

diperhatikan,karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan

untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada penderita.

Makanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pencernakan yang

disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.