laporan kasus saraf fira
TRANSCRIPT
BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Ny. R T
Usia : 72 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SLTA
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Rawamangun, Jakarta Timur
Tanggal masuk : 17 Mei 2011
ANAMNESIS
Keluhan utama
Tangan kanan gemetar terus-menerus sejak ± 6 bulan SMRS
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan tangan kanan bergetar sejak ± 6 bulan sebelum masuk
rumah sakit (SMRS) dan memburuk atau bertambah dalam 1 bulan belakangan
ini.Tangan bergetar terus menerus dan tiada henti. Pasien juga merasakan kekakuan jika
kepalan tangan yang bergetar tersebut digerakkan terasa ada tahanan, pasien juga menjadi
lambat jika berjalan. Pasien juga merasa bergetar tanpa sadar dan tak terkendali. BAB &
BAK dalam keadaan normal.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat trauma disangkal
Riwayat stroke disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat mengalami keluhan yang sama disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat kencing manis.
Riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat jantung disangkal.
Riwayat pengobatan
Pasien sempat berobat ke dokter umum tetapi tidak ada perubahan.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4M6V5 15
Tanda vital
- TD 110/70 mmHg
- Nadi 88 kali/ menit
- Suhu 36,5 °C
- Pernapasan 20 kali/ menit
Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), massa (-)
Thorax
- Inspeksi : Pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis
- Palpasi : Krepitasi -/-
- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
- Auskultasi : Vesikuler kiri dan kanan, ronki +/+, wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
- Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
- Inspeksi : Datar, jejas (-)
- Palpasi : Nyeri tekan (-), supel
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
- Atas : akral hangat, RCT < 2 detik
- Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik
Status Neurologis
Pemeriksaan pupil
- Diameter : 2mm/2mm, isokor
- Refleks cahaya langsung : +/+
- Refleks cahaya tidak langsung : +/+
Pemeriksaan tanda rangsang meningeal
- Kaku kuduk : (-)
- Laseque sign : (-)
- Kernig’s sign : (-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)
Nervus cranialis
N. I (Olfaktorius)
Daya penghidu : Normal
N. II (Optikus)
Visus : Tidak dapat dilakukan
Lapangan pandang : Normal
N. III (Okulomotorius)
Reflex cahaya langsung : (+/+)
Reflex cahaya konsensuil : (+/+)
Bentuk pupil : Bulat, isokor
Ptosis : (-/-)
Strabismus divergen : (-/-)
Gerak bola mata : Normal
N. IV (Troklearis)
Strabismus konvergen : (-/-)
Gerak bola mata : Normal
N. V (Trigeminus)
Menggigit : (+) Reflex bersin : t.d.l
Membuka mulut : (+) Reflex masseter : t.d.l
Sensibilitas wajah : (+) Reflex zygomatikum : t.d.l
Reflex kornea : (+/+) Gerakan mengunyah : +
N. VI (Abdusen)
Strabismus konvergen : (-/-)
Diplopia : (+/+)
Gerak bola mata lateral : Normal
Nystagmus : (-/-)
N. VII (Fasialis)
Reflex glabella : t.d.l R. aurikulopalpebra : (+)
Mengerutkan dahi : Normal Bersiul : (+/+)
Mengedip : (+/+) Meringis : (+/+)
Menutup mata : (+/+) Tic facialis : (-/-)
Lakrimasi : t.d.l Dayakecap 2/3 ant : t.d.l
R. visuopalpebra : t.d.l Mengembungkanpipi : (+/+)
N. VIII (Vestibulo-koklearis)
Tes berbisik : (+/+)
TesRinne : t.d.l
Tes Weber : t.d.l
TesSchwabach : t.d.l
N. IX (Glosofaringeus)
Reflex muntah : t.d.l Suarasengau : (-)
Daya kecap 1/3 post : t.d.l Reflex tersedak : t.d.l
N.X (Vagus)
Bersuara : (+) Menelan : (+)
N.XI (Asesorius)
Memalingkan kepala : (+/+) Kekuatan bahu : (+/+)
Sikap bahu : Simetris Trophy otot bahu : Eutrophy
N. XII (Hipoglosus)
Artikulasi : Normal Deviasi lidah : (-)
Tremor : (-) Kekuatan lidah : t.d.l
Menjulurkan lidah : Deviasi 9-0
PemeriksaanMotorik
Tonus
o Ekstremitas atas : Hipotonus tangan kanan
o Ekstremitas bawah : Normal
Konturotot
o Atrofi (+) tangan kanan
o Hipertrofi (-)
LenganAtas LenganBawah Tangan
D S D S D S
Kekuatan 4 5 4 5 4 5
Tonus hipotonus N hipotonus N hipotonus N
TungkaiAtas TungkaiBawah Kaki
D S D S D S
Kekuatan 5 5 5 5 5 5
Tonus N N N N N N
Reflex fisiologis dextra/sinistra
• Bisep +/+, Tricep +/+, Brachioradialis +/+
• Patella +/+, Achilles +/+
Reflex patologis D/S
• Babinski -/-, Chaddock -/-, Shaeffer -/-
• Gordon -/-, Oppenheim -/-, Hoffman-tromner -/-
Sensorik, Otonom, Koordinasi
Kesan sensorik : Normal
Otonom
• Inkontinensia urin (-)
• Inkontinensia alvi (-)
• Retensio urin (-)
Koordinasi
• Point to point test : baik
• Disdiadokinesis : baik
PemeriksaanPenunjang
• CT Scan
Kesan : Atrofi Otak
DIAGNOSA
Diagnosa klinis : Sindroma parkinson
Diagnosa topis : Substansia nigra
Diagnosa etiologis : -
Diagnosa patologi : Degeneratif
TERAPI
Trihexyphenidyl 2 x 1
Asam folat 2 x 1
Cefazid 2 x 1
LAPORAN KASUS
STASE SARAF
DISUSUN OLEH :
Fibra Milita
2006730029
Pembimbing
Dr. Jofizal Jannis,Sp.S
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2011
BAB II
TINJAUAN KASUS
PARKINSON
DEFINISI
Penyakit Parkinson yaitu bagian dari Parkinsonism yang secara patologi ditandai oleh
degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta (SNC) yang disertai
adanya inklusi sitoplasmi ke osinofilik (Lewy bodies).
Parkinsonism adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, rigiditas,
bradikinesia dan hilangnya reflex postural akibat penurunan kadar dopamine dengan berbagai
macam sebab.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita
seimbang. 5–10% orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum
usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan,
pengaruh usia pada umumnya mencapai 1% di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat
dari 0,6 % pada usia 60 – 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 – 89 tahun.
PENYEBAB
Penyakit parkinson terjadi ketika sel saraf atau neuron di dalam otak yang disebut substantia
nigramati atau menjadi lemah. Secara normal sel ini menghasilkan bahan kimia yang penting
di dalam otak yang disebut dopamine.
Dopamine adalah suatu bahan kimia yang
dapat menghantarkan sinyal-sinyal listrik
diantara substantia nigra dan di sepanjang
jalur sel saraf yang akan membantu
menghasilkan gerakan tubuh yang halus.
Ketika kira-kira 80% sel yang
memproduksi dopamine rusak, gejala
penyakit parkinson akan nampak.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko (multifaktorial) yang telah diidentifikasi, yaitu :
a. Usiameningkat pada usia lanjut.
b. Rasial orang kulit putih lebih sering daripada orang Asia dan Afrika.
c. Genetik
d. Lingkungantoksin, penggunaan pestisida, infeksi.
e. Cedera kranioserebralmasih belum jelas.
f. Stres emosional.
GAMBARAN KLINIS
1. Tremor saat istirahat
2. Rigiditas
3. Akinesia / bradikinesia
o Kedipan mata berkurang
o Wajah sepert itopeng
o Cara berjalan : langkah kecil-kecil
o Kegelisahan motorik (sulit duduk atau berdiri)
4. Hilangnya reflex postural (lost of postural reflex)
KriteriaDiagnostik (Kriteria Hughes):
- Possible : terdapat salah satu gejala utama yaitu tremor istirahat, rigiditas,
bradikinesia, kegagalan reflex postural.
- Probable : bila terdapat 2 gejala utama atau 1 dari 3 gejala pertama yang tidak
simetris.
- Definite : bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu
gejala lain yang tidak simetris.
Tanda khusus :
Meyerson’ssign :
Tidak dapat mencegah mata berkedip– kedip bila daerah glabela diketuk berulang. Ketukan
berulang ((2x/detik) pada glabela membangkitkan reaksi berkedip-kedip (terus menerus).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan bila ada indikasi, antara lain:
- Neuro imaging : CT-Scan, MRI
- Laboratorium (Parkinson sekunder) : patologi anatomi
PENATALAKSANAAN
Anticholinergik
Benztropine (Cogentin), trihexyphenidyl (Artane). Berguna untuk mengendalikan
gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan.
Carbidopa/levodopa
Pengobatan utama untuk penyakit parkinson. Di dalam otak levodopa dirubah
menjadi dopamine. Obat ini mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki
gerakan.Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya
secara normal. Levodopa diberikan bersama carbidopa untuk meningkatkan
efektivitasnya dan mengurangi efek sampingnya.
COMT – inhibitors
Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Untuk mengontrol fluktuasi motor pada
pasien yang menggunakan obat levodopa.
Dopamine agonis
Bromocriptine (Parlodel), Pergolide (Permax), Pramipexole (Mirapex). Obat ini di
berikan pada awal pengobatan, dan sering kali ditambahkan pada pemberian levodopa
untuk meningkatkan kerja levodopa atau diberikan kemudian ketika efek samping
levodopa menimbulkan masalah baru.
MAO – B inhibitor
Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Berguna untuk mengendalikan gejala dari
penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan.
Amantadine (Symmetrel)
Berguna untuk perawatan akinesia, dyskinesia, kekakuan, gemetaran.
Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar
diperhatikan,karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan
untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada penderita.
Makanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pencernakan yang
disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.