laporan kasus rs.rtf

Download laporan kasus RS.rtf

If you can't read please download the document

Upload: rio-bernandus-puahadi

Post on 06-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I. PENDAHULUANLatar Belakang Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar1.5 kg. Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh, namun hati terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yangjumlahnya kurang lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman dkk, 2001). Hati manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma,dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan, beratnya1200-1600 gram.

Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi arsitektur yangnormaloleh lembar-lembarjaringanikatdan nodul-nodul regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulaturnormal. Nodul-nodul regenerasi ini dapat berukuran kecil (mikronodular) dan besar (makronodular). Sirosis dapat mengganggu sirkulasi darah intrahepatic, dan pada kasus yang sangat lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati yang secara bertahap Pengobatan pengganti penyakit hati yang parah adalah cara yang dititik beratkan dan kunci kunci utama, angka kematian pasien tinggi. Pasien yang hanya mengandalkan pengobatan konservatif, tingkat kematian adalah 70%. Oleh karena itu, pengganti penyakit hati yang parah adalah titik utama dan kunci utama (Nurdjanah, 2006). Berdasarkan data WHO (2004) sirosis hati merupakan penyebab kematian ke delapan belas di dunia, dengan prevalens 1,3% . Cause Spesifik Death Rate (CSDR) sirosis hati di Inggris tahun 2002 sebesar 26,9 per 100.000 penduduk. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 CSDR sirosis hatisebesar 22,0 per 100.000 penduduk., dan dari data WHO (2007), penyakit hati kronik dan sirosis hati merupakan penyebab kematian peringkat keduabelas pada tahun 2007 di Amerika Serikat dengan jumlah 29.165 (1,2%). Pada tahun 2007 prevalensi sirosis hati di Australia sebesar 2 % dan di Jepang sebesar 2,7 %. Prevalensi sirosis hati di Ind Prevalensi sirosis hati di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1,7% Menurut hasil observasi selama enam tahun yaitu tahun 1990 sampai 1995 yang dilakukan oleh Aryono, ditemukan bahwa 5,3% dari seluruh pasien yang dirawat di bagian penyakit dalam Rumah Sakit Pugeran Yogyakarta menderita sirosis hati (Lesmana dkk, 2007). Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan laporan, penderita penyakit dalam yang dirawat di beberapa rumah sakit sentra pendidikan, umumnya penyakit hati menempati urutan ketiga setelah penyakit infeksi dan paru. Bila ditinjau pola penyakit hati yang dirawat tampak umumnya mempunyai urutan sebagai berikut : hepatitis virus akut, sirosis hati, kanker hati, abses hati. Dari data tersebut ternyata sirosis hati menempati urutan kedua. Mohsni (2009) mengatakan tingginya masalah penyakit sirosis hati dan kanker hati di dunia yang merupakan penyebab sekitar kematian sekitar 2%, diperkirakan akan meningkat dalam dua dekade kedepan. TujuanTujuan UmumMahasiswa mampu melaksanakan asuhan gizi di rumah sakit di bawah bimbingan.

Tujuan KhususMahasiswa mampu berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik profesi gizi.Mahasiswa mampu melakukan penapisan gizi (nutrition screening) pada klien/pasien secara individu.Mahasiswa mampu melakukan pengkajian gizi (nutritional assesment) pasien tanpa komplikasi dengan kondisi kesehatan umum. Mahasiswa mampu membantu pengkajian gizi (nutritional assesment) pada pasien dengan komplikasi.Mahasiswa mampu membantu merencanakan dan asuhan gizi pasien. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan gizi untuk klien sesuai kebudayaan dan kepercayaan berbagai golongan umur.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKAGambaran Umum PenyakitDefinisiSirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena infeksi akut dengan virus hepatitis dimana terjadi peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya banyak jaringan ikat dan regenerasi noduler dengan berbagai ukuran yang dibentuk oleh sel parenkim hati yang masih sehat. Akibatnya bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta yang akhirnya menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan (Nito 2008).

Sirosis merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena mengganggu pelaksanaan fungsi-fungsi di atas. Selain itu, jika Anda memiliki sirosis Anda juga berisiko mengembangkan kanker hati (hepatocellular carcinoma). Risiko bervariasi sesuai penyebab sirosis. Risiko terbesar adalah pada sirosis yang disebabkan oleh infeksi hepatitis C dan B, diikuti dengan sirosis yang disebabkan oleh hemokromatosis.EtiologiPenyebab yang pasti dari Sirosis Hepatis sampai sekarang belum jelas.

1. Faktor keturunan dan malnutrisiWATERLOO (1997) berpendapat bahwa faktor kekurangan nutrisi terutama kekurangan protein hewani menjadi penyebab timbulnya Sirosis Hepatis. Menurut CAMPARA (1973) untuk terjadinya Sirosis Hepatis ternyata ada bahan dalam makanan, yaitu kekurangan alfa 1-antitripsin.2. Hepatitis virusHepatitis virus sering juga disebut sebagai salah satu penyebab dari Sirosis Hepatis. Dan secara klinik telah dikenal bahwa hepatitis virus B lebih banyak mempunyai kecenderungan untuk lebih menetap dan memberi gejala sisa serta menunjukkan perjalanan yang kronis bila dibandingkan dengan hepatitis virus A. penderita dengan hepatitis aktif kronik banyak yang menjadi sirosis karena banyak terjadi kerusakan hati yang kronis.Sebagaimana kita ketahui bahwa sekitar 10 % penderita hepatitis virus B akut akan menjadi kronis. Apalagi bila pada pemeriksaan laboratories ditemukan HBs Ag positif dan menetapnya e-Antigen lebih dari 10 minggu disertai tetap meningginya kadar asam empedu puasa lebih dari 6 bulan, maka mempunyai prognosis kurang baik (Sujono Hadi).3. Zat hepatotoksikBeberapa obat-obatan dan zat kimia dapat menyebabkan terjadinya kerusakan fungsi sel hati secara akut dan kronik. Kerusakan hati secara akut akan berakibat nekrosis atau degenerasi lemak. Sedangkan kerusakan kronik akan berupa Sirosis Hepatis. Pemberian bermacam obat-obatan hepatotoksik secara berulang kali dan terus menerus. Mula-mula akan terjadi kerusakan setempat, kemudian terjadi kerusakan hati yang merata, dan akhirnya dapat terjadi Sirosis Hepatis. Zat hepatotoksik yang sering disebut-sebut adalah alcohol. Efek yang nyata dari etil-alkohol adalah penimbunan lemak dalam hati (Sujono Hadi).4. Penyakit WilsonSuatu penyakit yang jarang ditemukan, biasanya terdapat pada orang-orang muda dengan ditandai Sirosis Hepatis, degenerasi ganglia basalis dari otak, dan terdapatnya cincin pada kornea yang berwarna coklat kehijauan disebutKayser Fleiscer Ring.Penyakit ini diduga disebabkan defisiensi bawaan dan sitoplasmin.5. HemokromatosisBentuk sirosis yang terjadi biasanya tipe portal. Ada 2 kemungkinan timbulnya hemokromatosis, yaitu :sejak dilahirkan, penderita mengalami kenaikan absorpsi dari Fe.kemungkinan didapat setelah lahir (aquisita), misalnya dijumpai pada penderita dengan penyakit hati alkoholik. Bertambahnya absorpsi dari Fe, kemungkinan menyebabkan timbulnya Sirosis Hepatis.

6. Sebab-sebab lainkelemahan jantung yang lama dapat menyebabkan timbulnya sirosis kardiak.Perubahan fibrotik dalam hati terjadi sekunder terhadap anoksi dan nekrosis sentrilibuler.sebagai akibat obstruksi yang lama pada saluran empedu akan dapat menimbulkan sirosis biliaris primer. Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada kaum wanita.penyebab Sirosis Hepatis yang tidak diketahui dan digolongkan dalam sirosis kriptogenik. Penyakit ini banyak ditemukan di Inggris (menurut Reer 40%, Sherlock melaporkan 49%). Penderita ini sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda hepatitis atau alkoholisme, sedangkan dalam makanannya cukup mengandung protein.

PatofisiologiAda 2 faktor yang mempengaruhi terbentuknya asites pada penderita Sirosis Hepatis, yaitu :

Tekanan koloid plasma yang biasa bergantung pada albumin di dalam serum. Pada keadaan normal albumin dibentuk oleh hati. Bilamana hati terganggu fungsinya, maka pembentukan albumin juga terganggu, dan kadarnya menurun, sehingga tekanan koloid osmotic juga berkurang. Terdapatnya kadar albumin kurang dari 3 gr % sudah dapat merupakan tanda kritis untuk timbulnya asites.Tekanan vena porta. Bila terjadi perdarahan akibat pecahnya varises esophagus, maka kadar plasma protein dapat menurun, sehingga tekanan koloid osmotic menurun pula, kemudian terjadilah asites. Sebaliknya bila kadar plasma protein kembali normal, maka asitesnya akan menghilang walaupun hipertensi portal tetap ada (Sujono Hadi). Hipertensi portal mengakibatkan penurunan volume intravaskuler sehingga perfusi ginjal pun menurun. Hal ini meningkatkan aktifitas plasma rennin sehingga aldosteron juga meningkat. Aldosteron berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit terutama natrium . dengan peningkatan aldosteron maka terjadi terjadi retensi natrium yang pada akhirnya menyebabkan retensi cairan.

Gambaran klinikMenurut Sherlock, secara klinis, Sirosis Hepatis dibagi atas 2 tipe, yaitu :

sirosis kompensata atau latent chirrosis hepaticsirosis dekompensata atau active chirrosis hepaticSirosis Hepatis tanpa kegagalan faal hati dan hipertensi portal. Sirosis Hepatis ini mungkin tanpa gejala apapun, tapi ditemukan secara kebetulan pada hasil biopsy atau pemeriksaan laparoskopiSirosis Hepatis dengan kegagalan faal hati dan hipertensi portal. Pada penderita ini sudah ada tanda-tanda kegagalan faal hati misalnya ada ikterus, perubahan sirkulasi darah, kelainan laboratirim pada tes faal hati. Juga ditemukan tanda-tanda hipertensi portal, misalnya asites, splenomegali, venektasi di perut.

PenyebabAda banyak penyebab sirosis hepatis. Penyebab paling umum adalah kebiasaan meminum alkohol dan infeksi virus hepatitis C. Sel-selhati Anda berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu banyak alkohol dapat merusak sel-sel hati. Infeksi kronis virushepatitis C menyebabkan peradangan jangka panjang dalam hati yang dapat mengakibatkan sirosis. Sekitar 1 dari 5 penderita hepatitis C kronis mengembangkan sirosis. Tetapi hal ini biasanya terjadisetelah sekitar 20 tahun atau lebih dari infeksi awal. Penyebab sirosis hepatis antara lain :

Reaksi parah terhadap obat tertentu.Beberapa racun dan polusi lingkungan.Infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasit.Gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah dan kemacetan di hati.Beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati, seperti hemokromatosis (kondisiyang menyebabkan timbunan abnormal zat besi di hati dan bagian lain tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi yang menyebabkanpenumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain tubuh).Infeksi kronis virus hepatitis B.Hepatitis autoimun. Sistem kekebalan tubuh biasanya membuat antibodi untuk menyerang bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada hepatitis autoimun,sistem kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan kerusakan dan sirosis. Penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu sehingga tekanan darah terhambat dan merusak sel-sel hati. Sebagaicontoh, sirosis bilier primer,primary sclerosing, dan masalah bawaan pada saluran empedu.

Non-alcohol steato-hepatitis (NASH). Ini adalah kondisi di mana lemak menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringanparut dan sirosis. Kelebihan berat badan (obesitas) meningkatkan risiko Anda mengembangkannon-alcohol steato-hepatitis.

GejalaSirosis di tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun. Oleh karena itu, pasien sirosis ringan dan moderat mungkin menderita untuk waktu yang lama tanpa menyadari penyakitnya. Pada tahap ini tes fungsi hati dapat mendeteksi perubahan yang mengarah pada disfungsi hati, seperti:

Kegagalan membuat cukup protein seperti albumin yang membantu untuk mengatur komposisi cairan di dalam aliran darah dantubuh.Kegagalan membuat bahan kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan darah.Kurang mampu mengolah limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin sehingga menumpuk di dalam tubuh.Kurang mampu memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang kemudian bisa menumpuk di dalam tubuh.

Pada tahap akhir, sirosis hati terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar gejalanya adalah akibat dari jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit untuk melakukan tugas-tugas hati. Gejala yang dapat timbul dalam fase :

KelemahanCairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan perut (ascites).Kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah.Kecenderungan lebih mudah berdarah dan memar.Penyakit kuning karena penumpukan bilirubin.Gatal-gatal karena penumpukan racun.Gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus berat karena pengaruh racun di dalam aliran darah yang memengaruhiotak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, kebingungan, pelupa dan sulit berkonsentrasi.

Selain itu, jaringan parut membatasi aliran darah melalui vena portal sehingga terjadi tekanan balik. Vena portal adalah vena yang membawa darah berisi nutrisi dari usus dan limpa ke hati. Normalnya, darah dari usus dan limpa dipompa ke hati melalui vena portal. Namun, sirosis menghalangi aliran normal darah melalui hati sehingga darah terpaksa mencari pembuluh baru di sekitar hati. Pembuluh-pembuluh darah baru yang disebut varises ini terutama muncul di tenggorokan (esofagus) dan lambung sehingga membuat usus mudah berdarah. Jika perdarahan usus terjadi, Anda mungkin muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui kotoran (feses). Kondisi ini adalah kedaruratan medis yang harus segera ditangani.

Penatalaksanaan Diet sesuai Permasalahan GiziPenatalaksanaan diet dengan cara memberikan makanan DHRG dalam bentuk lunak yang adekuat kepada pasien untuk :

Meningkatkan status gizi menjadi normalMenurunkan hipertensiMengurangi cairan dalam perutMeningkatkan kadar Hb darah.

Dengan Syarat diet yaitu :Energy diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan 35 kcal.lemak diberikan 25 % dari kebutuhan total energy .protein diberikan 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein, pada sirosis hati terkompensasi. Karbohidrat diberikan 58% dari total kalori.vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.natrium diberikan rendah, kaena terjadi pembengkakan pada perut atau asitescairan diberikan sedikit karena terjadi pembengkakan pada perutbentuk makanan yang diberikan yaitu bentuk makanan lunak.