laporan kasus pjr
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
1/34
BAB I
PENDAHULUAN
Demam rematik dan penyakit jantung rematik telah lama dikenal. Demam
rematik (DR) dan atau Penyakit jantung rematik (PJR) eksaserbasi akut adalah suatu
sindroma klinik penyakit akibat infeksi kuman Streptokokus β hemolitik grup A pada
tenggorokan yang terjadi seara akut ataupun berulang dengan satu atau lebih gejala
mayor yaitu poliartritis migrans akut! karditis! korea! nodul subkutan dan eritema
marginatum. Penyakit Jantung rematik (PJR) adalah penyakit jantung sebagai akibat
adanya gejala sisa (sekuele) dari DR! yang ditandai dengan terjadinya aat katup
jantung "!#!$. Demam rematik terjadi sebagai sekuele lambat radang non supuratif
sistemik yang dapat melibatkan sendi! jantung! susunan saraf pusat! jaringan subkutandan kulit dengan frekuensi yang ber%ariasi. Jauh sebelum &. Dukett Jones pada tahun
"' mengemukakan riteria Jones untuk menegakkan diagnosis demam rematik!
beberapa tulisan sejak aal abad ke "* telah melaporkan mengenai gejala penyakit
tersebut.
+pidemiologis dari Peranis de ,aillou adalah yang pertama menjelaskan
rheumatism artikuler akut dan membedakannya dari gout!-. dan kemudian Sydenham
dari ondon menjelaskan korea! tetapi keduanya tidak menghubungkan kedua gejala
tersebut dengan penyakit jantung. Pada tahun "*/" 0orgagni! seorang patolog dari
1tali menjelaskan adanya kelainan katup pada penderita penyakit tersebut dan
deskripsi klinis PJR dijelaskan setelah didapatinya stetoskop pada tahun "2"' oleh
aenne. Pada tahun "22/ dan "22' 3alter ,utletheadle mengemukakan 4rheumatic
fever syndrome5 yang merupakan kombinasi artritis akut! penyakit jantung! korea dan
belakangan termasuk manifestasi yang jarang ditemui yaitu eritema marginatum dan
nodul subkutan sebagai komponen sindroma tersebut. Pada tahun "'$"! 6oburn
mengusulkan hubungan infeksi Streptokokus grup A dengan demam rematik dan
seara perlahanlahan diterima oleh Jones dan peneliti lainnya
Pada tahun "' Jones mengemukakan suatu kriteria untuk menegakkan
diagnosis demam rematik. 7riteria ini masih digunakan sampai saat ini untuk
menegakkan diagnosis dan telah beberapa mengalami modifikasi dan re%isi! karena
dirasakan masih mempunyai kelemahan untuk menegakkan diagnosis seara tepat!
akurat dan epat. Saat ini banyak kemajuan yang telah diapai dalam bidang
kardiologi! tetapi demam rematik dan penyakit jantung rematik masih merupakan
1
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
2/34
problem karena merupakan penyebab kelainan katup yang terbanyak terutama pada
anak. Sampai saat ini demam rematik belum dapat dihapuskan! alaupun kemajuan
dalam penelitian dan penggunaan antibiotika terhadap penyakit infeksi begitu maju.
Demam rematik dan pernyakit jantung rematik masih merupakan penyebab penyakit
kardio%askular yang signifikan didunia! termasuk 1ndonesia. Dinegara maju dalam
lima tahun terakhir ini terlihat insidens demam rematik dan pre%alens penyakit
jantung rematik menurun! tetapi sampai permulaan abad ke8#" ini masih tetap
merupakan problem medik dan public health didunia karena mengenai anak8anak dan
deasa muda pada usia yang produktif
BAB II
PRESENTASI KASUS
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RS PENDIDIKAN : RSUD BUDHI ASIH
STATUS PASIEN KASUS I
Nama Mahasiswa : Mohammad Haikal Bak!
P"m#im#i$% : Po& M'(i"&) S*A
NIM : +,+-.+-./. Ta$da 0a$%a$:1-. IDENTITAS PASIEN
2
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
3/34
9ama : An. 17
;sia : " &ahun
Jenis kelamin : aki < laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jalan pisangan baru pelukis 11 R& "" R3 =- kelurahan
pisangan baru keamatan matraman
Agama : 1slam
&anggal masuk RS : " 9o%ember #="-
9o. Register : 2"82'8*
Oa$% 0'a 2 3ali
A!ah: I#' :
9ama : &n. S
;mur : $" tahun
Alamat: Jalan pisangan baru pelukis 11 R& ""
R3 =- kelurahan pisangan baru keamatan
matraman
Pekerjaan : Pegaai 7antor 7eamatan
Penghasilan:Rp. $===.===8Rp. .===.===
Pendidikan : S0ASuku ,angsa : Jaa
Agama : 1slam
9ama : 9y.9
;mur : #' tahun
Alamat: Jalan pisangan baru pelukis 11 R& ""
R3 =- kelurahan pisangan baru keamatan
matraman
Pekerjaan : 1bu rumah tangga
Penghasilan: 8
Pendidikan : S0ASuku ,angsa : Jaa
Agama : 1slam
>ubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung
1-1- RI3A4AT PEN4AKIT
A- ANAMNESIS
Dilakukan seara alloanamnesis dengan 9y. 9 (ibu kandung pasien).
okasi : ,angsal lantai ?1 &imur! kamar /"#
&anggal @ aktu : #2 9o%ember #="- pukul ".== 31,.
&anggal masuk : " 9o%ember #="- pukul "#.== 31,.
7eluhan utama : Demam sejak lima hari S0RS7eluhan tambahan : badan pegal8pegal
B- RI3A4AT PEN4AKIT SEKARANG :
Pasien datang dengan keluhan demam sejak - hari sebelum masuk rumah sakit.
Demam dirasakan terus menerus dan tidak ada hari tanpa demam namun demam
dirasakan tidak terlalu panas. Demam hanya diukur dengan menggunakan perabaan
tangan. 9yeri kepala (8)! mual (8)! 0untah (8)! kejang (8)! batuk (8)! pilek (8)! mimisan
(8)! gusi berdarah (8)! ,A, dan ,A7 tidak ada masalah. Pasien mengaku badannya
3
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
4/34
sering pegal8pegal! tetapi pasien mengaku tidak ada pembengkakan! kemerahan
maupun keterbatasan gerakan. Pasien mengaku juga terkadang sesak namun saat ini
keluhan tersebut tidak dirasakan. Pasien mengaku tidak suka jajan sembarangan. 1bu
pasien mengaku baha pasien mempunyai riayat penyakit jantung rematik saat
kelas SD.
5- RI3A4AT KEHAMILAN 2 KELAHIRAN
KEHAMILAN
0orbiditas kehamilan >ipertensi (8)! diabetes
mellitus (8)! anemia (8)!
penyakit jantung (8)!
penyakit paru (8)!
infeksi pada kehamilan
(8)! asma (8)
Peraatan antenatal 7ontrol rutin satu kali
sebulan ke bidan selama
hamil! imunisasi && ()
# kali
KELAHIRAN &empat persalinan Puskesmas
Penolong persalinan ,idan
6ara persalinanSpontan per%aginam
0asa gestasi 6ukup ,ulan
7eadaan bayi
,erat lahir : $2== gram
Panjang lahir : -= m
ingkar kepala : tidak
tahu
angsung menangis ()
0erah ()
Puat (8),iru (8)
7uning (8)
9ilai APBAR : tidak
tahu
7elainan baaan : tidak
ada
K"sim*'la$ iwa!a0 k"hamila$2k"lahia$: Pasien lahir spontan per%aginam!
neonatus ukup bulan dengan berat badan lahir sesuai masa kehamilan.
D- RI3A4AT PERKEMBANGAN
4
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
5/34
Pertumbuhan gigi 1 : umur * bulan (9ormal: -8' bulan)
Bangguan perkembangan mental : 8
Psikomotor
&engkurap : $ bulan (9ormal: $8 bulan)
Duduk : * bulan (9ormal: /8' bulan)
,erdiri : ' bulan (9ormal: '8"# bulan)
,erjalan : " tahun (9ormal: "$ bulan)
,iara : " tahun (9ormal: '8"# bulan)
Sekarang pasien tidak ada masalah dalam interaksi sosial dan kegiatan
sekolah.
Perkembangan pubertas
Rambut pubis : 8
Payudara : 80enarhe : 8
K"sim*'la$ iwa!a0 *"0'm#'ha$ da$ *"k"m#a$%a$: &idak ada tanda8tanda
perlambatan dari perkembangan pasien.
E- RI3A4AT MAKANAN
Um'
6#'la$7ASI2PASI B'ah 2 Bisk'i0 B'#' S's' Nasi Tim
= < # AS1 8 8 8
# < AS1 8 8 8- < / AS1 PAS1 8
/ < "# AS1 PAS1 8
K"sim*'la$ iwa!a0 maka$a$: pasien mendapatkan AS1 dari sejak lahir! tidak ada
kesulitan makan dan pasien telah diberikan makanan pendamping asi sejak usia -
bulan.
F- RI3A4AT IMUNISASI
Vaksi$ Dasa 6 'm' 7 Ula$%a$ 6 'm' 7
,6B # bulan C C
DP& @ P& # bulan bulan / bulan
Polio = bulan # bulan bulan / bulan
6ampak ' bulan C C
>epatitis , = bulan " bulan / bulan
K"sim*'la$ iwa!a0 im'$isasi : imunisasi dasar lengkap.
G- RI3A4AT KELUARGA
a- 5oak R"*od'ksi
5
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
6/34
NoTa$%%al lahi
6'm'7
8"$is
k"lami$Hid'*
Lahi
ma0iA#o0's
Ma0i
6s"#a#7
K"0"a$%a$
k"s"ha0a$
".
# tahun "" bulan
("- 9o%ember
#="$)
aki8aki 8 8 8 sehat
#" tahun (=2 0aret
#==")aki8aki 8 8 8 Sakit
#- Riwa!a0 P"$ikaha$
A!ah 2 3ali I#' 2 3ali
Nama &n. S 9y. 9
P"kawi$a$ k"9 " "
Um' saa0 m"$ikah $" #' tahun
P"$didika$ 0"akhi S0A S0AA%ama 1slam 1slam
S'k' #a$%sa Sunda 0inang
K"adaa$ k"s"ha0a$ Sehat Sehat
Kosa$%'i$i0as 8 8
P"$!aki0) #ila ada 8 8
Riwa!a0 P"$!aki0 K"l'a%a
rang tua dan adik pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa seperti
pasien.
K"sim*'la$ iwa!a0 k"l'a%a: &idak ada keluarga yang mempunyai riayat yangsama seperti pasien
H RI3A4AT PEN4AKIT 4ANG PERNAH DIDERITA
P"$!aki0 Um' P"$!aki0 Um' P"$!aki0 Um'
Alergi 697 Difteria 697Penyakit
jantung
6;
0ah'$7
6aingan 697 Diare 697 Penyakit ginjal 697
D,D 697 7ejang 697 Radang paru 697
titis 697 0orbili 697 &,6 697
Parotitis 697 perasi 697 ain8lain (8)
K"sim*'la$ Riwa!a0 P"$!aki0 !a$% *"$ah did"i0a : pasien pernah mengalami
penyakit jantung rematik saat kelas SD
I- RI3A4AT LINGKUNGAN PERUMAHAN
ingkungan tempat tinggal pasien bersih dan tertata rapi
K"sim*'la$ k"adaa$ li$%k'$%a$: lingkungan perumahan pasien baik
8- RI3A4AT SOSIAL DAN EKONOMI
6
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
7/34
Ayah pasien bekerja sebagai pegaai di keamatan dengan penghasilan
Rp..===.===@bulan. Sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. 0enurut
ibu pasien penghasilan tersebut ukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari8hari.
Sehari8hari pasien diasuh oleh ibunya.
K"sim*'la$ sosial "ko$omi: penghasilan ayah pasien tersebut ukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari8hari.
II- PEMERIKSAAN FISIK 6Ta$%%al 1/ No-++ 3IB7
A S0a0's G"$"alis
K"adaa$ Um'm
7esan Sakit : &ak sakit sedang
7esadaran : 6ompos 0entis! gelisah7esan BiEi : 7urang
7eadaan lain : anemis (8)! ikterik (8)! sianosis (8)! dyspnoe (8)
Da0a A$0o*om"0i
,erat ,adan sekarang : = kg
&inggi ,adan : "/= m
ingkar lengan atas : 8
S0a0's Gi(i
9 ,,@; : =@-"F"==G H *2!G
9 &,@; : "/=@"/$F"==G H '2!"G
9 ,,@&, : =@/F"==G H /?);@
,erdasarkan standar baku 6D6 giEi anak termasuk dalam giEi kurang
Ta$da Vi0al
&ekanan Darah : "=/@2= mm>g
9adi : 22 F @ menit! ekual kanan dan kiri! regular
9afas : #F @menit
Suhu : $2!=I6! aFilla (diukur dengan thermometer air raksa)
KEPALA : 9ormoephali! ekung (8)! kelainan kulit kepala (8)
RAMBUT : Rambut hitam! distribusi merata dan tidak mudah diabut! tebal
3A8AH : ajah simetris! edema (8)! luka atau jaringan parut (8)
MATA: Alis mata merata! madarosis (8)) air mata ()! palpebral ekung (8)@(8)! bulu
mata hitam! merata! trikiasis (8)
TELINGA :
,entuk : normotia
&uli : 8@8
9yeri tarik aurikula : 8@8
7
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
8/34
9yeri tekan tragus : 8@8
iang telinga : lapang @
0embran timpani : sulit dinilai
Serumen : 8@8
Refleks ahaya : sulit dinilai
6airan : 8@8
HIDUNG:
,entuk : simetris
9apas uping hidung : 8@8
Sekret : 8@8
De%iasi septum : 8
0ukosa hiperemis : 8@8
7onka eutrofi : 8@8
BIBIR : mukosa berarna merah muda! kering (8)!sianosis (8)
MULUT : trismus(8)! tumbuh gigi ()! mukosa gusi dan pipi berarnamerah muda.
8
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
9/34
LIDAH : 9ormoglosia! mukosa merah muda (8)! atrofi papil (8)! tremor
(8)! oated tongue (8)
TENGGOROKAN : Arkus faring simetris! hiperemis (8)! u%ula ditengah
LEHER : ,entuk tidak tampak kelainan! tidak tampak pembesaran tiroid
maupun 7B,! tidak tampak de%iasi trakea) tidak teraba pembesaran tiroid maupun
7B,! trakea teraba di tengah
THORAKS : Simetris saat inspirasi dan ekspirasi! deformitas (8)! retraksi
suprastrenal (8)! retraksi interostal (8)! retraksi subostal (8)
8ANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan jantung ICS III-V linea sternalis dextra
Batas atas jantung ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (+), gallop (-)
PARU
Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada
bagian yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal, retraksi suprastrenal (-),
retraksi intercostals (-), retraksi subcostal (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan
kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronchi (-/-) , wheezing (-/-)ABDOMEN :
Inspeksi : asites (-), benjolan (-), tidak dijumpai adanya efloresensi pada
kulit perut maupun benjolan, roseola spot (-), kulit keriput (-).
Palpasi : supel,nyeri tekan (-), turgor kulit normal. Hepar dan lien tidak
teraba.
Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut
Auskultasi : bising usus (+), 3x per menit
GENITALIA : Jenis kelamin perempuan! tanda pubertas (8)! tanda radang (8)! edema
(8)KGB :
Preaurikuler : tidak teraba membesar
Postaurikuler : tidak teraba membesar
Submandibula : tidak teraba membesar
Suprala%iula : tidak teraba membesar
AFilla : tidak teraba membesar
1nguinal : tidak teraba membesar
ANGGOTA GERAK :
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
10/34
+kstremitas : akral agak dingin pada ekstremitas baah! 6R& # detik! edema
tidak ada pada keempat ekstremitas
STATUS NEUROLOGIS
R"&l"ks Fisiolo%is Ka$a$ Kii
,iseps
&rieps
Patella
Ahiles
R"&l"ks Pa0olo%is Ka$a$ Kii
,abinski 8 8
6haddok 8 8
ppenheim 8 8
Bordon 8 8
Shaeffer 8 8
Rangsang meningeal
7aku kuduk 8
7anan 7iri
7erniK 8 8aseK 8 8
,ruEinski 1 8 8
,ruEinski 11 8 8
9er%us kranialis: tidak ada lesi ner%us kranialis
KULIT :arna putih! puat (8)!ikterik (8)! sianosis (8)! turgor kulit menurun! lembab!
pengisian kapiler kurang dari # detik! petehie (8)
TULANG BELAKANG: bentuk normal! tidak terdapat de%iasi! benjolan (8)! ruam
(8)
III- PEMERIKSAAN PENUN8ANGaboratorium tanggal " 9o%ember #="-:
9ama tes >asil ;nit 9ilai rujukan
HEMATOLOGI
Daah L"$%ka*
eukosit ""./ ribu@u !-8"$
+ritrosit .2 juta@u !8-.'
>emoglobin " g@d "".28"-
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
11/34
>ematokrit = G =8-#
&rombosit '- Ribu@miro "-/8=/
I$d" "i0osi0
06? 2-.= f 2=8"==
06> #'. pg #/8$
06>6 $!* G $#8$/
RD3 "#.= G "
URINALISIS
;rine lengkap
arna 7uning kuning
7ejernihan Agak 7eruh mmol@ '28"='
Blukosa 9egati%e 9egati%e
,ilirubin 9egati%e 9egati%e
7eton 9egati%e 9egati%e
P> -!- ./82
,erat jenis LH".=$= ".==-8".=$=
Albumine ;rine # =."8"
;robilinogen #.= +.;@d 9egati%e
9itrit 9egati%e 9egati%e
Darah # 9egati%e
+sterase ekosit 9egati%e 9egati%e
Sedimine ;rine
eukosit "8$ @P, -
+ritrosit $8- @P, #
+pitel Positi%e @P, Positif
Silinder 9egati%e @P7 9egati%e
7ristal 9egati%e 9egati%e
,akteri 9egati%e 9egati%e
Jamur 9egati%e @P, 9egati%e
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
12/34
aboratorium tanggal "- 9o%ember #="-:
9ama tes >asil ;nit 9ilai rujukan
HEMATOLOGI
Daah L"$%ka*
eukosit 2!2 ribu@u !-8"$
+ritrosit .$ juta@u !8-.'
>emoglobin "#!- g@d "".28"-
>ematokrit $* G =8-#
&rombosit 2= Ribu@miro "-/8=/
I$d" "i0osi0
06? 2.= f 2=8"==
06> #2.' pg #/8$
06>6 $!$ G $#8$/
RD3 "$.* G "
+D /- mm@jam =8$=
>itung Jenis
,asofil = G =8"
+osinofil " G #8
9etrofil ,atang " G $8-
9etrofil Segmen *$ G -=8*=
imfosit "/ G #-8=
0onosit ' G #82
IV- RESUME
Dari anamnesis didapatkan:
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
13/34
Pasien datang dengan keluhan demam sejak - hari sebelum masuk rumah
sakit. Demam dirasakan terus menerus dan tidak ada hari tanpa demam namun
demam dirasakan tidak terlalu panas. Demam hanya diukur dengan menggunakan
perabaan tangan. Pasien mengaku badannya sering pegal8pegal! tetapi pasien
mengaku tidak ada pembengkakan! kemerahan maupun keterbatasan gerakan. Pasien
mengaku juga terkadang sesak namun saat ini keluhan tersebut tidak dirasakan. Pasien
mengaku tidak suka jajan sembarangan. 1bu pasien mengaku baha pasien
mempunyai riayat penyakit jantung rematik saat kelas SD.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan:
BiEi kurang! ompos mentis! gelisah! &SS! &ekanan Darah "=/@2= mm>g!
9adi: 22 F @ menit! 9afas: #F @menit! Suhu : $2!=I6! ,J 1811 regular! murmur ()!
gallop (8)
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan:
+ritrosit !$ Juta@u! >ematokrit $*G! &rombosit 2= ribu@0iro! +osinofil
"G! 9etrofil batang "G! netrofil segmen *$G! imfosit "/G! 0onosit 'G! dan
albumin urine #.
VI- DIAGNOSIS BANDING
Demam dengue dan Gizi Kurang
Bacterial Infection dan Gizi kurang
Tersangka PJR dan Gizi Kurang
VII- DIAGNOSIS KER8A
Demam Dengue dan BiEi 7urang
VIII- PEMERIKSAAN AN8URAN
Pemeriksaan &ubeF
Pemeriksaan Darah rutin
Pemeriksaan AS&
Pemeriksaan +hoardiography
VIII- PENATALAKSANAAN
A- No$ m"dika M"$0osa
". 7omunikasi! informasi! edukasi kepada orang tua pasien mengenai
keadaan pasien.
#. Rujuk ke spesialis giEi untuk masalah giEi kurang.
B- M"dika M"$0osa
". 1?MD Asering #@kg,,@Jam
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
14/34
#. P6& $ F -== mg
$. 6efiFime # F #== mg (P) (Alergi 6eftriaFone)
IV- PROGNOSIS
Ad ?itam : Dubia ad ,onam
Ad Muntionam : Dubia
Ad Sanationam : Dubia ad malam
Follow '*
T%l S O A P
"*@""@"-
=/:==
,,:$2 kg
Demam ()
Pusing ()
0untah (8)
Sesak (8)
8 &SS! 60!
8 &D: "==@*=
8 9: '/ F@m
8 S: $*!/°6
8 R: ##F@menit8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reguler! m !
g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
8 Status neurologis (9)
Pemeriksaan Hematologi
eukosit -!2 Juta@u
+ritrosit != Juta@u
>emoglobin ""!2 g@d
>ematokrit $G
&rombosit '' ribu@u1munoserologi
AS& #==
&ubeF &M #
Echocardiography
0R berat! AR moderate!
&R mild e PJR reakti%asi
80R berat! AR
moderate! &R
mild e PJR
reakti%asi
8 giEi kurang
81?MD Asering #
@kg,,@Jam
8P6& $ F -==mg
8 6efiFime #F#==mg
"2@""@"-
=/:==
Demam ()
0untah (8)
Pusing (8)
,etis terasa
8 &SS! 60
8 &D : "==@*=
8 9: '# F@m
8 S: $2!"°68 R: ##F@menit
8 0R berat! AR
moderate! &R
mild e PJR
81?MD Asering
#@kg,,@Jam
8P6& $F-==mg
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
15/34
nyeri
Sesak (8)
8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
8 Status neurologis (9)
reakti%asi
8 giEi kurang
8efiFime #F#==mg
(P)
"'@""@"-
=/:==
Demam (8)
0untah (8)
Sesak (8)
8 &SS! 60!
8 &D : "'=@*= mm>g
8 9: 22 F@m
8 S: $/!'°6
8 R: #F@menit
8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
Status neurologis (9)
8 0R berat! AR
moderate! &R
mild e PJR
reakti%asi
8 giEi kurang
8?enflon
8 6efiFime #F#==mg
8 Prednison F tablet
8 Murosemid $F#=mg
86aptopril $F"#!-mg
8 Aldatone #F$=mg
#=8""8"- Demam (8)
0untah (8)
Sesak (8)
8 &SS! 60!
8 9: ' F@m
8 S: $*!°6
8 R: #F@menit
8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
Status neurologis (9)
8 0R berat! AR
moderate! &R
mild e PJR
reakti%asi
8 giEi kurang
8?enflon
8 6efiFime #F#==mg
8 Prednison F tablet
8 Murosemid $F#=mg
86aptopril $F"#!-mg
8 Aldatone #F$=mg
#"8""8"- Demam (8)
Sesak (8)
8 &SS! 60!
8 9: '= F@m
8 0R berat! AR 8?enflon
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
16/34
8 S: $*!=°6
8 R: ##F@menit
8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@88 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
Status neurologis (9)
eukosit #"!'
+ritrosit .$
>emoglobin "#!/
>ematokrit $*
&rombosit #$'
06? 2./
06> #'!#
06>6$!-
RD3 ""!
moderate! &R
mild e PJR
reakti%asi
8 giEi kurang
8 6efiFime #F#==mg
8 Prednison F tablet
8 Murosemid $F#=mg
86aptopril $F"#!-mg
8 Aldatone #F$=mg
#$8""8"- Demam (8)
Sesak(8)
8 &SS! 60!
8 &D : 2-@/=
8 9: '= F@m8 S: $/!-°6
8 R: ##F@menit
8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
Status neurologis (9)
eukosit #$!#
+ritrosit .#
>emoglobin "#!$
>ematokrit $/
&rombosit #*'
06? 2."
06> #'!=06>6$!-
8 0R berat! AR
moderate! &R
mild e PJR
reakti%asi
8 giEi kurang
8?enflon
8 6efiFime #F#==mg
8 Prednison F tablet
8 Murosemid $F#=mg
86aptopril $F"#!-mg
8 Aldatone #F#-mg
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
17/34
RD3 ""!-
#8""8"- Demam (8)
Sesak (8)
8 &SS! 60!
8 &D : ""=@2=
8 9: 22 F@m
8 S: $/°6
8 R: "/F@menit8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
Status neurologis (9)
8 0R berat! AR
moderate! &R
mild e PJR
reakti%asi
8 giEi kurang
?enflon
8 6efiFime #F#==mg
8 Prednison F tablet
(tapering off setelah #
minggu! saat &app off
aspilet $F-==mg)
8 Murosemid $F#=mg
86aptopril $F"#!-mg
8 Aldatone #F#-mg
#-8""8"- Demam (8)
Sesak (8)
8 &SS! 60!
8 &D : ""=@*=
8 9: 22 F@m
8 S: $/°6
8 R: "/F@menit
8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
Status neurologis (9)
eukosit #*!'+ritrosit ."
>emoglobin "#!"
>ematokrit $/
&rombosit #22
06? 2*!2
06> $=!=
06>6$!#
RD3 "#!#
8 0R berat! AR
moderate! &R
mild e PJR
reakti%asi
8 giEi kurang
?enflon
6efiFime #F#==mg
8 Prednison F tablet
(untuk " hari)
8 Murosemid $F#=mg
86aptopril $F"#!-mg
8 Aldatone $F#-mg
#/8""8"- Demam (8)
Sesak (8)
8 &SS! 60!
8 9: 2# F@m
8 S: $/°6
8 0R berat! AR
moderate! &R
mild e PJR
?enflon
6efiFime #F#==mg
;ntuk pulang
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
18/34
8 R: "/F@menit
8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
Status neurologis (9)
eukosit #!#
+ritrosit .$
>emoglobin "$>ematokrit $*
&rombosit #2'
+D #2
1ndeF eritrosit
06? 2/!$
06> $=!$
06>6 $-
RD3 "#!
>itung Jenis
,asofil "
+osinofil =
9etrofil ,atang =
9etrofil Segmen *'
imfosit "$
0onosit *
reakti%asi
8 giEi kurang
8 Prednison F tablet
(untuk " hari)
8 Murosemid $F#=mg
86aptopril $F"#!-mg
8 Aldatone $F#-mg
#*8""8"- Demam (8)
Sesak (8)
8 &SS! 60!
8 9: '= F@m
8 S: $/!#°6
8 R: "/F@menit
8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
Status neurologis (9)
8 0R berat! AR
moderate! &R
mild e PJR
reakti%asi
8 giEi kurang
?enflon
6efiFime #F#==mg
;ntuk pulang
8 Prednison F tablet
(untuk " hari)
8 Murosemid $F#=mg
86aptopril $F"#!-mg
8 Aldatone $F#-mg
#28""8"- Demam (8) 8 &SS! 60! 8 0R berat! AR ?enflon
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
19/34
Sesak (8) 8 &D : "==@*=
8 9: '= F@m
8 S: $/!$°6
8 R: "'F@menit
8 9ormosefali
8 0ata: a 8@8! si 8@8! ekung
8@8! edema palpebral 8@8
8 0ulut: sianosis 8! kering 8
8 &horaks: Sn%es! 8@8. rh
8@8N ,J "O# reg! m ! g 8
8 Abdomen: &urgor baik!
bising usus! $F@min
8 +kstremitas: akral hangat !
6R& # detik! edema 8
Status neurologis (9)
moderate! &R
mild e PJR
reakti%asi
8 giEi kurang
6efiFime #F#==mg
;ntuk pulang
8 Prednison $F tablet
8 aspilet $F-==mg
8 Murosemid $F#=mg
86aptopril $F"#!-mg
8 Aldatone $F#-mg
,oleh Pulang
Rujuk ke bagian
kardiologi RS60
BAB III
ANALISA KASUS
Pasien anak 17 umur " tahun datang dengan dengan keluhan demam sejak -
hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan terus menerus dan tidak ada hari
tanpa demam namun demam dirasakan tidak terlalu panas. Pasien mengaku badannya
sering pegal8pegal! tetapi pasien mengaku tidak ada pembengkakan! kemerahan
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
20/34
maupun keterbatasan gerakan. Pasien mengaku juga terkadang sesak namun saat ini
keluhan tersebut tidak dirasakan. 1bu pasien mengaku baha pasien mempunyai
riayat penyakit jantung rematik saat kelas SD.
Analisis :
Dari hasil anamnesis didapatkan baha pasien anak 17 berumur " tahun!
sesuai dengan studi epidemiologis baha 1nsidens tertinggi penyakt jantung rematik
ditemukan pada anak berumur -8"- tahun. Pada pasien juga mengaku demam.
Demam pada demam rematik biasanya ringan! meskipun adakalanya menapai $'I6!
terutama jika terdapat karditis. 0anifestasi ini laEim berlangsung sebagai suatu
demam derajat ringan selama beberapa minggu. Demam merupakan pertanda infeksi
yang tidak spesifik! dan karena dapat dijumpai pada begitu banyak penyakit lain!
kriteria minor ini tidak memiliki arti diagnosis banding yang bermakna. Pasien
mengaku badannya sering pegal8pegal! tetapi pasien mengaku tidak ada
pembengkakan! kemerahan maupun keterbatasan gerakan. Artralgia adalah rasa nyeri
pada satu sendi atau lebih tanpa disertai peradangan atau keterbatasan gerak sendi.
Bejala minor ini harus dibedakan dengan nyeri pada otot atau jaringan periartikular
lainnya! atau dengan nyeri sendi malam hari yang laEim terjadi pada anak8anak
normal. Artralgia tidak dapat digunakan sebagai kriteria minor apabila poliartritis
sudah dipakai sebagai kriteria mayor. 0enurut keterangan ibu pasien! pasien
mempunyai riayat penyakit jantung rematik saat kelas SD. Penderita yang sudah
mendapat serangan demam rematik enderung rekuren dan Riayat demam rematik
sebelumnya dapat digunakan sebagai salah satu kriteria minor apabila teratat dengan
baik sebagai suatu diagnosis yang didasarkan pada kriteria obyektif yang sama
Dari pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan:
ompos mentis! gelisah! &SS! &ekanan Darah "=/@2= mm>g! 9adi: 22 F @ menit!
9afas: #F @menit! Suhu : $2!=I6! ,J 1811 regular! murmur ()! gallop (8). Dan pada
pemeriksaan Echocardiography didapatkan 0R berat! AR moderate! &R mild e PJR
reakti%asi.
Analisis :
Penyakit jantung reumatik merupakan kelainan katup jantung yang menetap
akibat demam reumatik akut sebelumnya! terutama mengenai katup mitral (*-G)!
aorta (#-G)! jarang mengenai katup trikuspid! dan tidak pernah menyerang katup
pulmonal. Penyakit jantung reumatik dapat menimbulkan stenosis atau insufisiensi
atau keduanya. Sesuai seperti yang didapatkan pada pasien yaitu didapatkan mitral
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
21/34
regurgitation berat! aorta regurgitation moderate! trikuspid regurgitation dan tidak
didapatkan kelainan pada katup pulmonal. alu juga didapatkan murmur pada
pemeriksaan fisik.
BAB IV
TIN8AUAN PUSTAKA
IV.1 Epidemiologi
Demam rematik (DR) masih sering didapati pada anak di negara sedang
berkembang dan sering mengenai anak usia antara - < "- tahun #. Pada tahun "'diperkirakan diseluruh dunia terdapat "# juta penderita DR dan PJR dan sekitar $ juta
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
22/34
mengalami gagal jantung dan memerlukan raat inap berulang di rumah sakit.
Pre%alensinya dinegara sedang berkembang berkisar antara *!' sampai "#!/ per "===
anak sekolah dan relatif stabil. Data terakhir mengenai pre%alensi demam rematik di
1ndonesia untuk tahun "'2" < "''= didapati =!$8=!2 diantara "=== anak sekolah dan
jauh lebih rendah dibanding negara berkembang lainnya -!"$. Statistik rumah sakit di
negara sedang berkembang menunjukkan sekitar "= < $- persen dari penderita
penyakit jantung yang masuk kerumah sakit adalah penderita DR dan PJR. Data yang
berasal dari negara berkembang memperlihatkan mortalitas karena DR dan PJR masih
merupakan problem dan kematian karena DR akut terdapat pada anak dan deasa
muda.
Di negara maju insiden DR dan pre%alensi PJR sudah jauh berkurang dan
bahkan sudah tidak dijumpai lagi! tetapi akhir8akhir ini dilaporkan memperlihatkan
peningkatan dibeberapa negara maju "$. Dilaporkan dibeberapa tempat di Amerika
Serikat pada pertengahan dan akhir tahun "'2=an telah terjadi peningkatan insidens
DR! demikian juga pada populasi aborigin di Australia dan 9e ealand dilaporkan
peningkatan penyakit ini "!$!/ &idak semua penderita infeksi saluran nafas yang
disebabkan infeksi Streptokokus β hemolitik grup A menderita DR. Sekitar $ persen
dari penderita infeksi saluran nafas atas terhadap Streptokokus β hemolitik grup
A di barak militer pada masa epidemi yang menderita DR dan hanya =! persen
didapati pada anak yang tidak diobati setelah epidemi infeksi Streptokokus β
hemolitik grup A pada populasi masyarakat sipil.
Dalam laporan WHO Expert Consultation Geneva! #' ktober yang diterbitkan tahun #== data mengenai DR dan PJR 1ndonesia
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
23/34
tidak dinyatakan.
IV.2 Defnisi
Penyakit jantung reumatik ( 'eumatic Heart !isease) merupakan penyakit
jantung didapat yang sering ditemukan pada anak. Penyakit jantung reumatik
merupakan kelainan katup jantung yang menetap akibat demam reumatik akut
sebelumnya! terutama mengenai katup mitral (*-G)! aorta (#-G)! jarang mengenai
katup trikuspid! dan tidak pernah menyerang katup pulmonal. Penyakit jantung
reumatik dapat menimbulkan stenosis atau insufisiensi atau keduanya.
IV.3 Etiologi
+tiologi terpenting dari penyakit jantung reumatik adalah demam reumatik.
Demam reumatik merupakan penyakit %askular kolagen multisistem yang terjadi
setelah infeksi Streptoous grup A pada indi%idu yang mempunyai faktor
predisposisi. 7eterlibatan kardio%askuler pada penyakit ini ditandai oleh inflamasi
endokardium dan miokardium melalui suatu proses QautoimunneQ yang menyebabkan
kerusakan jaringan. 1nflamasi yang berat dapat melibatkan perikardium. ?al%ulitis
merupakan tanda utama reumatik karditis yang paling banyak mengenai katup mitral
(*/G)! katup aorta ("$G) dan katup mitral dan katup aorta ('*G). 1nsidens tertinggi
ditemukan pada anak berumur -8"- tahun.
IV.4 Patogenesis
Demam rematik merupakan respons autoimmune terhadap infeksi
Streptokokus β hemolitik grup A pada tenggorokan. Respons manifestasi klinis dan
derajat penyakit yang timbul ditentukan oleh kepekaaan geneti host! keganasan
organisme dan lingkungan yang kondusif. 0ekanisme patogenesis yang pasti sampai
saat ini tidak diketahui! tetapi peran antigen histokompatibility mayor! antigen
jaringan spesifik potensial dan antibody yang berkembang segera setelah infeksi
streptokokkus telah diteliti sebagai faktor resiko yang potensial dalam patogenesis
penyakit ini.
Diperkirakan terdapat suatu kemiripan antara antigen bakteri dengan sel
jantung pada manusia (antigenic mimicry%( Pada penyelidikan ditemukan # hal yaitu :
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
24/34
". Adanya persamaan antara karbohidrat dari Streptoous Brup A dengan
glikoprotein dari katup jantung
#. &erdapat persamaan molekuler yaitu : streptooal 0. Protein dengan sarolema
sel miokard pada manusia. 08protein adalah salah satu determinan %irulensi
bakteri. ebih dari "$= 0 protein sudah teridentifikasi dan tipe "! $! -! /! "! "2!
"' dan # berhubungan dengan terjadinya DR.
,erdasar hal tersebut di atas terjadinya autoimunitas yang mungkin merupakan
mekanisme terjadinya kerusakan jaringan pada demam reumatik terutama karditis.
Gambar 1 Patogenesis 7
IV.5 Faktor Predisposisi
Maktor predisposisi yang menentukan terjadinya demam rematik! diantaranya :
". ;sia
;sia mempengaruhi insiden demam rematik. &erbanyak pada usia -8"/ tahun
bahkan $8- tahun. ,erkurangnya imunitas dan seringnya kontak dengan anak8anak
lain di rumah atau sekolah memudahkan anak8anak golongan umur tersebut
mendapatkan infeksi Streptokokus
#. Penderita yang sudah mendapat serangan demam rematik
Penderita yang sudah mendapat serangan demam rematik enderung rekuren
$. %er roding
Di rumah! di sekolah memudahkan anak8anak untuk mendapatkan infeksi
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
25/34
streptokokus
IV.6 Fase Demam Rematik
". Mase infeksi Streptoous beta hemolytius grup A! paling sering pada
nasofaring. Adapun faringitis oleh streptoous harus dikenali seara klinis
#. Mase laten yaitu "8$ minggu sesudah infeksi di mana demam dan manifestasi
klinis lain telah menurun dan tidak didapati Streptoous! biakan negati%e
$. Mase rematik akut. 0anifestasi klinis sangat ber%ariasi mulai dari karditis ringan!
poliartritis migrans! karditis berat dengan gagal jantung. Mase ini berakhir #8$
bulan dan tidak didapati streptoous lagi4. Mase akhir. Mase tenang atau fase inaktif di mana semua tanda8tanda aktif reuma
menurun. Prognosis tergantung pada rekurensi demam rematik! luasnya kerusakan
katup dan beratnya miokard yang kena.
IV.7 ani!estasi "linis
". Kadi0is merupakan manifestasi klinik demam rematik yang paling berat karena
merupakan satu8satunya manifestasi yang dapat mengakibatkan kematian
penderita pada fase akut dan dapat menyebabkan kelainan katup sehingga terjadi
penyakit jantung rematik. Diagnosis karditis rematik dapat ditegakkan seara
klinik berdasarkan adanya salah satu tanda berikut: (a) bising baru atau perubahan
sifat bising organik! (b) kardiomegali! () perikarditis! dan gagal jantung
kongestif. ,ising jantung merupakan manifestasi karditis rematik yang seringkali
munul pertama kali! sementara tanda dan gejala perikarditis serta gagal jantung
kongestif biasanya baru timbul pada keadaan yang lebih berat. ,ising pada
karditis rematik dapat berupa bising pansistol di daerah apeks (regurgitasi mitral)!
bising aal diastol di daerah basal (regurgitasi aorta)! dan bising mid8diastol pada
apeks (bising 6arey86oombs) yang timbul akibat adanya dilatasi %entrikel kiri.
Pada karditis yang asimtomatik didagnosis dengan keluhan non kardiak! yaitu
poliartritis migrant! maupun horea.
Pada derajat berat penderita datang ke dokter karena keluhan gagal jantungnya
seperti dispnea (dispnea on effort! otopnea@paroFysmal noturnal dispnea)! edematungkai dan hepatomegali. 7arditis ringan apabila pada pemeriksaan fisik dengan
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
26/34
auskultasi didapati bising organi (fungsional) dan kadang8kadang periardial
frition rub).
#. Polia0i0is! ditandai oleh adanya nyeri! pembengkakan! kemerahan! teraba panas!
dan keterbatasan gerak aktif pada dua sendi atau lebih. Artritis pada demam
rematik paling sering mengenai sendi8sendi besar anggota gerak baah. 7elainan
ini hanya berlangsung beberapa hari sampai seminggu pada satu sendi dan
kemudian berpindah! sehingga dapat ditemukan artritis yang saling tumpang
tindih pada beberapa sendi pada aktu yang samaN sementara tanda8tanda radang
mereda pada satu sendi! sendi yang lain mulai terlibat. Perlu diingat baha artritis
yang hanya mengenai satu sendi (monoartritis) tidak dapat dijadikan sebagai suatu
riteria mayor. Selain itu! agar dapat digunakan sebagai suatu kriteria mayor!
poliartritis harus disertai sekurang8kurangnya dua kriteria minor! seperti demam
dan kenaikan laju endap darah! serta harus didukung oleh adanya titer AS& atau
antibodi antiStreptokokus lainnya yang tinggi.
$. Ko"a seara khas ditandai oleh adanya gerakan tidak disadari dan tidak bertujuan
yang berlangsung epat dan umumnya bersifat bilateral! meskipun dapat juga
hanya mengenai satu sisi tubuh. 0anifestasi demam rematik ini laEim disertai
kelemahan otot dan ketidak8stabilan emosi. 7orea jarang dijumpai pada penderitadi baah usia $ tahun atau setelah masa pubertas dan laEim terjadi pada
perempuan. 7orea Syndenham merupakan satu8satunya tanda mayor yang
sedemikian penting sehingga dapat dianggap sebagai pertanda adanya demam
rematik meskipun tidak ditemukan kriteria yang lain. 7orea merupakan
manifestasi demam rematik yang munul seara lambat! sehingga tanda dan gej
ala lain kemungkinan sudah tidak ditemukan lagi pada saat korea mulai timbul.
. Ei0"ma ma%i$a0'm merupakan ujud kelainan kulit yang khas pada demam
rematik dan tampak sebagai makula yang berarna merah! puat di bagian tengah!
tidak terasa gatal! berbentuk bulat atau dengan tepi yang bergelombang dan
meluas seara sentrifugal. +ritema marginatum juga dikenal sebagai eritema
anulare rematikum dan terutama timbul di daerah badan! pantat! anggota gerak
bagian proksimal! tetapi tidak pernah ditemukan di daerah ajah. 7elainan ini
dapat bersifat sementara atau menetap! berpindah8pindah dari satu bagian tubuh
ke bagian tubuh yang lain! dapat dietuskan oleh pemberian panas! dan memuat
jika ditekan. &anda mayor demam rematik ini hanya ditemukan pada kasus yang
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
27/34
berat.
-. Nod'l's s'#k'0a$ pada umumnya hanya dijumpai pada kasus yang berat dan
terdapat di daerah ekstensor persendian! pada kulit kepala serta kolumna
%ertebralis. 9odul ini berupa massa yang padat! tidak terasa nyeri! mudah
digerakkan dari kulit di atasnya! dengan diameter dan beberapa milimeter sampai
sekitar # m. &anda ini pada umumnya tidak akan ditemukan jika tidak terdapat
karditis.
IV.# Diagnosis
0eskipun demam rematik mengenai beberapa organ tetapi tidak satupun
gejala klinis maupun laboratorium yang patognomonik untuk membuat diagnosis.
Diagnosis demam rematik dibuat berdasar penemuan klinis oleh karena itu hendaknya
diagnosis distratifikasikan dengan menyebut manifestasi kliniknya! misalnya demam
rematik dengan poliatritis migrans! demam rematik dengan karditis. Pada tahun "'/-
terdapat riteria Jones yang telah dire%isi dan tahun "''# dilakukan modifikasi oleh
Speial 3orking Broup dari A>A
Tabel 1. Kriteria Demam Rematik 8
Riayat demam rematik sebelumnya dapat digunakan sebagai salah satu
kriteria minor apabila teratat dengan baik sebagai suatu diagnosis yang didasarkan
pada kriteria obyektif yang sama. Akan tetapi! riayat demam rematik atau penyakit
jantung rematik inaktif yang pernah diidap seorang penderita seringkali tidak teratat
seara baik sehingga sulit dipastikan kebenarannya! atau bahkan tidak terdiagnosis.
Artralgia adalah rasa nyeri pada satu sendi atau lebih tanpa disertai
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
28/34
peradangan atau keterbatasan gerak sendi. Bejala minor ini harus dibedakan dengan
nyeri pada otot atau jaringan periartikular lainnya! atau dengan nyeri sendi malam hari
yang laEim terjadi pada anak8anak normal. Artralgia tidak dapat digunakan sebagai
kriteria minor apabila poliartritis sudah dipakai sebagai kriteria mayor.
Demam pada demam rematik biasanya ringan! meskipun adakalanya menapai
$'I6! terutama jika terdapat karditis. 0anifestasi ini laEim berlangsung sebagai suatu
demam derajat ringan selama beberapa minggu. Demam merupakan pertanda infeksi
yang tidak spesifik! dan karena dapat dijumpai pada begitu banyak penyakit lain!
kriteria minor ini tidak memiliki arti diagnosis banding yang bermakna.
Peningkatan kadar reaktan fase akut berupa kenaikan laju endap darah! kadar
protein 6 reaktif! serta leukositosis merupakan indikator nonspesifik dan peradangan
atau infeksi. 7etiga tanda reaksi fase akut ini hampir selalu ditemukan pada demam
rematik! keuali jika korea merupakan satu8satunya manifestasi mayor yang
ditemukan. Perlu diingat baha laju endap darah juga meningkat pada kasus anemia
dan gagal jantung kongestif. Adapun protein 6 reaktif tidak meningkat pada anemia!
akan tetapi mengalami kenaikan pada gagal jantung kongestif. aju endap darah dan
kadar protein 6 reaktif dapat meningkat pada semua kasus infeksi! namun apabila
protein 6 reaktif tidak bertambah! maka kemungkinan adanya infeksi Streptokokus
akut dapat dipertanyakan.
1nter%al P8R yang memanjang biasanya menunjukkan adanya keterlambatan
abnormal sistem konduksi pada nodus atrio%entrikel dan meskipun sering dijumpai
pada demam rematik! perubahan gambaran +7B ini tidak spesifik untuk demam
rematik. Selain itu! inter%al P8R yang memanjang juga bukan merupakan pertanda
yang memadai akan adanya karditis rematik.
&iter antistreptolisin (AS&) merupakan pemeriksaan diagnostik standar
untuk demam rematik! sebagai salah satu bukti yang mendukung adanya infeksi
Streptokokus. &iter AS& dianggap meningkat apabila menapai #-= unit &odd pada
orang deasa atau $$$ unit &odd pada anak8anak di atas usia - tahun! dan dapat
dijumpai pada sekitar *=G sampai 2=G kasus demam rematik akut.
1nfeksi Streptokokus juga dapat dibuktikan dengan melakukan biakan usapan
tenggorokan. ,iakan positif pada sekitar -=G kasus demam rematik akut.
,agaimanapun! biakan yang negatif tidak dapat mengesampingkan kemungkinan
adanya infeksi Streptokokus akut.
Pada #==# mengajukan kriteria untuk diagnosis DR dan PJR
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
29/34
(berdasarkan kriteria Jones yang telah dire%isi).
Re%isi kriteria 3> ini memfasilitasi diagnosis untuk:
a primary episode of ')
* recurrent attac+s of ') in patients without 'H!
* recurrent attac+s of ') in patients with 'H!
* rheumatic chorea
* insidious onset rheumatic carditis
* chronic 'H!(
;ntuk menghindarkan o%erdiagnosis ataupun underdiagnosis dalam
menegakkan diagnosis.
Tabel 2. Kriteria WH Diagnosis DR !an P"R#
IV.$ Penatalaksanaan
Pengobatan serangan akut demam rematik dipergunakan protokol tetap yang
dirokemdasikan oleh &aranta A ("'*=) sebagai berikut
". Ditujukan pada manifestasi klinis yang didapat pada serangan akut
2. Penegahan primer ditujukan langsung pada SBA
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
30/34
%. Pengo&atan
1. Pen'ega(an primer
6ara pemusnahan Streptokokus dari tonsil dan faring sama dengan pengobatan
faringitis Streptokokus! yakni pemberian penisilin benEatin intramuskuler dengan
dosis "!# juta unit untuk pasien dengan berat badan L $= kg atau /==.=== sampai
'==.=== unit untuk pasien dengan berat badan $= kg. Penisilin oral ==.=== unit
(#-= mg) diberikan kali sehari selama "= hari dapat digunakan sebagai alternatif.
+ritromisin -= mg@kg,, sehari dibagi dosis yang sama! dengan maksimum #-= mg
kali sehari selama "= hari dianjurkan untuk pasien yang alergi penisiin. bat lain
seperti sefalosforin yang diberikan dua kali sehari selama "= hari juga efektif untuk
pengobatan faringitis streptokokus! seperti pada tabel di baah ini :
Pengobatan eradikasi kuman Streptokokus
2. ani!estasi "linis dan Pengo&atana
)a&el 3. ani!estasi "linis dan Pengo&atan1*+11+12
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
31/34
3. Pen'ega(an ,ek-nder Demam Re-matik
6ara penegahan sekunder yang diajukan &he Amerian >eart Assoiation dan
3> yaitu dengan pemberian suntikan penisilin berdaya lama setiap bulan. Pada
keadaan8keadaan khusus! atau pada pasien resiko tinggi! suntikan diberikan setiap $
minggu. 0eskipun nyeri suntikan dapat berlangsung lama! tetapi pasien lebih suka
dengan ara ini karena dapat dengan mudah dan teratur melakukannya satu kali setiap
$ atau minggu! dibandingkan dengan tablet penisilin oral setiap hari. Preparat sulfa
yang tidak efektif untuk penegahan primer terbukti lebih efektif dari pada penisilin
oral untuk penegahan sekunder. Dapat juga digunakan sulfadiaEin yang harganyalebih murah daripada eritromisisn! seperti tertera pada tabel dibaah ini.
ama pemberian penegahan sekunder sangat ber%ariasi! bergantung pada
berbagai faktor! termasuk aktu serangan dan serangan ulang! umur pasien dan
keadaan lingkungan. 0akin muda saat serangan! makin besar kemungkinan untuk
kumat! setelah pubertas kemungkinan kumat enderung menurun. Sebagian besar
kumat terjadi dalam - tahun pertama sesudah serangan terakhir. Dengan mengingat
faktor8faktor tersebut! maka lama penegahan sekunder disesuaikan seara indi%idual.
Pasien tanpa karditis pada serangan sebelumnya diberikan profilaksis minimum lima
tahun sesudah serangan terakhir! sekurangnya sampai berumur "2 tahun.
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
32/34
Penegahan sekunder harus dilanjutkan selama pasien hamil! akan tetapi
sebaiknya tidak dipakai sulfadiaEin karena mendatangkan risiko terhadap janin.
Remaja biasanya mempunyai masalah khusus terutama dalam ketaan minum obat!
sehingga perlu upaya khusus terutama dalam ketaatannya minum obat! sehingga perlu
upaya khusus mengingat risiko terjadinya kumat ukup besar. ;ntuk pasien penyakit
jantung reumatik kronik! penegahan sekunder untuk masa yang lama! bahkan seumur
hidup dapat diperlukan! terutama pada kasus yang berat. ,eberapa prinsip umum
dapat dikemukakan pada tabel berikut.
)a&el 4. D-rasi Pen'ega(an ,ek-nder Demam Re-matik 13
$. Pengo&atan s-porti!
)ira( aring
Semua pasien demam reumatik akut harus tirah baring! jika mungkin di rumah
sakit. &irah baring di rumah sakit untuk pasien demam reumatik derajat " ! #! $ dan
berturut8turut #! ! /!"# minggu. Serta lama raat jalan untuk pasien demam reumatik
derajat "!#!$ dan berturut8turut #! ! /! "# minggu. 7arditis hampir selalu terjadi
dalam #8$ minggu sejak dari aal serangan! hingga pengamatan yang ketat harus
dilakukan selama masa tersebut. Sesudah itu lama dan tingkat tirah baring ber%ariasi.
&abel berikut merupakan pedoman umum untuk mendukung rekomendasi tersebut. *!2
Pedoman umum tirah baring dan raat jalan pada pasien demam reumatik
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
33/34
)a&el 5. Pedoman -m-m tira( å dan ra/at 0alan pada pasien
demam re-matik 1*
%tat&s kar!itis Penatalaksanaan
Dera'at 1 (tan)a kar!itis*
Dera'at 2(Kar!itis tan)a
kar!iomegali*
Dera'at 3(Kar!itis !engan
kar!iomegali*
Dera'at 4(Kar!itis !engan gagal
'ant&ng*
Tira+ baring selama 2 mingg& !an
se!ikit !emi se!ikit ra,at 'alan
selama 2 mingg& !engan salisilat
Tira+ baring selama 4 mingg& !an
se!ikit !emi se!ikit ra,at 'alan
selama 4 mingg&
Tira+ baring selama 6 mingg& !an
se!ikit !emi se!ikit ra,at 'alan
selama 6 mingg&
Tira+ baring ketat selama masi+ a!a
ge'ala gagal 'ant&ng !an se!ikit
!emi se!ikit ra,at 'alan selama 12
mingg&
-
8/19/2019 Laporan kasus PJR
34/34
DAM&AR P;S&A7A
1. (akko ,+ isno %. -&te R+e&mati /e0er. n /&ster -lean!er
RW Ro&rke et al. H&rst T+e Heart 0ol. 1t+ e!. 9 Gra,:Hill ;e,
rom +tt)??,,,.eme!iine.om?me!?to)i2#22.+tm
3. ,tollerman . R+e&mati >e0er (%eminar*. @anet 1##7 34# #35:
4. ope 8+ de la Pa %. "ones Ariteria >or Diagnosis o> R+e&mati
/e0er. - Historial Re0ie, an! ts -))liabilitB in De0elo)ing Ao&ntries.
n Aalle'a H$ G&Cman %. R+e&mati >e0er an! R+e&mati Heart
Disease e)i!emiologB linial as)et management an! )re0ention
an! ontrol )rograms. - )&bliation o> t+e P+ili)ine /o&n!ation >or t+e
)re0etion an! ontrol o> r+e&mati >e0er?r+e&mati +eart !isease
9anila 21 ). 17: 26.
5. Parillo ,+ Parillo V+ ,a9a( %+ et al.R+e&mati /e0er. -0ailable >rom
+tt)??,,,.eme!iine.om?emerg?to)i5#.+tm
6. %'(-tti %+ %'(-tti VR. )i!emiologi o> r+e&mati >e0er in t+e
!e0elo)ing ,orl!. Aar!iol rom +tt)??,,,.eme!iine.om?me!?to)i2#22.+tm
#. Veas9 . R+e&mati >e0er =T.D&kett "ones an! t+e rest o> t+e storB.
Aar!iol e0er an! r+e&mati +eart
!isease WH Te+nial re)ort series #23. Re)ort o> a WH )ert
Aons<ation Gene0a 2# tober=1 ;o0ember 21.
1*. Park " . -&te R+e&mati /e0er. n Pe!iatri Aar!iologB >or
)ratitioners 3r! e!. %t.@o&is 9osbB 1##6 ). 32:#.11. Da0ani %+ )a-&ert " Ferrieri P+ et al. Treatment o> a&te
stre)tooal )+arBngitis an! )re0ention o> r+e&mati >e0er -
statement >or +ealt+ )ro>esional bB Aomitte on R+e&mati >e0er
en!oar!itis an! Ka,asaki !isease o> t+e o&nil on ar!io0as&lar
!isease in t+e Bo&ng -merian Heart -ssoiation. Pe!iatris 1##5 #6
758:64.
12. ,nit'o/sk9 R. 9e!ial treatment o> a&te e)iso!es o> r+e&mati
>e0er. Aar!iol