laporan kasus ok agry.pptx
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS OK
Spinal Anestesia pada pasien Varikokel
Agry Ridho Cendikia112.0221.194
Pembimbing : Letkol, CKM dr. Suparno Sp.An
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr.BYUmur : 20 tahunJenis Kelamin : Laki - lakiAlamat : Jalan Jodipati 29 Panca Arga I
MagelangDiagnosis Pre-op : varicoceleTindakan Op : ligasi pleksus pampiriformisJenis Anestesi : Regional anestesiTanggal Masuk : 1 April 2013
Pre-anestesi
BB: 60 kg TB :167 cm (IMT 21,4) eutropisSistem Saraf PusatGCS : 15, CMRefleks cahaya pupil : +/+Tidak ada gangguan penglihatan, pendengaran, pengecapan maupun penciuman
Sistem PernapasanFrekuensi Pernafasan 20x/menit, nafas spontanMalampati 4T1-T8 : dbnPemeriksaan thorax (pulmo) :dbn
Sistem SirkulasiTD : 120/60 mmHgNadi :60 x/mntCA -/-Tidak ada nyeri dada atau sesak saaat aktifitasPemeriksaan thorax (jantung) :dbnSistem PerkemihanBAK lancar, kateter (-)
Sistem pencernaan Bising usus : 6x/mntBAB dbn, Mual dan muntah (-)Pemeriksaan Abdomen dbnSistem muskuloskeletalTerlihat benjolan berkelok-kelok diatas testis sinistra, nyeri (-)
KesimpulanASA PS II (tidak ada pemeriksaan Lab)
Permasalahan
a. Masalah medisSudah 3 minggu pasien merasakan adanya benjolan
yang berkelok-kelok di atas testis bagian kirib. Masalah BedahTidak ditemukan masalah untuk pembedahanc. Masalah anestesi Indikasi untuk menggunakan anestesi spinal pada
pasien dan tidak ditemukan adanya kontraindikasi dari anestesi spinal
• RENCANA ANESTESI1. Persiapan Anestesi :– Informed consent– Pasien puasa 6 jam pre-op– Infus Asering 20 tpm
2. Jenis Anestesi : Anestesi regional dg teknik spinal3. Monitoring : tanda vital setiap 5 menit,
kedalaman anestesi, perdarahan, dan cairan4. Perawatan pascaanestesi di Recovery Room (RR)
Tatalaksana anestesi
Persiapan
Pasien •Periksa persetujuan operasi dan identitas penderita.•Pemeriksaan tanda-tanda vital :•T : 120/76 mmHg•N : 90 x/menit•R :20 X/menit•S : 37 C•Infus Asering 20 tts/menit yang terpasang pada tangan kanan
Obat •Premedikasi : Midazolam 2mg, Fentanil 50mg, ondansetron 4mg, ketorolac tromethamine 30 mg•Induksi Bupivacaine HCl 4 mg•Maintenance : O2 2 liter/menit•Emergency : Epinefrin 1mg/ml, sulfas atropin, efedrine, heptanyl
Alat •S•T•A•T•I•C•S
Pelaksanaan Anestesi
Pukul 09.55
• pasien masuk kamar operasi, ditidurkan terlentang di atas meja operasi, manset dan monitor dipasang.
Pukul 09.57•dilakukan anestesi spinal dengan prosedur sebagai berikut :•Posisi duduk• identifikasi di inter space L3-L4•Desinfeksi lokal area •menggunakan jarum no.27 G menembus sampai ruang subarachnoid, ditandai dengan keluarnya LCS, Barbotage positif , dimasukkan induksi obat bupivacainr HCl 4 ml.•Monitoring tanda vital tiap lima menit
Alat •S•T•A•T•I•C•S
Monitoring Jam Tensi Nadi Si02
Keterangan
09.55 120/70 99 99 Terpasang infus Asering 500cc 20 tpm
09.57 120/70 97 99 Premedikasi : Posisikan pasien untuk anestesi spinal
09.58 120/70 98 99 Induksi dengan Bupivacaine HCl 4 ml dengan
sebelumnya diberikan Lidocain terlebih
dahuluPemasangan kanul nasal 2 l/m
10.00 125/72 100 99 Pemberian :
- Fentanil 50mg/ml, midazolam 2mg/ml,
ondansetron 4mg/ml
10.05 133/72 101 99
10.10 135/76 100 99
10.15 134/74 102 99 Pemberian ketorolac tromethamine 30 mg/ml
Operasi selesai
Cairan
• Pasien sudah tidak makan dan minum ± 8 jam, namun sudah di pelihara kekurangan cairannya dengan memberikan cairan infus selama di bangsal
• Untuk kebutuhan selama operasi berlangsung:• BB = 60 kg
– Maintenance = 4 x 10kg = 40= 2 x 10kg = 20= 1 x 40kg = 40 total 100cc/jam
– Stress operasi = 4cc/kgBB/jam = 4 x 60 = 240 cc/jam– Perdarahan = 20-30cc
• EBV = 75 x 60 = 4550 ml• Perdarahan <20 % EBV tidak perlu transfusi, cukup diganti dengan
kristaloid
Pemberian Cairan
• Pemberian Cairan :Kebutuhan cairan selama operasi sedang 1 jam = perdarahan + maintenance + stress operasi = 30 + 100 + 240= 370 cc
• Cairan yang sudah diberikan saat operasi = 500 cc Balance cairan : 500cc – 370cc = + 130 cc
Aldrete Score Point Nilai Pada Pasien
Motorik 4 ekstermitas 2 √
2 ekstremitas 1
- 0
Respirasi Spontan + batuk 2 √
Nafas kurang 1
- 0
Sirkulasi Beda <20% 2 √
20-50% 1
>50% 0
Kesadaran Sadar penuh 2 √
Ketika dipanggil 1
- 0
Kulit Kemerahan 2 √
Pucat 1
Sianosis 0
Total 10
Pemeriksaan post op
Sistem Saraf PusatGCS : 15, CM
Sistem PernapasanRR : 20x/mntTonsil : T1 – T1Nafas spontan
Sistem SirkulasiTD : 130/70 mmHgNadi : 88 x/mnt
Sistem PerkemihanBAK lancar
Sistem PencernaanBising usus : 6x/mntNyeri tekan : -
Sistem MuskuloskeletalBekas jahitan di tutupi kassa
Anestesi Spinal
Anestesi spinal (subaraknoid)atau yang sering kita sebut juga analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid ( cairan serebrospinal).
Indikasi
• Spinal anestesi paling baik digunakan pada tindakan yang melibatkan tungkai bawah, panggul, dan perineum.
• Anestesi ini juga digunakan pada keadaan khusus seperti bedah endoskopi, urologi, bedah rectum, perbaikan fraktur tulang panggul, bedah obstetric, dan bedah anak.
• Spinal anestesi sebagian besar cocok untuk pasien tua dan dengan penyakit sistemik seperti penyakit respiratory kronik, hepatic, ginnjal dan kelainan endokrin seperti diabetes.
Teknik spinal
• Pakai sarung tangan dan kemudian periksa alat alat apakah sudah dalam kondisi steril.
• Ambillah obat anestesi local yang akan disuntikkan secara intratekhal dengan jarum suntik 5 ml dari ampul
• Ambillah obat anestesi local yang akan digunakan untuk infiltrasi kulit kedalam jarum suntik.
• Bersihkan punggung pasien dengan kapas dan antispetik dan pstikan sarung tangan tidak menyentuh bagian kulit yang tidak steril
• Carilah ruang interspinosa• Suntikan sejumlah volum obat anestesi local kedalam tempat
suntikan yang ditentukan dengan menggunakan jarum dispossible 27-gauge
• Tusukkan jarum spinal pastikan bahwa stylet ada di tempat yang benar untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak akan terhalang oleh partikel dari jaringan atau bekuan. Harus diperhatikan agar jarum tetap di garis tengah dan BEVEL secara langsung kearah lateral, lalu buat sudut 100-300 derajat kearah kranial dan maju perlahan lahan. Peningkatan resistensi akan dirasakan ketika jarum menembus kedalam ligamentum flavum diikuti menghilangnya resistensi ketika memasuki epidural space. Hilangnya resistensi yang lain mungkin dirasakan ketika dura ditembus dan csf mengalir/menetes keluar dari jarum ketika stylet dicabut
• Suntikan obat anestesi local yang sudah disiapkan
keuntungan
• Harga relative murah• Kepuasan pasien• Efek samping yang ringan pada system pernapasan• mengurangi resiko obstruksi jalan nafas atau aspirasi
lambung• Spinal anestesi merupakan muscle relaxan yang baik
untuk pembedahan abdomen dan anggota badan bagian bawah.
• Kembalinya fungsi usus dengan cepat • Dalam hal koagulasi spinal anestesi mengurangi
resiko thrombosis vena dalam dan emboli pulmoner
Kerugian
• Kadang sulit untuk menetukan lokasi dural space dan mendapatkan cerebrospinal fluid.
• tidak baik jika digunakan lebih dari 2 jam• hipotensi karna overload ataupun pemberian
anestesi dosis tinggi dan meningitis karna peralatan medis yang digunakan tidak steril.
• Spinal anestesi mungkin tidak cocok untuk beberapa pasien bahkan jika mereka dalam keadaan sedasi hal ini dikarnakan tiap orang memiliki reaksi yang berebda terhadapa berbagai cara anestesi.
Varikokel
Varikokel yaitu dilatasi dan berkelok-keloknya vena dari pleksus pampiniformis pada spermatic cord yang ditemukan kira-kira pada 15% anak remaja laki-laki, predominan pada sisi sebelah kiri
Manifestsi klinis
• Pemeriksaan fisik harus dilakukan didalam ruangan yang hangat dan posisi pasien dalam posisi berbaring dan berdiri dengan atau tanpa Valsalva maneuver.
• Varikokel bermanifestasi sebagai massa yang tidak nyeri yang teraba diatas skrotum dan pada beberapa kasus terdapat di sekeliling testis.
• Deskripsi klasik dari varikokel adalah konsistensi “kantung cacing” yang menghilang dengan posisi berbaring.
Klasifikasi
Ukuran varikokel bervariasi, dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
• Large : mudah diidentifikasi hanya dengan inspeksi• Moderate : dapat diidentifikasi dengan palpasi
tanpa maneuver valsava• Small : diidentifikasi dengan melakukan maneuver
valsava, dengan peningkatan tekanan intraabdominal menyebabkan pembesaran ukuran varikokel.
Penatalaksanaan operatif
• Tiga prosedur pembedahan yang umum dipakai untuk mereparasi varikokel, yaitu pendekatan inguinal, retroperitoneal, dan infrainguinal atau infragroin. Dengan 3 pendekatan tersebut, vena diikat secara permanen untuk mencegah aliran darah yang abnormal.
Pembahasan
• Sdr.BY, 20 tahun, BB 60 kg, TB 167 cm, didiagnosis varikokel. Dari hasil pemeriksaan didapatkan adanya benjolan yang berkelok-kelok di atas testis kiri.
• usia pasien sesuai dengan prevalensi sering terjadi pada remaja• benjolan terjadi dibagian kiri sesuai pula dengan teori yang
menyebutkan 90% varikokel terjadi pada sisi kiri• Dari pemeriksaan fisik jenis varikokel termasuk dalam klasifikasi
large• Proses anestesi menggunakan anestesi regional menggunakan
teknik anestesi spinal , Spinal anestesi paling baik digunakan pada tindakan yang melibatkan tungkai bawah, panggul, dan perineum.
Terima Kasih