laporan kasus heg.docx

36
SMF/Lab Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman LAPORAN KASUS Disusun Oleh Fitria Rimadhanty S / 1210029047 Ghea Ananta A / 1210029052 Pembimbing dr. Prima Deri Pella, Sp.OG

Upload: ghea-ananta-adrian

Post on 16-Apr-2017

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KASUS HEG.docx

SMF/Lab Obstetri dan GinekologiFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

LAPORAN KASUS

Disusun Oleh

Fitria Rimadhanty S / 1210029047

Ghea Ananta A / 1210029052

Pembimbing

dr. Prima Deri Pella, Sp.OG

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik PadaSMF/Laboratorium Obstetri dan Ginekologi

Fakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

2014

Page 2: LAPORAN KASUS HEG.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah

rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak

berada di anterior. Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan

presentasi kepala sebesar 96.8%, bokong 2.7%, letak lintang 0.3%, majemuk

0.1%, muka 0.05% dan dahi 0.01%.

Persalinan normal dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan-keadaan

tertentu dari faktor persalinan yaitu jalan lahir, janin, dan kekuatan. Pada waktu

persalinan, hubungan antara janin dan jalan lahir sangat penting untuk

diperhatikan oleh karena menentukan mekanisme dan prognosis persalinannya.

1.2 Tujuan

Pada laporan kasus kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai

malpresentasi dan malposisi janin terutama presentasi bokong serta kondisi

oligohidramnion terkait alur penegakan diagnosis, komplikasi, beserta

penatalaksanaannya.

1

Page 3: LAPORAN KASUS HEG.docx

BAB II

LAPORAN KASUS

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Selasa, 29 April

2014 pukul 15.15 wita di ruang VK RSUD AW. Sjahranie Samarinda.

Anamnesis:

Identitas pasien:

Nama : Ny. H

Umur : 34 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Suku : Jawa

Alamat : Jln. Pesut Gg Murai

Masuk RS (MRS) : Hari Jumat, 25 April 2014 jam 11.15 WITA

Identitas suami:

Nama : Tn. R

Umur : 37 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Swasta

Suku : Jawa

Alamat : Jln. Pesut Gg. Murai

Keluhan Utama:

Perut terasa nyeri. Saat memeriksakan ke dokters spesialis kebidanan diketahui

posisi janin sungsang.

2

Page 4: LAPORAN KASUS HEG.docx

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien mengeluh perut terasa nyeri sehari sebelum masuk rumah sakit.

Keluhan muncul tiba-tiba, hanya sebentar dan hilang dengan sendirinya. HPHT

pasien tanggal 3 Agustus 2013. Selama kehamilan tidak pernah merasakan

keluhan seperti ini. Selain itu tidak ada riwayat jatuh atau minum obat-obatan.

Pasien lalu memeriksakan diri ke bagian kandungan di poli AWS dan dilakukan

pemeriksaan USG. Hasil USG menunjukkan hasil posisi bayi sungsang.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada

Riwayat Haid:

- Menarche usia 12 tahun

- Lama haid + 4 hari

- Jumlah darah haid : 2x ganti pembalut per hari

Riwayat Perkawinan:

Perkawinan yang pertama, lama menikah 16 tahun, pertama kali menikah usia 19

tahun.

3

Page 5: LAPORAN KASUS HEG.docx

Riwayat Obstetrik:

No Tahun Partus

Tempat Partus

Umur kehamila

n

Jenis Persalinan

Penolong Persalinan

Jenis Kelamin

Anak/ BB

Keadaan Anak

Sekarang

1 1998 Rumah Aterm Spontan Pervaginam Bidan L/ 2.900

gram Sehat

2 2000 Rumah Aterm Spontan Pervaginam Bidan P/2.800

gram Sehat

3 Hamil ini

Kontrasepsi:

Pasien pernah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan selama 2 tahun.

Pemeriksaan Obstetri :

- Inspeksi : perdarahan pervaginam yang aktif

- Palpasi :

1. TFU : 26 cm

2. DJJ : 143x/menit

3. His : (-)

4. Pemeriksaan Leopold :

I : kepala

II: punggung kanan

III: bokong

IV: belum masuk PAP

5. Vaginal toucher : tidak dilakukan

- Hasil USG : letak janin sungsang

Pemeriksaan fisik post operasi:

1. Berat badan : 51 kg, Tinggi badan : 153 cm

2. Keadaan Umum : Baik

4

Page 6: LAPORAN KASUS HEG.docx

3. Kesadaran : Composmentis, GCS:

E4V5M6

4. Tanda vital:

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Frekuensi nadi : 80 x/menit

Frekuensi napas : 20 x/menit

Suhu : 36,5°C

5. Status generalis:

Kepala : normocephali

Mata : konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-)

Telinga/hidung/tenggorokan: tidak ditemukan kelainan

Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorax:

Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : hepar: pembesaran (-), limpa: pembesaran (-)

Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-)

Pemeriksaan Tambahan :

Laboratorium Darah Lengkap

a. Leukosit : 10.600/mm3

b. Hb : 10,1 gr/dl

c. HCT : 30,4 %

d. Trombosit : 122.000 / mm3

e. BT : 3 menit

f. CT : 9 menit

g. Gula darah sewaktu (GDS): 128 g/dl

Diagnosis Kerja:

5

Page 7: LAPORAN KASUS HEG.docx

G3P2A0 Gravid 38-39 minggu + letak sungsang + Oligohidramnion

Penatalaksanaan

- Tindakan Section Caesaria

-

Laporan Operasi :

Diagnosa Pre Operatif : G3P2A0 Gravid 38-39 minggu + letak sungsang +

Oligohidramnion

Diagnosa Post Operatif : P3A0 + BSC + letak sungsang + Oligohidramnion

Tindakan operasi : Sectio Caesaria + Pemasangan IUD

Instruksi Post Operasi

Inj. Cefotaxime 1gr/8jam/ iv

Inj. Antrain 1 ampul /8 jam/iv

Inj. Ranitidine 1 ampul/8jam iv

Propramid supp II/ rectal

IVFD RL:D5 1:1 20 tpm

Follow up:

No Tanggal Follow up Lab

1 30 April

2014

S : perdarahan (+), ASI (-), BAK (+),

BAB (-)

O : abd soefl, nyeri tekan (+), bu (-),

TD = 120/80 mmHg, N= 78x/menit,

RR= 20x/menit

P :

- Vemflon

- Inj. Cefotaxime 3x1gr i.v Inj.

Cefotaxime 1gr/8jam/ iv

- Inj. Ranitidine 1 ampul/8jam

iv

6

Page 8: LAPORAN KASUS HEG.docx

A : P3A2 post SC H-1 a/i letak

sungsang + oligohidramnion

- As. Mefenamat 3x500mg tab

- SF 3x1 tab

- Diet siang bubur

- Sore nasi

- Mobilisasi

2 1 Mei 2014 S : perdarahan (+) sedikit, mobilisasi

(+), ASI (-), BAK (+), BAB (-)

O : abd soefl, nyeri tekan (+), bu (+)

kesan normal,

TD = 120/80 mmHg, N= 78x/menit,

RR= 20x/menit

A : P3A2 post SC H-2 a/i letak

sungsang + oligohidramnion

P :

- Cefadroxyl 2x500mg tab

- SF 3x1tab

- As. Mefenamat 3x500mg tab

7

Page 9: LAPORAN KASUS HEG.docx

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Presentasi Bokong

3.1.1 Definisi Presentasi Bokong

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari

seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan, presentasi bokong

merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan

28 minggu, kejadian presentasi bonong berkisar antara 25-30% dan sebagian

besar berubah menjadi presentasi kepaa setelah umur kehamilan 34 minggu.

3.1.2 Etiologi

Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat

beberapa faktor resiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktur uterus,

polihidramnion, plasenta prebia, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multiple,

anomaly janin (anensefali, hidrosefaluus dan riwayat presentasi bokong

sebelumnya.

3.1.3 Klasifikasi

Klasifikasi presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan seleksi

pasien yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam presentasi

bokong(1) :

- Bokong murni (60-70% kasus)

- Bokong komplit (10% kasus)

- Bokong kaki

Varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit,

kaki inkomplit dan lutut. Janin dengan presentasi kaki dan variannya

direkomendasikan untuk tidak dilakukan percobaan persalinan vagina.

8

Page 10: LAPORAN KASUS HEG.docx

Gambar 3.1 Varian presentasi bokong

3.1.4 Diagnosis

Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen.

Maneuver Leopold dilakukan setiap kunjungan perawatan antenatal bila umur

kehamilan ≥34 minggu. Untuk memastikan apabilan masih terdapat keraguan

pada pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan periksa dalam vagina dan/atau

pemeriksaan ultrasonografi. Keberhasilan untuk menemukan adanya presentasi

bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh karena adanay prosedur versi

luar yang direkomendasikan guna menurunkan insidensi persalinan dengan

presentasi selain kepala dan persalinan bedah sesar.

Pemeriksaan yang hanya menunjukkan adanya presentasi bokong saja

belum cukup untuk membuat perkiraan besarnya resiko guna pengambilan

keputusan cara persalinan yang hendak dipilih. Taksiran berat janin, jenis

9

Page 11: LAPORAN KASUS HEG.docx

presentasi bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul

ibu, keadaan hiperekstensi kepala janin, kemajuan persalinan, pengalaman

penolong dan ketersediaan fasilitas pelayangan intensif neonatal merupakan hal-

hal yang penting untuk diketahui.

Peranan ultrasonografi penting dalam diagnosis dan penilaian resiko pada

presentasi bokong. Taksiran berat janin, penilaian volume ketuban, konfirmasi

letak plasenta, jenis presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala, kelainan

congenital, dan kesejahteraan janin dapat diperiksa menggunakan ultrasonografi.

Berat janin dapat diperkirakan secara ultradonografis berdasarkan ukuran

diameter biparietal, lingkar kepala, lingkar perut dan panjnag tulang femur.

Gambaran ultrasonografi tentang ekstremitas bawah dapat memberikan informasi

tentang jenis presentasi bokong.

Keadaan hiperekstensi kepala janin adalah keadaan janin sedemikian

sehingga tulang mandibula membentuk sudut > 105o terhadap sumbu memanjang

vertebra servikalis. Hiperekstensi didiagnosis menggunakan radiografi atau

ultrasonografi. Terjadi sekitar 5% dari seluruh presentasi bokong pada umur

kehamilan cukup bulan, hiperekstensi kepala janin merupakan indikasi kontra

untuk persalinan vegina.

3.1.5 Penanganan Presentasi Bokong

3.1.5.1 Selama masa kehamilan

Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpresentasi

pada waktu persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai untuk mengubah

presentasi bokong menjadi presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi dan/atau

akupuntur dan posisi dada-lutut pada ibu. Bukti-bukti tentang manfaat dan

keamanan tindakan versi luar sudah cukup, tetapi kurang untuk tindakan

akupuntur dan posisi dada-lutut pada ibu.

Untuk melakukan versi luar, mula-mula bokong dikeluarkan dari pelvis

dan diarahkan lateral sedikitnya sebesar 90o. dengan langkah ini biasanya kepala

akan bergerak 90o ke arah berlawanan dengan bokong. Setelah itu dilakukan

manuver versamaan pada kepala dan bokong untuk mengarahkan kepala ke arah

kaudal dan bokong ke arah kranial. Apabila digunakan tokolitik, pemberiannya 5-

10

Page 12: LAPORAN KASUS HEG.docx

10 menit sebelum prosedur dilakukan. Dalam satu kali sesi versi luar

direkomendasikan dilakukan tidak lebih dari dua kali upaya versi luar.

3.1.5.2 Persalinan

Untuk menentukan cara persalinan pada presentasi bokong diperlukan

pertimbangan berdasarkan ada tidaknya kotraindikasi persalinan vaginal, umur

kehamilan, taksiran berat janin, dan persetujuan pasien. Percobaan persalinan

pervaginal tidak dilakukan jika terdapat kontra indikasi persalinan vaginal ibu

atau janin, presentasi kaki (dan variannya), hiperekstensi kepala janin, berat janin

3600 gram, tidak adanya informed consent dan tidak adanya petugas yang

berpengalaman melakukan pertolongan.

Prosedur Persalinan Sungsang Per Abdominan

Persalinan letak sungsang dengan seksio sesarea merupakan cara yang

terbaik. Tidak semua letak sungsang harus dilahirkan per abdominan karena

sangat sukar untuk melakukan penilaian. Kriteria yang dapat dipakai sebagai

pegangan letak sungsang harus dilahirkan per abdominan:

1) Primigravida tua

2) Nilai social janin tinggi

3) Riwayat persalinan yang buruk

4) Janin besar, lebih dari 3,5 – 4 kg

5) Adanya kesempitan panggul

6) Prematuritas

Persalinan Sungsang

- Kaji ulang kondisi. Yakinkan bahwa semua kondisi untuk persalinan aman

pervaginam terpenuhi.

- Berikan dukungan emosional.

- Persiapan sebelum tindakan : untuk pasien, penolong (operator dan

asisten) kelahiran bayi. Pasang infus.

- Pencegahan infeksi sebelum tindakan.

11

Page 13: LAPORAN KASUS HEG.docx

- Lakukan semua prosedur dengan halus.

Melahirkan Bokong dan Kaki:

- Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu

mnengedan bersamaan dengan his.

- Jika perineum sangat kaku, lakukan episiotomi.

- Biarkan bokong sampai scapula kelihatan.

- Pegang bokong hati-hati, jangan lakukan penarikan.

- Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan :

o Tekan belakang lutut

o Genggam tumit dan lahirkan kaki

o Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain

o Pegang pinggul bayi tetapi jangan ditarik, dan lahirkan lengan dengan

teknik Bracht.

Melahirkan Lengan

- Lengan berada di dada bayi dan biarkan lengan spontan satu demi satu.

Jika perlu berikan bantuan.

- Jika lengan pertama lahir, angkat bokong kearah perut ibu agar kedua lahir

spontan.

- Jika lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan

tekan., agar tangan turun melewati muka.

- Lengan lurus ke atas kepala atau terjungkit dibelakang kepala gunakan

perasat / cara Lovset. Badan bayi tidak dapat diputar jika badan bayi tidak

dapat diputar, lahirkan bahu belakang/posterior lebih dulu dengan jalan:

Pegang pergelangan kaki dan angkat keatas.

Lahirkan bahu belakang.

Lahirkan lengan dan tangan

Pegang pergelangan kaki dan tarik kebawah.

Lahirkan bahu dan lengan depan.

12

Page 14: LAPORAN KASUS HEG.docx

Melahirkan Kepala

Melahirkan kepala dengan cara Mauriceau Smeilie Veit

- Masukkan tangan kiri penolong kedalam vagina.

- Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah

menunggang kuda (untuk penolong kidal letakkkan bayi diatas tangan kanan).

- Letakkan jari telunjuk dan jari manis pada maksila bayi dan jari tengah di

mulut bayi.

- Tangan kanan memegang / mencengkeram tengkuk bahu bayi, dan jari tengah

mendorong oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.

- Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah kepala

dengan gerakan memutar sesuai dengan jalan lahir.

13

Page 15: LAPORAN KASUS HEG.docx

3.2 Oligohidramnion

3.2.1 Definisi

Cairan ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim.

Cairan ini ditampung di dalam kantung amnion yang disebut kantung ketuban

atau kantung janin. Cairan ketuban diproduksi oleh buah kehamilan, yaitu sel-sel

trofoblas, kemudian akan bertambah dengan produksi cairan janin, yaitu air

seni janin. Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan

mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni. Jadi ada pola

berbentuk lingkaran atau siklus yang berulang.

Cairan amnion biasanya diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya

memiliki peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan

amnion sebagian besar diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion. Dengan

bertambahnya usia kehamilan, produksi cairan amnion didominasi oleh kulit janin

dengan cara difusi membran. Pada kehamilan 20 minggu, saat kulit janin mulai

kehilangan permeabilitas, ginjal janin mengambil alih peran tersebut dalam

memproduksi cairan amnion. Pada kehamilan aterm, sekitar 500 ml per hari cairan

amnion di sekresikan dari urin janin dan 200 ml berasal dari cairan trakea. Pada

penelitian dengan menggunakan radioisotop, terjadi pertukaran sekitar 500 ml per

jam antara plasma ibu dan cairan amnion pada kondisi terdapat gangguan pada

ginjal janin, seperti agenesis ginjal, akan menyebabkan oligohidramnion.

Normal volume cairan amnion bertambah dari50 ml pada saat usia

kehamilan 12 minggu sampai 400 ml pada pertengahangestasi dan 1000 – 1500 ml

pada saat aterm. Pada kehamilan postterm jumlahcairan amnion hanya 100 sampai

200 ml atau kurang.

Menurut  Lehn, jumlah air ketuban yang normal pada primigravida adalah

1 liter, pada multigravida  sebanyak 1,5 liter, dan sebanyak – banyaknya yang

masih dalam batas normal adalah 2 liter.

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari

normal, yaitu kurang dari 500 cc (manuaba, 2007), atau juga didefinisikan dengan

indeks cairan amnion 5 cm atau kurang dari 12% dari 511 kehamilan dengan usia

kehamilan 41 minggu atau lebih. (Dexa Media no.3 tahun 2007)

14

Page 16: LAPORAN KASUS HEG.docx

3.2.2 Etiologi

Etiologi yang pasti belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal

agenosis janin. Etiologi primer  lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik

pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini

( premature rupture of the membrane = PROM ).

Penyebab sekunder biasanya dikaitkan dengan :

- Pecahnya membran ketuban

- Penurunan fungsi ginjal  atau terjadinya kelinan ginjal bawaan pada janin

sehingga produksi urin janin berkurang, padahal urin janin termasuk salah satu

sumber terbentuknya air ketuban

- Kehamilan post-term sehingga terjadinya penurunan fungsi plasenta.

- Gangguan pertumbuhan janin

- Penyakit yang diderita ibu seperti Hipertensi, Dibetes mellitus, gangguan

pembekuan darah, serta adanya penyakit autoimmune seperti Lupus.

Penyebab oligohidramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita

hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohidramnion yang

telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung / membran

cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita

yang mengalami oligohidramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan

ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.

 Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan

oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah

padaplasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan

darah tinggi, yang dikenal dengan nama angiotensin-converting enxyme inhibitor

(miscaptopril), dapat merusak ginjal janin dan menyebabkan oligohidramnion

parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi

yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan

sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah

mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama

kehamilan mereka.

15

Page 17: LAPORAN KASUS HEG.docx

Jika dilihat dari  segi Fetal, penyebabnya bisa karena :

-        Kelainan Kromosom

-        Cacat Kongenital

-        Hambatan pertumbuhan janin dalam rahim

-        Kehamilan postterm

-        Premature ROM (Rupture of amniotic membranes)

Jika dilihat dari sisi Maternal, penyebabnya :

-        Dehidrasi

-        Insufisiensi uteroplasental

-        Hipertensi / Preeklamsia

-        Diabetes Mellitus

-        Hypoxia kronis

Induksi Obat :

-        Seperti obat antihipertensi

Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi

karena ukuran tubuh janin semakin besar.  Oligohydramnion dapat terjadi di masa

kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia kehamilan cenderung

berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan trimester terakhir.

3.2.3 Epidemiologi Oligohidramnion

Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu

sedikit.Olygohydramnion dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau

padaumumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Sekitar 12%

wanitayang masa kehamilannya melampaui batas waktu perkiraan lahir (usia

kehamilan42 minggu) juga mengalami olygohydrasmnion, karena jumlah cairan

ketubanyang berkurang hamper setengah dari jumlah normal pada masa

kehamilan 42 minggu.

3.2.4 Patofisiologi

Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal kehamilan dapat

menekanorgan-organ janin dan menyebabkan kecacatan, seperti kerusakan paru-

16

Page 18: LAPORAN KASUS HEG.docx

paru,tungkai dan lengan. Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa

kehamilan juga meningkatkan resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian

bayi dalam kandungan. Jika ologohydramnion terjadi di masa kehamilan trimester

terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang kurang

baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat meningkatkan resiko

komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk kerusakan pada ari-ari

memutuskan saluran oksigen kepada janin dan menyebabkan kematian janin.

Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang

berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan

oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).

Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru

lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion

menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari

dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu,

karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal

atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.

Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru

( paru-paru hipoplastik ), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi

sebagaimana mestinya.

Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan,

baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun

karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.

Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air

kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari

sindroma Potter.

Gejala Sindroma Potter berupa :

- Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal

hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).

- Tidak terbentuk air kemih

- Gawat pernafasan,           

17

Page 19: LAPORAN KASUS HEG.docx

Pada kehamilan sangat muda, air ketuban merupakan ultrafiltrasi dari

plasma maternal dan dibentuk oleh sel amnionnya. Pada trimester II kehamilan,

air ketuban dibetuk oleh difusi ekstraselular melalui kulit janin sehingga

komposisinya mirip dengan plasma janin. Selanjutnya setelah trimester II, terjadi

pembentukan zat tanduk kulit janin dan menghalangi disfusi plasma janin

sehingga sebagian besar air ketubannya dibentuk oleh sel amnionnya dan air

kencingnya.

Ginjal janin mengeluarkan urin sejak usia 12 minggu dan setelah mencapai

usia 18 minggu sudah dapat mengeluarkan urin sebanyak 7-14 cc/hari. Janin

aterm mengeluarkan urin 27 cc/jam atau 250 cc dalam sehari.

Sirkulasi air ketuban sangat penting, sehingga jumlahnya dapat

dipertahankan dengan tetap. Pengaturannya dilakukan oleh tiga komponen

penting berikut:

- Produksi yang dihasilkan oleh sel amnion.

- Jumlah produksi air kencing.

- Jumlah air ketuban yang ditelan janin.

Setelah trimester II sirkulasinya makin meningkat sesuai dengan tuanya

kehamilan sehingga mendekati aterm mencapai 500 cc/hari.  

Produksinya akan berkurang jika terjadi insufisiensi plasenta, kehamilan

post term, gangguan organ perkemihan, janin terlalu banyak minum, sehingga

dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air ketuban intrauteri

“ologohidramnion” dengan kriteria:

- Jumlah kurang dari 200 cc.

- Kental.

- Bercampur mekonium.

3.2.5 Faktor Risiko

Wanita dengan kondisi berikut akan meningkatkan insiden terjadinya

oligohidramnion, yaitu :

- Anomaly congenital ( misalnya agenosis ginjal, sindroma potter )

18

Page 20: LAPORAN KASUS HEG.docx

- Retradasi pertumbuhan intra uterin

- Ketuban pecah sebelum waktunya ( usia kehamilan 24 – 26 minggu )

- Sindroma paska maturitas

- Terdapat riwayat Hipertensi atau preeklampsia

- Riwayat obstetric yang jelek

 3.2.6 Gambaran Klinis

- Uterus lebih kecil dari usia kehamilan.

- Tidak ada ballottement.

- Nyeri perut pada setiap pergerakan anak.

- Sering berakhir dengan partus prematurus.

- Bunyi jantung anak sudah terdengar jelas sejak usia kehamilan 5 bulan.

- Persalinan lebih lama dari biasanya.

- His lebih sakit, bila ketuban pecah.

- Air ketuban sangat sedikit bahkan tidak ada yang keluar.

3.2.7 Komplikasi dari oligohidramnion :

Dari sudut maternal

Komplikasi oligohidramnion pada maternal praktis tidak ada, kecuali akibat

persalinannya oleh karena :

- Sebagian persalinannya dilakukan dengan induksi

- Persalinan dilakukan dengan sc

Dengan demikian komplikasi maternal adalah trias komplikasi persalinan

dengan tindakan perdarahan, infeksi, dan perlukaan jalan lahir.

Komplikasi terhadap janin

- Oligohidramnion menyebabkan tekanan langsung pada janin:

- Deformitas janin

- Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal distress.

- Karena sediktnya air ketuban, dapat menyebabkan terjadi hubungan

langsung antara membrane dengan janin sehingga dapat menimbulkan

19

Page 21: LAPORAN KASUS HEG.docx

gangguan tumbuh kembang janin intrauteri. Dapat dijumpai ekstremitas

terputus oleh karena hubungan atau ikatan dengan membrannya.

3.2.8 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah USG ibu (menunjukkan

oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal).

Cara memeriksanya yaitu dengan memeriksa indeks cairan amnion, yakni jumklah

pengukuran kedalaman air ketuban di empat sisi kuadran perut ibu. Nilai normal

adalah antara 10 – 20 cm. bila kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah

berkurang, jika kurang dari 5 cm maka inilah yang disebut dengan

oligohidramnion.

3.2.9 Tindakan Konservatif

1. Tirah baring / istirahat yang cukup.

2. Rehidrasi.

3. Perbaikan nutrisi.

4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).

5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.

6. Amnion infusion.

7. Induksi dan kelahiran.

20

Page 22: LAPORAN KASUS HEG.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penegakkan Diagnosis

No Teori Fakta

1 Anamnesis :

- Faktor resiko presentasi bokong

selain prematuritas, yaitu

abnormalitas struktur uterus,

polihidramnion, plasenta prebia,

multiparitas, mioma uteri,

kehamilan multiple, anomaly

janin (anensefali, hidrosefaluus

dan riwayat presentasi bokong

sebelumnya.

-

- Pasien berusia 34 tahun dengan

riwayat persalinan 2 kali sebelumnya

secara spontan pervaginam.

-

2 Pemeriksaan Fisik :

- Pemeriksaan pada pasien dengan

persentasi bokong adalah dengan

pemeriksaan leopold

- Pemeriksaan USG penting dalam

diagnosis dan penilaian resiko

pada presentasi bokong.

- Gambaran klinis pada

oligohidramnion didapatkan

uterus lebih kecil daripada usia

kehamilan

- Pada pemeriksaan Leopold

didapatkan :

I : kepala

II: punggung kanan

III: bokong

IV: belum masuk PAP

- Pada pasien dilakukan

pemeriksaan USG dan didapatkan

kondisi letak presentasi bokong

pada janin.

- Usia kehamilan pasien sekitar 42

minggu dengan TFU 26 cmn.

21

Page 23: LAPORAN KASUS HEG.docx

1.2 Penatalakasanaan

Teori Fakta

- Percobaan persalinan vaginal pada

presentasi bokong tidak dilakukan jika

terdapat kontra indikasi persalinan

vaginal ibu atau janin, presentasi kaki

(dan variannya), hiperekstensi kepala

janin, berat janin 3600 gram, tidak

adanya informed consent dan tidak

adanya petugas yang berpengalaman

melakukan pertolongan.

- Pasien memiliki usia kehamilan 42

minggu

22

Page 24: LAPORAN KASUS HEG.docx

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pasien Ny. A usia 34 tahun datang ke poli dengan keluhan perut nyeri.

Setelah dilakukan pemeriksaan USG abdomen, didapatkan bahwa posisi janin

adalah presentasi bokong. Pasien lalu dianjurkan untuk melakukan tindakan bedah

sesar di RS AWS Sjahranie. Prognosis pasien ini adalah dubia et bonam.

23

Page 25: LAPORAN KASUS HEG.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Chalik, TMA. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan. [pengar.

buku] Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka, 2008.

2. Abnormalities of Placental Implantation. [pengar. buku] Roger P. Smith.

Netter's Obstetric and Gynecology Second Edition. Philadelphia : Elsevier, 2008.

24