#laporan kasus glaukoma akut

22
BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTITAS Nama : Tn. S Umur : 45 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Bangsa : Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Buruh Alamat : Rukun Ujung, Pasar Minggu No RM : 852418 II. ANAMNESIS Dilakukan autonamnesis pada tanggal 8 Februari 2013, jam 1300 WIB. Keluhan utama : Pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri buram sejak 4 hari lalu. Keluhan tambahan : Pasien juga mengeluh kedua mata merah, berair, nyeri dan pegal sekitar mata, sakit kepala, melihat pelangi dan silau. 1

Upload: hana-keiichan

Post on 28-Oct-2015

126 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

glaukoma

TRANSCRIPT

Page 1: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Tn. S

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Rukun Ujung, Pasar Minggu

No RM : 852418

II. ANAMNESIS

Dilakukan autonamnesis pada tanggal 8 Februari 2013, jam 1300 WIB.

Keluhan utama : Pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri buram sejak 4 hari

lalu.

Keluhan tambahan : Pasien juga mengeluh kedua mata merah, berair, nyeri dan pegal

sekitar mata, sakit kepala, melihat pelangi dan silau.

Riwayat penyakit sekarang

Pasien laki-laki usia 45 tahun datang dengan keluhan penglihatan buram sejak 4

hari lalu. Pasien mengeluh melihat buram pada kedua mata, munculnya tiba-tiba dan

hanya bisa melihat bayangan samar-samar walaupun dengan melihat dekat. Pasien

mengaku masih bisa melihat dari samping kanan dan kiri walaupun agak buram.

Pasien juga mengeluh kedua matanya merah, munculnya berbarengan saat

1

Page 2: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

penglihatannya menurun. Selain itu, pasien juga mengeluh nyeri yang dirasakan di

dalam mata dan sekitar mata serta menjalar ke seluruh kepala. Nyeri dirasakan

berdenyut-denyut namun tidak begitu hebat. Nyeri diarasakan terus menerus dan

hilang setelah tidur sebentar. Pasien juga mengeluh merasa pegal dan sedikit berair

pada kedua mata. Pasien mengaku merasa silau jika melihat cahaya dan melihat

seperti pelangi jika melihat kearah lampu.

Pasien menyangkal terdapatnya keluhan lain seperti adanya belekan, kotoran dan

gatal pada kedua mata. Pasien tidak mengeluh mual, muntah dan demam.

Riwayat trauma dan penggunaan obat-obatan tetes mata yang lama sebelumnya

disangkal.

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Tidak ada

riwayat hipertensi dan diabetes mellitus pada pasien. Riwayat memakai kaca mata

juga disangkal.

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada anggota keluarga serumah yang mengalami keluhan yang sama dengan

pasien. Tidak ada riwayat glaucoma di keluarga pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi nadi : 84x/ menit

Suhu : 36.6oC

Pernafasan : 20x/ menit

2

Page 3: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

B. Status Oftalmologis

Occuli Dekstra (OD) Occuli Sinistra (OS)

3/60 Visus 3/60

Ortoforia Kedudukan bola mata Ortoforia

Bola mata bergerak ke

segala arah

Pergerakan bola mata Bola mata bergerak ke

segala arah

Oedema (-), Hiperemis (-),

Enteropion (-), Ekteropion

(-), Trikiasis (-), Distikiasis

(-)

Palpebra superior Oedema (-), Hiperemis (-),

Enteropion (-), Ekteropion

(-), Trikiasis (-), Distikiasis

(-)

Oedema (-), Hiperemis (-),

Enteropion (-), Ekteropion

(-), Trikiasis (-), Distikiasis

(-)

Palpebra inferior Oedema (-), Hiperemis (-),

Enteropion (-), Ekteropion

(-), Trikiasis (-), Distikiasis

(-)

Hiperemis (-),Litiasis (-) Konjungtiva Tarsal

Konjungtiva Superior

Hiperemis (-), Litiasis (-)

Hiperemis (-),Litiasis (-),

Sekret (-)

Konjungtiva Tarsal Hiperemis (-),Litiasis (-,

Sekret (-)

3

Page 4: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

Inferior

Injeksi silier (-), Injeksi

konjungtiva (+),

Subkonjungtival bleeding

(-), Pinguekula (-),

Pterigium (-)

Konjungtiva Bulbi Injeksi silier (-), Injeksi

konjungtiva (+),

Subkonjungtival bleeding

(-), Pinguekula (-),

Pterigium (-)

Jernih Kornea Jernih

Dangkal COA Dangkal

Warna coklat, kripti baik Iris Warna coklat, kripti baik

Bulat, 6mm, tepi regular,

RCL/RCTL (+)

Pupil Bulat, 7mm, tepi regular,

RCL/RCTL (+)

Jernih Lensa Jernih

Jernih Vitreous humor Jernih

Refleks fundus (+), papil

bulat, warna jingga, batas

tegas, CD ratio 0.3, arteri :

vena = 2:3,retina baik,

refleks macula (+)

Funduskopi Refleks fundus (+), papil

bulat, warna jingga, batas

tegas, CD ratio 0.3, arteri :

vena = 2:3, retina baik,

refleks macula (+)

N+1/palpasi

25.8

TIO N+1/palpasi

30.4

Sama dengan pemeriksa Tes Konfrontasi Sama dengan pemeriksa

IV. RESUME

4

Page 5: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

Pasien laki-laki usia 45 tahun datang dengan keluhan penglihatan buram sejak 4

hari lalu. Pasien mengeluh melihat buram pada kedua mata, munculnya tiba-tiba dan

hanya bisa melihat bayangan samar-samar walaupun dengan melihat dekat. Pasien

juga mengeluh kedua matanya merah, munculnya berbarengan saat penglihatannya

menurun, terdapat nyeri yang dirasakan di dalam mata dan sekitar mata serta menjalar

ke seluruh kepala. Nyeri dirasakan berdenyut-denyut namun tidak begitu hebat. Nyeri

diarasakan terus menerus dan hilang setelah tidur sebentar. Pasien juga mengeluh

merasa pegal dan sedikit berair pada kedua mata. Pasien mengaku merasa silau jika

melihat cahaya dan melihat seperti pelangi jika melihat kearah lampu.

Berdasarkan pemeriksaan oftalmologis, didapatkan visus occuli dextra (OD) dan

sinistra (OS) adalah 3/60. COA ODS dangkal dan ukuran pupil OD (6mm) dan 0S

(7mm). Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva. Pada pemeriksaan

tekanan bola mata didapatkan TIO mata kanan N+1/palpasi (25.8mmHg) dan mata

kiri N+1/palpasi(30.4).

V. DIAGNOSIS KERJA

Glaukoma akut ODS

VI. DIAGNOSIS BANDING

Hipertensi okuli

Iritis akut

Konjungtivitis akut

Keratitis

VII. PEMERIKSAAN ANJURAN

Gonioskopi

Perimetri

5

Page 6: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

VIII. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

Timol 0.5% eye drop 2 dd gtt I ODS

Polynel eye drop 6 dd gtt I ODS

Glaucon tab 2 dd I

KCL tab 2 dd I

Non-medikamentosa

Tidak terlalu beremosi.

Jangan membaca terlalu dekat.

Jangan berada lama di tempat gelap.

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : Ad bonam

Ad fungsionam : Ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

BAB II

ANALISA KASUS

6

Page 7: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

Pada kasus ini, pasien didiagnosis glaukoma akut pada mata kanan dan kiri berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Dari identitas

Usia 45 tahun.

Usia di atas 40 tahun merupakan salah satu factor risiko terjadinya glaucoma akut

sudut tertutup.

Ras Asia.

Teori mengenai mengapa ras Asia mempunyai prevalansi yang lebih besar untuk

menderita glaucoma sudut tertutup dibanding ras lain diungkapkan bahwa pada ras Asia,

iris melekat pada dinding sclera lebih ke anterior sehingga menyebabkan bilik mata

depan dangkal dan sudut bilik mata sempit.

Hasil anamnesis yang mendukung glaukoma akut pada mata kanan dan kiri yaitu :

Penglihatan menurun secara mendadak pada kedua mata.

Penurunan fungsi penglihatan bisa terjadi karena atrofi sel ganglion difus, yang

menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya

akson di saraf optikus.

Pada Glaukoma akut, tekanan okular sangat meningkat, sehingga terjadi

kerusakan iskemik pada iris yang disertai edem kornea, hal ini menyebabkan penglihatan

pasien sangat kabur secara tiba-tiba dan visus menjadi menurun. Namun pada

pemeriksaan oftalmologis, didapatkan kornea yang jernih, ini menunjukkan belum

terjadinya edem kornea sehingga penurunan visus mendadak pada pasien diduga bukan

disebabkan oleh edem kornea itu sendiri.

Merah pada kedua mata.

7

Page 8: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

TIO yang meningkat menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah konjungtiva

sehingga menyebabkan mata merah pada pasien.

Nyeri dan pegal pada kedua mata, hilang sebentar bila tidur serta sakit kepala.

Rasa nyeri hebat pada mata yang menjalar sampai kepala merupakan tanda khas

glaukoma akut. Hal ini terjadi karena meningkatnya tekanan intraokular sehingga

menekan simpul-simpul saraf di daerah kornea yang merupakan cabang dari nervus

trigeminus. Sehingga daerah sekitar mata yang juga dipersarafi oleh nervus trigeminus

ikut terasa nyeri.

Keluhan nyeri hilang bila tidur sebentar merupakan anamnesa yang khas sekali

pada glaucoma akut sudut tertutup karena saat tidur pupil akan miosis sehingga nanti

menarik sudut bilik mata supaya terbuka lalu akeous humor bisa lewat dan tekanan

intraokuler menurun sedikit dan menyebabkan keluhan berkurang.

Terdapat halo

Merupakan gejala yang muncul pada stadium prodromal glaucoma akut sudut

tertutup. Halo berwarna seperti pelangi yang terlihat pada sekitar titik cahaya yang

biasanya merupakan gejala dari edema kornea. Halo terjadi karena cairan akueous humor

yang masuk ke lapisan kornea sehingga menyebabkan terjadinya edema kornea.

Fotofobia.

Merupakan keadaan mata yang sensitive pada cahaya. Keadaan tersebut kemungkinan

suatu iritis, atau akibat dari inflamasi kornea.

Sedangkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada mata kanan didapatkan :

Konjungtiva bulbi : hiperemis dengan injeksi konjungtiva.

8

Page 9: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

Visus mata kanan dan kiri menurun (3/60)

COA ODS dangkal

Camera occuli anterior (COA) yang dangkal terjadi karena sudut kamera anterior

yang sempit, sehingga ketika dilakukan penyinaran pada sisi temporal, iris pada bagian

nasal tidak tersinari sepenuhnya seperti pada mata normal

Pupil ODS mid-dilatasi

TIO yang meningkat menekan otot sfingter pupil sehingga otot sfingter pupil tidak dapat

bekerja sempurna lalu menyebabkan pupil dilatasi.

Pada pemeriksaan TIO secara palpasi didapatkan ODS N+1/palpasi.

Pemeriksaan TIO dengan tonometri :

OD: 25.8 mmHg

OS:30.4 mmHg

Pada pemeriksaan, didapatkan TIO yang meningkat pada kedua mata dimana nilai normal

TIO adalah 10-21 mmHg. Ketika terjadi serangan glaukoma akut primer, terjadi sumbatan sudut

kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran humor akuos sehingga akuoeus

humor tidak bisa melewati anyaman trabekula dan kanalis Schlem lalu menyebabkan akueous

humor menumpuk di bilik mata depan dan menyebabkan tekanan intraokular meningkat dengan

cepat.

Berdasarkan etiologinya glaukoma terdiri dari glaukoma primer, sekunder, glaukoma

kongenital. Glaukoma primer adalah glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Glaukoma

sekunder adalah glaukoma yang disebabkan oleh kelainan penyakit di dalam mata tersebut

seperti kelainan pada kornea (seperti lekoma adherens), COA (seperti hifema, hipopion),

9

Page 10: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

iris/pupil (sinekia posterior, tumor iris), dan lain-lain. Glaukoma kongenital adalah glaukoma

yang dibawa sejak lahir. Sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular,

glaukoma terbagi dalam glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Pasien dalam

kasus ini tergolong dalam glaukoma primer sudut tertutup. Gejala dan tanda pada glaukoma

akut tertutup, ditemukan mata merah dengan penglihatan turun mendadak, tekanan intraokuler

meningkat mendadak, nyeri yang hebat, melihat halo di sekitar lampu yang dilihat, terdapat

gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah. Mata menunjukkan tanda-tanda peradangan

dengan kelopak mata bengkak, kornea suram dan edem, iris sembab meradang, pupil melebar

dengan reaksi terhadap sinar yang lambat, papil saraf optik hiperemis. Gejala spesifik seperti di

atas tidak selalu terjadi pada mata dengan glaucoma akut. Kadang-kadang riwayat mata sakit

disertai penglihatan yang menurun mendadak sudah dapat dicurigai telah terjadinya serangan

glaucoma akut seperti gejala dan tanda yang ditunjukkan pasien.

Diagnosis Banding

Pada pasien ini didapatkan diagnosis banding seperti hipertensi okuli, konjungtivitis akut,

iritis akut dan keratitis. Pada konjungtivitis akut didapatkan keluhan mata tidak begitu nyeri atau

tidak nyeri sama sekali, dan tajam pengelihatan tidak menurun. Ada kotoran mata dan

konjungtiva sangat meradang, tetapi tidak ada injeksi siliar. Reaksi pupil normal, kornea jernih

dan tekanan intraokular normal.

Pada hipertensi okuli didapatkan peningkatan TIO tanpa atrofi papil dan penyempitan

lapang pandang.

Pada iritis akut didapatkan terdapat lebih banyak fotofobia, penurunan visus yang sedikit,

rasa nyerinya kurang jika dibandingkan dengan glaukoma. Tekanan intraokular normal, pupil

10

Page 11: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

kecil dan kornea tidak sembab. “Flare” dan sel-sel terlihat didalam bilik mata depan, dan terdapat

injeksi siliar dalam (deep ciliary injection).

Pada keratitis didapatkan keluhan nyeri yang sedang pada mata, tidak terdapat kotoran,

mata berair, penglihatan berkurang mendadak, pupil mengecil, injeksi siliar dan tekanan

intraokuler normal.

Keluhan-keluhan yang tidak sesuai pada pasien baik yang didapatkan secara anamnesis

maupun pemeriksaan oftalmologis memungkinkan ketiga-tiga diagnosis banding bisa

disingkirkan sehingga diagnosis glaucoma akut sudut tertutup bisa ditegakkan.

Pemeriksaan Anjuran

Bagi menunjang diagnosis glaucoma akut sudut tertutup dianjurkan pemeriksaan anjuran yaitu

gonioskopi dan perimetri.

Gonioskopi dapat menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Pemeriksaan ini

sebaiknya dilakukan pada semua pasien yang menderita glaukoma, pada semua pasien suspek

glaukoma, dan pada semua individu yang diduga memiliki sudut bilik mata depan yang sempit.

Dengan gonioskopi dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka, juga

dapat dilihat adanya perlekatan iris bagian perifer ke depan (peripheral anterior sinechiae). Pada

gonioskopi terdapat 5 area spesifik yang dievaluasi di semua kuadran yang menjadi penanda

anatomi dari sudut bilik mata depan:

1. Garis Schwalbe : bagian akhir dari membrane Descement

2. Trabekulum: anyaman penyaring humor akueous keluar dari sudut bilik mata.

3. Kanal Schlem : lingkaran saluran penampung akueous setelah trabekulum.

4. Scleral spur: akhir sclera tempat insersi m.siliar.

5. Badan siliar.

11

Page 12: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

Jika kelima-lima bagian tampak saat pemeriksaan menunjukkan sudut terbuka, jika

sebagian yang tampak menunjukkan sudut sempit dan jika kesemua bagian tidak

tampak menunjukkan sudut tertutup.

Pemeriksaan perimetri dilakukan untuk menilai lapang pandang pasien. Pada stadium

awal, penderita tidak akan menyadari adanya kerusakan lapangan pandang karena tidak

mempengaruhi ketajaman penglihatan sentral. Pada tahap yang sudah lanjut, seluruh lapangan

pandang rusak dengan tajam penglihatan sentral masih normal sehingga penderita seolah-olah

melihat melalui suatu teropong (tunnel vision).

Penatalaksanaan

Medikamentosa

Glaukoma akut merupakan salah satus kasus kegawatdaruratan pada penyakit mata sehingga

penatalaksanaan harus dilakukan segera di rumah sakit. Tujuan pengobatan pada glaukoma akut

adalah untuk menurunkan tekanan bola mata secepatnya kemudian apabila tekanan bola mata

normal dan mata tenang maka dapat dilakukan pembedahan. Pengobatan pada glaukoma akut

harus segera berupa kombinasi pengobatan sistemik dan topikal.

Pada kasus ini, pasien diberikan obat topikal tetes mata Timolol 0.5% 2x1 tetes (ODS)

dan Polynel 6x1 tetes (ODS) sedangkan untuk pengobatan sistemik diberikan Glaucon

(asetazolamid) tablet 2x1 mg dan KCL tablet 2x1.

Glaucon mengandung asetazolamid yang termasuk dalam golongan karbonik anhidrase

inhibitor. Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat produksi humor akuos

sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan intraokular secara cepat. Obat ini dapat

diberikan secara oral dengan dosis 250-1000 mg per hari. Pada pasien dengan glaukoma akut

12

Page 13: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

yang disertai mual muntah dapat diberikan Asetazolamid 500 mg IV, yang disusul dengan 250

mg tablet setiap 4 jam sesudah keluhan mual hilang. Pemberian obat ini memberikan efek

samping hilangnya kalium tubuh, parastesi, anoreksia, diarea, hipokalemia, batu ginjal dan

miopia sementara. Untuk mencegah efek samping tersebut, pada pasien ini diberikan pemberian

KCL tablet.

Timolol merupakan beta bloker non selektif dengan aktivitas dan konsentrasi tertinggi

pada camera occuli posterior (COP) yang dicapai dalam waktu 30-60 menit setelah pemberian

topikal. Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara mengurangi produksi

humor aquos. Penggunan beta bloker non selektif sebagai inisiasi terapi dapat diberikan 2 kali

dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8, dan 12 jam kemudian. Pemberian

Timolol 0.5% 2x1 tetes (ODS) sudah tepat. Timolol termasuk beta bloker non selektif sehingga

perlu diperhatikan pemberiannya pada pasien dengan asma, PPOK, dan penyakit jantung.

Polynel tetes mata steril ini mengandung Fluoromethasone 1 mg dan Neomycin Sulfate diberi

untuk mengurangi reaksi peradangan yang terjadi akibat proses akut.

Non-medikamentosa

Pada pasien dianjurkan supaya menjaga emosinya, jangan membaca terlalu dekat dan jangan

berada lama di tempat gelap. Hal ini karena dapat menyebabkan pupil dilatasi sehingga nanti

menyebabkan sudut bilik mata tertutup dan menyebabkan kambuhnya glaucoma sudut tertutup.

Prognosis

13

Page 14: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

Prognosis pada ad vitam pasien adalah ad bonam karena glaucoma tidak menyebabkan kematian.

Pada ad fungsionam adalah ad bonam karena pada pasien belum didapatkan kelainan pada saraf

optiknya yaitu tidak terdapat atrofi dan papil glaukomatosa sehingga dengan pengobatan yang

teratur TIO dapat normal dan fungsi penglihatan pada pasien bisa kembali normal. Pada ad

sanasionam adalah dubia ada bonam karena glaucoma akut sudut tertutup tidak bisa

disembuhkan dan bisa kambuh jika ada factor pencetus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Shock JP, Harper RA, Vaughan D, Eva PR. Lensa, Glaukoma. In: Vaughan DG, Asbury

T, Eva PR, editors. Oftalmologi umum. 14 ed. Jakarta. Widya Medika. 1996

2. Friedmand NJ, Kaiser PK, Trattler WB. Ophtalmology. Philadelphia. Elsevier Saunders.

2002

3. Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. Ophtalmology a short textbook. Second

edition. Thieme Stuttgart : New York. 2007.

4. Lang, GK. Ophthalmology. Germany. 2000.14

Page 15: #Laporan Kasus Glaukoma Akut

5. Khaw PT, Elkington AR. AC Of Eyes. Edisi ke-4. BMJ Book: London.2005

6. James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. Ed 9. EMS: Jakarta. 2005

7. Gondowihardjo T, Simanjuntak G. editor. Glaukoma Akut dalam Panduan Manajemen

Klinis Perdami. PP Perdami: Jakarta. 2006

15