laporan kasus ggn cemas menyeluruh

19
Laporan Kasus Non Psikotik GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F41.1) I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. “M” Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 19 tahun Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 24 Januari 1992 Agama : Kristen Pekerjaan : Mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Status Perkawinan : Belum Menikah Suku Bangsa : Toraja Alamat/Nomor telpon: Jln.Perintis Kemerdekaan 4 lorong B2 no.9 (085242xxxxxx) II. LAPORAN PSIKIATRI Diperoleh dari Autoanamnesis sejak tanggal 19 Desember 2011, di RSUP.Wahidin Sudirohusodo A. KELUHAN UTAMA : Cemas B. Riwayat Gangguan sekarang Keluhan cemas sudah dialami sejak 6 tahun yang lalu dan memberat beberapa bulan terakhir ini. Gangguan Cemas ini pertama kali dirasakan saat kelas 2 SMP (tahun 2005) karena pasien terpengaruhi oleh cerita mistis/keramat di lingkungannya dan pernah melihat ular dalam sumur yang menurut kepercayaan penduduk setempat bahwa sumur itu adalah sumur keramat, tetapi pasien sempat sadar bahwa yang sebenarnya dilihat adalah akar pohon, saat itu juga pasien merasa pusing dan sakit kepala yang hebat 1

Upload: diandra-putra

Post on 31-Oct-2014

131 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

Laporan Kasus Non PsikotikGANGGUAN CEMAS MENYELURUH

(F41.1)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. “M”Jenis Kelamin : Laki-LakiUmur : 19 tahunTempat/Tanggal Lahir : Makassar, 24 Januari 1992Agama : KristenPekerjaan : Mahasiswa Teknik Mesin PoliteknikStatus Perkawinan : Belum MenikahSuku Bangsa : TorajaAlamat/Nomor telpon : Jln.Perintis Kemerdekaan 4 lorong B2 no.9 (085242xxxxxx)

II. LAPORAN PSIKIATRI

Diperoleh dari Autoanamnesis sejak tanggal 19 Desember 2011, di RSUP.Wahidin Sudirohusodo

A. KELUHAN UTAMA :Cemas

B. Riwayat Gangguan sekarang

Keluhan cemas sudah dialami sejak 6 tahun yang lalu dan memberat beberapa bulan

terakhir ini. Gangguan Cemas ini pertama kali dirasakan saat kelas 2 SMP (tahun 2005) karena

pasien terpengaruhi oleh cerita mistis/keramat di lingkungannya dan pernah melihat ular dalam

sumur yang menurut kepercayaan penduduk setempat bahwa sumur itu adalah sumur keramat,

tetapi pasien sempat sadar bahwa yang sebenarnya dilihat adalah akar pohon, saat itu juga pasien

merasa pusing dan sakit kepala yang hebat serta timbul kecemasan dan rasa takut. Setelah

kejadian itu kecemasan pasien kadang-kadang muncul, hingga suatu saat pasien pernah latihan

karate yang berat (sekitar bulan 9 tahun 2011), kecemasan pasien muncul lagi secara tiba-tiba dan

terus-menerus serta disertai sakit kepala, nyeri ulu hati, sesak napas, jantung berdebar-debar dan

rasa ingin pingsan. Apabila tidak ada kegiatan, cemas lebih sering timbul. Biasanya 3-4 kali

dalam sehari. Jika cemas timbul pasien berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan (berdoa) dan

mencari hiburan (menonton tv). Kecemasan pasien juga sering timbul jika pasien merasa ingin

pingsan dan takut diketahui oleh teman di kampusnya. Seminggu setelah latihan karate, pasien

melakukan pengobatan alternatif (gurah/herbal) karena kepala pasien pusing terus menerus dan

1

Page 2: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

pasien merasa bahwa ada masalah dalam kepalanya, setelah melakukan gurah, gejala pusing

menghilang sementara tetapi cemasnya semakin sering timbul apalagi jika pasien banyak pikiran.

Setelah itu, Pasien kembali merasakan sakit kepala, cemas, tangan kram, jantung berdebar-debar

dan sesak napas, lalu pasien masuk UGD RSWS (2/10/2011) dan diberi alprazolam 0,5 mg 0-0-1.

Setelah itu, kecemasan pasien masih timbul, pasien lalu rawat jalan di poli jiwa RS Daya

(26/10/2011) dan diberikan obat omeprazole 20 mg 2x1, alprazolam 0,5 mg 0-1/2-1, risperidon,

interhistin, sohobion. Karena merasa tidak ada perubahan, pasien datang lagi ke UGD RSWS

yang kedua kalinya (tanggal 27/10/2011) dengan keluhan tangan dan badan kaku, susah bergerak,

cemas, nyeri ulu hati dan sakit kepala. Hingga saat ini, (19/12/2011) pasien datang lagi dan masih

melanjutkan kontrol rawat jalan di Poli interna , Poli saraf dan Poli jiwa di RSWS. Pasien pernah

melakukan pemeriksaan EKG, tetapi hasilnya normal, kecuali pemeriksaan laboratorium yang

menyatakan adanya gangguan dyspepsia pada pasien. Kalau jalan dikoridor kampus, pasien

melihat bintik-bintik hitam di langit. Pasien juga pernah satu kali merasa bahwa dia melihat

bayangan hitam seperti orang yang berlari dirumahnya tetapi pasien tidak pernah mendengar

bisikan. Awalnya pasien tinggal bersama orang tuanya, tetapi ayahnya meninggal sewaktu umur 2

tahun dan ibunya pergi merantau ke Irian. Kemudian pasien tinggal bersama neneknya sampai

kelas 1 SMP, lalu neneknya meninggal, setelah itu pasien pindah dan tinggal dirumah Pamannya

sampai kelas 2 SMA. Di rumah Pamannya, pasien sering merasa tertekan karena sering dimarahi,

sering disuruh-suruh, dan pernah di usir dari rumah. Pasien susah tidur karena mimpi buruk

seperti dikejar setan, masuk ke lubang yang sangat dalam, dan mimpi meninggal. Nafsu makan

pasien baik.

HENDAYA DISFUNGSI :

Hendaya sosial : +

Hendaya pekerjaan : -

Hendaya waktu senggang : -

Faktor stressor Psikososial : Masalah Lingkungan, Adat dan Budaya serta Masalah Keluarga

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya : Tidak ada

hubungan dengan penyakit yang dialami sebelumnya.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

Riwayat penyakit terdahulu

Trauma : -

2

Page 3: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

Infeksi : + (demam tinggi saat kelas 4 SD selama 1 minggu dan sembuh sendiri)

Kejang : -

Riwayat penggunaan Zat Psikoaktif :

Narkotik : -

Merokok : + (saat SMA tetapi saat ini sudah berhenti merokok)

Alkohol : + (saat di toraja,karena mengikuti adat budayanya tetapi tidak sampai mabuk)

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal ( 0-1 tahun)

Pasien lahir tanggal 24 Januari 1992 dengan kondisi normal, cukup bulan dan proses

persalinan dilakukan di rumah sakit.

2. Riwayat masa Kanak-kanak ( sejak lahir hingga usia 1-3 tahun)

Pasien mendapat ASI ( Tapi tidak begitu tahu sampai umur berapa) pertumbuhan dan

perkembangan baik, seperti anak sebayanya.

3. Riwayat masa Kanak pertengahan ( 4-11 tahun)

Pasien masuk SD sejak umur 6 tahun, prestasi disekolah biasa-biasa saja. Pertumbuhan dan

perkembangan baik.

4. Riwayat masa kanak akhir dan Remaja (12-18 tahun)

Saat kelas 2 SMP gangguan cemas ini mulai muncul karena pernah dihantui oleh hal-hal

mistis di sekitar lingkungan kampungnya. Tetapi pasien masih melanjutkan sekolah hingga

ke jenjang SMA. Pergaulan pasien cukup baik, tetapi kadang-kadang jika cemasnya datang,

ia biasa menyendiri.

5. Riwayat masa dewasa

- Riwayat pendidikan : Pasien melanjutkan kuliah hingga sekarang (semester 5)

- Riwayat pekerjaan : Belum bekerja

- Riwayat Pernikahan : Belum menikah

6. Riwayat keluarga :

Pasien adalah anak ke dua dari empat bersaudara (♂, (♂), ♂, ♀)

Hubungan dengan keluarga : baik

Riwayat keluhan yang sama pada keluarga : ADA yaitu pada tante (dari bapak) yang

mengalami gangguan kecemasan serta kakak kandung pasien yang pernah selalu berteriak-

teriak di depan rumah, tetapi sekarang sudah sembuh karena berobat ke dukun.

7. Situasi sekarang

Saat ini pasien tinggal bersama kakak kandungnya.

3

Page 4: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

8. Persepsi tentang dirinya

Pasien menyadari bahwa perasaannya telah berubah, tidak ceria seperti dahulu, dan pasien

juga pernah putus asa atas kecemasan yang ia alami.

III. AUTO ANAMNESIS ( 19 Desember 2011)

DM : “Pagi…saya Noorahmah, dokter muda yang bertugas disini, kalau boleh

tau nama adek siapa ?”

P : “Saya M dok.”

DM : “Kalau boleh saya tau, apa keluhan adek M sehingga datang kesini ?”

P : “Saya Cemas dok kurang lebih 6 tahunmi saya alami seperti ini, tetapi beberapa

bulan yang lalu sekitar bulan 9, mulaimi dok muncul lagi perasaan cemasku

sampai-sampai saya rasa jantungku berdebar-debar, sesak napas, nyeri ulu hati,

terus sakit sekali juga kepalaku, baru saya seperti mau pingsan tapi tidak

pingsanja dok.”

DM : “Mengapa cemas adek M timbul beberapa bulan yang lalu ?”

P : “Karena banyak yang saya pikir dok, lalu terakhir ini pernahka juga latihan

karate yang berat dok, jadi mungkin karena itumi mulai lagi muncul penyakitku.”

DM : “Jadi sejak 6 tahun yang lalu , adek M pernah cemas. Bisakah adek M ceritakan

mengapa hal ini terjadi saat 6 tahun yang lalu ?”

P : “Iya dok, itu karena waktu saya masih kelas 2 SMP, saya tinggal di kampungku,

lalu di lingkunganku ada cerita mistis-mistis tentang sumur yang dikutuk, lalu

saya pergi ke sumur itu, lalu di sumur itulah saya sekilas melihat ular, tetapi saya

langsung sadar ternyata itu akar pohon. Setelah itu dok, kepalaku langsung sakit,

baru munculmi cemasku. Tapi saat itu masih kadang-kadangji muncul cemasku

dok, ini ji baru-baru beberapa bulan ini tambah beratki kecemasanku sampai-

sampai jantungku berdebar-debar, sesak napas, nyeri ulu hatika juga.”

DM : “Kira-kira berapa kali dalam sehari cemasnya muncul ?”

P : “Bisa 3-4 kali dalam sehari saya tiba-tiba merasa cemas dok. Apalagi kalau

tidak ada kegiatan yang saya lakukan. Saya juga cemas sekali dok kalau saya

tiba-tiba pingsan di kampus, lalu teman-temanku tahu penyakitku dok.”

DM : “Lalu, apa yang adek M lakukan disaat cemasnya muncul ?”

P : “Sekarang saya berusaha untuk berdoa sama Tuhan dok. Saya juga berusaha

untuk mencari kegiatan seperti menonton Tv.”

DM : “Adek M masih bisa bergaul dengan teman-temannya ?”

4

Page 5: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

P : “Iya masih bisaji, tapi kalau datang lagi cemasku, pergika menyendiri dok.

Karena takutka pingsan di depannya teman-temanku, cemas sekalika kalau

teman-temanku tau penyakitku dok.”

DM : “Apa adek M tidak pernah lihat bayangan ?”

P : “Pernahji dok 1 kali saya merasa melihat bayangan hitam seperti orang berlari

di rumahku. Terus kalau saya berjalan di koridor kampusku, saya melihat bintik-

bintik hitam di langit.’

DM : “Tetapi hanya 1 kali adek M melihat bayangan itu ? Apa adek M pernah juga

mendengar bisikan-bisikan ?”

P : “Iya dok. Hanya 1 kali saja, kalau bisikan tidak pernah saya dengar.”

DM : “Adek M pernah berobat sebelumnya ?”

P : “Iya dok. Seminggu setelah saya latihan karate, saya pergi ke pengobatan

alternatif yang herbal itu karena muncul lagi cemas dan sakit kepalaku. Lalu sakit

kepalaku sementaraji berhenti, setelah itu kembali lagi datang sakit kepala dan

cemasku, lalu saya pergi ke UGD RSWS sekitar tgl 2-10-2011 dan dikasika obat

dok. Habis itu, cemasku masih muncul dok, jadi pergika ke poli jiwa daya sekitar

tgl 26-10-2011 . dan ada juga obat dikasika dok. Setelah itu, besoknya tiba-tiba

cemasku muncul bahkan badanku terasa kaku, tangan kram-kram, lalu masih ada

sakit kepala, nyeri ulu hatiku, sesak napasku, jadi pergika lagi ke UGD RSWS

kedua kalinya saat tanggal 27 -10-2011 lalu dikasima obat lagi. Dan setelah itu,

sekarang saya baru-baru dari poli interna, poli saraf untuk periksa sakit kepalaku

lalu disuruh konsul ke jiwa, jadi saya kesinimi dok, saya ke poli jiwa RSWS

inimi dok untuk atasi ini cemasku. Tapi dokter yang sudah EKG saya, dia bilang

kalau jantungku baik-baikji dok, tapi kenapa saya kalau cemas biasa berdebar-

debar juga jantungku dok ?”

DM : “Itu bisa disebabkan karena kecemasan adek M yang berlebihan, jadi

jantungnya terpengaruh oleh hal itu. Lalu, apa adek M rajin minum obatnya ?

Obat apa yang diberikan ?”

P : “Iya rajinja dok. Inimi obatnya.” (pasien mengeluarkan obatnya)

DM : “Apa ada perubahan setelah meminum obat ini ?”

P : “Adaji dok, tapi tidak tauka kenapa cemasku biasa muncul lagi.”

DM : “Adek M tinggal sama siapa dirumah ?”

P : “Tinggal sama kakak kandung di kos-kosan.”

DM : “Apa ada juga di keluarga adek M yang pernah mengalami hal seperti ini ?”

5

Page 6: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

P : “Ada dok. Tanteku dulu cemas seperti saya. Lalu kakakku pernah juga

berteriak-teriak di depan rumah tapi sekarang berhentimi karena sudah diobati

dukun.”

DM : “Oh. Jadi orang tua tinggal dimana ?”

P : “Dulu saya tinggalji sama orang tua ku, tapi bapakku meninggal dan mamaku

pergi merantau ke Irian, jadi saya tinggal di nenekku waktu kelas 1 SMP, tapi

nenekku meninggal lagi jadi terpaksa saya tinggal sama Pamanku. Tapi saya

pernah diusir dari rumahnya pamanku karena saya nda ikuti perintahnya

pamanku. Besar sekali tekanan juga dok kalau tinggal di rumahnya pamanku,

makanya hanya sampai kelas 2 SMA ja di sana dan sekarang saya tinggalmi

sama kakakku.”

DM : “Lalu apa yang adek M rasakan setelah peninggalan ayah dan nenek adek M ?”

P : “Sedih dok. Saya merasa kehilangan.”

DM : “Lalu bagaimana dengan nafsu makan dan tidur adek M ?”

P : “Nafsu makanku baikji dok, tapi biasa susahka tidur karena selaluka mimpi

buruk dikejar setan , masuk ke lubang yang sangat dalam dan saya melihat diriku

juga meninggal dok.”

DM : “Ooh kira-kira dalam seminggu berapa kali adek M susah untuk tidur ?”

P : “Mungkin 2 atau 3 hari dalam seminggu dok.”

DM : “Jadi apa yang adek M lakukan jika tidak tidur ?”

P : “Biasa munculmi lagi cemasku dok. Makanya biasa saya berusaha hilangkan

cemasku dengan cara pergi menonton Tv dan berdoa selalu pada Tuhan dok.”

DM : “Jika adek M menemukan dompet di jalanan, adek M mau apakan dompet itu ?”

P : “Dikembalikan dok. Saya akan berusaha cari pemiliknya dok.”

DM : “Oo iya. Lalu, apakah adek M tau apa arti dari panjang tangan ?”

P : “Tau dok. Artinya Pencuri dok.”

DM : “Oo..iya, Lalu apa masih ada keluhan lain yang adek M rasakan?”

P : “nda adami dok.”

DM : “Baik kalau begitu. Terima kasih banyak atas waktunya, semoga cepat sembuh

yah dek M.”

P : “sama-sama dok.”

IV.STATUS MENTAL :

6

Page 7: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

A.Deskripsi Umum :

a.Penampilan : Tampak seorang laki-laki dengan baju kaos biru celana pendek

hitam, wajah sesuai usia, penampilan rapih, kulit putih.

b. Kesadaran : Baik.

c. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tenang

d.Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi biasa.

e. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan efektif ( mood) perasaan dan empati, perhatian :

1. Mood : Cemas

2. Afek : Kesan cemas

3.Keserasian : Serasi

4.Empati : Dapat diraba rasakan

C. Fungsi Intelektual ( Kognitif) :

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai taraf pendidikan

2. Daya konsentrasi : Baik

3. Orientasi (waktu, tempat dan orang) : Baik

4. Daya ingat :

Jangka Panjang : Baik

Jangka Sedang : Baik

Jangka Pendek : Baik

Jangka segera : Baik

5. Pikiran abstrak : Baik

6. Bakat kreatif : Ada (main gitar dan menyanyi)

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik.

D. Gangguan persepsi

1. Halusinasi : Ada. (Halusinasi Visual = Pasien hanya merasa seperti melihat

bayangan hitam dan bintik-bintik hitam di langit)

2. Ilusi : Ada (Pasien sempat melihat ular yang ternyata pasien sadari

itu hanya akar pohon)

3.Depersonalisasi : tidak ada

4. Derealisasi : tidak ada

7

Page 8: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

E. Proses berpikir

1. Arus pikiran :

a.Produktivitas : Cukup

b.Kontuniutas : relevan, koheren

c. Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi pikiran :

a.Preokupasi : Tidak ada

b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada.

F.Pengendalian Impuls : Baik

G. Daya Nilai

1.Norma sosial : Baik

2.Uji daya Nilai : Baik

3. Penilaian realitas : Baik

H. Tilikan (Insight) : Derajat 6 (pasien sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan )

I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

V. PEMERIKSAAN DIAGNOST IK LEBIH LANJUT.

Pemeriksaan Fisik :

Status Internus :

Tekanan darah : 130/90, nadi 90x/menit, Suhu = 36.6 ◦ C, frekuensi pernapasan 22x/ menit,

Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus.

Status Neurologis :

GCS : E4M6V5 , rangsang meanings : kaku kuduk (-), kernig sign (-/-), pupil bulat isokor 2,5

mm/2,5 mm. sensorik ke empat ekstremitas dalam batas normal dan tidak ditemukan refleks

patologis

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

8

Page 9: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

Seorang lelaki umur 19 tahun datang ke poli jiwa dengan rujukan dari Poli interna dan

saraf karena keluhan cemas yang berlebihan. Keluhan cemas telah dialami 6 tahun yang lalu dan

memberat beberapa bulan terakhir ini. Awal kecemasan muncul karena ketakutan oleh cerita

mistis di lingkungan pasien. Dan kecemasan memberat hingga pasien merasakan sakit kepala

hebat, nyeri ulu hati, sesak napas, jantung berdebar-debar dan rasa ingin pingsan disaat seminggu

setelah latihan karate yang berat. Setelah itu, pasien pernah berobat ke pengobatan

alternative/herbal, lalu ke UGD RSWS, lalu ke poli jiwa di RS. Daya, lalu masuk lagi ke UGD

RSWS, dan hingga sekarang pasien telah ke poli interna, saraf dan jiwa dengan keluhan

kecemasan pasien masih ada beserta keluhan lain seperti sakit kepala, tangan kram-kram, badan

pernah kaku, sesak napas, nyeri ulu hati dan jantung berdebar-debar. Pasien pernah melakukan

pemeriksaan EKG namun hasilnya dalam batas normal, kecuali pada pemeriksaan laboratorium,

hasilnya adalah pasien menderita dyspepsia. Pasien sering mencemaskan penyakitnya dan takut

diketahui oleh teman-temannya. Pasien juga pernah satu kali merasa bahwa dia melihat bayangan

hitam yang berlari cepat serta melihat bintik-bintik hitam saat berjalan di koridor kampus dan

melihat ular yang teryata, pasien telah sadari bahwa itu hanya akar pohon. Pasien sulit tidur dan

selalu mimpi buruk.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan, seorang laki-laki dengan baju kaos biru

celana pendek hitam, wajah sesuai usia, penampilan rapih, kulit putih, kesadaran baik, perilaku

dan aktivitas psikomotor tenang, pembicaraan spontan dan lancar,intonasi biasa dan kooperatif,

mood cemas, afek kesan cemas, empati dapat diraba rasakan, fungsi intelektual sesuai dengan

taraf pendidikan, daya konsentrasi baik, pikiran abstrak baik, tidak ada gangguan persepsi dan isi

pikir, pengendalian impuls baik, daya nilai baik, tilikan derajat 6 dan secara keseluruhan yang

diutarakan pasien dapat dipercaya.

VII. EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I

Berdasarkan auto anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang

bermakna, berupa kecemasan yang berlebihan setiap hari, sulit tidur, jantung berdebar-debar,

sesak napas, sakit kepala, nyeri ulu hati. keadaan ini menimbulkan distress (penderitaan) bagi

pasien dan terdapat hendaya dalam sosial. Sehingga pasien disimpulkan mengalami gangguan

jiwa.

Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai realitas, sehingga

digolongkan dalam gangguan jiwa non psikotik.

9

Page 10: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan sehingga gangguan

mental organik dapat disingkirkan. Jadi didiagnosis dengan gangguan jiwa non psikotik non

organik.

Dari Auto anamnesis serta pemeriksaan status mental didapatkan bahwa pasien mengalami

kecemasan yang berlebihan setiap hari hingga beberapa minggu bahkan sudah bertahun-tahun,

dan timbul disaat keadaan apa saja (free floating anxietas) , sulit tidur, gelisah serta mengalami

hiperaaktivitas otonom yaitu jantung berdebar-debar, sakit kepala, sesak napas dan nyeri ulu hati

sehingga pada pasien didiagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh ( F41.1)

Aksis II :

Ciri kepribadian tidak khas.

Aksis III :

Tidak ada diagnosis.

Aksis IV

Stressor Psikososial : sedari kecil ditinggalkan orang tua, dan pernah mendapat tekanan dari

paman.

Aksis V :

GAF Scale 60 – 51 gejala sedang (moderate) disabilitas sedang.

VIII. DAFTAR PROBLEM

Orgabobiologik : Tidak ditemukan kelainan keadaan medis umum, namun diduga ada ketidak

seimbangan neurotransmitter sehingga memerlukan farmako terapi

Psikologik : Terdapat perasaan cemas sehingga memerlukan psikoterapi.

Sosiologik : Adanya hendaya social sehingga membutuhkan sosioterapi

IX.PROGNOSIS

Bonam

X. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan PPGDJ – III untuk mendiagnosis pasien Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1) :

o Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir

setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya

menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau

“mengambang” )

10

Page 11: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

o Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :

a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit

konsentrasi, dsb)

b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) ; dan

c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,

sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)

o Pada anak-anak, sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan

(reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.

o Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya

depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh , selama

hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan

anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-)

Pada pasien ini, ditemukan gejala-gejala berupa kecemasan yang timbul 3-4 kali dalam sehari,

terus-menerus dan biasa muncul tanpa sebab yang jelas, yang disertai ketegangan motorik berupa

sakit kepala hebat serta adanya overaktivitas otonomik berupa nyeri ulu hati, sesak napas, jantung

berdebar-debar dan rasa ingin pingsan sehingga menurut buku PPDGJ III , didiagnosis sebagai

Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)

Pada pasien ini juga ditemukan halusinasi yang menyatakan bahwa pasien pernah satu kali

merasa melihat ada bayangan hitam yang berlari cepat dan jika berjalan di koridor kampus, dia

melihat bintik-bintik hitam di langit. M e n u r u t t e o r i h a l u s i n a s i M c . F a r l a n d d a n

T h o m a s , ( 1 9 9 1 ) d a l a m b a g i a n t e o r i l i n g k u n g a n , m e n y a t a k a n b a h w a halusinasi

dapat terjadi bila seseorang berada dalam situasi atau lingkungan yang penuh dengan stressor. Bila

individu tersebut tidak dapat mengatasi dan hanya berfokus pada kecemasan yang diakibatkan

stressor, maka individu tersebut akan melamun dan berangan-angan, bila didiamkan

berlarut-larut akan menyebabkan halusinasi. Pada pasien ini, stressor yang pernah dihadapi antara

lain adalah saat bapak dan nenek pasien meninggal, lalu ibu pasien pergi merantau meninggalkan

pasien saat masih kecil, hingga disaat pasien mendapat tekanan stress yang berat saat tinggal di rumah

pamannya yang menyebabkan pasien bertambah cemas dan menyebabkan pasien merasa mengalami

halusinasi.

Pada pasien ini diberikan terapi berupa Alprazolam, yakni obat anti Anxietas golongan

Benzodiazepine. Golongan benzodiazepine sebagai obat anti anxietas mempunyai ratio terapeutik

lebih tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi dengan toksisitas yang lebih rendah, dibandingkan

11

Page 12: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

dengan memprobamate / Phenobarbital. Golongan benzodiazepine adalah drug of choice dari semua

obat yang mempunyai efek anti anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan keamananya.Alprazolam

efektif untuk anxietas antisipatorik, onset of action lebih cepat dan mempunyai komponen efek anti

depresi.

Psikoterapi yang dapat diberikan pada pasien ini yaitu Psikoterapi suportif dan sosioterapi.

Psikoterapi suportif bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap ego agar dapat menghadapi

stressor yang ada. Dapat pula diberikan terapi relaksasi bila timbul perasaan cemas pada pasien.

Ada beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menilai prognosis dari pasien ini,

yaitu :

1. Tidak ditemukan kelainan kondisi medis umum

2. Pasien sadar dirinya sakit dan mau berobat

3. Stressor jelas

4. Tingkat pendidikan yang cukup tinggi

5. Tingkat ekonomi yang baik

6. Dukungan keluarga

Namun ada juga beberapa Faktor penghambat dari prognosis pasien ini, yakni :

1. Usia yang sangat muda

2. Perlangsungan yang kronik

Berdasarkan faktor yang ditemukan maka prognosis pasien ini adalah bonam.

RENCANA TERAPI

A. Farmakoterapi

Alprazolam 0,5 mg 2x1

B. Psikoterapi

1. Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan dan

keluhannya sehingga pasien merasa lega.

2. Konseling : Memberikan penjelasan kepada pasien sehingga dapat membantu pasien dalam

memahami penyakit dan cara mengatasinya.

3. Relaksasi

C. Sosioterapi

12

Page 13: Laporan Kasus Ggn Cemas Menyeluruh

Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang di sekitar tentang penyakit pasien sehingga

dapat memberikan dukungan moral dan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat

membantu proses penyembuhan.

FOLLOW UP

Membantu keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas pengobatan

dan efek samping dan obat yang perlu diperhatikan.

13