laporan kasus epifisiolisis ppt

Upload: desty

Post on 08-Mar-2016

351 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

lapsus epifisiolisis

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

Dwi Setiawan H 09700232 Pembimbing Dr. Broto Suwadji Sp. OTLAPORAN KASUSEPIFISIOLISISEpifisiolisis adalah fraktur pada anak-anak yang melibatkan lempeng pertumbuhan. Fraktur biasanya berjalan melintang melalui lapisan hipertrofik atau lapisan kapur pada lempeng pertumbuhanKlasifikasi yang paling banyak digunakan adalah Salter & Harris

Epifisis (ujung tulang) merupakan tempat menempelnya tendon dan mempengaruhi kestabilan sendi.Fisis adalah daerah pertumbuhan tulang selama masa pertumbuhan. Metafisis merupakan bagian yang melebar dari tulang panjang antara epifisis dan diafisisDiafisis adalah bagian utama dari tulang panjang yang memberikan struktural tulangDefinisiGrowth plate atau fisis adalah lempeng kartilago yang terletak di antar epifisis (pusat penulangan sekunder) dan metafisisBagian ini juga menjadi satu titik kelemahan dari semua struktur tulang terhadap trauma mekanikSecara histologik terdiri dari 4 lapisan, yaitu:

Resting zone: Lapisan teratas yang terdiri dari sel-sel germinal yang datar dan merupakan tempat penyimpanan bahan-bahan metabolik yang akan digunakan nantinya.Proliferating zone: Sel-sel di area ini secara aktif bereplikasi dan tumbuh menjadi lempeng. Sel-sel tersebut seperti tumpukan lempeng. Pada area ini, sel-selnya menggunakan bahan metabolik yang sebelumnya disimpan untuk perjalanan mereka ke metafisis.

Hypertrophic zone: Sel-sel di area ini cenderung membengkak dan berubah menjadi lebih katabolik. Sel mempersiapkan matriks untuk mengalami kalsifikasi dan berubah menjadi tulang. Area ini menjadi letak terlemah secara mekanis.Calcied zone: Secara metabolik, matriks menyebar untuk deposisi garam kalsium, dan membentuk osteoid. Di daerah yang dekat metafisis, cabang-cabang pembuluh darah kecil menjalar ke lapisan basal dari lempeng fisis.

PATOFISIOLOGISel tulang rawan tumbuh dari epiphysis menuju metafisis, yang kemudian terjadi degeneratif, fragmentasi dan mengalami hipertrofi

Fragmentasi sel kemudian termineralisasi. Ini merupakan zona pengerasan sementara yang membentuk pembatas metafiseal, dan bukan tulang rawan

Neovaskularisasi terjadi dari metafisis menuju epifisisis. Sel endotelial berubah menjadi osteoablast dan menggunakan puing-puing sel yang mengalami degeneratif untuk membentuk tulang muda primer

Daerah piringan epifiseal merupakan bagian tulang rawan yang mengeras

Fraktur yang melibatkan piringan epifiseal tidak memberikan banyak efek terhadap pertumbuhan longitudinal karena berjalan melintang melalui lapisan hipertrofik.

Fraktur melintasi lapisan sel reproduksi pada lempeng dapat mengakibatkan penulangan prematur pada bagian yang mengalami cedera dan menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang

KLASIFIKASIKlasifikasi fraktur piringan epifiseal Salter-Haris berdasarkan pada mekanisme fraktur dan juga hubungan garis patahan terhadap sel tumbuh piringan epifiseal

Dibagi menjadi 5 tipe.1 S- Slipped/Separation2 A- Above3 L- Lower4 T- Through5 R- Raised

Tipe I (Slipped/Separation)Terdapat pemisahan total epiphysis sepanjang tulang tanpa patah tulang, sel piringan epifiseal yang tumbuh masih melekat pada epiphysis. Lebih umum terjadi pada bayi yang baru lahir ( dari luka kelahiran ) dan pada anak-anak yang masih muda dimana piringan epifiseal masih relatif tebal

Prognosis baik, biasanya hanya dengan closed reduction. ORIF dapat dilakukan jika stabilitas tidak tercapai

Tipe II ( Above)Garis pemisah patah tulang memanjang sepanjang piringan epiphyseal hingga jarak tertentu dan kemudian keluar melalui bagian metaphysis sehingga mengakibatkan fragmentasi metaphyseal berbentuk triangular

Biasanya terjadi pada anak-anak yang lebih besar dimana piringan epiphyseal relatif tipis

Fraktur tipe 2 ini adalah fraktur yang paling sering terjadi (75%).

Tipe III (Lower)Patah tulang tipe 3 ini adalah intra-articular, memanjang dari permukaan sambungan hingga bagian dalam piringan epifiseal dan kemudian sepanjang piringan tersebut hingga sekelilingnya.

Biasanya terbatas pada epifisis tibia distal

Sering memerlukan ORIF untuk memastikan realignment anatomis

Type IV (Through)Patah tulang yang intra-articular, memanjang dari permukaan sambungan melalui epifisis memotong ketebalan piringan epifiseal dan melalui bagian metaphysisContoh yang paling umum dari fraktur tipe IV ini adalah patah tulang condyle lateral

Type V (Raised)Fraktur yang relatif kurang umum ini diakibatkan oleh gaya tekan yang keras yang terjadi pada epifisis menuju ke piringan epifiseal. Tidak ada fraktur yang kelihatan tetapi lempeng pertumbuhan remuk dan ini mungkin mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Seperti juga yang terjadi pada daerah lutut dan pergelangan kaki.

Seperti juga yang terjadi pada daerah lutut dan pergelangan kaki.

GAMBARAN KLINIKBiasanya ditemukan pada masa bayi atau diantara usia 10-12 tahun

Deformitas biasanya sedikit sekali, tetapi setiap cedera pada anak yang diikuti dengan rasa nyeri dan nyeri tekan di dekat sendi harus dicurigai, dan pemeriksaan dengan sinar X penting dilakukan.

Lebih muda si anak lebih kecil bagian epifisis yang kelihatan sehingga lebih sukar menegakkan diagnosis maka perbandingan dengan sisi yang normal dapat sangat membantu

Tanda-tanda yang memberi petunjuk adalah pelebaran dari celah fisis , ketidaksesuaian sendi atau miringnya poros epiphysisPENANGANANPenanganan tipe I dan II dengan reduksi tertutup, tipe III dengan reduksi terbuka dan tipe IV dengan reduksi terbuka dan fiksasi internal.

Tipe V diagnosanya sulit ditegakkan karena epifisis biasanya tidak bergeser. Penanganannya dengan mengurangi tekanan paling tidak selama tiga minggu.PROGNOSIS1. Tipe fraktur.2. Usia anak.3. Suplai darah pada epiphysis4. Metode Reduksi5. Luka terbuka atau tertutup

LAPORAN KASUS

Identitas pasienNama : An. ReyhanUmur : 7 tahunBerat badan : 25 kgJenis kelamin : Laki-lakiAlamat : Perum Pesona Candi - PasuruanAgama : IslamPendidikan : pelajarTanggal MRS : 2 Oktober 2014

Keluhan utama : Nyeri pada kaki kanan Riwayat Penyakit SekarangPasien rujukan dari RS Purut dengan keluhan nyeri pada kaki kanan dan sulit untuk digerakkan sesaat setelah mengalami kecelakaan sepeda motor vs sepeda motor pukul 19.00. Pasien naik sepeda motor dengan kedua orangtua dan adiknya dimana pasien duduk didepan. Pasien tidak ada benturan pada kepala, tidak pusing, tidak muntah, tidak ada keluar darah hidung dan telinga. Pasien hanya mengeluhkan nyeri sekali pada kaki kanan dan sulit untuk digerakkan.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat pernah jatuh sebelumnya disangkal. Riwayat pernah sakit nyeri pada kaki seperti ini disangkal.Riwayat SosialPasien adalah seorang pelajar SD kelas 1. Tinggal bersama orang tua dan adik yang masih baita.

Pemeriksaan Fisik PasienKeadaan Umum: Tampak sakitKesadaran: KomposmentisGCS: 456Vital signTekanan Darah : 100/70 mmHg Nadi : 100x/ mntSuhu: 36,5oCRR: 22 x/menit

Kepala/ leher : Inspeksi : anemia -, ikterus -, sianosis -,dispsneu -,penafasan cuping hidung -, KGB -, JVP -Thorak : Simetris +Paru: Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris Palpasi: pergerakkan dinding dada simetris, krepitasi -Perkusi: SonorAuskultasi : Suara nafas vesikuler/vesikuler Rh -/-, Wh -/-

Jantung : Inspeksi: ictus cordis (-)Palpasi : ictus cordis tidak teraba,Perkusi: Normal Auskultasi : S1S2 Tunggal, Murmur -, gallop -

Abdomen: Inspeksi: Flat Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium -, hepar dan lien tidak teraba Perkusi : thympaniAuskultasi: BU normalExtermitas: Hangat, kering, merah, edema +

Status lokalisRegio cruris look : Deformitas (+), cruris dextraFeel : Nyeri tekan (+), Krepitasi (-), AVN distal normalMove : ROM aktif terbatas nyeri, ROM pasif terbatas nyeri

Laboratorium: ( dari RS purut jam 00:07 )Foto Ro AP/Lateral

Diagnosis KerjaCF tibia distal D + Salter Harris IIPenatalaksanaan saat di IGD:IVFD RL 10tpmInj. Ceftriaxone 2x1 gInj. Antrain 2x500 mgInj. Ranitidin 2x25 mgPasang Splint

Pro: Closed reduction + LLCPrognosis : Baik jika segera ditangani