laporan-kasus-ciciw

15
TUGAS PRAKTIKUM ORAL MEDICINE LAPORAN KASUS GEOGRAPHIC TONGUE DISERTAI FISSURE TONGUE DENGAN FAKTOR RESIKO DEFISIENSI NUTRISI Oleh: Cici Widya Anggraini 121610101048 Pembimbing: Dr. drg. Sri Hernawati M. Kes Putaran IV (26 Mei – 27 Juni 2016) Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016

Upload: cici-widya-anggraini

Post on 07-Jul-2016

522 views

Category:

Documents


67 download

DESCRIPTION

lapsus ciciw

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN-KASUS-CICIW

TUGAS PRAKTIKUM ORAL MEDICINE

LAPORAN KASUS

GEOGRAPHIC TONGUE DISERTAI FISSURE TONGUE

DENGAN FAKTOR RESIKO DEFISIENSI NUTRISI

Oleh:

Cici Widya Anggraini

121610101048

Pembimbing:

Dr. drg. Sri Hernawati M. Kes

Putaran IV (26 Mei – 27 Juni 2016)

Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2016

Page 2: LAPORAN-KASUS-CICIW

Laporan Kasus

GEOGRAPHIC TONGUE DISERTAI FISSURE TONGUE DENGAN FAKTOR RESIKO DEFISIENSI NUTRISI

Cici Widya Anggraini (121610101048)Pembimbing: Dr. drg. Sri Hernawati M. Kes

Bagian Ilmu Penyakit Mulut Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas JemberJl Kalimantan 37 Kampus Tegalboto

Juni 2016

AbstrakGeographic tongue merupakan suatu peradangan jinak pada lidah. Geographic tongue ditandai dengan daerah depapilasi dengan tepi yang jelas dan meninggi berwarna putih kekuningan atau keabu-abuan. Geographic tongue sering muncul bersamaan dengan fissure tongue yang dinyatakan mempunyai hubungan klinis yang positif. Salah satu faktor predisposisi pencetus geographic tongue adalah defisiensi nutrisi. Gambaran pada kasus ini adalah pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan kondisi lidah tampak depapilasi multiple, bulat, irregular, diameter ±3-4 mm, batas jelas, tepi putih dan terdapat peninggian, tengah merah dan sakit , serta adanya fissure multiple vertikal dengan kedalaman ± 4-5 mm, berbatas jelas, kemerahan dan sakit. Diagnosa akhir pada pasien tersebut adalah Geographic Tongue pada dorsum lidah. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu dengan pemberian antiinflamasi dan antiseptik untuk meredakan inflamasi dan pemberian multivitamin sebagai terapi suportif untuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien.

Pendahuluan

Geographic tongue merupakan suatu peradangan jinak pada lidah.

Geographic tongue biasanya melibatkan permukaan dorsal lidah dan ditandai

dengan daerah depapilasi dengan tepi yang jelas dan meninggi berwarna putih

kekuningan atau keabu-abuan namun kadang-kadang dapat memiliki batas tidak

jelas. Keadaan ini biasanya tidak menunjukkan gelaja (asimptomatis), namun

kadang terjadi peningkatan sensitivitas pada jenis makanan yang panas dan pedas.

Etiologi dari geographic tongue belum diketahui secara pasti.

Fissured tongue merupakan malformasi klinis berupa alur-alur atau

lekukan-lekukan pada permukaan dorsal lidah. Bagian lidah yang berfisur tidak

memperlihatkan adanya papila-papila yang normal. Penyebabnya tidak diketahui

dengan jelas, diduga kuat merupakan kelainan yang diturunkan. Kondisi ini

1

Page 3: LAPORAN-KASUS-CICIW

biasanya asimtomatis, kecuali bila sisa-sisa makanan terkumpul di dalam fisur,

dapat menyebabkan iritasi fokal, sensitif terhadap makanan pedas, dan

menimbulkan halitosis yang terkadang diikuti dengan rasa agak perih atau tidak

nyaman seperti agak nyeri. Kekerapan terjadinya fissured tongue adalah sama

untuk laki-laki dan perempuan. Fissured tongue bertambah parah seiring

pertambahan usia, begitu juga jumlah, lebar, dan kedalaman fisur.

Geographic tongue sering muncul bersamaan dengan fissure tongue yang

dinyatakan mempunyai hubungan klinis yang positif. Diperkirakan 50% dari

penderita geographic tongue juga memiliki fissure tongue. Bentuk lidah ini

terlihat merupakan suatu kelainan herediter dan genetik yang saling berhubungan

satu sama lain. Hal ini mungkin terjadi akibat iritasi dari mikroorganisme yang

tersembunyi dalam fissure di lidah. Salah satu faktor predisposisi pencetus

geographic tongue adalah defisiensi nutrisi. Beberapa kondisi seperti defisiensi

zat besi, asam folat dan vitamin B dapat mengakibatkan depapilasi lingua dan

kondisi ulseratif.

Laporan Kasus

Laki-laki berusia 27 tahun yang bekerja sebagai pegawai kafe datang ke

Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Jember dengan keluhan lidah

terasa gatal dan perih. Keadaan ini telah dirasakan pasien selama ± 3 hari sebelum

pasien datang ke RSGM dan belum diobati. Pasien mengaku sering mengalami

keadaan gatal saat makan ikan laut dan terasa perih saat makan makanan panas,

pedas maupun asam. Pasien menyadari adanya bentukan cincin-cincin atau pulau-

pulau dan adanya bentukan garis-garis pada lidahnya sejak 15 tahun yang lalu

namun tidak pernah diobati karena tidak menimbulkan rasa tidak nyaman pada

lidah. Rasa tidak nyaman pada lidah seperti gatal dan perih dirasakan pasien sejak

1 tahun yang lalu.

Dari pemeriksaan keadaan umum diketahui pasien tidak sedang atau

pernah menderita suatu penyakit. Body Mass Index (BMI) pasien adalah

underweigh yang menunjukkan pasien mengalami defisiensi nutrisi. Keadaan

sosial pasien diketahui sedang. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan

2

Page 4: LAPORAN-KASUS-CICIW

tertentu dalam 6 bulan terakhir. Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk merokok,

konsumsi obat-obatan maupun minum alkohol. Selain itu, baik pasien maupun

keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit sistemik ataupun alergi.

Pada pemeriksaan klinis ekstraoral tidak ditemukan adanya kelainan.

Pemeriksaan klinis intraoral tampak adanya depapilasi multiple, bulat, irregular,

diameter ±3-4 mm, batas jelas, tepi putih dan terdapat peninggian, tengah merah

dan sakit pada dorsum lidah (Gambar 1). Selain itu, pada dorsum lidah juga

terdapat fissure multiple vertikal dengan kedalaman ± 4-5 mm, berbatas jelas,

kemerahan dan sakit (Gambar 1). Pada mukosa bukal (pipi) kiri dan kanan pasien

terdapat papula sejajar oklusal, putih, setinggi 1-2 mm, sepanjang gigi P sampai

M (±2 cm), tidak dapat dikerok, dan tidak sakit.

Berdasarkan serangkaian pemeriksaan di atas, maka dapat ditegakkan

diagnosa pada pasien yaitu geographic tongue dan fissured tongue pada bagian

tengah dan dorsum lidah serta variasi normal rongga mulut berupa linea alba

bucalis pada mukosa bukal kanan dan kiri.

Gambar 1. Kondisi lidah pasien saat pertama kali datang. Secara klinis terlihat adanya depapilasi multiple, bulat, irregular, diameter ±3-4 mm, batas jelas, tepi putih dan terdapat peninggian, tengah merah dan sakit pada

3

(b)

(c) (d)

(a)

Page 5: LAPORAN-KASUS-CICIW

dorsum lidah (a,b,c). Fissure multiple vertikal dengan kedalaman ± 4-5 mm, berbatas jelas, kemerahan dan sakit pada dorsum lidah (d).

Tata Laksana Kasus

Penatalaksanaan kasus Geographic tongue dan fissured tongue pasien

pada kunjungan pertama adalah sebagai berikut :

a. Pasien diinstruksikan untuk berkumur

b. Lidah lalu dikeringkan dengan tampon steril

c. Lidah dioles dengan aloevera +Hyaluronic acid solution

d. Instruksi tidak makan atau minum selama ± 20-30 menit.

Selain itu, beberapa instruksi juga diberikan kepada pasien antara lain menjaga

kebersihan rongga mulut, makan teratur dan bergizi, konsumsi obat sesuai

anjuran, istirahat yang cukup dan kontrol 1 minggu kemudian.

Setelah dilakukan perawatan ± 7 hari, pasien mengaku bahwa kondisi

lidah sudah membaik, yakni lidah sudah tidak terasa gatal, tidak perih saat makan

makanan panas, pedas dan asam, serta tidak timbul keluhan baru. Pemeriksaan

klinis ektraoral juga tidak ditemukan adanya kelainan. Pemeriksaan klinis

intraoral menunjukkan bahwa lidah sudah tidak ada gambaran geographic tongue,

akan tetapi masih terdapat fissure multiple, kedalaman ± 3 mm, batas jelas dan

tidak sakit (Gambar 2). Multivitamin masih tersisa 3 dan sanorine obat kumur

yang diberikan sudah habis. Berdasarkan kondisi tersebut maka terapi dinyatakan

selesai.

Gambar 2. Kondisi lidah pasien setelah ± 7 hari perawatan. Secara klinis terlihat bahwa lidah sudah tidak tampak adanya gambaran geographic tongue dan fissure tongue masih ada

4

Page 6: LAPORAN-KASUS-CICIW

Pembahasan

Geographic tongue disebut juga benign migratory glossitis yang

merupakan gangguan peradangan jinak yang umum terdapat pada lidah.

Dikatakan migratory glossitis karena lesi cenderung terjadi pada lokasi baru

sehingga menghasilkan pola migrasi (berpindah-pindah). Geographic tongue

ditandai dengan periode sembuh (remisi) dan eksaserbasi berbagai durasi. Selama

penyembuhan, kondisi sembuh tanpa pembentukan jaringan sisa parut.

Geographic tongue biasanya asimtomatik, tapi kadang-kadang sensasi

terbakar pernah dilaporkan sebagai efek setelah makan makanan pedas dan asin

serta setelah minum minuman beralkohol. Lidah dengan lesi Geographic tongue

biasanya kurang disadari oleh penderita, kecuali lesi ini menimbulkan rasa gatal

atau terbakar pada daerah yang terlibat. Tingkat keparahan simtom bervariasi pada

waktu yang berbeda, tergantung pada aktivitas penyakit. Kondisi ini biasanya

dimulai pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan selama hidup atau

menghilang di usia pertengahan.

Fissure tongue merupakan celah pada permukaan dorsum dari 2/3 anterior

lidah. Fissure tongue bermanifestasi secara klinis sebagai sejumlah alur atau

celah yan bercabang dari central groove di sepanjang garis tengah permukaan

dorsum lidah. Umumnya, kondisi ini tidak menyebabkan gejala. Makanan dan

bakteri yang terjebak dalam celah dapat memicu terjadinya inflamasi dan bau

mulut.

Diagnosa akhir pada kasus ini adalah Geographic tongue. Diagnosa ini

ditegakkan berdasarkan anamnesa dengan pasien untuk didapatkan informasi

terhadap keluhan kondisi lidahnya dan pemeriksaan klinis. Pada anamnesa

didapatkan adanya keluhan rasa gatal pada lidah serta rasa perih. Rasa perih pada

lidah terjadi saat memakan makanan panas, asam dan atau pedas. Hal ini terjadi

sejak ± 5 hari yang lalu dan tidak pernah diobati sejak kecil. Pemeriksaan klinis

dilakukan untuk memastikan keluhan yang dirasakan pasien, didapatkan

gambaran berupa bercak kemerahan multifocal, melingkar, dan tidak beraturan

dibatasi oleh garis atau pita keratotik berwarna putih. Bercak kemerahan

5

Page 7: LAPORAN-KASUS-CICIW

sentral/tengah menunjukkan atrofi papilla filiformis. Batas putih terdiri dari

papilla filiformis yang beregenerasi dan campuran keratin dan neutrofil. Selain itu

ditemukan pula fissure multiple

Geographic tongue sering muncul bersamaan dengan fissure tongue yang

dinyatakan mempunyai hubungan klinis yang positif. Diperkirakan 50% dari

penderita geographic tongue juga memiliki fissure tongue. Bentuk lidah ini

terlihat merupakan suatu kelainan herediter dan genetik yang saling berhubungan

satu sama lain. Hal ini mungkin terjadi akibat iritasi dari mikroorganisme yang

tersembunyi dalam fissure di lidah.

Etiologi dari geographic tongue masih belum diketahui secara pasti,

namun berbagai faktor mungkin berkontribusi dalam patogenesis penyakit ini.

Menurut Greenberg et al. (2008) diduga ada hubungan antara geographic tongue

dengan genetik, defisiensi nutrisi, psoriasis, fissure tongue, atopi dan stres atau

gangguan emosional. Pada faktor defisiensi nutrisi, beberapa kondisi seperti

defisiensi zat besi, asam folat dan vitamin B dapat mengakibatkan depapilasi

lingua dan kondisi ulseratif. Kekurangan vitamin B2 (ariboflavinosis) dapat

menyebabkan beberapa tanda di dalam mulut, termasuk geographic tongue.

Glossitis dapat juga disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Pada tahap awal,

ujung lidah terlihat memerah dan pada akhirnya menyebar dengan fissuring yang

disebut dengan atrofi papiler.

Penatalaksanaan kasus geographic tongue dan fissure tongue dilakukan

dengan cara koreksi faktor predisposisi. Koreksi terhadap faktor predisposisi

dapat dilakukan dengan instruksi pasien untuk mengatur pola asupan gizi yang

cukup dengan komposisi seimbang dan mengkonsumsi vitamin. Selain itu, pasien

juga dianjurkan untuk istirahat yang cukup. Untuk mengurangi rasa sakit pada

geographic tongue, diberikan obat kumur Sanorine Hyaluronic acid 1% yang

berfungsi sebagai antiinflamasi dan antiseptik. Obat ini digunakan 3x sehari

sebanyak 15 ml. Untuk memperbaiki nutrisi diberikan vitamin yaitu becomzet

tabs dengan kandungan vitamin A, B complex, C, E dan Zinc yang diminum 1x

sehari serta banyak mengkonsumsi buah dan sayuran.

6

Page 8: LAPORAN-KASUS-CICIW

Hyaluronic acid atau hyaluronan dapat mengurangi impuls saraf dan

sensitifitas saraf yang berhubungan dengan nyeri. Hyaluronan sangat higroskopis

dan diyakini memiliki peran penting untuk modulasi hidrasi jaringan dan

keseimbangan osmotik. Hyaluronan juga bertindak sebagai molekul sinyal yang

berinteraksi dengan reseptor permukaan sel dan mengatur proliferasi sel, migrasi,

dan diferensiasi. Hyaluronan penting untuk embriogenesis dan kemungkinan juga

penting dalam tumorigenesis. Hyaluronan mempengaruhi hidrasi dan sifat fisik

dari matriks ekstraselular secara signifikan. Hyaluronan juga mampu berinteraksi

dengan sejumlah reseptor mengakibatkan aktivasi sinyal kaskade yang

mempengaruhi migrasi sel, proliferasi, dan ekspresi gen. Hyaluronan dapat

digunakan untuk kasus pembengkakan atau untuk menurunkan respons

peradangan, stimulasi listrik, dan panas.

Setelah dilakukan perawatan selama 7 hari, sudah tidak tampak adanya

gambaran cincin-cincin atau pulau-pulai pada lidah pasien, fissure-fissure pada

lidah mulai menutup dan pasien sudah tidak merasakan gatal maupun perih pada

lidahnya. Terapi dinyatakan selesai karena keluhan pasien sudah hilang dan

kondisi klinis intraoral dan ekstraoral normal. Pasien tetap diinstruksikan untuk

istirahat cukup, makan-makanan bergizi, dan menjaga kebersihan rongga

mulutnya.

Kesimpulan

Geographic tongue disebut juga benign migratory glossitis merupakan suatu

kelainan yang terdapat pada lidah dimana terlihat daerah kemerahan atropi papilla,

dikelilingi daerah putih hiperkeratosis menyerupai gambaran pulau yang dapat

hilang dan muncul kembali. Geographic tongue muncul bersamaan dengan fissure

tongue. Faktor predisposisi dari kasus geographic tongue ini adalah defisiensi

nutrisi, dimana setelah dilakukan perawatan dengan instruksi yang benar selama

satu minggu terjadi perbaikan pada lesi dan rasa sakit pada lidah berkurang.

7

Page 9: LAPORAN-KASUS-CICIW

Daftar Pustaka

Eschelemen MM. 2007. Introductory nutrition and nutrition therapy 3th ed. Lippincott: Raven Publisher; p. 212-13.

Fahmi, Sixtine A. 2008. Tingkat Kecemasan an Depresi pada Penderita GEOGRAPHIC TONGUE (Studi Epidemiologi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember). Skripsi: Universitas Jember.

Greenberk M S, Glick M, Ship JA.2008. Burket’s Oral Medicine 11th Edition. London: J.B. Lippincott Co.

Hamissi, Jalaleddin H., EsFehani, Mahsa., Hamissi, Zahra. 2015. Treatment of Geographic Tongue Superimposing Fissured Tongue: A literature review with case report. Sch. J. Dent. Sci., 2015; 2(7):409-413. ISSN 2394-496X (Online).

Necas, J., Bartosikova, L., Brauner, P., Kolar, J. 2008. Hyaluronic acid (hyaluronan): a review. Veterinarni Medicina, 53, 2008 (8): 397–411: Czech Republic.

Shahzad, Mahreen., Sattar, Anam., Ali, SYED M. F. 2014. Geographic Tongue: Case Report and Literature Review. Pakistan Oral & Dental Journal Vol 34, No. 3 (September 2014): 409-410.

Saufika, Farah. 2015. Prevalensi dan Distribusi Geographic Tongue pada Pasien RSGMP FKG USU. Skripsi: Universitas Sumatra Utara.

Syafitri, Nina. 2002. Geographic tongue. Skripsi; Universitas Sumatera.

8