laporan kasus boyols
DESCRIPTION
hTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
SEORANG ANAK USIA 6 BULAN DENGAN BRONKOPNEUMONIA
Oleh :
Jinan Fairuz A. R G99141172
Rifni Arneswari F G99141010
Pembimbing :
dr. Sunu Rachmat, Sp. A., M. Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD PANDAN ARANG
BOYOLALI
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Presentasi kasus dengan judul :
“DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN - SEDANG”
Hari/tanggal : Agustus 2015
Oleh:
Jinan Fairuz A. R G99141172 / G02 2015
Rifni Arneswari F G99141010 / G19 2015
Mengetahui dan menyetujui,
Pembimbing Laporan Kasus
dr. Sunu Rachmat, Sp. A., M. Kes
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F.D. A
Umur : 6 Bulan
Berat Badan : 9 Kg
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Tembelang
Tanggal masuk : 16 Agustus 2015
Tanggal Pemeriksaan : 16 Agustus 2015
No. CM : 15496952
II. ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh dengan cara alloanamnesis terhadap ibu penderita di bangsal
Edelweis tanggal 16 Agustus 2015 jam 08.00.
A. Keluhan Utama
Mencret.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 3 hari SMRS Pandan Arang.
Mencret sebanyak kurang lebih 7 kali sehari, buang air besar berwarna kuning,
konsistensinya cair, ampas (+) sedikit. Masing-masing kurang lebih 1/2 gelas aqua.
Lendir (-), darah (-), berbau (+), seperti cucian beras (-), menangis/tampak kesakitan saat
BAB (-). Selain itu, pasien juga muntah yang dirasakan sebanyak kurang lebih 10 kali
sehari sejak 2 hari SMRS, masing-masing 1/4 - 1/2 gelas belimbing. Muntah berisi
makanan, darah (-).
1 jam SMRS, pasien buang air kecil terakhir jumlahnya lebih sedikit daripada
biasanya, warna kuning pekat. Pasien tampak haus, rewel (+), air mata (+/+) menurun,
mata tampak cekung (+), Demam (-), batuk (-), pilek (-) kejang (-). Karena dirasakan
semakin parah, kemudian oleh keluarganya pasien dibawa ke IGD RSUD Pandan Arang.
Saat di IGD pasien tampak haus, muntah (+) 1x, BAB cair 1x, berwarna kuning,
lendir (-), darah (-). Pasien tidak ganti susu atau mencoba makanan baru. Penurunan berat
badan (-). Pasien sehari-hari mengkonsumsi susu formula dan nasi lauk serta sayur.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat batuk : disangkal
Riwayat sesak : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat ganti susu : disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit diare : disangkal
Riwayat alergi makanan : disangkal
Riwayat lingkungan sekitar terkena diare : disangkal
E. Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal
Pemeriksaan di : Bidan
Frekuensi : Trimester I : 1x/ 1 bulan
Trimester II : 2x/ 1 bulan
Trimester III : 2x/ 1 minggu
Keluhan selama kehamilan : tidak ada
Obat-obatan yang diminum selama kehamilan : vitamin dan tablet penambah darah.
F. Riwayat Kelahiran :
Pasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 3200 gram dan panjang 47 cm, lahir
spontan, langsung menangis kuat segera setelah lahir, usia kehamilan 37 minggu.
G. Riwayat Postnatal
Rutin ke puskesmas setiap bulan untuk menimbang badan dan mendapat imunisasi.
Ny. W, 35 tahunTn. P, 38 tahun
II
I
H. Riwayat Imunisasi
Hb 0 : 0 bulan
BCG, Polio 1 : 1 bulan
DPT/Hb 1, Polio 2 : 2 bulan
DPT/Hb 2, Polio 3 : 3 bulan
DPT/Hb 3, Polio 4 : 4 bulan
Kesimpulan : imunisasi sesuai usia menurut Depkes.
J. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
1 bulan : tersenyum
2 bulan : mengangkat kepala
3 bulan : tengkurap sendiri
4 bulan : meraih benda, berteriak
6 bulan : duduk bersandar, mengambil mainan, mengoceh
Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia.
K. Riwayat Makan Minum Anak
1. ASI diberikan sejak lahir, sampai umur 2 tahun, mulai umur 6 bulan diberikan
makanan pendamping ASI berupa susu formula dan nasi tim. Mulai umur 2 tahun
diberikan nasi lauk serta sayuran.
2. Buah dan sayur : pisang sejak umur 6 bulan, sayur bayam, wortel, lauk ati ayam,
tahu, tempe, telur, daging, udang sejak usia 9 bulan.
3. Makanan padat dan bubur :
a. Bubur susu : sejak usia 6 bulan
b. Nasi tim : sejak usia 6 bulan
L. Pohon Keluarga
An. FB, ♂, 2 tahun, 10 kgIII
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kompos mentis
Status gizi : kesan baik
B. Tanda vital
BB : 9 kg
TB : 85 cm
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 120 x/menit, reguler, isi tegangan cukup, simetris
RR : 80x/menit
SiO2 : 88%
Suhu : 40,2º C (per aksiler)
C. Kulit
Warna sawo matang, ikterik (-), ujud kelainan kulit (-)
D. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut hitam sukar dicabut
E. Mata
Konjungtiva pucat (-/-), palpebra oedem (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(2mm/2mm), reflek cahaya (+/+), air mata (+/+)
F. Hidung
Bentuk normal, nafas cuping hidung (+/+), sekret (+), darah (-)
G. Mulut
Bibir sianosis (-), mukosa basah (+)
H. Telinga
Normotia, sekret (-), tragus pain (-), mastoid pain (-). Benjolan di belakang telinga
kanan (-), nyeri (-).
I. Tenggorok
Uvula di tengah, tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)
J. Leher
Trakea di tengah, kelenjar getah bening tidak membesar, JVP tidak meningkat
K. Thorax
Bentuk : normochest, retraksi (+), gerakan simetris kanan kiri
Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
Batas paru-hepar : SIC V kanan
Batas paru-lambung : SIC VI kiri
Redup relatif : SIC V kanan
Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Ronki Basah Kasar (+/+),
wheezing (+/+)
Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Kiri atas : SIC II LPSS
Kiri bawah : SIC IV LMCS
Kanan atas : SIC II LPSD
Kanan bawah : SIC IV LPSD
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas nomal, regular,
bising (-)
L. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, spasme (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, massa abdomen (-),
turgor kulit kembali cepat.
M. Urogenital : oedema skrotum (-), phymosis (-)
N. Anorektal : hiperemis (-)
O. Ekstremitas
Akral dingin - - oedema - -
- - - -
Capillary Refill Time = 2 detik, Arteri Dorsalis Pedis teraba kuat
P. Perhitungan Status Gizi
Secara Antropometris
BB : 9 kg
Umur : 6 bulan
TB : 85 cm
BB : 12 x 100% = 92,3 % -2 SD < Z Score < 0 SD
U 13
TB : 85 x 100% = 93,4 % -2 SD < Z Score < 0 SD
U 91
BB : 12 x 100% = 101,69 % 0 SD < Z score < 1 SD
TB 11.8
(WHO, 2000)
Status gizi secara antropometris : gizi baik.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium darah tanggal 16 Agustus 2015
Hb : 9,5 g/dL
Hct : 30%
AE : 4.100.000 /μL
AL : 14.100 /μL
AT : 218.000 /μL
MCV : 69/ um
MCH : 23 pg
MCHC : 33 g/dL
RDW :17,6%
Hitung Jenis Sel
Eosinofil : -
Basofil : -
Neutrofil batang : -
Neutrofil segmen : 39,5 %
Limfoosit : 41,8 %
Monosit : 18,7 %
V. RESUME
Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 3 hari SMRS Pandan Arang.
Mencret sebanyak kurang lebih 5 kali, buang air besar berwarna kuning, konsistensinya
cair, kurang lebih 1/4 gelas belimbing. Lendir (-), darah (-), berbau (-), seperti cucian
beras (-). Muntah dirasakan sebanyak kurang lebih 10 kali setiap habis minum susu,
masing-masing 1/4 - 1/2 gelas aqua. Muntah berisi makanan, darah (-).
1 jam SMRS, pasien buang air kecil terakhir jumlahnya lebih sedikit daripada
biasanya, warna kuning pekat. Pasien tampak haus, rewel (+), air mata (+/+) menurun,
mata cekung (+). Karena dirasakan semakin parah, kemudian oleh keluarganya pasien
dibawa ke IGD RSUD Pandan Arang
Saat di IGD pasien tampak haus, muntah (+) 1x, BAB cair 1x, berwarna kuning,
lendir (-), darah (-). Pasien tidak ganti susu atau mencoba makanan baru. Penurunan berat
badan (-). Pasien sehari-hari mengkonsumsi susu formula dn nasi lauk.
Riwayat imunisasi dasar lengkap sesuai umur. Riwayat perkembangan dan
pertumbuhan baik. Riwayat pemeliharaan prenatal baik. Riwayat kelahiran, lahir spontan
dengan usia kehamilan 37 minggu, pemeliharaan postnatal baik.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh keadaan umum rewel, tampak kehausan, dan
gizi kesan baik. Tanda vital Nadi: 112x/menit, RR: 24x/menit, Suhu = 37,0 oC,
pemeriksaan neurologi dalam batas normal. Status gizi secara antropometris (WHO,
2005) : gizi baik. Pemeriksaan laboratorium didapatkan, Hb: 10,4 g/dL, Hct: 33.8 %, AE:
5.220.000 /μL, AL: 8.100/μL, AT: 265.000/μL, GD: A, MCV: 88,9 / um, MCH: 28,3 pg,
MCHC: 33,8 g/dl, Na: 138 mmol/L, K: 4,8 mmol/L, Cl: 102 mmol/L.
VI. DAFTAR MASALAH
1. Rewel, tampak kehausan
2. BAB cair
3. Muntah
4. BAK menurun
5. UUB cekung (+/+)
6. Mata cowong (+/+)
7. Air mata (+/+) menurun
8. BU (+) meningkat
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Bronkiolitis
2. Pneumonia
3. Gizi baik
VIII. DIAGNOSIS KERJA
1. Bronkopneumonia
2. Gizi baik
IX. PENATALAKSANAAN
Terapi
1. Rawat bangsal Edelweiss
3. ASI on demand
4. IVFD D1/4 S (200 cc/kgBB/hr) = 2000 cc / hari = 83 cc / jam = 10 tpm
5. Injeksi Ampicilin 500 mg/8 jam IV
6. Injeksi Gentamicin 50 mg/24 jam IV
7. Injeksi Antrain 100 mg/8 jam IV
8. Injeksi Methyl Prednisolon 5mg/8 jam IV
9. Nebulisasi combivent 12 respule + NaCl 0,9% sd 5cc / 8 jam
Planning
Pemeriksaan Ro thorax
Edukasi
Motivasi keluarga tentang penyakitnya
Cara pemberian oralit, banyak minum
Cuci tangan setelah membersihkan kotoran anak
Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit tapi sering
X. PROGNOSIS
Ad vitam : baik
Ad sanam : baik
Ad fungsionam : baik
FOLLOW UP 17 Agustus 2015
S: Batuk (+), pilek (+), sesak (+) menurun, demam (-), kejang (-)BAK (+), BAB (+)makan (+), minum (+)
O: KU sedang, compos mentisVS: Nadi: 120x/menit RR: 56x/menit Suhu: 36,0 º CKepala mesocephalMata Mata cekung (-/-), CA (-/-), SI (-/-)Hidung NCH (-/-), sekret (-/-)Mulut Mukosa basah (+), sianosis (-)Thorax Retraksi (-)Cor Bunyi Jantung I-II normal, reguler, bising (-)Pulmo Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (+/+)Abdomen Inspeksi: DP//DD
Auskultasi: BU (+) normal Perkusi: TympaniPalpasi: supel, nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba,
turgor kembali cepatEkstremitas Akral dingin - - edema - -
- - - - CRT < 2 detik, Arteri dorsalis pedis teraba kuat
Ass : 1. Tersangka Bronkopneumonia2. Anemia mikrositik hipokromik e/c DD defisiensi besi DD proses infeksi3. Gizi baik
Terapi : 1. O2 nasal 2 lpm
2. IVFD D1/4 S (200 cc/kgBB/hr) = 2000 cc / hari = 83 cc / jam = 10 tpm
3. Injeksi Ampicilin 500 mg/8 jam IV (II)
4. Injeksi Gentamicin 50 mg/24 jam IV (II)
5. Injeksi Antrain 100 mg/8 jam IV
6. Injeksi Methyl Prednisolon 5mg/8 jam IV
7. Nebulisasi combivent 12 respule + NaCl 0,9% sd 5cc / 8 jam
Monitoring :KUVS/4 jam; Status hidrasi/8 jam; Balance cairan/8 jam
FOLLOW UP 2 Juli 2015
S: Batuk (+) berdahak, pilek (+), sesak (+) menurun, demam (-), kejang (-)BAK (+), BAB (+)makan (+), minum (+)
O: KU sedang, compos mentisVS: Nadi: 122x/menit RR: 48x/menit Suhu: 36,0 º CKepala mesocephalMata Mata cekung (-/-), CA (-/-), SI (-/-)Hidung NCH (-/-), sekret (-/-)Mulut Mukosa basah (+), sianosis (-)Thorax Retraksi (-)Cor Bunyi Jantung I-II normal, reguler, bising (-)Pulmo Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (+/+) RBK (+/+)
Wheezing (+/+) menurunAbdomen Inspeksi: DP//DD
Auskultasi: BU (+) normal Perkusi: TympaniPalpasi: supel, nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba,
turgor kembali cepatEkstremitas Akral dingin - - edema - -
- - - - CRT < 2 detik, Arteri dorsalis pedis teraba kuat
Ass : 1. Tersangka bronkopneumonia2. Anemia mikrositik hipokromik DD defisiensi Fe DD proses infeksi3. Gizi baik
Terapi : 1. O2 nasal 2 lpm -> latih aff
2. IVFD D1/4 S (200 cc/kgBB/hr) = 2000 cc / hari = 83 cc / jam = 10 tpm
3. Ceftriaxone 2x300
4. Injeksi Antrain 100 mg/8 jam IV
5. Injeksi Methyl Prednisolon 5mg/8 jam IV
6. Nebulisasi combivent 12 respule + NaCl 0,9% sd 5cc / 8 jam
Monitoring :
BAB III
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini diagnosis diare akut derajat dehidrasi sedang ditegakkan berdasarkan :
A. Anamnesis didapatkan :
1. Penderita mengalami mencret mendadak sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
2. Mencret yang dialami oleh penderita sifatnya meningkat (7 kali sehari masing-masing ±
¼ gelas belimbing), berlangsung kurang dari satu minggu, berwarna kuning, konsistensi
tinja cair, lendir (-), darah (-), seperti cucian beras (-).
3. Rasa ingin minum meningkat, rewel, produksi air mata dan buang air kecil menurun.
4. Disertai muntah kurang lebih 10 kali setiap habis minum susu, masing-masing 1/4 - 1/2
gelas aqua. Muntah berisi makanan, darah (-).
5. Riwayat penyakit dan lingkungan diare (-).
B. Pemeriksaan Fisik didapatkan
1. Kesadaran: tampak lemah, rewel, gizi kesan baik
2. Tanda vital penderita didapatkan nadi 112 kali permenit, pengisian cukup, kuat; frekuensi
pernafasan 24 kali permenit; suhu tubuh pada saat itu adalah 37,1°C.
3. Mata sedikit cekung (+/+), peristaltik meningkat, turgor kulit kembali cepat, CRT = 2
detik, arteri dorsalis pedis teraba kuat.
C. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan lab darah
Hb : 10,4 g/dL
Hct : 33.8 %
AE : 5.220.000 /μL
AL : 8.100 /μL
AT : 265.000 /μL
GD : A
MCV : 64,8 / um
MCH : 19,9 pg
MCHC : 30,8 g/dL
Hitung Jenis Sel
Eosinofil : -
Basofil : -
Neutrofil batang : -
Neutrofil segmen : 70,2 %
Limfoosit : 18,7 %
Monosit : 11,1 %
Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang lewat tinja dengan atau
tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektolit dan glukosa, pada kasus diare dehidrasi
ringan sedang diberikan cairan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama (650cc). Tetapi karena
pada pasien ini muntah setiap makan dan minum maka dilakukan rehidrasi secara parenteral
(IVFD). Rehidrasi dilakukan sebanyak 200 ml/kgBB/hari, sehingga kebutuhan cairan rehidrasi
perhari 2000 ml diberikan infus asering 20 tetes per menit makro. Setelah keadaan pasien
terhidrasi, pemberian infus dilakukan secara maintenance dimana berat badan 1-10 kg kebutuhan
harian cairan rumatan 100 ml/kgBB/hari, sehingga pada penderita ini kebutuhan cairan rumatan
per hari 1000 ml diberikan infus KN3B 10 tetes per menit makro.
Pada hari perawatan selanjutnya tetap diusahakan diberikan oralit sesuai umur setiap kali
buang air besar atau muntah dimana untuk anak 1 – 5 tahun sebanyak 10cc/kgBB setiap habis
buang air besar dan 5cc/kgBB setiap habis muntah.
Pemberian antibiotik sesuai dengan hasil pemeriksaan penunjang . Pada pasien ini belum
perlu karena indikasinya belum jelas dan dari hasil pemeriksaan labratorium tidak mendukung ke
arah diare yang disebabkan oleh bakteri, sehingga untuk penanganan awalnya diberikan terapi
berupa zinc dan probiotik.
Pada kasus ini pula diberikan nasi dengan 1000 kkal/hari. Hal ini disebabkan anak tidak
boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering. Syarat makanan yang diberikan
adalah: bahan yang digunakan tidak banyak mengandung serat, mudah dicerna, tidak
menimbulkan gas dalam saluran pencernaan, tidak boleh diberikan gorengan yang keras, bumbu
yang merangsang, dan diberikan dalam porsi kecil, buah-buahan diberikan terutama pisang.
Sedangkan penentuan kalori pada penderita ini berdasarkan BB dari penderita adalah 10 kg.
Konstanta perkalian untuk kebutuhan kalori perhari pada usia 1 – 3 tahun adalah 100. Dan hasil
perkaliannya adalah 1000 kkal per hari.