laporan kasus bedahsaraf
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS TRAUMA KAPITIS
HANNY FADHILA 060100011 AFRIDA ARYANI NST 060100012 UMMI KALTSUM PULUNGAN 060100061 RIZKI IRWANSYAH 060100064
TRAUMA APITI
ruda paksa (trauma) yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau ganguan fungsional jaringan otak.
PATOFI IOLOGI
Contact injury cedera yang terjadi akibat kontak langsung kepala dengan benda keras. Hal ini akan menyebabkan : Laserasi / avulsi scalp Fraktur tulang tengkorak Epidural hematoma
inertial injury cedera jaringan otak akibat mekanisme yang terjadi di intracranial. Hal ini akan menyebabkan : Laserasi serebri Kontusio serebri primary brain damage Diffuse axonal injury
Primary brain damage akan merangsang berbagai proses : Systemic Insult Suatu proses sistemik (reaksi berbagai organ tubuh) sebagai akibat Primary Brain Damage, antara lain yang paling penting : a. Hypoxia (PO2 < 60 mmHg) b. Hipotensi (tekanan darah sistplik < 90 mmHg) c. Hypercapnia (PCO2> normal) d. Hypertermia (T > 39oC) e. hiperglikemia f. anemia g. gangguan elektrolit
Intracranial Insult Suatu proses di jaringan otak sebagai akibat primary damage, antara lain : a. Edema serebral Penambahan cairan dijaringan otak b. Peningkatan Tekanan Intrakranial
POLA POLA TRAUMA CAPITIS Pola pola (bentuk bentuk ) kelainan yang mungkin terjadi pada trauma capitis adalah , Luka dan avulsi kulit kepala Fraktur Tulang Tengkorak Perdarahan Intracranial Gangguan Fungsi Jaringan Otak
FRAKTUR TULANG TENGKORAK 1. 2. 3.
FRAKTUR CALVARIUM Fraktur linier Fraktur comunitive Fraktur depresi/impresi
Ben Selladurai,Peter Reily : Comprehensive Guide on Head Injury ; AANS Committee on Trauma
FRAKTUR BASIS TENGKORAK 1. fraktur fossa anterior 2. Fraktur fossa media 3. Fraktur fossa posterior
FRAKTUR FOSSA ANTERIOR
Raccoons eyes
Fraktur melintas di atap orbita
Letak fraktur
Fraktur atap orbita darah masuk kedalam cavum orbita luar tampak warna kebiruan/hitam mengelilingi orbita raccoons eyes
dari
FRAKTUR FOSSA ANTERIOR
Fraktur melintasi lamina cribrosa RHINORRHEA : LCS bercampur darah
Dapat terjadi hyposmia sampai anosmia
FRAKTUR FOSSA MEDIA
Fraktur Os Petrosum OTORRHEA : LCS bercampur darah
Fraktur pada atap os petrosum : darah dan LCS masuk rongga telinga tengah memecahkan membrana tympani keluar melalui telinga
SINUS CAVERNOSUS SYNDROME
MATA MERAH MENONJOL dan NYERI
Sinus Canernosus Syndrome 1. Terjadi karena fraktur basis cranium memecahkan arteri carotis interna yang berada didalam sinus cavernosus sehingga terjadi hubungan arterivena arterio-venous fistula 2. Darah arteri masuk ke sinus cavernosus terjadi bendungan vena terutama disekitar mata Sehinnga mata tampak merah,menonjol dan nyeri 3 3. Pada pemeriksaan ditemukan : Ophtalmoplegia dan suara cairan mengalir dicelah sempit : BRUIT
1
2
Fraktur Sella Tursica DIABETES INSIPIDUS
Diabetes Insipidus terjadi karena fraktur Sella Tursica yang kemudian merusak neurohypophyse terjadi gangguan sekresi ADH Diabetes Insipidus
Fraktur Suboccipital Penderita Head Injury Mati Mendadak Segera Setelah Kecelakaan
Fraktur basis cranium fossa posterior melintas foramen magnum sehingga getaran fraktur menghancurkan medula oblongata
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
1. 2. 3.
4.
Perdarahan Epidural Perdarahan Subdural Perdarahan Subarakhnoid Perdarahan Intraserebral
PERDARAHAN EPIDURALPada fraktur temporal arteri meningea mediaputus perdarahan epidural herniasi uncus yang menekan Nervus Occulomotor Pupil pada sisi yang sama akan melebar (midriasis) dan tidak bereaksi terhadap rangsang cahaya,
PERDARAHAN EPIDURAL
Gambaran Head CT-Scan
PERDARAHAN SUBDURAL
Perdarahan Subdural AkutPerdarahan subdural akut terjadi ruptur dari arteri-arteri pada permukaan otak Perdarahan subdural akut mempunyai mortalitas yang tinggi
PERDARAHAN SUBDURAL RONIPerdarahan subdural kronik tejadi karena putusnya bridging veins dalam jumlah sedikit sehingga baru dalam waktu 2-3 minggu memberikan gejala neurologik
PERDARAHAN SUBARACHNOID (SAH)Terjadi karena ruptur arteri pada rongga subarachnoid
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
MANIFESTASI LINISGangguan kesadaran Pupil anisokor Hemiparese, hemiplegia Nyeri kepala kejang
PENILAIAN GANGGUAN KESADARAN MENURUT SKALA KOMA GLASGOW ( GLASGOW COMA SCALE ).Eye Opening Mata terbuka dengan spontan Mata membuka setelah diperintah Mata membuka setelang diberi rangsang nyeri Tidak membuka mata dengan rangsang apapun Best Motor Response Menurut perintah Dapat melokalisir nyeri Menghindari nyeri Fleksi (decorticate) Ekstensi (decerebrasi) Tidak ada gerakan dengan rangsang apapun Best Verbal Response Menjawab pertanyaan dengan benar Salah menjawab pertanyaan Mengeluarkan kata-kata yg tidak sesuai Mengeluarkan suara yg tidak ada artinya Tidak ada jawaban Jumlah 4 3 2 1
6 5 4 3 2 1
5 4 3 2 1 15
Berdasarkan Skala Koma Glasgow , berat ringan trauma capitis dibagi atas , Trauma Capitis Ringan, GCS 13 15 Trauma Capitis Sedang, GCS 9 12 Trauma Capitis Berat, GCS 38
PEMERI SAAN PENUNJANGCT-Scan MRI Roentgen foto kepala
PENANGGULANGAN TRAUMA APITISPRIMARY SURVEY A = Airway B = Breathing C = Circulation D = Disability E = Exposure
SECONDARY SURVEY Anamnesis, AMPLE Pemeriksaan fisik : kepala, maksilo-fasial dan intra-oral, leher, toraks, abdomen, perineum, rektum, vagina, muskuloskeletal, pemeriksaan neurologis lengkap. Pemeriksaan penunjang : laboratorium, Foto polos kepala, posisi AP, lateral, Head CT Scan, Foto lainnya sesuai indikasi (termasuk foto servikal)
TERAPI DEFENITIF INDIKASI OPERASI PENDERITA TRAUMA KAPITIS 1. EDH ( epidural hematoma) : > 30 cc dengan midline shifting pada daerah temporal/ frontal/ parietal dengan fungsi batang otak masih baik > 30 cc pada daerah fossa posterior dengan tandatanda penekanan batang otak atau hidrosefalus dengan fungsi batang otak masih baik EDH progresif
2.SDH (subdural hematoma) SDH luas (> 40 cc/ > 5 mm) dengan GCS > 6, fungsi batang otak masih baik SDH dengan edema serebri / kontusio serebri disertai midline shift dengan fungsi batang otak masih baik
3. ICH (perdarahan intraserebral) pasca trauma. Indikasi operasi ICH pasca trauma : Penurunan kesadaran progresif Hipertensi dan bradikardi dan tanda tanda gangguan nafas (cushing reflex) Perburukan deficit neurologi fokal 4. fraktur impresi melebihi 1 diploe 5. fraktur kranii dengan laserasi serebri 6. fraktur kranii terbuka (pencegahan infeksi intra-kranial) 7. edema serebri berat yang disertai tanda peningkatan TIK, dipertimbangkan operasi dekompresi
LAPORAN ASUSA. ANAMNESA PRIBADI Nama : Lara Jenis kelamin : perempuan Umur : 1 tahun Alamat : Desa siatas dusun I Kec. Simpang Kanan. Pekerjaan : di bawah umur Tanggal masuk : 10-06-2011
B. ANAMNESA PENYAKIT Keluhan utama : penurunan kesadaran Telaah : Hal ini dialami pasien 10 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya kepala pasien tertimpa oleh buah kelapa ketika sedang digendong. Kemudian pasien terjatuh dari gendongan dengan ketinggian 1 m. riwayat mual muntah (+), riwayat pingsan (+), riwayat kejang (-). RPT : RPO :-
C. PEMERIKSAAN FISIK DI IGD Status presens : Sensorium : GCS 13 (E4M5V4) HR : 120x/i RR : 30x/i T : 36,5OC PRIMARY SURVEY Airway Breathing Circulation Disability +/+ Exposure : : clear, RR : 30x/I, c-spine control : spontan, O2 2 L/I melalui nasal kanul : akral H/M/K. HR : 120x/i, regular, t/v cukup. : GCS 12 (E4M6V5), pupil isokor 2mm/2mm. RC : status lokalisata
SECONDARY SURVEY
Kepala Thoraks
Abdomen
Ekstremitas Status neurologis
: mata : conjungtiva palpebra inferior pucat -/Leher : tidak dijumpai kelainan : inspeksi : simetris, rektraksi (-) Palpasi : SF ka=ki Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi : vesikuler, RR : 30x/i, regular : inspeksi : simetris Perkusi : timfani Palpasi : soepel, H/L/R : tidak teraba Auskultasi : peristaltic (+) normal. : pols : 130x/i, regular, t/v kuat/cukup. : GCS 13 (E4M5V4) Pupil isokor, 2mm/2mm Kaku kuduk (-)
D. PENATALAKSANAAN DI IGD GL 10-06-2011 O2 2L/I nasal kanul IVFD R.Sol 20 gtt/I (mikro) Injeksi novalgin 250 mg Injeksi phenitoin 25 mg IVFD Manitol 30 cc loading dose
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. pemeriksaan laboratorium tanggal 10-06-2011 Darah rutin : Hb 14.10 gr/dl, leuko 11.300/ul, Ht 43.4%, tromb 274.000/ul RFT : Ur/Cr 35,6/0,28 LFT : SGOT/SGPT 72/13 KGD ad random : 98 mg/dl Elektrolit : Na/K/Cl 138/4,8/107
HEAD CT-SCAN
HEAD CT SCAN Bone window : fraktur o/t parietal kanan dan occipitalis kanan Subgaleal hematoma o/t temporo-occipitalis kanan Brain window : Lesi hiperdens o/t (R) frontal, kesan EDH Lesi hiperdens o/t (R) parietal, kesan SAH Contusion cerebri o/t basal ganglia
SCHAEDEL AP/LATERAL
F. DIAGNOSA Diagnosa : HI GCS 13 + EDH o/t (R) frontal + SAH o/t (R) temporal + contusion cerebri
G. FOLLOW UP PASIEN Tanggal 11-06-2011S O Gelisah, muntah (+) 3 x, kejang (-) Pediatric GCS 13 (E4M5V4), pupil isokor, 3mm/3mm. RC +/+. HR : 140x/I, RR : 43x/i, T : 37,30C. BB : 7,3 kg. LK : 47 cm HI GCS 13 + EDH o/t (R) frontal + SAH o/t (R) temporal + contusio cerebri IVFD R-Sol 10 gtt/I mikro Diet SV 1000 kkal/hari IVFD Mannitol 20% 15 cc/ 6 jam Inj. Novalgin 100 mg/8 jam Phenobarbital 3x10 mg pul Rencana: Periksa DR ulang.
A P
Tanggal 13-06-2011S O Gelisah, muntah (+) 3 x, kejang (-) Pediatric GCS 13 (E4M5V4), pupil isokor, 3mm/3mm. RC +/+. HR : 120x/I, RR : 40x/i, T : 37,40C. BB : 8,5 kg. LK : 47 cm HI GCS 13 + EDH o/t (R) frontal + SAH o/t (R) temporal + contusio cerebri Hemiparese sinistra IVFD D 5% NaCl 0,45% 20 gtt/I mikro Diet SV 1000 kkal/hari IVFD Mannitol 20% 15 cc/ 6 jam Inj. Novalgin 100 mg/8 jam Phenobarbital 3x10 mg pulv Rencana: Transfuse PRC
A
P
Hasil Laboratorium tanggal 13-06-2011Pemeriksaan Hemoglobin (HGB) 5,40 g% Leukosit (WBC) Hematokrit Trombosit (PLT) Pemeriksaan Albumin KGD ad random Na/K/Cl Kebutuhan transfusi PRC : (10-5,4) x 8,5 x 4 = 156,4 cc Kemampuan transfusi : 80 cc/12 jam 3,3 gr/dl 102,50 mg/dl 130/4,3/104 mEq/L 11,23x103/mm3 18,00% 368x103/mm3 Hasil Hasil
Tanggal 14-06-2011S O Demam (-), muntah (-), kejang (-) Pediatric GCS 13 (E4M5V4), pupil isokor, 3mm/3mm. RC +/+. HR : 120x/I, RR : 32x/i, T : 37,20C. BB : 8,5 kg. LK : 47 cm HI GCS 13 + EDH o/t (R) frontal + SAH o/t (R) temporal + contusio cerebri Hemiparese sinistra IVFD D 5% NaCl 0,45% 20 gtt/I mikro Diet SV 1000 kkal/hari IVFD Mannitol 20% 15 cc/ 6 jam Inj. Novalgin 100 mg/8 jam Phenobarbital 3x10 mg pulv Rencana: Transfuse PRC
A
P
Tanggal 15-06-2011S O Demam (-), muntah (-), kejang (-) Pediatric GCS 13 (E4M5V4), pupil isokor, 3mm/3mm. RC +/+. HR : 130x/I, RR : 38x/i, T : 37,40C. BB : 8,5 kg. LK : 47 cm HI GCS 13 + EDH o/t (R) frontal + SAH o/t (R) temporal + contusio cerebri Hemiparese sinistra IVFD D 5% NaCl 0,45% 20 gtt/I mikro Diet SV 1000 kkal/hari IVFD Mannitol 20% 15 cc/ 6 jam Inj. Novalgin 100 mg/8 jam Phenobarbital 3x10 mg pulv
A
P