laporan kasus batu saluran kemih

54
LAPORAN KASUS UROLOGI Pielolithiasis Oleh: Melia Indasari 030.09.149 Pembimbing: dr. Tri Endah, Sp.U 0

Upload: melia-indasari

Post on 27-Nov-2015

1.130 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

LAPORAN KASUS UROLOGIPielolithiasis

Oleh: Melia Indasari

030.09.149

Pembimbing: dr. Tri Endah, Sp.U

MODUL KLINIK BEDAHRUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA2013

0

Page 2: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN KASUS UROLOGI

Pielolithiasis

Presentasi Kasus ini diajukan untuk memenuhi persyaratan nilai pada Modul Klinik Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih

Oleh: Melia Indasari

030.09.149

Pembimbing:

dr. Tri Endah, Sp.U

MODUL KLINIK BEDAHRUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2013

1

Page 3: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

STATUS BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTI

SMF BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

Nama Mahasiswa : Melia Indasari Tanda Tangan :

NIM : 030.09.149

Dokter Pembimbing : Dr. Tri Endah Sp.U

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Tn. N Jenis kelamin : Laki -

laki

Umur : 45 tahun Suku bangsa : Betawi

Status perkawinan : Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta Pendidikan : SMP

Alamat : Jl. Lubang Buaya, Cipayung Tanggal masuk RS : 02 Sept

2013

Asuransi : KJS No. Rekam Medis : 885733

A. ANAMNESIS

Diambil secara autoanamnesis, pada hari tanggal 03 September 2013, hari perawatan ke-2,

pada pukul 08.00 WIB di bangsal ruang 603 Barat RSUD Budhi Asih

Keluhan Utama : nyeri pinggang kanan sejak 9 tahun SMRS

Keluhan Tambahan : sering kali terbangun pada saat malam hari untuk BAK

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien laki-laki, usia 45 tahun datang ke Poli Bedah Urologi RSUD Budhi Asih

dengan keluhan nyeri di pinggang kanan sejak 9 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan hilang

timbul, nyeri timbul sewaktu-waktu bisa pada saat tidur ataupun sedang duduk. Nyeri dari 9

tahun sampai sekarang dirasakan pasien semakin bertambah, sehingga menyulitkan pasien

untuk melakukan pekerjaannya. Nyeri juga diperberat saat pasien melakukan aktivitas seperti

berjalan dan nyeri tersebut hanya pada satu tempat saja/ tidak menjalar.

Pasien juga mengeluh sering kali terbangun pada saat malam hari untuk BAK. Pasien

mengaku bisa BAK dengan jumlah 20x perhari nya tetapi dengan urine yang sedikit saat

2

Page 4: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

berkemih dan rasa tidak puas setelah berkemih. Pasien mengaku aliran urine pada saat

berkemih lancar, tidak terhambat ditengah-tengah, tidak ada nyeri saat berkemih, tidak ada

urine menetes saat berkemih, tidak pernah mengeluarkan batu kecil ataupun pasir saat BAK,

warna urine juga kekuningan tetapi pancaran urine lemah. Pasien tidak ada mengalami

keringat dingin ataupun menggigil saat nyeri timbul, tidak ada mual muntah, pola BAB

lancar konsistensi lunak. Pasien mengaku tidak ada penurunan berat badan dan nafsu makan

Pasien disarankan dirawat dan direncanakan operasi batu saluran kencing 03 September

2013.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya. Tidak mempunyai riwayat

penyakit ginjal maupun infeksi saluran kemih. Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit

sendi dan asam urat, riwayat operasi sebelumnya disangkal, riwayat darah tinggi, kencing

manis dan asma juga disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma, sakit magh, keganasan, pada keluarga

disangkal. Keluarga ada yang mengalami hal yang sama seperti ini (adik kandung pasien).

Riwayat Kebiasaan

Pasien seorang perokok aktif sejak usia 15 tahun, 3 bungkus rokok perhari dan

peminum sejak usia 20 tahun sebanyak 1-2 gelas kecil tetapi sudah berhenti minum sejak 9

tahun yang lalu. Pasien jarang berolahraga dan minum air putih dua gelas aqua berukuran

sedang perhari sebelum merasakan gejala seperti ini. Setelah berobat 9 tahun yang lalu,

pasien mulai banyak minum air putih sebanyak 5 liter perhari nya. Pasien tidak sering duduk

lama ataupun berdiri lama sehari-hari.

Riwayat Alergi dan obat

Pasien sudah sering berobat ke poli urologi RSUD Budhi Asih tetapi terapi

medikamentosa yang diberikan kadang tidak di minum oleh pasien dengan alasan takut

ketergantungan obat tersebut. Riwayat alergi obat disangkal pasien.

3

Page 5: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

B. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

Kesan sakit : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Kesan gizi : gizi cukup

Postur tubuh : piknikus

Cara berjalan : normal

cara duduk dan berbaring : normal

Sianosis : Tidak ada

Mobilitas ( aktif / pasif ) : Aktif

Umur menurut taksiran : Sesuai

Tanda Vital

Tekanan darah : 110/80mmHg

Nadi : 80 x/menit, irama reguler, volume cukup, ekualitas sama

kanan dan kiri

Suhu : 36,60C

Frekuensi napas : 24 x /menit

Berat Badan : 68 kg

Tinggi badan : -

BMI : -

Status Generalis

a) Kepala :

normocephali, bentuk bulat, deformitas (-), warna rambut hitam tipis,

distribusi merata, tak mudah dicabut.

b) Wajah :

Ekspresi sakit sedang, pucat (-), kemerahan (-) sianosis (+), wajah simetris.

c) Mata dan alis mata :

Alis madarosis (-), alis hitam simetris. Xantelasma (-), ptosis (-), lagophtalmos

(-), udem palpebra (-), Pupil bulat reguler isokor (+/+), Konjungtiva anemis (-/-),

Sklera Ikterik (+/+), RCL (+/+), R (+/+), gerak bola mata normal, LP normal.

4

Page 6: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

d) Hidung :

Bentuk normal, liang hidung lapang sama besar, Simetris, septum deviasi (-),

deformitas (-), sekret (-/-), hiperemis (-/-), darah (-/-), deviasi septum (-/-).

e) Telinga :

Telinga Normotia, liang telinga lapang, refleks cahaya membran timpani

(+/+), sekret/serumen/darah (-/-), benjolan dan nyeri tekan sekitar liang telinga (-/-).

f) Mulut :

- Bentuk normal, agak kering, kulit sekitar bibir normal, bibir simetris, sianosis (-)

Kering (-), sianosis (-), anemis (-), tonsil dan faring dalam batas normal

- Gigi dan gusi : oral higiene cukup baik, flek/bolong/karies gigi (-), gusi warna

pink, tanda inflamasi dan perdarahan gusi (-), lidah normoglossi

- Mukosa faring dan tonsil : warna pink tanpa bercak. Ulkus palatum (-), bau napas

(-), detritus dan kriptus tonsil (-)

- Uvula : ditengah, warna pink, hiperemis (-), tonsil ukuran T1/T1

g) Leher :

bentuk & ukuran normal, deviasi trakea (-), KGB & kelenjar thyroid normal,

nyeri tekan (-), kaku kuduk (-). A. Carotis denyut teraba normal, JVP 5 +2 cmH2O,

h) Thoraks

Paru

Inspeksi : bentuk normal, lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-), gibus (-), warna

kulit sawo matang, ikterik (-), pucat (-), sinosis (-), spider navy (-),

roseola spot (-), dilatasi vena (-), sternum normal datar, tulang iga &

sela iga normal, Hemithoraks simetris saat statis dan dinamis, tipe

abdominotorakal, retraksi sela iga (-).

Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri simetris saat inspirasi dan expirasi,

Perkusi : Sonor. Batas paru dengan hepar, jantung kanan, lambung, jantung kiri

normal.

Auskultasi: Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, 1 cm medial linea midclavicularis

sinistra,

thrill (-)

5

Page 7: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Perkusi : sonor. batas jantung dengan paru kanan, paru kiri, batas atas jantung

normal.

Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-), BJ III (-). BJ IV (-), ES (-), SC

(-),

OS (-)

i) Abdomen

Inspeksi : Normal, datar, simetris, buncit (-), skafoid (-), warna kulit sawo

matang, pucat (-), ikterik (-), sianosis (-), kemerahan (-), spider

navy(-), roseola spot (-), keriput (-), dilatasi vena (-),gerak dinding

perut simetris, tipe pernapasan abdominotorakal

Palpasi : Supel, massa (-), turgor normal, retraksi (-), defence muskular (-),

rigiditas (-), NT (-), NL (-), hepar, lien, vesica vellea normal, undulasi

(-), ginjal ballotement (-)

Perkusi : 4 kuadran abdomen timpani, batas atas dan bawah hepar normal,

shifting dullnes (-)

Auskultasi: Bising usus (+) normal

j) Ekstremitas

Atas

Inspeksi : Bentuk, Kulit, Bulu rambut, Jari, Kuku, Telapak tangan, Punggung tangan

Normal

Palpasi : Suhu, Kelembaban, nyeri, rigiditas & atrofi otot (-), kekuatan otot baik,

Flapping tremor (-), tremor (-) hangat (+/+), oedem (-/-), CRT <2”

Pemeriksaan reflex fisiologis: Biceps dan triceps (+)

Bawah

Inspeksi : bentuk, kulit, bulu rambut, jari, kuku, telapak kaki normal, kelemahan otot

(-), koordinasi gerakan baik

Palpasi : Suhu, Kelembaban, nyeri normal, rigiditas & atrofi otot (-), kekuatan otot

baik, Akral hangat (+/+), oedem (-/-),

R eflex fisiologis : Reflex Patella dan Achilles (+)

Reflex patologis : Babinski (-), Oppenheim (-), Gordon (-), schaeffer (-), chaddok (-)

Rangsang meningeal : Kaku kuduk, Brudzinsky 1 & II, Laseq, Kernig (-).

Status Lokalis

6

Page 8: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Ginjal pada region costovertebral

- Inspeksi : dalam batas normal

- Palpasi : ballotement (-); nyeri tekan (+)

- Perkusi : nyeri ketuk (+)

Ureter pada region suprapubik

- Palpasi : nyeri tekan (-)

Vesica urinaria pada region suprapubik

- Inspeksi : dalam batas normal

- Palpasi : tidak teraba buli, nyeri tekan (-)

- Perkusi : nyeri ketuk (-)

Uretra/OUE pada region genitalia eksterna

- Inspeksi : tanda radang (-); nanah/darah/ektropion pada OUE (-)

Pemeriksaan Rectal Toucher:

- Tonus sfingter ani baik

- Mukosa rektum licin

- Feses (-), lendir (-), darah (-), massa (-), nyeri (-)

- Prostat teraba kenyal, simetris (+), batas atas teraba, tak teraba membesar, permukaan

regular, mobilitas (+), tidak teraba nodul, nyeri tekan (-), nodul (-), krepitasi (-), batas

atas dapat teraba

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

7

Page 9: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

USG: 20 Agustus 2013

Ginjal : Besar, bentuk normal

Tampak batu di medula dextra 8.5 mm

Pelviocalices dextra sedikit dilatasi

Buli-buli: Besar, bentuk dan dinding normal

Tak tampak batu/ massa

Kesan: Pelviocaliectasis dextra ringan

Nefrolitiasis dextra

8

Page 10: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Foto BNO & BNO IVP : 23 Agustus 2013

BNO supine : tampak batu radioopaque di

paravertebral kanan setinggi L2 dengan ukuran 9 x 8 cm dan tampak batu radioopaque di

paravertebral kanan setinggi L3 dengan ukuran 2 x 6 cm

BNO IVP

5’ : kontur ginjal tidak terlihat

tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L2 dengan ukuran 9

x 8 cm dan tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L3

dengan ukuran 2 x 6 cm

10’ : calyx renalis dextra dan sinistra mulai terlihat terisi dengan kontras

tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L2 dengan ukuran 9

x 8 cm dan tampak batu radioopaque di paravertebral kanan setinggi L3

dengan ukuran 2 x 6 cm

20’ : calyx renalis dextra sudah penuh terisi kontras

ureter proximal dextra sudah tampak sebagian terisi kontras

30’ : vesika urinaria sudah terlihat terisi kontras

60’ : vesika urinaria sudah terisi penuh dengan kontras, batas dinding buli tampak

reguler, tidak ada indentasi, filling defect (-), additional defect (-)

9

Page 11: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Post void : pengosongan kontras sebagian di vesika urinaria

Laboratorium: 30 Agustus 2013

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Hematologi Lengkap

Leukosit 17.6* ribu/µl 3.8 – 10.6

Eritrosit 5.5 Juta/ µl 4.4 – 5.9

Hemoglobin 16.3 g/dl 13.2 – 17.3

Hematokrit 48 % 40 – 52

Trombosit 375 ribu/µl 150 – 440

LED 72* mm/jam 0 - 20

Hitung Jenis

Basofil 1 % 0 – 1

Eosinofil 2 % 2 – 4

Netrofil batang 1* % 3 – 5

Netrofil segmen 72* % 50 – 70

Limfosit 16* % 25 - 40

Monosit 8 % 2 - 8

Faal hemostasis

Protorombin Time (PT)

Kontrol 13.10 detik

Pasien 16.7 detik 12-14

Masa Tromboplastin (APTT)

Kontrol 33.1 detik

Pasien 37.6 detik 20-40

Kimia Klinik

Hati

SGOT 21 mu/dl <33

SGPT 30 mu/dl <50

Albumin 4.2 g/dl 3.5-5.2

Metabolisme karbohidrat

GDS 99 mg/dL <110

10

Page 12: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

GD 2 jam PP 133 mg/dl 100-140

Ginjal

Ureum 24 mg/dL 13 – 43

Kreatinin 1.30* mg/dL <1.2

Asam urat 4.8 mg/dL <7

Elektrolit Serum

Natrium (Na) 144 Mmol/L 135-155

Kalium (K) 4.0 Mmol/L 3.6-5.5

Klorida (Cl) 105 Mmol/L 98-109

Urinalisis

Warna Kuning Kuning

Kejernihan Agak keruh * Jernih

Glukosa Negatif Negatif

Bilirubin Negatif Negatif

Keton Negatif Negatif

pH 6.0 4.6 – 8

Berat jenis <=1.005 1005 – 1030

Albumin urine Negatif Negatif

Urobilinogen 0.2 E U. /dL 0.1 – 1

Nitrit Negatif Negatif

Darah 1+ * Negatif

Esterase Leukosit 1+ * Negatif

Sedimen urin

Leukosit 6-8 / LPB * <5

Eritrosit 1-3 / LPB <2

Epitel + /LPB Positif

Silinder Negatif /LPK Negatif

Kristal Negatif Negatif

Bakteri Negatif Negatif

Jamur Negatif /LPB Negatif

Laboratorium 31 Agustus 2013

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

11

Page 13: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Hematologi Lengkap

Leukosit 10.6 ribu/µl 3.8 – 10.6

Eritrosit 5.5 juta/ µl 4.4 – 5.9

Hemoglobin 16.2 g/dl 13.2 – 17.3

Hematokrit 48 % 40 – 52

Trombosit 347 ribu/µl 150 – 440

LED 34* mm/jam 0 - 20

Hitung Jenis

Basofil 0 % 0 – 1

Eosinofil 5* % 2 – 4

Netrofil batang 0* % 3 – 5

Netrofil segmen 59 % 50 – 70

Limfosit 29 % 25 - 40

Monosit 7 % 2 - 8

02 September 2013

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Hematologi Rutin 2

Leukosit 12.2* ribu/µl 3.8 – 10.6

Hemoglobin 15.6 g/dl 13.2 – 17.3

Hematokrit 47 % 40 – 52

Trombosit 354 ribu/µl 150 – 440

Faal Hemostasis

Waktu Perdarahan 2.00 menit 1-6

Waktu pembekuan 12.00 menit 5-15

Kimia Klinik

Metabolisme karbohidrat

Glukosa Darah CITO 88 mg/dL <110

12

Page 14: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

D. RESUME

Pasien laki-laki, usia 42 tahun datang ke Poli Bedah Urologi RSUD Budhi Asih

dengan keluhan nyeri di pinggang kanan sejak 9 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan hilang

timbul, nyeri timbul sewaktu-waktu bisa pada saat tidur ataupun sedang duduk. Nyeri dari 9

tahun sampai sekarang dirasakan pasien semakin bertambah dan nyeri tersebut hanya pada

satu tempat saja/ tidak menjalar. Pasien juga mengeluh sering kali terbangun pada saat malam

hari untuk BAK. Pasien mengaku bisa BAK dengan jumlah 20x perhari nya tetapi dengan

urine yang sedikit saat berkemih. Pasien mengaku aliran urine pada saat berkemih lancar,

tidak terhambat ditengah-tengah, tidak ada nyeri saat berkemih, tidak ada urine menetes saat

berkemih, tidak pernah mengeluarkan batu kecil ataupun pasir saat BAK, warna urine juga

kekuningan tetapi pancaran urine lemah. Pasien tidak ada mengalami keringat dingin ataupun

menggigil saat nyeri timbul, tidak ada mual muntah, pola BAB lancar konsistensi lunak.

Pasien mengaku tidak ada penurunan berat badan dan nafsu makan. Pasien disarankan

dirawat dan direncanakan operasi batu saluran kencing. Keluarga ada yang mengalami hal

yang sama seperti ini (adik kandung pasien). Riwayat kebiasaan pasien adalah seorang

perokok aktif sejak usia 15 tahun, 3 bungkus rokok perhari dan peminum sejak usia 20 tahun

sebanyak 1-2 gelas kecil tetapi sudah berhenti minum sejak 9 tahun yang lalu. Pasien jarang

berolahraga dan minum air putih dua gelas aqua berukuran sedang perhari sebelum

merasakan gejala seperti ini.

Pada pemeriksaan fisik status lokalis region costovertebral didapatkan ginjal terdapat

nyeri tekan (+) dan nyeri ketuk (+).

Pada pemeriksaan urinalisis didapatkan darah (+) dan lekosit esterase (+). Pada

pemeriksaan USG ginjal tampak batu di medula dextra 8.5 mm, pelviocalices dextra sedikit

dilatasi yang menunjukan gambaran batu ginjal kanan dan adanya pelviocaliectasis dextra

ringan. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan batu radioopaque di paravertebral kanan

setinggi L2 dengan ukuran 9 x 8 cm dan tampak batu radioopaque di paravertebral kanan

setinggi L3 dengan ukuran 2 x 6 cm

E. DIAGNOSIS KERJA

Pielolithiasis dextra

F. DIAGNOSIS BANDING

- BPH

13

Page 15: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

dasar : pria, usia tua, frekuensi BAK sering, volume sedikit, nokturi,

tidak ada air kencing yang menetes, ada rasa tidak puas setelah berkemih dan

pancarannya lemah.

tidak mendukung : nyeri pinggang, muncul jika minum sedikit dan hilang setelah

minum obat dan minum air yang banyak, RT batas atas prostat teraba.

- Tumor ginjal

Dasar : =BPH

Tidak mendukung : penurunan BB (-), tidak ada penurunan fungsi ginjal

- HNP

Dasar : nyeri pinggang

Tidak mendukung : gejala obstruktif saluran kemih (+)

G. PENATALAKSANAAN

Ruang perawatan

Persiapan puasa 24 jam pro op extended pyelolithotomy + pasang dj stent

Cefoperazone 1 G pre op

Pasang infus asering/24 jam

Operatif

- Dilakukan operasi extended pyelolithotomy + pasang dj stent tanggal 03 Agustus

2013

Didapatkan batu berukuran 18 mm x 16 mm

Instruksi post operasi

- Awasi tanda vital, produksi urin, produksi drain

- Puasa sampai dengan os sadar betul

- IVFD asering/8 jam

- Foto BNO post op

- sopirome 2x1gram injeksi

14

Page 16: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

- kaltrofen supp 2x1

- ranitidin 3x1 ampul IV

- pantoprazol 1x1 IV

Follow up

Tanggal Subjektif Objektif Analisis Perencanaan

02/09/2013 Keluhan (-) KU : TSR/CM

TD: 120/80 mmHg

N: 80x/menit

RR: 20x/menit

S: 36.8oC

Batu pielum

ginjal kanan

Persiapan puasa 24

jam

Cefoperazone 1 G

pre op

Pasang infus

asering/24 jam

03/09/2013 Keluhan (-) KU : CM

TD: 120/70mmHg

N: 82x/menit

RR: 18x/menit

S: 36.6oC

Batu pielum

ginjal kanan

Rencana operasi

extended

pyelolithotomy +

pasang dj stent

04/09/2013 Nyeri luka

operasi

KU: lemah/CM

TD: 110/80mmHg

N: 80x/menit

RR: 24x/menit

S: 36,6oC

Drain + di selang

Urin 1000 L/jam

Luka operasi baik

Post op

extended

pyelolithotom

y H+1

boleh duduk

IVFD asering/8

jam

Kaltrofen supp

2x1

Ranitidine 3x1

amp

Sopirome 2x1g IV

Pantoprazol 1x1

05/09/2013 Nyeri luka

operasi

berkurang

BAB(-) 2 hari

KU : TSS/CM

TD: 120/80mmHg

N: 84x/menit

RR: 20x/menit

S: 36,5oC

Post op

extended

pyelolithotom

y H+2

Aff infus

Aff kateter

Mobilisasi jalan

Sopirome 2x1g IV

Kaltrofen supp

15

Page 17: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

drain + produksi 50cc

urin 1500 cc/24 jam

Mobilisasi duduk +

2x1

06/09/2013 Nyeri (-)

BAB (-)

sudah 3 hari

KU : baik/CM

Mobilisasi aktif +

TD: 120/70mmHg

N: 72x/menit

RR: 24x/menit

S: 36,5oC

Luka operasi baik, membesar (-),

terdapat bulae disekitar operasi

Drain minimal

Post op

extended

pyelolithotom

y H+4

Rencana aff drain

besok

Sopirome 2x1g IV

Kaltrofen supp 2x1

07/09/2013 Keluhan (-) KU : baik/CM

Mobilisasi aktif +

TD: 120/70mmHg

N: 80x/menit

RR: 20x/menit

S: 36,5oC

Luka operasi baik

Drain: -

Post op

extended

pyelolithotom

y H +5

Aff drain

Boleh pulang, kontrol

ke poli bedah urologi

rabu 11/09/13

Th/ pulang :

Cefspan 2 x 100 mg

Ranitidin 2x1

Kaltrofen tab 2x1

Hasil lab 14/06/2013

Hematologi Hasil Satuan Nilai normal

Leukosit 13.4* ribu/µl 3.8 – 10.6

Hemoglobin 13,1 * g/dl 13.2 – 17.3

Hematokrit 39 * % 40 – 52

Trombosit 169 ribu/µl 150 – 440

Elektrolit Serum

Na 144 mmol/L 135 – 155

K 4.3 mmol/L 3.6 – 5.5

Cl 109 Mmol/L 98 – 109

BNO post op

Tampak double J stent terpasang pada ureter dextra.

Batu radioopaque sudah tidak ada

16

Page 18: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

17

Page 19: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

TINJAUAN PUSTAKA

Ren (Ginjal)

Ren atau ginjal adalah sepasang organ berbentuk seperti kacang merah yang terletak

di belakang rongga abdomen, satu di setiap sisi kolumna vertebralis sedikit di atas

garis pinggang, yaitu di regio lumbalis dextra dan sinistra. Ren mengolah plasma

yang mengalir masuk ke dalamnya untuk menghasilkan urin, menahan bahan

tertentu serta mengeliminasi bahan yang tidak di perlukan ke urin. Fungsi spesifik

dari ren sebagian besar di tujukan untuk mempertahankan kestabilan lingkungan

cairan internal, antara lain mempertahankan keseimbangan H2O di dalam tubuh;

mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion cairan ekstra sel, yaitu Na+, Cl-,

K+, HCO3-, Ca++, Mg++, So4--, Po4---, dan H+; memelihara volume plasma yang

sesuai; membantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh; memelihara

osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh; mengekskresikan

(eliminasi) produk sisa (buangan) dari metabolisme tubuh; mengekskresikan banyak

senyawa asing; mensekresikan renin dan eritropoietin; serta mengubah vitamin D

menjadi bentuk aktifnya. ginjal mempunyai suatu satuan fungsional berukuran

mikroskopik yang disebut nefron, yang di satukan satu sama lain melalui suatu

jaringan ikat.1

Anatomi

1. Ren terletak di dalam rongga retroperitoneal abdomen di samping vertebra

lumbal atas. Membentang dari setinggi vertebra Thoracal 11-12 sampai

lumbal 3. Ren dextra lebih rendah letaknya dari ren sinistra, karena tertekan

oleh hepar. Ren mempunyai dua buah kutub yaitu superior yang mempunyai

glandula suprarenalis, dan inferior. Ren juga mempunyai dua permukaan: di

anterior yang berlekuk dan di posterior yang rata. Selain itu ren mempunya

dua tepi: tepi lateral yang berbentuk cembung, dan tepi medial yang

berbentuk cekung dan mempunyai suatu hilus renalis, tempat masuk

keluarnya pembuluh darah arteri dan vena, limfe, dan saraf. Ren di lindungi

oleh costa sebelas dan dua belas (bagian belakang) dan jaringan penyokong

18

Page 20: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

ginjal. Bila di lihat dari dalam ke luar, ada capsula renalis yang melekat pada

ren, capsula adipose yaitu lemak perirenal, fascia renalis, dan juga lemak

pararenal yang berfungsi sebagai bantalan karena lemak agar ren tetap pada

tempatnya. Potongan frontal ren mempunyai dua lapisan yaitu bagian terang

di luar yang di sebut cortex renalis, serta bagian dalam yang di sebut medulla

renalis dan terdiri atas piramid-piramid renalis. Di ujung piramid renalis

terdapat papilla renalis. Bagian cortex yang masuk ke piramid tersebut di

namakan columna renalis. Satu lobus ginjal terdiri dari satu piramis renalis

dan satu columna renalis. Dalam satu ren, biasanya terdapat 5 sampai 11

lobus. Papilla renalis bermuara di calyx minor lalu membentuk suatu calyx

major. Dari situ, ada suatu bagian superior ureter yang melebar yang di sebut

pelvis renalis.

2. Jaringan ikat yang meliputi ren dikenal sebagai fascia renalis, terpisah dari

capsula fibrosa renalis oleh lemak perirenal (corpus adiposum perirenale)

yang di hilum renale bersinambung dengan lemak dalam sinus renalis.

Disebelah luar fascia renalis terdapat lemak pararenal (corpus adiposum

pararenale) yang paling jelas disebelah dorsal ren.2

Persarafan pada ren di atur oleh susunan saraf simpatis yaitu plexus renalis. Ukuran

ren sekitar 10-12 cm panjang, lebarnya 4-6 cm, dan tebalnya sekitar 3,5-5 cm.

Vaskularisasi

19

Page 21: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Ren diperdarahi terutama oleh pembuluh darah arteri renalis dan vena renalis.

Berikut merupakan jalur pembuluh dari dari tubuh ke ren dan keluar lagi ke tubuh:

aorta abdominalis → arteri renalis → 5 arteri segmentalis → arteri lobaris → arteri

arcuata → arteri interlobularis → afferent arteriole → glomerulus → efferent

arteriole → peritubullar capillaries dan vasa recta → vena inter lobularis → vena

arcuata → vena interlobaris → vena renalis → vena cava inferior.2,3

20

Page 22: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Batu Saluran Kemih

Definisi

Batu saluran kemih adalah

massa keras seperti batu yang

terbentuk di sepanjang saluran kemih

dan bisa menyebabkan nyeri,

perdarahan, penyumbatan atau infeksi.

Batu bisa terbentuk di dalam ginjal

maupun di kandung kemih. Proses

pembentukan batu disebut urolitiasis.4

Batu ini terbentuk dari pengendapan

garam kalsium, magnesium, asam

urat, atau sistein.5

BSK dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Batu

yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya dapat keluar

bersama dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di saluran kemih atas

(ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika batu berada di saluran kemih bagian

bawah (kandung kemih dan uretra) dapat menghambat buang air kecil.6

Insiden

Penelitian yang dilakukan Hardjoeno dkk tahun 2002-2004 di RS dr.Wahidin

Sudirohusodo Makasar berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki 79,9

%, wanita 20,1%.

Analisis jenis batu berdasarkan kelompok umur: kalsium oksalat 50-60 tahun,

batu asam urat 60-65 tahun dan batu struvit 20-55 tahun.7

RSUP Sanglah Denpasar tahun 2007 jumlah pasien rawat inap BSK 113 orang,

berdasarkan umur tertinggi 46-60 tahun 39,8%, jenis kelamin tertinggi adalah

laki-laki 80,5%.

Di RS Amerika kejadian batu ginjal dilaporkan 7-10 pasien untuk 1000 pasien

RS dan insidens dilaporkan 7-21 pasien untuk 10.000 orang dalam setahun.7

21

Page 23: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Etiologi

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran

urin (fimosis, BPH, refluks vesicouretra), gangguan metabolik (hiperkalsuria,

hiperuremia), infeksi saluran kemih, benda asing (kateter), dehidrasi dan keadaan-

keadaan lain yang belum terungkap (idiopatik).

Faktor Resiko

Secara epidemiologis terdapat 2 faktor yang dapat memepengaruhi terjadinya

pembentukan batu, yaitu:

1. Faktor intrinsik: faktor yang berasal dari tubuh : umur, jenis kelamin,

keturunan

Jenis kelamin : pasien laki-laki : perempuan = 4: 1 disebabkan oleh:

- anatomis saluran kemih pada laki-laki yang lebih panjang

- secara alamiah didalam air kemih laki-laki kadar kalsium lebih

tinggi dan pada air kemih perempuan kadar sitrat (inhibitor)

lebih tinggi

- laki-laki memiliki testosterone yang meningkatkan produksi

oksalat endogen di hati

- estrogen pada perempuan yang mampu mencegah agregasi

garam kalsium.

Umur: terbanyak penderita BSK di negara Barat adalah 20-50 tahun,

di Indonesia umur 30-60 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui,

kemungkinan disebabkan perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya,

dan diet.9

Herediter: belum diketahui pasti. Penyakit ini diduga diturunkan oleh

orang tuanya.

2. Faktor ekstrinsik: faktor yang berasal dari lingkungan sekitar. geografi,

iklim, gaya hidup.

Geografi : banyak diderita masyarakat daerah pegunungan.

disebabkan sumber air bersih yang dikonsumsi banyak mengandung

mineral phospor, kalsium, magnesium, dsb. Pada beberapa daerah

menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi

dari daerah lain sehingga dikenal dengan daerah stone belt (sabuk

22

Page 24: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

batu). Contoh daerah stone belt seperti india, Thailand, Indonesia. Di

afrika selatan jarang.

Faktor Iklim dan Cuaca : Faktor iklim dan cuaca tidak berpengaruh

langsung, namun kejadiannya banyak ditemukan di daerah bersuhu

tinggi. Temperatur yang tinggi meningkatkan jumlah keringat dan

meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi air kemih yang

meningkat menyebabkan pembentukan kristal air kemih.

Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral

kalsium pada air yang dikonsumsi dapat meningkatkan angka

kejadian batu kemih.

Diet/Pola makan: misal diet tinggi purine, oksalat, kalsium

Pekerjaan: lebih banyak terjadi pada orang yang banyak duduk dalam

pekerjaannya.

Kebiasaan menahan BAK: akan menimbulkan statis air kemih yang

berakibat timbulnya ISK. ISK yang disebabkan kuman pemecah urea

menyebabkan terbentuknya batu struvit.

Teori Pembentukan Batu Saluran Kemih

Penyebab pasti pembentukan BSK belum diketahui, oleh karena banyak faktor yang

dilibatkannya, sampai sekarang banyak teori dan faktor yang berpengaruh terhadap

pembentukan BSK yaitu :

1. Teori Fisiko Kimiawi

Prinsip dari teori ini adalah terbentuknya BSK karena adanya proses

kimia, fisika maupun gabungan fisiko kimiawi. Dari hal tersebut diketahui

bahwa terjadinya batu sangat dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pembentuk

batu di saluran kemih. Berdasarkan faktor fisiko kimiawi dikenal teori

pembentukan batu, yaitu:

Teori Supersaturasi

Supersaturasi air kemih dengan garam pembentuk batu merupakan

dasar terpenting dan merupakan syarat terjadinya pengendapan. Bila

kelarutan suatu produk tinggi dibandingkan titik endapannya maka terjadi

supersaturasi sehingga terbentuk kristal dan akhirnya terbentuk batu.

23

Page 25: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Supersaturasi dan kristalisasi dapat terjadi apabila ada penambahan

bahan yang dapat mengkristal yang suatu saat akan terjadi kejenuhan.

Tingkat saturasi dalam air kemih dipengaruhi jumlah bahan pembentuk BSK

yang larut, kekuatan ion, pembentukan kompleks dan pH air kemih.

Teori Matrik

Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari pemecahan

mitokondria sel tubulus renalis yang berbentuk laba-laba. Benang seperti

laba-laba terdiri dari protein 65%, heksana 10%, heksosamin 2-5% sisanya

air. Kristal batu oksalat / kalsium fosfat akan menempel pada anyaman

tersebut dan berada di sela-sela anyaman sehingga terbentuk batu yang

seiring waktu akan membesar. Matriks tersebut (serum/protein urin (albumin,

globulin, mukoprotein) merupakan bahan yang merangsang timbulnya batu.

Teori Tidak Adanya Inhibitor

Dikenal 2 jenis inhibitor yaitu organik dan anorganik. Pada inhibitor

organik terdapat bahan yang sering terdapat dalam proses penghambat

terjadinya batu yaitu asam sitrat, nefrokalsin, dan tamma-horsefall

glikoprotein. Inhibitor yang paling kuat adalah sitrat, karena bereaksi dengan

kalsium membentuk kalsium sitrat yang larut air. Inhibitor mencegah

terbentuknya kristal kalsium oksalat dan mencegah perlengketan kristal

kalsium oksalat pada membran tubulus. Sitrat terdapat pada buah-buahan,

kadar tertinggi pada jeruk. Pada inhibitor anorganik terdapat pirofosfat dan

Zinc.

Teori Epitaksi

Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada kristal

lain yang berbeda sehingga akan cepat membesar dan menjadi batu

campuran. Keadaan ini disebut nukleasi heterogen dan merupakan kasus

yang paling sering yaitu kristal kalsium oksalat yang menempel pada kristal

asam urat yang ada.

24

Page 26: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Teori Kombinasi

Banyak ahli berpendapat BSK terbentuk berdasarkan campuran dari

beberapa teori yang ada.

Teori Infeksi

Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya infeksi dari

kuman tertentu. Pengaruh infeksi pada pembentukan BSK adalah teori

terbentuknya batu survit dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi ammonium,

pH air kemih >7 dan reaksi sintesis ammonium dengan magnesium dan fosfat

sehingga terbentuk magnesium ammonium fosfat (batu survit) yang bersifat

basa misalnya pada bakteri pemecah urea atau urea splitter yang

menghasilkan urease yaitu Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,

Pseudomonas, dan Staphiloccocus.

Teori lain adalah nano bakteria dimana penyebab pembentukan BSK

adalah bakteri ukuran kecil berdiameter 50-200 nm yang hidup dalam darah,

ginjal dan air kemih. Bakteri ini tergolong gram negatif dan sensitif terhadap

tetrasiklin. dinding bakteri tersebut dapat mengeras membentuk cangkang

kalsium kristal karbonat apatit dan membentuk inti batu, kemudian kristal

kalsium oksalat menempel yang nantinya membesar. 90% penderita BSK

mengandung nano bakteria.

2. Teori Vaskuler

Pada penderita BSK sering didapat penyakit hipertensi dan kadar

kolesterol darah yang tinggi, maka Stoller mengajukan teori vaskuler untuk

terjadinya BSK, yaitu :

Hipertensi

Pada penderita hipertensi 83% mempunyai perkapuran ginjal

sedangkan pada orang yang tidak hipertensi sebanyak 52%. Hal ini

disebabkan aliran darah pada papilla ginjal berbelok 180˚ dan aliran darah

berubah dari aliran laminer menjadi turbulensi. Pada penderita hipertensi

aliran turbelen tersebut berakibat terjadinya pengendapan ion-ion kalsium

papilla (Ranall’s plaque).16

25

Page 27: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Kolesterol

Adanya kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan disekresi

melalui glomerulus ginjal dan tercampur didalam air kemih. Adanya butiran

kolesterol tersebut akan merangsang agregasi dengan kristal kalsium oksalat

dan kalsium fosfat sehingga terbentuk batu yang bermanifestasi klinis.

Klasifikasi Batu Saluran Kemih

1) Batu kalsium

Kalsium adalah batu yang paling banyak menyebabkan BSK (70%-80%).

Dijumpai dalam bentuk batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau campuran.

Terbentuknya batu terkait kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan

akibat dari dehidrasi, overdosis vit D, gangguan kelenjar paratiroid, kanker, penyakit

ginjal. Batu kalsium terdiri dari dua tipe :

Whewellite (monohidrat): batu padat, konsentrasi as. oksalat tinggi pada air

kemih.

Kombinasi kalsium - magnesium menjadi weddllite (dehidrat): kuning,

mudah hancur

Faktor terjadinya batu oksalat adalah sebagi berikut:

Hiperkalsiuri : kenaikan kadar kalsium urin > 250-300mg/24jam, disebabkan

oleh peningkatan absorbs kalsium melalui usus, gangguan reabsorbsi kalsium

oleh ginjal, dan peningkatan reabsorbsi tulang karena hiperparatiroid atau

tumor paratiroid.

Hiperoksaluri : peningkatan ekskresi oksalat > 45 gram/ hari, banyak diderita

oleh penderita yang mengalami kelainan usus karena post operasi, diet kaya

oksalat, (teh, kopi instant, minuman soft drinks, kokoa, jeruk, sitrun, dan

sayuran hijau terutama bayam.)

Hiperurikosuri : kadar asam urat urin > 850mg/ 24 jam. Asam urat urin yang

berlebihan bertindak sebagai inti batu terhadap pembentukan batu kalsium

oksalat. Sumber asam urat urin berasal dari makanan kaya purin maupun

berasal dari metabolisme endogen.

Hipositraturia : sitrat berikatan dengan kalsium di dalam urin sehingga

calsium tidak lagi terikat dengan oksalat maupun fosfat, karenanya

merupakan penghambat terjadinya batu tersebut. Kalsium sitrat mudah larut

sehingga hancur dan dikeluarkan melalui urin.

26

Page 28: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Hipomagnesia, magnesium juga merupakan penghambat seperti halnya sitrat.

Penyebab tersering hipomagnesuria ialah penyakit inflamasi usus diikuti

gangguan malabsorbsi.

2) Batu asam urat

Terjadi pada 5-10% penderita dengan komposisi asam urat. biasanya berusia

> 60 tahun. Batu asam urat dibentuk hanya oleh asam urat. Gout arthritis,

mieloproliferative, penggunaan kemoterapi, obat urikosurik sulfinpirazone, thiazide,

salisilat.pasien obesitas, alkoholik, diet tinggi protein, hiperurikosurik dan dehidrasi

berpeluang besar menderita BSK ini, karena meningkatkan ekskresi asam urat

sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu bervariasi dari kecil, besar

hingga membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah batu yang

dapat dipecah dengan obat. 90% berhasil dengan kemolisis.

3) Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)

Batu struvit disebut juga batu infeksi, terbentuknya batu ini disebabkan

adanya ISK. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau

urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi

bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk

pemecah urea di antaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,

Pseudomonas, dan Staphiloccocus. Ditemukan sekitar 15-20% pada penderita BSK

ditandai dengan kadar amoniak urin tinggi, sering terjadi pada wanita daripada laki-

laki. Pada batu struvit volume air kemih yang banyak sangat penting untuk membilas

bakteri dan menurunkan supersaturasi dari fosfat.

4) Batu Sistin

Batu Sistin terjadi saat kehamilan, disebabkan gangguan ginjal, kelainan

metabolism sistin yaitu kelainan absorpsi sistin di mukosa usus.. Merupakan batu

yang jarang dijumpai dengan insiden 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin,

lysin dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Disebabkan faktor

keturunan dan pH urine asam.4 Pembentukan batu dapat terjadi karena urine sangat

jenuh, individu yang memiliki riwayat batu sebelumnya, individu yang statis karena

imobilitas. Batu lainnya : batu xantin (defisiensi enzim xantin oksidase), triamteren,

silikat

27

Page 29: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Gejala Batu Saluran Kemih : tergantung letak, besar, morfologi batu

- Rasa Nyeri

Rasa nyeri yang berulang (kolik) tergantung dari lokasi batu. Bila

nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area

kostovertebrata. Batu di saluran kemih atas menimbulkan kolik. Bila nyeri

mendadak jadi akut, nyeri tekan diseluruh area kostovertebratal, disertai mual

dan muntah, pasien tersebut sedang mengalami kolik ginjal. Batu ureter :

nyeri luar biasa, akut, dan kolik ureter yang menyebar ke paha dan genitalia

dan urin disertai darah.

- Demam

Demam terjadi karena kuman yang beredar di dalam darah sehingga

menyebabkan suhu badan meningkat. Gejala ini disertai jantung berdebar,

hipotensi, dan vasodilatasi kulit.

- Infeksi

Berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi dan statis di

proksimal sumbatan.

- Hematuria dan kristaluria

- Keluhan lain : takikardia

- Batu kecil

Bisa tidak bergejala dan dapat keluar sendiri bersama air seni.

- Batu berukuran besar atau menyumbat ureter, pelvis renalis, tubulus renalis

menimbulkan sumbatan aliran air seni, gejalanya antara lain :

► Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete

bladder emptying)

► Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap

di dalam urin yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga

terjadilah infeksi saluran kemih

► Jika penyumbatan berlangsung lama, urin akan mengalir balik

ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang

membuat hidronefrosis dan akhirnya kerusakan ginjal.

► Retensi urine disebabkan obstruksi fungsional dan mekanis.

► Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica

urinaria yang tidak sempurna pada saat miksi, sehingga vesica

28

Page 30: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

sering berkontraksi meskipun belum penuh. Gejalanya ialah

Frequency, Nokturia (Volume vesica urinaria tiba-tiba terisi

penuh yaitu pada cuaca dingin, mengkonsumsi minuman yang

mengandung diuretikum (alkohol, kopi), Urgency, Disuria.

-

Diagnosis

1. Pemeriksaan laboratorium

Batu yang tidak bergejala, diketahui secara tidak sengaja pada urin rutin

(pH, BJ, sedimen) untuk menentukan hematuri, leukosituri, kristaluria

Lab darah : darah rutin (hb, ht, leukosit, trombosit) kadar kalsium, sistin,

asam urat

Kultur urin : menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea

Faal ginjal : mencari kemungkinan penurunan fungsi ginjal dan persiapan

IVP

Kadar elektrolit : mencari faktor penyebab timbulnya BSK

2. Radiografi

sinar X abdomen : melihat batu di ginjal, ureter dan kandung kemih.

dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi dan membedakan klasifikasi

batu yaitu dengan: densitas tinggi menunjukan batu kalsium oksalat dan

kalsium fosfat, densitas semiopak menunjukan batu struvit, sistin dan

campuran, densitas lusen menunjukan batu asam urat, xanthin, triamteren.

Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu di dalam maupun diluar

ginjal.

USG : menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan adanya obstruksi.

diperlukan pada wanita hamil dan pasien yang alergi kontras radiologi.

Keterbatasannya adalah kesulitan menunjukan batu ureter, dan tidak

dapat membedakan batu klasifikasi dan radiolusen.

IVP : menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum dapat

menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat penurunan fungsi

ginjal, penggantinya adalah pielografi retrograd. Kontraindikasi pada

alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita

hamil.

29

Page 31: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Urogram : deteksi batu lusen sebagai filling defect (batu asam urat,

xanthin), lokasi batu dalam system kolectikus, menunjukan kelainan

anatomis.

Analisa urin mikroskopik untuk adanya eritrosit yang banyak, terjadi

infeksi (leukositosis, hematuria, bakteriuria, nitrit urine (+). pH urine :

batu sistin dan asam urat terbentuk jika pH < 6,0. batu fosfat dan struvit

pada pH urine > 7,2.

CT scan : menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang ukuran dan

lokasi batu.

Diagnosis banding

1. Kolik ginjal dan ureter

2. Appendicitis akut (bila lokasi nyeri di kanan)

3. Kolik saluran cerna

4. Kolik empedu

5. Adneksitis pada perempuan

6. Karsinoma epidermoid (hematuri tanpa rasa nyeri)

7. Batu ginjal: Tumor ginjal, Tumor Grawitz

8. Batu ureter : tumor ureter (radiolusen)

9. Batu buli : tumor buli (radiolusen)

10. Batu prostat (rontgen kumpulan pasir di daerah prostat. Pada RT seperti

kesan ca prostat)

Penatalaksanaan

Tujuan dasar penatalaksanaan BSK adalah menghilangkan batu, menentukan

jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi

obstruksi yang terjadi. Batu dapat dikeluarkan dengan medikamentosa, pemberian

obat, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.

a. Medikamentosa

Indikasi : batu berdiameter < 5 mm, diharapkan batu dapat keluar tanpa

intervensi medis.

cara : mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang merupakan

bahan utama pembentuk batu (kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu

atau meningkatkan ukuran batu yang ada. Beberapa cara yaitu :

30

Page 32: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

o Minum paling sedikit 8 gelas air sehari. Minum banyak cairan meningkatkan

aliran kemih dan menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih

o Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.

o Hindari makanan yang kaya oksalat (bayam, coklat, kacang-kacangan,

merica dan teh).

o Diet rendah purin seperti daging, ikan dan unggas

o Batu kalsium à diet rendah kalsium mis : susu, keju, sayur daun hijau

o Kontrol berkala pembentukan batu baru

o Hindari soft drink lebih dari 1 liter/minggu

o Diet rendah natrium (80-100 mg/hari) à perbaiki reabsorpsi kalsium

proximal sehingga terjadi pengurangan eksresi natrium dan kalsium.

o Pembatasan masukan kalsium tak dianjurkan karena penurunan kalsium

intestinal bebas menimbulkan peningkatan absorpsi oksalat oleh pencernaan,

peningkatan eksresi oksalat dan meningkatkan saluran kalsium oksalat air

kemih. Diet kalsium rendah merugikan pasien dengan hiperkalsiuria idiopatik

karena keseimbangan kalsium negative akan memacu pengambilan kalsium

dari tulang dan ginjal

b. Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan

Analgesia untuk meredakan nyeri dan mengusahakan batu keluar sendiri

secara spontan.

Propantelin untuk mengatasi spasme ureter.

Kolik: injeksi spasmolitik: atropine 0.5 – 1 mg i.m untuk dewasa.

Infeksi: antibiotic kotrimoksazol 2 x 2 tablet atau amoksisilin 500 mg

peroral 3 x sehari untuk dewasa. Atau golongan lain. Contohnya pada batu

struvit

Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) : mengurangi

pembentukan batu yang baru.

Kalium sitrat 20 mEq tiap malam/minum jeruk nipis atau lemon sesudah

makan malam à meningkatkan kadar sitrat di dalam air kemih

Allopurinol : mengurangi pembentukan asam urat

c. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)11,12

31

Page 33: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, digunakan gelombang kejut

eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu. Alat ini dapat memecah

batu ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga

mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL mengurangi keharusan melakukan

prosedur invasif dan menurunkan lama rawat inap di rs.

Indikasi :

Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran ≤

2.5 cm

Fungsi ginjal masih baik

Kontraindikasi

Gangguan koagulasi

Kehamilan

Aneurisma aorta

ISK yang tidak terobati

Gambaran batu dengan ESWL tak mungkin

Obstruksi traktus urinarius besar

d. Endourologi

Tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang terdiri atas

memecah batu, dan mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang

dimasukan langsung ke saluran kemih. melalui uretra / melalui insisi kecil pada kulit

(perkutan). Beberapa tindakan endourologi adalah :

i. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy): mengeluarkan batu yang

berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke

sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu dikeluarkan atau dipecah

dahulu menjadi fragmen kecil.

ii. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan

memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan

batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik. Indikasi untuk batu <3cm

iii. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : memasukan alat ureteroskopi per-

uretram. batu yang berada di ureter / sistem pelvikalises dipecah melalui

tuntunan ureteroskopi ini.

iv. Ekstrasi Dormia : mengeluarkan batu ureter dengan menjaring melalui

keranjang Dormia.

32

Page 34: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

e. Tindakan Operasi

1) Nefrolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di

dalam ginjal

2) Ureterolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di

ureter

3) Sistolitomi : operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di vesica

urinearia (section alta) dengan melakukan insisi pfannenstiel

Indikasi : batu buli > 2,5 cm pada dewasa dan semua ukuran pada anak,

batu keras, keluarkan benda asing di kandung kemih, terapi perdarahan

kandung kemih yang hebat yang tak bisa ditangani dengan transurethtal.

4) Uretrolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di

uretra.

5) Pielolitotomi : operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di

pielum.11,12

Indikasi operasi:

Batu > 20 mm

Obstruksi sedang / berat

Batu di saluran kemih

proksimal

tidak tersedia alat litotripsor,

ESWL

batu ginjal di kaliks bila sudah

hidrokaliks

gangguan fungsi ginjal

batu pelvis yang menyebabkan

hidronefrosis, infeksi, nyeri

hebat

konservatif tidak berhasil (6-8

minggu)

Pencegahan Batu Saluran Kemih

Pencegahan

Primer Sekunder Tersier

Tujuan tidak terjadinya BSK

dengan mengendalikan

faktor penyebab BSK

menghentikan

perkembangan

penyakit agar tidak

mencegah tidak terjadi

komplikasi sehingga tidak

berkembang ke tahap lanjut

33

Page 35: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

menyebar dan

mencegah komplikasi

yang membutuhkan

perawatan intensif

Sasaran belum pernah menderita

BSK

telah menderita

penyakit BSK.

sudah menderita penyakit

BSK agar penyakitnya

tidak bertambah berat.

Kegiatan promosi kesehatan,

pendidikan kesehatan, dan

perlindungan kesehatan

diagnosis dan

pengobatan dini.

(pemeriksaan fisik,

laboraturium,

radiologis.)

rehabilitasi, dan

memberikan kualitas hidup

sesuai kemampuan

Contoh - minum air putih minimal

2 liter per hari. (8-10

gelas sehari) ketika

bangun tidur

- olahraga cukup, Jangan

menahan kencing, Pola

makan seimbang,

menjaga berat badan

tetap ideal

- konseling kesehatan

Komplikasi

Perjalanan penyakit

obstruksi : di ginjal dan ureter membuat hidronefrosis pionefrosis, kegagalan

fungsi ginjal, uremia karena gagal ginjal total. Di buli menyebabkan

gangguan aliran kemih dari kedua orificium ureter. Batu uretra menyebabkan

hidroureter, diverticulum uretra, ekstravasasi kemih dan terbentuk fistul di

proximal batu ureter.

infeksi sekunder, iritasi berkepanjangan pada urothelium yang menyebabkan

tumbuhnya keganasan berupa karsinoma epidermoid, urosepsis.

Akibat terapi

Post ESWL : petechiae pada pinggang, hematuri, kolik renal akibat gerakan

pasase fragmen batu, renal atrofi pada pasien gangguan renal vascular /

aterosklerotik berat, hipertensi akibat hematom perinephric yang luas

Post uretratomi externa : striktur uretra

34

Page 36: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

Post section Alta : perdarahan, infeksi luka operasi dan fistel

KESIMPULAN

Penanganan batu saluran kemih dilakukan dengan pengenalan sedini

mungkin. Tatalaksana awal yang dilakukan adalah evaluasi faktor resiko batu

saluran kemih. Terapi diberikan untuk mengatasi keluhan dan mencegah serta

35

Page 37: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

mengobati gangguan akibat batu saluran kemih. Pembedahan batu dapat dilakukan

baik secara non invasif ataupun terbuka. Yang terpenting adalah pengenalan faktor

resiko sehingga diharapkan dapat memberikan hasil pengobatan dan memberikan

pencegahan timbulnya batu saluran kemih yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC;

2001.

36

Page 38: Laporan Kasus Batu Saluran Kemih

2. Moore KL, Agur AM. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.

3. Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. 12th ed. Singapore:

McGraw Hill Lange; 2009.

4. Syamsuhidayat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed. Jakarta : EGC;

2004.

5. Sabiston, David C. Infeksi Saluran Kemih, Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed.

Jakarta: EGC; 2005.

6. Purnomo BB. Batu saluran kemih. Dasar-dasar urologi. Edisi 2. Jakarta: CV.

Sagung Seto; 2007.

7. Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. 4th

ed. Jakarta: BP FKUI; 2006.

8. Hassan R. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta: BP FKUI;

1985.

9. Poinier AC. Kidney Stones. Available at: http://www.webmd.com/hw-

popup/extracorporeal-shock-wave-lithotripsy-eswl. access on: Desember 24,

2012

10. Grasso M. Extracorporeal ShockWave Lirhotripsy. Available at:

http://www.emedicine.com/med/topic3024.htm. access on: Desember 30th,

2012.

11. Terris MK. Pyelolithotomy. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/448503-overview. accessed on

september 19th, 2013.

12. Guidelines on Urolithiasis. Available at:

http://www.uroweb.org/gls/pdf/21_Urolithiasis_LRV4.pdf. accessed on

september 19th, 2013.

37