laporan kasus anestasi

Upload: tri-anggun-utami

Post on 05-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    1/22

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Cardio-respiratory Arrest atau yang dikenal dengan henti jantung dan

    henti nafas merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia. Henti

     jantung mendadak menyerang jutaan individu tiap tahunnya dan tak jarang

     berujung pada kematian. Saat ini tingkat mortalitas yang diakibatkan oleh

    henti jantung dan henti nafas tergolong tinggi, namun perkembangan

     prosedur resusitasi telah meningkatkan angka kelangsungan hidup pasien.1

    Cardio-respiratory Arrest adalah suatu keadaan dimana fungsi sirkulasi

    dan respirasi berhenti bekerja. Jantung menjadi berhenti memompa darah ke

    seluruh tubuh dan individu tersebut berhenti bernafas. Henti jantung dan

    henti nafas  terjadi ketika tidak terdapat adanya suplai jantung yang efektif.

    Sebelum terapi spesifik dimulai, bantuan hidup dasar yang dikenal dengan

     Basic Life Support  (BLS harus terlebih dahulu diberikan sebagai pertolongan

     pertama pada pasien.!"ndividu yang menderita Cardio-respiratory Arrest menjadi tidak 

    responsif dan mengalami penurunan kesadaran dalam #aktu singkat dan

    tidak terdapat adanya fungsi organ vital. $asus ini merupakan

    kega#atdaruratan yang mengan%am nya#a. Bila tidak dilakukan bantuan

    hidup dasar dengan segera, tingkat kelangsungan hidup pasien akan

     berkurang 1&' tiap menitnya.

    )ingkat perbaikan pada pasien yang bertahan dari keadaan Cardio-

    respiratory Arrest  pada umumnya sangat rendah pada kasus*kasus yang

    terjadi diluar +umah Sakit. ertolongan pertama berupa  Basic Life Support 

    (BLS dan  Advance Cardiac Life Support (-LS merupakan tindakan

     penting yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien. +esusitasi

     jantung paru yang dilakukan sedini mungkin berdampak terhadap kehidupan

     jangka panjang pasien yang lebih baik./ 

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    2/22

    2.1 Definisi

    Henti jantung adalah penghentian tiba*tiba fungsi pemompaan jantung

    dan hilangnya tekanan darah arteri. Saat terjadinya serangan jantung,

     penghantaran oksigen dan pengeluaran karbon dioksida terhenti, metabolisme

    sel jaringan menjadi anaerobik, sehingga asidosis metabolik dan respiratorik 

    terjadi. ada keadaan tersebut, inisiasi langsung dari resusitasi jantung paru

    diperlukan untuk men%egah terjadinya kerusakan jantung, paru*paru, ginjal,

    kerusakan otak dan kematian.1

    Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung se%ara tiba*tiba dan

    mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan

     penyakit jantung ataupun tidak. 0aktu kejadiannya tidak bisa diperkirakan,

    terjadi dengan sangat %epat begitu gejala dan tanda tampak. -meri%an Heart

    -sso%iation menyatakan bah#a cardiac arrest adalah penghentian sirkulasi

    normal darah akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi se%ara efektif.1

    Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bah#a henti jantung atau cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung

    se%ara mendadak untuk mempertahankan sirkulasi normal darah untuk 

    memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya akibat kegagalan

     jantung untuk berkontraksi se%ara efektif.1

    Henti nafas atau gagal nafas adalah suatu kondisi dimana sistem

    respirasi gagal untuk melakukan fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen

    dan pengeluaran karbondioksida. $eadekuatan itu dapat dilihat dari

    kemampuan jaringan untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan

    karbondioksida.1

    2.2 Faktor Preis!osisi

    Laki*laki usia /& tahun atau lebih, memiliki kemungkinan untuk terkena

    cardiac arrest satu berbanding delapan orang, sedangkan pada #anita adalah

    satu berbanding !/ orang. Semakin tua seseorang, semakin rendah risiko

    !

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    3/22

    henti jantung mendadak. rang dengan faktor risiko untuk penyakit jantung,

    seperti hipertensi, hiperkholesterolemia dan merokok memiliki peningkatan

    risiko terjadinya %ardia% arrest.

    2enurut -meri%an Heart -sso%iation (!&1&, seseorang dikatakan

    mempunyai risiko tinggi untuk terkena cardiac arrest dengan kondisi3 4

    a -da jejas di jantung akibat dari serangan jantung terdahulu.

    -danya jejas di jantung karena serangan jantung terdahulu atau

    oleh sebab lain5 jantung yang terjejas atau mengalami pembesaran karena

    sebab tertentu %enderung untuk mengalami aritmia ventrikel yang

    mengan%am ji#a. 6nam bulan pertama setelah seseorang mengalami

    serangan jantung adalah periode risiko tinggi untuk terjadinya %ardia%

    arrest pada pasien dengan penyakit jantung atherosclerotic.

     b enebalan otot jantung (ardiomyopathy.

    enebalan otot jantung (cardiomyopathy) karena berbagai sebab

    (umumnya karena tekanan darah tinggi, kelainan katup jantung membuat

    seseorang %enderung untuk terkena cardiac arrest .

    % Seseorang yang sedang menggunakan obat*obatan untuk jantung.

    Beberapa obat*obatan untuk jantung (anti aritmia justru

    merangsang timbulnya aritmia ventrikel dan berakibat cardiac arrest .

    $ondisi seperti ini disebut  proarrythmic effect . emakaian obat*obatan

    yang bisa mempengaruhi perubahan kadar potasium dan magnesium

    dalam darah (misalnya penggunaan diuretik juga dapat menyebabkan

    aritmia yang mengan%am ji#a dan cardiac arrest 

    d $elistrikan jantung yang tidak normal.

    Beberapa kelistrikan jantung yang tidak normal seperti Wolff-

     Parkinson-White-Syndrome dan sindroma gelombang 7) yangmemanjang bisa menyebabkan cardiac arrest  pada anak dan de#asa

    muda.

    e embuluh darah yang tidak normal.

    embuluh darah yang tidak normal, jarang dijumpai (khususnya di

    arteri koronari dan aorta sering menyebabkan kematian mendadak pada

    de#asa muda. elepasan adrenalin ketika berolah raga atau melakukan

    aktifitas fisik yang berat, bisa menjadi pemi%u terjadinya cardiac arrest 

    apabila dijumpai kelainan tadi.

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    4/22

    f enyalahgunaan obat.

    enyalahgunaan obat adalah faktor utama terjadinya cardiac arrest 

     pada penderita yang sebenarnya tidak mempunyai kelainan pada organ

     jantung.

    2." Patogenesis

    $ebanyakan korban henti jantung diakibatkan oleh timbulnya aritmia3

    fibrilasi ventrikel (89, takhikardi ventrikel (8), aktifitas listrik tanpa nadi

    (6-, dan asistol.1,4

     a 9ibrilasi ventrikel2erupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian

    mendadak, pada keadaan ini jantung tidak dapat melakukan fungsi

    kontraksinya, jantung hanya mampu bergetar saja. ada kasus ini

    tindakan yang harus segera dilakukan adalah + dan : sho%k atau

    defibrilasi.

    ;ambar !.1. ;ambaran 8entrikel 9ibrilasi

     b )akikardi ventrikel

    2ekanisme penyebab terjadinyan takhikardi ventrikel biasanya

    karena adanya gangguan otomatisasi (pembentukan impuls ataupaun

    akibat adanya gangguan konduksi. 9rekuensi nadi yang %epat akan

    menyebabkan fase pengisian ventrikel kiri akan memendek, akibatnya

     pengisian darah ke

    ventrikel juga berkurang sehingga %urah jantung akan menurun.

    8) dengan keadaan hemodinamik stabil, pemilihan terapi dengan medika

    mentosa lebih diutamakan. ada kasus 8)dengan gangguan hemodinamik 

    /

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    5/22

    sampai terjadi henti jantung (8) tanpa nadi, pemberian terapi defibrilasi

    dengan menggunakan : sho%k dan + adalah pilihan utama.

    !.! ;ambaran )akikardi 8entrikel

    % Pulseless Electrical Activity (6-

    2erupakan keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak 

    menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan kontraktilitas tetapi tidak 

    adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba.

    ada kasus ini + adalah tindakan yang harus segera dilakukan.

    !./ ;ambaran ulseless 6le%tri%al -%tivity (6-

    d -sistole

    $eadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada

     jantung, dan pada monitor irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus.

    ada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil adalah +.

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    6/22

    !.< ;ambaran -sistole

    2.# $e%ala Klinis)anda* tanda cardiac arrest  yaitu3

    a. $etiadaan respon5 pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara,

    tepukan di pundak ataupun %ubitan.

     b. $etiadaan pernafasan normal5 tidak terdapat pernafasan normal ketika

     jalan pernafasan dibuka.

    %. )idak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis.

    2.& Penatalaksanaan'es(sitasi Jant(ng Par( ) Cardio Pulmonary Resusitation

    a. Pengertian

      +esusitasi Jantung*aru (+J adalah suatu %ara untuk 

    memfungsikan kembali jantung dan paru. Cardio Pulmonary esusitation

    (+ adalah suatu teknik bantuan hidup dasar yang bertujuan untuk 

    memberikan oksigen ke otak dan jantung sampai ke kondisi layak, dan

    mengembalikan fungsi jantung dan pernafasan ke kondisi normal.=

    *. Prose(r Cardio Pulmonary Resusitation

    ada penanganan korban cardiac arrest dikenal istilah rantai untuk 

     bertahan hidup (chin of survival 5 %ara untuk menggambarkan penanganan

    ideal yang harus diberikan ketika ada kejadian cardiac arrest . Jika salah

    satu dari rangkaian ini terputus, maka kesempatan korban untuk bertahan

    hidup menjadi berkurang, sebaliknya jika rangkaian ini kuat maka korban

    mempunyai kesempatan besar untuk bisa bertahan hidup./

    Chin of survival terdiri dari / rangkaian3 early acces! early CP!

    early defi"rillator!dan early advance care.

    a.  Early acces3 kemampuan untuk mengenali>mengidentifikasi gejala dantanda a#al serta segera memanggil pertolongan untuk mengaktifasi

    62S.

     b.  Early CP3 + akan mensuplai sejumlah minimal darah ke jantung

    dan otak, sampai defibrilator dan petugas yang terlatih tersedia>datang.

    %.  Early defi"rillator 3 pada beberapa korban, pemberian defibrilasi segera

    ke jantung korban bisa mengembalikan denyut jantung.

    d.  Early advance care3 pemberian terapi "8, obat*obatan, dan

    ketersediaan peralatan bantuan pernafasan.

    4

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    7/22

    !.

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    8/22

    se%epatnya. Bantuan hidup dasar bertujuan untuk oksigenasi darurat se%ara

    efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan

    sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan

    kekuatan sendiri se%ara normal. +esusitasi men%egah agar sel*sel tidak rusak 

    akibat kekurangan oksigen. Sirkulasi yang berhenti */ menit akan

    mengakibatkan kerusakan otak yang permanen. Jika pasien mengalami

    hipoksemia sebelumnya, batas #aktu menjadi lebih pendek./

    )anpa bantuan hidup dasar (+esusitasi Jantung aru kemungkinan korban

    untuk bertahan hidup berkurang antara =*1&' >menit, dengan bantuan hidup

    dasar (+esusitasi Jantung aru kemungkinan korban untuk bertahan hidup

     bertambah antara */' >menit sampai dilakukan defibrilasi.?

    "ndikasi bantuan hidup dasar yakni 3

    1. Henti nafas (apnue

    Bila terjadi henti nafas primer, jantung dapat terus memompa darah selama

     beberapa menit, dan sisa ! yang ada di dalam paru dan darah akan terus

     beredar ke otak dan organ vital lain. enanganan dini pada korban dengan

    henti nafas atau sumbatan jalan nafas dapat men%egah henti jantung.=

    !. Henti jantung (cardiac arrest 

    Bila terjadi henti jantung primer, ksigen tidak beredar dan oksigen yang

    tersisa dalam organ vital akan habis dalam beberapa detik.=

    erkembangan terbaru pada ;uideline American #eart Asosiation (-H-

    untuk +J dan pera#atan kega#atan kardiovaskular tahun !&1& adalah

     perubahan urutan langkah Bantuan Hidup :asar dari -B menjadi -B

     baik untuk pasien de#asa maupun anak*anak (anak dan balita ke%uali bayi

     baru lahir. ;uideline -H- untuk +J dan pera#atan kega#atan

    kardiovaskular tahun !&1& merekomendasikan perubahan ini karena3=,@

    1. Sebagian besar henti jantung terjadi pada de#asa dan angka keberhasilan tertinggi

    adalah henti jantung yang terjadi pada pasien henti jantung dengan

    irama 89 (ventricular fi"rillation atau 8) (ventricular tachycardia

    tanpa nadi. ada pasien*pasien ini elemen a#al yang paling penting

    dari +J adalah kompresi dada dan defibrilasi se%epatnya.

    ?

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    9/22

    !. ada urutan kompresi dada -B seringkali terlambat ketika penolong membuka

     jalan nafas untuk memberikan bantuan nafas dari mulut ke mulut atau

    memasukkan perlengkapan ventilasi. :engan merubah ke urutan -B,

    kompresi dada dapat dimulai lebih %epat dan ventilasi hanya akan

    sedikit memperlambat kompresi dada hingga selesai satu siklus

    (kompresi & kali diselesaikan dalam #aktu 1? detik.

    Langkah*langkah bantuan dasar hidup3=,@ 

    1. astikan keamanan

    Sebelum melakukan pertolongan hal yang paling diutamakan adalah

    keamanan bagi si penolong.

    !. eriksa kesadaran

    Lihat tingkat kesadaran penderita misalnya dengan %ara seperti

    menggun%angkan bahu dengan lembut lalu menanyakan 3 Aapakah anda

     baik*baik sajaA Jika ada respons maka 3

    C Jangan ubah posisi korban.

    C ari hal yang tidak beres.

    C Dlangi pemeriksaan berkala.

    . anggil bantuan > telpon ambulan

    /. Buka jalan nafas E nilai pernafasan

     Filai  Air$ay Control   dengan Look! Listen and %eel dalam #aktu kurang

    dari 1& detik. astikan korban  bernafas spontan dan normal. Jika tidak ada

    nafas spontan buka jalan nafas penderita./,=

    Sumbatan jalan nafas oleh lidah yang menutupi dinding posterior faring

    merupakan persoalan yang sering timbul pada pasien tidak sadar yang

    terlentang.= -da %ara yang dianjurkan untuk menjaga agar jalan nafas tetap

    terbuka, yaitu3

    a. 2etode Head )ilt

    enolong mengekstensikan kepala korban dan dengan satu tangan

    sementara tangan yang lain menyangga bagian atas leher korban.= 

     b. 2etode hin lift

    @

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    10/22

    $epala diekstensikan dan dagu diangkat ke atas. 2etode ini dilakukan

     jika tidak ada trauma pada leher. Satu tangan penolong mendorong dahi

    ke ba#ah supaya kepala tengadah, tangan lain mendorong dagu dengan

    hati*hati tengadah, sehingga hidung menghadap ke atas dan epiglotis

    terbuka.= 

    ;ambar !.4. 2etode #ead &ilt dan Chin Lift 

    %. 2etode Ja# )hrust

    $epala diekstensikan dan mandibula didorong maju dengan memegang

    sudut mandibula korban pada kedua sisi dan mendorongnya ke depan.=

    ada pasien dengan trauma leher, rahang ba#ah diangkat didorong ke

    depan pada sendinya tanpa menggerakkan kepala*leher./  endorongan

    mandibula saja tanpa ekstensi kepala juga merupakan metode paling

    aman untuk memelihara jalan nafas atas tetap terbuka, pada pasien

    dengan dugaan patah tulang leher./

    ;ambar !.= 2etode 'a$ &hrust 

    1&

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    11/22

    Bila korban yang tidak sadar bernafas spontan dan adekuat (tidak ada

    sianosis, korban sebaiknya diletakkan dalam posisi sisi mantap untuk 

    men%egah aspirasi. 6kstensikan kepalanya dan pertahankan mukanya lebih

    rendah. Letakkan tangan pasien sebelah atas di ba#ah pipi sebelah ba#ah

    untuk mempertahankan ekstensi kepala dan men%egah pasien berguling ke

    depan. Lengan sebelah ba#ah yang berada di punggungnya, men%egah

     pasien terguling ke belakang.=

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    12/22

    ;ambar !.?. 2etode outh to outh

    Bila ventilasi mulut ke mulut atau mulut ke hidung tidak berhasil baik,

    #alaupun jalan nafas telah di%oba dibuka, faring korban harus diperiksa

    untuk melihat apakah ada sekresi atau benda asing. ada tindakan jari

    menyapu hendaknya korban digulingkan pada salah satu sisinya. Sesudah

    dengan paksa membuka mulut korban dengan satu tangan memegang lidah

    dan rahangnya, penolong memasukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan

    yang lain ke dalam satu sisi mulut korban, melalui bagian belakang faring,

    keluar lagi melalui sisi lain mulut korban dalam satu gerakan menyapu.

    Bila tindakan ini gagal untuk mengeluarkan benda asing, hendaknya

    dikerjakan hentakan abdomen (abdominal thrust, gerak heimli%h atau

    hentakan dada (chest thrust . Hentakan dada dilakukan pada korban yang

    terlentang, tekhnik ini sama dengan kompresi dada luar. Drutan yang

    dianjurkan adalah berikan 4*1& G hentakan abdomen, buka mulut dan

    lakukan sapuan jari, reposisi pasien, buka jalan nafas dan beri ventilasi

     buatan. Drutan ini hendaknya diulang sampai benda asing keluar dan

    ventilasi buatan dapat dilakukan dengan sukses.= 

    Bila sesudah dilakukan gerakan triple (ekstensi kepala, buka mulut dan

    dorong mandibula dan pembersihan mulut dan faring, ternyata masih ada

    sumbatan jalan nafas, dapat di%oba pemasangan orofaringeal air#ay atau

    nasofaringeal air#ay. Bila dengan ini belum berhasil, perlu dilakukan

    intubasi trakheal. Bila tidak mungkin atau tidak dapat dilakukan intubasi

    1!

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    13/22

    trakheal sebagai alternatifnya, krikotirotomi atau punksi membran

    krikotiroid dengan jarum berlumen besar ( misal dengan kanula intra vena

    1/ ;.=

    4. $ompresi jantung nafas buatan (& 3 !

    )elah dikembangkan teknik baru manual +J sebagai usaha untuk 

    memperbaiki perfusi selama resusitasi pada pasien dengan henti jantung,

    untuk memperbaiki kurva harapan hidup. :ibandingkan dengan teknik 

    +J sebelumnya, teknik*teknik dan peralatan lebih membutuhkan banyak 

    orang, pelatihan dan alat*alat, atau teknik spesifik lainnya. Beberapa

    teknik dari +J dan peralatannya memperbaiki hemodinamik dan angka

    keselamatan jangka pendek jika digunakan oleh penolong yang terlatih.<

    enggunaan beberapa peralatan telah menjadi fokus utama dari

     penelitian klinis baru. enggunaan dari "mpedan%e )hreshold :evi%e

    ("): meningkatkan terjadinya +S (kembalinya sirkulasi se%ara

    spontan dan survival jangka pendek jika digunakan pada pasien henti

     jantung di luar rumah sakit, namun tidak ada kemajuan berarti pada pasien

    yang berhasil selamat dan keluar dari rumah sakit atau se%ara neurologi

    klinisnya membaik.<

    )eknik +J dimulai dengan mengkompresi dada sebelum memberikan

     bantuan nafas (*-*B daripada -*B*. $ompresi dada dapat dimulai

    sesegera mungkin, sedangkan tindakan mengatur posisi kepala,

    mendapatkan lapisan penutup untuk bantuan nafas dari mulut ke mulut

    atau memasang masker akan memakan #aktu. :engan memulai kompresi

    dada & kali dibandingkan ventilasi ! kali akan mempersingkat

     perlambatan kompresi pertama.<

    $ompresi dada yang adekuat memerlukan kompresi dengan

    kedalaman dan ke%epatan yang sesuai, dengan pengembangan dada yang

    komplit setelah setiap kompresi dan penekanan dalam meminimalkan

     penghentian kompresi dan menghindari ventilasi yang berlebihan.

    enolong harus memastikan bah#a kompresi dada dilakukan dengan

    1

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    14/22

     benar. $edalaman kompresi yang direkomendasikan pada korban de#asa

    meningkat dari kedalaman 1,menit @*

    1! detik harus diikuti dengan pemberian ! kali ventilasi dalam (!* detik.Bila penderita anak*anak dan bayi, bila terdiri dari satu penolong diberikan

    & kompresi dada luar dan ! ventilasi dalam. Sedangkan bila terdapat dua

     penolong , dilakukan 1< kompresi dada luar dan ! ventilasi dalam. 

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    15/22

    Setiap ! menit setelah dilakukan kompresi jantung nafas buatan lakukan

     penilaian terhadap penderita. eriksa apakah ada tanda*tanda sirkulasi

    seperti bergerak, bernafas atau batuk.

    ?. Jangan hentikan $ompresi jantung dan nafas buatan &3! sampai ada

    indikasi stop BH:

    $eadaan penderita yang tidak sadar, tidak ada pernafasan spontan, reflek 

    muntah dan dilatasi pupil yang menetap selama 1

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    16/22

    ;ambar !.1&. -lgoritme era#atan as%a Henti Jantung

    Seseorang dinyatakan mati jantung bila 3=

    1. 9ungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti se%ara pasti atau

    irreversibel.

    !. )elah terbukti terjadi kematian batang otak

    :alam keadaan darurat tidak mungkin untuk menegakkan diagnosis mati batang otak. :alam resusitasi darurat, seseorang dapat dinyatakan mati

     jika 3=

    1. )erdapat tanda*tanda mati jantung

    !. Sesudah dimulai resusitasi pasien tetap tidak sadar, tidak timbul ventilasi spontan

    dan refleks muntah ( (a( refle*A, serta pupil tetap dilatasi selama 1

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    17/22

    Circulation support   merupakan langkah untuk pengenalan tidak 

    adanya denyut nadi dan pengadaan sirkulasi buatan dengan kompresi

     jantung, penghentian perdarahan dan posisi untuk  shock. Circulation

     support  digambarkan melalui 3

    a. 8olume darah dan %ardia% output

    erdarahan merupakan sebab utama kematian pas%a bedah. Suatu

    keadaan hipotensi pada penderita trauma harus dianggap

    disebabkan oleh hipovolemi sampai terbukti sebaliknya. -da tiga

     penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

    informasi mengenai keadaan hemodinamik yakni tingkat

    kesadaran, #arna kulit dan nadi.?

     b. )ingkat kesadaran

    Bila volume darah menurun, perfusi otak dapat berkurang, yang

    dapat mengakibatkan penurunan kesadaran.?

    %. 0arna kulit

    0arna kulit dapat membantu diagnosis hipovolemia. enderita

    trauma yang kulitnya kemerahan terutama pada #ajah dan

    ekstremitas, jarang dalam keadaan hipovolemia. Sebaliknya #ajah

     pu%at keabu*abuan dan kulit ekstremitas yang pu%at merupakan

    tanda hipovolemia.? 

    d. Fadi

    emeriksaan nadi besar seperti a.femoralis atau a.karotis (kiri*

    kanan, untuk kekuatan nadi, ke%epatan dan irama. Fadi yang tidak 

    %epat, kuat dan teratur biasanya merupakan tanda normo*volemia

    (bila penderita tidak minum obat beta*blo%ker. Fadi yang %epat

    dan ke%il merupakan tanda hipovolemia, #alaupun dapat

    disebabkan keadaan yang lain. $e%epatan nadi yang normal bukan

     jaminan bah#a normovolemia. Fadi yang tidak teratur biasanya

    merupakan tanda gangguan jantung. )idak ditemukannya pulsasi

    dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya resusitasi

    segera.?

    1=

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    18/22

    e. erdarahan

    erdarahan eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka.

    Spalk udara ( pneumatic splintin( device juga dapat digunakan

    untuk mengontrol perdarahan. Sumber perdarahan internal (tidak 

    terlihat adalah perdarahan dalam rongga toraks, abdomen, sekitar 

    fraktur dari tulang panjang, retro*peritoneal akibat fraktur pelvis

    atau sebagai akibat daari luka tembus dada>perut.?

    enilaian lain dapat dilihat juga pada tanda*tanda henti jantung, yakni

    kesadaran hilang (dalam #aktu 1< detik setelah henti jantung, tak 

    teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang de#asa

    atau brakialis pada bayi, henti nafas atau mengap*mengap

    ( (aspin(), terlihat seperti mati (death like appearance, #arna kulit

     pu%at sampai kelabu, pupil dilatasi (/< detik setelah henti jantung.

    :iagnosis henti jantung dapat ditegakkan bila pasien tidak sadar 

    dan tidak teraba denyut arteri besar. emberian ventilasi buatan dan

    kompresi dada luar diperlukan pada keadaan sangat ga#at ini.=,@

    Bant(an Hi(! Lan%(t

    Bantuan hidup lanjut berhubungan dengan teknik untuk memperbaiki

    ventilasi dan oksigenasi korban dan pada diagnosis serta terapi gangguan irama

    utama selama henti jantung.=  Bantuan hidup kardiovaskular lanjut meliputi

    intervensi untuk men%egah henti jantung, menangani henti jantung, dan

    meningkatkan luaran pasien yang men%apai kembalinya sirkulasi yang spontan

    setelah henti jantung.

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    19/22

    8 3 +espon terhadap rangsangan vokal (suara

    3 +espon terhadap rangsangan nyeri (pain

    D 3 Dnresponsive (tidak ada respon

    ara lain yang digunakan sebagai pengganti -8D yaitu ;S (;lasgo#

    oma S%ale yang merupakan sistem s%oring yang sederhana yang dapat

    meramal kesudahan atau out%ome penderita.? 

    enurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi dan atau

     penurunan perfusi ke otak atau disebabkan trauma langsung pada otak.

    enurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

    oksigenasi ventilasi dan perfusi.? 

    -lkohol dan obat*obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran penderita.

    0alaupun demikian, bila sudah disingkirkan kemungkinan hipoksia atau

    hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran, maka trauma %apitis

    dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan bukan alkoholisme

    sampai terbukti sebaliknya.?

    !.  E*posure (kontrol lingkungan

    enderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan %ara menggunting

    guna memeriksa dan evaluasi penderita. Setelah pakaian dibuka, penting agar 

     penderita tidak kedinginan (men%egah hipotermi, harus dipakaikan selimut

    hangat, ruangan %ukup hangat dan diberikan %airan intravena yang sudah

    dihangatkan.?

    Bant(an Hi(! Jangka La+a

    Bantuan hidup jangka lama merupakan pengelolaan pas%a resusitasi yang

    terdiri dari3

    ,. au(in(

    au(in(   merupakan %ara untuk menentukan dan memberi terapi penyebab

    kematian dan menilai sampai sejauh mana pasien dapat diselamatkan. =,@

    !. #uman entation

      Sistem saraf pusat diharapkan pulih dengan tindakan resusitasi otak yang baru.=

    *  ntensive care 

    1@

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    20/22

     ntensive care merupakan resusitasi jangka panjang. Jenis pengelolaan yang

    diperlukan pasien yang telah mendapat resusitasi bergantung kepada hasil

    resusitasi. asien yang tidak mempunyai defisit neurologis dan tekanan darah

    terpelihara normal tanpa aritmia hanya memerlukan pantauan intensif dan

    observasi terus*menerus terhadap sirkulasi, pernafasan, fungsi otak, ginjal dan

    hati. asien yang mempunyai kegagalan satu atau lebih dari satu sistem,

    memerlukan bantuan ventilasi atau sirkulasi, terapi aritmia, dialisis dan

    resusitasi otak.=,@

    rgan yang paling terpengaruh oleh kerusakan hipoksemia dan iskemik 

    selama henti jantung adalah otak. Bila pasien tetap tidak sadar hendaknya

    dilakukan upaya untuk memelihara perfusi dan oksigenasi otak. )indakan*

    tindakan ini meliputi penggunaan agen vasoaktif untuk memelihara tekanan

    darah sistemik yang normal, penggunaan steroid untuk mengurangi sebab otak 

    dan penggunaan diuretik untuk menurunkan tekanan intra kranial. ksigen

    tambahan hendaknya diberikan dan hiperventilasi derajat sedang juga

    membantu (a ! !

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    21/22

    kesempatan korban untuk hidup rata*rata sebesar &' sampai /< '. Sebuah

     penelitian menunjukkan bah#a dengan penyediaan defibrillator yang mudah

    diakses di tempat*tempat umum seperti pelabuhan udara, dalam arti

    meningkatkan kemampuan untuk bisa memberikan pertolongan (defibrilasi

    sesegera mungkin, akan meningkatkan kesempatan hidup rata*rata bagi

    korban cardiac arrest sebesar 4/'.

    BAB III

    KESIPULAN

    Henti jantung adalah penghentian tiba*tiba fungsi pemompaan jantung dan

    hilangnya tekanan darah arteri. Saat terjadinya serangan jantung, penghantaran

    oksigen dan pengeluaran karbon dioksida terhenti, metabolisme sel jaringan

    menjadi anaerobik, sehingga asidosis metabolik dan respiratorik terjadi. ada

    keadaan tersebut, inisiasi langsung dari resusitasi jantung paru diperlukan untuk 

    men%egah terjadinya kerusakan jantung, paru*paru, ginjal, kerusakan otak dan

    kematian.

    )ingkat perbaikan pada pasien yang bertahan dari keadaan Cardio-

    respiratory Arrest  pada umumnya sangat rendah pada kasus*kasus yang terjadi

    diluar +umah Sakit. ertolongan pertama berupa  Basic Life Support   (BLS dan

     Advance Cardiac Life Support (-LS merupakan tindakan penting yang dapat

    !1

  • 8/16/2019 Laporan kasus anestasi

    22/22

    meningkatkan kelangsungan hidup pasien. +esusitasi jantung paru yang dilakukan

    sedini mungkin berdampak terhadap kehidupan jangka panjang pasien yang lebih

     baik.

    DAFTA' PUSTAKA

    1. 0ahyuningsih, -ndi. !&1!. engelolaan asien Henti Jantung di "ntensive

    are Dnit. Jakarta 3 2ajalah $edokteran )erapi "ntensif 

    !. British Heart 9oundation. !&&?. ardia% -rrest. -vailable at

    ###.bhf.org.uk 

    . $oike, S., ga##a, )., )anabe, S., 2atsumoto, S., -kahane, 2., yasunaga,

    H, et al. ollapse*to*emergen%y 2edi%al Servi%e ardiopulmonary

    +esus%itation "nterval and ut%omes of out*of*hospital ardiopulmonary

    -rrest 3 a Fation#ide bservational Study. Bio2ed entral. !&11

    /. 0eston, liff. ardiorespiratory -rrest 3 6mergen%y resentation. 6lsevier.

    !&&?