laporan kasus anestasi
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
1/22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cardio-respiratory Arrest atau yang dikenal dengan henti jantung dan
henti nafas merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia. Henti
jantung mendadak menyerang jutaan individu tiap tahunnya dan tak jarang
berujung pada kematian. Saat ini tingkat mortalitas yang diakibatkan oleh
henti jantung dan henti nafas tergolong tinggi, namun perkembangan
prosedur resusitasi telah meningkatkan angka kelangsungan hidup pasien.1
Cardio-respiratory Arrest adalah suatu keadaan dimana fungsi sirkulasi
dan respirasi berhenti bekerja. Jantung menjadi berhenti memompa darah ke
seluruh tubuh dan individu tersebut berhenti bernafas. Henti jantung dan
henti nafas terjadi ketika tidak terdapat adanya suplai jantung yang efektif.
Sebelum terapi spesifik dimulai, bantuan hidup dasar yang dikenal dengan
Basic Life Support (BLS harus terlebih dahulu diberikan sebagai pertolongan
pertama pada pasien.!"ndividu yang menderita Cardio-respiratory Arrest menjadi tidak
responsif dan mengalami penurunan kesadaran dalam #aktu singkat dan
tidak terdapat adanya fungsi organ vital. $asus ini merupakan
kega#atdaruratan yang mengan%am nya#a. Bila tidak dilakukan bantuan
hidup dasar dengan segera, tingkat kelangsungan hidup pasien akan
berkurang 1&' tiap menitnya.
)ingkat perbaikan pada pasien yang bertahan dari keadaan Cardio-
respiratory Arrest pada umumnya sangat rendah pada kasus*kasus yang
terjadi diluar +umah Sakit. ertolongan pertama berupa Basic Life Support
(BLS dan Advance Cardiac Life Support (-LS merupakan tindakan
penting yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien. +esusitasi
jantung paru yang dilakukan sedini mungkin berdampak terhadap kehidupan
jangka panjang pasien yang lebih baik./
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
2/22
2.1 Definisi
Henti jantung adalah penghentian tiba*tiba fungsi pemompaan jantung
dan hilangnya tekanan darah arteri. Saat terjadinya serangan jantung,
penghantaran oksigen dan pengeluaran karbon dioksida terhenti, metabolisme
sel jaringan menjadi anaerobik, sehingga asidosis metabolik dan respiratorik
terjadi. ada keadaan tersebut, inisiasi langsung dari resusitasi jantung paru
diperlukan untuk men%egah terjadinya kerusakan jantung, paru*paru, ginjal,
kerusakan otak dan kematian.1
Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung se%ara tiba*tiba dan
mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan
penyakit jantung ataupun tidak. 0aktu kejadiannya tidak bisa diperkirakan,
terjadi dengan sangat %epat begitu gejala dan tanda tampak. -meri%an Heart
-sso%iation menyatakan bah#a cardiac arrest adalah penghentian sirkulasi
normal darah akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi se%ara efektif.1
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bah#a henti jantung atau cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung
se%ara mendadak untuk mempertahankan sirkulasi normal darah untuk
memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya akibat kegagalan
jantung untuk berkontraksi se%ara efektif.1
Henti nafas atau gagal nafas adalah suatu kondisi dimana sistem
respirasi gagal untuk melakukan fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen
dan pengeluaran karbondioksida. $eadekuatan itu dapat dilihat dari
kemampuan jaringan untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida.1
2.2 Faktor Preis!osisi
Laki*laki usia /& tahun atau lebih, memiliki kemungkinan untuk terkena
cardiac arrest satu berbanding delapan orang, sedangkan pada #anita adalah
satu berbanding !/ orang. Semakin tua seseorang, semakin rendah risiko
!
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
3/22
henti jantung mendadak. rang dengan faktor risiko untuk penyakit jantung,
seperti hipertensi, hiperkholesterolemia dan merokok memiliki peningkatan
risiko terjadinya %ardia% arrest.
2enurut -meri%an Heart -sso%iation (!&1&, seseorang dikatakan
mempunyai risiko tinggi untuk terkena cardiac arrest dengan kondisi3 4
a -da jejas di jantung akibat dari serangan jantung terdahulu.
-danya jejas di jantung karena serangan jantung terdahulu atau
oleh sebab lain5 jantung yang terjejas atau mengalami pembesaran karena
sebab tertentu %enderung untuk mengalami aritmia ventrikel yang
mengan%am ji#a. 6nam bulan pertama setelah seseorang mengalami
serangan jantung adalah periode risiko tinggi untuk terjadinya %ardia%
arrest pada pasien dengan penyakit jantung atherosclerotic.
b enebalan otot jantung (ardiomyopathy.
enebalan otot jantung (cardiomyopathy) karena berbagai sebab
(umumnya karena tekanan darah tinggi, kelainan katup jantung membuat
seseorang %enderung untuk terkena cardiac arrest .
% Seseorang yang sedang menggunakan obat*obatan untuk jantung.
Beberapa obat*obatan untuk jantung (anti aritmia justru
merangsang timbulnya aritmia ventrikel dan berakibat cardiac arrest .
$ondisi seperti ini disebut proarrythmic effect . emakaian obat*obatan
yang bisa mempengaruhi perubahan kadar potasium dan magnesium
dalam darah (misalnya penggunaan diuretik juga dapat menyebabkan
aritmia yang mengan%am ji#a dan cardiac arrest
d $elistrikan jantung yang tidak normal.
Beberapa kelistrikan jantung yang tidak normal seperti Wolff-
Parkinson-White-Syndrome dan sindroma gelombang 7) yangmemanjang bisa menyebabkan cardiac arrest pada anak dan de#asa
muda.
e embuluh darah yang tidak normal.
embuluh darah yang tidak normal, jarang dijumpai (khususnya di
arteri koronari dan aorta sering menyebabkan kematian mendadak pada
de#asa muda. elepasan adrenalin ketika berolah raga atau melakukan
aktifitas fisik yang berat, bisa menjadi pemi%u terjadinya cardiac arrest
apabila dijumpai kelainan tadi.
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
4/22
f enyalahgunaan obat.
enyalahgunaan obat adalah faktor utama terjadinya cardiac arrest
pada penderita yang sebenarnya tidak mempunyai kelainan pada organ
jantung.
2." Patogenesis
$ebanyakan korban henti jantung diakibatkan oleh timbulnya aritmia3
fibrilasi ventrikel (89, takhikardi ventrikel (8), aktifitas listrik tanpa nadi
(6-, dan asistol.1,4
a 9ibrilasi ventrikel2erupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian
mendadak, pada keadaan ini jantung tidak dapat melakukan fungsi
kontraksinya, jantung hanya mampu bergetar saja. ada kasus ini
tindakan yang harus segera dilakukan adalah + dan : sho%k atau
defibrilasi.
;ambar !.1. ;ambaran 8entrikel 9ibrilasi
b )akikardi ventrikel
2ekanisme penyebab terjadinyan takhikardi ventrikel biasanya
karena adanya gangguan otomatisasi (pembentukan impuls ataupaun
akibat adanya gangguan konduksi. 9rekuensi nadi yang %epat akan
menyebabkan fase pengisian ventrikel kiri akan memendek, akibatnya
pengisian darah ke
ventrikel juga berkurang sehingga %urah jantung akan menurun.
8) dengan keadaan hemodinamik stabil, pemilihan terapi dengan medika
mentosa lebih diutamakan. ada kasus 8)dengan gangguan hemodinamik
/
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
5/22
sampai terjadi henti jantung (8) tanpa nadi, pemberian terapi defibrilasi
dengan menggunakan : sho%k dan + adalah pilihan utama.
!.! ;ambaran )akikardi 8entrikel
% Pulseless Electrical Activity (6-
2erupakan keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak
menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan kontraktilitas tetapi tidak
adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba.
ada kasus ini + adalah tindakan yang harus segera dilakukan.
!./ ;ambaran ulseless 6le%tri%al -%tivity (6-
d -sistole
$eadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada
jantung, dan pada monitor irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus.
ada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil adalah +.
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
6/22
!.< ;ambaran -sistole
2.# $e%ala Klinis)anda* tanda cardiac arrest yaitu3
a. $etiadaan respon5 pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara,
tepukan di pundak ataupun %ubitan.
b. $etiadaan pernafasan normal5 tidak terdapat pernafasan normal ketika
jalan pernafasan dibuka.
%. )idak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis.
2.& Penatalaksanaan'es(sitasi Jant(ng Par( ) Cardio Pulmonary Resusitation
a. Pengertian
+esusitasi Jantung*aru (+J adalah suatu %ara untuk
memfungsikan kembali jantung dan paru. Cardio Pulmonary esusitation
(+ adalah suatu teknik bantuan hidup dasar yang bertujuan untuk
memberikan oksigen ke otak dan jantung sampai ke kondisi layak, dan
mengembalikan fungsi jantung dan pernafasan ke kondisi normal.=
*. Prose(r Cardio Pulmonary Resusitation
ada penanganan korban cardiac arrest dikenal istilah rantai untuk
bertahan hidup (chin of survival 5 %ara untuk menggambarkan penanganan
ideal yang harus diberikan ketika ada kejadian cardiac arrest . Jika salah
satu dari rangkaian ini terputus, maka kesempatan korban untuk bertahan
hidup menjadi berkurang, sebaliknya jika rangkaian ini kuat maka korban
mempunyai kesempatan besar untuk bisa bertahan hidup./
Chin of survival terdiri dari / rangkaian3 early acces! early CP!
early defi"rillator!dan early advance care.
a. Early acces3 kemampuan untuk mengenali>mengidentifikasi gejala dantanda a#al serta segera memanggil pertolongan untuk mengaktifasi
62S.
b. Early CP3 + akan mensuplai sejumlah minimal darah ke jantung
dan otak, sampai defibrilator dan petugas yang terlatih tersedia>datang.
%. Early defi"rillator 3 pada beberapa korban, pemberian defibrilasi segera
ke jantung korban bisa mengembalikan denyut jantung.
d. Early advance care3 pemberian terapi "8, obat*obatan, dan
ketersediaan peralatan bantuan pernafasan.
4
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
7/22
!.
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
8/22
se%epatnya. Bantuan hidup dasar bertujuan untuk oksigenasi darurat se%ara
efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan
sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan
kekuatan sendiri se%ara normal. +esusitasi men%egah agar sel*sel tidak rusak
akibat kekurangan oksigen. Sirkulasi yang berhenti */ menit akan
mengakibatkan kerusakan otak yang permanen. Jika pasien mengalami
hipoksemia sebelumnya, batas #aktu menjadi lebih pendek./
)anpa bantuan hidup dasar (+esusitasi Jantung aru kemungkinan korban
untuk bertahan hidup berkurang antara =*1&' >menit, dengan bantuan hidup
dasar (+esusitasi Jantung aru kemungkinan korban untuk bertahan hidup
bertambah antara */' >menit sampai dilakukan defibrilasi.?
"ndikasi bantuan hidup dasar yakni 3
1. Henti nafas (apnue
Bila terjadi henti nafas primer, jantung dapat terus memompa darah selama
beberapa menit, dan sisa ! yang ada di dalam paru dan darah akan terus
beredar ke otak dan organ vital lain. enanganan dini pada korban dengan
henti nafas atau sumbatan jalan nafas dapat men%egah henti jantung.=
!. Henti jantung (cardiac arrest
Bila terjadi henti jantung primer, ksigen tidak beredar dan oksigen yang
tersisa dalam organ vital akan habis dalam beberapa detik.=
erkembangan terbaru pada ;uideline American #eart Asosiation (-H-
untuk +J dan pera#atan kega#atan kardiovaskular tahun !&1& adalah
perubahan urutan langkah Bantuan Hidup :asar dari -B menjadi -B
baik untuk pasien de#asa maupun anak*anak (anak dan balita ke%uali bayi
baru lahir. ;uideline -H- untuk +J dan pera#atan kega#atan
kardiovaskular tahun !&1& merekomendasikan perubahan ini karena3=,@
1. Sebagian besar henti jantung terjadi pada de#asa dan angka keberhasilan tertinggi
adalah henti jantung yang terjadi pada pasien henti jantung dengan
irama 89 (ventricular fi"rillation atau 8) (ventricular tachycardia
tanpa nadi. ada pasien*pasien ini elemen a#al yang paling penting
dari +J adalah kompresi dada dan defibrilasi se%epatnya.
?
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
9/22
!. ada urutan kompresi dada -B seringkali terlambat ketika penolong membuka
jalan nafas untuk memberikan bantuan nafas dari mulut ke mulut atau
memasukkan perlengkapan ventilasi. :engan merubah ke urutan -B,
kompresi dada dapat dimulai lebih %epat dan ventilasi hanya akan
sedikit memperlambat kompresi dada hingga selesai satu siklus
(kompresi & kali diselesaikan dalam #aktu 1? detik.
Langkah*langkah bantuan dasar hidup3=,@
1. astikan keamanan
Sebelum melakukan pertolongan hal yang paling diutamakan adalah
keamanan bagi si penolong.
!. eriksa kesadaran
Lihat tingkat kesadaran penderita misalnya dengan %ara seperti
menggun%angkan bahu dengan lembut lalu menanyakan 3 Aapakah anda
baik*baik sajaA Jika ada respons maka 3
C Jangan ubah posisi korban.
C ari hal yang tidak beres.
C Dlangi pemeriksaan berkala.
. anggil bantuan > telpon ambulan
/. Buka jalan nafas E nilai pernafasan
Filai Air$ay Control dengan Look! Listen and %eel dalam #aktu kurang
dari 1& detik. astikan korban bernafas spontan dan normal. Jika tidak ada
nafas spontan buka jalan nafas penderita./,=
Sumbatan jalan nafas oleh lidah yang menutupi dinding posterior faring
merupakan persoalan yang sering timbul pada pasien tidak sadar yang
terlentang.= -da %ara yang dianjurkan untuk menjaga agar jalan nafas tetap
terbuka, yaitu3
a. 2etode Head )ilt
enolong mengekstensikan kepala korban dan dengan satu tangan
sementara tangan yang lain menyangga bagian atas leher korban.=
b. 2etode hin lift
@
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
10/22
$epala diekstensikan dan dagu diangkat ke atas. 2etode ini dilakukan
jika tidak ada trauma pada leher. Satu tangan penolong mendorong dahi
ke ba#ah supaya kepala tengadah, tangan lain mendorong dagu dengan
hati*hati tengadah, sehingga hidung menghadap ke atas dan epiglotis
terbuka.=
;ambar !.4. 2etode #ead &ilt dan Chin Lift
%. 2etode Ja# )hrust
$epala diekstensikan dan mandibula didorong maju dengan memegang
sudut mandibula korban pada kedua sisi dan mendorongnya ke depan.=
ada pasien dengan trauma leher, rahang ba#ah diangkat didorong ke
depan pada sendinya tanpa menggerakkan kepala*leher./ endorongan
mandibula saja tanpa ekstensi kepala juga merupakan metode paling
aman untuk memelihara jalan nafas atas tetap terbuka, pada pasien
dengan dugaan patah tulang leher./
;ambar !.= 2etode 'a$ &hrust
1&
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
11/22
Bila korban yang tidak sadar bernafas spontan dan adekuat (tidak ada
sianosis, korban sebaiknya diletakkan dalam posisi sisi mantap untuk
men%egah aspirasi. 6kstensikan kepalanya dan pertahankan mukanya lebih
rendah. Letakkan tangan pasien sebelah atas di ba#ah pipi sebelah ba#ah
untuk mempertahankan ekstensi kepala dan men%egah pasien berguling ke
depan. Lengan sebelah ba#ah yang berada di punggungnya, men%egah
pasien terguling ke belakang.=
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
12/22
;ambar !.?. 2etode outh to outh
Bila ventilasi mulut ke mulut atau mulut ke hidung tidak berhasil baik,
#alaupun jalan nafas telah di%oba dibuka, faring korban harus diperiksa
untuk melihat apakah ada sekresi atau benda asing. ada tindakan jari
menyapu hendaknya korban digulingkan pada salah satu sisinya. Sesudah
dengan paksa membuka mulut korban dengan satu tangan memegang lidah
dan rahangnya, penolong memasukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan
yang lain ke dalam satu sisi mulut korban, melalui bagian belakang faring,
keluar lagi melalui sisi lain mulut korban dalam satu gerakan menyapu.
Bila tindakan ini gagal untuk mengeluarkan benda asing, hendaknya
dikerjakan hentakan abdomen (abdominal thrust, gerak heimli%h atau
hentakan dada (chest thrust . Hentakan dada dilakukan pada korban yang
terlentang, tekhnik ini sama dengan kompresi dada luar. Drutan yang
dianjurkan adalah berikan 4*1& G hentakan abdomen, buka mulut dan
lakukan sapuan jari, reposisi pasien, buka jalan nafas dan beri ventilasi
buatan. Drutan ini hendaknya diulang sampai benda asing keluar dan
ventilasi buatan dapat dilakukan dengan sukses.=
Bila sesudah dilakukan gerakan triple (ekstensi kepala, buka mulut dan
dorong mandibula dan pembersihan mulut dan faring, ternyata masih ada
sumbatan jalan nafas, dapat di%oba pemasangan orofaringeal air#ay atau
nasofaringeal air#ay. Bila dengan ini belum berhasil, perlu dilakukan
intubasi trakheal. Bila tidak mungkin atau tidak dapat dilakukan intubasi
1!
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
13/22
trakheal sebagai alternatifnya, krikotirotomi atau punksi membran
krikotiroid dengan jarum berlumen besar ( misal dengan kanula intra vena
1/ ;.=
4. $ompresi jantung nafas buatan (& 3 !
)elah dikembangkan teknik baru manual +J sebagai usaha untuk
memperbaiki perfusi selama resusitasi pada pasien dengan henti jantung,
untuk memperbaiki kurva harapan hidup. :ibandingkan dengan teknik
+J sebelumnya, teknik*teknik dan peralatan lebih membutuhkan banyak
orang, pelatihan dan alat*alat, atau teknik spesifik lainnya. Beberapa
teknik dari +J dan peralatannya memperbaiki hemodinamik dan angka
keselamatan jangka pendek jika digunakan oleh penolong yang terlatih.<
enggunaan beberapa peralatan telah menjadi fokus utama dari
penelitian klinis baru. enggunaan dari "mpedan%e )hreshold :evi%e
("): meningkatkan terjadinya +S (kembalinya sirkulasi se%ara
spontan dan survival jangka pendek jika digunakan pada pasien henti
jantung di luar rumah sakit, namun tidak ada kemajuan berarti pada pasien
yang berhasil selamat dan keluar dari rumah sakit atau se%ara neurologi
klinisnya membaik.<
)eknik +J dimulai dengan mengkompresi dada sebelum memberikan
bantuan nafas (*-*B daripada -*B*. $ompresi dada dapat dimulai
sesegera mungkin, sedangkan tindakan mengatur posisi kepala,
mendapatkan lapisan penutup untuk bantuan nafas dari mulut ke mulut
atau memasang masker akan memakan #aktu. :engan memulai kompresi
dada & kali dibandingkan ventilasi ! kali akan mempersingkat
perlambatan kompresi pertama.<
$ompresi dada yang adekuat memerlukan kompresi dengan
kedalaman dan ke%epatan yang sesuai, dengan pengembangan dada yang
komplit setelah setiap kompresi dan penekanan dalam meminimalkan
penghentian kompresi dan menghindari ventilasi yang berlebihan.
enolong harus memastikan bah#a kompresi dada dilakukan dengan
1
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
14/22
benar. $edalaman kompresi yang direkomendasikan pada korban de#asa
meningkat dari kedalaman 1,menit @*
1! detik harus diikuti dengan pemberian ! kali ventilasi dalam (!* detik.Bila penderita anak*anak dan bayi, bila terdiri dari satu penolong diberikan
& kompresi dada luar dan ! ventilasi dalam. Sedangkan bila terdapat dua
penolong , dilakukan 1< kompresi dada luar dan ! ventilasi dalam.
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
15/22
Setiap ! menit setelah dilakukan kompresi jantung nafas buatan lakukan
penilaian terhadap penderita. eriksa apakah ada tanda*tanda sirkulasi
seperti bergerak, bernafas atau batuk.
?. Jangan hentikan $ompresi jantung dan nafas buatan &3! sampai ada
indikasi stop BH:
$eadaan penderita yang tidak sadar, tidak ada pernafasan spontan, reflek
muntah dan dilatasi pupil yang menetap selama 1
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
16/22
;ambar !.1&. -lgoritme era#atan as%a Henti Jantung
Seseorang dinyatakan mati jantung bila 3=
1. 9ungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti se%ara pasti atau
irreversibel.
!. )elah terbukti terjadi kematian batang otak
:alam keadaan darurat tidak mungkin untuk menegakkan diagnosis mati batang otak. :alam resusitasi darurat, seseorang dapat dinyatakan mati
jika 3=
1. )erdapat tanda*tanda mati jantung
!. Sesudah dimulai resusitasi pasien tetap tidak sadar, tidak timbul ventilasi spontan
dan refleks muntah ( (a( refle*A, serta pupil tetap dilatasi selama 1
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
17/22
Circulation support merupakan langkah untuk pengenalan tidak
adanya denyut nadi dan pengadaan sirkulasi buatan dengan kompresi
jantung, penghentian perdarahan dan posisi untuk shock. Circulation
support digambarkan melalui 3
a. 8olume darah dan %ardia% output
erdarahan merupakan sebab utama kematian pas%a bedah. Suatu
keadaan hipotensi pada penderita trauma harus dianggap
disebabkan oleh hipovolemi sampai terbukti sebaliknya. -da tiga
penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan
informasi mengenai keadaan hemodinamik yakni tingkat
kesadaran, #arna kulit dan nadi.?
b. )ingkat kesadaran
Bila volume darah menurun, perfusi otak dapat berkurang, yang
dapat mengakibatkan penurunan kesadaran.?
%. 0arna kulit
0arna kulit dapat membantu diagnosis hipovolemia. enderita
trauma yang kulitnya kemerahan terutama pada #ajah dan
ekstremitas, jarang dalam keadaan hipovolemia. Sebaliknya #ajah
pu%at keabu*abuan dan kulit ekstremitas yang pu%at merupakan
tanda hipovolemia.?
d. Fadi
emeriksaan nadi besar seperti a.femoralis atau a.karotis (kiri*
kanan, untuk kekuatan nadi, ke%epatan dan irama. Fadi yang tidak
%epat, kuat dan teratur biasanya merupakan tanda normo*volemia
(bila penderita tidak minum obat beta*blo%ker. Fadi yang %epat
dan ke%il merupakan tanda hipovolemia, #alaupun dapat
disebabkan keadaan yang lain. $e%epatan nadi yang normal bukan
jaminan bah#a normovolemia. Fadi yang tidak teratur biasanya
merupakan tanda gangguan jantung. )idak ditemukannya pulsasi
dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya resusitasi
segera.?
1=
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
18/22
e. erdarahan
erdarahan eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka.
Spalk udara ( pneumatic splintin( device juga dapat digunakan
untuk mengontrol perdarahan. Sumber perdarahan internal (tidak
terlihat adalah perdarahan dalam rongga toraks, abdomen, sekitar
fraktur dari tulang panjang, retro*peritoneal akibat fraktur pelvis
atau sebagai akibat daari luka tembus dada>perut.?
enilaian lain dapat dilihat juga pada tanda*tanda henti jantung, yakni
kesadaran hilang (dalam #aktu 1< detik setelah henti jantung, tak
teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang de#asa
atau brakialis pada bayi, henti nafas atau mengap*mengap
( (aspin(), terlihat seperti mati (death like appearance, #arna kulit
pu%at sampai kelabu, pupil dilatasi (/< detik setelah henti jantung.
:iagnosis henti jantung dapat ditegakkan bila pasien tidak sadar
dan tidak teraba denyut arteri besar. emberian ventilasi buatan dan
kompresi dada luar diperlukan pada keadaan sangat ga#at ini.=,@
Bant(an Hi(! Lan%(t
Bantuan hidup lanjut berhubungan dengan teknik untuk memperbaiki
ventilasi dan oksigenasi korban dan pada diagnosis serta terapi gangguan irama
utama selama henti jantung.= Bantuan hidup kardiovaskular lanjut meliputi
intervensi untuk men%egah henti jantung, menangani henti jantung, dan
meningkatkan luaran pasien yang men%apai kembalinya sirkulasi yang spontan
setelah henti jantung.
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
19/22
8 3 +espon terhadap rangsangan vokal (suara
3 +espon terhadap rangsangan nyeri (pain
D 3 Dnresponsive (tidak ada respon
ara lain yang digunakan sebagai pengganti -8D yaitu ;S (;lasgo#
oma S%ale yang merupakan sistem s%oring yang sederhana yang dapat
meramal kesudahan atau out%ome penderita.?
enurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi dan atau
penurunan perfusi ke otak atau disebabkan trauma langsung pada otak.
enurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan
oksigenasi ventilasi dan perfusi.?
-lkohol dan obat*obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran penderita.
0alaupun demikian, bila sudah disingkirkan kemungkinan hipoksia atau
hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran, maka trauma %apitis
dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan bukan alkoholisme
sampai terbukti sebaliknya.?
!. E*posure (kontrol lingkungan
enderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan %ara menggunting
guna memeriksa dan evaluasi penderita. Setelah pakaian dibuka, penting agar
penderita tidak kedinginan (men%egah hipotermi, harus dipakaikan selimut
hangat, ruangan %ukup hangat dan diberikan %airan intravena yang sudah
dihangatkan.?
Bant(an Hi(! Jangka La+a
Bantuan hidup jangka lama merupakan pengelolaan pas%a resusitasi yang
terdiri dari3
,. au(in(
au(in( merupakan %ara untuk menentukan dan memberi terapi penyebab
kematian dan menilai sampai sejauh mana pasien dapat diselamatkan. =,@
!. #uman entation
Sistem saraf pusat diharapkan pulih dengan tindakan resusitasi otak yang baru.=
* ntensive care
1@
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
20/22
ntensive care merupakan resusitasi jangka panjang. Jenis pengelolaan yang
diperlukan pasien yang telah mendapat resusitasi bergantung kepada hasil
resusitasi. asien yang tidak mempunyai defisit neurologis dan tekanan darah
terpelihara normal tanpa aritmia hanya memerlukan pantauan intensif dan
observasi terus*menerus terhadap sirkulasi, pernafasan, fungsi otak, ginjal dan
hati. asien yang mempunyai kegagalan satu atau lebih dari satu sistem,
memerlukan bantuan ventilasi atau sirkulasi, terapi aritmia, dialisis dan
resusitasi otak.=,@
rgan yang paling terpengaruh oleh kerusakan hipoksemia dan iskemik
selama henti jantung adalah otak. Bila pasien tetap tidak sadar hendaknya
dilakukan upaya untuk memelihara perfusi dan oksigenasi otak. )indakan*
tindakan ini meliputi penggunaan agen vasoaktif untuk memelihara tekanan
darah sistemik yang normal, penggunaan steroid untuk mengurangi sebab otak
dan penggunaan diuretik untuk menurunkan tekanan intra kranial. ksigen
tambahan hendaknya diberikan dan hiperventilasi derajat sedang juga
membantu (a ! !
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
21/22
kesempatan korban untuk hidup rata*rata sebesar &' sampai /< '. Sebuah
penelitian menunjukkan bah#a dengan penyediaan defibrillator yang mudah
diakses di tempat*tempat umum seperti pelabuhan udara, dalam arti
meningkatkan kemampuan untuk bisa memberikan pertolongan (defibrilasi
sesegera mungkin, akan meningkatkan kesempatan hidup rata*rata bagi
korban cardiac arrest sebesar 4/'.
BAB III
KESIPULAN
Henti jantung adalah penghentian tiba*tiba fungsi pemompaan jantung dan
hilangnya tekanan darah arteri. Saat terjadinya serangan jantung, penghantaran
oksigen dan pengeluaran karbon dioksida terhenti, metabolisme sel jaringan
menjadi anaerobik, sehingga asidosis metabolik dan respiratorik terjadi. ada
keadaan tersebut, inisiasi langsung dari resusitasi jantung paru diperlukan untuk
men%egah terjadinya kerusakan jantung, paru*paru, ginjal, kerusakan otak dan
kematian.
)ingkat perbaikan pada pasien yang bertahan dari keadaan Cardio-
respiratory Arrest pada umumnya sangat rendah pada kasus*kasus yang terjadi
diluar +umah Sakit. ertolongan pertama berupa Basic Life Support (BLS dan
Advance Cardiac Life Support (-LS merupakan tindakan penting yang dapat
!1
-
8/16/2019 Laporan kasus anestasi
22/22
meningkatkan kelangsungan hidup pasien. +esusitasi jantung paru yang dilakukan
sedini mungkin berdampak terhadap kehidupan jangka panjang pasien yang lebih
baik.
DAFTA' PUSTAKA
1. 0ahyuningsih, -ndi. !&1!. engelolaan asien Henti Jantung di "ntensive
are Dnit. Jakarta 3 2ajalah $edokteran )erapi "ntensif
!. British Heart 9oundation. !&&?. ardia% -rrest. -vailable at
###.bhf.org.uk
. $oike, S., ga##a, )., )anabe, S., 2atsumoto, S., -kahane, 2., yasunaga,
H, et al. ollapse*to*emergen%y 2edi%al Servi%e ardiopulmonary
+esus%itation "nterval and ut%omes of out*of*hospital ardiopulmonary
-rrest 3 a Fation#ide bservational Study. Bio2ed entral. !&11
/. 0eston, liff. ardiorespiratory -rrest 3 6mergen%y resentation. 6lsevier.
!&&?