laporan kasus anak
DESCRIPTION
anak,lapkasTRANSCRIPT
STATUS PASIENI. IDENTITAS PASIENNama
: An. A.F
Jenis Kelamin
: Laki-lakiUsia
: 8 Tahun 5 Bulan Alamat
: Jl. TembagaAgama
: Islam
No. Medical Record: 83xxxx
Tgl. Masuk RS: 30-05-2013 pukul 16.00Nama OT
: Tn. BudiII. ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan orang tua OS pada tanggal 31-05-2013 pukul 06.00 WIB
Keluhan UtamaBadan terasa dingin sejak 1 hari yang lalu (sejak tanggal 30-06-2013)
Keluhan TambahanNyeri ulu hati dan lemas.Riwayat Penyakit Sekarang
5 hari SMRS OS mengeluh demam terus menerus, mendadak tinggi (Suhu 38.20C). 4 hari SMRS demam turun seharian (suhu tidak dihitung hanya berdasarkan tangan ibu). 3 hari SMRS demam naik lagi, terus menerus sampai 2 hari SMRS. 1 hari SMRS demam OS turun, OS merasa lemas, badan terasa dingin, terutama pada tangan dan kaki dan nyeri ulu hati. BAB belum sejak kemarin dan penurunan kesadaran disangkal, BAK sedikit (menurut ibu OS). Gejala batuk, pilek, mual dan muntah disangkal. Riwayat Asma (-), Riwayat Kejang (+) saat berumur 11 bulan. Kejang tidak pernah kambuh lagi. OS masih mau makan dan minum.MRS, Di IGD OS mengeluh lemas dan badan terasa dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, akral dingin, Suhu : 35.10C, Nadi : 92x/menit, irreguler, lemah, RR : 37 x/menit, RCT > 2 detik dan diberikan penatalaksanaan loading cairan RL. Hasil lab dari UGD : Hb (17,4 g/dl), Ht (51%), Leukosit (9491 /mm3), Trombosit (36.000/mm3).Saat anamnesis di bangsal anak sudah tidak merasa dingin lagi tetapi menjadi demam, masih ada gejala lemah dan nyeri ulu hati.Riwayat Penyakit DahuluOS pernah kejang demam saat berusia 11 bulan
Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Alergi (pruritus) pada ayah.Riwayat PengobatanOS tidak sedang menjalani pengobatan jangka panjang. Selama sakit hanya diberikan paracetamol oleh ibu OSRiwayat AlergiOs tidak alergi makanan maupun obatRiwayat PsikososialAyah tidak merokok, lingkungan rumah bersihRiwayat KehamilanANC rutin ke dokter. Selama hamil ibu tidak pernah sakit atau mengkonsumsi obat-obatan.Riwayat PersalinanNormal pervaginam, cukup bulan, langsung menangis, tidak ada kecacatan saat lahir maupun sianosis. BBL 3100 gram, PBL 50 cm.Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi dasar : BCG 1x, Hepatitis B 3x, DPT-polio 3x, Campak 1xRiwayat Booster : DPT-polio 4Imunisasi Tambahan : tidak dilakukan.Riwayat Pola Makan0-6 bulan : ASI + Susu Formula6 bulan -1 tahun : Susu formula + Pasi
Sekarang : Nasi + Lauk Pauk Riwayat Perkembangan Fisik dan Mental
OS mulai tengkuran 3 bulan, duduk usia 8 bulan, berjalan 9 bulan, berbicara 10 bulan, anak mau main dengan teman-temannya. Saat ini sudah SD berkelakuan baik di kelas, menurut ibu anak berprestasi. Tidak ada gangguan dalam belajar, bahasa maupun sosial di sekolah. Di rumah anak yang aktif.
Kesan : sesuai usia III. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum
Kesan sakit: Sakit sedangKesadaran: Compos Mentis
Tanda Vital
Suhu
: 39,3o CNadi
: 140 x/mnt, reguler, pulsasi kuatPernapasan: 40 x/mntTekanan darah : 110/70 mmHgStatus Gizi
Antropometri BB: 43 kg TB: 140 cm LK: 52 cm Status GiziBB/U: 43 / 25,2 x 100% = 170 % (Obesitas)TB/U: 140 / 128 x 100% = 109 % (tinggi normal)BB/TB: 43 / 38 x 100% = 113 % (Gizi Baik)Kesan: Gizi BaikStatus Generalis
Kepala : Normocephal, UUK, UUB sudah menutup Wajah
: Simetris, edema periornita (-) Mata
: Isokor (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-), edema palpebra (-/-)
Hidung: Sekret (-), septum deviasi (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Mulut
: Mukosa bibir pucat (-), kering (+) lidah kotor (-), Gusi berdarah (-) , Faring hiperemis (-), T1 T1 Telinga: Normotia, sekret (-/-)Leher : Pembesaran KBG (-), pembesaran kelenjar Tiroid (-) ThoraxParu Inspeksi: Simetris, Retraksi (-), otot napas tambahan (-) Palpasi
: - Perkusi: - Auskultasi: Wheezing (-), Ronkhi (-) Jantung Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak Palpasi: Ictus cordis teraba Perkusi: - Auskultasi: BJ I/II Normal, gallop (-), murmur (-) Abdomen Inspeksi : Datar, abdomen setinggi dada Auskultasi: Bising usus menurun Palpasi
: Supel, nyeri tekan abdomen (+), pembesaran hepar/lien (-) Perkusi : Timpani pada 4 kuadran abdomen (+), Shifting dulness (+)Inguinal : Pembesaran KGB (-)Ekstremitas Atas: Akral hangat, RCT < 2detik, sianosis (-), edema(-) Bawah: Akral hangat, RCT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)Kulit : Sianosis (-), Ikterik (-), Turgor baikReflek : Patologis (-), Fisiologis (+) IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGHasil Laboratorium tanggal 30-05-2013
Jenis PemeriksaanHasil
Hematologi Rutin : Normal
Hemoglobin 17,9 (10.8 12.8 g/dL)
Leukosit 9,49 (5.500- 15.500 mm3)
Hematokrit 51 (35-43%)
Trombosit 36.000 (229.000 -553.000 mm3)
Pemeriksaan Hematologi Lengkap : Normal
Basofil H 2
Eosinofil L 1.0
Neutrofil Batang 3 (3-5)
Neutrofil Segmen 32 (25-50)
Monosit H.14
LED H.11 (0-10)
Eritrosit H 7,19
V. RESUMEOS MRS dengan keluhan badan terasa dingin terutama pada ekstrimitas sejak 2 hari yang lalu. 5 hari SMRS demam terus menerus, mendadak tinggi (Suhu 38.20C). Ada gejala lemas, nyeri ulu hati, BAK sedikit. Riwayat Kejang (+) saat berumur 11 bulan. Kejang tidak pernah kambuh lagi. OS masih mau makan dan minum. Di IGD didapatkan kesadaran compos mentis, akral dingin, Suhu : 35.10C, Nadi : 92x/menit, irreguler, lemah, RR : 37 x/menit, RCT > 2 detik dan diberikan penatalaksanaan loading cairan RL. Hasil lab dari UGD : Hb (17,4 g/dl), Ht (51%), Leukosit (9491 /mm3), Trombosit (36.000/mm3). Di bangsal anak masih lemah, akral hangat, RCT < 2tk dan febris 39,30C. Shifting dullness (+), bising usus menurun.VI. DAFTAR MASALAH
Syok Hipovolemik Hemokonsentrasi
FebrisVII. DIAGNOSISWorking Diagnosis : Dengue Shock SyndromeVIII. PENATALAKSANAAN Terapi cairan : Ringer Lactate dan GelofusinBB : 43IVFD 1 : Ringer Lactate (15-20 cc/kgBB/8 jam) 645 cc
(645 x 15) : (8 x 60 ) = 20 tpm (makro) / 8 jamIVFD 2 : Gelofusin (10-20 cc/kgBB/8 jam) 645 cc
(645 x 15) : (8 x 60 ) = 20 tpm (makro)
Ceftriaxone 1 x 2 gram dicampur dengan Dekstrose 5% 100cc Omeprazole 2 x 40 mg
Vit C 1 x 200 mg
Planning : Pemantauan Cairan, TTV dan pemeriksaan H2TL tiap 12 jam IX. PROGNOSISQuo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonamX. FOLLOW UPTGL/JAMSOAP
01/05/2013Nyeri Perut (+)
BAK sedikitMakan/ minum (+)
Demam (-)
S : 36,7oCN : 86 x/mnt
RR : 27 x/mnt
TD : 100/70 mmHg
Nyeri epigastrium (+)
Shifting dullness (+) DSS sudah teratasiCairan : Ringer lactate 30 tpm makroGelofusin 10tpm makro
Terapi lain lanjutkan
02/06/2013 BAK banyakNyeri perut (-)
Mau makan dan minum
Demam (-)S : 36oCN : 85 x /mnt
RR : 24 x/mnt
TD : 110/70 mmHg
Shifting dullnes (+)
DSS sudah teratasiPagi :Ringer lactate 30 tpm makro
Gelofusin 10tpm makro
Sore :
Ringer lactate 8 tpm makro
Terapi lain dilanjutkan
03/06/2013 Nyeri Perut (-)
BAK banyak
Makan/ minum (+)
Demam (-)
S : 36,5oC
N : 92 x /mnt
RR : 20 x/mnt
TD : 110/70 mmHgDSS sudah teratasiTerapi dilanjutkan
04/06/2013 Nyeri Perut (-)
BAK banyak
Makan/ minum (+)
Demam (-)
S : 36oC
N : 83 x /mnt
RR : 21 x/mnt
TD : 110/70 mmHgDSS sudah teratasi Pagi : terapi dilanjutkanSore : Rencana Pulang + Rencana Kontrol 3 hari kemudian
Pemeriksaan Hematologi Rutin
Tanggal/JamHasil Pemeriksaan
HemoglobinHematokritTrombositLeukosit
01/05/2013 04.00 12.00 20.00 13,614,714,6394442 24.00015.00024.000 9.0009.90010.700
02/06/2013 04.00 13.00 21.00 14.012.213.1 353636 27.00025.00029.000 10.7007.4507.130
03/06/2013 04.00 13.30 21.30 12.912.512.6 353433 31.00027.00031.000 7.4006.5006.850
04/06/2013 04.00 13.00 11.712.03233 54.00076.000 7.0006.890
TINJAUAN PUSTAKADEMAM BERDARAH DENGUEDefinisiDemam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arbovirus) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe,yaitu: DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4, melalui perantara nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat, diikuti serotipe DEN-2.1,2EpidemiologiPada saat ini jumlah kasus masih tetap tinggi rata-rata 10-25 per 100.000 penduduk, namun angka kematian telah menurun bermakna 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnyac. Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau hipoproteinemi.
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat:51. Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet.2. Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.3. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lambat,tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi,sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak tampak gelisah.4. Derajat IV : Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.Manifestasi syok pada anak terdiri dari : 51. Kulit pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung kaki, tangan dan hidung sedangkan kuku menjadi biru. Hal ini disebabkan oleh sirkulasi yang insufisien yang menyebabkan peningkatan aktivitas simpatikus secara reflek.
2. Anak yang semula rewel, cengeng dan gelisah lambat laun kesadarannya menurun menjadi apatis, sopor dan koma. Hal ini disebabkan oleh kegagalan sirkulasi cerebral3. Perubahan nadi, baik frekuensi maupun amplitudonya. Nadi menjadi cepat dan lembut sampai tidak dapat diraba oleh karena kolaps sirkulasi.
4. Tekanan nadi menurun menjadi 80 mmHg atau kurang
5. Oliguria sampai anuria karena manurunnya perfusi darah yang meliiputi arteri renalis. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium.21. Darah perifer : kadar hemoglobin, leukosit dan hitung jenis, hematokrit, trombosit. Pada apusan darah perifer juga dapat dinilai limfosit plasma biru, peningkatan 15% menunjang diagnosis DBD.2. Uji serologis, uji hemaglutinasi inhibisi dilakukan saat fase akut dan fase konvalesen
a. Infeksi primer, serum akut