laporan kasus
DESCRIPTION
Laporan KasusTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “K”
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DENGAN DIGNOSA MEDIS DERMATITIS
KONTAK ALERGEN
DI IRNA II RSUD PATUT PATUH PATJU KAB. LOBAR, NTB
TANGGAL 16-19 APRIL 2014
I. PENGKAJIAN
Tanggal MRS : 15 April 2014
Jam MRS : Pukul 09.12 WITA
Tanggal Pengkajian : 16 April 2014
Ruang / No. Kamar : IRNA II / 04
Rumah Sakit : RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOBAR, NTB
No . RM : 68-31-12
Diagnosa Medis : Dermatitis Kontak Alergi
A. DATA BIOGRAFI
1. Identitas Klien
Nama : Ny “K”
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Suku / Bangsa : Sasak-indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Janeperiya, loteng, NTB
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn “A”
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku / Bangsa : Sasak / Indonesia
Hubungan dengan klien : Menikah
Alamat : Janeperiya, loteng, NTB
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama MRS : Klien mengatakan merasa gatal bengkak disertai demam
pada kulit sudah 3 hari.
2. Keluhan Saat Dikaji : Klien mengatakan badannya merasa gatal di daerah lengan,
tangan, paha, dan betis . Klien mengatakan daerah yang gatal terasa menebal
disertai nyeri dan ukurannya bertambah . Klien mengatakan tubuhnya panas selama
2 hari.
3. Riwayat Penyakit Sekarang : Klien mengatakan masuk rumah sakit pada hari Rabu
15 Maret 2014 pukul 09.12 Wita dengan keluhan gatal dan bengkak di kulit yang
disertai demem sejak 2 hari sampai masuk rumah sakit. Keluarga klien mengatakan
klien tidak dapat tidur. Sehingga keluarga klien membawa klien ke UGD RSUD
Tripat, Gerung . Kemudian di UGD, klien segera dipindahkan ke IRNA II kamar
No. 4 untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya : Klien mengatakan belum pernah dirawat dirumah
sakit sebelumnya, Klien mengatakan baru pertama dirawat di rumah sakit . Saat
sakit , klien mengatakan hanya pergi ke Puskesmas.
5. Riwayat Penyakit Keluarga :Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga klien
yang menderita penyakit yang sama seperti dia. Klien mengatakan memiliki 2 anak
satu adik kandung dan seorang suami yang tinggal dalam 1 rumah.
Genogram :
= perempuan
= laki-laki
= perkawinan
= pernikahan + keturunan
= pasien
C. KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Pola Respirasi
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan
pernapasan seperti sesak nafas.
Saat sakit : klien mengatakan tidak mengalami sesak nafas.
2. Pola Nutrisi :
Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring
habis setiap kali makan. Klien mengatakan minum 7 gelas sehari ukuran 200
cc.
Saat sakit : Klien mengatakan nafsu makan kurang, makan tidak teratur dan
hanya menghabiskan 4 sendok makan makanan yang diberikan oleh rumah
sakit. Klien mengatakan minum dengan air hangat 3 gelas sehari ukuran 200
cc. Klien tampak terpasang infuse RL 20 tts/menit di tangan kanan.
3. Pola Eliminasi :
Sebelm sakit : Klien mengatakan BAB 1 kali sehari pada pagi hari dan BAK 5-
7 kali sehari.
Saat sakit : Klien mengatakan BAB tidak teratur, terkadang 2 kali sehari
kadang 1 hari sekali. Klien mengatakan BAB sedikit. Klien mengatakan BAK
3-5 kali sehari .
4. Pola istirahat tidur :
Sebelum sakit : Klien mengatakan jarang tidur siang, tidur malam jam 10.
Bangun jam 04.30 pagi.
Saat sakit : Klien mengatakan sering tidur siang. Tidur siang jam 1 sampai
jam 2 sore. Klien mengatakan jarang tidur malam, tidur sekitar jam 2
sampai jam 5 pagi. Klien mengatakan nyerinya kambuh ketika malam hari.
5. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : Klien mengatakan melakukan aktivitas seperti biasanya
masak, cuci piring, menyapu, dan mampu memenuhi kebutuhan sehari hari
secara mandiri seperti makan, minum, mandi, berganti pakaian, berdandan
dll. Klien mengatakan masih melakukan pekerjaan sebagai guru.
Saat sakit : Klien mengatakan badanya terasa lemas tidak bertenaga, kepala
terasa pusing saat melakukan aktivitas.
6. Pola Personal Hygine
Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore
hari dan biasanya keramas 2 sampai 3 kali seminggu .
Saat sakit : Klien mengatakan tidak pernah mandi hanya di lap oleh
suaminya. Klien mengatakan jarang potong kuku, hanya 1 kali sejak masuk
rumah sakit dan dibantu oleh suaminya. Klien mengatakan gosok gigi 2
kali sehari pada pagi dan malam hari dibantu oleh suaminya.
7. Pola Kognitif dan Persepsi
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan
pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan, dan komunikasi.
Saat sakit : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pendengaran ,
penciumn, pengecapan,dan komunikasi.
8. Pola Mekanisme Stress dan Koping :
Sebelum sakit : Klien mengatakan jarang mengalami stress jika sedang
sakit seperti batuk dan pilek.
Saat sakit : Klien mengatakan terkadang ia memikirkan tentang
penyakitnya dan kedua anaknya. Klien mengatakan yakin akan sembuh .
Klien mengatakan keluarganya selalu ada untuknya.
9. Pola Ketidaknyamanan Nyeri
Sebelum sakit : Klien mengatakan hampir tidak pernah mengalami nyeri.
Saat sakit : Klien mengatakan sering mengalami nyeri pada daerah yang
gatal jika digaruk.
10. Pola Sosial
Sebelum sakit : Klien mengatakan sering berkumpul bersama keluarga,
maupun tetangganya untuk sekedar berbincang atau bercanda. Klien
mengatakan ia sering ikut organisasi petani masyarakat di lingkungan
sekitarnya.
Saat sakit : Klien mengatakan sejak dirawat dirumah sakit, keluarga dan
teman-temannya sering datang menjenguk dan bergantian menjaganya.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Sebelum sakit : Klien mengatakan selalu shalat 5 waktu dan mengaji .
Saat sakit : Klien mengatakan sejak masuk rumah sakit ia merasa
ibadahnya terganggu
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Status Generalis :
a. Keadaan umum : pasien terlihat lemah .
b. Kesadaran :
c. GCS:
d. Tanda – tanda vital :
TD : 100/70
N : 75x/ menit
RR : 16x/ menit
Suhu : 380 C
2. Pemeriksaan Head to Toe
1. Kepala
a. Inspeksi : bentuk kepala oval, tidak ada lesi, warna rambut hitam, rambut
lembab berminyak.
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
2. Wajah
a. Inspeksi : bentuk wajah simetris tidak ada lesi, klien tampak lemas.
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
3. Mata
a. Inspeksi : konjungtiva anemis, skelera tidak ikaterus, pupil bulat, mata
simetris, tidak ada katarak.
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
4. Hidung
a. Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada secret.
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut
a. Inspeksi : bentuk simetris, mukosa bibir kering, lidah bersih, gigi bersih,
tidak ada bau mulut.
6. Telinga
a. Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi atau benjolan, warna sama dengan
kulit wajah, tidak ada serumen.
7. Leher
a. Inspeksi : tidak ada lesi,tidak ada pembesaran tiroid.
8. Dada dan Thorax
a. Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan, tampak retraksi dinding
dada, tidak ada lesi, tidak ada sianosis, tidak sesak nafas, nafas teratur.
b. Palpasi : fremitus kanan
c. Perkusi : sonor kiri dan kanan
d. Auskultasi : pulmo : wheezing (-)
jantung : S1 dan S2 , tidak ada suara tambahan a/ bising (-)
9. Abdomen
a. Inspeksi : bentuknya datar, tidak ada odem, tidak ada lesi.
b. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
c. Perkusi : tidak kembung, bunyinya timpani.
d. Auskultasi : bising usus 11x /menit/kuadran
10. Ekstremitas
a. Inspeksi :
Ekstremitas atas : kuku tampak kotor, kulit lengan kemerahan,
terjadi pembengkakan pada kulit lengan. Tampak terpasang infuse
RL 20 Tpm di tangan kanan.
Ekstrrremitas bawah : kulit di sekitar paha dan betis kemerahan,
terjadi pembengkakan disekitar kulit yang kemerahan.
11. Genetalia
Inspeksi : Bersih, tidak ada lesi.
E. PEMERIKSAAN LABORATOROUM (-)
F. TERAPI PEMBERIAN OBAT
Infuse RL 20 Tpm
Injeksi antihistamine UGD
Terapi Obat Diruangan :24 jam
a. Tanggal 16 april 2014
Kompres NaCl 0,9%
Paracetamol 3x500 mg/24 jam
Kortikosteroid (Prednisone 5-10 mg 2-3 kali/24 jam)
Antihistamine Chlorpheniramine maleat 3-4 mg, 2-3 kali/24 jam
Amoksisilin 3x 500 mg / 24 jam
b. Tanggal 17 april
Kompres NaCl 0,9%
Kortikosteroid salep (Prednisone 5-10 mg 2-3 kali/24 jam)
Antihistamine Chlorpheniramine maleat 3-4 mg, 2-3 kali/24 jam
Amoksisilin 3x 500 mg / 24 jam
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisis data
No Symtom Etiologi Problem
1. DS :
1. Pasien mengatakan tidak tahu
cara merawat kuku.
2. Pasien mengatakan tidak mampu
memotong kuku sendiri.
3. Keluarga pasien mengatakan
tidak boleh memotong kuku
sebelum sembuh total.
DO :
1. Kuku tangan pasien panjangnya
lebih dari 1 cm .
2. Ujung kuku pasien terlihat kotor
1. Ketidak tahuan
pasien cara
merawat kuku.
2. Ketidak mampuan
pasien untuk
memotong kuku
sendiri .
3. Ketidak tahuan
keluarga pasien
Defisit perawatan
diri pada kuku .
terkena tanah.
3. Struktur kuku pasien tidak
merata dan agak tajam di bagian
tepi.
pentingnya
memotong kuku.
B. Rumusan Diagnosa.
Resiko penularan penyakit melalui kuku berbuhungan dengan ketidak tahuan
pasien cara merawat kuku, ketidak mampuan pasien untuk memotong kuku sendiri ,
ketidak tahuan keluarga pasien pentingnya memotong kuku yang ditandai dengan kuku
tangan pasien panjangnya lebih dari 1 cm dan ujung kuku pasien terlihat kotor terkena
tanah serta struktur kuku pasien tidak merata dan agak tajam di bagian tepi.
III. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny.”K” No. RM : 68-31-12
Umur : 28 Tahun
No Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Paraf
1. 16 April
2014, pukul
08.00 Wita
Defisit perawatan diri
pada kuku ditandai
dengan :
DS :
1. Pasien mengatakan
tidak tahu cara
merawat kuku.
2. Pasien mengatakan
tidak mampu
memotong kuku
sendiri.
3. Keluarga pasien
mengatakan tidak
boleh memotong
kuku sebelum
sembuh total.
DO :
1. Kuku tangan
pasien menebal
lebih dari 0.5 mm .
2. Kuku pasien
terlihat panjang
dan kotor.
3. Kuku pasien
berwarna
kemerahan.
4. Struktur kuku
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama 2
x 24 jam diharapkan
tercapainya kebutuhan
klien dengan kriteria :
1. Klien mengetahui
cara merawat
kuku.
2. Klien mampu
memotong
kukunya sendiri.
3. Panjang kuku
pasien dari 1,5 cm
menjadi 1 cm.
4. Kuku pasien
terlihat transparan,
halus dan
melengkung
dengan baik.
5. Kutikula
disekelilingnya
utuh tanpa
inflamasi .
1. Ajarkan
pasien
pentingnya
merawat
kuku.
2. Ajarkan
psien cara
memotong
kuku yang
benar.
3. Lakukan
sosialisasi
pada kelurga
tentang
perawatan
kuku .
1. Kuku
merupakan
bagian
estestika.
2. Kuku
mengambark
an kesehatan
tubuh.
3. Penularan
penyakit
oleh bakteri
pathogen
dapat juga
melalui
kuku.
pasien tidak merata
dan agak tajam di
bagian tepi.
VI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny.”K” No. RM : 68-31-12
Umur : 28 Tahun
No Tanggal Diagnosa Implementasi Respon hasil Paraf
1. 16 April,
pukul 08.00
wita
Defisit perawatan
diri pada kuku
ditandai dengan :
DS :
1. Pasien
mengatakan tidak
tahu cara merawat
kuku.
2. Pasien
mengatakan tidak
mampu
memotong kuku
sendiri.
3. Keluarga pasien
mengatakan tidak
boleh memotong
kuku sebelum
sembuh total.
DO :
1. Kuku tangan
pasien menebal
lebih dari 0.5 mm.
1. Mengajarkan pasien
pentingnya merawat
kuku.
2. Mengajarkan psien
cara memotong kuku
yang benar.
3. Membantu pasien
dalam hal memotong
kuku.
4. Lakukan sosialisasi
pada kelurga tentang
perawatan kuku .
1. Pasien mengatakan
faham akan
pentingnya merawat
kuku.
2. Pasien mengatakan
ingin bisa memotong
kuku dengan benar.
3. Pasien mengatakan
bisa memotong kuku
dengan benar.
4. Keluarga pasien
mengatakan sangat
terbantu untuk
memperjelas mitos
memotong kuku saat
sakit.
2. Kuku pasien
terlihat panjang
dan kotor.
3. Kuku pasien
berwarna
kemerahan.
4. Struktur kuku
pasien tidak
merata dan agak
tajam di bagian
tepi.