laporan kasus
TRANSCRIPT
1
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. “M” DENGAN
TINDAKAN OPERASI SISTOSKOPI PADA PASIEN BATU BULI – BULI
DI RUANG IBS RSUP NTB
2013
I. PRE OPERATIF
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn “M”
Usia : 56 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Sasak/Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Lembar
No. RM : 512636
Diagnosa Medis : Batu Buli – Buli
PRE OPERATIF
a. Penyakit yang diderita : Batu Buli - Buli
b. Keadaan umum : Sedang
c. TTV : TD = 130/70 mmHg
N = 94x/ menit
S = 36,9 °C
RR = 18x/ menit
d. Pernafasan : Spontan
e. Informed concent : Ada surat izin/informed consent
f. Protesa : Tidak ada protesa
g. Cateter : Terpasang cateter, urine 100 cc
h. Persiapan Alat Cukur : Tidak ada penyukuran daerah
operasi
2
i. Huknah : Tidak dilakukan huknah
j. Hasil Laboratorium : Ada hasil laboratorium
k. Persediaan Darah : Tidak ada persediaan darah
l. Hasil Rontgen : Tidak ada hasil rontgen
m. Hasil USG : Ada hasil USG
n. Hasil EKG : Tidak ada hasil EKG
o. Infus : Terpasang pada tangan kanan, RL
30 tpm
p. Obat yang diberikan : Tidak ada obat yang diberikan
q. Alergi Obat : Tidak ada alergi obat
r. Riwayat operasi : Tidak ada riwayat operasi
s. Penkes yang diberikan : Relaksasi nafas dalam dan distraksi
t. GCS : E4 V5 M6
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dikaji klien mengatakan terkadang merasakan nyeri pada perut
bagian bawah sekitar kandung kemih dan menjalar hingga ke
pinggang belakang sejak ± 6 bulan yang lalu, klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk – tusuk. Awalnya klien tidak mengetahui
bahwa nyeri yang dirasakan karena adanya batu pada saluran
kemihnya. Klien telah memeriksakan keadaanya ke dokter praktek,
sesuai anjuran dokter dan diberikan obat namun tidak banyak
perubahan, hingga akhirnya klien ke RSUP NTB mealui IGD,
kemudian disarankan untuk rawat inap dan dokter menyarankan
untuk operasi pada tanggal 21 -juni-2013.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit
serius
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit
sperti yang dideritanya saat ini
3
3. Pengkajian Psiko, Sosial, Spiritual.
a. Kecemasan PraOperatif
Klien mengatakan cemas dengan operasi yang akan dijalani karena
baru pertama kali, klien terlihat tidak tenang, terlihat cemas.
b. Perasaan
Klien tampak lebih banyak diam, klien mengungkapkan
perasaannya bahwa sebelum operasi ia berdoa pada tuhan.
c. Citra Tubuh
Klien mengatakan tidak khawatir dengan pembedahan yang akan
dijalaninya, apakah akan berpengaruh pada bagian tubuhnya.
d. Konsep Diri
Klien mengatakan dirinya cukup siap untuk operasi
e. Sumber Koping
Klien mengatakan selali berdo’a kepada tuhan sebelum operasi
f. Kepercayaan Spiritual
Klien mengatakan beragama islam, dan membaca do’a untuk
kelancaran operasinya
g. Pengetahuan, Persepsi dan Pemahaman
Klien mengatakan mengetahui tentang penyakitnya namun tidak
mengetahui tentang tindakan operasi yang akan dilakukan.
h. Informed Consent
Klien mengatakan telah menandatangani surat izin operasi secara
sadar dan sukarela
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Usia : 56 Tahun
Tanda Distres : Tidak Ada
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis E4 V5 M6
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 82x/ menit
S : 36°C
RR : 24x/ menit
4
b. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
1) Kepala
Bentuk normal, posisi simetris, tidak teraba massa, tidak ada
nyeri tekan
2) Rambut
Cukup bersih, berwarna hitam, uban ada, sedikit berminyak
3) Mata
Sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis.
4) Hidung
Bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip
5) Telinga
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen, tidak ada
nyeri tekan
6) Mulut & gigi
Mukosa bibir kering, cukup bersih
7) Leher
Normal, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
8) Thorax
Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada suara nafas
tambahan
9) Abdomen
Tampak adanya pembesaran pada daerah kandung kemih dan
nyeri tekan
10) Ektremitas atas
Terpasang infus pada tangan kanan, ROM aktif
11) Ekstremitas bawah
ROM aktif, tonus otot baik 5 5
5 5
12) Genetalia
Terpasang dower cateter, 100cc
5
5. Pemeriksaan persistem
a. Breathing
RR : 18x/menit, tidak terlihat pernafasan cuping hidung dan
penggunaan otot bantu pernafasan
b. Blood
TD: 130/70 mmHg, Nadi 94x/menit, tidak ada mur mur, suara
jantung S1 dan S2 tunggal
c. Brain
Tingkat kesadaran membuka mata spontan, verbal orientasi baik,
motorik mengikuti perintah.
d. Bladder
Eliminasi urine menggunakan kateter, dengan warna urine putih
bening ± 100cc
e. Bowel
Peristaltik normal, tidak kembung, tidak konstipasi dan diare, bising
usus 10x/menit
f. Bone
Tidak terdapat dekubitus dan fraktur
6. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil laboratorium
WBC 16,6 10̂3/uL
LYM 1,8 10̂3/uL
MID 2,0 10̂3/uL
GRA 12,9 10̂3/uL
LYM % 10,7 %
MID % 11,8 %
GRA % 77,5 %
RBC 2,55 10̂6/uL
HGB 7,7 g/dL
HCT 25,3 %
MCV 99,1 fl
MCH 30,2 Pg
6
MCHC 30,4 g/dL
RDW 12,7 %
PLT 340 10̂3/uL
MPV 8,5 fl
b. Hasil USG
BBB (2 buah = 5cm & 3,5), multiple = (tebal, kronik, 0,8)
Dx = Batu buli – buli multiple
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Cemas berhubungan dengan situasi / lingkungan premedik dan operasi.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan : Klien menunjukan rasa cemas berkurang dalam waktu 30 menit
sebelum operasi
KH : Tingkat kecemasan klien terkontrol
TTV dalam batas normal
Klien mengungkapkan siap untuk operasi
Intervensi :
1. Beri penjelasan dengan singkat tentang prosedur yang akan dilakukan
perawat dan dokter selama klien dalam tahap pre operatif
R/ : Dengan pemberian penjelasan klien lebih dapat mengerti dan lebih
siap untuk menjalani operasi
2. Kaji tingkat kecemasan
R/ : Tingkat kecemasan sebagai dasar perencanaan keperawatan
3. Ajak klien untuk mengadakan pendekatan spiritual
R/ : Untuk mengurangi kecemasan
4. Lakukan komunikasi terapeutik dan dukungan psikologis
R/ : Untuk mengurangi kecemasan
5. Mengukur tanda – tanda vital
R/ : Observasi TTV merupakan data dasar penting sebagai bahan
evaluasi
D. IMPLEMENTASI
a. Memberi penjelasan dengan singkat tentang prosedur yang akan
dilakukan perawat dan dokter selama klien dalam tahap pre operatif
7
RH : Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
mengatakan lebih siap untuk operasi
b. Mengkaji tingkat kecemasan
RH : Tingkat kecemasan sedang pada angka 16
c. Mengajak klien untuk mengadakan pendekatan spiritual
RH : Klien terlihat berdo’a sebelum operasi dimulai
d. Melakukan komunikasi terapeutik dan dukungan psikologis
RH : klien terlihat kooperatif saat diberikan dukungan
e. Mengukur tanda – tanda vital
TD : 130/70 mmHg
N : 94x/menit
S : 36,9oC
RR : 18x/menit
E. EVALUASI
S : Klien mengatakan siap untuk dioperasi dan menyerahakan semuanya
kepada tuhan YME
O : Klien tampak lebih tenang dan TTV Stabil
A : Masalah teratasi, cemas berkurang
P : Intervensi dilanjutkan di ruang OK
II.INTRA OPERASI
A. PENGKAJIAN
1. Anastesi Mulai : 09.35 WITA
2. Mulai operasi : 09.40 WITA
3. Jenis Pembiusan : Spinal Anastesi
4. Obat pembiusan : Lidodex
5. Posisi Operasi : Litotomi dan supinasi
6. Jenis Operasi : Terencana, besar, bersih
7. Desinfeksi Kulit : Betadine 10%
8. Diatermi : Tidak
9. Monitor Anastesi : Ada monitor anestesi
10. Operator : Dr. Suhardi Jendro, Sp.U
11. Cairan masuk : Widahes 500cc
8
12. Cairan keluar : Tidak terkaji
13. Perdarahan : 50cc
Persiapan Alat
a. Skalpel (Tangkai pisau)
b. Mess (Pisau) no. 20
c. Pinset anatomis dan cirurgis
d. Gunting jaringan
e. Gunting benang
f. Haak
g. Nail holder
h. Spuit 3cc, 5cc, 10cc
i. Kassa depres kecil
j. Benang (silk, chronic, plain)
k. Klem pean lurus
l. Klem pean bengkok
m. Stone tang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Analisa data lntra operatif
No Data Etiologi Problem
1 S : -
O :
- Insisi pada perut bagian
bawah diantar pusat dan
kandung kemih
- Diameter insisi ± 8cm,
panjang insisi ±16cm
Tindakan operasi
Insisi
Terputusnya
kontinuitas jaringan
Resiko infeksi
Resiko infeksi
Maslah keperawatan :
9
1. Resiko infeksi b/d prosedur invasif ( luka insisi ) selama tindakan
operasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan : Infeksi tidak terjadi selama tindakan operasi dalam waktu
50 menit
Kriteria hasil : Penggunaan alat – alat steril
Menerapkan manajemen asepsis
Intervensi:
1. Amati perlengkapan intrumen steril tindakan operasi
R/ : pencegahan infeksi dapat dimulai dari alat instrumen operasi
2. Amati penggunaan cairan desinfeksi pada sekitar area tubh yang
dioperasi
R/ : menerapkan prosedur tetap sebelum operasi dan mencegah
terjadinya infeksi dari luar
3. Amati penggunaan manajemen asepsis intra operasi
R/ : manajemen asepsis dilakukan untuk menghindari kontak dengan
zona steril meliputi baju bedah, pemakaian sarung tangan,
pemasangan duk, penyerahan alat yang diperlukan
D. IMPLEMENTASI
a. Mengamati perlengkapan intrumen steril tindakan operasi
RH : Alat yang diperlukan sudah steril
b. Mengamati penggunaan cairan desinfeksi pada sekitar area tubh yang
dioperasi
RH : Cairan yang digunakan adalah betadine 10% pada tubuh bagian
perut bawah yang akan dioperasi
c. Mengamati penggunaan manajemen asepsis intra operasi
RH : Manajemen asepsis dilakukan
E. EVALUASI
S : -
O : - penggunaan alat steril dilakukan
- Manajemen asepsis dilakukan
A : Resiko infeksi tidak terjadi, pencegahan infeksi dilakukan
10
P : Rencana di hentikan
III. PASCA OPERATIF
A. PENGKAJIAN
1. Masuk RR jam : jam 10.40
2. TTV : TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
S : 35 °c
RR : 22 x/menit
3. Meninggal : tidak meninggal
4. Keadaan umum : lemah
5. Kesadaran : compos mentis
6. Breathing : spontan
7. Blood : pendarahan 50cc
8. Brain : tidak ada gangguan
9. Bladder : urine : klien belum berkemih setelah post op
Perdarahan : 50cc
Infus : RL 500cc 30tpm
10. Bowel : baik
11. Bone : baik
12. Turgor kulit : baik
13. Ekstremitas : akral dingin, kekuatan otot 5 5
0 0
14. Keadaan emosi : tenang
11
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Data Etiologi Problem
1 S : Klien mengatakan
merasa kedinginan dan
haus
O :
- Mukosa kering
- Klien terlihat
menggiggil
- Akral dingin
- S: 35OC
Persian operasi
Puasa 8 jam (Puasa
lama)
Lingkungan dengan
suhu rendah
Hipotermi
Hipotermi
Maslah keperawatan :
1. Hipotermi berhubungan dengan lingkungan OK dan puasa lama
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 60 menit diharapkan hipoermi
teratasi
KH : - Suhu normal (36,5 – 37,5oC)
- Klien tidak menggigil
Intervensi:
1. Ukur suhu tubuh
R/ : mengetahui sushu tubuh dan status perkembangan klien
2. Beri selimut tebal
R/ : menghangatkan dan memningkatkan suhu tubuh klien
3. Ganti linen / kain yang basah dengan yang kering
12
R/ : mencegah salah satu faktor penyebab dingin dan memberikan rasa
nyaman klien
D. IMLPEMENTASI
a. Mengukur suhu tubuh
RH : S : 35OC
b. Memberikan selimut tebal
RH : Klien terlihat lebih tenang dan mengatakan lebih hangat
c. Mengganti linen / kain yang basah dengan yang kering
RH : Klien terlihat lebih nyaman
E. EVALUASI
S : Klien mengatakan masih kedinginan, namun sudah mulai berkurang
O: Klien terlihat menggigil, akral dingin, S: 35,3OC
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Perawatan klien postop:
1. Cek TTV tiap 15 menit
2. Kaji intake dan output
3. Control fungsi perkemihan kembali setelah 6-8 jam post anestesi