laporan kasus

Upload: arumdesipratiwi

Post on 18-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lk

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS Bp. KaprawiKEPERAWATAN GERONTIK

HIPERTENSI

Oleh

Arum Desi Pratiwi105070201131002

Isa Ariyanti105070200131005

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

DEFINISITekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamika yang sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamika seseorang saat itu. Hemodinamika adalah suatu keadaan dimana tekanan darah dan aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah. Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah penting karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Penyelidikan epidemiologis membuktikan bahwa tingginya tekanan darah berhubungan erat dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler.

Klasifikasi menurut JNC 7KategoriSistolikDiastolic

Optimal< 120< 80

Normal< 130< 85

Normal-tinggi130-13985-89

Tingkat 1 (hipertensi ringan)140-15990-99

Sub-grup perbatasan140-14990-94

Tingkat 2 (hipertensi sedang)160-179100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat) 180 110

Bila Hipertensi tidak ditangani dengan seksama akan dapat menimbulkan Krisis Hipertensi, merupakan keadaan peningkatan tekanan darah yang diertai kerusakan atau mengancam kerusakan target organ yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan yang lebih lanjut. Krisis Hipertensi dibagi menjadi 2:

1. Hipertensi Emergensi (Darurat)

Ditandai dengan TD sistolik > 120 mmHg disertai kerusakan berat pada suatu organ yang disebabkan oleh 1 atau lebih kondisi atau penyakit kronis

2. Hipertensi Urgensi (Mendesak)

Ditandai dengan TD diastolik >120 mmHg dengan / tanpa kerusakan minimal pada suatu organ. TD harus diturunkan dalam 24 jam sampai batas aman dan memerlukan terapi antihipertensi

ETIOLOGI

Menurut Mansjoer (2001), berdasarkan penyebab, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primerTerdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem reninangiotensin, defek dalam ekskresi natrium, peningkatan natrium dan kalsium intraselular dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok dan polisitemia. Selain itu, sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orangorang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.2. Hipertensi sekunderTerdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi juga dapat disebabkan oleh:

1. Peningkatan tenakan perifer ( apabila vaskuler mengalami penyempitan atau penyumbatan maka darah memrlukan usaha lebih untuk bersirkulasi di dalam tubuh, hal ini yang memicu jantung bekerja lebih dan TD meningkat

2. Peningkatan Curah jantung ( adanya penigkatan volume darah akan menyebabkan jantung harus memompa dengan kekuatan yang lebh sehingga darah dapat keluar dari jantung

3. Volume darah yang bersirkulasi dalam vaskuler ( akan mempengaruhi tekanan hidrostatik di vaskuler dan juga akan meningkatkan TD seseorang.

4. Adanya kontraksi otot polos yang berkempanjangan

5. Sistem Renin Angiotensin ( renin di sekresi oleh renal dalam rangka merespon kurangnya perfusi glumerular. Renin berperan dalam mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I yang kemudian dirubah oleh ACE menjadi angiotensin II yang akan merangsang kerja syaratt simpatis dan akan menyebabkan vasokontriksi sistemik

FAKTOR RESIKOa. Keturunan (Genetik)

Hipertensi dapat diturunkan dalam suatu keluarga, anak dengan orang tua yang memiliki hipertensi akan lebih rentan 2x untuk juga terkena hipertensi.

b. Kegemukan

Pada orang dengan obesitas terdapat peningkatan kerja jantung untuk memnuhi kebutuhan metabolisme dari tubuh. BB yang meningkat akan juga menyababkan meningkatnya volume darah dan perluasan sistem sirlulasi, sedangkan jantung akan tetap ukurannya, hal ini juga akan menyebabkan meningkatnya kerja jantung.

c. Konsumsi Garam yang tinggi

Asupan Na yang tinggi akan memungkinkan juga meningkatnya kadar Na di dalam tubuh yang menyebabkan adanya retensi cairan di dalam tibih. Adanya retensi cairan ini akan menyebabkan meningkatnya volume darah di dalam tubuh dan juga dapat mengecilkan pembuluh darah arteri. Hal ini menyebabkan tahanan periver meningkat dan akhirnya akan meningkatkan TD juga.

d. Keseimbangan garam dalam tubuh

Asupan garam yang mengakibatkan hipertensi dengan mekanisme peningkatan volume plasma, curah jantung, dan GFR meningkat. Keadaan ini akan diikuti mekanisme tubuh yang disebut denga preasure natriuresis (pengeluaran kelebihan garam dari dalam tubuh) pada orang normal. Berbeda halnya pada orang dengan hipertensi mekanisme ini mengalami reset yang menyebabkan diperlukannya tekanan yang lebih tinggi untuk dapat mengeluarkan kelebihan Na dari dalam tubuh.

e. Konsumsi Rokok

Rokok dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan juga menyebabkan pengapuran sehingga volume plasmadarah dapat berkurang karena tercemar dengan nikotin, akibatnya vikositas darah akan meningkat dan dapat menyebabkan hipertensi.f. Konsumsi Alkohol

Alkohol memiliki pengeruh terhadap tekanan darah, dan secara keseluruhan semakin banyak alkohol yang dikonsumsi maka akan semakintinggi tekanan darah seseorang.

g. Stress Psikologis

Stres psikologis akan meningkatkan kerja syaraf simpatis dan kemudian akan diikuti dengan peningkatan tekanan daah secara sistemik. Secara fisiologis bila seseorang mengalami stress psikologi secara berkepanjangan maka kelenjar pituarity otak akan menstimulus kelenjar endokrin untuk menghasilkan hormon adrenalin dan hidrokortison dan di lepaskandalam darah sebagai bagian dari homeostasis tubuh. Stress juga menyebabkan ketegangan yang menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat dan lebih kuat . sehingga terjadi peningkatan tekanan darah akibat fungsi kelenjar tiroid terganggu dan produksi adrenaline meningkat sehingga otak memerlukan darah lebih banyakh. Kurangnya olahraga

i. Adaptasi perubahan sturktur pembuluh darah

Hal ini terjadi pada proses penambahan jaringan sirkulasi dan sangat dipengaruhi oleh adanya Angiotensin II dan hormon pertumbuhan

j. Ras

Orang orang afro yang hisup di masyarakat barat mengalami hipertensi secara merata yang lebih tinggi dari pada orang kulit putih. Hal ini dimungkinkan karena pengolahan garam tubuh mereka berbeda.

k. Usia

Hipertensi sering dikaitkan dengan usia, khususnya pada orang dengan usia lanjut dan konsumsi garam yang lebih. Wanita premenopause akan memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada laki-laki dengan usia yang sama. Hal ini disebabkan karena hormon estreogen yang melindungi wanita dari penyakit kardiovaskuleh kadarnya menurun.

l. Jenis Kelamin

m. Penyakit

Proses apapun yang mempengaruhi preload, afterload, kontraktilitas jantung, diameter pembuluh darah, tahanan perifer akan dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang

PATOFISIOLOGI

(Terlampir)

MANIFESTASI KLINIS

Adapun yang dapat menijadi manifestasi klinis dari Hipertensi adalah:

1. Nyeri kepala yang kadang disertai mual dan muntah sebagai akibat dari peningkatan tekanan intrakranial.

2. Pengelihatan kabur

3. Nokturia (urinasi berlebih pada malam hari) hal ini disebabkan karena adanya aliran GFR yang tinggi pada pasien dengan hipertensi

4. Edema dependen dan pembengkakakn akibat peningkatan tekanan kapiler

5. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

6. Epitaksis mungkin terjadi karena pecahnya pembuluh darah pada hidung yang terletak di bagian anterior septum nasal kartilaginosa

7. Lemah dan Lelah

8. Mata berkunang-kunang

9. Rasa berat ketika badan ditrkuk

10. Kerusakan vaskuler sesuai dengan organ yang divaskuleri

11. Peningkatan BB

12. Perubahan neurlogis (jika terjadi gangguan pembuluh darah di cerebral)

13. Pembesaran jantung

14. Palpitasi

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Pemeriksaan Laboratoriuma. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.b. BUN/ kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.c. Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.d. Urinalisis : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

4. IUP : Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.

5. Foto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan hipertensi adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.

1. Modifikasi gaya hidup

Beberapa penelitian menunjukkan kedekatan nonfarmakologi yang dapat mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Teknik-teknik mengurangi stress.

b. Penurunan berat badan.

c. Pembatasan alcohol, natrium, dan tembakau.

d. Olahraga/ latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi).

e. Relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi.

Klien dengan hipertensi ringan yang berada dalam resiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap di atas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmHg, perlu dimulai terapi obat-obatan.

2. Terapi farmakologis

Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu duperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi, yaitu :

Mempunyai efektivitas yang tinggi.

Mempunyai toksisitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

Tidak menimbulkan intoleransi.

Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Obat-obat antihipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dicampur dengan obat lain. Obat-obatan ini diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu :

a. Diuretic

Hidroklorotiazid adalah diuretic yang paling sering diresepkan untuk mengobati hipertensi ringan. Hidroklorotiazid dapat diberikan sendiri pada klien dengan hipertensi ringan atau klien yang baru. Banyak obat antihipertensi dapat menyebabkan retensi cairan; karena itu, sering kali diuretic diberi bersama antihipertensi.b. Simpatolitik

Penghambat (adrenergic bekerja di sentral simpatolitik), penghambat adrenergic alfa, dan penghambat neuron adrenergic diklasifikasikan sebagai penekan simpatetik, atau simpatolitik. Penghambat adrenergic beta, dibahas sebelumnya, juga dianggap sebagai simpatolitik dan menghambat reseptor beta.

c. Penghambat Adrenergic-Alfa

Golongan obat ini memblok reseptor adrenergic alfa1, menyebabkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah. Penghambat beta juga menurunkan lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low-density lipoprotein-VLDL) dan lipoprotein berdensitas rendah (low-density lipoproteins-LDL) yang bertanggung jawab dalam penimbunan lemak di arteri (arteriosklerosis).d. Penghambat Neuron Adrenergik (Simpatolitik yang Bekerja Perifer)

Penghambat neuron adrenergic merupakan obat antihipertensi yang kuat yang menghambat norepinefrin dari ujung saraf simpatis, sehingga pelepasan norepinefrin menjadi berkurang dan ini menyebabkan baik curah jantung maupun tahanan vascular perifer menurun. Reserpin dan guanetidin (dua obat yang paling kuat) dipakai untuk mengendalikan hipertensi berat.

Hipotensi ortostatik merupakan efek samping yang sering terjadi klien harus dinasehatkan untuk bangkit perlahan-lahan dari posisi berbaring atau dari posisi duduk. Obat-obat dalam kelompok ini dapat menyebabkan retensi natrium dan air.

e. Vasodilator Arteriol yang Bekerja Langsung

Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat tahap III yang bekerja dengan merelaksasikan otot-otot polos pembuluh darah, terutama arteri, sehingga menyebabkan vasodilatasi.Dengan terjadinya vasodilatasi, tekanan darah akan turun dan natrium serta air tertahan, sehingga terjadi edema perifer. Diuretic dapat diberikan bersama-sama dengan vasodilator yang bekerja langsung untuk mengurangi edema. Reflex takikardia disebabkan oleh vasodilatasi dan menurunnya tekanan darah.

f. Antagonis Angiotensin (ACE Inhibitor)

Obat dalam golongan ini mengahambat enzim pengubah angiotensin (capital ACE), yang intinya akan menghambat pembentukan angiotensin II (vasokonstriktor) dan menghambat pelepasan aldosteron. Aldosteron meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Jika aldosteron dihambat, natrium diekskresikan bersama-sama dengan air. Kaptopril, enalapril, dan lisinopril adalah ketiga antagonis angiotensin. Obat-obat ini dipakai pada klien dengan kadar rennin serum yang tinggi.KOMPLIKASI

1. Kerusakan organ-organ target

a. Jantung

Dapat mengakibatkan terjadinya kardiovaskular disease, meningkatnya resiko terjadinya iskemik (angina dan miokard infark), terjadinya LVH (left ventricel hypertrofi), CAD (coronary Acute Disease), Gagal jantung dan Aritmiab. Otak

Terjadinya transcient ischamic attacks, stroke iskemik, infark serebral, dan perdarahan otak.

c. Ginjal

Nephrosclerosis yang menyebabkan peningkatan tekanan intra glumerolar

d. Mata

Menyebabkan retinopati yang berkomplikasi pada kebutaan, keparahannya diklasifikasikan menjadi 4:

Yang ditandaii dengan menebalnya arteri yang menyebabkan vasokostriksi

Yang ditandai dengan nicking pada arteriovenous (AV) yang menyebabkan artherosklerosis

Yang terjadi jika hipertensi tidak kunjung diobati yang dapat menyebabkan cotton woolexudates (adanya titik putih seperti awan pada mata) dan flame hemorrhage (rupturnya arteri prekapiler superficial, vena kecil)

Munculnya papiledema

2. Stroke

Pada hipertensi 80% stoke adalah stoke iskemik yang disebabkan karena trombosis intra arterial atau embolisasi dari jantung dan arteri besar

3. Penyakit jantung Koroner

4. Gagal Jantung

5. Hipertrofi ventrikrl Kiri

6. Penyakit Vaskuler

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

Prince, Silvia A dan Lorraine M. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4: Jakarta: EGC

National Institutes of Health National Heart Lung and Blood Institutes. 2003. JNC 7 Express: The Seventh Report of The Joint National Comitte on Prevention, Detection, evaluation, and Treatment of High Blood Preassure

The Society of Obstetricians and Gynaecologies of Canada. 2008. Diagnosis, Evaluation, and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy. Canada: Dulco Printing

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

A. Identitas Klien

Nama: Bp. Kaprawi

Usia: 82 tahun

Jenis kelamin: Laki-laki Tgl. Pengkajian: 29 April 2012

Alamat:Jl. Selorejo A no.47 3/7 Sumber informasi: Klien Sendiri

No. telepon: (-)

Status pernikahan: DudaAgama: Islam

Suku: Jawa

Pendidikan: SMA Pendidikan Agama

B. Status kesehatan Saat Ini

1. Keluhan utama:

2. Lama keluhan:

3. Kualitas keluhan:

4. Faktor pencetus:

5. Faktor pemberat:

6. Upaya yg. telah dilakukan:

7. Diagnosa medis:

a.Hipertensi C. Riwayat Kesehatan Saat Ini

Klien tidak memiliki keluhan yang ia rasakan saat ini, klien hanya menanyakan kenapa beliau bisa memiliki tekanan darah yang tinggi. Klien setiap 2 hari sekali akan jalan-jalan keliling kompleks

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu

1. Penyakit yg pernah dialami:

a. Kecelakaan (jenis & waktu):

b. Operasi (jenis & waktu):

c. Penyakit:

Kronis: (-) Akut: (-)d. Terakhir masuki RS:

2. Alergi (obat, makanan, plester, dll): Klien tidak memiliki alergi3. Kebiasaan: klien tidak memiliki kebiasaan merokok, konsumsi kopi, dan alkohol4. Obat-obatan yg digunakan:

JenisLamanyaDosis

Captoril 25 mg

1 kali sehariE. Riwayat Keluarga

Keluarga klien sekarang tidak ada yang memiliki Hipertensi seperti klienF. Riwayat Lingkungan

Jenis Rumah KebersihanBaik Bahaya kecelakaanMinimal PolusiMinimal VentilasiBaik PencahayaanBaikG. Pola Aktifitas-Latihan

Rumah

Makan/minum

Mandi

Berpakaian/berdandan

Toileting

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Berjalan

Naik tangga

Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu

H. Pola Nutrisi Metabolik

Rumah

Jenis diit/makanannasi dan lauk pauk Frekuensi/pola3 kali / hari Porsi yg dihabiskansedang Komposisi menunasi dan lauk/ sayur Pantanganmakanan banyak garam dan MSG Napsu makanBaik Fluktuasi BB 6 bln. terakhir(-) Jenis minumanAir Gula dan Air putih Frekuensi/pola minumair gula 1 gelas selanjutnya air putih Gelas yg dihabiskan(-) Sukar menelan (padat/cair)tidak Pemakaian gigi palsu (area)tidak Riw. masalah penyembuhan luka(-)I. Pola Eliminasi

Rumah

BAB:

Frekuensi/pola

Konsistensi

Warna & bau

Kesulitan

Upaya mengatasi

BAK:

Frekuensi/pola

Konsistensi

Warna & bau

Kesulitan

Upaya mengatasi

J. Pola Tidur-Istirahat

Tidur siang:Lamanya: Klien tidak memiliki kebiasaan tidur siang Tidur malam: Lamanya: Klien tidur dari jam 10-11 hingga jam 2 3 pagiK. Pola Kebersihan Diri

Rumah

Mandi:Frekuensi

Penggunaan sabun

Keramas: Frekuensi

Penggunaan shampoo

Gososok gigi: Frekuensi

Penggunaan odol

Ganti baju:Frekuensi

Memotong kuku: Frekuensi

Kesulitan

Upaya yg dilakukan

L. Pola Toleransi-Koping Stres

1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( ) dibantu orang lain, sebutkan,

2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll):

3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah:

4. Harapan setelah menjalani perawatan:

5. Perubahan yang dirasa setelah sakit:

M. Konsep Diri

1. Gambaran diri:

2. Ideal diri:

3. Harga diri:

4. Peran:

5. Identitas diri

N. Pola Peran & Hubungan

1. Peran dalam keluarga

2. Sistem pendukung:suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain, sebutkan:

3. Kesulitan dalam keluarga: ()Hub. dengan orang tua ()Hub.dengan pasangan

( ) Hub. dengan sanak saudara ( () Hub.dengan anak

( ) Lain-lain sebutkan,

4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS:

5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi:

O. Pola Komunikasi

1. Bicara: ( ( ) Normal( )Bahasa utama:

( ) Tidak jelas ( )Bahasa daerah:

( ) Bicara berputar-putar ( )Rentang perhatian:

(() Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( )Afek:

2. Tempat tinggal:() Sendiri

()Kos/asrama

(()Bersama orang lain, yaitu: 2 cucu dan 2 cicit3. Kehidupan keluarga

a. Adat istiadat yg dianut:

b. Pantangan & agama yg dianut:

c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta 1.5 juta

()Rp. 250.000 500.000()Rp. 1.5 juta 2 juta

()Rp. 500.000 1 juta()> 2 juta

P. Pola Seksualitas

1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada

2. Upaya yang dilakukan pasangan:

( ) perhatian()sentuhan ()lain-lain, seperti,

Q. Pola Nilai & Kepercayaan

1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak

2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi):Sholat wajib dan pengajian3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS:

4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya:

R. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum: klien terlihat bugar dan segar Kesadaran: Compos Mentis Tanda-tanda vital:- Tekanan darah : 150/90mmHg - Suhu :36 oC

- Nadi : 92x/meni - RR : 22x/menit

Tinggi badan: cmBerat Badan:kg

2. Kepala & Leher

a. Kepala:

Penyebaran rambut merata, sebagian rambut merupakan uban, tidak ada benjolan dan lesib. Mata:

Reaksi cahaya +, sklera putih, anemis (-)c. Hidung:

Tidak ada sekret, tidak ada polipd. Mulut & tenggorokan:

Gigi palsu (-), lidah bersih, tidak ada radange. Telinga:

Tidak ada sekret, telinga kanan tidak dapat mendengarf. Leher:

Trakhea tidak deviasi, JVP (-)3. Thorak & Dada:

Jantung

Ictus Cordis ICS 5, suara jantung S1 S2, tidak ada nyeri tekan Paru

Suara nafas bilateral, roonkhi dan wheezing (-)4. Payudara & Ketiak

Tidak ada massa5. Punggung & Tulang Belakang

Tulang belakang lurus, punggung tidak ada luka, 6. Abdomen

Tidak ada tenderness, BU +7. Genetalia & Anus

Tidak Terkaji8. Ekstermitas

Atas: CRT < 2 dtk, akral hangat, diaphoresis (-), edema (-) Bawah: hangat, diaphoresis (-), edema (-)9. Sistem Neorologi

Tonus otot: baik, motorik baik, sensori baik10. Kulit & Kuku

Kulit: kulit lembab, sedikit keriput Kuku: kuku kaki dan tangan agak tebal, tidak panjangPENGKAJIAN PSIKOGERONTIK

Nama

: Bapak Kaprawi

Jenis kelamin

: (1) laki-laki

(2) perempuan

Umur

: (1) elderly (60-74)(2) old (75-90)

(3) very old (>90)

Alamat

:

Status menikah

: (1) menikah(2) tidak menikah

(3) janda

(4) dudaAgama

: (1) Islam(2) Protestan(3) Hindu(4) Katolik(5) Budha

Suku

: (1) Jawa(2) Madura(3) lain-lain, sebutkan

Tingkat pendidikan: (1) tidak tamat(2) tamat SD(3) SMP(4) SMU

(5) PT)

(6) buta huruf

Riwayat pekerjaan: Guru

1. Masalah emosional: Kurangnya komunikasi dengan anak yang merantau.

2. Tingkat kerusakan intelektual

3. Identifikasi aspek kognitif

1. Masalah emosional

Pertanyaan tahap 1

a. Apakah klien mengalami susah tidur? Ya

b. Apakah klien merasa gelisah? Tidak

c. Apakah klien murung atau menangis sendiri? Tidak

d. Apakah klien sering was-was atau kuatir? Tidak

Lanjutkan pertanyaan tahap 2jika lebih dari 1 atau sama dengan jawaban 1 ya

Pertanyaan tahap 2

a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan, terjadi 1 kali dalam 1 bulan? Ya

b. Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak

c. Ada gangguan atau masalah dengan orang lain? Tidak

d. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter? Tidak

e. Cenderung mengurung diri? Tidak

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka masalah emosional ada atau ada gangguan emosional

2. Tingkat kerusakan intelektual

Dengan menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionnaire)

Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar di bawah ini:

NO.PERTANYAANBENARSALAH

1.Tanggal berapa hari ini?

2.Hari apa sekarang?

3.Apa nama tempat ini?

4.Dimana alamat Anda?

5.Berapa nomor rumah Anda?

6.Kapan Anda lahir?

7.Siapa presiden Indonesia?

8.Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

9.Siapa nama ibu Anda?

10.Kurangi 3 dari tiap 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun.

Jumlah10

Interpretasi:

Salah 0-3: fungsi intelektual utuh

Salah 4-5: fungsi intelektual kerusakan ringan

Salah 6-8: fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9-10: fungsi intelektual kerusakan berat

3. Identifikasi masalah kognitif(Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

NOASPEK KOGNITIFNILAI MAKSIMALNILAI KLIENKRITERIA

1Orientasi waktu55Menyebutkan dengan benar:

Tahun

Musim

Tanggal

Hari

Bulan

Orientasi tempat55Dimana sekarang Anda berada?

Negara

Propinsi

Kabupaten

2.Registrasi33Sebukan 3 nama objek (kursi, meja, kertas)

Kemudian ditanyakan kepada klien, menjawab:

1.

2.

3.

3.Perhatian dan kalkulasi55Meminta klien berhitung mulai dari 100, kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat:

1.

4.Mengingat33Meminta klien untuk menyebutkan objek pada poin 2

1.

2.

5.Bahasa9Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjuk benda tersebut:

1.

2.

Meminta klien untuk mengulangi kata berikut tak ada jika, dan, atau, tetapi.

Klien menjawab

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah. Ambil ballpoint di tangan Anda, ambil kertas, menulis saya mau tidur.

1.

2.

3.

Perintahkan klien untuk hal berikut (bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 poin)

tutup mata anda

1.

Perintahkan pada klien untuk menulis atau kalimat dan menyalin gambar

1.

Total nilai30

METHODSCOREINTERPRETATION

Single Cutoff