laporan kasus
DESCRIPTION
zxZTRANSCRIPT
DI SUSUN OLE H :PR I SC A OC KTA PUT R I , S . KE D
1 10 . 2 0 09 . 2 2 0
PE MBI MBI NG:DR . I SMOYOWAT I , SP KJ
D I SUSUN D AL AM R ANGKA ME ME NUH I SAL AH SAT U PE R SYAR ATAN T UGAS KE PANI T E R AAN D I BAGI AN
I L MU PE NYAKI T J I WA R UMAH SAKI T J I WA SOE H ART O H E E R DJAN
2 01 5
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID
Status Psikiatri
Riwayat PerawatanTanggal masuk 3 Februari 2015 dirawat di RSJSH di ruangan PICU. Saat ini terhitung tanggal 13 Februari 2015 pasien dirawat di ruang cempaka.
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis Tanggal 13 Februari 2015, pukul 10.00, di ruang
Cempaka RSJSH.
Alloanamnesis Alloanamnesis dilakukan dengan Ny. M (kakak kandung
pasien) pada hari Sabtu, 3 Februari 2015 melalui telepon.
Keluhan UtamaPasien datang dengan keluhan mengamuk-ngamuk
disertai dengan mengancam orang lain dengan menggunakan pisau sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke RS. Jiwa Soeharto Heerdjan (RSJSH) pada tanggal 3 Februari 2015,
diantar oleh keluarga dengan keluhan mengamuk-ngamuk sejak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Selain itu, pasien terkadang terlihat sedang berbicara sendiri.
Tetapi pasien menyangkalnya.
Saat di anamnesis, pasien menyangkal bahwa dirinya sedang sakit. Pasien mengatakan
dibawa ke RSJSH karena dipaksa keluarganya. Pasien merasa saat dirinya sedang
berbicara dengan orang lain, semua orang yang ada di dunia ini mendengar
pembicaraannya. Perasaan itu dirasakan saat pasien mendengar suara yang keluar
dari speaker atau mic. Namun apabila tidak ada suara speaker atau mic, pasien tidak
merasakan hal tersebut. Pasien terkadang mendengar bisikan-bisikan yang suaranya
terdengar jauh namun wujud orang nya ada disamping pasien. Pasien sering merasa
suami nya dating ingin memukulinya. Pasien juga merasa sulit tidur di malam hari.
Menurut kakak kandung pasien, pasien mengamuk-ngamuk sejak 1 bulan
terakhir dan sering berbicara sendiri dengan ucapan “Kenapa lo? Mau
mukulin gue lagi”. Awalnya pasien mengamuk-ngamuk kemudian pasien
sadar dan masih bisa mengontrol emosinya, namun beberapa minggu
terakhir pasien mulai tidak terkendali dengan sering keluar rumah dan
pulang tidak menentu, serta mengganggu lingkungan sekitar dengan
mengancam setiap orang yang lewat. Dan satu hari sebelum masuk rumah
sakit pasien mengancam lingkungan sekitar sambil membawa pisau
ditangan nya. Tetangga-tetangga pasien merasa takut dengan pasien,
karena takut pasien mengamuk-ngamuk lagi dan menakut-nakuti
lingkungan sekitar rumah dengan menggunakan pisau.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Gangguan Psikiatrik
Pada tahun 2012 pasien mengalami keluhan yang sama yaitu pasien mengamuk-ngamuk
dan suka berbicara sendiri. Pasien dibawa ke IGD RSJSH dan menolak untuk dirawat
karena masih memiliki seorang bayi.
Riwayat Gangguan Medik
Riwayat epilepsi maupun kecelakaan yang menyebabkan luka di kepala atau gangguan
pada fungsi otak yang ada hubungannya dengan gangguan kejiwaan saat ini dan adanya
gangguan medik lain yang menyebabkan disangkal.
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah merokok dan tidak mengkonsumsi obat – obatan terlarang sebelumnya.
Riwayat Perjalanan Penyakit Halusinasi auditorik (+) Waham kejar (+) Waham kebesaran (-) Waham kendali (-) Mengamuk-ngamuk Bicara sendiri
Halusinasi auditorik (+) Halusinasi visual (+) Waham kejar (+) Waham kebesaran (-) Mengamuk-ngamuk Bicara sendiri
Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah
mengalami gangguan kesehatan. Ibu rajin mengontrol
kehamilannya ke bidan. Pasien merupakan anak yang
diinginkan, dan merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara. Pasien lahir spontan, cukup bulan dan
ditolong oleh bidan di rumah. Tidak ada komplikasi
persalinan, trauma lahir dan cacat bawaan.
Riwayat Perkembangan Kepribadian
Masa Kanak
Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien sejak kecil diasuh oleh orang tuanya dan mendapatkan ASI. Pasien tergolong
anak yang sehat, dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku normal sesuai anak
seusianya. Pasien tidak pernah mengalami kejang ataupun trauma pada kepala saat
kecil.
Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mengaku masa kecilnya dilalui dengan baik. Pasien mengatakan hubungan
dengan teman-temannya cukup baik. Namun pasien dalam hubugan social kurang
pergaulan, karena pasien lebih suka menyendiri dibandingkan berkumpul dengan
teman-temannya. Saat masa sekolah juga pasien tidak memiliki banyak teman.
Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien adalah anak yang rajin dan pintar dalam hal pelajaran. Pasien tumbuh
seperti anak seusianya.. Pasien cenderung berkepribadian tertutup. Hubungan
pasien dengan keluarga, tetangga dan teman–temannya cukup baik.
Masa Dewasa
Pada masa dewasa, pasien jarang bergaul dengan teman-temannya dan lebih
sering menghabiskan waktu di rumah.
Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah SD sampai dengan kelas 6 SD dan dilanjutkan ke SMP sampai
dengan kelas 3 dan melanjutkan ke SMA sampai kelas 3.
Riwayat Pekerjaan
Pasien begitu taman SMA tidak bekerja hanya di rumah membantu keluarga mengurusi
rumah.
Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, pasien mengaku rajin beribadah sholat lima waktu.
Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien sudah menikah dan memiliki tiga orang anak. Hubungan pasien dengan suami
nya mulai buruk saat pasien memiliki anak pertama. Suami pasien sering marah-marah
dan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Serta sering memiliki wanita idaman
lain. Suami pasien juga tidak memperdulikan pasien dan lebih sering keluar rumah
dibandingkan di dalam rumah.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak pernah berurusan
dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang
terkait dengan hukum.
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari lima
bersaudara. Dua kakak kandung pasien
perempuan dan dua adik kandung laki-laki.
Hubungan pasien dengan keluarganya cukup
baik.
Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang
Awalnya pasien tinggal di rumah dengan suami dan tiga orang anaknya.
Luas rumah tinggal kira-kira 23x23m2, lantai rumah terbuat dari keramik,
dan fasilitas air minum serta kamar mandi adalah milik sendiri. Interaksi
pasien dengan suami nya kurang baik sehingga suami pasien pindah ke
rumah mertua pasien dengan membawa serta ketiga anak nya. Biaya untuk
kebutuhan sehari-hari pasien berasal dari hasil kerja suami. Kesan kondisi
sosial ekonomi keluarga adalah keluarga yang cukup.
Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien tidak menyadari dirinya sakit
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (tanggal 13 Februari 2015 pukul 10.30 WIB)
A. Deskripsi Umum
Kesadaran Neurologis : Compos Mentis
Kesadaran Psikiatri : Tidak tampak terganggu (perilaku,sikap dan gerak
gerik tenang, tidak gelisah)
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/ menit
Suhu : 36,5 oC
Pernafasan : 24 x/ menit
1. Penampilan Umum
Pasien seorang perempuan, berumur 32 tahun,
berpenampilan fisik sesusai usianya, postur tubuh agak
gemuk, berkulit sawo matang, berambut hitam, pada
saat wawancara pasien mengguankan baju kaos
berwarna merah dengan celana pendek berwarna coklat
dan memakai sandal. Pasien duduk tenang dihadapan
pewawancara dengan kontak mata dan konsenterasi
yang cukup.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara :
Pasien sedang duduk di kursi ruangan Cempaka.
Selama Wawancara :
Pasien duduk dengan tenang di depan pemeriksa, merespon semua
pertanyaan dengan
baik dan menjawab sesuai dengan pertanyaan, tanpa adanya perubahan
aktivitas
motorik yang berarti.
Sesudah Wawancara :
Pasien berpamitan dengan pewawancara
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif, wajar, bersahabat saat wawancara.
4. Pembicaraan
Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan, kuantitas
cukup. Bicara pasien spontan dengan intonasi cukup jelas dan nada
suara cukup. Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
B. Alam Perasaan (Emosi)
Suasana Perasaan (mood) : Disforik
Afek / Ekspresi Afektif : Luas
Keserasian : Serasi
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi :
Halusinasi auditorik (+) karena pasien mengakui mendengar suara yang tidak
bisa didengar orang lain dan suara tersebut terdengar jauh. Pasien juga merasa
semua orang di dunia mendengarkan pembicaraan pasien apabila sedang
berbcara dengan orang lain.
Halusinasi visual (+) karena pasien mengakui sering melihat suami nya dating
dan ingin memukulinya.
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
D. Proses Pikir
Arus Pikir
Produktifitas : Cukup
Kontinuitas : Cukup
Hendaya Berbahasa : Tidak ada
Artikulasi : Jelas
Isi Pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham :
Waham kejar (+) pasien merasa suaminya datang ingin memukuli nya.
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
E. Fungsi Intelektual
Taraf Pendidikan Pasien bersekolah sampai SMA kelas 3.
Pengetahuan Umum Baik (Pasien mengetahui Presiden saat ini)
Kecerdasan Baik
Konsentrasi dan Perhatian Cukup pasien dapat memusatkan perhatian dan fokus selama
wawancara
Orientasi
WaktuBaik (Pasien dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan dan tahun
saat itu dengan benar).
Tempat Baik (Pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dimana ia
berada dan dirawat).
Orang Baik (Pasien mengenali temannya dengan benar dan mengetahui
sedang diwawancara oleh dokter muda).
Situasi Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat wawancara
berlangsung).
Daya Ingat
Jangka PanjangBaik (Pasien dapat mengingat nama SD pasien).
Jangka Pendek Baik (Pasien dapat mengingat menu sarapan tadi pagi).
Segera Baik (Pasien menyebutkan kembali 5 benda yang disebutkan oleh
pemeriksa).
Pikiran Abstrak Baik (Pasien dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan bola
dengan jeruk)
Visuospasial Baik (dapat menggambar jam.)
Bakat dan kreativitas Tidak ada.
Kemampuan Menolong Diri Baik (pasien makan, mandi, dan berpakaian sendiri).
Pengendalian Impuls : Baik (saat pemeriksaan)
Daya Nilai
Daya Nilai Sosial
Baik (pasien tahu bahwa marah-marah itu tidak baik).
Uji Daya Nilai
Baik (pasien akan mengembalikan dompet ke kantor polisi apabila menemukan dompet
yang terjatuh di jalanan)
Daya Nilai Realita
Terganggu (Dicurigai masih ada halusinasi)
Tilikan
Derajat 1 (pasien menyangkal dirinya sakit)
Reliabilitas : Taraf dapat dipercaya
STATUS FISIK
(Pemeriksaan dilakukan pada 13 Februari 2015, pukul 10.30 WIB)
Status InternusKeadaan Umum : Baik, tampak tidak sakitKesadaran : Compos MentisTanda VitalTekanan Darah : 120/80 mmHgNadi : 88x/ menitSuhu : 36,5 oCPernafasan : 24 x/ menitTB/BB : 154cm / 47 kg
Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal, efloresensi primer/sekunder(-)
Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabutMata : Pupil bulat isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, gerakan bola mata
kesegala arah baikHidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-Telinga : tidak dilakukan
Mulut :Warna bibir normal, sianosis (-), sariawan (-),
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar, trakea letak normal
Status Neurologis
Saraf kranial (I-XII) : Baik
Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
Refleks fisiologis : (+) Normal
Refleks patologis : Tidak ada
Motorik : Baik
Sensorik : Baik
Fungsi luhur : Baik
Gangguan khusus : Tidak ada
Gejala EPS :
akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus otot (N), resting tremor (-), distonia (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 3 Februari 2015
Kalium: 3.4 mmol/L
LED : 35 mm/1 jam
Leukosit: 10.200 mm³
Hasil pemeriksan radiologi foto thorax:
Deskripsi
Cor dan aorta :
Besar dan bentuk normal.
Pulmo :
Corakan bronkovaskular meningkat
Kedua hilus normal
Tidak tampak kelainan pada lapangan paru.
Sinus dan diafragma normal
Jaringan tulang dan lunak normal.
Kesan:
Cor dan pulmo dalam batas normal.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
Gangguan fungsi / hendaya dan disabilitas : gangguan dalam fungsi social
Distress/penderitaan : mengamuk-ngamuk, bicara sendiri.
2. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan
dengan adanya :
3. Halusinasi :
Halusinasi auditorik (+) karena pasien mengakui mendengar suara yang tidak bisa
didengar orang lain dan suara tersebut terdengar jauh. Pasien juga merasa semua
orang di dunia mendengarkan pembicaraan pasien apabila sedang berbcara dengan
orang lain.
Halusinasi visual (+) karena pasien mengakui sering melihat suami nya dating dan
ingin memukulinya.
4. Gangguan jiwa sebagai GMNO, karena:
Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh
penyakit organik.
Tidak ada gangguan kesadaran neurologik
5. Skizofrenia tipe paranoid
Pasien masih mempunyai halusinasi auditorik dan
mempunyai keyakinan jika ada seseorang yang iri
kepadanya. Memenuhi kriteria skizofrenia paranoid.
Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi MentalTidak ada diagnosis.
Aksis III:Kondisi Medis UmumTidak ada diagnosis. Aksis IV: Problem Psikososisal dan LingkunganTidak ada pekerjaan. Aksis V: Penilaian Fungsi Secara GlobalGAF current : 60 – 51 (gejala sedang, disabilitas sedang)GAF saat masuk RS : 60 – 51 (gejala sedang, disabilitas sedang)GAF HLPY : 70 – 61 ( gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik
VIII. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I : Skizofrenia paranoidAksis II : Tidak ada diagnosisAksis III : Tidak ada diagnosisAksis IV : Tidak ada pekerjaan.Aksis V : GAF current : 60-51
GAF saat masuk RS: 60 - 51 GAF HLPY : 70 – 61
IX. DAFTAR MASALAH
Organobiologik : Tidak diketemukan kelainan
organik maupun faktor herediter
Psikologik: Halusinasi auditorik
Halusinasi visual
Sosiobudaya : Ada
PROGNOSIS
Quo ad vitam :
Dubia ad bonam (pasien tidak pernah membahayakan diri
sendiri tetapi membahayakan orang lain selama sakit dan
tidak ada tanda-tanda pasien menderita gangguan mental
organik atau penggunaan zat.
Quo ad functionam :
Dubia ad bonam (pasien masih dapat melanjalankan kegiatan
sehari-hari)
Quo ad sanationam :
Dubia ad bonam (Tilikan pasien adalah 1 dan pasien tidak
patuh untuk minum obat secara teratur)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor Yang Memperingan:
Tidak ada riwayat keluarga gangguan jiwa
Adanya dukungan keluarga dari pihak pasien.
Faktor Yang Memperberat:
Faktor pencetus tidak jelas
Ketidakteraturan pasien dalam meminum obat
PENATALAKSANAAN
PsikofarmakaRisperidon 2 x 2 mg tab per oral (diberikan
selama 2 minggu, lalu di evaluasi keberhasilan terapi dan gejala ekstrapiramidal)
PsikoterapiPsikoterapi suportif Psikoterapi reedukatifSosioterapi
Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan serta
terapi kelompok. Hal ini dilakukan mengingat kemampuan
pasien menghadapi stres rendah. Selain itu pasien mudah
marah. Perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan
kemampuan pengendalian diri dan menghadapi masalah.
Pada terapi kelompok adalah kesempatan untuk menilai
dan mengamati respon pasien dalam menghadapi berbagai
sifat, perilaku orang lain dan masalah yang timbul.
Psikoterapi reedukatif
Terhadap Pasien
Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang
dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktor-faktor penyebab, pengobatan,
komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum
obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari
Memotivasi pasien untuk berobat teratur
Mengajarkan terapi relaksasi pada pasien saat pasien marah dan gelisah
ataupun akan marah sehingga diharapkan pasien dapat mengontrol marahnya
Menganjurkan kepada pasien untuk mengikuti program rehabilitasi untuk
mengembangkan hobi pasien yaitu memasak sebagai salah satu metode terapi.
Terhadap Keluarga Pasien
Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan
pengarahan kepada keluarga agar tetap memberi dukungan untuk
pulih
Me-reedukasi keluarga pasien jika pasien memiliki IQ dibawah rata-
rata tergolong kedalam retardasi mental ringan
Me-reedukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut
serta dalam mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang
diberi dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit guna
perbaikan kualitas hidup pasien
Sosioterapi
Pelatihan Ketrampilan Sosial Melibatkan pasien dalam kegiatan aktivitas kelompok di
RSJSH dan mengembangkan hobi memasak pasien
Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH
Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan
pasien lain
TERIMA KASIH