laporan karya tulis ilmiah

70
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH KULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYA ANGKATAN 67 SEMESTER ANTARA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 UNIVERSITAS TADULAKO Mitigasi Bencana Banjir Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah KELURAHAN : TONDO KECAMATAN : MANTIKULORE KOTA : PALU Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya Universitas Tadulako Angkatan 67 Semester Genap Tahun Akademik 2013/2014 Disusun Oleh : WIDIA WANGSI RETY G 101 10 022 PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATA

Upload: pipi-jeje

Post on 24-Oct-2015

1.061 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

fjdhfgjhgfjf

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Karya Tulis Ilmiah

LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH

KULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYA

ANGKATAN 67 SEMESTER ANTARA TAHUN AKADEMIK 2013/2014

UNIVERSITAS TADULAKO

Mitigasi Bencana Banjir Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah

KELURAHAN : TONDO

KECAMATAN : MANTIKULORE

KOTA : PALU

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya

Universitas Tadulako Angkatan 67 Semester Genap

Tahun Akademik 2013/2014

Disusun Oleh :

WIDIA WANGSI RETY

G 101 10 022

PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATA

LEMBAGA PENGAMBDIAN PADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2013

Page 2: Laporan Karya Tulis Ilmiah

HALAMAN PENGESAHAN

MITIGASI BENCANA BANJIR KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH

MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) PROFESI INTEGRAL

UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 67 SEMESTER ANTARA 2013/2014

NAMA : WIDIA WANGSI RETY

STAMBUK : G 101 10 022

PROGRAM STUDY : FISIKA

FAKULTAS : MIPA

DESA/KELURAHAN : TONDO

KECAMATAN : MANTIKULORE

KABUPATEN/KOTA : PALU

Laporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui setelah disetujui

Sesuai saran-saran dosen pembimbing

Palu, 12 September 2013

Mangetahui Ketua Pusat Pengembangan Wilayah dan Kuliah Kerja Nyata Universita Tadulako

Ir. Ridwan.,MPNIP: 196603101995121002

MenyetujuiDosen Pembimibing

Sabhan, S.Si.,M.SiNIP: 198010082006041003

Page 3: Laporan Karya Tulis Ilmiah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan laporan akhir ini dapat

diselesaikankan tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan ini disamping sebagai pemaparan kondisi Kota Palu

dan merupakan pengembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa juga

merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi demi mempertanggung

jawabkan kelangsungan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral

Tematik yang telah dilaksanakan di Kelurahan Tondo, Kecamatan Palu Timur

Kota Palu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini,

masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan baik dari segi tata bahasa, cara

penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat konstruktif dari segenap pihak demi kesempurnaan

penyusunan laporan selanjutnya.

Sebagai insan akademis yang telah sekian tahun menimba ilmu di

perguruan tinggi, selaku mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral Angkatan

67 Semester Antara 2013/2014 yang berlokasi di Kel. Tondo, Kec. Palu Timur

Kota Palu, menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dekan FMIPA Universitas Tadulako Palu.

2. Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Tadulako

Palu.

Page 4: Laporan Karya Tulis Ilmiah

3. Pusat Pengembangan Wilayah dan Kuliah Kerja Nyata (P2WKKN)

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tadulako sebagai

lembaga penyelenggara Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral

Angkatan 67 Semester Antara Tahun 2013/2014.

4. Seluruh Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Kuliah Kerja Nyata Profesi

Integral (KKNPI) Universitas Tadulako Angkatan 67. Atas bimbingan dan

ilmu yang telah diberikan.

5. Seluruh Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral

(KKNPI) Universitas Tadulako Angkatan 67 Tahun Akademik 2013/2013.

6. Bapak Ir. Ridwan, MP selaku ketua P2WKKN yang membimbing serta

berperan penuh dalam penyusunan program kerja.

7. Bapak Jamaluddin, S.Farm.,M.Si dan Moh. Mirzan, S.Si, M.Si, selaku

dosen pembimbing lapangan yang sangat berperan penuh dalam

memberikan bimbingan kepada penyusun program untuk menyelesaikan

kegiatan KKN dan penyusunan laporan akhir ini. .

8. Seluruh teman poskoku yang rela berbagi dalam keadaan suka dan duka.

Akhirnya tiada kata yang lebih pantas terucap selain tertitip doa dan

salam dari kami semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah

diberikan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Palu, 12 September 2013

Penyusun,

Widia Wangsi Rety

G 101 10 022

Page 5: Laporan Karya Tulis Ilmiah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………....

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………………………………………………..

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………….

1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………

1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………….

BAB II. SEJARAH SINGKAT DAN LETAK GEOGRAFIS UNIVERSITAS

TADULAKO

2.1 Sejarah Singkat Universitas Tadulako………………………….

2.2 Kondisi Geografis…………………………………………………

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Bencana………………………………………………

3.2 Bentuk-Bentuk Bencana Alam…………………………………..

3.3 Mitigasi Bencana Alam…………………………………………...

BAB IV. PEMBAHASAN

…………………………………………………………………………….

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan………………………………………………………..

5.2 Saran Tindak………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

i

ii

iii

v

vi

1

2

2

3

4

8

10

11

19

24

30

30

Page 6: Laporan Karya Tulis Ilmiah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jenis Bencana Alam…………………………………………………….

Gambar 2. Bagan Alir Terjadinya Banjir…………………………………………...

Gambar 3. Banjir di Jalan S. Parman (Kec. Palu Timur)…………………………...

Gambar 4. Banjir Poboya (Palu)……………………………………………………

10

12

14

15

5

Page 7: Laporan Karya Tulis Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banjir adalah salah satu proses alam yang tidak asing lagi bagi kita.

Kita dapat melihat banjir sebagai rahmat Tuhan atau sebagai bencana,

tergantung pada pilihan kita sendiri. Sebagai proses alam, banjir terjadi

karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung

saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang

tinggi terjadi karena curah hujan yang tinggi. Sementara itu, banjir juga

dapat terjadi karena kesalahan manusia.

Sebagai proses alam, banjir adalah hal yang biasa terjadi dan

merupakan bagian dari siklus hidrologi. Banjir tidak dapat dihindari dan

pasti terjadi. Hal ini dapat kita lihat dari adanya dataran banjir pada sistem

aliran sungai. Saat banjir, terjadi transportasi muatan sedimen dari daerah

hulu sungai ke hilir dalam jumlah yang luar biasa. Muatan sedimen itu

berasal dari erosi yang terjadi di daerah pegunungan atau perbukitan.

Melalui mekanisme banjir ini, muatan sedimen itu disebarkan sehingga

membentuk dataran. Perlu kita ingat, bahwa daerah persawahan kita

hakikatnya terbentuk melalui mekanisme banjir ini. Tanpa mekanisme banjir

ini, dataran rendah yang subur tidak akan terbentuk.

Banjir dapat berarti peremajaan kembali daerah-daerah persawahan.

Daerah itu mendapat kembali suplai zat hara yang baru dari pegunungan

atau perbukitan. Dengan kata lain, melalui mekanisme banjir ini, daerah

persawahan mengalami penyuburan kembali secara alamiah.

Page 8: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana

bagi manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan

kerugian jiwa maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi

pada tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami

daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir

yang datang, justru manusia yang mendatangi banjir.

Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang

dialami manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam

membaca karakter alam. Kegagalan manusia membaca apakah suatu

daerah aman atau tidak untuk didiami. Misalnya, kegagalan manusia

membaca karakter suatu daerah sehingga tidak mengetahui daerah

tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah mengetahui daerah

tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa kita lihat dari

orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-

lembah sungai. Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga

pilihan, yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan

membuat rumah panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir

berupa tanggul, kanal, atau mengalihkan aliran air.

Besaran bencana dan dampaknya bisa dalam berbagai tingkatan,

mulai dari tingkatan yang ringan tanpa menimbulkan kerusakan dan korban

jiwa, hingga tingkatan kuat yang mampu menimbulkan kerusakan harta

benda yang tak terhingga dan korban jiwa yang besar. Dengan adanya

proses tersebut kehidupan makhluk di atasnya mendapatkan

ketergantungan sekaligus kerugian dari bencana yang ditimbulkannya.

Page 9: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan di Sulawesi tengah khususnya di Kota Palu.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut diatas, penulis menarik permasalahan dalam

karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor pendukung terjadinya banjir ?

2. Apa bahaya banjir terhadap lingkungan maupun kehidupan ?

3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi

banjir ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulis menyusun karya tulis ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mendukung terjadinya banjir.

2. Untuk mengetahui bahaya banjir terhadap lingkungan maupun

kehidupan.

3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan guna

mencegah dan menanggulangi terjadinya banjir.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan penulisan karya tulis ini adalah,

1. Untuk Individu

a. Memperluas wawasan tentang bencana alam khususnya banjir.

b. Sebagai motovasi untuk lebih menjaga lingkungan.

2. Untuk Pemerintah

Page 10: Laporan Karya Tulis Ilmiah

a. Memberikan gambaran tentang bencana banjir khususnya kepada

Pemerintah Daerah.

b. Sebagai informasi dalam pembutan agenda kerja PEMDA dalam hal

penanggulangan bencana alam khususnya banjir.

3. Untuk Masyarakat

a. Memberikan pemahaman tentang bencana banjir dan bahaya yang

dapat ditimbulkannya.

b. Memberikan solusi untuk pencegahan banjir di daerah perkotaan.

c. Menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap alam terutama

lingkungan sekitar.

Page 11: Laporan Karya Tulis Ilmiah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bencana

Menurut UU RI No. 24 Tahun 2007

Bencana: peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia

sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Bencana alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa

gempabumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,

dan tanah longsor.

Gambar 1.Jenis Bencana Alam

Page 12: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Bencana non alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi,

gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

2.2 Bentuk-bentuk Bencana Alam

Banjir dan Longsor

Jumlah curah hujan yang terjadi disuatu tempat pada waktu

tertentu dalam setiap tahunnya sebenarnya tak banyak fluktuasinya, naik

turunnya semestinya tak akan besar variasinya. Namun, karena kondisi

alam saat ini banyak yang telah mengalami perubahan karena ulah

manusia, maka tak heran bila kemampuan lahan untuk mempertahankan

kestabilannya sangat berat sekali, sehingga bila ada gangguan yang

muncul sebagai akibat adanya fenomena alam akan mudah sekali terjadi

bencana alam. Oleh karena itu, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh

untuk melakukan peningkatan daya tahan lahan agar daya tahan lahan

bisa pulih kembali seperti sediakala, misal melakukan penghijauan

kembali (reboisasi), khususnya pada hutan-hutan yang telah gundul. Dan

juga jangan dibiasakan mengolah lahan yang mempunyai kemiringan

curam, misal dengan tanaman palawija yang akar tanamannya tidak

mempunyai kekuatan untuk menahan laju curah hujan yang turun. Juga

jangan mendirikan bangunan tempat tinggal dilereng-lereng bukit terjal

yang sangat rawan longsor karena labilnya lahan tersebut. Bahkan, harus

dicatat pula, bahwa usaha penghijauan kembali ini juga akan mampu

Page 13: Laporan Karya Tulis Ilmiah

mengurangi mudah terjadinya angin puting beliung seperti yang sering

terjadi pada beberapa waktu terakhir ini. Sebab, dahan-dahan yang

menjulang tinggi ke angkasa dapat berfungsi sebagai peredam laju

kecepatan angin agar menjadi lemah.

Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu

kawasan yang banyak di aliri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir

dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas

sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Dalam cakupan

pembicaraan yang luas, bias di lihat banjir sebagai suatu bagian dari

siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang bergerak

ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang

mengalir di permukaan Bumi  dominan ditentukan oleh tingkat curah

hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.

Gambar 2. Bagan Alir Terjadinya Banjir

Page 14: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di permukaan

Bumi, bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-

alur sungai ini di mulai di daerah yang tertinggi di suatu kawasan, bisa

daerah pegunungan, gunung atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai

ketika aliran air masuk ke laut. Secara sederhana, segmen aliran sungai

itu dapat kita bedakan menjadi daerah hulu, tengah dan hilir.

1. Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau

perbukitan. Lembah sungai sempit dan potongan melintangnya

berbentuk huruf “V”. Di dalam alur sungai banyak batu yang

berukuran besar (bongkah) dari runtuhan tebing, dan aliran air sungai

mengalir di sela-sela batu-batu tersebut. Air sungai relatif sedikit.

Tebing sungai sangat tinggi. Terjadi erosi pada arah vertikal yang

dominan oleh aliran air sungai.

2. Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki

gunung atau kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan

melintangnya berbentuk huruf “U”. Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi

pada arah horizontal, mengerosi batuan induk. Dasar alur sungai

melebar, dan di dasar alur sungai terdapat endapan sungai yang

berukuran butir kasar. Bila debit air meningkat, aliran air dapat naik

dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi air sungai

tidak melewati tebing sungai dan keluar dari alur sungai.

3. Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar

dan bisa sangat lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat

rendah dibandingkan lebar alur. Alur sungai dapat berkelok-kelok

seperti huruf “S” yang dikenal sebagai “meander”. Di kiri dan kanan 

Page 15: Laporan Karya Tulis Ilmiah

alur terdapat dataran yang secara teratur akan tergenang oleh air

sungai yang meluap, sehingga dikenal sebagai “dataran banjir”. Di

segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan kanan alur sungai pada

saat banjir yang menghasilkan dataran banjir. Terjadi erosi horizontal

yang mengerosi endapan sungai itu sendiri yang diendapkan

sebelumnya.

Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu, maka dapat dikatakan

bahwa:

1. Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran

sungai. Dengan banjir, sedimen diendapkan di atas daratan. Bila

muatan sedimen sangat banyak, maka pembentukan daratan juga

terjadi di laut di depan muara sungai yang dikenal sebagai “delta

sungai.”

2. Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan

melanda dataran di kiri dan kanan aliran sungai. Di daerah tengah,

banjir hanya terjadi di dalam alur sungai.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa

yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir

juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran

air, terutama di selokan sungai.

1. Macam-macam banjir

Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa hal,

diantaranya:

Page 16: Laporan Karya Tulis Ilmiah

a. Banjir air

Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir

ini adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air

akan meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini

disebabkan oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai

atau danau tidak mampu lagi menampung air.

Gambar 3. Banjir di Jalan S. Parman (Kec. Palu Timur)

b. Banjir “Cileunang”

Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun

banjir cileunang ini disebakan oleh hujan yang sangat deras

dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi

karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera mengalir

melalui saluran atau selokan di sekitar rumah warga. Jika banjir air

dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka banjir cileunang

adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba).

Page 17: Laporan Karya Tulis Ilmiah

c. Banjir bandang

Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini

juga mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti ini

jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak

akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk

menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan

apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasa

terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah pegunungan

seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan

yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan

menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu

berukuran besar. Material-material ini tentu dapat merusak

pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar pegunungan.

Gambar 4. Banjir Poboya (Palu)

d. Banjir rob (laut pasang)

Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut.

Banjir seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air

laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungan yang

Page 18: Laporan Karya Tulis Ilmiah

sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan

menggenangi daratan.

e. Banjir lahar dingin

Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin.

Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi.

Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak

gunung dan mengalir ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar

dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air

sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman

warga.

f. Banjir lumpur

Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah

Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan

oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan.

Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur

biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang

berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa banjir lumpur panas di

Sidoarjo belum dapat diatasi dengan baik, malah semakin banyak

titik-titik semburan baru di sekitar titik semburan lumpur utama.

2. Penyebab terjadinya banjirSungai

Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi

kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsum,

hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang

mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga seperti

Page 19: Laporan Karya Tulis Ilmiah

tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir

perlahan di sebelah hulu rintangan.

Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif

(badai petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang

terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor, atau gletser.

Angin Putting Beliung

Jumlah terjadinya puting beliung pada waktu-waktu terakhir ini

terhitung lebih banyak bila dibandingkan dengan waktu-waktu

sebelumnya, yakni ketika hutan-hutan kita masih belum terbabat dimana-

mana. Disamping itu, pengerukan dasar-dasar sungai dan waduk akan

mampu pula mencegah terjadintya banjir, karena sungai akan mampu

menampung air hujan yang terjadi dengan lebih maksimal lagi.

Pasang Naik Air Laut

Secara nyata sebenarnya sangat mudah sekali untuk melakukan

pencegahannya, sangat sederhana, yakni jangan mendirikan bangunan

yang berdekatan dengan bibir pantai. Usahakan bangunan didirikan

dalam jarak yang cukup jauh dengan bibir pantai, walaupun kita

beraktivitas sehari-hari mencari kehidupan di laut. Tidak seperti yang

terjadi sekarang ini, bangunan didirikan justru banyak menjorok ke laut.

Diperlukan kesadaran masyarakat, bahwa mendirikan bangunan

disepanjang bibir pesisir pantai sangat berbahaya. Sebab, bila kondisi ini

adanya, mereka bukan hanya akan rawan terkena terjangan gelombang

pasang naik air laut disetiap bulannya, namun juga sangat rawan sekali

bila terjadi gempa di dasar laut yang diikuti kemudian dengan gelombang

tsunami. Oleh karena itu. diperlukan aturan pemerintah yang lebih jelas

Page 20: Laporan Karya Tulis Ilmiah

dan tegas agar masyarakat tak seenaknya mendirikan bangunan

ditempat-tempat yang rawan seperti ini.

Gunung Meletus

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai gunung

berapi terbanyak yang masih aktif. Dengan melihat karakteristik gunung

bila meletus menyebabkan gempa vulkanik, khususnya pada daerah yang

berdekatan dengan lokasi gunung. Letusan disamping akan

menyebabkan gempa yang bisa menyebabkan kerusakan yang berarti

pada tempat-tempat yang dekat dengan gunung tersebut, namun juga

akan mengalami hujan abu panas yang tak kalah mengerikannya.

Namun, bencana akibat letusan gunung meletus akan lebih mudah

mengantisipasinya, asalkan masyarakat yang berada disekitar gunung

tersebut cukup patuh dengan peringatan dini yang dikeluarkan oleh

aparat yang berwenang. Sebab, gunung meletus tidak akan terjadi

dengan tiba-tiba sekali, namun akan di awali dengan gejal-gejala awal

yang nyata dan mudah dikenali. Simulasi evakuasi penyelamatan korban

perlu disosialisasikan kepada masyarakat dengan intensif, agar

masyarakat mudah mengenali saat yang rawan dan bahaya serta mampu

menyelamatkan diri.

Gempa dan Tsunami

Posisi Indonesia yang terletak di atas wilayah pertemuan lempeng

bumi yang saling aktif bergerak, menyebabkan wilayah Indonesia sangat

rawan terkena bencana gempa. Goncangan dan getaran akibat gempa

memang dapat menimbulkan kerusakan yang sangat berarti, tergantung

seberapa jauh jarak tempat tersebut dengan pusat lokasi gempa serta

Page 21: Laporan Karya Tulis Ilmiah

berapa besaran kekuatannya. Konstruksi bangunan yang kita tempati

juga sangat menentukan tingkat kerusakan yang akan terjadi. Semakin

tidak memenuhi persyaratan konstruksi anti gempa, maka akan semakin

besar kemungkinan akan rusak. Sebab, bangunan yang dibangun dengan

konstruksi anti gempa bukan berarti tidak akan rusak, namun tujuannya

yakni meminimalisir kerusakan dan memberi ruang waktu para

penghuninya untuk keluar untuk menyelamatkan diri. Dan yang lebih

penting lagi, yakni tidak mendirikan bangunan dan bertempat tinggal

dilahan yang berada dijalur gempa sesuai dengan peta rawan gempa

yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

Sedangkan untuk mitigasi bencana tsunami, khususnya masyarakat

yang berada diwilayah yang berpotensi terkena terjangan gelombang

tsunami, dapat memperhatikan informasi peringatan dini yang dikeluarkan

oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) jika terjadi bencana gempa.

Dimana informasi ini akan disampaikan oleh BMG bekerjasama

dengan instansi terkait, misalkan Pemerintah Daerah, Kepolisian atau

melalui siaran televisi pemerintah dan suasta secara aktual dan dalam

waktu secepat-cepatnya.

2.3 Mitigasi Bencana Alam

Mitigasi Gunung Berapi

Gunung berapi adalah sebuah cerobong yang pangkalnya ada di-

dalam perut bumi dan ujungnya menyembul ke permukaan kerak bumi.

Gunung berapi adalah ‘gudang’ penyimpanan lelehan bebatuan yang

dinamakan magma, yang panas. Diperkirakan ada 600 gunung berapi

yang masih aktif (“aktif” disini berarti punya catatan sejarah pernah

Page 22: Laporan Karya Tulis Ilmiah

meletus, dan kemungkinan akan meletus lagi) diseluruh dunia. Jumlah

itu kehilangan sedikit, tapi masih ada ribuan gunung lagi yanga tidur

(dormant), artinya, dulu pernah meletus lalu sekarang sedang istirahat,

tak menampakkan kegiatan-kegiatan vulkanis di permukaan, namun bisa

aktif kembali sewaktu-waktu. Tiap tahun diperkirakan sekitar 50 gunung

merapi meletus. Bencana letusan gunung merpi sudah lebih dari

300.000 orang tewas, secara langsung maupun tidak langsung, akibat

letusan vulkanis. Saat ini kurang lebih 10% dari seluruh penduduk dunia

tinggal di daerah-daerah yang dekat gunung berapi yang berbahaya.

Mitigasi gunung berapi dapat di lakukan dengan,

1. Melakukan pemantauan. Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam

menggunakan alat pencatatgempa (seismograf). Data harian hasil

pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi (DVMBG) serta pemerintah daerah setempat.

2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika

terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi

laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim

ke lokasi,melakukan pemeriksaan secara terpadu.

3. Melakukan pemetaan. Pemetaan ini berguna untuk menentukan arah

penyelamatan diri, tempat untuk mendirikan tempat pengunngsian,

membuat pos penanggulangan bencana. Pemetaan dibuat juga

untuk menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi.

4. Melakukan penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda

Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan

dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya.

Page 23: Laporan Karya Tulis Ilmiah

5. Melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat

terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi

dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan

langsung kepada masyarakat. 

Mitigasi Gempa

Di antara sekian banyak jenis bencana alam, gempa bumi

termasuk yang paling dahsyat. Gempa bisa terjadi kapan saja sepanjang

tahun, siang atau malam, dengan dampak buruk yang terjadi secara

mendadak dan hanya memberikan sedikit isyarat bahaya. Gempa dapat

menghancurkan bangunan hanya dalam waktu beberapa detik saja,

menewaskan atau melukai orang-orang yang berada di dalamnya.

Gempa bumi bukan hanya mampu meluluh-lantakkan kota-kota sampai

hampir tak tersisa lagi, namun juga bisa menggoyahkan kestabilan

pemerintahan, perekonomian, dan struktur sosial suatu negara.

Ketika gempa berlangsung, ada beberapa hal yang dapat

dilakukan untuk menyelamatkan diri dan meminimalisasi korban jiwa,

yaitu:

1.  Tetap tenang, dan fokus

2.   Jika sedang berada di dalam gedung, berlindung di bawah meja atau

kursi yang kuat, namun jika memungkinkan lebih baik untuk keluar

dari gedung

3.  Jika berada di lantai atas dan tidak memungkinkan untuk turun, lebih

baik berlindung di sudut ruangan

Page 24: Laporan Karya Tulis Ilmiah

4.  Jka keadaan benar-benar sudah aman dan gempa sudah berhenti,

cek keadaan sekitar jika tidak terjadi patah tulang yang parah, segera

keluar dari gedung

5.  Jangan berlindung di bawah tangga

6.  Jika sedang berada di dalam kendaraan, segera hentikan kendaraan,

namun jangan berlindung dibawah pohon

7.  Jangan gunakan lift untuk turun dari gedung

Mitigasi Tsunami

Tsunami adalah sebuah kata yang diambil dari khasanah bahasa

Jepang yang artinya kira-kira ‘gelombang di pantai’. Banyak orang

menyebutnya tsunami ‘gelombang pasang’, padahal sesungguhnya

tsunami tidak ada hubungannya dengan pasang surut gelombang air

laut. Memang di permukaan laut sewaktu terjadi tsunami akan muncul

gelombang-gelombang besar yang seringkali sampai menyapu pantai-

pantai yang jauh, tetapi gelombang-gelombang itu tidak sama dengan

gelombang naik dan turun yang biasa datang dan pergi silih berganti.

Asal gelombang-gelombang tsunami adalah dari dasar laut atau sari

daerah pantai yang memiliki kegiatan-kegiatan seismik, kelongsoran

tanah dan letusan gunungapi. Apa pun penyebabnya yang jelas air laut

terdorong sehingga meluap, pecah menyapu dataran dengan daya rusak

luar biasa. Mitigasi tsunami dapat dilakukan dengan 2 upaya, yaitu:

1. Upaya struktural, yaitu upaya teknis yang digunakan untuk meredam

atau mengurangi energi gelombang tsunami yang akan menuju ke

kawasan pantai. Upaya ini juga dapat dilakukan dengan dua cara:

Page 25: Laporan Karya Tulis Ilmiah

a.  Secara alami, contohnya adalah, penanaman hutan mangrove

atau green belt, disepanjang kawasan pantai dan perlindungan

terumbu karang.

b.  Secara buatan,contohnya adalah pembangunan breakwater,

seawall, pemecah gelombang sejajar pantai untuk menahan

tsunami, memperkuat desain bangunan serta infrastruktur lainnya

dengan kaidah teknik bangunan tahan bencana tsunami dan tata

ruang akrab bencana, dengan mengembangkan beberapa

insentif anatara lain, retrofitting dan relokasi. Upaya non-

struktural, yaitu upaya non teknis yang menyangkut penyesuaian

dan pengaturan tentang kegiatan manusia agar sejalan dan

sesuai dengan upaya mitigasi struktural maupun upaya lainnya.

2. Upaya nonstruktural, contohnya adalahKebijakan tentang tata guna

lahan/ tata ruang/ zonasi kawasan pantai yang aman

bencana, Kebijakan tentang standarisasi bangunan baik pemukiman

maupun bangunan lainnya, serta infrastruktur sarana dan

prasarana, Mikrozonasi (meminimalisir) daerah rawan bencana

dalam skala lokal, Pembuatan peta potensi bencana tsunami, peta

tingkat kerentanan dan peta tingkat ketahanan, sehingga dapat

didesain komplek pemukiman “akrab bencana” yang memperhaikan

berbagai aspek, Kebijakan tentang eksplorasi dan kegiatan

perekonomian masyarakat kawasan pantai, Pelatihan dan simulasi

mitigasi bencana tsunami, Penyuluhan dan sosialisasi upaya mitigasi

bencana tsunami dan, Pengembangan sistem peringatan dini adanya

bahaya tsunami.

Page 26: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Upaya pencegahan dampak mengenai bencana alam mesti dimulai

sejak dini sebelum tanda-tanda bencana alam itu semakin nyata dan jelas di

lingkungan sekitar kita. Pencegahan yang dimaksud adalah bagaimana

menjaga alam lingkungan hidup terjaga dengan baik, dimana setiap

pembangunan selalu mengacu pada kelestarian lingkungan dengan

memperhitungkan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan

kedepannya. Sehingga diharapkan dapat meminimalkan dampak bencana

yang besar. Adapun upaya penanggulangan bencana meliputi upaya

rehabilitasi, dan berbagai tindakan lainnya menyangkut penanganan

dampak yang ditimbulkan bencana alam.

Page 27: Laporan Karya Tulis Ilmiah

BAB III

GAMBAR UMUM LOKAI KKN

3.1 SEJARAH SINGKAT UNIVERSITAS TADULAKO

Keberadaan perguruan tinggi di Sulawesi Tengah, yang merupakan

cikal bakal Universitas Tadulako ditandai dengan 3 (tiga) tahapan perjalanan

sejarah yaitu periode Universitas Tadulako status swasta (1963-1966),

periode status cabang (1966-1981), dan status negeri yang berdiri sendiri

UNIVERSITAS TADULAKO (UNTAD), sejak tahun 1981.

Periode Status Swasta (1963-1966)

Universitas Tadulako sebagai perguruan tinggi swasta bermula dan

tumbuh dengan mendapatkan kehidupan dari swadaya murni masyarakat

Sulawesi Tengah, sudah berdiri sebelum daerah Sulawesi Tengah

mendapatkan statusnya sebagai Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi

Tengah. Tadulako secara konkret berarti pemimpin, dan menurut sifatnya

berarti keutamaan. Dengan demikian tadulako adalah pemimpin yang

memiliki sifat-sifat keutamaan (adil, bijaksana, jujur, cerdas, berani,

bersemangat, pengayom, pembela kebenaran).

Pada tanggal 8 Mei 1963 berdirilah Universitas Tadulako dengan

status Swasta, dengan rektor pertama Drh. Nasri Gayur. Setelah melalui

berbagai macam usaha untuk meningkatkan status dan peran Universitas

Tadulako, maka pada tanggal 12 September 1964 ditingkatkan statusnya

menjadi “TERDAFTAR“sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan

Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 94/B-SWT/P/64, dengan empat

fakultas : Fakultas Sosial Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Peternakan

dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Hayat dan Ilmu

Page 28: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Pendidikan. Perkembangan selanjutnya bertambah lagi satu fakultas yaitu

Fakultas Hukum sehingga keseluruhan menjadi 5 (lima) fakultas.

Periode Cabang (1966-1981)

Berbagai upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh pemuka

masyarakat di daerah ini, sehingga terwujudlah Perguruan Tinggi Negeri

dengan status cabang, yaitu Universitas Tadulako Cabang Universitas

Hasanuddin, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan

Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 1 Tahun 1966 tanggal 1 Januari 1966 dan

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang Cabang Palu

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu

Pengetahuan (PTIP) Nomor 2 Tahun 1966 tanggal 1 Januari 1966.

Universitas Tadulako Cabang Universitas Hasanuddin (Untad Cabang

Unhas) terdiri atas empat fakultas yaitu : Fakultas Peternakan, Fakultas

Ekonomi, Fakultas Hukum dan Fakultas Sosial dan Politik. IKIP Ujung

Pandang Cabang Palu terdiri atas tiga fakultas yaitu : Fakultas Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan Sastera dan Seni dan Fakultas Keguruan

Ilmu Eksakta.

Universitas Tadulako Negeri Berdiri Sendiri (sejak tahun 1981)

Untuk lebih mengefektifkan upaya mewujudkan satu universitas

negeri yang berdiri sendiri, maka pada tahun 1978 atas fasilitasi Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi dan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi

Tengah, dibentuklah Koordinatorium Perguruan Tinggi Sulawesi Tengah

(PTST) yang diketuai oleh Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah dengan

enam orang wakil ketua yang berasal dari UNTAD Cabang UNHAS (3

Page 29: Laporan Karya Tulis Ilmiah

orang) dan IKIP Ujung Pandang Cabang Palu (3 orang). Upaya

Koordinatorium PTST tersebut untuk menyatukan kembali kedua

perguruan tinggi cabang di Sulawesi Tengah pada akhirnya muncul dan

menjadi dasar yang lebih kokoh untuk berdirinya universitas negeri yang

berdiri sendiri. Atas dukungan dan upaya masyarakat di Sulawesi Tengah,

Pemerintah Daerah, Rektor UNHAS, Rektor IKIP Ujung Pandang serta

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, akhirnya status cabang kedua

lembaga pendidikan tinggi tersebut di atas ditingkatkan menjadi

“UNIVERSITAS NEGERI YANG BERDIRI SENDIRI”, dengan nama

UNIVERSITAS TADULAKO (UNTAD) sesuai dengan Keputusan Presiden

RI Nomor 36 Tahun 1981 tanggal 14 Agustus 1981, berdasarkan

Keputusan Presiden tersebut Untad terdiri atas 5 (lima) fakultas yakni :

a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

b. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

c. Fakultas Ekonomi,

d. Fakultas Hukum dan

e. Fakultas Pertanian.

Dalam perkembangan selanjutnya bertambah lagi satu fakultas yaitu

Fakultas Teknik sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI Nomor 0378/0/1993 tanggal 21 Oktober 1993. Seiring

berjalannya waktu Universitas Tadulako berbenah diri dan kini fakultas

yang ada di Universitas Tadulako telah mencapai 10 fakultas yang berasal

dari pemekaran maupun dari pembentukan sendiri yang terdiri dari :

a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

b. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Page 30: Laporan Karya Tulis Ilmiah

c. Fakultas Ekonomi,

d. Fakultas Hukum dan

e. Fakultas Pertanian.

f. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

g. Fakultas Kehutanan

h. Fakultas Kedokteran

i. Fakultas Peternakan dan Perikanan

Pelantikan Rektor Untad yang Ke Enam

Pada tanggal 07 Maret 2011 di Jakarta, Menteri Pendidikan Nasional

RI, Prof.Dr. Ir. H. Muh. Nuh,DEA, Senin (07/3) melantik dan mengambil

Sumpah Jabatan lima orang Pimpinan Perguruan Tinggi dan empat orang

pejabat Eselon III & IV dilingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.

Diantara kelima pimpinan perguruan tinggi yang dilantik di Ruang Graha

Utama lantai III Gedung Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta

tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Muh. Basir Cyio,SE,MS sebagai Rektor ke

enam Universitas Tadulako, untuk masa jabatan empat tahun ke depan

(periode 2011-2015). Sedangkan empat pimpinan Perti lainnya, masing-

masing Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar, M.Hum sebagai Rektor IISIP Padang

Panjang Sumatera Barat, Ir. Darmawan, MT sebagai Direktur Politeknik

Negeri Banjarmasin, Mahyus, S.Pd, SE, MM sebagai Direktur Politeknik

Negeri Pontianak, dan Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM dilantik sebagai

Direktur Politeknik Negeri Jember.

Page 31: Laporan Karya Tulis Ilmiah

3.2 KONDISI GEOGRAFIS

Universitas Tadulako merupakan pegunungan tinggi yang berada

pada bagian wilayah administrasi Kelurahan Tondo. Secara geografis dan

demografis Kelurahan Tondo berada pada Wilayah Kecamatan Mantikulore

dengan luas wilayah 5.516 ha. Dari segi topografi keadaan tanah

Kecamatan Mantikulore, Kelurahan Tondo menurut bentuk permukaan

tanah dan ketinggian dari permukaan laut atara lain :

- Datar : 50 %

- Perbukitan : 40 %

- Pegunungan : 10 %

- Ketinggian dari permukaan laut : 2,5 – 25 mdpl

- Nama sungai : Vatutela

Sedangkan dari segi geografisnya maka Kelurahan Tondo terletak

pada wilayah kecamatan Mantikulore yang berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Layana

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Talise

- Sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Palu

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Parimo

Kondisi Iklim di kelurahan Tondo dipengaruhi oleh dua musim yaitu

musim panas (terjadi padan bulan April-September) dan Musim Hujan

(Terjadi pada Bulan Oktober-Maret). Curah hujan Bulanan Berkisar antara 2-

7 mm, dimana pada bulan april-November dan Januari Mempunyai curah

hujan yang cukup tinggi sedangkan pada bulan bulan lainnya, Curah

Hujannya rendah. Suhu udara di kelurahan tondo berkisar antara 330C-370C

Page 32: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Dengan Rata rata 350C. Kelembapan udara rata rata 74,8% dimana

kelembapan udara bulanan Berkisar 69% -79%.

Aksesibilitas dari Kelurahan Tondo ke ibukota Kecamatan berjarak

kurang lebih 7 km, jarak dari pusat pemerintah kabupaten/kota 9 km,

sedangkan jarak dari pusat ibukota provinsi 8 km. untuk mencapai Kelurahan

Tondo, Kecamatan Mantikulore tidak ada hambatan karena transportasi

sudah begitu lancar dengan menggunakan sarana angkutan darat dan bisa

melalui dua jalur yaitu melewati jalan Trans Sulawesi dan melewati jalan

yang dikenal dengan jalan bukit Watulemo (eks MTQ).

3.3 KONDISI DEMOGRAFIS

Kata “Tondo” berasal dari kalimat “Petondo-tondo mangalabaku

nemo mangala baku n’tona” yang diucapkan seorang Tadulako atau

pemimpin dari warga setempat yang hendak mengambil bekal makan siang

usai membantu pemuda-pemuda dari desa “Bora” dalam membuat “Jalan”

yang saat ini dikenal dengan jalan Trans Sulawesi dimasa Penjajahan

Belanda tahun 1927. Kalimat di atas jika diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia “Telitilah mengambil bekal, jangan mengambil bekal orang lain”.

Dari kata “Petondo” inilah asal nama Kampung Tondo. Awal mulanya

Kelurahan Tondo adalah sebuah kampung yang terdiri dari beberapa

kampung yang bergabung menjadi kampung Tondo.

Sebelum tanggal 27 september 1978, kampung Tondo berubah

statusnya menjadi Desa Tondo dan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan

Tawaeli. Kemudian status sebagai desa berubah menjadi Kelurahan sebagai

dampak dari pembentukan Kecamatan Palu menjadi wilayah kota

Page 33: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Administratif Palu tanggal 27 september 1978 dengan Peraturan Pemerintah

No. 18 tahun 1978 serta atas dasar Dekontrasi sesuai Undang-Undang No.

5 Tahun 1979 tentang pemerintahan di desa (Lembaran Negara tahun 1979

No. 56, tambahan lembaran Negara No. 5153). Setelah itu terbagi atas dua

kecamatan yaitu Kecamatan Palu Barat dan Palu Timur, yang mana

Kelurahan Tondo termasuk salah satu Kelurahan dari dua Kelurahan di

Kecamatan Palu Timur, seiring berjalannya waktu pemekaran terjadi di

Kecamatan Palu Timur Menjadi 2 yaitu Kecamatan Palu Timur dan

Kecamatan Mantikulore dan Kelurahan Tondo sekarang termasuk dalam

wilayah Kecamatan Mantikulore.

Data Keadaan penduduk dikelurahan Tondo Jika diklasifikasikan

Berdasarkan kelompoknya ada 5 yakni sebagai Berikut:

1. Data kependudukan berdasarkan jenis kelamin

Seiring dengan perkembangan, perubahan data kependudukan

dikelurahan tondo mengalami perkembangan. Jumlah penduduk yang

mendiami kelurahan tondo sebanyak 10.073 jiwa dengan jumlah kepala

keluarga sebanyak 3.357 KK yang tersebar di 44 RT dan 15 RW, adapun

jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin  yakni laki laki 4.944 jiwa

dan perempuan 5.129 jiwa. Berikut tabel pembagian jumlah penduduk

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Tondo Berdasarkan Jenis Kelamin.

Kelurahan Laki -Laki Perempuan Kepala Keluarga Total Penduduk

TONDO 4.944 5.129 3.357 10.073

Page 34: Laporan Karya Tulis Ilmiah

2. Data kependudukan berdasarkan Agama

Jumlah penduduk kelurahan tondo berdasarkan agama adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Tondo Berdasarkan Kelompok

Agama.

Kelurahan Islam Kristen Katholik Hindu Budha

TONDO 9.685 276 60 39 13

3. Data kependudukan berdasarkan kelompook umur dan jenis

kelaminnya

Jumlah penduduk kelurahan tondo berdasarkan kelompok umur dan

jenis kelaminnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Tondo Berdasarkan Kelompok

Umur dan Jenis Kelamin.

No Kelompok Umur Laki Laki Perempuan Jumlah

1 0-12 bulan 79 orang 83 orang 162 orang

2 1-4 Tahun 171 orang 154 orang 325 orang

3 5-6 Tahun 244 orang 247 orang 491 orang

4 7-12 Tahun 241 orang 254 orang 495 orang

5 13-15 Tahun 379 orang 343 orang 722 orang

6 16-18 Tahun 398 orang 367 orang 765 orang

7 19-25 Tahun 615 orang 391 orang 1.306 orang

8 26-35 Tahun 816 orang 873 orang 1.689 orang

9 36-45 Tahun 872 orang 876 orang 1.748 orang

Page 35: Laporan Karya Tulis Ilmiah

10 46-50 Tahun 469 orang 474 orang 943 orang

11 51-60 Tahun 455 orang 498 orang 933 orang

12 61-75 Tahun 124 orang 145 orang 269 orang

13 75 Tahun Keatas 101 orang 124 orang 225 orang

Total 4.944

orang

5.129

orang

10.073

orang

4. Data kependudukan berdasarkan tingkat pendidikan

Jumlah penduduk kelurahan Tondo Berdasarkan tingkat Pendidikan

adalah Sebagai Berikut :

Tabel 4. Jumlah Penduduk Kelurahan Tondo Berdasarkan Kelompok

Tingkat Pendidikan.

Kelurahan SD SMP SMA D1-D3 S1-S3

TONDO 120 Orang 1.145

Orang

1.337

Orang

84 Orang 942 Orang

5. Data kependudukan berdasarkan mata pencaharian

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai

berikut:

Tabel 5. Jumlah Penduduk Kelurahan Tondo Berdasarkan Kelompok

Mata

Kel Pns Wirausaha/

Pdgng

Tani Tukang Nelayan Pensiunan Jasa

Page 36: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Tondo 1.102 500 159 56 70 35 26

Bagi anggota masyarakat yang ada dikelurahan ini senantiasa

lebih memprioritaskan pendidikan bagi anggota keluarga dan anggota

masyarakatnya. Hal ini terbukti bahwa masyarakat yang ada di kelurahan

ini pada umumnya memiliki semangat yang tinggi untuk menempuh

pendidikan dalam sekolah (Pendidikan Formal). Keprofesian ini terbukti

bahwa masyarakat di kelurahan ini dapat dikatakan mempunyai

semangat yang tinggi untuk meraih pendidikan yang lebih memadai yakni

mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai pada Perguruan Tinggi.

3.4 KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

3.4.1 Kondisi Sosial Budaya

Masyarakat Kelurahan Tondo sebagian besar adalah suku asli

Kaili. Disamping itu terdapat suku-suku lain seperti suku Bugis, Jawa,

Mandar, Tator, Manado, Makasar, Gorontalo. Suku-suku ini

merupakan suku pendatang di Kelurahan Tondo yang sebagian

menetap karena mengadakan hubungan pernikahan dengan suku

asli kaili.

Masyarakat Kelurahan Tondo meskipun berasal dari suku asli

Kaili tetapi dari segi bahasa masih terdapat sedikit perbedaan.

Adanya perbedaan bahasa ini menjadi sebuah cerita yang unik

karena dari hasil wawancara yang dilakukan perbedaan ini sudah ada

sejak dulu masih belum jelas keberadaannya. Dalam acara-acara

adat masyarakat tondo selalu menyediakan makanan khas yang

Page 37: Laporan Karya Tulis Ilmiah

mencerminkan kebudayaan setempat yang dikenal makanan

prasmanan yaitu jagung rebus, ubi rebus yang disajikan dengan

sambal (dabu-dabu). Mata pencaharian masyarakat tondo sebagian

besar adalah pedagang dan petani.

Dalam hal pekerjaan masyarakat tondo tidak mengenal istilah

perbedaan karenea baik wanita ataupun pria keduanya bekerja

bersama-sama mencari uang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan

bahwa pihak wanita yang lebih menonjol dalam hal pekerjaa.

Meskipun masyarakat tondo khususnya masyarakat suku Kaili tingkat

kehidupannya rendah tetapi mereka memiliki bermacam-macam

usaha yang digeluti seperti membuka service radio dan bengkel

motor.

Pengaruh modernisasi sudah sangat mempengaruhi

masyarakat tondo terutama suku asli yaitu suku Kaili. Terlihat dari

cara berbicara, berpakaian, bersikap/berperilaku. Meskipun tampak

ada perubahan tetapi masih memegang teguh tata cara dalam adat

istiadat seperti pernikahan adat yang masih sering dilakukan oleh

masyarakat suku Kaili Tondo .

Masyarakat suku Kaili sepenuhnya tidak lagi benar-benar asli

suku Kaili karena ada istilah yang beredar yaitu peranakan atau

campuran, yang berarti terdapat darah luar yang telah bercampur

dengan darah asli. Hal ini dapat terlihat dari bentuk wajah yang

tampak lebih menarik, kulit yang lebih terang atau sawo matang,

hidung yang mancung dan bentuk tubuh yang bagus untuk seorang

wanita dan tinggi untuk seorang laki-laki. Adanya perbedaan ini

Page 38: Laporan Karya Tulis Ilmiah

bukan berarti kehidupan sosial budaya di antara suku Kaili menjadi

terputus perbedaan itu dianggap sebagai sesuatu yang indah dan

diterima dikalangan suku Kaili.

3.4.2 Kondisi Ekonomi

Sumber sumber daya ekonomi yang terdapat di kelurahan

tondo, utamanya di sektor Ekonomi sangat berperan aktif dalam

mempercepat pertumbuhan kelurahan tondo. Toko toko yang berjajar

di pinggir jalan adalah salah satunya. Industri” tempe monas” yang

ada di LIK juga merupakan bukti berkembangnya kelurahan tondo.

Selain itu, potensi ikan yang terkandung di teluk palu juga sangat

memberi arti penting, namun yang perlu disayangkan adalah belum

adanya infrastruktur berupa pasar tradional yang dibangun oleh

pemerintah.

Page 39: Laporan Karya Tulis Ilmiah

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 WAKTU DAN TEMPAT

Sosialisasi bahaya dan penanggulangan bencana banjir, gempa bumi dan

tanah Longsor dilaksanakan pada minggu ketiga bulan agustus tepatnya

pada tanggal 24, hari sabtu di sekolah SMA Negeri 5 Palu Kel. Tondo.

Dalam penyuluhan Mitigasi Bencana Alam ini banyak diikuti oleh Siswa –

siswi SMA kelas XII.

4.2 ALAT DAN BAHAN

Sosialisasi bahaya dan penanggulangan bencana banjir

Alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan sosialisasi bahaya bencana

longsor dan banjir berupa:

1. Materi yang dipaparkan kepada masyarakat

2. Ruangan.

3. Kursi

4. Meja

5. Alat tulis menulis

6. In Focus

7. Kamera

4.3 PROGRAM KERJA KEGIATAN

Materi yang dipaparkan khusus tentang Mitigasi Bencana Alam

mengenai penyebab, dampak, bahaya dan penanggulangannya bencana

Page 40: Laporan Karya Tulis Ilmiah

khususnya bencana banjir, gempa bumi, dan tanah longsor. Dan kegiatan

ini disertai dengan diskusi antara masyarakat dan pemateri.

BAB V

PEMBAHASAN

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.

Sebagaimana diketahui bencana alam tidak dapat dihindari namun

dampaknya dapat di minimalisir dengan adanya menejemen bencana yang baik.

Menejemen bencana dapat dimulai dengan melakukan upaya pencegahan dini

bencana melalui pola pelestarian lingkungan hidup. Berkenaan dengan hal ini,

keberadaan kami, sebagai Mahasiswa KKN Profesi Integral di kota Palu, dengan

salah satu profesi displin keilmuan fisika. Dalam ilmu fisika sendiri dengan bidang

keahlian geofisika (fisika bumi) dikenal istilah mitigasi bencana alam dan fisika

lingkungan yang mempelajari mengenai gejala-gejala bumi (geotektonik) yang

menimbulkan bencana alam dan di MIPA sendiri dipelajari Kajian Lingkungan

Hidup Pokok, yang mana biasa dikenal dengan KLH-P. Dimana dalam hal ini kita

dapat mengetahui kondisi lingkungan di suatu tempat dan pada daerah tertentu.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, diperoleh adanya suatu masalah

dimana Sudah terjadi abrasi disekitaran sungai Palu, yang diakibatkan oleh

berkurangnya pepohonan di pinggir sungai dan juga perumahan disekitar pesisir

sungai mempunyai jarak yang sangat dekat. Melalui KKN Profesi Integral di rasa

perlu diperkenalkannya bagaimana mitigasi bencana alam dalam bentuk

penyuluhan atau sosialisasi dengan mahasiswa KKN sebagai fasilitator.

Page 41: Laporan Karya Tulis Ilmiah

Secara geografis, daerah Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu, memiliki

struktur geologi yang kompleks dan termasuk salah satu daerah rawan bencana

alam. Dikota Palu sendiri, sudah terjadi erosi sungai besar-besaran dimana

tertinggal bekas-bekas terjadinya pengikisan pada pondasi rumah-rumah warga

yang berada disekitar sungai. Secara umum lingkungan kota Palu, masih tertata

dengan baik. Melalui Karya Tulis Ilmiah ini kiranya dapat membantu khalayak

tentang bagaimana mengatasi bencana banjir. Hal ini juga merupakan salah satu

program pemerintah yang kedepannya akan diajukan ketingkat Pusat, dimana

hal ini sudah di atur dalam peraturan pemerintah pada masing-masing daerah,

yang menyatakan “maka Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan yang

lebih luas dalam mengatur daerahnya sendiri, termasuk kewenangan bagaimana

mengelolah berbagai sumber daya yang di miliki, untuk melestarikan hasil-hasil

pembangunan dan fungsi lingkungan hidup di daerahnya masing-masing,

menjaga keselamatan masyarakatnya dari bencana, dan lain-lain”. Khusus untuk

masalah bencana yang dampaknya bisa berskala lokal, regional bahkan nasional

dan internasional, telah dikeluarkan regulasi yang mengatur

penanggulangannya, atau biasa disebut sebagai Penanggulangan Bencana.

Dengan seiring tumbuh berkembangnya pembangunan di kota Palu, tentunya

akan banyak menyentuh dan merubah lingkungannya dari yang ada sekarang.

Olehnya kesadaran akan lingkungan hidup dapat dimiliki oleh masyarakat kota,

guna mengontrol adanya perubahan yang buruk pada lingkungan.

Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah

saja atau orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai

pihak untuk menghindarkan Kota Palu dari banjir besar. Tindakan-tindakan yang

dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya banjir, antara lain:

Page 42: Laporan Karya Tulis Ilmiah

·     1.  Membuat lubang-lubang serapan air

·     2.   Memperbanyak ruang terbuka hijau

·      Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai

tempat sampah raksasa, Meninggikan bangunan rumah memang dapat

menyelamatkan harta benda kita ketika banjir terjadi, namun kita tidak

mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang mengakibatkan banjir,

manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota Palu dari

banjir besar bukan hanya karena berarti menyelamatkan harta benda

pribadi, namun juga menyelamatkan lingkungan dari bahaya banjir.

Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi

dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi

masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal

dan mengatur peran masyarakat dalam penanggulangan banjir.

Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan

sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir.

Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan

banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti

suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya

sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi

kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik

seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah

dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan

sampai sistem peringatan dini bencana banjir.

Pada dasarnya juga diperlukan tindakan nyata dalam melakukan

pencegahan dampak bencana alam, seperti pembuatan tanggul pemecah

Page 43: Laporan Karya Tulis Ilmiah

ombak di pesisir sungai, untuk meminimalisir dampak dari erosi sungai,

misalnya timbulnya banjir, tidak membuka lahan di daerah lereng gunung

guna menghindari tanah longsor dan banjir, membuat bangunan dengan

konstruksi bangunan yang tahan gempa dan tsunami. Namun untuk

melakukan tindakan seperti itu, perlu diawali dengan membangaun

kesadaran akan mitigasi bencana alam. Olehnya, melihat keberadaan ini

mahasiswa KKN Profesi Integral yang hanya 2 bulan dan tidak dapat

berbuat banyak, maka dibuatlah Karya tulis ilmiah ini guna memberikan

kesadaran mengenai bagaimana meminimalisir dampak dari bencana alam.

Disadari bahwa kegiatan tanpa penyuluhan tidaklah cukup, namun

dikarenakan waktu dan jadwal program kerja lainnya yang juga sama

penting dan terdapat faktor lainnya. Yang mana untuk mengumpulkan

warga masyarakat terutama di kota Palu cukup susah, karena diakibatkan

kesibukan masing-masing. Dimana masyarakat kota Palu sebagian besar

memiliki profesi sebagai PNS dimana pada setiap harinya memiliki

kesibukan masing-masing, sehingga kegiatan program kerja yang

menyentuh ke masyarakat di sesuaikan dengan kondisi tersebut.

Page 44: Laporan Karya Tulis Ilmiah

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan diatas adalah

1. Faktor-faktor pendukung terjadinya banjir antara lain:

a. Cuaca ekstrim

b. Curah hujan berlebihan

c. Dreinase tidak baik

d. Hutan gundul

2. Bahaya banjir antara lain:

a. Merusak tatanan lingkungan

b. Merusak dan menghilangkan harta benda

c. Mengganggu kesehatan

d. Membahayakan nyawa ( banjir bandang,lumpur dan lahar dingin).

3. Adapun tindakan yang dapat dilakukan guna mencegah dan menghadapi

banjir antara lain:

a. Siap jika terjadi keadaan terburuk.

b. Selalu siap persediaan makanan cadangan di rumah.

c. Andai memungkinkan, bangunlah rumah yang terdiri dari 2 lantai.

d. Pindahlah dari daerah pemukiman yang memang rawan banjir.

e. Siapkan selalu alat transportasi seperti perahu karet.

f. Maksimalkan peringatan banjir melalui RT-RT.

Page 45: Laporan Karya Tulis Ilmiah

6.2 Saran tindak

Antara masyarakat dan pemerintah harus lebih berkordinasi lagi untuk

melakukan tatanan lingkungan dan pemeliharaan lingkungan agar bahaya

banjir dapat diminimalisir dengan lebih efektif.

Page 46: Laporan Karya Tulis Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Abin, S. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Anonim. 2013. Banjir Bandang Kepung Kota Palu. Palu : Seru.com.

Balitbangda Sul-Teng dan Lembaga Penelitian Untad. 2009. Penyusunan Blue Print Mitigasi dan Manajemen Bencana Alam di Sulawesi Tengah. Palu.

Bambang, R. 2003. Asas-Asas Fisika.Yogyakarta : Yudhistira.

Dwi, E. 2012. Banjir Bandang di Kota Palu. Palu : Kompas.

http://mitigasibencana.tumblr.com/rss. Diakses 11 September 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/konsep_fisika . Diakses 19 September 2013.

Najemudin, Adha. 2013. Masyarakat Tojo Unauna Minta Pemprov Atasi Longsor. Palu : Radar Sulteng.

Thomas, K.1995. Ilmu Fisika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Tribun Jogja. 2012. Tips Mitigasi Bencana Banjir. Yogyakarta: Tribun Jogja.

Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Gramedia.

Page 47: Laporan Karya Tulis Ilmiah

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Dokumentasi Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam

Page 48: Laporan Karya Tulis Ilmiah

LAMPIRAN 2 : Dokumentasi Bencana Banjir yang terjadi diDaerah

Sulawesi Tengah Khususnya Daerah Kota Palu dan sekitarnya

Material yang terbawa oleh Banjir Poboya

Korban Banjir dikawasan Pertambangan Poboya

Page 49: Laporan Karya Tulis Ilmiah

LAMPIRAN 3: Peta Wilayah

Page 50: Laporan Karya Tulis Ilmiah

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Widia Wangsi Rety, yang lahir pada tanggal 2 Januari

1993 di Palu. Riwayat pendidikan penulis dimulai pada umur 5 tahun di SDN 3

Inpres Birobuli Palu selama 6 tahun pada tahun 1999 – 2004, setelah itu penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 6

Palu ditahun 2004 dan selesai pada tahun 2007.Kemudian, penulis melanjutkan

ke SMA Negeri 3 Palu untuk melanjutkan jenjang pendidikannya. Setelah

menyelesaikannya, pada tahun 2010 penulis melanjutkan ke tingkat perguruan

tinggi yaitu di Universitas Tadulako tepatnya di Fakultas MIPA jurusan Fisika,

dengan harapan dapat menambah wawasan untuk dipergunakan dihari depan

yang lebih baik.