laporan geologi teknik

91
1 BAB 1 PENGUJIAN BORING 1.1 Maksud Uji ini dimaksudkan unttuk mengambil sampel tanah dari berbagai kedalaman. Uji ini biasanya dilakukan disamping lubang sondir – lubang sondir agar didapatkan korelasi antara kekuatan tanah dan jenis tanah yang dikandungnya. Uji bor dilakukan merupakan uji bor tangan (hand bor) dengan kedalaman pemboran maksimum yang dapat dicapai adalah 10 m dan hanya dikhususkan untuk tanah lunak. 1.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah : Strong bor (drilling bor) Bor iwan (iwon type auger) Bor pahat (straight chopping auger) Pemutar ( T-pice) Soket (tube adaptor) Stang pemutar (tunning rod) Tabung contoh (samping tube) Kepala penumbuk (rod head) Kunci L (allen key) Kunci inggris (pipe wrench)

Upload: arifin-pinpin

Post on 23-Oct-2015

299 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporaan saat praktikum

TRANSCRIPT

1

BAB 1

PENGUJIAN BORING

1.1 Maksud

Uji ini dimaksudkan unttuk mengambil sampel tanah dari berbagai

kedalaman. Uji ini biasanya dilakukan disamping lubang sondir – lubang sondir agar

didapatkan korelasi antara kekuatan tanah dan jenis tanah yang dikandungnya. Uji

bor dilakukan merupakan uji bor tangan (hand bor) dengan kedalaman pemboran

maksimum yang dapat dicapai adalah 10 m dan hanya dikhususkan untuk tanah

lunak.

1.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

Strong bor (drilling bor)

Bor iwan (iwon type auger)

Bor pahat (straight chopping auger)

Pemutar ( T-pice)

Soket (tube adaptor)

Stang pemutar (tunning rod)

Tabung contoh (samping tube)

Kepala penumbuk (rod head)

Kunci L (allen key)

Kunci inggris (pipe wrench)

Palu (hammer)

Sikar baja (steel wire brush)

Peralatan penunjang yang digunakan :

Lilin (paraffin)

Stang penghantar (vertical guide)

Pengeluar contoh (sample exteuder)

Centong (chopping ladle)

1

Kompor gas

Cawan stainless

Kaleng lapangan

Kepala penumbuk

Kunci L

Kunci inggris

Palu

1.3 Pelaksanaan

1) Penentuan lokasi

2) Membersihkan daerah disekitar lubang yang akan dibor

3) Memasang bor iwan (untuk tanah lunak) atau bor pahat (untuk tanah keras)

4) Memasukkan bor iwan ke dalam tanah sambil diputar setelah sampel tanah

penuh, bor iwan diangkat

5) Mengeluarkan sampel tanah dari bor iwan untuk membuat deskripsi tanah dan

bahan- bahan yang ditanggungnya, kemudian menyimpan di dalam kaleng

lapangan dan diberi keterangan

6) Menggunakan contoh tanah tidak terganggu, digunakan tabung sampel. Auger

yang tadi digunakan diganti dengan tabung sampel yang telah disambung

soket. Memasukkan ke dalam lubang yang telah terbentuk, bila lunak tabung

sampel ditekan pelan- pelan sampai masuk. Sedalam 40 cm sambil diputar

satu kali untuk melepaskan sampel tanah pada dasar tabung kemudian

diangkat.

7) Setelah didapat sampel tanah asli dalam tabung, melepaskan soket lalu

dinding luar tabung dibersihkan memotong bagian yang tehan setebal 1 cm

untuk tepat cairan lilin.

8) Sementara tabung dibersihkan, memanaskan lilin diatas kompor agar mencair.

Menuangkan pada salah satu ujung tabung lalu tunggu hingga kering,

dilakukan hal yang sama pada lainnya agar sampel tanah terlindung dari

pengaruh sekitar.

1

9) Mengisikan tabel yang berisi nomor titik bor, kedalaman, dan lain- lain.

10) Memasukkan sampel tanah asli kedalam tabung pelindung terutama bila

tempat pemeriksaan jauh dari tempat pemboran.

1.4 Landasan teori

Metode yang paling biasa dilakukan untuk menentukan kondisi- kondisi tanah

permukaan dan pengambilan contoh adalah dengan melakukan pemboran pada titik

yang dipilih di areal tempat yang kita inginkan. Metode yang biasa digunakan adalah

pemboran auger dan injeksi air (wash boring). Pemboran auger saat ini paling banyak

dilakukan karena mempunyai sejumlah keuntungan dibandingkan dengan metode

lainnya seperti :

1. Percobaan berlangsung singkat

2. Contoh tanah lebih sedikit terganggu jika dibandingkan dengan wash

boring

3. Lebih mudah secara vertical untuk mengetahui perubahan lapisan dari

sisa- sisa tanah yang didapat dari auger

4. Pemboran batuan dapat dilakukan dengan mesin bor yang sama,

dengan mengganti mata bornya.

Pengeboran merupakan suatu metode untuk mendapatkan informasi tipe tanah

yang ada pada berbagai kedalaman, mendeskripsi jenis tanah sesuai warna tanah,

jenis tanah dan konsistensi tanah. Adapun tabel-tabel hubungan tipe-tipe tanah

sebagai berikut :

Kedalaman 0-0.5 0.5-1Warna Tanah Coklat Coklat kehitaman

Jenis Tanah LempungLempung berpasir

Konsitensi Lunak Lunak

1.5 Hasil pengujian

1

Kedalaman : 0-0,50 m

Warna tanah : Coklat

Jenis tanah : Lempung

Konsistensi : Lunak

Sketsa :

0,50 M

1.6 Pembahasan

Dari hasil percobaan tanah yang diambil memiliki warna coklat kehitam-

hitaman dan lunak saat dipegang berdasarkan tabel kedalaman jenis tanah, tanah

tersebut tersebut termasuk lempung konsistensi lunak.

1.7 Kesimpulan

1) Pengeboran dilakukan untuk melihat jenis tanah secara visual

2) Tanah hasil percobaan pada kedalaman 0-0,50 M berwarna coklat dan

termasuk jenis tanah lempung konsistensi lunak.

GAMBAR 1. ALAT-ALAT UJI PEMBORAN

1

Tabung Contoh Tanah Alat Bor Tangan

Kunci Inggris Palu

BAB 2

PENGUJIAN GESER LANGSUNG

1

2.1 Dasar Teori

Dengan alat geser langsung kekuatan geser dapat diukur secara langsung. Sampel

yang akan diuji dipasang didalam alat dan diberikan tegangan vertikal (yaitu tegangan

normal) yang konstan. Kemudian sampel diberikan tegangan geser sampai tercapai

nilai maksimum. Tegangan ini diberikan dengan memakai kecepatan bergerak (strain

rate) yang konstan, yang cukup perlahan- lahan sehingga tegangan air pori selalu

tetap nol. Maka percobaan ini dilakukan dalam kondisi drained.

Untuk mendapat nilai c dan Ǿ maka perlu dilakukan beberapa percobaan dengan

memakai nilai Pv (tegangan normal) yang berbeda. Dengan demikian hasilnya dapat

digambar dengan grafik. Grafik ini menyatakan hubungan nilai tegangan geser

maksimum terhadapa tegangan geser dari masing- masing percobaan. Nilai c dan Ǿ

diambil dari garis yang paling sesuai dengan titik- titik yang dimasukkan pada grafik

tersebut.

Tegangan normal Tegangan geser

σ = Pv/A ζ = Ph/A

Gambar 2.1 Gaya pada uji geser langsung

Dari hasil percobaan ini akan didapat harga kohesi dan sudut geser dalam

tanah, sehingga besarnya kekuatan geser tanah dapat dicari : σ = c + σn tan Ǿ

2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui parameter- parameter

kekuatan geser tanah yaitu sudut geser dalam Ǿ dan kohesi tanah ( c ) dalam

kg/cm2.

2.3 Alat dan bahan

1

Alat dan bahan yang digunakan :

1) Direct Shear Test Apparatus merk MARVI

2) Beban pemberat 4 buah (0,8 kg ; 1,6 kg ; 2,4 kg ; dan 3,2 kg)

3) Pisau pemotong

4) Cetakan contoh tanah undistrub (D= 6 cm ; t = 2 cm)

5) Neraca

6) Stopwatch

7) Pipet

8) Oil dan kuas

9) Oven listrik

10) Air

11) Contoh tanah hasil boring

2.4 Persiapan benda uji

1) Contoh tanah dari hasil boring yang telah dikeluarkan dari tabung

silinder diambil bagian tengahnya.

2) Mengolesi alat cetakan dengan oil dan mencetak contoh tanah dengan

cara menekan cetakan atau ring pada tanah asli. Diameter cetakan 6

cm dan t = 2 cm

3) Merontokkan bagian ujung diluar atas dan bawah cetakan dengan

pisau.

4) Mengeluarkan contoh tanah dari cetakan.

2.5 Cara kerja

1) Mengeluarkan kotak geser dari alat direct shear apparatus dari

tempatnya dan membersihkan dasar perletakkan tabung serta member

oil agar diperoleh dasar yang licin.

2) Memasukkan contoh tanah ketempatnya dari alat direct shear setelah

dilapisi dengan lempeng batu porus dan kertas pori.

3) Mempersiapkan perlengkapan dan alat uji direct shear :

1

a. Menyiapkan stopwatch

b. Memberi air pada sampel

c. Mengatur horizontal dial dan load dial supaya menunjukkan

angka nol

4) Memulai percobaan dengan meletakkan beban 0,8 kg.

5) Mengatur mivo.

6) Menghidupkan mesin dan member kotak geser pergeseran dengan

kecepatan pergeseran 1 % x diameter contoh tanah permenit (1% x 6

cm/menit).

7) Pada waktu- waktu tertentu melakukan pembacaan dial horizontal, dial

pembebanan (sesuai dengan tabel).

8) Setelah dial horizontal menunjukan angka 600 atau mencapai harga

shear stress failure, maka mesin uji dimatikan , kemudian

mengeluarkan kotak geser dan mengeluarkan air.

9) Mengulang percobaan dengan beban 1,6 kg ; 2,4 kg ; serta 3,2 kg.

2.6 Landasan teori

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kuat geser tanah yaitu kemampuan

tanah melawan tegangan geser yang timbul dalam tanah. Kuat geser terdiri dari :

1) Gesekan intern : gesekan antar tanah, sudutnya adalah sudut gesek

intern = Ǿ terjadi pada tanah berbutir kasar.

2) Kohesi c meletakkan antara tanah dan tanah yang terjadi pada tanah

butir halus. Untuk tanah campuran antar tanah berbutir halus dengan

bebrbutir kasar, kuat geser tanah merupakan kombinasi kohesi dan

gesekan serta berlaku hukum coloumb.

ζ = C + σ tan Ǿ

Dimana

ζ = kekuatan geser dalam tanah (kg/cm2)

C = kohesi tanah (kg/cm2)

σ = tegangan normal bidang geser (kg/cm2)

1

Ǿ = sudut geser dalam tanah

Tanah butir kasar sering disebut tanah non kohesif. Tanah berbutir halus

sering disebut tanah kohesif (khususnya lempung) F dan C disebut parameter kuat

geser tanah.

2.7 Perhitungan

a. Tegangan normal

Rumus yang digunakan

σn = 0,5 + Pn

dimana : σn = tegangan normal

0,5 = faktor ketetapan

P = Pn x a/b

σn = P/a

=

Dimana :

P = gaya yang diterima beban

A = luas sampel 31 cm2

b/a = perbandingan lengan alat direct shear yang dipakai 14,1372

sehingga =

= 14,1372/31,673

= 0,45/cm2

b. Tegangan Geser

Rumus yang digunakan

= SF / A

1

Dimana

= tegangan geser (kg/cm3)

SF = shear force (kg)

A = Luas contoh tanah (cm2)

LDR = Load dial reading (kg/dw)

LRC = Load ring constant (kg/dw)

Diameter = 6,532 cm

Tinggi = 2,54 cm

Luas penampang = 31,673 cm

Faktor kalibrasi = 0,5714 cm

1) Sampel I

Pembebanan = 3,167 kg

Beban maksimum = 8

a. Tegangan geser

= = 0.144 kg/cm2

b. Tegangan normal

σ=

= = 0.1 kg/cm2

1

2) Sampel II

Pembebanan = 6,334 kg

Beban maksimum = 13,8

a. Tegangan geser

= = 0,25 kg/cm2

Tegangan normal

σ=

= = 0.2 kg/cm2

3) Sampel III

Pembebanan = 9,501 kg

Beban maksimum = 10,8

a. Tegangan geser

= 0.19 kg/cm2

b. Tegangan normal

σ=

= = 0.3 kg/cm2

1

4) Sampel IV

Pembebanan = 12,668 kg

Beban maksimum = 15,2

a. Tegangan geser

= = 0.27 kg/cm2

b. Tegangan normal

σ=

= = 0.4 kg/cm2

2.8 Pembahasan

Hasil praktikum

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai tegangan normal dan tegangan

geser dari berbagai variasi beban.

Tegangan Alternatif ( kg/cm2) Tegangan Geser ( kg/cm2)

0,1 0,144

0,2 0,25

0,3 0,19

0,4 0,27

Dari data tersebut didapat grafik hubungan antara tegangan normal dan

tegangan geser kemudian dari grafik tersebut didapatkan persamaan

y = 0,548x + 0,009

Sehingga persamaan tersebut disesuaikan dengan

Ʈ = tan Ǿ σn + c

1

Sehingga didapat nilai

c = 0,009 kg/cm2

Ǿ = tan -1 ( 0,548)

= 28,72o

2.9 Kesimpulan

Dari hasil pengujian geser langsung didapat parameter kuat geser tanah yaitu

kohesi sebesar 0,102 kg/cm2 dan sudut geser internal sebesar 30,92o.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

 Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

1

1

Purbalingga, Desember2013 Menyetujui

Asisten

Ridho Nur Hidayanto H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

 Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T 

1

1

Purbalingga, Desember 2013 Menyetujui

Asisten

Ridho Nur Hidayanto H1F011051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

 Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

1

1

Purbalingga, Desember 2013

Menyetujui Asisten

Ridho Nur Hidayanto H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

 Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal :03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

1

1

Purbalingga, Desember 2013

Menyetujui Asisten

Ridho Nur Hidayanto H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

 Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Tegangan Normal ( σ)

Tegangan Geser ( τ)

0,1 0,144

0,2 0,25

0,3 0,19

0,4 0,27

Parameter Kuat Geser tanah

Kohesi (c) 0,009 kg/cm2

Internal (φ) 28,72o

1

Purbalingga, Desember2013

Menyetujui Asisten

Ridho Nur Hidayanto H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

1

GAMBAR 2. ALAT-ALAT UJI GESER LANGSUNG

1

BAB 3

PENGUJIAN KADAR AIR TANAH

3.1 Umum

Kadar air merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah

dengan berat butiran tanah kering yang dinyatakan dalam persen (%). Pengujian

kadar air dalam praktikan ini menggunakan standar ASTM D2216-92 (1996).

3.2 Tujuan

Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam tanah

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian kadar air tanah / water content

(w) adalah :

a. Neraca

b. Cawan

c. Oven listrik

d. Contoh tanah hasil boring

3.4 Cara kerja

a. Menimbang cawan kosong dengan neraca

b. Contoh tanah diambil sedikit kemudian meletakkan pada cawan dan

menimbang dengan neraca. Berat cawan + tanah basah

c. Memasukkan cawan + contoh tanah dalam oven selama 24 jam. Setelah

kering lalu menimbang, berat cawan + tanah basah

d. Mengulang langkah (a-c) untuk contoh tanah yang lain. Tiap contoh tanah

diambil 3 cawan

1

3.5 Landasan Teori

Kadar air (w) adalah perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat butiran

padat (Ws) dalam tanah tersebut dan dinyatakan dalam persen.

W (%) = (Ww/Ws) x 100

Dimana

W = kadar air (%)

Ww= berat air (gr)

Ws = Berat tanah kering (gr)

Tabel keterangan hubungan jenis tanah dengan nilai kadar air :

Macam Tanah N

%

e W % Yd

(gr/cm3)

Y (gr/cm3)

Pasir Seragam,tidak

padat

46 0,85 32 1,43 1,86

Pasir seragam, Padat 24 0,51 19 1,75 2,09

Pasir berbutir campuran,

tidak padat

40 0,67 25 1,59 1,99

Pasir berbutir campuran,

padat

30 0,43 16 1,85 2,16

Lempung lunak,sedikit

organik

66 1,90 70 - 1,58

Lempung lunak, sangat

organik

76 3 110 - 1,43

(Sumber : Hardiyatmo,. H.C., Mekanika Tanah 1,yogyakarta Gajahmada

university press,2007)

3.6 Data dan Perhitungan

Untuk menentukan besarnya kadar air (water content) yang terkandung

didalam tanahasli digunakan rumus :

1

W = b – c x 100 %

c – a

dimana : W : kadar air (%)

a : berat cawan kosong (gr)

b : berat cawan + tanah asli (gr)

c : berat cawan + tanah kering oven (gr)

1. Percobaan 1 :

a. 25,3 gr

b. 68,6 gr

c. 57,6 gr

Kadar air (w) :

b – c x 100 % = 68,6 – 57,6 x 100 %

c – a 57,6 – 25,3

11 x 100 %

32,3

= 34,056 %

2. Percobaan 2 :

a. 24,5 gr

b. 50,7 gr

c. 43,4 gr

Kadar air (w) :

b – c x 100 % = 50,7 – 43,4 x 100 %

c – a 43,4 – 24,5

1

7,3 x 100 %

18,9

= 38,624 %

Kadar air rata-rata

Wave = W1 + W2

2

34,056 + 38,624

2

36,34 %

3.7. Pembahasan

Dari hasil praktikum didapat kadar air rata-rata sebesar 36,34 %. Hal tersebut

menunjukan bahwa berat air yang terkandung didalam tanah sebesar 34,36 % dari

berat tanah. Kadar air tersebut didapatkan dengan membandingkan antara berat air

dan berat tanah kering.

3.8. Kesimpulan

Dari pengujian terhadap kadar air tanah antara dua sampel diatas diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kadar air sampel 1 adalah 34,056 % dan kadar air sampel 2 adalah 38,624 %

2. Kadar rata-rata yang didapatkab dari kedua sampel adalah 36,34 %

3. Tanah tersebut dikelompokan kedalam gambut

1

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN KADAR AIR

 Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 06 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T 

Purbalingga, Desember 2013 Menyetujui

Asisten

Ridho Nur Hidayanto H1F011051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

Sampel 1 2

Berat Cawan Kosong (a) gram 25,3 24,5

Berat cawan + tanah asli (b) gram 68,6 50,7

Berat cawan + tanah kering oven (c) gram 57,6 43,4

Berat air (b-c) gram 13 7,3

Berat tanah kering (c-a) gram 32,3 18,9

Water Content w= (b-c)/(c-a) x 1 34,056 38,62

w rata-rata (%) 36,34

1

GAMBAR 3. ALAT-ALAT PENGUJIAN KADAR AIR TANAH

1

BAB 4

PENGUJIAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)

ASTM D654-92 (1994)

4.1 Umum

Selain mencari kadar air dalam tanah, parameter lain yang perlu dicari pada tanah

adalah berat jenis sebutir tanah (Gs). Berat jenis tanah adalah perbandingan berat

volume tanah dengan berat volume air . pengujian ini menggunakan standar ASTM

D654-92 (1994)

4.2 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah mencari berat jenis butir tanah (Gs)

4.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:

a. Piknometerb. Cawan Perendamc. Neracad. Saringan no. 40e. Contoh tanah hasil boring yang telah dioven selama 24 jamf. Aquadesg. Oven listrik Piknometerh. Termometer

4.4 Cara Kerja

a. Membersihkan wadah dengan lap bersih lalu timbang 3 buah piknometer dalam keadaan kosong dan kering.

b. Mengisi piknometer dengan aquades sampai penuh lalu ditimbang pula.c. Mengisi piknometer dengan contoh tanah kering yang telah dioven selama 24

jam sebanyak 3 buah (tanah yang dimasukan piknometer sebanyak 2/3 volume piknometer).

d. Menimbang piknometer yang berisis tanah kering.e. Memberikan piknometer yang berisi contoh tanah kering dengan aquades

sampai batas bawah leher piknometer, selanjutnya di rebus agar udara yang

1

terkandung didalam tanah keluar dari piknometer dan akhirnya setelah mendidih piknometer didiamkan selama 24 jam dalam keadaan tertutup.

f. Selanjutnya mengetuk-ketuk pinometer sampai gelombang udara tidak ada dalam air diatas tanah. Aquades terlihat jernih kemudian diisi aquades sampai penuh lalu ditimbang.

4.5 Landasan Teori

Berat jenis tanah sering juga disebut specific gravity, dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara berat isi butir tanah dengan berat isi air. Nilai daripada berat isi butir tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan volumenya. Sedangkan berat isi air adalah perbandingan antara berat air dengan volume airnya, biasanya mendekati nilai 1 g/cm3. Jika terdapat keadaan dimana volume butiran tanah sama dengan volume air, maka dengan demikian berat jenis tanah dapat diambil

1

sebagai perbandingan, diukur pada suhu tertentu, antara berat butir tanah dengan berat air suling.

4.6 Data dan Perhitungan

Untuk mendapatkan harga berat jenis butir tanah (specific gravity) mempergunakan rumus:

dimana:

Gs : Berat jenis butir tanah

a : berat piknometer kosong (gram)

b : berat piknometer + aquades jenuh (gram)

c : berat piknometer + sampel kering (gram)

d: berat piknometer + sampel + aquades (gram)

T1 : faktor koreksi pada suhu t1 (oC)

T2 : faktor koreksi pada suhu t2 (oC)

1. Sampel 1a : 46,8 gramb : 146,6 gramc : 79,9 gramd : 161,8 gramT1 : 0,99935 oCT2 : 0,9983 oC

1

2. Sampel 2a : 46,8 gramb : 146,6 gramc : 81,5 gramd : 160,3 gramT1 : 0,99935 oC T2 : 0,9983 oC

3. Rata-rata Sampel

Berat spesifikasi atau berat jenis (specific gravity) tanah adalah perbandingan antara berat volume butiran padat (γs) denga n berat volume air (γw).

Dimana:

Gs : specific gravity

γs : berat butiran padat

γw : berat volume air (9,81 kN/m3)

Gs tidak berdimensi berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar 1,25 sampai 1,80. Nilai berat jenis Gs = 1,74 biasanya digunakan untuk tanah gambut.

1

Macam Tanah Berat JenisKerikil 2,65-2,68Pasir 2,65-2,68Lanau Organic 2,62-2,68Lempung Organic 2,58-2,65Lempung Anorganic 2,68-2,75Humus 1,37Gambut 1,25-1,80

4.7 Pembahasan

Hasil Praktikum

Bedasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai berat jenis pada sampel 1 sebesar 1,84 dan berat jenis pada sampel 2 sebesar 1,64 gram. Berat jenis rata-rata dari kedua sampel tersebut yaitu 1,74 gram. Bedasarkan tabel berat jenis tanah dan data pengujian tanah pada sampel 1 dan sampel 2 termasuk kedalam tanah gambut karena berat jenis rata-rata berada diantara 1,25-1,80.

4.8 Kesimpulan

1. Berat jenis tanah pada sampel 1 yaitu 1,84.2. Berat jenis tanah pada sampel 2 yaitu 1,64.3. Berat jenis rata-rata tanah uji yaitu 1,74.4. Dengan berat jenis tanah 1,74 maka tanah tersebut termasuk kedalam tanah

gambut.

1

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

BERAT JENIS TANAH

 Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 06 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Sample 1 2Berat piknometer kosong (a) 46,8 46,8Berat piknometer + aquades (b) 146,6 146,6Berat piknometer + tanah kering (c) 79,7 81,5Berat piknometer+tanah kering + aquades (d)

161,8 160,3

Temperatur (b) (t1) 27.5 28Temperatur (d) (t2) 31 31Faktor koreksi suhu (T1) 0.99935 0.9992Faktor koreksi suhu (T2) 0.9983 0.9983Berat Jenis Gs1 = c- a / (b-a) T1 – (d-c)T2 1,8805 1,64813Rata-rata 1,76431

Purbalingga, Desember 2013

Menyetujui Asisten

Ridho Nur Hidayanto H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

1

GAMBAR 4. ALAT-ALAT PENGUJIAN BERAT JENIS

1

BAB 5

PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH / LIQUIT LIMIT

(ASTM D 4318-00)

5.1 Umum

Adalah suatu keadaaan antara cair dan plastis atau keadaan air tanah bisa

diputar 25 kali ketukan dengan alat casagrande, tanah sudah dapat merapat

(sebelumnya terpisah dalam jalur yang dibuat dengan solet).

5.2 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari kadar air pada batas antara

keadaan plastis dan cair.

5.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan

a. Cawan

b. Solet

c. Neraca

d. Oven

e. Cassagrande

f. Aquades

g. Mangkuk

h. Pisau cassagrande

i. Pisau

5.4 Cara Kerja

a. menimbang berat cawan dan meletakkan sampel asli hasil boring dari cawan.

b. menambahkan air kedalam sampel lalu mengaduknya hingga merata.

c. meletakkan sampel kedalam mangkuk, mengaduk dan meratakannya dengan

solet.

1

d. membelah sampel pada cassagrande dengan solet hingga terpisah menjadi 2

bagian yang sama.

e. Memutar stang cassagrande sehingga terketuk hingga alur menutup kembali

sepanjang 1 cm.

f. Mencatat jumlah ketukan.

g. Mengambil tanah dari cassagrande menjadi 3 bagian lalu menimbangnya.

h. Melakukan percobaan 4 kali dan mengusahakan agar jumlah ketukan dibawah

25 kali sebanyak 2 kali dan diatas 25 kali sebanyak 25 kali juga.

i. Memasukkan sampel yang telah ditimbang dalam oven kemudian

menimbangnya kembali.

5.5 Landasan Teori

Batas cair didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan

cair dan keadaan plastis yaitu batas atas dari daerah plastis. Batas cair biasanya

ditentukan dari uji cassagrande. Contoh tanah dimasukkan cawan kira-kira 8 mm.

Alat pembuat alur dikerukkan tepat di tengah-tengah cawan hingga menyentuh

dasarnya. Kemudian dengan alat penggetar, cawan diketuk-ketuk pada landasan

dengan tinggi jatuh 1 cm. Presentase kadar air yang dibutuhkan untuk menutup celah

sepanjang 12,7 cm pada dasar cawan sesudah 25 kali pukulan didefinisikan sebagai

batas air tanah.

Sulitnya mengatur kadar air saat celah menutup pada 25 kali pukulan maka

biasanya percobaan dilakukan beberapa kali yaitu dengan kadar air yang berbeda

dengan jumlah pukulan yang berkisar antara 15 sampai 35 kemudian hubungan kadar

air dan jumlahpukulan digambarkan dal grafik semi logaritmikuntuk menentukan

kadar air pada 25 kali pukulan.

LL = Wn( )tgβ

Dimana :

LL : Liquid Limit (batas cair)

N : jumlah pukulan untuk menutup celah 0,5 inchi.

1

Wn : Kadar air

tgβ : 0,121 ( tapi tgβ tidak sama dengan 0,121 untuk semua jenis tanah).

(sumber : Hardiyatmo H.C, Mekanika Tanah 1, Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press, 2007).

5.6 Perhitungan

Data kadar air dari jumlah pukulan pada masing-masing pengujian digambarkan

dalam bentuk grafik dengan kadar air sebagai sumbu tegak dan jumlah pukulan

sebagai sumbu datar (skala log). Batas cair didapatkan dari grafik tersebut dengan

cara menentukan kadar air pada pukulan 25 kali.

Batas cair didapatkan dengan pendekatan sebagai berikut :

LL =

Dimana :

LL : batas cair

N : jumlah pukulan terhadap tanah uji

W : kadar air

1. Sampel I

Jumlah ketukan 11 kali

Pertama

a. Berat cawan kosong (w1) = 5,1 gram

b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 14,5 gram

c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 12 gram

Kadar air (w) =

1

=

= 36,232 %

Kedua

a. Berat cawan kosong (w1) = 5 gram

b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 16,4 gram

c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 13 gram

Kadar air (w) =

=

= 17,5

Kadar air (w) rata-rata

= 26,866%

2. Sampel 2

Jumlah ketukan 22 kali

Pertama

a. Berat cawan kosong (w1) = 5,5 gram

b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 21,4 gram

c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 16,1 gram

Kadar air (w) =

1

=

= 50 %

Kedua

a. Berat cawan kosong (w1) = 5,3 gram

b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 19,5 gram

c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 14,8 gram

Kadar air (w) =

=

= 49,474

Kadar air (w) rata-rata

= 49,737 %

3. Sampel 3

Jumlah ketukan 53 kali

Pertama

a. Berat cawan kosong (w1) = 5,3 gram

b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 15,6 gram

c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 12,4 gram

1

Kadar air (w) =

=

= 45,07 %

Kedua

a. Berat cawan kosong (w1) = 5 gram

b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 18,4 gram

c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 14,3 gram

Kadar air (w) =

=

= 44,086

Kadar air (w) rata-rata

= 44,578 %

4. Sampel 4

Jumlah ketukan 39 kali

Pertama

a. Berat cawan kosong (w1) = 5 gram

b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 12,3 gram

c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 10,1 gram

1

Kadar air (w) =

=

= 36,066 %

Kedua

a. Berat cawan kosong (w1) = 5,1 gram

b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 12,4 gram

c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 10,2 gram

Kadar air (w) =

=

= 43,137

Kadar air (w) rata-rata

= 39,6015 %

Kadar air rata-rata total

Batas cair

1. Sampel 1

N = 16 kali

WN = 26,866 %

1

LL = = 28,356 %

2. Sampel 2

N = 20 kali

WN = 49,737 %

LL = = 51,098 %

3. Sampel 3

N = 30 kali

WN = 44,578 %

LL = = 43,605 %

4. Sampel 4

N = 39 kali

WN = 39,6015 %

LL = = 37,526 %

Maka Batas cair rata-rata :

=

= 40,14625 %

5.7 Pembahasan

1

Hasil perhitungan

Perhitungan batas cair dengan 4 sampel dengan masing-masing ketukan 16, 20,

30, 39 didapatkan presentasi batas cair sebagai berikut :

16 ketukan : %

20 ketukan : %

30 ketukan :

39 ketukan : %

: 40,14625 %

Perhitungan dengan grafik

y = 0,2677x + 33,169

= 40,196 %

Selisih

40,196 % - 40,14625 % = 0,04975 %

5.8 Kesimpulan

Dari percobaan diperoleh kesimpulan

1. Nilai batas cair rata-rata dengan cara analitis adalah 40,14625 %

2. Nilai batas cair rata-rata dengan cara grafik adalah 40,196 %

3. Selisih dari cara analitis dan cara grafis adalah 0, 04975 %

1

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

BATAS CAIR

 Kelompok : 2 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 23 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Purbalingga, Desember2013 Menyetujui

Asisten

Jumlah ketukan Satuan 16Berat cawan kosong (a) gr 5,1 5

Berat cawan + tanah basah (b) gr 14,5 16,4Berat cawan + tanah kering (c) gr 12 13Kadar air (w) % 36,232 17,5Kadar air rata-rata % 26,866

Jumlah ketukan Satuan 20

Berat cawan kosong (a) gr 5,5 5,3

Berat cawan + tanah basah (b) gr 21,4 19,5Berat cawan + tanah kering (c) gr 16,1 14,8Kadar air (w) % 50 59,474Kadar air rata-rata % 49,737

Jumlah ketukan Satuan 30Berat cawan kosong (a) gr 5,3 5Berat cawan + tanah basah (b) gr 15,6 18,4Berat cawan + tanah kering (c) gr 12,4 14,3Kadar air (w) % 45,07 44,086Kadar air rata-rata % 44,578

Jumlah ketukan Satuan 39Berat cawan kosong (a) gr 5 5,1Berat cawan + tanah basah (b) gr 12,3 12,4Berat cawan + tanah kering (c) gr 10,1 10,2Kadar air (w) % 36,066 43,137Kadar air rata-rata % 39,6015

1

Ridho Nur Hidayanto S H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

BATAS CAIR

 Kelompok : 2 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 23 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Purbalingga, Desember2013

Menyetujui Asisten

Jumlah ketukan

Kadar air (%)

16 26,86620 49,73730 44,57839 39,6015

1

Ridho Nur Hidayanto H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

GAMBAR 5. ALAT-ALAT PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH

1

BAB 6

PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH/PLASTIC LIMIT

(ASTM D 4318-00)

6.1 Umum

Adalah kadar air minimum dimana masih keadaan plastis atau keadaan diantara

keadaan elastis dan keadaan semi plastis.

6.2 Tujuan

Untuk mengetahui kadar air tanah pada batas atas pada daerah plastis.

6.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan

a. Cawan

b. Solet

c. Neraca

d. Oven

e. Mangkuk

f. Lempeng kaca

6.4 Cara Kerja

a. Menimbang cawan kosong.

b. Menambahkan sampel tanah dengan aquades dan mengaduknya sampai rata.

c. Meletakkan sampel di atas kaca dan menggelintirnya sampai berdiameter 3

mm dan mulai retak.

1

d. Jika sampai diameter 3 mm dan belum retak berarti tanah terlalu banyak

mengandung air. Maka mencari yang tidak banyak airnya.

e. Jika sampai diameter 3 mm dan mulai retak lalu memasukkannya ke dalam

oven selama 24 jam pada suhu 1100C

6.5 Landasan Teori

Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah

plastis dan semi padat yaitu presentase kadar air dimana tanah dengan diameter

silinder 3,2 mm mulai retak ketika digulung.

Dimana tabel untuk setiap jenis PI adalah sebagai berikut :

PI Sifat Macam tanah Kohesi

0 non plastis pasir nonkohesif

<7 plastisitas rendah lanau kohesif sebagian

7-17 plastisitas sedang lempung berlanau kohesif

>17 plastisitas tinggi lempung kohesif

(sumber : Hardiyatmo, H.C., Mekanika Tanah 1,yogyakarta, Gadjah mada

university press, 2007).

6.6 Perhitungan

Perhitungan batas plastis sama dengan kadar air nilai indeks plastis dihitung

dengan persamaan

PI = LL – PL

Dengan :

PI : Indeks plastisitas

LL : Batas cair

PL : Batas plastis

1. Sampel 1

Berat cawan kosong (d) : 24,7 gram

Berat cawan + tanah basah (e) : 27,8 gram

1

Berat cawan + tanah kering (f) : 27 gram

W =

=

= 34,782 %

2. Sampel 2

Berat cawan kosong (d) : 25,6 gram

Berat cawan + tanah basah (e) : 30,4 gram

Berat cawan + tanah kering (f) : 29 gram

W =

=

= 41,176 %

Kadar air rata-rata

Indeks plastisitas PI = LL – PL

= 40,14625 % – 37,979 %

= 2,16725 %

6.7 Pembahasan

Hasil Praktikum

Pada pemeriksaan tanah yang dilakukan di laboratorium didapatkan hasil

pengujian air sebesar 34,782 % untuk sampel 1 dan 41,176 % untuk sampel 2.

1

Sehingga didapatkan kadar air sebesar 37,979 % dengan hasil tersebut diperoleh

indeks plastis sebesar 2,16725 % (dengan batas cair 40,14625).

6.8 Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah

1. Indeks plastis yang diperoleh sebesar 2,16725 %.

2. Kadar air rata-rata untuk batas plastis percobaan adalah 37,979 %.

3. Berdasarkan tabel indeks plastisitas, tanah dalam percobaan ini termasuk

kedalam jenis tanah lanau yang kohesif sebagian dan bersifat plastisitas

rendah.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN BATAS PLASTIS

 Kelompok : 2 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 23 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Percobaan 1 2Berat cawan kosong (d gram) 24,7 25,6Berat cawan + tanah basah (e gram) 27,8 30,4Berat cawan + tanah kering (f gram) 27 29Kadar air (w) % w= (e - f)/(f - d) x 100% 34,782 41,176

1

Kadar air rata-rata 37,979

Atterberg LimitBatas cair 40,14625Batas plastis 37,979Indeks plastisitas 2,16725

Purbalingga, Desember2013

Menyetujui Asisten

Ridho Nur Hidayanto H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

1

GAMBAR 6. ALAT-ALAT PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH

1

BAB 7

PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN (GRAIN SIZE ANALYSIS)

(ASTM D 1140-00 & ASTM D422-63)

7.1 Umum

Sifat-sifat tanah tergantung pada ukuran butirannya. Besar butiran dijadikan

dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Oleh karena itu analisa butiran

merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan.

Analisa butiran tanah adalah penentuan presentase berat butiran pada suatu

unit saringan, dengan ukuran lubang tertentu.

Tujuan umum dari analisa ini adalah untuk mengetahui presentase susunan

butiran tanah sesuai dengan batas klasifikasinya sehingga dapat diketahui jenis

contoh tanah yang diuji dalam pengujian ini digunakan standar ASTM D 422-63

(1990).

Percobaan ini terdiri dari 2 macam percobaan yaitu:

1. Hydrometer Analysis / Analisa Hidrometer

Yaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih kecil dari 0,074 atau

lolos saringan no. 200

2. Sieve Analysis / Analisa Butiran

Yaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih besar dari 0,074 atau

tertahan saringan no. 200

7.2 Analisi Hidrometer

1. Tujuan

Untuk mengetahui prosentase susunan butiran tanah yang lebih kecil dari

0,074 atau lolos saringan no. 200.

2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan:

a. Gelas ukur 1000ml 1 buah

b. Pelampung hidrometer

1

c. Cawan alumunium, mangkuk dan solet

d. Aquades

e. Neraca

f. Oven

g. Stop watch

h. Termometer

i. Cairan sodium silikat

3. Cara Kerja

a. Mengambil sample tanah hasil boring 60 gram. Kemudian memberi

aquades secukupnya dan memanaskan sampai mendidih.

b. Mencampur sample tanah dengan sodium silikat 10 ml dan mengaduk

hingga merata.

c. Memasuka campuran tadi kedalam gelas ukur dan menambahkan aquades

hingga volumenya 1000 ml dan mendiamkan selama 24 jam.

d. Mengocok sample setelah 24 jam hingga homogen, lalu memasukan

pelampung hidrometer dan termometer, menghidupkan stopwatch dan

memulai pengukuran.

e. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel terhadap pelampung hidrometer

dan termometer, mengamati suhunya pada menit ke 1, 2, _, _, _, _, dan _.

Pengamatan menit ke 0 pada saat tabung gelas ukur tegak lurus dengan

meja kerja.

4. Data dan Perhitungan

a. Dari Specific Garvity diperoleh nilai GS nya yaitu 2.535.

b. Dengan nilai GS dari tabel dapat diperoleh nilai miniscus (cm).

c. Koreksi miniscus (cm) ditambahkan pada data hassil pembacaan

pelampung hidrometer (Ra) : Rc : Ra + cm.

d. Dari nilai Rc, dengan menggunakan tabel diperoleh nilai L.

e. Dari nilai suhu, dengan menggunakan tabel diperoleh nilai ct.

1

f. Berdasarkan suhu pada pengamatan ke t menit dan nilai GS dengan

menggunakan tabel diperoleh nilai K.

7.3 Analisis Hidrometer

1. Tujuan

Untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih besar dari 0,074 mm atau

tertahan saringan no. 200.

2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan terdiri dari:

a. Satu set saringan (no. 8, 16, 20, 40, 80, 100, 120, 200)

b. Penggetar saringan (vibrator)

c. Nerca dan anak timbangan

d. Oven listrik

e. Cawan alumunium

f. Sampel tanah yang digunakan pada analisis hydrometer

3. Cara Kerja

a. Mencuci sampel tanah dari hasil percobaan hidrometer dengan saringan

no. 200 sampai bersih.

b. Mencuci dikatakan bersih bila bekas air cucian telah jernih.

c. Meletakan sampel tanah yang tertahan dalam saringan no. 200 dicawan

dan mengoven selama 24 jam.

d. Menimbang sampel tanah kering yang telah dioven selama 24 jam

bersama cawannya.

e. Memasukan sampel tanah kedalam susunan saringan kemudian

menggetarkan dengan alat penggetar.

f. Menimbang sampel tanah yang tertinggal pada setiap saringan.

1

7.4 Landasan Teori

Sifat-sifat tanah bergantung pada ukuran butirnya. Besar butiran dijadikan

dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanah.

Analisi butiran adalah penentuan presentase berat butiran pada satu unit

saringan dengan ukuran diameter lubang tertentu. Berdasarkan butirannya tanah

dibagi menjadi:

Tanah berbutir kasar

Distribusi ukuran butir untuk tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan

cara menyaring.

Tanah berbutir halus

Distribusi ukuran butir tanah butiran halus atau bagian berbutir halus dari

tanah berbutir kasar, dapat ditentukan dengan cara sedimentasi.

Adapun rentang untuk Ukuran Partikel adalah sebagai berikut:

Lem

pungLanau Pasir Kerikil

HalusMedi

umKasar Halus Medium Kasar

Halu

s

Mediu

m

Kasa

r

0,002-

0,006

0,06-

0,02

0,02-

0,06

0,06-

0,2

0,2-0,6 0,6-2 2-6 2-20 20-

60

*ukuran dalam mm

(sumber : Santosa, B.,dkk., Dasar Mekanika Tanah, Jakarta, Gunadarma, 2007.)

7.5 Perhitungan

1. Berat Benda Uji

a. Hitungan berat kering tanah (W)

Dimana Bo : berat kering tanah

1

w : kadar air tanah

b. Hitung berat kering tanah yang lolos ayakan no. 200 B2 = w – Bi

Dimana Bi : berat kering yang tertahan ayakan no. 200

W : kadar air tanah

2. Analisis butiran yang lolos ayakan no. 200

a. Hitungan untuk butiran terbesar D (mm) yang ada dalam keadaan suspensi

pada kedalaman untuk setiap pembacaan T menit.

Dimana K : konstanta

L : kedalaman efektif, nilainya tergantung K

T : saat pembacaan (menit)

b. Hitungan presentasi berat D dari butir yang dari 0 terhadap berat kering

seluruh tanah yang diperiksa. Jika dipakai hidrometer isi H

Jika dipakai Hidrometer 152 H

Dimana R : Pembacaan Hidrometer

G : Berat Jenis Tanah

a : koreksi untuk Hidrometer 152 H

3. Analisis butiran yang tertahan saringan no. 200

a. Menghitung berat bagian yang tertahan masing-masing saringan.

b. Menghitung berat tanah yang lolos masing-masing saringan.

1

c. Menghitung presentase berat butiran yang lolos masing-masing saringan.

4. Grafik

Menggambarkan grafik hasil hitungan pada butir b dan c yang menunjukan

hubungan antara butiran (skala logaritma) dan presentase lebih kecil.

Data Perhitungan

1. Berat kering tanah

W = 60 gram

2. Berat tanah yang lolos ayakan no 200

B2 = w – Bi

= 60-48,1

= 51,9 gram

3. Ukuran butiran 0 mm dalam suspensi

T = 2 menit

K = 0,01256

L = 16

= 0,0355

T = 5 menit

K = 0,01256

L = 16,3

1

= 0,0226

4. Presentase berat (D) memakai hidrometer 125 H

T = 2 menit

R = 6

a = 1,01

w = 100

= 6.06 %

T = 5 menit

R = 4

a = 1,01

w = 100

= 4,04 %

5. Menghitung presentase butiran yang lolos saringan

Saringan no. 4

1

Berat tertahan = 0

Berat lolos = 100 - 0

= 100

Persen lolos = 100/100 x 100%

= 100 %

Saringan no. 8

Berat tertahan = 0

Berat lolos = 100 - 0

= 100

Persen lolos = 100 /100 x 100%

= 100 %

Saringan no. 30

Berat tertahan = 16,3

Berat lolos = 100 – 16,3

= 83,7

Persen lolos = 83,7/100 x 100%

= 83,7 %

Saringan no. 100

Berat tertahan = 21,6

Berat lolos = 83,7 – 21,6

= 62,1

Persen lolos = 62,1/100 x 100%

= 62,1 %

Saringan no. 200

Berat tertahan = 10,2

Berat lolos = 62,1- 10,2

1

= 51,9

Persen lolos = 51,9/100 x 100%

= 51,9 %

7.6 Pembahasan

Hasil Praktikum

Pada pengujian analisis hidrometer didapatkan diameter tanah maksimum

0,0355 mm sebanyak 6.06 %, diameter tanah maksimum 0,0226 mm sebanyak 4,04

%.

Pada pengujian analisis saringan didapatkan persentase tanah yang lolos

saringan no. 4 sebanyak 100%, lolos saringan no. 8 sebanyak 100 %, lolos saringan

no. 30 sebanyak 83,7 %, lolos saringan no. 100 sebanyak 62,1 % dan lolos saringan

no.200 sebanyak 51,9 %.

Dari data tersebut tanah dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok

berdasarkan sistem klasifikasi Unified dan AASHTO.

a. Sistem Klasifikasi Tanah Unified

Berdasarkan butiran tanah yang lolos saringan no. 200 yaitu 51,9 % tanah

termasuk kedalam tanah berbutir halus. Berdasarkan pengujian tanah memiliki

batas cair 47,66 dan indeks plastisitas 20,52. Kemudian tanah termasuk

kedalam tanah dengan batas cair kurang dari 50 dan masuk kedalam

klasifikasi sebagai CL karena berada diatass garis A dan berdasarka tabel

klasifikasi Unified tanah termasuk lempung.

b. Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO

Dengan presentase butiran tanah yang lolos saringan no.200 yaitu 51,9 %

tanah termasuk kedalam klasifikasi material lempun dan lanau. Kemudian

dengan batas cair 47,66 % dan indeks plastis 20,52 % tanah termasuk kedalam

A -7 karena batas plastis 20,52 sehingga PL < 30 %, maka masuk A-7-6. Dari

hasil klasifikasi diatas didapatkan bahwa tanah termasuk kedalam tanah

lempung

1

7.7. Kesimpulan

Dari data-data hasil praktikum didapatkan bahwa tanah uji termasuk kedalam

lempung berdasarkan klasifikasi Unified dan AASHTO.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN

 Kelompok : 4 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 27 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Mass of soil, W = 60 grSG,G = 2,535K2 = a/wx100 = 1,01 Hydrometer no = 152 HHydr.correction,a = 1,01Meniscus Correction,m = 1,01

1

Elapsed

NOTE : R1 : Hydrometer scale on suspension water R2 : Hydrometer scale on suspension water t : Termometer scale R' : Correction of hydrometer scale L : Effective depth K : Constant P : Persentage in weight

Purbalingga, Desember2013

Menyetujui Asisten

Ridho Nur Hidayanto H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

Sieve noOpening

(mm)

Mass retained

(gr)

Mass passing

(gr)

%finer by mass e/W x 10%

 

4 4,75 d1= 0 e1= 100 100 e1=W-d1

8 2,36 d2= 0 e2= 100 100 e2=e1-d1

30 0,6 d3= 16,3 e3= 83,7 83,7 e3=e2-d3

100 0,15 d4= 21,6 e4=62,1 62,1 e4=e3-d4

200 0,074 d5= 10,2 e5=51,9 51,9 e5=e4-d5

    Ʃ= 48,1      

1

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN

 Kelompok : 4 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 27 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Purbalingga, Desember2013

Menyetujui Asisten

Ridho Nur Hidayanto

1

H1F010051

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

GAMBAR 7. ALAT-ALAT PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN

1

1

1

DAFTAR PUSTAKA

Das, B. M. Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik ), Jilid 2.

Jakarta : Erlangga

Noor, A. Adhe. 2010. Panduan Praktkum Mekanika Tanah II. Purwokwerto:

UNSOED

1

LAMPIRAN