laporan geologi teknik
DESCRIPTION
laporaan saat praktikumTRANSCRIPT
1
BAB 1
PENGUJIAN BORING
1.1 Maksud
Uji ini dimaksudkan unttuk mengambil sampel tanah dari berbagai
kedalaman. Uji ini biasanya dilakukan disamping lubang sondir – lubang sondir agar
didapatkan korelasi antara kekuatan tanah dan jenis tanah yang dikandungnya. Uji
bor dilakukan merupakan uji bor tangan (hand bor) dengan kedalaman pemboran
maksimum yang dapat dicapai adalah 10 m dan hanya dikhususkan untuk tanah
lunak.
1.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
Strong bor (drilling bor)
Bor iwan (iwon type auger)
Bor pahat (straight chopping auger)
Pemutar ( T-pice)
Soket (tube adaptor)
Stang pemutar (tunning rod)
Tabung contoh (samping tube)
Kepala penumbuk (rod head)
Kunci L (allen key)
Kunci inggris (pipe wrench)
Palu (hammer)
Sikar baja (steel wire brush)
Peralatan penunjang yang digunakan :
Lilin (paraffin)
Stang penghantar (vertical guide)
Pengeluar contoh (sample exteuder)
Centong (chopping ladle)
1
Kompor gas
Cawan stainless
Kaleng lapangan
Kepala penumbuk
Kunci L
Kunci inggris
Palu
1.3 Pelaksanaan
1) Penentuan lokasi
2) Membersihkan daerah disekitar lubang yang akan dibor
3) Memasang bor iwan (untuk tanah lunak) atau bor pahat (untuk tanah keras)
4) Memasukkan bor iwan ke dalam tanah sambil diputar setelah sampel tanah
penuh, bor iwan diangkat
5) Mengeluarkan sampel tanah dari bor iwan untuk membuat deskripsi tanah dan
bahan- bahan yang ditanggungnya, kemudian menyimpan di dalam kaleng
lapangan dan diberi keterangan
6) Menggunakan contoh tanah tidak terganggu, digunakan tabung sampel. Auger
yang tadi digunakan diganti dengan tabung sampel yang telah disambung
soket. Memasukkan ke dalam lubang yang telah terbentuk, bila lunak tabung
sampel ditekan pelan- pelan sampai masuk. Sedalam 40 cm sambil diputar
satu kali untuk melepaskan sampel tanah pada dasar tabung kemudian
diangkat.
7) Setelah didapat sampel tanah asli dalam tabung, melepaskan soket lalu
dinding luar tabung dibersihkan memotong bagian yang tehan setebal 1 cm
untuk tepat cairan lilin.
8) Sementara tabung dibersihkan, memanaskan lilin diatas kompor agar mencair.
Menuangkan pada salah satu ujung tabung lalu tunggu hingga kering,
dilakukan hal yang sama pada lainnya agar sampel tanah terlindung dari
pengaruh sekitar.
1
9) Mengisikan tabel yang berisi nomor titik bor, kedalaman, dan lain- lain.
10) Memasukkan sampel tanah asli kedalam tabung pelindung terutama bila
tempat pemeriksaan jauh dari tempat pemboran.
1.4 Landasan teori
Metode yang paling biasa dilakukan untuk menentukan kondisi- kondisi tanah
permukaan dan pengambilan contoh adalah dengan melakukan pemboran pada titik
yang dipilih di areal tempat yang kita inginkan. Metode yang biasa digunakan adalah
pemboran auger dan injeksi air (wash boring). Pemboran auger saat ini paling banyak
dilakukan karena mempunyai sejumlah keuntungan dibandingkan dengan metode
lainnya seperti :
1. Percobaan berlangsung singkat
2. Contoh tanah lebih sedikit terganggu jika dibandingkan dengan wash
boring
3. Lebih mudah secara vertical untuk mengetahui perubahan lapisan dari
sisa- sisa tanah yang didapat dari auger
4. Pemboran batuan dapat dilakukan dengan mesin bor yang sama,
dengan mengganti mata bornya.
Pengeboran merupakan suatu metode untuk mendapatkan informasi tipe tanah
yang ada pada berbagai kedalaman, mendeskripsi jenis tanah sesuai warna tanah,
jenis tanah dan konsistensi tanah. Adapun tabel-tabel hubungan tipe-tipe tanah
sebagai berikut :
Kedalaman 0-0.5 0.5-1Warna Tanah Coklat Coklat kehitaman
Jenis Tanah LempungLempung berpasir
Konsitensi Lunak Lunak
1.5 Hasil pengujian
1
Kedalaman : 0-0,50 m
Warna tanah : Coklat
Jenis tanah : Lempung
Konsistensi : Lunak
Sketsa :
0,50 M
1.6 Pembahasan
Dari hasil percobaan tanah yang diambil memiliki warna coklat kehitam-
hitaman dan lunak saat dipegang berdasarkan tabel kedalaman jenis tanah, tanah
tersebut tersebut termasuk lempung konsistensi lunak.
1.7 Kesimpulan
1) Pengeboran dilakukan untuk melihat jenis tanah secara visual
2) Tanah hasil percobaan pada kedalaman 0-0,50 M berwarna coklat dan
termasuk jenis tanah lempung konsistensi lunak.
GAMBAR 1. ALAT-ALAT UJI PEMBORAN
1
2.1 Dasar Teori
Dengan alat geser langsung kekuatan geser dapat diukur secara langsung. Sampel
yang akan diuji dipasang didalam alat dan diberikan tegangan vertikal (yaitu tegangan
normal) yang konstan. Kemudian sampel diberikan tegangan geser sampai tercapai
nilai maksimum. Tegangan ini diberikan dengan memakai kecepatan bergerak (strain
rate) yang konstan, yang cukup perlahan- lahan sehingga tegangan air pori selalu
tetap nol. Maka percobaan ini dilakukan dalam kondisi drained.
Untuk mendapat nilai c dan Ǿ maka perlu dilakukan beberapa percobaan dengan
memakai nilai Pv (tegangan normal) yang berbeda. Dengan demikian hasilnya dapat
digambar dengan grafik. Grafik ini menyatakan hubungan nilai tegangan geser
maksimum terhadapa tegangan geser dari masing- masing percobaan. Nilai c dan Ǿ
diambil dari garis yang paling sesuai dengan titik- titik yang dimasukkan pada grafik
tersebut.
Tegangan normal Tegangan geser
σ = Pv/A ζ = Ph/A
Gambar 2.1 Gaya pada uji geser langsung
Dari hasil percobaan ini akan didapat harga kohesi dan sudut geser dalam
tanah, sehingga besarnya kekuatan geser tanah dapat dicari : σ = c + σn tan Ǿ
2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui parameter- parameter
kekuatan geser tanah yaitu sudut geser dalam Ǿ dan kohesi tanah ( c ) dalam
kg/cm2.
2.3 Alat dan bahan
1
Alat dan bahan yang digunakan :
1) Direct Shear Test Apparatus merk MARVI
2) Beban pemberat 4 buah (0,8 kg ; 1,6 kg ; 2,4 kg ; dan 3,2 kg)
3) Pisau pemotong
4) Cetakan contoh tanah undistrub (D= 6 cm ; t = 2 cm)
5) Neraca
6) Stopwatch
7) Pipet
8) Oil dan kuas
9) Oven listrik
10) Air
11) Contoh tanah hasil boring
2.4 Persiapan benda uji
1) Contoh tanah dari hasil boring yang telah dikeluarkan dari tabung
silinder diambil bagian tengahnya.
2) Mengolesi alat cetakan dengan oil dan mencetak contoh tanah dengan
cara menekan cetakan atau ring pada tanah asli. Diameter cetakan 6
cm dan t = 2 cm
3) Merontokkan bagian ujung diluar atas dan bawah cetakan dengan
pisau.
4) Mengeluarkan contoh tanah dari cetakan.
2.5 Cara kerja
1) Mengeluarkan kotak geser dari alat direct shear apparatus dari
tempatnya dan membersihkan dasar perletakkan tabung serta member
oil agar diperoleh dasar yang licin.
2) Memasukkan contoh tanah ketempatnya dari alat direct shear setelah
dilapisi dengan lempeng batu porus dan kertas pori.
3) Mempersiapkan perlengkapan dan alat uji direct shear :
1
a. Menyiapkan stopwatch
b. Memberi air pada sampel
c. Mengatur horizontal dial dan load dial supaya menunjukkan
angka nol
4) Memulai percobaan dengan meletakkan beban 0,8 kg.
5) Mengatur mivo.
6) Menghidupkan mesin dan member kotak geser pergeseran dengan
kecepatan pergeseran 1 % x diameter contoh tanah permenit (1% x 6
cm/menit).
7) Pada waktu- waktu tertentu melakukan pembacaan dial horizontal, dial
pembebanan (sesuai dengan tabel).
8) Setelah dial horizontal menunjukan angka 600 atau mencapai harga
shear stress failure, maka mesin uji dimatikan , kemudian
mengeluarkan kotak geser dan mengeluarkan air.
9) Mengulang percobaan dengan beban 1,6 kg ; 2,4 kg ; serta 3,2 kg.
2.6 Landasan teori
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kuat geser tanah yaitu kemampuan
tanah melawan tegangan geser yang timbul dalam tanah. Kuat geser terdiri dari :
1) Gesekan intern : gesekan antar tanah, sudutnya adalah sudut gesek
intern = Ǿ terjadi pada tanah berbutir kasar.
2) Kohesi c meletakkan antara tanah dan tanah yang terjadi pada tanah
butir halus. Untuk tanah campuran antar tanah berbutir halus dengan
bebrbutir kasar, kuat geser tanah merupakan kombinasi kohesi dan
gesekan serta berlaku hukum coloumb.
ζ = C + σ tan Ǿ
Dimana
ζ = kekuatan geser dalam tanah (kg/cm2)
C = kohesi tanah (kg/cm2)
σ = tegangan normal bidang geser (kg/cm2)
1
Ǿ = sudut geser dalam tanah
Tanah butir kasar sering disebut tanah non kohesif. Tanah berbutir halus
sering disebut tanah kohesif (khususnya lempung) F dan C disebut parameter kuat
geser tanah.
2.7 Perhitungan
a. Tegangan normal
Rumus yang digunakan
σn = 0,5 + Pn
dimana : σn = tegangan normal
0,5 = faktor ketetapan
P = Pn x a/b
σn = P/a
=
Dimana :
P = gaya yang diterima beban
A = luas sampel 31 cm2
b/a = perbandingan lengan alat direct shear yang dipakai 14,1372
sehingga =
= 14,1372/31,673
= 0,45/cm2
b. Tegangan Geser
Rumus yang digunakan
= SF / A
1
Dimana
= tegangan geser (kg/cm3)
SF = shear force (kg)
A = Luas contoh tanah (cm2)
LDR = Load dial reading (kg/dw)
LRC = Load ring constant (kg/dw)
Diameter = 6,532 cm
Tinggi = 2,54 cm
Luas penampang = 31,673 cm
Faktor kalibrasi = 0,5714 cm
1) Sampel I
Pembebanan = 3,167 kg
Beban maksimum = 8
a. Tegangan geser
= = 0.144 kg/cm2
b. Tegangan normal
σ=
= = 0.1 kg/cm2
1
2) Sampel II
Pembebanan = 6,334 kg
Beban maksimum = 13,8
a. Tegangan geser
= = 0,25 kg/cm2
Tegangan normal
σ=
= = 0.2 kg/cm2
3) Sampel III
Pembebanan = 9,501 kg
Beban maksimum = 10,8
a. Tegangan geser
= 0.19 kg/cm2
b. Tegangan normal
σ=
= = 0.3 kg/cm2
1
4) Sampel IV
Pembebanan = 12,668 kg
Beban maksimum = 15,2
a. Tegangan geser
= = 0.27 kg/cm2
b. Tegangan normal
σ=
= = 0.4 kg/cm2
2.8 Pembahasan
Hasil praktikum
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai tegangan normal dan tegangan
geser dari berbagai variasi beban.
Tegangan Alternatif ( kg/cm2) Tegangan Geser ( kg/cm2)
0,1 0,144
0,2 0,25
0,3 0,19
0,4 0,27
Dari data tersebut didapat grafik hubungan antara tegangan normal dan
tegangan geser kemudian dari grafik tersebut didapatkan persamaan
y = 0,548x + 0,009
Sehingga persamaan tersebut disesuaikan dengan
Ʈ = tan Ǿ σn + c
1
Sehingga didapat nilai
c = 0,009 kg/cm2
Ǿ = tan -1 ( 0,548)
= 28,72o
2.9 Kesimpulan
Dari hasil pengujian geser langsung didapat parameter kuat geser tanah yaitu
kohesi sebesar 0,102 kg/cm2 dan sudut geser internal sebesar 30,92o.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
1
Purbalingga, Desember2013 Menyetujui
Asisten
Ridho Nur Hidayanto H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
1
Purbalingga, Desember 2013 Menyetujui
Asisten
Ridho Nur Hidayanto H1F011051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
1
Purbalingga, Desember 2013
Menyetujui Asisten
Ridho Nur Hidayanto H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal :03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
1
Purbalingga, Desember 2013
Menyetujui Asisten
Ridho Nur Hidayanto H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
Tegangan Normal ( σ)
Tegangan Geser ( τ)
0,1 0,144
0,2 0,25
0,3 0,19
0,4 0,27
Parameter Kuat Geser tanah
Kohesi (c) 0,009 kg/cm2
Internal (φ) 28,72o
1
Purbalingga, Desember2013
Menyetujui Asisten
Ridho Nur Hidayanto H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
1
BAB 3
PENGUJIAN KADAR AIR TANAH
3.1 Umum
Kadar air merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah
dengan berat butiran tanah kering yang dinyatakan dalam persen (%). Pengujian
kadar air dalam praktikan ini menggunakan standar ASTM D2216-92 (1996).
3.2 Tujuan
Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam tanah
3.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian kadar air tanah / water content
(w) adalah :
a. Neraca
b. Cawan
c. Oven listrik
d. Contoh tanah hasil boring
3.4 Cara kerja
a. Menimbang cawan kosong dengan neraca
b. Contoh tanah diambil sedikit kemudian meletakkan pada cawan dan
menimbang dengan neraca. Berat cawan + tanah basah
c. Memasukkan cawan + contoh tanah dalam oven selama 24 jam. Setelah
kering lalu menimbang, berat cawan + tanah basah
d. Mengulang langkah (a-c) untuk contoh tanah yang lain. Tiap contoh tanah
diambil 3 cawan
1
3.5 Landasan Teori
Kadar air (w) adalah perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat butiran
padat (Ws) dalam tanah tersebut dan dinyatakan dalam persen.
W (%) = (Ww/Ws) x 100
Dimana
W = kadar air (%)
Ww= berat air (gr)
Ws = Berat tanah kering (gr)
Tabel keterangan hubungan jenis tanah dengan nilai kadar air :
Macam Tanah N
%
e W % Yd
(gr/cm3)
Y (gr/cm3)
Pasir Seragam,tidak
padat
46 0,85 32 1,43 1,86
Pasir seragam, Padat 24 0,51 19 1,75 2,09
Pasir berbutir campuran,
tidak padat
40 0,67 25 1,59 1,99
Pasir berbutir campuran,
padat
30 0,43 16 1,85 2,16
Lempung lunak,sedikit
organik
66 1,90 70 - 1,58
Lempung lunak, sangat
organik
76 3 110 - 1,43
(Sumber : Hardiyatmo,. H.C., Mekanika Tanah 1,yogyakarta Gajahmada
university press,2007)
3.6 Data dan Perhitungan
Untuk menentukan besarnya kadar air (water content) yang terkandung
didalam tanahasli digunakan rumus :
1
W = b – c x 100 %
c – a
dimana : W : kadar air (%)
a : berat cawan kosong (gr)
b : berat cawan + tanah asli (gr)
c : berat cawan + tanah kering oven (gr)
1. Percobaan 1 :
a. 25,3 gr
b. 68,6 gr
c. 57,6 gr
Kadar air (w) :
b – c x 100 % = 68,6 – 57,6 x 100 %
c – a 57,6 – 25,3
11 x 100 %
32,3
= 34,056 %
2. Percobaan 2 :
a. 24,5 gr
b. 50,7 gr
c. 43,4 gr
Kadar air (w) :
b – c x 100 % = 50,7 – 43,4 x 100 %
c – a 43,4 – 24,5
1
7,3 x 100 %
18,9
= 38,624 %
Kadar air rata-rata
Wave = W1 + W2
2
34,056 + 38,624
2
36,34 %
3.7. Pembahasan
Dari hasil praktikum didapat kadar air rata-rata sebesar 36,34 %. Hal tersebut
menunjukan bahwa berat air yang terkandung didalam tanah sebesar 34,36 % dari
berat tanah. Kadar air tersebut didapatkan dengan membandingkan antara berat air
dan berat tanah kering.
3.8. Kesimpulan
Dari pengujian terhadap kadar air tanah antara dua sampel diatas diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kadar air sampel 1 adalah 34,056 % dan kadar air sampel 2 adalah 38,624 %
2. Kadar rata-rata yang didapatkab dari kedua sampel adalah 36,34 %
3. Tanah tersebut dikelompokan kedalam gambut
1
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
PENGUJIAN KADAR AIR
Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 06 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
Purbalingga, Desember 2013 Menyetujui
Asisten
Ridho Nur Hidayanto H1F011051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
Sampel 1 2
Berat Cawan Kosong (a) gram 25,3 24,5
Berat cawan + tanah asli (b) gram 68,6 50,7
Berat cawan + tanah kering oven (c) gram 57,6 43,4
Berat air (b-c) gram 13 7,3
Berat tanah kering (c-a) gram 32,3 18,9
Water Content w= (b-c)/(c-a) x 1 34,056 38,62
w rata-rata (%) 36,34
1
BAB 4
PENGUJIAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
ASTM D654-92 (1994)
4.1 Umum
Selain mencari kadar air dalam tanah, parameter lain yang perlu dicari pada tanah
adalah berat jenis sebutir tanah (Gs). Berat jenis tanah adalah perbandingan berat
volume tanah dengan berat volume air . pengujian ini menggunakan standar ASTM
D654-92 (1994)
4.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mencari berat jenis butir tanah (Gs)
4.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:
a. Piknometerb. Cawan Perendamc. Neracad. Saringan no. 40e. Contoh tanah hasil boring yang telah dioven selama 24 jamf. Aquadesg. Oven listrik Piknometerh. Termometer
4.4 Cara Kerja
a. Membersihkan wadah dengan lap bersih lalu timbang 3 buah piknometer dalam keadaan kosong dan kering.
b. Mengisi piknometer dengan aquades sampai penuh lalu ditimbang pula.c. Mengisi piknometer dengan contoh tanah kering yang telah dioven selama 24
jam sebanyak 3 buah (tanah yang dimasukan piknometer sebanyak 2/3 volume piknometer).
d. Menimbang piknometer yang berisis tanah kering.e. Memberikan piknometer yang berisi contoh tanah kering dengan aquades
sampai batas bawah leher piknometer, selanjutnya di rebus agar udara yang
1
terkandung didalam tanah keluar dari piknometer dan akhirnya setelah mendidih piknometer didiamkan selama 24 jam dalam keadaan tertutup.
f. Selanjutnya mengetuk-ketuk pinometer sampai gelombang udara tidak ada dalam air diatas tanah. Aquades terlihat jernih kemudian diisi aquades sampai penuh lalu ditimbang.
4.5 Landasan Teori
Berat jenis tanah sering juga disebut specific gravity, dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara berat isi butir tanah dengan berat isi air. Nilai daripada berat isi butir tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan volumenya. Sedangkan berat isi air adalah perbandingan antara berat air dengan volume airnya, biasanya mendekati nilai 1 g/cm3. Jika terdapat keadaan dimana volume butiran tanah sama dengan volume air, maka dengan demikian berat jenis tanah dapat diambil
1
sebagai perbandingan, diukur pada suhu tertentu, antara berat butir tanah dengan berat air suling.
4.6 Data dan Perhitungan
Untuk mendapatkan harga berat jenis butir tanah (specific gravity) mempergunakan rumus:
dimana:
Gs : Berat jenis butir tanah
a : berat piknometer kosong (gram)
b : berat piknometer + aquades jenuh (gram)
c : berat piknometer + sampel kering (gram)
d: berat piknometer + sampel + aquades (gram)
T1 : faktor koreksi pada suhu t1 (oC)
T2 : faktor koreksi pada suhu t2 (oC)
1. Sampel 1a : 46,8 gramb : 146,6 gramc : 79,9 gramd : 161,8 gramT1 : 0,99935 oCT2 : 0,9983 oC
1
2. Sampel 2a : 46,8 gramb : 146,6 gramc : 81,5 gramd : 160,3 gramT1 : 0,99935 oC T2 : 0,9983 oC
3. Rata-rata Sampel
Berat spesifikasi atau berat jenis (specific gravity) tanah adalah perbandingan antara berat volume butiran padat (γs) denga n berat volume air (γw).
Dimana:
Gs : specific gravity
γs : berat butiran padat
γw : berat volume air (9,81 kN/m3)
Gs tidak berdimensi berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar 1,25 sampai 1,80. Nilai berat jenis Gs = 1,74 biasanya digunakan untuk tanah gambut.
1
Macam Tanah Berat JenisKerikil 2,65-2,68Pasir 2,65-2,68Lanau Organic 2,62-2,68Lempung Organic 2,58-2,65Lempung Anorganic 2,68-2,75Humus 1,37Gambut 1,25-1,80
4.7 Pembahasan
Hasil Praktikum
Bedasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai berat jenis pada sampel 1 sebesar 1,84 dan berat jenis pada sampel 2 sebesar 1,64 gram. Berat jenis rata-rata dari kedua sampel tersebut yaitu 1,74 gram. Bedasarkan tabel berat jenis tanah dan data pengujian tanah pada sampel 1 dan sampel 2 termasuk kedalam tanah gambut karena berat jenis rata-rata berada diantara 1,25-1,80.
4.8 Kesimpulan
1. Berat jenis tanah pada sampel 1 yaitu 1,84.2. Berat jenis tanah pada sampel 2 yaitu 1,64.3. Berat jenis rata-rata tanah uji yaitu 1,74.4. Dengan berat jenis tanah 1,74 maka tanah tersebut termasuk kedalam tanah
gambut.
1
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
BERAT JENIS TANAH
Kelompok : 5 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 06 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
Sample 1 2Berat piknometer kosong (a) 46,8 46,8Berat piknometer + aquades (b) 146,6 146,6Berat piknometer + tanah kering (c) 79,7 81,5Berat piknometer+tanah kering + aquades (d)
161,8 160,3
Temperatur (b) (t1) 27.5 28Temperatur (d) (t2) 31 31Faktor koreksi suhu (T1) 0.99935 0.9992Faktor koreksi suhu (T2) 0.9983 0.9983Berat Jenis Gs1 = c- a / (b-a) T1 – (d-c)T2 1,8805 1,64813Rata-rata 1,76431
Purbalingga, Desember 2013
Menyetujui Asisten
Ridho Nur Hidayanto H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
1
BAB 5
PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH / LIQUIT LIMIT
(ASTM D 4318-00)
5.1 Umum
Adalah suatu keadaaan antara cair dan plastis atau keadaan air tanah bisa
diputar 25 kali ketukan dengan alat casagrande, tanah sudah dapat merapat
(sebelumnya terpisah dalam jalur yang dibuat dengan solet).
5.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari kadar air pada batas antara
keadaan plastis dan cair.
5.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan
a. Cawan
b. Solet
c. Neraca
d. Oven
e. Cassagrande
f. Aquades
g. Mangkuk
h. Pisau cassagrande
i. Pisau
5.4 Cara Kerja
a. menimbang berat cawan dan meletakkan sampel asli hasil boring dari cawan.
b. menambahkan air kedalam sampel lalu mengaduknya hingga merata.
c. meletakkan sampel kedalam mangkuk, mengaduk dan meratakannya dengan
solet.
1
d. membelah sampel pada cassagrande dengan solet hingga terpisah menjadi 2
bagian yang sama.
e. Memutar stang cassagrande sehingga terketuk hingga alur menutup kembali
sepanjang 1 cm.
f. Mencatat jumlah ketukan.
g. Mengambil tanah dari cassagrande menjadi 3 bagian lalu menimbangnya.
h. Melakukan percobaan 4 kali dan mengusahakan agar jumlah ketukan dibawah
25 kali sebanyak 2 kali dan diatas 25 kali sebanyak 25 kali juga.
i. Memasukkan sampel yang telah ditimbang dalam oven kemudian
menimbangnya kembali.
5.5 Landasan Teori
Batas cair didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan
cair dan keadaan plastis yaitu batas atas dari daerah plastis. Batas cair biasanya
ditentukan dari uji cassagrande. Contoh tanah dimasukkan cawan kira-kira 8 mm.
Alat pembuat alur dikerukkan tepat di tengah-tengah cawan hingga menyentuh
dasarnya. Kemudian dengan alat penggetar, cawan diketuk-ketuk pada landasan
dengan tinggi jatuh 1 cm. Presentase kadar air yang dibutuhkan untuk menutup celah
sepanjang 12,7 cm pada dasar cawan sesudah 25 kali pukulan didefinisikan sebagai
batas air tanah.
Sulitnya mengatur kadar air saat celah menutup pada 25 kali pukulan maka
biasanya percobaan dilakukan beberapa kali yaitu dengan kadar air yang berbeda
dengan jumlah pukulan yang berkisar antara 15 sampai 35 kemudian hubungan kadar
air dan jumlahpukulan digambarkan dal grafik semi logaritmikuntuk menentukan
kadar air pada 25 kali pukulan.
LL = Wn( )tgβ
Dimana :
LL : Liquid Limit (batas cair)
N : jumlah pukulan untuk menutup celah 0,5 inchi.
1
Wn : Kadar air
tgβ : 0,121 ( tapi tgβ tidak sama dengan 0,121 untuk semua jenis tanah).
(sumber : Hardiyatmo H.C, Mekanika Tanah 1, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press, 2007).
5.6 Perhitungan
Data kadar air dari jumlah pukulan pada masing-masing pengujian digambarkan
dalam bentuk grafik dengan kadar air sebagai sumbu tegak dan jumlah pukulan
sebagai sumbu datar (skala log). Batas cair didapatkan dari grafik tersebut dengan
cara menentukan kadar air pada pukulan 25 kali.
Batas cair didapatkan dengan pendekatan sebagai berikut :
LL =
Dimana :
LL : batas cair
N : jumlah pukulan terhadap tanah uji
W : kadar air
1. Sampel I
Jumlah ketukan 11 kali
Pertama
a. Berat cawan kosong (w1) = 5,1 gram
b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 14,5 gram
c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 12 gram
Kadar air (w) =
1
=
= 36,232 %
Kedua
a. Berat cawan kosong (w1) = 5 gram
b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 16,4 gram
c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 13 gram
Kadar air (w) =
=
= 17,5
Kadar air (w) rata-rata
= 26,866%
2. Sampel 2
Jumlah ketukan 22 kali
Pertama
a. Berat cawan kosong (w1) = 5,5 gram
b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 21,4 gram
c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 16,1 gram
Kadar air (w) =
1
=
= 50 %
Kedua
a. Berat cawan kosong (w1) = 5,3 gram
b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 19,5 gram
c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 14,8 gram
Kadar air (w) =
=
= 49,474
Kadar air (w) rata-rata
= 49,737 %
3. Sampel 3
Jumlah ketukan 53 kali
Pertama
a. Berat cawan kosong (w1) = 5,3 gram
b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 15,6 gram
c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 12,4 gram
1
Kadar air (w) =
=
= 45,07 %
Kedua
a. Berat cawan kosong (w1) = 5 gram
b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 18,4 gram
c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 14,3 gram
Kadar air (w) =
=
= 44,086
Kadar air (w) rata-rata
= 44,578 %
4. Sampel 4
Jumlah ketukan 39 kali
Pertama
a. Berat cawan kosong (w1) = 5 gram
b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 12,3 gram
c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 10,1 gram
1
Kadar air (w) =
=
= 36,066 %
Kedua
a. Berat cawan kosong (w1) = 5,1 gram
b. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 12,4 gram
c. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 10,2 gram
Kadar air (w) =
=
= 43,137
Kadar air (w) rata-rata
= 39,6015 %
Kadar air rata-rata total
Batas cair
1. Sampel 1
N = 16 kali
WN = 26,866 %
1
LL = = 28,356 %
2. Sampel 2
N = 20 kali
WN = 49,737 %
LL = = 51,098 %
3. Sampel 3
N = 30 kali
WN = 44,578 %
LL = = 43,605 %
4. Sampel 4
N = 39 kali
WN = 39,6015 %
LL = = 37,526 %
Maka Batas cair rata-rata :
=
= 40,14625 %
5.7 Pembahasan
1
Hasil perhitungan
Perhitungan batas cair dengan 4 sampel dengan masing-masing ketukan 16, 20,
30, 39 didapatkan presentasi batas cair sebagai berikut :
16 ketukan : %
20 ketukan : %
30 ketukan :
39 ketukan : %
: 40,14625 %
Perhitungan dengan grafik
y = 0,2677x + 33,169
= 40,196 %
Selisih
40,196 % - 40,14625 % = 0,04975 %
5.8 Kesimpulan
Dari percobaan diperoleh kesimpulan
1. Nilai batas cair rata-rata dengan cara analitis adalah 40,14625 %
2. Nilai batas cair rata-rata dengan cara grafik adalah 40,196 %
3. Selisih dari cara analitis dan cara grafis adalah 0, 04975 %
1
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
BATAS CAIR
Kelompok : 2 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 23 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
Purbalingga, Desember2013 Menyetujui
Asisten
Jumlah ketukan Satuan 16Berat cawan kosong (a) gr 5,1 5
Berat cawan + tanah basah (b) gr 14,5 16,4Berat cawan + tanah kering (c) gr 12 13Kadar air (w) % 36,232 17,5Kadar air rata-rata % 26,866
Jumlah ketukan Satuan 20
Berat cawan kosong (a) gr 5,5 5,3
Berat cawan + tanah basah (b) gr 21,4 19,5Berat cawan + tanah kering (c) gr 16,1 14,8Kadar air (w) % 50 59,474Kadar air rata-rata % 49,737
Jumlah ketukan Satuan 30Berat cawan kosong (a) gr 5,3 5Berat cawan + tanah basah (b) gr 15,6 18,4Berat cawan + tanah kering (c) gr 12,4 14,3Kadar air (w) % 45,07 44,086Kadar air rata-rata % 44,578
Jumlah ketukan Satuan 39Berat cawan kosong (a) gr 5 5,1Berat cawan + tanah basah (b) gr 12,3 12,4Berat cawan + tanah kering (c) gr 10,1 10,2Kadar air (w) % 36,066 43,137Kadar air rata-rata % 39,6015
1
Ridho Nur Hidayanto S H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
BATAS CAIR
Kelompok : 2 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 23 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
Purbalingga, Desember2013
Menyetujui Asisten
Jumlah ketukan
Kadar air (%)
16 26,86620 49,73730 44,57839 39,6015
1
Ridho Nur Hidayanto H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
GAMBAR 5. ALAT-ALAT PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH
1
BAB 6
PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH/PLASTIC LIMIT
(ASTM D 4318-00)
6.1 Umum
Adalah kadar air minimum dimana masih keadaan plastis atau keadaan diantara
keadaan elastis dan keadaan semi plastis.
6.2 Tujuan
Untuk mengetahui kadar air tanah pada batas atas pada daerah plastis.
6.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan
a. Cawan
b. Solet
c. Neraca
d. Oven
e. Mangkuk
f. Lempeng kaca
6.4 Cara Kerja
a. Menimbang cawan kosong.
b. Menambahkan sampel tanah dengan aquades dan mengaduknya sampai rata.
c. Meletakkan sampel di atas kaca dan menggelintirnya sampai berdiameter 3
mm dan mulai retak.
1
d. Jika sampai diameter 3 mm dan belum retak berarti tanah terlalu banyak
mengandung air. Maka mencari yang tidak banyak airnya.
e. Jika sampai diameter 3 mm dan mulai retak lalu memasukkannya ke dalam
oven selama 24 jam pada suhu 1100C
6.5 Landasan Teori
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah
plastis dan semi padat yaitu presentase kadar air dimana tanah dengan diameter
silinder 3,2 mm mulai retak ketika digulung.
Dimana tabel untuk setiap jenis PI adalah sebagai berikut :
PI Sifat Macam tanah Kohesi
0 non plastis pasir nonkohesif
<7 plastisitas rendah lanau kohesif sebagian
7-17 plastisitas sedang lempung berlanau kohesif
>17 plastisitas tinggi lempung kohesif
(sumber : Hardiyatmo, H.C., Mekanika Tanah 1,yogyakarta, Gadjah mada
university press, 2007).
6.6 Perhitungan
Perhitungan batas plastis sama dengan kadar air nilai indeks plastis dihitung
dengan persamaan
PI = LL – PL
Dengan :
PI : Indeks plastisitas
LL : Batas cair
PL : Batas plastis
1. Sampel 1
Berat cawan kosong (d) : 24,7 gram
Berat cawan + tanah basah (e) : 27,8 gram
1
Berat cawan + tanah kering (f) : 27 gram
W =
=
= 34,782 %
2. Sampel 2
Berat cawan kosong (d) : 25,6 gram
Berat cawan + tanah basah (e) : 30,4 gram
Berat cawan + tanah kering (f) : 29 gram
W =
=
= 41,176 %
Kadar air rata-rata
Indeks plastisitas PI = LL – PL
= 40,14625 % – 37,979 %
= 2,16725 %
6.7 Pembahasan
Hasil Praktikum
Pada pemeriksaan tanah yang dilakukan di laboratorium didapatkan hasil
pengujian air sebesar 34,782 % untuk sampel 1 dan 41,176 % untuk sampel 2.
1
Sehingga didapatkan kadar air sebesar 37,979 % dengan hasil tersebut diperoleh
indeks plastis sebesar 2,16725 % (dengan batas cair 40,14625).
6.8 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah
1. Indeks plastis yang diperoleh sebesar 2,16725 %.
2. Kadar air rata-rata untuk batas plastis percobaan adalah 37,979 %.
3. Berdasarkan tabel indeks plastisitas, tanah dalam percobaan ini termasuk
kedalam jenis tanah lanau yang kohesif sebagian dan bersifat plastisitas
rendah.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
PENGUJIAN BATAS PLASTIS
Kelompok : 2 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 23 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
Percobaan 1 2Berat cawan kosong (d gram) 24,7 25,6Berat cawan + tanah basah (e gram) 27,8 30,4Berat cawan + tanah kering (f gram) 27 29Kadar air (w) % w= (e - f)/(f - d) x 100% 34,782 41,176
1
Kadar air rata-rata 37,979
Atterberg LimitBatas cair 40,14625Batas plastis 37,979Indeks plastisitas 2,16725
Purbalingga, Desember2013
Menyetujui Asisten
Ridho Nur Hidayanto H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
1
BAB 7
PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN (GRAIN SIZE ANALYSIS)
(ASTM D 1140-00 & ASTM D422-63)
7.1 Umum
Sifat-sifat tanah tergantung pada ukuran butirannya. Besar butiran dijadikan
dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Oleh karena itu analisa butiran
merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan.
Analisa butiran tanah adalah penentuan presentase berat butiran pada suatu
unit saringan, dengan ukuran lubang tertentu.
Tujuan umum dari analisa ini adalah untuk mengetahui presentase susunan
butiran tanah sesuai dengan batas klasifikasinya sehingga dapat diketahui jenis
contoh tanah yang diuji dalam pengujian ini digunakan standar ASTM D 422-63
(1990).
Percobaan ini terdiri dari 2 macam percobaan yaitu:
1. Hydrometer Analysis / Analisa Hidrometer
Yaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih kecil dari 0,074 atau
lolos saringan no. 200
2. Sieve Analysis / Analisa Butiran
Yaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih besar dari 0,074 atau
tertahan saringan no. 200
7.2 Analisi Hidrometer
1. Tujuan
Untuk mengetahui prosentase susunan butiran tanah yang lebih kecil dari
0,074 atau lolos saringan no. 200.
2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan:
a. Gelas ukur 1000ml 1 buah
b. Pelampung hidrometer
1
c. Cawan alumunium, mangkuk dan solet
d. Aquades
e. Neraca
f. Oven
g. Stop watch
h. Termometer
i. Cairan sodium silikat
3. Cara Kerja
a. Mengambil sample tanah hasil boring 60 gram. Kemudian memberi
aquades secukupnya dan memanaskan sampai mendidih.
b. Mencampur sample tanah dengan sodium silikat 10 ml dan mengaduk
hingga merata.
c. Memasuka campuran tadi kedalam gelas ukur dan menambahkan aquades
hingga volumenya 1000 ml dan mendiamkan selama 24 jam.
d. Mengocok sample setelah 24 jam hingga homogen, lalu memasukan
pelampung hidrometer dan termometer, menghidupkan stopwatch dan
memulai pengukuran.
e. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel terhadap pelampung hidrometer
dan termometer, mengamati suhunya pada menit ke 1, 2, _, _, _, _, dan _.
Pengamatan menit ke 0 pada saat tabung gelas ukur tegak lurus dengan
meja kerja.
4. Data dan Perhitungan
a. Dari Specific Garvity diperoleh nilai GS nya yaitu 2.535.
b. Dengan nilai GS dari tabel dapat diperoleh nilai miniscus (cm).
c. Koreksi miniscus (cm) ditambahkan pada data hassil pembacaan
pelampung hidrometer (Ra) : Rc : Ra + cm.
d. Dari nilai Rc, dengan menggunakan tabel diperoleh nilai L.
e. Dari nilai suhu, dengan menggunakan tabel diperoleh nilai ct.
1
f. Berdasarkan suhu pada pengamatan ke t menit dan nilai GS dengan
menggunakan tabel diperoleh nilai K.
7.3 Analisis Hidrometer
1. Tujuan
Untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih besar dari 0,074 mm atau
tertahan saringan no. 200.
2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan terdiri dari:
a. Satu set saringan (no. 8, 16, 20, 40, 80, 100, 120, 200)
b. Penggetar saringan (vibrator)
c. Nerca dan anak timbangan
d. Oven listrik
e. Cawan alumunium
f. Sampel tanah yang digunakan pada analisis hydrometer
3. Cara Kerja
a. Mencuci sampel tanah dari hasil percobaan hidrometer dengan saringan
no. 200 sampai bersih.
b. Mencuci dikatakan bersih bila bekas air cucian telah jernih.
c. Meletakan sampel tanah yang tertahan dalam saringan no. 200 dicawan
dan mengoven selama 24 jam.
d. Menimbang sampel tanah kering yang telah dioven selama 24 jam
bersama cawannya.
e. Memasukan sampel tanah kedalam susunan saringan kemudian
menggetarkan dengan alat penggetar.
f. Menimbang sampel tanah yang tertinggal pada setiap saringan.
1
7.4 Landasan Teori
Sifat-sifat tanah bergantung pada ukuran butirnya. Besar butiran dijadikan
dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanah.
Analisi butiran adalah penentuan presentase berat butiran pada satu unit
saringan dengan ukuran diameter lubang tertentu. Berdasarkan butirannya tanah
dibagi menjadi:
Tanah berbutir kasar
Distribusi ukuran butir untuk tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan
cara menyaring.
Tanah berbutir halus
Distribusi ukuran butir tanah butiran halus atau bagian berbutir halus dari
tanah berbutir kasar, dapat ditentukan dengan cara sedimentasi.
Adapun rentang untuk Ukuran Partikel adalah sebagai berikut:
Lem
pungLanau Pasir Kerikil
HalusMedi
umKasar Halus Medium Kasar
Halu
s
Mediu
m
Kasa
r
0,002-
0,006
0,06-
0,02
0,02-
0,06
0,06-
0,2
0,2-0,6 0,6-2 2-6 2-20 20-
60
*ukuran dalam mm
(sumber : Santosa, B.,dkk., Dasar Mekanika Tanah, Jakarta, Gunadarma, 2007.)
7.5 Perhitungan
1. Berat Benda Uji
a. Hitungan berat kering tanah (W)
Dimana Bo : berat kering tanah
1
w : kadar air tanah
b. Hitung berat kering tanah yang lolos ayakan no. 200 B2 = w – Bi
Dimana Bi : berat kering yang tertahan ayakan no. 200
W : kadar air tanah
2. Analisis butiran yang lolos ayakan no. 200
a. Hitungan untuk butiran terbesar D (mm) yang ada dalam keadaan suspensi
pada kedalaman untuk setiap pembacaan T menit.
Dimana K : konstanta
L : kedalaman efektif, nilainya tergantung K
T : saat pembacaan (menit)
b. Hitungan presentasi berat D dari butir yang dari 0 terhadap berat kering
seluruh tanah yang diperiksa. Jika dipakai hidrometer isi H
Jika dipakai Hidrometer 152 H
Dimana R : Pembacaan Hidrometer
G : Berat Jenis Tanah
a : koreksi untuk Hidrometer 152 H
3. Analisis butiran yang tertahan saringan no. 200
a. Menghitung berat bagian yang tertahan masing-masing saringan.
b. Menghitung berat tanah yang lolos masing-masing saringan.
1
c. Menghitung presentase berat butiran yang lolos masing-masing saringan.
4. Grafik
Menggambarkan grafik hasil hitungan pada butir b dan c yang menunjukan
hubungan antara butiran (skala logaritma) dan presentase lebih kecil.
Data Perhitungan
1. Berat kering tanah
W = 60 gram
2. Berat tanah yang lolos ayakan no 200
B2 = w – Bi
= 60-48,1
= 51,9 gram
3. Ukuran butiran 0 mm dalam suspensi
T = 2 menit
K = 0,01256
L = 16
= 0,0355
T = 5 menit
K = 0,01256
L = 16,3
1
= 0,0226
4. Presentase berat (D) memakai hidrometer 125 H
T = 2 menit
R = 6
a = 1,01
w = 100
= 6.06 %
T = 5 menit
R = 4
a = 1,01
w = 100
= 4,04 %
5. Menghitung presentase butiran yang lolos saringan
Saringan no. 4
1
Berat tertahan = 0
Berat lolos = 100 - 0
= 100
Persen lolos = 100/100 x 100%
= 100 %
Saringan no. 8
Berat tertahan = 0
Berat lolos = 100 - 0
= 100
Persen lolos = 100 /100 x 100%
= 100 %
Saringan no. 30
Berat tertahan = 16,3
Berat lolos = 100 – 16,3
= 83,7
Persen lolos = 83,7/100 x 100%
= 83,7 %
Saringan no. 100
Berat tertahan = 21,6
Berat lolos = 83,7 – 21,6
= 62,1
Persen lolos = 62,1/100 x 100%
= 62,1 %
Saringan no. 200
Berat tertahan = 10,2
Berat lolos = 62,1- 10,2
1
= 51,9
Persen lolos = 51,9/100 x 100%
= 51,9 %
7.6 Pembahasan
Hasil Praktikum
Pada pengujian analisis hidrometer didapatkan diameter tanah maksimum
0,0355 mm sebanyak 6.06 %, diameter tanah maksimum 0,0226 mm sebanyak 4,04
%.
Pada pengujian analisis saringan didapatkan persentase tanah yang lolos
saringan no. 4 sebanyak 100%, lolos saringan no. 8 sebanyak 100 %, lolos saringan
no. 30 sebanyak 83,7 %, lolos saringan no. 100 sebanyak 62,1 % dan lolos saringan
no.200 sebanyak 51,9 %.
Dari data tersebut tanah dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok
berdasarkan sistem klasifikasi Unified dan AASHTO.
a. Sistem Klasifikasi Tanah Unified
Berdasarkan butiran tanah yang lolos saringan no. 200 yaitu 51,9 % tanah
termasuk kedalam tanah berbutir halus. Berdasarkan pengujian tanah memiliki
batas cair 47,66 dan indeks plastisitas 20,52. Kemudian tanah termasuk
kedalam tanah dengan batas cair kurang dari 50 dan masuk kedalam
klasifikasi sebagai CL karena berada diatass garis A dan berdasarka tabel
klasifikasi Unified tanah termasuk lempung.
b. Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO
Dengan presentase butiran tanah yang lolos saringan no.200 yaitu 51,9 %
tanah termasuk kedalam klasifikasi material lempun dan lanau. Kemudian
dengan batas cair 47,66 % dan indeks plastis 20,52 % tanah termasuk kedalam
A -7 karena batas plastis 20,52 sehingga PL < 30 %, maka masuk A-7-6. Dari
hasil klasifikasi diatas didapatkan bahwa tanah termasuk kedalam tanah
lempung
1
7.7. Kesimpulan
Dari data-data hasil praktikum didapatkan bahwa tanah uji termasuk kedalam
lempung berdasarkan klasifikasi Unified dan AASHTO.
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN
Kelompok : 4 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 27 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
Mass of soil, W = 60 grSG,G = 2,535K2 = a/wx100 = 1,01 Hydrometer no = 152 HHydr.correction,a = 1,01Meniscus Correction,m = 1,01
1
Elapsed
NOTE : R1 : Hydrometer scale on suspension water R2 : Hydrometer scale on suspension water t : Termometer scale R' : Correction of hydrometer scale L : Effective depth K : Constant P : Persentage in weight
Purbalingga, Desember2013
Menyetujui Asisten
Ridho Nur Hidayanto H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
Sieve noOpening
(mm)
Mass retained
(gr)
Mass passing
(gr)
%finer by mass e/W x 10%
4 4,75 d1= 0 e1= 100 100 e1=W-d1
8 2,36 d2= 0 e2= 100 100 e2=e1-d1
30 0,6 d3= 16,3 e3= 83,7 83,7 e3=e2-d3
100 0,15 d4= 21,6 e4=62,1 62,1 e4=e3-d4
200 0,074 d5= 10,2 e5=51,9 51,9 e5=e4-d5
Ʃ= 48,1
1
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]
PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN
Kelompok : 4 Asisten : Ridho Nur Hidayanto Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 27 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T
Purbalingga, Desember2013
Menyetujui Asisten
Ridho Nur Hidayanto
1
H1F010051
MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
GAMBAR 7. ALAT-ALAT PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN
1
DAFTAR PUSTAKA
Das, B. M. Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik ), Jilid 2.
Jakarta : Erlangga
Noor, A. Adhe. 2010. Panduan Praktkum Mekanika Tanah II. Purwokwerto:
UNSOED