laporan general arrangement [final]

99
RENCANA UMUM KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata kuliah Tugas Gambar Rencana Umum ini. Tidak sedikit kendala yang menghadang penyusun dalam menyelesaikan tugasnya, namun berkat rahmat dan hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Bangunan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya - ITS ini. Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat Ahli Madya pada jurusan Teknik Bangunan Kapal – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Penyusun harus mengakui, laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun sebagai manusia biasa. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang terjadi di dalam penyusunan laporan dan gambar Tugas Rencana Umum ini. Namun penyusun tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun secara pribadi, dan semuanya pada umumnya. D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 1

Upload: muhammad-syahrir-qoim

Post on 10-Aug-2015

698 views

Category:

Documents


112 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata

kuliah Tugas Gambar Rencana Umum ini. Tidak sedikit kendala yang

menghadang penyusun dalam menyelesaikan tugasnya, namun berkat rahmat dan

hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan

salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Bangunan Kapal, Politeknik Perkapalan

Negeri Surabaya - ITS ini.

Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat

Ahli Madya pada jurusan Teknik Bangunan Kapal – Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Penyusun harus mengakui, laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,

semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun

sebagai manusia biasa. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan

dan kesalahan yang terjadi di dalam penyusunan laporan dan gambar Tugas

Rencana Umum ini.

Namun penyusun tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penyusun secara pribadi, dan semuanya pada

umumnya.

Surabaya, 26 Desember 2012

Penyusun

Muhammad Syahrir Qoim Nuddin

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 1

Page 2: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB I

PENDAHULUAN

Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai

perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang

dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin

dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan atas). Disamping

itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan

beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.

Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis

besar dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama

adalah perancangan dan pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah

perancangan dan pemasangan permesinan kapal.

Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan

untuk mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali

dengan perencanaan yang baik pula.

Pengerjaan kelompok pertama meliputi perencanaan bentuk kapal yang

menyangkut kekuatan dan stabilitas kapal. Sedangkan untuk perencanaan

penggerak utama, sistem propulsi, sistem instalasi dan sistem permesinan kapal

merupakan tugas yang berikutnya.

Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu

dijadikan pertimbangan yakni :

Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin

sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.

Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar

mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian

ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat

sedang bongkar muat.

Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang

optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain

dapat ditekan.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 2

Page 3: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan

bahwa semakin lama kapal sandar di pelabuhan bongkar muat semakin

besar biaya untuk keperluan tambat kapal.

Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin

dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang

optimal.

Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan

ini berasal dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang

sudah ada (pembanding).

Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:

1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang

dimuat.

2. Metode dari sistem bongkar muat.

3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type

mesin dan dimensi mesin.

4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki

untuk minyak, ballast, dan pelumas mesin.

5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan

standar akomodasi.

6. Penentuan pembagian sekat melintang.

7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )

8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

BAB II

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 3

Page 4: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

DATA UKURAN UTAMA KAPAL

Data utama kapal :

Nama kapal : MV . HABBIB

Type kapal : GENERAL CARGO

Muatan : Gandum

Kecepatan dinas : 12,5 knot = 6,43 m/s

Daerah pelayaran : Tanjung priuk - Pekanbaru

Radius pelayaran : ± 727 miles

Lama pelayaran : ± 3 hari

Jumlah crew : 21 orang

DWT : 3972,73 ton

Ukuran utama :

Loa : 90,563 m

Lwl : 89,402 m

Lbp : 87,084 m

B : 14,000 m

H : 7,750 m

T : 6,907 m

Vs : 12,5 m

Cb : 0,6904

Menghitung Lama Pelayaran

Lama pelayaran = Rute pelayaran / (Vs x 24)

= 727 / (12,5 x 24)

= 2,42 = 3 hari

Menghitung Volume

V = L x B x T x Cb

= 87,084 x 14 x 6,907 x 0,6904

= 5813,75 m3

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 4

Page 5: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Menghitung Diplacement

∆ = L x B x T x Cb x ρ ρ = 1,025

= 87,084 x 14 x 6,907 x 0,6904 x 1,025

= 5959,1 ton

Dari diplacement dapat diketahui nilai n :

Dari 5000 ton hingga 7500 ton n = 2,5 kisaran / detik

Menghitung permukaan basah (S) :

S = L ( Cb x B + 1,4 x T )

= 87,084 ( 0,6904 x 14 x 1,4 x T )

= 1683,81 m2

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 5

Page 6: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB IIIPERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA

3.1.Menghitung EHP

Metode yang digunakan : Watson

P=5 . Δ2/3 V 3 (33−0. 017 L )15000−110. n .√L kW

Dimana :

P : Daya efektif kapal ( EHP ) dalam kW ( 1 HP = 0,746 kW )

∆ : Diplacement ( ton )

V : Kecepatan ( m/s)

L : Panjang kapal ( m )

n : kisaran per detik

P=5 .(5959 ,1 )2/3(6 , 43)3 (33−0 . 017 L)15000−110.(2 ,50) .√87 ,084 kW

= 1107,56 kW

Jadi, disapatkan EHP = 1107,56 kW

= 1484,66 HP

3.2.Menghitung Wake Friction (w)

Pada perencanaan ini digunakan single screw propeller sehingga nilai

w = 0,5 Cb – 0,05

= 0,2952

3.3.Menghitung Thrust Deduction Factor (t)

Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui

t = k x w nilai k antara 0,7 – 0,9

= 0,8 x 0,2952

= 0,23616

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 6

Page 7: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

3.4.Menghitung Efisiensi Propulsif

a. Efisiensi Relatif Rotatif (ηrr)

Harga ηrr untuk kapal dengan propeller single screw berkisar 1.02 – 1.05.

Pada perencanaan propeller dan tabung poros propeller ini diambil harga

ηrr sebesar 1.04.

b. Efisiensi Propulsi (ηp)

Nilainya antara 40 – 70 % dan di dalam perencanaan ini diambil

60 % = 0,6.

c. Efisiensi Lambung (ηH)

(ηH) = ( 1-t ) / ( 1-w )= 1,083768445 (ηH)

d. Coeficient Propulsif

(Pc) = ηrr x ηp x ηH= 0,6763

3.5.Menghitung Daya dorong (THP)

THP = EHP / ηH= 1484,66 / 1,083768445= 1369,905174 HP

3.6.Menghitung Daya Pada Tabung Poros Buritan Baling-baling (DHP)

Daya pad tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara daya

efektif dengan koefisien propulsif, yaitu :

DHP = EHP / Pc= 1484,66 / 0,6763= 2195,268372 HP

3.7.Menghitung Daya Pada Poros Baling-baling (SHP)

Untuk kapal dengan kamar mesing terletak dibagian belakang akan mengalami

losses sebesar 2 % , sedangkan pada kapal yang kamar mesinnya terletak pada

bagian midship mengalami losses sebesar 3 %. Pada perencanaan ini kamar

mesin terletak pada bagian belakang sehingga mengalami losses atau efisiensi

transmisi poros (ηsηb) sebesar 0,98.

SHP = DHP / Csηb ηsηb = (100-2) % = 0,98

= 2240,069767 HP

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 7

Page 8: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

3.8.Menghitung Daya Penggerak Utama Yang Diperlukan

a. BHPscr

Adanya pengaruh efisiensi roda sistem gigi transmisi (ηG), pada

perencanaan ini memakai sistem roda gigi reduksi tunggal atau single

reduction gears dengan losses 2 % untuk arah maju sehingga ηG = 0,98.

BHPscr = SHP / ηG

= 2240,069767 / 0,98

= 2285,785477 HP

b. BHPmcr

Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk, dimana besarnya

daya BHPscr.

BHPmcr = BHPscr / 0,85

= 2285,785477 / 0,85

= 2689,159385 HP

= 2006,112901 kW

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 8

Page 9: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB IV

PEMILIHAN MESIN INDUK

Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi

BHPmcr dapat kita tentukam spesifikasi motor penggerak utama atau main engine

dari kapal ini.

Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka dalam perencanaan untuk kapal

ini dipilihlah mesin induk sebagai berikut :

Merk : MAN B&W

Cycle : 4 Strokes

Type : L27/38-VBS

Daya maksimum : 2775 HP atau 2040 kW

Jumlah silinder : 6

Bore : 270 mm

Stroke : 380 mm

Engine speed : 800 r/min (Rpm)

Fuel Consumtion (SFOC) : - 182 g/kWh

- 134 g/BHPh

Dimension : Panjang : 3460 mm

Lebar : 3680 mm

Tinggi : 4525 mm

Berat kering : 37 ton

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 9

Page 10: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 10

Page 11: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB V

PERHITUNGAN KONTRUKSI

5.1.Perhitungan Dasar Ganda

Menurut ketentuan BKI 1989 Volume II Bab VIII

Tinggi double bottom (h) tidak boleh kurang dari :

h = 350 + 45B (mm) dimana B = 14,000 m

= 350 + 45(14)

= 980 mm ~ diambil 1000 mm

Untuk kapal tanker, tinggi double bottom minimum adalah B / 15, tapi tidak

boleh kurang dari 1000 mm dan tak boleh melebihi 3000 mm.

Dasar Ganda pada Kamar Mesin

Pada perencanaan ini diambil peninggian konstruksi pondasi motor diatas dasar

ganda pada kamar mesin sebesar 1500 mm dari base line kapal, harga tersebut

berdasarkan pertimbangan kelurusan antara center line boss propeller dengan

center line pada main engine.

5.2.Perencanaan Sekat dan Jarak Gading

a. Jarak Gading (ao)

Jarak gading atau Frame Spacing merupakan jarak antara 2 gading yang

terletak antara Sekat Ceruk Buritan (After Peak Bulkhead) dengan Sekat

Tubrukan (Collision Bulkhead).Jarak tersebut dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

a0 = L / 500 + 0,48 ( m ).......(BKI vol II 1989 sec 9. A 1.1)

= 87,084 / 500 + 0,48

= 0,65 m........(Maksimum)

Harga a0 diambil sebesar 0,60 meter. (Dipilih jarak yang lebih kecil atau

sama dengan jarak maksimum yang telah ditentukan oleh kelas berdasar hasil

perhitungan).

Jarak Gading di Depan Sekat Tubrukan Dan di Belakang Sekat Ceruk Buritan

Menurut BKI vol II section 9 A.1.1.2, jarak antara 2 gading yang terdapat di

belakang Sekat Ceruk Buritan dan di depan Sekat Tubrukan tidak boleh melebihi

600 mm. Dalam perencanaan ini diambil jarak gading sebesar 600 mm.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 11

Page 12: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

b. Perhitungan Sekat Kedap Air

Setiap kapal harus mempunyai sekat - sekat kedap air yang meliputi :

Sekat tubrukan.

Sekat tabung buritan

Sekat kamar mesin.

Berdasarkan ketentuan - ketentuan BKI vol II tentang jumlah sekat minimal

termasuk sekat diatas adalah :

L ≤ 65 m adalah 3 sekat

65 L ≤ 85 m adalah 4 sekat

L > 85 m adalah 4 sekat + 1 ( untuk setiap kelipatan sampai 20 m )

Maka direncanakan pemasangan sekat kedap air untuk tipe kapal cargo

( 87,084 m ) adalah sebagai berikut :

1 buah : Sekat Ceruk Buritan

1 buah : Sekat Tubrukan

1 buah : Sekat depan Kamar Mesin

2 buah : Sekat antar Ruang Muat

Sekat Tubrukan

Menurut peraturan BKI yang tercantum pada buku peraturan konstruksi

lambung , untuk semua kapal barang dengan L≤ 200 m, sekat tubrukan

diletakkan tidak kurang dari 0,05 L dari FP dan tidak boleh lebih dari 0.08 L

dari FP. Syarat minimum letak sekat tubrukan di belakang FP adalah 0,05 L.

0,05 L = 0,05 (87,084 m) dimana L = 87,084 m

= 4,3542 m ~ diambil 4 m

Syarat maximum letak sekat tubrukan di belakang FP adalah 0,08 L.

0,08 L = 0,08 (87,084 m) dimana L = 87,084 m

= 6,9 m ~ diambil 6 m

Sehingga diambil letak sekat tubrukan 6 m di belakang FP atau pada frame no.

136. Sekat Ceruk Buritan sekurang-kurangnya berjarak 3 jarak gading dari

ujung boss propeller atau 5 - 15% Lpp dihitung dari AP. Direncanakan jarak

antara sekat ceruk buritan ke AP adalah :

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 12

Page 13: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Jarak sekat buritan adalah 5 - 15% Lpp dihitung dari AP.

5% Lpp = 0,05 x 87,084

= 4,35 m ~ diambil 4 m

15% Lpp = 0,15 x 87,084

= 13,06 m ~ diambil 13 m

Agar terdapat kecukupan ruang dalam memasang poros antara di buritan kamar

mesin, pada kapal ini diambil jarak 5 m sehingga sekat ceruk buritan terletak di

frame no. 10.

Sekat Kamar Mesin

Jarak sekat kamar mesin diletakkan dengan mempertimbangkan banyak hal

antara lain :

Panjang mesin

Poros

Jarak untuk peletakan peralatan di depan mesin induk

Dalam hal ini panjang kamar mesin diusahakan seminimal mungkin sesuai

dimensi permesinan yang ada agar ruang muat menjadi maksimal. Yang

meggunakan pendekatan 15- 18 fs atau bisa menggunakan pendekatan grafik

SHPmax, jenis mesin yang digunakan, dan volume ruang mesin utama

Pada perencanaan ini panjang kamar mesin diambil sebesar kurang lebih 12 m,

atau gading no. 10 sampai 30.

Sekat Ruang Muat dan Lubang palkah

Perencanaan Lubang Palkah

Panjang lubang palkah ( 0,5 – 0,7 ) x panjang ruang muat. Diambil 0,6

Lebar lubang palkah adalah ± 0,6 x lebar kapal atau sesuai kelipatan

jarak gading atau frame.

Pada kapal ini direncanakan :

Ruang muat I teletak antara frame 100 - 136

Panjang ruang muat = 21,6 m

Panjang lubang palkah = 12,96 m

Lebar lubang palkah = 8,4 m

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 13

Page 14: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Ruang muat II teletak antara frame 66 - 100

Panjang ruang muat = 20,4 m

Panjang lubang palkah = 12,24 m

Lebar lubang palkah = 8,4 m

Ruang muat III teletak antara frame 30 - 66

Panjang ruang muat = 21,6 m

Panjang lubang palkah = 12,96 m

Lebar lubang palkah = 8,4 m

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 14

Page 15: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB VI

SUSUNAN ANAK BUAH KAPAL (ABK)

Penentuan Jumlah ABK dan Tugasnya

Jumlah ABK merupakan fungsi terkait dari pelayanan terhadap system –

system yang berada di dalam kapal. Penentuan jumlah ditentukan oleh pemilik

kapal dan badan – badan terkait dengan pembuatan kapal. Tingkat otomatisasi

sebuah kapal juga akan sangat berpengaruh pada jumlah ABKnya.

Penentuan Jumlah Crew

Penentuan Jumlah Crew kapal dapat menggunakan rumus pendekatan sebagai berikut :

Zc = Cst x [ Cdk (CN/1000)1/16 + Ceng ( BHP/1000)1/3 + Cadet ]

Dimana: Zc = Jumlah crew Cst = Coefficient for steward department (1,2 – 1,33), diambil Cst = 1,2Cdk = Coefficient for deck department (11,5 – 14,5), diambil Cdk = 11,5 Ceng = Coefficient for engine department (8,5 – 11), diambil Ceng = 8,5 BHP = Tenaga mesin (kW)Cadet = Perwira tambahan / tamu CN = (L x B x H) / 1000

= 9,448614

Maka: Zc = Cst x [ Cdk (CN/1000)1/16 + Ceng ( BHP/1000)1/3 + Cadet ]

= 1,2 x [ 11,5 (9,448614)1/16 + 8,5 (2689,159385 /1000)1/3 + 2 ] = 21,80873592 m ~ 21 orang

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 15

Page 16: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Perencanaan jumlah ABK dan pembagian menurut fungsinya:

1. Master Captain ( Nahkoda ) : 1 orang

2. Deck Departement Perwira : 1. Chief Officer ( Mualim I ) : 1 orang 2. Second Officer ( Mualim II ) : 1 orang 3. Third Officer (Mualim III) : 1 orang Bintara :

1. Quarter Master ( Juru Mudi ) : 3 orang 2. Boatswain (Kepala Kelasi) : 1 orang

3. Seaman : 1 orang 3. Engine Departement

Perwira : 1. Chief Engineer ( Kepala Kamar Mesin ) : 1 orang 2. First Engineer : 1 orang 3. Second Engineer : 1 orang Bintara : 1. Electrican : 1 orang2. Mechanic : 2 orang3. Oiler : 1 orang

4. Service Crew Perwira : 1. Chief Cook : 1 orang

Bintara : 1. Assist. Cook : 2 orang 2. Steward : 1 orang 3. Boys : 2 orang +

Jumlah : 21 orang

Deck Departement

Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak seperti

pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian peralatan

keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi, labuh dan sandar,

bongkar – muat dan penanganan muatan dikapal.

Master/Captain

Merupakan kedudukan tertinggi dikapal.menjadi pemberi komando,

mengambil keputusan dan penangung jawab secara umum.

Deck Officer ( 1st , 2nd , 3rd )

Merupakan kedudukan dibawah master.Pada kondisi master tidak aktif

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 16

Page 17: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

(istirahat, sakit dan sebagainya), menjadi pemegang komando dengan

pertanggungjawaban kepada master. Juga melakukan fungsi mengatur

anak buah kapal di departementnya serta melakukan pekerjaan

administrasi di kapal.

Quartermaster

Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan arah

kapal yang ditentukan.

Seaman

Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan perawatan

mesin geladak, penggoperasian peralatan bongkar muat, penanganan

muatan di kapal dan pengoperasian serta perawatan peralatan

keselamatan.

Engineering Departement

Chief Engineer

Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampir setara dengan nahkoda

atau master. Bertanggung jawab penuh atas kamar mesin dan

operasionalnya beserta segala isinya.

Engineer

Mempunyai kedudukan diatas mekanik. Bertanggung jawab terhadap

operasional kamar mesin.

Technician Tugas Sistim Bongkar muat Kapal

Bertugas menangani workshop dan pengoperasian peralatan – peralatan

didalamnya.Sebagai tugas sekundernya adalah memberikan bantuan pada

mekanik untuk pekerjaan – pekerjaan tertentu.

Mechanic

Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan perbaikan

permesinan dikamar mesin dan system penunjangnya. Waktu tugas

normalnya adalah 8 jam.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 17

Page 18: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Service Departement

Chief Cook

Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan/memasak makanan

untuk seluruh anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda

( master ).

Assistent Cook

Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh anak

buah kapal dan menyajikannya ke pantry.

Utility Man / Boys

Melakukan tugas – tugas kerumah tanggaan seperti membersihkan kabin

anak buah kapal, laundry dan setrika.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 18

Page 19: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB VII

PERENCANAAN AKOMODASI

Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980 , hal 113-1260 diperoleh

beberapa persyaratan untuk crew accomodation.

BRT = 0,6 DWT

= 0,6 ( 3972,73 ) = 2383,638 BRT

BRT = L x B x T

3,5

= 87,084 x 14 x 6,097 = 2123,80 BRT

3,5

7.1.Ruang Tidur (Sleeping Room)

þ Ruang tidur harus diletakkan diatas garis air muat di tengah / dibelakang

kapal. Direncanakan ruang tidur :

o Ruangan tidur seluruhnya dibelakang kapal.

o Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat

cahaya matahari.

o Bridge Deck terdapat ruang tidur Captain, chief Engineer dan, Radio

Operator.

o Boat Deck terdapat ruang tidur Chief Officer.

o Poop Deck terdapat ruang tidur Electrician,Second Engineer, Chief

Cook, Quarter Master dan Second Officer.

o Main Deck terdapat ruang tidur, Boatswain, oiler, Steward, Seaman,

fireman, Assistant cook, boys(2 orang).

þ Tidak boleh ada hubungan langsung (opening) didalam ruang tidur dari

ruangmuat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, wc, lamp room, paint

room dan drying room (ruang pengering).

þ Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk

kapal diatas 3000 BRT.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 19

Page 20: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

þ Tinggi ruangan, dalam keadaan bebas minimum 190 cm. Direncanakan

200 cm.

þ Perabot dalam ruang tidur

a. Ruang tidur Kapten :

o Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis

dengan kursi putar, tv, kamar mandi, bathtub, shower,

washbasin, wc.

b. Ruang tidur Perwira :

o Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis

dengan kursi putar, kamar mandi, shower, washbasin, wc.

c. Ruang tidur Bintara :

o Tempat tidur ( single bed dan double bed ), lemari pakaian,

meja tulis dengan kursi putar

d. Ruang tidur spare:

o Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis

dengan kursi putar.

þ Ukuran perabot

a. Tempat tidur

Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm

Direncanakan ukuran tempat tidur :

o Perwira: 200 x 95 cm

o Tingkatan lain : 200 x 80 cm

Syarat untuk tempat tidur bersusun :

o Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.

o Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.

o Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.

Jarak antar deck diambil 240 cm.

b. Lemari pakaian

Direncanakan ukuran lemari pakaian : 60 x 40 x 60 cm.

c. Meja tulis

Direncanakan ukuran meja tulis : 80 x 50 x 80 cm.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 20

Page 21: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

7.2.Ruang Makan (Mess Room)

þ Harus cukup menampung seluruh ABK.

þ Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang

terpisah untuk perwira dan bintara.

Direncanakan 3 ruang makan :

a. Ruang makan di boat deck :

o Kapasitas 4 tempat duduk, 1 meja makan, 1 washbasin,

tv dan kulkas.

b. Ruang makan di Poop deck :

o Kapasitas 5 tempat duduk, 1 meja makan, 1 washbasin, tv

dan kulkas

c. Ruang makan di Main deck :

o Kapasitas 10 orang, 2 meja makan, 2 washbasin, tv dan

kulkas.

7.3.Sanitary Accomodation

þ Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.

þ Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas

sanitary di tempat itu.

þ Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus

disediakan terpisah.

þ Fasilitas sanitary umum minimum:

o 1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.

o 1 wc untuk 8 orang atau kurang.

o 1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.

Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :

a. Di Main Deck :

o 1 shower

o 2 Wc .

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 21

Page 22: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

o 5 Washbasin.

b. Di Poop Deck :

o3 Kamar mandi

o3 Washbasin.

c. Di Boat Deck :

o 1 Kamar mandi dimasing-masing ruang perwira (shower,

washbasin dan wc).

o 1 Washbasin di pantry.

d. Di Bridge Deck :

o 1 Kamar mandi di ruang tidur (bathtub, washbasin dan

wc).

o1 Kamar mandi di masing-masing ruang tidur perwira

(shower, washbasin dan wc).

e. Di Wheel House

o 1 Lavatory (washbasin dan wc).

7.4.Kantor (Ship Office)

þ Direncanakan kantor:

- Letak di Bridge Deck.

- 3 Meja tulis dengan kursi putar untuk Kaptain, Chief Off. dan Chief Eng.

- 2 Lemari buku : 80 x 35 x 100 cm

7.5.Dry Provision and Cold Store Room

A. Dry Provision

þ Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak

memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 22

Page 23: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

B. Cold store

þ Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut

tetap segar dan baik selama pelayaran.

þ Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan :

- Untuk menyimpan daging suhu maximum adalah -22° C.

- Untuk menyimpan sayuran suhu maximum adalah -12° C.

þ Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah (0,8

s/d 1) m2

Untuk 24 orang ABK dibutuhkan luas ruangan antara 19 m2 - 24 m2.

Perinciannya sebagai berikut :

- 1/2 s/d 2/3 luas digunakan untuk cold store

- Sisanya digunakan untuk dry store.

Direncanakan Dry Store dan Cold Store :

- Letak di Main Deck dekat dapur.

- Luas 8,4 m2

- 1/3 ruangan untuk dry store, 2/3 untuk cold store

- Cold store terdiri dari ruang penyimpan daging (-22° C) dan ruang

penyimpan sayur (-12° C).

7.6.Dapur (Galley)

þ Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.

þ Luas lantai 0.5 m2 /ABK

þ Harus dilengkapi dengan exhause fan dan ventilasi untuk menghisap debu

dan asap

þ Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley

dengan sleeping room.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 23

Page 24: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Direncanakan dapur :

- Letak di Main Deck, disamping dry and cold store, disamping ruang

makan bintara.

- Luas 7,8 m2

- Dilengkapi sarana lift ke pantry di Poop deck yang tepat diatas dapur.

7.7.Ruang Navigasi (Navigation Room)

A. Ruang Kemudi (Wheel House)

þ Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan

ke samping tidak terhalang (visibility 3600)

þ Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal. Untuk

mempermudah waktu berlabuh.

þ Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.

B. Ruang Peta (Chart Room)

þ Terletak didalam ruang wheel house.

þ Ukuran ruang peta 2,4 m x 2,4 m.

þ Ukuran meja peta 1,8 m x 11,2 m.

þ Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga

perlu dilengkapi jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya.

C. Ruang radio (Radio Room)

þ Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air

dan gangguan suara.

þ Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.

þ Ruang tidur radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 24

Page 25: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

ditempuh dalam waktu 3 menit.

7.8.Battery Room

þ Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising

akan mengganggu.

þ Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.

þ Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,50 atau kapal

mengalami trim 10 0 .

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 25

Page 26: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB VIII

PERLENGKAPAN NAVIGATION

Sesuai dengan Ship Design and Construction edisi revisi sname Newyork, 1980

tentang perlengkapan lampu navigasi.

Gambar posisi lampu navigasi

Tabel lampu navigasi

8.1.Anchor Light

þ Setiap kapal dengan l > 150 ft pada saat lego jangkar harus

menyalakan anchor light.

þ Warna : Putih.

þ Jumlah : 1 buah.

þ Visibilitas : 3 mil ( minimal )

þ Sudut Sinar : 3600 horisontal.

þ Tinggi : 8 meter.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 26

Page 27: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

þ Letak : Forecastle.

8.2.Lampu Buritan (Stern Light)

þ Warna : Putih.

þ Visibilitas : 2 mil ( minimal )

þ Sudut Sinar : 1350 horisontal

þ Jumlah : 1 buah.

þ Tinggi : 3,5 meter.

þ Letak : Buritan

8.3.Lampu Tiang Agung (Mast Head Light)

þ Warna : Putih.

þ Visibilitas : 6 mil ( minimal )

þ Sudut Sinar : 2250 horisontal

þ Tinggi : 11,5 meter

(di tiang agung depan jadi satu tiang dengan anchor ligth) : 6 meter .

8.4.Lampu Sisi (Side Light)

þ Jumlah : Starboard Side : 1 buah.

Port Side : 1 buah

þ Warna : Starboard Side : Hijau

Port Side : Merah

þ Visibilitas : 2 mil ( minimal )

þ Sudut Sinar : 112,50 horizontal

þ Letak : Navigation deck (pada Fly Wheel House)

8.5.Morse Light

þ Warna : putih.

þ Sudut Sinar : 3600 horisontal

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 27

Page 28: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

þ Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan

radar.

8.6.Tanda Suara

Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan

dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan

panjang lebih dari 12 m harus dilengkapi dengan bel dan peluit.

8.7.Pengukur Kedalaman (Depth Sounder Gear)

Setiap kapal dengan BRT diatas 500 gross ton dan melakukan pelayaran

internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di

anjungan atau di ruang peta.

8.8.Compass

Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro

compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak

di wheel house.

8.9.Radio Direction Finder dan Radar

Setiap kpal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan

direction finder dan radar yang masing-masing terletak diruang peta dan wheel

house. Fungsi utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan

posisi kapal sedangkan radar berfungsi untuk menghindari tubrukan

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 28

Page 29: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB IX

PERENCANAAN TANGGA, PINTU DAN JENDELA

9.1.Perencanaan Pintu

A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )

þ Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan

cuaca bebas.

þ Tinggi : 1800 mm

þ Lebar : 800 mm

þ Tinggi ambang : 300 mm

B. Pintu Dalam

þ Tinggi : 1800 mm

þ Lebar : 750 mm

þ Tinggi ambang : 200 mm

C. Ship Non Water Tight Steel Door

þ Digunakan untuk pintu gudang-gudang.

D. Ship Cabin Steel Hollow Door

þ Digunakan untuk pintu-pintu ruangan didalam bangunan atas.

8.2.Ukuran Jendela

þ Jendela bundar dan tidak dapat dibuka, 600 mm

þ Jendela empat persegi panjang

- 1. Panjang : 600 mm Lebar : 400 mm

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 29

Page 30: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

- 2. Panjang : 500 mm Lebar : 350 mm

þ Untuk wheel house

Berdasarkan simposium on the design of ship budges

- Semua jendela bagian depan boleh membentuk sudut 150.

- Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter diatas deck

- Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm

9.3.Ladder / Tangga

A. Accomodation ladder

Accomodation ladder diletakkan menghadap kebelakang kapal.

Sedang untuk menyimpannya diletakkan diatas main deck (diletakkan segaris

dengan railing/miring). Sudut kemiringan diambil 450

Dengan melihat pada tabel Hidrostatik didapatkan nilai T dengan melalui

LWT. Pada kapal ini didapatkan hasil :

LWT = Disp. - DWT

= 5959,1 – 3972,73

= 1986,37 ton

Dari tabel Hidrostatik, LWT = 1986,37 didapatkan T (kapal kosong) sebesar

2,13 m.

a = (H + 2,4) – Te → Te = sarat kapal kosong

= (7,750 + 2,4 ) – 2,13

= 8,02 m

Panjang tangga = a/sin 45

= 11,34 m

þ Dimensi Tangga Akomodasi :

- Width of ladder : 800 mm

- Height of handrail : 1000 mm

- The handrail : 1500 mm

- Step space : 300 mm

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 30

Page 31: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Accomodation ladder side view

Accomodation ladder side view view

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 31

Page 32: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Accomodation ladder top view

Accomodation ladder looking after

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 32

Page 33: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Keterangan gambar-gambar diatas

B. Steel Deck Ladder

Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya. Pada

kapal ini menggunakan deck ladder type A.

- Nominal size = 700 mm

- Lebar = 700 mm

- Sudut kemiringan = 450

- Interval of treads = 200 s/d 300 mm

- Step space = 400 mm

C. Ship Steel Vertical Ladders

Digunakan untuk tangga yang menuju ke cargo hold dari main deck. Type

A19 .

- Lebar tangga = 400 mm

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 33

Page 34: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

- Interval treads = 300 s/d 340 mm

- Jarak dari dinding = 150 mm

BAB X

PERHITUNGAN TANGKI – TANGKI DAN RUANG MUAT

10.1 Perhitungan Consumable Weight

Perhitungan DWT

1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)

2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wfb)

3. Berat minyak Pelumas (Wlo)

4.Berat Air Tawar (Wfw)

5. Berat Bahan Makanan (Wp )

6. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 34

Page 35: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

7. Berat Cadangan (Wr )

8. Berat Muatan Bersih (Wpc)

1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)

Wfo = BHPme x Cfo x S/Vs.106 x (1,3 s/d 1,5)

Parameter yang diperlukan :

BHPme = 2689,15 HP atau 2040 kW

Cfo = specific konsumsi bahan bakar mesin induk = 179 gr/Kw hour

S = radius pelayaran = 727 miles

Vs = 12,5 Knot

Wfo = 2040 x 179 x (727/12,5) x 10-6 x 1.5 = 31,85 ton

Menentukan volume bahan bakar mesin induk

Vfo = Wfo / r dimana Wfo = 31,23 ton = 31,85 / 0,95 r = 0,95 ton/m3

= 33,53 m3

Volume Bahan Bakar Mesin Induk terdapat penambahan dikarenakan

1. Double Bottom = 2 %

2. Exspansi karena panas = 2 %

= 4 %

Jadi Volume = 33,53 + (4% x 33,53)

= 34,8745 m3

2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu ( Wfo)

(menurut Herald Poells hal 19)

Wfb = (0,1 s/d 0,2) Wfo

= 0,15 x 31,85

= 4,77 ton

Menentukan volume bahan bakar mesin bantu (Vb)

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 35

Page 36: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Vfb = Wfb / r diesel dimana r diesel = 0,95 ton/m3

= 4,77 / 0,95

= 5,0289 m3

3. Berat Minyak Pelumas (Wlo)

(menurut Herald Poells hal 19)

Wlo = BHPme x blo x S/Vs x 10-6 x (1,3 s.d 1,5) blo = 1,2 - 1,6

=2040 x 1.6 x 727/(12,5 x 10-6) x 1,5

= 0.28 ton

Menentukan volume lubricating oil

V = Wlo / r dimana Wlo = 0.28 ton

= 0.28/0,9 ro = 0.9 ton/m3

V = 0.31m3

4. Berat Air Tawar (Wfw)

Perhitunhan umum :

Jumlah awak kapal = 21 orang

Radius pelayaran = 727 mil laut

Kecepatan dinas kapal = 12,5 knots

Lama pelayaran = 2,42 hari = 3 hari

Untuk penghitungan consumable berdasarkan buku Lectures On Ship Design &

Ship Theory, Pp13

Kebutuhan pelayaran untuk makan dan minum

Kebutuhan air untuk makan dan minum satu hari antara 10 – 20 Kg/orang

hari. Diambil 20 Kg/orang hari.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 36

Page 37: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Untuk minum = (10 s/d 20) kg/ orang hari

= [20 x Jumlah ABK x S]/(24 x Vs x 1000 )

= 20 x 2 1 x 727

24 x 12,5 x 1000

= 1,02 ton

Untuk cuci = (80 s/d 200) Kg/orang hari

= 200 x 2 1 x 72 7

24 x 12,5 x 1000

= 10,078 ton

Untuk mandi = (50 s/d 100) Kg/orang hari

= 1 00 x 2 1 x 72 7

24 x 12,5 x 1000

= 5,09 ton

Untuk Pendingin mesin = (2 s/d 5) kg x BHP / 1000

= [5 x 2753,63134] / 1000

= 13,77 ton

Berat total air tawar = ∑ abcd

= 30,058 ton

Vol total air tawar = 30.058 m3 ρ = 1 ton / m3

5. Berat Bahan Makanan

Wp = 5 kg/orang hari

= [5 x Jumlah ABK x S]/(24 x Vs x 1000 )

= 20 x 2 1 x 727

24 x 12,5 x 1000

= 0,25 ton

6. Berat Crew dan Barang Bawaan

Kebutuhan :

Diasumsikan berat crew dan barang bawaannya = 100 kg/orang

Wcp = 100 x 21 /1000

= 2,1 ton

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 37

Page 38: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

7. Berat Cadangan (Wr)

Terdiri dari peralatan di gudang , antara lain :

- cat

- peralatan reparasi kecil yang dapat diatasi oleh ABK.

- peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran.

Maka

Wr = (0.5 s/d 1.5 ) % x Disp

= 1.5 % x 5959,1

= 89,39 ton

8. Berat Muatan bersih (Wpc)

Wpc diperoleh dari :DWT – berat keseluruhanLwt dengan perhitungan kasar = 1/3 x disp

= 1/3 x 5959,1= 1986,37 ton

Dwt diperoleh dari : [disp – Lwt perhitungan kasar]Maka :Dwt = disp – Lwt

= 5959,1 – 1986,37= 3972,73 ton

Berat keseluruhan yang direncanakan :Dwt – Wpc = ∑ 1–7

= 157,988 tonWpc = Dwt – berat keseluruhan

= 3972,73 – 157,988= 3814,742 ton

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 38

Page 39: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB XI

PERLENGKAPAN KAPAL

11.1 Perhitungan alat bongkar muat

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 39

Page 40: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

A. Tiang Agung (Mast)

Jarak jangkauan Derrick

S = 0.5 (0.5 x B)+3

Sin 60°

= 0.5 (0.5 x 14) +3

Sin 60°

= 7,506 m

Beban pada derrick boom direncanakan 5 ton = 50 kN

W = 0.1 x S x P

= 0.1 x 7,506 x 5000

= 3753

Rencana diameter mast

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 40

Page 41: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

diameter dalam (d) = 20 cm.

Diameter luar (D) = 30 cm

W = (D4 – d4) x 3.14 / 32 x D

= 2126,042 cm3

W perencanaan harus lebih besar dari W perhitungan

Diameter mast boleh dikurangi berangsur-angsur keatas dengan catatan tidak

boleh lebih dari 0.5 terhadap diameter di geladak.

Volume Ruang Muat Efektif = 2229,02 m3

Panjang ruang muat = 21,6 meter

Berat Jenis Muatan = 680 gr/liter [Gandum] Waktu bongkar muat = (10-12) JAM ( DIAMBIL 10 JAM)

Siklus Perjam 216 ton / jam

1 siklus = 2 menit

Kapasitas 1 kali angkat = 216/60m

= 216/30m = 7,2 ton

B. DERRICK BOOM.

Winch Power (Pe)

Pe = W x V dimana

75 x 60 Pe = effective power

= 5000 x 30 . W = Rated load = 5000 kg

75 x 60 V = Rated hoisting speed

Pe = 33,333 HP = 30 m/min

Input of motor power (Ip)

Ip= f x Pe dimana f = 1,05 s/d 1.1

= 1,1 x 33,333

= 36,6663 HP

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 41

Page 42: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

11.2 Perlengkapan Keselamatan

Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran yang

sesuai yang ada.

Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi 3, yaitu :

A. Freefall Lifeboat

Persyaratan sekoci/freefall penolong:

- Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat

duduk.

- Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat

kecelakaan.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 42

Page 43: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

- Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air

ketika dimuati ABK beserta perlengkapannya.

- Stabilitas dan lambung timbul yang baik.

- Mampu diturunkan ke dalam air meskipun kapal dalam kondisi miring

15o.

- Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.

- Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio kounikasi.

Digunakan model Freefall degan ukuran :

- Merek : Noreq tipe LBF 580 C

- Length : 5,8 m

- Breadth : 2,55 m

- Registered height : 3.1 m

- Persons : 28

- Weigth without persons : 3453 kg

Gambar rencana umum sekoci Noreq Tipe LBF 580 C

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 43

Page 44: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Gambar davit dan sekoci luncur

B. Perlengkapan Apung (Bouyant Apparatus)

B.1 Pelampung Penolong ( Life Buoy )

þ Persyaratan pelampung penolong :

- Dibuat dari bahan yang ringan (gabus dan bahan semacam plastik)

- Berbentuk lingkaran atau tapal kuda

- Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam dengan beban

sekurang-kurangnya 14,5 kg besi

- Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan diberi tali

pegangan, keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala

secara otomatis serta ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah

terlihat dan dijangkau

- Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 - 122 m minimal 12

buah

B.2. Rompi Penolong (Life Jacket)

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 44

Page 45: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

þ Persyaratan baju penolong :

- Mampu mengapung selama 24 jam dengan beban 7,5 kg besi

- Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan

minyak serta dilengkapi dengan peluit.

C. Tanda Bahaya Dengan Signal atau Radio

Bila dengan signal dapat berupa cahaya, misal lampu menyala, asap, roket,

lampu sorot, kaca dsb.

Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto

amateur rescue signal transmiter dsb.

D. Alat Pemadam Kebakaran

Karena jenis muatan kapal adalah minyak, maka dalam kapal ini terdapat

alat pemadam kebakaran berupa :

- Foam ( busa )

-CO2

- Air laut

- Serbuk (powder)

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan air laut

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 45

Page 46: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan CO2

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan busa (foam)

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan powder (serbuk)

E. Tutup Palka

E .1. Hatch cover jenis single pull

Jenis hatch cover yang paling umum ditemui ialah jenis single pull.

Bagian penutup palka ini terdiri dari sejumlah panel panel melintang yang

terentang sepanjang hatch way dan dihubungkan oleh rantai. Pada posisi

menutup, panel panel tersebut terletak secara beraturan pada hatch coaming.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 46

Page 47: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Untuk membuka cover single pull, securing cleats pertamanya dilepas.

Dan masing masing panel dinaikkan ke rodanya dengan bantuan portable jack,

dan roda eccentric (eccentric wheel) berputar 180o. Atau, dapat menggunakan

hydraulic lifting gear. Pada kondisi ini semua panel penutup bergerak bebas baik

ke depan ataupun ke belakang dikarenakan adanya roda eccentric. Pergerakan

dari panel dilakukan dengan bantuan tali/rantai. Winch ditempatkan dibagian

tengah panel utama. Rantai tersebutmemungkinkan adanya penarikan antar panel.

Pada saat panel mencapai bagian belakang dari hatch way maka berat dari

panel tersebut ditopang oleh ballancing roller,yang terletak dibagian tengah atas

dari panel. Roda ballancing inilah yang akan memutar panel 90o ketika panel

telah mencapai sisi penopang demikian seterusnya untuk panel berikutnya.

Sewaktu hatch telah terbuka seluruhnya, maka semua panel akan bersandar

vertikal pada ruang stowage (stowage space). Panel tersebut diikat dengan

bantuan rantai dan kait.

Untuk melepaskan single pull cover, rantai pengikat dilepaskan dan tali

penarik disiapkan, selama pengoperasian tersebut harus dipastikan panel terletak

pada lajurnya seperti ketika akan membuka. Ketika panel pertama meninggalkan

stowage position, panel akan berputar 90o sehingga akan merebah pada coaming.

Panel tersebut kemudian bergerak diatas hatch way dengan roda penopang

(eccentric wheel) dengan bantuan rantai maka memungkinkan panel yang

dibelakangnya bergerak hingga semua panel telah merebah dan menutupi hatch

coaming.

E.2 Konstruksi

Masing masing panel dari jenis penutup palka single cover biasanya

dirancang dari bahan mild steel plate. Stowage space untuk menempatkan panel

harus diberikan pada sisi dari hatch way.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 47

Page 48: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Dikarenakan panel biasanya membuka secara vertikal, panjang ruangan

pelipatan panel untuk suatu panel hatch cover bagian depan atau belakang

dinyatakan sebagai :

Stowage length : ((0,05 x S x N) + (0.37 x L))

Dimana :

S : Panjang Bagian melintang dari panel (umulmnya dinyatakan dengan lebar

dari panel.

N : Jumlah Panel yang direncanakan.

L : Panjang Panel (m) 11.3. Penentuan Jangkar, Rantai Jangkar dan Tali

Tambat.

Untuk penentuan harga N dipilih dalam batasan 2 -11 buah. Akan tetapi

biasanya dipilih antara 5-6 buah panel.

Celah antara kurang lebih 0,5 m harus diberikan untuk dapat digunakan sebagai

ruangan untuk lalu lalang crew.

E.3. Tinggi Ruang Stowage

Pada penutup palka jenis single pull terkadang penutup tersebut dilipat

dengan menggunakan winch yang berada di platform. Adanya crane serta winch

inilah yang menyebabkan terbatasnya ketinggian dari ruangan peletakan hatch

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 48

Page 49: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

cover. Ketinggianini diperkirakan setinggi panjang panel (L) ditambah dengan

clearence margin antara 300-500 mm.

Tinggi Coaming berhubungan dengan panjang panel. Panel dengan

lipatan yang sedikit akan menghasilkan ketinggian panel saat ditegakkan menjadi

cukup tinggi, terlebih bila panel tersebut didudukkan pada panel coaming. Secara

prinsip tinggi dari coaming kurang lebih sebesar 2L.

Biasanya harga tersebut lebih besar daripada tinggi coaming pada

umumnya yaitu sekitar 450–600 mm (mengacu pada ILLC; International Load

Line Convension 1966). Masing masing panel dari jenis penutup palka single

cover biasanya dirancang dari bahan mild steel plate. Stowage space untuk

menempatkan panel harus diberikan pada sisi dari hatch way.

Coaming frame yang tinggi memungkinkan penggunan panel yang

sedikit. Sehingga terjadi penurunan jumlah cross join. Sebaliknya dalam

beberapa kasus di kapal dapat saja ditemui tinggi dari coaming frame yang

rendah, lebih rendah dari ketentuan standar. Pengaturan yang tidak lazim ini akan

menghasilkan panel panel yang relatif pendek, sehingga konsekwensinya ruangan

peletakan akan menjadi panjang.

E.4. Lebar Dari Ruang Stowage

Ruang penempatan Hatch panel yang telah ditarik dibuat lebih lebar

antara 0,5 hinggga 0,75 m.dari pada lebar hatch panel .

E.5. Variasi Variasi dari peletakan hatch cover

Beberapa modifikasi dari penataan hatch cover. Umumnya

pertimbangan dasar penataan yang berbeda ialah dikarenakan faktor keterbatasan

ruang penempatan serta kondisi konstruksi yang tidak memuingkinkan. Salah

satu konfigurasi ialah penataan hatch cover Konfigurasi ini digunakan pada

kapal bilamana ruangan stowage terbatas.

Jenis konfigurasi yang ada saat ini diantaranya :

1. Konfigurasi tipe M (M Type Configuration)

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 49

Page 50: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Konfigurasi type M ini memiliki kelebihan yaitu ukuran ketinggian Stowage

height tidak terlalu tinggi dibanging dengan stowage height panel yang disusun

secara vertikal.

Dengan membuat coaming frame pada bagian belakang mengalami

penurunan, maka panel panel tersebut akan tersusun secara miring sehingga

mengurangi ketinggian dari stowage height. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di

gambar :

Gambar 2. Jenis Single Pull Type M

Jenis Single Pull Type M mengalami penurunan pada bingkai swowednya. Hal ini

menyebabkan panel dapat disusun lebih rendah (stowed height) lebih rendah..

Dampak dari jenis penarikan ini ialah penurunan ukuran ruangan penarikan.

2. Konfigurasi type Piggy Back.

Jenis konfigurasi ini biasanya digunakan pada bulk carier. Pertimbangan

penggunalan type hatch cover ini berdasarkan akan ketersediaan ruangan pada

geladak yang tidak dimungkinkannya untuk melakukan pergeseran pada sisi kapal

atau pergeseran kearah longitudinal kapal (side rolling atau end rolling).

Sistim ini biasanya terdiri dari dua panel dengan satu panel sebagai panel

yang nantinya akan dinaikkan lebih tinggi sehingga panel berikutnya dapat masuk

dan “menggendong” panel yang terangkat tersebut. Panel yang menggendong

tersebut dapat bergerak maju atau mundur dengan bantuan roda keci (roll)

sehingga memungkinkan panel beserta gendongannya dapat berpindah sepanjang

jalur hatch way sesuai dengan keinginan.

Sistim ini dapat pula digunakan pada pasangan atau dua buah panel dalam

satu lokasi penutup ruang muat (hatch cover). Jika jumlah dari panel tersebut

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 50

Page 51: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

lebih dari dua, maka disebut dengan “stacking” dan diperlukan pengangkat yang

lebih tinggi.

Cara kerja dari type piggy Back ini ialah setelah penutup dibuka dengan

suatu kunci, panel yang akan digendong diangkat lalu Panel penggendong yang

memilikiroller ditempatkan pada tracknya. Kedua jenis panel tersebut diangkat

dengan bantuan silinder hidraulik. Untuk pengangkatan yang tinggi digunakan

double action cylinders.Sedang untuk pengangkatan yang lebih rendah digunakan

single action cylinders. Suatu motor listrik sebagai penggerak rantai (chain drive

motor) yang mana natinya digunakan sebagai penggerak panel ditempatkan pada

panel yang bergerak (panel penggendong) yang mana akan menghampiri panel

yang telah terangkat. Setelah beradapada posisi yang tepat, panel yang terangkat

tersebut diturunkan ke panel penggendong. Pergerakan atau pemindahan posisi

panel baik itu ke depan atau ke belakang ambang palka (hatch coaming) dilakukan

dengan bantuan chain drive motor. Dengan menggunakan sistim ini maka luasan

bukaan palka dapat terbuka sekitar 50%.

A. Penentuan Jangkar

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 51

Page 52: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Gambar tipe jangkar

Dari peraturan BKI 1989 ditentukan :

Z = D2/3 + 2hB + A/10

Dimana : D = displacement kapal

= 5959,1 ton

B = Lebar kapal

= 14 m

fb = H – T dimana : H = 7, 75 m

= 7,75 – 6,907 T = 6,907 m

= 0,843 m

åh= 2,3 x 6,907 = 15,8861 m

h = fb + å h

= 0,843 + 15,8861 m

= 16,7291 m

A = Luas penampang membujur dari bangunan atas diatas sarat air pada

centre line ( m2 )

= 206,78 m²

maka :

Z = D2/3 + 2hB + A/10

Z = 5959,12/3 + 2 x 16,7291 x 14 + 206,78 x 0,1

= 817,7833

Pada tabel 18.2 vol II, BKI 2001 terletak pada nomer register 1 2 1 Z = 780 – 840

Sehingga dapat diperoleh :

- Jumlah jangkar = 3 buah (ditambah stream anchor =1)

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 52

Page 53: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

- Berat Jangkar = 2460 kg

- Panjang total = 467,5 m

- Diameter

a. d1 = 50 mm

b. d2 = 44 mm

c. d3 = 38 mm

- Tali tarik

a. panjang = 190 m

b. beban putus = 480 kN

- Tali tambat

a. Jumlah = 4 buah

b. Panjang = 170 m

c. beban putus = 185 kN

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 53

Page 54: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Kemudian dari data dapat dianbil ukuran-ukuran yang ada pada jangkar yaitu

sebagai berikut :

Berat jangkar diambil 2 460 kg

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 54

Page 55: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

a = 231 mm ( Basic Dimension )

b = 0,779 x a = 179,949 mm

c = 1,05 x a = 242,55 mm

d = 0,412 x a = 95,172 mm

e = 0,857 x a = 197,967 mm

f = 9,616 x a = 2221,296 mm

g = 4,803 x a = 1109,493 mm

h = 1,1 x a = 254,1 mm

i = 2,401 x a = 554,631 mm

j = 3,412 x a = 788,172 mm

k = 1,323 x a = 305,613 mm

Dari Practical Ship Building direncanakan menggunakan jangkar type Hall

Ancor.

Komposisi dan konstruksi dari rantai jangkar meliputi :

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 55

Page 56: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

1. Ordinary link

a : 6,00 d = 264 mm

b : 3,60 d = 158 mm

c : 1,00 d = 44 mm

2. Large link

a : 6,50 d = 286 mm

b : 4,00 d = 176 mm

c : 1,10 d = 48 mm

3. End link

a : 6,75 d = 297 mm

b : 4,00 d = 176 mm

c : 1,20 d = 53 mm

4. Connecting Shackle

a : 7,10 d = 312 mm

c : 4,00 d = 176 mm

d : 1,3 d = 57 mm

e : 0,8 d = 35 mm

5. Anchor Kenter Shackle

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 56

Page 57: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

a : 8,00 d = 336 mm

b : 5,95 d = 249,9 mm

c : 1,75 d = 73,5 mm

6. Swivel

a : 9,70 d = 407,4 mm

b : 2,80 d = 117,6 mm

c : 1,20 d = 50,4 mm

d : 2,90 d = 121,8 mm

e : 3,40 d = 142,8 mm

f : 1,75 d = 73,5 mm

7. Kenter Shackle

a : 6,00 d = 252 mm

b : 4,20 d = 176,4 mm

c: 1,52 d = 63,84 mm

C. TALI TAMBAT

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 57

Page 58: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Bahan yang dipakai untuk tali tambat terbuat dari nilon. Adapun ukuran-

ukuran yang dipakai berdasarkan data-data dari BKI 1989 melalui angka

penunjuk Z didapatkan:

- Jumlah tali tambat = 4 buah

- Panjang tali tambat = 170 m

- Beban putus = 185 kN

Keuntungan dari tali nylon untuk tambat :

- Tidak rusak oleh air dan sedikit menyerap air

- Ringan dan dapat mengapung di air.

11.4 Penentuan Bolard, Fairlard, Hawse Pipe dan Chain Locker

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 58

Page 59: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

A. Penentuan Bollard

Dari Partical Ship Building dipilih type vertical bollard dan

didapatkan ketentuan

Ukuran sebagai berikut :

- Ukuran Bollard adalah : Dimensi Bolt :

D = 300 mm a = 900 mm r1 = 45 mm

L = 1450 mm b = 370 mm r2 = 105 mm

B = 430 mm c = 55 mm

H = 530 mm w1 = 35 mm

Berat Bollard = 513 kg e = 60 mm

Jumlah baut = 8 buah f = 115 mm

Diameter bolt = 1 1/8 inch w2 = 45 mm

B. Penentuan Fairlaid

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 59

Page 60: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Fairlaid berfungsi untuk mengarahkan dan memperlancar tali tambat. Type ini tergantung dari jumlah roller yang digunakan yaitu antara 1-4. Ukuran tergantung dari diameter roller itu sendiri tergantung dari hawses yang dipakai. Dari Practical Shpibuilding dan didapatkan ukuran roller sebagai berikut :

Dim. Roller = 150 mm

Breaking Strees hawses = 29 Ton

Dim. Bollard = 225-250 mm

Dim. Fastering bolt = 22 mm

Length = 1040 mm

Breadth = 280 mm

Weight design 1 = 140 mm

Weight design 2 = 170 mm

C. Hawse Pipe

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 60

Page 61: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Berdasarkan Practical Ship Building yang penentuannya tergantung

dari ukuran dan diameter rantai jangkar maka dipilih bahan hawse pipe dari

besi tuang.

Untuk diameter rantai jangkar 44 mm

Bagian :

A = 9,0 d = 378 mm

B = 0,6 d = 25,2 mm

C = 0,7 d = 29,4 mm

D = 3,5 d = 147 mm

E = 5,0 d = 210 mm

F = 1,4 d = 58,8 mm

G = 4,7 d = 197,4 mm

H = 3,7 d = 155,4 mm

D.Penentuan Chain Locker

Volume chain locker dihitung berdasarkan dari panjang dan

diameter rantai jangkar. Dalam perencenaannya ditambah volume cadangan

kurang lebih 20 % . Pada chain locker diberi dekat pemisah antara kotak

sebelah kanan dan kotak sebelah kiri. Diketahui 15 fathom = 25 meter.

Volume chain Locker :

Sm : L / 100 x D

D : Diameter rantai jangkar dalam inchi

: 44/25,4

: 1,73 inchi

L : Panjang rantai jangkar dalam fathom

467,5 m = 274,5 fathom

maka Sm = (274,5 /100) x (1,73)2

= 8,2155105 m3

Perencanaan ditambah volume cadangan ±20%, maka

Vd = 8,2155105 + ( 20% x 8,2155105)

= 9,8586126 m3

direncanakan Panjang = 2,4 m

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 61

Page 62: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Lebar = 1.75 m

Tinggi = 4,8 m

Dilengkapi dengan tempat pengikat ujung rantai yang mudah di lepas dari luar

bak.

11.5 Penentuan Tenaga Windlass, Capstan dan Steering Gear

Menurut BKI vol II 2006 BAB 14

A. Penentuan Tenaga Windlass

Perhitungan ini berdasarkan pada Practical Ship Building.

Gaya tarik cable lifter untuk menarik 2 jangkar adalah :

Tcl = 2,35 ( Ga + Pa x La ) kg

Dimana :

Ga = Berat jangkar (Kg)

= 2460 kg

Tcl = 2,35 {2460 + (57,5 x 50)} Pa = Berat tiap rantai jangkar

= 6756,25 kg = 0,023 x d2

= 0,023 x (50)2

= 57,5 kg/m

La = Panjang rantai jangkar

yang menggantung

= Direncanakan 50 m

Diameter Cable Lift:

Dcl = 0,013 d (m)

= 0,013 x 50

= 0,65 m

Torsi pada Cable Lifter

τ cl = Tcl x Dcl Dimana : τ cl = 0,90 s/d 0,92

2 x τ cl Diambil = 0,91

= 6756,25 x 0,6 5

2 x 0,91

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 62

Page 63: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

= 2412,946 kg m

Torsi pada poros motor Windlass

τ w=

τ clIa∗ηa

Dimana :

τ a = effectivity total

τ w =

2412,946 140 , 66 x0 . 811 = 0,722 s/d 0,85

= 21,152 rpm = Diambil 0,811

Ia = Nm / Ncl

= 844/6 = 140,66

Nm = 523 rpm s/d 1165 rpm

= Diambil 844 rpm

Ncl = 60 x Va Va = 0,2 m/s

0,04 x d

d = 50 m

=

60 x0 . 20 .04 x50

= 6 kgm

Daya effective Windlass

Pe =

τ wxNm716 .2

=

21,152 x844716 , 2

= 24,93 Hp

Dari data atas dapat diperoleh data sebagai berikut:

Type Windlaas : ANKONA

Pulling force : 68 kg

Speed : 9 m / min

Daya motor : 20 Hp

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 63

Page 64: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Berat : 5100 kg

B. Capstan

Gaya pada Capstan Barrel

Twb = Pbr / 8 Dimana : Pbr = Tegangan putus dari wire roop

= 1850 / 8 = 1850 kg

= 2312,5 kg

Momen pada poros Capstan Barrel

Mr = Twb x Dwb Dimana : Dwb = 0,4 m

2 x Ia x ha Ia = 140,66

ha = 0,8

Mr = 2312,5 x 0,4

2 x 140,66 x 0,8

= 4,11 kgm

Dari Practical Ship Building III b1 (hal 204 - 205), diperoleh data sebagai

berikut:

Type Capstan : Type A

Pulling force : 3000 kg

Daya : 16 Hp

Berat : 2000 kg

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 64

Page 65: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

C. Steering Gear

Luas daun kemudi

A = C1*C2*C3*C4 *(1,75*L*T)/100

= 0,9*1*1*1*(1,75 *87,084*14)/100

= 9,473455 m2

Luas ballansir

A' = 23% x A

= 23% x 9,473455 = 2,1788 m2

Untuk baling-baling tunggal dengan

kemudi ballansir

λ = 1,8

λ = h / b Dimana : h = Tinggi kemudi

b = Lebar kemudi

h = λ x b

= 1,8 x b

A = h x b

= 1,8 x b2

b 2 = A/1,8

b = 2,2941 m

Maka : h = 1,8 x 2,2941

= 4,1294 m

b' = A'/h = 0,5274 m

Gaya pada kemudi

CR = 132*A*V^2*K1*K2*K3*Kt

CR = 132*9,24*6,43^2*1,267*1,1*1*1

= 72037,61 N

= 70,28059 kN

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 65

Page 66: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

Moment puntir kemudi (Mp)

QR = CR*r Nm Dimana :

CR= 72037,61 N

kb = 0,1xc r = c(α-kb)m

= 0,1x2,26598 = 2,26598(0,33-0,226598)

= 0,226598 = 0,234307 m

Maka:

QR = CR*r Nm

= 72037,61*0,234307

= 16878,91 Nm

= 16,46723 kNm

Diameter tongkat kemudi

Dt= 4.2(Qr*Kr)1/3

Dimana :

Kr = (235/441)^0,75

= 1,603349

Kr= Faktor Material

dipakai bahan St-45 (ReH=441 N/mm2)

Maka:

Dt= 4.2(Qr*Kr)1/3

= 126,0547 mm

Daya pada tongkat kemudi

Nrs = (Qr x 2 α п)/ t x 180 x 75

= 9,160453 HP

Daya Mesin Kemudi

Nsg= Nrs / Efisiensi mesin kemudi

= 45,80227 HP

Efisiensi mesin kemudi (0,1-0,35)

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 66

Page 67: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BAB XII

PENENTUAN VOLUME RUANG MUAT

Ruang muat pada kapal ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu; ruang muat

bagian portside dan bagian side board, hal ini dikarenakan adanya sekat

memanjang kapal.

A. Volume Ruang Muat I

Ruang muat I ( bagian side board dan bagian portside )

terletak antara fr 100 - fr 136.

Panjang ruang muat adalah 21,6 m

RUANG MUAT 1NO FRAME

JARAK 1/2 LEBAR      WL 1 WL 4 WL 7,75 A F1 A X F1

1 4 1      

1006,65

96,65

96,87

527,50

06,99

96,99

927,37

0 1 27,370

1046,47

96,47

96,79

427,17

56,99

76,99

727,03

3 4 108,131

1086,23

76,23

76,64

426,57

66,99

06,99

026,46

8 2 52,937

1125,92

75,92

76,42

625,70

46,97

26,97

225,67

1 4 102,685

1165,53

25,53

26,10

924,43

76,92

36,92

324,53

4 2 49,068

1205,02

55,02

55,65

822,63

26,79

96,79

922,91

3 4 91,652

1244,33

44,33

45,03

820,15

16,55

46,55

420,64

0 2 41,281

1283,52

93,52

94,25

917,03

75,97

55,97

517,65

0 4 70,601

1322,63

52,63

53,35

713,42

65,32

55,32

514,22

1 2 28,442

1361,70

31,70

32,34

6 9,3824,53

44,53

410,38

7 4 41,548TOTAL 613,714

VRM = 1/3 x h x S1

= 1/3 x 4,3542 x 613,714

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 67

Page 68: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

= 1781,48824 m3

B. Volume Ruang Muat II

Ruang muat II terletak antara fr 66 – fr 100.

Panjang ruang muat adalah 20,4 m

RUANG MUAT 2NO

FRAME

JARAK 1/2 LEBAR      WL 1 WL 4 WL 7,75 A F1 A X F1

1 4 1      

706,83

2 6,8326,99

927,99

46,99

9 6,99927,81

4 4111,25

5

746,86

5 6,8656,99

927,99

46,99

9 6,99927,83

6 2 55,672

786,88

8 6,8886,99

927,99

46,99

9 6,99927,85

2 4111,40

6

826,90

1 6,9016,99

927,99

46,99

9 6,99927,86

0 2 55,720

866,90

1 6,9016,99

927,99

46,99

9 6,99927,86

0 4111,44

0

906,87

9 6,8796,98

827,95

36,99

9 6,99927,81

8 2 55,636

946,82

8 6,8286,96

427,85

67,00

0 7,00027,72

0 4110,88

0

986,73

2 6,7326,91

427,65

77,00

0 7,00027,52

4 2 55,048

1006,65

9 6,6596,87

527,50

06,99

9 6,99927,37

0 4109,47

9

1046,47

943,62

06,79

446,97

46,99

748,98

092,81

7 1 92,817TOTA

L869,35

4

VRM = 1/3 x h x S1

= 1/3 x 4,3542 x 869,354

= 2523,55992 m3

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 68

Page 69: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

C. Volume ruang muat III

Volume ruang muat I terletak antara fr 30 - fr 58

Panjang ruang muat adalah 21,6 m

RUANG MUAT 3NO

FRAME

JARAK 1/2 LEBAR      WL 1 WL 4 WL 7.75 A F1 A X F1

1 4 1      

303,99

1 3,9915,79

323,17

46,99

1 6,99122,71

31 22,713

344,58

1 4,5816,14

024,56

06,99

6 6,99624,03

14 96,122

385,08

4 5,0846,43

425,73

46,99

8 6,99825,14

82 50,296

425,53

4 5,5346,66

326,65

16,99

9 6,99926,05

84

104,230

465,93

0 5,9306,81

827,27

26,99

9 6,99926,73

42 53,468

506,25

7 6,2576,92

027,67

86,99

9 6,99927,22

14

108,885

546,47

7 6,4776,97

227,88

86,99

9 6,99927,50

72 55,014

586,63

3 6,6336,99

127,96

26,99

9 6,99927,66

04

110,642

626,72

3 6,7236,99

627,98

26,99

9 6,99927,73

42 55,468

666,78

5 6,7856,99

127,96

46,99

9 6,99927,76

34

111,051

70 6,83 45,93 6,99 48,95 6,99 48,99 95,68 1 95,681

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 69

Page 70: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

2 1 9 9 9 2 1TOTA

L863,57

0

VRM = 1/3 x h x S1

= 1/3 x 4,3542 x 863,570 = 2506,77159 m3

D. Volume Total Ruang Muat

Vt = V1 + V2 + V3

= 1781,48824 + 2523,55992 + 2506,77159

= 6186,3398 m3

`

BAB XIII

PENENTUAN VOLUME TANGKI - TANGKI

A. Tangki - Tangki Consumable

A.1. Tangki fresh water

Tangki fresh water ditempatkan di doublr bottom antara fr 39 - fr 45

Frame Area Fs Product39 10,08 1 10,0840 10,36 4 41,426741 10,63 2 21,253342 10,87 4 43,4843 11,11 1 11,113

Product 127,353

Vb = 1/3 x h x S

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 70

Page 71: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

= 1/3 x 0.6 x 127,353 = 25,47 m3

A.3. Tangki Diesel Oil ( Bahan Bakar )

Volume tangki diesel oil diletakkan di double bottom antara fr 30 – fr 35

Frame Area Fs Product30 6,55667 1 6,5566731 7,01667 4 28,0832 7,46 2 14,9233 7,86333 4 31,4533234 8,27 1 8,27

Product 89,27999

Vp = 1/3 x h x S

= 1/3 x 0,6 x 89,27999 = 17,8559 m3

A.4. Tangki Minyak Pelumas

Volume tangki minyak pelumas diletakkan didouble bottom antara fr 36 - fr 38

Frame Area Fs Product36 3,136667 1 3,1366737 3,573333 4 14,293338 4,033333 1 4,03333Product 21,4633

Vp = 1/3 x h x S

= 1/3 x 0,6 x 21,4633 = 4,29 m3

B. Tangki - Tangki Ballast

B.1. Tangki Ballast I

Volume tangki ballast I terletak didouble bottom antara fr 100- fr 128.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 71

Page 72: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

BALAST 1NO

FRAME

JARAK 1/2 LEBAR      WL 0 WL 0.5 WL 1 A F1 A X F1

1 4 1      

1004,16

84,16

86,27

725,10

96,65

86,65

85,98

9 1 5,989

1043,54

83,54

86,04

324,17

16,47

96,47

95,70

0 4 22,799

1082,94

52,94

55,74

022,96

16,23

86,23

85,35

7 2 10,715

1122,42

82,42

85,42

921,71

65,90

85,90

85,00

9 4 20,035

1162,10

02,10

05,00

820,03

25,52

95,52

94,61

0 2 9,220

1201,69

71,69

74,45

917,83

45,02

55,02

54,09

3 4 16,371

1241,23

71,23

73,75

215,00

64,35

94,35

93,43

4 2 6,868

1280,72

60,72

62,92

011,68

13,53

53,53

52,65

7 4 10,627TOTA

L 102,623

V = 1/3 x h x S

= 1/3 x 0.6 x 102,623

= 148,94 m3

B.2. Tangki Ballast II

Volume tangki ballast II terletak didouble bottom antara fr 66 - fr 100.

BALAST 2NO

FRAME

JARAK 1/2 LEBAR      WL 0 WL 0.5 WL 1 A F1 A X F1

1 4 1      

665,13

1 5,1316,41

025,64

06,78

5 6,785 6,259 1 6,259

705,27

9 5,2796,47

825,91

36,83

2 6,832 6,337 4 25,349

745,36

8 5,3686,52

926,11

76,86

5 6,865 6,392 2 12,783

785,40

0 5,4006,56

726,26

86,88

8 6,888 6,426 4 25,70482 5,40 5,403 6,59 26,36 6,90 6,901 6,445 2 12,890

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 72

Page 73: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

3 2 6 1

865,36

7 5,3676,59

326,37

06,90

0 6,900 6,439 4 25,758

905,24

9 5,2496,56

326,25

26,88

0 6,880 6,397 2 12,793

944,95

8 4,9586,49

525,97

86,82

6 6,826 6,294 4 25,174

984,47

7 4,4776,37

125,48

36,73

2 6,732 6,115 2 12,231

1004,16

8 4,1686,27

725,10

96,65

8 6,658 5,989 2 11,978

1043,54

815,88

46,04

338,49

76,47

943,62

016,33

4 1 16,334TOTA

L187,25

3

V = 1/3 x h x S

= 1/3 x 0,6 x 170,920

= 248,07 m3

B.3. Tangki Ballast III

Volume tangki ballast III terletak di double bottom antara fr 46 - fr 66

BALAST 3NO

FRAME

JARAK 1/2 LEBAR          WL0 WL 0.5 WL1 A F1 A X F1

1 4 1      

463,92

7 3,9275,47

221,88

95,92

8 5,928 5,291 1 5,291

504,32

54,325

5,794

23,176

6,254 6,254 5,626 4 22,503

544,54

14,541

6,032

24,126

6,484 6,484 5,858 2 11,717

584,70

7 4,7076,20

324,81

36,63

3 6,633 6,025 4 24,102

624,91

9 4,9196,32

225,28

86,72

3 6,723 6,155 2 12,310

665,13

1 5,1316,41

025,64

06,78

5 6,785 6,259 4 25,037

705,27

925,97

06,47

840,95

56,83

245,93

018,80

9 1 18,809TOTA

L119,76

8

V = 1/3 x h xS

= 1/3 x 0,6 x 100,959

= 146,53 m3

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 73

Page 74: Laporan General Arrangement [FINAL]

RENCANA UMUM

DAFTAR PUSTAKA

BKI 1996 VOL II.

BKI 2001 VOL II.

De Rooij.,[1978], Practical Shipbuilding, De Technische Uitgeverij H. Stam, NV Haarlem.

Germanischer Lloyd, Regulations for the construction and survey of lifting appliances, 1992.

Harrington, Roy. L, editor.,[1992], Marine Engineering, SNAME.

Marine Auxiliary Machinery and System by Khetagurov published by Peace Publisher, Moscow.

Resistance and Propulsion of Ship by SV.AA. Harvald published by Jon Wiley and Sons, New York, 1992.

D3 TEKNIK PERMESINAN KAPAL 2011 Page 74