laporan fm tuner modulator

Upload: cho-ed-poenik

Post on 12-Jul-2015

1.036 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Didalam suatu proses komunikasi ataupun penyampaian informasi jarak jauh diperlukan suatu perangkat berupa pesawat radio. Radio adalah suatu perangkat elektronik yang berfungsi untuk menyampaikan atau menerima sinyal informasi dengan menggunakan gelombang elektromaknetik.Berdasarkan

pengertian radio tersebut maka radio terbagi menjadi 2 bagian yaitu, radio pemancar dan radio penerima. Pemakaian pesawat radio didalam dunia komunikasi telah menjadi suatu hal yang sangat diminati.Hal ini disebabkan karena kinerja radio yang praktis dan kecepatan respon dari alat tersebut. Dalam menyampaikan informasi pada orang lain kita ingin informasi tersebut bisa diterima dengan baik oleh penerima sehingga kedua belah pihak mempunyai pengertian yang sama terhadap isi informasi yang disampaikan tersebut. Pesawat radio adalah salah satu dari banyak jenis media untuk menyampaikaninformasi.Dimana informasi tersebut dipancarkan oleh transmitter (pemancar) dan diubah kedalam bentuk sinyal-sinyal listrik yang kemudian dikirim ketempat-tempat yang jauh melalui saluran transmisi. Sehingga pada akhir proses sinyal-sinyal listrik tersebut ditangkap oleh receiver (penerima), kemudian diubah kembali kedalam bentuk informasi asli. Proses tersebut dinamakan prosedur umum dari pesawat radio. Receiver (penerima) adalah suatu perangkat yang digunakan untuk

menerima sinyal informasi dari bagian pemancar. Seperti pada bagian pemancar,penerima ini juga menggunakan gelombang AM (Amplitudo Modulasi) dan FM (Frekuensi Modulasi). Agar terjadinya suatukomunikasi antara pemancar dan penerima maka frekuensi dari penerima harusdisesuaikan dengan frekuensi pada pemancar.Untuk menyesuaikan frekuensitersebut kita butuh suatu alat yang berfungsi untuk mencari frekuensi yang diinginkan serta suatu alat yang kinerjanya selektivitas dan sensitivitas dalam mencari frekuensi.Oleh karena itu penulis mencoba untuk membuat Rangkaian Tuner yang digunakan pada penerima FM.

1.2 TUJUAN Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah: 1. Mengetahui sistem kerja dari rangkaian Tuner pada sistem penerima FM (Frekuensi Modulasi) secara umum. 2. Untuk memahami cara kerja dari beberapa rangkaian yang terdapat pada bagian Tuner 3. Untuk mengetahui bagian-bagian dan fungsi dari rangkaian yang terdapat pada bagian Tuner 4. Mengetahui keluaran gelombang dari titik uji pada modul penerima FM (Frekuensi Modulasi) khususnya pada tititk uji rangkaian Tuner.

1.3 PERMASALAHAN Pada rangkaian penerima FM (Frekuensi Modulasi )memiliki beberapa blok-blok bahasan. Yang salah satunya adalah Tuner, dimana pada Tuner ini

terdapat rangkaian Osilator Lokal dan Penguat RF (Radio Frekuensi)

yang

berfungsi sebagai penguat dan penghasil getaran listrik secara periodik dengan amplitudo konstan. Oleh karena itu penulis akan mengangkat beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan ini. Adapun permasalahan yang dibahas tersebut antara lain : 1. Garis besar mengenai blok diagram rangkaian FM Tuner pada penerima secara umum. 2. Pembahasan mengenai rangkaian osilator lokal dan rangkaian penguat RF pada penerima FM.

1.4 BATASAN MASALAH Karena cakupan permasalahan dalam rangkaian penerima sebagai modul trainer cukup luas, maka dalam pembuatan laporan akhir ini penulis hanya membatasi permasalahan pada : Cara Kerja Rangkaian Tuner pada Modul penerima FM (Frekuensi Modulasi)

1.5 METODOLOGI Untuk mendapatkan hasil yang baik pada pembuatan alat ini serta penyusunan laporan akhir digunakan metode-metode dalam pengerjaan laporan ini. Adapun metode-metode tersebut adalah sebagai berikut : a) Metode Studi Pustaka Dalam mempermudah penyusunan laporan ini penulis mengambil data dari sumber-sumber yang ada, antara lain dari buku-buku referensi yang berhubungan dengan hal-hal yang akan dibahas pada laporan ini khususnya

mengenai osilator lokal dan penguat RF pada suatu rangkaian b) Metode Wawancara Dengan metode ini berguna untuk mengumpulkan data/informasi yangdilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang disampaikan langsung padasumber informasi c) Metode Observasi Metode ini merupakan metode penelitian lapangan, sebagai

acuanpengambilan data yang dilakukan dengan observasi pada modul penerima FM. d) Metode Percobaan Merupakan suatu tahapan dengan merencanakan pembuatan layout PCB (Print Circuit board), dan berapa banyak serta berapa harga komponen yang digunakan pada rangkaian yang akan dibuat serta tahapan pada pembuatan kotak (box) untuk melindungi komponen-komponen yang telah dirakit dari gangguan luar yang dapat menyebabkan kerusakan pada rangkaian.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi dalam 5 bab, masingmasing bab dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I

Pendahuluan Pada bab ini penulis memberikan gambaran secara jelas mengenaiLatar Manfaat, Perumusan Sistematik Penulisan. Belakang Pemilihan Judul, Tujuan dan Masalah, MetodologiPenulisan dan Sistematik Penulisan.

BAB II

Landasan Teori Pada bab ini, penulis menguraikan tentang teori-teori yang menunjang dan mendasari pembuatan laporan akhir ini.

BAB III

Perencanaan dan Pembuatan Alat Pada bab ini berisi tentang penjelasan perancangan dan prosedur penelitian yang dilakukan.

BAB IV

Pengukuran dan Analisa Pada bab ini, menerangkan hasil penelitian dan pembahasan serta perbandingan dengan hasil yang telah ada..

BAB V

Penutup Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat Bagiperkembangan alat tersebut lebih lanjut.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Radio Pesawat radio yang kita kenal dan akrab dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali jenis dan ragamnya. Ada yang di buat sederhana ataupun dengan teknologi canggih dengan teknologi digital. Meskipun demikian, pada dasarnya prinsip kerja dari semua pesawat radio apapun jenis atau tipe serta teknologi yang menyertainya adalah sama. Dalam sistem penerima pada pesawat radio, suara yang dipancarkan melalui udara dari stasiun pemancar terlebih dahulu diubah bentuknya impulsimpuls listrik.Kemudian impuls-impuls itu diperkuat dan dimasukkan kedalam gelombang pembawa (carrier) yang seterusnya dipancarkan melalui antenna pemancar. Gelombang pembawa yang didalamnya mengandung impuls-impuls listrik dan di pancarkan ke udara tersebut sudah berbentuk gelombang elektromagnet yang berfrekuensi tinggi, gelombang ini disebut gelombang RadioFrekuensi atau gelombang RF (radio frekuensi). Gelombang yang di pancarkan ke udara, untuk selanjutnya ditangkap oleh antena penerima.Setelah gelombang RF itu diterima oleh pesawat penerima (receiver) lalu diubah atau dimodulasi menjadi menjadi impuls-impuls listrik kembali.Untuk selanjutnya impuls-impuls listrik tersebut diubah menjadi getarangetaran suara sebagaimana yang kita dengar bersama melalui penguat suara (speaker). Jadi dalam hal ini, frekuensi suara yang dipancarkan oleh stasiun

pemancar diterima oleh sebuah alat penerima. Frekuensi suara (audio) yang telah diterima kemudian diolah, diproses dan diubah bentuknya. Selanjutnya diperkuat untuk diteruskan ke loudspeaker. Sehingga apa yang dipancarkan oleh stasiun pemancar bisa kita dengar suaranya persis seperti aslinya.

2.2 Rangkaian Penala Bagian penala ini juga disebut dengan tuning sircuit, bagian ini berfungsi untuk memisahkan sinyal yang diinginkan dari sinyal-sinyal lainnya.Bagian utama dari rangkaian tala ini ialah kondensator variabel (varco). Kondensator variabel inilah yang sering dinamakan tuning sircuit, sebab fungsinya untuk mencari gelombang frekuensi siaran dari pemancar yang kita kehendaki. Namun sebenarnya bagian penala ini tidak hanya varco saja melainkan juga meliputi antenna batang/luar pesawat, spoel antena dan kondensator keping. Telah kita ketahui bahwa pesawat pemancar radio mengirimkan sinyal frekuensi tinggi atau getaran-getaran listrik.Yang dipancarkan keseluruh penjuru.Kemudian radio kita yang terdapat antenna tertabrak oleh pancaran tersebut(menangkap pancaran tersebut).Dari antena tersebut terdapat berbagai (menangkap pancaran tersebut).Dari antena tersebut terdapat berbagai macam siaran dari berbagai pemancar juga.Agar dapat dipilih maka dilengkapi dengan varco kita dapat memilih siaran mana yang kita kehendaki. Komponen dasar rangkaian tala adalah induktor dan kapasitor .Untuk penala suatu frekuensi yang diinginkan maka nilai kapasitor harus berubahsampai perolehan frekuensi sesuai yang diinginkan. Hubungan antara indikator, kapasitor, dan frekuensi ditentukan oleh

persamaan 2.1

.............(2.1) Dimana fr = Frekuensi resonansi (Hz) L = Induktor (Henry) C = Kapasitor (Farad) Rangkaian tala terbagi atas yaitu rangkaian tala seri dan rangkaian tala peralel. a. Rangkaian tala seri Rangkaian tala seri merupakan kombinasi rangkaian induktor dan kapasitor yang disusun secara seri. Untuk menghitung nilai frekuensi referensi menggunakan rumus diatas

Gambar 2.1.Rangkaian tala seri

Untuk setiap hubungan seri antara induktor (L) dan kapasitor (C) terdapat suatu harga frekuensi, dimana nilai XL = XC. Frekuensi tertentu ini dinamakan frekuensi resonansi (fo). Untuk mencari impedansi total pada sembarang frekuensi ditentukan oleh persamaan 2.2

...................(2.2) Rangkaian tala seri dipandang sebagai resistansi murni. Besarnya imphedansi merupakan besarnya resistansi. Kapasitor biasanya dapat dianggap mempunyai resistansi seri yang dapat diabaikan. Tetapi induktor dapat

mempunyai resistansi luar yang cukup besar pada gulungan kawatnya.Resistansi pada induktor itu sendiri biasanya dipandang sebagai resistor luar.

b. Rangkaian tala paralel Kombinasi rangkaian induktor dan kapasitor yang dapat

menghasilkan keadaan resonansi lainnya adalah dengan merangkai induktor dan kapasitor secara paralel atau disebut juga sebagai Tank Circuit

Gambar 2.2 Rangkaian tala paralel Cara menghitung frekuensi resonansi (Fr) pada rangkaian paralel sama dengan menghitung frekuensi resonansi pada rangkaian seri. Adapun cara menghitung admitansi rangkaian adalah :

.............(2.3) Reaktansi induktif akan meningkat seiring meningkatnya frekuensi sedangkan reaktansi kapasitif justru sebaliknya, akan menurun jika frekuensi meningkat. Jadi hanya akan ada satu nilai frekuensi dimana keadaan kedua reaktansi tersebut bernilai sama.Impedansi rangkaian tala paralel sangat tinggi bahkan pada kondisi ideal impedansi rangkaian memiliki nilai yang tak terhingga.

Didalam rangkaian resonansi juga memeperhitungkan faktor kualitas yang membandingkan daya reaktif induktor atau kapasitor terhadap daya rata-rata tahahan jadi didapatkan persamaan ...............(2.4)

Faktor Q (Faktor Kualitas) pada suatu rangkaian resonansi merupakan ukuran dari seberapa baiknya rangkaian resonansi tersebut.Nilai faktor Q yang tinggi berarti rangkaian resonansi memiliki bandwidth atau lebar frekuensi yang sempit, sedangkan jika nilai faktor Q rendah maka rangkaian resonansi memiliki bandwidth yang lebar.

2.3 Pencampur (Mixer) Bagian mixer yang ada pada pesawat radio memiliki tugas sebagai penguat dari getaran frekuensi antena khusus. Konstruksi dasar dari bagian mixer pada umumnya dilengkapi dengan sebuah transistor. Pada umumnya rangkaian mixer selalu berdekatan dengan antena. Kemudian untuk bagian-bagian yang lain seringkali berkaitan erat dengan komponen MF(midle frequency). Komponen MF ini merupakan trafo frekuensi menengah yang sering di gunakan pada pesawat radio dan berfungsi sebagai penghubung (kopel) antara mixer dengan penguat frekuensi menengah (IF Ampifier).Apabila sebuah radio transistor hanya menggunakan sebuah transistor saja, maka bagian mixer berfungsi sebagai penguat pada antenna dan berfungsi pula sebagai penguat pada frekuensi osilator.

Gambar 2.3 Diagram Blok Mixer

Nampak pada Gbr 2.2 dimana fS dan fo masing-masing adalah, frekuensi sinyal yang telah diseleksi oleh rangkaian tuning, dan frekuensi sinyal dari osilator lokal. Disekitar frekuensi sinyal, frekuensi selisih, dan frekuensi jumlahnya, terdapat sinyal sinyal kanal yang berdekatan (akibat tidak dipenuhinya syarat adanya guard band diantara kanal), tetapi akhirnya disaring oleh rangkaian tuning double menuju penguat IF. Output penguat IF akhirnya hanya (fO fS). Dalam hal sistem penerima radio FM ditetapkan nilainya sebesar 10,7 MHz.

2.4 Osilator Lokal Osilator merupakan peralatan penting pada komunikasi radio.Pada dasarnya osilator adalah penguat sinyal dengan umpan balik positif, dimana rangkaian resonansi sebagai penentu frekuensi osilator. (Malvino, Barmawi, 1994, Prinsip-prinsip Elektronika, Jilid 2 : 225). Osilator lokal adalah suatu rangkaian yang menghasilkan sejumlah getaran listrik secara periodik dengan amplitudo konstan.Rangkaian osilator ini pada prinsipnya berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi, yaitu lebih dari pada frekuensi radio.Gelombang sinusoidal atau

carrier dan osilator lokal yang bertaut dengan sinyal RF (radio frekuensi) yang datang dari mixer menghasilkan sinyal frekuensi antara.Rangkaian dasar penghasil sinyal dengan frekuensi osilasi adalah rangkaian resonansi dengan komponen osilasi utama adalah kapasitor.

Gambar 2.4 Prinsip Dasar Osilator (Malvino, Barmawi, 1994, Prinsip-prinsip Elektronika, Jilid 2 : 225) Pada sistem komunikasi, osilator membangkitkan sinyal AC pada frekuensi yang di inginkan.Prinsip utama bekerjanya osilator adalah umpan balik.sebuah umpan balik dapat menimbulkan osilasi bila memenuhi kriteria Bark Hense, yaitu: a. Frekuensi dari osilator sinusoidal ditentukan oleh kondisi bahwa pergeseranphasa perolehan lingkaran (keliling loop) sama dengan nol atau kelipatan. b. Osilasi tidak akan bertahan jika pada frekuensi osilasi besarnya hasil kali

perolehan pindahan dari penguat dan besarnya faktor umpan balik dari rangkaian kurang dari satu. Kriteria diatas diterangkan pada gambar berikutini:A

B

Gambar 2.5 Umpan Balik Positif (Daryanto, 2001,Pengetahuan Praktis Teknik Radio :40)

Penguat A mempunyai pergeseran fasa sebesar 180 dan rangkaian balik B mempunyai pergeseran fasa 180, sehingga keseluruhannya adalah 360. Jika B = 1, maka osilasi akan terjadi.

2.5 Penguat Tertala Penguat tertala (tuned amplifier) adalah penguat frekuensi tinggi yang menerapkan rangkaian tala berupa tangki LC yang biasanya ditempatkan sebagai pengganti beban. Pada sistem komunikasi, penguat tertala ini dapat berupa penguat RF (Radio Frequency Amplifier) atau penguat IF (Intermediate Frequency Amplifier). Pada radio penerima langsung, penguat RF berfungsi untuk memilih dan menguatkan pita frekuensi stasiun siaran yang diinginkan.Setiap tingkat penguat harus dapat ditala pada frekuensi yang dikehendaki dalam pita (daerah frekuensi) siaran. Pada penerima superheterodyne, sinyal RF yang telah diseleksi, diubah

frekuensinya menjadi frekuensi yang lebih rendah yang disebut intermediate frequency atau IF yaitu 10,7 MHz pada penerima FM, untuk memperkuat sinyal IF tersebut sebelum sampai pada detektor biasanya diperlukan beberapa tingkat penguat IF. Penguat RF adalah tahap penguatan yang harus memproses sinyal pada frekuensi transmisi yakni sinyal yang diterima atau ditransmisikan oleh antena.stasiun pemancar FM boadcast yang berdekatan harus terpisah paling sedikit 400 kHz untuk meminimalkan efek interferensi. Tujuan pemakaian penguat tertala adalah untuk memperoleh penguatan, sensitifitas, selektifitas dan bandwidth tertentu yang merupakan ukuran unjuk kerja suatu penguat tertala. Parameter-parameter tersebut saling berkaitan satu sama lain. Jika penguatan diperbesar maka sensitifitas bertambah naik, bandwidth mengecil dan selektifitas bertambah tinggi, demikian pula sebaliknya. Ukuran lain dari unjuk kerja penguat tertala adalah noise figure dan stabilitas osilasi.Setiap penguat tertala memiliki tendensi atau kecendrungan untuk berosilasi secara liar.Penguat yang stabil adalah penguat yang tidak berosilasi pada keadaan kerja normal dalam cakupan dynamic range.Dynamic range adalah ukuran lebar spasi atau selisih antara sinyal terkuat dan sinyal terlemah yang masih bisa dikuatkan.Sinyal terkuat dibatasi oleh distorsi yang diakibatkan oleh ketidaklinearan komponen aktif sedangkan sinyal terlemah dibatasi oleh noise. Dynamic range sangat penting dalam aplikasi-aplikasi dimana rentang perubahan level sinyal diperhitungkan. Noise Figure adalah nilai dB dari noise factor. Faktor noise menyatakan banyaknya noise yang berasal dari sumber dan noise yang berasal dari rangkaian

itu sendiri.Faktor noise juga merupakan ukuran penurunan S/N ratio yang disebabkan oleh penambahan noise pada sistem. Rangkaian pada gambar 1(a) adalah sebuah penguat common-emitter yang mendapat bias dari R1, R2, R3, dan VCC. R3di bypass oleh C2 terhadap sinyal ac. Untuk dc, pengaruh L diabaikan dan kolektor berhubungan langsung dengan VCC. Kapasitor CC adalah kapasitor "dc-blocking" dengan reaktansi yang bisa diabaikan pada frekuensi kerja.Penguatan dari penguat tersebut ditentukan oleh parameterparameter transistor dan beban dynamic (ac) yang terhubung pada kolektor yaitu RL paralel dengan L dan C1, sebagaimana terlihat pada gambar 1(b).

+VCCR1 L C1

CC

CC RL R2 R3 C2 L C1 RL

(a)

( b)

Gambar 2.6. Rangkaian dasar penguat tertala dan ekivalen ac-nya

Rangkaian paralel LC1RL mempunyai karakteristik impedansi seperti yang ditunjukkan pada gambar 2(a). Pada frekuensi resonansifo, impedansinya mencapai harga tertinggi dan bersifat resistif murni (tidak ada komponen reaktif). Impedansi Z menurun di kedua sisi foyang berarti bahwa pada frekuensi-frekuensi yang jauh dari fo, impedansi yang terlihat oleh kolektor turun, karena itu penguatannya juga turun. Pada kenyataannya penguatan dari penguat jika

(a)

digambar

sebagai (a)

( b)

fungsi

frekuensi sangat identik dengan kurva impedansi pada gambar 2(b).

Gambar 2.7. (a) impedansi beban (rangkaian tala) sebagai fungsi frekuensi ;(b) kurva impedansi beban untuk Q rendah dan tinggi

Ada dua hal utama yang menarik pada respons frekuensi gambar 2.7(a), yang pertama adalah fo, yaitu frekuensi resonansi atau frekuensi center. Ini

ditentukan oleh L dan C1. Sebagai contoh, bila C1 dibuat variabel maka kita akan bisa mengubah-ubah fo. Karena itu kurva respons frekuensi bisa digeser ke fo yang lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada apakah C1 diperkecil atau diperbesar. Bandwidth penguat merupakan fungsi Q rangkaian tala.Bila Q tinggi maka bandwidthnya sempit, sedangkan Q yang rendah menghasilkan bandwidth lebar.Q bisa dipertinggi dengan mengurangi rugi-rugi resistif atau memperbesar energi yang disimpan dalam rangkaian LC. Kurva-kurva resonansi, keduanya di center pada fo, dibandingkan untuk Q yang tinggi dan rendah ditunjukkan pada gambar 2.7(b).

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1 Tujuan Perancangan Perancangan ini bertujuan untuk memperoleh rangkaian yang tepat dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang di harapkan. Selain itu, perancangan ini juga bertujuan untuk membantu dalam proses pemilihan komponen-komponen yang digunakan pada alat yang akan dibuat, misalnya pertimbangan dalam pemilihan komponen untuk menetukan masalah harga, kehandalan atau kualitas komponen itu sendiri serta kemudahan dalam mencari komponen tersebut. Dengan adanya perancangan ini, maka diharapkan tahaptahap penyelesaian akan dapat dilaksanakan dengan baik dan sistematik.

3.2 Perencanaan Eleltronik Pada perencanaan elektronik ini akan dibahas bagaimana proses pembuatan rangkaian tuner dari modul penerima fm.

3.2.1 Rangkaian Tuner Rangkaian tuner adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mencari gelombang frekuensi yang didapat dari pemancar.Secara umum rangkaian tuner ini terdapat pada bagian penarima. Pada rangkaian tuner ini terdapat beberapa rangkaian antara lain tuner, mixer, osilator lokal dan penguat RF. Rangakain tersebut mempunyai fungsinya masing-masin pada penerima FM. Didalam rangkaian tuner terdapat rangkaian resonansi yang memilih

frekuensi yang diinginkan. Untuk mendaptakan frekuensi resonansi kita membutuhkan nilai capasitor atau nilai induktor yang sesuai. Untuk itu kita perlu menetapkan salah satu dari nilai capasitor atau induktor secara variable. Untuk menentukan nilai induktor kita dapat memakai rumus

3.2.2 Diagram Blok Tuner Pada Modul Penerima FMR

RF Amp

Mixer

IF

Detektor FM

Dekoder Stereo

OSC

L

Gambar 3.2 Diagram Blok Tuner Modul Penerima FM

3.4 Pembuatan PCB Dalam merancang rangkaian di PCB dipakai cara langsung yaitu dengan cara fotocopy sablon yang ditempel dengan menggunakan setrika biasa pada PCB, dan apabila dirasa kurang tebal maka dilapisi dengan pena permanen. Dalam merancang pola rangkaian, ada beberapa faktor penunjang yang mendukung kelancaran perancangan, yaitu:

1. Hubungan antara komponen sependek mungkin. 2. Ukuran komponen. 3. Pengaruh dari komponen. 4. Kerapian dalam tata letak komponen. 5. Jarak antara jalur-jalur jangan terlalu dekat. 6. Besar kecilnya jalur yang akan berpengaruh langsung pada arus, frekuensi dan tegangan.

3.4.1 Pembuatan Layout PCB 1. Siapkan papan PCB yang akan dilayout. 2. Apabila papan dalam keadaan kotor maka harus dibersihkan terlebih dahulu. 3. Bila papan PCB sudah bersih, maka sudah siap untuk melakukanpenyablonan. 4. Periksa kembali jalur penghubung sebelum PCB dilarutkan kedalam FeritChlorid, setelah dipastikan layout tersebut sudah baik, maka masukkandalam larutan ferit chlorid 5. Setelah dirasa cukup untuk pelarutan, maka angkat dan bersihkan dengan airbiasa. 6. Bersihkan permukaan PCB dengan menggunakan Thinner, untukmembersihkan carbon fotocopy yang masih menempel. 7. Lubangi dengan bor bagian-bagian yang dipakai untuk komponen. 8. Siapakan komponen yang hendak dipasang.

Ket :

1. Kotak Merah 2. Kotak Biru 3. Kotak Kuning 4. Kotak Hijau

: Rangkaian Penguat RF : Rangkaian Osilator Lokal : Rangkaian Mixer : Rangkaian AFC

Gambar 3.4. Skema rangkaian Tuner FM

Gambar 3.5. Rangkaian

Skema Penerima FM

Gambar 3.6. Layout Pada PCB dan Tata Letak Komponen Pada Tuner FM

Gambar 3.7. Layout Pada PCB dan Tata Letak Komponen Pada Penerima FM

3.4.2 Proses Pemasangan Komponen Komponen-komponen disusun pada PCB sesuai dengan tata letak komponen dan layout, sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat pemasangan, hubung singkat atau hal-hal yang tidak diinginkan.Komponen-komponen yang digunakan memiliki kualitas yang baik dan belum berkurang efisiensinya.

Penyolderan dilakukan sebaik dan seteliti mungkin dengan panas yang tidak terlalu tinggi, sehingga tidak merusak komponen.Karena komponenkomponen tersebut sangat mudah rusak apabila terkena panas yang berlebihan. NO NAMA KOMPONEN JUMLAH Setelah selesai penyolderan rangkaianSPESIFIKASI sebaiknya diperiksa yang digunakan

1. Resistor 560 K 2 buah kembali apakah penyolderan tadi sudah sempurna atau belum dan dalam 220 K 1 buah pemasangan komponen perlu diperhatikan 100 K temperature panas solder (kurang dari 1 buah 3k9 1 buah 350), hal ini dilakukan karena pada komponen yang terbuat dari silicon 1 K 1 buah karakteristiknya mudah berubah. Apabila ini terjadi maka kinerja alat akan 2. Kapasitor 330 pF 1 buah berkurang. 33 pF 1 buah 18 pF 3.4.3 Daftar Komponen 17 pF 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 3 buah 1 buah 1 buah

15 pF Tabel 3.1 Daftar komponen pada rangkaian 12 pF Tuner 7 pF 6 pF 4 pF 3 pF 2 pF 12 nF 10 nF 3. 4. Kapasitor Variabel Coil RF 10 nF

SPESIFIKASI 15 K 10 K 6K8 5K6 4K7 3K3 1 K 560 470 330 10 2. Kapasitor 100F 20 F Tabel 3.2 Daftar komponen pada rangkaian Penerima FM 12 F 10 F 1 F 0,47 F 47 nF 20 nF 10 nF 1 nF 560 pF 3. IC LA1260 LA3361 4. LED 5. Dioda IN4007 6. Osilator Kristal 10,7 Mhz 7. Transistor C954 8. Resistor Variabel 10 K 9. Coil IF

NO NAMA KOMPONEN 1. Resistor

JUMLAH 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 3 buah 1 buah 2 buah 3 buah 1 buah 3 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

3.4.4 Perancangan Modul Perancangan mekanik meliputi proses penyelesaian akhir alat hingga diperoleh alat yang telah selesai. Bagian ini meliputi pembuatan bagian depan modul, bagian tutup belakang modul, serta bagian kiri dan kanan modul, pembuatan jumper untuk penghubung apabila ada rangkaian yang perlu dihubungkan. Modul ini terbuat dari bahan fiber dengan ketebalan sekitar 3mm yang dibentuk menjadi sebuah box. Pada bagian depan digambar beberapa titik uji yang akan diukur.

Gambar 3.8 Bentuk Box Tampak Atas

Gambar 3.9 Bentuk Box Tampak Samping (Sebelah Kiri)

Gambar 3.10 Bentuk Box Tampak Samping (Sebelah kanan)

Gambar 3.11 Bentuk Box Tampak Depan

28 cm

10,5 cm

14,5 cm

Antena

Tuner

Power

Tampak Samping Kiri

Tampak Samping Kanan

R

RF Amp

Mixer

IF

Detekt

or FM

Dekode r Stereo L

OSC

Tampak Atas Gambar 3.12 Skema Modul Rangkaian Tuner FM

3.5 Cara Pengoperasian Alat

1. Untuk mengoperasikan perangkat ini diperlukan amplifier suara kanal depan (L dan R) dapat dipasang langsung pada output speaker. 2. Menghubungkan sumber DC 9 Volt kerangkaian modul. 3. Memutar tuner FM sehingga di dapatkan sinyal suara yang diinginkan. 4. Menghubungkan kanal keluaran masing-masing blok rangkaian dengan osciloskop sehingga harga konversi frekuensi dan gambar gelombang dapat diamati untuk memperoleh data masing-masing blok.

3.6 Cara Kerja Rangkaian Cara kerja dari penguat RF ini adalah siaran radio yang diterima oleh antenna akan diseleksi oleh rangkaian tala dengan cara mengubah nilai kapasitansinya, kemudian sinyal yang telah diseleksi diumpankan ke transistor untuk dikuatkan sehingga keluaran akhirnya merupakan sinyal terseleksi yang telah dikuatakan. Untuk rangkaian osilator lokal yang terdiri dari sebuah rangkaian tala parallel dan sebuah penguat yang diumpan balikkan ke rangkaian tala sehingga terjadi osilasi pada rangkaian tersebut