laporan fenomena kehidupan di desa sumilir

20
Laporan Fenomena Kehidupan di Desa Sumilir

Upload: novhy-homesick-beud

Post on 26-Jun-2015

123 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

Laporan Fenomena Kehidupan di Desa Sumilir

Page 2: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

Letak astronomis

Sumilir merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan

Kemangkon Kabupaten Purbalingga Propinsi Jawa Tengah. Daerah ini

merupakan dataran rendah dengan kontur yang sangat renggang bertopografi

sekitar 200 m di atas permukaan laut. Desa ini juga merupakan DAS Klawing

yang mengelilingi seluruh wilayah desa ini. Jumlah penduduk desa ini sekitar

1848 orang dengan luas wilayah 218.140 ha. Sebagian besar wilayahnya

terdiri atas wilayah pertanian yang digunakan sebagai tempat mata

pencaharian penduduk. Di samping itu juga terdapat lahan perkebunan yang

dijadikan sebagai lahan hijau untuk mencegah terjadinya banjir. Lahan ini juga

dijadikan sebagai hutan desa. Dapat diperkirakan luas wilayah pertaniaannya

adalah 75% dari luas seluruhnya. Akibat dari luasnya wilayah pertanian yang

begitu luas penduduk desa ini memanfaatkan wilayah tersebut untuk ditanami

seperti halnya tanaman padi, jagung, ketela, ubi jalar, kankung, cabe, kacang

panjang, mentimun, kedelai, sawi, tomat, dan lain – lain.

Wilayah pertanian tersebut terdiri atas 2 wilayah, yaitu sawah yang

ditanami padi dan wilayah tegalan yang ditanami seperti halnya jagung, ketela,

mentimun, tomat, cabe, dan lain sebagainya. Sawah yang ada merupakan

Page 3: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

sawah tadah hujan yang hanya memanfaatkan air hujan saja dalam sistem

pengairannya, sehingga pada musim kemarau petani tidak dapat menanam

tanaman padi. Pada musim kemarau sawah yang tadinya digunakan sebagai

lahan untuk menanam padi dijadikan sebagai wilayah tegalan untuk ditanami

tanaman palawija. Dari beberapa hasil pertanian yang dihasilkan yang menjadi

komoditas unggulan adalah padinya. Karena padi yang dihasilkan berkualitas

baik dengan perawatan yang maksimal. Dari beberapa komoditas yang

dihasilkan sebagian besar dijual ke kota untuk memenuhi kebutuhan daerah-

daerah di Kabupaten Purbalingga.

Sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani,

selebihnya pedagang, peternak sapi dan kambing, pengrajin, tukang kayu,

penambang pasir, buruh, dan guru. Berikut ini adalah aktifitas masyarakat

desa Sumilir berdasarkan matapencaharian yang dimiliki.

A. Petani

Petani merupakan matapencaharian yang paling dominan di desa

ini. Aktifitas petani adalah sebagai berikut.

a) Menanam tanaman padi

Yang pertama yang harus dipersiapkan adalah merendam bibit padi

kualitas unggul. Setelah direndam sekitar 1 bulan kemudian bibit padi tersebut

disemai di atas tanah yang sudah dipersiapkan untuk penanaman padi.

kemudian bibit padi yang sudah disemai selama 1 bulan dan telah tumbuh

tersebuut diambil. Pengambilan benih padi tersebut dinamakan ndaud.

Page 4: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

Pekerjaan ini dilakukan oleh sekitar 7 orang tergantung banyaknya tanaman

padi yang sudah tumbuh itu . Pekerjanya berasal dari tetangga terdekat

mereka, bahkan ada yang berasal dari kerabat mereka. Biasanya yang

melakukan pekerjaan ini adalah orang laki – laki. Setelah didaud tahap

berikutnya adalah menanam padi atau yang dikenal dengan sebutan“ tandur“.

Tandur ini dilakukan oleh wanita . Jumlahnyapun tergantung atas luas wilayah

pertanian yang dimiliki .

b) Cara memelihara tanaman padi

Setelah tandur tahap yang selanjutnya adalah memberi pupuk

secukupnya dilakukan oleh pemilik sawah. Setelah beberapa minggu maka

akan tumbuh hama tanaman di sekitarnya yang akan mengganggu

pertumbuhan tanaman padi. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiangan atau

yang disebut “ matun “. Matun dilakukan dengan mencabuti tanaman

pengganggu di sekitar tanaman padi. Pekerjaan ini cukup beresiko karena

biasanya kuku tangan kita bisa patah ataupun terluka karena biasanya banyak

cangkang keong yang berserakan di lahan tersebut. Pekerjaan ini biasanya

dilakukan oleh wanita. Masing – masing pekerjaan di atas, yaitu ndaud ,

tandur, dan matun diberi upah sebesar Rp. 7000,- / hari. Memang sebenarnya

tidak sebanding dengan besarnya tenaga yang dikeluarkan namun setiap

pekerjaan diberi makan baik sarapan maupun makan siang. Masing – masing

pekerjaan tersebut membutuhkan waktu 6 jam untuk menyelesaikannya. Jadi

bisa dibayangkan apakah besar tenaga yang dikeluarkan sebanding dengan

besarnya upah yang didapatkan. Tetapi, seperti yang kita ketahui sebelumnya

bahwa kehidupan masyarakat desa berbeda dengan kehidupan masyarakat

Page 5: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

kota. Di desa tidak semua pekerjaan berorientasi pada uang namun yang lebih

diprioritaskan adalah rasa gotong – royong.

Cara memanen padi

Para petani biasanya memanfaatkan waktu menunggu masa panen

dengan pergi ke luar kota untuk mencari pekerjaan. Biasanya mereka menjadi

buruh bangunan maupun buruh pabrik selama beberapa bulan. Sedangkan

yang memelihara tanaman padi mereka adalah kerabat dekat. Memanen padi

dilakukan setelah tanaman padi sudah menguning dan sudah siap panen. Padi

yang sudah siap panen dipotong pada bagian tangkainya atau yang disebut

dengan “ diarit” . Alat yang digunakan adalah sabit, pekerjaan ini dilakukan

oleh kaum lelaki namun sekarang kaum wanitapun ikut melakukannya. Upah

yang didapat bukan lagi berupa uang namun berupa padi yang telah digiling.

Setelah “ diarit “ tanaman padipun diletakkan di atas terpal yang telah

disiapkan sebelumnya. Kemudian padi siap digiling ( dipisahkan dari daun dan

batang tanaman padi ). Penggilingan padinyapun masih sangat sederhana

yaitu dengan alat yang terbuat dari bambu. Tetapi penggilingan mesinpun

sudah dikenal sebelumnya. Namun sebagian besar masih menggunakan alat

yang terbuat dari bambu tersebut .mereka menganggap bahwa dengan alt

tersebut maka tidak banyak biji padi yang terbuang meskipun kita tahu bahwa

menggunakan alat ini dibutuhkan waktu yang sangat lama apabila

dibandingkan dengan menggunakan mesin.

Page 6: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

d) Cara mengeringkan padi

Setelah selesai digiling, padi tersebut dikeringkan di bawah sinar

matahari selama beberapa hari. Dalam proses pengeringan tersebut padi–padi

yang ada dibersihkan dari kotoran dan padi – padi kosong agar bersih.

Biasanya hasil panen tersebut dijual ke penjual padi dan selebihnya digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan untuk tabungan dimasa yang

akan datang. Padi – padi yang tidak dijual dimasukkan ke dalam sebuah

wadah yang terbuat dari kayu atau yang disebut “ gledeg”. Bentuknya persegi

panjang kira – kira panjangnya 2 m dan lebar 1,5 m.

e) Cara mengolah tanah media penanaman padi

Sebelum tanah tersebut digunakan untuk menanam tanaman padi,

terlebih dahulu tanah tersebut diolah. Pengolahan dilakukan dengan

menggunakan bajak yang terbuat dari kayu berbentuk huruf T dengan gerigi

Page 7: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

di bawahnya. Sistem pembajakan dilakukan oleh 2 kerbau yang menarik bajak

di belakangnya. Selain itu ada juga sistem pembajakan yang dilakukan oleh

mesin tlaktor dan secara manual.

B. Peternak Sapi dan Kambing

Mata pencaharian lain yang sangat dominan pada masyaraka Desa

Sumilir adalah peternak sapi dan kambing. Para peternak sapi dan kambing

mencari makanan sapi dan rumput dengan menggunakan sepeda, sepeda

motor, dan apabila dalam jumlah yang besar menggunaka mobil bak. Namun

kebanyakan dari mereka menggunakan sepeda, yang hemat tidak

membutuhkan bahan bakar sama sekali. Sumber makanan sapi dan kambing

ada yag dekat dengan tempat tinggal mereka tetapi ada pula yang jauh. Seperti

pada saat musim kemarau mereka harus melewai beberapa desa unuk

mendapakan sumber makanan ternak mereka tersebut. Ternak sapi desa

Sumilir sampai saat ini sangat terkenal. Bahkan, sekarang sudah didirikan

organisasi tersendiri dalam bidang peternakan. Seperti, Lembu Utami dan

Lestari Utami. Hasil ternak mereka tidak hanya untuk dijual saja,namun ada

juga yang diambil susunya sebagai susu segar, dan kotorannya dimanfaatkan

sebagai pupuk adang serta sebagai sumber gas alam.

Pemanfaatan kotoran sapi dan kambing sebagai sumber gas alam

merupakan sebuah inovasi yang sangat membantu dalam pemanfaata energi

ramah lingkungan. Inovasi ini sangat membanggakan, arena disebuah desa

Page 8: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

yang sangat jauh dari keramaian bisa menghasilkan sebuah inovasi yang

sangat membanggakan. Hasilnya, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari –

hari.Ternak yang dihasilkan sangat sehat, gemuk dan dagingnya banyak. Hal

ini bisa terjadi karena dalam pemeliharaan ternak tersebut, peternak benar-

benar menjaga kebersihan hewan ternak dan lingkunga di sekitarnya. Kandang

ternak mereka biasanya diletakkan di depan tempat tinggal pemiliknya.

Namun, tidak semua hewan yang mereka pelihara adalah milik mereka

sepenuhnya. Bahkan, tidak sedikit dari mereka hanya menernakannya saja

( buruh ternak ), mereka akan mendapatkan upah sesuai dengan perjanjian

yang telah mereka sepakati sebelumnya, antara pemilik dan buruh.

C. Pengrajin

Di desa ini masih terdapat pengrajin gerabah yang terbuat dari

bambu. Para pengrajin itu sebagian besar adalah sesepuh desa yang

berpengalaman dalam hal ini. Mereka memanfaatkan bambu yang banyak

terdapat di desa ini untuk digunakan sebagai bahan utama pembuatan

kerajinan tangan. Kerajinan yang dihasilkan adalah alat rumah tangga, seperti

tampah, tempat sampah, rinjing, irus, codet, dan sebagainya. Kerajinan

tersebut hanya untuk komoditi lokal saja. Belum pernah dipasarkan sampai ke

kota. Karena biasanya para pengrjin membuat kerajinan tersebut apabila

terdapat pesanan. Jika tidak ada pesanan biasanya dia hanya membuat

kerajinan tersebut hanya untuk konsumsi pribadi saja.

D. Tukang Kayu

Tukang kayu di desa ini sudah menggunakan alat yang cukup modern.

Meskipun terkadang masih menggunakan alat tradisional apabila listrik

Page 9: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

padam. Mebeling yang dihasilkan adalah almari, meja, kursi, pintu, jendela,

dan sebagainya tergantung pesanan konsumen. Tukang kayu di desa ini cukup

laris, karena mebeling yang dihasilkan berkualitas bagus dengan harga yang

relatif terjangkau bagi golongan manapun.

E. Penambang Pasir

Meskipun letaknya di DAS Klawing namun hanya sedikit masyarakat

yang memanfaatkan sungai sebagai mata pencaharian utama. Prosentasenya

sangat kecil sekali. Bahkan tidak mencapai 1% dari seluruh jumlah penduduk.

Karena masyarakat setempat beranggapan apabila Sungai Klawing

dieksploitasi maka kan membawa dampak negatif bagi kehidupan mereka.

Untuk itu mereka hanya memanfaatkan sungai Klawing hanya untuk kegiatan

MCK. Itupun dilakukan oleh penduduk yang belum memiliki fasilitas sendiri.

Selain itu pemanfaatan sungai dilakukan oleh petani pada saat musim kemarau

untuk pengairan sawah.

F. Buruh

Buruh merupakan seseorang yang bekerja untuk orang lain. Buruh

yang ada di desa ini adalah buruh tani dan buruh pabrik. Buruh tani biasanya

menggarap sawah milik orang lain dan mendapatkan bagian hasil dari

garapannya tersebut. Biasanya dibagi setelah panen, sedangkan biaya

penggarapan ditanggung oleh buruh. Selain buruh tani juga terdapat buruh

pabrik yang sebagian besar adalah remaja putri desa ini yang sebagian besar

adalah remaja putus sekolah. Mereka menjadi buruh pabrik di Kabupaten

Purbalingga. Seperti di PT Indokores Tbk, PT Sumsim, PT Boyang , dan lain

sebagainya.

Page 10: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

Selain aktifitas di atas masyarakat desa Sumilir juga memiliki aktifitas

yang lain yang berkaitan dengan letak geografis desa yang jauh dari keramaian

dan masih memegang adat istiadat penduduk setempat. Hal itu dapat terlihat

dalam ilustrasi di bawah ini.

Sistem kehidupan sosial Masyarakat Desa Sumilr

Sistem adalah bagian–bagian yang saling berhubungan antara yang

antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat berfungsi melakukan suatu

kerja untuk tujuan tertentu. Elemen – elemen suatu sistem terdiri atas tiga

kelompok utama , yaitu subsistem masukkan, subsistem proses, subsistem

keluaran. Sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri atas

elemen–elemen sosial. Elemen–elemen sosial itu terdiri dari tindakan–

tindakan sosial yang dilakukan individu–individu yang berinteraksi satu

dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu – individu yang

berinteraksi bersosialisasi sehingga tercipta hubungan – hubungan sosial.

Setiap masyarakat terdapat suatu sistem kehidupan sosial.Tanpa

terkecuali masyarakat di desa Sumilir. Di dalamnya tedapat suatu sistem

kehidupan masyarakat . Sistem kehidupan sosialnya adalah sebagai berikut :

Masyarakat bersifat gemeinschaf / paguyuban yang penuh

dengan rasa gotong royong .

Page 11: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang

anggota – anggotanya terikat oleh hubungan batin didasari oleh

rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang telah ditakdirkan.

Bentuk paguyuban bisa diketahui dalam keluarga, kelompok ,

kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Paguyuban

Page 12: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

memiliki hubungan akrab, bersifat pribadi, dan eksklusif. Di

desa ini memiliki suatu kebiasan bahwa pada tiap bulan

diadakan gotong royong desa untuk membersihkan lingkungan

desa tempat tinggal mereka, kerja bakti bersih makam serta

kerja bakti memburu tikus serta kerja bakti membangun rumah

warga. Pada tiap RT juga mengadakan kegiatan yang

bertujuan untuk mengakrabkan warganya, seperti arisan tiap

bulan, arisan setelah masa panen padi.

Homogenitasnya tinggi

Masyarakat desa memiliki homogenitas yang tinggi.

Didalam masyarakat tersebut terdapat banyak persamaan

yang bisa menyatukan seluruh masyarakat di desa tersebut.

Seperti halnya matapencaharian penduduk yang sebagian

besar bermatapencaharian sebagai petani. Tempat asal di desa

juga sangatlah homogen. Hal ini dikarenakan desa sebagai

daerah asal hampir dari setiap etnik / suku yang ada di

Indonesia. Agama di desapun masih sangat homogen.

Meskipun ada perbedaan, perbedaan tersebut sangatlah kecil.

Berbeda dengan masyarakat kota yang saaangat heterogen.

Dengan kehomogenitasannya ini maka sangatlah mudah

untuk menyatukan semua perbedaan tersebut .

Partisipasi masyarakatnya tinggi

Masyarakat desa sumilir memiliki partisipasi yang

sangat tinggi. Hal ini dikarenakan masyarakat desa memiliki

kemauan yang tinggi untuk maju. Karena, di desa teknologi

belum begitu canggih, jadi sesekali ada kemajuan masyarakat

akan berbondong–bondong untuk mencari tahu teknologi

baru tersebut. Seperti halnya pada saat saat sedang

bumingnya penggunaan kompor gas, masyarakat di desa ini

berbondong–bondong untuk mengikuti “Sosialisasi

Penggunaan Kompor Gas “ yang ditempatkan di balai desa.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di desa ini memiliki

kemauan untuk maju dan dinamis, tidak statis seperti

masyarakat desa pada umumnya .

Page 13: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

Religius

Masyarakat desa Sumilir adalah masyarakat yang religius.

Hal ini dibuktikan dengan kebiasaan masyarakat muslim yang

melakukan sholat berjamaah di masjid maupun surau–surau di

sekitar tempat tinggal mereka. Bukti yang lain adalah adanya

kegiatan keagamaan yang dilakukan di semua masjid di desa

Sumilir. Seperti pengajian yang dilakukan setiap malam rabu dan

jumat di masjid–masjid yang diikuti oleh hampir semua

masyarakat muslim dari semua umur.

Demokratis

Masyarakat desa Sumilir merupakan masyarakat yang

sangat demokratis dalam hal apaun. Hal ini dapat terlihat dalam

pemilihan ketua RT dan ketua RW yang dipilih melalui

musyawarah oleh semua warga di sekitarnya.

Berbaur

Setiap masyarakat desa Sumilir dari golongan manapun

berbaur menjadi satu. Tidak ada golongan yang berkuasa dan

tidak ada golongan yang lemah. Tidak ada golongan mayoritas

dan tidak ada golongan minoritas. Mereka berinteraksi satu sama

lain tanpa memperhatikan status dan latar belakang sosial mereka.

Yang berkuasa mengayomi yang lemah dan sebaliknya.

Pola Permukiman Penduduk Desa Sumilir

Pola persebaran pemukiman penduduk dipengaruhi oleh

keadaan iklim, keadaan tanah, tata air, topografi dan ketersediaan sumber

daya alam yang terdapat di wilayah tersebut. Pola permukiman penduduk

desa Sumilir adalah pola pemukiman memanjang sepanjang jalan. Pada

daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri jalan. Umumnya pola

pemukiman seperti ini banyak terdapat di dataran rendah yang

morfologinya landai sehingga memudahkan pembangunan jalan-jalan di

Page 14: Laporan Fenomena Kehidupan Di Desa Sumilir

pemukiman. Namun pola ini sebenarnya terbentuk secara alami untuk

mendekati sarana transportasi.