laporan faal respone time
DESCRIPTION
Hasil praktikum Faal semester 4 Biomedical Engineering UNAIRTRANSCRIPT
RESPONSE TIME
A. PENDAHULUAN
Semua respons yang timbul secra otomatis dapatdisebut dengan reflex.
Tentu saja jenis reflex ini bermacam-macam. Ada yang tergolng reflex dasar
(sudah ada sejak lahir dantidak perlu dipelajari) misalnya : reflex berkedip, reflex
bersin, reflex menjauhi rangsang nyeri. Namun ada jua reflex yang didapat
dengan latihan atau belajar (acquired atau conditional reflex), misalnya pada
pemain piano yang sudah terlatih bertahun-tahun, maka begitu dia melihat not
balok tertentu maka jarinya secara otomatis menekan tuts piano tertentu. Karena
itu Sherwood mendefinisikan reflex sebagai “any response that occur
automatically without conscious effort”.
B. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa Teknobiomedik dapat
melakukan pemeriksaan reflex dengan menggunakan alat Whole Body Reaction
Time, dengan stimuli :
a. Visual (Cahaya)
b. Auditory (Suara)
C. LANDASAN TEORI
Busur refleks merupakan contoh yang paling sederhana untuk dapat
menjelaskan terjadinya reflex, sedikitnya ada lima komponen reflex yaitu :
Reseptor
Saraf sensoris
Pusat Integrasi (otak atau medulla Spinalis)
Saraf Motorik
Organ Efektor (misalnya otot)
Alur sistem reflex dimulai dari rangsangan yang diterima suatu rsepti
sampai terjadinya jawaban (respon) yang dilakukan oleh efktor, yang dilukiskan
pada gambar busur reflex dibawah ini.
Rfeleks yang sederhana adalah reflex monosinap, sebagi contohnya pada
reflex regang patella (knee jerk reflex). Yang berperan sebagai reseptor adalah
muscle spindles (sekoci otot), saraf pusat diwakili oleh medulla spinalis,
sedangkan sebagi efektor adalah muscle fibers (serabut otot rangka m.quadricep
femoris). Reflex somatic yang lain pada mumnya adalah suatu reflex polisinap,
antara lain flexor refleks, refleks jalan, lari, loncat, memegang, menggaruk serta
banyak gerakan anggota tubuh terjadi secara reflektoris.
Yang dimaksud dengan response time adalah “waktu antara onset
timbulnya stimulus samapai timbulnya respons oleh individu tersebut”. Hal ini
perlu dibedakan dengan reaction tume yang berarti “waktu antara timbulnya
stimulus sampai individu tersebut mulai beraksi” (namun pada beberapa buku
atau artikel kedua istilah ini sering disamakan. Agar lebih jelas perhatikan
gambar berikut :
Perlu disepakati pula bahwa jika response time meningkat (waktunya makin
lama). berarti kecepatan response makin menurun, artinya refleksnyamenurun.
Begitu pula sebaliknya.
Response time palin rendah jika hanya terdapat satu macam stimulus
(simple) dan menjadi semakin lambat pada tiap penambahan jenis stimulus
(choice). Berdasar Hick’s law, choice reaction time meningkat sebanding pada
dewasa muda dan perlahan meningkat seiring dengan usia. Response time dapat
memendek dengan latihan, dan dapat memanjang dalam kondisi kelelahan atau
adanya gangguan / distraksi.
D. CARA KERJA
1. Pemeriksaan Alat
a. Alat ini terdiri dari 3 unit, yaitu :
Regulator : untuk memilih stimulus yang sesuai,
mentranmisikan ke Stimulus Display Unit, dan menunjukkan
waktu yang diperlukan oleh orang coba untuk beraksi
terhadapnya.
Stimulus Display Unit : untuk mencetuskan tiga tipe sinyal
auditory dan visual.
Reaction Key : sebuah keyboard yang dilengkapi dengan tiga
tombol yang ditekan sebagai reaksi oleh orang coba sebagai
reaksi terhadap stimulus.
b. Sebelum menekan tombol ON, pastikan :
Kabel AC sudah terhubung ke sumber listrik
Kabel “Reaction Key” dan “Stimulus Display Unit” sudah
terhubung dengan regulator (di bagian belakang).
Jika semua sudah terpasang, nyalakan tombol ON yang terletak
di belakang regulator
2. Posisi Operator dan orang coba
a. Orang coba hanya boleh melihat kea rah”stimulus display unit”, tidak
boleh melihat kea rah “regulator”
b. Operator menghadap kea rah “regulator”, sekaligus mengamati orang
coba dan mencatat response timenya.
3. Pemeriksaan visual : Operatormemilih warna yang dikehendaki
(Red/Yellow/Blue) tekan tombol visual maka pada stimulus display unit
akan mengeluarkan wrana tersebut orang coba segera memencet tombol
pada “Reaction Key” sesuai dengan warna yang keluar pada “stimulus display
unit” operator mencatat angka yang tertera pada regulator tekan
tombol “reset” untuk tes berikutnya.
4. Pemeriksaan Auditory : Operator memilih frekuensi suara yang dikehendaki
(500Hz, 1000Hz, dan 5000Hz) tekan tombol auditory pada
stimulus display unit akan keluar suara dengan frekuensi tersebut orang
coba segera yang keluar pada “stimulus display unit” operator mencatat
angka yang tertera pada “regulator” tekan tombol “reset” untuk tes
berikutnya.
5. Pada percobaan ini dilakukan 2 macam :
a. Simple Reaction : hanya ada satu pilihan (baik visual maupun
auditory).
b. Choice Reaction : ada 3 macam pilihan (3 macam pilihan warna dan 3
macam frekuensi suara)
6. Untuk percobaan ‘Choice Reaction’ sebelum dilakukan tes yan sesungguhnya,
orang coba hendaknya tahu tombol mana yang ditekan untuk masing-masing
suara atau warna. Jika tombol yang ditekan salah, maka waktu pencatat tetap
berjalan.
1 2 3
Visual Stimulus Blue Yellow Red
Auditory 300Hz 1000Hz 5000Hz
Stimulus
7. Masing-masing jenis pemeriksaan (visual dan auditory) dilakukan lima kali
pada setiap orang coba.
8. Hasilnya dimasukkan pada tabel dan dihitung rata-ratanya
Simple
No Visual Auditory
1 0.328 0.359
2 0.340 0.354
3 0.303 0.400
4 0.338 0.349
5 0.423 0.420
X 0.3456 0.3764
Choice
No Visual Auditory
1 4..843 0.571
2 0.567 0.737
3 2.896 0.551
4 0.614 0.642
5 1.936 0.760
X 2.1712 0.6522
Data fleksibilitas
Standing trunk flexion Trunk Ekstension sit & reach
test
Nia Nia Nia
9.2 18.9 33.5
10.5 21.9 36.5
10.5 21.8 35
Nabilla Nabilla Nabilla
5.2 26.2 31.5
7.00 32.6 35
6.8 30.5 33
Ulfa Ulfa Ulfa
14.3 22.1 39.5
14.4 32.1 36
16.2 27.5 39.5
E. PEMBAHASAN
F. PERTANYAAN
G. DAFTAR PUSTAKA