laporan faal

57
Benda h PRAKTIKUM I : LENSA TIPIS Tujuan Percobaan Menentukan jarak focus lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen) serta sifat Alat – Alat Percobaan a. Bangku optic yang berbentuk rel berskala dengan tiang statif tempat lensa, benda benda, dan tabir (layar). b. Lensa cembung dan cekung. c. Tabir, cermin, benda berbentuk panah, dan penggaris berskala. d. Lampu proyektor sebagai sumbe rcahaya. Teori Dasar Ruus !auss Benda nyata yang terletak di depan lensa konvergen dapat membentuk bayangan nya dibelakang lensa. Bayangan ini dapat ditangkap oleh tabir di belakang lensa sehingg terlihat. ecara sederhana pembentukan bayangan tersebut diperlihatkan pada gambar 1 . Diagram pembentukanbaynganolehlensakonvergen. f =titik focus, O = pusatsumbu optic len !ika tebal lensa diabaikan maka dapat dibuktikan bah"a 1 f = 1 b + 1 v 1 f = bv b+ v (#) $ersamaan ini berlaku umum dengan ketentuan f % jarak titik focus lensa, bertanda (&) untuk lensa konvergen dan (') untuk dive v = jarak benda terhadap pusat sumbu optic lensa, bertanda (&) untuk benda nyata da untuk benda maya. b = jarak bayangan terhadap pusat sumbu optic lensa, bertanda (&) untuk bayangan ny negative untuk bayangan maya. Bayangan nyata terletak dibelakang lensa dan dapat ditangkap oleh tabir dan seme benda maya terletak di depan lensa dan tidak dapat ditangkap oleh tabir , selanjut tabir Lensa h’ O f bayanga b

Upload: nuryadi-hermita

Post on 06-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM I :LENSA TIPISTujuan PercobaanMenentukan jarak focus lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen) serta sifat bayangan.

Alat Alat Percobaana. Bangku optic yang berbentuk rel berskala dengan tiang statif tempat lensa, benda, cermin, benda, dan tabir (layar).b. Lensa cembung dan cekung.c. Tabir, cermin, benda berbentuk panah, dan penggaris berskala.d. Lampu proyektor sebagai sumbe rcahaya.Teori DasarRumus GaussBenda nyata yang terletak di depan lensa konvergen dapat membentuk bayangan nyata dibelakang lensa. Bayangan ini dapat ditangkap oleh tabir di belakang lensa sehingga dapat terlihat. Secara sederhana pembentukan bayangan tersebut diperlihatkan pada gambar 1.tabirLensa (+)

Benda hv

hOf

bayangan

b

Diagram pembentukanbaynganolehlensakonvergen. f =titik focus, O = pusatsumbu optic lensa.Jika tebal lensa diabaikan maka dapat dibuktikan bahwa

(1)Persamaan ini berlaku umum dengan ketentuanf = jarak titik focus lensa, bertanda (+) untuk lensa konvergen dan (-) untuk divergen.v = jarak benda terhadap pusat sumbu optic lensa, bertanda (+) untuk benda nyata dan negative untuk benda maya.b = jarak bayangan terhadap pusat sumbu optic lensa, bertanda (+) untuk bayangan nyata dan negative untuk bayangan maya. Bayangan nyata terletak dibelakang lensa dan dapat ditangkap oleh tabir dan sementara benda maya terletak di depan lensa dan tidak dapat ditangkap oleh tabir , selanjutnya benda maya terletak dibelakang lensa dan biasanya dihasilkan oleh bayangan komponen optic lainnya (lensa dan cermin).Disamping itu perbesaran yang didefinisikan debagai perbandingan besar bayangan terhadap objek dapat diperoleh dari persamaan

(2)Munculnya tanda negatif hanya karena keinginan agar jika m positif untuk bayangan tegak dan negative untuk bayangan terbalik.Jika dihalangkan tanda negative dari rumus (2) maka perjanjiannya akan terbalik.

Rumus BesselJika jarak antara benda dan tabir dibuat tetap dan lebih besar dari 4f maka terdapat dua kedudukan lensa positif yang akan menghasilkan bayangan tajam diperkecil dan diperbesar pada tabir, lihat gambar 2.Posisi-b(+)Posisi-k(+)

Benda hvbvkbbbkda

Dua kedudukan lensa positif yang membentuk bayangan tajam pada tabir.

Pada gambar tersebut, posisi-b dan posisi-k masing-masing menyatakan posisi lensa yang menghasilkan bayangan tajam diperbesar dan diperkecil, sedangkan a = jarak benda ke tabir.d = jarak antara dua kedudukan lensa yang menghasilkan bayangan tajam yang diperbesar dan diperkecil.vb = jarak benda ke lensa yang menghasilkan bayangan diperbesar.bb = jarak bayangan ke lensa yang menghasilkan bayangan diperbesar.vk = jarak benda ke lensa yang menghasilkan bayangan diperkecil.bk = jarak bayangan ke lensa yang menghasilkan bayangan diperkecil.Mengacu pada gambar 2 terlihat bahwa

Mengingat bahwa a = vb +bb maka diperoleh

(4)

Substitusi persamaan (4) ke persamaan (1) menghasilkan

(5)Perhatikan bahwa a dan d selalu positif.

Gabungan Lensa dengan Cermin datarMisalkan benda diletakkan pada bidang focus lensa dan di belakang lensa terdapat cermin datar, lihat gambar 3.Lensa (+)Cermin

Benda

v

Gambar 3. Menentukan panjang focus lensa(+) dengan bantuan cermin datar.Oleh lensa, berkas sinar yang berasal dari benda akan dibiaskan dalam berkas sejajar sehingga terbentuk bayangan di tempat tak berhingga. Selanjutnya oleh cermin datar berkas ini akan dipantulkan dan kemudian dibiaskan kembali oleh lensa sehingga terbentuk bayangan sama besar pada bidang focus/benda.

Rumus Lensa GabunganUntuk tujuan tertentu sering digunakan gabungan beberapa. Dalam analisis pembentukan bayangan lensa gabungan ini dapat dibayangkan seolah-olah menjadi sebuah lensa dengan jarak fokus fg. Untuk gabungan dua lensa fg dirumuskan sebagai

(6)Dengan f adalah jarak dua sumbu optik lensa. Jika kedua lensa itu tipis dan diimpitkan maka t=0 sehingga.

(7)

Pembentukan Bayangan Oleh Gabungan Lensa Konvergen-Divergen.Lensa negatif akan selalu membentuk bayangan maya dari benda nyata tetapi dari benda maya dapat dibentuk bayangan nyata. Atas dasar ini maka diperlukan bantuan lensa positif dengan susunan seperti gambar berikut.Lensa (+)

Lensa (-)

b+

Benda h

f-f+b-

B-v+

d

O-

v-

Pembentukan bayangan oleh gabungan lensa konvergen dan divergen, O- adalah bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa positif dan bayangan ini menjadi objek/benda maya lensa divergen (-). B- adalah bayangan nyata yang dibentuk lensa divergen dari benda O-.

3. Jalannya Percobaan4-1. Menentukan Jarak Fokus Lensa KonvergenMerujuk pada teori di atas makan penentuan jarak fokus lensa konvergen dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu Bessel, Gauss, dan bantuan cermin datar.

4-1-A. Cara Gauss1. Ambil benda berbentuk panah dan ukur tingginya sebanyak 5 kali. Isikan pada tabel data.2. Ambil tabir dan lensa konvergen yang akan diukur jarak fokusnya.3. Letakkan benda, lensa, dan tabir pada rel optik sehingga terbentuk susunan seperti gambar 1.4. Atur posisi benda, lensa dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam diperkecil.5. Ukurlah v, b, tinggi bayangan h, dan posisi bayangan apakah tegak lurus atau terbalik.Isikanlah hasil ini pada tabel data.6. Geser lensa mendekati benda sejarak 2cm dan atur posisi tabir sehingga terbentuk bayangan tajam. Lakukan pengukuran seperti langkah 5.7. Ulangi langkah 6 terus menerus selama masih mungkin.4-1-B. Cara Bessel1. Ukurlah tinggi benda yang berbentuk anak panah dan catat hasilnya.Ulangi pengukuran ini sampai 5 kali.2. Tempatkan benda di depan lampu sorot3. Tempatkan tabir sejarak 100 cm di belakang benda4. Tempatkan lensa yang akan diukur jarak fokusnya diantara lensa dan tabir. Susunan posiis benda, lensa, dan tabir akan seperti gambar 2.5. Geser-geser lensa untuk melihat sekilas apakah terbentuk bayangan tajam diperbesar dan diperkecil. Jika tidak terjadi anda mungkin perlu menaikkan/menurunkan posisi lensa dan benda agar sinar dari benda tepat jatuh pada lensa atau menggeser posisi tabir.6. Jika langkah 5 berhasil, maka aturlah posiis lensa secara halus untuk mendapatkan bayangan tajam diperbesar dan diperkecil.7. Catat kedua posisi lensa (vb dan vk), tinggi bayangan dan catat apakah bayangan terbalik atau tegak.8. Isikan hasil pengukuran ini pada tabel data.9. Ulangi langkah 6 dan 7 sampai 5 kali. Pada setiap pengulangan posisi lensa harus digeser-geser.

4-1-C. Dengan bantuan Cermin datar1. Tempatkan benda, lensa (+), dan tabir sehingga terbentuk susunan seperti gambar 3.2. Geserlah posiis benda sehingga pada bidang benda terbentuk bayangan yang sama besar dengan benda.3. Catat jarak benda ke lensa (lihat tabel data)4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali.

4-2. Menentukan Jarak Fokus Lensa Divergen 1. Ambil lensa konvergen dan divergen yang akan dibentuk jarak fokusnya.2. Tempatkan benda, lensa konvergen, dan tabir di belakang lensa.3. Aturlah posisi lensa dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam pad aakhir.4. Catat posisi benda, lensa, dan tabir.5. Letakkan lensa divergen diantara tabir dan lensa konvergen. Perhatikan bayangan pada tabir akan kabur atau hilang.6. Atur posisi lensa divergen dan tabir sehingga terbentuk bayangan tajam.7. Catat posisi lensa divergen dan tabir.8. Berdasarkan data posiis ini maka hitunglah v+, b+, v-, b- dan hasilnya diisikan pada tabel data. Variabel d adalah jarak antara lensa konvergen dan divergen.9. Ulangi percobaan di atas sebanyak sampai 5 kali.

5-1-A. Cara Gauss1. Hitung m berdasarkan perbandingan tinggi benda dan bayangan2. Hitung m berdasarkan persamaan (2) dan berdasarkan hasil ini tentukan posisi bayangan (tegak atau diperbalik)3. Buatlah tabel ringkasan penghitungan 1 dan 24. Buat tabel harga 1/v dan 1/b5. Buat grafik 1/v terhadap 1/b.6. Berdasarkan grafik tersebut tentukan f lensa.

5-1-B. Cara BesselBerdasarkan data percobaan, hitung jarak fokus lensa dengan persamaan (5).

5-1-C. Dengan Bantuan Cermin DatarBerdasarkan data jarak benda, anda langsung mendapatkan jarak fokus, f=v. Buat tabel ringkasan hasil penghitungan jarak fokus kekuatan lensa (dalam Dioptri) dari ketiga cara di atas. Beri catatan/ ulasan mengapa terjadi perbedaan hasil dari ketiga cara di atas.Catatan : 1 dioptri = 100/ f(cm), jadi lensa dengan f = 25 cm akan berkekuatan 4 Dioptri.

5-2. Jarak Fokus Lensa Divergen.Tentukan f lensa divergen hasil percobaan.

4-1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Konvergen4-1-A. Cara GaussTinggi benda h = 2 cmNo.v (cm)b (cm)h(cm)Tegak/terbalikMr=h/hM=b/v

1.30674,5Terbalik2,25- 2,23

2.33573,5Terbalik1,75-1,72

3.3552,53Terbalik1,5-1,5

4.40452Terbalik1-1,125

5.4520,81,8Terbalik0,9-0,46

Catatan : h= tinggi bayangan v = jarak benda ke lensa b = jarak bayangan ke lensa

4-1-B. Cara Bessel4-1-B Cara Bessel4-1-C Cermin datar

No.a (cm)vk (cm)vb (cm)d (cm)f (cm)v(cm)f(cm)

1.8535491420,67

2.9032572520,76

3.9530643420,76

4.10029704120,8

5.10628771420,83

Rumus : f= d= (vk-vb)4-2. Lensa DivergenNo.v+ (cm)b+ (cm)v- (cm)d (cm)b- (cm)f- (cm)

1.3070-56520-5

2.3068-103810-30

Catatan : v- = d-b+ f-= Pembahasana. Cara GaussPada percobaan lensa konvergen dengan cara gauss, didapatkan hasil percobaan sesuai dengan sifat dari lensa konvergen. Yaitu didapat bayangan yang nyata, terbalik dan diperbesar.

b. Cara BesselPada percobaan lensa konvergen dengan cara Bessel, pada a (jarak tabir dan bendadidapatkan dua jenis bayangan yaitu bayangan besar dan kecil dengan jarak vb dan vk berbeda. Semakin jauh lensa digeser ke arah tabir maka akan semakin kecil bayangan yang didapat dan sebaliknya.Pada percobaan lensa konvergen dengan cermin datar. Didapatkan v=f, karena sifat cermin datar memantulkan bayangan yang tegak, bayangan yang dihasilkan sama besar dengan benda, jarak benda sama dengan jarak bayangan, serta bayangan dihasilkan merupakan bayangan semu karena berupa hasil pantulan. c. Lensa DivergenPada percobaan lensa divergen didapatkan focus lensa divergen negative (-), karena lensa divergen bersifat menyebarkan cahaya.

d. Cermin DatarDidapatkan nilai f dengan rumusan bahwa f = v.KesimpulanAda beberapa cara untuk menghitung panjang fokus lensa yaitu Gauss dan Bessel, menurut hasil praktikum lensa positif akan membentuk bayangan terbalik dan nyata. Lensa negatif tidak akan menbentuk bayangan tanpa di bantu lensa positif.Semakin jauh jarak benda dengan lensa maka jarak lensa positif dengan layar semakin kecil. Sifat konvergen dan divergen dari suatu lensa tidak akan berubah.

PEMERIKSAAN LUAS LAPANG PANDANG (PERIMETER)

Tujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:1. Menimbulkan peristiwa fosfen tekan dan menyebutkan hukum serta fenomena yang berhubungan dengan peristiwa tersebut2. Memeriksa luas lapangan pandang untuk beberapa macam warna dengan menggunakan perimeter.3. Menimbulkan peristiwa diplopia dan menerangkan mekanismenya.4. Memeriksa refleks pupil langsung dan tidak langsung (konsensui) dengan refleks pupil pada akomodasi5. Menyatakan adanya bintik buta dengan menggambarkan proyeksinya di kertas.6. Melihat gerakan eritrosit retina sendiri.Alat yang diperlukan1. Perimeter + Formulir2. Lampu senter + Kaca biru atau kaca ungu

Teori Dasar

Mata Sebagai Alat Optik

R-Retina, I-Iris, C-Kornea, V-Vitreous Humour, F-Fovea Centralis, B-Bintik Buta, A-Aqueous Humour, L-Lensa Kristalin, O-Saraf Optikus

Mata manusia merupakan alat optik serbaguna dan unik. Sebagian besar sifat yang luar biasa adalah terkait dengan mekanisme subjektif visi, yang merupakan fisiologis dan psikologis masalah yang berkaitan dengan tayangan sensorik. Syarat utama untuk visi adalah pembentukan gambar yang merangsang pusat-pusat saraf di pola yang menghasilkan sensasi penglihatan. Optik berkaitan dengan tujuan murni masalah pembentukan gambar.Struktur mata yang rumit dan mengagumkan disesuaikan dengan fungsinya. Gambar 1 merupakan pokok bagian dari mata dan hubungannya dengan pembentukan gambar. Seperti kamera fotografi, mata terdiri dari ruang gelap dilengkapi dengan sistem dan lensa bukaan di satu sisi dan dengan peka cahaya pada sisi permukaan yang berlawanan. Di mata ruang gelap kira-kira bola di bentuk dan diisi dengan zat jelly seperti transparan dikenal sebagai vitreous humor. Lensa adalah senyawa lensa, dalam kenyataan doublet, yang terdiri dari komponen belakang cembung ganda dan cembung yang meniskus depan komponen. Lensa kristal, yang membentuk komponen belakang syair, adalah terdiri dari bahan semi-plastik dengan indeks bias sekitar 1,45. Ruang lensticular di depan lensa kristal diisi dengan cairan encer dikenal sebagai aqueous humor, dan ditutupi oleh sebuah shell transparan tipis yang disebut kornea (dalam kenyataannya merupakan kelanjutan dari penutup luar mata). Dengan demikian, komponen depan lensa senyawa adalah cairan meniskus memiliki indeks bias sekitar 1,34. Antara dua komponen adalah iris, sebuah buram, gorden diwarnai dengan lubang di pusat disebut pupil. Apertura (diameter pupil) dikendalikan oleh refleks otot, dengan demikian secara otomatis mengatur jumlah cahaya yang masuk mata.Retina, atas mana gambar dihasilkan, adalah permukaan peka cahaya pada lapisan dalam kembali dinding ruang gelap. Sistem sensorik mata adalah jaringan batang dan kerucut di retina dari mana jutaan serat saraf yang mengarah ke saraf optik. Stimulasi saraf ujung dalam pola yang sesuai dengan citra retina adalah hasil dari suatu fotokimia rumit reaksi, sifat yang tepat yang tidak sepenuhnya dipahami. Di tempat di mana optik daun saraf mata ada daerah sensitif pada retina yang disebut blind spot. Daerah sensitivitas terbesar adalah centralis fovea, sebuah daerah sekitar 0.3mm diameter dekat pusat retina. Sebagai mata scan objek berputar dalam rongganya sehingga membawa bagian-bagian gambar berturut-turut pada centralis fovea. Jadi, meskipun mata mampu, dengan memutar, untuk menutup bidang yang luas pandang dan, saat stasioner, untuk menerima tayangan visual melalui sudut yang cukup luas, sudut penglihatan akut dengan mata dalam posisi tetap kecil.Salah satu sifat yang luar biasa sebagian besar mata adalah adaptasi terhadap rangsangan dari beragam luas derajat intensitas. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya zat yang disebut "visual ungu" ditemukan di batang. Sensitivitas meningkat retina dengan konsentrasi visual ungu, yang peningkatan tidak adanya stimulus cahaya. Efek cahaya adalah untuk pemutih ungu visual, mengurangi konsentrasi dan menurunkan kepekaan retina. Jadi mata berperilaku agak seperti Kamera dilengkapi dengan sebuah film sensitivitas variabel, kecepatan yang berbanding terbalik dengan kecerahan gambar.Fokus, atau akomodasi untuk jarak objek yang berbeda, ini dicapai tidak dengan mengubah gambar jarak seperti di kamera, tapi dengan mengubah panjang fokus dari sistem lensa. Sekitar pinggiran dari lensa kristal merupakan otot melingkar yang disebut otot silia, fungsi yang adalah mengontrol kelengkungan permukaan lensa. Dalam kondisi santai, lensa mata yang normal disesuaikan dengan obyek yang jauh. Adaptasi untuk objek dekat ini dicapai dengan kontraksi refleks dari ciliary otot yang meremas lensa di pinggiran dan menyebabkan ke tonjolan di tengah, sehingga memperpendek panjang fokus lensa.Sebagai objek dibawa lebih dekat ke mata ukuran gambar retina meningkat, sehingga meningkatkan jumlah detail yang dapat diamati. Namun, di mata rata-rata, kelengkungan dari lensa kristalin tidak dapat disesuaikan dengan objek jarak kurang dari sekitar 25cm. The minimum rata-rata jarak objek disebut jarak penglihatan yang berbeda. Sebuah kaca pembesar, atau membaca lensa, hanya suplemen adaptasi dari mata dan izin obyek yang akan dibawa lebih dekat, sehingga menghasilkan gambar yang tajam pasti retina dan besar. Gambar di retina, tentu saja, terbalik, tapi korelasi yang didirikan oleh pengalaman antara stimuli optik dan sensorik tayangan adalah sedemikian rupa sehingga gambar inverted retina berhubungan dengan objek tegak.Sebuah aspek penting dari visi adalah kemampuan untuk menilai jarak, bakat yang bertanggung jawab atas persepsi lega dalam obyek. Sensasi kedalaman terutama disebabkan oleh fakta bahwa kita memiliki dua mata. Dua fenomena visi berkenaan dgn teropong bertanggung jawab atas persepsi lega, yaitu: (1) paralaks, yaitu, yang berangkat dari paralelisme dalam garis pandang untuk dua mata, sehingga yang memerlukan upaya otot di berkumpul sumbu optik pada titik yang sama (2) efek stereoskopik, yaitu pembentukan dua gambar retina dari titik pandang yang berbeda, gambar berbeda sedikit dalam perspektif. Dalam kasus obyek yang jauh kedua efek menjadi diabaikan.Gangguan Penglihatan dan Cara KoreksinyaRabun dekat dan rabun jauh: Kadang-kadang panjang fokus dari sistem lensa terlalu besar untuk jarak retina, menyebabkan citra dekat-dengan obyek yang akan dibentuk belakang retina. Dalam hal ini hanya benda jauh yang dicitrakan tepat pada retina. Orang yang terpengaruh dengan rabun dekat atau hpermetropia berada di bawah ketegangan mata konstan ketika membaca kecuali buku tersebut diadakan di's panjang lengan. Suatu bentuk yang disebut presbyopia hypermetropia, atau tua-sightedness, memiliki kecenderungan untuk mengembangkan dengan usia karena meningkat secara bertahap dalam kekakuan lensa kristal, rendering kurang beradaptasi dengan jarak objek pendek. Rabun dekat dikoreksi oleh melengkapi lensa mata dengan , atau positif, konvergen tontonan lensa. Rabun jauh, atau miopia, adalah hasil dari panjang focal terlalu pendek (kurvatur terlalu besar) untuk jarak retina, menyebabkan gambar yang akan terbentuk di depan retina. Silindris: astigmatisma adalah cacat dari instrumen optik efek dari yang untuk citra titik sumber cahaya sebagai garis lurus pendek bukan sebagai titik. Ini hasil dari kurangnya simetri dari sistem optik tentang saling berhadapan. Dalam kasus mata, Silindris hasil dari kurangnya simetri dari sistem lensa sekitar yaitu, yang sumbu, yang berangkat dari kebulatan di beberapa permukaan bias.Hasilnya adalah bahwa gambar tersebut bukan terbentuk tajam di mana saja, tetapi ada dua posisi definisi terbaik di salah satu yang baris hanya dalam arah tertentu tajam pasti dan pada posisi lainnya hanya garis-garis pada sudut kanan bahwa arah. Lensa astigmatik, oleh karena itu, memiliki dua panjang fokus yang tidak sama untuk saluran tegak lurus satu sama lain. The Perbedaan antara focal length disebut perbedaan astigmatik.

Rabun Jauh. (a) Belum Dikoreksi (b) Telah Dikoreksi

Rabun Dekat. (a) Belum Dikoreksi (b) Telah Dikoreksi

Astigmatisma. (a) Belum Dikoreksi (b) Telah Dikoreksi

Karena kelengkungan pada bidang vertikal lebih besar dari pada bidang horisontal, garis vertikal di objek akan tergambar pada I v lebih dekat ke lensa daripada gambar garis horisontal I h . The astigmatik perbedaan diwakili oleh D. Koreksi terdiri dalam penggunaan lensa tontonan silinder S tanpa kelengkungan dalam satu bidang datar dan lengkungan yang cukup di lain untuk menebus kekurangan kelengkungan L. Kombinasi tersebut kemudian setara dengan lensa bulat tunggal. Jika negatif lensa tontonan digunakan memiliki kelengkungan dalam bidang vertikal, gambar akan dikoreksi pada I h . Mata astigmatik melihat desain seperti Gambar 5 akan melihat satu set garis paralel lebih jelas daripada set lain.

Test chart untuk Astigmatisma

Seorang siswa yang memakai kacamata untuk koreksi astigmatisme akan menemukannya instruktif untuk memeriksa Gambar 5 dengan dan tanpa kacamata mereka, dan untuk melihat pengaruh memutar lensa sebelum mereka mata. Lensa spectacles : Lensa digunakan dalam kacamata dapat diklasifikasikan secara kasar sebagai berikut: lensa Spherical untuk mengkompensasi jauh-dan, silinder lensa rabun dekat untuk koreksi Silindris, dan-bulat lensa tidak dirancang untuk mengoreksi secara bersamaan selama lebih dari satu cacat. Semua lensa baik konvergen atau divergen. Sebuah konvergen (atau positif) lensa adalah salah satu yang membawa sinar dari sebuah objek yang jauh untuk fokus, membentuk bayangan nyata belakang lensa. Sebuah berbeda (atau negatif) lensa, di sisi lain, sehingga mengarahkan sinar yang mereka tampaknya datang dari titik terdekat (virtual image) di depan lensa. lensa konvergen lebih tebal di tengah daripada di pinggiran, sementara sebaliknya adalah benar dari lensa yang berbeda. Panjang fokus lensa didefinisikan sebagai jarak dari lensa untuk citra sebuah objek yang jauh, melainkan dianggap positif untuk lensa konvergen dan negatif untuk lensa divergen. Kekuasaan, atau dioptry, dari lensa adalah suatu indeks kemampuannya untuk menekuk sinar cahaya, melainkan diukur dengan kebalikan dari panjang focal. Unit umum daya optik adalah diopter tersebut, kekuatan dari lensa di dioptri menjadi kebalikan dari panjang focal dalam meter. Dengan demikian, berarti bahwa diopter adalah kekuatan dari lensa dalam dioptri menjadi kebalikan dari panjang focal dalam meter. Dengan demikian, berikut yang diopter adalah kekuatan lensa yang fokus panjang adalah 1 meter. Kekuatan dari kombinasi lensa yang digunakan berdekatan adalah jumlah kekuatan masing-masing. Dengan demikian, konvergen lensa 1,5 dioptri dan lensa yang berbeda dari -2.0 dioptri adalah setara dengan lensa divergen tunggal dari -0,5 dioptri (2 meter focal length). Hal ini dimungkinkan untuk menceritakan banyak tentang sifat dari visual orang cacat oleh pemeriksaan kacamatanya. Jika objek terang seperti lampu adalah dilihat melalui setiap lensa pada gilirannya, gerakan dari gambar yang dihasilkan dari gerakan lensa mengungkapkan jenis lensa dan karena itu cacat ini dirancang untuk mengoreksi. Jika rotasi lensa tentang line of sight menimbulkan efek yang tidak, lensa yang bulat. Jika perpindahan lateral lensa penyebab suatu perpindahan berlawanan gambar, lensa positif, jika lensa dan memindahkan gambar dalam arah yang sama, adalah negatif. Jika rotasi menghasilkan deformasi dari gambar, lensa adalah non- dan Silindris bola ditunjukkan. Sebuah cek lebih lanjut atas hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan efek perpindahan vertikal dan horizontal lensa. Jika tidak ada gerakan hasil gambar dari salah satu perpindahan, lensa adalah satu silinder hanya untuk mengoreksi astigmatisme. Jika kedua perpindahan lensa menghasilkan perpindahan yang tidak merata gambar, lensa telah kelengkungan beberapa pada kedua bidang menunjukkan koreksi majemuk. Ini adalah pelajaran untuk mempelajari gerakan-gerakan ini dan untuk mencoba untuk menghubungkan mereka dengan kelengkungan lensa mata. Sifat membentuk gambar-pokok mata harus ditunjukkan dalam percobaan ini. Properties terkait dengan sistem sensorik tidak bisa, tentu saja, ditunjukkan dengan model. Hal ini mungkin bermanfaat, namun, untuk menyebutkan beberapa dari mereka dalam hal ini keterangan singkat. Salah satu yang paling keterbatasan penting dari mata pemecahannya daya, yang dimaksudkan kemampuannya untuk membedakan detail. Pada tampilan jarak 25cm mata normal rata-rata hanya mampu membedakan dua titik 0.25mm terpisah. Pada jarak yang lebih jauh dua titik akan muncul dengan mata sebagai satu. Umumnya berbicara, jika dua poin subtend sudut di mata kurang dari 3,6 menit busur, mereka tidak bisa diselesaikan. Mahasiswa akan menemukannya menarik untuk memeriksa ini kira-kira dengan mengamati jarak terbesar di mana mereka dapat menyelesaikan garis-garis sejajar pada Gambar 5. Sifat lain yang penting dari mata adalah kegigihan dari visi yang merupakan kelanjutan sensasi setelah stimulus akan dihapus. Fenomena ini bertanggung jawab atas ilusi terus gerakan dalam gambar gerak.Salah satu karakteristik yang paling penting dari visi adalah sensasi warna, mekanisme yang tidak sepenuhnya dipahami.Pemeriksaan Luas Lapang Pandang ( Perimetri )Tes dengan kampimeter dan perimeter. Kampimeter adalah papan tulis hitam dimana tergambar bundaran dengan garis garis radial berikut dengan bintik buta. Sedangkan perimeter adalah alat diagnostic yang berbentuk lengkungan. Dengan perimeter didapat hasil yang lebih akurat oleh karena lengkungan perimeter sesuai dengan lengkungan retina. Perimeter dilengkapi dengan tempat untuk meletakkan dagu, sehingga pasien dapat menjalani tes dengan posisi kepala yang tepat tanpa meletihkan diri. Lebih teliti dari tes konfrontasi. Hasil pemeriksaan di proyeksikan dalam bentuk gambar di sebuah kartu.

Tata Kerja1. Suruh o.p. duduk membelakangi cahaya menghadap alat perimeter.2. Tutup mata o.p. dengan sapu tangan.3. Letakan dagu o.p. ditempat sandaran dagu yang dapat diatur tingginya, sehingga tepi bawah mata kanannya terletak setinggi bagian tas batang vertikal sandaran dagu.4. Pasang formulir untuk mata kanan disebelah belakang piringan perimeter. Sebagai berikut: a. Putar busur perimeter sehingga letaknya horizontal dan penjepit berada dibagian atas perimeter.b. Jepit formulir tersebut pada piringan sehingga garis 180-0 formulir letaknya berimpit dengan garis 0-180 piringan perimeter, dan lingkaran konsentris formulir letaknya skala perimeter5. Suruh o.p. memusatkan penglihatannya pada titik fiksasi ditengah perimeter. Selama pemeriksaan, penglihatan op harus tetap dipusatkan pada titik fiksasi tersebut.6. Gunakan benda yang dapat digeser pada busur perimeter untuk pemeriksaan luas lapang pandang. Pilih bulatan berwarna putih dengan diameter sedang ( 5mm) pada benda tersebut. P-VI 3.3 Bagaimana caranya memilih warna dan mengatur diameter bulatan?Dengan cara menggeser titik fiksasi yang ada di busur perimetri.7. Gunakan perlahan bulatan putih itu menyusuri busur di tepi kiri o.p. ketengah tepat saat o.p. melihat bulatan putih tersebut penggeseran benda dihentikan.8. Baca tempat penghentian itu pada busur dan catat pada formulir dengan tepat.P-VI 3.4 Bagaimana caranya mencatat tempat itu pada formulir? Dengan cara memperlihatkan besar sudut perimetri yang dapat di lihat oleh pasien9. Ulangi tindakan no 7 dan 8 pada sisi busur yang berlawanan tanpa mengubah posisi busur.10. Ulangi tindakan no 7, 8 dan 9 setelah busur tiap kali diputar 30 sesuai arah jarum dari pemeriksa, sampai posisi busur vertikal.11. Kembalikan busur pada posisi horizontal seperti semula, pada posisi ini tidak perlu dilakukan pencatatan lagi.12. Ulangi tindakan no 7, 8 dan 9 setelah busur tiap kali diputar 30 sesuai arah jarum dari pemeriksa, sampai tercapai posisi busur 60 dari bidang horizontal.13. Periksa juga lapang o.p. untuk berbagai warna lain : Merah, Hijau, Kuning dan Biru seperti cara diatas.14. Lakukan juga pemeriksaan lapang pandang untuk mata kiri hanya dengan bulatan berwarna putih.P-VI.3.5 Apa kriteria lapang pandang yang normal untuk cahaya putih dan berwarna? Lapang pandang yang normal untuk cahaya putih adalah dengan penglihatan binocular sedangkan warna abu-abu atau berwarna dengan penglihatan monookular.

Hasil PercobaanWarna Putih SudutMata kananMata kiri

300450500

600450600

900550600

1200400520

1500580600

1800650700

2100550620

2400600580

2700600520

3000490450

3300500450

3600570700

Warna MerahSudutMata kananMata kiri

300520570

600530500

900500580

1200480600

1500600580

1800520550

2100750750

2400750650

2700750600

3000650550

3300500500

3600450480

KesimpulanJumlah tiap-tiap jenis sel kerucut yang dirangsang dikode dan disalurkan ke jalur-jalur yang terpisah ke otak. Baru-baru ini ditemukan adanya pusat penglihatan warna tersendiri di korteks penglihatan primer. Pusat ini mengkombinasikan dan mengolah masukan-masukan tersebut untuk menghasilkan persepsi warna, dengan mempertimbangkan benda dibandingkan dengan latar belakangnya. Dengan demikian, konsep warna tergantung dalam benak yang melihat. Sebagian besar kita lihat, karena kita memiliki jenis sel-sel kerucut yang sama dan menggunakan jalur-jalur saraf yang sama untuk membandingkan keluaran mereka. Namun, kadang-kadang ada orang yang tidak memiliki jenis sel kerucut tertentu, sehingga penglihatan warna mereka adalah produk kepekaan diferensial dua jenis sel kerucut saja, suatu keadaan yang dikenal sebagai buta warna.

VISUS MATA

Tujuan Praktikum: Untuk mengetahui ketajaman penglihatan seseorang.Teri DasarPemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan kartu Snellen dan bila penglihatan kurang maka tajam penglihatan diukur dengan menentukan kemampuan melihat jumlah jari (hitung jari), ataupun proyeksi sinar. Untuk besarnya kemampuan mata membedakan bentuk dan rincian benda ditentukan dengan kemampuan melihat benda terkecil yang masih dapat dilihat pada jarak tertentu (Ilyas, 2009).

Biasanya pemeriksaan tajam penglihatan ditentukan dengan melihat kemampuan membaca huruf-huruf berbagai ukuran pada jarak baku untuk kartu. Pasiennya dinyatakan dengan angka pecahan seperti 20/20 untuk penglihatan normal. Pada keadaan ini, mata dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya dapat dilihat pada jarak tersebut. Tajam penglihatan normal rata-rata bervariasi antara 6/4 hingga 6/6 (atau 20/15 atau 20/20 kaki). Tajam penglihatan maksimum berada di daerah fovea, sedangkan beberapa faktor seperti penerangan umum, kontras, berbagai uji warna, waktu papar, dan kelainan refraksi mata dapat merubah tajam penglihatan mata (Ilyas, 2009).

Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan pada mata tanpa atau dengan kacamata. Setiap mata diperiksa terpisah. Biasakan memeriksa tajam penglihatan kanan terlebih dahulu kemudian kiri lalu mencatatnya. Dengan gambar kartu Snellen ditentukan tajam penglihatan dimana mata hanya dapat membedakan dua titik tersebut membentuk sudut satu menit. Satu huruf hanya dapat dilihat bila seluruh huruf membentuk sudut lima menit dan setiap bagian dipisahkan dengan sudut satu menit. Makin jauh huruf harus terlihat, maka makin besar huruf tersebut harus dibuat karena sudut yang dibentuk harus tetap lima menit (Ilyas, 2009).Ketajaman normal memiliki visus 20/20 yang merupakan jarak antara subjek dengan chart. Hal ini menjelaskan jarak dimana garis yang membentuk huruf dapat dipisahkan dengan sudut penglihatan minimal 1 menit, yang dibaca pada mata tanpa kelainan refraktif dalam jarak 20 ft. Pengukuran ini sama dengan visus 6/6 dimana jarak 6 meter. Visus 20/20 menunjukkan ketajaman mata normal, 20/40 ketajaman dianggap separuh normal, dan 20/10 memiliki ketajaman dua kali orang normal. Ketajaman visual diukur berdasarkan resolusi spasial dari proses sistem penglihatan. Simbol berwarna hitam pada background berwarna putih digunakan untuk kontras maksimum dan jarak yang ditetapkan 6 meter merupakan jarak minimum mata normal untuk melihat tanpa melakukan akomodasi. Dalam pemeriksaan, lensa digunakan dalam berbagai kekuatan untuk memperbaiki kelainan refraktif yang ada dan menggunakan pinhole akan memperbaiki kelainan refraktif. Biasanya huruf digunakan dalam melakukan pemeriksaan (Snellen chart) namun simbol lain (huruf E yang menghadap berbagai arah) juga dapat digunakan.

Dengan kartu Snellen standar ini dapat ditentukan tajam penglihatan atau kemampuan melihat seseorang, seperti : - Bila tajam penglihatan 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak enam meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak enam meter. - Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30. - Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50. - Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak enam meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter. - Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter. - Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak tiga meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai dampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter. - Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak satu meter berarti tajam penglihatannya adalah 1/300. - Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga. - Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta nol (Ilyas, 2009).

Untuk mengetahui sama tidaknya ketajaman penglihatan kedua mata dapat dilakukan dengan uji menutup salah satu mata. Bila satu mata ditutup akan menimbulkan reaksi yang berbeda pada sikap anak, yang berarti ia sedang memakai mata yang tidak disenangi atau kurang baik dibanding dengan mata lainnya (Ilyas, 2009).

Alat-alat yang diperlukan Optotipe Snellen Trial lens Trial frame

Tata Kerja1. OP duduk menghadap optotipe Snellen dengan jarak 6 meter.2. Pasang trial frame pada mata.3. Satu mata ditutup dengan menggunakan telapak tangan sisi yang sama tanpa menekan bola mata, biasanya yang ditutup adalah mata kiri dan mata kanan diperiksa lebih dahulu.4. OP diminta membaca huruf pada optotipe Snellen dimulai dari huruf yang terbesar sampai ke huruf terkecil pada baris-baris selanjutnya yang masih dapat terbaca.5. Catat hasil pemeriksaan.Hasil PraktikumVisus (ketajaman penglihatan)Nama NaracobaVisus

Wandan Surya Kencana (20 tahun)OV OD 6/6OV OS 6/6

Refraksi dan KoreksinyaNama NaracobaRefraksiKoreksi (Jika Ada)

Wandan Surya K (20 tahun)EmetropiaTidak ada

Pembahasan Pada naracoba, visusnya 6/6. Artinya, naracoba dapat melihat huruf pada jarak enam meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak enam meter. Dalam hal ini naracoba tidak perlu diberikan lensa karena visusnya sudah normal.

KesimpulanPemeriksaan Visus mata adalah pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan kartu Snellen dan bila penglihatan kurang maka tajam penglihatan diukur dengan menentukan kemampuan melihat jumlah jari (hitung jari), ataupun proyeksi sinar. Untuk besarnya kemampuan mata membedakan bentuk dan rincian benda ditentukan dengan kemampuan melihat benda terkecil yang masih dapat dilihat pada jarak tertentu. Biasanya pemeriksaan tajam penglihatan ditentukan dengan melihat kemampuan membaca huruf-huruf berbagai ukuran pada jarak baku untuk kartu. Pasiennya dinyatakan dengan angka pecahan seperti 20/20 untuk penglihatan normal. Pada keadaan ini, mata dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya dapat dilihat pada jarak tersebut. Tajam penglihatan normal rata-rata bervariasi antara 6/4 hingga 6/6 (atau 20/15 atau 20/20 kaki). Tajam penglihatan maksimum berada di daerah fovea, sedangkan beberapa faktor seperti penerangan umum, kontras, berbagai uji warna, waktu papar, dan kelainan refraksi mata dapat merubah tajam penglihatan mata.

PRAKTIKUM II : PENGECAPAN Tujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:*Pemahaman mengenai dasar-dasar teori mengenai fisiologi pengecapan pada manusia.Teori DasarFungsi pengecapan pada lidah dilakukan oleh Taste Buds.Struktur khusus yang tertanam diantara paila lidah, juga ditemukan pada bagian belakan mulut dan palatum. Setiap orang memiliki hingga 5000-10000 taste buds. Tastan adalah substansi yang menstimulasi taste buds. Sinyal yang timbul setelah stimulasi oleh tastan merambat melalui N. kranialis menuju batang otak dan thalamus untuk berakhir di korteks serebri sehingga dapat terjadi persepsi rasa tertentu.

Alat yang diperlukan :1. Empat buah piringan kecil berisi : Larutan asam cuka Larutan NaCl 10 Larutan kopi Larutan gula 5%2. Aplikator (batang kecil dengan salah stu ujung diberi kapas)3. Peta rasa4. Kertas hisap / saring

Tata Kerja1. Meminta pasangan praktikum berkumur, kemudian mengeringkan lidahnya dengan kertas hisap2. Mencelupkan aplikator dalam larutan asam. Membuang larutan dengan menekan isi pinggang3. Menyentuh aplikator pada daerah ujung, sepanjang sisi, tengah dan belakang lidah pasangan praktikum4. Menulis tanda (+) pada daerah pera yang sesuai jika praktikan merasakan larutan tersebut. Menulis tanda (-) pada daerah peta rasa yang sesuai jika daerah tersebut disentuh tidak sensitif terhadap larutan yang diuji.5. Mengulangi prosedur diatas dengan mengunakan ketiga larutan lainnya, satu demi satu.Adakah bagian lidah yang tidak mampu menimbulkan sensasi pengecapan setelah aplikasi tastan?Bagian pengecap lidah dapat merasakan sensasi pengecapan dari aplikasi tastan, namun pada rasa tertentu, terdapat reseptor yang dominan pada lidah yang menjadikan bagian lidah tersebut lebih kuat sensasinya.

Hasil Praktikum1. Gambarlah hasil pengamatan saudara pada kotak dibawah iniAsamAsamAsinAsinManisPahit

Naracoba : Nuryadi 2. Jelaskan mekanisme jalannya impuls pada percobaan diatas sehingga anda dapat merasakan rasa manis, asam, asin, dan lain sebagainya ! Setiap sel reseptor umumnyalebih responsif terhadap salah satu dari kelimaprimary taste. Sensasi asin distimulasi oleh NaCl, dimana Na+akan masuk melalui kanal Na+sehingga terjadi depolarisasi. Sensasi asam distimulasi oleh ion H+, dimana H+ akan memblock kanal K+sehingga terjadi depolarisasi. Sensasi manis distimulasi oleh glukosa, sakarin, sukralosa, aspartam, maupun thaumatin. Ikatantastantini dengan reseptor akan menyebabkan aktivasi protein G yang selanjutnya mengaktifkan cAMP.Second-messengerini akan menyebabkan tertutupnya kanal K+di membran basolateral sehingga terjadi depolarisasi. Sensasi pahit distimulasi oleh alkaloid (morfin, nikotin, kafein). Sel reseptor sensasi pahit memiliki 50-100 reseptor yang berbeda. Ikatantastantdengan reseptornya akan mengaktifkan protein G,gustducin,yang selanjutnya akan mengaktifkan fosfodiesterase sehingga terjadi penurunan cAMP intrasel. Sensasi umami distimulasi oleh asam amino, terutama glutamat.Tastantini berikatan denganmetabotropic glutamate receptor, mGluR4. Aktivasi reseptor ini menyebabkan penutupan kanal kation sehingga terjadi depolarisasi.

Pembahasan Pada percobaan ini menunjukkan adanya titik rasa yang berbeda karena papilla memiliki reseptor saraf yang berbeda-beda. Adanya penyimpangan rasa yang tidak sesuai dengan teori misalnya rasa pahit yang juga berasa pada daerah ujung lidah karena pada saat pengujian, reseptor lidah sudah terkontaminasi dengan beberapa rasa yang lain saat pengujian sehingga peta ras apahit menjadi beberapa titik.Pada dasarnya, berbagai jenis rasa yang kita rasakan terdiri dari beberapa tempat pada lidah yaitu Reseptor rasa manis terletak pada ujung lidah, reseptor rasa asin terletak pada tepi depan lidah, reseptor rasa asam terletak pada tepi belakang lidah dan reseptor rasa pahit terletak pada pangkal lidah. Berikut ini merupakan penyebab adanya berbagai macam rasa. Transduksi Rasa ManisRasa manis dimulai dengan melekatnya molekul gula pada porus perasa. Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang tedapat pada sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G) akan teraktivasi selanjutnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan pembentukan CAMP dari ATP. Terjadinya peningkatan CAMP akan mengakibatkan terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini akan membuat ion K+ dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya neotransmitter ke sinaps dan selanjutnya akan diteruskan ke otak. Transduksi Rasa AsinRasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan neotransmitter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak. Transduksi Rasa PahitTranstan pahit akan berkaitan dengan reseptor pada membran. Perekatan ini akan mengakibatkan teraktivasinya protein G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Enzim ini akan membuat IP3 yang merupakan senyawa yang larut dalam sitoplasma yang terdapat dalam RE. Berikatan IP3 dengan reseptor akan membuat terbukanya ion Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju sitplasma. Peningkatan ion Ca akan membuat saluran K terbuka dan menjadi sinaps. Transduksi Rasa Asam Tidak seperti rasa manis dan pahit, rasa asam terjadi karena konsentrasi atau ion H. Membran sangat permeable terhadap protein ini. Masuknya proton ini membuat depolarisasi akibatnya neotransmitter dilepaskan ke sinaps.Persepsi PengecapanCara Kerja1. Mintalah 1 ml larutan Kina dan encerkan dengan menambahkan 1 ml Aquadest dengan gelas ukur.2. Masukkan dalam tabung, ini adalah larutan No.6 (3 mM)3. Minta orang percobaan untuk berkumur dengan air yang disediakan4. Menggunakan aplikator sentuhkan larutan Kina pada tempat yang telah ditentukan pada percobaan A dan gunakan Visual Analog Scale (VAS) : 9 point labelled scale (modified Lickert) dibawah ini untuk menilai sensasi yang dirasakanHow strong is the taste of this solution? Extremely strong Very strong Strong Slightly strong Neutral Slightly weak Weak Very weak Extremely weak

5. Lakukan pada ujung lidah, sepanjang sisi, tengah dan belakang lidah orang percobaan6. Setelah larutan Kina I, lakukan hal yang sama dengan larutan No.6

HASIL1. Berikan skala VAS untuk kedua larutan pada setiap lokasi lidahStrongSlightly strongVery strong

Strong

StrongStrong

PENGHIDU

Tujuan Percobaan : Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang berupa gas, serta membedakan wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak.

Teori DasarSensasi wangi/bau terjadi karena adanya interaksi zat dengan reseptor indera penciuman yang diteruskan ke otak berupa sinyal listrik. Reseptor ini merupakan sel saraf yang berupa benang halus. Pada satu ujung sel saraf berinteraksi dengan zat berbau, sedangkan ujung yang lainnya berkumpul dalam suatu tulang menuju bagian otak yang bertugas menerjemahkan sensasi dari indera penciuman. Serangkaian proses terjadi dalam benang halus, dimulai dari interaksi molekul dengan reseptor sampai dihasilkannya sinyal listrik. Interaksi molekul dengan sel saraf reseptor akan menyebabkan reseptor teraktifkan. Suatu protein yang berpasangan dengan reseptor (protein G) akan teraktifkan juga. Protein G yang teraktifkan akan menstimulasi pembentukan cAMP, melalui pembentukan enzim adenylate cyclase III. cAMP merupakan suatu molekul pembawa pesan yang dapat mengaktifkan suatu mekanisme transfer ion, sehingga akhirnya dapat dikirim informasi mengenai wangi/bau molekul ke otak berupa sinyal listrik. Setiap satu sensasi wangi terdiri dari beberapa campuran zat berbau yang akan menstimulasi reseptor. Kemudian dalam otak terdapat suatu sistem pemetaan yang menerjemahkan sensasi wangi ini. Itulah sebabnya meskipun hanya ditemukan 1000 sel saraf penciuman, tapi kita dapat mengenal 10000 jenis wewangian. Indera penciuman akan cepat beradaptasi. Sering kita merasa tidak lagi mencium wangi parfum yang telah kita semprotkan, padahal orang lain yang baru bertemu dengan kita masih bisa menciumnya. Terjadinya fenomena ini dapat dijelaskan dengan mekanisme berikut. Saat transfer ion untuk pengiriman sinyal ke otak, memungkinkan masuknya ion Ca2+, ion Ca2+ akan mengikat protein calmodullin (CaM). Kompleks Ca2+/Ca Mini dapat mengaktifkan enzim PDE yang selanjutnya dapat merusak molekul cAMP (molekul pembawa pesan yang dapat mengakifkan transfer ion dan bertanggung jawab dalam pengiriman sinyal ke otak), akibatnya pengiriman sinyal ke otak yang membawa informasi sensasi wangi terhenti. Saraf cranial (olfactory) manusia dapat membedakan berbagai macam bau karena memiliki banyak reseptor pembau, namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (komponen principle). Organ pembau hanya memiliki 7 reseptor namun dapat membaui lebih dari 600 aroma. Sistem olfaction dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut chemoreseptor. Sistem olfaction terdapat dihidung bagian atas (concha nasal superior) yang peka terhadap penciuman dan lebih dekat ke saraf olfaktorius.1. Fisik: Lebih sensitive terhadap bau, hidung mancung lebih peka atau lebih sensitive2. Psikologis : Wanita yang sedang PMS lebih sensitive

Kemampuan membau makhluk hidup tergantug pada :1. Susunan rongga hidung : hidung mancung lebih baik dalam membaui2. Variasi fisiologis: pada wanita PMS dan ibu hamil muda, penciumannya lebih peka3. Spesies: anjing (karena kemampuan survive tergantung pada pembauan jadi lebih peka pembauannya)4. Konsentrasi bau : bau busuk akan lebih tercium

Alat yang diperlukan :Empat buah zat Parfum Teh Kopi bubuk Minyak kayu putih Tata kerja:1. Siapkan 4 jenis zat yang mempunyai bau yang berbeda2. Baui atau ciumkan ke empat zat tersebut satu persatu3. Catat hasilnyaHasil Praktikum1. Gambarlah hasil pengamatan saudara pada kotak dibawah iniZatHasil (+)/(-)

Parfum+

Teh +

Kopi Bubuk+

Minyak kayu putih+

Alkohol+

Keterangan Tabel :Naracoba : Nuryadi+= tercium

2. Jelaskan mekanisme jalannya impuls pada percobaan diatas sehingga anda dapat mencium bau!Melalui udara inspirasi sel reseptor akan terangsangMukosa olfaktoriusSilliaSel sarafProtein + Reseptor (protein G)cAMPion (sinyal listrik)Otak

PRAKTIKUM IIIPENDENGARANTujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat: 1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometri (pemeriksaan audiometri).2. Membuat kesimpulan mengenai hearing loss dari hasil pemeriksaan audiometri sehingga dapat menetapkan apakah pendengaran orang percobaan dalam batas-batas normal atau tidak.Teori DasarAudiometri adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat/ambang batas pendengaran seseorang dan jenis gangguannya bila ada. Pemeriksaan dilakukan dengan memakai alat audiogram nada murni di dalam ruang kedap suara. Prinsip pemeriksaannya adalah bermacam-macam frekuensi dan intensitas suara (dB) ditransfer melalui headset atau bone conducter ke telinga atau mastoid dan batasan intensitas suara (dB) pasien yang tidak dapat didengar lagi dicatat, melalui program computer atau diplot secara manual pada kertas grafik.Kegunaan audiometri : Mengetahui derajat ketulian ringan, sedang atau berat Mengetahui jenis tuli konduktif, tuli syaraf (sensorineural) atau tuli campuranIndikasi pemeriksaan :1. Adanya penurunan pendengaran2. Telinga berbunyi dengung (tinitus)3. Rasa penuh di telinga4. Riwayat keluar cairan5. Riwayat terpajan bising6. Riwayat trauma7. Riwayat pemakaian obat ototoksik8. Riwayat gangguan pendengaran pada keluarga9. Gangguan keseimbanganPemeriksaan audiometri Audiometri berasal dari kata audir dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran. Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerophon. Pada sestiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh. Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah: Audiometri nada murniSuatu sistem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing untuk menukur ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantran tulang pada tingkat intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang.

Tabel berikut memperlihatkan klasifikasi kehilangan pendengaran

Kehilangan dalam (decibel)Klasifikasi

0-15Pendengaran normal

>15-25Kehilangan pendengaran kecil

>25-40Kehilangan pendengaran ringan

>40-55Kehilangan pendengaran sedang

>55-70Kehilangan pendenngaran sedang berat

>70-90Kehilangan pendengaran berat

>90Kehilangan pendengaran berat sekali

Audiometri tutur

Audiometri tutur adalah sistem uji pendengaran yang menggunakan kata-kata terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikaliberasi, untuk mengukur beberapa aspek kemampuan pendengaran. Kata-kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian disalurkan melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya, atau kata-kata rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan disalurkan melalui audiometer tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setip kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk menebaknya. Pemeriksa mencatatat presentase kata-kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap intensitas. Dari audiogram tutur dapat diketahui dua dimensi kemampuan pendengaran yaitu :a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari sejumlah kata-kata yang dituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang lazimnya disebut persepsi tutur atau NPT, dan dinyatakan dengan satuan de-sibel (dB).b) Kemamuan maksimal perndengaran untuk mendiskriminasikan tiap satuan bunyi (fonem) dalam kata-kata yang dituturkan yang dinyatakan dengan nilai diskriminasi tutur atau NDT. Pada dasarnya tuli mengakibatkan gangguan komunikasi, apabila seseorang masih memiliki sisa pendengaran diharapkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD/hearing AID) suara yang ada diamplifikasi, dikeraskan oleh ABD sehingga bisa terdengar. Prinsipnya semua tes pendengaran agar akurat hasilnya, tetap harus pada ruang kedap suara minimal sunyi. Karena kita memberikan tes paa frekuensi tertetu dengan intensitas lemah, kalau ada gangguan suara pasti akan mengganggu penilaian.

Manfaat audiometriUntuk kedokteran klinik (khususnya penyakit telinga), untuk kedokteran klinik (kehakiman,tuntutan ganti rugi), untuk kedokteran klinik pencegahan, deteksi ketulian pada anak-anak

Simbol Audiometer

NormalCHL

SNHL

Alat-alat yang diperlukan :1. Audiometer merek ADC. Lengkap dengan telepon telinga dan formulir.2. Penala berfrekuensi 256:3. Kapas untuk menyumbat telinga.AUDIOMETERKeterangan teknis mengenai audiometer.P.VI. 4. 1 Apa guna audiometer dan bagaimana cara kerjanya? Audiometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat ketajaman pendengaran seseorang. Untuk mendapatkan tingkat pendengaran yakni dengan cara merekam respon dari pasien setelah memberikan pasien tersebut rangsangan auditory dengan berbagai intensitas level.

Pada bagian muka audiometer ADC terdapat berbagai tombol dan skala (lihat gambar) yang berungsi sebagai berikut :Tombol1 (T) : tombol utama (gunanya untuk menghidupkan atau mematikan ala1).Tombol2 (T2) : tombol frekuensi nadaDengan menggunakan T2 ini kita memilih frekuensi nada yang dapat dibangkitkan oleh ala1. Frekuensi tersebut dapat dibaca pada skala (82) yang dinyatakan dalam satuan hertz.

P-VIA. 2 Apa yang dimaksud dengan frekuensi hertz? Hertz merupakan satuan frekuensi yang menandakan banyakanya suatu gelombang dalam 1 detik.

Tombol 3 (T3) : tombol kekuatan nada.Dengan tombol ini kita dapat mengatur kekuatan nada, kekuatan nada dapat dibaca pada skala (5) yang dinyatakan dalam decibel.

P-VI.3 Apa yang dimaksud dengan satuan decibel? Desibel (dB) adalah satuan untuk mengukur intensitas suara. Satu desibel ekuvalen dengan sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell.Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi (voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan suara).

Tombol4 (T4) : tombol pemilih telepon telinga bila tombol ini menunjukan ke B, berarti nada yang dihantarkan ketelepon berwarnahitam (black). Bila tombol menunjukan ke G yang bekerja hanya telepon kalbu (Grey).Tombol 5 (T5) : tombol penghubung nada. Dengan memutar tombol ini kekiri, nada akan terdengar ditelepon bila tombol dilepas, nada tidak terdengar lagi.

P-VIA. Apa yang dimaksud pemutus nada pemeriksaan? Maksud pemutusan nada pada pemeriksaan adalah melepas tombol sehingga nada tidak terdengar lagi untuk menguji apakah o.p benar-benar mendengar atau hanya pura-pura mendengar.

Tata Kerja1. Pemeriksaan menyiapkan alat sebagai berikut:a. putar tombol utama (T1) pada Off.b. putar tombol frekuensi nada (T2) pada 125.c. putar tombol kekuatan nada (T3) pada -10dp.

P-VIA. 5 Apa arti fisikologis intensitas 0 dp pada alat ? 0 db sama dengan tingkat tekanan yang mengakibatkan gerakan molekul udara dalam keadaan udara diam, yang hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan instrumen fisika, dan tidak akan terdengar oleh telinga manusia. Oleh karena itu, di dalam audiologi ditetapkan tingkat 0 yang berbeda, yang disebut 0 dB klinis atau 0 audiometrik. Nol inilah yang tertera dalam audiogram, yang merupakan grafik tingkat ketunarunguan. Nol audiometrik adalah tingkat intensitas bunyi terendah yang dapat terdeteksi oleh telinga orang rata-rata dengan telinga yang sehat pada frekuensi 1000 Hz.

2. Hubungan audiometer dengan sumbu listrik (125V) dan putar T1 ke ON, 51 dan 52 akan menyala, bila tidak demikian halnya laporkan pada supervisior.3. Suruhlah orang percobaan duduk membelakangi audiometer dan pasanglah telepon pada telinganya sehingga telepon Black ditelinga kiri.4. Berikan petunjuk pada orang percobaan untuk mengacungkan tangannya ke atas pada saat mulai dan selama ia mendengar nada melalui salah satu telepon, dan menurunkan tangannya pada saat nada mulai tidak terdengar lagi.5. Tunggulah 2 menit lagi untuk memanaskan alat.6. Putarlah T5 ke kiri dan pertahankanlah selama pemeriksaan.7. Putarlah tombol kekuatan T3 perlahan-lahan searah dengan jarum jam sampai orang percobaan mengacungkan tangannya keatas.8. Teruskanlah memutarkan tombol tersebut sebesar 10 db dan kemudian putarlah tombol T3 tersebut perlahan-lahan berlawanan dengan jarum jam sampai orang percobaan menurunkan tangannya. Catatlah angka db pada saat itu.9. Ulangilah tindakan 7 dan 8 dua kali lagi dan ambillah angka terkecil sebagai hearing loss orang percobaan pada frequency 125 Hz.10. Selama percobaan ini lepaskanlah sekali-kali T5 pada waktu orang percobaan mengacungkan tangannya untuk menguji apakah orang percobaan benar-benar mendengar nada atau hanya pura-pura mendengar.11. Ukurlah, hearing loss untuk telinga yang sama dengan cara yang sama pula pada requency 250,500,1000,2000,4000,8000,12000 Hz dan catatlah data hasil pengukuran pada formulir yang telah disediakan.12. Ulangi seluruh pengukuran ini untuk telinga yang lain.13. Buatlah audiogram orang percobaan pada formulir yang telah disediakan dengan data yang diperoleh pada pengukuran

Hasil PercobaanNaracoba memiliki kemampuan pendengaran dalam batas normal yang tercatat dalam bentuk angka terkecil (ambang) suara yang masih dapat didengar dalam setiap frekuensi suara yang berbeda. Karena hasil dari pengukuran percobaan dengan alat audiometri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: faktor alat (kondisi dan kualitas baik atau tidak), faktor ruangan yang tidak kedap suara, faktor kemampuan konsentrasi/memusatkan pikiran naracoba (sebaiknya konsentrasi naracoba tidak terganggu dengan kondisi suara sekitar dan fokus pada pemeriksaan), dan faktor hantaran (udara dan tulang).

KesimpulanSemakin besar frekuensi, maka intensitas yang dapat didengar semakin rendah.

SIKAP DAN KESEIMBANGAN BADAN PADA KATAK DAN MANUSIATujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:1. Mengemukakan berbagai reaksi perubahan sikap badan katak oleh perangsangan kanalis semisirkularis dan reaksi menegakkan badan setelah ekstirpasi labirin.2. Menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi reaksi perubahan sikap diatas.3. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan keseimbangan badan manusia.4. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :a. Dengan kursi Barany terhadap Gerakan bola mata Tes penyimpangan penunjukan Tes jatuh Kesan (sensai)b. Dengan berjalan mengelilingi statifTeori DasarAparatus vestibular merupakan organ yang berperan dalam keseimbangan. Jaringan tulang menutupi saluran-saluran bermembran. Saluran tersebut terdiri dari duktus koklearis, tiga kanalis semisirkularis, utrikulus dan sakulus. Akan tetapi, duktus koklearis (skala media) lebih berperan dalam pendengaran dibanding keseimbangan. Di dalam sakulus dan utrikulus, terdapat suatu area sensorik yang kecil (diametersekitar 2 mm) yang disebut sebagai makula. Makula terdiri dari sel-sel rambut yang sisi basolateralnya bersinaps dengan nervus vestibularis. Sedangkan silianya tertanam di lapisan gelatinosa. Pada lapisan gelatinosa ini juga terdapat kristal kalsium karbonat yang disebut statokonia/otolith. Otolith mempunyai berat jenis sebesar 2-3 kali lipat disbanding jaringan/cairan disekitarnya. Berat jenis yang besar ini berperan untuk menarik silia ke arah gravitasi. Pada setiap sel rambut, terdapat 50-70 silia kecil (stereosilia) dan satu silia besar(kinosilium). Kinosilium terletak di tepi permukaan apikal sel rambut, dan kinosilium yang terletak di sebelahnya berukuran semakin kecil. Cara kerja sel rambut di aparatus vestibularsama dengan sel rambut di organ Corti. Di dekat utrikulus, terdapat tiga kanalis semisirkularis: anterior, posterior, dan lateral. Pada satu ujung setiap kanalis semisirkularis terdapat pembesaran yang disebut ampula. Didalam ampula ini terdapat suatu hubungan yang disebut krista ampularis. Ketika kepala seseorang bergerak, inersia cairan endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis menyebabkan cairan cenderung diam, sedangkan kanalis semisirkularis ikut bergerak bersama kepala. Hal ini menyebabkan cairan bergerak dari saluran ke ampula, yang akhirnya mendorong kupula kesatu arah.Dalam kupula terdapat ratusan silia yang dapat terstimulasi jika membengkok (seperti sel rambut di organ Corti). Kinosilia pada kupula mengarah ke satu arah, berbeda dengan sel rambut pada makula. Jika kupula terdorong ke satu arah, maka sel rambut terdepolarisasi.

Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :1. Katak2. Papan fiksasi katak + gelas beker3. Ether + kapas + jarum pentul4. Skapel + gunting halus + pinset halus + bor halus5. Kursi putar barany6. Tongkat atau statif yang panjang.7. Bak berisi air.

Tata Kerja

Percobaan pada katak1. Meletakkan seekor katak dipapan fiksasi dan menutup dengan gelas beker.2. Memegang papan fiksasi dan gelas beker itu dengan kedua belah tangan dan menggerakkan keatas, kebawah dan memutar kekanan dan ke kiri.3. Memperhatikan dengan seksama perubahan-perubahan sikap pada katak:a. Posisi kepalab. Fleksi/ekstensi ekstermitas4. Membuka gelas beker dan memalingkan kepala katak kanan, memperhatikan sikap dan kedudukan kakinya.P.VI.4.6 Apa maksud kita memalingkan kepala katak ?Memberikan rangsangan untuk mengecek kesadaran katak serta melihat sikap dan kedudukan kaki yang normal bila kepala katak dimiringkan ke kanan. 5. Memasukkan katak itu kedalam bak yang berisi air dan memperhatikan gerakan kaki dan arah berenangnya.6. Membuang labirin kanan katak itu dengan cara sebagai berikut :a. Membius katak dengan cara memasukkan bersama-sama dengan kapas yang telah dibasahi dengan eter ke dalam gelas beker yang ditelungkupkan.b. Setelah katak itu terbius, meletakkan katak telentang dipapan fiksasi dan sematkan jarum-jarum pentul pada kakinya.P.VIA.7. Bagaimana kita mengetahui bahwa katak sudah terbius ?Dengan memberikan rangsnagan berupa sentuhan apabila katak sudah tidak bergerak menandakan katak sudah terbius.c. Fiksasi rahang atas katak dengan jarum pentul pada papan fiksasi dan membuka mulut selebar-lebarnya.d. Mengunting selaput lendir rahang atas di garis median dengan guting halus sesuai dengan garis y pada gambar.e. Membebaskan selaput lender itu dari jaringan dibawahnya dan mendorong kea rah lateral. Mencegah perdarahan sedapat-dapatnya.f. Memperhatikan dasar tengkorak katak terutama os. Parabasalenya yang membayang (= p pada gambar).g. Merusak labirin kanan dengan jalan member os parabasale di tempat yang diberikan tanda X secara hati-hatu sedalam 1-2 mm (sampai terasa bahwa bor telah menembus tulang yang keras)h. Membersihkan daerah operasi dengan kapas dan mengembalikan selaput lender ketempat semula dengan demikian alat keseimbangan kanan telah dibuang.7. Setelah efek pembiusan pada katak menghilang, mengulangi tindakan no. 1 s/d no. 58. Membuang sekarang labirin kiri dengan cara yang sama seperti sub. 6 dengan demikian kedua alat keseimbangan telah dibuang.9. Menggulangi sekarang tindakan no. 1 s/d no. 510. Mencatat hasil pengamatan pada formulir yang tersedia. Hasil Percobaan dan PembahasanSebelum katak diguncang, kepala katak ekstensi dan ekstremitas sedikit flexi, sedangkan setelah diguncang kepala katak menjadi sedikit ekstensi dan ekstremitasnya ekstensi. Setelah katak diputar dengan keadaan kedua labirin masih utuh, katak dilepaskan ke dalam waskom berisi air, di air katak terlihat berenang lurus (terlihat pada gambar 3) sedangkan setelah dilakukan pengrusakan pada labirin katak, arah jalan katak disesuaikan dengan labirin yang dirusak. Ketika labirin sebelah kanan dirusak, di air katak akan berenang ke arah kanan dan sebaliknya ketika labirin sebelah kiri yang dirusak maka katak akan berenang ke arah kiri.

Dalam percobaan diatas dapat dilihat bahwa visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

KesimpulanProses pengelihatan dapat mempengaruhi keseimbangan.

Percobaan pada manusiaTeori DasarPada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh(center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecualitubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya: melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan efektor. Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagaikontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan :1. Menyuruh orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis lurus dilantai dengan mata terbuka dan kepala serta badan sikap yang biasa. Memperhatikan jalannya dan menanyakan apakah ia mengalami kesukaraan dalam mengikuti garis lurus tersebut.2. Mengulangi percobaan diatas (no.1) dengan mata tertutup.3. Mengulangi percobaan diatas (no.1 dan 2) dengan :a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri.b. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan.P.VI.4.8. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan?Pengaruhnya adalah pada saat kepala dimiringkan, maka mata akan ikut miring kearah miringnya kepala. Mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada.Hasil PraktikumNaracoba : NoviaHasil pengamatan

1. Jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala serta badan sikap yang biasaArah jalannya tetap lurus dan tidak mengalami kesukaran

2. Jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala serta badan sikap yang biasaArah jalannya tetap lurus dan tidak mengalami kesukaran

3.1.a. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kiriArah jalannya sedikit miring ke kiri dan mengalami kesukaran

3.1.b. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kananArah jalannya sedikit miring ke kanan dan mengalami kesukaran

3.2.a. jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala dimiringkan ke kiriArah jalannya miring ke kiri dan mengalami kesukaran

3.2.b. jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala dimiringkan ke kananArah jalannya miring ke kanan dan mengalami kesukaran

Naracoba : NoviaHasil pengamatan

1. Jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala serta badan sikap yang biasaArah jalannya tetap lurus dan tidak mengalami kesukaran

2. Jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala serta badan sikap yang biasaArah jalannya agak miring ke kiri dan tidak mengalami kesukaran

3.1.a. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kiriArah jalannya miring ke kiri dan mengalami kesukaran

3.1.b. jalan lurus dengan mata terbuka dan kepala dimiringkan ke kananArah jalannya miring ke kanan dan mengalami kesukaran

3.2.a. jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala dimiringkan ke kiriArah jalannya miring ke kiri dan mengalami kesukaran

3.2.b. jalan lurus dengan mata tertutup dan kepala dimiringkan ke kananArah jalannya miring ke kanan dan mengalami kesukaran

PembahasanHal diatas terjadi dikarenakan proses keseimbangan dalam berjalan juga dipengaruhi oleh visualisasi atau pengelihatan. Mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik.

KesimpulanProses pengelihatan dapat mempengaruhi keseimbangan seseorang.

Percobaan Keseimbangan pada ManusiaTujuan PraktikumPada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat:1. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan keseimbangan badan manusia2. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut :a. Dengan kursi Barany terhadap Gerakan bola mata Tes penyimpangan penunjukan Tes jatuh (sensasi)b. Dengan berjalan mengelilingi statifAlat yang diperlukan1. Kursi barany + tongkat/statif yang panjang.Teori DasarKeseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika ditempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut OSullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusatgravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang diatur dalam otak sebagai respon terhadap perubahan kondisi internaldan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan,kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

Fisiologi KeseimbanganTujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah: menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuhketika bagian tubuh lain bergerak. Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah : Sistem informasi sensorisPenglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Sistem vestibular Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, sertasakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.Respon otot-otot postural yang sinergis (postural muscles response synergies)Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan.

Kekuatan otot (muscle Strength)Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa bebaneksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG). Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikanmassa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalamkeadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidangtumpu, serta berat badan.2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG). Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS). Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan.Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas.

Tata KerjaA. Percobaan dengan kursi BaranyNistagmusa. Menyuruh orang percobaan duduk tegak di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.b. Menutup kedua matanya dengan sapu tangan dan menundukkan kepala o.p 30 kedepan.P.VIA.9. Apa maksud tindakan penundukan kepala o.p 30 ke depan?Agar canalis semisircularis berada pada bidang horizontal c. Memutarkan kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan.d. Menghentikan pemutaran kursi secara tiba-tiba.e. Membuka sapu tangan dan menyuruh lagi o.p melihat jauh kedepanf. Memperhatikan adanya nistagmus. Menempatkan arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut.P.VIA.10. Apa yang dimaksud Rotatory Nistagmus dan Postrotatory nystagmus?Rotatory Nistagmus : Gerakan involunter bola mata sesuai gerak rotasi dari axis.Postrotatory Nistagmus: Apabila seseorang sedang berputar dan secara tiba-tiba dihentikan, dimana fase cepat dari nistagmus berlawanan arah dari gerakan rotasi sebelumnya.Hasil Praktikum dan PembahasanNaracoba : NuryadiPada percobaan ini, setelah Naracoba diputar dengan kursi ke kanan sebanyak 10 kali dalam 20 detik pada mata naracoba terdapat nistagmus horizontal dengan arah ke kanan. B. Test penyimpangan penunjukan (Pas Pointing Test of Barany)1. Menyuruh o.p duduk tegak di kursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu tangan.2. Memeriksa sendiri tepat dimuka kursi Barany sambil mengulurkan tangan kearah o.p3. Menyuruh o.p meluruskan lengan kanannya kedepan sehingga dapat menyentuh jari tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya.4. Menyuruh o.p mengangkat lengan kanannya keatas dan kemudian dengan cepat menurunkan kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi. Tindakan no. 1 s/d 4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya sebagai berikut :a. Menyuruh o.p dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.b. Memutar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.Hasil Praktikum dan Pembahasan Naracoba : NuryadiPada saat naracoba mencoba untuk menyentuh jari pemeriksa, naracoba mengalami kesulitan untuk menunjuk arahnya. Namun pada akhirnya naracoba dapan menyentuh jari pemeriksa C. Kesan sensasi1. Menggunakan orang percobaan yang lain2. Menyuruh o. duduk dikursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu tangan.3. Memutar kursi Barany tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur bertambah dan kemudian mengurangi kecepatan putarannya secara berangsur-angsur sampai terhenti.4. Menanyakan kepada o.p arah perasaan berputara. Sewaktu kecepatan putar masih bertambahb. Sewaktu kecepatan putar menetapc. Sewaktu kecepatan putar dikurangid. Segera setelah kursi dihentikan.5. Memberikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh o.pHasil Praktikum dan Pembahasan Naracoba : Pratistha SatyanegaraDengan adanya sensasi dari arah kanan, maka reaksi tubuh pasien bergerak kesebelah kiri.

Mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan o.p :Pada saat kursi barany diputar ke kanan, naracoba dengan mata tertutup menyebutkan arah putaran : Kecepatan putar masih bertambah : Kanan Kecepatan putar menetap : Kanan Kecepatan putar dikurangi : Kanan Setelah kursi dihentikan : Kiri

D. Percobaan sederhana untuk kanalis semisirkularis horizontal1. Menyuruh o.p dengan mata tertutup dan kepala ditundukan 30, berputar sambil berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jaram sebanyak 10 kali dalam 30 detik.2. Menyuruh o.p berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke muka.3. Memperhatikan apa yang terjadi4. Mengulangi percobaan ini dengan berputar menurut arah yang berlawanan dengan arah jarum jam.P.VI.4.11 a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada Naracoba ketika berjalan lurus ke muka setelah berputar 10 kali searah dengan jarum jam? Naracoba seharusnya berjalan sempoyongan atau tidak lurus garis.c. Bagaimana keterangannya ?Karena endolimf bergerak lebih lambat namun bersifat menyusul jadi ketika terdapat penghentian putaran, endolimf masih cenderung mengikuti perputaran tersebut.

Hasil Praktikum dan Pembahasan Nracoba : Pratistha SatyanegaraSetelah naracoba berputar ke arah kiri ataupun kanan, ketika naracoba mencoba untuk berjalan lurus, arah jalannya tidak lurus.Kesimpulan

Posisi berjalan dan keseimbangan dipengaruhi oleh posisi kanalis semisirkularis serta pergerakan cairan endolimph-perilimph.Pemeriksaan PendengaranDasar TeoriSewaktu suatu gelombang suara mengenai jendela oval, tercipta suatu gelombang tekanan di telinga dalam. Gelombang tekanan menyebabkan perpindahan mirip-gelombang pada membran basilaris terhadap membrana tektorium. Sewaktu menggesek membrana tektorium, sel-sel rambut tertekuk. Hal ini menyebabkan terbentuknya potensial aksi. Apabila deformitasnya cukup signifikan, maka saraf-saraf aferen yang bersinaps dengan sel-sel rambut akan terangsang untuk melepaskan potensial aksi dan sinyal disalurkan ke otak (Corwin, 2001).Frekuensi gelombang tekanan menentukan sel-sel rambut yang akan berubah dan, neuron aferen yang akan melepaskan potensial aksi. Misalnya, sel-sel rambut yang terletak dibagian membrana basilaris dekat jendela oval adalah sel-sel yang mengalami perubahan oleh suara berfrekuensi tinggi, sedangkan sel-sel rambut yang terletak dimembrana basilaris yang paling jauh dari jendela oval adalah sel-sel yang mengalami perubahan oleh gelombang berfrekuensi rendah. Otak menginterpretasikan suatu suara berdasarkan neuron-neuron yang diaktifkan. Otak menginterpretasikan intensitas suara berdasarkan frekuensi impuls neuron dan jumlah neuron aferen yang melepaskan potensial aksi (Corwin, 2001).Penghantaran (konduksi) gelombang bunyi ke cairan di telinga dalam melalui membran timpani dan tulang-tulang pendengaran, yang merupakan jalur utama untuk pendengaran normal, disebut hantaran osikular. Gelombang bunyi juga menimbulkan getaran membran timpani kedua yang menutupi fenestra rotundum. Proses ini, yang tidak penting untuk pendengaran normal, disebut hantaran udara. Hantaran jenis ketiga, hantaran tulang, adalah penyaluran getaran dari tulang-tulang tengkorak ke cairan di telinga dalam. Hantaran tulang yang cukup besar terjadi apabila kita menempelkan garpu tala atau benda lain yang bergetar langsung ke tengkorak. Jaras ini juga berperan dalam penghantaran bunyi yang sangat keras (Ganong, 2002).Pemeriksaan dengan menggunakan garpu tala merupakan tes kualitatif, yaitu:a. Tes Rinne Tujuan: Membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa.b. Tes Weber Tujuan: Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan.c. Tes Schwabach Tujuan: Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.Tes RinneTes WeberTes SchwabachDiagnosis

Positif

Negatif

Positif

Tidak ada lateralisasi

Lateralisasi ke telinga yang sakit

Lateralisasi ke telinga yang sehatSama dengan pemeriksa

Memanjang

MemendekNormal

Tuli konduktif

Tuli sensorineural

Catatan: Pada tuli konduktif