laporan evaluasi pembelajaran biologi di sma islam sultan agung semarang

33
LAPORAN OBSERVASI EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG Disusun untuk memenuhi tugas Evaluasi Pembelajaran Biologi Disusun Oleh : 1. Irma Khomsah (4401411045) 2. Nur Yuliani Elfandari (4401411046) 3. Dewi Setiyana (4401411058) Rombel : 3/ Pend. Biologi UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Upload: semarang-state-university

Post on 09-Jan-2017

427 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

LAPORAN OBSERVASI

EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG

Disusun untuk memenuhi tugas Evaluasi Pembelajaran Biologi

Disusun Oleh :

1. Irma Khomsah (4401411045)2. Nur Yuliani Elfandari (4401411046)3. Dewi Setiyana (4401411058)

Rombel : 3/ Pend. Biologi

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Evaluasi pembelajaran merupakan proses penilaian terhadap peserta didik yang

dilakukan oleh guru untuk menentukan kualitas pembelajaran. Dimana penilaian tersebut

biasa dinamakan dengan asesmen (penilaian proses belajar siswa). Evaluasi pembelajaran

berperan penting dalam pendidikan, dimana evaluasi pembelajaran bertujuan untuk

mengetahui kemampuan peserta didik dan guru. Evaluasi pembelajaran berkaitan dengan

model pembelajaran. Dimana model pembelajaran merupakan bagian dari evaluasi

pembelajaran. Asesmen yang dilakukan oleh guru tidak melihat dari segi status ataupun

dari segi lainnya. Evaluasi yang dilakukan haruslah murni.

Ada 3 macam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Di samping kegiatan

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, kegiatan yang tidak kalah pentingnya

adalah kegiatan evaluasi pembelajaran. Kegiatan evaluasi pembelajaran dilakukan guru

dengan maksud untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru,

kemampuan dan daya serap peserta didik terhadap materi pembelajaran yang telah

diajarkan guru, dan umpan balik bagi guru dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan.

Dalam proses evaluasi pembelajaran, guru berperan sebagai evaluator yang berfungsi

untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seorang guru dalam proses pembelajaran, dan

evaluasi juga dapat dikatakan sebagai penentu untuk mengetahui apakah proses/cara

belajar mengajar itu harus dipertahankan atau diperbaiki lagi. Oleh sebab itu, peran guru

disini sangat menentukan. Dalam peraturan pemerintah No. 41 Tahun 2007, tentang

standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk

menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan

proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran

diselenggarakan dengan cara:

- Membandingkan proses pembelajaran guru dengan standar proses

- Mengidentifikasi kinerja guru sesuai dengan kompetensi guru.

Dari uraian diatas kami berkeinginan melakukan observasi untuk mengetahui keadaan

nyata di lapangan bagaimana evaluasi pembelajaran itu berjalan. Apakah sudah sesuai

Page 3: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

dengan peraturan yang ada? dan bagaimanakah sistematikanya? maka dari itu kami telah

melakukan observasi evaluasi pembelajaran di SMA 1 Sultan Agung Semarang dan

mengkaji evaluasi pembelajaran oleh guru, terutama khusus mata pelajaran biologi.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep dasar dan jenis-jenis evaluasi yang digunakan di SMA 1 Sultan

Agung Semarang?

2. Bagaimana perencanaan evaluasi di SMA 1 Sultan Agung Semarang?

3. Bagaimana tekhnik evaluasi SMA 1 Sultan Agung Semarang?

1.3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui konsep dasar dan jenis-jenis evaluasi yang digunakan di SMA 1

Sultan Agung Semarang

2. Untuk mengetahui perencanaan evaluasi di SMA 1 Sultan Agung Semarang

3. Untuk mengetahui tekhnik evaluasi di SMA 1 Sultan Agung Semarang

1.4 MANFAAT

1. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang konsep perencanaan dan

pelaksanaan evaluasi pembelajaran biologi di SMA 1 Sultan Agung Semarang.

2. Mengetahui analisis permasalahan evaluasi pembelajaran dilapangan.

3. Melatih keterampilan mahasiswa dalam bersosialisasi dan mengenal lingkungan

sekolah.

Page 4: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

BAB II

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

2.1. WAKTU DAN TEMPAT OBSERVASI

Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Mei 2013 di SMA 1 Sultan Agung

Semarang.

2.2 HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHSAN

Perencanaan dan Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Biologi

a. Penentuan tujuan penilaian

b. Penyusunan kisi-kisi

c. Penyusunan silabus

d. Penyusunan RPP

e. Penyusunan lembar kerja siswa dan kunci jawaban

f. Perumusan indikator

g. Penyusunan dan Pengembangan instrumen

h. Pelaksanaan penilaian

a. Penentuan Tujuan Penilaian

Di SMA 1 Sultan Agung Semarang kurikulum berbasis agama islam. Dengan

2 jam pembelajaran dalam satu pekan dengan diampu oleh 2 orang guru biologi

yaitu bapak Didik M.E S.pd dan bapak Drs. Risno Setyono.

Penentuan tujuan penilaian merupakan langkah awal dalam rangkaian

kegiatan penilaian secara keseluruhan. Selain itu ada juga tujuan penilaian yang

lain seperti penilaian untuk tengah semester, akhir semester, kenaikan kelas, atau

penilaian akhir dari satuan pendidikan.

b. Penyusunan Kisi - kisi

Data yang kami peroleh dari wawancara dengan bapak Didik, setiap ujian

kenaikan kelas maupun ujian semester, selalu membuat kisi – kisi soal ujian.

Page 5: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Kisi – kisi yang kami peroleh adalah kisi – kisi soal pilihan ganda. Pada tabel

kisi – kisi sudah lengkap, terdapat Standart Kompetensi Lulusan (SKL), indikator

SKL, Ruang Lingkup Materi, Indikator soal dan Nomor soal dengan tipe soalnya.

Namun pada kisi – kisi ini belum tercantum kunci jawaban soal ujiannya.

KISI-KISI SOAL

Page 6: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Kartu Soal

Disusun untuk pengajuan soal ujian yang akan dilakukan :

Rubrik Kriteria Penilian Praktikum

Terdapat rubrik penilaian untuk tes praktikum dengan penskoran 10 – 20.

Penilaian berdasarkan keterampilan penggunaan alat oleh siswa dalam praktikum.

Page 7: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

c. Penyusunan silabus

Kelebihan dari silabus di atas yaitu, bapak Didik menambahkan tahun pembelajaran,

kompetensi dasar, dan contoh instrumen pada kolom penilaiannya. Kompetensi dasar

dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target yang harus dicapai

dalam pembelajarannya. Sedangkan contoh instrumen dapat memperjelas proses

penilaiannya.

Page 8: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

d. Penyusunan RPP

Page 9: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Page 10: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Page 11: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

e. Penyusunan lembar kerja siswa dan kunci jawaban

Page 12: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Dalam proses belajar mengajar, guru membutuhkan alat sebagai pendukung atau

penunjang dalam menyampaikan materi serta untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Alat yang digunakan dapat berupa media dan bahan ajar. Salah satu contoh bahan ajar

yang digunakan dalam menunjang pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS

sangat banyak digunakan oleh guru. Hampir tiap mata pelajaran menggunakan LKS dalam

proses belajar mengajar. Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah

sebagai berikut.

Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.

Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.

Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara

lisan.

Saat ini di sekolah-sekolah banyak ditemui penggunaan buku jenis LKS (Lembar

Kerja Siswa) yang sebenarnya merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai

dengan kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya dikerjakan

di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga harus dikerjakan di rumah

sebagai PR. Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak disampaikan dalam

bentuk uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk rangkuman atau poin-poin penting

saja. Akibatnya, ketika menggunakan LKS ini, siswa-siswa cenderung langsung

mengerjakan soal-soal, yang pada umumnya berupa soal-soal pilihan ganda. Jika siswa

tidak dapat mengerjakan sebuah soal, maka siswa akan mencari jawabannya dalam

rangkuman materi pelajaran di LKS tersebut. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus,

bukan tidak mungkin bahwa kemampuan siswa untuk memahami bacaan, berpikir kritis,

dan berpikir kreatif tidak akan berkembang. Oleh karena itu, dengan adanya lembar kerja

siswa yang telah dibuat oleh bapak Didik seperti yang tampak jelas diatas, merupakan

suatu upaya yang dilakukan oleh bapak Didik dan rekannya guna melatih siswa berfikir

kreatif, inovatif, dan aktif.

f. Perumusan indikator

Pada kisi – kisi sudah dilengkapi dengan indikator untuk setiap soal.

g. Penyusunan dan Pengembangan instrumen

Telaah instrumen oleh pak Didik belum dilakukan, karena terbatasnya waktu

yang tidak mencukupi untuk melakukan hal tersebut. Pada pasal 25 (4) Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan

Page 13: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini

berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta

didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan

psikomotor (keterampilan).

Dari hasil observasi yang telah kami lakukan evaluasi pembelajaran yang

dilakukan guru biologi di sekolah sultan agung telah menggunakan pengembangan

instrumen baik dari ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Hal ini dapat membantu

guru dalam mengevaluasi hasil pembelajaran yang ingin dicapai. Dari aspek

psikomotorik yang dikembangkan adalah kemampuan siswa dalam melakukan

kegiatan praktikum. Hal ini sesuai bahwa untuk jenjang pendidikan sma, mata

pelajaran yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan, seni budaya, fisika, kimia, biologi, dan

keterampilan.

Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah

psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam

kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya

sedikit bila dibandingkan dengan ranah psikomotor. Menurut Djemari M (2004:4-5)

keterampilan psikomotorik berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang

memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Pada umumnya tes psikomotor

meliputi 2 hal yaitu, 1. Produk performa motorik yang mengukur kecepatan,

kekuatan, keajegan servise dll dan 2. Prosespelaksanaan performa mengukur pola

yang digunakan.

Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu:

gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan

terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik atau

gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang

mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual adalah

kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak. Kemampuan fisik adalah

kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah

gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga. Komunikasi

nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.

Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor menjadi tiga, yaitu: specific

responding, motor chaining, rule using. Pada tingkat specific responding peserta didik

mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang dapat didengar, dilihat, atau

Page 14: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

diraba), atau melakukan keterampilan yang sifatnya tunggal. Pada motor chaining

peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar

menjadi satu keterampilan gabungan. Pada tingkat rule using peserta didik sudah

dapat menggunakan pengalamannya untuk melakukan keterampilan yang komplek.

Dave (1967) dalam penjelasannya mengatakan bahwa hasil belajar psikomotor

dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan

naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan

sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Manipulasi adalah

kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi

berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Kemampuan tingkat presisi adalah

kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu

menghasilkan produk kerja yang tepat. Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah

kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya

merupakan sesuatu yang utuh. Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah

kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik

saja sehingga efektivitas kerja tinggi.

Dari ranah afektif yang dilakukan oleh guru biologi di sma sultan agung

adalah melakukan penilaian diri kepada siswanya. Penilaian diri (self assessment)

adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai

dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi

yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.

Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang

berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam proses

pembelajaran di kelas, berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik

dapat diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir

sebagai hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan

yang telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik

dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap

suatu objek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan

penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan

kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau

keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan.

Page 15: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan

kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik ini dalam penilaian di kelas

antara lain sebagai berikut.

Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi

kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;

Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka

melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya;

Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur,

karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

Menurut Andersen (1980) ada dua metode yang dapat digunakan untuk

mengukur ranah afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri. Ranah

afektif adalah rana yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Rana afektif mencakup

watak prilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Beberapa pakar

mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang

telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. 

ξ Rana afektif menjadi lebih rinci lagi kedalam lima jenjang, yaitu :

1) Receiving atau attending : (menerima atau memeperhatikan), adalah kepekaan

seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada 

dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang

ini misalnya adalah : kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol

dan menyelesaikan gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.

2) Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya parsitipasi aktif”. Jadi

kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

mengikut sertakan drinya secara aktif dalam fenomena tertentu dalam membuat reaksi

terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi dari pada jenjang receiving.

Contoh hasil balajar ranah afektif responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya

untuk mempelajarinya lebih jauh atau mengenali lebih dalam lagi, ajaran-ajaran islam

tentang kedisiplinan.

3) Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai

atau memberikan penghargaan terhadap sesuatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila

kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.

Page 16: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi dri pada receiving

atau responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini

tidak hanya mampu menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan

untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang

telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini

berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai dicamkan

(internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta

didik. Contoh hasil belajar afektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan

yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah

maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

4) Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya mempertemukan

perbedaan nilai sehingga membentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada

perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari

nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai

dengan nilai yang lain. Pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya.

Contoh nilai afektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung penegakan

disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada

peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.

5) Characterization by evalue or calue complex (=karakterisasi dengan suatu nilai

atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh

seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses

internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hirarki nilai . nilai itu

telah tertaman secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya.

h. Pelaksanaan Penilaian

Jenis evaluasi yang digunakan dalam mengevaluasi siswa di SMA 1 Sultan

Agung Semarang adalah evaluasi sumatif, evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir

satu-satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan dan

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari

satu unit ke unit berikutnya. Contoh ujian tengah semester dan akhir semester dan tes

formatif , yaitu evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir suatu pokok pembahasan,

dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah

berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Contoh: post test di akhir pelajaran.

Page 17: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Teknik Penilain yang digunakan di SMA 1 Sultan Agung Semarang :

1. Tes tertulis : tes sumatif dan tes formatif.

2. Tes praktik : praktikum.

3. Penugasan : rangkuman, mencari artikel, dll.

4. Tes lisan : guru menggunakan tes lisan untuk menguji

siswanya saat ujian praktikum.

5. Penilaian fortofolio : membuat insectarium, membuat alat peraga.

6. Penilaian diri : Memberi angket kepada siswa yang tertera

pada lembar kerja praktikum.

¤ Ruang Lingkup Penilaian Proses Dan Hasil Belajar

Sikap

Adalah kebiasaan, motivasi, minat, bakat yang meliputi bagaimana sikap

peserta didik terhadap guu, mata pelajaran, orang tua, suasana sekolah, lingkungan,

metode, media dan penilaian.

Pengetahuan dan Pemahaman

Pemahaman peseta didik sudah mengetahui dan memahami tugas-tugasnya

sebagai warga Negara, warga masyakat, warga sekolah, dan sebagainya

Kecerdasan

Meliputi apakah peserta didik samapi taraf tertentu sudah dapat memecahkan

masalah-masaah yang di hadapi dalam pelajaran.

Perkembangan Jasmani

Meliputi apakah jasmani peserta didik sudah berkembang secara harmonis,

apaka peserta didik sudah membiasakan diri hidup sehat

Keterampilan

Hal ini menjelaskan apakah peserta didik sudah terampil membaca, menulis

dan menghitung, apakah peserta didik sudah terampil menggambar, olahraga, dan

sebagainya.

Page 18: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Rubrik Penilaian

Terdapat rubrik penilaian sebagai acuan dalam penilaian aspek dalam praktikum dari

skor 10 – 20.

Skala Likert

Page 19: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Terdapat juga skala Likert yang yang akan mengukur ranah afektif siswa.

Penilaian Unjuk kerja

Page 20: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Terdapat penskoran penilaian unjuk kerja saat praktikum dengan skor 1 – 4.

Pengisian dengan check list berdasarkan kriteria yang ada.

Dengan skor maksimal 3 x 4 = 12.

Nilai = jumlah skor yangdicapai

skor maksimal× 10

Lembar Penilaian Psikomotor

Page 21: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Terdapat juga lembar penilaian psikomotor dengan skor maksimal 90. Penilaian

berdasarka rubrik rincian kerja yang tertera. Pengisian dengan check list pada setiap

langkah kerja yang benar.

Penilaian lembar kerja praktikum

Page 22: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Terdapat penskoran dengan skor 5 dan 10, dengan total skor 100.

Penskoran berdasarkan kriteria pada kolom yang ada.

Dan nilai akhir = jumlah skortotal skor

× 100.

BAB III

Page 23: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari observasi dan analisis yang kelompok kami lakukan, dapat disimpulkanbahwa :

1. Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran biologi di SMA 1 Sultan Agung

Semarang sudah dilaksankan dengan bagus, namun belum dilaksanakannnya telaah

instrumen.

2. Di SMA 1 Sultan Agung Semarang sudah mengembangkan Kisi-kisi untuk ujian

semester maupun ujian tengah semester.

3. Lembar penilaian untuk kegiatan praktikum sangat lengkap, terdapat penilaian unjuk

kerja, penilaian psikomotorik sangat lengkap, termasuk adanya skala Likert.

4. Penskoran untuk tiap lembar penilaian sudah bagus dan benar menurut BSNP.

4.2 SARAN

1. Guru SMA 1 Sultan Agung Semarang diharapkan untuk selalu memperbaharui dan

mengembangkan evaluasi pembelajaran di sekolah tersebut.

2. Guru SMA 1 Sultan Agung Semarang diharapkan dapat menggali potensi bakat siswa

bukan hanya akademiknya saja.

3. Guru SMA 1 Sultan Agung Semarang diharapkan dapat mengembangkan instrumen –

instrumen yang ada agar dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran disekolah

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang

Juniani, Sri. 2013. Pengembangan Instrument Penilaian Aspek Psikomotorik Pada

Praktikum Kimia Sma / Ma Kelas XI Materi Pokok Factor – Factor Yang

Mempengaruhi Laju Reaksi Bedasarkan Standar Isi 2006. Skripsi : universitas

neger sunan kalijaga Yogyakarta.

Yuliarto, hari. 2012. Memahami Tes, Pengukuran dan Penilaian untuk Pengembangan

Instrumen Ranah Psikomotor. Fakultas ilmu keolahragaan : universitas negeri

Yogyakarta

Rudyatmi, E, Ani Rusilowati. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Semarang. FMIPA Unnes