laporan evaluasi hasil belajar geografi

Upload: dwi-n-rcs

Post on 18-Jul-2015

97 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Dwi wardani

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUANA. Pengertian Evaluasi Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran, edangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Wiersma dan Jurs berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Ralph W. Tyler, yang dikutif oleh Brinkerhoff dkk. Mendefinisikan evaluasi sedikit berbeda. Ia menyatakan bahwa evaluation as the process of determining to what extent the educational objectives are actually being realized. Sementara Daniel Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Nana Syaodih S., menyatakan bahwa evaluation is the process of delinating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatif. Demikian juga dengan Michael Scriven (1969) menyatakan evaluation is an observed value compared to some standard. Beberapa definisi terakhir ini menyoroti evaluasi sebagai sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya.

B. Tujuan Evaluasi Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu bahwa evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan:1

1. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa. 2. mengetahui tingkat keberhasilan PBM 3. menentukan tindak lanjut hasil penilaian 4. memberikan pertanggung jawaban (accountability) C. Fungsi Evaluasi Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah fungsi: 1. Selektif 2. Diagnostik 3. Penempatan 4. Pengukur keberhasilan Selain keempat fungsi di atas Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan masih ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi: 1. 2. 3. 4. Remedial Umpan balik Memotivasi dan membimbing anak Perbaikan kurikulum dan program pendidikan

5. Pengembangan ilmu D. Manfaat Evaluasi Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu : 1. Memahami sesuatu : mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan prasarana, dan kondisi dosen 2. Membuat keputusan : kelanjutan program, penanganan masalah, dll 3. Meningkatkan kualitas PBM : komponen-komponen PBM Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah. Bagi Siswa ; Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran : Memuaskan atau tidak memuaskan Bagi Guru:

2

1. mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan 2. ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll. 3. ketepatan metode yang digunakan Bagi Sekolah: 1. hasil belajar cermin kualitas sekolah 2. membuat program sekolah 3. pemenuhan standar Dalam proses pembelajaran, kita perlu melakukan evaluasi karena untuk dapat mengukur sampai dimana pelajaran itu sudah tercapai dan untuk melakukan perbaikan kedepannya. Tidak hanya itu untuk melakukan evaluasi, evaluator perlu melakukan analisis tes yaitu suatu prosedur yang sistematis yang menberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun. Dengan melakukan analisis tes akan membantu kita dalam mengidentifikasi butir soal yang tidak bagus, memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan tes tersebut demi kepentingan lebih lanjut serta memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan yang kita susun. Dalam kegiatan evaluasi ini, tes yang digunakan oleh evaluator adalah tes objektif dengan pokok materi Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan dalam bentuk tes pilihan ganda dengan 4 option (pilihan) dengan jumlah soal yaitu 40 butir soal. Soal ini diajukan pada tanggal 22 September kepada 45 siswa. Untuk menjaga agar tes yang disusun tidak menyimpang dari pokok materi yang akan dicakup dalam tes maka dibuat tabel spesifikasi nya. Tabel spesifikasi ini disebut juga sebagai kisi-kisi atau blue-print. Dalam hal ini evaluator menggunakan spesifikasi tidak teratur (tidak seragam). Berikut tabel spesifikasi yang digunakan:Tabel 1 Spesifikasi POKOK MATERI Pengertian Peta, Proyeksi. Jenis Peta, Garis-garis pada peta data peta, pemetaan,simbolC 16,17,2 3 1,7,8,1 8, 19,39 2,5,27, 30, ASPEK YANG DIUNGKAP C C C C 20,2 24 22 1 10 15,26,3 1, 3 12 11 25 37,3 8 C JLH 7

10

28

29

16

peta, pengertian simbol Fungsi peta, ilmu penunjang, arah dasar peta, skala peta Pendekatan lokasi tantang industri Jumlah

32,35 4,6

33,36,4 0 3 13,1 4 9 6

34 17 9 6 5 1 2

1 40

Tabel 2 Spesifikasi tidak beragam POKOK MATERI Pengertian Peta, Proyeksi. C 3 7,5 % 6 15% ASPEK YANG DIUNGKAP C C C C 1 2 1 2,5 % 5% 2,5% C JLH

7

17,5 % Jenis Peta, Garis-garis pada peta 25% data peta, pemetaan,simbol peta, pengertian simbol 40% Fungsi peta, ilmu penunjang, arah dasar peta, skala peta. 15% Pendekatan lokasi tentang industri 2,5 % Jumlah

1 2,5 %

1 2,5 %

1 2,5 %

1 2,5 % 10

6 15%

6 15%

6 15%

1 2,5 %

2 5%

16

2 5%

1 2,5 %

1 2,5 %

1 2,5 % 6

1 42,5 % 12,5 % 2,5 %

22,5 %

15%

5%

40

4

5

6

2. MENGURUTKAN SESUAI DENGAN RANKING Untuk menentukan ranking, maka rutkan skor siswa dari yang tertinggi hingga yang terendah. Langkah ini dilakukan hanya mengubah skor-skor pada Tabel 2 dengan mengurutkan dari skor tertinggi hingga terendah seperti pada tabel 3. Tabel 4. Tabel menurut urutan ranking. RANKIN G 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 NAMA SISWA TRI PALUPI HARRY MELKY TOGAP TUA H M. AKBAR MUSLIM ANSARI EVI GUSTINA ROBERTO S INTAN JUNIATI S MULHADI PUTRA WINDA ADLISA ANDRIE KESUMA MURNI ROSE PUTRI P ANDRI SIRAIT CARNOVA S EVA SURANTA IKA AYUNINGTIAS NURHAYANI RIZAL HASAN SARTIKA LESTARI THRESIA O T DARLIN ERNA SITORUS HELEN FESTI NURUL HUSNA RINA JUWITA SURIAWATI TRIANI JUNI S AHMADAN S APRIALDI R MARIANA M M. HARITS NATALISA ANRI ALAMSYAH JLH SKOR 37 35 35 33 33 32 32 31 31 31 30 30 30 29 29 29 29 29 29 29 29 28 28 28 28 28 28 28 27 27 27 26 26 257

35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

NURAINI PRETTY S ADHA S DONI ROMAULI S SEDIMAN SINAGA FEBRIANI Z RIMMA D N ARY PRATAMA CICI SUARNI THOMAS RINTO

25 25 24 24 24 24 23 23 22 21 20

3. PENGELOMPOKAN Setelah tabel analisis butir selesai di analisis dan telah diurutkan ranking dari yang tertinggi hingga yang terendah, maka langkah selanjutnya adalah dengan mengelompokkan tabel urutan ranking dengan membaginya kedalam 2 tabel yaitu tabel Kelompok Atas (KA) dan Kelompok Bawah (KB). Tetapkan kelompok atas (KA) dan kelompok (KB) dari skorskor siswa yang telah diurutkan seperti pada Tabel 2. Jumlah KA atau KB disesuaikan dengan jumlah responden seluruhnya. Untuk jumlah responden relatif banyak (sekitar 100), dapatdigunakan angka 30%, 27%, 25%. Tetapi untuk jumlah responden relatif sedikit,jumlah tersebut dapat disesuaikan, bahkan jika hanya 40 orang, maka KA atau KB dapat ditetapkan 20. Tapi kali ini kita menggunakan 27 % untuk 45 orang karena ini termasuk kedalam kelas besar. Untuk kelas besar ambil 27 % untuk kelompok atas dan 27 % untuk kelompok bawah dengan menggunakan tabel ranking. Misalnya jumlah siswa 30 orang maka, siswa kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing dengan menggunakan rumus 27% x N. 27 x30 = 8,1(8) orang. 100 Kemudian buat tabel menurut kelompoknya seperti pada tabel 4 dan 5.

8

Tabel 5. Tabel siswa kelompok atas N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 NAMATRI PALUPI HARRY MELKY TOGAP TUA H M. AKBAR MUSLIM ANSARI EVI GUSTINA ROBERTO S INTAN JUNIATI S MULHADI PUTRA WINDA ADLISA ANDRIE KESUMA MURNI ROSE PUTRI P

Tabel 6. Tabel siswa kelompok bawah N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 NAMATHOMAS RINTO CICI SUARNI ARY PRATAMA RIMMA D N FEBRIANI Z SEDIMAN SINAGA ROMAULI S DONI ADHA S PRETTY S NURAINI ANRI ALAMSYAH NATALISA

JLH SKOR 37 35 35 33 33 32 32 31 31 31 30 30 30

JLH SKOR 20 21 22 23 23 24 24 24 24 25 25 25 26

4. FREKUENSI PEMILIH UNTUK SETIAP PILIHAN JAWABAN Setelah kita kelompokkan ke dalam tabel Kelompok Atas dan Kelompok Bawah, maka langkah selanjutnya adalah memasukkannya ke dalam tabel frekuensi pemilih dengan melihat pada lembar jawaban siswa kelompok pemilih (dalam hal ini adalah Kelompok Atas dan Kelompok Bawah) atas 40 soal pilihan ganda yang telah di ujikan. Seperti yang terlihat pada tabel 7. Tabel 7. Tabel Frekuensi PemilihNO. BUTIR SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 KELAS Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas PILIHAN GANDA B C 0 0 0 0 0 13 1 12 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 1 9 0 13 9 JUMLA H 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

A 13 13 0 0 0 0 0 0 13 13 13 13 1 2 0

D 0 0 0 0 11 12 13 13 0 0 0 0 1 1 0

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas

2 0 2 0 2 13 5 0 1 0 3 13 12 0 1 2 1 1 9 13 7 11 6 2 6 0 1 10 11 2 2 13 6 10 5 4 3 11 8 6 4 0 2 0 5 2 10

0 0 0 0 3 0 4 13 12 13 9 0 1 0 2 8 9 2 1 0 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 5 1 3 3 1 1 3 7 8 6 4 0 0 0

9 13 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 6 3 2 8 3 0 2 0 3 10 5 0 0 0 0 0 2 0 1 0 1 5 6 1 2 0 1 6 8 5 2

2 0 1 13 8 0 4 0 0 0 1 0 0 4 4 0 1 2 0 0 1 1 3 0 2 13 12 3 1 11 8 0 1 2 4 1 3 0 0 0 0 2 1 5 3 9

13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

32 33 34 35 36 37 38 39 40

Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah

3 13 10 0 4 2 2 0 0 9 2 7 6 0 2 10 6 0 2

2 0 0 3 2 9 5 1 1 2 8 5 5 0 0 2 1 0 1

3 0 3 6 4 1 4 12 11 1 2 0 1 7 5 1 4 5 3

5 0 0 4 3 1 2 0 1 1 1 1 1 6 6 0 2 8 7

13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

Ket :

Warna merah adalah kunci jawaban

5. MENGHITUNG INDEKS KESUKARAN Indeks Kesukaran (difficulty index) adalah angka yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu butir soal. Hasil tes setelah diperiksa di beri skor untuk jawaban benar 1 dan untuk jawaban salah 0. Bila ada butir soal yang hampir tidak ada peserta tes yang menjawab benar maka butir soal tersebut dikatakan butir yang sukar, dan sebaliknya bila hampir semua peserta tes menjawab benar maka butir tersebut dikatakan mudah. Batas sulit dan mudah dibuat klasifikasi sebagai berikut : Sukar Sedang Mudah = 0,00 0,24 = 0,25 0,75 = 0,76 1,00

Untuk menghitung IK (indeks kesukaran) maka digunakan rumus :

IK =

Ba + Bb N11

Keterangan : Ba = Jumlah yang menjawab benar di kelompok atas. Bb = Jumlah yang menjawab benar di kelompok bawah. N = Jumlah seluruh peserta di kelompok atas dan bawah. Sebagai Contoh soal :

IK =IK =

Ba + Bb N13 + 13 = 0,96 26

Lakukanlah hal yang sama hingga sampai pada jumlah soal yang ke 40. NB ; 26 adalah jumlah keseluruhan dari tabel kelompok atas dan bawah yang telah ditentukan tadi. Maka penerapannya dalam tabel Indeks Kesukaran, perhatikanlah pada tabel 8 berikut ini yang merupakan tabel rangkum 40 soal pilihan ganda untuk indeks kesukarannya. Tabel 8. Tabel Rangkum Indeks Kesukaran. NO. B. SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 INDEKS KESUKARAN 1,00 0,96 0,88 1,00 1,00 1,00 0,76 0,84 0,88 0,80 0,39 0,96 0,84 0,96 0,57 0,65 0,42 0,76 KETERANGAN Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah12

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

0,65 0,57 0,96 0,80 0,73 0,73 0,57 0,26 0,73 0,57 0,42 0,50 0,53 0,88 0,38 0,53 0,88 0,42 0,50 0,46 0,61 0,57

Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Dari hasil perhitungan indeks kesukaran maka kemungkinan tidak semua soal dapat terambil. Soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang yang dapat di ambil. 6. DAYA BEDA Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang. Suatu butir soal harus dapat membedakan kelompok yang pandai dgn kelopok yang lemah dalam hal ini kelomp[ok atas dan kelompok bawah. Klasifikasi daya beda adalah sebagai berikut: 1. 0,00 - 0,20 2. 0,21 - 0,403. 0,41 - 0,70

= Jelek = Cukup = Baik = Sangat Baik

4. 0,71 - 1,00

Daya beda negatif sangat tidak baik. Rumus yang digunakan untuk menghitung Daya Beda adalah :13

DB =

Ba Bb 1 N 2= Indeks Daya Beda = Jumlah menjawab benar kelompok atas. = Jumlah menjawab benar kelompok bawah. Ba Bb

Keterangan : DB

1 N = Setengah dari jumlah tercakup dalam kelompok. 2Sebagai contoh misal sampel 1 dari 40 soal pilihan ganda.

DB =

Ba Bb 1 N 2

DB =

13 12 = 0,07 13

Lakukanlah hal yang sama hingga sampai pada jumlah soal yang ke 40. NB ; 13 adalah jumlah setengah dari jumlah keseluruhan kelompok atas dan bawah yang telah ditentukan tadi. Maka penerapannya dalam tabel daya beda, perhatikanlah pada tabel 8 berikut ini yang merupakan tabel rangkum 40 soal pilihan ganda untuk daya bedanya. Tabel 9. Tabel Rangkum Daya Beda. NO. B. SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 DAYA BEDA 0,00 0,07 -0,07 0,00 0,00 0,00 0,15 0,30 0,23 0,38 0,61 0,07 0,30 0,07 KETERANGAN Jelek Jelek Sangat Tidak Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Baik Jelek Cukup Jelek14

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

0,23 -0,07 0,38 0,46 0,38 0,38 0,07 -0,07 0,23 0,53 0,38 0,07 0,23 -0,07 -0,07 0,23 0,30 0,23 0,15 0,30 0,07 0,53 0,07 0,15 0,30 0,07

Cukup Sangat Tidak Baik Cukup Baik Cukup Cukup Jelek Sangat Tidak Baik Cukup Baik Cukup Jelek Cukup Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Baik Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup Jelek Baik Jelek Jelek Cukup Jelek

Setelah diadakan perhitungan daya beda maka dari sejumlah soal yang disusun kemungkinan tidak semuanya dapat terambil. Soal yang dapat terambil adalah soal yang mempunyai daya beda cukup dan baik.

15

7. POLA JAWABAN SOAL Pola jawaban soal adalah distribusi pemilih dalam menentukan pilihan jawaban. Melalui pola jawaban soal dapat diketahui : 1. Indeks kesukaran soal 2. Daya beda 3. Baik tidaknya pengecoh. Jumlah kelompok atas dan bawah tidak kurang dari 25% dan tidak lebih dari 75% Pemilih kelompok atas harus lebih banyak dari kelompok bawah. Paling sedikit di pilih oleh 5% pengikut tes. Pemilih kelompok atas lebih sedikit dari kelompok bawah.

Untuk pola jawaban soal maka dapat dilihat melalui tabel frekuensi pemilih dibawah ini. Tabel 10. Tabel Frekuensi Pemilih.Tabel 7. Tabel Frekuensi Pemilih PILIHAN NO GANDA KELA JUMLA S H B.SO AL A B C D 1 Atas 3 0 0 0 13 Bawa 1 1 h 3 0 0 0 13

KETERANG AN A = Revisi B = Revisi C = Revisi D = Revisi A = Revisi B = Revisi C = Revisi D = Revisi

ANALISIS soal terlalu mudah Untuk itu soal perlu untuk di ganti jawaban pengecoh tidak berperan. soal terlalu mudah untuk itu soal perlu untuk di ganti. jawaban pengecoh kurang berperan. Soal tidak bagus. Untuk itu soal perlu untuk di ganti selain itu jawaban pengecoh kurang berperan soal mudah. Untuk itu soal perlu untuk di ganti

2

Atas Bawa h

0 0

0 1

1 3 1 2

0 0

13 13

3

Atas Bawa h

0 0

0 0

2 1

1 1 1 2

13 13

A = Revisi B = Revisi C = Baik D = Revisi

4 Atas Bawa 0 0 0 0 0 0

1 3 1

13 13

A = Revisi B = Revisi 16

h

3 C = Revisi D = Revisi jawaban pengecoh tidak berfungsi. Soal mudah. Untuk itu soal perlu untuk di ganti 0 0 0 13 B = Revisi C = Revisi D = Revisi A = Revisi soal perlu untuk di ganti 0 0 0 13 B = Revisi C = Revisi D = Revisi A = Baik B = Revisi C = Revisi D = Revisi jawaban pengecoh tidak berfungsi. soal mudah. Jawaban penge coh kurang berperan. Untuk itu sebaiknya perlu diganti. soal mudah. Jawaban penge coh kurang berperan. Untuk itu sebaiknya perlu diganti. soal mudah. Jawaban penge coh kurang berperan. Untuk itu sebaiknya perlu diganti. jawaban pengecoh kurang berfungsi. Untuk itu sebaiknya diganti. jawaban pengecoh yang tidak berfungsi sebaiknya di ganti. jawaban pengecoh tidak berfungsi. soal mudah. Untuk itu

5

Atas Bawa h

1 3 1 3

0

0

0

13

A = Revisi

6

Atas Bawa h

1 3 1 3

0

0

0

13

7

Atas Bawa h

1 2

0 1

1 1 9

1 1

13 13

8

Atas Bawa h

0 2

0 0

1 3 9

0 2

13 13

A = Baik B = Revisi C = Revisi D = Baik

9

Atas Bawa h

0 2

0 0

1 3 1 0

0 1

13 13

A = Baik B = Revisi C = Revisi D = Revisi

10

Atas Bawa h

0 2

0 3

0 0

1 3 8

13 13

A = Baik B = Baik C = Revisi D = Revisi A = Baik B = Revisi C = Revisi D = Baik A = Revisi B = Revisi 17

11

Atas Bawa h

1 3 5

0 4

0 0

0 4

13 13

12 Atas Bawa 0 1

1 3 1

0 0

0 0

13 13

soal mudah. Untuk itu perlu di ganti.

h

2 C = Revisi D = Revisi

13

Atas Bawa h

0 3

1 3 9

0 0

0 1

13 13

A = Baik B = Revisi C = Revisi D = Revisi A = Revisi B = Revisi C = Revisi D = Revisi A = Revisi B = Baik C = Baik D = Baik

soal sudah baik.

14

Atas Bawa h

1 3 1 2

0 1

0 0

0 0

13 13

jawaban pengecoh kurang kurang berperan. Sebaiknya diganti. jawaban pengecoh, jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah diganti. jawaban pengecoh, jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah diganti. jawaban pengecoh, jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah diganti. jawaban pengecoh, jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah diganti. jawaban pengecoh, jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah diganti. jawaban pengecoh,

15

Atas Bawa h

0 1

0 2

9 6

4 4

13 13

16

Atas Bawa h

2 1

8 9

3 2

0 1

13 13

A = Baik B = Baik C = Baik D = Revisi

17

Atas Bawa h

1 9

2 1

8 3

2 0

13 13

A = Baik B = Baik C = Baik D = Baik

18

Atas Bawa h

1 3 7

0 3

0 2

0 1

13 13

A = Revisi B = Baik C = Baik D = Revisi

19

Atas Bawa h

1 1 6

1 1

0 3

1 3

13 13

A = Baik B = Baik C = Baik D = Baik A = Sangat 18

20

Atas

2

1

1

0

13

0 Bawa h 6 0 5 2 13

baik B = Revisi C = Baik D = Baik

21

Atas Bawa h

0 1

0 0

0 0

1 3 1 2

13 13

A = Revisi B = Revisi C = Revisi D = Revisi A = Revisi B = Revisi C = Revisi D = Baik

jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah diganti. jawaban pengecoh kurang kurang berperan. Sebaiknya diganti. jawaban pengecoh, jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah diganti. jawaban pengecoh, jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah diganti. jawaban pengecoh, jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah diganti. jawaban pengecoh, jawaban inti dan soal sudah berperan baik. Untuk itu tidak usah

22

Atas Bawa h

1 0 1 1

0 1

0 0

3 1

13 13

23

Atas Bawa h

2 2

0 1

0 2

1 1 8

13 13

A = Baik B = Revisi C = Baik D = Baik

24

Atas Bawa h

1 3 6

0 5

0 1

0 1

13 13

A = Baik B = Baik C = Revisi D = Revisi

Atas Bawa h 25

1 0 5

1 3

0 1

2 4

13 13

A = Baik B = Baik C = Revisi D= Sangat baik

26

Atas Bawa h

4 3

3 1

5 6

1 3

13 13

27 Atas Bawa

1 1 8

1 3

1 2

0 0

13 13

diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban inti dan soal sudah B = Baik berperan C = Sangat baik. Untuk itu tidak baik usah D = Baik diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban B = Baik inti dan soal sudah 19

h

28

Atas Bawa h

6 4

7 8

0 1

0 0

13 13

29

Atas Bawa h

0 2

6 4

5 6

2 1

13 13

Atas Bawa h 30

0 5

0 0

8 5

5 3

13 13

31

Atas Bawa h

2 3

0 2

2 3

9 5

13 13

32

Atas Bawa h

1 3 1 0

0 0

0 3

0

13 13

Atas Bawa h 33

0 4

3 2

6 4

4 3

13 13

34 Atas Bawa 2 2 9 5 1 4 1 2 13 13

berperan baik. Untuk itu tidak C = Baik usah D = Revisi diganti. A = Sangat jawaban pengecoh, baik jawaban inti dan soal sudah B = Baik berperan baik. Untuk itu tidak C = Revisi usah D = Revisi diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban B = Sangat inti dan soal sudah baik berperan baik. Untuk itu tidak C = Baik usah D = Baik diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban inti dan soal sudah B = Revisi berperan baik. Untuk itu tidak C = Baik usah D= Sangat baik diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban inti dan soal sudah B = Baik berperan baik. Untuk itu tidak C = Baik usah D = Baik diganti. jawaban pengecoh A = Revisi kurang berperan. Untuk itu B = Revisi sebaiknya C = Baik diganti. D = Revisi jawaban pengecoh, A = Baik jawaban inti dan soal sudah B = Baik berperan baik. Untuk itu tidak C = Baik usah D= Sangat baik diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban B = Baik inti dan soal sudah 20

h

35

Atas Bawa h

0 0

1 1

1 2 1 1

0 1

13 13

36

Atas Bawa h

9 2

2 8

1 2

1 1

13 13

37

Atas Bawa h

7 6

5 5

0 1

1 1

13 13

Atas Bawa h 38

0 2

0 0

7 5

6 6

13 13

39

Atas Bawa h

1 0 6

2 1

1 4

0 2

13 13

40

Atas Bawa h

0 2

0 1

5 3

8 7

13 13

berperan baik. Untuk itu tidak C = Baik usah D = Baik diganti. jawaban pengecoh, A = Revisi jawaban inti dan soal sudah B = Baik berperan baik. Untuk itu tidak C = Revisi usah D = Revisi diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban B = Sangat inti dan soal sudah baik berperan baik. Untuk itu tidak C = Baik usah D = Baik diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban B = Sangat inti dan soal sudah baik berperan baik. Untuk itu tidak C = Revisi usah D = Baik diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban inti dan soal sudah B = Revisi berperan baik. Untuk itu tidak C = Baik usah D= Sangat baik diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban inti dan soal sudah B = Baik berperan baik. Untuk itu tidak C = Baik usah D = Baik diganti. jawaban pengecoh, A = Baik jawaban inti dan soal sudah B = Revisi berperan C = Sangat baik. Untuk itu tidak baik usah D = Baik diganti.

Keterangan :Warna merah adalah kunci jawaban 21

8. VALIDITAS TES Suatu tes di katakan valid jika tes itu benar-benar mengukur apa yang hendak di ukur. Misalnya bila hendak mengukur tinggi badan seseorang maka ukuran yang cocok atau memenuhi syarat adalah meter. Bila hendak mengukur berat badan satuan ukur yang cocok adalah satuan ukuran kilo. Langkah yang ditempuh untuk validitas tes yaitu : 1. lihat tabel analisis butir soal yang telah dibuat sebelumnya. 2. buat tabel persiapan untuk menghiyung validitas butir (seperti yang terlihat pada tabel 11)3. masukkan kedalam rumus korelasi product moment.

Rumus:

rxy =

{N X 2 ( X 2 )}{N Y 2 ( Y ) }2

N XY ( X )( Y )

Sebagai contoh soal :

rxy =

{N X 2

N XY ( X )( Y )

( X )}{N Y2

2

( Y ) }2

rxy =

45 (126 ) ( 45 )(1261 ) {45 ( 45 )} (45 ) 2 }{ 45 35 .945 (1261 ) 2 }

rxy =

56745 56745 (2025 2025 )(1.617 .525 1590121 )

22

rxy = rxy = 0

0 (0)(27.404 )

Tabel 11. tabel Validitas butir.NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 NAMA SISIWA ADHA SITUMORANG AHMADAN SAPUTRA ANDRI GUNAWAN SIRAIT ANDRIE KESUMA SARAGIH ANDRI ALAMSYAH APRIALDI RAMADHAN ARY PRATAMA HUTAPEA CARNOVA SEMBIRING CICI SUARNI BAKKARA DARLIN MANULLANG DONI SAPUTRA BERUTU ERNA SITORUS EVA SURANTA EVI GUSTINA FEBRIANI ZENDRATO HARRY MELKY MENDROFA HELEN FESTI PASARIBU IKA AYUNINGTIAS INTAN JUNIATI SIANTURI MARIANA MANURUNG MUHAMMAD AKBAR MUHAMMAD HARITS MURNI SIMANIHURUK MULHADI PUTRA MUSLIM ANSARI NATALISA CRYSELA NURAINI NURHAYANI NURUL HUSNA ROKAN PRETTY SIMANJUNTAK X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Y 24 27 29 30 25 27 22 29 21 28 24 28 29 32 23 35 28 29 31 27 33 26 30 31 33 26 25 29 28 25 23 X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Y 576 729 841 900 625 729 484 841 441 784 576 784 841 1024 529 1225 784 841 961 729 1089 676 900 961 1089 676 625 841 784 625 XY 24 27 29 30 25 27 22 29 21 28 24 28 29 32 23 35 28 29 31 27 33 26 30 31 33 26 25 29 28 25

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

RIMMA D NABABAN RINA JUWITA RIZAL HASAN ROBERTO SIMBOLON ROMAULI SIPAYUNG ROSE PUTRI PURBA SARTIKA LESTARI REZKI SEDIMAN SINAGA SURIAWATI THRESIA O T TOGAP TUA HTG THOMAS RINTO MUNTE TRIANI JUNI S TRI PALUPI WINDA ADLISA

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

23 28 29 32 24 30 29 24 28 29 35 20 28 37 31

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

529 784 841 1024 576 900 841 576 784 841 1225 400 784 1369 961

23 28 29 32 24 30 29 24 28 29 35 20 28 37 31

Setelah dibuat pada tabel valititas butir soal, maka untuk 4o soal pilihan ganda dirangkum ke dalam tabel rangkum validitas butir. Seperti pada tabel 12. Tabel 12. Tabel rangkum validitas butir soal. NO.B. SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Indeks Validitas 0 0,16 0,05 0,07 0,0009 0,21 0,19 0,32 0,12 0,26 0,55 0,17 0,47 0,20 0,25 0,006 0,46 0,45 0,38 0,34 0,21 0,07 Keterangan Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid24

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 0 >0,27

0,14 0,40 0,27 0,18 0,14 0,09 0,02 0,18 0,25 0,39 0,27 0,21 0,04 0,47 0,09 0,33 0,26 0,18

Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid

Berarti tidak valid. 9. RELIABILITAS TES Untuk mencari besarnya Reliabilitas tes dapat dilakukan dengan 3 cara : a). Metode bentuk pararel: yaitu dengan mengkorelasikan tes rakit dengan tes baku. b). Metode tes berulang: yaitu tes I, tes II dikorelasikan . c). Metode belah dua: yaitu tesnya satu kali, tapi di belah dua (genap dan ganjil) Disini penulis memilih cara mencari releabilitas dengan metode belah dua. Untuk metode belah dua r yang diperoleh baru diketahui separuh tes. Ada dua prosedur yang digunakan dengan teknik belah dua :1. 2.

Prosedur ganjl genap Prosedur pembelahan awal akhir.

Koefisien Korelasi di hitung dengan rumus korelasi product moment namun hasill tersebut masih merupakan reliabilitas setengah tes. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes maka di gunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut.

25

Rii =

2 reliabilitas 1 2tes 1 + reliabilit as 1 2tes

Dapat digunakan untuk jumlah soalnya ganjil maupun genap. Meghitung reliabilitas juga dapat dengan menggunakan rumus KR-21. Disini penulis menggunakan rumus KR-21 (Kuder dan Richadson) dengan pilihan soal ganjil. Adapun rumus KR-21 tersebut adalah sebagai berkut :

Rii = (

N M (N M ) )(1 ) N 1 N .S 2t

Keterangan : N M St = Jumlah butir soal = Mean = rata-rata skor total = Simpangan baku.

Namun, untuk mencari M (mean), dapat digunakan rumus :

M =

jumlahskortotal jumlahsiswa.

Setelah itu, cari standar deviasinya. Dengan rumus :

Sd =

X

2

( X ) 2 N

N 1

Keterangan: N X = Jumlah siswa = Jumlah skor

Sebagai contoh perhatikan tabel berikut : Tabel 13. Tabel Simpangan baku untuk nilai X (soal ganjil)26

NO

NAMA SISIWA

X

X

27

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

ADHA SITUMORANG AHMADAN SAPUTRA ANDRI GUNAWAN SIRAIT ANDRIE KESUMA SARAGIH ANDRI ALAMSYAH APRIALDI RAMADHAN ARY PRATAMA HUTAPEA CARNOVA SEMBIRING CICI SUARNI BAKKARA DARLIN MANULLANG DONI SAPUTRA BERUTU ERNA SITORUS EVA SURANTA EVI GUSTINA FEBRIANI ZENDRATO HARRY MELKY MENDROFA HELEN FESTI PASARIBU IKA AYUNINGTIAS INTAN JUNIATI SIANTURI MARIANA MANURUNG MUHAMMAD AKBAR MUHAMMAD HARITS MURNI SIMANIHURUK MULHADI PUTRA MUSLIM ANSARI NATALISA CRYSELA NURAINI NURHAYANI NURUL HUSNA ROKAN PRETTY SIMANJUNTAK RIMMA D NABABAN RINA JUWITA RIZAL HASAN ROBERTO SIMBOLON ROMAULI SIPAYUNG ROSE PUTRI PURBA SARTIKA LESTARI REZKI SEDIMAN SINAGA SURIAWATI THRESIA O T TOGAP TUA HTG THOMAS RINTO MUNTE TRIANI JUNI S TRI PALUPI28

12 11 13 16 12 14 10 12 10 15 12 12 14 15 11 18 14 13 15 14 18 13 16 16 16 12 11 15 11 13 12 12 13 16 11 12 12 12 16 13 17 11 12 17

114 121 169 256 144 196 100 144 100 225 144 144 196 225 121 324 196 169 225 196 324 169 256 256 256 144 121 225 121 169 144 144 169 256 121 144 144 144 256 169 289 121 144 289

45

WINDA ADLISA Jumlah ()

16 607

256 8370

Setelah di buat tabel simpangan baku untuk soal ganjil (X) maka langkah selanjutnya yaitu Menghitung nilai Sd. Yaitu sebagai berikut.

Sd =

X

2

( X ) 2 N

N 1

(606) 2 8.370 45 Sd = 45 1Sd = 8.370 8.160,8 44

Sd = 4,75Sd = 2,18Untuk masuk kedalam rumus KR-21, maka terlebih dahulu harus dicari nilai M (meannya)

M = M =

jumlahskortotal jumlahsiswa.

1261 45 M = 28,02Langkah berikutnya yaitu dengan mengunakan rumus KR-21.

29

N M ( N M ) Rii = 1 N 1 N .S 2t 40 28,02(40 28,02) Rii = 1 40 1 40(4,75) 40 335,68 Rii = 1 39 190 Rii = (1,02)(0,77) Rii = 0,78

30

BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN Dari hasil analisis evaluasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa soal tes kurang cocok untuk di ujikan kepada siswa. Alasannya, jika kita lihat tabel IK ( indeks kesukaran), durasi soal tes lebih banyak berdurasi sedang. Selain itu jika kita lihat dari tabel pola jawaban (frekuensi pemilih) kebayakan soal tes di revisi. Tetapi, sebelum kita merevisi soal tes tersebut, kita harus memperhatikan apakah soal tes tersebut bersifat homogen atau tidak bersifat homogen. Jika soal tes bersifat homogen, soal tersebut tidak perlu di perbaiki tetap kita perlu memperhatikan para peserta tes yang menjawab soal tes tersebut. Namun jika ternyata setelah dicek kembali ternyata soal tes tersebut tidak bersifat homogen maka soal tes tersebut tidak perlu di ganti dan soal masih dapat dipergunakan. Dan setelah kita lihat kembali dari tabel validitas butir soal dengan hasil tes yang diperoleh para peserta tes tersebut adalah kebanyakan tidak valid. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa soal tes yang di ujikan tidak dapat di pakai dan tidak layak untuk di ujikan kepada para peserta tes. B. SARAN Melihat kesimpulan diatas, saya dapat memberikan saran ataupun masukan kepada calon guru agar lebih memperhatikan soal tes yang ingin disusun. Dan tidak hanya itu, kita juga harus memperhatikan setiap indikator terhadap apa yang ingin dicapai. Jika kita tidak memperhatikan hal tersebut, maka tuntutan tersebut tidak akan tercapai secara maksimal. Jika terjadi hal-demikian, maka seorang guru perlu untuk melakukan koreksi diri. Dari cara mengajarnya atau dari muridnya sendiri. Jika guru mengetahui letak kesalahannya maka nantinya proses belajar mengajar akan lebih efektif.

31

DAFTAR PUSTAKA

http://www.freewebs.com/santyasa/PDF_Files/ANALISIS_BUTIR.pdf http://www.info.stppmedan.ac.id/pdf/jurnalramainas1.pdf wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/14/definisi-evaluasi/ http://www.unjabisnis.com/2010/06/evaluasi-pembelajaran.html

32