laporan entrepreneurship
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT , yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas PPL mata kuliah Entrepreneurship
(kewirausahaan) yang dilaksanakan di Usaha Sri Rejeki, kota palu.
Dalam penyusunan tugas ini, kami selaku penulis banyak mengalami kendala namun
berkat allah SWT, yang di sertai kesungguhan hati kami, maka kendala itu dapat kami atasi.
Penulis menyadari sepenuhnya penyusunan tugas ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya
bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis dengan segala ketulusan hati menghaturkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah “ENTREPRENEURSHIP
(KEWIRAUSAHAAN)“ atas tugas yang di berikan untuk pembelajaran dan sebagai inovasi
bagi kami dan teman-teman semua, serta usahan dan bimbingannya dalam perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih terdapat kekurangan, maka kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan materi ini sehingga dapat di terima.
Adapun segala kesalahan ini berasal diri dari kami, dan kebenaran hanya berasal dari Allah
SWT. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah, rahmat, dan taufiq-Nya kepada kita
semua. Amin!
Palu, 21 Mei 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bagian dari pembangunan bidang ekonomi yang mendapat perhatian dari
pemerintah dewasa ini adalah pembangunan sektor industri yang diharapkan memberikan
peran lebih terhadap pertumbuhan ekonomi maupun pemerataannya. Pembangunan industri
merupakan penggerak pembangunan sekaligus merupakan motor dalam pembangunan.
Pembangunan sektor industri tidak saja ditujukan pada industri besar dan sedang, perhatian
yang sepadan juga diarahkan pada industri kecil.
Perusahaan industri baik industri besar, sedang maupun industri kecil pada umumnya
ingin berhasil didalam mencapai tujuan yaitu memperoleh keuntungan semaksimal
mungkin, berhasil tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuannya dalam
melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang, baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang.
Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya perusahaan adalah
keuntungan yang diperoleh. Karena merupakan salah satu tujuan jangka pendek
perusahaan. Oleh karena itu pencapaian keuntungan yang maksimal harus segera dicapai.
Untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah, karena itu keberhasilan suatu usaha
ditentukan oleh aktivitas perusahaan didalam melaksanakan fungsinya, yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, fungsi pembelanjaan dan fungsi personalia, dimana fungsi
yang satu dan yang lainnya saling berhubungan. Adapun dalam berwirausaha tentunya
seseorang dituntut untuk memiliki jiwa kewirausahaan, di mana seseorang memiliki
kemampuan menjalankan dan mengelola bisnis atau usahanya.
kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa
dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan
usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak
puas dengan apa yang telah dicapainya.
Tingginya tingkat konsumsi produk olahan daging merupakan suatu peluang usaha
tersendiri untuk dikembangkan. Bergesernya pola konsumsi masyarakat dalam
mengkonsumsi produk olahan daging, dari mengkonsumsi daging segar menjadi produk
olahan siap santap mendorong untuk dikembangkannya teknologi dalam hal pengolahan
daging. Banyak cara yang dikembangkan untuk meningkatkan nilai guna dan daya simpan
dari dari daging dan ikan segar, salah satunya yaitu diolah menjadi abon.
Abon adalah daging yang telah disuir, ditumis dengan bumbu, dan kemudian
digoreng. Penampilannya biasanya berwarna cokelat terang hingga kehitaman. Abon
tampak seperti serat karena hasil suiran yang sempurna akan membuat tampak seperti
suiran kapas yang berserat. Daging yang biasa digunakan untuk membuat abon berasal dari
Ayam, Sapi, bebek, entok, Kambing, Ikan Lele, Ikan Tuna, Ikan Marlin, Ikan Patin, udang,
kepiting, ikan gabus, dan masih banyak lagi jenis daging yang dapat dibuat abon.
Salah satu usaha bawang goreng dan abon yang terdapat di kota Palu yaitu, SRI
REJEKI. Usaha ini merupakan milik Sri Astuti yang berasal dari Jogjakarta. Usaha abon
khususnya, dimulai sekitar tahun tahun 1995/1996, dengan alasan bahwa masyarakat lebih
menginginkan makanan yang praktis sehingga ia berinisiatif menjalankan usaha tersebut.
Adapun bahan dasar yang digunakan oleh ibu Sri Astuti dalam pembuatan abon yaitu
daging sapi dan ikan tuna marlin. Kini, produk bawang goreng dan abon SRI REJEKI bisa
kita dapatkan di PMU, dan Grand Hero, kota Palu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana dukungan perbankan pada usaha SRI REJEKI?
2. Bagaimana strategi penyesuaian dengan lingkungan pasar?
3. Bagaimana sosilogicl system?
4. Bagaimana ideological system?
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
2.1 Sejarah Pembuatan Abon Pada Usaha Sri Rejeki
Industri SRI REJEKI terletak di Jl. R.A. Kartini, No.80 (kompleks Pertanian), Palu-
SULTENG. Adapun Sejarah pembuatan abon oleh ibu Sri Astuti dimulai sekitar tahun
1995/1996 dengan mencoba mengolah 2-5 kilo daging sapi. Saat itu, penjualan abon di
Kota Palu masih kurang sehingga ia berinisiatif mengolah daging sapi mentah menjadi
abon sebagai makanan yang tergolong praktis. Adapun modal yang dipakai pertama
kalinya untuk usaha abon ini yaitu menggunakan uang sendiri. Pada awalnya, ibu Sri Astuti
mengenalkan abon buatannya kepada ibu-ibu arisan dan terbukti abon buatannya cukup
diminati. Namun meskipun begitu, ibu Sri terkendala pada modal untuk bahan baku, tenaga
dan peralatan yang minim, seperti peralatan yang dipergunakan untuk pres abon atau yang
disebut spiner masih manual.
Setelah mencari-cari informasi dan jalan, akhirnya Sri mendengar adanya dana
bergulir yang diberikan Disperindagkop Kota Palu. Ia bersama suami pun mengajukan
proposal permohonan bantuan. Setelah menunggu, akhirnya proposalnya disetujui untuk
dibantu sebesar Rp15 juta. Dana bergulir tersebut dipergunakan untuk menambah jumlah
bahan baku. Peralatan yang digunakan masih manual. Selama setahun ia dibantu oleh anak-
anak dan anggota keluarga yang lain. Ibu Sri kembali kembali berjuang agar mendapatkan
profit yang layak.
Tak hanya sekedarnya, abon yang diolah oleh pemilik usaha yang diberi nama Sri
Rejeki tersebut dicampur dengan bawang goreng yang memiliki kualitas bagus. Hasilnya,
cita rasanya sangat berbeda, lebih harum dan nikmat. Tentunya dengan racikan bumbu
yang lain dari biasanya memberi nilai lebih pada kulitas produk tersebut. Untuk
mengembangkan usaha tersebut, Sri yang sebelumnya memiliki usaha katering tersebut
mencoba mengembangkan abon ikan dari ikan tuna. Namun tidak dicampur dengan
bawang goreng. Olahan tangannya dengan membuat menuai hasil, dan pesanan mulai
berdatangan. “Waktu baru mulai, harga daging masih sekitar Rp 30 ribu, setiap kilogram
menghasilkan tiga ons abon. Setiap kilogram abon saya hargai Rp120 ribu/kg.
BAB III
PEMBAHASAN
Nama informan : Yani
Umur : 23 th
Pendidikan : S1
Status : Belum Menikah
3.1 Dukungan Perbankan pada Usaha Sri Rejeki
Lembaga yang memberikan modal pada usaha SRI REJEKI yaitu, BPD, dan Bank
Rakyat Indonesia (BRI), serta ada juga instansi yang memberikan bantuan yaitu baik dalam
bentuk peralatan maupun dukungan promosi. Hal ini tentunya dapat memudahkan dalam
menjalankan usaha bawang goreng dan abon.
Adapun mengenai kondisi pasar, menurut informan untuk saat cukup baik. Begitu pula
dengan respon masyarakat terhadap prodak yang mereka pasarkan. Di mana masyarakat
sudah lebih mengenal dan mengkonsumsi prodak abon yang dapat dikatakan sebagai
makanan yang praktis. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas keseharian sebagian besar
masyarakat yang padat. Banyaknya peminat tentunya menguntungkan dalam kondisi pasar.
Karena setiap harinya banyak pembeli.
Dalam sistem informasi pasar, awal mulanya yaitu dari mulut ke mulut. Sampai
akhirnya usaha ini diketahui oleh pemerintah sehingga diusahakan untuk dipromosikan,
diikutkan pada kegiatan pameran-pameran di Jakarta dengan memperkenalkan produksi
abon yang berasal dari Sulawesi Tengah, kota Palu. Meskipun produk abon juga terdapat
di daerah-daerah lain, tetapi menurut informan kualitas dagingnya bebrbeda.
3.2 Strategi Penyesuaian dengan Lingkungan Pasar
Pemasaran abon dilakukan setiap hari, mulai pukul 08.00-22.00 WITA. Hal ini
dikarenakan setiap adanya pembeli yang berdatngan dalam waktu yang tidak menentu.
Adapun tempat pemasaran abon tersebut yaitu, di toko industri SRI REJEKI itu sendiri.
Selain itu, pemasaran juga dilakukan di Palu Mitra Utama (PMU), dan Swalayan Grand
Hero. Karena pihak dari kedua swalayan yang meminta agar produk SRI REJEKI
dipasarkan ditempat tersebut.
Hasil dari pemasaran abon SRI REJEKI tidak menentu. Setiap harinya ibu Sri Astuti
mengolah 50 kg daging sapi mentah menjadi 30 kg abon dan harga 1 kg abon dipatok
dengan harga Rp 250.000. Sedangkan perbandingan untuk abon ikan dan abon sapi yaitu
1:3. Artinya produksi abon ikan lebih sedikit dibanding dengan abon sapi, karena peminat
abon sapi lebih banyak dari abon ikan.
Mengenai alat transportasi yang digunakan dalam melakukan aktivitas pemasaran
abon, pihak dari swalayan Palu Mitra Utama dan Grand Hero sendiri yang datang dengan
kendaraan masing-masing untuk mengambil produk abon di industri SRI REJEKI untuk di
pasarkan di kedua swalayan tersebut.
3.3 sosilogical system
Dalam melakukan aktivitas penjualan, pekerjaan rumah dilakukan oleh ibu Sri Astuti
ataupun anaknya, dalam artian hal ini dilakukan dengan sistem giliran. Di mana, bila ibu
Sri melakukan pekerjaan rumah, Nn.Yani (anak terkahir dari ibu Sri) yang melakukan
aktivitas penjualan dengan dibantu oleh seorang karyawan. Begitupun sebaliknya.
Penjualannya pun yaitu hanya di toko SRI REJEKI yang letaknya di depan rumah ibu Sri
Astuti sendiri.
Dalam melayani pembeli, tentunya ibu Sri maupun anak serta karyawannya
memberikan pelayanan yang terbaik agar para konsumen merasa puas sehingga mereka
akan kembali membeli produk abon olahan industri SRI REJEKI tersebut.
3.4 Ideological System
Industri SRI REJEKI memasarkan abon sapi dan abon ikan. Untuk daging sapi,
diperoleh dari rumah pemotongan di daerah Biromaru. Karena daging sapi di daerah
tersebut menurut informan, memiliki kualitas yang baik. Sedangkan ikan diperoleh dari
pedagang ikan di pasar yang sudah menjadi langganan ibu Sri Astuti. Adapun jenis ikan
yang diolah menjadi abon yaitu, ikan tuna marlin. Karena ikan ini memiliki tekstur
daging yang sangat cocok untuk diolah menjadi abon dan mengandung gizi yang tinggi
termasuk DHA dan Omega 3. Hal ini dibuktikan dengan uji laboratorium dengan
kandungan gizi sebagai berikut: protein (37,22%), mineral (15,87%), lemak (24,31%),
karbohidrat (13,41%), kadar air (4,13%). Begitu pula dengan daging sapi yang memiliki
kandungan gizi sebagai berikut: energi (212 Kkal), protein (18 gram), lemak (10,6 gram),
karbohidrat (59,3 gram), kalsium (150 mg), fosfor (209 mg), besi (12,3 mg), vitamin A
(138 RE), vitamin B1 (0,79 mg), air (7,1).
Adapun Jumlah abon yang dipasarkan tidak menentu. Namun, bila olahan Abon
sebanyak 30 kg, semuanya dipasarkan. Dengan alasan karena kebutuhan. Kemudian hasil
dari pemasaran tersebut sebagian digunakan untuk membeli bahan baku kembali.
Selebihnya ditabung untuk melunasi cicilan uang Bank. Alasan ibu Sri menyimpan
uangnya di Bank karena bisa berbunga dan aman.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, kami dapat menyimpulkan bahwa industri SRI REJEKI sudah
cukup di kenal di masyarakat. Peminatnya pun cukup banyak. Awal mulanya ibu Sri Astuti
melihat peluang produk abon yang masih kurang diproduksi di kota Palu. Dengan peluang
tersebut dan berbekal pandai memasak, ibu sri Astuti mencoba membuat olahan abon
dengan racikan bumbunya sendiri.
Saat usahanya mulai diketahui dan dikenal, pemerintah mengusahakan agar usaha ini
dipromosikan dan diikutsertakan dalam pameran di Jakarta. Hal ini dilakukan agar
bagaimana produk abon yang berasal dari kota Palu-Sulteng menjadi dikenal oleh
masyrakat luar daerah.
Jenis abon yang produksi yaitu abon sapi dan ikan tuna marlin. Untuk daging sapi,
diperoleh dari rumah pemotongan di daerah Biromaru. Karena daging sapi di daerah
tersebut memiliki kualitas yang baik. Sedangkan ikan diperoleh dari pedagang ikan di pasar
yang sudah menjadi langganan ibu Sri Astuti.
Adapun mengenai tempat pemasaran produk abon Sri Astuti yaitu di toko industrinya
sendiri (SRI REJEKI) dan di Palu Mitra Utama (PMU), serta di Swalayan Grand Hero.
Karena pihak dari kedua swalayan yang meminta agar produk SRI REJEKI dipasarkan
ditempat tersebut.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka kami memberikan saran bahwa menjadi
seorang pengusaha, baik dalam industri kecil, menengah maupun industri besar untuk
mencapai suatu kesuksesan dibutuhkan keterampilan dalam menjalankan usaha, selalu
menuangkan kreativitas dan melakukan inovasi.
DAFTAR PUSTAKA
Industri SRI REJEKI
http://www.wpi.kkp.go.id/?p=1013
http://www.perindagkoppalu.com/berita/50-melihat-dapur-ukm-kota-palu-yang-sukses.html
www.Teknomesin.blogspot.com
http://intannursiam.wordpress.com/2010/11/11/laporan-pembuatan-abon-sapi/
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Resep/cara membuat abon
a. Abon sapi
-Bahan
Daging Sapi Santan Gula Merah Serai Ketumbar Bawang Putih Bawang Merah Merica Lengkuas Parut Daun Salam Asam Jawa Garam
-cara membuat abon sapi
Daging direbus dengan menambahkan serai, daun salam dan garam sampai daging
menjadi lunak dan mudah diremahkan. Untuk masing-masing metode pembuatan,
menggunakan setengah dari berat daging yang sudah direbus. Setelah daging dingin
selanjutnya daging diremahkan atau disuwir-suwir menggunakan tangan atau dengan
menggunakan garpu untuk metode tradisional dan menggunakan food prosesor untuk
metode modern. Haluskan semua bumbu, selanjutnya daging yang sudah disuwir-suwir
ditambahkan bumbu, santan dan air kemudian dimasak sampai adonan menjadi seperti
bubur. Setelah agak kering, adonan kemudian digoreng sampai berwarna kecoklatan.
Untuk menghilangkan minyak, abon yang sudah digoreng diperas untuk menghilangkan
minyak sisa penggorengan.
b. Abon ikan
-Bahan
daging ikan yang sudah disuwiri garam Gula merah
Ketumbar Bawang merah Laos Jahe Sereh Bawang putih
- Cara Membuat Abon Ikan
a. Penyiangan
Ikan disiangi yaitu isi perut dan kepala,kalau perlu dipotong-potong untuk
memudahkan pengukusan kemudian dicuci sampai bersih.
b.Pengukusan
Ikan dikukus sampai matang untuk memudahkan pengambilan daging dan
memisahkan dari tulang dan duri,kemudian ditumbuk / dimemarkan hingga menjadi
suwiran-suwiran / serpihan daging ikan.
c. Pemberian Bumbu
Bumbu-bumbu yang dihaluskan, kemudian dicampurkan dengan yang telah
disuwir-suwir hingga merata.
d. Penggorengan
Daging ikan yang telah dicampur dengan bumbu kemudian digoreng dengan
minyak, boleh juga menggunakan santan kelapa yang kental.Aduk-aduklah sampai
kering (terasa ringan bila daging diaduk-aduk) dan berwarna kuning kecokelatan.
e. Pengepresan
Abon yang sudah matang dimasukkan ke alat pengepres abon sampai minyaknya
tuntas, kemudian diambil dengan menggunakan garpu.
DOKUMENTASI PENELITIAN
KELOMPOK III
Proses wawancara
Abon sapi dan abon ikan yang telah dikemas
Alat pembuat kemasan
Proses penjualan abon di Sri Rejeki
Tampak depan tempat usaha Sri Rejeki
Daftar hadir :
KELOMPOK TIGA ( ABON SAPI DAN ABON IKAN )
‘’ ENTREPRENEURSHIP ‘’
NO. NAMA STAMBUK TTD KET.
1. FADHLIAH B 301 10 046 AKTIF
2. SILVIA DIAN W B 301 10 032 AKTIF
3. SATNAWATI B 301 10 044 AKTIF
4. ZAINUDDIN B 301 10 028 AKTIF
5. SUDIRMAN B 301 10 040 AKTIF
6. RUDY HARTONO B 301 10 138 AKTIF
7. RIZAL ALBERTUS B 301 10 AKTIF
8. RAHMAN ANSARI B 301 10 054 AKTIF
9. ABD. HAFIZ B 301 10 052 AKTIF
10. FERY RIZKY B 301 10 042 AKTIF
11. I KETUT AGUS W B 301 10 036 AKTIF
12. ANDI RAHMAN B 301 10 034 AKTIF
PEDOMAN WAWANCARA
I. Identitas Informan 1. Nama Lengkap : 2. Jenis Kelamin :3. Umur :4. Agama :5. Status Perkawinan :6. Pendidikan :7. Pekerjaan :
II. Deskripsi Lokasi Penelitian1. Nama Kelurahan Wilayah 2 Kondisi Geografis Wilayah Desa 3. Pola Pemukiman Desa 4. Komposisi Pendidikan Penduduk 5. Komposisi Pekerjaan Penduduk6. Organisasi Sosial Dan Sistem Kekerabatan
III. Dukungan Perbankan Pada Kegiatan Pertanian Dan Peternakan Serta Peranan Pasar1. Lembaga Keuangan Yang Memberikan Aktivitas Usaha Abon2. Lembaga Koperasi Yang Memberikan Bantuan3. Kondisi Pasar4. Para Pedagang Dan Jenis Dagangan Yang Dipasarkan5. Sistem Informasi Pasar
IV. Strategi Penyesuaian Dengan Lingkungan Pasar1. Kapan Memasarkan Usaha Abon2. Mengapa Memilih Waktu Tersebut3. Tempat Mana Yang Digunakan Untuk Pemasaran4. Mengapa Memilih Tempat Tersebut Untuk Pemasaran5. Berapa Hasil Yang Diperoleh Setiap Kali Melakukan Pemasaran6. Peralatan Apa Saja Yang Digunakan Untuk Melakukan Aktivitas7.Berapa Modal Yang Digunakan Untuk Mendukung Pemasaran8. Dari Mana Memperoleh Modal Tersebut9. Untuk Apa Saja Modal Tersebut Digunakan
V. Sosilogical System1. Selama Anda Menjual Abon Siapa Yang Melakukan Tugas Anda Dirumah2. Apa Saja Yang Dilakukan Anggota Keluarga Selama Anda Menjual Abon3. Bagaimana Cara Agar Anda Dapat Berangkat Ke Pasar Untuk Menjual Abon
4. Apa Saja Yang Anda Lakukan Agar Dapat Dekat Dengan Para Sopir Angkot Atau Para Ojek
5. Dengan Pedagang Siapa Saja Anda Sering Bersama6. Mengapa Anda Memilih Pedagang Se-Daerah Untuk Bersama7. Mengapa Anda Bersikap Baik Dengan Pembeli8. Bagaimana Cara Anda Melayani Pembeli9. Bagaimana Hasil Pemasaran Tersisa, Dimana Anda Menyimpannya10. Apakah Anda Harus Membayar Setiap Kali Menyimpannya
Vi. Ideological System1. Abon Apa Saja Yang Sering Dipasarkan2. Berapa Banyak Abon Yang Sering Dipasarkan3. Mengapa Memasarkan Abon Dalam Jumlah Tersebut4. Darimana Saja Anda Memperoleh Informasi Tentang Inovasi Dari Hari Ke Hari5. Hasil Pemasaran Digunakan Untuk Apa Saja6. Berapa Besar Yang Dimasukkan Ke Bank Setiap Minggu7. Apa Manfaat Anda Menyimpan Uang Di Bank
SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORANI. PENDAHULUANII. PERMASALAHANIII. DESKRIPSI LOKASI PENELITIANIV. PENUTUP
a. Kesimpulanb. Saran
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN
RESEP/CARA MEMBUAT ABONDOKUMENTASI PPLKETERANGAN TELAH MELAKUKAN PPLDAFTAR HADIR MAHASISWA PPLINSTRUMEN PPL