laporan ehra kota pagar alam tahun 2013 filelaporan studi ehra kabupaten gunung mas tahun 2018 3...

33
Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 1 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN GUNUNG MAS Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL Kabupaten Gunung Mas KABUPATEN GUNUNG MAS TAHUN 2018

Upload: dangcong

Post on 20-Jul-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 1

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK

ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN GUNUNG MAS

Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL

Kabupaten Gunung Mas

KABUPATEN GUNUNG MAS

TAHUN 2018

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

penyertaanNya sehingga pelaksanaan Studi EHRA Tahun 2018 bisa berjalan dengan baik

sampai dengan proses penulisan pelaporan Studi EHRA.

Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau studi Penilaian Risiko

Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus

dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Gunung Mas untuk

menyusun Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) berdasarkan

pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).Kegiatan ini

merupakan survey partisipatif yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sarana dan

prasarana sanitasi, kesehatan/higinitas serta perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan

untuk pengembangan program sanitasi dan advokasi mulai level Kabupaten sampai

dengan desa/kelurahan.

Berdasarkan metoda pelaksanaan Studi EHRA, Pokja Sanitasi Kabupaten Gunung

Mas melakukan klastering desa/kelurahan berdasarkan 4 (empat) kriteria yaitu kepadatan

penduduk, angka kemiskinan, dinilai sering mengalami banjir dan dilalui sungai yang

berpotensi digunakan untuk sarana sanitasi. Jumlah sampel diambil angka minimal 60 %

dari total desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Gunung Mas dengan total desa sampel

sebanyak 76 (tujuh puluh enam) desa/kelurahan dengan menggunakan metodologi

pelaksanaan yang mengacu kepada kaidah penelitian yang bisa di pertanggungjawabkan.

Diharapkan hasil Studi EHRA ini dapat menggambarkan keadaan sanitasi yang

sebenanrnya di Kabupaten Gunung Mas sehingga bisa menjadi dasar dalam penyusunan

pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Gunung Mas.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat aktif dalam

pelaksanaan Studi EHRA Tahun 2018, sehingga seluruh kegiatan bisa berjalan dengan

lancar tanpa kendala yang berarti. Semoga hasil Studi EHRA ini bermanfaat bagi

pembangunan sanitasi di Kabupaten Gunung Mas.

Kuala Kurun, Juli 2018

Penyusun,

Pokja Sanitasi Kabupaten Gunung Mas

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 3

RINGKASAN EKSEKUTIF (RE)

Studi Environmental Health Risk Assessment Study(EHRA) atau Studi Penilaian

Resiko Kesehatan Lingkungan berfokus kepada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat,

seperti fasilitas sanitasi yang mencakup Sumber Air Minum, Layanan Pembuangan

Sampah, Jamban, Saluran Pembuangan Air Limbah dan Perilaku yang terkait higinitas dan

sanitasi mengacu kepada Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu Buang Air

Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga,

Pengelolaan Sampah dan Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga.

Metoda penentuan target area survei dilakukan secara geografi dan demografi

melalui proses yang dinamakan strataing. Hasil strataing ini juga sekaligus bisa digunakan

sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara

random sehingga memenuhi kaidah Probability Sampling dimana semua anggota populasi

memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang

digunakan adalah Cluster Random Sampling. Penetapan klaster dilakukan berdasarkan

kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP yaitu kepadatan penduduk, angka

kemiskinan, daerah/wilayah yang dialiri aliran sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi

dan daerah terkena banjir.

Hasil strataing wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Gunung Mas yang terdiri dari

127 desa/kelurahan, dihasilkan sampel sebagai berikut :

1. Strata 0 sebanyak 3 desa/kelurahan atau 3,95 %

2. Strata 1 sebanyak 28 desa/kelurahan atau 36,84 %

3. Strata 2 sebanyak 28 desa/kelurahan atau 36,84 %

4. Strata 3 sebanyak 11 desa/kelurahan atau 14,47 %

5. Strata 4 sebanyak 6desa/kelurahan atau 7,90 %

Studi EHRA di Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 dilaksanakan pada bulan Mei-

Juli 2018 dengan jumlah responden sebanyak 2997 responden dari 76 desa/kelurahan

terpilih. Hasil dari Studi EHRA menggambarkan kondisi sanitasi lingkungan di Kabupaten

Gunung Mas sebagai berikut:

Berdasarkan studi EHRA yang telah dilakukan maka hasil analisis indeks risiko adalah :

1. Strata 0 : Indeks Risiko terbesar adalah Air Limbah Domestik, diikuti Genangan

Air, Persampahan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Sumber Air .

2. Strata 1: Indeks Risiko terbesar adalah Persampahan, diikuti Air Limbah

Domestik, Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Sumber Air.

3. Strata 2: Indeks Risiko terbesar adalah Persampahan, diikuti Air Limbah

Domestik, Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Sumber Air.

4. Strata 3 : Indeks Risiko terbesar adalah Persampahan kemudian Air Limbah

Domestik, Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Sumber Air.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 4

5. Strata 4 : Indeks Risiko terbesar adalah Air Limbah Domestik, diikuti Genangan

Air, kemudian Perilaku Hidup Bersih Sehat, terendah adalah Persampahan dan

Sumber Air.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................……………………… 2

RINGKASAN EKSEKUTIF.............................................................. ………………………3

DAFTAR ISI ...............................................................................………………………5

DAFTAR TABEL ...........................................................................................................6

DAFTAR GRAFIK .........................................................................................................7

BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................8

A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................8

B. TUJUAN DAN MANFAAT STUDI EHRA .............................................................9

C. RUANG LINGKUP STUDI EHRA ..........................................................................9

BAB II. METODOLOGI STUDI EHRA TAHUN 2018 ..............................................10

2.1 Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten Gunung Mas . ...............10

2.2 Penentuan Strata Desa/Kelurahan..........................................................................11

2.3. Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Area Survei ...................................................12

2.4. Penentuan RW/RT dan Responden Lokasi Survei .................................................14

2.5. Penentuan Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya ...........................15

BAB III. HASIL STUDI EHRA KABUPATEN GUNUNG MAS TAHUN 2018 ... ..16

3.1 Informasi Responden… .............................................................................................9

3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga .....................................................................17

3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja .......................18

3.4 Drainase Lingkungan /Selokan Sekitar Rumah dan Banjir ....................................21

3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga ...............................................................26

3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi .................................................................................28

3.7 Kejadian Penyakit Diare .........................................................................................30

3.8 Indeks Risiko Sanitasi ............................................................................................30

BAB IV.

PENUTUP............................................................................................................. ........32

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 32

4.2 Hambatan/Kendala..................................................................................................33

4.3 Saran.................................................................................................. .....................33

LAMPIRAN ......................................................................................................................

DAFTAR TABEL

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 6

Tabel 2.1. Kategori Strata Berdasarkan Kriteria Indikasi Lingkungaan Berisiko ..................11

Tabel 2.2. Hasil Stratifikasi Kelurahan/Desa Di Kabupaten Gunung Mas. ............................12

Tabel 3.1 . Informasi Responden ...........................................................................................16

Tabel 3.2. Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA ...............................18

Tabel 3.3. Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA .................21

Tabel 3.4 Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Studi EHRA.........................................26

Tabel 3.5 Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Studi EHRA ...........................................27

Tabel 3.6 Area Berisiko Perilaku Higiene Sanitasi Berdasarkan Studi EHRA ......................29

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 7

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Pengelolaan Sampah Berdasarkan Strata..............................................................17

Grafik 3.2 Praktek Pemilhan Sampah Oleh Rumah Tangga ..................................................18

Grafik 3.3 Persentase Tempat Buang Air Besar ...................................................................19

Grafik 3.4 Tempat Penyaluran Tinja Akhir ..........................................................................19

Grafik 3.5 Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik ............................................................20

Grafik 3.6 Praktik Pengurasan Tanki Septik ..........................................................................20

Grafik 3.7 Persentase Tanki Septik Aman dan Tidak Aman .................................................21

Grafik 3.8 Persentase Rumah Tangga Mengalami Banjir......................................................22

Grafik 3.9 Persentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin......................................22

Grafik 3.10 Lama air menggenang jika terjadi banjir ............................................................23

Grafik 3.11 Lokasi genangan air di sekitar rumah .................................................................13

Grafik 3.12 Persentase Kepemilikan SPAL ...........................................................................24

Grafik 3.13 Akibat tidak memiliki SPAL Rumah Tangga.....................................................24

Grafik 3.14 Persentase SPAL yang berfungsi ......................................................................25

Grafik 3.15 Pencemaran SPAL berdasarkan Strata. ..............................................................25

Grafik 3.16 Akses Terhadap Air Bersih. ................................................................................26

Grafik 3.17 Sumber Air untuk Minum dan Memasak. ..........................................................27

Grafik 3.18 CTPS di Lima Waktu Penting ............................................................................28

Grafik 3.19 Waktu melakukan CTPS.....................................................................................28

Grafik 3.20 Perilaku BABS....................................................................................................29

Grafik 3.21 Angka Kejadian Penyakit Diare .........................................................................30

Grafik 3.22 Indeks Risiko Sanitasi (IRS)..............................................................................31

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah

survey partisipatif di tingkat kabupaten yang bertujuan untuk memahami kondisi

fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat

dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat

kabupaten/kota sampai ke kelurahan. Kabupaten Gunung Mas dipandang perlu

melakukan Studi EHRA karena:

1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat.

2. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil

keputusan. Sering terjadi,isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting

sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang baik tingkat

kecamatan maupun kabupaten.

3. Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah

sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai

OPD yang berbeda

4. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kabupaten

dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa

5. EHRA menggabungkan informasi yang selama ini menjadi indikator sektor-sektor

pemerintahan secara eksklusif

6. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan warga di

tingkat kelurahan/desa untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih

tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau stakeholders

kelurahan/desa

Studi EHRA berfokus kepada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti

fasilitas sanitasi yang mencakup Sumber Air Minum, Layanan Pembuangan Sampah,

Jamban, Saluran Pembuangan Air Limbah dan perilaku terkait higinitas dan sanitasi

dengan mengacu kepada Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu Stop

Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum

Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah dan Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga.

Sasaran dari study EHRA ini merupakan rumah tangga yang berada di seluruh

kelurahan hasil kajian stratifikasi. Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan

umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja

(Pokja) Sanitasi Kabupaten Gunung Mas melalui Tim EHRA Dinas Kesehatan.

Selanjutnya, data EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku

Putih Sanitasi Kabupaten Gunung Mas dan juga menjadi masukan untuk

mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi Kabupaten.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 9

B. TUJUAN DAN MANFAAT STUDI EHRA

Adapun tujuan dan manfaat dari studi EHRA adalah:

1. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko

terhadap kesehatan lingkungan

2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi

3. Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggota tim survey yang

handal

4. Menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi

Sanitasi Kabupaten Gunung Mas .

C. WAKTU PELAKSANAAN

Pelaksanaan Studi EHRA dari persiapan sampai dengan pelaporan dilaksanakan

tanggal 01 Mei – 31 Juli 2018.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 10

BAB II

METODOLOGI STUDI EHRA TAHUN 2018

2.1 Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten Gunung Mas

Studi EHRA adalah studi yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1) wawancara (interview) dan 2)

pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah

Enumerator yang dipilih secara kolaboratif oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung

Mas. Sementara Sanitarian bertugas menjadi Supervisor selama pelaksanaan survey.

Penentuan jumlah desa, Kelurahan, RT untuk Studi EHRA tanggal 08 – 09 Mei 2018.

Sebelum turun ke lapangan, para sanitarian dan enumerator diwajibkan mengikuti

pelatihan enumerator dan suvervisor selama 2 (dua) hari berturut-turut dari tanggal 14-

15 Mei 2018 di Aula BP3D Kabupaten Gunung Mas. Materi pelatihan mencakup

dasar-dasar wawancara dan pengamatan; pemahaman tentang instrumen EHRA; latar

belakang konseptual dan praktis tentang indikator-indikator; uji coba lapangan; dan

diskusi perbaikan instrumen. Pelatihan dipandu oleh Tim EHRA dari Kabupaten

dibantu oleh City Fasilitator BPS/SSK Kabupaten. Adapun susunan Tim EHRA

sebagai berikut:

- Penanggungjawab : Pokja Sanitasi Kabupaten Gunung Mas

- Koordinator Survey : Pokja - Dinas Kesehatan

- Anggota : Pokja – Dinas Kesehatan

- Koordinator wilayah : Kepala Puskesmas

- Supervisor : Sanitarian Puskesmas

- Tim Entry data : Tim Dinas Kesehatan

- Tim Analisis data : Pokja Sanitasi Kabupaten Gunung Mas

- Enumerator : Tenaga Kesehatan

Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan

demografi melalui proses yang dinamakan strataing. Hasil strataing ini juga sekaligus

bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan

sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling”

dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Sementara metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”.

Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Gunung Mas mengingat area sumber

data yang akan diteliti cukup luas dan dengan dana yang tidak memadai. Pengambilan

sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan.

Penetapan strata dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh

Program PPSP sebagai berikut:

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 11

1) Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada

umumnya tiap kabupaten/ kota telah mempunyai data kepadatan penduduk

sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa.

2) Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi

cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan

dan/atau kelurahan/ desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa

dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga

Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut:

(∑ Pra-KS + ∑ KS-1)

Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100%

∑ KK

3) Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi

dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh

masyarakat setempat

4) Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat

dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya

surut.

2.2 Penentuan Strata Desa/Kelurahan

Berdasarkan kriteria di atas, wilayah Kabupaten Gunung Mas

menghasilkan kategori strata sebagaimana dipelihatkan pada tabel hasil stratifikasi

berikut:

Tabel 2.1 Kategori Strata Berdasarkan kriteria Indikasi Lingkungan

Berisiko

Katagori

Strata Kriteria

Strata 0 Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria

indikasi lingkungan berisiko.

Strata 1 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria

indikasi lingkungan berisiko

Strata 2 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria

indikasi lingkungan berisiko

Strata 3 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria

indikasi lingkungan berisiko

Strata 4 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria

indikasi lingkungan berisiko

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 12

2.3 Penentuan Jumlah Desa / Kelurahan Target Area Survei

Setelah melalui proses penentuan lokasi survei dengan mempertimbangkan

anggaran yang tersedia maka selanjutnya ditentukan lokasi Studi EHRA dengan

cara memilih sebanyak 76 desa/kelurahan secara random. Hasil pemilihan ke-76

desa/kelurahan tersebut disajikan Tabel 2.2 di bawah ini :

Tabel 2.2 Hasil Stratifikasi Kelurahan/ Desa di Kabupaten Gunung Mas

No Strata Jumlah Kecamatan Kelurahan/Desa

1 0 3 Sepang Tampelas

Tewah Sumur Mas

Manuhing Bangun Sari

2 1 28 Sepang Rabauh

Mihing Raya Tumbang Danau

Tumbang Empas

Tuyun

Kurun Tumbang Hakau

Pilang Munduk

Tumbang Lampahung

Tanjung Riu

Tewah Kasintu

Rangan Mihing

Taja Urap

Kahayan Hulu Utara Teluk Kanduri

Batu Tangkui

Damang Batu Lawang Kanji

Tumbang Maraya

Rungan Bereng Malaka

Parempei

Luwuk Langkuas

Tumbang Kajuei

Tumbang Baringei

Rungan Barat Jalemu Raya

Tumbang Langgah

Mangkawuk

Manuhing Belawan Mulya

Fajar Harapan

Gohong

Taringen

Manuhing Raya Luwuk Tukau

3 2 28 Sepang Sepang Kota

Tanjung Karitak

Tewai Baru

Mihing Raya Rangan Tate

Kampuri

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 13

No Strata Jumlah Kecamatan Kelurahan/Desa

Kurun Petak Bahandang

Tewang Pajangan

Hurung Bunut

Tumbang Tariak

Teluk Nyatu

Penda Pilang

Tewah Teluk Lawah

Upon Batu

Sare Rangan

Miri Manasa Tumbang Siruk

Kahayan Hulu Utara Tumbang Pasangon

Dandang

Tumbang Hamputung

Rungan Jakatan Raya

Karya Bakti

Rungan Barat Rabambang

Tumbang Kuayan

Rungan Hulu Batu Puter

Hantapang

Jangkit

Tumbang Mujai

Manuhing Tumbang Talaken

Bereng Jun

4 3 11 Sepang Sepang Simin

Mihing Raya Dahian Tambuk

Kurun Kuala Kurun

Tumbang Manyangan

Tewah Tewah

Batu Nyiwuh

Batu Nyapau

Tanjung Untung

Kahayan Hulu Utara Penda Rangas

Damang Batu Tumbang Marikoi

Manuhing Tangki Dahuyan

5 4 6 Kurun Tampang Tumbang Anjir

Miri Manasa Tumbang Napoi

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 14

No Strata Jumlah Kecamatan Kelurahan/Desa

Tumbang Lapan

Kahayan Hulu Utara Tumbang Miri

Rungan Hulu Tumbang Rahuyan

Manuhing Raya Tehang

Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada strata tertentu

dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko

kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area

survey pada suatu strata akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang

bukan merupakan area survey pada strata yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka

hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Kabupaten Gunung Mas.

2.4 Penentuan RW/RT dan responden Lokasi Survei

Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga).

Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di

semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survei.

Jumlah sampel RT per Desa/Kelurahan minimal 8 RT dan jumlah sampel per RT

sebanyak 5 responden. Dengan demikian jumlah sampel per desa/kelurahan adalah

40 responden. Yang menjadi responden adalah Ibu Rumah Tangga atau anak

perempuan yang sudah menikah, dan berumur antara 18 s/d 65 tahun. Rumah

tangga/responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling), hal

ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk

terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari

preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Tahapannya adalah

sebagai berikut:

Pergi ke RT terpilih. Minta daftar rumah tangga atau bila tidak tersedia,

buat daftar rumah tangga berdasarkan pengamatan keliling dan wawancara dengan

penduduk langsung.

Bagi jumlah rumah tangga (misal 25) dengan jumlah sampel minimal yang

akan diambil, misal 5 (lima) diperoleh Angka Interval (AI) = 25/5 = 5

Ambil/kocok angka secara random antara 1 – AI untuk menentukan Angka

Mulai (AM), contoh dibawah misal angka mulai 2

Menentukan rumah selanjutnya adalah 2 + AI, 2 + 5 = 7 dst.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 15

2.5 Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya

Pemilihan supervisor dan enumerator untuk pelaksanaan Studi EHRA

sepenuhnya merupakan kewenangan Tim Studi EHRA. Supervisor dalam Studi

EHRA di Kabupaten Gunung Mas adalah para Kepala Puskesmas yang ada di

masing-masing kecamatan yang dijadikan area studi. Tugas utama supervisor

adalah :

1. Menjamin proses pelaksanaan studi sesuai kaidah dan metoda pelaksanaan

Studi EHRA yang telah ditentukan.

2. Menjalankan arahan dari Koordinator kecamatan dan Pokja Sanitasi

Kabupaten Gunung Mas.

3. Mengkoordinasikan pekerjaan enumerator.

4. Memonitor pelaksanaan Studi EHRA di lapangan.

5. Melakukan pengecekan pemeriksaan hasil pengisian kuesioner oleh

enumerator.

6. Melakukan spot check sejumlah 5% dari total responden.

7. Membuat laporan harian dan rekap harian untuk disampaikan kepada

Koordinator kecamatan.

Enumerator dalam Studi EHRA di Kabupaten Gunung Mas menggunakan

tenaga kesehatan yang ada di desa terpilih yang dijadikan area studi. Adapun hal-

hal yang harus dilakukan enumerator pada saat wawancara adalah :

1. Memperkenalkan dirinya dengan sopan.

2. Memberi informasi tentang tujuan dan manfaat studi.

3. Meminta ijin wawancara.

4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa memberikan jawaban.

5. Bila tida bertemu responden, usahakan membuat kunjungan ulang.

6. Hindari pengaruh orang ketiga pada saat wawancara dengan responden.

7. Memeriksa apakah semua jawaban dalam kuesioner telah lengkap sesuai

dengan alur logika pengisian.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 16

BAB III

HASIL STUDI EHRA KABUPATEN GUNUNG MAS TAHUN 2018

3.1 INFORMASI RESPONDEN

TABEL 3.1 INFORMASI RESPONDEN

Strata Desa/Kelurahan Total

VARIABEL KATEGO RI

0 1 2 3 4 11 12

n % n % n % n % n % n %

Kelompok Umur

Responden

<= 20 tahun 3 2,5 54 4,9 37 3,4 12 2,8 5 2,1 111 3,7

21 - 25 tahun 14 11,6 138 12,5 94 8,7 41 9,4 28 11,9 315 10,6

26 - 30 tahun 22 18,2 199 18,0 157 14,6 69 15,8 35 14,9 482 16,2

31 - 35 tahun 27 22,3 212 19,2 169 15,7 54 12,4 48 20,4 510 17,1

36 - 40 tahun 18 14,9 176 15,9 168 15,6 61 14,0 34 14,5 457 15,4

41 - 45 tahun 6 5,0 89 8,1 132 12,2 67 15,4 36 15,3 330 11,1

> 45 tahun 31 25,6 237 21,4 321 29,8 132 30,3 49 20,9 770 25,9

B2. Apa status

dari rumah yang anda tempati saat ini?

Milik sendiri 105 86,8 895 80,3 907 83,0 363 83,3 185 77,7 2455 81,8

Rumah dinas 1 ,8 17 1,5 9 ,8 3 ,7 5 2,1 35 1,2

Berbagi

dengan keluarga lain

0 ,0 4 ,4 11 1,0 12 2,8 1 ,4 28 ,9

Sewa 3 2,5 11 1,0 14 1,3 6 1,4 2 ,8 36 1,2

Kontrak 0 ,0 4 ,4 4 ,4 6 1,4 4 1,7 18 ,6

Milik orang

tua

12 9,9 182 16,3 144 13,2 46 10,6 41 17,2 425 14,2

Lainnya 0 ,0 1 ,1 4 ,4 0 ,0 0 ,0 5 ,2

B3. Apa

pendidikan terakhir anda?

T idak sekolah

formal

9 7,4 22 2,0 26 2,4 14 3,2 2 ,8 73 2,4

SD 38 31,4 385 34,6 321 29,4 144 33,0 56 23,5 944 31,4

SMP 42 34,7 359 32,2 337 30,8 113 25,9 72 30,3 923 30,7

SMA 26 21,5 257 23,1 300 27,4 118 27,1 71 29,8 772 25,7

SMK 2 1,7 8 ,7 9 ,8 9 2,1 2 ,8 30 1,0

Universitas/A

kademi

4 3,3 83 7,5 100 9,1 38 8,7 35 14,7 260 8,7

B4. Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan

T idak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan?

Ya 6 5,0 63 5,7 68 6,2 46 10,6 11 4,6 194 6,5

Tidak 115 95,0 1051 94,3 1025 93,8 390 89,4 227 95,4 2808 93,5

B5. Apakah ibu

mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi

Keluarga Miskin (ASKESKIN)?

Ya 65 53,7 318 28,5 431 39,4 220 50,5 90 37,8 1124 37,4

Tidak 56 46,3 796 71,5 662 60,6 216 49,5 148 62,2 1878 62,6

B6. Apakah ibu mempunyai

anak?

Ya 109 90,1 1028 92,3 1000 91,5 404 92,7 221 92,9 2762 92,0

Tidak 12 9,9 86 7,7 93 8,5 32 7,3 17 7,1 240 8,0

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 17

Tabel 3.1 menunjukan bahwa hubungan responden dengan kepala keluarga pada

semua strata sebagian besar adalah istri dengan total sebesar 97,8 % dan sisanya sebesar

2,2 % adalah anak perempuan yang sudah menikah, kelompok umur responden cukup

bervariasi dengan jumlah terbanyak sebesar 25,9 % adalah kelompok umur diatas 45 tahun

dan yang paling sedikit berumur kurang dari 20 tahun sebesar 3,7 %, tingkat pendidikan

responden terbesar adalah SD sebanyak 31,4 % dan yang terkecil adalah SMK sebesar

1,0%.

3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Kondisi pengelolaan sampah rumah tangga dapat ditunjukkan melalui hasil

Studi EHRA yang memuat kegiatan pengelolaan sampah, perilaku praktik

pemilahan sampah dan area berisiko persampahan.

Grafik 3.1 Pengelolaan Sampah berdasarkan Strata

di Kabupaten Gunung Mas

0 0,1 0,5 0 0 0,20 0,2 0,59,4 11,8

2,5

66,9 66,551,7

47,634,9 55,9

0,81,4

1,90,7

0

1,4

13,227,3

40 36,852,1

34,7

14,93,5 4,3 5,3 1,3 4,3

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Stra

ta 0

Stra

ta 1

Stra

ta 2

Stra

ta 3

Stra

ta 4

Total

Tidak tahu

Lain-lain

Dibuang ke lahankosong/kebun/hutan dandibiarkan membusukDibiarkan saja sampaimembusuk

Dibuang kesungai/kali/laut/danau

Dibuang ke dalam lubang tetapitidak ditutup dengan tanah

Dibuang ke dalam lubang danditutup dengan tanah

Dibakar

Dikumpulkan dan dibuang keTPS

Dikumpulkan oleh kolektorinformal yang mendaur ulang

Berdasarkan grafik 3.1 diatas terlihat bahwa pengelolaan sampah rumah tangga

dengan cara dibakar sebesar 55,9 % , dibuang ke sungai/kali/laut/danau 34,7 %, hanya 2,5

% yang dikumpulkan dan dibuang ke TPS. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan

sampah di tingkat rumah tangga masih perlu mendapat perhatian.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 18

Grafik 3.2 Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga

5 14 12,5 9,6 10,9 12,2

95 86 87,5 90,4 89,1 87,8

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Total

Dipilah/dipisahkan Tidak dipilah/dipisahkan

Dari grafik diatas, sebagian besar responden sebesar 87,8 % tidak melakukan

pemilahan sampah, hanya 12,2 % yang melakukan pemilahan sampah rumah tangga.

Tabel 3.2 Area Berisiko Persampahan berdasarkan Hasil Studi EHRA

Strata Desa/Kelurahan Total

VARIABEL KATE

GORI 0 1 2 3 4 11 12

n % n % n % N % n % n %

3.1

Pengelolaan

sampah

Tidak

memadai

121 100 1108 99,7 1081 99,1 394 90,6 210 88,2 2914 97,3

Ya,

memadai

0 0 3 0,3 10 0,9 41 9,4 28 11,8 82 2,7

3.2 Frekuensi

pengangkutan

sampah

Tidak

memadai

0 0 1 100 4 80 1 100 0 0 6 85,7

Ya,

memadai

0 0 0 0 1 20 0 0 0 0 1 14,3

3.3 Ketepatan

waktu pengangkutan

sampah

Tidak

tepat waktu

0 0 1 100 3 60 0 0 0 0 4 66,7

Ya, tepat

waktu

0 0 0 0 2 40 0 0 0 0 2 33,3

3.4

Pengolahan

sampah

setempat

Tidak

diolah

113 93,4 952 85,5 947 86,6 386 88,5 210 88,2 2608 86,9

Ya, diolah 8 6,6 162 14,5 146 13,4 50 11,5 28 11,8 394 13,1

Dari hasil Studi EHRA, pengelolaan sampah sebesar 97,3 % tidak memadai,

frekuensi pengangkutan sampah sebesar 85,7 % tidak memadai, ketepatan waktu

pengangkutan sampah sebesar 66,7 % tidak tepat waktu, pengolahan sampah setempat

sebesar 86,9 % tidak diolah.

3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja

Kondisi pembuangan air kotor/limbah tinja manusia dan lumpur tinja di Kabupaten

Gunung Mas dapat diketahui melalui hasil Studi EHRA yang digambarkan dalam

persentase tempat buang air besar, tempat penyaluran tinja akhir, waktu terakhir

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 19

pengurasan tanki septik, persentase tanki septik aman dan tidak aman, dan area berisiko

limbah domestik.

Grafik 3.3 Persentase Tempat Buang Air Besar

0,2

1,6

1,2

85,7

10,90,1

2,80,1

Jamban pribadi MCK/WC Umum WC helikopterSungai/pantai/laut Kebun/Pekarangan Lubang galianLainnya tidak tahu

Sesuai grafik diatas, Tempat Buang Air Besar keluarga sebagian besar

menggunakan jamban pribadi sebesar 85,7 %, sungai/pantai/laut sebesar 10,9 %,

menggunakan MCK/WC Umum sebesar 1,6 %, WC helikopter sebesar 1,2% dan sisanya

menggunakan kebun/pekarangan 0,2 %, lainnya 2,8 % dan tidak tahu 0,1 %.

Grafik 3.4 Tempat Penyaluran Akhir Tinja

0,3002,9

19

0,9

14,7

62,2

Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanahlangsung ke drainase sungai/danau/pantai kolam/sawahkebun/tanah lapang tidak tahu

Dari grafik diatas, terlihat bahwa 62,2 % responden sudah mempunyai tanki septik.

Tapi 19 % responden menjawab bahwa tempat penyaluran tinja akhir hanya berupa

cubluk/lobang tanah, 2,9 % penyaluran tinja akhir ke sungai/danau/pantai, 0,9 %

menyatakan tempat penyaluran tinja akhir berupa pipa sewer, dan sebanyak 14,7 %

responden tidak tahu tempat penyaluran tinja akhir.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 20

Grafik 3.5 Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik

2,9 0 0,7 0,7 1,5 0,51,5 0,3 0 0 0,2

94,1 97,4 96,1 96,3 93,9 96,5

1,5 2,1 2,9 3 3 2,5

0,10%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

strata

0

strata

1

strata

2

strata

3

strata

4

Total

Tidak Tahu

Tidak pernah

Lebih dari 10 tahun yanglalu

Lebih dari 5-10 tahunyang lalu

1-5 tahun yang lalu

0-12 bulan yang lalu

Dari grafik diatas diketahui bahwa sebanyak 96,5 % responden tidak pernah

melakukan pengurasan tanki septik, 2,5 % tidak tahu.

Grafik 3.6 Praktik Pengurasan Tanki Septik

0 0 7,4 1025

4,6

100 10090

7593,892,6

0%

20%

40%

60%

80%

100%

strata 0 strata 1 strata 2 strata 3 strata 4 Total

Tidak tahu

Dikosongkan sendiri

Layanan sedot tinja

Dari grafik diatas diketahui bahwa sebanyak 93,8 % responden tidak tahu

pengurasan tanki septik, sebanyak 4,6 % dikosongkan sendiri dan yang menggunakan

layanan sedot tinja sebesar 1,6 %.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 21

Grafik 3.7 Persentase Tanki Septik Aman dan Tidak Aman

21,5 19,5 23,8 20,9 15,5 21

78,5 80,5 76,2 79,1 84,5 79

0%

20%

40%

60%

80%

100%

strata 0 strata 1 strata 2 strata 3 strata 4 Total

Suspek Aman

Suspek Tidak Aman

Dari grafik diatas, sebesar 79 % menggunakan tanki septik aman dan 21 %

menggunakan tanki septik tidak aman.

Tabel 3.3 Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA

Strata Desa/Kelurahan Total

VARIABEL KATEGO

RI 0 1 2 3 4 11 12

n % n % n % n % n % n %

2.1 Tangki

septik suspek aman

Tidak aman 26 21,5 217 19,5 260 23,8 91 20,9 37 15,5 631 21,0

Suspek

aman

95 78,5 897 80,5 833 76,2 345 79,1 201 84,5 2371 79,0

2.2

Pencemaran

karena

pembuangan isi tangki

septik

Tidak, aman 4 100 20 100 27 100 9 90 4 100 64 98,5

Ya, aman 0 0 0 0 0 0 1 10,0 0 0 1 1,5

2.3 Pencemaran

karena SPAL

Tidak aman 121 100 962 86,4 958 87,6 382 87,6 225 94,5 2648 88,2

Ya, aman 0 0 152 13,6 135 12,4 54 12,4 13 5,5 354 11,8

Untuk kualitas tangki septik yang dinyatakan suspek tidak aman sebesar 21 %,

pencemaran karena pembuangan isi tangki septik sebesar 98,5 %, pencemaran karena

SPAL sebesar 88,2 %.

3.4 Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir

Drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir di Kabupaten Gunung Mas

dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 22

Grafik 3.8 Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir

99,284,5

70,3 64,2 60,575

0,8

6,7

13,416,7

11,8

10,8

8,118,1

27,313,415,3

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

strata

0

strata

1

strata

2

strata

3

strata

4

Total

Tidak tahu

Sekali ataubeberapa kali dalamsebulanBeberapa kali dalamsetahun

Sekali dalamsetahun

Tidak pernah

Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa rumah tangga yang tidak pernah mengalami

banjir sebesar 75 %, mengalami banjir sekali dalam setahun sebesar 10,8 %, beberapa kali

dalam setahun sebesar 13,4 %, mengalami banjir sekali atau beberapa kali dalam sebulan

0,4 % dan tidak tahu sebesar 0,4 %.

Grafik 3.9 Persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin

0

3751,7

17,3 14,9

36,4

100

6348,3

82,7 85,1

63,6

0%

10%

20%30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

strata 0 strata 1 strata 2 strata 3 strata 4 Total

Ya Tidak

Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa rumah tangga yang mengalami banjir rutin

sebesar 36,4 %, sisanya sebesar 63,6 % tidak mengalami banjir rutin.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 23

Grafik 3.10 Lama air menggenang jika terjadi banjir

0 6,1 0,5 3,9 0 2,40

8,5

1,6 3,6 3,50

19,5

8,79,7

32,714,2

0

17,1

26,1 20,4

49,1

25,9

0

47,661,4 59,2

12,7

51,9

0

1,2 1,6 3,9 1,8 2,1

2,90%

20%

40%

60%

80%

100%

strata 0 strata 1 strata 2 strata 3 strata 4 Total

Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hariSatu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu

Lamanya air menggenang jika terjadi banjir di Kabupaten Gunung Mas

berdasarkan hasil Studi EHRA kurang dari 1 jam sebesar 2,4 %, antara 1 – 3 jam sebesar

3,5 %, setengah hari sebesar 14,2 %, satu hari sebesar 25,9 %, lebih dari 1 hari sebesar

51,9 %, yang menyatakan tidak tahu sebesar 2,1 %.

Grafik 3.11 Lokasi genangan di sekitar rumah

1,6

50

81,7

55,2

7,9

Di halaman rumah Di dekat dapur

Di dekat kamar mandi Di dekat bak penampungan

Lainnya

Lokasi genangan air di sekitar rumah sebagian besar ada di dekat dapur responden

dengan persentase sebesar 81,7 %, diikuti dengan genangan air di dekat kamar mandi

55,2 %, genangan air di halaman rumah sebesar 50 %, di dekat bak penampungan sebesar

7,9 %, lainnya 1,6 %.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 24

Grafik 3.12 Persentase Kepemilikan SPAL

78,7

21,3

Ya

Tidak

Persentase yang memiliki SPAL (Sarana Pengolahan Air Limbah Selain Tinja) di

Kabupaten Gunung Mas berdasarkan Studi EHRA sebesar 21,3 %, yang tidak memiliki

SPAL sebesar 78,7 %.

Grafik 3.13 AKIBAT TIDAK MEMILIKI SPAL RUMAH TANGGA

BERDASARKAN STRATA

56,242,6

31,9

49,3 47,940,7

43,857,4

68,1

50,7 52,159,3

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

strata 0 strata 1 strata 2 strata 3 strata 4 Total

Tidak adagenanganair

Adagenanganair

Akibat tidak memiliki SPAL rumah tangga menimbulkan genangan air sebesar

40,7 %, tidak ada genangan air sebesar 59,3 %.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 25

Grafik 3.14 PERSENTASE SPAL YANG BERFUNGSI

BERDASARKAN STRATA

81,8

58,366,8 66,7 59,7 63,7

9,9

43,3 1,8

2,5 3,6

6,6

36,9 29,2 31 35,3 31,9

2,50,50,7

0,7

1,7

0,9

0%10%

20%30%

40%50%

60%70%

80%90%

100%

strata 0 strata 1 strata 2 strata 3 strata 4 Total

Tidak ada saluran Tidak dapat dipakai, saluran kering Tidak Ya

Persentase SPAL yang berfungsi sebesar 31,9 %, tidak berfungsi sebesar 3,6 %,

tidak dapat dipakai (saluran kering) sebesar 0,9 %, tidak ada saluran SPAL sebesar 63,7 %

Grafik 3.15 PENCEMARAN SPAL

BERDASARKAN STRATA

10086,4 87,6 87,6 94,5 91,2

8,80

13,6 12,4 12,4 5,5

0%

20%

40%

60%

80%

100%

strata

0

strata

1

strata

2

strata

3

strata

4

Total

Tidak adapencemaranSPAL

AdapencemaranSPAL

Pencemaran SPAL berdasarkan hasil Studi EHRA di Kabupaten Gunung Mas

sebesar 91,2 %, tidak ada pencemaran SPAL sebesar 8,8 %

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 26

Tabel 3.4 Area Berisiko Genangan Air berdasarkan Studi EHRA

Strata Desa/Kelurahan Total

Variabel Kategori 0 1 2 3 4 11 12

n % N % n % N % n % N % 4.1 Adanya

genangan air

Ada genangan

air (banjir)

68 56,2 564 50,6 545 49,9 258 59,2 158 66,4 1593 53,1

Tidak ada genangan air

53 43,8 550 49,4 548 50,1 178 40,8 80 33,6 1409 46,9

Dari hasil Studi EHRA diketahui bahwa di Kabupaten Gunung Mas ada 53,1 %

area berisiko genangan air dan sebesar 46,9 % tidak ada genangan air.

3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga

Pengelolaan air minum rumah tangga berdasarkan hasil Studi EHRA di

Kabupaten Gunung Mas, dapat dilihat dari grafik akses terhadap air bersih, grafik sumber

air minum dan memasak dan area berisiko sumber air berdasarkan hasil Studi EHRA.

Grafik 3.16 Akses Terhadap Air Bersih

PENGGUNAAN SUMBER AIR DI KABUPATEN GUNUNG MAS

TAHUN 2018

2,1 31,9

3,7 2,4 2,3 20,5 2,7 35,4

11,3

122 0,2 0,2

4,4 5,2

5,7

9,2

3,2

25,7 0,2 0,2

0,10,4

6,92,9 3 34,2 5,5 6,1

5,4

5,4

7,8

30,3 0,2 0,3

00

0,1 0 0 0,2 0 00

0

0 0,30 0

0,2 0,7

6,9 2,8 3 33,6 5,3 6 5,25,1

5 31,7 0,3 0,3

32,8

0,36,7

6,92,8 3

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Air boto

l kem

asan

Air isi

ula

ng

Air le

deng dari

PDAM

Air hid

ran u

mum

Air kr

an um

um-P

DAM

Air su

mu p

ompa ta

ngan

Air su

mur g

ali te

rlindungi

Air su

mur g

ali tid

ak te

rlindungi

Mata

air

terli

ndungi

Mata

air

tidak

terli

ndungi

Air huja

n

Air dari

sunga

i

Air dari

waduk/

danau

Lain

nya

Minum Masak Cuci piring dan gelas Cuci pakaian Gosok gigi

Penggunaan sumber air air cukup bervariasi dengan penggunaan terbanyak adalah

air sumur pompa tangan, diikuti air dari sungai.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 27

Grafik 3.17 Sumber Air untuk memasak dan

Minum

2,1

31,9

3,7 2,4 2,3

20,5

2,7 35,4

11,3

1

22

0,2 0,20,3

6,7 6,92,8 3

32,8

4,4 5,2 5,79,2

3,2

25,7

0,2

05

101520253035

Air boto

l kem

asan

Air Isi

Ula

ng

Air Le

deng dari

PDAM

Air hid

ran u

mum

-PDAM

Air kra

n um

um-P

DAM

Air su

mur p

ompa ta

ngan

Air su

mur g

ali te

rlindungi

Air su

mur g

ali td

k terli

ndungi

Mata

air

terli

ndungi

Mata

air

tidak te

rlindungi

Air huja

n

Air dari

sungai

Air dari

waduk/d

anau

Lain

nya

Minum Masak

Sumber Air untuk minum paling banyak berasal dari air isi ulang sebesar 31,9 %

dan terkecil berasal dari air waduk/danau sebesar 0,2 %. Sedangkan sumber air untuk

memasak paling banyak berasal dari sumur pompa tangan sebesar 32,8 % dan terkecil dari

sumber lainnya sebesar 0,2 %.

Tabel 3.5 Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Studi EHRA

Strata Desa/Kelurahan Total

Variabel

Kategori 0 1 2 3 4 11 12

n % n % n % n % n % N %

1.1 Sumber air terlindungi

Tidak, sumber air berisiko tercemar

65 53,7 545 48,9 473 43,3 182 41,7 148 62,2 1413 47,1

Ya, sumber air terlindungi

56 46,3 569 51,1 620 56,7 254 58,3 90 37,8 1589 52,9

1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.

Tidak Aman 68 56,2 624 56,0 724 66,2 300 68,8 184 77,3 1900 63,3

Ya, Aman 53 43,8 490 44,0 369 33,8 136 31,2 54 22,7 1102 36,7

1.3 Kelangkaan air

Mengalami kelangkaan air

26 21,5 177 15,9 146 13,4 59 13,5 43 18,1 451 15,0

Tidak pernah mengalami

95 78,5 937 84,1 947 86,6 377 86,5 195 81,9 2551 85,0

Dari tabel diatas mengenai area berisiko sumber air, sumber air terlindungi yang

berisiko tercemar sebesar 52,9 % dan sumber air tidak terlindungi 47,1 %. Penggunaan

sumber air tidak terlindungi dan aman digunakan sebesar 36,7 % dan penggunaan sumber

air tidak terlindungi yang tidak aman digunakan sebesar 63,3 %. Kelangkaan air dialami

oleh 15 % responden dan tidak pernah mengalami kelangkaan air sebesar 85 %.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 28

3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi

Perilaku hygiene dan sanitasi merupakan hal penting yang harus diterapkan

oleh setiap rumah tangga agar terbiasa hidup sehat. Berikut adalah beberapa grafik

yang menggambarkan perilaku higiene dan sanitasi di Kabupaten Gunung Mas.

Grafik 3.18 Cuci Tangan Pakai Sabun di Lima Waktu Penting

11,7

88,3

Ya

Tidak

Responden yang belum melakukan CTPS di lima waktu penting sebesar 88,3 % ,

hanya 11,7 % yang melakukan CTPS di lima waktu penting.

Grafik 3.19 WAKTU MELAKUKAN CTPS

32,1

75

65,1

22,3

26,5

31

4,2

0,6

80,3

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Setelah menceboki anak

Setelah buang air besar

Sebelum makan

Setelah makan

Sebelum memberi menyuapi anak

Sebelum menyiapkan masakan

Setelah memegang hewan

Sebelum solat

lainnya

Responden paling banyak melakukan CTPS setelah buang air besar 80,3

%,sebelum makan 75 %, setelah makan 65,1 %, setelah menceboki anak 32,1 %, setelah

memegang hewan 31 %, sebelum menyiapkan masakan 26,5 %, sebelum menyuapi anak

makan 22,3 %, sebelum solat 4,2 %, paling keci lainnya sebesar 0,6 %.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 29

Grafik 3.20 Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

26,4

73,6

18,9

81,1

18,5

81,5

21,3

78,7

32,8

67,2

20,5

79,5

0

20

40

60

80

100

Strata 0 Srata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Total

Tidak BABS

Ya, BABS

Responden yang masih BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sebesar

20,5 % dan tidak BABS sebesar 79,5 % Ini menunjukkan bahwa sebagian besar

masyarakat di Kabupaten Gunung Mas sudah berubah dalam perilaku BABS.

Tabel 3.6 Area Berisiko Perilaku Higiene Sanitasi berdasarkan Studi EHRA

Strata Desa/Kelurahan Total

Variabel Kategori 0 1 2 3 4 11 12

n % n % n % n % n % n %

5.1 CTPS di lima waktu penting

Tidak 121 100 943 84,6 989 90,5 400 91,7 198 83,2 2651 88,3

Ya 0 0 171 15,4 104 9,5 36 8,3 40 16,8 351 11,7

5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?

Tidak 34 28,1 185 16,6 198 18,1 77 17,7 92 38,7 586 19,5

Ya 87 71,9 929 83,4 895 81,9 359 82,3 146 61,3 2416 80,5

5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?

Tidak 44 36,4 212 19,0 264 24,2 89 20,4 103 43,3 712 23,7

Ya 77 63,6 902 81,0 829 75,8 347 79,6 135 56,7 2290 76,3

5.2.c. Keberfungsian penggelontor.

Tidak 23 19,0 197 17,7 161 14,7 55 12,6 71 29,8 507 16,9

Ya, berfungsi

98 81,0 917 82,3 932 85,3 381 87,4 167 70,2 2495 83,1

5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?

Tidak 73 60,3 403 36,2 335 30,6 127 29,1 99 41,6 1037 34,5

Ya 48 39,7 711 63,8 758 69,4 309 70,9 139 58,4 1965 65,5

5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air

Ya, tercemar

26 21,5 307 27,6 337 30,8 133 30,5 107 45,0 910 30,3

Tidak tercemar

95 78,5 807 72,4 756 69,2 303 69,5 131 55,0 2092 69,7

5.4 Perilaku BABS

Ya, BABS

32 26,4 210 18,9 202 18,5 93 21,3 78 32,8 615 20,5

Tidak 89 73,6 904 81,1 891 81,5 343 78,7 160 67,2 2387 79,5

Dari tabel diatas bisa disimpulkan area berisiko perilaku higiene sanitasi di

Kabupaten Gunung Mas berdasarkan Hasil Studi EHRA adalah sebagai berikut:

1. Jumlah responden yang sudah melakukan CTPS di lima waktu penting sebesar 11,7 %

sedangkan yang belum melakukan sebanyak 88,3 %.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 30

2. Persentase lantai dan dinding jamban bebas tinja sebesar 80,5 %, lantai dan dinding

jamban masih belum bebas tinja sebesar 19,5 %.

3. Persentase jamban bebas dari kecoa dan lalat sebesar 76,3 %, belum bebas dari

kecoak dan lalat sebesar 23,7 %.

4. Persentase gelontor berfungsi sebesar 83,1 %, tidak berfungsi sebesar 16,9 %.

5. Persentase terlihat adanya sabun di dalam atau di dekat jamban sebesar 65,5 %, tidak

terlihat adanya sabun di dalam atau di dekat jamban sebesar 34,5 %.

6. Wadah penyimpanan dan penanganan air yang tercemar sebesar 30,3 %, wadah

penyimpanan dan penanganan air tidak tercemar sebesar 69,7 %.

7. Perilaku masyarakat yang masih BABS sebesar 20,5 %, perilaku masyarakat tidak

BABS sebesar 79,5 %.

3.7 Kejadian Penyakit Diare

Grafik 3.21 Angka Kejadian Penyakit Diare

27,4

18,5

4,8

7,6

15,9

44,8

0 10 20 30 40 50

Anak-anak balita

Anak-anak non balita

Anak remaja laki-laki

Anak remaja perempuan

Orang dewasa laki-laki

Orang dewasa perempuan

Angka kesakitan akibat diare di Kabupaten Gunung Mas berdasarkan hasil studi

EHRA terbanyak pada kelompok anak-anak balita sebesar 44,8 %, orang dewasa

perempuan sebesar 27,4 %, orang dewasa laki-laki sebesar 18,5 %, anak-anak non balita

sebesar 15,9 %, anak remaja laki-laki sebesar 7,6 % dan terkecil pada anak remaja

perempuan sebesar 4,8 %.

3.8 Indeks Risiko Sanitasi (IRS)

Berdasarkan hasil Studi EHRA Tahun 2018 yang telah dilaksanakan di Kabupaten

Gunung Mas, dapat dilihat Indeks Risiko Sanitasi (IRS) pada grafik berikut ini :

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 31

Grafik 3.21 Indeks Resiko Sanitasi (IRS)

Grafik 3.15 menunjukkan Indeks Risiko di Kabupaten Gunung Mas dapat dilihat

pada masing-masing Strata sebagai berikut :

6. Strata 0 : Indeks Risiko terbesar adalah Air Limbah Domestik, diikuti Genangan

Air, Persampahan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Sumber Air .

7. Strata 1: Indeks Risiko terbesar adalah Persampahan, diikuti Air Limbah

Domestik, Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Sumber Air.

8. Strata 2: Indeks Risiko terbesar adalah Persampahan, diikuti Air Limbah

Domestik, Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Sumber Air.

9. Strata 3 : Indeks Risiko terbesar adalah Persampahan, diikuti Air Limbah

Domestik, Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Sumber Air.

10. Strata 4 : Indeks Risiko terbesar adalah Air Limbah Domestik, diikuti Genangan

Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, terendah adalah Persampahan dan Sumber

Air.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 32

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Survey Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Survey Environmental

Health Risk Assesment (EHRA) adalah sebuah survey yang digunakan dalam

mengidentifikasi kondisi sanitasi yang ada di desa/kelurahan. Dengan diketahuinya

kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku masyarakat, akan dapat

dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk promosi dan

advokasi kesehatan lingkungan di Kabupaten Gunung Mas. Pelibatan kader

kesehatan desa/kelurahan dan sanitarian Puskesmas sangat efektif dalam

pencapaian sasaran berupa promosi dan advokasi dimaksud diatas.

Dokumen hasil Studi EHRA akan dijadikan dasar dalam penyusunan buku

putih dan SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten) Gunung Mas, dalam hal ini akan

digunakan dalam pemutakhiran SSK. Perlunya pembangunan dan perbaikan sarana

dan prasarana sanitasi di masyarakat diharapkan akan menjadi salah satu target

perencanaan sanitasi yang berkelanjutan di Kabupaten Gunung Mas.

Berdasarkan hasil Studi EHRA yang telah dilaksanakan oleh Tim Studi

EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018, beberapa hal dapat disimpulkan

sebagai berikut:

A. Pelaksanaan Studi EHRA

Pelaksanaan Studi EHRA berjalan cukup baik, proses pengambilan data sampai

dengan entri data berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

B. Hasil Studi EHRA

Berdasarkan hasil Studi EHRA bisa disimpulkan bahwa Indeks Risiko Sanitasi di

Kabupaten Gunung Mas sebagai berikut :

- Strata 0 : Indeks Risiko terbesar adalah Air Limbah Domestik, diikuti

Genangan Air, Persampahan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Sumber Air .

- Strata 1: Indeks Risiko terbesar adalah Persampahan , diikuti Air Limbah

Domestik, Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Sumber Air.

- Strata 2: Indeks Risiko terbesar adalah Persampahan, diikuti Air Limbah

Domestik, Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Sumber Air.

- Strata 3 : Indeks Risiko terbesar adalah kemudian Persampahan, Air Limbah

Domestik, Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Sumber Air.

- Strata 4 : Indeks Risiko terbesar adalah Air Limbah Domestik, diikuti

Genangan Air, Perilaku Hidup Bersih Seha, terendah Persampahan dan

Sumber Air.

Laporan Studi EHRA Kabupaten Gunung Mas Tahun 2018 33

4.2 Hambatan/Kendala

Beberapa hambatan/kendala yang ditemui dalam pelaksanaan Studi EHRA adalah

- Kurangnya anggaran untuk pelaksanaan Studi EHRA sehingga jumlah desa

yang menjadi sampel hanya 60 % dari total desa/kelurahan yang ada di

Kabupaten Gunung Mas.

- Terbatasnya tenaga sanitarian di Puskesmas sebagai tenaga supervisor.

- Jumlah tenaga yang melaksanakan entri data terbatas/sedikit sehingga

membutuhkan waktu cukup lama.

4.3.1 Saran

- Perlunya perencanaan penganggaran dana kegiatan Studi EHRA agar hasil studi

dapat diperoleh secara maksimal.

- Perlunya peningkatan kemampuan serta jumlah tenaga yang mendukung

pelaksanaan Studi EHRA.

- Pokja AMPL/Sanitasi yang merupakan organisasi lintas sektor yang

bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan sanitasi

kota/kabupaten agar lebih diaktifkan lagi dalam pelaksanaan Studi EHRA.