laporan dkp2
DESCRIPTION
laporannTRANSCRIPT
Laporan Diskusi Pemicu 3
A. Pemicu 2
Ani 19 tahun, seorang mahasisa FKUI, merasa badannya meriang dan menggigil.
Beberapa hari terakhir ini ia memangbanyak begadang untuk ujian modul dan
menyelesaikan tugas-tuhas kuliahnya. Ani pergi ke dokter dan hasil pengukuran suhu
tubuhnya adalah . Dokter mengatakan Ani terkena infeksi dan meresepkan obat
antibiotik.
B. Klarifikasi dan Definisi
1. Antibiotik : zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau semisintesis, yang
mempunyai kemampuan untuk membunuh pertumbuhan mikroorganisme
lain.
2. Infeksi : invasi yang multiplikasi mikroorganisme di jaringan tubuh.
3. Begadang : berjaga, tidak tidur sampai larut malam.
4. Menggigil : respon terhadap penurunan suhu inti.
5. Meriang : berasa tidak enak badan.
6. Suhu tubuh: derajat panas dinginnya tubuh.
C. Kata Kunci
1. Suhu tubuh
2. Antibiotik
3. Infeksi
4. Menggigil
5. Meriang
6. Begadang
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada diskusi ini adalah sebagai berikut.
Apakah banyak begadang dapat menyebabkan infeksi?
E. Analisis Masalah
F. Hipotesis
Hipotesis pada diskusi ini adalah sebagai berikut.
Begadang dapat menyebabkan infeksi karena terganggunya homeostasis pada
tubuh Ani sehingga diperlukannya pengobatan.
G. Pertanyaan Diskusi
1. Apa yang dimaksud homeostasis?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan meriang dan menggigil?
3. Mengapa manusiabisa demam?
4. Mengapa begadang dapat menyebabkan gangguan homeostasis pada tubuh Ani?
5. Apa saja lingkungan internal tubuh yang harus dipertahankan homeostasisnya?
6. Pada suhu 38° C mengapa tubuh Ani masih menggigil?
7. Apa klasifikasi antibiotik?
8. Apakah pemberian antibiotik sudah tepat dalam kasus Ani?
9. Bagaimana mekanisme pengaturan suhu dalam tubuh?
10. Berapakah suhu tubuh normal?
11. Apa saja sistem kontrol homeostasis?
Meriang & menggigil
Begadang
Kerja imun menurun
Suhu tubuh naik
Terinfeksi
Pengobatan
12. Bagaimana cara penanganan tepat pada kasus Ani?
13. Bagaimana sistem kerja imun manusia, apakah ada perbedaan antara dewasa dan
anak-anak?
14. Resiko apa yang dapat terjadi jika suhu tubuh tidak normal?
15. Apa yang menyebabkan terganggunya sistem homeostasis?
16. Bagaimana cara kerja antibiotik dalam tubuh?
17. Apa itu positif feed back dan negatif feed back?
18. Apa saja peran sistem tubuh dalam mempertahankan homeostasis?
19. Apa saja efek samping jika pemberian antibiotik tidak sesuai prosedur?
H. Pembahasan
1. Homeostasis merupakan pemeliharaan aneka kondisi yang hamper selalu konstan di
lingkungan dalam tubuh (Guyton, 2007)
2. Substansi penyebab demam adalah pirogen. Pirogen dapat berasal dari eksogen
maupun endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh sedangkan pirogen endogen
berasal dari dalam tubuh. Pirogen eksogen dapat berupa infeksi atau noninfeksi, akan
merangsang sel-sel makrofag, monosit, limfosit dan endotel untuk melepaskan
interleukin (IL)-1, interleukin (IL)-6, tumor necrosis factor (TNF)-α dan interferon
(IFN)-α (selanjutnya disebut pirogen endogen atau pirogen sitokin), (Bunga rampai
penyakit infeksi, 2004).
3. Manusia bisa demam (Sloane, 2004) adalah sebagai berikut.
a. Pirogen eksogen (pencetus demam) yan dilepas bakteri dan pirogen endogen yang
dilepas berbagai leukosit, bekerja pada hipotalamus untuk mengatur kembali
kendali termoregulator normal ke suhu yang lebih tinggi.
b. Penyesuaian tubuh terhadap peningkatan suhu meliputi vasokonstriksi untuk
mengurangi panas yang hilang, menggigil dan gemetar untuk meningkatkan panas
tubuh dan peningkatan laju metabolic. Akibatnya adalah peningkatan suhu tubuh.
c. Demam akan mereda jika infeksi teratasi, kadar pirogen berkurang dan kendali
termoregulator normal tercapai.
4. Sebuah riset yang berlangsung dari 1987 oleh ahli kanker Steve Richards . Orang-
orang yang bekerja di malam hari hingga subuh atau pagi hari ternyata memiliki
ketidakseimbangan hormon yang akhirnya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
khususnya pada perkembangan sel-sel rusak yang seharusnya dihancurkan oleh sel-sel
imun. Pada tubuh normal, yakni waktu kerja pagi-sore, siklus metabolisme tubuh akan
meningkat di pagi hari dan mulai menurun hingga malam hari. Saat seseorang
memaksakan untuk terjaga di malam hari, tubuh akan memompa darah sebanyak
mungkin dan mendorong sistem imun untuk meningkatkan sel-sel kekebalan tubuh
seperti sel T dan CD4. Bila ‘pemaksaan’ ini dilakukan satu-dua kali, tubuh masih
dapat memberikan toleransi tetapi saat menjadi kebiasaan, siklus tubuh yang diatur
oleh jam biologis otak (circadian time clock) akan berubah dari default (pagi-sore)
menjadi sore-pagi. Ini membuat kekebalan tubuh menurun di pagi hari dimana bibit
penyakit dan bahan-bahan karsinogenik bertebaran di udara akibat perubahan suhu dan
angin. Hasil riset ini dipublikasikan dalam The Lancet Oncology.
5. Menurut Guyton (2007), lingkungan yang di atur dalam homeostasis adalah sebagai
berikut.
a. Konsetrasi molekul-molekul nutrien.
b. Konsentrasi O2 dan CO2.
c. Konsentrasi zat-zat sisa.
d. pH
e. Konsentrasi garam, air dan elektrolit lain.
f. Volume dan tekanan.
g. Suhu.
6. Suhu tubuh normal sebenarnya tidak ada karena suhu bervariasi dari organ ke organ.
Suhu inti internal secara homeostasis yang dipertahankan, dari setiap sumber besarnya
berbeda-beda. Namun, dapat ditarik kesimpulan rata-rata suhu inti internal secara
homeostasis adalah sekitar 37° C. Menurut buku Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem,
demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh sebagai akibat dari infeksi atau
peradangan. Respons terhadap infeksi tersebut adalah sel darah putih mengeluarkan
sebuah zat kimia yang disebut pirogen endogen. Pirogen endogen ini mempunyai
banyak efek yang dapat melawan infeksi. Selain itu, pirogen endogen juga berperan
dalam meningkatkan patokan thermostat pada pusat termoregulasi hipotalamus.
Misalnya, seperti pada pemicu, suhu tubuh Ani naik menjadi 38° C sehingga suhu
tersebut menjadi patokan thermostat yang baru. Dibandingkan dengan suhu yang
dipertahankan sebelumnya, yaitu 37° C, suhu patokan thermostat yang baru, terasa
dingin sehingga menyebabkan tubuh menggigil. Menggigil adalah cara involunter
primer untuk meningkatkan produksi panas. Hipotalamus memanfaatkan kenyataan
bahwa peningkatan aktivitas otot rangka menghasilkan lebih banyak panas.
Berdasarkan hal tersebut, hipotalamus menyuruh otot-otot di bawah kulit berkontraksi
yang menyebabkan seseorang menggigil. Selain menggigil, untuk meningkatkan
produksi panas, terjadi juga vasokontriksi kulit, yaitu penyempitan pembuluh darah
sehingga aliran darah ke kulit berkurang. Hal ini menyebabkan tertahannya darah
hangat di bagian tengah tubuh.
7. Klasifikasi antibiotik menurut Bieger (2005), adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan aktivitasnya
1. Antibiotik kerja luas.
2. Antibiotik kerja sempit
b. Berdasarkan cara kerja pada bakteri.
c. Berdasarkan gugus kimianya.
1. Senyawa Beta-Laktam dan penghambat sintesis dinding sel lainnya.
2. Kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida, clindamisin dan streptogramin,
menghambat sintesis protein bakteri dengan cara mengikat dan mengganggu
ribosom.
3. Aminoglikosida
4. sulfomida, trimethoptin, dan quinolones sebagai kompetitif penghambat sintesis.
8. Beberapa aspek penderita perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik, antara lain
derajat infeksi, tempat infeksi, usia, berat badan, faktor genetik, dan penyakit
komorbid, status imunitas, kehamilan atau laktasi, riwayat alergi dan faktor sosial
ekonomi. Dari segi derajat infeksi pada penderita perlu diperhatikan berat ringannya
infeksi dari gejala klinik, jenis dan patogenitas mikroba, serta status imunitas
penderita. Pada infeksi ringan, pemberian antibiotika tidak perlu diberikan seketika.
Penundaan pemberian antibiotika justru akan memberikan kesempatan kepada tubuh
untuk merangsang timbulnya mekanisme kekebalan tubuh. Jadi, pemberian antibiotik
kurang tepat karena Ani hanya terkena infeksi ringan (Bunga Rampai Penyakit Infeksi,
2004).
9. Menurut Asmadi (2008) sistem pengaturan suhu tubuh terdiri dari 3 bagian yaitu
reseptor yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh lain nya, integrator di dalam
hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi panas dgn kehilangan
panas. Tiga proses yang dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh :
1. mengigil untuk meningkatkan produksi panas
2. berkeringat untuk menghalangi kehilangan panas
3. vasokontriksi untuk menurunkn kehilangan panas
10. Suhu tubuh normal sebenarnya tidak ada karena suhu bervariasi dari organ ke organ.
Suhu inti internal secara homeostasis yang dipertahankan, dari setiap sumber
besarnya berbeda-beda. Namun, dapat ditarik kesimpulan rata-rata suhu inti internal
secara homeostasis adalah sekitar 37° C.
11. Sistem kontrol homeostasis merupakan jalinan komponen-komponen tubuh yang
saling berhubungan dan bekerja secara fungsional untuk mempertahankan
lingkungan internal stabil. Menurut buku Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem,
sistem kontrol homeostasis ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Sistem kontrol intrinsik Sistem kontrol intrinsik terdapat di dalam atau inheren
bagi organ yang bersangkutan. Sistem ini berfungsi untuk melayani organ tempat
kontrol tersebut bekerja. Contohnya, otot yang sedang bekerja, lama-lama kadar
oksigen dalam otot tersebut akan menurun dan karbon dioksida akan naik.
Sebagai respons terhadap perubahan ini, otot polos pembuluh darah pada otot
tersebut melemas dan melebar sehingga banyak darah yang mengalir (darah
membawa oksigen).
b. Sistem control ekstrinsik sistem kontrol ekstrinsik merupakan mekanisme
pengaturan yang dicetuskan dari luar suatu organ untuk mengubah aktivitas organ
tersebut. Dua sistem tubuh utama yang berperan pada sistem ini adalah sistem
saraf dan sistem endokrin (hormone). Sistem kontrol ekstrinsik ini memungkinkan
pengaturan beberapa organ untuk mencapai suatu tujuan. Contohnya, tekanan
darah menurun. Hal ini menyebabkan sistem saraf pada jantung dan juga
pembuluh darah bekerja sebagai respons dari perubahan tekanan darah sehingga
tekanan darah akan naik lagi.
12. Cara penanganan kasus Ani adalah sebagai berikut:
a. Kompres air hangat
b. Minum obat penurun panas seperti paracetamol
c. Istirahat cukup
d. Banyak asupan cairan (minum)
e. Minum vitamin C
13. Dua tipe dasar respon imun yaitu respon bawaan (innate) dan respon adaptif. Respon
bawaan, mencakup kerja system komplemen, defensin, dan sel seperti neutrofil,
makrofag, sel mast, dan sel natural killer, bersifat cepat, nonspesifik, dan lebih tua
menurut pendangan evolusioner. Respons adaptif, bergantung pada pengenalan awal
antigen oleh sel B dan sel T, bersifat lebih kompleks, lebih lambat dan spesifik,
menghasilkan memori, dan perkembangan evolusionernya lebih baru (Mescher,
2011). Tentu ada perbedaan antara dewasa dan anak-anak, ketika masih bayi sistem
imun adaptif belum ada sehingga yang bekerja hanya system imun bawaan sehinggan
virus dan bakteri dapat mudah masuk dalam tubuh kita.
14. Efek suhu ekstrem Hinchliff (1996) menyatakan bahwa kenaikan/peningkatan suhu
tubuh 0,5 derajat C akan meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan sebesar 7 persen
disertai dengan peningkatan frekuensi jantung dan pernafasan. Menurut Gould
(1994)
1. Setiap kenaikan 1 derajat menyebabkan peningkatan frekuensi nadi sebesar 20
denyut permenit dan frekuensi napas 7 kali permenit
2. Ketika suhu naik 40,5 derajat C mulai terjadi kerusakan sel
3. Suhu lebih dari 42 derajat C menyebabkan disfungsi otak, koma, kolaps
kardiovaskuler, dan kematian
4. Penurunan suhu tubuh akan menyebabkan aktivitas otot yang tidak terkendali dan
keletihan, kehilangan kesadaran dan kematian
15. Sistem homeostasis dapat terganggu apabila lingkungan internal yang diatur oleh
sistem homeostasis (No. 5) tidak berada pada kondisi konstan atau stabil.
16. Mekanisme kerja antibiotik (Bieger, 2005) adalah sebagai berikut.
a. Mengganggu metabolism sel mikroba.
b. menghambat sintesis dinding sel mikroba.
c. mengganggu premeabilitas membrane sel mikroba.
d. menghambat sintesis protein sel mikroba.
e. menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.
17. Menurut Sloane (2004), mekanisme umpan balik negative adalah mekanisme dimana
informasi balasan untuk sistem (input) mengurangi perubahan (output) sehingga
dapat kembali ke set point yang sesuai mekanisme umpan balik positif adalah
mekanisme dimana informasi balasan ke sistem meningkat bukannya
mengurangi. Contohnya persalinan dan proses pembekuan darah. Komponen sistem
umpan balik adalah sebagai berikut.
a. Sensor : berfungsi untuk mendeteksi suatu penyimpangan dari setiap variabel
normal
b. Setpoint adalah nilai fisiologis normal dari masing-masing variabel tubuh.
c. Pusat pengendali berfungsi untuk menerima informasi dari berbagai sensor,
mengintegrasikan dan memproses informasi tsb. menentukan respon balasan utk
kembali ke setpoint nya.
d. Efektor berfungsi untuk menjalankan respon yang terus berlangsung sampai set
point tercapai
18. Menurut Sherwood peran sistem tubuh dalam mempertahankan homeostasis adalah
sebagai berikut.
a. Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya
zat gizi, O2, CO2, zat-zat sisa, elektrolit, dan hormone dari satu bagian tubuh ke
bagian lainnya.
b. Sistem pencernaan menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi
yang dapat diserap ke dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel.
c. Sistem respirasi mengambil O2 dari dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan
eksternal.
d. Sistem kemih mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma
melalui urin, bersama zat-zat sisa selain CO2
e. Sistem rangka memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-
organ.
f. Sistem otot menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya.
g. Sistem interegumen berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegah
cairan internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh
h. Sistem imun mempertahankan tubuh dari serangan benda asing dan sel-sel tubuh
yang telah menjadi kanker.
i. Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem pengatur (control) utama
tubuh.sistem ini mengontrol dan mengkoordinasikan aktivitas tubuh yang
memerlukan respons cepat
j. Sistem endokrin adalah sistem control utama lainnya. Kelenjar-kelenjar penghasil
hormon pada sistem endokrin mengatur aktivitas yang lebih mementingkan daya
tahan (durasi) daripada kecepatan.
k. Sistem reproduksi tidak esensial bagi homeostasis, sehingga tidak penting bagi
kelangsunan hidup individu. Akan tetapi sistem ini penting bagi kelangsungan
hidup suatu spesies.
19. Efek samping akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat:
a. Reaksi alergi, mual, muntah, pusing, sakit kepala. (Buku At A Glance Farmakologi
Medis)
b. Resistensi bakteri meningkat. Ketika seseorang diberi antibiotik, bakteri yang
sensitif akan mati, tetapi bakteri yang bertahan terus tumbuh dan berkembang.
Penyalahgunaan dalam penggunaan antibiotic yang berulang merupakan penyebab
utama bakteri menjadi resisten. Jadi, penting untuk menggunakan antibiotik
dengan tepat agar penyebaran bakteri resisten dapat dikendalikan. (Buku
Farmakologi)
I. Kesimpulan
Hipotesis pada diskusi ini ditolak. Kami memutuskan untuk mengganti hipotesis kami
menjadi “Begadang merupakan satu diantara faktor penyebab infeksi karena
terganggunya system homeostasis pada tubuh Ani.”
J. Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika
Djoko Widodo, Herdiman T. Pohan (editor). 2004. Bunga rampai penyakit infeksi.
Jakarta: 62 Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ; alih bahasa, Irawati [ et al. ] ;
editor bahasa Indonesia, Luqman Yanuar Rachman [ et al. ]-Ed 11. Jakarta : EGC
Lullmann H, Mohr K, Hein L, Bieger D. 2005. Color Atlas of Pharmacology. 3rd edition.
America. Thieme. Hal 164
Mescher, Anthiny L. 2011. Histologi Dasar Junquira : Teks & Atlas; editor edisi bahasa
Indonesia, Huriawati Hartanto – Ed. 12. Jakarta : EGC
Neal, M. J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Ed. 5. Jakarta: Erlangga.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed 2. Jakarta : EGC
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC