laporan dk blok 2 skenario 2

35
LAPORAN ILMIAH KELOMPOK TUTORIAL SKENARIO 2 BLOK 2 OLEH : KELOMPOK E FASILITATOR : drg. DANICA ANASTASIA KETUA : EKA WAHYUNI (NIM. 04111004065 ) SEKRETARIS : REISHA MERSITA (NIM. 04111004057 ) ANGGOTA : WIDYA ANGGRAINI (NIM. 04111004056 ) FEBRISALLY PURBA (NIM. 04111004058 ) FADLUN (NIM. 04111004059 ) KARIMAH (NIM. 04111004060 )

Upload: khairunnisa-rasyidin

Post on 30-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

LAPORAN ILMIAH KELOMPOK TUTORIAL

SKENARIO 2 BLOK 2

OLEH : KELOMPOK E

FASILITATOR : drg. DANICA ANASTASIA

KETUA : EKA WAHYUNI (NIM. 04111004065 )

SEKRETARIS : REISHA MERSITA (NIM. 04111004057 )

ANGGOTA :

WIDYA ANGGRAINI (NIM. 04111004056 )

FEBRISALLY PURBA (NIM. 04111004058 )

FADLUN (NIM. 04111004059 )

KARIMAH (NIM. 04111004060 )

AMALIA VIRGITA (NIM. 04111004061 )

ATIKA SAMY K. (NIM. 04111004062 )

KHAIRUNNISA (NIM. 04111004063 )

PUTRI AJRI M. (NIM. 04111004066)

ESSYA NOVA R. R. (NIM. 04111004067 )

ATIEKA ULLI SANDRA (NIM. 04111004068)

MARIA SANDIKA P. (NIM. 04111004069 )

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Page 2: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG :

Ibu Warsinem datang ke puskesmas karena giginya sakit bila dipakai mengunyah

makanan. Jadwal pelayanan poli gigi puskesmas hanya Senin, Selasa, dan Rabu.

Karena Ibu Warsinem datang hari Jumat maka perawat gugu hanya memberinya

obat pereda rasa sakit dan kembali hari Senin untuk bertemu dokter gigi. Pada hari

Senin, dokter gigi tersebut datang terlambat kurang lebih 3 jam. Dokter gigi panik

melihat pasien yang sudah menumpuk sehingga terburu-buru dalam melakukan

perawatan gigi Ibu Warsinem. Dokter gigi tidak melakukan komunikasi yang baik

terhadap pasien sehingga terburu-buru dalam melakukan perawatan gigi Ibu

Warsinem. Ibu Warsinem merasa menyesal menggunakan fasilitas pembiayaan

kesehatan gratis dari pemerintah daerah setempat melihat pelayanan dokter gigi

yang tidak empati.

I. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Obat pereda rasa sakit

2. Empati

3. Komunikasi

4. Fasilitas pembiayaan kesehatan gratis

5. Perwatan gigi

6. Pelayanan poli gigi

II. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Karena dokter gigi datang terlambat selama tiga jam, sehingga terburu-

buru dalam melakukan perawatan sehingga tidak melakukan komunikasi

yang baik dan tidak menunjukkan sikap empati terhadap pasien.

Page 3: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

2. Jadwal pelayanan poli gigi puskesmas yang terbatas dan tidak sesuai

standar.

III. ANALISIS MASALAH

1. Bagaimana komunikasi antara pasien dan dokter gigi yang baik

2. Bagaimana standar pelayanan puskesmas yang baik?

3. Apa sanksi dan bagaimana prosedur penanganan pelanggaran pelayanan

puskesmas?

IV. HIPOTESIS

Dokter gigi dan puskesmas telah melakukan pelanggaran etika karena

kurangnya komunikasi dokter-pasien dan tidak sesuai dengan standar

pelayanan puskesmas.

V. LEARNING ISSUE

1. Puskesmas

a. Definisi

b. Struktur organisasi serta tugas dan wewenang

c. Visi dan misi

d. Standar pelayanan puskesmas

2. Etika komunikasi dokter-pasien

a. Definisi

b. Komunikasi efektif

c. Landasan hukum

d. Sanksi pelanggaran Disiplin Kedokteran

3. Sistem Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

Page 4: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

1. PUSKESMAS

a. Pengertian puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana pembngunaan kesehatan pada wilayah

kecamatan.

Unit pelaksana adalah unit pelaksan teknis yang disebut UPTD.

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, & kemampuan untuk meningkatkan &

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal .

Wilayah kecamatan adalah batas wilayah kerja puskesmas hasil dari

analisis diatas bahwa puskesmas adalah satu- satuan organisasi yang

diberikan kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota

untuk melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan

diwilayah kecamatan.

Kewenangan puskesmas

- Kewenangan menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi

pembangunan kesehatan diwilayah kecamatan yang disesuaikan dengan

situasi kondisi, kultur budaya, & potensi setempat.

- Kewenangan mencari menggali & mengelola sumber pembiayaan yang

berasal dari pemerintah, masyarakat, swasta, & sumber lain dengan

sepengetahuan dinas kesehatan kabupaten / kota yang kemudan

dipertanggung jawabkan untuk pembangunan kesehatan diwilayah

kerjanya.

- Kewenangan untuk mengangkat instusi / honorer, pemindahan tenaga, &

pendayagunaan tenaga kesehatan diwilayah kerjayadengan sepengetahuan

dinaskesehatan kabupaten / kota.

- Kewenangan untuk melengkap sarana / prasarana termasuk peralatan

medis & non medis yang dibutuhkan.

Page 5: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

Fungsi puskesmas

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

b. Memberdayakan masyarakat & memberdayakan keluarga

c. Memberikan pelayan kesehatan tingkat pertama

Azas puskesmas

Azas pertanggung jawaban wilayah

puskesmas harus bertanggung jawab atas pembangunan kesehatan

diwilaah kejanya. Untuk dapat memantau seluruh wilayah kerjanya,

puskesmas harus bekerja secara proaktif kelapangan mengadakan

pemantauan, pembinaan, & pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan.

Azas peran masyarakat

Dalam melakasanakan kegiatannya, puskesmas harus memandang

masyarakat sebagai subjek pembangunan kesehatan sehingga puskesmas

bukan hanya bekerja untuk mereka namun untuk masyarakat juga.oleh

karena itu, puskesmas harus bekerja sama dengan masyarakat mulai dari

tahap identifikasi masalah, menggali sumberdaya setempat, merumuskan

dan merencanakan penangulagannya, melaksanakan program kesehatan

tersebut, serta mengevaluasinya.

Azas keterpaduan

Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan

diwilayah kerjanya harus melakukan kerjasama dengan berbagi

pihak ,bermitra dengan berbagai BPKM/BPP &organisasi masyarakat

lainnya. Berkoordinasi dengan bebagai sektor, agar terjadi perpaduan

kegiatan dilapangan sehingga leih berhasil & berdayaguna. Salah satu cara

memadukan berbagaimacam kegiatan untuk menyehatkan masyarakat.

Dari asalah kesehatan setempat akan diketu intervensi apasaja apa yang

perlu & program apa yang lebih dahulu masuk dan program apa yang

belakangan dilakukan.

Azas rujukan

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanaan kesehatan tigkat prtama , bila

tidak mampu mengatasi masalah karna berbagai keterbatasaan , bisa

Page 6: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

melakukan rujukan baik secaa vertikal ketingkat yang lebih tinggi atau

secara horizontal ke Puskesmas lainnya.

Kedudukan puskesmas dari segi fungsional

Dibidang pelayanaan masyarakat

pusksmas merupakan unit pelaksana pelayanaan kesehatan masyarakat

tingkat pertama yang dibina oleh kesehatan kabupaten/ kota.

Dibidang pelayanaan medik

pusksmas merupakan unit pelaksana pelayanaan kesehatan masyarakat

tingkat pertama yang secara teknis dapat berkoordinasi & kerjasama

dengan RSUD kabupaten/ kota.

Dibidang sistem kesehatan nasional

pusksmas merupakan unit pelaksana pelayanaan kesehatan masyarakat

tingkat pertama merupakan ujung tombak sistem pelayanaan kesehatan

Bentuk-bentuk puskesmas

a. Puskesmas prkotaan

DEPATEMEN KESEHATAN

KANTOR / WILAYAH

/DINKES PROVINSI

RUMAH SAKIT KELAS A

RUMAH SAKIT KELAS B

RUMAH SAKIT KELAS C

KANTOR DEPARTEMEN/

DINKESKABUPATEN

PUSKESMAS/ PUSKESMAS PEMBANTU

Page 7: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

b. Puskesmas daerah wisata

c. Puskesmas daerah industri

d. Puskesmas daerah terpencil

Kegiatan puskesmas

a. Usaha pelayanaan rawat jalan

b. Usaha kesehatan ibu & anak

c. Usaha keluarga berencana

d. Usaha kesehatan gigi

e. Usaha kesehatan gizi

f. Usaha kesehatan sekolah

g. Usaha kesehatan lingkungan

h. Usaha ksehatan jiwa

i. Usaha kesehatan lanjut usia

j. Usaha pendidikan kesehatan

k. Usaha perawatan kesehatan masyarakat

l. usaha pencegahaan & pemberantasan penyakit menular

m. Usaha kesehatan olahraga

n. Usaha kesehatan mata

o. Usaha kesehatan kerja

p. Usaha pencatatan & pelaporan

q. Usaha laboratorium keshatan masyarakat.

Page 8: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

b. Tata kerja puskesmas

:Garis lini

: Garis koordinasi fungsional

: Garis konsultasi

BUPATI/ WALIKOTA

PUSKESMAS

RSUDDINKES KAB /

KOTA

BKPM/ BPP

CAMAT

UNIT FUNGSIONAL PUSTU / BDD

Page 9: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

Tata kerja puskesmas diatur sebagai berikut :

Koordinasi fungsional antara PUSKESMAS dengan RSUD dalam bidang

pelayanaan medik.

Koordinasi fungsional antara PUSKESMAS dengan camat dalam bidang

pembangunan kesehatan diwilayah kecamatan.

Koordinasi fugsional antara PUSKESMAS & BPP dalam pemberdayaan

masyarakat & keluarga dalam rangka meningkatkan program

PUSKESMAS.

Model m a najemen puskesmas

1. Model PIE

Model ini merupakan model yang paling sederhana, karna meliputi 3

fungsi yaitu :

P : Planning (perencanaan)

I : implementing (implementasi)

E : Evaluatin (evaluasi)

2. Model POAC

Fungsi dati model ini adalah :

P : planning (perencanaan)

O : organizing (organisasi)

A : Actuating (penggerakan)

C : controlling(konrol)

3. Model P1-P2-P3

Model ini digunakan oleh jajaran kesehatan, yang dijabarkan dengan:

P1 : perencanaan bentuk perencanaan tingkat puskesmas(PTP)

P2 : penggerakkanpelaksanaan berbentuk lokakarya mini

P3 : pengawasaan, penilaina, & pengendaliam yang berbentuk

stratifikasi permanen yang kelak berubah enjadi penilain kerja puskesmas.

Page 10: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

4. Model ARRIF (Analisi, rumusan, rencana, implementasi, & foum

komunikasi)

Model ini digunakan oleh jajaran DEPKES khususnya yag bergerak

dalam bidang pertisipasi masyarakat. Menajemn arif menghasikan

model PSM baik tingkat kecamatan/ kabupaten/ provinsi maupun

pusat/ nasional.

5. Model ARRIME

Pada dasrnya arrime sama dengan arrif, hanya hasil monitoring da

evaluasi secara tegas terpsah, karna aspek yang dikelola meliput #

fungsi puskesmas, sehingga fungsi onitoring & evaluasi harus

terpisah.

b. Struktur Organisasi serta Tugas dan Wewenang

Dinas Kesehatan kabupaten/kota memiliki tugas untuk menetapkan struktur

organisasi puskesmas dengan pertimbangan beban kerja dan sumber daya

yang tersedia di tiap puskesmas di daerah. Struktur organisasi tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Unsur pimpinan (Kepala Puskesmas)

Tugas pokok :

Memimpin, mengawasi, dan mengoordinasi seluruh kegiatan puskesmas.

2. Unsur Pembantu pimpinan

Tugas pokok :

Bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat-menyurat,

pencatatan, dan pelaporan.

3. Unsur Pelaksana

Tugas pokok :

Merupakan unit-unit yang terdiri dari tenaga pegawai.

Jumlah unit tergantung pada kegiatan, tenaga, dan fasilitas di tiap daerah.

Secara umum unsur pelaksana terdiri atas unit I, II, III, IV, V, VI, dan VII.

Page 11: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

Keterangan Unit Pelaksana Teknis

Unit I : mempunyai fungsi dan tugas pokok melaksanakan kegiatan

kesejahteraan ibu dan anak, program keluarga berencana, dan

perbaikan gizi.

Unit II : mempunyai fungsi dan tugas pokok melaksanakan kegiatan

pencegahan dan pemberantasan penyakit khususnya imunisasi

dan penjagaan kesehatan lingkungan.

Unit III : Mempunyai fungsi dan tugas pokok untuk melaksanakan

kegiatan kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan tenaga kerja

dan lanjut usia.

Unit IV : mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah

dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan

khusus lainnya.

Unit V : mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

kegiatan di bidang pembinaan dan pengembangan upaya

kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.

Unit VI : Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan

Kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap.

Unit VII : mempunyai tugas poko dan fungsi untuk melaksanakan

Pengelolaan farmasi.

c. Visi dan Misi Puskesmas

Visi puskesmas ialah :

Tercapainya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat

Adapun indikator kecamatan sehat :

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku sehat

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Page 12: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

Misi puskesmas ialah :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu , pemerataan, dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memeliharan dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan

masyarakat beserta lingkungannya.

STANDAR PELAYANAN PUSKESMAS

1. Promosi kesehatan

a.Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader

b.Penyuluhan kesehatan

c.Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

d.Advokasi program kesehatan dan program prioritas

e.Promosi kesehatan tentang narkoba

f.Promosi tentang kepesertaan jamkesmas

g.Pembinaan dana sehat/jamkesmas

2. Kesehatan Lingkungan

a.inspeksi sanitasi rumah sehat

b.pengawasan dan pembinaan tempat-tempat umum (ttu)

c.pengawasan dan pembinaan tempat pengolahan dan penyajian

makanan dan minuman/tpm

d.pengawasan dan pembinaan industri

e.pengawasan dan pembinaan pengolahan pestisida

f.inspeksi sarana air bersih (sab)

g.pemeriksaan jaga (inspeksi sanitasi jamban keluarga)

h.frekuensi pemeriksaan spal (sanitasi sarana pembuangan air

limbah)

i.pemeriksaan tps (tempat pembuangan sampah)

Page 13: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

3. Pemberantasan penyakit menular

a.Program imunisasi

b.Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC

c.Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)

d.Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan

pneumonia

e.Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare

f.Program rabies

g.Program Surveilans

h.Pemberantasan P2B2 demam berdarah

4.Kesehatan ibu dan anak

a.Kesehatan Ibu

-Pembinaan kesehatan ibu

-Pelayanan ibu hamil resti berupa cakupan pelayanan (konseling,

penanganan dan rujukan)

-Persalinan oleh nakes

-Cakupan peserta KB aktif

-Perawatan ibu nifas

b.Kesehatan anak

-Cakupan neonatus

-Penyelenggaraan deteksi dini tumbuh kembang

5. Gizi

-Penyelenggaraan kegiatan penanggulangan masalah kurang gizi

-Penimbangan balita

-kelurahan UPGK

-Pembinaan pemanfaatan ASI untuk pemberian ASI eksklusif

-Penanggulangan gizi buruk

-Distribusi pemberian Fe1 dan Fe2

Page 14: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

6. Pengobatan

- Pendistribusian vitamin dan obat-obatan

2. ETIKA KOMUNIKASI ANTARA DOKTER DAN PASIEN

2.1 Pengertian Komunikasi Efektif Dokter-Pasien

Komunikasi adalah sebuah kata seperti “organisasi”, semua orang tahu apa

artinya, namun apabila ada yang bertanya apa definisi formalnya, barulah dirasa

perlu untuk member batasan yang jelas.

Definisi secara umum:

“Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi

dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain

tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau

informasi.” (Kommarudin, 1994:schermerhom, Hunt & Osborn.1994:koontz

&weihrich, 1988)

Selanjutnya definisi tersebut menjadi dasar model proses komunikasi yang

berfokus pada pengirim pikiran-pkiran atau informasi (sender/source), saluran

yang dipakai (channel) untuk menyampaikan pikitan-pikiran atau informasi dan

penerima pikian-pikiran atau informasi (receiver).

Model tersebut juga bisa mengilustrasikan adanya penghambat pikiran-pikiran

atau infomasi sampai menerima (noise) dan umpan balik (feedback) yang

memfasilitsi kelancaran komunikasi itu sendiri. Sender, channel, receiver, noise

dan feeback akan dibahas pada subbab elemen-elemen komunikasi.

2.2 Aplikasi Komunikasi Efektif Dokter-Pasien

Komunikasi efektif dokter pasien merupakan pengembangan hubungan

dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama

penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka

membangun kerja sama antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan

secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan

kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter

Page 15: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya. Komunikasi yang dilakukan

secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan

kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter

mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.

Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak

memerlukan waktu lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit

waktu karena dokter terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin

sembuh). Dalam pemberian pelayanan medis, adanya komunikasi yang efektif

antara dokter dan pasien merupakan kondisi yang diharapkan sehingga dokter

dapat melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan bersama pasien,

berdasarkan kebutuhan pasien.

Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk

mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih

memberikan dukungan pada pasien, dengan demikian lebih efektif dan efisien

bagi keduanya (Kurtz, 1998).

Berdasarkan hari penelitian, manfaat komunikasi efektif dokter-pasien di

antaranya:

1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari

dokter atau institusi pelayanan medis.

2) Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar

hubungan dokter-pasien yang baik.

3) Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.

4) Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal

dalam menghadapi penyakitnya.

Menurut Kurzt (1998), dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi

yang digunakan:

- Disease centered communication style atau doctor centered communication

style. Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha menegakkan

Page 16: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinik mengenai tanda dan

gejala-gejala.

- Illness centered communication style atau patient centered communication style.

Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya yang

secara individu merupakan pengalaman unik. Di sini termasuk pendapat

pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadi kepentingannya serta

apa yang dipikirkannya.

Sementara, Bylund & Makoul (2002) mengembangkan 6 tingkat empati yang

dikodekan dalam suatu sistem (The Empathy Communication Coding System

(ECCS) Levels).

Sesi penggalian informasi terdiri dari:

1. Mengenali alasan kedatangan pasien

2. Penggalian riwayat penyakit (Van Thiel, 2000)

Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan

komunikasi, yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition,

Depkes RI, 1999).

S = Salam

A = Ajak Bicara

J = Jelaskan

I = Ingatkan

Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut.

Salam:

Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk

berbicara dengannya.

Ajak Bicara:

Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong agar

pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa

dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti

Page 17: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup

dalam usaha menggali informasi.

Jelaskan:

Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin

diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh

pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai

penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.

Ingatkan:

Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai

materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir

percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi

yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar,

maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah

pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting.

2.3 Landasan Hukum Komunikasi Efektif Dokter-Pasien

Secara yuridis timbulnya hubungan hukum antara dokter dengan pasien bisa

berdasarkan dua hal, yaitu :

a. Perjanjian 

b. Undang-undang

 

a. Berdasarkan perjanjian

Timbulnya hubungan hukum antara dokter dengan pasien berdasarkan perjanjian

mulai terjadi saat pasien datang ketempat praktek dokter atau ke rumah sakit dan

dokter menyanggupinya dengan dimulai anamnesa (tanya-jawab) dan

pemeriksaan oleh dokter. Dari seorang dokter harus dapat diharapkan bahwa ia

akan berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkan pasiennya. Dokter tidak

bisa menjamin bahwa ia pasti akan dapat menyembuhkan penyakit pasiennya,

karena hasil suatu pengobatan sangat tergantung kepada banyak faktor yang

berkaitan (usia, tingkat keseriusan penyakit, macam penyakit, komlikasi dan lain-

Page 18: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

lain). Dengan demikian maka perjanjian antara dokter - pasien itu secara yuridis

dimasukkan ke dalam golongan inspanningsverbitenis.

 

b. Berdasarkan Undang-Undang

UU Praktik Kedokteran No.29 tahun 2009 pasal 52 a dan c.

Hak dan kewajiban pasien

Pasal 52

Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak :

a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis

sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3)

b. Meminta pendapat dokter dan dokter gigi lain.

c. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.

d. Menolak tindakan medis, dan

e. Mendapat isi rekam medis.

2.4 Bentuk Pelanggaran Disiplin Kedokteran dan Sanksi Pelanggaran

Disiplin Kedokteran

Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran terhadap aturan aturan dan/atau

ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang seharusnya

diikuti oleh dokter dan dokter gigi. Sebagian dari aturan dan ketentuan tersebut

terdapat dalam UU Praktik Kedokteran, dan sebagian lagi tersebar didalam

Peraturan Pemerintah, Permenkes, Peraturan KKI, Pedoman Organisasi Profesi,

KODEKI, Pedoman atau ketentuan lain.

Pelanggaran disiplin pada hakikatnya dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Melaksanakan praktik kedokteran dengan tidak kompeten.

2. Tugas dan tanggung jawab profesional pada pasien tidak dilaksanakan

dengan baik.

3. Berperilaku tercela yang merusak martabat dan kehormatan profesi

kedokteran.

Page 19: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

Sanksi Pelanggaran Disiplin Kedokteran

Sesuai UU Praktik Kedokteran, sanksi yang diberikan kepada dokter/dokter gigi

yang dinyatakan melanggar disiplin kedokteran/ kedokteran gigi dalam keputusan

MKDKI dapat berupa:

a. Pemberian peringatan tertulis

b. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi (STR) atau Surat Izin

Praktik (SIP); dan/atau

c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan

kedokteran atau kedokteran gigi (reschooling)

Sanksi-sanksi yang diberikan juga disesuaikan dengan derajat kesalahan yang

dilakukan oleh seorang dokter/dokter gigi dalam pelanggaran disiplin kedokteran.

Contoh kasus yang berhubungan dengan kurang efektifnya komunikasi yang

dilakukan dokter/dokter gigi :

"Dalam satu kasus, bayi meninggal di ruang Neonatus Intensive Care Unit

(NICU). Pada saat itu, dokter hanya menyampaikan kepada keluarga pasien

bahwa telah terjadi kekurangan oksigen, sehingga keluarga pasien tidak terima.

Padahal maksud si dokter adalah ketidakmampuan paru-paru si bayi untuk

menerima oksigen."

Seandainya yang terjadi adalah pasokan oksigen di ruang NICU habis, maka

MKDKI bisa menilainya sebagai pelanggaran disiplin sehingga dokter yang

bersangkutan bisa dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, rekomendasi

pencabutan Surat Tanda Registrasi (STR) atau Surat Ijin Praktik (SIP) sampai

dengan mengikuti pendidikan/pelatihan ulang atau reschooling. Namun karena

yang terjadi hanya kurang komunikasi, MKDKI hanya memberikan teguran dan

pembinaan.

Page 20: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

3. SISTEM PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN

a. Pembiayaan kesehatan

Tingginya biaya pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini merupakan masalah

yang sangat serius karena sangat membebani masyarakat pengguna jasa pelayanan

kesehatan , sehingga perlu dicarikan jalan keluarnya. Masalah tingginya biaya

pelayanan kesehatan ini semakin dirasakan setelah krisis ekonomi melanda

indonesia karena sebagian besar kemoponen perawatan seperti obat-obatan dan

teknologi kedokteran masih di inmpor sementara nilai tukar rupiah masih belum

tinggi. Disisi lain kemampuan dana pemerintah juga smakin terbatas sehingga

subsidi pemerintah kepada masyarakat yang kurang mampu akan terganggu.

Ada 4 (empat) sumber utama pembiayaan kesehatan :

1. Pemerintah2. Swasta3. Masyarakat dalam bentuk pembayaran langsung (free for serviors) dan

asuransi4. Sumber-sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman dari luar negeri

Pelayanan kesehatan yang bersumber dari asuransi kesehatan merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengatasi mahalnya pelyanan kesehatan . alasannya anatara lain karena :

Pemerintah dapat mendiverifikasikan sumber-sumber pendapatan dari sektor kesehatan

Meningkatkan efesiensi dengan membeikan kepada masyarakat dalam pembiayaan pelayanan kesehatan

Memeratakan beban biaya kesehatan menurut waktu dan populasi yang lebih luas sehingga dapat mengurangi resiko secara individu

Asuransi Kesehatan

Adalah suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.

Unsur-unsur asuransi kesehatan

Ada perjanjian Ada pembelian perlindungan Ada pembayaran premi oleh masyarakat

Page 21: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

Asuransi Kesehatan di Indonesia dan Pengelolahannya

Secara universal, beberapa jenis asuransi kesehatan berkembang di Indonesia

a. Asuransi kesehatan sosial (social health)

Asuransi kesehatan sosial memegang teguh prinsipnya bahwa kesehatan adalah

sebuah pelayanan sosial,pelayanan kesehatan tidak boleh semata-mata diberikan

berdasarkan status sosial masyarakat seingga semua lapisan berhak untuk

memperoleh jaminan pelayanan kesehatan. Asuransi kesehatan sosial

dilaksanakan dengan menggunakan prinsip sebagai berikut

Keikut sertaan bersifat wajib

Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya

Iuran/premi berdasarkan persentasi gaji/pendapatan

Premi tidak ditemukan oleh resiko perorangan

Tidak di perlukan pemeriksaan kesehatan awal

Jaminan pemeliharaan kesehtana yang diperoleh bersifat menyeluruh

Peran pemerintah sangat besar

Di indonesia, asuransi kesehatan bagi pegawai negeri sipil dan penerima pensiun

dikelola oleh PT.Askes. asuransi kesehatan bagi tenaga kerja dikelola oleh

PT.Jamsostek

a. Asuransi kesehatan komersial (private volextory health insurance)

Model asuransi kesehatan ini juga berkembang di indonesia, dapat di beli preminya baik oleh individu maupun masyarakat kelas menengah keatas.

Asuransi kesehtan komersial perseorangan mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :

Kepesertaannya bersifat perseorangan dan sukarela Iuran/premi berdasarkan angka absolut Premi didasarkan atas resiko perorangan Dilakukan pemeriksa kesehatan awal Peranan pemerintah relatif real

Diindonesia produk asuransi kesehatan komersial dibuat oleh lipo life ,BM life, tugu mandiri

Asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated privat health insurance)

Page 22: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

Jenis asuransi ini merupakan alternatif lain sistem asuransi kesehatan komersial

dengan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :

Keikut sertaannya bersifat sukarela tetapi berkelompok

Iuran/preminya dibayar berdasarkan atas angka absolut

Perhitungan premi bersifat comunity rating

Santunan (jaminan pemeliharaan kesehatan) diberikan sesuai kontrak.

Tidak diperlukan pemeriksaan

Peran pemerintah cukup besar dengan membuat peraturan

JAMKESMAS

merupakan program pemerintah untuk memberikan pelayanan / jaminan

kesehatan gratis bagi masyarakat miskin. Merupakan upaya untuk mempercepat

pencapaian sasaran pemmbangunan kesehatan dan peningkatan derajat kesehatan

yang optimal

Tujuan :

Tujuan Umum

Meningkatkan akses dan mutu kelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat

miskin dan tidak mampu agar tercapai kesehatan masyarakat yang optimal secara

efektif dan efesien

Tujuan Khusus

Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak menigkatnya akses dan mutu

pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar

tercapai drajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efesien

Tujuan Khusus

1. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang

mendapat pelayanan kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan di rumah sakit

2. Meiningkatnya kualitas pelayan kesehatan bagi masyarakat miskin

3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

Program :

Page 23: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

Merupakan bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat

miskin di seluruh Indonesia

Program JAMKESNAS merupakan kebijakan yang sangat tepat guna

meningkatkan aksebilitas masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan

Pelayanan kesehatan yang komperhensif promitive , prefentiv, kuratif ,

dan rehabilitative

Berjenjang a riwayat jalan , rawat inap di puskesmas, rawat jalan

spesialistik , rawat inap di rumah sakit

Kelebihan dan Kekurangan Jamkesmas

Kelebihan Program

a. Dana amanah dan dikelola secara nirlaba

b. Portabilitas dan ekuitas

c. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terstruktur

d. Iuran dijamin pemerintah

e. Dikelola secara transparan dan akuntabel

Kekurangan Program

a. Pendataan sasaran miskin belum tuntas

b. Peran/fungsi ganda dari penyelenggara, sebagai pengelola dan pembayar

c. Rumah sakit melakukan kendali mutu pelayanan dan kendali biaya

d. Verivikasi tidak berjalan optimal

e. Paket pelayanan belum diimbangi kebutuhan dana yang memadai

f. Penyelenggara tidak menanggung resiko

BAB III

Page 24: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

RANGKUMAN

Dokter gigi telah melakukan pelanggaran hukum terhadap Undang-Undang

Praktik Kedokteran No.29 tahun 2004 pasal 52 a dan c karena terburu-buru dan

tidak berkomunikasi dengan baik terhadap pasien. Dokter gigi juga melanggar

Disiplin Kedokteran karena tugas & tanggung jawab profesional pada pasien tidak

dilaksanakan dengan baik.

Page 25: Laporan Dk Blok 2 Skenario 2

BAB IV

RESENSI

1. http://dinkes.brebeskab.go.id/attachments/article/96/SOP%20Pelayanan

%20Puskesmas.pdf

2. Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik.

Surakarta : Universitas Negeri Solo.

3. http://ners.unair.ac.id/materikuliah/PUSKESMAS.pdf

4. Arrime Pedoman Manajemen Puskesmas. 2007. Jakarta : Dinas Kesehatan

5. http://inamc.or.id/download/Manual%20Komunikasi%20Efektif.pdf