laporan digitasi peta sukajadi bandung

Upload: dedisamsur1

Post on 09-Oct-2015

137 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Digitasi Peta Wilayah Sukajadi kota Bandung dengan menggunakan Autodesk Map dan Arc View 3

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG

Permukaan bumi merupakan suatu bidang lengkung yang tidka beraturan, sehingga hubungan geometris antara satu titik dengan titik lainnya di permukaan tersebut sulit untuk ditentukan. Hubungan geometris tersebut, dapat dinyatakan dalam bentuk peta topografi, yang merupakan informasi paling penting untuk berbagai keperluan penentuan titik.

Untuk dapat menggambarkan peta topografi, diperlukan model matematis yang mempunyai bentuk dan ukuran yang mendekati bentuk dan ukuran bumi yang sesungguhnya. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa model yang paling mendekati bentuk dan ukuran bumi adalah elips putar. Selain model ellipsoid dikenal pula model yang sulit didefinisikan secara matematis, dikenal dengan model geoid. Model geoid ini dijadikan bidang acuan untuk pengukuran ketinggian permukaan bumi.

Untuk menggambarkan permukaan bumi kedalam bidang datar, dikenal istilah peta. Pembuatan peta (pemetaan) merupakan pekerjaan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Peta topografi adalah salah satu peta yang memperlihatkan gambaran permukaan bumi, tentunya dengan skala tertentu serta merupakan kerangka untuk memetakan data-data tematik. Peta topografi yang telah dibuat dapat dijadikan sebagai peta digital yang sekarang seing banyak digunakan. Pembuatan Peta Digital dinamakan dengan Digitasi Peta.1. 2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Pemetaan Digital merupakan salah satu cara untuk menggambarkan pemetaan bumi.2. Pemetaan digital dapat dilakukan dengan menggunakan software Auto Cad dan Auto Cad Map.1. 3 TUJUAN

Tujuan dari pembuiatan makalah ini yaitu:

1. Untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai pengertian Digital (Digitasi Peta).2. Untuk mengetahui cara membuat peta digital dengan menggunakan perangkat lunak yang ada di komputer.

BAB II

PEMBAHASAN2. 1 PEMETAAN DIGITAL (DIGITASI PETA)

Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi).Peta dapat diartikan juga sebagai sarana informasi (spasial) mengenai lingkungan. Pekerjaanpekerjaan teknik sipil dan perencanaan, dasarnya membutuhkan peta-peta dengan berbagai macam jenis tema dan berbagai macam jenis skala.

Pemetaan adalah suatu proses penyajian informasi muka bumi yang fakta (dunia nyata), baik bentuk permukaan buminyamaupun sumbu alamnya, berdasarkan skala peta, system proyeksi peta, serta symbol-symbol dari unsur muka bumi yang disajikan. Kemajuan di bidang teknologi khususnya di bidang komputer mengakibatkan suatu peta bukan hanya dalam bentuk nyata (pada selembar kertas, real maps, atau hardcopy), tetapi juga dapat disimpan dalam bentuk digital, sehingga dapat disajikan pada layar monitor yangdikenal dengan peta maya (Virtualmaps atau softcopy).Digitasi adalah proses mengkonversi fitur pada peta spasial ke dalam format digital. Untuk digitasi, peta harus melekat pada meja digitasi (digitizer). Sebelum memasukkan data melalui proses digitasi, untuk mempertimbangkan informasi yang terkandung di peta dan untuk tujuan apa pembangunan data base yang akan disiapkan. Bisa juga dikatakan sebagai sebuah kegiatan untuk merubah bentukan/feature geografi yang berasal dari peta analog ke bentuk digital dalam format AutoCAD. Proses perubahan ini biasanya menggunakan perangkat meja digitasi atau dapat juga dengan pemindai (scanner).Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan pembuatan peta dalam formatdigital yang dapat disimpan dan dicetak sesuai keinginan pembuatnya baik dalam jumlah atau skala peta yang dihasilkan. Format digital terdiri dari 2 macam:

Gambar 1 Foto Udara1. Raster

Merupakan format data dengan satuan pixel (resolusi/kerapatan) ditentukan dalam satuan ppi (pixel per inch). Tipe format initidak bagus digunakan untuk pembuatan peta digital, karena akan terjadi korupsi dataketika dilakukan pembesaran atau pengecilan. Contoh format data raster :bitmap (seperti tiff, targa, bmp), jpeg, gif, dan terbaru PNG.

2. Vektor

Merupakan format data yang dinyatakan oleh satuan koordinat (titik dan garis termasuk polygon) format ini yang dipakai untuk pembuatan peta digital atau sketsa. Contoh format ini: dxf (autocad), fix (xfig), tgif (tgif), dan ps/eps (postscrift). Adapun Tahap- tahap dalam pemetaan digital:

1. Membangun basis geografi.2. Informasi sistem geologi terdiri dari batas batuan, nama batuan, sesar, kekar, dan morfologi.3. Untuk pemetaan sistem irigasi ini,seluruh data yang dibutuhkan dimasukkan kedalam bentuk digital.

2.1.1 Kekurangan dan Kelebihan Peta Digital

TABEL 2.1.1 KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN PEMETAAN DIGITAL DENGAN KONVENSIONAL

PEMETAAN DIGITALPEMETAAN KONVENSIONAL

PenyimpananSkala dan standard berbeda

Pengambilan kembaliCek manual

PemutakhiranMemakan waktu

Annalisa spasial dan Analisa overlaymahal

Penayanganrumit

Yang unik dalam pemetaan digital adalah adanya foto udara yang dikombinasikan dengan teknologi penentuan posisi GPS kinematis.

Kekurangan dari peta digital adalah :

1. Hasil digitasi peta yang discan tidak terhindarkan dari kesalahan akibat skala;

2. kesalahan teknis sewaktu Scaning peta, dll2.1.2 Unsur yang Terdapat Dalam Peta DigitalSecara umum peta adalah penggambaran dua dimensi bidang datar keseluruhan atau seluruhnya dari permukaan bumi yang di proyeksikan dengan perbandingan skala tertentu.Adapun yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta adalah:1. Mempunyai skala

Skala peta adalah perbandingan natar jarak pada peta dengan jarak horizontal dilapangan ada dua macam cara penulisan skala:

a. Skla angka, contoh: 1:25,000 berarti 1cm jarak peta = 25.000cm (250m) jarak horizontal di medan sebenarnya.

b. Skala garis, contoh: berarti setiap banguna sepanjang balok garis mewakili 1 km jarak horizontal.

2. Memakai sistem koordinatKoordinat adalah kedudukan sutu titik pada peta. Koordinat di tentukan dengan menggunakkalian sistem sumbu yaitu, garisgaris yang saling perpotongan tegak lurus, sistem koordinat yang sering dipakai yaitu: koordinat goegrafis dan kordinat grid.

3. Mempunyai legendaLegenda adalah tanda-tanda yang dipakai pada peta dengan maksud supaya peta dapat di baca dengan jelas.legenda biasanya terletak pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut.

Gambar 2 Legenda4. Mempunyai tulisan untuk keterangan yang lengkap. Kontur

Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut sifat-sifat garis kontur adalah :

a) Suatu garis kontur mewakili ketinggian tertentu

b) Garis kontur tidak perpotongan dan tidak bercabang

c) Interval kontur biasanya 1/20000 kali skala peta

d) Garis kontur yang berbentuk huruf U menadakan pegunungan

e) Garis kontur berbentuk huruf V menandakan suatu lembah/jurang

Judul peta

Judul peta menyatakan lokasi yang di tunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula.

Nomor peta

Nomor peta biasanya di cantumkan disela kana atas peta.nomor peta biasanya berguna untuk petunjuk jika kita memerlukan peta daerah di sekitar suatu daerah yang terpetakan.

Tahun peta

Semakin baru tahun peta pembuatan maka data yang disajikan semakin akurat

Arah peta

Yang perlu diperhatiak adalah arah utar peta. Cara paling mudah dengan memperlihatkan arah huruf tulisan yang ada pada-peta. Arah atas tulisan adalah arah utara peta.

Simbol Peta

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain: Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu.

Warna PetaWarna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, untuk keperluan estetika peta. Tipe Huruf (Lettering)Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan letering:Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: SurakartaObyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa Garis AstronomisGaris astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.2.1.3 Tahap pembuatan peta digital

Tahapan pembuatan peta digital dapat dilakukan dengan:

Membangun basis geografi. Resolusi peta dan akurasi yang tersaji pada basis lahan geografi tidak seluruhnya memenuhi syarat untuk tema-tema lain.

Tampilan untuk tofografi kajian.peta-peta tofograpi sebagi suatu basis informasi untuk system peencanaaan suatu bangunan air, maka tema yang harus diambil berhubungan dengan hidirologi, goelogi dll.

Informasi system geologi terdiri dari: batas bantuan, nama bantuan, sesar, kekar, dan morfologi.informasi penyajian sistem hidrologi teridri dari jaringan sungai, nama sungai, batas daerah aliran sungai utama sutu wilayah sungai. Dan informasi penyajian data sistem tata guna lahan untuk peruntukan nama lahan.

2.1.4 Bagian- bagian pemetaan digitalPemetaan digital terrdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, tenaga kerja dan perangkat intelegensia.

1. Perangkat kerasSistem masukan terdiri dari:

Data tekstual (atribut) dapat ditinjau dari data hidrologi, geologi teknik,tata guna lahan dll.

Data grafis atau peta terdiri dari peta-peta topografi dan peta-peta tematik.

Sistem pemprosesan dan penyimpanan:

Pemrosesan data tekstual yaitu dapat berdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan informasi geografis tetapi dapat juga bergantung pada informasi grafis.

Pemrosesan ata grafis meliputi manipulasi penyajian grafis, pembuatan peta-peta tematik, penggabungan informasi grafis, koordiant penyajian dan atributnya, overlay atau penumpukam tema tertentu, pembuatan legenda, pembuatan garis kontur untuk tema tertentu dan lain sebaginya.

System keluaran.

Keluar adalah proses akhir daripemprosesan, data yang dihasilkan dapat berupa tabel-tabel, laporan, grafik atau peta.

2. Perangkat lunak

Perangkat lunak yaitu alat atau media yang digunakan untuk konversi, penggambaran, penyimpanan pemanggilan, pemanipulasian, dan anaalisis data untuk melengkapi serta penyajian informsi.

3. Tenaga kerja

Tenga kerja yang dilibatkan dalam proses pemetaan digital biasanya relative sedikit dan dapat terdiri dari opersai produksi data yang akan dikerjakan oleh pekerja.

4. Perangkat intelegensia

Perangkat intelegensia melibatkan orang-orang yang ahli dalam bidangnya masing-masing, seperti ahli komputer, geodesi dan pakar pemograman yang dapat mempercepat proses pekerjaan digitasi.

BAB III LANGKAH DIGITASI3.1 MENGGUNAKAN ARCVIEW

Siapkan File data yang diperlukan, dalam hal ini adalah gambar raster peta Jogja, dan

file pendukung lainnya.

Berikut daftar file yang diperlukan:

- Image Raster : Peta.Jpg

- Data Tabular : XY.dbf

- Extenstion Image: JPEG (JFIF) Image Support

- Extenstion registrasi: Geoteknika Indonesia/Geoteknika.avx

Langkahnya:

- Permulaan

Jalankan Arcview 3.3 dan buka jendela view yang akan digunakan sebagai tempat

digitasi.

- Tambahkan Extensions

Yang ibutuhkan, yaitu JPEG (JFIF) Image Support, Geoteknika Indonesia.

Caranya Pilih Menu FileExtensions maka akan muncul window dialog

Extensions, kemudian cari ekstensi yang dimaksud. Centang kedua extensions

dan tekan OK untuk mengakhiri.

- Tambahkan Theme Image Raster.

Menu View Add theme

Cari direktori file yang dituju, dan pastikan data soure type adalah Image Data

Source. Kemudian tekan OK. Seperti pada gambar berikut:

- Registrasi

Tampilkan dan posisikan Theme sedemikian rupa sehingga menghasilkan 1

daerah dimana terdapat 1 kotak koordinat. Kemudian pilih tool Geoferenceing

Peta Scan. Maka akan muncul kotak dialog berikut:

Data Source Type

Titik Daerah yang 2 titik pembentuk garis diagonal dari koordinat paling kiri atas

dengan koordinat paling kanan bawah.

Untuk titik pertama kali akan mendapatkan kotak dialog seperti berikut:

Kemudian untuk titik selanjutnya akan muncul kotak dialog seperti berikut:

Data Source Type

Batas koordinat

Titik Koordinat

Koordinat

koordinat

Tekan yes untuk mengakhiri penentuan koordinat, Masukkan koordinat-koodinat

menjadi seperti berikut:

Untuk mengakhiri tekan OK. 1Jika benar maka akan muncul tampilan berikut

Maka dapat melakukan Digitasi.

- Digitasi

Digitasi Point

Langkahnya:

a. Tambahkan Theme Baru

Menu View New Theme

Pada New Theme window pilih Featuer Type adalah Point, Kemudian tekan

OK.

1 Jika Salah kemungkinan kesalahan mengisian data atau tanda decimal menggunakan titik atau koma.

(sesuaikan dengan seting komputer

b. Kemudian atur tempat file dan nama file bentukannya, Kemudian tekan OK.

c. Kemudian Pilih Tool Draw untuk Point Draw, dan lakukan digitasi sesuai

titik-titik yang ada dalam Peta. Seperti berikut:

Tool Draw (Point Draw)

Theme Baru

Feature Hasil Digitasi

d. Setelah Semua selesai terdigitasi lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan

theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing.

Digitasi Garis

Langkahnya:

Lakukan a dan b seperti pada bagian digitasi Point, hanya saja pada pemilihan

feature type pilih tipe Line.

c. Kemudian Pilih Tool Draw untuk Line Draw, dan lakukan digitasi sesuai garis

pembentuk jalan yang ada dalam Peta2. Seperti berikut:

d. Setelah Semua selesai terdigitasi lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan

theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing.

2 Digitasi Line perlu diperhatikan

- Satu pembentukan garis untuk satu nama jalan

- Untuk Percabangan diperlukan satu node penghubung.

Tool Draw (Line Draw)

Theme Baru

Node Penghubung

Digitasi Poligon

Langkahnya:

Lakukan a dan b seperti pada bagian digitasi Point, hanya saja pada pemilihan

feature type pilih tipe Polygon.

c. Kemudian Pilih Tool Draw untuk Polygon Draw, dan siap melakukan digitasi

sesuai batas pembentuk kecamatan yang ada dalam Peta. Seperti berikut:

Ada 2 cara pembentukan peta seperti pada peta di atas, yaitu :

1. Dari Khusus ke Umum

Caranya:

Pilih dan gambarlah dengan polygon tool daerah yang dianggap paling

kecil, missal desa seperti gambar.

Kemudian ubahlah tool polygon menjadi tool Draw Line To Append

Polygon. Kemudian dari perbatasan daerah feature polygon pertama

telusuri perbatasan daerah kedua sampai perbatasan daerah kedua dan

pertama kemudian untuk mengakhiri lakukan double klik.

Seperti pada gambar berikutnya.

Polygon Draw

Theme Baru

Hasil Digitasi

Titik Pertama

perbatasan kedua

Featuer

Titik Kedua

perbatasan kedua

Featuer

Tool Draw Line

To Append

Polygon

2. Dari Umum ke Khusus

Caranya:

Pilih dan gambarlah dengan polygon tool daerah yang dianggap paling

besar, missal Kecamatan seperti gambar.

Kemudian ubahlah tool polygon menjadi tool Draw Line To Split

Polygon. Kemudian dari satu kecamatan cari perbatasan antar desa dan

cari perbatsan awal pembantukan terdiri dari perbatasan paling luar

kemudian terlusuri perbatasan tersebut sampai selesai dan kemudian

untuk mengakhiri lakukan double klik.

Seperti pada gambar berikutnya.

Hasil Akhir

Pembentukan

Feature Kedua

Daerah Besar

Titik Pertama

perbatasan kedua

Featuer

Titik Kedua

perbatasan kedua

Featuer

Perbatasan Kedua desa

Tool Draw Line

To Split Polygon

d. Setelah Semua selesai terdigitasi lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan

theme hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing.

3. Langkah Editing Digitasi

- Editing Theme Point

1. Memindah posisi titik

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme point yang ada kemudian

pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian lakukan pergeseran dengan melakukan Drag

and Drop.

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

Hasil Akhir

Pembentukan

Feature Kedua

2. Menghapus Titik

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme point yang ada kemudian

pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih Feature titik yang ingin. Kemudian tekan

tombol Delete atau pilih Menu Edit Delete Features

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

- Editing Theme Line

1. Memindah posisi titik pembentukan garis (Node)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme line yang ada kemudian

pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian lakukan pergeseran dengan melakukan

Drag and Drop pada bagian node yang ingin dirubah.

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

2. Menghapus Garis

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme garis yang ada kemudian

pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih Feature garis yang ingin. Kemudian

tekan tombol Delete atau pilih Menu Edit Delete Features

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

3. Menyambung 2 garis (3Snap)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme garis yang ada kemudian

pilih menu Theme Start Editing

2) Klik Kanan Dengan ditahan, akan muncul pop up dan pilih Enable

General Snapping.

3 Snap dapat dilakukan bersamaan ketika digitasi ataupun ketika Editing.

3) Pilih tool Snap, kemudian buatlah lingkaran secukupnya dengan cara drag

and drop pada view.

4) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian Pilih Feature garis yang ingin pilih ujung

garis yang ingin disatukan dengan Garis lainnya dan lakukan Drag and

drop sampai lingkaran bersinggungan dengan garis yang lain.

5) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

4. Gabungkan 2 garis (Combine)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme garis yang ada kemudian

pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih 2 atau lebih Feature garis yang ingin

digabungkan

3) Pilih Menu Edit Combine

4) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

- Editing Theme polygon

1. Memindah posisi titik pembentukan polygon (Node)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada

kemudian pilih menu Theme Start Editing

Node yang ingin

digabungkan

Lingkaran Snap

yang berhimpitan

dengan Line lain

Tool Snap

2) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian lakukan pergeseran dengan melakukan

Drag and Drop pada bagian node yang ingin dirubah.

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

2. Menghapus polygon

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada

kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih Feature polygon yang ingin. Kemudian

tekan tombol Delete atau pilih Menu Edit Delete Features

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

3. Menyambung 2 node polygon (Snap)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada

kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Klik Kanan Dengan ditahan, akan muncul pop up dan pilih Enable

General Snapping.

3) Pilih tool Snap, kemudian buatlah lingkaran secukupnya dengan cara drag

and drop pada view.

4) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian Pilih Feature polygon yang ingin pilih

ujung garis yang ingin disatukan dengan polygon lainnya dan lakukan

Drag and drop sampai lingkaran bersinggungan dengan polygon yang lain.

5) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

Node yang ingin

digabungkan

Lingkaran Snap yang

berhimpitan dengan

polygon lain

Tool Snap

4. Gabungkan 2 polygon (Combine)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada

kemudian pilih menu Theme Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih 2 atau lebih Feature polygon yang ingin

digabungkan

3) Pilih Menu Edit Combine

4) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme Stop Editing

Tabulasi

1. Konsep tabulasi

Data tabular adalah informasi yang disediakan oleh Arcview berupa data berbasis

kolom dan baris, baik pendukung informasi gambar yang tersedia.

Konsep table yang dimiliki oleh arcview terbagi menjadi beberapa istilah:

- Table Window tempat data tabular di oleh

- Field nama lain dari Colom tabel

- Record nama lain dari reow atau baris data tabel

- Vtab tabel asli yang berisikan data tabular normal

- Ftab tabel asli yang berisikan data tabular normal yang memiliki hubungan

dengan theme pada View

- Bitmap Feature atau baris tabel yang terseleksi

2. Membuka Table

3. Aktifkan Project, kemudian pilih icon table.

4. Pilih tombol Add

5. Lakukan pencarian file yang diinginkan, kemudian tekan OK.

Gambar Project

Gambar Direktori Add Table

Icon Table

Tombol Add

Table yang diload

6. Membuat Tabel baru

- Aktifkan Project, kemudian pilih icon table.

- Double klik Icon tersebut atau Pilih tombol New

- Lakukan peletakan file dan pemberian nama yang diinginkan, kemudian tekan

OK.

Tombol New

7. Menambahkan Field

Pilim Menu Edit Add Field

Ini field Definiton yang berisikan Name untuk nama kolom, Type untuk tipe data

yang terdiri dari Number untuk angka decimal dan bulat, String untuk semua karakter

baik angkan dan huruf bahkan tanda khusus, Boolean untuk kerentua 2 jenis

(True/Fasle, Yes/No, dll), Date untuk tipe tanggal. Width unhtuk jumlah karakter

yang bias tertampung. Decimal Place untuk pemberian jumlah angka dibelakang

koma.

8. Menambah Record

Pilih Menu Edit add Record atau CTRL + A

9. Menghapus Field

Pilih Field yang ingin dihapus dengan memilih header bertuliskan nama komom,

kemudian Pilih Menu Edit Delete Fields

10. Menghapus Record

Buatlah Bitmap dengan cara memilih 1 atau lebih reacod yang ingin dihapus,

menggunakan tool select, kemudian tekan delele atau pilim menu Edit Delete

Record.

11. Mengisi Record

Aktif kan Tool Edit, kemudian pilih recod yang ingin disi

12. Membuka dan mengatur table theme (Ftab)

Aktifkan View, kemudian pilih theme yang ingin ditampilkan tablenya.

Kemudian pilih menu theme Table

Maka akan muncul table bereferensi theme dengan cirri nama table bernama

Attributes of .(nama Theme yang bersangkutan)4

4 Untuk melakukan penghapusan field dan record serta penambahan field dapat

dilakukan dengan cara seperti di atas.untuk penambahan record harus melakukan

digitasi pada theme yang bersangkutan.

Select Tool

Record Terisi

Edit Tool

13. Membuka Table dari database Eksternal (MS Access)5

Pastikan File yang dimaksud telah tersedia (missal: Db.mdf),

Aktifkan Project Kemudian pilih menu Project SQL Connect.

Kemudian Pilih Connection : Ms Acces Database

Kemudian tekan tombol Connect dan Cari File yang dimaksud.

Kemudian pilih table yang diinginkan dengan cara mendouble klik table ayng

diinginkan, kemudian pilih colom yang diinginkan pula. Kemudian beri nama seperti

pad gambar berikut: kemudian Tekan Query.

5 Dapat juga untuk database yang lain seperti Ms Sql Server dan MY SQL

14. Membuat Theme Menggunakan data tabular

Pastikan File yang dimaksud telah tersedia (misal: xy.dbf)6

Tambahkan table xy.dbf ke dalam arcview7

Aktifkan View kemudian pilih menu View Add Event Theme

Pilih table yang diperlukan kemudian atur posisi seperti pada gambar. Kemudian

tekan OK.

6 Tabel yang memiliki komponen koordinat missal komponen x (absis) dan y (rdinat)

7 Lihat materi buka table

Hasil Generasi shapefile meggunakan data tabular.

Titik Hasil

GeoProcessing

GeoProsessing merupakan fasilitas yang paling sering digunakan dalam mengolah data

spasial. Melalui geoprosessing kita dapat membuat data baru melalui manipulasi theme

pada view.

Langkah mengaktifkan geoprosessing:

1. Dari menu File pilih Extentions

2. Pada Avialable Extentions, aktifkan kolom geoprosesing dengan mengklik kotak

cek yang ada di depannya.

3. Untuk menjalankannya dari menu View dan GeoProsessing Wizard.

A. Memotong theme dengan Theme Lain

Fasilitas ini digunakan untuk memotong theme menjadi bagian/daerah kecil sesuai

dengan kebutuhan.

(a) (b)

Gambar 1. (a) form dialog Extentions,

(b) Tempat Geoprosessing berada.

Misal dalam suatu daerah kita hanya memerlukan beberapa daerah saja maka kita

dapat memotong daerah yang kita inginkan saja dengan memotong menggunakan

theme daerah yang ada.

Contoh langkah menggunakan Geoprosessing Wizard

1. Pilih theme yang ingin dipotong. Pilih theme pemotong.

2. Aktifkkan theme yang akan dipotong dalam contoh adalah theme ler_ks.shp dan

theme pemotong (batas_ks.shp)

3. Dari menu view pilih geoprosessing maka akan muncul kota dialog sebagai

berikut:

Gambar 2 kotak dialog Geoprosessing

4. Pilih option ketiga Clip one theme bases on another kemudian tekan tombol

Next>>.

5. Kotak dialog berikutnya pada pilihan pertama pilih theme yang akan dipotong,

dan pada pilihan kedua pilih theme pemotongnya. Dan pada pilihan ketiga pilih

letak file hasil potongan, misal di d:\karya\shp\clip1.shp.

Gambar 3. kotak dialog selecting theme

6. Tekan tombol Finish dan tunggu sampai theme tambahan muncul dalam view

Gambar 4. hasil pemotongan (clipping)

Note:

- data atribut hasil pemotongan memiiki struktur yang sama dengan them yang

dipotong.

- Theme yang dipotong dapat digunakan sebagai pemotong.

- Jika terjadi error, disarankan jangan menyimpan hasil potongan/clipping di

direktori Temp.

B. Interseksi

Pada clipping theme hasil hanya memiliki data atribut theme yang dipotong(sumber)

namun pada interseksi data atribut kedua theme akan disertakan.

Biasanya para pengguna Arcview menggunakan fasilitas ini untuk overlay dua peta

atau lebih dengan batas daerah yang sama. Apabila ingin melakukan overlay 3 peta

atau lebih maka proses interseksi harus diulang.

Contoh: menggabungkan 2 theme yaitu theme ler_ks.shp dan theme hujan.shp untuk

membuat theme erosi.shp

Gambar 5 theme lereng theme interseksi pertama

Dengan criteria erosi menggunakan total skor yang didapat dari 2 kali skor lereng

ditambah 1 kali skor hujan. Maka rumusnya:

Total skor = (2 * skor lereng) + (skor hujan)

Langkah-langkahnya:

1. Aktifkan kedua theme yang akan diinterseksi.

Gambar 6 theme curah hujan theme interseksi

2. Dari menu view pilih Geoprosessing Wizard, dan pilih bagian intersect two

theme. Dan pilih Next.

Gambar 7 kotak dialog Geoprosessing pilihan intersect

3. Pilihan pertama untuk theme yang akan di interseksi dengan catatan bila ingin

menginterseksi 2 theme yang berbeda batas luarnya maka digunakan theme yang

batas luarnya lebih luas apabila sama maka pemilihan theme dapat secara bebas.

Pilihan kedua untuk theme overlay. Dan pilihan ketiga untuk menyimpan hasil

overlay. Kemudian tekan Finish.

4. maka akan menghasilkan data Gambar 9 kot aske bdaiaglaoig b Gereikouptr:o sessing pilihan

Gambar 10 Theme hasil Intersect

Langkah-langkah mengelola data atribut hasil interseksi:

1. Aktifkan tabel hasil proses interseksi.

2. Tambahkan 2 field, masing-masing dengan nama tot_skor dengan tipe number

dengan lebar 3 desimal 0 dan kt_erosi tipe string, lebar 10.

3. tandai field tot_skor, kemudian dari menu Field Calculate. Lengkapi kotak dialog

Field Calculator dengan rumus:

(2 * [Klas_ler] )+ [klas_sh]

Kemudian tekan tombol OK

4. Untuk melengkapi field Kt_erosi langkahnya adalah:

ad. 1 Gunakan query untuk menseleksi beberapa nilai

untuk nilai tot_skor