laporan data linesplan patokan

Upload: muhammad-zulfikar

Post on 07-Jan-2016

251 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan tugas rancang

TRANSCRIPT

Tugas Merancang Kapal I

Tugas Merancang Kapal I

Lines Plan2015

PEMBUATAN LINESPLAN

CONTAINER SHIPCTP JAVADengan Metode Scheltema de Heere

BAB I

UKURAN UTAMA KAPAL PEMBANDING1. MV.UNI-VALORLpp=124,30m

B=19,60m

H=10,60m

T=7,96m

Dwt=8683,0tonVs= 15,8 knot(Sumber : Data kapal dari Badan Klasifikasi Indonesia)

BAB II

PERHITUNGAN RENCANA GARISII.1. Menentukan Panjang Garis Air kapal (Lwl)

Lwl = Lpp + (3,00-5,00)%.Lpp

Lwl = 124,30 + 5% 124,30

= 130,52 m

II.2. Menentukan Koefisien Blok (Cb) Metode Van Lammeran

Cb=1,137 0,6 x Vd/

Vd=Kecepatan dinas ( m/s )

=15,8 x 0,5144 ( Buku TBK 1 )

=8,1275 m/sL=LPP = 124,30 m

Cb=1,137 0,6 x 8,1275 / 124,30

=0,70 Metode pendekatan F.H. Alexander :

Cb= 1,04 V/(2L)

Dengan :V = kecepatan dinas (m/s)

= 8,1275 m/s

L = Lpp = 124,30 m

Cb = 1,04 V/(2L)= 1,04 - 8,1275/(2124,30) = 0,67 Metode pendekatan Ayre :

Dengan =V = Kecepatan Dinas (m/s)

= 8,1275 m/s

L = Lpp = 124,30 m

Cb = 1,05 V/2 = 1,05 8,1275/2

= 0,68 L/B= 124,30/19,60

= 6,34

(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 26)T/B= 7,96/19,60 = 0,40

(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 26)B/H= 19,60/10,60 = 1,84

(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 26)T/H= 7,96/10,60 = 0,75

(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 26)L/H= 124,30 /10,60 = 11,72(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 26)berdasarkan dari perhitungan perbandingan ukuran utama kapal pembanding ini dan atas persetujuan asisten dosen nilai CB untuk kapal pembanding ini 0,70II.3. Menentukan Ukuran Utama Kapal Lpp

Lpp =

=

= 156,74 m(Ship Design and Performance for Masters and Mates, Chapter 1, page 5) Lwl

Lwl= Lpp+(3-5)%Lpp

=

= 164,577 m(Ship Design and Performance for Masters and Mates, Chapter 1, page 5) B

= 6,82

(diambil dari perbandingan kapal pembanding)

B =

= 22, 98 m H

= 1,84 (diambil dari perbandingan kapal pembanding)

H =

= 12,49 m T

= 0,75

(diambil dari perbandingan kapal pembanding)

T =

= 9,37 m

Ukuran Utama Kapal

Lpp: 156,74 m

B

: 22,98 m

H

: 12,49 m

T

: 9,37m

DWT: 20200 Ton (berdasarkan pemberian ukuran oleh dosen pengampu)

Cb

: 0,73

Vs

: 16,50 knot II.5. Menentukan Jumlah Station dari AP s/d FP (main part)

Terdapat 20 station,dengan sketsa gambar sebagai berikut :

Gambar 1.1 Menentukan jumlah main partII.6. Menentukan Jarak Station (h) Main part (hmp)

Station awal = = = 7,837 m Can part (hcp) = = 3,92 m

II.7. Menentukan Volume KapalV = Lpp B T Cb

= 156,74 22,98 9,37 0,73

= 24637,25 m

(Buku TBK 1, Bab 5, halaman 27)II.8. Menentukan Luas Mid Ship (Amid)

Amid = B T Cm

Mencari nilai Cm dengan metode pendekatan Chirila rumus yang digunakan:

Cm

= (0,08 Cb) + 0,93

= (0,08 0,73) + 0,93

= 0,988 Cp

= Cb/Cm

= 0,73/0,988

=0,739(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 23)

Amid = B T Cm

=22,98 9,37 0,988

= 212,74 m

(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 23) II.9. Menentukan Cwl (Coeficient water line)

Cwl = 0,18 + (0,86 Cp)

= 0,18 + (0,86 x 0,739)

= 0,816II.10. Menetukan LCB ( Longitudinal Centre of Bouyancy)

L displasement= (Lwl + Lpp)

= (164,58 + 156,74)

= 160,66 m

(Diktat Rencana Garis Scheltema, halaman 3)

LCB= + 1,65% L displacement

= + 1,65% 160,66

= 2,65 m di depan Mid Ship II.11. Koefisien Prismatik Depan (Cpf) Cpf= Cp + (1,40+Cp) e Dimana e = LCB / Lpp

= 2,65/156,74

= 0,0169(Diktat Rencana Garis Sceltema, halaman 4)

Cpf = 0,739 + (1,40+0,739) 0,0169

= 0,78 II.12. Koefisien Prismatik Belakang (Cpa) Cpa= Cp (1,40 +Cp) e Dimana e = LCB / Lpp

= 2,65/156,74

= 0,0169

Cpa= 0,739 (1,40+0,739) 0,0169

= 0,70

(Diktat Rencana Garis Sceltema, halaman 4)II.13. Koefisien Prismatik Memanjang (longitudinal prismatic coeficient)

Cp = Cb/Cm

= 0,73/0,988

= 0,739(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 23) II.14. Koefisien Prismatik Tegak (vertical prismatik coeficient)

Cpv = Cb/Cwl

= 0,73/0,816

= 0,895

(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 23)

Setelah kita mendapatkan Cpa dan Cpf, langkah selanjutnya adalah mengukurkan harga Cpa dan Cpf tersebut pada grafik, dengan cara menarik garis horizontal yang memotong tiap-tiap station. Kemudian dari perpotongan tiap-tiap station kita tarik garis tegak lurus untuk mendapatkan % luas dengan formula :Persen luas = (panjang yang diukur / panjang seluruhnya) 100,00%

Setelah persen luas dari tiap-tiap section kita dapatkan, langkah selanjutnya adalah memperoleh nilai dari masing-masing luas tiap section dengan cara :

Luas section = (%luas/100,00) AmidshipLangkah selanjutnya adalah memasukan kedalam tabel, dari tabel kita dapatkan volume tabel dan harga LCB. Dimana kedua nilai tersebut harus dikoreksi. Untuk :Koreksi Volume

= < 0,50%

Koreksi LCB

= < 0,10%BAB III

PEMBUATAN CSA (Curve of Secsional Area)

Setelah mendapatkan data-data dari persentase luas maka kita dapat menggambarkan kurva CSA. Pada tabel 1 tersebut terdapat hubungan antara station dengan luasnya. Penggambaran CSA bisa kita lakukan dengan menentukan station tersebut sebagai absis sedangkan luasannya bertindak sebagai ordinat. Dengan begitu kita bisa menggambar kurva tersebut dengan menghubungkan titik titik tersebut satu sama lain sehingga bisa membentuk sebuah kurva baru.Untuk jarak tiap station (h) adalah panjang dari Lpp tersebut dibagi 20.

Panjang Tiap Station = Lpp/20

= 156.74 /20 = 7,837 m Kemudian dari gambar kurva CSA kita dapat membaca luasan dari tiap-tiap station, dengan syarat koreksi :

Koreksi Volume < (0,5 ( Koreksi LCB < (0,1 ( Rumus yang digunakan dalam tabel :Volume tabel = 1LCB tabel =

Koreksi Volume = x 100Koreksi LCB = x 100Tabel 1.1 Perhitungan CSA (Curve of Sectional Area)

NO% AREAA MidshipAA Fairing (I)FS (II)A Fairing*FSFM(I)*(II)*FM

-1.00.00212.740.000.000.50.00-11.00.00

-0.50.63212.741.332.302.04.60-10.5-48.30

01.25212.742.668.521.512.78-10-127.80

114.38212.7430.5933.004132.00-9-1188.00

233.13212.7470.4865.502131.00-8-1048.00

354.38212.74115.69105.504422.00-7-2954.00

471.88212.74152.92147.502295.00-6-1770.00

585.00212.74180.83183.404733.60-5-3668.00

693.13212.74198.12205.002410.00-4-1640.00

797.50212.74207.42211.504846.00-3-2538.00

8100.00212.74212.74212.742425.48-2-850.96

9100.00212.74212.74212.744850.96-1-850.96

10100.00212.74212.74212.742425.4800.00

11100.00212.74212.74212.744850.961850.96

12100.00212.74212.74212.742425.482850.96

13100.00212.74212.74212.744850.9632552.88

1499.37212.74211.40212.002424.0041696.00

1596.87212.74206.08206.004824.0054120.00

1688.75212.74188.81185.002370.0062220.00

1773.75212.74156.90148.504594.007

1849.37212.74105.03100.502201.0081608.00

1921.88212.7446.5550.504202.0091818.00

200.00212.740.000.0010.00100.00

19431.3023190.78

Berdasarkan tabel perhitungan diatas dapat ditentukan : Volume Perhitungan tabel

V= 1 (m)

= 9431.30

= 24637,70 m LCB perhitungan tabel

LCB= (m)

= = 2,65 mPerhitungan koreksi LCB dan Volume Kapal : Koreksi Volume

Koreksi = x 100

=

x 100

= 0,00(memenuhi syarat koreksi yang diperbolehkan -0,5 < Hasil < 0,5)

Koreksi LCB

Koreksi= x 100

= 100

= 0,00(memenuhi syarat koreksi yang diperbolehkan -0,1 < Hasil < 0,1)BAB IV

PERENCANAN GARIS AIR MUAT PENUH

Langkah selanjutnya dalam membuat rencana garis adalah perencanaan garis air muat. Dalam perencanaan garis air muat harus dibuat dalam bentuk kurva dengan tinggi sebesar B/2. Garis air muat yang direncanakan adalah harus sesuai dengan bentuk kurva dari luas per dua kali sarat penuh ( A/2T ), dengan catatan bahwa kurva B/2 harus lebih besar dari pada kurva A/2T (tabel 2).

Untuk membuat kurva B/2, terlebih dahulu ditentukan besar dari sudut masuknya pada section FP. Dengan membaca grafik pada gambar 3 diktat Rencana Garis, maka sudut masuknya dapat ditentukan. Cara penentuannya adalah dengan mengukurkan panjang dari Cpf ( koefisien prismatik depan ) sesuai skala pada lajur Cpf, kemudian ditarik garis tegak lurus hingga memotong lengkungan kurva. Selanjutnya adalah menarik garis sejajar sumbu Cpf hingga memotong sumbu sudut.

Untuk nilai Cpf = 0,78 maka didapat sudut masuk sebesar 25o.Dalam perhitungan garis air muat penuh ini,kita masukkan data yang didapat dari tabel CSA untuk memperoleh koreksi AWL,dimana toleransinya < 0.5 %.

Sebelumnya kita dapat mencari AWL dengan menggunakan rumus AWL rumus

AWL= Lpp x B mid x Cwl

= 156,74 x 22,98 x 0,816

= 2939,14 m

(Buku TBK 1, Bab 4, halaman 19)Tabel 1.2 Perhitungan Garis Air MuatNOA FairingA fairing/2TB/2FSHasil

-10.000.000.000.50.00

-0.52.300.120.842.01.68

08.520.451.7001.52.55

133.001.763.800415.20

265.503.506.050212.10

3105.505.638.220432.88

4147.507.8710.180220.36

5183.409.7911.130444.52

6205.0010.9411.380222.76

7211.5011.2911.460445.84

8212.7411.3511.490222.98

9212.7411.3511.490445.96

10212.7411.3511.490222.98

11212.7411.3511.490445.96

12212.7411.3511.490222.98

13212.7411.3511.490445.96

14212.0011.3111.450222.90

15206.0010.9911.280445.12

16185.009.8711.000222.00

17148.507.929.800439.20

18100.505.367.000214.00

1950.502.693.654414.62

200.000.000.00010.00

1562.55

Berdasarkan tabel perhitungan diatas dapat ditentukan :

AWL perhitungan tabel

AWL= 3 (m)

= 562,55

= 2939,115335 m

Perhitungan koreksi AWL

Koreksi AWL

Koreksi = x 100

x 100

= 0,00(memenuhi syarat koreksi yang diperbolehkan yaitu < 0,5BAB V

PEMBUATAN BODY PLANSetelah merencanakan garis air muat penuh, maka langkah selanjutnya adalah membuat Body Plan kapal dengan menggunakan planimeter. Dari kurva B/2 dan kurva A/2T yang ada, maka akan dibentuk masing masing section kapal sesuai dengan kurva tersebut. Khusus untuk pararel Midle Body, maka terlebih dahulu harus ditentukan harus ditentukan besarnya jari-jari bilga (Radius of Bilga). Jari-jari bilga dapat ditentukan dengan menggunkn rumus :

R2 = 2BT 2BT Cm/ 0,86

B = Lebar kapal

T = Sarat kapal

Cm = Koefisien midship(Diktat Rencana Garis Sceltema, halaman 6)R2 = 222,989,37 222,989,37 0,988 / 0,86

R= 2,23

T

B mld

Gambar 1.2 Penampang Body Plan

Gambar 1.3 Cara Membuat Bilga

b/2

A/2T

I

T

Lengkung station

CL Gambar 1.4 Cara Membuat Lengkung Bilga

Dimana harus diperhatikan bahwa luasan I dan II harus sama. Ini bisa dihitung dengan menggunakan planimeter. Hal ini dilakukan untuk menjaga supaya luasan tiap tiap station tetap sama seperti yang telah direncanakan dalam CSA curve. Sehingga displacemen kapal tidak berubah

Setelah semua station digambar maka pembuatan bodyplan diselesaikan sehingga menghasilkan bodyplan kapal seperti terlampir.

Kemudian Bodyplan dikoreksi displacemennya . Koreksi tidak boleh kurang dari 0,5

BAB VI

HALF BREADTH PLAN

Sebelum menggambar half breadth plan dibuat terlebih dahulu garis air ( WL ). Pada kapal ini menggunakan garis sebagai berikut:

- WL 0 terletak 0.000 m dari base line

- WL 0.25 terletak 0.310 m dari base line

- WL 0.5 terletak 0.630 m dari base line

- WL 0.75 terletak 0.940 m dari base line

- WL 1 terletak 1.250 m dari base line

- WL 2 terletak 2.490 m dari base line

- WL 3 terletak 3.740 m dari base line

- WL 4 terletak 4.990 m dari base line

- WL 5 terletak 6.240 m dari base line

Setelah garis air dibuat kemudian ditentukan pula letak-letak dari buttock line. Pada kapal ini menggunakan buttock line sebagai berikut:

- BL I terletak pada 1.97 m dari center line

BL II terletak pada 3.95 m dari center line

BL III terletak pada 5,92 m dari center line BL IV terletak pada 7,9 m dari center linePada dasarnya half breadth plan adalah bentuk kapal tiap garis air. Untuk membuatnya diperlukan proyeksi titik titik perpotongan antara Lwl dan station. Sheer plan pada dasarnya adalah bentuk kapal jika dipotong pada tiap tiap BL. Untuk membuatnya diperlukan proyeksi titik titik perpotongan antara BL dan station pada body plan serta titik perpotongan antara WL dan BL pada Half Breadth Plan.Tabel 1.3 Perhitungan half breadthStation/WL0.000.250.500.751.002.003.004.005.00

0.000.000.000.000.000.000.000.000.001.70

1.000.000.310.480.570.610.781.172.263.80

2.000.450.801.151.441.712.463.454.636.05

3.002.383.073.694.184.555.746.657.438.22

4.004.705.706.457.107.708.809.409.8010.18

5.006.517.708.489.089.5010.2110.6010.9111.13

6.008.059.229.9710.4610.7111.0611.2511.3511.38

7.008.9010.1310.8011.0911.1811.3211.3711.4011.46

8.009.2610.6311.0811.3311.4611.4911.4911.4911.49

9.009.2610.6311.0811.3311.4611.4911.4911.4911.49

10.009.2610.6311.0811.3311.4611.4911.4911.4911.49

11.009.2610.6311.0811.3311.4611.4911.4911.4911.49

12.009.2610.6311.0811.3311.4611.4911.4911.4911.49

13.009.2610.6311.0811.3311.4611.4911.4911.4911.49

14.008.9210.1710.6910.9211.0611.2811.2811.4011.45

15.008.089.129.8510.2410.4310.7210.9311.1011.28

16.006.377.588.449.109.429.9610.2910.6511.00

17.004.235.526.447.307.778.518.979.389.80

18.001.982.913.824.454.835.475.976.467.00

19.000.200.731.161.431.622.142.613.103.65

20.000.000.000.000.000.000.000.000.000.00

BAB VII

PERHITUNGAN PROPELER DAN KEMUDI Menentukan Propeller dan Kemudia. Propeller

Diameter Propeller (Dp) :

Dp = 0,6*T

= 0,6 * 9,37 m = 5,622 m(Diktat Rencana Garis Scheltema, halaman 2) Diameter bos poros Propeller(Db) :

Db = 1/6*Dp = 1/6 * 5,622 m

= 0,937 m(Diktat Rencana Garis Scheltema, halaman 2) Jarak dasar sampai bos poros Propeller:

= (0,045*T ) + (0,5* Dp)

= (0,045*9,37) + (0,5*5,622)

= 3,23 m

Jarak AP sampai bos poros Propeller:

= 0,0266*Lpp

= 0,0266* 156,74 m = 4,169 m

Luas poros Propeller

= 0,6*Dp

= 0,6* 5,622 = 3.3732 m2

b. Kemudi

Luas kemudi :

= 1,50%* Lpp*T

= 1,50/100,00*156,74*9,37

= 22,029807 m2 Diameter kemudi : = 0,70 *T

= 0,70*9,37 = 6,559 m

Tinggi pada sepatu kemudi = 0,09*T

= 0,09*9,37 = 0,8433 m

Tinggi sepatu kemudi

= 0.04*T

= 0,04*9,37 = 0,3748 m Lebar sepatu kemudi= 0.07*T

= 0.07*9,37

= 0, 6559 m

Gambar 1.5 Perhitungan Kemudi dan Propeler

BAB VIII

MENENTUKAN CHAMBER, BULKWARK, SENT LINE VIII.1. Menentukan Garis Geladak Tengah (Chamber)

Setelah menggambar garis geladak tepi maka masing-masing titik pada garis geladak tepi sesuai pembagian AP, 1/6L dari AP, 1/3L dari AP, midship, 1/3L dari FP, 1/6L dari FP, dan FP maka kita ukurkan 1/50 B (B = lebar kapal setempat pada potongan-potongan keatas harga-harga AP, 1/6L dari AP, 1/3L dari AP, midship, 1/3L dari FP, 1/6L dari FP, dan FP). Titik ini kemudian kita hubungkan satu sama lain sehingga terbentuklah gambar garis geladak tengah. Bentuk garis lengkungan geladak inilah yang menentukan cepat tidaknya air yang menggenangi geladak tersebut dapat mengalir ke tepi kapal, untuk selanjutnya disalurkan keluar lambung kapal.

Perhitungan Chamber = B / 50

= 22,98 / 50

= 0,4596

(Buku TBK 1, Bab 6, halaman 35) VIII.2. Menentukan Garis Kubu-Kubu (Bulwark)

Kubu-kubu (bulwark) ini umumnya merupakan penerusan keatas dari kulit lambung kapal dan biasanya mempunyai tinggi minimal 1000 mms ( didasarkan pada ketentuan Biro Klasifikasi Indonesia 2001 Volume II ). Pada dinding kubu-kubu ini dibuatkan lubang secukupnya untuk mengalirkan air yang masuk/naik ke geladak.

Bentuk kenaikan garis pagar ini adalah melengkung, selain dimaksudkan untuk memberi bentuk yang baik pada kapal juga dengan bentuk ini dimungkinkan tidak terjadi konsentrasi/pemusatan tegangan pada tempat atau daerah penaikan tersebut.

VIII.3. Menentukan Garis Sent (Cent Line)

Yang dimaksud dengan garis sent (diagonal) ialah garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik yang ada pada garis tengah (center line) dan membuat sudut dengan garis tengah itu. Adapun keperluan dari garis sent ini adalah untuk mengetahui kebenaran dari bentuk-bentuk gading-gading ukur ke arah diagonal. Kalau sekiranya bentuk gading gading ukur itu kurang baik maka bentuk garis sent itu akan kurang baik pula.

Untuk menggambar bentuk garis sent ini dilakukan dengan cara menentukan titik-titik perpotongan antara garis-garis pada tiap-tiap station dengan garis diagonal yang menghubungkan antara garis sarat (T) air dengan garis dasar (base line), dengan garis tengah (center line) pada Body Plan. Jarak titik-titik tersebut ke center line, kemudian diukurkan ke Half Breath Plan dan dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk garis lengkungan (cent line) yang dimaksud. BAB IX

MENENTUKAN POOPDECK DAN FORECASTLE DECKIX.1. Menentukan Geladak Kimbul (Poop Deck)Geladak kimbul (poop deck) adalah geladak yang langsung terletak diatas geladak utama. Umumnya ruangan dibawah geladak kimbul ini dipakai untuk ruangan akomodasi anak buah kapal. Tinggi geladak kimbul diukur dari geladak atau deck adalah 2,2 2,4 m yaitu tidak boleh lebih rendah dari tinggi orang.

Lebar geladak kimbul adalah sama dengan lebar geladak yang ada di bawahnya. Sedangkan panjangnya banyak ditentukan oleh pihak perencana. Salah satu pertimbangan yang cukup penting adalah misalnya seberapa banyak ruangan yang dibutuhkan untuk akomodasi dimana hal ini ditentukan oleh seberapa banyak anak buah kapal yang akan dipekerjakan di kapal tersebut dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Panjang Poopdeck = (15% - 20% x Lpp) diukur dari AP

= 20% x 156,74 m

= 31,348 m

Tinggi Poop deck = 2,4 m (Interval 2,2 2,4 )

IX.2. Menentukan Geladak Agil (Forecastle Deck)Geladak agil adalah geladak dibagian haluan kapal yang langsung terletak diatas geladak utama. Ruangan yang ada dibawah ge;adak agil ini umumnya dipakai untuk gudang, bengkel, & kadang-kadang untuk akomodasi anak buah kapal. Pada geladak agil ini ditempatkan perlengkapan-perlengkapan kapal untuk berlabuh dan bertambat seperti misalnya Anchor, border-border, talitemali dan sebagainya. Tinggi geladak agil sama dengan geladak kimbul yaitu berkisar antara 2,2 2,4 m.

Panjang Forecastle deck

= (10% - 15% x Lpp) diukur dari FP

= 10% x 156,74

= 15,674 m

Tinggi forecastle deck = 2.4 m (Interval 2,2 2,4)LAMPIRAN1. Body Plan Ms. Excel

Station AP-9

Station 10-FP

2. Halh Breadth Plan Ms. Excel

3. Body Plan Autocad

4. Sheer Plan Autocad

5. Half Breadth Plan Autocad

DAFTAR PUSTAKA1. Run Ship Software2. Diktat Tugas Merancang 1 Lines Plan (Rencana Garis)

3. Teori Bangunan Kapal I

(Perhitungan Sheer, Chamber, Poopdeck, Forecastle deck, dan Penampang melintang)

4. BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Vol. II tahun 20095. Ship Design and Performance for Masters and MatesII

Muhammad Zulfikar A. J. 221090114130116

_1460998071.unknown

_1474291598.unknown

_1474654000.unknown

_1504391141.unknown

_1504394826.unknown

_1474654260.unknown

_1474654965.unknown

_1474655181.unknown

_1474654329.unknown

_1474654102.unknown

_1474292077.unknown

_1474292115.unknown

_1474653900.unknown

_1474291776.unknown

_1474291462.unknown

_1474291521.unknown

_1460998279.unknown

_1460998531.unknown

_1445009022.unknown

_1445009028.vsd1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

AP

FP

_1445009031.unknown

_1460997420.unknown

_1445009030.unknown

_1445009025.unknown

_1445009027.unknown

_1445009023.unknown

_1445009013.unknown

_1445009018.unknown

_1445009020.unknown

_1445009021.unknown

_1445009019.unknown

_1445009016.unknown

_1445009017.unknown

_1445009015.unknown

_1445009005.unknown

_1445009009.unknown

_1445009012.unknown

_1445009007.unknown

_1445009003.unknown

_1445009004.unknown

_1445008999.dwg

_1445009001.unknown

_1445008997.dwg