laporan biofarma

30
LAPORAN KUNJUNGAN KE BIOFARMA DISUSUN OLEH KELOMPOK V: 1. Siti Monalisa (06121410003) 2. Susi Marsely (06121410016) 3. Intan Ayu (06121410019) 4. Siska Sismawati (06121410020) DOSEN PEMBIMBING : Drs.Made Sukaryawan., M.si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: mukholismujahid

Post on 02-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan kunjungan biofarma

TRANSCRIPT

LAPORAN KUNJUNGAN KE BIOFARMA

DISUSUN OLEH KELOMPOK V:1. Siti Monalisa (06121410003)2. Susi Marsely (06121410016)3. Intan Ayu (06121410019)4. Siska Sismawati (06121410020) DOSEN PEMBIMBING: Drs.Made Sukaryawan., M.si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA2015

Sejarah Biofarma Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.P. Graaf Van Limburg Stirum ( 1916 1921), timbul gagasan untuk memindahkan Ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung. Karena faktor kondisi alam dan udara yang segar, maka Tuan H. F. Tilema merekomendasikan agar Kota Bandung dipilih sebagai Ibukota Wilayah Hindia Belanda.Usulan tersebut secara berangsur mulai dilaksanakan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1920, setelah mendapat dukungan dari Prof. Ir. J. Kolopper, Rector Magnificus dari Bandoengeche Techniseche Hoogeschool (ITB). Maka berbagai pihak menyambut ide pemindahan tersebut dengah memindahkan fungsi dan bangunan umum ke Bandung, seperti Kantor Pusat Dagang Perusahaan- perusahaan asing, Tentara Bala Keselamatan ( Leger des Hells).Instasi Pemerintah kemudian menyusul pindah ke Bandung, kemudian pindah pula sebagian dari Departemen Perdagangan dari Bogor, Kantor Keuangan, dan Lembaga Penelitian Cacar yang bergabung dengan Institut Pasteur yang telah berada di Bandung, atau sekarang lebih dikenal dengan Bio Farma.Institut Pasteur juga didirikan untuk mengatasi wabah penyakit tropis, sejak tahun 1895 di Bandung mulai dirintis pembangunan kompleks bangunan Institut Pasteur.Bio Farma merupakan Badan Usaha Milik Negara, di bawah pengawasan Menteri Kesehatan dan bertanggung jawab dalam memproduksi produk produk biologis, terutama vaksin, serum dan diagnostika.Pada mulanya merupakan bagian dari rumah sakit Militer di Batavia dan hanya memproduksi vaksin cacar. Vaksin yang diproduksi terus berkembang. Pada tahun 1985 memberikan perawatan Rabies. Nyland (salah satu pimpinan Bo Farina terdahulu) memperkenalkan vaksin baru yang mengandung vaksin rabies. Dilanjutkan dengan produksi vaksin kolera dan tipus.Institut Pasteur secara resmi ditugaskan oleh Pemerintah untuk memproduksi vaksin dan sera pada tahun 1913, pembuatan tetanus dan difteri formol toksoid secara statistik. Lalu memproduksi serum anti tetanus yang pertama, mulai digalakan imunisasi di lingkungan Angkatan Darat terhadap Kolera, Typus dan Paratypus A pada tahun 1915.Baru pada tahun 1923 Institut Pasteur memulai kegiatannya di Bandung dan dilengkapi dengan Labotarium Diagnostik. Tahun 1925 penelitian dalam bidang Bio Kimia klinik dimulai. Pembuatan vaksin terus berlanjut, Otten memperkenalkan Vaksin Cacar Kering (room dried smallpox vaccine). Maria Van Stockum berhasil membuat vaksin rabies yang diinaktifasi dengan formalin dan berasal dari otak kera pada tahun 1930, sedangkan pada tahun 1934 Otten berhasil membuat Vaksin sampan (Pes) hidup yang berasal dari suku Pasteurella pesits Ciwidey yang avirulen (natural attenuated).Didirikan Labotarium Virus dan kultur Jaringan pada tahun 1957, yang digunakan WHO dalam mendiagnosa Cacar untuk negara- negara Asia Tenggara pads tahun 1969. Produksi vaksin terus berkembang, seperti produksi vaksin BCG yang dimulai dengan menggunakan primary seed lot dari Pasteur Instituut Paris, vaksin cacar beku kering diperkenalkan tahun 1968.Tahun 1971 didirikan Bagian Pengawasan Mutu dan Labotarium Mycology, sedangkan perkembangan pembuatan vaksin juga terus berkembang. Pada tahun 1982 digunakan mesin fermentor 1000 1 yang berasal dari Shinko Pflauder, yang dilengkapi dan dipasang oleh Commonwealth Serum Labotary (CSL) untuk Produksi Tetanus.Pada bulan November 1986 pabrik cairan infus diresmikan, dilanjutkan dengan pembangunan Sarana Produksi dan Pengawasan Mutu Vaksin Polio dan Campak yang diresmikan menteri kesehatan saat itu (1990), Bpk Dr. Adhityatma MPH, dan selesai pada akhir 1991.Sejak didirikan seabad yang lalu Bio Farma telah mengalami beberapa kali pergantian nama: Agustus 1890 Didirikan dengan surat keputusan Gubemur Jendral Hindia Belanda bertempat di Rumah Sakit Militer Weltevreden Jakarta dengan nama Parc Vaceinogen.1895-1901 Parc Vaccinogene Instituut Pasteur1902-1941 Landskoepok Inrichling en Instituut Pasteur1942-1945 Bandung Boeki Kenkyushoo1945 Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur1946 Kegiatan berpindah ke Klaten/ Yogyakarta1946-1949 Selama Bandung diduduki Belanda, namanya kembali menjadi Landskopoepok Inrichting en Instituut Pasteur.1950-1954 Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur1955-1960 Perusahaan Negara Pasteur1961-1978 Perusahaan Negara Bio Farma1978 Perusahaan Umum Bio Farma.

VaksinSejarah vaksinSejak vaksin diperkenalkan Edward Jenner 1796, vaksinasi sering dilakukan untukmelindungi manusia dan hewan terhadap infeksi virus. Keberhasilan vaksinasi tercermin dari berkurangnya penyakit-penyakit infeksi pada manusia dan hewan ternak. Vaksinasi sekarang menjadi istilah umum untuk pemaparan antigen terhadap manusia atau binatang dalam membangkitkan respon kekebalan. Kebanyakan vaksin virus yang digunakan saat ini merupakan sel utuh yang telah dilemahkan atau dimatikan. Keuntungan vaksin ini pada umumnya mampu menghasilkan imunitas cukup lama dan merangsang seluruh reaksi kekebalan pada host yaitu humoral antibody dan cell-mediated (Wija, 2013).

Pengertian VaksinVaksin berasal dari kata vaccinus yang berarti berasal dari sapi. Sejarah vaksinasi dapat dikatakan dimulai sejak 1796 ketika seorang dokter desa melakukan vaksinasi menggunakan virus cacar sapi untuk memberi kekebalan pada manusia terhadap infeksi cacar (smallpox). Kemudian setelah pengetahuan tentang penyakit infeksi berkembang pada akhir abad 19, maka perkembangan vaksin pun mulai meramaikan dunia kesehatan dalam memerangi penyakit infeksi. Sejak masa tersebut berbagai macam vaksin dibuat dan dikembangkan, seperti vaksin terhadap rabies, anthrax, penyakit-penyakit enterobakteria. Pembuatan vaksin biasanya memerlukan organisme hidup seperti toksin bakteri atau immune sera dalam jumlah besar. Pertumbuhan bakteri biasanya dilakukan pada media cair dalam bejana fermentor. Media ditetapkan secara kimia dan kondisi pembiakan diatur dengan tepat, seperti temperatur, pH, oksigen dan sebagainya. Untuk pembuatan vaksin virus, pertumbuhan dapat dilakukan dalam host atau biakan sel hidup. Vaksin smallpox dapat dibiakkan pada dermis anak sapi domba, kerbau atau yang lain. Vaksin influenza dan yellow fever dapat dibiakkan pada fertile hens eggs. Beberapa virus dapat ditumbuhkan pada biakan sel. Biasanya sel disiapkan dari monkey kidney, chick embryo atau human diploid cells.Inaktivasi atau detoksifikasi vaksin bakteri dapat dilakukan dengan pemanasan atau desinfektan, misalnya formalin untuk inaktivasi Bordetella pertusis sebagai whooping-cough vaccine, dapat juga untuk detoksifikasi toksin Corynebacterium diphtheriae dan Clostridium tetani sebagai vaksin diphtheria dan tetanus. Phenol juga digunakan inaktivasi Vibrio cholerae dan Salmonella typhi sebagai vaksin kholera dan tifoid (Maya, 2013).Beberapa prinsip rekayasa genetika dalam pembuatan vaksin adalah sebagai berikut (Bioteknologi, 2009):1. mengisolasi / memisahkan gen-gen dari organisme penyebab sakit yang berperan dalam menghasilkan antigen yang merangsang limfosit untuk menghasilkan antibodi.2. menyisipkan gen-gen di atas, ke tubuh organisme yang kekurangan pathogen.3. mengulturkan orgamisme hasil rekayasa genetika, sehingga menghasilkan antigen dalam jumlah banyak.4. mengekstraksi antigen, lalu digunakan sebagai vaksin.

Metode Pembuatan Vaksin Proses Pembuatan VaksinProduksi vaksin antivirus saat ini merupakan sebuah proses rumit bahkan setelah tugas yang berat untuk membuat vaksin potensial di laboratorium. Perubahan dari produksi vaksin potensial dengan jumlah kecil menjadi produksi bergalon-galon vaksin yang aman dalam sebuah situasi produksi sangat dramatis, dan prosedur laboratorium yang sederhana tidak dapat digunakan untuk meningkatkan skala produksi.Pengembangan vaksin untuk melindungi manusia dari penyakit virus adalah salah satu keunggulan dari pengobatan modern. Vaksin pertama diproduksi oleh Edward Jenner pada tahun 1796 untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit cacar. Jenner menyadari bahwa pemerah susu yang telah tertular cacar sapi, sebuah infeksi yang relatif tidak berbahaya, menjadi tahan terhadap penyakit cacar, sebuah penyakit manusia yang sering menjadi epidemi dengan angka kematian yang sangat tinggi. Jenner berteori bahwa yang cacar sapi, penyakit hewan, tidak berbeda dengan penyakit cacar. Dia menyimpulkan bahwa reaksi manusia terhadap suntikan virus cacar sapi entah bagaimana mekanismenya akan mengajarkan tubuh manusia bagaimana untuk menghadapi kedua virus ini sehingga tidak menyebabkan penyakit berat atau kematian. Saat ini, penyakit cacar sudah benar-benar diberantas. Hanya dua sampel beku dari virus ganas ini yang masih disimpan (satu di Amerika Serikat, yang lain di Rusia). Pada pertengahan tahun 1995 ada perdebatan ilmiah yang serius tentang apakah sampel akan dihancurkan, atau tetap disimpan untuk studi laboratorium lebih lanjut. Virus terdiri dari sejumlah kecil RNA (asam ribonukleat) atau DNA (asam deoksiribonukleat), bahan dalam semua sel hidup yang menginstruksikan sel bagaimana untuk tumbuh dan berkembang biak. Virus tidak dapat mereproduksi dengan sendirinya, tapi hanya dengan mengambil alih inti sel host dan memerintahkan sel untuk membuat virus. Ketika virus berhasil menyerang organisme, virus itu mengambil alih proses pertumbuhan sel dalam host. Dalam keadaan biasa, tubuh manusia bereaksi terhadap invasi virus dengan beberapa cara berbeda. Kekebalan secara umum terhadap virus dapat dikembangkan oleh sel-sel dalam tubuh yang menjadi sasaran invasi virus. Dalam situasi ini, virus akan dicegah agar tidak mendapatkan akses ke sel inang. Sebuah perlindungan yang lebih umum adalah kemampuan tubuh untuk membuat sel-sel darah dan getah bening yang merusak atau membatasi efektivitas dari serangan virus. Seringkali, tubuh manusia yang terinfeksi akan mempelajari bagaimana merespon terhadap virus tertentu di masa depan, sehingga infeksi tunggal, terutama dari virus yang relatif jinak, biasanya mengajarkan tubuh bagaimana cara untuk merespon invasi tambahan dari virus yang sama. Common cold, misalnya, disebabkan oleh satu dari ratusan virus. Setelah sembuh dari pilek, kebanyakan orang resisten terhadap virus tertentu yang menyebabkan flu tersebut, meskipun virus flu serupa masih akan menyebabkan gejala yang sama atau identik. Untuk beberapa virus berbahaya, seseorang mungkin bahkan sudah mengembangkan kekebalan terhadap virus tanpa menampakkan gejala sakit sama sekali. Biasanya ada beberapa variasi atau strain dari virus tertentu. Tergantung pada jumlah variasi, ahli biologi mengelompokkan virus sesuai jenis atau strainnya. Vaksin sering dibuat dari lebih dari satu kelompok virus yang berkaitan. Reaksi pencegahan yang timbul dengan vaksinasi multivalen mungkin akan menyebabkan kekebalan untuk hampir semua varian kelompok virus, atau setidaknya untuk varian virus yang seseorang lebih mungkin terkena. Pilihan spesifik dari kelompok virus untuk digunakan dalam pembuatan vaksin ditentukan dengan hati-hati dan secara bersama-sama. Benih VirusProduksi vaksin dimulai dengan sejumlah kecil virus tertentu (atau disebut benih). Virus harus bebas dari kotoran, baik berupa virus yang serupa atau variasi dari jenis virus yang sama. Selain itu, benih harus disimpan dalam kondisi ideal, biasanya beku, yang mencegah virus menjadi lebih kuat atau lebih lemah dari yang diinginkan. Benih disimpan dalam gelas kecil atau wadah plastik. Jumlah yang kecil hanya 5 atau 10 sentimeter kubik, mengandung ribuan hingga jutaan virus, nantinya dapat dibuat menjadi ratusan liter vaksin. Freezer dipertahankan pada suhu tertentu. Grafik di luar freezer akan mencatat secara terus menerus suhu freezer. Sensor terhubung dengan alarm yang dapat didengar atau alarm komputer yang akan menyala jika suhu freezer berada di luar suhu yang seharusnya. Pertumbuhan Virus Setelah mencairkan dan memanaskan benih virus dalam kondisi tertentu secara hati-hati (misalnya, pada suhu kamar atau dalam bak air), sejumlah kecil sel virus ditempatkan ke dalam pabrik sel, sebuah mesin kecil yang telah dilengkapi sebuah media pertumbuhan yang tepat sehingga sel memungkinkan virus untuk berkembang biak. Setiap jenis virus tumbuh terbaik di media tertentu, namun semua media umumnya mengandung protein yang berasal dari mamalia, misalnya protein murni dari darah sapi. Media juga mengandung protein lain dan senyawa organik yang mendorong reproduksi sel virus. Penyediaan media yang benar, pada suhu yang tepat, dan dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan, virus akan bertambah banyak. Selain suhu, faktor-faktor lain harus dipantau adalah pH. pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan, diukur pada skala dari 0 sampai 14. dan virus harus disimpan pada pH yang tepat dalam pabrik sel. Air tawar yang tidak asam atau basa (netral) memiliki pH 7. Meskipun wadah di mana sel-sel tumbuh tidak terlalu besar (mungkin ukuran pot 4-8 liter), terdapat sejumlah katup, tabung, dan sensor yang terhubung dengannya. Sensor memantau pH dan suhu, dan ada berbagai koneksi untuk menambahkan media atau bahan kimia seperti oksigen untuk mempertahankan pH, tempat untuk mengambil sampel untuk analisis mikroskopik, dan pengaturan steril untuk menambahkan komponen ke pabrik sel dan mengambil produk setengah jadi ketika siap. Virus dari pabrik sel ini kemudian dipisahkan dari media, dan ditempatkan dalam media kedua untuk penumbuhan tambahan. Metode awal yang dipakai 40 atau 50 tahun yang lalu yaitu menggunakan botol untuk menyimpan campuran, dan pertumbuhan yang dihasilkan berupa satu lapis virus di permukaan media. Peneliti kemudian menemukan bahwa jika botol itu berubah posisi saat virus tumbuh, virus bisa tetap dihasilkan karena lapisan virus tumbuh pada semua permukaan dalam botol.

Sebuah penemuan penting dalam tahun 1940-an adalah bahwa pertumbuhan sel sangat dirangsang oleh penambahan enzim pada medium, yang paling umum digunakan yaitu tripsin. Enzim adalah protein yang juga berfungsi sebagai katalis dalam memberi makan dan pertumbuhan sel. Dalam praktek saat ini, botol tidak digunakan sama sekali. Virus yang sedang tumbuh disimpan dalam wadah yang lebih besar namun mirip dengan pabrik sel, dan dicampur dengan manik-manik, partikel mikroskopis dimana virus dapat menempelkan diri. Penggunaan manik-manik memberi virus daerah yang lebih besar untuk menempelkan diri, dan akibatnya, pertumbuhan virus menjadi yang jauh lebih besar. Seperti dalam pabrik sel, suhu dan pH dikontrol secara ketat. Waktu yang dihabiskan virus untuk tumbuh bervariasi sesuai dengan jenis virus yang diproduksi, dan hal itu sebuah rahasia yang dijaga ketat oleh pabrik.

Pemisahan Virus

Ketika sudah tercapai jumlah virus yang cukup banyak, virus dipisahkan dari manik-manik dalam satu atau beberapa cara. Kaldu ini kemudian dialirkan melalui sebuah filter dengan bukaan yang cukup besar yang memungkinkan virus untuk melewatinya, namun cukup kecil untuk mencegah manik-manik dapat lewat. Campuran ini sentrifugasi beberapa kali untuk memisahkan virus dari manik-manik dalam wadah sehingga virus kemudian dapat dipisahkan. Alternatif lain yaitu dengan mengaliri campuran manik-manik dengan media lain sehingga mencuci manik-manik dari virus. Memilih Strain VirusVaksin bisa dibuat baik dari virus yang dilemahkan atau virus yang dimatikan. Pemilihan satu dari yang lain tergantung pada sejumlah faktor termasuk kemanjuran vaksin yang dihasilkan dan efek sekunder. Virus yang dibuat hamper setiap tahun sebagai respon terhadap varian baru virus penyebab, biasanya berupa virus yang dilemahkan. Virulensi virus bisa menentukan pilihan; vaksin rabies, misalnya, selalu vaksin dari virus yang dimatikan. Jika vaksin dari virus dilemahkan, virus biasanya dilemahkan sebelum dimulai proses produksi. Strain yang dipilih secara hati-hati dibudidayakan (ditumbuhkan) berulang kali di berbagai media. Ada jenis virus yang benar-benar menjadi kuat saat mereka tumbuh. Strain ini jelas tidak dapat digunakan untuk vaksin attenuated. Strain lainnya menjadi terlalu lemah karena dibudidayakan berulang-ulang, dan ini juga tidak dapat diterima untuk penggunaan vaksin. Seperti bubur, kursi, dan tempat tidur yang disukai Goldilocks, hanya beberapa virus yang tepat mencapai tingkat atenuasi yang membuat mereka dapat diterima untuk penggunaan vaksin, dan tidak mengalami perubahan dalam kekuatannya. Teknologi molekuler terbaru telah memungkinkan atenuasi virus hidup dengan memanipulasi molekul, tetapi metode ini masih langka.

Virus ini kemudian dipisahkan dari media tempat dimana virus itu tumbuh. Vaksin yang berasal dari beberapa jenis virus (seperti kebanyakan vaksin) dikombinasikan sebelum pengemasan. Jumlah aktual dari vaksin yang diberikan kepada pasien akan relatif kecil dibandingkan dengan jumlah medium yang dengan apa vaksin tersebut diberikan. Keputusan mengenai apakah akan menggunakan air, alkohol, atau solusi lain untuk injeksi vaksin, misalnya, dibuat setelah tes berulang-ulang demi keselamatan, steritilitas, dan stabilitas.

Pengontrolan Kualitas

Gaun Tyvek untuk melindungi pekerja yang membuat dan mengemas vaksinUntuk melindungi kemurnian vaksin dan keselamatan pekerja yang membuat dan mengemas vaksin, kondisi kebersihan laboratorium diamati pada seluruh prosedur. Semua transfer virus dan media dilakukan dalam kondisi steril, dan semua instrumen yang digunakan disterilisasi dalam autoklaf (mesin yang membunuh organisme dengan suhu tinggi, dan yang berukuran sekecil kotak perhiasan atau sebesar lift) sebelum dan sesudah digunakan. Pekerja yang melakukan prosedur memakai pakaian pelindung yang meliputi gaun Tyvek sekali pakai, sarung tangan, sepatu bot, jaring rambut, dan masker wajah. Ruangan pabrik sendiri memakai AC yang khusus sehingga jumlah partikel di udara minimal. Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut.Vaksin Hepatitis B dan malaria adalah contoh pembuatan vaksin melalui bioteknologi modern. Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.Vaksin dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh manusia agar sistem kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di dunia dalam pencegahan serangan penyakit yang serius.Vaksin berasal dari sumber-sumber berikut:1. Mikroorganisme yang telah matiMenggunaan mikroorganisme yang telah mati antara lain digunakan untuk menghasilkan vaksin batuk rejan dari bakteri penyebab batuk rejan. Bakteri tersebut dimatikan dengan pemanasan atau penggunaan senyawa kimia untuk mendenaturasi enzimnya.1. Mikroorganisme yang telah dilemahkanVaksin yang dihasilkan dari mikroorganisme yang sudah dilemahkan disebut sebagai atermsi. Vaksin yang melawan aktivitas bakteri secara cepat merupakan vaksin atenuasi. Contoh vaksin yang menggunakan sumber tersebut adalah vaksin difteri dan tetanus yang dihasilkan dari substansi toksin yang sudah tidak berbahaya dari bakteri. Toksoid bertujuan untuk merangsang produksi toksin, namun mengurangi resiko terinfeksi oleh bakteri dari jenis tertentu.Tahap produksi vaksinProduksi vaksin memiliki beberapa tahap. Proses pembuatan vaksin memiliki langkah-langkah berikut: Inaktivasi-ini melibatkan membuat persiapan antigen Pemurnian-antigen terisolasi dimurnikan Perumusan-antigen dimurnikan dikombinasikan dengan ajuvan, stabilisator dan pengawet untuk membentuk persiapan akhir vaksinMenghasilkan antigen dari mikrobaProduksi awal melibatkan generasi antigen dari mikroba. Untuk ini virus atau mikroba tumbuh baik pada sel-sel dasar seperti telur ayam (misalnya di influenza) atau pada sel baris atau berbudaya manusia sel (misalnya Hepatitis A). Bakteri terhadap vaksin dikembangkan dapat tumbuh di bioreactors (misalnya Haemophilus influenzae tipe b). Antigen juga mungkin racun atau toxoid dari organisme (misalnya difteri atau tetanus) atau mungkin menjadi bagian dari mikroorganisme juga. Protein atau bagian dari organisme dapat dihasilkan jamur, bakteri atau sel budaya. Bakteri atau virus mungkin melemah dengan menggunakan bahan kimia atau panas untuk membuat vaksin (misalnya vaksin polio).Isolasi antigenSetelah antigen yang dihasilkan, sangat terisolasi dari sel-sel yang digunakan untuk menghasilkan itu. Untuk lemah atau selubung virus pemurnian lebih lanjut tidak mungkin diperlukan. Protein rekombinan perlu banyak operasi melibatkan kromatografi ultrafiltration dan kolom untuk pemurnian sebelum mereka siap untuk administrasi.Ajuvan, stabilisator dan pengawetSetelah antigen dikembangkan vaksin yang diformulasikan dengan menambahkan ajuvan, stabilisator dan pengawet. Peran ajuvan adalah untuk meningkatkan respon imun antigen. Stabilisator meningkatkan kehidupan penyimpanan, dan pengawet memungkinkan penggunaan multi dosis cawan.Hal ini sulit untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin kombinasi karena kemungkinan tidak kompatibel dan interaksi antara antigen dan bahan-bahan lain dari vaksin.Persyaratan-persyaratan produksi vaksinProduk perlu dilindungi dari udara, air dan kontaminasi manusia. Lingkungan perlu dilindungi dari tertumpah antigen.

Keuntungan dan Kerugian Vaksin

Keuntungan vaksin:1. penyakit infeksi akan sulit mewabah2. pengurangi biaya pegobatan3. memperkecil penyebaran penyakit4. Vaksinasi dapat mengurangi morbiditas dan menurunkan mortalitas5. Mempunyai daya proteksi : vaksin yang diberikan harus mampu melindungi penerima vaksin dari patogen.6. Dapat melindungi penerima vaksin dalam jangka waktu yang lama7. Mampu menimbulkan netralisasi oleh antibodi yang diberikan.8. Mampu memberikan proteksi dengan meningkatkan respons imun sekuler terutama pada patogen yang ultraseluler.kerugian vaksin:1. bisa menimbulkan efek samping2. dapat memperparah peyakit ketik a disuntikkan pada orang yang sedang terserang penyakit tersebut.

PENGGOLONGAN VAKSIN1.Berdasarkan asal antigen a.Berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated) 1)Virus : Polio (OPV), Campak, Yellow Fever2)Bakteri : BCGb.Berasal dari bibit penyakit yang dimatikan (inactivated)1)Seluruh partikel diambil: Virus : IPV (Inactivated Polio Vaccine), Rabies Bakteri: Pertusis2)Sebagian partikel diambil:a)Berdasarkan protein:Sub Unit : Aseluler PertusisToxoid: DTb)Berdasarkan PolisakaridaMurni: MeningicocalGabungan : Hib (Haemofilus Influenza type B)c)Rekombinan (rekayasa genetika): Hepatitis B 2.Berdasarkan Sensifitas terhadap suhu Vaksin sensitive suhu beku, yaitu golongan vaksin yang akan rusak terhadap suhu dingin di bawah 0 oC, seperti: Hepatitis B, DPT/HB, DT, TT Vaksin sensitife Panas, yaitu golongan vaksin yang akan rusak terhadap paparan panas yang berlebihan, seperti, Polio, Campak, dan BCGJENIS VAKSIN1. Vaksin BCG KeringDeskripsiVaksin ini adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin = BCG) dari strain Paris No. 1173-P2.2. Vaksin Jerap Difteri TetanusDeskripsiVaksin DT adalah vaksin yang mengandung toksoid Difteri dan Tetanus yang telah dimurnikan yang teradsorbsi ke dalam 3mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Potensi komponen vaksin per dosis sedikitnya 30 IU (International Unit) untuk potensi toksoid Difteri dan sedikitnya 40 IU untuk potensi toksoid Tetanus.3. Vaksin Jerap Difteri Tetanus PertusisDeskripsiVaksin DTP adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi yang teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml Aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Potensi vaksin per dosis tunggal sedikitnya 4 IU pertussis, 30 IU difteri, dan 60 IU tetanus.

4. Vaksin Jerap TetanusDeskripsiVaksin TT adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan yang teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin TT Digunakan untuk pencegahan tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi wanita usia subur, dan juga untuk pencegahan tetanus.5. Vaksin Tetanus Toksoid-UnijectVaksin TT adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan yang teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin TT digunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi wanita usia subur, dan juga untuk pencegahan tetanus.6. Vaksin Polio OralDeskripsiVaksin oral polio hidup adalah vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi viruspoliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (Strain Sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa. Vaksin oral polio ini telah memenuhi persyaratan WHO. (WHO-TRS:800,1990)

7. Vaksin Campak KeringDeskripsiVaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70, dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut steril yang tersedia secara terpisah untuk tujuan tersebut. Vaksin ini telah memenuhi persyaratan WHO untuk vaksin campak.

8. Vaksin Hepatisis B RekombinanDeskripsiVaksin Hepatisis B Rekombinan yang telah diinaktivasi dan bersifat non-infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha menggunakan teknologi DNA rekombinan. Vaksin ini merupakan suspensi berwarna putih yang diproduksi dari jaringan sel ragi yang mengandung gen HBsAg, yang dimurnikan dan diinaktivasi melalui beberapa tahap proses fisika kimia seperti ultrasentrifuse, kromatografi kolom, dan perlakuan dengan formaldehid.Vaksinasi dasar terdiri dari 3 dosis intramuskuler dengan jadual 0-1-6 bulan. Vaksinasi ulang diperlukan setiap 5 tahun setelah vaksinasi dasar.Vaksin Hepatisis B Rekombinan dapat diberikan serempak dengan Hepatisis B immunoglobulin pada tempat penyuntikan terpisah. Dan juga dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin DTP, OPV dengan menggunakan jarum suntik dan lokasi penyuntikan yang terpisah, dan tidak akan mengganggu respon imun terhadap vaksin-vaksin tersebut.9. Vaksin pertussis yang menimbulkan batuk-batuk parah pada manusia melalui bakteri Bortella pertussis. Kawasan padat penduduk sangat rawan atas penyakit ini, dengan gejala awal serupa flu.10. Vaksin pneumoniayang menyerang jaringan lobus-alveoli paru-paru manusia, yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae. Jika dibiarkan, penyakit ini umum menimbulkan komplikasi meningitis dan selulitis.11. Vaksin pneumonia konjugasiberawal dari kekurangan efektivitas vaksin polisakarida yang 23 valent. Karena itulah perlu di-"gandeng" (konjugasi) dengan protein untuk membasmi perkembangan bakteri Streptococcus pnemonia.12. Vaksin hemofilus influenza mencegah penyakit akibat serangan bakteri Haemophillus influenza B, yang menyerang infeksi pada semua jaringan berlendir manusia, terutama anak-anak.13. Vaksin meningitisyang ditujukan mencegah serangan pada selaput otak manusia, akibat serangan bakteri Neiiseria meningitidis atau N meningococcus. Penyakit ini bisa berkembang menjadi pandemi.14. Vaksin koleramengatasi serangan bakteri Vibrio chollera pada saluran pencernaan manusia. Indonesia sukses mengatasi ini, terutama saat tsunami Aceh terjadi pada akhir 2004 di pengungsian.15. Vaksin demam tifusakibat serangan bakteri Salmonella tiphi, yang menyebar melalui sisa-sisa ekskret alias kotoran manusia. Penyakit tifus sangat terkait dengan sanitasi lingkungan pemukiman manusia.16. Vaksin mump alias gondongan, yang disebabkan virus genus Rubulavirus, famili Paramyxoviridae. Menular melalui air liur, kontak langsung, bahan muntah, dan urin penderita.17. Vaksin rubellamencegah penyakit kulit parah berupa bintil kemerahan, disebabkan virus dari genus Rubivirus, famili Togavirus. Penyakit ini menular melalui saluran pernafasan atas dan bisa menimbulkan limpa bengkak.

18. Vaksin influenzayang belakangan ini semakin dipentingkan banyak negara terutama setelah serangan banyak penyakit terkait influenza. Penyakit akibat virus ini tergolong penyakit kuno yang terus berkembang, terkini adalah virus flu burung dengan berbagai variannya.PT Bio Farma telah memproduksi vaksin untuk mengatasi sebagian besar varian influenza ini, yaitu vaksin Flubio.Vaksin rabies pencegah penyakit yang banyak ditularkan melalui hewan berdarah panas. Bali merupakan satu provinsi yang paling gencar memberantas penyakit rabies ini. Penyakit ini menyumbang besar atas pemahaman virologi, dirintis oleh Louis Pasteur. Disebabkan virus famili Rhaboviridae.R. Vaksin cacar, pencegah penyakit akibat virus variola, yang termasuk penyakit kuno dalam peradaban manusia. Seorang faraoh ternama Mesir Kuno, Faraoh Ramses V, diketahui meninggal akibat cacar ini.S. Vaksin kanker serviks, guna mencegah kanker mulut rahim perempuan, akibat virus Human Papilloma Virus. Indikasi awal bisa ditempuh melalui pemeriksaan kesehatan seturut metode pap smear.

19. Pentabio Vaksin DTP-HB-HibPentabio adalah Vaksin DTP-HB-Hib (Vaksin Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B Rekombinan, Haemophilus influenzae tipe b) berupa suspensi homogen yang mengandung toksoid tetanus dan difter-i murni, bakter-i pertusis (batuk rejan) inaktif,antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius, dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus influenzae tipe b tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus. HBsAg diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi. Vaksin dijerap pada aluminium fosfat. Thimerosal digunakan sebagai pengawet. Polisakarida berasal dari bakteri Hib yang ditumbuhkan pada media tertentu, dan kemudian dimurnikan melalui serangkaian tahap ultrafiltrasi.DAFTAR PUSTAKAAnonim.2010.Sejarah biofarma.http://id.wikipedia.org/wiki/Biofarmadiakses tanggal 28 Maret 2015Anonim.2010.Sejarah Vaksin. http://www.biofarma.co.id/?page_id=16452 diakses tanggal 28 Maret 2015Anonim.2011.Vaksin. http://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin diakses tanggal 28 Maret 2015