laporan berat jenis & komposisi

36
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH OLEH: NAMA : IRMA SURIANTI NO. BP : 1010942024 HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SABTU/ 31 MARET 2012 KELOMPOK : IV B (EMPAT B) REKAN KERJA : ICHSAN APRIS (1010941013) ASISTEN: FENI AGUSTINA LABORATORIUM PENGELOLAAN BUANGAN PADAT

Upload: nanda-elin-junaidi

Post on 10-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH

OLEH:

NAMA : IRMA SURIANTI

NO. BP : 1010942024

HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SABTU/ 31 MARET 2012

KELOMPOK : IV B (EMPAT B)

REKAN KERJA : ICHSAN APRIS (1010941013)

ASISTEN:

FENI AGUSTINA

LABORATORIUM PENGELOLAAN BUANGAN PADAT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum berat jenis dan komposisi sampah adalah:

1. Mengetahui berat jenis sampah dari suatu sumber domestik, komersil, dan

institusi.;

2. Mengetahui komposisi sampel sampah dari sumber domestik, komersil, dan

institusi.

1.2 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan berat jenis dan komposisi sampah adalah:

1. Sampah diukur berat dan volumenya dalam suatu wadah yang diketahui

volumenya;

2. Sampah dipilah-pilah berdasarkan komponennya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Buangan padat atau sampah adalah segala sesuatu yang tidak diinginkan

keberadaannya oleh manusia pada waktu tertentu. Pada awalnya sampah tidaklah

menjadi masalah bagi manusia dan lingkungan karena sampah yang dibuang ke

tanah masih dapat diolah sendiri oleh alam, sebab jumlah manusia yang

membuang sampah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dari luas area tanah

penerimanya. Selain itu sampah yang dihasilkan masih banyak yang bersifat dapat

membusuk ( G.Tchobanoglous, 1993).

Dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan per kapita dan teknologi

maka bertambah pula jenis dan kualitas sampah sehingga masalah sampah

dirasakan mulai mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan dengan

tercemarnya tanah, air dan udara. Berdasarkan alasan tersebut, maka masalah

sampah mulai menjadi perhatian dan diusahakan mencari solusi untuk

pengelolaannya (Soemirat, 1994).

Sampah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal seperti dibawah ini, yaitu

(Damanhuri, 2004):

1. Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya antara lain:

a. Sampah permukiman;

b. Sampah daerah komersil;

c. Sampah institusi;

d. Sampah konstruksi dan pembongkaran bangunan;

e. Sampah fasilitas umum;

f. Sampah kawasan industri;

g. Sampah pertanian.

2. Berdasarkan cara penanganan dan pengolahan sampah dibedakan berdasarkan:

a. Komponen yang mudah membusuk;

b. Komponen bervolume besar dan mudah terbakar;

c. Komponen bervolume besar dan sulit terbakar;

d. Komponen kecil dan sulit terbakar;

e. Wadah bekas;

f. Tabung bertekanan/gas;

g. Serbuk dan abu;

h. Lumpur baik organk maupun non organik;

i. Puing bangunan;

j. Kendaraan terpakai;

k. Sampah radioaktif.

3. Klasifikasikan sampah dari negara industri dibedakan atas:

a. Sampah organik mudah membusuk (garbage);

b. Sampah organik tak membusuk (rubbish);

c. Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes);

d. Sampah bangkai binatang;

e. Sampah sapuan jalan;

f. Sampah buangan konstruksi.

4. Klasifikasi sampah berdasarkan komposisi antara lain:

a. Sampah seragam seperti kertas, karton;

b. Sampah tidak seragam (campuran).

5. Berdasarkan status pemukiman sampah dibedakan atas:

a. Sampah kota;

b. Pedesaan.

6. Berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya sampah dapat digolongkan

menjadikan:

a. Sampah yang dapat membusuuk (garbage);

b. Sampah yang tidak membusuk (refuse);

c. Sampah berupa debu dan abu;

d. Sampah yang mengandung zat-zat kimia atau fisis yang berbahaya.

Komposisi sampah menyatakan komponen-komponen yang terdapat pada

sampah, biasanya dinyatakan dengan % berat. Data komposisi sampah diperlukan

dalam penentuan peralatan yang diperlukan dan perancangan sistem pengelolaan

persampahan. Dengan mengetahui komposisi sampah dapat ditentukan cara

pengolahan yang tepat dan yang paling efisien sehingga dapat diterapkan proses

pengolahannya. Komposisi sampah juga diperlukan untuk memilih dan

menentukan cara pengoperasian setiap peralatan dan fasilitas-fasilitas lainnya dan

untuk memperkirakan kelayakan pemanfaatan kembali sumber daya dan energi

dalam sampah, serta untuk perencanaan fasililtas pembuangan akhir.

(Tchobanoglous, 1993).

Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut (Damanhuri, 2004):

1. Frekuensi pengumpulan

Faktor ini akan mempengaruhi jumlah sampah yang akan terkumpul pada

tempat penampungan. Sampah anorganikjumlahnya akan terus bertambah dan

sampah organikakan berkurang karena proses dekomposisi.

2. Musim

Jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang

berlangsung.

3. Tingkat sosial ekonomi

Kondisi ekonomi mempengaruhi komposisi sampah yang dihasilkan.

Masyarakat dengan ekonomi tinggi cenderung menghasilkan sampah kering

seperti kertas, plastik dan kaleng.

4. Kemasan produk

Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi

komposisi sampah. Negara maju cenderung menggunakan kertas sebagai

pengemas, sedangkan negara berkembang menggunakan plastik sebagai

pengemas.

5. Cuaca

Di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembapan sampah juga akan tinggi.

6. Pendapatan per kapita

Masyarakat dari tingkat ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan total

sampah yang lebih sedikit dan homogen.

Dengan megetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah di atas,

setidaknya dapat dilakukan pengelolaan sampah dan memperhitungkan waktu

produksi sampah itu meningkat, waktu banyaknya gangguan pada proses

pengangkutan serta teknik kerja operasional dan prasarana apa yang tepat

digunakan. Pengelompokan berikutnya yang juga sering dilakukan berdasarkan

komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat (biasanya berat basah) atau %

volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan,

dan lain-lain. Komposisi dan sifat-sifat sampah menggambarkan keanekaragaman

aktivitas manusia.

Timbulan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain peralatan

yang digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material, dan

fasilitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah (Tchnobanoglous, 1993).

Timbulan sampah dinyatakan dalam timbulan dengan satuan volume

liter/orang/hari (l/o/h) atau liter/meter persegi bangunan/hari (l/m2/h) dan dengan

satuan berat kilogram/orang/hari (kg/o/h) atau kilogram/meter persegi

bangunan/hari (kg/m2/h) (Damanhiri, 2004)

Timbulan sampah dapat diperoleh dengan sampling (estimasi) berdasarkan

standar yang sudah tersedia. Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai satuan berat

seperti kg/o/hari, kg/m2/hari, kg/bed/hari dan sebagainya dan satuan volume

seperti L/o/hari, L/m2/hari, L/bed/hari dan sebagainya. Di Indonesia umumnya

menerapkan satuan volume. Penggunaan satuan volume dapat menimbulkan

kesalahan dalam interpretasi karena terdapat faktor kompaksi yang harus

diperhitungkan. Sebagai ilustrasi, 10 unit wadah yang berisi air masing-masing

100 liter, bila air tersebut disatukan dalam wadah yang besar, maka akan tetap

berisi 1000 liter air. Namun 10 unit wadah yang berisi sampah 100 liter, bila

sampah tersebut disatukan dalam sebuah wadah, maka volume sampah akan

berkurang karena mengalami kompaksi. Berat sampah akan tetap. Terdapat faktor

kompaksi yaitu densitas (Damanhuri, 2004).

BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan saat praktikum adalaha;

1. Wadah yang sudah diketahui volumenya;

2. timbangan

3. penggaris;

4. sarung tangan;

5. masker;

6. sampel sampah dari sumber domestik, komersial dan institusi;

7. sampel sampah yang sudah diketahui berat jenisnya.

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Berat Jenis Sampah

1. Sampel sampah diambil pada lokasi yang telah ditetapkan atau lokasi

sampling;

2. sampah dipisahkan berdasarkan domestik, komersil dan institusi;

3. timbang berat sampah satu per satu;

4. masukkan sampel sampah ke dalam kompaktor, hentakkan kompaktor

sebanyak tiga kali ke lantai, ukur tinggi sampah tersebut.

3.2.2 Komposisi Sampah

1. Sampel sampah dipilah-pilah berdasarkan komponennyan(missal :

logam, plastik, organik, karet, kayu, dsb);

2. setiap komponen hasil pemilahan ditimbang.

3.4 Rumus

1. Berat Jenis Sampah

Berat Jenis

2. Komposisi Sampah

Komponen Sampah x 100%

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Timbulan Sampah

Diameter wadah = 30 cm

Jari-jari wadah = 15 cm

Tinggi wadah kosong = 34 cm

1. Sampah domestik

a. High Income

T sebelum kompaksi = 22 cm

T setelah kompaksi = 19 cm

Massa sampel = 0,4 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,864 L

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 13, 4235 L x 0,864 L

= 11,5979 L

Berat Jenis

0,03 kg/L

b. Medium Income

Medium Income1

T sebelum kompaksi = 23 cm

T setelah kompaksi = 19 cm

Massa sampel = 0,4 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,827

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 13,4325 L x 0,827

= 11,11 L

Berat Jenis

0,036 kg/L

Medium Income2

T sebelum kompaksi = 15 cm

T setelah kompaksi = 12 cm

Massa sampel = 0,6 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,8

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 8,478 L x 0,8

= 6,78 L

Berat Jenis

0,09 kg/L

Medium Income3

T sebelum kompaksi = 26 cm

T setelah kompaksi = 19 cm

Massa sampel = 0,1 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,73

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 13,4235 L x 0,73

= 9,81 L

Berat Jenis

0,01 kg/h

Medium Income4

T sebelum kompaksi = 48 cm

T setelah kompaksi = 39 cm

Massa sampel = 2,4 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,8125

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 27,5535 L x 0,8125

= 22,39 L

Berat Jenis

0,12 kg/h

Medium Income5

T sebelum kompaksi = 51 cm

T setelah kompaksi = 42 cm

Massa sampel = 2,35 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,82

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 29,573 L x 0,82

= 24,44 L

Berat Jenis

0,096 kg/L

Medium Income6

T sebelum kompaksi = 45 cm

T setelah kompaksi = 37 cm

Massa sampel = 0,7 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,82

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 26,1405 L x 0,82

= 21,49 L

Berat Jenis

0,033 kg/L

Medium Income7

T sebelum kompaksi = 42 cm

T setelah kompaksi = 31 cm

Massa sampel = 1,55 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,74

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 21,9015 L x 0,74

= 16,17 L

Berat Jenis

0,096 kg/L

c. Low Income

Low Income1

T sebelum kompaksi = 26 cm

T setelah kompaksi = 18 cm

Massa sampel = 0,1 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,69

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 12,717 L x 0,69

= 8,8 L

Berat Jenis

0,068 kg/L

Low Income2

T sebelum kompaksi = 21 cm

T setelah kompaksi = 18 cm

Massa sampel = 0,1 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,86

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 12,717 L x 0,86

= 10,9 L

Berat Jenis

0,04 kg/L

2. Non Domestik

a. Komersil

Komersil1

T sebelum kompaksi = 14 cm

T setelah kompaksi = 11 cm

Massa sampel = 0,15 kg

Volume sebelum kompaksi=

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,786

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 7,7715 L x 0,786

= 6,12 L

Berat Jenis

0,02 kg/L

Komersil2

T sebelum kompaksi = 21 cm

T setelah kompaksi = 16 cm

Massa sampel = 0,2 kg

Volume sebelum kompaksi=

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,76

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 11,304 L x 0,76

= 8,61 L

Berat Jenis

0,023 kg/L

Komersil3

T sebelum kompaksi = 21 cm

T setelah kompaksi = 20 cm

Massa sampel = 0,4 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,95

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 14,130 L x 0,95

= 13,46 L

Berat Jenis

0,03 kg/L

Komersil4

T sebelum kompaksi = 7 cm

T setelah kompaksi = 5 cm

Massa sampel = 0,1 kg

Volume sebelum kompaksi=

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,71

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 3,5325 L x 0,71 L

= 2,52 L

Berat Jenis

0,04 kg/L

Komersil5

T sebelum kompaksi = 32 cm

T setelah kompaksi = 28 cm

Massa sampel = 0,1 kg

Volume sebelum kompaksi=

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,875

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 19,782 L x 0,875

= 17,3 L

Berat Jenis

0,2 kg/L

Komersil6

T sebelum kompaksi = 35 cm

T setelah kompaksi = 30 cm

Massa sampel = 2,8 kg

Volume sebelum kompaksi=

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,86

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 21,195 L x 0,86

= 18,17 L

Berat Jenis

0,154 kg/L

b. Institusi

Institusi1

T sebelum kompaksi = 40 cm

T setelah kompaksi = 30,5 cm

Massa sampel = 1,55 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi=

Faktor kompaksi =

= = 0,7625

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 21,2483 L x 0,7625

= 16,43 L

Berat Jenis

0,094 kg/L

Institusi2

T sebelum kompaksi = 23 cm

T setelah kompaksi = 18 cm

Massa sampel = 0,3 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,78

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 12,717 L x 0,78

= 9,95 L

Berat Jenis

0,03 kg/L

Institusi3

T sebelum kompaksi = 52 cm

T setelah kompaksi = 42 cm

Massa sampel = 1,4 kg

Volume sebelum kompaksi =

Volume setelah kompaksi =

Faktor kompaksi =

= = 0,81

Volume timbulan = volume setelah x faktor kompaksi

= 29,673 L x 0,81

= 23,97 L

Berat Jenis

0,04 kg/L

Perhitungan Komposisi Sampah

1. Domestik

Berat total

Organik x 100% = 72,775 %

Kulit Telur x 100% = 6,8 %

Kayu x 100% = 1,05%

Plastik x 100% = 11,52%

Botol plastik x 100% = 3,14%

B3 x 100% = 1,57%

Kertas x 100% = 3,14%

2. Non Domestik

a. Komersil

Berat total

Organik x 100% = 69,23%

Kulit telur x 100% = 1,4 %

Plastik x 100% = 22,4 %

Botol Plastik x 100% = 4,2 %

Kertas x 100% = 1,4 %

Karet x 100% = 1,4 %

b. Institusi

Berat total

Organik x 100% = 13,85%

Plastik x 100% = 9,23%

Kaca x 100% = 4,62%

Kertas x 100% = 69,23%

Kain x 100% = 3,1%

4.3 Analisa

Pada praktikum penentuan komposisi dan berat jenis sampah dari sumber

domestik, komersil dan insittusi kali ini praktikan melakukan sampling di

kelurahan Lolong Belanti, kecamatan Padang Utara, kota madya Padang. Sampel

diambil dari 19 sumber dengan rincian 10 sampel domestik, 6 sampel komersil

dan 3 sampel institusi. Sampel domestik dibagi lagi berdasarkan pendapatan

penduduk yakni satu dari sumber high income, 7 dari sumber medium income dan

2 dari sumber low income. Dari perhitungan yang dilakukan terhadap data yang

didapat saat praktikum didapatkan hasil berat jenis dan komposisi sampah

tercatum dalam tabel berikut:

DomestikSumber Berat Jenis (kg/L) Komposisi (%)

HI 0,03 OrganikKulit telurKayuPlastikBotol PlastikB3Kertas

72,7756,8

1,0511,523,141,573,14

MI1 0,036MI2 0,09MI3 0,01MI4 0,12MI5 0,096MI6 0,033MI7 0,096LI1 0,068LI2 0,04

KomersialSumber Berat Jenis (kg/L) Komposisi (%)

Komersial1 0,02 OrganikKulit telurPlastikBotol PlastikKertasKaret

69,231,4

22,44,21,41,4

Komersial2 0,023Komersial3 0,03Komersial4 0,04Komersial5 0,2Komersial6 0,154

InstitusiSumber Berat Jenis (kg/L) Komposisi (%)

Institusi1 0,094 OrganikPlastikKertasKacaKain

13,859,23

69,234,623,1

Institusi2 0,03Institusi3 0,04

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa berat jenis sampah di kelurahan Lolong

Belanti untuk sumber domestik paling rendah 0,01 kg/L dan paling tinggi 0,12

kg/L. Sampah dari sumber komersil memiliki berat jenis paling kecil 0,02 kg/L

dan paling tinggi 0,2 kg/L. Sampah dari sumber institusi memiliki berat jenis

paling kecil 0,03 kg/L dan paling tinggi 0,094 kg/L.

Komposisi sampah dari tiap sumber berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi karena

adanya perbedaan aktifitas manusia di dalamnya. Sampah domestik memiliki

komposisi sampah organik paling tinggi, diikuti oleh plastik, kulit telur, botol

plastik, kertas, B3 dan kayu. Hal ini disebabkan karena aktifitas di sumber

domestik sebagian besar adalah kegiatan rumah tangga seperti memasak yang

meghasilkan sampah organik, kulit telur, plastik dan kertas bekas bungkus

membeli keperluan rumah tangga. Kegiatan membersihkan halaman juga akan

menghasilkan sampah organik seperti kayu, sisa makanan dan sampa halaman.

Sampah B3 dihasilkan dari kegiatan sehari-hari seperti botol sampo.

Sampah dari kegiatan komersil juga memiliki komposisi paling tinggi sampah

organik, diikuti oleh sampah plastik, botol plastik, kulit telur, kertas dan karet.

Sampah organik, kulit telur dan karet dihasilkan terutama dari kegiatan penjualan

makanan seperti gorengan atau sate yang akan menghasilkan sampah kulit pisang,

kulit ubi dan bekas tempat ketupat dalam jumlah yang banyak. Sampah plastik

dan kertas berasal dari semua kegiatan komersil. Sampah botol plastik umumnya

berasal dari toko-toko kecil

Sampah dari institusi di dominasi oleh sampah kertas, diikuti oleh sampah

organik, pastik, kaca dan kain. Hal ini disebabkan karena institusi yang dijadikan

wilayah sampling adalah SMP, kantor Camat dan kantor lurah. Ketiga institusi ini

memiliki kegiatan yang sebagian besar menggunakan kertas. Hal ini akan

menyebabkan tingginya sampah kertas di institusi. Sampah organik berasal dari

sampah bekas pembungkus makanan dan sisa makanan. Sampah plastik umumnya

berasal dari bekas bungkus makanan ringan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa:

1. Berat jenis sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Lolong Belanti berkisar

antara 0,01 kg/L sampai 0,2 Kg/L;

2. komposisi sampah domestik adalah 72,775% sampah organik; 11,52% sampah

plastik; 6,8% sampah kulit telur; 3,14% sampah kertas; 3,14 % sampah botol

plastik; 1,57 sampah B3 dan 1,05% sampah kayu;

3. komposisi sampah komersil adalah 69,23% sampah organik; 22,4% sampah

plastik; 4,2% sampah botol plastic; 1,4% sampah kulit telur; 1,4% sampah

kertas dan 1,4% sampah karet;

4. komposisi sampah institusi adalah 69,23% sampah kertas; 13,85% sampah

organik; 9,23% sampah plastic; 4,62% sampah kaca dan 3,1% sampah kain.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah:

1. Memperhatikan prosedur kerja dengan baik;

2. Pada saat sampling, kantong plastik sebaiknya diberi label menurut sumber

sampah agar pada saat praktikum tidak bingung;

3. Melakukan pencatatan yang baik dan jelas mengenai data praktikum agar tidak

kesulitan saat melakukan perhitungan dan analisa;

4. Sebaiknya meminta penduduk untuk langsung memisahkan sampah agar pada

saat penentuan komposisi lebih mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Tchobanoglous, George, 1993. Integrated Solid Waste Management. New York:

Mc Graw Hill, Inc

Damanhuri, E., et, all, 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150. Teknik

Lingkungan ITB Edisi Semester I 2004/2005

Soemirat, juli. 1994. Kesehatan Lingkungan. Bandung: Gadjah Mada University

Press