laporan berat isi dan berat jenis tanah

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahan padat terdiri atas bahan organic pada berbagai tingkat pelapukan, termasuk humus, dan bahan mineral serta dengan adanya ruang pori yang berisi udara dan air. Bahan padat dan ruang pori tanah mempengaruhi berai isi dan berat jenis partikel, sehingga setiap jenis tanah mempunyai berat isi dan berat jenis yang berbeda pula. Maka dari itu, perlu adanya analisa dan praktikum tentang berat isi dan berat jenis partikel tanah pada penggunaan lahan yang berbeda, serta laporan ini akan membahas hasil praktikum berat isi dan berat jenis partikel tanah pada tanah yang digunakan pada lahan semusim dan hutan produksi. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum berat isi dan berat jenis partikel tanah ini adalah membandingkan berat isi tanah pada penggunaan lahan semusim dan hutan produksi. 1

Upload: ilham-nugroho

Post on 25-Jul-2015

4.992 views

Category:

Documents


110 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara

bahan padat, dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahan padat

terdiri atas bahan organic pada berbagai tingkat pelapukan,

termasuk humus, dan bahan mineral serta dengan adanya ruang

pori yang berisi udara dan air.

Bahan padat dan ruang pori tanah mempengaruhi berai isi

dan berat jenis partikel, sehingga setiap jenis tanah mempunyai

berat isi dan berat jenis yang berbeda pula. Maka dari itu, perlu

adanya analisa dan praktikum tentang berat isi dan berat jenis

partikel tanah pada penggunaan lahan yang berbeda, serta

laporan ini akan membahas hasil praktikum berat isi dan berat

jenis partikel tanah pada tanah yang digunakan pada lahan

semusim dan hutan produksi.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum berat isi dan berat jenis partikel

tanah ini adalah membandingkan berat isi tanah pada

penggunaan lahan semusim dan hutan produksi.

1

Page 2: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Berat Isi dan Berat Jenis Partikel Tanah

1.1.1. Berat Isi Tanah

a. Definisi

Berat isi tanah adalah ukuran pengepakan atau kompresi

partikel-partikel tanah ( pasir, debu, liat ).

(Pearson et al,1995)

Berat isi tanah ialah kerapatan tanah persatuan volume.

(Hanafiah,2005)

Berat isi adalah perbandingan antara masa tanah dengan

volume partikel ditambah dengan ruang pori.

(Kurniawan,2007)

Berat isi yaitu bobot per satuan volume tanah kering oven,

yang biasanya dinyatakan sebagai gram/cm3 .

(Henry,D.F,1994)

b. Metode pengukuran berat isi tanah

Metode silinder

Pengukuran berat isi dengan menggunakan silinder

yaitu silinder yang berbentuk tabung ditancapkan ke

dalam tanah sampai bagian atas silinder rata dengan

permukaan tanah. (Anonymous,

2009)

Metode clod

Pengukuran berat isi dengan metode clod digunakan

pada tanah yang bersifat mengembang dan mengerut

serta sulit diambil, contohnya dengan silinder.

(Anonymous, 2009)

2

Page 3: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

Metode boring

Metode boring digunakan untuk mengukur berat isi

tanah pada tanah yang mudahmengembang dan

mengerut, volume tanah mudah berubah-ubah karena

berubahnya kadar air dalam tanah. (Anonyomus,

2009)

Metode radioaktif ( sinar gamma )

Metode radioaktif, pada pengukuran berat isi tanah

digunakan secara langsung di tempat terbuka ( lapangan )

pada tanah-tanah yang mudah mengembang serta

mengerut, sehingga dalam penetapannya diperhitungkan

pada kondisi hisapan 1/3 bar. (Anonymous, 2009)

1.1.1. Berat Jenis Tanah

a. Definisi

Berat jenis partikel adalah perbandingan antara massa

satuan solum tanah padat dengan volume padatan tanah.

(Buck & Nyle, 1982)

Berat jenis partikel adalah berat tanah kering per satuan

volume partikel tanah ( tidak termasuk pori ).

(Handayanto et al, 2009)

Berat jenis adalah berat jenis tanah kering per satuan

volume partikel-partikel (padat) tanah (jadi tidak termasuk

volume pori-pori tanah).

(Hardjowigeno,1987)

Berat jenis adalah perbandingan massa total dari partikel

padatan dengan volume total tidak termasuk ruang pori

partikel. (Kurniawan,2007)

b. Metode pengukuran berat jenis tanah

Tentukan kadar lengas contoh tanah yang di analisa

3

Page 4: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

Timbang labu ukur kosong (x gram)

Isikan tanah kering udara sekitar 50 gram ke dalam labu

ukur. Kemudian timbang beserta labunya dan koreksi

dengan kadar lengas tanahnya ( Y = bobot labu kosong +

tanah kering oven)

Tambahkan air kurang lebih setengahnya sambil membilas

tanah yang menempel di leher labu.

Untuk mengusir udara yang terjerat dalam tanah, labu

didihkan berlahan-lahan beberapa menit.

Dinginkan labu beserta isinya sampai mencapai suhu

ruangan, kemudian tambahkan air dingin yang telah

didihkan sampai batas volume, lalu timbang (Z gram)

Keluarkan isi labu ukur, cuci, kemudian isi dengan air

dingin yang telah dididihkan sampai batas volume.

Timbang (A gram) tidak usah dilakukan bila labu ukurnya

telah duiketahui ukuran volumenya, misalnya 100 ml,

dengan merubah rumus berat jenis.

Hitung bobot jenis partikel dengan rumus:

(Modul Praktikum Ilmu Tanah, 2010)

2.1.3 Faktor faktor yang mempengaruhi BI dan BJ

Struktur Tanah

Struktur tanah sangat mempengaruhi berat isi dan berat

jenis, apabila tanah tersebut memiliki struktur yang lempeng

atau padat maka berat isi dan berat jenisnya semakin besar.

(Hardjowigeno,1989)

Tekstur tanah

4

BJ = ((Y – X) x d) / ((Y – X) – (Z – A)

g.cm-3

Page 5: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

Tekstur tanah juga dipengaruhi pada berat isi dan berat jenis

suatu tanah. Bila semakin lepas tekstur suatu tanah, maka

berat isi dan berat jenis tanah tersebut semakin rendah.

(Soeparmadi, 1995)

Ruang pori

Apabila volume yang di duduki ruangan pori lebih banyak,

maka akan mengakibatkan kecepatan bobot isinya lebih

besar. (Foth,1984)

Bahan organik

Bahan organik tanah mempengaruhi berat isi dan berat jenis

tanah. Bahan organic berperan dalam merekatkan tanah,

bila semakin banyak kandungan bahan organiknya maka

berat isi dan berat jenis semakin rendah.

(Hardjowigeno,1989)

Bahan induk

Bahan induk merupakan lapisan yang paling padat, karena

adanya pembentukan struktur selama perkembangan tanah

yang menyebabkan horizon horizon yang ada dibagian atas

mempunyai kerapatan induk lebih rendah disbanding bahan

induk aslinya. (Foth, 1984)

Pengolahan tanah

Apabila tanah diolah menggunakan alat alat berat dalam

jangka panjang akan dapat mengakibatkan penurunan

terhadap agregasi tanah dan tanah akan menjadi padat.

(Foth, 1984)

5

Page 6: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

2.1.4 Faktor faktor yang dipengaruhi BI dan BJ

Pengolahan tanah

Berat Isi dan Berat Jenis mempengaruhi pengolahan suatu

tanah. Jika BI dan BJ tinggi maka tanah tersebut mampat,

sehingga membutuhkan pengelolahan tanah yang lebih

seperti dibajak agar tanah menjadi gembur dan subur untuk

ditanami.

(Hardjowigeno,1989)

Pergerakan akar

Tanah yang bobot isinya tinggi akan menyebabkan

pergerakan akar akan sedikit mengalami kesulitan karena

ruang pori pada tanah sudah terisi penuh dengan material

tanah lainnya. Sehingga akar tanaman sulit menembus

tanah.

(Hardjowigeno,1989)

Dosis pupuk yang dibutuhkan

Pada area lahan yang berat isi tanahnya semakin tinggi

maka dosis pupuk yang dibutuhkan semakin besar sehingga

membutuhkan pupuk yang banyak.

(Soeparmadi, 1995)

6

Page 7: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

1.2. Berat Isi Dan Berat Jenis Tanah Pada Penggunaan Lahan

yang Berbeda

Hasil analisis sidik ragam, sistem budidaya lorong dengan

tanaman pagar Flemingia, Akar wangi dan Kaliandra dapat

menurunkan berat jenis isi dibanding kontrol, diduga karena

adanya perbedaan kandungan bahan organik dari masing-masing

perlakuan. Kandungan bahan organik tinggi menyebabkan

banyaknya pori- pori tanah. Hakim et.al., (1986) menyatakan

bahwa tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki

bobot isi yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah-tanah

yang memiliki kandungan bahan organik yang lebih rendah.

Selain itu juga berat jenis isi bisa disebabkan oleh adanya

pemadatan tanah yang disebabkan oleh tumbukan air hujandan

erosi. Sarief (1986) menyatakan bahwa nilai berat jenis isi tanah

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pengolahan

tanah, bahan organik, pemadatan tanah baik oleh air hujan

maupun alat pertanian, tekstur, struktur dan kandungan air. Dari

uji HSD terhadap perlakuan memberikan pengaruh yang relatif

sama terhadap berat jenis isi. Hal ini diduga bahwa kandungan

bahan organik yang ditambahkan dari masing-masing sistem ini

belum mampu mempengaruhi struktur dan jumlah pori-pori,

sehingga berat jenis tanah relatif sama. Disamping adanya

pengolahan tanah sangat mempengaruhi ruang pori tanah yang

secara langsung akan mengubah berat jenis isi. Soepardi (1983)

menyatakan bahwa pengolahan tanah dapat menaikkan berat

jenis isi tanah.

(D. Juanda dkk, Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 4 (1) (2003) pp

25-31))

7

Page 8: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

Penyiapan alat dan bahan

Mengukur tinggi dan diameter ring

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Ring (silinder)

Oven

Timbangan

Penggaris

Pisau

3.1.2 Bahan

Sampel tanah hutan produksi

Sampel tanah tanaman semusim

3.2 Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum untuk mengukur

bobot isi yaitu menggunakan metode ring ( silinder). Untuk

sampel tanah yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini,

berasal dari hutan produksi dan lahan tanaman semusim.

Perhitungan bobot isi menggunakan metode ring karena tanah

yang diukur berasal dari ring sampel dengan memasukkan tanah

dalam oven selama 24 jam setelah dilakukan penimbangan berat

ring kosong dan tanah sebelumnya.

3.3 Tahapan Praktikum (Diagram Alir)

8

Page 9: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

Menimbang berat ring dan tanah basah yang ada di dalam ring

Memasukannya ke dalam oven pada suhu 1170c selama 24 jamMenimbang berat kering tanah yang

sudah dioven

Melakukan perhitungan bobot isi tanah

Gambar 1. Diagram Alir

9

Page 10: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Tabel 1. Data hasil pengamatan

Lokasi d

(cm

)

t

(cm

)

y

(gr)

x (gr) M

1(gr)

M2

(gr)

Z (%) Vt

(c

m3)

BI (g.cm-

3)

Hutan

Produksi

4,75 4,75 32,1

4

177,9

4

204,3

8

145,8 40,17 84,1

29

1,144

Ta

naman

Semusi

m

5 4,75 32,0

2

152,3

2

172,2 120,3 43,14 93,2

18

0,84

Ket :

d = diameter tanah ( cm )

t = tinggi tanah ( cm )

y = berat ring ( gram )

x = berat ring+¿tanah oven ( gram )

M1 .............................................................................................=

berat awal tanah tanpa ring sebelum oven ( gram )

M2 = berat akhir tanah tanpa ring setelah oven ( gram )

Z = kadar air ( % )

Vt = volume tanah ( cm3 )

BI = berat isi ( g.cm-3 )

4.2 Interpretasi

4.2.1 Perbandingan Kadar Air Pada Hutan Produksi dan Semusim

10

Page 11: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

Pada praktikum ini, untuk mengetahui berat isi dari tanah ini,

terhadap dua lokasi berbeda yang digunakan sebagai percobaan

yaitu pada sampel tanah hutan produksi dan lahan semusim. Dari

hasil dapat diketahui bahwa lokasi pada hutan produksi kadar air

dari tanah adalah 40,17 %, sedangkan pada lokasi lahan

semusim adalah 43,14 % . Nilai kadar air pada lahan semusim

lebih tinggi dibanding pada hutan produksi. Perbedaan tersebut

dapat dikarenakan faktor pengolahan serta penggunaan tanah

pada lahan yang berbeda. Selain itu tekstur dan struktur tanah

juga mempengaruhi perbedaan kadar air ini. Perbedaan kadar air

ini tentu berpengaruh terhadap perbedaan bobot isi tanah pada

penggunaan lahan yang berbeda.

4.2.2 Perbandingan Volume Tanah pada Hutan Produksi dan Semusim

Pada praktikum ini, untuk mengetahui berat isi dari tanah ini,

terhadap dua lokasi berbeda yang digunakan sebagai percobaan

yaitu pada sampel tanah hutan produksi dan lahan semusim. Dari

hasil dapat diketahui bahwa lokasi pada hutan produksi volume

dari tanah adalah 84,129 cm3, sedangkan pada lokasi lahan

semusim adalah 93,218 cm3 . Nilai volume tanah pada hutan

produksi lebih kecil dibanding pada lahan semusim. Perbedaan

tersebut dikarenakan adanya perbedaan jari-jari dan tinggi ring.

Perbedaan volume tanah ini tentu berpengaruh terhadap

perbedaan bobot isi tanah pada penggunaan lahan yang

berbeda.

4.2.3 Perbandingan Bobot Isi pada Hutan Produksi dan Tanaman

Semusim

Pada praktikum ini, untuk mengetahui berat isi dari tanah ini,

terhadap dua lokasi berbeda yang digunakan sebagai percobaan

yaitu pada sampel tanah hutan produksi dan lahan semusim. Dari

hasil dapat diketahui bahwa lokasi pada hutan produksi berat isi

11

Page 12: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

dari tanah adalah 1,144 g/cm³, sedangkan lokasi pada lahan

semusim adalah 0,84 g/cm³. Nilai BI pada hutan produksi lebih

besar dibanding pada lahan semusim. Perbedaan tersebut dapat

dikarenakan tanah pada kedua tempat tersebut memiliki

penggunaan lahan yang berbeda.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan bobot isi

tersebut pada penggunaan lahan yang berbeda. Pada hutan

produksi memiliki struktur tanah lempeng, tekstur lepas, volume

ruang pori besar dan bahan organik rendah sehingga memiliki

bobot isi yang lebih besar daripada tanah pada penggunaan

lahan semusim yang kurang memiliki ciri tanah tersebut.

12

Page 13: LAPORAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH

BAB V

PENUTUP

5.1..................................................................................Kes

impulan

Dari hasil praktikum mengenai pengukuran Berat Isi tanah

yang dipengaruhi oleh berat basah tanah, kadar air dalam tanah,

dan volume tanah dapat diketahui bahwa data hasil BI pada hutan

produksi adalah 1,144 g/cm³, sedangkan pada lahan semusim

adalah 0,84 g/cm³. BI pada hutan produksi lebih tinggi dibanding BI

pada lahan tanaman semusim, disebabkan karena penggunaan

lahan yang berbeda sehingga pengolahan tanah yang berbeda

pula. Pengolahan tanah di hutan produksi tidak terlalu intensif

dibandingkan dengan lahan tanaman semusim. Pengolahan tanah

semusim yang selalu diolah dengan intensif, menyebabkan ruang

pori di dalam tanah banyak diisi oleh udara dan air, sehingga BI

pada lahan tanaman semusim lebih rendah daripada lahan hutan

produksi.

5.2 Saran

Perlu adanya ketelitian dalam pemakaian rumus dan data

agar tidak terjadi kesalahan.

13