laporan bengkel smt 2

64
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi energi listrik sangat penting. Kebutuhan energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok. Selain itu, energi listrik juga sangat berguna untuk menggerakan berbagai jenis mesin yang dapat memudahkan pekerjaan manusia dalam melaksanakan aktivitasnya. Kemajuan teknologi di bidang kelistrikan sangat menunjang akan tercapainya pembangunan, energi listrik dapat membantu aktifitas manusia yaitu dengan mengubah energi listrik menjadi energi yang dibutuhkan atau sebaliknya. Ada beberapa faktor yang menunjang akan kemajuan teknologi kelistrikan diantaranya faktor sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang terampil sangat dibutuhkan agar dapat mengembangkan / memanfaatkan teknologi kelistrikan guna tercapainya pembangunan 1

Upload: eko-fito

Post on 03-Jan-2016

439 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

laporan bengkel

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan bengkel smt 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Di era globalisasi energi listrik sangat penting. Kebutuhan energi listrik

sudah menjadi kebutuhan pokok. Selain itu, energi listrik juga sangat berguna

untuk menggerakan berbagai jenis mesin yang dapat memudahkan pekerjaan

manusia dalam melaksanakan aktivitasnya.

Kemajuan teknologi di bidang kelistrikan sangat menunjang akan

tercapainya pembangunan, energi listrik dapat membantu aktifitas manusia yaitu

dengan mengubah energi listrik menjadi energi yang dibutuhkan atau sebaliknya.

Ada beberapa faktor yang menunjang akan kemajuan teknologi kelistrikan

diantaranya faktor sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang terampil

sangat dibutuhkan agar dapat mengembangkan / memanfaatkan teknologi

kelistrikan guna tercapainya pembangunan nasional. Oleh karena itu, diberikan

praktek kerja bengkel mekanik sebagai pengetahuan dasar agar terbiasa bila

dipraktekan di lapangan, sehingga terciptanya tenaga manusia yang terampil, baik

pemasangan, Pengoperasian, pemanfaatan, dan pemikiran serta perawatan.

Materi pokok yang di ambil dalam praktek bengkel listrik pada semester II

ini, dititikberatkan pada perancangan instalasi sederhana dalam bentuk mini, di

praktek ini juga mempelajari tentang teknik pemasangan dan penyambungan

kabel serta penandaan pada rangkain.

1

Page 2: Laporan bengkel smt 2

Praktek bengkel mekanik banyak menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan, disini juga dilatih kedisiplinan dan ketepatan waktu. Praktek

bengkel mekanik ini diharapkan dapat menciptakan / menghasilkan sumber daya

manusia yang terampil dan berkualitas.

1.2 Tujuan dan Manfaat.

1.2.1 Tujuan

Adapun tujuan yang dapat diambil Dari pelaksanaan praktek bangkel

mekanik listrik semester II, diantaranya mahasiswa dapat:

Membaca gambar yang akan dipraktekan.

Menerapkan teori yang telah dipalajari untuk dipraktek secara langsung.

Mengetahui dan memahami dasar-dasar instalasi listrik.

Mengerjakan praktek sesuai dengan gambar kerja.

Mengetahui dan mengenal cara penggunaan peralatan kerja dan material

listrik yang digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Mengaplikasikan dan mempraktekan apa yang telah dibahas.

Mengetahui cara pemasangan Instalasi listrik rumah sederhana.

1.2.2 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil Dari pelaksanaan praktek bangkel

mekanik listrik semester II, diantaranya mahasiswa dapat:

Mengerjakan praktek sesuai dengan gambar kerja.

2

Page 3: Laporan bengkel smt 2

Mengetahui cara pemasangan dan penyambungan kabel serta guna

penandaan pada rangkain.

Mengetahui cara membuat mata itik serta manfaatnya.

Mengetahui serta mengenal jenis - jenis bahan dan komponen listrik yang

telah digunakan.

Menentukan banyaknya material dari suatu pemasangan instalasi listrik.

Mengetahui serta dapat menentukan letak kesalahan dari suatu

pemasangan instalasi dan dapat memperbaikinya.

Mengetahui akan kegunaan ketepatan ukuran pada rangkaian.

Menganalisa rangkaian serta mampu membuat kesimpulan dari pekerjaan

yang telah dikerjakan.

1.3 Perumusan Masalah.

Permasalahan – permasalahan yang dihadapi pada saat melakukan praktek

bengkel listrik semester II ini yaitu:

1. Mahasiswa belum paham benar terhadap gambar dan prinsip kerja instalasi

dari job yang telah ditentukan sehingga mengurangi keefektifan waktu

dalam menyelesaikan job tersebut.

2. Penguasaan materi yang kurang sehingga pekerjaan selalu mendapatkan

pengarahan berulang-ulang.

3. Penggunaan alat yang masih kurang akrab.

4. Kekurangan material sehingga ada pekerjaan yang tidak dapat

diselesaikan.

3

Page 4: Laporan bengkel smt 2

5. Waktu pelaksanaan yang sempit sehingga pekerjaan harus di selesaikan

secepat mungkin.

1.4 Sistematika Penulisan.

Dalam penulisan laporan ini, adapun sistematika penulisan yang akan di uraikan

pada setiap bab :

BAB I. Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan apa yang menjadi latar belakang dari praktikum

pengenalan kabel dan teknik pemasangan kabel, tujuan dan manfaat yang

di peroleh.

BAB II . Tinjauan Pustaka

Pada bab ini membahas mengenai teori-teori penunjang dan teori yang

mendasar dari Praktikum pengenalan kabel dan teknik pemasangan dalam

suatu instalasi.

BAB III. Kabel Dan Teknik Pemasangan

Pada bab ini membahas mengenai lokasi praktikum di lakukan job yang

menjadi praktikum, alat-alat dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum.

BAB IV. Hasil Dan Pembahasan

Pada bab ini menjelaskan secara garis besar dari hasil praktikum yang di

kerjakan.

BAB V. Penutup

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan praktikum yang

telah di lakukan serta saran penulis.

4

Page 5: Laporan bengkel smt 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum.

Teknik penyambungan sangat bermanfaat dalam instalasi listrik. Dalam

melakukan teknik penyambungan kita harus mengetahui jenis kabel yang akan

kita sambungkan dan aturan dalam teknik penyambungan tersebut, pada praktek

bengkel listrik teknik penyambungan sering digunakan pada instalasi tenaga

maupun instalasi penerangan, adapun cara penyambungan yang dilakukan yaitu

antara lain melalui terminal, kotak hubung sepatu kabel dan secara langsung yaitu

sambungan ekor babi.

Penyambungan dengan cara apapun harus aman baik dari tegangan sentuh

maupun dari bahaya lainnya. Penyambungan yang baik haruslah kuat dan rapi

yaitu kuat terhadap tarikan, akibat dari pengaruh mekanis lingkungan sehingga

instalasi terhindar dari kebakaran-kebakaran.

Penyambungan pada kabel pejal biasanya dengan menggunakan mata itik

tetapi ada yang menggunakan line up terminal, penyambungan pada strip terminal

blok dan konektor untuk kabel serabut biasanya menggunakan sepatu kabel, tetapi

sebelumnya ujung kabel yang telah terkupas harus di solder terlebih dahulu.

2.2 Penghantar.

Penghantar adalah bahan yang dapat mengalirkan arus listrik, penghantar

yang sering digunakan adalah tembaga dan aluminium. Suatu kawat penghantar

5

Page 6: Laporan bengkel smt 2

yang berisolasi disebut kabel, Isolasi tersebut disesuaikan dengan ukuran dan

kegunaannya, yang terpenting dari suatu isolasi kawat penghantar itu adalah

penandaan pada isolasi kawat penghantar tersebut yang nantinya akan

mempermudah dalam pemakaian kabel untuk instalasi.

Untuk penyaluran penghantar listrik dari pusat pembangkit ketempat yang

memerlukannya ada 2 kemungkinan yang dapat digunakan yaitu:

a. Penghantar dengan menggunakan kawat udara

b. Penghantar dengan menggunakan kabel tanah.

Syarat kabel menurut PUIL dan standar IEC serta jenis kabelnya adalah :

a. NYM

Gambar 2.1 kabel NYM

1. Kode pengenal

Huruf kode Komponen

N = Kabel standar, tembaga sebagai penghantar

Y = Isolasi PVC

M = Selubung PVC

RM = Penghantar padat bulat berkawat banyak

-1 = Warna urat kuning hijau

-0 = Warna urat tanpa kuning hijau

2. Tanda Kabel

Isolasi kabel berurat tunggal diberi warna hijau-kuning atau biru muda

atau hitam dan kuning, tanda-tanda pengenal harus terangkat dengan jarak 6

Page 7: Laporan bengkel smt 2

tidak melebihi; 20 cm bila tanda itu diletakkan pada urat berwarna biru muda,

dan tidak melebihi 50cm bila tanda tersebut diletakkan pada saluran luar.

Warna selubung luar dari luar kabel-kabel yang berbentuk dalam spesifikasi

ini harus putih keabu-abuan atau putih kekuning- kuningan.

b. NYA

Gambar 2.2 kabel NYA

1. Kode pengenal

Huruf kode Komponen

N = Kabel standar, tembaga sebagai penghantar

Y = Isolasi PVC

A = Kawat berisolasi

Re = Penghantar padat bulat

Rm = Penghantar bulat berkawat banyak

2. Tanda kabel

Isolasi harus diberi warna hijau kuning atau biru muda atau hitam atau

kuning dan merah. Tanda memenuhi standar SI dibuat dengan jarak antara

tidak melebihi 20 cm.

7

Page 8: Laporan bengkel smt 2

c. NYY dan NYMHY

(a) (b)

Gambar 2.3 (a) Kabel NYY

(b) Kabel NYMHY

1. Kode Pengenal

Huruf Kode Komponen

N = Kabel standar, tembaga sebagai penghantar

NA = Kabel standar, dengan alumunium sebagai

penghantar

Y = Isolasi PVC

Y = Selubung PVC

Re = Penghantar padat bulat

Rm = Penghantar padat Bulat

Sm = Penghantar dengan dipilih bentuk sektor

2. Tanda Kabel

Isolasi kabel serabut tunggal jika diberi warna hijau-kuning atau biru muda

atau merah atau hitam atau kuning tanda-tanda pengenal diberi jarak tidak

melebihi 50 cm yang diletakkan pada selubung luarnya dan warna selubung

luar dari kabel-kabel spesifikasi harus hitam.

8

Page 9: Laporan bengkel smt 2

2.3 Pengaman.

1. Pengaman daya prinsip termal.

a. Thermal Over Load Relay.

Gambar 2.6 Thermal Over Load Relay

Pengaman ini digunakan sebagai pengaman motor yang dirakit

dengan kontaktor. Dimana alat ini di pasang setelah kontaktor

sebelum ke motor listrik.

b. Circuit Breaker.

Gambar 2.7 Circuit Breaker

Alat ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan pengaman

lebur. Alat ini bekerja berdasarkan bearnya arus yang mengalir

serta lamanya arus tersebut mengalir. Alat ini mempunyai

kelebihan, yaitu dapat dihubungkan kembali (reset) setelah

putus, yaitu dengan menekan tombol reset.

9

Page 10: Laporan bengkel smt 2

c. Miniatur Circuit Breaker (MCB)

Gambar 2.8 Miniatur Circuit Breaker (MCB)

Bentuk yang kecil dari cicuit breaker disebut miniatur circuit

breaker (MCB) yang merupakan alat pemutus otomatis apabila

terjadi beban lebih dan hubugan singkat. MCB bekerja

sebagaimana termal over load relay, mempunyai bimetal yang

dapat panas bila dialiri arus lebih. Jika terjadi arus lebih pada

rangkaian, bimetal akan menjadi panas dan melengkung

memutuskan kontak listrik sehingga rangkaian terlindungi.

2.4 Macam-macam peralatan listrik.

1. Saklar

Saklar adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk memutus dan

menghubungkan arus pada rangkaian. Macam-macam saklar adalah :

a. Saklar Tunggal.

Gambar 2.9 Saklar Tunggal

10

Page 11: Laporan bengkel smt 2

Saklar tunggal atau satu arah digunakan sebagai pengatur suatu

rangkian hanya dari satu tempat atau hanya dari posisi ON dan OFF.

Saklar ini hanya mempunyai 1 Input dan 1 Output.

b. Saklar tukar.

Gambar 2.11 Saklar tukar

Saklar tukar mempunyai dua posisi pengoperasian yaitu hanya bisa

menyalakan salah satu lampu E1 dan E2 secara bergantian. Saklar tukar ini

juga digunakan untuk mengoperasikan dua pemakaian dengan sumber

tegangan yang sama atau dua tegangan yang berbeda atau dipasang pada

suatu tangga rumah atau gedung bertingkat.

c. Saklar impuls.

Gambar 2.12 Saklar impuls

Saklar impuls adalah saklar yang bekerja berdasarkan prinsip induksi

elektromagnet, dimana posisi saklarnya akan berubah pada setiap impuls,

lamanya pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi sistem

kerjanya, saklar impuls mempunyai dua posisi kontak yaitu : ON pada

11

Page 12: Laporan bengkel smt 2

pengoperasian impuls pertama dan kontak OFF untuk pengoperasian pada

lampu impuls kedua.

2. Line up Terminal.

Gambar 2.13 Line up TerminalLine up terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai

penghubung kabel penghantar dan untuk menghindari sentuhan apapun

yang dapat mengakibatkan terjadinya hubungan singkat.

3. Wiring Chanel.

Gambar 2.14 Wiring Chanel

Wiring chanel adalah tempat jalanya atau alur penyambugan kabel

yang terbuat dari bahan campuran PVC yang berbentuk kotak persegi

panjang sehingga suatu rangkayan dapat terlihat rapi dan teratur.

4. Terminal Board.

Gambar 2.15 Terminal Board

12

Page 13: Laporan bengkel smt 2

Terminal board adalah tempat penyambungan kabel pada pengawatan dalam

suatu instalasi listrik. Adapun cara penyambungannya yaitu dari ujung-ujung

kabel / penghantar yang dihubungkan pada board sebelumnya dibuat mata itik

terlebih dahulu untuk kabel pejal sedangkan kabel serabut ujung penghantarnya

harus disolder terlebih dahulu dan dipasang sepatu kabel.

5. Kotak – kontak.

Gambar 2.16 Kotak – kontak

Adalah suatu alat listrik yang dipasang untuk melayani peralatan

rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik.

6. Terminal Block.

Gambar 2.17 Terminal Block

Digunakan sebagai alat penghubung terhadap kabel. Untuk jenis

kabel berserabut atau pejal yang akan disambungkan harus menggunakan

sepatu kabel.

13

Page 14: Laporan bengkel smt 2

7. Pertinax 300 x 100 x 5.

Gambar 2.18. Pertinax

Kegunaannya adalah sebagai penghubung antar kabel, merupakan

bahan semikonduktor yang dapat menghantarkan arus listrik.

8. Pentanahan

Kegunaannya adalah untuk menghindari dari gangguan tegangan

sentuh dan memperbaiki sistem.

9. Pipa.

Gambar 2.19 Pipa

Pipa adalah bahan listrik yang digunakan sebagai selubung dari

kabel atau penghantar suatu impedansi instalasi. Fungsinya adalah untuk

instalasi on plaster dimana tahanan mekanik sangat tinggi untuk konduktor

diperlukan dan untuk instalasi in plaster supaya menjamin pada waktu

pengawatan.

14

Page 15: Laporan bengkel smt 2

10. Klem.

Gambar 2.20 Klem

Klem adalah suatu alat listrik yang terbuat dari alumunium dan

plastik yang digunakan untuk mengklem pipa atau kabel agar tidak lepas

dan kelihatan rapi.

Selain alat-alat diatas, adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan

suatu instalasi listrik, antara lain :

1. Tang Pengupas.

Gambar 2.21 Tang Pengupas

Berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan

digunakan untuk penyambungan.

2. Tang Buaya.

Gambar 2.22 Tang Buaya

Berfungsi untuk menjepit dan memotong kabel saja.

15

Page 16: Laporan bengkel smt 2

3. Tang Pemotong.

Gambar 2.23 Tang Pemotong

Berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan

ukuran sesuai dengan bena kerja.

4. Tang Kombinasi.

Gambar 2.24. Tang Kombinasi

Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang

akan dikerjakan seperti kabel atau kawat yang digunakan pada instalasi

penerangan

5. Tang Pembulat.

Gambar 2.25. Tang Pembulat

Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar

misalkan pembuatan mata itik.

16

Page 17: Laporan bengkel smt 2

6. Obeng minus dan Obeng Plus.

Gambar 2.26 Obeng minus dan Obeng Plus

Berfungsi untuk memutar atau mengencangkan dan mengendurkan

skrup / baut yang digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.

7. Water Pas.

Gambar 2.27 Water Pas

Digunakan untuk memeriksa dan menandai garis horizontal

(permukaan yang datar) dan dapat digunakan didalam bingkai yang

berbentuk kurva yang disebut vial.

8. Palu Plastik.

Gambar 2.28 Palu Plastik

Berfungsi untuk memukul atau meratakan kabel pada bagian yang

bengkok.

17

Page 18: Laporan bengkel smt 2

9. Palu Besi.

Gambar 2.29 Palu Besi

Berfungsi untuk memukul, meratakan benda yang bengkok dan

untuk memukul paku pada klem untuk pemasanagan pipa.

10. Ragum.

Gambar 2.30 Ragum

Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam

melaksanakan kerja terhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan

untuk meluruskan kabel.

2.5 Instalasi Penerangan.

Perancangan suatu instalasi yang baik haruslah memenuhi ketentuan-

ketentuan serta peraturan yang berlaku, adapun peraturan yang harus dilaksanakan

dalam perancangan instalasi listrik di Indonesia adalah peraturan umum instalasi

listrik (PUIL) tahun 1987. Selain standar material yang digunakannya itu standar

Internasional Elektrika Commosion (IEC) tahun1987. Selain standar itu juga

terdapat peraturan yang lain. Untuk dapat menerapkan dan melaksanakan

18

Page 19: Laporan bengkel smt 2

peraturan tersebut dalam pemasangan suatu insatalasi, maka harus dilakukan

teknik latihan pemasangan instalasi listrik sehingga dengan latihan dasar ini akan

diperoleh keterampilan dibidang ini yang dalam pelaksanaan selalu

mengutamakan PUIL, serta peraturan lainnya yang berhubungan dengan instalasi

listrik.

Diantara peraturan yang harus ditaati dan diperoleh yaitu :

a. Pemasangan Instalasi tenaga dilaksanakan dengan penanaman

kabel dalam tanah dengan menggunakan karet pelindung.

b. Warna kabel / isolasi dari penghantar haruslah :

fasa 1 (L1) dengan isolasi merah.

Fasa 2 (L2) dengan isolasi kuning.

Fasa 3 (L3) dengan isolasi hitam.

Penghantar netral dengan isolasi biru.

Penghantar pentanahan dengan isolasi kuning-hijau.

c. Luas penampang dari penghantar yang digunakan di tentukan

dengan pertimbangan.

d. Semua pemutusan tenaga harus mempunyai daya-daya pemutus

sekurang-kurangnya sama dengan arus hubung singkat yang dapat

terjadi pada tempat pemutusan tenaga.

e. Pipa instalasi harus tahan terhadap tekanan mekanis, tahan lembab

dan menjalarkan api.

19

Page 20: Laporan bengkel smt 2

Prinsip-prinsip dasar instalasi dapat digunakan pada kegiatan yang

berhubungan dengan merancang, memasang dan mengoperasikan instalasi listrik

secara umum, prinsip dasar instalasi listrik ada 6 macam :

1. Keamanan.

Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul

kecelakaan sangat kecil. Agar Instalasi tidak membahayakan manusia maka

peralatan tersebut harus memiliki peraturan yang berlaku, seperti PUIL 1987.

Untuk mengamankan listrik dari kerusakan akibat gangguan seperti:

Hubung singkat, beban lebih, dan tegangan lebih, maka hendaknya dipasang

pengaman yang sesuai seperti : Sekring, MCB, dll.

2. Kehandalan.

Kehandalan yang tinggi digunakan untuk mengatasi kerusakan dalam batas

normal termasuk kesederhanaan dari sistem yang digunakan.

3. Kemudahan Tercapai.

Untuk pemasangan peralatan listrik disusun sedemikian rupa sehingga dalam

pengoperasian pengawatan dan pemeriksaan mudah dilakukan.

4. Ketersediaan.

Adalah ketersediaan instalasi melayani kebutuhan daya, gawai maupun instalasi.

Pemberian daya yang kontinyu pada pelanggan adalah sangat penting sumber

daya diperlakukan untuk pemberian daya seluruh atau sebagian dari beban.

5. Keindahan.

20

Page 21: Laporan bengkel smt 2

Adalah kerapian dari pemasangan suatu peralatan listrik sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

6. Ekonomis.

Harus dilakukan suatu instalasi listrik yang ekonomis dengan memiliki hasil yang

handal.

21

Page 22: Laporan bengkel smt 2

BAB III

KABEL DAN TEKNIK PEMASANGAN

3.1 Denah

Denah lokasi dibawah ini adalah denah tempat kami melakukan kerja

praktek instalasi listrik. Pada denah tersebut terdapat beberapa ruangan. Pada

gambar yang terdapat angka 4 adalah lokasi meja dimana saya melakukan kerja

dan 23 meja lainnya adalah tempat teman-teman saya melakukan praktek kerja

lainnya.

Tempat kami mengambil peralatan terdapat pada ruang peralatan yang

dibantu oleh teknisi. Meja bor merupakan tempat dimana kami akan membuat

lubang pada bahan yang dibutuhkan. Selebihnya merupakan tempat praktek untuk

praktek kerja lainnya, WC untuk dosen dan teknisi, serta dapur.

Gambar 3.1 Denah lokasi

22

20

WC

Dapur

Ruang

Praktek

Instalasi

Ruang Dosen

Ruang Peralatan

Meja Bor

Ruang Praktek Instalasi

Page 23: Laporan bengkel smt 2

3.2 Gambar latihan 1, 2 dan 3 (Terlampir)

Pada pembuatan mata itik ini terdapat 3 latihan yaitu:

Latihan 1, dimana pada latihan ini melakukan pembuatan mata itik dengan

menggunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm², 2,5 mm² dan 6 mm².

Latihan 2, dimana pada latihan ini melakukan pembuatan mata itik dan

pembentukan kabel dengan ukuran 1,5 mm² ; 2,5 mm² dan 6 mm² seperti yang

tertera di job.

Latihan 3, dimana pada latihan ini melakukan pembuatan mata itik dan

pembentukan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm² ; 2,5 mm² dan 6 mm2

seperti tertera dijob.

Pembuatan mata itik ini dimaksudkan agar dapat melatih ketelitian

mahasiswa dalam membaca job, serta agar mahasiswa dapat menempatkan

penggunaan bahan dengan baik, dan juga agar mahasiswa dapat membentuk mata

itik dengan benar agar tidak terjadi kesalahan pada pemasangan instalasi listrik.

Tabel 3.1 Alat dan Bahan Latihan 1, 2, 3

No Nama Alat Nama Bahan1 Papan pertinax 300 x 1000 x5 Kabel NYA 1,5 mm²

2 Tang Pembulat Kabel NYA 2,5 mm²

3 Tang Pengupas Kabel NYA 6 mm²

4 Tang Potong

5 Tang Buaya

6 Tang kombinasi

7 Mistar Baja

8 Palu karet

23

Page 24: Laporan bengkel smt 2

Dalam pembuatan mata itik ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang

telah diberikan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan.

2. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.

3. Mengukur panjang kabel dijob, untuk mengaplikasikannya dipraktek.

4. Memotong kabel yang telah diukur dijob dengan menggunakan tang

potong.

5. Mengukur diameter dari baut serta mengupas ujung-ujung kabel sesuai

dengan diameter baut.

6. Melakukan pembulatan dengan cara kabel dijepit pada ujung isolasi

berdekatan dengan kabel yang terkupas dengan tang buaya kemudian

belokkan kesebelah kiri sebesar 90o dan letakkan tang pembulat diujung

kabel sesuai dengan ukuran yang diperlukan lalu putar ke kanan hingga

menyerupai lingkaran.

7. Potong kabel yang lebih pada ujung pembulatan ( jika lebih ).

8. Untuk latihan 2 dan 3 menggunakan tang pembulat dan tang buaya

sesuai dengan petunjuk pada lembar kerja.

9. Masukkan kabel yang telah selesai ke dalam mur pada papan pertinax.

3.3 Gambar latihan 4 (Terlampir)

Gambar latihan 4 ini adalah gambar penyambungan kabel dari line up

terminal yang satu ke line up terminal lainnya dimana kabel melalui wiring

channel.

24

Page 25: Laporan bengkel smt 2

Pada pembuatan ini kita dilatih bagaimana teknik melakukan sambungan

kabel ke line up terminal dengan ukuran yang sesuai pada lembar kerja, dimana

kita sangat membutuhkan kesabaran dan ketelitian.

- Tabel Alat dan Bahan yang diperlukan :

Tabel 3.2 alat dan bahan latihan 4

No Nama Alat Nama Bahan

1 Obeng plus Kabel NYAF 1,5 mm2

2 Obeng minus Kabel NYA 1,5 mm2

3 Obeng tusuk Sekrup

4 Water pas Wiring channel 40 x 40

5 Tang buaya Profil G

6 Tang pengupas

7 Tang Pemotong

8 Gergaji besi

9 Mistar Baja

Dalam menyelesaikan latihan ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang

telah diberikan.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan.

2. Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan.

3. Memotong Profil G yang telah diukur dengan mistar yang sesuai

dengan job.

4. Mengukur Wiring channel lalu memotongnya.

5. Ukur posisi tempat untuk melakukan praktek pada papan kerja sesuai

petunjuk.

25

Page 26: Laporan bengkel smt 2

6. Letakkan profil G dan Wiring channel pada papan kerja dengan

menggunakan sekrup dan mengencangkannya dengan obeng, cara

membuat lubang untuk sekrup adalah cari titik posisi yang pas lalu

ditekan dengan menggunakan obeng tusuk.

7. Letakkan terminal line up pada Profil G yang telah terpasang papan

kerja yang jumlahnya sesuai dengan lembar kerja.

8. Kabel diukur sesuai petunjuk pada lembar kerja lalu dipotong dan pada

ujung-ujungnya dikupas dengan tang pengupas sesuai dengan ukuran

panjang dari lubang terminal line up.

9. Pasang kabel yang telah dipotong tadi pada lubang line up terminal,

untuk membuka dan menutup lubang line up terminal gunakan obeng.

dikerjakan sesuai urutan dan nomor pada lembar kerja.

10. Lakukan pengecekan ulang apakah kabel yang kita pasang sudah kuat

dengan cara ditarik.

11. Melakukan pengecekan apakah semua kabel kita tersambung dengan

menggunakan Multimeter.

3.4 Gambar Latihan 5 (Terlampir)

Gambar latihan 5 ini adalah gambar latihan pemasangan instalasi

sederhana dengan ukuran, bentuk, dan posisi yang sangat teratur, sehingga kita

mengerjakannya dengan ketelitian agar bahan yang kita gunakan cukup.

Pada pembuatan ini kita dilatih untuk membuat instalasi sederhana disertai

cara dasar menggunakan bahan dan peralatan listrik seperti menyolder dengan

26

Page 27: Laporan bengkel smt 2

ketelitian pada ukuran dan kesabaran membentuk kabel yang telah ditentukan

pada lembar kerja.

- Tabel alat dan bahan yang diperlukan:

Tabel 3.3 Alat dan Bahan latihan 5

No Bahan Peralatan

1 Kabel NYA red, yellow, black, blue, green Tang pemotong

2 Kabel NYM 4 x 1,5 mm2 Tang buaya

3 Kabel NYM HY 5 x 1,5 mm2 Tang pengupas

4 Terminal Block Tang pembulat

5 Profil G Obeng minus

6 Acryt Glass Obeng plus

7 Wiring Channel Water pas

8 Mur dan Baut

9 Klem

10 Connecting Eyelet Brass for M5

11 Connecting Choe Comperission

Dalam menyelesaikan latihan ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang

telah diberikan,

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan;

2. Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;

3. Ukur posisi tempat untuk melakukan praktek pada papan kerja sesuai

petunjuk;

4. Profil G diukur dengan mistar sesuai petunjuk pada lembar kerja

kemudian dipotong;

27

Page 28: Laporan bengkel smt 2

5. Wiring channel diukur sesuai petunjuk dari lembar kerja kemudian di

potong dengan gergaji;

6. Letakkan terminal line up pada Profil G yang telah terpasang papan

kerja yang jumlahnya sesuai dengan lembar kerja;

7. Kabel diukur sesuai petunjuk pada lembar kerja lalu dipotong dan pada

ujung-ujungnya dikupas dengan tang pengupas sesuai dengan ukuran

panjang dari lubang terminal line up;

8. Letakkan terminal block, Connecting choe comperession, Acryt Glass

dan wiring channel yang sudah dipotong pada papan kerja sesuai

dengan posisi yang tertera pada lembar kerja;

9. Potong kabel NYM 4 x 1,5 mm2 sesuai ukuran pada lembar kerja dan

pada ujungnya dikupas dan dibentuk mata itik kemudian dihubungkan

dari terminal block ke Connecting Eyelet Brass for M5;

10. Potong kabel NYM HY 5 x 1,5 sesuai ukuran pada ujungnya dikupas

dengan pisau kemudian hubungkan dari terminal block ke Connecting

Eyelet Brass for M5 dengan ujung kabelnya disolder dan dipasang

Chonnecting choe comperission;

11. Kabel NYA 1,5 mm2 red, yellow, black, blue, green/yellow dipotong

sesuai ukuran pada lembar kerja lalu kupas ujungnya kemudian

hubungkan dari terminal block ke line up terminal dengan urutan red

sebagai phasa 1, yellow phasa 2, black phasa 3, blue sebagai netral dan

28

Page 29: Laporan bengkel smt 2

green/yellow sebagai pentanahan ke line up terminal. Bentuk dari kabel

harus sesuai dengan lembar kerja;

12. Kabel-kabel tadi dihubungkan dari line up terminal ke terminal block

yang sudah terhubung pada Acryt Glass dengan menggunakan kabel

NYA 1,5 mm2 blue;

13. Lakukan pengecekan ulang apakah kabel yang kita pasang sudah kuat

dan posisinya sudah benar.

3.5 Gambar Latihan 6 (Terlampir)

Gambar latihan 6 adalah gambar latihan instalasi penerangan yang

sederhana dan pada latihan ini praktek sudah menggunakan arus listrik untuk

menghidupkan lampu. Dalam praktek ini terdapat tiga saklar yang digunakan, dan

yang dikerjakan juga harus sesuai dengan diagram pengawatan yang telah

diberikan.

Pada pembuatan ini kita dilatih untuk pemasangan instalasi rumah

sederhana dengan rapi dan benar yang semuanya gabungan dari latihan satu

sampai lima ditambah cara kita membaca diagram pengawatan.

- Tabel Alat dan bahan yang diperlukan :

Tabel 3.4 Alat dan Bahan latihan 5

No Nama Alat Nama Bahan

1 Tang PengupasKabel NYA 1,5 mm2 red, black,

blue, and green

2 Tang PemotongKabel NYA 2,5 mm2 red, black,

blue, and green

29

Page 30: Laporan bengkel smt 2

3 Tang Buaya Fuse

4 Gergaji Implus

5 Obeng Minus Fititng lampu

6 Obeng Plus Saklar seri

7 Obeng Tusuk Saklar tekan

8 Water Pas Saklar Tunggal

9 Stop Kontak

10 Kabel Suplai

11 Lampu

12 Papan Pertinax

13 Pipa PVC

14 Kotak Hubung

15 Terminal Strip

Dalam menyelesaikan latihan ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang

telah diberikan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan.

2. Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan.

3. Ukur posisi tempat untuk melakukan praktek pada papan kerja sesuai

petunjuk.

4. Setelah diukur pasangkan seluruh saklar, kotak hubung, stop kontak,

terminal strip, dan fiting lampu pada posisi yang telah diukur tadi dan

dikencangkan dengan sekrup.

5. Pasangkan implus dan fuse pada papan pertinax yang dikencangkan

dengan mur dan baut.

30

Page 31: Laporan bengkel smt 2

6. Potong pipa PVC sesuai ukuran dan yang berbentuk selain lurus harus

dibentuk dengan cara dipanaskan dengan mesin pemanas.

7. Lakukan pengawatan pada masing-masing peralatan sesuai dengan

warna dan fungsi penghantar dengan menggunakan kabel NYA 1,5

mm2 tapi supply dari panel menggunakan kabel NYA 2,5 mm2, sesuai

gambar kerja.

8. Pasangkan kabel suplay ke terminal strip yang telah dihubungkan sesuai

pengawatan tadi.

9. Lakukan pengujian dengan dialiri arus pada kabel suplay

3.6 Peralatan

Tabel peralatan yang diperlukan :

Tabel 3.5 Alat dan bahan yang diperlukan

No Nama Alat Jumlah Satuan

1 Obeng minus besar 1 Buah

2 Obeng minus kecil 1 Buah

3 Obeng plus besar 1 Buah

4 Obeng plus kecil 1 Buah

5 Obeng Tusuk 1 Buah

6 Tang Pemotong 1 Buah

7 Tang pengupas 1 Buah

8 Tang pembulat 1 Buah

9 Tang buaya 1 Buah

10 Tang kombinasi 1 Buah

11 Palu plastik 1 Buah

13 Mistar Besi 1 Buah

31

Page 32: Laporan bengkel smt 2

14 Water pas 1 Buah

15 Gergaji 1 Buah

16 Pisau 1 Buah

3.7 Material

Berikut ini adalah tabel material yang diperlukan :

Tabel 3.6 Material yang diperlukan

No Material Satuan Jumlah Per Latihan Jumlah Total3-Jan 4 5 6

1 Pertinax 300 x 100 x 5 DRA 0029 Pcs 1       1

2 Pertinax 130 x 25 x 5 0030 Pcs     2    2 

3 Pertinax 130 x 25 x 1,5 (2) 0030 Pcs     2   2

4 Pertinax 180 x 150 x 5 0037 Pcs       1  1

5 Acrylit glass 180 x 100 x 5 pcs     1    1

6 Wiring Channel 40 x 40 M   1,05   0,45   1,5

7 Din- G – Profile M   0,75   0,25   1 

8 NYA 1,5 mm2 red M     1,5 4  15,5

9 NYA 1,5 mm2 yellow M     2 2,5  4,5

10 NYA 1,5 mm2 black M  3,5 2,5 1,5  3 10,5

11 NYA 1,5 mm2 blue M     1,5 3 4,5

12 NYA 2,5 mm2 black M 2,0 1,0 3,0

13 NYA 2,5 mm2 blue M       1 1

14 NYA 2,5 mm2 green/yellow M       1 1

15 NYA 6 mm2 (4mm2) black M 2       2

32

Page 33: Laporan bengkel smt 2

16 NYM 4 x 1,5 mm2 (puil colours) M     2    2

17 Line Up Terminal 2,5 mm2 grey Pcs   37   11   48

18 End plate PVC for above pcs    6  2    8

19 End piece for above Pcs   12  4    16

20 Terminal block 6 x 2,5 mm2 with cover

Pcs     1   1

21 Terminal block 12 x 2,5 mm2 with cover

pcs   1       1

22 Union pipe steel 5/8 M        2 2

23 PVC conduit PG 11 M       1 1

24 Plastic conduit PG 9 M        0,3 0,3

25 Junction box plastic 65 x 65 Pcs       2 2

26 Junction box iron 65 3-entry Pcs       1  1

27 Lightbulb holder wall mounted Pcs        2 2

28 Lightbulb holder ceiling mounted Pcs        1 1

29 Lightbulb 220V 40W E27 pcs        3  3

30 Switch 1-way 60x60 push type o.p. Pcs       1 1

31 Switch 2-ways 60 toggle type o.p. Pcs       2 2

32 Momentary contact 60x60 1 PNE 1GA o.p

Pcs       1 1

33 Socket outlet 60x60 1 PNE 1GA o.p Pcs       1 1

34 Metal screw countersink M4 x 20 Pcs 12        12

33

Page 34: Laporan bengkel smt 2

35 Metal screw countersink M5 x 20 Pcs 12     10   22

36 Metal screw countersink M6x 20 Pcs 12        1 2

37 Nut M3 Pcs      2   2

38 Nut M4 pcs  24     6 30

39 Nut M5 Pcs 24     20   44

40 Nut M6 24        24

41 Wood screw countersink 3,5 x 10(150)

Pcs   6 8   14

42 Wood screw countersink 3,5 x 20 Pcs    2  2   4

43 Wood screw countersink 4 x 25 pcs     4 4 8

44 Wood screw roundhead 3,5 x 10 Pcs    14  4 30 48

45 Wood screw roundhead 3,5 x 20 Pcs      4  12  16

46 Wood screw roundhead 3,5 x3 Pcs       4 4

3.8 Trouble shoting

Untuk lebih memahami mengenai praktikum suatu instalasi, mahasiswa

dituntut mengetahui trouble shooting, sehingga mahasiswa di change satu sama

lain. Berikut trouble shooting yang dialami:

1. Terlepasnya Kabel Netral pada Kotak Hubung Ruang Dapur / Tidur.

2. Terlepasnya penghantar saklar pada saklar tunggal.

3. Terlepasnya Kabel Phasa pada Saklar Tunggal.

4. Terlepasnya Kabel Phasa pada Fiting Ruang Tidur / Dapur.

5. Terlepasnya Kabel Netral pada Fiting Ruang Tidur / Dapur.

6. Terlepasnya Penghantar Saklar pada Kotak Hubung Ruang Depan.

34

Page 35: Laporan bengkel smt 2

7. Terlepasnya Penghantar Saklar pada Impuls.

8. Terdapat bahan isolator pada fuse.

9. Fuse yang bagus diganti dengan fuse yang rusak.

10. Terlepasnya Kabel Netral pada Fiting Ruang Depan.

BAB IV

35

Page 36: Laporan bengkel smt 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada bab ini merupakan penjelasan tentang hasil kerja yang telah

dilakukan selama praktek kerja teknik penyambungan kabel dan instalasi listrik

mulai dari pembuatan mata itik (latihan 1, 2, dan 3) sampai latihan 6.

4.1.1 Hasil Pembuatan Mata Itik ( latihan 1,2, dan 3, terlampir

pada lampiran)

Hasil pembuatan mata itik yang meliputi latihan 1, 2, dan 3 ini cukup

bagus, walaupun masih terdapat kekurangan yang mengakibatkan hasil kurang

memuaskan. Pada pembuatan mata itik ini terdapat tiga bagian pembuatan yaitu:

a. Latihan 1

Gambar 4.1 Latihan 1

Pada latihan ini proses pembentukan mata itik pada kabel masih tidak sesuai

dengan job, dan juga pada latihan ini terdapat kabel yang belum lurus.

36

Page 37: Laporan bengkel smt 2

b. Latihan 2

Gambar 4.2 Latihan 2

Pada latihan ini hasil yang didapat bahwa pembentukan lingkaran mata itik

sudah terlihat bulat, pemotongan juga sudah benar sehingga kabel sudah terlihat

lurus tetapi pada bagian siku belum terlihat siku secara sempurna dan pada latihan

ini juga terdapat kekurangan kabel NYA 6 mm2 sehingga pekerjaan tidak dapat

diselesaikan sesuai dengan job.

c. Latihan 3

Gambar 4.3 Latihan 3

Pada latihan tiga ini hasil yang didapat adalah pada pembentukan siku

pada kabel tidak sesuai dengan job dan juga terdapat kekurangan kabel NYA 6

mm2.

4.1.2 Hasil Pembuatan Latihan 4 ( terlampir pada lampiran)

37

Page 38: Laporan bengkel smt 2

Pembuatan latihan empat yaitu menghubungkan kabel ke terminal line up

yang melalui wiring channel, hasilnya; jarak dari profil G ke wiring channel

masih belum sesuai dengan job, kabel pada line up terminal masih belum

terpasang terlalu kuat, tidak adanya spare kabel dari line up yang satu ke yang

lainnya.

Gambar 4.4 Latihan 4

4.1.3 Hasil Pembuatan Latihan 5 (terlampir pada lampiran)

Pembuatan latihan lima yaitu pembuatan instalasi sederhana yang belum

dialiri arus, hasilnya:Pada kabel yang mau disikukan terlihat belum siku, pada saat

kabel terhubung ke line up terminal susunan kabel yang berjajar sepuluh terlihat

tidak rapi, penyolderan tidak rata, dan juga teknik penyekunan yang salah

mengakibatkan banyak skun yang salah.

38

Page 39: Laporan bengkel smt 2

Gambar 4.5 Latihan 5

4.1.4 Hasil Pembuatan Latihan 6

Pembuatan latihan enam yaitu pembuatan instalasi rumah sederhana yang

langsung terhubung ke aliran sumber listrik(PLN), hasilnya; pipa tidak terlihat

bengkok secara sempurna, cara pemasangan kabel pada papan pertinax terlihat

tidak begitu rapi, pada pemasangan fiting lampu jarak ukurannya masih ada yang

tidak sesuai pada lembar kerja yang diberikan, serta kabel yang terpasang ada

yang terdapat tidak sesuai dengan aturan pemasangan yaitu pada bagian warna

kebel.

Gambar 4.6 Latihan 6

39

Page 40: Laporan bengkel smt 2

4.2.1 Pembahasan Pembuatan Mata Itik ( latihan 1, 2, dan 3 )

Pembahasan pada mata itik ini terbagi menjadi tiga karena terdapat tiga

buah latihan, yaitu:

o Latihan satu, pembentukan lingkaran pada mata itik belum begitu bulat

karena pada bagian ini merupakan latihan pertama yang diajarkan dan

mahasiswa masih kaku dalam memegang alat. Kabel tidak terlihat lurus

disebabkan kelalaian mahasiswa dalam pemotongan kabel sehingga kabel

yang dipotong sering kelebihan, dan takut untuk memotong kabel karena

takut kependekan yang mengakibatkan kekurangan kabel.

o Latihan dua, pembuatan mata itik sudah terlihat sempurna karena

mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan alat dan telah memahami teknik

yang telah diajarkan serta kabel yang digunakan memang tidak terlalu

susah. Pada saat ada bagian siku yang belum terlihat siku, itu karena

ketakutan untuk meluruskan dengan alat yang dapat menyebabkan isolasi

pada kabel terkelupas. Pada latihan ini ada pekerjaan yang tidak selesai itu

dikarnakan kurangnya ketersedian kabel NYA 6 mm2.

o Latihan tiga, kabel terlihat tidak siku karena pada saat bekerja

terburu buru, sehingga banyak kabel yang tidak sesuai dengan job. Pada

latihan ini pekerjaan tidak dapat diselesaikan karena kurangnya

ketersedian kabel NYA 6 mm2.

40

Page 41: Laporan bengkel smt 2

4.2.2 Pembahasan Pembuatan Latihan 4

Pembahasan ini mengenai menghubungkan kabel keterminal line up yang

satu ke line up terminal lainnya. Jarak dari profil G ke wiring channel masih

belum sesuai dengan job itu karena dalam menyelesaikan praktek ini terkadang

saya melihat pekerjaan teman saya, sehingga apabila teman salah maka saya

juga salah. Pada saat awal praktek job 4 kurang aktifnya saya untuk bertanya

kepada instruktur maka banyak terjadinya kesalahan misalnya saja dalam

pembuatan lobang untuk tempat baut sehingga line up terminal tidak terpasang

dengan kuat dan pada ukuran jarak masih terdapat kesalahan – kesalahan

ukuran.

4.2.3 Pembahasan Pembuatan Latihan 5

Pembahasan ini mengenai pembuatan instalasi yang belum dialiari arus,

Pada kabel yang mau disikukan terlihat belum siku karena terjadi kesalahan

pemotongan kabel dan penglupasan kabel sehingga kabel yang mau disikukan

pendek, dan kabel itu masih tetap dipakai karena nanti takut kekurangan kabel.

Kabel yang berjajar sepuluh tidak terlihat rapi karena pengerjaannya dilakukan

terburu-buru. Solderan pada kabel yang telah disolder tidak terlihat rata secara

menyeluruh karena saya baru pertama kali melakukan penyolderan tetapi secara

bertahap hasilnya semakin membaik. Pemasangan skun yang tidak benar yaitu

kami menjepit skun beserta isolasinya, yang benar adalah sebelum skun dijepit,

isolasi harus dibuka dan apabila kabel sudah terjepit baru isolasi skun ditutupkan

kembali, hal ini agar kabel yang tidak terisolasi dapat tertutup oleh isolasi skun

dan juga saya pertama kali menyekun menggunakan tang skun.

41

Page 42: Laporan bengkel smt 2

4.2.4 Pembahasan Pembuatan Latihan 6

Pembuatan latihan enam yaitu pembuatan instalasi rumah sederhana yang

langsung terhubung ke aliran sumber listrik(PLN). pipa tidak terlihat bengkok

secara sempurna itu dikarenakan saya baru pertama kalinya mengenal alat

pembengkok tapi lama kelamaan dalam pembengkokan pipa sudah cukup

membaik, cara pemasangan kabel pada papan pertinax terlihat tidak begitu rapi

disebabkan dalam mengerjakan praktek sedikit terburu buru, pada pemasangan

fiting lampu jarak ukurannya masih ada yang tidak sesuai pada lembar kerja yang

diberikan itu karena terdapat kesalahan dalam pembacaan job. Kabel yang

terpasang ada yang tidak sesuai dengan aturan pemasangan yaitu pada bagian

warna kabel pada power suplay dikarenakan kabel power suplay yang disediakan

warnanya memang tidak sesuai yaitu pada kabel PE yang berwarna kuning.

4.2.5 Pembahasan Trouble Shooting

Pada sub bab ini dijelaskan tentang penjelasan mengapa terjadinya masalah

pada praktek kerja yang telah dilakukan pada latihan 6. Berikut ini ada sepuluh

yang mengalami masalah:

1. Lampu ruang depan tidak berfungsi karena kabel netralnya terlepas.

2. Lampu ruang depan tidak berfungsi karena penghantar saklar pada saklar

tunggal terlepas.

3. Saklar tunggal tidak berfungsi karena kabel phasanya terlepas

4. Lampu ruang tidur / dapur tidak berfungsi karena kabel phasanya terlepas.

5. Lampu ruang tidur / dapur tidak berfungsi karena kabel netralnya terlepas.

42

Page 43: Laporan bengkel smt 2

6. Impuls tidak berfungsi karena penghantar saklar pada kotak hubung yang

dihubungkan ke impuls terlepas.

7. Impuls tidak berfungsi karena ada kabel yang terlepas pada impuls.

8. Fuse pada group 1 tidak berfungsi karena terdapat bahan isolator pada

impuls.

9. Fuse pada group 2 tidak berfungsi karena fuse tersebut diganti dengan fuse

yang rusak.

10. Tidak berfungsinya lampu pada ruang depan karena kabel netralnya

terlepas.

43

Page 44: Laporan bengkel smt 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Latihan satu yaitu pembuatan mata itik dengan kabel 1,5 mm2 , latihan

pembuatan mata itik ini sebaiknya dilakukan dengan baik dan benar,

karena pada latihan berikutnya aka ada juga pembuatan mata itik yang

lebih sulit. Apabila dalam pembuatan mata itik ini terjadi kesalahan maka

akan terjadi kebocoran arus atau mungkin kebakaran pada kabel.

Latihan dua yaitu pembuatan mata itik dengan bentuk kerumitan yang

tinggi ini bertujuan agar mahasiswa dapat membentuk mata itik dengan

kesabaran dan ketelitian membentuk kabel tersebut sesuai dengan ukuran

yang dibutuhkan. Pada latihan ini hasil yang didapat sudah cukup baik

meski ukuran yang diinginkan belum sepenuhnya presisi.

Latihan tiga yaitu pembuatan mata itik dengan bentuk seperti terowongan

itu juga bertujuan agar mahasiswa lebih terampil dalam membuat mata itik

dan lebih sabar dalam membentuk kabel. Pada latihan ini hasil yang

didapat kurang begitu baik, karena kurangnya ketersedianya kabel NYA 6

mm2.

Latihan empat yaitu penyambungan kabel ke terminal line up yang satu ke

line up terminal yang lain, latihan ini kita dilatih bagaimana teknik

melakukan sambungan dari kabel ke terminal line up yang dibutuhkan

ketelitian pengukuran dan kekuatan kabel yang menempel pada terminal,

44

Page 45: Laporan bengkel smt 2

serta kegunaan penandaan pada rangkaian. Hasil yang didapat pada latihan

ini sudah memuaskan.

Latihan lima yaitu pemasangan instalasi sederhana dengan ukuran, bentuk,

dan posisi yang sangat teratur, sehingga kita mengerjakannya dengan

ketelitian agar bahan yang kita gunakan cukup, serta teknik penyolderan.

Hasil yang didapat belum cukup bagus karena masih banyak

ketidaktelitian pada pengukuran yang menyebabkan kekurangan bahan dan

bentuk yang didapat belum sesuai dengan bentuk yang diminta.

Latihan enam yaitu latihan instalasi rumah yang sederhana dan pada

latihan ini praktek sudah terhubung ke sumber arus listrik untuk

menghidupkan lampu. Dalam praktek ini terdapat tiga saklar yang

digunakan, dan yang dikerjakan juga harus sesuai dengan diagram

pengawatan yang telah diberikan, maka dari itu kita juga harus pandai

dalam membaca diagram pengawatan. Hasil yang didapat sudah cukup

baik, segala hal yang diinginkan sudah terpenuhi hanya saja keindahan

pada bentuk belum didapat.

5.2 Saran

Saran saya terhadap latihan pengerjaan ini, kita harus memahami dulu

kegunaan ataupun fungsi dari alat dan bahan yang kita pakai dan dengan

mempelajari teknik yang benar sehingga kita tidak mengalami hambatan dalam

teknik pengerjaannya. Kita harus lebih teliti dalam pembacaan job, sehingga tidak

terjadi kesalahan dalam praktek.

45