laporan bengkel smt 2
DESCRIPTION
laporan bengkelTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Di era globalisasi energi listrik sangat penting. Kebutuhan energi listrik
sudah menjadi kebutuhan pokok. Selain itu, energi listrik juga sangat berguna
untuk menggerakan berbagai jenis mesin yang dapat memudahkan pekerjaan
manusia dalam melaksanakan aktivitasnya.
Kemajuan teknologi di bidang kelistrikan sangat menunjang akan
tercapainya pembangunan, energi listrik dapat membantu aktifitas manusia yaitu
dengan mengubah energi listrik menjadi energi yang dibutuhkan atau sebaliknya.
Ada beberapa faktor yang menunjang akan kemajuan teknologi kelistrikan
diantaranya faktor sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang terampil
sangat dibutuhkan agar dapat mengembangkan / memanfaatkan teknologi
kelistrikan guna tercapainya pembangunan nasional. Oleh karena itu, diberikan
praktek kerja bengkel mekanik sebagai pengetahuan dasar agar terbiasa bila
dipraktekan di lapangan, sehingga terciptanya tenaga manusia yang terampil, baik
pemasangan, Pengoperasian, pemanfaatan, dan pemikiran serta perawatan.
Materi pokok yang di ambil dalam praktek bengkel listrik pada semester II
ini, dititikberatkan pada perancangan instalasi sederhana dalam bentuk mini, di
praktek ini juga mempelajari tentang teknik pemasangan dan penyambungan
kabel serta penandaan pada rangkain.
1
Praktek bengkel mekanik banyak menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan, disini juga dilatih kedisiplinan dan ketepatan waktu. Praktek
bengkel mekanik ini diharapkan dapat menciptakan / menghasilkan sumber daya
manusia yang terampil dan berkualitas.
1.2 Tujuan dan Manfaat.
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diambil Dari pelaksanaan praktek bangkel
mekanik listrik semester II, diantaranya mahasiswa dapat:
Membaca gambar yang akan dipraktekan.
Menerapkan teori yang telah dipalajari untuk dipraktek secara langsung.
Mengetahui dan memahami dasar-dasar instalasi listrik.
Mengerjakan praktek sesuai dengan gambar kerja.
Mengetahui dan mengenal cara penggunaan peralatan kerja dan material
listrik yang digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Mengaplikasikan dan mempraktekan apa yang telah dibahas.
Mengetahui cara pemasangan Instalasi listrik rumah sederhana.
1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil Dari pelaksanaan praktek bangkel
mekanik listrik semester II, diantaranya mahasiswa dapat:
Mengerjakan praktek sesuai dengan gambar kerja.
2
Mengetahui cara pemasangan dan penyambungan kabel serta guna
penandaan pada rangkain.
Mengetahui cara membuat mata itik serta manfaatnya.
Mengetahui serta mengenal jenis - jenis bahan dan komponen listrik yang
telah digunakan.
Menentukan banyaknya material dari suatu pemasangan instalasi listrik.
Mengetahui serta dapat menentukan letak kesalahan dari suatu
pemasangan instalasi dan dapat memperbaikinya.
Mengetahui akan kegunaan ketepatan ukuran pada rangkaian.
Menganalisa rangkaian serta mampu membuat kesimpulan dari pekerjaan
yang telah dikerjakan.
1.3 Perumusan Masalah.
Permasalahan – permasalahan yang dihadapi pada saat melakukan praktek
bengkel listrik semester II ini yaitu:
1. Mahasiswa belum paham benar terhadap gambar dan prinsip kerja instalasi
dari job yang telah ditentukan sehingga mengurangi keefektifan waktu
dalam menyelesaikan job tersebut.
2. Penguasaan materi yang kurang sehingga pekerjaan selalu mendapatkan
pengarahan berulang-ulang.
3. Penggunaan alat yang masih kurang akrab.
4. Kekurangan material sehingga ada pekerjaan yang tidak dapat
diselesaikan.
3
5. Waktu pelaksanaan yang sempit sehingga pekerjaan harus di selesaikan
secepat mungkin.
1.4 Sistematika Penulisan.
Dalam penulisan laporan ini, adapun sistematika penulisan yang akan di uraikan
pada setiap bab :
BAB I. Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan apa yang menjadi latar belakang dari praktikum
pengenalan kabel dan teknik pemasangan kabel, tujuan dan manfaat yang
di peroleh.
BAB II . Tinjauan Pustaka
Pada bab ini membahas mengenai teori-teori penunjang dan teori yang
mendasar dari Praktikum pengenalan kabel dan teknik pemasangan dalam
suatu instalasi.
BAB III. Kabel Dan Teknik Pemasangan
Pada bab ini membahas mengenai lokasi praktikum di lakukan job yang
menjadi praktikum, alat-alat dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum.
BAB IV. Hasil Dan Pembahasan
Pada bab ini menjelaskan secara garis besar dari hasil praktikum yang di
kerjakan.
BAB V. Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan praktikum yang
telah di lakukan serta saran penulis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum.
Teknik penyambungan sangat bermanfaat dalam instalasi listrik. Dalam
melakukan teknik penyambungan kita harus mengetahui jenis kabel yang akan
kita sambungkan dan aturan dalam teknik penyambungan tersebut, pada praktek
bengkel listrik teknik penyambungan sering digunakan pada instalasi tenaga
maupun instalasi penerangan, adapun cara penyambungan yang dilakukan yaitu
antara lain melalui terminal, kotak hubung sepatu kabel dan secara langsung yaitu
sambungan ekor babi.
Penyambungan dengan cara apapun harus aman baik dari tegangan sentuh
maupun dari bahaya lainnya. Penyambungan yang baik haruslah kuat dan rapi
yaitu kuat terhadap tarikan, akibat dari pengaruh mekanis lingkungan sehingga
instalasi terhindar dari kebakaran-kebakaran.
Penyambungan pada kabel pejal biasanya dengan menggunakan mata itik
tetapi ada yang menggunakan line up terminal, penyambungan pada strip terminal
blok dan konektor untuk kabel serabut biasanya menggunakan sepatu kabel, tetapi
sebelumnya ujung kabel yang telah terkupas harus di solder terlebih dahulu.
2.2 Penghantar.
Penghantar adalah bahan yang dapat mengalirkan arus listrik, penghantar
yang sering digunakan adalah tembaga dan aluminium. Suatu kawat penghantar
5
yang berisolasi disebut kabel, Isolasi tersebut disesuaikan dengan ukuran dan
kegunaannya, yang terpenting dari suatu isolasi kawat penghantar itu adalah
penandaan pada isolasi kawat penghantar tersebut yang nantinya akan
mempermudah dalam pemakaian kabel untuk instalasi.
Untuk penyaluran penghantar listrik dari pusat pembangkit ketempat yang
memerlukannya ada 2 kemungkinan yang dapat digunakan yaitu:
a. Penghantar dengan menggunakan kawat udara
b. Penghantar dengan menggunakan kabel tanah.
Syarat kabel menurut PUIL dan standar IEC serta jenis kabelnya adalah :
a. NYM
Gambar 2.1 kabel NYM
1. Kode pengenal
Huruf kode Komponen
N = Kabel standar, tembaga sebagai penghantar
Y = Isolasi PVC
M = Selubung PVC
RM = Penghantar padat bulat berkawat banyak
-1 = Warna urat kuning hijau
-0 = Warna urat tanpa kuning hijau
2. Tanda Kabel
Isolasi kabel berurat tunggal diberi warna hijau-kuning atau biru muda
atau hitam dan kuning, tanda-tanda pengenal harus terangkat dengan jarak 6
tidak melebihi; 20 cm bila tanda itu diletakkan pada urat berwarna biru muda,
dan tidak melebihi 50cm bila tanda tersebut diletakkan pada saluran luar.
Warna selubung luar dari luar kabel-kabel yang berbentuk dalam spesifikasi
ini harus putih keabu-abuan atau putih kekuning- kuningan.
b. NYA
Gambar 2.2 kabel NYA
1. Kode pengenal
Huruf kode Komponen
N = Kabel standar, tembaga sebagai penghantar
Y = Isolasi PVC
A = Kawat berisolasi
Re = Penghantar padat bulat
Rm = Penghantar bulat berkawat banyak
2. Tanda kabel
Isolasi harus diberi warna hijau kuning atau biru muda atau hitam atau
kuning dan merah. Tanda memenuhi standar SI dibuat dengan jarak antara
tidak melebihi 20 cm.
7
c. NYY dan NYMHY
(a) (b)
Gambar 2.3 (a) Kabel NYY
(b) Kabel NYMHY
1. Kode Pengenal
Huruf Kode Komponen
N = Kabel standar, tembaga sebagai penghantar
NA = Kabel standar, dengan alumunium sebagai
penghantar
Y = Isolasi PVC
Y = Selubung PVC
Re = Penghantar padat bulat
Rm = Penghantar padat Bulat
Sm = Penghantar dengan dipilih bentuk sektor
2. Tanda Kabel
Isolasi kabel serabut tunggal jika diberi warna hijau-kuning atau biru muda
atau merah atau hitam atau kuning tanda-tanda pengenal diberi jarak tidak
melebihi 50 cm yang diletakkan pada selubung luarnya dan warna selubung
luar dari kabel-kabel spesifikasi harus hitam.
8
2.3 Pengaman.
1. Pengaman daya prinsip termal.
a. Thermal Over Load Relay.
Gambar 2.6 Thermal Over Load Relay
Pengaman ini digunakan sebagai pengaman motor yang dirakit
dengan kontaktor. Dimana alat ini di pasang setelah kontaktor
sebelum ke motor listrik.
b. Circuit Breaker.
Gambar 2.7 Circuit Breaker
Alat ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan pengaman
lebur. Alat ini bekerja berdasarkan bearnya arus yang mengalir
serta lamanya arus tersebut mengalir. Alat ini mempunyai
kelebihan, yaitu dapat dihubungkan kembali (reset) setelah
putus, yaitu dengan menekan tombol reset.
9
c. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
Gambar 2.8 Miniatur Circuit Breaker (MCB)
Bentuk yang kecil dari cicuit breaker disebut miniatur circuit
breaker (MCB) yang merupakan alat pemutus otomatis apabila
terjadi beban lebih dan hubugan singkat. MCB bekerja
sebagaimana termal over load relay, mempunyai bimetal yang
dapat panas bila dialiri arus lebih. Jika terjadi arus lebih pada
rangkaian, bimetal akan menjadi panas dan melengkung
memutuskan kontak listrik sehingga rangkaian terlindungi.
2.4 Macam-macam peralatan listrik.
1. Saklar
Saklar adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk memutus dan
menghubungkan arus pada rangkaian. Macam-macam saklar adalah :
a. Saklar Tunggal.
Gambar 2.9 Saklar Tunggal
10
Saklar tunggal atau satu arah digunakan sebagai pengatur suatu
rangkian hanya dari satu tempat atau hanya dari posisi ON dan OFF.
Saklar ini hanya mempunyai 1 Input dan 1 Output.
b. Saklar tukar.
Gambar 2.11 Saklar tukar
Saklar tukar mempunyai dua posisi pengoperasian yaitu hanya bisa
menyalakan salah satu lampu E1 dan E2 secara bergantian. Saklar tukar ini
juga digunakan untuk mengoperasikan dua pemakaian dengan sumber
tegangan yang sama atau dua tegangan yang berbeda atau dipasang pada
suatu tangga rumah atau gedung bertingkat.
c. Saklar impuls.
Gambar 2.12 Saklar impuls
Saklar impuls adalah saklar yang bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet, dimana posisi saklarnya akan berubah pada setiap impuls,
lamanya pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi sistem
kerjanya, saklar impuls mempunyai dua posisi kontak yaitu : ON pada
11
pengoperasian impuls pertama dan kontak OFF untuk pengoperasian pada
lampu impuls kedua.
2. Line up Terminal.
Gambar 2.13 Line up TerminalLine up terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai
penghubung kabel penghantar dan untuk menghindari sentuhan apapun
yang dapat mengakibatkan terjadinya hubungan singkat.
3. Wiring Chanel.
Gambar 2.14 Wiring Chanel
Wiring chanel adalah tempat jalanya atau alur penyambugan kabel
yang terbuat dari bahan campuran PVC yang berbentuk kotak persegi
panjang sehingga suatu rangkayan dapat terlihat rapi dan teratur.
4. Terminal Board.
Gambar 2.15 Terminal Board
12
Terminal board adalah tempat penyambungan kabel pada pengawatan dalam
suatu instalasi listrik. Adapun cara penyambungannya yaitu dari ujung-ujung
kabel / penghantar yang dihubungkan pada board sebelumnya dibuat mata itik
terlebih dahulu untuk kabel pejal sedangkan kabel serabut ujung penghantarnya
harus disolder terlebih dahulu dan dipasang sepatu kabel.
5. Kotak – kontak.
Gambar 2.16 Kotak – kontak
Adalah suatu alat listrik yang dipasang untuk melayani peralatan
rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik.
6. Terminal Block.
Gambar 2.17 Terminal Block
Digunakan sebagai alat penghubung terhadap kabel. Untuk jenis
kabel berserabut atau pejal yang akan disambungkan harus menggunakan
sepatu kabel.
13
7. Pertinax 300 x 100 x 5.
Gambar 2.18. Pertinax
Kegunaannya adalah sebagai penghubung antar kabel, merupakan
bahan semikonduktor yang dapat menghantarkan arus listrik.
8. Pentanahan
Kegunaannya adalah untuk menghindari dari gangguan tegangan
sentuh dan memperbaiki sistem.
9. Pipa.
Gambar 2.19 Pipa
Pipa adalah bahan listrik yang digunakan sebagai selubung dari
kabel atau penghantar suatu impedansi instalasi. Fungsinya adalah untuk
instalasi on plaster dimana tahanan mekanik sangat tinggi untuk konduktor
diperlukan dan untuk instalasi in plaster supaya menjamin pada waktu
pengawatan.
14
10. Klem.
Gambar 2.20 Klem
Klem adalah suatu alat listrik yang terbuat dari alumunium dan
plastik yang digunakan untuk mengklem pipa atau kabel agar tidak lepas
dan kelihatan rapi.
Selain alat-alat diatas, adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan
suatu instalasi listrik, antara lain :
1. Tang Pengupas.
Gambar 2.21 Tang Pengupas
Berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan
digunakan untuk penyambungan.
2. Tang Buaya.
Gambar 2.22 Tang Buaya
Berfungsi untuk menjepit dan memotong kabel saja.
15
3. Tang Pemotong.
Gambar 2.23 Tang Pemotong
Berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan
ukuran sesuai dengan bena kerja.
4. Tang Kombinasi.
Gambar 2.24. Tang Kombinasi
Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang
akan dikerjakan seperti kabel atau kawat yang digunakan pada instalasi
penerangan
5. Tang Pembulat.
Gambar 2.25. Tang Pembulat
Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar
misalkan pembuatan mata itik.
16
6. Obeng minus dan Obeng Plus.
Gambar 2.26 Obeng minus dan Obeng Plus
Berfungsi untuk memutar atau mengencangkan dan mengendurkan
skrup / baut yang digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.
7. Water Pas.
Gambar 2.27 Water Pas
Digunakan untuk memeriksa dan menandai garis horizontal
(permukaan yang datar) dan dapat digunakan didalam bingkai yang
berbentuk kurva yang disebut vial.
8. Palu Plastik.
Gambar 2.28 Palu Plastik
Berfungsi untuk memukul atau meratakan kabel pada bagian yang
bengkok.
17
9. Palu Besi.
Gambar 2.29 Palu Besi
Berfungsi untuk memukul, meratakan benda yang bengkok dan
untuk memukul paku pada klem untuk pemasanagan pipa.
10. Ragum.
Gambar 2.30 Ragum
Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam
melaksanakan kerja terhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan
untuk meluruskan kabel.
2.5 Instalasi Penerangan.
Perancangan suatu instalasi yang baik haruslah memenuhi ketentuan-
ketentuan serta peraturan yang berlaku, adapun peraturan yang harus dilaksanakan
dalam perancangan instalasi listrik di Indonesia adalah peraturan umum instalasi
listrik (PUIL) tahun 1987. Selain standar material yang digunakannya itu standar
Internasional Elektrika Commosion (IEC) tahun1987. Selain standar itu juga
terdapat peraturan yang lain. Untuk dapat menerapkan dan melaksanakan
18
peraturan tersebut dalam pemasangan suatu insatalasi, maka harus dilakukan
teknik latihan pemasangan instalasi listrik sehingga dengan latihan dasar ini akan
diperoleh keterampilan dibidang ini yang dalam pelaksanaan selalu
mengutamakan PUIL, serta peraturan lainnya yang berhubungan dengan instalasi
listrik.
Diantara peraturan yang harus ditaati dan diperoleh yaitu :
a. Pemasangan Instalasi tenaga dilaksanakan dengan penanaman
kabel dalam tanah dengan menggunakan karet pelindung.
b. Warna kabel / isolasi dari penghantar haruslah :
fasa 1 (L1) dengan isolasi merah.
Fasa 2 (L2) dengan isolasi kuning.
Fasa 3 (L3) dengan isolasi hitam.
Penghantar netral dengan isolasi biru.
Penghantar pentanahan dengan isolasi kuning-hijau.
c. Luas penampang dari penghantar yang digunakan di tentukan
dengan pertimbangan.
d. Semua pemutusan tenaga harus mempunyai daya-daya pemutus
sekurang-kurangnya sama dengan arus hubung singkat yang dapat
terjadi pada tempat pemutusan tenaga.
e. Pipa instalasi harus tahan terhadap tekanan mekanis, tahan lembab
dan menjalarkan api.
19
Prinsip-prinsip dasar instalasi dapat digunakan pada kegiatan yang
berhubungan dengan merancang, memasang dan mengoperasikan instalasi listrik
secara umum, prinsip dasar instalasi listrik ada 6 macam :
1. Keamanan.
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Agar Instalasi tidak membahayakan manusia maka
peralatan tersebut harus memiliki peraturan yang berlaku, seperti PUIL 1987.
Untuk mengamankan listrik dari kerusakan akibat gangguan seperti:
Hubung singkat, beban lebih, dan tegangan lebih, maka hendaknya dipasang
pengaman yang sesuai seperti : Sekring, MCB, dll.
2. Kehandalan.
Kehandalan yang tinggi digunakan untuk mengatasi kerusakan dalam batas
normal termasuk kesederhanaan dari sistem yang digunakan.
3. Kemudahan Tercapai.
Untuk pemasangan peralatan listrik disusun sedemikian rupa sehingga dalam
pengoperasian pengawatan dan pemeriksaan mudah dilakukan.
4. Ketersediaan.
Adalah ketersediaan instalasi melayani kebutuhan daya, gawai maupun instalasi.
Pemberian daya yang kontinyu pada pelanggan adalah sangat penting sumber
daya diperlakukan untuk pemberian daya seluruh atau sebagian dari beban.
5. Keindahan.
20
Adalah kerapian dari pemasangan suatu peralatan listrik sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
6. Ekonomis.
Harus dilakukan suatu instalasi listrik yang ekonomis dengan memiliki hasil yang
handal.
21
BAB III
KABEL DAN TEKNIK PEMASANGAN
3.1 Denah
Denah lokasi dibawah ini adalah denah tempat kami melakukan kerja
praktek instalasi listrik. Pada denah tersebut terdapat beberapa ruangan. Pada
gambar yang terdapat angka 4 adalah lokasi meja dimana saya melakukan kerja
dan 23 meja lainnya adalah tempat teman-teman saya melakukan praktek kerja
lainnya.
Tempat kami mengambil peralatan terdapat pada ruang peralatan yang
dibantu oleh teknisi. Meja bor merupakan tempat dimana kami akan membuat
lubang pada bahan yang dibutuhkan. Selebihnya merupakan tempat praktek untuk
praktek kerja lainnya, WC untuk dosen dan teknisi, serta dapur.
Gambar 3.1 Denah lokasi
22
20
WC
Dapur
Ruang
Praktek
Instalasi
Ruang Dosen
Ruang Peralatan
Meja Bor
Ruang Praktek Instalasi
3.2 Gambar latihan 1, 2 dan 3 (Terlampir)
Pada pembuatan mata itik ini terdapat 3 latihan yaitu:
Latihan 1, dimana pada latihan ini melakukan pembuatan mata itik dengan
menggunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm², 2,5 mm² dan 6 mm².
Latihan 2, dimana pada latihan ini melakukan pembuatan mata itik dan
pembentukan kabel dengan ukuran 1,5 mm² ; 2,5 mm² dan 6 mm² seperti yang
tertera di job.
Latihan 3, dimana pada latihan ini melakukan pembuatan mata itik dan
pembentukan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm² ; 2,5 mm² dan 6 mm2
seperti tertera dijob.
Pembuatan mata itik ini dimaksudkan agar dapat melatih ketelitian
mahasiswa dalam membaca job, serta agar mahasiswa dapat menempatkan
penggunaan bahan dengan baik, dan juga agar mahasiswa dapat membentuk mata
itik dengan benar agar tidak terjadi kesalahan pada pemasangan instalasi listrik.
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Latihan 1, 2, 3
No Nama Alat Nama Bahan1 Papan pertinax 300 x 1000 x5 Kabel NYA 1,5 mm²
2 Tang Pembulat Kabel NYA 2,5 mm²
3 Tang Pengupas Kabel NYA 6 mm²
4 Tang Potong
5 Tang Buaya
6 Tang kombinasi
7 Mistar Baja
8 Palu karet
23
Dalam pembuatan mata itik ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang
telah diberikan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan.
2. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
3. Mengukur panjang kabel dijob, untuk mengaplikasikannya dipraktek.
4. Memotong kabel yang telah diukur dijob dengan menggunakan tang
potong.
5. Mengukur diameter dari baut serta mengupas ujung-ujung kabel sesuai
dengan diameter baut.
6. Melakukan pembulatan dengan cara kabel dijepit pada ujung isolasi
berdekatan dengan kabel yang terkupas dengan tang buaya kemudian
belokkan kesebelah kiri sebesar 90o dan letakkan tang pembulat diujung
kabel sesuai dengan ukuran yang diperlukan lalu putar ke kanan hingga
menyerupai lingkaran.
7. Potong kabel yang lebih pada ujung pembulatan ( jika lebih ).
8. Untuk latihan 2 dan 3 menggunakan tang pembulat dan tang buaya
sesuai dengan petunjuk pada lembar kerja.
9. Masukkan kabel yang telah selesai ke dalam mur pada papan pertinax.
3.3 Gambar latihan 4 (Terlampir)
Gambar latihan 4 ini adalah gambar penyambungan kabel dari line up
terminal yang satu ke line up terminal lainnya dimana kabel melalui wiring
channel.
24
Pada pembuatan ini kita dilatih bagaimana teknik melakukan sambungan
kabel ke line up terminal dengan ukuran yang sesuai pada lembar kerja, dimana
kita sangat membutuhkan kesabaran dan ketelitian.
- Tabel Alat dan Bahan yang diperlukan :
Tabel 3.2 alat dan bahan latihan 4
No Nama Alat Nama Bahan
1 Obeng plus Kabel NYAF 1,5 mm2
2 Obeng minus Kabel NYA 1,5 mm2
3 Obeng tusuk Sekrup
4 Water pas Wiring channel 40 x 40
5 Tang buaya Profil G
6 Tang pengupas
7 Tang Pemotong
8 Gergaji besi
9 Mistar Baja
Dalam menyelesaikan latihan ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang
telah diberikan.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan.
2. Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan.
3. Memotong Profil G yang telah diukur dengan mistar yang sesuai
dengan job.
4. Mengukur Wiring channel lalu memotongnya.
5. Ukur posisi tempat untuk melakukan praktek pada papan kerja sesuai
petunjuk.
25
6. Letakkan profil G dan Wiring channel pada papan kerja dengan
menggunakan sekrup dan mengencangkannya dengan obeng, cara
membuat lubang untuk sekrup adalah cari titik posisi yang pas lalu
ditekan dengan menggunakan obeng tusuk.
7. Letakkan terminal line up pada Profil G yang telah terpasang papan
kerja yang jumlahnya sesuai dengan lembar kerja.
8. Kabel diukur sesuai petunjuk pada lembar kerja lalu dipotong dan pada
ujung-ujungnya dikupas dengan tang pengupas sesuai dengan ukuran
panjang dari lubang terminal line up.
9. Pasang kabel yang telah dipotong tadi pada lubang line up terminal,
untuk membuka dan menutup lubang line up terminal gunakan obeng.
dikerjakan sesuai urutan dan nomor pada lembar kerja.
10. Lakukan pengecekan ulang apakah kabel yang kita pasang sudah kuat
dengan cara ditarik.
11. Melakukan pengecekan apakah semua kabel kita tersambung dengan
menggunakan Multimeter.
3.4 Gambar Latihan 5 (Terlampir)
Gambar latihan 5 ini adalah gambar latihan pemasangan instalasi
sederhana dengan ukuran, bentuk, dan posisi yang sangat teratur, sehingga kita
mengerjakannya dengan ketelitian agar bahan yang kita gunakan cukup.
Pada pembuatan ini kita dilatih untuk membuat instalasi sederhana disertai
cara dasar menggunakan bahan dan peralatan listrik seperti menyolder dengan
26
ketelitian pada ukuran dan kesabaran membentuk kabel yang telah ditentukan
pada lembar kerja.
- Tabel alat dan bahan yang diperlukan:
Tabel 3.3 Alat dan Bahan latihan 5
No Bahan Peralatan
1 Kabel NYA red, yellow, black, blue, green Tang pemotong
2 Kabel NYM 4 x 1,5 mm2 Tang buaya
3 Kabel NYM HY 5 x 1,5 mm2 Tang pengupas
4 Terminal Block Tang pembulat
5 Profil G Obeng minus
6 Acryt Glass Obeng plus
7 Wiring Channel Water pas
8 Mur dan Baut
9 Klem
10 Connecting Eyelet Brass for M5
11 Connecting Choe Comperission
Dalam menyelesaikan latihan ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang
telah diberikan,
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan;
2. Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;
3. Ukur posisi tempat untuk melakukan praktek pada papan kerja sesuai
petunjuk;
4. Profil G diukur dengan mistar sesuai petunjuk pada lembar kerja
kemudian dipotong;
27
5. Wiring channel diukur sesuai petunjuk dari lembar kerja kemudian di
potong dengan gergaji;
6. Letakkan terminal line up pada Profil G yang telah terpasang papan
kerja yang jumlahnya sesuai dengan lembar kerja;
7. Kabel diukur sesuai petunjuk pada lembar kerja lalu dipotong dan pada
ujung-ujungnya dikupas dengan tang pengupas sesuai dengan ukuran
panjang dari lubang terminal line up;
8. Letakkan terminal block, Connecting choe comperession, Acryt Glass
dan wiring channel yang sudah dipotong pada papan kerja sesuai
dengan posisi yang tertera pada lembar kerja;
9. Potong kabel NYM 4 x 1,5 mm2 sesuai ukuran pada lembar kerja dan
pada ujungnya dikupas dan dibentuk mata itik kemudian dihubungkan
dari terminal block ke Connecting Eyelet Brass for M5;
10. Potong kabel NYM HY 5 x 1,5 sesuai ukuran pada ujungnya dikupas
dengan pisau kemudian hubungkan dari terminal block ke Connecting
Eyelet Brass for M5 dengan ujung kabelnya disolder dan dipasang
Chonnecting choe comperission;
11. Kabel NYA 1,5 mm2 red, yellow, black, blue, green/yellow dipotong
sesuai ukuran pada lembar kerja lalu kupas ujungnya kemudian
hubungkan dari terminal block ke line up terminal dengan urutan red
sebagai phasa 1, yellow phasa 2, black phasa 3, blue sebagai netral dan
28
green/yellow sebagai pentanahan ke line up terminal. Bentuk dari kabel
harus sesuai dengan lembar kerja;
12. Kabel-kabel tadi dihubungkan dari line up terminal ke terminal block
yang sudah terhubung pada Acryt Glass dengan menggunakan kabel
NYA 1,5 mm2 blue;
13. Lakukan pengecekan ulang apakah kabel yang kita pasang sudah kuat
dan posisinya sudah benar.
3.5 Gambar Latihan 6 (Terlampir)
Gambar latihan 6 adalah gambar latihan instalasi penerangan yang
sederhana dan pada latihan ini praktek sudah menggunakan arus listrik untuk
menghidupkan lampu. Dalam praktek ini terdapat tiga saklar yang digunakan, dan
yang dikerjakan juga harus sesuai dengan diagram pengawatan yang telah
diberikan.
Pada pembuatan ini kita dilatih untuk pemasangan instalasi rumah
sederhana dengan rapi dan benar yang semuanya gabungan dari latihan satu
sampai lima ditambah cara kita membaca diagram pengawatan.
- Tabel Alat dan bahan yang diperlukan :
Tabel 3.4 Alat dan Bahan latihan 5
No Nama Alat Nama Bahan
1 Tang PengupasKabel NYA 1,5 mm2 red, black,
blue, and green
2 Tang PemotongKabel NYA 2,5 mm2 red, black,
blue, and green
29
3 Tang Buaya Fuse
4 Gergaji Implus
5 Obeng Minus Fititng lampu
6 Obeng Plus Saklar seri
7 Obeng Tusuk Saklar tekan
8 Water Pas Saklar Tunggal
9 Stop Kontak
10 Kabel Suplai
11 Lampu
12 Papan Pertinax
13 Pipa PVC
14 Kotak Hubung
15 Terminal Strip
Dalam menyelesaikan latihan ini kita harus bekerja sesuai petunjuk yang
telah diberikan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan.
2. Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan.
3. Ukur posisi tempat untuk melakukan praktek pada papan kerja sesuai
petunjuk.
4. Setelah diukur pasangkan seluruh saklar, kotak hubung, stop kontak,
terminal strip, dan fiting lampu pada posisi yang telah diukur tadi dan
dikencangkan dengan sekrup.
5. Pasangkan implus dan fuse pada papan pertinax yang dikencangkan
dengan mur dan baut.
30
6. Potong pipa PVC sesuai ukuran dan yang berbentuk selain lurus harus
dibentuk dengan cara dipanaskan dengan mesin pemanas.
7. Lakukan pengawatan pada masing-masing peralatan sesuai dengan
warna dan fungsi penghantar dengan menggunakan kabel NYA 1,5
mm2 tapi supply dari panel menggunakan kabel NYA 2,5 mm2, sesuai
gambar kerja.
8. Pasangkan kabel suplay ke terminal strip yang telah dihubungkan sesuai
pengawatan tadi.
9. Lakukan pengujian dengan dialiri arus pada kabel suplay
3.6 Peralatan
Tabel peralatan yang diperlukan :
Tabel 3.5 Alat dan bahan yang diperlukan
No Nama Alat Jumlah Satuan
1 Obeng minus besar 1 Buah
2 Obeng minus kecil 1 Buah
3 Obeng plus besar 1 Buah
4 Obeng plus kecil 1 Buah
5 Obeng Tusuk 1 Buah
6 Tang Pemotong 1 Buah
7 Tang pengupas 1 Buah
8 Tang pembulat 1 Buah
9 Tang buaya 1 Buah
10 Tang kombinasi 1 Buah
11 Palu plastik 1 Buah
13 Mistar Besi 1 Buah
31
14 Water pas 1 Buah
15 Gergaji 1 Buah
16 Pisau 1 Buah
3.7 Material
Berikut ini adalah tabel material yang diperlukan :
Tabel 3.6 Material yang diperlukan
No Material Satuan Jumlah Per Latihan Jumlah Total3-Jan 4 5 6
1 Pertinax 300 x 100 x 5 DRA 0029 Pcs 1 1
2 Pertinax 130 x 25 x 5 0030 Pcs 2 2
3 Pertinax 130 x 25 x 1,5 (2) 0030 Pcs 2 2
4 Pertinax 180 x 150 x 5 0037 Pcs 1 1
5 Acrylit glass 180 x 100 x 5 pcs 1 1
6 Wiring Channel 40 x 40 M 1,05 0,45 1,5
7 Din- G – Profile M 0,75 0,25 1
8 NYA 1,5 mm2 red M 1,5 4 15,5
9 NYA 1,5 mm2 yellow M 2 2,5 4,5
10 NYA 1,5 mm2 black M 3,5 2,5 1,5 3 10,5
11 NYA 1,5 mm2 blue M 1,5 3 4,5
12 NYA 2,5 mm2 black M 2,0 1,0 3,0
13 NYA 2,5 mm2 blue M 1 1
14 NYA 2,5 mm2 green/yellow M 1 1
15 NYA 6 mm2 (4mm2) black M 2 2
32
16 NYM 4 x 1,5 mm2 (puil colours) M 2 2
17 Line Up Terminal 2,5 mm2 grey Pcs 37 11 48
18 End plate PVC for above pcs 6 2 8
19 End piece for above Pcs 12 4 16
20 Terminal block 6 x 2,5 mm2 with cover
Pcs 1 1
21 Terminal block 12 x 2,5 mm2 with cover
pcs 1 1
22 Union pipe steel 5/8 M 2 2
23 PVC conduit PG 11 M 1 1
24 Plastic conduit PG 9 M 0,3 0,3
25 Junction box plastic 65 x 65 Pcs 2 2
26 Junction box iron 65 3-entry Pcs 1 1
27 Lightbulb holder wall mounted Pcs 2 2
28 Lightbulb holder ceiling mounted Pcs 1 1
29 Lightbulb 220V 40W E27 pcs 3 3
30 Switch 1-way 60x60 push type o.p. Pcs 1 1
31 Switch 2-ways 60 toggle type o.p. Pcs 2 2
32 Momentary contact 60x60 1 PNE 1GA o.p
Pcs 1 1
33 Socket outlet 60x60 1 PNE 1GA o.p Pcs 1 1
34 Metal screw countersink M4 x 20 Pcs 12 12
33
35 Metal screw countersink M5 x 20 Pcs 12 10 22
36 Metal screw countersink M6x 20 Pcs 12 1 2
37 Nut M3 Pcs 2 2
38 Nut M4 pcs 24 6 30
39 Nut M5 Pcs 24 20 44
40 Nut M6 24 24
41 Wood screw countersink 3,5 x 10(150)
Pcs 6 8 14
42 Wood screw countersink 3,5 x 20 Pcs 2 2 4
43 Wood screw countersink 4 x 25 pcs 4 4 8
44 Wood screw roundhead 3,5 x 10 Pcs 14 4 30 48
45 Wood screw roundhead 3,5 x 20 Pcs 4 12 16
46 Wood screw roundhead 3,5 x3 Pcs 4 4
3.8 Trouble shoting
Untuk lebih memahami mengenai praktikum suatu instalasi, mahasiswa
dituntut mengetahui trouble shooting, sehingga mahasiswa di change satu sama
lain. Berikut trouble shooting yang dialami:
1. Terlepasnya Kabel Netral pada Kotak Hubung Ruang Dapur / Tidur.
2. Terlepasnya penghantar saklar pada saklar tunggal.
3. Terlepasnya Kabel Phasa pada Saklar Tunggal.
4. Terlepasnya Kabel Phasa pada Fiting Ruang Tidur / Dapur.
5. Terlepasnya Kabel Netral pada Fiting Ruang Tidur / Dapur.
6. Terlepasnya Penghantar Saklar pada Kotak Hubung Ruang Depan.
34
7. Terlepasnya Penghantar Saklar pada Impuls.
8. Terdapat bahan isolator pada fuse.
9. Fuse yang bagus diganti dengan fuse yang rusak.
10. Terlepasnya Kabel Netral pada Fiting Ruang Depan.
BAB IV
35
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada bab ini merupakan penjelasan tentang hasil kerja yang telah
dilakukan selama praktek kerja teknik penyambungan kabel dan instalasi listrik
mulai dari pembuatan mata itik (latihan 1, 2, dan 3) sampai latihan 6.
4.1.1 Hasil Pembuatan Mata Itik ( latihan 1,2, dan 3, terlampir
pada lampiran)
Hasil pembuatan mata itik yang meliputi latihan 1, 2, dan 3 ini cukup
bagus, walaupun masih terdapat kekurangan yang mengakibatkan hasil kurang
memuaskan. Pada pembuatan mata itik ini terdapat tiga bagian pembuatan yaitu:
a. Latihan 1
Gambar 4.1 Latihan 1
Pada latihan ini proses pembentukan mata itik pada kabel masih tidak sesuai
dengan job, dan juga pada latihan ini terdapat kabel yang belum lurus.
36
b. Latihan 2
Gambar 4.2 Latihan 2
Pada latihan ini hasil yang didapat bahwa pembentukan lingkaran mata itik
sudah terlihat bulat, pemotongan juga sudah benar sehingga kabel sudah terlihat
lurus tetapi pada bagian siku belum terlihat siku secara sempurna dan pada latihan
ini juga terdapat kekurangan kabel NYA 6 mm2 sehingga pekerjaan tidak dapat
diselesaikan sesuai dengan job.
c. Latihan 3
Gambar 4.3 Latihan 3
Pada latihan tiga ini hasil yang didapat adalah pada pembentukan siku
pada kabel tidak sesuai dengan job dan juga terdapat kekurangan kabel NYA 6
mm2.
4.1.2 Hasil Pembuatan Latihan 4 ( terlampir pada lampiran)
37
Pembuatan latihan empat yaitu menghubungkan kabel ke terminal line up
yang melalui wiring channel, hasilnya; jarak dari profil G ke wiring channel
masih belum sesuai dengan job, kabel pada line up terminal masih belum
terpasang terlalu kuat, tidak adanya spare kabel dari line up yang satu ke yang
lainnya.
Gambar 4.4 Latihan 4
4.1.3 Hasil Pembuatan Latihan 5 (terlampir pada lampiran)
Pembuatan latihan lima yaitu pembuatan instalasi sederhana yang belum
dialiri arus, hasilnya:Pada kabel yang mau disikukan terlihat belum siku, pada saat
kabel terhubung ke line up terminal susunan kabel yang berjajar sepuluh terlihat
tidak rapi, penyolderan tidak rata, dan juga teknik penyekunan yang salah
mengakibatkan banyak skun yang salah.
38
Gambar 4.5 Latihan 5
4.1.4 Hasil Pembuatan Latihan 6
Pembuatan latihan enam yaitu pembuatan instalasi rumah sederhana yang
langsung terhubung ke aliran sumber listrik(PLN), hasilnya; pipa tidak terlihat
bengkok secara sempurna, cara pemasangan kabel pada papan pertinax terlihat
tidak begitu rapi, pada pemasangan fiting lampu jarak ukurannya masih ada yang
tidak sesuai pada lembar kerja yang diberikan, serta kabel yang terpasang ada
yang terdapat tidak sesuai dengan aturan pemasangan yaitu pada bagian warna
kebel.
Gambar 4.6 Latihan 6
39
4.2.1 Pembahasan Pembuatan Mata Itik ( latihan 1, 2, dan 3 )
Pembahasan pada mata itik ini terbagi menjadi tiga karena terdapat tiga
buah latihan, yaitu:
o Latihan satu, pembentukan lingkaran pada mata itik belum begitu bulat
karena pada bagian ini merupakan latihan pertama yang diajarkan dan
mahasiswa masih kaku dalam memegang alat. Kabel tidak terlihat lurus
disebabkan kelalaian mahasiswa dalam pemotongan kabel sehingga kabel
yang dipotong sering kelebihan, dan takut untuk memotong kabel karena
takut kependekan yang mengakibatkan kekurangan kabel.
o Latihan dua, pembuatan mata itik sudah terlihat sempurna karena
mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan alat dan telah memahami teknik
yang telah diajarkan serta kabel yang digunakan memang tidak terlalu
susah. Pada saat ada bagian siku yang belum terlihat siku, itu karena
ketakutan untuk meluruskan dengan alat yang dapat menyebabkan isolasi
pada kabel terkelupas. Pada latihan ini ada pekerjaan yang tidak selesai itu
dikarnakan kurangnya ketersedian kabel NYA 6 mm2.
o Latihan tiga, kabel terlihat tidak siku karena pada saat bekerja
terburu buru, sehingga banyak kabel yang tidak sesuai dengan job. Pada
latihan ini pekerjaan tidak dapat diselesaikan karena kurangnya
ketersedian kabel NYA 6 mm2.
40
4.2.2 Pembahasan Pembuatan Latihan 4
Pembahasan ini mengenai menghubungkan kabel keterminal line up yang
satu ke line up terminal lainnya. Jarak dari profil G ke wiring channel masih
belum sesuai dengan job itu karena dalam menyelesaikan praktek ini terkadang
saya melihat pekerjaan teman saya, sehingga apabila teman salah maka saya
juga salah. Pada saat awal praktek job 4 kurang aktifnya saya untuk bertanya
kepada instruktur maka banyak terjadinya kesalahan misalnya saja dalam
pembuatan lobang untuk tempat baut sehingga line up terminal tidak terpasang
dengan kuat dan pada ukuran jarak masih terdapat kesalahan – kesalahan
ukuran.
4.2.3 Pembahasan Pembuatan Latihan 5
Pembahasan ini mengenai pembuatan instalasi yang belum dialiari arus,
Pada kabel yang mau disikukan terlihat belum siku karena terjadi kesalahan
pemotongan kabel dan penglupasan kabel sehingga kabel yang mau disikukan
pendek, dan kabel itu masih tetap dipakai karena nanti takut kekurangan kabel.
Kabel yang berjajar sepuluh tidak terlihat rapi karena pengerjaannya dilakukan
terburu-buru. Solderan pada kabel yang telah disolder tidak terlihat rata secara
menyeluruh karena saya baru pertama kali melakukan penyolderan tetapi secara
bertahap hasilnya semakin membaik. Pemasangan skun yang tidak benar yaitu
kami menjepit skun beserta isolasinya, yang benar adalah sebelum skun dijepit,
isolasi harus dibuka dan apabila kabel sudah terjepit baru isolasi skun ditutupkan
kembali, hal ini agar kabel yang tidak terisolasi dapat tertutup oleh isolasi skun
dan juga saya pertama kali menyekun menggunakan tang skun.
41
4.2.4 Pembahasan Pembuatan Latihan 6
Pembuatan latihan enam yaitu pembuatan instalasi rumah sederhana yang
langsung terhubung ke aliran sumber listrik(PLN). pipa tidak terlihat bengkok
secara sempurna itu dikarenakan saya baru pertama kalinya mengenal alat
pembengkok tapi lama kelamaan dalam pembengkokan pipa sudah cukup
membaik, cara pemasangan kabel pada papan pertinax terlihat tidak begitu rapi
disebabkan dalam mengerjakan praktek sedikit terburu buru, pada pemasangan
fiting lampu jarak ukurannya masih ada yang tidak sesuai pada lembar kerja yang
diberikan itu karena terdapat kesalahan dalam pembacaan job. Kabel yang
terpasang ada yang tidak sesuai dengan aturan pemasangan yaitu pada bagian
warna kabel pada power suplay dikarenakan kabel power suplay yang disediakan
warnanya memang tidak sesuai yaitu pada kabel PE yang berwarna kuning.
4.2.5 Pembahasan Trouble Shooting
Pada sub bab ini dijelaskan tentang penjelasan mengapa terjadinya masalah
pada praktek kerja yang telah dilakukan pada latihan 6. Berikut ini ada sepuluh
yang mengalami masalah:
1. Lampu ruang depan tidak berfungsi karena kabel netralnya terlepas.
2. Lampu ruang depan tidak berfungsi karena penghantar saklar pada saklar
tunggal terlepas.
3. Saklar tunggal tidak berfungsi karena kabel phasanya terlepas
4. Lampu ruang tidur / dapur tidak berfungsi karena kabel phasanya terlepas.
5. Lampu ruang tidur / dapur tidak berfungsi karena kabel netralnya terlepas.
42
6. Impuls tidak berfungsi karena penghantar saklar pada kotak hubung yang
dihubungkan ke impuls terlepas.
7. Impuls tidak berfungsi karena ada kabel yang terlepas pada impuls.
8. Fuse pada group 1 tidak berfungsi karena terdapat bahan isolator pada
impuls.
9. Fuse pada group 2 tidak berfungsi karena fuse tersebut diganti dengan fuse
yang rusak.
10. Tidak berfungsinya lampu pada ruang depan karena kabel netralnya
terlepas.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Latihan satu yaitu pembuatan mata itik dengan kabel 1,5 mm2 , latihan
pembuatan mata itik ini sebaiknya dilakukan dengan baik dan benar,
karena pada latihan berikutnya aka ada juga pembuatan mata itik yang
lebih sulit. Apabila dalam pembuatan mata itik ini terjadi kesalahan maka
akan terjadi kebocoran arus atau mungkin kebakaran pada kabel.
Latihan dua yaitu pembuatan mata itik dengan bentuk kerumitan yang
tinggi ini bertujuan agar mahasiswa dapat membentuk mata itik dengan
kesabaran dan ketelitian membentuk kabel tersebut sesuai dengan ukuran
yang dibutuhkan. Pada latihan ini hasil yang didapat sudah cukup baik
meski ukuran yang diinginkan belum sepenuhnya presisi.
Latihan tiga yaitu pembuatan mata itik dengan bentuk seperti terowongan
itu juga bertujuan agar mahasiswa lebih terampil dalam membuat mata itik
dan lebih sabar dalam membentuk kabel. Pada latihan ini hasil yang
didapat kurang begitu baik, karena kurangnya ketersedianya kabel NYA 6
mm2.
Latihan empat yaitu penyambungan kabel ke terminal line up yang satu ke
line up terminal yang lain, latihan ini kita dilatih bagaimana teknik
melakukan sambungan dari kabel ke terminal line up yang dibutuhkan
ketelitian pengukuran dan kekuatan kabel yang menempel pada terminal,
44
serta kegunaan penandaan pada rangkaian. Hasil yang didapat pada latihan
ini sudah memuaskan.
Latihan lima yaitu pemasangan instalasi sederhana dengan ukuran, bentuk,
dan posisi yang sangat teratur, sehingga kita mengerjakannya dengan
ketelitian agar bahan yang kita gunakan cukup, serta teknik penyolderan.
Hasil yang didapat belum cukup bagus karena masih banyak
ketidaktelitian pada pengukuran yang menyebabkan kekurangan bahan dan
bentuk yang didapat belum sesuai dengan bentuk yang diminta.
Latihan enam yaitu latihan instalasi rumah yang sederhana dan pada
latihan ini praktek sudah terhubung ke sumber arus listrik untuk
menghidupkan lampu. Dalam praktek ini terdapat tiga saklar yang
digunakan, dan yang dikerjakan juga harus sesuai dengan diagram
pengawatan yang telah diberikan, maka dari itu kita juga harus pandai
dalam membaca diagram pengawatan. Hasil yang didapat sudah cukup
baik, segala hal yang diinginkan sudah terpenuhi hanya saja keindahan
pada bentuk belum didapat.
5.2 Saran
Saran saya terhadap latihan pengerjaan ini, kita harus memahami dulu
kegunaan ataupun fungsi dari alat dan bahan yang kita pakai dan dengan
mempelajari teknik yang benar sehingga kita tidak mengalami hambatan dalam
teknik pengerjaannya. Kita harus lebih teliti dalam pembacaan job, sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam praktek.
45