laporan analitik

36
I. Judul Praktikum : Spektroskopi UV-VIS II. Tanggal Praktikum : Senin, 7 Desember 2015 pukul 10.00 WIB III. Tanggal Selesai Praktikum : Senin, 7 Desember 2015 pukul 13.30 WIB IV. Tujuan Percobaan : Menentukan konsentrasi suatu larutan V. Dasar Teori : Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometri menghasilkan sinar dan spektrum dengan panjang gelombang dan fotometri adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometri digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 1990: 325). Kelebihan spektrofotometri dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dan sinar putih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, glatung, ataupun celah optis. Pada spektrofotometri panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahay seperti prisma suatu spektrofotometer

Upload: dian-arista-setiabudi

Post on 28-Jan-2016

168 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Page 1: laporan analitik

I. Judul Praktikum : Spektroskopi UV-VIS

II. Tanggal Praktikum : Senin, 7 Desember 2015 pukul 10.00 WIB

III. Tanggal Selesai Praktikum : Senin, 7 Desember 2015 pukul 13.30 WIB

IV. Tujuan Percobaan : Menentukan konsentrasi suatu larutan

V. Dasar Teori :

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometri menghasilkan sinar dan

spektrum dengan panjang gelombang dan fotometri adalah alat pengukur

intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometri

digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut

ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang

gelombang  (Khopkar, 1990: 325).

Kelebihan spektrofotometri dibandingkan fotometer adalah panjang

gelombang dan sinar putih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat

pengurai seperti prisma, glatung, ataupun celah optis. Pada spektrofotometri

panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan

alat pengurai cahay seperti prisma suatu spektrofotometer tersususn dari sumber

spektrum tampak yang kontinu. Monokromator sel pengabsorbsian untuk

mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding

(Khopkar, 1990: 225 – 226).

Spektrofotometri ultravoilet dan cahaya tampak berguna pada penentuan

struktur molekul organik dan pada analisa kuantitatif. Spektrum elektron suatu

molekul adalah hasil transmisi antara dua tingkat energi elektron pada molekul

tersebut (Creswell, 2005: 26).

Spektroskopi UV–VIS  adalah  tekhnik analisis spektroskopi yang

menggunakan sumber radiasi elektromagnetik dan sinar tampak  dengan

mengunakan instrumen. Spektrofotometri adalah penyerapan sinar tampak

untuk ultraviolet dengan suatu molekul yang daat menyebabkan eksitasi

Page 2: laporan analitik

molekul dan tingkat dasar  ke tingkat energi yang paling tinggi (Sumar, 1994:

135).

Panjang gelombang cahaya UV-VIS dan sinar tampak jauh lebih pendek

daripada panjang gelombang radiaatsi inframerah. Satuan yang digunakan

untuk menentukan panjang gelombang ini adalah monokromator  (1 nm = 10 -

7 cm). Spektrum tampak sekitar 400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah)

sedangkan spektrum UV adalah 100 – 400 nm (Day and Underwood, 2002:

788).

Radiasi ultraviolet maupun radiasi cahaya tampak berenergi lebih tinggi

dripada radiai inframerah  absorbsi  cahaya UV atau visibel mengakibatkan

transmisi  elektromagnetik yaitu promosi elektron-elektron dan orbital keadaan

dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan terdesitasi berenergi lebih tinggi

transisi ini memerlukan  40 – 300 kkal/mol. Energi yang terserap selanjutnya

terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan melalui reaksi kimia misalnya

isomerisasi atau reaksi – reaksi radiasi lain (Day and Underwood, 2002: 189).

Panjang gelombang cahaya UV dan VIS bergantung  pada mudahnya

promo elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk

promosi elektron akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih sedikit

akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang. Cahaya yang

menyerap cahaya pada daerah tampak  (yakni mudah dipromosikan  dan pada

senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek (Day

and Underwood, 2002: 180).

Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah UV-VIS karena

mereka mengandung elektron baik sekutu maupun menyendiri yang dapat

dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang di mana

absorbsi itu terjadi bergantung pada beberapa elektron kuat itu terikat dalam

molekul itu. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat denagn kuat

dan diperlukan iodisasi yang lebih tinggi  atau panjang gelombang pendek

untuk sksitasinya (Day and Underwood, 2002: 388).

Page 3: laporan analitik

Spektrum elektronik senyawa dalam fase uap kadang kadang

menunjukkan struktur harus di mana sumbangan vibrasi individu teramati.

Namun dalam fase-fase merapat tingkat energi molekul demikian terganggu

oleh tetangga-tetangga dekatnya, sehingga sering sekali hanya tampak pita lebar

(Day dan Underwood, 2002: 389).

Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri

UV-VIS terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan

dianalisis dengan senyawa spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut

harus diubah menjadi senyawa yang berwarna pembentukan molekul yang

dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut (Ibnu Ghalib, 2012: 252).

Spektrofotometri yang sesuai denga pengukuran di daerah spektrum

ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan

menghasilkan sianr monokromtis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800

nm. Dengan komponen-komponen meliputi sumber-sumber sinar,

monokromator dan sistem optik (Ibnu Ghalib, 2012: 261).

Batas sensitivitas mata manusia adalah sinar tampak atau terlihat (visible)

yaitu dengan panjang gelombang (λ) antara 4 x 10-7 m (400 nm) berupa cahaya

violet/ungu/lembayung sampai 8 x 10-7 m (800 nm) atau merah. Panjang

gelombang juga lazim disajikan dalam satuan nm dimana 1 m = 10-9 nm. Bila

cahaya UV-tampak (UV-Vis) dikenakan pada senyawa maka sebagian dari

cahaya tersebut akan diserap oleh molekul yang mempunyai tingkatan energi

yang spesifik. Setiap molekul mempunyai tingkat energi dasar (ground state =

GS) yang spesik. Sinar yang diserap adalah untuk menaikkan elektron ikatan ke

tingkat energy eksitasi (excited state = ES). Karena level energy GS ke ES tiap

molekul spesifik maka E (sinar) yang diserap juga spesifik merupakan dasar

analisa kualitatif (Sitorus, 2009).

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum

dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur

intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi

Page 4: laporan analitik

spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi

tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari

panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer

adalah panjang gelombang dari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini

diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada

fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh

dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi

melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak

mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis,

melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada

spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat

diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu

spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,

monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu

alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun

pembanding (Khopkar, 1990).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan

spektrofotometri UV-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna

yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visible karena senyawa tersebut

harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Berikut adalah

tahapan-tahapan yang harus diperhatikan.

a.       Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis

Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada

daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa

lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu.

b.      Waktu operasional (operating time)

Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau

pembentukan warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran

yang stabil.

c.       Pemilihan panjang gelombang

Page 5: laporan analitik

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah

panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih

panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan

antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada

konsentrasi tertentu.

d.      Pembuatan kurva baku

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai

konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi

diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y)

dengan konsentrasi (X).

e.       Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2

sampai 0,8 atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini

berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau

0,5% (kesalahan fotometrik).

(Gandjar & Rohman, 2007).

Komponen-komponen peralatan spektrofotometer UV-Vis dijelaskan

secara garis besar sebagai berikut.

1.    Sumber Cahaya

Sebagai sumber radiasi UV digunakan lampu Hidrogen (H) atau lampu

Deutirium (D). Sedangkan sumber radiasi tampak yang juga menghasilkan

sinar Infra Merah (IR) dekat menggunakan lampu filament tungsten yang dapat

menghasilkan tenaga radiasi 350-3500 nm.

2.    Monokromator

Radiasi yang diperoleh dari berbagai sumber radiasi adalah sinar

polikromatis (banyak panjang gelombang). Monokromator berfungsi untuk

mengurai sinar tersebut menjadi monokromatis sesuai yang diinginkan.

Monokromator terbuat dari bahan optic yang berbentuk prisma.

3.    Tempat Sampel

Page 6: laporan analitik

Dalam bahasa sehari-hari tempat sampel (sel penyerap) dikenal dengan

istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung (silinder) tapi ada juga yang

berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat dijadikan kuvet adalah tidak

menyerap sinar yang dilewatkan sebagai sumber radiasi dan tidak bereaksi

dengan sampel dan pelarut.

4.    Detektor

Detektor berfungsi untuk mengubah tenaga radiasi menjadi arus listrik

atau peubah panas lainnya dan biasanya terintegrasi dengan pencatat (printer).

Tenaga cahaya yang diubah menjadi tenaga listrik akan mencatat secara

kuantitatif tenaga cahaya tersebut.

Page 7: laporan analitik

VI. Alat dan Bahan

Alat:

1. Labu ukur 10 mL (1)

2. Pipet tetes (secukupnya)

3. Spektroskopi UV-VIS (1set)

4. Tabung reaksi (8)

5. Rak tabung reaksi (1)

6. Tissu (secukupnya)

Bahan:

1. Metil merah

2. NaOH

3. HCl

4. Aquades

Page 8: laporan analitik

Larutan baku metal merah konsentrasi 40 ppm

-dibuat larutan standart 1,3,5,7,10

Larutan standart

-diukur absorbansi larutan pada panjang gelombang 420nm-dibuat kurva

Absorbansi larutan :1ppm : 0,0363ppm : 0,0935ppm : 0,1677ppm : 0,25510ppm : 0,361

Larutan dengan konsentrasi terendah

-diukur absorbansi larutan pada panjang gelombang 300-600nm-dibuat kurva serapan masing-masing larutan (AVs λ ) -ditentukan λ optimum larutan

λ optimum : 0,361

VII. Alur Kerja

a) Penyiapan larutan baku

b. penentuan panjang gelombang optimum

Page 9: laporan analitik

Sederetan larutan standart

-diukur absorbansi -dibuat kurva kalibrasi (AVs C) pada panjang gelombang optimum -ditentukan persamaan kurvanya (pengukuran dimulai dari larutan dengan konsentrasi terendah)

Y=0,0364x-0,0055 dengan R = 0,9968

Larutan metal merah dengan konsentrasi tertentu

-dibuat spectrum sampel-diamati dan dicatat absorbansinya

Absorbansi

-dihitung konsentrasinya menggunakan persamaan kurva kalibrasi yang telah diperoleh

Konsentrasi larutan : 7,6899

c. pembuatan kurva kalibrasi

d) penentuan konsentrasi suatu larutan

Page 10: laporan analitik

1mL larutan metal merah 40 ppm

-dimasukkan kedalam labu takar 10mL-diencerkan dengan akuades sampai tanda batas-diukur absorbansinya pada panjang gelombang 300-600nm dengan blanko aquades

Absorbansi :Aquades : 0,33NaOH : 0,654HCl : 1,577

1)

Page 11: laporan analitik

1mL larutan metal merah 40 ppm

-dimasukkan kedalam labu takar 10mL-ditambahkan 2mL HCl 0,4M-diencerkan dengan akuades sampai tanda batas-diukur absorbansinya pada panjang gelombang 300-600nm dengan blanko aquades

Absorbansi :HCl : 1,577

1mL larutan metal merah 40 ppm

-dimasukkan kedalam labu takar 10mL-ditambahkan 2mL NaOH 0,4M-diencerkan dengan akuades sampai tanda batas-diukur absorbansinya pada panjang gelombang 300-600nm dengan blanko aquades

Absorbansi :NaOH : 0,654

2) dalam suasana Asam

3) dalam suasana Basa

Page 12: laporan analitik

Larutan baku metal merah konsentrasi 40 ppm

-dibuat larutan standart 1,3,5,7,10

Larutan standart

-diukur absorbansi larutan pada panjang gelombang 420nm-dibuat kurva

Absorbansi larutan :1ppm : 0,0363ppm : 0,0935ppm : 0,1677ppm : 0,25510ppm : 0,361

VIII. Hasil Pengamatan

No Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan/Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

a) Penyiapan larutan baku -metil merah : larutan berwarna kuning (++++)

-metil merah setrelah pengenceran : larutan berwarna -1 : kuning muda-3 : kuning-5: kuning (+)-7 :kuning (++)-10 : kuning (+++)

Semakin tinggi konsentrasi,semakin besar nilai absorbansinya.

Dari hasil analis uv-vis dan perhitungan didapatkan linier y= 0,0364-0,0055 dengan R2 =0,9968Konsentrasi sampel larutan metal merah yang didapatkan adalah 7,6899ppm

Page 13: laporan analitik

Larutan dengan konsentrasi terendah

-diukur absorbansi larutan pada panjang gelombang 300-600nm-dibuat kurva serapan masing-masing larutan (AVs λ ) -ditentukan λ optimum larutan

λ optimum

Sederetan larutan standart

-diukur absorbansi -dibuat kurva kalibrasi (AVs C) pada panjang gelombang optimum -ditentukan persamaan kurvanya (pengukuran dimulai dari larutan dengan konsentrasi terendah)

Persamaan kurva

b) -absorbansi larutan -1ppm : 0,036-3ppm : 0,093-5ppm : 0,167-7ppm : 0,255-10ppm : 0,361

c) pembuatan kurva kalibrasi Diperoleh persamaan kurva kalibrasi linier y= 0,0364-0,0055 dengan R2

=0,9968

Page 14: laporan analitik
Page 15: laporan analitik

Larutan metal merah dengan konsentrasi

tertentu

-dibuat spectrum sampel-diamati dan dicatat absorbansinya

Absorbansi

-dihitung konsentrasinya menggunakan persamaan kurva kalibrasi yang telah diperoleh

Konsentrasi larutan

d) penentuan konsentrasi suatu larutan Konsentrasi sampel larutan metal merah : 7,7060 ppm

Page 16: laporan analitik

1mL larutan metal merah 40 ppm

-dimasukkan kedalam labu takar 10mL-ditambahkan 2mL HCl 0,4M-diencerkan dengan akuades sampai tanda batas-diukur absorbansinya pada panjang gelombang 300-600nm dengan blanko aquades

Absorbansi

1) -larutan metil merah 40ppm : berwarna kuning (++++)-aquades : tidak berwarna

-1mL metil 40 ppm + aquades : larutan berwarna kuning (+++) -absorbansi Aquades : 0,33-NaOH : 0,654-HCl : 1,577

Dari hasi;l analisis menggunakan uv-vis didapatkan nilai absorbansi maksimum dan λ optimum sebagai berikut :-metil merah absorbansi max 0,33 pada λ max 433nm-metil merah + HCl absorbansi max 1,577 dan λ max 518 nm-metil merah + NaOH

absorbansi max 0,654 dan 426nm Absorbansi metal merah + HCl >meti merah +NaOH >metal merah

2) Dalam suasana asam -larutan metil -1mL metil 40

Page 17: laporan analitik

1mL larutan metal merah 40 ppm

-dimasukkan kedalam labu takar 10mL-ditambahkan 2mL HCl 0,4M-diencerkan dengan akuades sampai tanda batas-diukur absorbansinya pada panjang gelombang 300-600nm dengan blanko aquades

Absorbansi

merah 40ppm : berwarna kuning (++++)-HCl 0,4 larutan tidak berwarna-aquades : tidak berwarna

ppm + HCl : larutan berwarna merah muda (++) -setelah + aquades : larutan berwarna merah muda (++)-absorbansi : 1,577- λ optimum metal merah pada suasana asam : 518nm

3) Dalam suasana basa -larutan metil -1mL metil 40

Page 18: laporan analitik

1mL larutan metal merah 40 ppm

-dimasukkan kedalam labu takar 10mL-ditambahkan 2mL NaOH 0,4M-diencerkan dengan akuades sampai tanda batas-diukur absorbansinya pada panjang gelombang 300-600nm dengan blanko aquades

Absorbansi

merah 40ppm : berwarna kuning (++++)-NaOH 0,4 :larutan tidak berwarna-aquades : tidak berwarna

ppm + NaOH : larutan berwarna kuning (++) - + aquades : larutan berwarna kuning (+)-absorbansi : 0,654- λ optimum metal merah pada suasana basa : 462 nm

Page 19: laporan analitik

IX. Analisis dan Pembahasan

Percobaan 1. Penentuan Konsentrasi Suatu Larutan

a. Penyiapan larutan baku

Larutan baku metil merah yang berwarna merah (+++) dibuat

sebagai larutan baku dilakukan pengenceran dengan aquades hingga

40 ppm menghasilkan larutan berwarna kuning (++++). Hal ini

dikarenakan semakin besar pengenceran (penambahan aquades) maka

akan mengubah warna asli dari metil merah tersebut menjadi warna

pada spektrum cahaya tampak. Dibawah ini adalah tabel pengenceran

metil merah berbagai knsentrasi.

Konsentrasi Warna

1 ppm Kuning muda

3 ppm Kuning

5 ppm Kuning (+)

7 ppm Kuning (++)

10 ppm Kuning (+++)

b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum larutan metil merah

dapat diketahui dengan mengukur absorbansi larutan metil merah

dengan konsentrasi terendah pada panjang gelombang tertentu,

apabila panjang gelombang tersebut menghasilkan absorbansi terbesar

maka merupakan panjang gelombang maksimum. Pada larutan metil

merah dengan konsentrasi 1 ppm (kuning muda) didapatkan 0,036

dan pada larutan metil merah dengan konsentrasi 3 ppm (kuning+)

diperoleh nilai absorbansi 0,093. Pada pengukuran larutan metil

dengan konsentrasi 5 ppm (kuning ++) didapatkan nilai absorbansi

0,167. Sedangkan pada konsentrasi 7 ppm (kuning ++) diperoleh nilai

absorbansi 0,255 . Pada larutan metil merah dengan konsentrasi 10

ppm (kuning +++) diperoleh nilai absorbansi sebesar 0,361.

c. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Page 20: laporan analitik

Kurva kalibrasi dibuat dengan mengukur absorbansi setiap

larutan standar metil merah ( 0, 1, 3, 5, dan 10 ppm), kenmudian

membuat kurva kalibrasi antara absorbansi dengan konsentrasi larutan

standar. Penentuan konsentrasi sampel dapat diketahui dengan cara

memasukkan nilai absorbansi sampel ke dalam persamaan garis linier

yang diperoleh dari kurva kalibrasi.

No. Konsentrasi

(ppm)

Absorbansi

1 0 ppm 0

2 1 ppm 0,036

3 3 ppm 0.093

4 5 ppm 0.167

5 10 ppm 0.255

Kurva Kalibrasi yang diperoleh yaitu

0 2 4 6 8 10 120

0.050.1

0.150.2

0.250.3

0.350.4

f(x) = 0.0363504672897196 x − 0.00551869158878499R² = 0.996835332313582

Grafik Larutan Standar Metil Merah

konsentrasi

abso

rban

si

d. Penentuan konsentrasi suatu larutan

Pada pembuatan kurva kalibrasi dari larutan merah diperoleh

persamaan regresinya yaitu :

y = 0.0364x - 0.0055 dan R2 = 0.9968

Dari persamaan tersebut dapat dihitung konsentrasi sampel yaitu :

Page 21: laporan analitik

Larutan Absorbansi

Sampel 0,275

Menurut hukum Lambert – Beer :

Y = 0.0364x - 0.0055

Kemudian disubstitusi nilai absorbansi Sampel dari persamaan

tersebut:

y = 0.0364x - 0.0055

0,275 = 0.0364x - 0.0055

x = 0,28050,0364

= 7,7060 ppm

Jadi konsentrasi sampel adalah 7,7060 ppm

Percobaan 3. Pergeseran panjang gelombang

Pada percobaan 3 ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelarut

dan pH pada panjang gelombang optimum.

Langkah awal yang dilakukan adalah memasukan 1 ml larutan

metil merah 40 ppm kedalam labu ukur 10 ml, lalu diencerkan hingga

tanda batas.

Selanjutnya yaitu sampel pada suasana asam. 1 ml larutan metil

merah 40 ppm dimasukan kedalam labu ukur 10 ml lalu ditambahkan

dengan 2 ml HCl 0,4 M dan diencerkan hingga tanda batas. Penambahan

tersebut menghasilkan perubahan warna pada larutan yaitu dari berwarna

kuning menjadi merah muda (++). Terakhir yaitu sampel pada suasana

basa. 1 ml larutan metil merah 40 ppm dimasukan kedalam labu ukur 10

ml, kemudian ditambahkan dengan 2 ml NaOH 0,4 M dan diencerkan

hingga tanda batas. Langkah terakhir yaitu mengukur absorbansi ketiga

sampel metil merah tersebut pada panjang gelombang 300-600nm. Dari

pengukuran diperoleh data berikut :

Sampel Metil Merah Panjang Gelombang

(nm)

Absorbansi

Netral 433 0,33

Page 22: laporan analitik

Asam 518 1,577

Basa 462 0,654

Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya perbedaan pergeseran panjang

Gelombang dari masing – masing sampel. Pada suasana basa pergeseran

panjang gelombangnya lebih kecil yaitu 462 nm sedangkan pada suasana

asam pergeseran panjang gelombangnya lebih besar yaitu 518 nm. metil

oranye berwarna kuning dalam larutan basa dan berwarna merah dalam

larutan asam. Dalam larutan asam, ion hidrogen (barangkali tidak

diharapkan) menempel pada salah satu nitrogen pada ikatan rangkap dua

nitrogen-nitrogen. Muatan positif pada nitrogen terdelokalisasi (menyebar

ke seluruh struktur) – khususnya ke bagian molekul sebelah kiri.

Metil merah yang berwarna kuning mempunyai serapan sekitar 440

nm, berada di daerah biru dari spektrum, dan warna komplementer biru

adalah kuning. Ini seperti yang anda harapkan. Sedangkan yang berwarna

merah mempunyai puncak serapan sekitar 520 nm, yaitu terdapat pada

ujung daerah sian dari spektrum, dan warna komplementer sian adalah

merah. perubahan dari bentuk kuning ke merah menghasilkan peningkatan

panjang gelombang serapan. Peningkatan panjang gelombang menunjukan

kenaikan delokalisasi. Kenaikan delokalisasi menyebabkan pergeseran

puncak serapan ke panjang gelombang yang lebih tinggi. Delokalisasi

yang lebih besar ini menurunkan beda energi antara orbital molekul

berpasangan yang tertinggi dan orbital pi anti-ikatan tak berpasangan yang

paling rendah. Energi yang dibutuhkan untuk melompat lebih rendah dan

panjang gelombang sinar yang diserap lebih panjang.

Page 23: laporan analitik

X. Kesimpulan

1. Dari hasil analis uv-vis dan perhitungan didapatkan linier y = 0,0364x

- 0,0055 dengan R2 =0,9968

2. Konsentrasi sampel yang diperoleh yaitu 7,6899 ppm

3. absorbansi maksimum dan λ optimum sebagai berikut :

-metil merah absorbansi max 0,33 pada λ max 433nm

-metil merah + HCl absorbansi max 1,577 dan λ max 518 nm

-metil merah + NaOH absorbansi max 0,654 dan 426nm

Page 24: laporan analitik

XI. Daftar Pustaka

Cresswell, Clifford.J. 2005. Analisis Spektrum Senyawa Organik. Bandung: ITB

Dirjen POM. 1979. Farmakope Edisi III. Jakarta: Depkes RI

Gandjar, I.G. & A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Ghalib, Ibnu Ganjar Dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press

R.A.Day, Dr Jan Dan Al - Underwood. 2002. Analitik Kimia Kuantitatif. Jakarta:

Erlangga

Setiarso, Pirim dkk. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik III. Surabaya:

Unesa Press

Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik Edisi

Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sumar, Hendayana. 1994. Kimia Analisis Farmasi. Jakarta: UI Press

Page 25: laporan analitik

Lampiran

Dokumentasi

Uji Kualitatif

Foto Keterangan

Diambil 3 mL metil merah 40 ppm menggunakan gelas ukur

Diambil 1 mL metil merah, dimasukkan dalam labu ukur 10

mL

Ditambahkan aquades pada labu ukur sampai batas miniskus

Page 26: laporan analitik

Dimasukkan dalam tabung reaksi 1

Diambil 1 mL metil merah, dimasukkan kedalam labu ukur 10

mL

Ditambahkan 2 mL HCl 0.4 M

Ditambahkan aquades sampai batas miniskus

Page 27: laporan analitik

Dimasukkan kedalam tabung reaksi 2

Diambil 1 mL metil merah, dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL. kemudian ditambahkan 2 mL

NaOH 0.4 M

Dimasukkan dalam tabung reaksi 3

Larutan pada tabung reaksi 1, 2 dan 3 diukur absorbansi nya dengan panjang gelombang 300-600 nm

dengan blanko aquades

Uji Kuantitatif

Foto Keterangan

Page 28: laporan analitik

Dimasukkan 5 tetes metil merah kedalam labu ukur, ditambah

aquades hingga batas miniskus (larutan 1 ppm)

Dibuat larutan 3, 5, 10 dan 15 ppm dengan cara yang sama yaitu

melarutkan beberapa tetes metil merah dan menambahkan aquades hingga batas miniskus. Kemudian,

kelima larutan ini diuji absorbansinya pada panjang

gelombang 300-600 nm