laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kota ... · laporan kinerja instansi pemerintah...

94
LaporanKinerjaInstansiPemerintah Kota Ambon Tahun 2015 i Puji dan Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas penyertaanNya Pemerintah Kota Ambon dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015 merupakan media pertanggung jawaban kinerja yang didasarkan pada Perjanjian Kinerja 2015 sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Ambon Tahun 2011-2016, hal ini sebagai perwujudan penyelenggaraan Pemerintahan yang transparan dan akuntabel, serta menciptakan Clean Government dan Good Governance. Hasil pencapaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Kota Ambon tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam Perumusan Kebijakan, Implementasi maupun pengawasannya. Demikian LKIP ini kami sampaikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan terhadap masyarakat. Ambon, Maret2016 WALIKOTA AMBON RICHARD LOUHENAPESSY, SH KATA PENGANTAR

Upload: vodien

Post on 04-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LaporanKinerjaInstansiPemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

i

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas penyertaanNya Pemerintah Kota

Ambon dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Ambon

Tahun 2015.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015 merupakan media pertanggung

jawaban kinerja yang didasarkan pada Perjanjian Kinerja 2015 sebagaimana ditetapkan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Ambon Tahun 2011-2016, hal

ini sebagai perwujudan penyelenggaraan Pemerintahan yang transparan dan akuntabel, serta

menciptakan Clean Government dan Good Governance. Hasil pencapaian Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Kota Ambon tidak terlepas dari kerjasama

dan kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam

Perumusan Kebijakan, Implementasi maupun pengawasannya.

Demikian LKIP ini kami sampaikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya dan

diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan terhadap masyarakat.

Ambon, Maret2016

WALIKOTA AMBON

RICHARD LOUHENAPESSY, SH

KATA PENGANTAR

LaporanKinerjaInstansiPemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

ii

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

IKHTISAR EKSEKUTIF iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

1.2 KondisiUmum Kota Ambon

1.3 KewenanganPemerintah Kota Ambon

1.4 KelembagaanPemerintah Kota Ambon

1.5 SumberDayaManusia

1

6

9

9

13

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 RencanaStrategis

2.2 VisiMisi Kota Ambon

2.3 TujuandanSasaran

2.4 Prioritas Pembangunan

2.5 IndikatorKinerja Daerah 2015

2.6 RencanaKinerjadanPenetapanKinerja

14

14

20

22

22

24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1CapaianKinerjaOrganisasi

3.2 RealisasiAnggaran

27

69

BAB IV PENUTUP 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CapaiandanPenghargaan

PengukuranKinerjaTahun 2015

PerjanjianKinerjaTahun 2016

Pernyataantelah di reviu

DAFTAR ISI

LaporanKinerjaInstansiPemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

iii

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna,

bersih dan bertanggungjawab dan untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi

pemerintah, pemerintah Kota Ambon berupaya menyelenggarakan pemerintahan dengan

berprinsip pada tata kelola pemerintahan yang baik dan berorientasi kepada hasil sesuai dengan

kewenangannya.

Tahun 2015 merupakan tahun keempat dalam upaya pencapaian indicator kinerja utama sesuai

Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kota Ambon. Secara umum pencapaian sasaran melalui indikator-indikator

sasaran menunjukkan keberhasilan untuk mewujudkan misi dan tujuan. Pada tahun 2015

ditetapkan 28 sasaran dengan 42 indikator sasaran dan mengacu pada 8 misi dengan rincian

sebagai berikut :

Misi ke - 1 IndikatorKinerjaSasaran Target Realisasi Persentase

Nilai akuntabilitas kinerja pemerintah CC

CC 100%

Opini pemeriksaan BPK WDP WDP 100%

Presentase SKPD yang telah

menerapkan SPM dengan baik

Jumlah keluhan masyarakat terhadap

pelayanan publik

80%

25 keluhan

80%

0

100%

200%

Capaian kinerja Rata-rata 125%

Misi ke - 2 IndikatorKinerjaSasaran Target Realisasi Persentase

Angka partisipasi kasar

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

Angka partisipasi murni

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

Rata-rata lama sekolah

107,50%

94,50%

97,50%

88,50%

66,50%

68,50%

11,50 thn

107,26%

89,46%

86,13%

96,01%

82,41%

74,48%

12 thn

99,77%

94,66%

88,33%

108,48%

123,92%

108,72%

104%

Angka kelulusan

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

100%

100%

100%

100%

99,98%

99,91%

100%

99,98%

99,91%

Presentase guru bersertifikasi 80% 68,57% 85,7%

Rasio ruang kelas : siswa

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

1 : 32

1 : 32

1 : 34

1:40

1:40

1:40

75%

75%

82%

Jumlah Kecamatan dengan

Puskesmas Rawat Inap

2 buah

2 buah

100%

IKHTISAR EKSEKUTIF

LaporanKinerjaInstansiPemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

iv

Usia Harapan Hidup 73,60thn 73,60 thn 100%

Presentase Keluarga yang terlayani

satuan sambungan air bersih

80% 33,39% 41,73%

Jumlah Produksi Listrik per tahun 300 juta

KWH

300juta KWH 100%

Persentase kecamatan yang pelayanan

internet baik

80% 80% 100%

Ratio panjang jalan dalam kondisi baik 90% 90,58% 100,64%

CapaianKinerja Rata-rata 94,39%

Misi ke -3 IndikatorKinerjaSasaran Target Realisasi Persentase

Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RT

RW

75% 80% 106,6%

Luas kawasan kumuh 75 ha 88,72 ha 81,70%

LOAD FaktorAngkutan Umum 69,00 % 69,00 % 100%

Cakupan pelayanan sampah masyarakat 70% 96,90% 138,42%

CapaianKinerja Rata-rata 106,68%

Misi ke- 4 IndikatorKinerjaSasaran Target Realisasi Persentase

Jumlah penduduk ber KTP terhadap jumlah

penduduk wajib KTP

80%

64,45%

80,56%

Jumlah Peserta KB Aktif terhadap jumlah

PUS

80% 73,10% 91,37%

CapaianKinerja Rata-rata 85,96%

Misi ke - 5 IndikatorKinerjaSasaran Target Realisasi Persentase

Ratio Ruang Terbuka Hijau 17% 16% 94,11%

CapaianKinerja Rata-rata 94,11%

Misi ke -6 IndikatorKinerjaSasaran Target Realisasi Persentase

Persentase UMKM danKoperasiaktif 7,5% 99,44% 132,58%

Penyerapan tenaga kerja sektor UMKM dan

Koperasi

25% 12,65% 50,50%

Pendapatan pe rkapita masyarakat 6,6 juta 7,7 juta 116,66%

Proporsi sector industry pengolahan

terhadap PDRB

3,00% 13,96% 132%

Angka kunjungan wisatawan mancanegara 600 orang 3642 orang 607%

CapaianKinerja Rata-rata 207,74%

Misi ke -7 IndikatorKinerjaSasaran Target Realisasi Persentase

Jumlah kasus Gangguan Kambtimas 650 kasus 308 kasus 152%

Jumlah Pagelaran seni dan budaya local

skala nasional/internasional dalam 1 tahun

20 kali 26 kali 130%

CapaianKinerja Rata-rata 141%

Misi ke-8

IndikatorKinerjaSasaran Targe

t

Realisa

si

Persenta

se

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap penegakan hukum

50% 98,65% 197%

Persentase PKL yang menempati lokasi PKL yang

ditetapkan

75%

75%

100%

LaporanKinerjaInstansiPemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

v

Persentase rumah ber IMB

Persentase penurunan pelanggaran ketertiban dan

kedisiplinan oleh masyarakat

80%

50%

80%

50,28%

100%

100,56%

CapaianKinerja Rata-rata 124,39

%

Dari tabel di atas secara keseluruhan dapat disimpulkan capaian rata-rata kinerjaPemerintah Kota

Ambon di tahun 2015mencapai hasil 117,42% atau kategori sangat berhasil.

Dalam perjalanannya, pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pemerintah Kota Ambon menghadapi

berbagai kendala dan hambatan namun upaya perbaikan terus dilakukan demi tercapainya kinerja

pemerintah Kota Ambon yang professional, kredibel, transparan, dan akuntabel.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

1

1.1 Latar Belakang

Penerapan manajemen berbasis kinerja pada sektor publik adalah sejalan dan konsisten

dengan paradigma penyelenggaraan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good

governance). Bahkan paradigma tersebut telah menjadi salah satu prasyarat penting bagi

penyelenggaraan pemerintahan negara dalam rangka mewujudkan aspirasi masyarakat dan

mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Upaya melalui berbagai kebijakan

dikeluarkan untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, salah satunya adalah perumusan

agenda reformasi birokrasi 2010-2025. Perumusan tersebut dituangkan dalam Peraturan

Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 serta

Peraturan MenPAN dan RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi

2015-2019 dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota Ambon dengan mengeluarkan

Peraturan Walikota Ambon Nomor 46 Tahun 2014 tentang Road Map Reformasi Birokrasi

Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015-2019. Dengan demikian, reformasi birokrasi

merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikan perbaikan ke arah yang

lebih baik.

Adapun salah satu tujuan dari agenda reformasi birokrasi 2010-2014 adalah menguatnya

kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi pemerintah. Penguatan kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi pemerintah merupakan sebuah faktor untuk mewujudkan tata

kelola pemerintahan yang baik. Hal ini dikarenakan akuntabilitas kinerja merupakan bentuk

kewajiban setiap instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan misi organisasi

Dalam rangka menilai tanggungjawab pemerintah daerah di Indonesia dalam menyediakan

pelayanan umum (public service) seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, perlu diukur sejauh mana pemerintah daerah telah memenuhi

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

2

standard kinerja sebagai daerah otonomi untuk tercapainya pelayanan publik bagi

kesejahteraan masyarakat.

Sejalan dengan dikeluarkannya peraturan perundangan dalam kaitannya dengan pelaksanaan

Good Governance dan otonomi daerah tersebut, telah dikembangkan dan diterapkan suatu

sistem perencanaan dan pertanggungjawaban yang dinamakan SAKIP (Sistem Akuntablitas

Kinerja Instansi Pemerintah). Kemauan untuk meningkatkan akuntabilitas menuju Good

Governance diawali dengan lahirnya Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Untuk mendukung produk hukum

tersebut, maka Presiden menerbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, yang saat ini telah dicabut dan diganti dengan Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Sistem AKIP pada hakikatnya merupakan sistem manajemen pemerintah yang berfokus

pada peningkatan akuntabilitas dan transparansi penegakan hukum yang berorientasi pada

hasil (Outcomes oriented) bukan keluaran semata. Sistem AKIP diimplementasikan secara “

self assessment” oleh masing- masing instansi pemerintah maksudnya , instansi pemerintah

membuat perencanaan dan pelaksanaan, serta mengukur dan mengevaluasi Kinerjanya

sendiri dan melaporkannya Kepada instansi yang lebih tinggi.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, Pemerintah Kota diminta untuk menyusun Laporan Kinerja Tahunan

berdasarkan perjanjian kinerja yang ditandatangani dan menyampaikannya kepada Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam

Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir, sebagai perwujudan

kewajiban suatu Instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan /

kegagalan pelaksanaan misi organisasi periodik setiap tahun dalam mencapai tujuan –

tujuan dan sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dibuat dalam

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

3

rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta

pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap

Instansi Pemerintah. Berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.

Laporan Kinerja juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja dan alat

pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka LAKIP

berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu memerlukan

dukungan dan peran aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan daerah serta partisipasi

masyarakat. Bertitik tolak dari RPJMD Kota Ambon Tahun 2011- 2016, Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Ambon dan Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memperhatikan Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Ambon

Tahun 2015 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam

dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut

disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian

indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan

pembandingan capaian indikator kinerja dengan demikian, Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Kota Ambon yang menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintah

oleh Walikota kepada Presiden pada tahun ini telah disusun dan dikembangkan sesuai

peraturan yang berlaku. Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan Peraturan

Daerah Kota Ambon Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Ambon Tahun 2011-2016. Tahun 2015 merupakan tahun

yang strategis, bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Ambon dalam menjalankan

RPJMD yang telah disusun, sehingga tahun 2016 sebagai akhir RPJMD 2011-2016 dapat

dituntaskan dengan baik sebagaimana visi dan misi Pembangunan Kota Ambon. Peraturan

Perundang-undangan yang melandasi pelaksanaan penyusunan Laporan Kinerja

InstansiPemerintah Kota Ambon Tahun 2015, yaitu:

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

4

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

2. Undang-undang Nomor 32 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan Sekretariat DPRD Kota Ambon;

8. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Dinas-dinas Kota Ambon sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun

2008 Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Kota Ambon

9. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Ambon sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Teknis Kota Ambon;

10. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Kecamatan Kota Ambon;

11. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

kerja Kelurahan Kota Ambon ;

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

5

12. Peraturan Daerah kota Ambon Nomor 7 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah Kota

Ambon;

13. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon;

14. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Kota Ambon Tahun 2011-2016;

15. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon Tipe A;

16. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Ambon;

17. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Anggaran pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) Kota Ambon Tahun 2015.

1.2. Kondisi Umum Kota Ambon

a. Kondisi Geografis.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979, luas Kota Ambon adalah 377 Km2 atau 2/5

dari luas wilayah pulau Ambon.Berdasarkan hasil survey Tata Guna Tanah Tahun 1980 luas

daratan kota Ambon tercatat 359,45 Km2 dan lautan seluas 17,55 Km

2 dengan panjang garis

pantai 98 Km. Sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2006 wilayah

administratif Kota Ambon dimekarkan menjadi 5 kecamatan dari sebelumnya 3 kecamatan,

yang membawahi 20 kelurahan dan 30 desa/negeri. Dimana secara keseluruhan Kota Ambon

berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah

Tabel 1.1 berikut ini memberikan gambaran tentang hasil pemekaran wilayah

administrasi Kota Ambon sesuai Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 2 tahun 2006

tersebut di atas.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

6

Tabel 1.1

Keadaan Wilayah Administrasi

Kota Ambon Hasil Pemekaran

No Kecamatan Ibukota Jumlah Desa/Kelurahan Luas Wilayah

(Km2) Desa/ Negeri Kelurahan

1 Nusaniwe Amahusu 5 8 88,35

2 Sirimau Karang Panjang 4 10 86,82

3 T.A.Baguala Passo 6 1 40,11

4 Leitimur Selatan Leahari 8 - 50,50

5 Teluk Ambon Wayame 7 1 93,67

J u m l a h 30 20 359,45 Sumber data : Bappekot Ambon Tahun 2015

Secara Astronomis, wilayah administrasi Kota Ambon berada antara 3º - 4o

Lintang

Selatan dan 128 o – 129

o Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Petuanan Desa Hitu, Hila dan Kaitetu dari Kecamatan Leihutu

Kabupaten Maluku Tengah.

Sebelah Selatan : Laut Banda

Sebelah Timur : Petuanan Desa Suli dari Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku

Tengah.

Sebelah Barat : Petuanan Desa Hatu dari Kecamatan Leihitu Ka Kabupaten Maluku Tengah.

PETA AMBON

AMBON MAP

SKALA 1 : 500.000

Keterangan/Legend :

Kota Ambon Gunung/Mountain

Benteng/Fort Bandara/Air Field

Jalan Propinsi/Provincial Road Batas Kecamatan

Jalan Raya/Secondary Road Sungai/River

Rekreasi Pantai/Beach

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

7

Kota Ambon dalam kedudukannya sebagai Ibu Kota Provinsi sekaligus berfungsi sebagai

pusat aktivitas sosial, ekonomi, pemerintahan serta pendidikan tinggi di Provinsi Maluku,

membawa pengaruh pada pertumbuhan penduduk, terkait dengan migrasi, ke Kota Ambon

dari daerah-daerah sekitar.

Jumlah penduduk Kota Ambon pada pertengahan tahun 2014 berjumlah 395.423 jiwa jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2013 meningkat sebanyak 4,16 % dengan

jumlah penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Sirimau dengan kepadatan 1.926 jiwa /

Km², sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di kecamatan Leitimur Selatan dengan

kepadatan 222 jiwa / Km². Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kota Ambon dari

Tahun 2008-2014 dan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2008-2014 dapat dilihat pada

tabel 1.2 dan tabel 1.3 di bawah ini.

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2008 – 2014

Tahun Laki-laki % Perempuan % Jumlah

2008 141.387 50,26 139.906 49,74 281.293

2009 142.791 50,14 142.018 49,86 284.809

2010 165.926 50,09 165.328 49,91 331.254

2011 167.448 49,19 172.979 50,91 340.427

2012 178.878 50,46 175.586 49,54 354.464

2013 189.728 49,98 189.887 50,02 379.615

2014 197.529 49,95 197.894 50.05 395.423 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Ambon, (2015 data diolah)

Tabel 1.3

Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Ambon

Tahun 2008 – 2014

Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan (%)

2009 284.809 1,25

2010 331.254 17,20

2011 340.427 4,44

2012 354.464 4,35

2013 379.615 4,36

2014 395.423 4,16

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Ambon, (2015 data diolah)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

8

b. Pertumbuhan Ekonomi/ PDRB

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro yang dapat menggambarkan

kinerja perekonomian dalam suatu wilayah.

Grafik1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Ambon Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010

Tahun 2009-2014 (%)

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Kota Ambon selalu

positif. Selama tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Kota Ambon tercatat sebesar 5,96 persen,

meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh hanya sebesar 5,20

persen. Jika dilihat berdasarkan harga berlaku, maka kontribusi terbesar diberikan oleh

sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan social wajib sebesar 25,18 persen,

diikuti sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 19,54

persen dan sektor transportasi dan pergudangan sebesar 11,49 persen. Keadaan yang sama

jika diamati berdasarkan harga konstan, dimana sektor administrasi pemerintahan,

pertahanan dan jaminan social wajib merupakan pemberi kontribusi terbesar yaitu 21,85

persen, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

21,54% dan sektor transportasi dan pergudangan sebesar 10,90 persen.

Dari dua puluh satu sektor ekonomi yang ada, seluruhnya menghasilkan pertumbuhan

positif bagi PDRB Kota Ambon tahun 2014. Untuk PDRB atas dasar harga berlaku,

pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pengadaan Listrik dan Gas yaitu sebesar 34,20

persen, sementara yang terkecil yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan social yaitu sebesar

6,61 persen. Begitu pula PDRB atas dasar harga konstan, pertumbuhan tertinggi dihasilkan

5,586,65 6,58

8,77

5,2Presentase

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Presentase

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

9

oleh sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 30,54 persen dan yang terendah adalah sektor

jasa kesehatan dan kegiatan social sebesar 2,12 persen

1.3 Kewenangan Pemerintah Kota Ambon

Penyelenggaraan urusan pemerintahan di lingkup Pemerintah Kota Ambon mengacu pada Undang-

undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur klasifikasi

urusan pemerintahan diantaranya urusan pemerintahan konkuren yaitu Urusan Pemerintahan

yang dibagi antara Pemerintah pusat danDaerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

Urusan Daerah Kota meliputi berbagai aspek seperti : Urusan Pemerintahan Wajib dan

Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas urusan pemerintahan

yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar.

Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi : Pendidikan,

kesehatan, Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan kawasan

permukiman, Ketenteraman,ketertiban umum dan perlindungan masyarakat dan social.

Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi : Tenaga

kerja, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,pangan, pertanahan, lingkungan

hidup, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan

Desa, pengendalian penduduk dan keluarga berencana, perhubungan, komunikasi dan

informatika,koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kepemudaan dan

olahraga, statistic, persandian, kebudayaan, perpustakaan dan kearsipan.

Urusan pemerintahan pilihan meliputi : Kelautan dan perikanan, pariwisata, pertanian,

kehutanan, energy dan sumber daya mineral, perdagangan, perindustrian dan transmigrasi

1.4 Kelembagaan Pemerintah Kota Ambon

Untuk melaksanakan kewenangan Pemerintah Kota Ambon, dibentuk Struktur Organisasi

Perangkat Daerah berdasarkan Perda Nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Sekretariat Kota Ambon dan Sekretariat DPRD Kota Ambon, Perda Nomor

9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Kota Ambon

sebagimana telah diubah dengan Perda Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

10

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas-dinas Kota Ambon, Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota mbon sebagimana telah diubah dengan Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun

2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kota Ambon, Perda

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Kota

Ambon,Perda Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja

Kelurahan Kota Ambon dan Perda Nomor 25 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Perda Nomor 5 Tahun 2014

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ambon

Tipe A, Perda Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu. Kota Ambon terdiri dari 15 (lima belas) Dinas, 6 (enam)

Badan, 1 (satu) Inspektorat, 3 (tiga) Kantor dan 2 (dua) Sekertariat yakni Sekertariat Kota

dan Sekertariat DPRD, 5 (lima) Kecamatan, 20 (dua puluh) Kelurahan dan 4 (empat)

lembaga lain.

Sekertariat Kota

Sekertariat Kota merupakan unsur staf Pemerintah Kota yang dipimpin oleh seorang

Sekretaris Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Tugas

pokok Sekretaris Kota adalah membantu Walikota dalam melaksanakan tugas

penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, kepegawaian, organisasi dan tatalaksana serta

memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat kota.

Adapun Susunan Organisasi Sekretariat Kota adalah sebagai berikut :

1. Sekretaris Kota

2. Asisten Tata Pemerintahan

1. Bagian Tata Pemerintahan

2. Bagian Hukum

3. Bagian Humas dan Protokoler.

3. Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

11

1. Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi

2. Bagian Kesejahteraan Rakyat.

4. Asisten Administrasi

1. Bagian Organisasi dan Manajemen.

2. Bagian Umum dan Perlengkapan

3. Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Ekspedisi

Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD adalah unsur staf yang membantu pimpinan DPRD dalam

menyelenggarakan tugas dan kewajibannya.

Adapun struktur organisasi Sekertariat Dewan adalah sebagai berikut :

1. Bagian Umum, Humas dan Protokoler

2. Bagian Risalah dan Persidangan.

3. Bagian Keuangan.

Dinas-Dinas Kota

Dinas Kota merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota yang dipimpin oleh seorang

Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Walikota melalui

Sekretariat Kota. Dinas Kota melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-

bidang tertentu.

Jumlah Dinas yang ada di Kota Ambon sebanyak 15 Dinas dengan rincian sebagai berikut :

1. Dinas Pendidikan

2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Sosial

4. Dinas Tenaga Kerja

5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

6. Dinas Perhubungan

7. Dinas Pekerjaan Umum

8. Dinas Tata Kota

9. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

12

10. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

11. Dinas Perdagangan dan Perindustrian

12. Dinas Pendapatan

13. Dinas Pertanian dan Kehutanan

14. Dinas Kelautan dan Perikanan

15. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Lembaga Teknis Kota

Lembaga Teknis Kota merupakan unsur penunjang Pemerintah Kota yang dipimpin oleh

seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Kota.

Lembaga Teknis di Kota Ambon berjumlah 10 buah dengan rincian sebagai berikut :

1. Badan Perencanaan Pembangunan

2. Badan Pemberdayaan Perempuan, Masyarakat dan Desa

3. Badan Kepegawaian

4. Badan Pengelola Keuangan

5. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah

6. Badan Lingkungan Hidup

7. Kantor Perpustakaan dan Kearsipan

8. Kantor Satuan Pemadam Kebakaran

9. Kantor Pengolahan Data Elektronik

10. Inspektorat

Kecamatan

Pemerintah Kecamatan merupakan Perangkat Kota yang dipimpin seorang Camat yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Kota.

Organisasi Kecamatan terdiri atas Camat, Sekertaris Camat dan Seksi-Seksi

Jumlah Kecamatan yang ada di Kota Ambon sampai dengan tahun 2015 ada 5

Kecamatan, yaitu : Kecamatan Sirimau, Kecamatan Nusaniwe, Kecamatan Teluk Ambon,

Kecamatan Teluk ambon Baguala, Kecamatan Leitimur Selatan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

13

Lembaga Lain

1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

2. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

3. Satuan Polisi Pamong Praja Tipe A

4. Sekretariat KORPRI

1.5 Sumber Daya Manusia

Adapun jumlah pegawai pada Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015 adalah 7623 orang yang

terdiri dari 64 orang pegawai golongan I, 1709 orang pegawai golongan II, 3532 orang

pegawai golongan III dan 2318 orang pegawai golongan IV. Sementara itu jumlah pegawai

berdasarkan jabatan/eselon terdiri dari 35 orang pegawai eselon II, 99 orang pegawai eselon

III dan 367 orang pegawai eselon IV.

Komposisi pegawai Pemerintah Kota Ambon berdasarkan golongan dan jabatan dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

1%

23%

46%

30%

Komposisi pegawai Pemkot Ambon per Golongan

Gol I

Gol II

Gol III

Gol IV

35, 7%

99, 20%

367, 73%

Komposisi Pegawai Pemkot Ambon per eselon

Eselon II

Eselon III

Eselon IV

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

14

2.1 Rencana Strategis

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan

langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan

lingkungan strategis local, nasional,global dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena demikian pendekatan perencanaan strategis

yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya

dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas

kinerjanya. Penyusunan LAKIP Pemerintah Kota Ambon tahun 2015 ini, mengacu pada

Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 11 Tahun 2013 tentang rencana pembangunan jangka

menengah daerah ( RPJMD ) Kota Ambon tahun 2011 - 2016. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah ( RPJMD ) Kota Ambon tahun 2011 - 2016 merupakan dokumen

perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun ( Perencanaan Jangka

Menengah ) yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan daerah.

RPJMD secara sistematis mengedepankan isu – isu lokal, yang diterjemahkan kedalam bentuk

strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan

sehingga dapat di implementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan

kemampuan anggaran pembiayaan.

2.2 Visi – Misi Kota Ambon

Visi Berkaitan Dengan Pandangan Kedepan Menyangkut Kemana instansi pemerintah

harus dibawah dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif,

inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang

berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Ambon tahun 2011 – 2016 disusun

dengan tujuan : 1) sebagai pedoman penyenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat ; 2) sebagai acuan Rencana Pembangunan

Tahunan Kota Ambon,; dan 3) sebagai pedoman kepada masyarakat dan dunia usaha untuk

berpartisipasi dalam pembangunan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

15

Upaya untuk mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, religius, lestari dan

harmonis merupakan obsesi dari Pemerintah Kota Ambon melalui perencanaan pembangunan

yang terpadu dan terintegrasi antara tujuan yang hendak dicapai dan Visi pembangunan yang

mengandung pola pikir dan pola tindak dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Ambon Tahun 2011 – 2016.

Dengan memperhatikan tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang

Dasar 1945, mempertimbangkan kemajuan pembangunan Kota Ambon yang telah dicapai

pada periode 2006-2011, memperhitungkan hasil analisis isu strategis, memperhatikan

RPJPD Kota Ambon 2006-2026, mengacu pada visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota

Ambon terpilih untuk masa bakti 2011-2016, mempertimbangkan prioritas pembangunan

Provinsi Maluku dalam RPJMD tahun 2008-2013 dan prioritas pembangunan nasional yang

tercantum dalam RPJMN 2010-2014, serta bertumpu pada fondasi “Benahi Ambon, Menata

Kota, Membangun Negeri”, maka visi Kota Ambon 2011 – 2016 adalah :

Visi tersebut mengandung makna atau filosofi bahwa:

Maju berarti terwujudnya kondisi masyarakat yang berkembang dan berorientasi pada upaya

memajukan Kota Ambon dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan hidup,

social budaya dan hukum dengan dilandasi sikap disiplin, professional, beretos kerja tinggi

dan kapasitas serta kapabilitas diri setiap insan masyarakat Kota Ambon.

Mandiri berarti sanggup mengurus diri untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan

standar pelayanan minimal, meliputi peningkatan pelaksanaan pendidikan, pelayanan

kesehatan, dan peningkatan ekonomi masyarakat atau keluarga dengan memanfaatkan secara

optimal potensi sumber daya lokal atas dasar pembangunan yang berbasis keunggulan

kompetitif, meningkatkan peran swasta dalam upaya mendorong pengembangan investasi

dalam pengelolaan potensi sumberdaya alam yang ramah lingkungan serta membuka

“Ambon Yang Maju, Mandiri, Religius, Lestari Dan Harmonis Berbasis

Masyarakat”

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

16

aksesibilitas Kota Ambon terhadap pasar baik lokal maupun internasional untuk pembangunan

masyarakat yang lebih baik.

Religius berarti terwujudnya warga kota yang beragama secara substansial dan fungsional

dengan ciri yang inklusif, humanis, egaliter, dan kosmopolit dalam membangun Kota Ambon

yang aman dan damai.

Lestari berarti upaya pengelolaan sumber daya alam, seni dan budaya lokal yang menjamin

pemanfaatan dan perlindungannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan

persediannya dengan tetap menjaga, memelihara, dan meningkatkan kualitas nilai dan

keanekaragamannya untuk pembangunan Kota Ambon Manise yang berbudaya, nyaman dan

damai serta ramah lingkungan.

Harmonis berarti kehidupan warga kota yang saling menghargai antar sesame orang basudara

dengan prinsip-prinsip budaya pela gandong yang mampu membawa warga kota hidup damai

dan toleran, rukun dan teratur dalam kompleksitas multicultural baik agama maupun etnik.

Untuk mewujudkan visi Kota Ambon 2011 – 2016 yaitu “Ambon Yang Maju, Mandiri,

Religius, Lestari Dan Harmonis Berbasis Masyarakat”, maka dijabarkan dalam 8 (delapan)

misi yang menjadi pedoman bagi pembangunan Kota Ambon :

1. Menata dan meningkatkan profesionalisme birokrasi dalam pelayanan masyarakat.

Salah satu agenda yang menjadi fokus pembangunan Kota Ambon adalah menciptakan tata

pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya menata dan

meningkatkan profesionalisme birokrasi untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik,

antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi

hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan

keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu

diperlukan langkah-langkah dan kebijakan yang terarah pada peningkatan standar manajemen

profesionalisme; sumber daya manusia aparatur (birokrat) yang memiliki semangat, disiplin,

ethos dan kinerja; perubahan kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan; pengelolaan keuangan

daerah dan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

17

2. Meningkatkan kesejahteraan penduduk dibidang pendidikan, kesehatan dan

infrastruktur dasar.

Pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar merupakan pilar terpenting dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kualitas manusia, bahkan kinerja pendidikan yaitu

gabungan angka partisipasi kasar (APK) jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan

tinggi dan angka melek aksara bersama-sama dengan variabel kesehatan dan ekonomi

digunakan sebagai variabel dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh

karena itu pembangunan pendidikan di Kota Ambon harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen

pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,

nasional, dan global. Dilain pihak Kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung

pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan

kemiskinan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan cara

pandang (mindset) dari paradigma sakit ke paradigma sehat.

3. Menata dan membenahi kota sesuai fungsi dan peruntukan

Menata dan membenahi kota dimaksudkan untuk memantapkan sistem pemanfaatan ruang

sesuai dengan fungsi dan karakteristik wilayah kota Ambon, didukung dengan kesadaran

masyarakat dalam memanfaat ruang sesuai peruntukan guna menjamin dinamika

pembangunan berkelanjutan. Dilain pihak membenahi Ambon diarahkan pada sasaran

kondisi infrastruktur seperti jaringan jalan, jaringan transportasi, jaringan drainase,

persampahan, sumberdaya air dan pelayanan air bersih, serta sarana prasarana lainnya masih

belum mengimbangi perkembangan dinamika masyarakat terutama di wilayah

pengembangan. Usahamenata dan membenahi ruang kota yang konsisten

akanmenghasilkan struktur dan pola tata ruang yang serasi, lestari dan optimal didukung

pengembangan infrastruktur yang efektif dan efisien.

4. Menata penduduk dan kependudukan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

18

Kota Ambon dalam kedudukannya sebagai ibu kota Propinsi Maluku sekaligus berfungsi

sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi , pemerintahan dan pendidikan membawa pengaruh

besar pada pertumbuhan penduduk terkait dengan migrasi dari daerah-daerah sekitar.

Kondisi ini memerlukan penataan penduduk dan sistem kependudukan agar tertib dan

mencegah kota Ambon tumbuh menjadi kota kumuh

5. Menata dan meningkatkan lingkungan lestari berbasis partisipatif dan kolaboratif

Beberapa faktor yang masih harus menjadi perhatian di bidang lingkungan adalah kondisi

daerah aliran sungai (DAS) dan pengelolaan konservasiarea tangkapan (catchment area).

Maraknya penyalahgunaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan catchment area berdampak

pada fungsi dan daya dukung bantaran sungai dan catchment area menjadi rendah, sehingga

jika hujan di hulu maka debit limpasan air tidak mampu ditahan karena kapasitas saluran

turun diakibatkan sedimentasi dan sampah.

6. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan industri kerakyatan berbasis potensi

wilayah/daerah

Penguatan ekonomi masyarakat diharapkan akan mampu mendorong peningkatan

kemampuan masyarakat sehingga memiliki kemampuan bertahan dalam menghadapi

berbagai tantangan. Dengan pendampingan dan penguatan institusi lokal, bantuan dana

bergulir bagi masyarakat, dan bantuan pembangunan sarana prasarana, diharapkan dapat

memperkuat kondisi ekonomi masyarakat. Selain itu pengembangan pasar-pasar tradisional

perlu mendapatkan perhatian sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kota

Ambon.

7. Meningkatkan kehidupan orang basudara berbasis kearifan lokal

Rekonsiliasi merupakan sarana efektif untuk ambon yangmaju, mandiri, religius, lestari dan

harmonis. Konflik sosial di masa lampau berpotensi muncul kembali ke permukaan apabila

tidak dilakukan penyelesaian secara menyeluruh melalui cara-cara yang tepat. Agar proses

konsolidasi demokrasi berjalan dengan efektif, masyarakat Kota Ambon perlu melakukan

rekonsiliasi antar orang basudara dengan mengembangkan khasana budaya lokal sebagai

suatu kearifan lokal untuk menyelesaikan konflik-konflik masa lalu tersebut.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

19

8. Meningkatkan sistem penegkan hukum dan peran institusi sosial budaya masyarakat

Hukum adalah instrumen untuk melindungi kepentingan individu dan sosial. Saat ini timbul

degradasi budaya hukum di lingkungan masyarakat. Gejala ini ditandai dengan

meningkatnya apatisme seiring dengan menurunnya tingkat apresiasi masyarakat baik

kepada substansi hukum maupun kepada struktur hukum yang ada. Hal ini telah tercermin

dari peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi di masyarakat. Sebagai akibatnya timbul

ketidakpastian hukum yang tercipta melalui proses pembenaran perilaku salah dan

menyimpang atau dengan kata lain hukum hanya merupakan instrumen pembenar bagi

perilaku salah. Peranan institusi-institusi hukum maupun institusi sosial budaya dalam

masyarakat merupakan kunci bagi supremasi hukum untuk kepentingan pembangunan.

Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pembangunan Kota Ambon tersebut, pilar pembangunan

dalam lima tahun mendatang (2011-2016) adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar;

2. Mengembangkan potensi ekonomi rakyat dan perekonomian daerah yang ditujukan untuk

mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi melalui pengembangan kawasan-kawasan

strategis,dan pengembangan usaha ekonomi kecil dan mikro;

3. Membangun infrastruktur dasar dan membenahi sistem transportasi dengan jaringan

pendukungnya;

4. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui pengembangan jaringan

PUSKEMAS, dan pusat-pusat rujukan pelayanan kepada masyarakat miskin;

5. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat dengan meningkatkan angka melek huruf,

APK dan APM semua jenjang pendidikan serta rata-rata lama bersekolah masyarakat;

6. Membangun infrastuktur pendidikan, meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan

lainnya untuk menghasilkan anak Ambon yang cerdas;

7. Membenahi sistem persampahan kota dan mengembangkan model pengelolaan yang ramah

lingkungan menuju Kota Ambon Manise;

8. Meningkatkan kinerja organisasi dan manajemen pemerintah yang profesional untuk

mencapai standar pelayanan minimal kepada masyarakat;

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

20

9. Mengembangkan Ambon sebagai kota minapolitan, pusat aktifitas ekonomi dan transit

bisnis Maluku dan sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata;

10.Meningkatkan kehidupan orang basudara dan penegakan hukum, politik dan HAM;

11.Mengembangkan seni dan budaya lokal serta pariwisata;

12.Mengembangkan peran generasi muda dan prestasi olahraga;

13.Merevitasilasi tata ruang kota yang mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan fungsi

peruntukannya.

14.Meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian pembangunan serta pemberantasan dan

pencegahan korupsi

2.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran pembangunan Kota Ambon yang akan diwujudkan sebagai bentuk

akhir dalam mewujudkan misi guna mendukung tercapainya visi yang dicita-citakan yaitu

menjadikan Ambon Yang Maju, Mandiri, Religius, Lestari Dan Harmonis Berbasis

Masyarakat, dalam lima tahun ke depan (2011-2016), adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Ambon

Visi : “Ambon Yang Maju, Mandiri, Religius, Lestari Dan Harmonis Berbasis Masyarakat

Misi Tujuan Sasaran

Misi ke – 1 : Menata dan

meningkatkan profesionalisme

birokrasi dalam pelayanan

masyarakat

1. Terwujudnya birokrat yang

professional

1.1Meningkatnya akuntabilitas

kinerja pemerintahan daerah

1.2Akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah meningkat

2. Terwujudnya standar

pelayanan minimal

2.1Meningkatnya penerapan SPM

dan kinerja di semua aspek

pelayanan publik

Misi ke – 2 : Meningkatkan

kesejahteraan penduduk dibidang

pendidikan, kesehatan dan

infrastruktur dasar

3. Meningkatnya kualitas

pendidikan masyarakat

3.1Meningkatnya jangkauan

layanan pendidikan dasar dan

menengah

3.2Meningkatnya mutu pendidikan

dasar dan menengah

3.3Meningkatnya mutu dan

kapasitas guru

3.4Meningkatnya jumlah sarana

dan prasarana pendidikan

4. Meningkatkan derajat

kesehatan dan akses pelayanan

kesehatan masyarakat

4.1Meningkatnya jangkauan

layanan kesehatan

4.2Meningkatnya mutu layanan

kesehatan masyarakat

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

21

5. Meningkatkan layanan dan

mutu infrastruktur dasar

5.1Tersedianya sarana dan

prasarana air bersih

5.2Tersedianya sarana dan

prasarana listrik

5.3Tersedianya sarana dan

prasarana telekomunikasi

5.4Meningkatnya sarana dan

prasarana jalan

Misi ke – 3 : Menata dan

membenahi kota sesuai fungsi dan

peruntukan

6.Meningkatkan mutu lingkungan

perkotaan

6.1Meningkatnya kesesuaian

pemanfaatan kawasan

perkotaan sesuai dengan

rencana tata ruang wilayah

6.2Berkurangnya kawasan kumuh

perkotaan

7.Meningkatkan mutu infrastuktur

dasar kota

7.1Tertatanya sistem transportasi

masyarakat

7.2Meningkatnya pelayanan

persampahan

Misi ke - 4: Menata penduduk dan

kependudukan

8.Meningkatkan pengelolaan

administrasi kependudukan

8.1Meningkatkan pelayanan

administrasi kependudukan

9.Meningkatkan akses dan

kualitas program keluarga

berencana

9.1Meningkatnya peserta KB aktif

bagi pasangan usia subur

Misi ke – 5 : Menata dan

meningkatkan lingkungan

lestari berbasis partisipatif dan

kolaboratif

10.Meningkatkan pengendalian

dan pelestarian lingkungan

10.1Meningkatnya ruang terbuka

hijau

11.Memantapkan pengelolaan

sumber daya alam dan

lingkungan hidup yang efektif,

efisien dan ramah lingkungan

11.1Tersedianya peraturan daerah

yang mengatur pengelolaan

sumber daya alam dan

lingkungan hidup

Misi ke – 6 :Meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan

industri kerakyatan berbasis

potensi wilayah/daerah

12.Mengembangkan lembaga

ekonomi kerakyatan

12.1Meningkatnya usaha UMKM

dan koperasi

12.2Meningkatnya kesempatan

kerja

12.3Meningkatnya pendapatan

masyarakat

13.Mengembangkan komoditas

unggulan industry pengolahan

yang berdaya saing terutama

industry pengolahan hasil

perikanan, kelautan, pertanian

serta pariwisata

13.1Meningkatnya produktivitas

industri pengolahan berbasis

perikanan, kelautan,

pertanian, perkebunan dan

peternakan serta pariwisata

Misi ke – 7 :Meningkatkan

kehidupan orang basudara

berbasis kearifan lokal

14.Mewujudkan kehidupan orang

basudara berbasis kearifan

local

14.1Meningkatnya keamanan dan

ketertiban di masyarakat

15.Mengembangkan seni dan

budaya lokal

15.1Meningkatnya pengelolaan

seni dan budaya lokal

Misi ke - 8 :Meningkatkan sistem

penegkan hukum dan peran

institusi sosial budaya

masyarakat

16.Memantapkan tata kehidupan

masyarakat yang damai, aman,

tertib, taat hukum, dan

harmonis

16.1Terwujudnya penegakan dan

pengembangan hukum secara

adil dan bertanggungjawab

16.2 Meningkatnya ketertiban dan

kedisiplinan masyarakat

2.4 Prioritas Pembangunan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

22

Prioritas pembangunan disusun untuk lebih mengoperasionalkan visi dan misi dalam

pengimplementasiannya, sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kota Ambon Tahun 2011-

2016, maka prioritas pembangunan akan diarahkan pada :

1) Prioritas 1 : Penataan birokrasi dan peningkatan profesionalisme dalam pelayanan publik

2) Prioritas 2 : Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan

pendidikan dan kesehatan

3) Prioritas 3 : Peningkatan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur dalam upaya

menata dan membenahi kota sesuai fungsi dan peruntukkan

4) Prioritas 4 : Penataan dan peningkatan lingkungan lestari berbasis partisipatif dan

kolaboratif

5) Prioritas 5 : Peningkatan perekonomian daerah yang berbasis pada ekonomi kerakyatan

dan potensi daerah

6) Prioritas 6 : Peningkatan kehidupan orang basudara berbasis kearifan lokal

7) Prioritas 7 : Peningkatan sistem penegakan hukum dan peran institusi social budaya

masyarakat

2.5 Indikator Kinerja Daerah 2015

Indikator kinerja daerah Kota Ambon dibagi menjadi 3 (tiga) aspek yaitu aspek kesejahteraan

masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Indikator kinerja daerah

Kota Ambon Tahun 2015 sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Satuan Target

I ASPEK KESEJAHTERAAN RAKYAT

I.I.

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

1 Pertumbuhan PDRB % 6.65 - 6.80

2 Pendapatan Per Kapita Rp. 6.661.948

3 Angka Kemiskinan % 4.50 – 5.00

4 Laju Inflasi % 4.00 – 4.50

5 Tingkat Pengangguran Terbuka % 8.00 – 8.50

I.2. PENDIDIKAN

APK PAUD % 43.70

1 Penduduk yang berusia >15 thn melek huruf (tidak buta

aksara) % 99.94

2 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0

3 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 0

4 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA % 0.10

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

23

5 Angka Putus Sekolah (APS) SMK % 0.54

6 Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 100

7 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 99.95

8 Angka Kelulusan (AL) SMA/MA % 100

9 Angka Kelulusan (AL) SMK % 99.97

10 Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 11.4

I.3 KESEHATAN

1 Angka Kematian Ibu Melahirkan /100.000 KLH 23

2 Angka Kematian Bayi /1.000 KLH 2.8

3 Angka Kematian Balita /1.000 KLH 3.4

4 Kasus Gizi Buruk % 0

5 Kasus Gizi Kurang % 3.1

6 Desa Siaga Aktif % 55

7 KB Aktif % 74

8 Air Bersih yang memenuhi syarat % 80

11 UCI Desa % 100

12 Usia Harapan Hidup tahun 73.6

1.4 KETENAGAKERJAAN

1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 80.00

II ASPEK PELAYANAN UMUM ASPEK PELAYANAN

UMUM

Pendidikan

1 Angka Partisipasi murni(APM) SD/MI/Paket A % 103.22

2 Angka Partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B % 96.65

3 Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C % 80.42

4 Ratio Guru : Murid SD/MI 1 : 18

5 Ratio Guru : Murid SMP/MTs 1 : 15

6 Ratio Guru : Murid SMA/MA 1 : 17

7 Ratio Sekolah : Siswa SD/MI 1 : 199

8 Ratio Sekolah : Siswa SMP/MTs 1 : 290

9 Ratio Sekolah : Siswa SMA/MA 1 : 360

Kesehatan

ratio posyandu per satuan balita 1 : 80

gizi buruk 0

Jumlah Puskesmas Buah 25

Jumlah Rumah Sakit Buah 10

Pekerjaan Umum

Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik % 92.00

III ASPEK DAYA SAING DAERAH ASPEK DAYA SAING

DAERAH

III.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

Jumlah Kantor Bank unit 50

Produksi Listrik KWh 233,052,745

III Pariwisata

Banyaknya Hotel Unit 60

Angka Kunjungan Wisata orang 7000

Objek Wisata yang dikembangkan persen 50

II.2 LINGKUNGAN

1 Kawasan Kumuh % 20

2 Ruang Terbuka Hijau % 17

II.3 KOPERASI

1 Terwujutnya koperasi berkualitas Unit 200

2 Terwujudnya usaha mikro kecil yang tangguh dan mandiri UMK 205

3 Terwujudnya usaha Menengah yang berdaya saing UM 9

4 Terbentuknya koperasi Wanita PKK baru di setiap

Negeri/Kelurahan

Unit 50

5 Terwujutnya sarjana wirausaha baru Orang 142

6 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor KUMKM

sebesar 5 % per tahun dari kondisi tahun 2010

Orang 9,751

II.4 KEHUTANAN

1 Luas Lahan Kritis Ha 8.207,02

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

24

2.6 Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja

Penyusunan rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan kebijakan anggaran

serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun dan kegiatan

tertentu. Di dalam Rencana Kinerja ditetapkan Rencana Capaian Kinerja Tahunan untuk

seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.

Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015 adalah serangkaian kesepakatan/

pernyataan kinerja yang memuat sasaran-sasaran strategis, Indikator Kinerja dan Target

Capaian Kinerja Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015 berdasarkan indikator kinerja utama

yang ditetapkan dengan keputusan Walikota Ambon Nomor 144 Tahun 2014.

Misi ke – 1 :Menata dan meningkatkan profesionalisme birokrasi dalam pelayanan masyarakat

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target

Akuntabilitas kinerja

pemerintahan daerah meningkat

Nilai akuntabilitas kinerja pemerintah

CC

Akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah meningkat

Opini pemeriksaan BPK WDP

Penerapan SPM dan

peningkatan kinerja di semua

aspek pelayanan publik

Presentase SKPD yang telah menerapkan

SPM dengan baik

Jumlah keluhan masyarakat terhadap

pelayanan publik

80%

25 keluhan

Misi ke – 2 : Meningkatkan kesejahteraan penduduk dibidang pendidikan, kesehatan dan

infrastruktur dasar

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target

Meningkatnya jangkauan

layanan pendidikan

Angka partisipasi kasar

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

Angka partisipasi murni

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

Rata-rata lama sekolah

107,50

94,50

97,50

88,50

66,50

68,50

11,50 thn

Meningkatkan mutu pendidikan

dasar dan menengah

Angka kelulusan

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

100%

100%

100%

Meningkatnya mutu dan

kapasitas guru

Presentase guru bersertifikasi

80%

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

25

Meningkatnya sarana dan

prasarana pendidikan

Rasio ruang kelas : siswa

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

1 : 32

1 : 32

1 : 34

Peningkatan jangkauan layanan

kesehatan

Jumlah Kecamatan dengan Puskesmas

Rawat Inap

2 buah

Meningkatnya mutu layanan

kesehatan

Usia Harapan Hidup 73,60 tahun

Tersedianya sarana dan

prasarana air bersih

Presentase Keluarga yang terlayani satuan

sambungan air bersih

80%

Tersedianya sarana dan

prasarana listrik

Jumlah Produksi Listrik per tahun 300 juta KWH

Tersedianya sarana dan

prasarana telekomunikasi

Persentase kecamatan yang pelayanan

internet baik

80%

Meningkatnya sarana dan

prasarana jalan

Ratio panjang jalan dalam kondisi baik 90%

Misi ke – 3 : Menata dan membenahi kota sesuai fungsi dan peruntukan

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target

Meningkatnya keseuaian

pemanfaatan kawasan perkotaan

sesuai dengan rencana tata

ruang wilayah

Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap

RTRW

75%

Berkurangnya kawasan kumuh

di perkotaan

Luas kawasan kumuh 75 ha

Tertatanya sistem trasnsportasi

masyarakat

LOAD Faktor Angkutan Umum 69,00

Meningkatnya pelayanan

persampahan

Cakupan pelayanan sampah masyarakat 70%

Misi ke – 4 : Menata penduduk dan kependudukan

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target

Meningkatkan pelayanan

administrasi kependudukan

Jumlah penduduk ber KTP terhadap

jumlah penduduk wajib KTP

80%

Meningkatnya peserta KB aktif

bagi Pasangan Usia Subur

Jumlah Peserta KB Aktif terhadap jumlah

PUS

80%

Misi ke – 5 : Menata dan meningkatkan lingkungan lestari berbasis partisipatif dan kolaboratif

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target

Meningkatnya Ruang Terbuka

Hijau

Ratio Ruang Terbuka Hijau 17%

Misi ke – 6 : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan industri kerakyatan berbasis potensi

wilayah/daerah

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target

Meningkatnya usaha UMKM Persentase UMKM dan Koperasi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

26

dan Koperasi 7,5%

Meningkatnya kesempatan

kerja

Penyerapan tenaga kerja sektor UMKM

dan Koperasi

25%

Meningkatkan pendapatan

masyarakat

Pendapatan perkapita masyarakat

6,6 juta

Meningkatkan produktivitas

industri pengolahan berbasis

perikanan, kelautan, pertanian,

perkebunan dan peternakan

serta pariwisata

proporsi sektor industri terhadap PDRB

3,00%

Angka kunjungan wisatawan

mancanegara

600 orang

Misi ke – 7 : Meningkatkan kehidupan orang basudara berbasis kearifan lokal

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target

Meningkatnya keamanan dan

ketertiban di masyarakat

Jumlah kasus Gangguan Kambtimas 650 kasus

Meningkatnya pengelolaan seni

dan budaya lokal

Jumlah oPagelaran seni dan budaya lokal

skala nasional/internasional dalam 1 tahun

20 kali

Misi ke – 8 : Meningkatkan sistem penegakan hukum dan peran institusi sosial budaya

masyarakat

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target

Terwujudnya penegakan dan

pengembangan hukum secara

adil dan bertanggung jawab

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap

penegakan hukum

50%

Meningkatnya ketertiban dan

kedisiplinan masyarakat

Persentase PKL yang menempati lokasi

PKL yang ditetapkan

Persentase rumah ber IMB

Persentase penurunan pelanggaran

ketertiban dan kedisiplinan oleh

masyarakat

75%

80%

50%

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

27

3.1 Capaian KinerjaOrganisasi

Konsep pengukuran kinerja untuk instansi pemerintah telah mengalami sejumlah perubahan.

Hingga terakhir adalah konsep pengukuran kinerja yang di dasarkan pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu dengan cara membandingkan antara target

pencapaian indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja

Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015 dengan realisasinya.

Seluruh indikator yang diukur sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah

Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota

Ambon, hanya beberapa saja yang mengalami perubahan sebagaimana telah diubah dan

ditetapkan dengan Keputusan Walikota Ambon Nomor 144 Tahun 2014 tentang Indikator

Kinerja Utama Pemerintah Kota Ambon.

Pencapaian kinerja Pemerintah Kota Ambon dalam Tahun 2015 merupakan kemampuan

perencanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan maupun rutin. Pengukuran kinerja

dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut :

- Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin

rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:

Presentase tingkat capaian = Realisasi

Targetx 100%

- Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja,

digunakan rumus :

Presentase tingkat capaian = Target −(Realisasi −Target )

Target x 100%

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

28

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran dan

kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan

untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya,

sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat

dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui

indikator-indikator outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung

dengan sasaran yang diinginkan.

Nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

No Interval Nilai Realisasi Kinerja Kategori Capaian

1. 85 s/d 100 Sangat berhasil

2. 70 X < 85 Berhasil

3. 55 X < 70 Cukup berhasil

4. X < 55 Kurang

Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja yang diperoleh

melalui pengukuran kinerja atas pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam

rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja ini merupakan

hasil dari suatu penilaian sistematik yang sebagian besar didasarkan pada kelompok indikator

kinerja berupa indikator keluaran dan hasil (outcomes). Pengukuran kinerja yang dilakukan

mencakup tingkat pencapaian sasaran merupakan tingkat pencapaian target dari masing-

masing indikator sasaran yang telah ditetapkan, sebagaimana telah dituangkan dalam

Perjanjian Kinerja. Pengukuran pencapaian sasaran ini menggunakan formulir Pengukuran

Kinerja agar setiap stakeholder maupun instansi penilai akuntabilitas mengetahui sejauhmana

capaian kinerja Pemerintah Kota Ambon.

1) Capaian Indikator Kinerja Daerah

Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan keberhasilan dari tujuan

dan sasaran pembangunan daerah periode 2011-2016 yang telah direncanakan. Hal ini

menuntut adanya berbagai indikator kinerja pemerintah daerah terutama dalam kaitannya

dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Ukuran keberhasilan/pencapaian suatu

daerah membutuhkan indikator yang mampu menggambarkan kemajuan daerah tersebut.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

29

Indikator kinerja dimaksud juga diperlukan oleh publik dalam rangka perwujudan transparansi

dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Data dan

informasi juga berguna sebagai dasar untuk mengidentifikasi masalah, memilih berbagai

alternatif kebijakan, menentukan alokasi anggaran, memberikan peringatan dini (early

warning) terhadap masalah yang berkembang, memantau perkembangan pelaksanaan

kebijakan, membuat tindakan korektif secara dini, sebagai bahan pengendalian dan evaluasi

dampak dari kebijakan yang telah dibuat serta sebagai laporan pertanggungjawaban kepada

publik. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau dampak yang

menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan. Indikator kinerja yang digunakan

antara lain: Indikator kemajuan otonomi daerah, kinerja penyelenggaraan otonomi daerah,

indeks pembangunan daerah, daya saing daerah dan daya tarik investasi. Secara keseluruhan

hasil akhir tujuan otonomi daerah menggunakan paramater “Peningkatan Kualitas Manusia”

dan Indikatornya adalah nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selanjutnya, indikator

kinerja daerah dibagi menjadi 3 (tiga) aspek yaitu; aspek kesejahteraan masyarakat, aspek

pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Capaian Indikator kinerja daerah dapat dilihat

pada tabel 3.1. berikut :

Tabel 3.1

Capaian Indikator Kinerja Daerah

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

I ASPEK KESEJAHTERAAN RAKYAT

I.I.

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

1 Pertumbuhan PDRB % 6.65 - 6.80 5,96

2 Pendapatan Per Kapita Rp. 6.661.948 7.711.194

3 Angka Kemiskinan % 4.50 – 5.00 4,42

4 Laju Inflasi % 4.00 – 4.50 6,81

5 Tingkat Pengangguran Terbuka % 8.00 – 8.50 15,58

I.2. PENDIDIKAN

APK PAUD % 43.70 18,83

1 Penduduk yang berusia >15 thn melek huruf (tidak buta

aksara)

%

99.94

99,07

2 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0 0,1

3 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 0 0,04

4 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/MA % 0.10 0,01

5 Angka Putus Sekolah (APS) SMK % 0.54 0

6 Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 100 100

7 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 99.95 99,98

8 Angka Kelulusan (AL) SMA/MA % 100 99,98

9 Angka Kelulusan (AL) SMK % 99.97 99,69

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

30

10 Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 11.4 12

I.3 KESEHATAN

1 Angka Kematian Ibu Melahirkan /100.000

KLH

23

82

2 Angka Kematian Bayi /1.000

KLH

2.8

4,4

3 Angka Kematian Balita /1.000

KLH

3.4

0,9

4 Kasus Gizi Buruk % 0 0

5 Kasus Gizi Kurang % 3.1 1,4

6 Desa Siaga Aktif % 55 100

7 KB Aktif % 74 54,2

8 Air Bersih yang memenuhi syarat % 80 86,6

11 UCI Desa % 100 100

12 Usia Harapan Hidup tahun 73.6 73,6

1.4 KETENAGAKERJAAN

1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 80.00 80,00

II ASPEK PELAYANAN UMUM

Pendidikan

1 Angka Partisipasi murni(APM) SD/MI/Paket A % 103.22 107,26

2 Angka Partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B % 96.65 89,46

3 Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C % 80.42 86,13

4 Ratio Guru : Murid SD/MI 1 : 18 1:18

5 Ratio Guru : Murid SMP/MTs 1 : 15 1:16

6 Ratio Guru : Murid SMA/MA 1 : 17 1:16

7 Ratio Sekolah : Siswa SD/MI 1 : 199 1:195

8 Ratio Sekolah : Siswa SMP/MTs 1 : 290 1:342

9 Ratio Sekolah : Siswa SMA/MA 1 : 360 1:379

Kesehatan

1 ratio posyandu per satuan balita 1 : 80 1:173

2 gizi buruk 0 0

3 Jumlah Puskesmas Buah 25 22

4 Jumlah Rumah Sakit Buah 10 5

Pekerjaan Umum

1 Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik % 92.00 90,58

III ASPEK DAYA SAING DAERAH

III.1

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

1 Jumlah Kantor Bank unit 50 54

2 Produksi Listrik KWh 233,052,745 300.000.000

III Pariwisata

1 Banyaknya Hotel Unit 60 65

2 Angka Kunjungan Wisata orang 7000 3642

3 Objek Wisata yang dikembangkan persen 50 69

II.2 LINGKUNGAN

1 Kawasan Kumuh % 20 8,72

2 Ruang Terbuka Hijau % 17 16

II.3 KOPERASI

1 Terwujutnya koperasi berkualitas Unit 200 620

2 Terwujudnya usaha mikro kecil yang tangguh dan mandiri UMK 205 14.214

3 Terwujudnya usaha Menengah yang berdaya saing UM 9 220

4 Terbentuknya koperasi Wanita PKK baru di setiap

Negeri/Kelurahan Unit

50 50

5 Terwujutnya sarjana wirausaha baru Orang 142 150

6 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor KUMKM

sebesar 5 % per tahun dari kondisi tahun 2010 Orang

9,751 1.668

II.4 KEHUTANAN

1 Luas Lahan Kritis Ha 8.207,02 8.784

Sumber : Kota Ambon Dalam Angka, 2015 dan hasil analisis SKPD terkait

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

31

Berdasarkan data pada tabel di atas, beberapa indikator pada aspek kesejahteraan rakyat

belum mencapai target yang ditetapkan yaitu pada indikator pertumbuhan PDRB dan angka

kemiskinan. Untuk itu untuk tahun-tahun yang akan datang akan Pemerintah Kota Ambon akan

fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Sedangkan untuk aspek pelayanan umum dan

daya saing daerah juga terdapat beberapa indikator yang belum mencapai target yang

ditetapkan.

2) Capaian Indikator Kinerja

Pemerintah Kota Ambon secara umum telah dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam RPJMD Kota Ambon 2011-2016. 28 sasaran yang ditetapkan pada tahun

anggaran 2015 sebagaimana tertuang dalam Keputusan Walikota Ambon Nomor 144 Tahun

2014 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Ambon, memiliki 42 indikator sasaran.

Adapun pencapaian kinerja sasaran dirinci sebagai berikut :

Sasaran 1 : Akuntabilitas kinerja pemerintahan daerah meningkat

Tabel 3.2

Evaluasi Pencapaian Sasaran 1

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Nilai akuntabilitas kinerja pemerintah CC CC 100

Evaluasi terhadap sasaran akuntabilitas kinerja pemerintahan daerah meningkat, dengan

satu indikator sasaran yang ditetapkan menghasilkan capaian kinerja 100% atau bermakna

sangat berhasil. Indikator nilai akuntabilitas kinerja pemerintah Kota Ambon di tahun 2015

adalah CC sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Penilaian dilakukan langsung oleh Tim

dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara RB terhadap SAKIP Pemerintah Kota

Ambon dan SAKIP SKPD tahun 2014. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya nilai

akuntabilitas kinerja pemerintah Kota Ambon mengalami peningkatan cukup signifikan,

SAKIP tahun 2013 memperoleh nilai 46,11 dan SAKIP tahun 2014 meningkat menjadi 56,36.

Akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Ambon dinilai cukup baik, taat kebijakan, memiliki

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

32

sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggungjawaban,

perlu banyak perbaikan tidak mendasar.Rincian penilaian tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Ambon

Komponen yang dinilai 2014 2015

Bobot Nilai Bobot Nilai

a. Perencanaan Kinerja 35 14,03 30 18,71

b. Pengukuran Kinerja 20 8,83 25 13,98

c. Pelaporan Kinerja 15 7,15 15 8,16

d. Evaluasi Internal 10 4,81 10 4,57

e. Capaian Kinerja 20 11,29 20 10,94

Nilai Hasil Evaluasi 100 46,11 100 56,36

Tingkat Akuntabilitas Kinerja C CC

Namun sesuai hasil evaluasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia, terdapat beberapa kelemahan dalam penerapan SAKIP Kota

Ambon yaitu :

1. Prosedur penganggaran satuan kerja belum sepenuhnya selaras dengan rencana strategis

dalam merencanakan kegiatan yang benar-benar akan menghasilkan outcome yang terukur.

2. Perjanjian kinerja belum sepenuhnya dilengkapi dengan rencana aksi yang menguraikan

secara rinci berbagai aktivitas yang akan dilakukan serta anggaran yang digunakan.

3. Sistem monitoring belum dilaksanakan secara konsisten untuk menjamin pencapaian kinerja

sesuai dengan rencana aksi, dan target-target yang ingin dicapai.

4. Sistem evaluasi belum mampu memberikan umpan balik bagi perbaikan kinerja.

Kegiatan-kegiatan pendukung pencapaian target nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota

Ambon adalah :

1. Membangun sistem e-SAKIP dengan alamat www.esakip.ambon.go.idyang diharapkan

mampu meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja pemerintah Kota Ambon sehingga dapat

menjadi lebih baik, jelas,transparan dan terukur.Masyarakat dapat mengetahui dan

memantau kinerja Pemerintah Kota Ambon dengan menggunakan user dan password

„publik‟.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

33

Gambar 1. Aplikasi e-SAKIP Pemerintah Kota Ambon

2. Melaksanakan sosialisasi e-SAKIP, LAKIP dan IKU serta pendampingan kepada semua

SKPD untuk penyusunan LAKIP dan penetapan indikator kinerja utama SKPD yang baik

dan benar.

Realisasi capaian sasaran tahun lalu, tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Indikator Sasaran Tahun 2014 Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase

Capaian Kinerja

(%)

1 Nilai akuntabilitas kinerja

pemerintah C CC C 150

Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator sasaran nilai akuntabilitas kinerja pemerintah

tahun 2015 di bandingkan dengan tahun lalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan

rencana sesuai RPJMD telah melampaui target yang ditetapkan untuk rencana akhir 2016 atau

telah mencapai capaian 150%.

Sasaran 2 : Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat

Tabel 3.4

Evaluasi Pencapaian Sasaran 2

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

34

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Opini pemeriksaan BPK WDP WDP 100

Target pencapaian indikator opini pemeriksaan BPK terealisasi 100%. Untuk tahun 2015

laporan keuangan pemerintah daerah Kota Ambon mendapat status Wajar Dengan

Pengecualian (WDP) dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi

Maluku. Pemberian status WDP tersebut atas penilaian yang dilakukan untuk beberapa kriteria

yang sama seperti tahun sebelumnya, diantaranya kesesuaian dengan standar akuntansi

pemerintah, kecukupan mengungkapkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,

serta efektifitas sistem pengendalian intern.

Beberapa kegiatan pendukung tercapainya indikator tersebut adalah :

Penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kota Ambon yang tepat waktu

Tertibnya administrasi laporan keuangan

Penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan sistem informasi data keuangan

(SIMDA)

Kepatuhan terhadap undang-undang

Bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan bagi SKPD dalam lingkup Pemkot

Ambon

Bimbingan teknis manajemen pengelolaan keuangan daerah bagi SKPD dalam lingkup

Pemkot Ambon

Berdasarkan rekomendasi dari BPKPerwakilan Provinsi Maluku, yang menjadi kendala

sehingga Kota Ambon belum dapat meraih opini WTP adalah sistem pengelolaan aset yang

belum dikelola dengan baik.

Untuk menjawab kendala yang dihadapi kedepannya Pemerintah Kota Ambon telah

mengambil langkah kebijakan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk mengelola sistem aset

yang selama ini bermasalah sehingga opini WTP dapat diraih.

Realisasi capaian sasaran tahun lalu, tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

35

No Indikator Sasaran Tahun 2014 Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase Capaian

Kinerja (%)

1 Opini pemeriksaan BPK WDP WDP WDP

100

Berdasarkan tabel di atas, capaian tahun 2015untuk opini pemeriksaan BPK di bandingkan

dengan tahun lalu tidak mengalami perubahan yaitu WDP dan rencana sesuai RPJMD telah

mencapai target yang ditetapkan untuk rencana akhir 2016 atau telah mencapai capaian 100% di

tahun 2015.

Sasaran 3 : Penerapan SPM dan peningkatan kinerja di semua aspek pelayanan

publik

Tabel 3.5

Evaluasi Pencapaian Sasaran 3

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Persentase SKPD yang telah menerapkan

SPM dengan baik

80% 80% 100

2. Jumlah keluhan masyarakat terhadap

pelayanan public

25 keluhan 0 200

Dari data pada tabel di atas diketahui capaian indikator sasaran persentase SKPD yang telah

menerapkan SPM dengan baik dan indikator sasaran jumlah keluhan masyarakat terhadap

pelayanan publik mencapai 100%. Pada Pemerintah Kota Ambon telah ditetapkan Rencana

Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Di Lingkungan Pemerintah Kota Ambon dengan

Peraturan Walikota Ambon Nomor 27 Tahun 2014 Tanggal 6 Agustus 2014. Dalam Perwali

tersebut telah ditetapkan 15 SPM dengan indikator pelayanan dasar, target capaian,

program/kegiatan dan anggaran dari masing-masing SPM. 15 SPM tersebut yaitu :

1. SPM Bidang Ketahanan Pangan

2. SPM Bidang komunikasi dan informatika

3. SPM Bidang Sosial

4. SPM Bidang kesenian

5. SPM Bidang Lingkungan Hidup

6. SPM Bidang Kesehatan

7. SPM Bidang Ketenagakerjaan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

36

8. SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri

9. SPM Bidang Pendidikan Dasar

10. SPM Bidang Keluarga Berencana dan keluarga Sejahtera

11. SPM Bidang Pekerjaan Umum dan penataan ruang

12. SPM Bidang Layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan

13. SPM Bidang Perumahan rakyat

14. SPM Bidang Perhubungan

15. SPM Bidang Penanaman modal

Melalui penetapan tersebut diharapkan semua standar pelayanan secara minimal dapat

dirasakan oleh masyarakat dan terjadi peningkatan kinerja di semua aspek pelayanan publik.

Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

yang di dalamnya mengatur tentang urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan

pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (2) meliputi :

a. Pendidikan

b. Kesehatan

c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

d. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman

e. Ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat

f. Sosial

Maka kedepan Pemerintah Kota Ambon akan membuat perubahan terhadap Standar Pelayanan

Minimal yang ada menjadi 6 SPM saja. Untuk capaian SPM yang telah ditetapkan, berdasarkan

laporan semester I dan semester II tahun2015, rata-rata capaian penerapan SPM adalah 80%.

Jumlah keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik di Tahun 2015, mencapai capaian

200%. Berdasarkan data dari Kantor Pengolah Data Elektronik yang menangani

masukan/saran/kritik/SMS masyarakat secara online untuk Tahun 2015 tidak ada

masukan/saran/kritik/SMS dari masyarakat yang masuk kepada Pemkot Ambon, bila

dibandingkan dengan Tahun 2014 rekap pengaduan yang masuk sebanyak 35 pengaduan. Hal

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

37

ini menunjukkan terjadi penurunan jumlah keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik di

Kota Ambon.

Pemerintah Kota Ambon telah menyediakan beberapa sarana pengaduan untuk masyarakat agar

dapat menyampaikan aspirasi, kritik, saran dan keluhan apapun menyangkut kinerja

pemerintah. Sarana pengaduan tersebut diantaranya adalah pengaduan online pada web Pemkot

Ambon yaitu www.ambon.go.id, melalui email, melalui nomor telepon 08114706999, melalui

Pejabat Pembuat Informasi Daerah utama yang bertempat di Bagian Humas dan protocol

Sekretariat Kota Ambon, PPID Pembantu di masing-masing SKPD, melalui kotak saran di

masing-masing SKPD dan melalui surat kabar.

Gambar.2 Layanan SMS pengaduan dan Perizinan pada Website dan Media Massa Kota Ambon

Dalam pelaksanaannya PPID yang telah di bentuk masih terkendala beberapa hambatan yaitu :

1. Masih kurangnya partisipasi dari PPID pembantu dalam merespons surat masuk.

2. Kurang strategis PPID utama karena masih bergabung dengan ruangan media center.

Kedepan akan dilakukan perbaikan meliputi :

1. Pemberian bimbingan teknis bagi PPID pembantu

2. Penambahan suatu ruangan strategis agar mudah diketahui masyarakat dan terpisah dari

ruangan media center

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

38

Realisasi capaian sasaran tahun lalu, tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

No Indikator Sasaran Tahun 2014 Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase Capaian

Kinerja (%)

1 Persentase SKPD yang telah

menerapkan SPM dengan baik 100 100 100 100

2 Jumlah keluhan masyarakat

terhadap pelayanan publik 35 0 5 200

Berdasarkan tabel di atas, capaian tahun 2015di bandingkan dengan tahun lalumengalami

peningkatanuntuk jumlah keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik, dan rencana sesuai

RPJMD telah mencapai target yang ditetapkan untuk rencana akhir 2016 atau telah mencapai

capaian 100%.

Sasaran 4 : Meningkatnya jangkauan layanan pendidikan

Tabel 3.6

Evaluasi Pencapaian Sasaran 4

No Indikator Sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Angka partisipasi kasar

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

107,50 %

94,50 %

97,50 %

107,26

89,46

86,13

99,77

94,66

88,33

2. Angka partisipasi murni

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

88,50 %

66,50 %

68,50 %

96,01%

82,41%

74,48%

108,48

123,92

108,72

3. Rata-rata lama sekolah 11,50 thn 12 thn 104

Capaian angka partisipasi kasar SD/MI tahun 2015 adalah sebesar 99,77%, SMP/MTS

sebesar 94,66%, SMA/SMK/MA sebesar 88,33%. APK tertinggi berada pada tingkat SD/MI dan

terendah pada tingkat SMA/SMK/MA. Realisasi APK SD/MI tahun 2015 adalah 107,26%

diperoleh dari jumlah siswa pada jenjang SD/MI sebanyak 42.314 orang di bagi jumlah

penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 39.449 orang. Hal ini berarti bahwa terdapat 7 persen

penduduk yang tidak berusia 7-12 tahun yang bersekolah di SD. Kebanyakan adalah yang belum

berusia 7 tahun tetapi sudah mengikuti pendidikan di SD

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

39

Selanjutnya realisasi APK SMP/SMK/MA tahun 2015 adalah 89,46% diperoleh dari jumlah

siswa pada jenjang SMP/MTS sebanyak 20.023 orang dibagi jumlah penduduk usia 13-15 tahun

sebanyak 22.347 orang. Sedangkan untuk SMA/SMK/MA realisasi APK sebesar 86,13 %

diperoleh dari jumlah siswa SMA/SMK/MA sebanyak 22.693 orang dibagi jumlah penduduk

usia 16-18 tahun sebanyak 26.347 orang.

APM pada jenjang SD dan SMP mengalami peningkatan yang cukup signifikan, karena jumlah

penduduk digunakan sebagai standar pembagi untuk penentuan mengalami peningkatan yakni

39.449 orang dan jumlah siswa usia 7-12 sebesar 37.875 orang, sehingga pencapaian APM

SD/MI pada tahun 2015 sebesar 96,01%.Ini berarti terdapat 96,01% penduduk berusia 7-12

tahun yang bersekolah di SD. Dan 3,99% penduduk berusia 7-12 tahun yang belum bersekolah

di SD.

Sementara untuk jenjang SMP jumlah penduduk 22.381 orang dan jumlah siswa usia 13-15,

sebesar 18.447 orang sehingga APM SMP/MTS 82,42% dan APM SMA/SMK/MA adalah

sebesar 80,42%. APM tertinggi terdapat pada tingkat SD/MI terendah pada tingkat

SMA/SMK/MA.

Capaian APK dan APM SD/MI,SMP/MTS,SMA/SMK/MA, 2012-2015

Untuk indikator rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh

penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang

pernah dijalani. Standar UNDP minimal 0 tahun maksimal 15 tahun. Pada tahun 2014 rata-rata

lama sekolah di Kota Ambon 11,4 tahun meningkat di tahun 2015 menjadi 12 tahun dengan

capaian 104%

Realisasi capaian sasaran tahun lalu, tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

0

20

40

60

80

100

120

2012 2013 2014 2015

APK SD/MI

APK SMP/MTS

APK SMA/SMK/MA0

20

40

60

80

100

2012 2013 2014 2015

APM SD/MI

APM SMP/MTS

APM SMA/SMK/MA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

40

No Indikator Sasaran Tahun 2014 Tahun 2015

Rencana

Sesuai

RPJMD 2016

Presentase

Capaian

Kinerja (%)

Target

capaian

Prov.Maluku

1.

2.

Angka partisipasi kasar

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

Angka partisipasi murni

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

Rata-rata lama sekolah

106,41%

87,88%

85,57%

95,54%

80,47%

72,92%

11,40thn

107,26 %

89,46 %

86,13 %

96,01 %

82,42 %

74,48 %

12 thn

107,75 %

94,75 %

97,75 %

89,00 %

67,00 %

69,00 %

11,60 thn

99,54

94,41

88,11

107,87

123,01

107,94

103,44

106,97 %

107, 12 %

87, 18 %

82, 03 %

78, 75 %

68,30 %

Berdasarkan tabel di atas, untuk indikator sasaran angka partisipasi kasar dan angka

partisipasi murni mengalami peningkatan capaian di tahun 2015 di bandingkan dengan tahun

2014dandalam rencana sesuai RPJMD telah mencapai dan melewati target yang ditetapkan

untuk indikator angka partisipasi murni, capaian untuk APM SD/MI, APM SMP/MTS, APM

SMA/SMK/MA telah melampaui capaian rencana sesuai RPJMD 2016 dan bila dibandingkan

dengan target Provinsi Maluku telah jauh melapaui target yang ditetapkan Sedangkan APK

SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA hampi mencapai target RPJMD yang ditetapkan dan target

capaian Provinsi Maluku.

Sasaran 5 : Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah

Tabel 3.7

Evaluasi Pencapaian Sasaran 5

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Angka kelulusan

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

100 %

100 %

100 %

100%

99,98%

99,91%

100

99,98

99,91

Indikator sasaran angka kelulusan SD/MI, SMP/MTS,SMA/SMK/MA untuk sasaran

meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah di tahun 2015 angka kelulusan SD/MI

mencapai target 100%, sedangkan angka kelulusan SMP/MTS dan SMA/SMK/MA mencapai

capaian di atas 85% atau bermakna sangat berhasil.

Angka kelulusan SD/MI mencapai realisasi 100%, hal ini menunjukkan bahwa dari tahun ke

tahun kualitas mengajar guru dalam meningkatkan prestasi siswa semakin baik sehingga

berdampak pada menurunnya jumlah siswa yang tidak lulus. Peningkatan kualitas hasil belajar

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

41

diukur dengan persentase siswa yang lulus evaluasi belajar dengan indikator angka kelulusan

(AL) Angka kelulusan SMP/MTS mencapai 99,98% karena terdapat 1 siswa yang tidak

memenuhi standar nilai kelulusan dan telah diarahkan untuk mengikuti program kejar paket B.

Angka kelulusan SMA/SMK/MA mencapai 99,91% karena terdapat 6 siswa dari 6.511 siswa

yang tidak memenuhi standar nilai kelulusan dan telah diarahkan untuk mengikuti program

kejar paket C. Dari 4.921 orang siswa SMA dari 54 sekolah di Kota Ambon tingkat kelulusan

SMA mencapai 99,91%, tidak lulus 0,09%. Untuk SMK dari 1590 orang siswa dari 13 SMK

yang ada tingkat kelulusan 100%.

Berbagai hal lain yang menjadi kendala pencapaiannya adalah :

1. Komposisi soal UN lebih sulit dari tahun sebelumnya.

2. Nilai kelulusan ujian sekolah lebih rendah sehingga tidak memenuhi standar yang

diberlakukan secara nasional.

3. Ketrampilan mengisi LJUN rendah oleh siswa. Hal ini merupakan dampak dari pelaku

pendidikan yang belum memahami teknis pelaksanaan ujian nasional di lapangan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut para siswa yang tidak lulus telah diarahkan untuk

mengikuti program kejar Paket B dan Paket C.

Capaian angka kelulusan SD/MI, SMP/MTS,SMA/SMK

Realisasi capaian sasaran tahun lalu, tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Indikator Sasaran Tahun 2014 Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase Capaian

Kinerja (%)

1 Angka kelulusan

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

99,80 %

99,83 %

98,44 %

100%

99,98%

99,91%

100%

99,86%

99,92%

100

100,12

99,08

95

96

97

98

99

100

2013 2014 2015

98.9498.44

99.91

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

42

Berdasarkan tabel di atas, capaian tahun 2015 di bandingkan dengan tahun lalu mengalami

peningkatan untuk indikator angka kelulusan tingkat SMP/MTS sedangkan angka kelulusan

untuk tingkat SD/MI dan SMA/SMK/MA mengalami penurunan dan capaian rencana sesuai

RPJMD rata-rata hamper mencapai target yang ditetapkan untuk rencana akhir 2016 atau telah

mencapai capaian di atas 85%.

Sasaran 6 : Meningkatnya mutu dan kapasitas guru

Tabel 3.8

Evaluasi Pencapaian Sasaran 6

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

(%)

1. Presentase guru bersertifikasi 80 % 68,57 85,71

Untuk capaian sasaran meningkatnya mutu dan kapasitas guru di Kota Ambon pada Tahun 2015

dengan indikator sasaran presentase guru bersertifikasi mencapai capaian 85,71%. Realisasi

guru bersertifikasi di Tahun 2015 sebesar 68,57%, dari jumlah guru di Kota Ambon sebanyak

4.445 orang, yang telah memiliki sertifikat pendidik sebanyak 3.048 orang.

Hal ini tidak sesuai dengan target yang ditetapkan karena masih terdapat banyak guru

yang belum mengikuti ujian sertifikasi dimaksud dan banyak guru yang telah mengikuti ujian

sertifikasi namun tidak memenuhi standar nilai ujian. Bila dibandingkan dengan tahun lalu

terjadi kenaikan 6% jumlah guru yang bersertifikasi.

Realisasi capaian sasaran tahun lalu, tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Indikator Sasaran Tahun 2014 Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase Capaian

Kinerja (%)

1 Presentase guru bersertifikasi

66 %

68,57%

85%

80,67

Berdasarkan tabel di atas, indikator sasaran presentase guru bersertifikasi di tahun

2015mengalami peningkatan di bandingkan dengan tahun lalu sebesar 2,57% dan presentase

capaian kinerja berdasarkan rencana sesuai RPJMD telah mencapai 80,67%.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

43

Sasaran 7 : Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan

Tabel 3.9

Evaluasi Pencapaian Sasaran 7

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1 Ratio ruang kelas : siswa

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

1:32

1:32

1:34

1:40

1:40

1:40

75

75

82

Untuk sasaran meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan tahun 2015 dengan indikator

sasaran ratio ruang kelas : siswa untuk tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK memiliki

realisasi yang sama yaitu 1 : 40 dengan capaian belum mencapai 100%. Hal ini menunjukkan

bahwa masih kurangnya daya tampung siswa di Kota Ambon.

Yang menjadi permasalahan dalam membangun ruang kelas baru dan sekolah baru adalah

sulitnya mendapatkan lahan pembangunan karena terbatasnya lahan kosong.

Untuk mengatasi hambatan tersebut Pemerintah Kota Ambon dalam hal ini Dinas

Pendidikan terus berupaya untuk melakukan koordinasi dan konsultasi agar proses

pembangunan dapat dilakukan sehingga pemenuhan akan kebutuhan akses pendidikan dapat

teratasi.

Berikut dapat dilihat data banyaknya sekolah, gedung,kelas,murid dan guru tetap

TK,SD/MI, SLTP/MTs,SMU/MA/SMK di Kota Ambon.

Jenis

Sekolah

Jlh

sekolah

Jlh

Gedung

Jlh

Kelas

Murid Guru

L P Jlh L P Jlh

TK 83 82 181 1893 1894 3787 1 351 352

SD 210 146 1531 21200 22742 43942 583 2718 3301

SLTP 57 52 646 9629 11445 21074 448 1309 1757

SMU 39 33 467 7880 9083 16963 379 938 1317

SMK 17 11 222 3133 2313 5446 285 461 746

Sasaran 8 : Peningkatan jangkauan layanan kesehatan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

44

Tabel 3.10

Evaluasi Pencapaian Sasaran 8

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Jumlah Kecamatan dengan puskesmas rawat

inap

2 buah 2 buah 100

Peningkatan jangkauan layanan kesehatan di Kota Ambon mempunyai 1 indikator sasaran yaitu

Jumlah kecamatan dengan puskesmas rawat inap. Di Tahun 2015 target jumlah kecamatan

dengan puskesmas rawat inap adalah 2 buah. Telah terealisir 100% dengan adanya penambahan

pembangunan puskesmas rawat inap Latuhalat di Kecamatan Nusaniwe, setelah sebelumnya

telah beroperasi puskesmas rawat inap Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan.

Sehingga dari 5 kecamatan yang terdapat di Kota Ambon sudah terdapat 2 kecamatan yaitu

kecamatan Leitimur Selatan dan Kecamatan Nusaniwe yang memiliki puskesmas rawat inap, di

samping itu juga terdapat 20 puskesmas, serta 35 puskesmas pembantu. Untuk jarak tempuh dari

Desa Latuhalat dan Desa Hutumuri ke pusat Kota Ambon di rasakan cukup jauh, hal ini

menyebabkan masyarakat resah jika ada keluarga atau kerabat yang sakit secara mendadak.

Dengan adanya puskesmas rawat inap diharapkan jangkauan layanan kesehatan menjadi lebih

pendek dan masayarakat dapat memanfaatkan puskesmas rawat inap jika ada yang sakit dan

membutuhkan perawatan. Berikut dapat dilihat banyaknya fasilitas kesehatan di Kota Ambon

dirinci per Kecamatan.

Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kota Ambon dirinci per Kecamatan,2015

Kecamatan Rumah

Sakit

Rumah

Bersalin

Puskesmas Puskesmas

Keliling

Puskesmas

Pembantu

Nusaniwe 3 - 6 6 11

Sirimau 3 - 8 8 3

Teluk Ambon 1 - 2 2 9

T.A.Baguala 3 - 4 4 4

Leitimur Selatan - - 2 2 8

Jumlah 10 - 22 22 35

Lanjutan Tabel Kecamatan Posyandu Klinik/Balai

Kesehatan

Polindes Praktek Bidan Jumlah

Nusaniwe 81 2 - 12 121

Sirimau 105 3 - 29 159

Teluk Ambon 43 2 - 6 65

T.A.Baguala 46 - - 6 67

Leitimur Selatan 12 - - 5 29

Jumlah 287 7 - 58 441

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

45

Sasaran 9: Meningkatnya mutu layanan kesehatan

Tabel 3.11

Evaluasi Pencapaian Sasaran 9

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Usia harapan hidup 73,60 tahun 73,60 100

Usia harapan hidup menggambarkan usia tertua yang bisa dicapai seorang penduduk untuk

bertahan hidup. Kualitas penduduk yang baik adalah penduduk yang bisa mencapai usia harapan

hidup yang panjang. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Ambon usia harapan hidup

masyarakat Kota Ambon di Tahun 2015 mencapai 73,60 tahun dengan capaian 100%. Ini

menunjukkan bahwa usia harapan hidup masyarakat Kota Ambon cukup tinggi.

Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya usia harapan hidup masyarakat Kota Ambon

adalah :

Masyarakat banyak mengkonsumsi protein dari dari ikan segar

Pemeriksaan kesehatan ibu hamil cukup tinggi

Pemeriksaan dan kontrol gizi bayi baru lahir sampai umur 5 tahun

Sasaran 10 : Tersedianya sarana dan prasarana air bersih

Tabel 3.12

Evaluasi Pencapaian Sasaran 10

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1.

Persentase keluarga yang terlayani satuan

sambungan air bersih

80% 33,39 41,73

Dari tabel 3.12 di atas dapat dilihat indikator sasaran persentase keluarga yang terlayani satuan

sambungan air bersih di tahun 2015 hanya mencapai 33,39% dengan capaian 41,73%. Dari 9

desa yang dilayani oleh PDAM,DSA dan sarana SPAM yang dibangun oleh Dinas Pekerjaan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

46

Umum Kota Ambon dengan total KK 81.051 hanya 27.062 KK yang sudah terlayani air

bersih.Sedangkan untuk 20 kelurahan yang ada, hampir semua KK telah menikmati air bersih

yang bersumber dari PDAM dan DSA dan terdapat sebagian masyarakat yang lebih memilih

menggunakan air bersih yang bersumber dari air tanah atau air pegunungan untuk memenuhi

kebutuhan air bersih mereka. Berikut dapat dilihat jumlah KK pada 9 desa di Kota Ambon yang

terlayani satuan sambungan air bersih.

Jumlah KK yang terlayani sambungan air bersih

Tahun Jumlah

Desa

Jumlah Penduduk (KK) Capaian (%) Ket

Sudah terlayani Belum

terlayani

2014 5 25.868 55.183 31,92

2015 9 27.062 53.989 33,39 Sumber : SPAM yang dilayani oleh PDAM,DSA dan sarana SPAM yg dibangun oleh Dinas PU Kota Ambon, 2015

Dalam pelaksanaan pencapaian sasaran tersedianya sarana dan prasarana air bersih ditemui

berbagai permasalahan dan hambatan baik dari internal maupun eksternal, yang mengakibatkan

tidak tercapainya sasaran tersebut, yaitu:

1. Minimnya sumber daya aparatur baik secara kualitas, yang dapat mengakibatkan rendahnya

mutu hasil pekerjaan, maupun kuantitas yang mengakibatkan merangkap

tugas,penumpukkan kerja serta keterlambatan pelayanan publik dan keterlambatan

mendeteksi permasalahan.

2. Terbatasnya kesempatan pengembangan kualitas sumber daya aparatur di bidang teknis

maupun non teknis.

3. Terbatasnya peralatan yang dimiliki, baik instansi pemerintah maupun konsultan dan

kontraktor. Hal ini mengakibatkan tertundanya pekerjaan karena penyelesaian suatu

kegiatan harus menunggu peralatan yang sementara dipergunakan oleh kegiatan yang

lainnya.

4. Tidak optimalnya koordinasi perencanaan pada beberapa bidang.

Upaya-upaya penyelesaian permasalahan dilakukan dengan beberapa cara, sehingga diharapkan

presentase keluarga yang terlayani satuan sambungan air bersih dapat meningkat sesuai target

yang telah ditetapkan untuk tahun berikutnya, diantaranya :

Memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya aparatur yang tersedia

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

47

Melakukan pembinaan dan pengawasan serta dorongan dan motivasi kepada para rekanan

(kontraktor dan konsultan) untuk membenahi manajemen dan peningkatan mutu pekerjaan

Mengoptimalkan koordinasi perencanaan dengan bidang/instansi terkait sehingga

perencanaan dapat terintegrasi dengan baik

Sasaran 11 : Tersedianya sarana dan prasarana listrik

Tabel 3.13

Evaluasi Pencapaian Sasaran 11

No Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Jumlah produksi listrik per

tahun

300 juta kwh 300 juta kwh 100

Sasaran tersedianya sarana dan prasarana listrik dengan indikator sasaran jumlah produksi

listrik per tahun di tahun 2015 mencapai capaian 100%.Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun

selalu mengalami peningkatan. Tahun 2015 jumlah pelanggan listrik PLN sebanyak 101.888

meningkat sebesar 7,04 persen dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut terbesar adalah

pelanggan dari kecamatan Sirimau (42,36%) diikuti oleh kecamatan Teluk Ambon Baguala

(27,58%) dan kecamatan Nusaniwe (18,53%). Dilihat dari jenis pelanggan, maka yang terbesar

adalah pelanggan rumah tangga (88,59%) diikuti oleh bisnis (8,15%) dan sosial (1,76%).

Sedangkan kalau dilihat dari nilai kwh terjual maka pemasukan terbesar berasal dari rumah

tangga (47,71%) diikuti oleh bisnis (32,46%) dan pemerintah (12,77).

Berikut dapat dilihat jumlah kwh produksi Perusahaan Listrik Negara di Kota Ambon dan

perkembangan tenaga listrik yang diusahakan Perusahaan Listrik Negara di Kota Ambon.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

48

Jumlah Kwh produksi Perusahaan Listrik Negara di Kota Ambon, 2011-2015

Tabel 3.13.1

Perkembangan tenaga listrik yang diusahakan

Perusahaan Listrik Negara di Kota Ambon, 2010-2015

Tahun Listrik Terjual

(KWH)

Nilai KWH Terjual

(Rp)

Faktor

Beban (%)

Faktor

Kapasitas

(%)

Pelanggan

2010

2011

2012

2013

2014

2015

200 602 191

164 594 685

192 072 596

228 427 144

266 136 423

271 706 862

153 782 205 520

121 309 277 258

137 804 084 335

160 957 296 858

195 775 730 049

199 873 465 728

57,06

60,05

64,97

69,47

75,75

65,46

32,47

42,30

32,53

35,94

30,91

37,75

63 590

67 248

83 031

84 851

95 183

101 888

Sasaran 12 : Tersedianya sarana dan prasarana telekomunikasi

Tabel 3.14

Evaluasi Pencapaian Sasaran 12

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Persentase kecamatan yang pelayanan

internet baik

60 % 80% 133

Indikator sasaran persentase kecamatan yang pelayanan internet baik untuk tahun 2015 di

Kota Ambon mencapai realisasi 80% atau capaian 133%. Berdasarkan data dari Kantor

Pengolah Data Elektronik, 5 (lima) kecamatan yang terdapat di Kota Ambon sudah 4 (empat)

kecamatan yaitu Kecamatan Sirimau, Teluk Ambon Baguala, Nusaniwe dan Teluk Ambon yang

0

50000000

10000000

15000000

20000000

25000000

30000000

20112012

20132014

2015

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

49

telah dilayani internet. Sedangkan untuk kecamatan Leitimur Selatan sampai dengan saat ini

belum dapat terjangkau oleh layanan internet karena lokasi kecamatan yang cukup jauh

sehingga sulit dalam jangkauan layanan internet. Jangankan layanan internet, untuk kapasitas

jaringan telepon dari PT.Telkom saja tidak terjangkau di Kecamatan Leitimur Selatan. Namun

untuk komunikasi dan informasi masyarakat Leitimur Selatan dapat terbantu dengan kapasitas

jaringan dari layanan telekomunikasi telepon seluler, sehingga membuat masyarakat tidak

ketinggalan informasi.

Sasaran 13 : Meningkatnya sarana dan prasarana jalan

Tabel 3.15

Evaluasi Pencapaian Sasaran 13

No Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Rasio panjang jalan dalam kondisi baik 90 % 90,58 100,64

Sasaran meningkatnya sarana dan prasarana jalan memiliki indikator rasio panjang jalan dalam

kondisi baik, indikator tersebut mencapai capaian di atas 100% atau bermakna sangat berhasil.

Indikator ini dicapai melalui Program :

1. Pembangunan Jalan Dan Jembatan dengan 24 (dua puluh empat) kegiatan.

2. Program Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong dengan 13 (tiga belas) kegiatan.

3. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan dengan 21 (dua puluh satu) kegiatan.

4. Program pembangunan sistem informasi/database jalan dan jembatan dengan kegiatan sistem

informasi inventarisasi ruas jalan dan jembatan kota Ambon

Pada tabel di bawah ini dapat diketahui kondisi jalan dan jembatan di Kota Ambon.

Tabel 3.15.1

Kondisi jalan di Kota Ambon, 2014-2015

Tahun Nama Ruas Jalan Kota Panjang

(km)

Kondisi kemantapan jalan

KM %

No Jalan Mantap Tidak mantap Mantap Tidak

mantap

2014 1 √ 269.79 241.17 28.62 89,39 10,61

2015 1 √ 275.32 249.39 25.94 90,58 9,42

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2015

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

50

Tabel 3.15.2

Kondisi jembatan di Kota Ambon, 2014-2015

Tahun Nama Ruas Jalan

Kota

Panjang

(M)

Kondisi jembatan

No Jembatan Baik Rusak Ringan Rusak

Sedang

Rusak

Berat

M % M % M % M %

2014 2 √ 618 482.04 78 135.96 22 0 0 0 0

2015 2 √ 681 563.04 82,68 117.96 17.32 0 0 0 0

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2015

Realisasi capaian sasaran tahun lalu, tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Indikator Sasaran Tahun 2014 Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase Capaian

Kinerja (%)

1 Rasio panjang jalan dalam

kondisi baik

90 % 90,58 % 90 % 100,6

Berdasarkan tabel di atas, capaian rasio panjang jalan dalam kondisi baik di tahun 2015 di

bandingkan dengan tahun lalu mengalami peningkatan dengan realisasi 100% dan rencana

sesuai RPJMD telah melampaui target yang ditetapkan untuk rencana akhir 2016 atau telah

mencapai capaian 100,6%.

Sasaran 14 : Meningkatnya kesesuaian pemanfaatan kawasan perkotaan sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah

Tabel 3.16

Evaluasi Pencapaian Sasaran 14

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1.

Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap

RTRW

75 % 80% 106,6

Berdasarkan tabel di atas untuk indikator sasaran kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap

RTRW telah mencapai 100%. Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap Peraturan daerah

tentang Tata Ruang di Kota Ambon merupakan salah satu unsur yang paling menentukan

keberlanjutan ruang di Kota Ambon. Izin lokasi yang dikeluarkan untuk pemanfaatan ruang

harus berpedoman pada Peraturan daerah Kota Ambon Nomor 24 Tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Ambon tahun 2011-2031.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

51

Pencapaian sasaran tersebutdiatas dapat terjadi karena dalam menjaga kesesuaian pemanfaatan

ruang terhadap penataan ruang, Pemerintah Kota Ambon terus melakukan upaya pengendalian

pemanfaatan ruang melalui penertiban bangunan yang bukan peruntukan, perizinan yang

berbasis arahan RTRW Kota Ambon 2011-2031 serta melakukan sosialisasi tata ruang kepada

masyarakat. Pada tahun 2015, pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRW telah mencapai

80%, diukur melalui luas pemanfaatan ruang yang dilaksanakan dibanding dengan jumlah

kesesuaian arahan peruntukan ruang pada kawasan dimaksud. Luas ruang laut dan darat di Kota

Ambon adalah 377 km², luas wilayah yang telah sesuai pemanfaatan ruang sesuai tutupan lahan

adalah 301,60 km² atau 80%.

Namun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan capaian sasaran tersebut diatas, seperti :

a. Minimnya infrastruktur dalam melakukan pengawasan sehingga masih ditemui berbagai

pelanggaran/kesalahan dalam pemanfaatan ruang di Kota Ambon

b. Kurangnya koordinasi lintas SKPD dalam pelaksanaan penertiban bangunan yang tidak

sesuai dengan peruntukan

Sasaran 15 : Berkurangnya kawasan kumuh di perkotaan

Tabel 3.17

Evaluasi Pencapaian Sasaran 15

No Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Luas kawasan kumuh 75 Ha 88,72 Ha 81,70

Luas kawasan kumuh di Kota Ambon berdasarkan SK Walikota Ambon Nomor 402 tahun 2014

tentang Penataan Kawasan Kumuh Kota Ambon telah ditetapkan sebesar 102,65 Ha yang

meliputi 15 kawasan atau meningkat 6,27 Ha sejak kondisi awal RPJMD Kota ambon Tahun

2011-2016. 15 kawasan tersebut adalah: Kelurahan ahusen sebesar 0,97 Ha, Kelurahan

Amantelu sebesar 1,45 Ha, Kelurahan batu meja sebesar 8,52 Ha, Desa batu merah sebesar

22,21 Ha, Kelurahan Benteng sebesar 9,74 Ha, Kelurahan Honipopu sebesar 2,32 Ha,

Kelurahan Karang Panjang sebesar 3,28 Ha, Kelurahan Kudamati sebesar 5,56 Ha, Kelurahan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

52

Pandan Kasturi sebesar 12,81 Ha, Kelurahan rijali sebesar 6,50 Ha, Kelurahan Silale sebesar

2,39 Ha, Kelurahan Urimessing sebesar 6,28 Ha, Kelurahan Uritetu sebesar 7,38 Ha, Kelurahan

Waihaong sebesar 5,34 Ha, dan kelurahan Wainitu sebesar 7,89 Ha.

Prioritas penanganan kawasan kumuh pada tahun 2015-2017 adalah sebesar 57,09 Ha yang

meliputi kawasan Batu Merah, Rijali, Honipopu, Amantelu dan Karang Panjang sebesar 35,76

Ha, Pandan Kasturi sebesar 12,81 Ha, dan Batu Meja sebesar 8,52 Ha. Pada tahun 2015 target

priorotas penanganan adalah sebesar 13,57% yang meliputi kawasan desa Batu Merah sebesar

10,65 Ha (10,38%) dan Kelurahan Karang Panjang sebesar 3,28 Ha (3,19 Ha), dengan demikian

hingga akhir tahun 2015 luas kawasan kumuh di Kota Ambon adalah sebesar 88,72 Ha.

Adapun penyebab tidak tercapainya sasaran berkurangnya kawasan kumuh di perkotaan adalah:

1. Keterbatasan anggaran dalam penataan kawasan kumuh

2. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),

sanitasi total berbasis masyarakat dan tata ruang

Untuk mengatasi permasalahan tersebut akan dilakukan upaya :

1. Konsultasi dan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Republik Indonesia untuk mendapatkan bantuan kegiatan penanganan permukiman kumuh

2. Sosialisasi PHBS,STBM dan tata ruang kepada masyarakat

Sasaran 16 : Tertatanya sistem transportasi masyarakat

Tabel 3.18

Evaluasi Pencapaian Sasaran 16

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. LOAD faktor angkutan umum

69,00% 69,00% 100

LOAD faktor angkutan umum merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dengan

kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam persen (%) atau persentase

penumpang yang terangkut terhadap tempat duduk. Nilai load faktor rata-rata pada angkutan

kota di Kota Ambon dengan jumlah trayek sebanyak 62 trayek adalah sekitar 69%. Nilai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

53

tertinggi terdapat pada trayek Lin IV zona terminal mardika – Talaga Raja sebesar 80% dan

nilai terendahnya terdapat pada Lin III zona terminal mardika – Talake sebesar 40%.

Berdasarkan hasil analisis load faktor menunjukkan pergerakan pengguna mobil angkutan umum

relative tidak mengalami perbedaan yang mencolok. Nilai load faktor pada semua trayek baik pada

waktu pagi, siang maupun sore dan pada arah berangkat maupun datang cukup bervariasi dan

berkisar antara 0,40 sampai dengan 0,80. Namun, waktu pagi hari masih mempunyai nilai load

faktor rata-rata yang lebih tinggi.

Sasaran 17 : Meningkatnya pelayanan persampahan

Tabel 3.19

Evaluasi Pencapaian Sasaran 17

No Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1.

Cakupan pelayanan sampah masyarakat 70% 96,90 138,42

Pencapaian sasaran meningkatnya pelayanan persampahan dengan indikator cakupan pelayanan

sampah masyarakat di Tahun 2015 mencapai capaian 138,42% atau bermakna sangat berhasil.

Secara administratif luas wilayah Kota Ambon adalah 337 km² dengan luas daratan 359,45 km²

berpenduduk ± 388.000 jiwa dari luas wilayah tersebut. Selama ini operasional penanganan

persampahan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon menjangkau

kawasan pemukiman sepanjang 225,7 km² atau 62,79% dari luas daratan Kota Ambon dengan

penduduk terlayani sebanyak ± 350.182 jiwa atau 90,25% dari jumlah penduduk Kota Ambon.

Selama tahun 2014, jumlah produksi sampah dari wilayah pelayanan adalah sebanyak 1.093,40 M³

dan yang terangkut ± 1.056 M³ atau 65,01%. jumlah produksi sampah dari wilayah pelayanan

adalah sebanyak 1.120,30 M³ dan yang terangkut ± 1.086 M³ atau 77,21% dan untuk tahun 2015

jumlah produksi sampah dari wilayah pelayanan adalah sebanyak 1.142 M³ dan yang terangkut

± 1.107,20 M³ atau 96,90%.Dibandingkan dengan tahun 2014, pada tahun 2015 terjadi

peningkatan volume sampah yang terangkut dari wilayah pelayanan sebesar 19,69% dari jumlah

volume sampah yang diproduksi pada wilayah pelayanan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

54

Hambatan yang dihadapi dalam penanganan cakupan pelayanan sampah kepada masyarakat di

Kota Ambon adalah :

Jumlah produksi volume sampah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

Walaupun jumlah armada kendaraan operasional kebersihan setiap tahunnya dilakukan

penambahan, tetapi masih belum mencukupi untuk melayani semua wilayah Kota Ambon

Ada beberapa wilayah yang karena keadaan geografisnya sulit dijangkau oleh kendaraan

operasional kebersihan, menyebabkan tidak dapat dilakukan pelayanan sampah oleh Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon

Terbatasnya jumlah anggaran yang tersedia

Dalam mengatasi hambatan yang ada, telah dilakukan langkah-langkah penyelesaian yaitu :

Memaksimalkan armada kendaraan operasional kebersihan, dimana sebagian besar

kendaraan operasional kebersihan melayani 2 jalur pengangkutan sampah, selain itu juga

dipakai untuk pengangkutan sampah spul pada siang hari dan kerja ekstra pengangkutan

sampah.

Melakukan pengadaan gerobak sampah dan kliko untuk dibagikan kepada masyarakat/

kelompok masyarakat dalam mengangkut sampah dari rumah ke rumah menuju ke tempat

sampah (TPS) dimana kendaraan operasional kebersihan dapat menjangkaunya.

Mengusulkan penambahan anggaran pada kegiatan kerja ekstra.

Realisasi capaian sasaran tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

No Indikator Sasaran Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase Capaian Kinerja

(%)

1

2

3

4

Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap

RTRW

Luas kawasan kumuh

Load faktor angkutan umum

Cakupan pelayanan sampah masyarakat

80%

88,72 Ha

69,00%

96,40

75%

75 Ha

70,00 %

90%

106,66

84,53

101,44

107,11

Berdasarkan tabel di atas, presentase capaian indikator sasaran kesesuaian pemanfaatan

ruang terhadap RTRW, cakupan pelayana sampah masyarakat dan indikator Load faktor

angkutan umum di tahun 2015 sesuai rencana RPJMD telah mencapai target yang ditetapkan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

55

untuk rencana akhir 2016 sedangkan untuk indikator luas kawasan kumuh masih mencapai

84,53%.

Sasaran 18 : Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan

Tabel 3.20

Evaluasi Pencapaian Sasaran 18

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1.

Jumlah penduduk ber KTP terhadap jumlah

penduduk wajib KTP

80 % 64,45% 80,56

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa capaian kinerja untuk sasaran meningkatnya

pelayanan administrasi kependudukan pada tahun 2015 sudah menunjukkan hasil baik. Dari

jumlah wajib KTP sebanyak 320.718, target penduduk ber-KTP Tahun 2015 adalah 80%.

Namun sampai dengan akhir Desember 2015baru terealisir sebanyak 206.710 KTP atau 64,45%.

Hal ini disebabkan karena alat cetak perekaman KTP yang sering tidak stabil atau gangguan,

sistem koneksitas dengan pusat sering terganggu atau terputus. Untuk mengatasi masalah

tersebut akan diupayakan pengadaan peralatan cetak dan perekaman baru agar dan kondisi

secara rutin antara daerah dan pusat dalam upaya mengatasi masalah jaringan.

Berikut dapat dilihat laporan perkembangan dan realisasi KTP di Kota Ambon Tahun 2015

Laporan Perkembangan Perekaman dan Realisasi KTP el.

Di Kota Ambon Tahun 2015

No Kecamatan Jumlah Perekaman KTP elektrik Realisasi fisik KTP el

Jumlah

Penduduk

Wajib

KTP el

Jlh Perekaman Penduduk yang

belum

merekam

Realisasi

fisik KTP

el

Fisik KTP

el yg blm

realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Nusaniwe 119.551 93.532 64.021 29.511 49.784 14.237

2 Sirimau 171.218 131.245 102.365 28.880 89.793 12.572

3 Baguala 61.555 45.607 40.307 5.300 35.930 4.377

4 Teluk Ambon 54.346 42.174 25.550 16.624 25.123 427

5 Leitimur Selatan 10.985 8.160 6.832 1.328 6.080 752

Jumlah 417.655 320.718 239.075 81.643 206.710 32.365

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Sasaran 19 : Meningkatnya peserta KB aktif bagi pasangan usia subur

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

56

Tabel 3.21

Evaluasi Pencapaian Sasaran 19

No Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Jumlah peserta KB aktif terhadap jumlah PUS 80% 73,10 91,37

Pencapaian sasaran meningkatnya peserta KB aktif bagi pasangan usia subur di tahun 2015

mencapai 90,77% atau sangat berhasil. Realisasi ini didasarkan pada Jumlah Pasangan Usia

Subur (PUS) sebanyak 46.708 PUS dengan Pencapaian Peserta KB Aktif 34.148 Akseptor dari

target sebesar 21.489 pada Tahun 2015, sehingga realisasi jumlah peserta KB aktif terhadap

jumlah PUS 73,10%. Terdapat beberapa alasan tidak tercapainya target jumlah peserta KB aktif

terhadap jumlah PUS, yaitu :

1. Ketidakpuasan peserta KB terhadap alat/cara KB sebelumnya

2. Ketakutan efek samping alat kontrasepsi

3. Tidak tersedianya alat kontrasepsi

4. Masih rendahnya tingkat partisipasi kaum pria dalam ber-KB

Adapun Kegiatan yang akan dilakukan untuk mendorong keberhasil Capaian Kinerja tersebut

adalah:

1. Revitalisasi program dan kegiatan serta perencanaan program dan kegiatan yang lebih

terintegratif

2. Mengoptimalkan peran institusi PPKBD dan sub PPKBD

3. Melakukan pembinaan dan pendampingan serta memberikan pengetahuan kepada keluarga

terutama pasangan usia subur baik yang sudah ber-KB maupun yang belum

4. Optimalisasi Panca Bina Keluarga dalam rangka pemberdayaan keluarga

5. Mengoptimalkan promosi tentang KB pria untuk meningkatkan peran pria dalam ber-KB

6. Peningkatan jumlah dan peran PIK KRR di setiap kecamatan untuk meningkatkan

pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.

Berikut dapat dilihat pada tabel target dan realisasi akseptor aktif di Kota Ambon menurut

jenis kontrasepsi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

57

Tabel.3.21.1

Target dan realisasi akseptor aktif di Kota Ambon menurut Jenis Kontrasepsi

Jenis Kontrasepsi Target Realisasi Persentase

IUD

PIL

Kondom

Operasi

Suntikan

Susuk (Implan)

Obat Vaginal

1115

5912

1358

1581

9162

2361

-

2457

8167

1174

1926

14457

3563

-

220,36

138,14

86,45

121,82

157,79

150,91

Sumber : BPMPKB Kota Ambon, 2015

Sasaran 20 : Meningkatnya ruang terbuka hijau

Tabel 3.21

Evaluasi Pencapaian Sasaran 20

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Ratio ruang terbuka hijau 17% 16% 94,11

Sampai tahun 2014 luas ruang terbuka hijau di Kota Ambon seluas 27.395 M² atau 15%

dari jumlah ruang terbuka hijau (RTH) yang dibutuhkan. Sedangkan pada tahun 2015, luas

ruang terbuka hijau (RTH) yang tersedia sudah mencapai 27.701 M² atau 16% dari yang

dibutuhkan sedangkan target yang ingin dicapai pada tahun 2015 adalah 17%. Penyediaan ruang

terbuka hijau pada tahun 2015 tidak dapat mencapai target oleh karena terbatasnya lahan yang

akan digunakan untuk membuat RTH, sehingga yang dapat terlaksana hanya seluas ± 306.53 M²

saja. Adapun target yang ingin dicapai sampai tahun 2016 adalah seluas 175.000 M² atau 19%

dari yang dibutuhkan.

Hambatan yang dihadapi dalam mencapai target indikator ratio ruang terbuka hijau adalah :

Sulitnya menyediakan lahan yang akan dibuat sebagai ruang terbuka hijau

Terbatasnya jumlah anggaran yang tersedia

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan hambatan yang ada adalah :

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

58

Memindahkan lokasi pembuatan ruang terbuka hijau dari lokasi yang dilarang oleh balai

jalan

Mengadakan kerjasama dengan pihak lain (Pertamina Poka) untuk membuat taman di depan

Pertamina Poka dengan anggaran perencanaannya dibebankan kepada Pemerintah Kota

Ambon dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan sedangkan anggaran untuk

pembuatan fisik taman dan pengawasannya dibebankan kepada pertamina.

Realisasi capaian sasaran tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

No Indikator Sasaran Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase Capaian

Kinerja (%)

1

2

3

Jumlah penduduk ber KTP terhadap jumlah

penduduk wajib KTP

Jumlah peserta KB aktif terhadap jumlah

PUS

Ratio ruang terbuka hijau

64,45%

73,10%

16%

85%

80%

19%

75,82

91,37

84,21

Berdasarkan tabel di atas, presentase capaian untuk semua indikator sasaran telah mencapai

capaian di atas 50% sesuai RPJMD 2016. Diharapkan di tahun 2016 nanti semua indikator akan

tercapai sesuai yang ditargetkan.

Sasaran 21 : Meningkatnya usaha UMKM dan koperasi

Tabel 3.23

Evaluasi Pencapaian Sasaran 21

No Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Persentase UMKM dan koperasi aktif 75 % 99,44% 132,58

Meningkatnya usaha, UMKM dan koperasi akan sangat dipengaruhi oleh aktifitas

kelembagaan maupun usaha. Jika UMKM dan Koperasi sudah tidak aktif maka akan

menghambat peningkatan usaha UMKM dan Koperasi. PersentaseUMKM dan Koperasi aktif di

Kota Ambon selama Tahun 2015 mencapai capaian 99,44%. Dari 16.709 UMKM dan koperasi

yang dibentuk sebanyak 16.616 yang aktif. Tahun 2015, jumlah koperasi sebanyak 720 unit

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

59

berkurang 25 unit dari 745 unit pada Tahun 2014. Hal ini disebabkan karena terjadi pembubaran

terhadap 32 koperasi tidak aktif dan terbentuk 7 koperasi baru sehingga terdapat 620 koperasi

aktif yang layak untuk dinilai

Berikut dapat dilihat rincian UMKM dan Koperasi aktif Tahun 2015 di Kota Ambon dan

pertumbuhan Koperasi Tahun 2011-2015.

Tabel 3.23.1

UMKM dan Koperasi di Kota Ambon,2015

No

Variabel UMKM dan Koperasi

UMKM dan

Koperasi Aktif

1

2

3

4

Usaha Mikro

Usaha Kecil

Usaha Menengah

Koperasi

14.214

1.555

220

720

14.214

1.555

220

627

Total 16.709 16.616

Sasaran 22 : Meningkatnya kesempatan kerja

Tabel 3.24

Evaluasi Pencapaian Sasaran 22

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Penyerapan tenaga kerja sektor UMKM

dan koperasi

25 % 12,65% 50,50

680

700

720

740

760

2011 20122013

20142015

jum

ah k

op

era

si

Pertumbuhan koperasi,2011-2015

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

60

Meningkatnya kesempatan kerja sangat ditunjang oleh aktifitas UMKM dan Koperasi. Data

tenaga kerja sektor UMKM dan Koperasi Tahun 2015 adalah 1.668 orang dan jika dibandingkan

dengan Tahun 2014 adalah 1.683 orang, terjadi penurunan sebanyak 15 orang atau -0,79%.

Hal ini disebabkan oleh karena terjadinya pembubaran terhadap 32 koperasi yang

konsekuensinya terhadap pengurangan jumlah tenaga kerja sektor koperasi. Berdasarkan data

tenaga kerja yang dihimpun dari BPJS Tenaga Kerja Kota Ambon Tahun 2015 adalah sebanyak

1.909 orang. Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja sektor UMKM dan Koperasi dari

jumlah tenaga kerja yang ada adalah 12,65%. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa salah satu

penunjang dalam menstabilkan kondisi perekonomian dan masalah social terutama pengangguran di

Kota Ambon adalah sektor UMKM dan Koperasi.

Sasaran 23 : Meningkatkan pendapatan masyarakat

Tabel 3.25

Evaluasi Pencapaian Sasaran 23

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Pendapatan perkapita masyarakat 6,6 juta 7,7 juta 116,66

Secara tidak langsung, Pendapatan Per Kapita menggambarkan tingkat kemakmuran satu negara

atau daerah. Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di aderah itu,

maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita atas dasar harga berlaku

menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu penduduk. Pada tahun 2014, PDRB Per kapita

Kota Ambon mencapai 25,16 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 8,26 persen dari tahun 2013,

setelah sebelumnya tumbuh sebesar 10,05 ; 10,57 ; dan 7,84 persen pada periode tahun 2011-2013.

Data menunjukkan bahwa nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar

harga berlaku maupun harga konstan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, seperti pada tabel

di bawah ini.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

61

Nilai PDRB Kota Ambon, 2011-2014 (Rupiah)

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

2011 6.795.892,08 6.333.577,03

2012 7.839.707,29 6.861.334,95

2013 8.823.016,26 7.277.366,87

2014 9.948.632,74 7.711.194,36

Sumber, BPS Kota Ambon,2015

Sasaran 24 : Meningkatkan produktivitas industri pengolahan berbasis

perikanan, kelautan, pertanian, perkebunan dan peternakan serta

pariwisata

Tabel 3.26

Evaluasi Pencapaian Sasaran 24

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1.

2.

Proporsi sektor industry pengolahan

terhadap PDRB

Angka kunjungan wisatawan

mancanegara

3,00 %

600 orang

3,96 %

3642 orang

132

607

Produk Domestik Regional Bruto Kota Ambon atas dasar harga berlaku maupun atas dasar

harga konstan secara bertahap mengalami peningkatan. Untuk data PDRB tahun 2015 masih

menggunakan data tahun 2014 karena data tahun 2015 masih dalam proses di olah.

Pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 PDRB atas dasar harga berlaku Kota

Ambon meningkat sebesar 12,76 persen dan sebesar 5,96 persen untuk PDRB atas dasar harga

konstan. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku untuk Kota Ambon tahun 2014 sebesar 9,9 trilyun

rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar 7,77 trilyun rupiah dengan laju

pertumbuhan ekonomi Kota Ambon tahun 2014 adalah sebesar 5,96 persen.

Proporsi sektor industri pengolahan terhadap PDRB jika dilihat berdasarkan harga berlaku,

maka kontribusinya sebesar 3,85 persen, dimana kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah oleh

sektor Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial sebesar 25,18 persen.

Sementara itu untuk proporsi sektor industri pengolahan terhadap PDRB jika dilihat berdasarkan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

62

harga konstan maka kontribusinya sebesar 3,96 persen, dimana kontribusi terbesarnya tetap ada

pada sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial sebesar 21,85%

Dari dua puluh satu sektor ekonomi yang ada, seluruhnya menghasilkan pertumbuhan positif

bagi PDRB Kota Ambon Tahun 2015. Berikut dapat dilihat proporsi sektor ekonomi terhadap

PDRB Kota Ambon

Proporsi PDRB Kota Ambon ADHB,ADHK menurut Lapangan Usaha (2010-2014)

No Lapangan Usaha ADHK (%) ADHB (%)

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

J.

K.

L.

MN.

O.

P.

Q.

RSTU.

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan

daur ulang

Konstruksi

Perdagangan besar dan eceran;Reparasi mobil dan

sepeda motor

Transportasi dan pergudangan

Penyediaan akomodasi dan makan minum

Informasi dan komunikasi

Jasa keuangan dan asuransi

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi oemerintahan, pertahanan dan

jaminan sosial wajib

Jasa pendidikan

Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial

Jasa lainnya

6,11

0,26

3,96

0,19

0,98

4,69

21,54

10,90

3,21

8,84

6,73

0,34

2,03

21,85

5,16

1,14

2,00

5,70

5,06

3,85

0,12

0,88

5,06

14,68

11,50

3,28

6,73

6,70

0,33

2,08

25,21

5,48

1,13

2,02

Untuk indikator sasaran angka kunjungan wisatawan mancanegara di Kota Ambon Tahun 2015,

jauh melebihi target yang telah ditetapkan.Selama tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan

yang datang ke Kota Ambon tercatat sebanyak 27.642 orang. Data ini didapat dari pendataan

arus kunjungan wisatawan Tahun 2015, dengan rincian wisatawan domestik berjumlah 24.000

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

63

orang, wisatawan mancanegara berjumlah 3.642 orang, dengan jumlah kunjungan wisatawan

terbanyak berasal dari negeri Belanda.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan indikator di atas adalah :

1. Adanya promosi dan kerjasama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon yang

dilakukan secara terus menerus

2. Pembinaan terhadap pelaku usaha jasa pariwisata

3. Sosialisasi Sapta pesona baik melalui media cetak, media elektronik maupun media lainnya

4. Digelarnya even dan atraksi pariwisata di Kota Ambon, termasuk penyelenggaraan program

Mangente Ambon 2015

5. Adanya dukungan dari masyarakat berupa peran serta masyarakat dalam kegiatan-kegiatan

kepariwisataan yang digelar, terutama dalam berbagai kegiatan yang dirancang dalam

program Mangente Ambon 2015

6. Dukungan dari stakeholder di Kota Ambon

Berikut dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan asing di Kota Ambon.

Tabel 3.26.1

Jumlah kunjungan wisatawan asing berdasarkan negara di Kota Ambon,2015

No Negara Asal Wisatawan (orang)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Belanda

China

Swiss

USA

Korea

Jerman

India

Inggris

Jepang

Perancis

Australia

Swedia

Lain-lain

1304

78

46

67

12

598

31

43

41

129

368

92

833

Total 3642

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

64

Gambar.3Kunjungan Walikota Darwin dan wisatawan mancanegara di Kota Ambon

Realisasi capaian sasaran tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

No Indikator Sasaran Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase

Capaian Kinerja

(%)

1

2

3

4

5

Persentase UMKM dan Koperasi aktif

Penyerapan tenaga kerja sektor UMKM

dan Koperasi

Pendapatan perkapita masyarakat

Proporsi sektor industry pengolahan

terhadap PDRB

Angka kunjungan wisata mancanegara

99,44%

12,65%

7,7 juta

3,96%

3642 orang

75%

25%

6,9 juta

3,50%

650 orang

132,58

50,6

111,59

113,14

560,30

Berdasarkan tabel di atas, masih terdapat satu presentase capaian indikator sasaran yaitu

penyerapan tenaga kerjasektor UMKM dan Koperasi yang belum mencapai target RPJMD

2016, sedangkan semua indikator telah melampaui target yang ditetapkan.

Sasaran 25 : Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat

Tabel 3.27

Evaluasi Pencapaian Sasaran 25

No Indikator Sasaran Satuan Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Jumlah kasus gangguan

Kamtibmas

Kasus 650 308 152

Berdasarkan data pada tabel 3.27 di atas, indikator sasaran gangguan kamtibmas di Kota Ambon

pada tahun 2015 sebanyak 308 kasus, dengan capaian 152%. Gangguan kamtibmas di tahun

2015 menurun sebesar 43% di banding tahun 2014 sebanyak 711 kasus. Pencapaian di

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

65

pengaruhi oleh kesadaran masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan

sekitar serta kemampuan aparat penegak hukum dalam menangani secara cepat gangguan atau

permasalahan kecil di tengah masyarakat sehingga tidak membuat dampak yang lebih meluas.

Berikut dapat dilihat data banyaknya pelaku gangguan kamtibmas di Kota Ambon yang

ditangani Polres P.Ambon dan P.P.Lease.

Tabel 3.27.1

Banyaknya pelaku gangguan kamtibmas di Kota Ambon yang dilayani Polres P.Ambon dan

P.P.Lease menurut Bulan dan Jenis Kelamin

Bulan Laki-laki Perempuan Jumlah

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

30

31

17

17

26

19

21

29

28

38

15

16

3

6

-

2

6

2

1

1

-

-

-

-

33

37

17

19

32

21

22

30

28

38

15

16

Jumlah 287 21 308

Sasaran 26 : Meningkatnya pengelolaan seni dan budaya lokal

Tabel 3.28

Evaluasi Pencapaian Sasaran 26

No Indikator sasaran Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Jumlah pagelaran seni dan budaya lokal

skala nasional/internasional dalam 1 tahun

20 kali 26 kali 130

Sasaran meningkatnya pengelolaan seni dan budaya lokal dengan indikator sasaran jumlah

pagelaran seni dan budaya lokal skala nasional/internasional dalam 1 tahun mencapai capaian

130% di Tahun 2015. Untuk meningkatkan kualitas sanggar seni maka setiap bulan dilakukan

festival pagelaran seni dan budaya yang melibatkan sanggar-sanggar di Kota Ambon oleh dinas

Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Ambon.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

66

Kegiatan yang dilakukan merupakan kerjasama dengan beberapa pihak diantaranya dengan

event organizer yang mengkolaborasikan tarian tradisional dan modern,Dinas Pendapatan pada

saat pengundian bill makan restoran, Ameks Samra untuk festival bernuansa keagamaan

pengembangan dan pelestarian budaya pela gandong. Disamping itu pula yang menjadi jadwal

rutin adalah Harmoni sudut kota, yang bertujuan mengembangkan pelestarian budaya

tradisional, mengembangkan minat dan bakat kawula muda akan seni music pada kegiatan

harmoni sudut kota dan mewujudkan Kota Ambon sebagai city of music. Sementara itu yang

telah menjadi agenda rutin tahunan menjelang HUT Kota Ambon adalah kegiatan Darwin-

Ambon Yacht Raceyang melibatkan peserta dari Darwin, dimana di dalamnya juga

menampilkan berbagai seni budaya Kota Ambon.

Gambar.4Internasional Annual Event Darwin-Ambon Tahun 2015

Sasaran 27 : Terwujudnya penegakan dan pengembangan hukum secara adil

dan bertanggungjawab

Tabel 3.29

Evaluasi Pencapaian Sasaran 27

No Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap

penegakan hokum

50% 98,64 197

Sasaran terwujudnya penegakan dan pengembangan hukum secara adil dan

bertanggungjawab dengan indikator sasaran tingkat kepuasan masyarakat terhadap penegakan

hukum di tahun 2015 melampaui target yang ditetapkan dengan tingkat capaian 197%. Hal ini

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

67

terlihat dari jumlah perkara yang masuk sebanyak 369 perkara sedangkan yang diselesaikan

364 perkara atau sebesar 98,64%. Sementara target yang ditetapkan untuk tahun 2015 sebesar

50%, sehingga capaiannya melebihi target yang ada.

Hal ini dapat terjadi karena jumlah perkara yang masuk tidak terlalu banyak danaparat

penegak hukum telah serius dalam menangani tiap perkara, sehingga kinerjanya mengalami

peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang berdampak pada tingkat kepuasan masyarakat

terhadap penegakan hukum meningkat.

Berikut dapat dilihat banyaknya perkara dan tahanan pada kejaksaan negeri Ambon.

Tabel 3.29.1

Banyaknya perkara dan tahanan pada Kejaksaan Negeri Ambon

Perkara dan Tahanan Pidana

Umum

Pidana

Korupsi

Pidana

Khusus

Lainnya

Jumlah

Perkara masuk

Diselesaikan

Sisa

Tahanan masuk

Diselesaikan

Sisa

356

356

-

415

415

-

13

8

5

3

1

2

-

-

-

-

-

-

369

364

5

418

416

2

Sumber : Kantor Kejaksaan Negeri Ambon, 2015

Realisasi capaian sasaran tahun ini dan rencana sesuai tercantum dalam RPJMD dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

No Indikator Sasaran Tahun 2015 Rencana Sesuai

RPJMD 2016

Presentase Capaian Kinerja

(%)

1

2

3

Jumlah kasus gangguan kamtibmas

Jumlah Pagelaran seni dan budaya

lokal skala nasional/inetrnasional

dalam 1 tahun

Tingkat kepuasan masyarakat

terhadap penegakan hokum

308 kasus

26 kali

98,64%

500 kasus

20 kali

50%

138,4

130

197,28

Berdasarkan tabel di atas, presentase capaian indikator sasaran semuanya telah mencapai

100% atau sesuai rencana RPJMD 2016.

Sasaran 28 : Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan masyarakat

Tabel 3.30

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

68

Evaluasi Pencapaian Sasaran 28

No Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%)

1.

2.

3.

Persentase PKL yang menempati lokasi PKL

yang ditetapkan

Persentase rumah berIMB

Persentase penurunan pelanggaran ketertiban

dan kedisiplinan oleh masyarakat

75%

80%

50%

75%

80%

50,28

100

100

100,56

Indikator sasaran meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan masyarakat semuanya telah

mencapai capaian 100%. Untuk persentase PKL yang menempati lokasi PKL yang ditetapkan

sebanyak 4 lokasi, yaitu di Jl.Sultan Baabulah, sekitar Pasar Gotong Royong, Pertigaan Lampu

Lima, depan RSU Haulussy, secara keseluruhan telah sesuai dengan penetapannya. Berdasarkan

data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdapat 97 orang pedagang kaki lima yang

menempati lokasi PKL yang ditetapkan, namun masih terdapat sekitar 30 persen pedagang kaki

lima yang tidak menempati lokasi peruntukkannya yaitu pada lokasi terminal pasar mardika

yang diperuntukkan hanya untuk angkutan umum, tetapi sering digunakan oleh sebagian PKL

untuk mendagangkan barang dagangan mereka.

Sesuai data dari Dinas Tata Kota Ambon, sepanjang tahun 2015 terdapat 628 ijin IMB

yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Ambon, dan sebanyak 505 IMB adalah untuk rumah

tinggal/teras/garasi/kanopi, sedangkan sisanya adalah untuk ruko,penginapan,rumah

makan,gudang, dan lain-lain

Pada tahun 2015 terdapat beberapa pelanggaran yang dilakukan masyarakat terhadap

Peraturan Daerah, diantaranya pelanggaran terhadap Perda Nomor 7 Tahun 1996 tentang

Keindahan, Kebersihan dan Ketertiban Umum, Perda Nomor 10 Tahun 2012 tentang IMB,

Perda Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pajak Mineral Non Logam dan Batuan, Perda Nomor 5

Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, dan Perda Nomor

4 Tahun 2009 tentang Pajak Reklame.

Jumlah pelanggaran Perda yang dipantau atau dilaporkan pada Tahun 2015 berjumlah 487

pelanggaran, dimana sebanyak 383 pelanggaran dapat diselesaikan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

69

3.2 Realisasi Anggaran

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kinerja Pemerintah Kota Ambon tahun 2015, maka

kinerja aspek finansial terkait dengan anggaran rutin dan pembangunan perlu dilakukan

pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerjanya. Ikhtisar laporan realisasi

anggaran yang merupakan akuntabilitas keuangan dapat digambarkan sebagai berikut :

APBD Kota Ambon tahun 2015 sebesar Rp.1.008.282.959.996 dengan rincian realisasi

anggaran pendapatan sebesar Rp.1.075.955.161.437,39 dan realisasi belanja sebesar

Rp.1.085.186.878.315,85

1) Target dan realisasi Pendapatan

Realisasi perkembangan Pendapatan Kota Ambon selama tahun 2014-2015 dapat dilihat pada

tabel 3.46 berikut :

Tabel 3.31

Perkembangan Pendapatan Kota Ambon Tahun 2014-2015

Uraian Tahun

2014 2015

Target Realisasi Target Realisasi PENDAPATAN

-Pendapatan Asli Daerah

-Dana Perimbangan

-Lain-lain pendapatan yang sah

949.999.050.046,35

81.565.385.011,35

676.959.186.175,00

191.474.478.860,00

960.335.940.508,09

107.061.088.837,09

683.398.076.154,00

169.876.775.517,00

1.094.930.178.352,60

118.346.042.313,00

744.823.583.230,00

10.286.066.000,00

1.075.955.161.437,39

105.275.637.873,05

736.046.707.831,00

10.354.996.563,00

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon, 2015

Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemerintah Kota Ambon tahun 2014-2015,

pendapatan Pemerintah Kota Ambon meningkat di tahun 2015dibandingkan tahun 2014.

Target Pendapatan Daerah Tahun 2014, dianggarkan sebesar Rp.949,999 milyard meningkat

menjadi Rp.1,9trilyun. Sampai dengan tahun 2015, sumbangan terbesar pendapatan daerah

berasal dari Dana Perimbangan. Pada tahun 2015, pendapatan daerah yang berasal dari Dana

Perimbangan ditargetkan sebesar Rp.744,823 milyard atau sebesar 68% dari pendapatan daerah

dan realisasinya sama 68% dari total pendapatan daerah. Sementara itu, Pendapatan Asli

Daerah yang diharapkan menjadi sumber utama penerimaan daerah, belum mampu

memberikan kontribusi secara proporsional terhadap penerimaan daerah. Pada tahun 2015,

Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar Rp.118,346 milyard atau 10,80% dari penerimaan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

70

daerah. Target pendapatan daerah dari Pendapatan Asli Daerah mengalami penurunan menjadi

Rp.105,275 milyard atau 9,78% dari penerimaan daerah. Selain itu, Lain-Lain Pendapatan

Yang Sah pada tahun 2015 ditargetkan Rp.10,286 milyard (0,93%), meningkat menjadi

Rp.10,354 milyard atau0,96% dari penerimaan daerah.

a. Pendapatan Asli daerah

Pendapatan Asli Daerah diperoleh dari Penerimaan Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi

Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang dapat digambarkan sebagai berikut :

b. Dana Perimbangan

Dana perimbangan menjadi salah satu komponen yang cukup penting bagi APBD Kota

Ambon. Adapun proporsi sumber-sumber Dana Perimbangan dapat dilihat pada gambar berikut

c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Sumber penerimaan lainnya berasal dari lain-lain pendapatan daerah yang sah yang terdiri atas

penerimaan dari Pemerintah Provinsi Maluku dan Penerimaan dari Pemerintah Pusat. Adapun

proporsinya dapat dilihat pada gambar berikut ;

Proporsi PAD Dalam APBD Kota Ambon Tahun 2015

Lain-lain PAD = 10,97 %Retribusi daerah = 30,44%Pajak Daerah = 58,57%

Proporsi Sumber Dana Perimbangan Dalam

APBD Kota Ambon Tahun 2015

Dana Alokasi Umum (83,32%)

Dana Alokasi khusus (12,32)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

71

2) Target dan Realisasi Belanja

Pemenuhan kebutuhan publik yang terus meningkat dari tahun ke tahun telah berimplikasi

terhadap alokasi belanja daerah Pemerintah Kota Ambon. Berdasarkan Laporan Realisasi

Anggaran (LRA) Pemerintah Kota Ambon tahun 2014-2015, menunjukkan bahwa

perkembangan belanja Pemerintah Kota Ambon terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.32

Perkembangan Belanja Daerah Kota Ambon Tahun 2013-2014

Uraian Tahun

2014 2015

Target Realisasi Target Realisasi Belanja Daerah

-Belanja tidak Langsung

-Belanja Langsung

971.879.959.575,00

617.352.718.125,00

354.527.241.450,00

898.824.190.351,70

611.020.651.960,70

282.635.183.224,00

1.174.215.169.331,04

705.375.065.687,63

468.840.103.644

1.085.186.878.315,85

681.664.632.660,47

403.522.245.655

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon, 2015

Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung

Dalam APBD Kota Ambon Tahun 2012-2015

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BTL (%) 71,13 68,26 67,97 60,07

BL (%) 28,87 31,74 31,44 39,93

Target Belanja Daerah Kota Ambon tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp.971,879 milyard

meningkat menjadi sebesar Rp.1,174trilyun di tahun 2015. Realisasi Belanja Daerah

75.71

19.84

3.351.07

Proporsi dana lain-lain pendapatan yang sah

dalam APBD Kota Ambon Tahun 2015

Dana otonomi khusus &penyesuaian (75,71%)

Dana bagi hasil pajak dri provinsi (19,84%)

0

20

40

60

80

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BTL

BL

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

72

menunjukkan terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2014, realisasi Belanja

Daerah adalah sebesar Rp.894,824 milyard, meningkat menjadi Rp.1,085 trilyun. Pada tahun

2015 terjadi penurunan proporsi Belanja Tidak Langsung namun masih di atas 50% dan hal ini

diakibatkan oleh adanya peningkatan Belanja Pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Ambon

dan tidak ditunjang oleh kenaikan penerimaan dari dana perimbangan (DAU) dan Belanja

Bantuan dan Hibah yang digolongkan sebagai Belanja Tidak Langsung pada PPKD.

3) Kondisi Pembiayaan

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang bertujuan untuk menutupi selisih antara

pendapatan dan belanja daerah. Perkembangan Pembiayaan Kota Ambon dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tahun Penerimaan Pengeluaran

2011

2012

2013

2014

2015

8.639.558.697,57

34.164.732.077,14

10.751.905.137,00

24.324.113.675,03

83.331.212.898,00

22.855.852.763,96

12.965.390.631,81

5.000.000.000,00

2.697.118.049,94

4.046.221.919,00

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon, 2015

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran

yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang

diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan yang

semakin meningkat.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

73

Sebagai bagian penutup dari Laporan KinerjaPemerintah Kota Ambon Tahun 2015, dapat

disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kota Ambon telah memperlihatkan pencapaian

kinerja yang signifikan atas sasaran-sasaran strategisnya. Pada tahun 2015 sasaran sebagaimana

tertuang dalam Keputusan Walikota Ambon Nomor 144 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja

Utama berjumlah 28 sasaran dengan 42 indikator yang terdiri dari 3 indikator untuk Misi 1, 20

indikator untuk misi 2, 4 indikator untuk misi 3, 2 indikator untuk misi 4, 1 indikator untuk misi

5, 5 indikator untuk misi 6, 2 indikator untuk misi 7 dan 4 indikator untuk misi 8.

Capaian rata-rata indikator kinerja Pemerintah Kota Ambon Tahun 2015 mencapai capaian

117,42% atau kategori sangat berhasil. Keberhasilan pencapaian sasaran pada tahun 2015

pada hakekatnya karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, dan

hasil kerja sama yang baik dari seluruh lapisan masyarakat Kota Ambon. Berdasarkan hasil

pengukuran kinerja terhadap 42 indikator sasaran, disimpulkan bahwa:

Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap 28 sasaran beserta indikatornya,

pencapaian sasaran kinerja Pemerintah Kota Ambon di Tahun 2015 mengalami peningkatan

yang sangat signifikandi banding tahun sebelumnya, namun masih terdapat beberapa indikator

sasaran yang capaiannya belum seperti yang diharapkan yaitu

1. Persentase keluarga yang terlayani satuan sambungan air bersih, hanya mencapai 41,73%.

2.Penyerapan tenaga kerja sektor UMKM dan Koperasi, hanya mencapai 50,50%.

3.Rasio ruang kelas : siswa dengan capaian 75%.

4. Jumlah penduduk ber-KTP terhadap jumlah penduduk wajib KTP 80,56%.

5. Luas kawasan kumuh, dengan capaian 81,70%

Untuk mengatasi dan menyikapi permasalahan tersebut usaha yang dilakukan adalah antara lain:

1. Memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya aparatur yang tersedia dan melakukan

pengawasan yang lebih ketat kepada para rekanan untuk peningkatan mutu pekerjaan.

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Kota Ambon Tahun 2015

74

2. Memberi dukungan berupa bantuan dana dan motivasi kepada UMKM dan Koperasi.

3. Pengorganisasian, yang dimaksudkan dengan pengorganisasian adalah untuk membantu

setiap penyelenggara program/kegiatan mengetahui sumber-sumber apa yang diperlukan bagi

terselenggaranya program/kegiatan yang direncanakan.

Akhirnya, secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap beberapa

indikator yang dicantumkan dalam RPJMD Kota Ambon Tahun 2011-2016 khususnya untuk

Tahun Anggaran 2015, dapat dipenuhi sesuai dengan harapan atau dapat dicapai dengan sangat

baik. Namun perlu banyak penyempurnaan strategi di masa datang terutama dalam penyusunan

dokumen perencanaan daerah harus mengacu pada perkembangan lingkungan yang terjadi dan

memperhatikan aspirasi masyarakat, sehingga program-program dan kegiatan yang ditetapkan

dapat benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat.

Selanjutnya dengan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Ambon tahun

2015 ini, kiranya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pedoman dalam pelaksanaan

program kegiatan di tahun berikutnya. Disadari bahwa penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan masukan demi

perbaikan di tahun mendatang sangat kami harapkan.

Lampiran 1

CapaianPrestasidanPenghargaanPemkot Ambon Tahun 2015

1. SertifikatPenghargaan “

Dari : KedutaanBesarAmerikaSerikat

Tempat/Tanggal : Jakarta, 13 April 2015

2. “Penghargaan Indonesia Attractiveness Award 2015.“

Dari : Frontier Consulting Group dan Tempo Impresario.

Tempat/Tanggal : Jakarta, Mei 2015

(Sebagaikotapotensialkategoripariwisata) ; (Peringkat diamond sebagaikotapotensial)

(Sebagaikotaterbaikuntukkategorilayananpublik) ; (Kota terbaik per koridor MP3EI : Papua

dankepulauan Maluku)

3. “SertifikatPenghargaan Explore the wonderful off Indonesia Program 2015.“

Dari : PT Garuda Indonesia.

Tempat/Tanggal : Makasar, 26 Mei 2015

4. SertifikatPenghargaanKegiatanPelayananMisiBerkat 2015“

Dari : GBI, PMB danYayasanYakomi

Tempat/Tanggal : Jakarta, Juni 2015

5. PiagamRekor MURI 2015 “Pemrakarsa dan Penyelenggara Pagelaran Musik Kolaborasi

terompet dengan Musik Etnik Maluku oleh Peserta Terbanyak.”

Dari : Museum RekorDunia Indonesia (MURI)

Tempat/ Tanggal : Ambon, 17 Agustus 2015

6. “PiagamRekor MURI 2015 “Rekor Pemrakarsa Penyajian Makan Patita di Meja

Terpanjang”

Dari : Museum RekorDunia Indonesia (MURI)

Tempat/ Tanggal : Ambon, 7September 2015

7. “PiagamPenghargaan PenyelenggaraPendukung Rekor Pesta Paduan Suara Gerejawi

2015 dengan Peserta Terbanyak dari 34 Propinsi”

Dari : Lembaga Prestasi Indonesia (LEPRID)-Dunia

Tempat/ Tanggal : Ambon, 7September 2015

8. PenghargaanLangitBiru 2015

Dari : Kementerian Negara LingkunganHidupdan Kehutanan RI

Tempat/ Tanggal : Jakarta, November 2015

9. Sertifikat dan Plakat Adipura 2015

Dari : Menteri Negara LingkunganHidupdan Kehutanan RI

Tempat/ Tanggal : Jakarta, 23 November 2015

10. “Penganugerahan Predikat Kepatuhan Standar Pelayan Publik”

Dari : Ombudsman Republik Indonesia

Tempat/ Tanggal : Jakarta, Rabu 16 Desember 2015

11. “Penghargaan Bagi Pemerintah Kota dalam Pengelola, Kelompok BKB dan Talk Show

Parenting dalam Rangka Peringatan Hari Ibu Ke-87 tahun 2015”.

Dari : BKKBN Pusat

Tempat/ Tanggal : Jakarta, 17 Desember 2015

12. Anugerah Wahana Tata Nugraha

Dari : Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Tempat/Tanggal : Jakarta, 23 Desember 2015

13. PiagamRekor MURI 2015 “Pemrakarsa danPenyelenggaraPemajangan Pohon Natal

Terbanyak di Satu Kota.”

Dari : Museum RekorDunia Indonesia (MURI)

Tempat/ Tanggal : Ambon, 24 Desember 2015

14. PiagamPenghargaan Leprid “Pemrakarsa Perayaan Natal DenganPemasanganOrnamen

Natal Terbanyakpada 1 Kota di 5 Kecamatan”

Dari : Lembaga Prestasi Indonesia(LEPRID)-Dunia

Tempat/ Tanggal : Ambon, 31Desember 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA AMBON

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Dalamrangkamewujudkanmanajemenpemerintahan yang efektif,

transparandanakuntabelsertaberorientasipadahasil, yang bertandatangan di bawahini :

Nama : RICHARD LOUHENAPESSY, SH

Jabatan : WALIKOTA AMBON

berjanjiakanmewujudkan target kinerjatahunansesuailampiranperjanjianinidalamrangkamencapai

target kinerjajangkamenengahseperti yang telahditetapkandalamdokumenperencanaan.

Keberhasilandankegagalanpencapaian target kinerjatersebutmenjaditanggungjawab kami.

Ambon, Maret 2016

WALIKOTA AMBON

RICHARD LOUHENAPESSY, SH

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA

KOTA : AMBON

TAHUN : 2016

SasaranStrategis

IndikatorKinerja

Target

(1) (2) (3)

Akuntabilitaskinerjapemerintahandaerahmeningkat

NilaiAkuntabilitasKinerjaPemerintah

CC

Akuntabilitaspengelolaankeuangandaerahmeningkat

OpiniPemeriksaan BPK

WDP

Penerapan SPM danPeningkatankinerja di semuaaspekpelayanan public Presentase SKPD yang telahmenerapkan SPM denganbaik

Jumlahkeluhanmasyarakatterhadappelayananpublik

85%

20

keluhan

MeningkatnyaJangkauanLayananPendidikan AngkaPartisipasiKasar

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

AngkaPartisipasiMurni

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

Rata-Rata Lama Sekolah

107,75

%

94,75

%

97,75

%

89,00

%

67,00

%

69,00

%

11,60

%

MeningkatkanMutuPendidikanDasardanMenengah

AngkaKelulusan

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

100%

99,86%

99,92%

Meningkatnyamutudankapasitas guru

Presentasi Guru Bersertifikas

85%

MeningkatnyaSaranadanPrasaranaPendidikan

Ratio RuangKelas : Siswa

SD/MI

SMP/MTS

SMA/SMK/MA

1 : 38

1 : 40

1 : 41

PeningkatanJangkauanLayananKesehatan

JumlahKecamatandenganPuskesmasRawatInap

3

MeningkatnyaMutuLayananKesehatan

UsiaHarapanHidup

73,75

tahun

Tersedianyasaranadanprasarana air bersih

PresentaseKeluarga yang terlayanisatuansambungan air bersih

85%

(1) (2) (3)

Tersedianyasaranadanprasaranalistrik

JumlahProduksiListrik per tahun

300

juta

KWH

Tersedianyasaranadanprasaranatelekomunikasi

Persentasekecamatan yang pelayanan internet baik

65%

Meningkatnyasaranadanprasaranajalan

Ratio panjangjalandalamkondisibaik

90%

Meningkatnyakeseuaianpemanfaatankawasanperkotaansesuaidenganrencanatataruangwilayah

Kesesuaianpemanfaatanruangterhadap RTRW

75%

Berkurangnyakawasankumuh di perkotaan

Luaskawasankumuh

75 ha

Tertatanyasistemtrasnsportasimasyarakat

LOAD FaktorAngkutanUmum

70,00%

Meningkatnyapelayananpersampahan

Cakupanpelayanansampahmasyarakat

90%

Meningkatkanpelayananadministrasikependudukan

Jumlahpendudukber KTP terhadapjumlahpendudukwajib KTP

85%

Meningkatnyapeserta KB aktifbagiPasanganUsiaSubur

JumlahPeserta KB Aktifterhadapjumlah PUS

80%

MeningkatnyaRuang Terbuka Hijau

Ratio Ruang Terbuka Hijau 19%

Meningkatnyausaha UMKM danKoperasi

Persentase UMKM danKoperasi

7,5%

Meningkatnyakesempatankerja

Penyerapantenagakerjasektor UMKM danKoperasi

25%

Meningkatkanpendapatanmasyarakat

Pendapatanperkapitamasyarakat

6,9juta

Meningkatkanproduktivitasindustripengolahanberbasisperikanan, kelautan, pertanian,

perkebunandanpeternakansertapariwisata

proporsisektorindustripengolahanterhadap PDRB

Angkakunjunganwisatamancanegara

3,50%

650

Meningkatnyakeamanandanketertiban di masyarakat

JumlahkasusgangguanKambtimas

500

kasus

Meningkatnyapengelolaansenidanbudayalokal

Jumlahpagelaransenidanbudayalokalskalanasionaldalam 1 tahun

20 kali

(1) (2) (3)

Terwujudnyapenegakandanpengembanganhukumsecaraadildanbertanggungjawab

Tingkat kepuasanmasyarakatterhadappenegakanhukum

50%

Meningkatnyaketertibandankedisiplinanmasyarakat Presentase PKL yang menempatilokasi PKL yang ditetapkan

PresentaserumahberIMB

Presentasepenurunanpelanggaranketertibandankedisiplinanolehmasyarakat

80%

85%

45%

Program Anggaran

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

Program perencanaanpembangunandaerah

PeningkatanPemberantasanPenyakitMasyarakat

PeningkatandanPengembanganPengelolaanKeuanganDaerah

Perencanaan Tata Ruang

Kerjasama Pembangunan

PengendalianPemanfaatanRuang

Perencanaan Pembangunan Ekonomi

PerencanaanSosialBudaya

PengembanganKomunikasi,Informasidan Media Massa

Program Pembangunan JalandanJembatan

Program Rehabilitasi/PemeliharaanJalandanJembatan

Program Pembangunan SistemInformasi/Data Base

JalandanJembatan

Program PeningkatanSaranadanPrasaranaKebinamargaan

Program PengembanganKinerjaPengelolaan Air minum

Dan Air Limbah

Program PeningkatanKesempatanKerja

Program PerlindungandanPengembanganLembaga

Ketenagakerjaan

PeningkatanDayaSaingProduksi

PeningkatanPelaksanaanKoordinasiTeknis Unit-Unit

Pengelola PAD

PembinaanEksPenyakitSosial

Program RehabilitasidanPemeliharaanPrasaranadan

Fasilitas LLAJ

Program PeningkatanPelayananAngkutan

Program Pembangunan SaranadanPrasaranaPerhubungan

Program PengendaliandanPengamananLaluLintas

Program PeningkatanKelayakanPengoperasian

KendaraanBermotor

Program LingkunganSehatPerumahan

Program Pengembangan Wilayah StrategisdanCepatTumbuh

Program UpayaKesehatanMasyarakat

Program PromosiKesehatandanPemberdayaanMasyarakat

Program LingkunganSehat

Program StandarisasiPelayananKesehatan

Program PelayananKesehatanPendudukMiskin

Program Pengadaan,PeningkatandanPerbaikanSarana

Dan PrasaranaPuskesmas/PustudanJaringannya

Program PeningkatanPelayananKesehatanAnakBalita

Program PeningkatanPelayananKesehatanLansia

Program PeningkatanKeselamatanIbuMelahirkandanAnak

Program PeningkatanKapasitasSumberDayaAparatur

PengelolaanKeragamanBudaya

PengembanganPemasaranPariwisata

PengembanganDestinasiPariwisata

Program PerlindunganKonsumendanPengamanan

Perdagangan

Program PeningkatanEfisiensiPerdaganganDalamNegeri

Program PendidikanAnakUsiaDini

Rp. 759.410.475,-

Rp. 214.800.000,-

Rp. 5.347.968.000,-

Rp. 2.698.722.515,-

Rp.49.596.725,-

Rp.49.902.300,-

Rp. 487.267.375,-

Rp. 148.584.500,-

Rp. 2.431.638.231,-

Rp.33.441.251.285,-

Rp.21.347.513.457,-

Rp.350.000.000,-

Rp.6.522.190.497,-

Rp.9.181.810.889,-

Rp.264.219.000,-

Rp.296.161.000,-

Rp.1.885.058.000,-

Rp.20.508.000,-

Rp.143.250.500,-

Rp.2.449.955.000,-

Rp.225.000.000,-

Rp.4.589.991.500,-

Rp.1.312.576.850,-

Rp.1.819.665.500,-

Rp.4.649.640.000,-

Rp.2.877.632.297,-

Rp.8.564.052.550,-

Rp.690.485.500,-

Rp.118.827.500,-

Rp.174.236.600,-

Rp.156.634.800,-

Rp.8.568.646.000,-

Rp.100.359.130,-

Rp.14.190.910,-

Rp.57.377.810,-

Rp.49.050.000,-

Rp.835.000.000,-

Rp.501.400.000,-

Rp.310.000.000,-

Rp.24.000.000,-

Rp.198.095.800,-

Rp.619.423.200,-

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

Program PendidikanWajibBelajar 9 Tahun

Program PendidikanMenengah

Program PeningkatanMutuPendidikdanTenagaKependidikan

ManajemenPelayananPendidikan

PenciptaanIklimUsaha,Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif

PengembanganKewirausahaandanKeunggulanKompetitifUsaha

Kecil Menengah

PengembanganSistemPendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil

danMenengah

PeningkatanKualitasKelembagaanKoperasi

Program PengembanganKinerjaPengelolaanPersampahan

Program Pembangunan SaluranDrainase/Gorong-Gorong

Program PengelolaanRuang Terbuka Hijau

PenataanAdministrasiKependudukan

PengembanganPromosiPariwisata

Pengembangannilaibudaya

Rp.12.817.948.750,-

Rp.1.527.925.000,-

Rp.1.138.001.325,-

Rp.3.079.009.550,-

Rp.283.685.650,-

Rp.333.652.650,-

Rp.23.992.625,-

Rp.92.810.125,-

Rp.10.022.167.852,-

Rp.4.028.450.519,-

Rp.679.716.000,-

Rp.49.126.100,-

Rp.501.400.000,-

Rp.60.000.000,-

Total Rp.160.326.071.267,-

Ambon, Maret 2016

WALIKOTA AMBON

RICHARD LOUHENAPESSY, SH

Uraian Penjelasan Satuan Target1 2 4 5 6 7 8

Cukup jelas Nilai CC CC 166,6

Cukup jelas opini WDP WDP 100

Lampiran 2PENGUKURAN KINERJA PENCAPAIAN SASARAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KOTA AMBON TAHUN 2015

No Sasaran Realisasi Capaian Kinerja (%)Indikator Sasaran

2 Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat

- Opini pemeriksaan BPK

31 Akuntabilitas kinerja pemerintahan

daerah meningkat- Nilai akuntabilitas kinerja pemerintah

Capaian rata-rata Laporan tahunan SPM dari % 80 80 100

cukup jelas keluhan 25 0 200

% 97,50 86,13 88,33

Jumlah siswa usia 7-12 thn di jenjang SD/MI di bagi jumlah penduduk usia 7-12 x 100% % 88,50 96,01 108,48

Jumlah siswa usia 13-15 thn di jenjang SMP/MTS di bagi jumlah penduduk usia 13-15 x % 66,50 82,41 123,92

3 Penerapan SPM dan peningkatan kinerja di semua aspek pelayanan publik - Jumlah keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik

- Angka partisipasi kasar SMA/ SMK/ MA

- Angka partisipasi murni (APM)SD/MI

- Angka partisipasi murni SMP/MTs

- Persentase SKPD yang telah menerapkan SPM dengan baik

d e e g

4 Meningkatnya jangkauan layanan pendidikan

- Angka partisipasi kasar SD/MI

- Angka partisipasi kasar SMP/ MTS

Jumlah siswa pada jenjang SD/MI di bagi jumlah penduduk usia 7-12 thn x 100%

Jumlah siswa pada jenjang SMP/MTS di bagi jumlah penduduk usia 13-15 thn x 100%

Jumlah siswa pada jenjang SMAMK/MA di bagi jumlah penduduk usia 16-18 thn x 100%

% 107,50 107,26 99,77

% 94,50 89,46 94,66

100%Jumlah siswa usia 16-18 thn di jenjang SMA/SMK/MAdi bagi jumlah penduduk usia 16-18 x 100%

% 68,50 74,48 108,72- Angka partisipasi murni (APM)SMA/SMK/MA

Jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak termasuk tahun mengulang) tahun 11,50 12 104

Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI di bagi dengan jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun sebelumnya x 100% % 100 100 100

Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTS di bagi dengan jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTS pada tahun sebelumnya x 100%

% 100 99,98 99,98

Jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA di b i d j l h i i k i i d

5 Meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah

- Angka kelulusan (AL) SD/MI

- Angka kelulusan (AL) SMP/MTs

- Angka kelulusan (AL) SMA/SMK/MA

- Rata-rata lama sekolah

bagi dengan jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun sebelumnya x 100% % 100 99,91 99,91

6 Meningkatnya mutu dan kapasitas guru

Jumlah guru di bagi jumlah guru yang telah memiliki sertifikat pendidik x 100 % 80 68,57 85,7

7 cukup jelas ratio 1:32 1:40 75cukup jelas ratio 1:32 1:40 75cukup jelas ratio 1:34 1:40 82

8 Cukup jelas

9 Meningkatnya mutu layanan Rata-rata lama hidup penduduk tahun 73,60 73,60 100kesehatan

10 Tersedianya sarana dan prasarana air bersih

Jumlah keluarga yang terlayani air bersih yg disalurkan oleh DSA,PDAM dan SPAM Dinas PU Kota Ambon di bagi jumlah KK x 100

% 80 33,39 41,73

10022buah

Meningkatnya sarana dan prasaran pendidikan - Ratio ruang kelas : siswa SMP/ MTS

- Presentase guru bersertifikasi

- Ratio ruang kelas : siswa SD/MI

Peningkatan jangkauan layanan kesehatan

- Jumlah Kecamatan dengan puskesmas rawat inap

- Ratio ruang kelas : siswa SMA/ SMK/ MA

- Persentase keluarga yang terlayani satuan sambungan air bersih

- Usia Harapan hidup

11 - Jumlah produksi listrik per tahun juta kwh 300 300 100

12 Tersedianya sarana dan prasarana telekomunikasi

Jumlah cakupan layanan internet kecamatan di bagi jumlah kecamatan x 100% % 80 80 100

cukup jelasTersedianya sarana dan prasarana listrik

- Persentase kecamatan yang pelayanan internet baik

13 Meningkatnya sarana dan prasarana jalan

Panjang jalan kota dalam kondisi baik di bagi jumlah panjang jalan kota x 100%

% 90 90,58 100,64

14 luas pemanfaatan ruang dibagi jumlah % 75 80 106,6kesesuaian arahan peruntukan ruang pada kawasan dimaksud

15 cukup jelas Ha 75 80 106,6

16 % 69,00 69,00 100

17 % 70 96,90 138,42

Perbandingan antara jumlah angkutan kota dengan pengguna jasa angkutan kota

- LOAD faktor angkutan umum

-Cakupan pelayanan sampah masyarakat

- Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RTRWMeningkatnya kesesuaian pemanfaatan kawasan perkotaan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah

Berkurangnya kawasan kumuh di perkotaan

Tertatanya sistem transportasi masyarakat

Meningkatnya pelayanan

- Luas kawasan kumuh

- Ratio panjang jalan dalam kondisi baik

17 % 70 96,90 138,42

18% 80 64,45 80,56

19 Jlh peserta KB aktif dibagi jlh PUS x 100% % 80 73,10 91,37

20Meningkatnya ruang terbuka hijau

luas ruang terbuka hijau di bagi luas wilayah x 100% % 17 16 94,11

21 Jumlah UMKM dan koperasi aktif dibagi jumlah koperasi x 100 % 7,5 99,44 132,58

22 Meningkatnya kesempatan kerjaJumlah tenaga kerja sektor UMKM dan koperasi di bagi jumlah tenaga kerja seluruhnya x 100

% 25 12,65 50,50

23 Meningkatkan pendapatan cukup jelas juta 6 6 7 7 116 66

Jumlah masyarakat yang memiliki KTP di banding jumlah masyarakat yang wajib ber KTP

- Jumlah penduduk ber KTP tehadap jumlah penduduk wajib KTP

Jumlah produksi sampah dibagi jumlah sampah yang terangkut x 100%

- Jumlah peserta KB aktif terhadap jumlah PUS

-Cakupan pelayanan sampah masyarakat

Pendapatan perkapita masyarakat

- Persentase UMKM dan Koperasi aktifMeningkatnya usaha UMKM dan koperasi

Meningkatnya pelayanan persampahan

- Ratio ruang terbuka hijau

- Penyerapan tenaga kerja sektor UMKM dan koperasi

Meningkatnya peserta KB aktif

Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan

23 Meningkatkan pendapatan cukup jelas juta 6,6 7,7 116,66masyarakat

24 % 3,00 13,96 132

- Angka kunjungan wisata mancanegara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara orang 600 3642 607

Meningkatkan produktifitas industri pengolahan berbasis perikanan, kelautan, pertanian, perkebunan dan peternakan serta pariwisata

jumlah sektor industri pengolahan di bagi jumlah PDRB x

- Proporsi sektor industri pengolahan terhadap PDRB

- Pendapatan perkapita masyarakat

25 Jumlah kasus gangguan kamtibmas kasus 650 308 152

26 jumlah pagelaran seni dan budaya kali 20 26 130

27 % 50 98,65 197

28 Meningkatnya ketertiban dan % 75 75 100kedisiplinan masyarakat

% 80 80 100

- Persentase PKL yang menempati lokasi PKL yang ditetapkan

Jumlah PKL yang menempati lokasi ditetapkan dibagi jumlah PKL seluruhnya x 100

- Persentase rumah berIM

Jumlah perkara yang masuk di bagi jumlah perkara yang terselesaikan x 100%

- Jumlah kasus Gangguan kamtibmas

Meningkatnya pengelolaan seni dan budaya lokal

Terwujudnya penegakan dan pengembangan hukum secara adil dan bertanggung jawab

Meningkatnya keamanan dan ketertiban di masyarakat

- Tingkat kepuasan masyarakat terhadap penegakan hukum

- Jumlah pagelaran seni dan budaya lokal skala nasional/internasional dalam 1 tahun

% 80 80 100

% 50 50,28 100,56Jumlal pelanggaran tahun ini dibandingkan jumlah pelanggaran tahun lalu

Persentase rumah berIMJumlah rumah berIMB dibagi jumlah IMB x 100

- Persentase penurunan pelanggaran ketertiban dan kedisiplinan oleh masyarakat