laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah...

38
Halaman | 1 LAKIP DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2017 DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL DAN ANEKA GEDUNG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN LT. 10 JL. GATOT SUBROTO KAV. 52-53 JAKARTA SELATAN

Upload: ngokhue

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

H a l a m a n | 1

LAKIP DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH (LAKIP)

TAHUN 2017

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL DAN ANEKA GEDUNG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN LT. 10 JL. GATOT SUBROTO KAV. 52-53 JAKARTA SELATAN

H a l a m a n | 2

2

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menerbitkan Laporan

Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2017 Direktorat Industri Kimia Hilir, Direktorat Jenderal

Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian. LAKIP ini merupakan media

pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan Direktorat Industri Kimia Hilir dalam mencapai

tujuan dan sasaran strategis dalam rangka pembinaan industri kimia hilir yang telah ditetapkan

dalam Penetapan Kinerja untuk pencapaian visi dan pelaksanaan misi.

Diterbitkannya LAKIP ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerja

Direktorat Industri Kimia Hilir secara transparan untuk dapat menentukan fokus perbaikan kinerja

berkesinambungan yang harus dilakukan.Kami menyadari bahwa LAKIP ini masih jauh dari

sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan masukan dan saran yang dapat lebih menyempurnakan

akuntabilitas kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir pada tahun-tahun mendatang.

Akhir kata, kami berharap agar LAKIP Direktorat Industri Kimia Hilir Tahun 2017 ini dapat

dimanfaatkan sebagai media evaluasi untuk menilai kinerja bagi seluruh anggota organisasi

Direktorat Industri Kimia Hilir khususnya dan Industri Kimia Hilir pada umumnya.

Jakarta, Januari 2018

Direktur Industri Kimia Hilir Dr. Ir. Taufiek Bawazier, M.Si NIP. 196903121994031008

H a l a m a n | 3

3

IKHITISAR EKSEKUTIF

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-

IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,

Direktorat Industri Kimia Hilir (IKHI) mempunyai tugas melaksanakan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria

serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri kimia hilir. Peran

strategis industri kimia hilir juga tercantum di dalam Peraturan Pemerintah No. 14

tahun 2015 mengenai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)

2015-2035 yang mencantumkan industri prioritas terdiri dari industri andalan,

industri pendukung dan industri hulu. Beberapa dari industri andalan yang dibina

oleh Direktorat Industri Kimia Hilir adalah industri farmasi dan kosmetik, industri

pendukung yang dibina oleh Direktorat Industri Kimia Hilir adalah industri karet

dan barang karet, industri plastik,

Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut telah dirumuskan visi jangka

menengah (2015 – 2019) Direktorat Industri Kimia Hilir yaitu “ Pemantapan daya

saing industri kimia hilir yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri

andalan masa depan”. Untuk mewujudkan visi telah ditetapkan maka ditentukanlah

Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2017 serta kebijakan, program

dan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Secara

umum Direktorat Industri Kimia Hilir telah berhasil melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya yang diwujudkan melalui keberhasilan dalam pencapaian sasaran

maupun sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk tahun 2017. Keberhasilan

pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan target dari indikator kinerja

yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja (Tapkin) Direktorat Industri Kimia

Hilir Tahun 2017.

Pada tahun anggaran 2017, Direktorat IKHI memperoleh dana anggaran

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebesar Rp. 12.223.395.000,-. Pada tahun

anggaran 2017, Direktorat IKHI memperoleh dana anggaran Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebesar Rp 13.723.395.000,-. Sesuai dengan Instruksi

Presiden nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Brang

Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara

Tahun Anggaran 2017, maka nilai pagu DIPA Direktorat IKHI Tahun 2017menjadi

Rp 12.223.395.000,-tanpa mengurangi target pencapaian output kinerjaDari

pemanfaatan anggaran tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir telah berhasil

mencapai sasaran strategis yaitu tingginya nilai tambah Industri Kimia Hilir ,

meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri , meningkatnya investasi di

sektor industri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri, kuatnya

struktur industri, tersusunnya rancangan SNI bidang industri, meningkatnya

H a l a m a n | 4

4

fasilitas untuk percepatan pembangunan industri dan penguatan kelembagaan,

meningkatnya kompetensi tenaga kerja industri, system perencanaan dan

penganggaran yang berkualitas, dan system tatakelola pelaksanaan kegiatan dan

pelaporan.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut dalam perencanaan

program dan kegiatan selanjutnya adalah pencapaian sasaran strategis perlu

diperdalam kembali dan diharapkan pada tahun berikutnya sasaran strategis yang

belum dicapai dapat dicapai dan yang sudah terapai dapat berhasil lebih baik lagi

dan komunikasi dengan dunia usaha perlu diterapkan lebih intens dengan

memanfaatkan teknologi seperti internet untuk menampung lebih banyak lagi

masukan dari dunia industri dan hal ini diharapkan dapat tercapai pada tahun 2017.

Diharapkan Laporan ini dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja serta

menjadi masukan dan umpan balik bagi peningkatan kinerja Direktorat Industri

Kimia Hilir dalam menunjang peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Industri

Kimia, Tekstil dan Aneka dan Kementerian Perindustrian dalam membangun sektor

industri di Indonesia.

H a l a m a n | 5

5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

IKHITISAR EKSEKUTIF .................................................................................................. 3

BAB I .................................................................................................................................. 6

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 6

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI ............................................... 6

B. PERAN STRATEGIS ORGANISASI ............................................................... 10

C. STRUKTUR ORGANISASI.............................................................................. 12

BAB II ............................................................................................................................... 16

PERENCANAAN STRATEGIS ..................................................................................... 16

A. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IKHI TAHUN 2015 – 2019 .......... 16

B. RENCANA KINERJA DIREKTORAT IKHI TAHUN 2017 ........................... 20

C. PERJANJIAN KINERJA ................................................................................... 21

D. RENCANA ANGGARAN ................................................................................. 22

BAB III ............................................................................................................................. 24

AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................................... 24

A. CAPAIAN KINERJAORGANISASI ................................................................ 24

B. REALISASI ANGGARAN................................................................................ 35

BAB IV ............................................................................................................................ 37

PENUTUP......................................................................................................................... 37

A. TINJAUAN UMUM .......................................................................................... 37

B. STRATEGI DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR .................................. 37

H a l a m a n | 6

6

BAB I

PENDAHULUAN A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

Kemajuan industri merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan ekonomi

suatu negara. Berbeda dengan sektor perdagangan dan keuangan, sektor industri

memberikan kontribusi riil terhadap kemakmuran melalui penguasaan teknologi

dan barang modal, serta penciptaan lapangan kerja dalam jumlah masif.

Penguasaan teknologi dan barang modal memberikan kemampuan penciptaan nilai

tambah dan peningkatan daya saing. Sedangkan penciptaan lapangan kerja

berkontribusi dalam peningkatan dan pemerataan pendapatan perkapita sehingga

akan meningkatkan daya beli masyarakatyang akan berdampak pada sektor

perdagangan, jasa, keuangan, perhubungan, dan sektor lainnya.

Dewasa ini permasalahan umum sektor industri ialah masih lemahnya daya saing

industri nasional, belum kuat dan belum dalamnya struktur industri nasional, belum

optimalnya alokasi sumber daya energi dan bahan baku serta pembiayaan industri,

masih banyaknya ekspor komoditi primer (gas, batu bara, mineral, minyak sawit,

kakao, karet, dan kulit), dan belum memadainya dukungan sarana prasarana

industri (kawasan industri, jaringan energi dan telekomunikasi, transportasi, dan

distribusi).

Maka dalam rangka menanggulangi permasalahan tersebut dan menunjukkan

prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik,

mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,

dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan

agenda prioritas itu disebut NAWACITA yang terdiri sebagai berikut:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

H a l a m a n | 7

7

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata

kelolapemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia daripinggiran dengan memperkuat daerah- daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadirannegara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkanproduktivitas rakyat dan daya saingdi pasar internasional

sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia

lainnya.

7. Mewujudkankemandirianekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

9. Memperteguhkebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

Selain itu, pada tahun 2015-2019 Pemerintah menetapkan Visi Pembangunan Industri

yang diatur dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Visi

tersebut ialah Menjadi Negara Industri Tangguh yang bercirikan:

1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan berkeadilan

2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global

3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi

Visi tersebut dapat dicapai dengan misi pembangunan industri yakni: (1)

meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian

nasional; (2) memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional; (3)

meningkatkan daya saing industri yang mandiri dan berwawasan lingkungan; (4)

menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan

atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan

masyarakat; (5) membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; (6)

meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna

memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan (7) meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Kimia

H a l a m a n | 8

8

Hilirmempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana

indukpembangunan industri nasional, kebijakan industrinasional,penyebaran industri,

pembangunan sumber dayaindustri, pembangunan sarana dan prasarana

industri,pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,perizinan industri,

penanaman modal dan fasilitas industri,serta kebijakan teknis pengembangan industri

di bidangIndustri Kimia Hilir. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Industri

Kimia Hilir menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan

pengembangan Industri Kimia Hilir;

2. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi

Industri Kimia Hilir;

3. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri

nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan

sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,

pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman modal

dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang

Industri Kimia Hilir;

4. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di

bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi Industri Kimia Hilir;

5. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang

perencanaan, perizinan, data dan informasi Industri Kimia Hilir;

6. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau,

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada Industri Kimia Hilir; dan

7. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi di atas, maka Direktorat Industri Kimia Hilir

dibagi menjadi 4 (empat) unit kerja Eselon III, yaitu Subdirektorat Program

Pengembangan Industri Kimia Hilir; Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir;

Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik; Subdirektorat Industri Kimia Hilir

Lainnya; dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha dimana masing-masing mempunyai

tugas sebagai berikut:

H a l a m a n | 9

9

1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Kimia Hilir mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program,

anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta

penyajian informasi di bidang Industri Kimia Hilir;

2. Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir mempunyai tugas melaksanakan

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,

pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana

industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan

industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri plastik dan karet hilir;

3. Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan

sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,

pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,

penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan

industri di bidang industri farmasi dan kosmetik.

4. Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan

sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,

pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,

penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan

industri di bidang Industri Kimia Hilir lainnya.

5. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan

rumah tangga direktorat.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat IKHI tersebut dijabarkan dalam

program kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Direktorat

Industri Kimia Hilir tahun 2015 – 2019. Seluruh program kegiatan tersebut bersifat

aspiratif, fasilitatif, dan akomodatif yang dilaksanakan sepanjang tahun anggaran

2017 dengan berpedoman pada dokumen-dokumen perencanaan dan evaluasi.

Untuk memantau capaian sasaran dan tujuannya, Direktorat IKHI melaporkan

H a l a m a n | 10

10

akuntabilitas dan kinerjanya melalui dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP)sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah.Dokumen tersebut

memuat sasaran dan tujuan strategis beserta program kegiatan yang diarahkan

untuk mendukung tercapainya sasaran dan tujuan tersebut. Oleh karena itu, LAKIP

bermanfaat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintahan yang baik dan

kredibel. Sasaran LAKIP adalah untuk menjadikan instansi pemerintah yang

akuntabel sehingga birokrasi berjalan secara efisien, efektif, transparan, dan

responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan manfaat

LAKIP bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

B. PERAN STRATEGIS ORGANISASI

Direktorat Industri Kimia Hilir adalah salah satu unit kerja di lingkungan Direktorat

Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka yang bertanggung jawab terhadap

pengembangan industri kimia hilir.Direktorat Industri Kimia HIlir merupakan

subsektor industri yang bercirikan padat modal, padat teknologi, padat karya,

memiliki keterkaitan tinggi mulai dari hulu hingga hilir, dan menjadi komoditas

ekspor penghasil devisa negara. Dengan memerhatikan karakteristik kompleks

tersebut, Direktorat IKHI berupaya untuk mengembangkan industri binaannya

melalui program kegiatan yang aspiratif, fasilitatif, dan akomodatif.Peran Strategis

Direktorat IKHI berdasarkan Bangun Industri Nasional yang diatur oleh Rencana

Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Bangun industri nasional berisikan

industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga

kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya alam,

sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas. Pembangunan

industri di masa depan tersebut juga memerlukan prasyarat berupa ketersediaan

infrastruktur dan pembiayaan yang memadai, serta didukung oleh kebijakan dan

regulasi yang efektif. Industri binaan Direktorat IKHItermasuk dalam dua jenis

industri dalam bangun industri nasional, maka peran Direktorat IKHI sangat penting

H a l a m a n | 11

11

dalam pembangunan industri nasional. Selengkapnya mengenai bangun industri

nasional dijelaskan dengan gambar berikut:

Gambar 1.1 Bangun Industri Nasional

Selain itu, terdapat penetapan Industri Prioritas berdasarkan kepentingan nasional

sebagai tujuan pembangunan industri, permasalahan terkait pertumbuhan

ekonomi, dan keinginan untuk mengejar ketertinggalan dari negara maju, serta

terkait dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009, maka

ditentukan 10 (sepuluh) industri prioritas yang akan dikembangkan tahun 2015 -

2019. Dari sepuluh industri prioritas tersebut, industri prioritas yang menjadi

Rencana Aksi Direktorat Industri Kimia Hilirmeliputi :

1. Industri Farmasi, Kosmetik;

2. Industri Komponen (Barang Plastik dan Karet Hilir);

H a l a m a n | 12

12

C. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi Direktorat Industri Kimia Hilirpada Tahun 2017menyesuaikan

dengan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 107 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, yang terdiri dari:

1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Kimia Hilir

2. Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir

3. Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik

4. Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya

D. RUANG LINGKUP ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri

Kimia Hilir sebagai salah satu unit yang berada dibawah naungan Kementerian

Perindustrian memiliki tugas menyusun evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan

program kegiatan yang telah ditetapkan. Evaluasi dan pelaporan yang dimaksud

merupakan implementasi dari fungsi manajemen pengendalian.

Fungsi manajemen pengendalian seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan dimaksudkan untuk menjamin bahwa rencana pelaksanaan

pembangunan telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Pembinaan jenis usaha industri yang berada di dalam ruang lingkup tugas pokok dan

fungsi Direktorat Industri Material Dasar Logam diatur lebih lanjut dalam Peraturan

Menteri Perindustrian No. 30/M-IND/PER/7/2017 tentang Jenis-jenis Industri dalam

Pembinaan Direktorat jenderal dan Badan di Lingkungan Kementerian

Perindustrian, yaitu terdiri dari :

Tabel 1.1 KBLI Binaan Direktorat Industri Kimia Hilir

No KBLI Jenis Industri Keterangan

13941 Industri tali Khusus Tali Rafia

18201 Reproduksi media rekaman suara dan piranti lunak

Reproduksi dalam bentuk CD

18202 Reproduksi media rekaman film dan video

Reproduksi dalam bentuk CD

19212 Industri pembuatan minyak pelumas

H a l a m a n | 13

13

19213 Industri pengolahan kembali minyak pelumas bekas

20221 Industri cat dan tinta cetak

20222 Industri pernis (termasuk mastik)

20223 Industri lak

20231 Industri sabun dan bahan pembersih keperluan rumah tangga

20232 Industri kosmetik, termasuk pasta gigi

20291 Industri perekat/lem

20293 Industri tinta

20295 Industri korek api

20299 Industri barang kimia lainnya ytdl

21012 Industri produk farmasi untuk manusia

21022 Industri produk obat tradisional

22111 Industri ban luar dan ban dalam

22112 Industri vulkanisir ban

22191 Industri barang dari karet untuk keperluan rumah tangga

22192 Industri barang dari karet untuk keperluan industri

22199 Industri barang dari karet lainnya ytdl

22210 Industri barang dari plastik untuk bangunan

22220 Industri barang dari plastik untuk pengemasan

22230 Industri pipa plastik dan perlengkapannya

22291 Industri barang plastik lembaran

22292 Industri perlengkapan dan peralatan rumah tangga (tidak termasuk furnitur)

22293 Industri barang dan peralatan teknik/industri dari plastik

22299 Industri barang plastik lainnya ytdl Khusus untuk peralatan kesehatan/laboratorium dari plastik, film atau lembaran kertas kaca, tutup kepala, kertas dinding plastik

26800 Industri media magnetik dan media optik

Khusus CD

31003 Industri furnitur dari plastik

32904 Industri peralatan untuk pelindung keselamatan

Selain usaha pakaian pelindung dan pakaian anti

H a l a m a n | 14

14

api

38302 Daur ulang barang bukan logam Selain kaca

71209 Analisis dan uji teknis lainnya Untuk industri yang merupakan binaan Direktorat IKHI

74100 Aktivitas perancangan khusus Untuk industri yang merupakan binaan Direktorat IKHI

H a l a m a n | 15

15

Gambar 1.2

BAGAN ORGANISASI DIREKTORAT IKHI

Direktur Industri Kimia Hilir

Subdirektorat Program Pengembangan Industri Kimia Hilir

Seksi Program

Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir

Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri

Seksi Pemberdayaan Industri

Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik

Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri

Seksi Pemberdayaan Industri

Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya

Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri

Seksi Pemberdayaan Industri

Subbagian Tata USaha

H a l a m a n | 16

16

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIS

Perencanaan strategis organisasi Direktorat IKHI Tahun Anggaran 2017 adalah mengacu

pada RPJMN Tahun 2015 - 2019 serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat

IKHIsebagaimana ditetapkan pada Peraturan Menteri Perindustrian RlNomor 107 Tahun

2015.Adapun fungsi utama Direktorat IKHI adalah sebagai perumus dan pelaksana

kebijakanpada industri kimia hilirdalam mendukung pembangunan industri

nasional.Untuk mewujudkan hal tersebut, Direktorat IKHI telah merumuskan rencana

dan peta strateginya sendiri yang memuat visi, misi, tujuan strategis, sasaran strategis,

dan peran strategis sebagaimana diuraikan sebagai berikut.

A. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IKHI TAHUN 2015 – 2019

Pada Tahun 2015-2019 Pemerintah menetapkan Visi Pembangunan Industri yang

diatur dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional/RIPIN. Visi tersebut ialah

Menjadi Negara Industri Tangguh yang bercirikan:

1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat dan berkeadilan

2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global

3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi

Visi tersebut dapat dicapai melalui misi pembangunan industri, yakni: (1)

meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian

nasional; (2) memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional; (3)

meningkatkan daya saing industri yang mandiri dan berwawasan lingkungan; (4)

menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan

atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan

masyarakat; (5) membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; (6)

meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna

memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan (7) meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan. Selain itu, strategi

yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan industri nasional adalah

H a l a m a n | 17

17

sebagai berikut:

1. Mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya alam

2. Pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi

3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM)

industri

4. Mengembangkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI), Wilayah Pusat

Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil dan

Menengah

5. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan

kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri kecil dan

menengah

6. Pembangunan sarana dan prasarana Industri

7. Pembangunan industri hijau

8. Pembangunan industri strategis

9. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan

10. Kerjasama internasional bidang industri

Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan industri tersebut, Kementerian

Perindustrian telah menetapkan visi untuk tahun 2015 - 2019 yaitu Indonesia

Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat

Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan. Berlandaskan hal tersebut,

Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka yang hingga tahun 2014 masih

bernama Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur menetapkan visi tahun 2015

– 2019: “Terwujudnya Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka yang Berdaya Saing dengan

Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan”.

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 4

(empat) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Industri Kimia,

Tekstil, dan Aneka sebagai berikut:

1. Memperkuat dan memperdalam struktur Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka

untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan

berwawasan lingkungan

H a l a m a n | 18

18

2. Meningkatkan nilai tambah Industri Kimia, Tekstil dan Aneka di dalam negeri

melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan dengan

meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi

3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja

4. Mendukung pemerataan pembangunan industri manufaktur ke seluruh

wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional.

Visi dan misi tersebut didukung oleh tujuan Direktorat Industri Kimia Hilir yaitu

Terbangunnya Industri Kimia Hilir yang tangguh dan berdaya saing.Visi dan misi

tersebut diarahkan untuk meningkatkan peran industri kimia hilir dalam

perekonomian nasional dengan sasaran strategis dari perspektif pemangku

kepentingan sebagai berikut:

1. Meningkatnya peran industri kimia hilir dalam perekonomian nasional;

2. Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri;

3. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri kimia hilir;

4. Menguatnya struktur industri;

Sedangkan sasaran strategis dari perspektif proses bisnis internal adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatnya daya saing industri melalui pengembangan standardisasi industri

kimia hilir

2. Meningkatnya investasi sektor industri kimia hilir melalui fasilitasi pemberian

insentif fiskal dan non-fiskal

3. Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri industri kimia hilir

4. Tumbuhnya industri strategis berbasis sumber daya alam (migas)

5. Meningkatnya ketersediaan data sektor industri melalui penyelenggaraan

sistem informasi industri nasional

Sasaran strategistersebut memiliki besaran capaian yang menjadi indikator

keberhasilan pencapaian sasaran dalam pengembangan industri kimia hilir atau

dapat disebut dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana diuraikan dalam

tabel berikut:

H a l a m a n | 19

19

Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat IKHI Tahun 2017 – 2019

PERSPEKTIF PEMANGKU

KEPENTINGAN

PERSPEKTIF PROSES

INTERNAL

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN

ORGANISASI

Tujuan. Meningkatnya peran industri dalam

perekonomian nasional

Terwujudnya Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas Industri

2

Meningkatnya Populasi

1

PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN

ANGGARAN

Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif

Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang

perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien

dan akuntabel

3 4

5

H a l a m a n | 20

20

Tabel2.1 Sasaran dan Indikator Kinerja Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Kimia Hilir Tahun 2017– 2019

No. Tujuan Program /Indikator Satuan Target

2017 2018 2019

1. Meningkatnya populasi industri kimia hilir

- Jumlah unit industri kimia hilir

Unit 269 296 335

- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri kimia hilir

Rp triliun

14.6 – 20.1 15.6 – 16.6 19.3 – 20.1

2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir

- Kontribusi ekspor produk industri kimia hilirterhadap ekspor nasional

Persen 4.6 4.8 4.8 – 4.9

- Produktivitas dan kemampuan SDM industri

Juta Rupiah/ orang

per tahun

447.5 482.7 516.3

3. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

- Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

RSKKNI 1 1 1

B. RENCANA KINERJA DIREKTORAT IKHI TAHUN 2017

Dalam rangka memaksimalkan pencapaian tujuan pengembangan industri kimia

hilir seperti yang telah ditetapkan, maka Direktorat IKHIpada tahun 2017telah

menyusun Rencana Kinerja dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai industri

kimia, tekstil, dan aneka pada tahun yang akan datang. Rencana kinerja Direktorat

IKHI Tahun 2017adalah sebagai berikut :

H a l a m a n | 21

21

Tabel 2.2

Rencana Kinerja Direktorat IKHI Tahun 2017

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

1 Meningkatnya populasi industri kimia hilir l

Jumlah unit industri kimia hilir Unit 269

Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri kimia hilir

Rp triliun 14.6 – 20.1

2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir

Kontribusi ekspor produk industri kimia hilirterhadap ekspor nasional

Persen 4.6

Produktivitas dan kemampuan SDM industri

Juta Rupiah/ orang per

tahun

447.5

3 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

RSKKNI 1

C. PERJANJIAN KINERJA

Dalam rangka mewujudkan target kinerja, Direktorat IKHI telah menyusun

Perjanjian Kinerja untuk memandu pelaksanaan program kegiatan Direktorat IKHI

dan sebagai bukti komitmen Direktorat IKHI dalam pencapaian target sasaran.

Perjanjian Kinerja tersebut menyesuaikan target dari Rencana Strategis

Kemenperin 2015-2019 dan tidak menyesuaikan rencana kinerja. Berikut adalah

tabelPerjanjian Kinerja Direktorat IKHI Tahun 2017 :

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat IKHI Tahun 2017

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

1 Meningkatnya populasi industri kimia hilir l

Jumlah unit industri kimia hilir Unit 269

Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri kimia hilir

Rp triliun 14.6 – 20.1

H a l a m a n | 22

22

2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir

Kontribusi ekspor produk industri kimia hilirterhadap ekspor nasional

Persen 4.6

Produktivitas dan kemampuan SDM industri

Juta Rupiah/ orang per tahun

447.5

3 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

RSKKNI 1

D. RENCANA ANGGARAN

Dalam rangka mendukung pelaksanan tugas pokok dan fungsi yang dijabarkan

dalam program kegiatan tahunan, Direktorat IKHImemperoleh sumber dana

pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pada tahun anggaran 2017, Direktorat IKHImemperoleh dana anggaran Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebesar Rp13.723.395.000,-. Sesuai dengan Instruksi

Presiden nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Brang

Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara

Tahun Anggaran 2017, maka nilai pagu DIPA Direktorat IKHI Tahun 2017menjadi Rp

12.223.395.000,-tanpa mengurangi target pencapaian output kinerja.Perinciannya

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4

STRUKTUR ANGGARAN DIREKTORAT IKHI TA 2017

Kegiatan/Output Pagu (Rp.)

1876 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir 12.223.395.000

1876.015 Kebijakan Iklim Investasi IKHI 1.223.212.000

1876.019 Kebijakan Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas IKHI 1.657.694.000

1876.020RSNI Produk IKHI 1.766.866.000

1876.021SNI Wajib Produk IKHI 846.040.000

1876.022 Fasilitasi Penerapan Standar Pada Perusahaan IKHI 345.200.000

1876.023 Pengawasan SNI Wajib Produk IKHI 480.172.000

1876.024 Bantuan mesin dan peralatan 1.166.722.000

1876.025 RSKKNI IKHI 496.738.000

1876.026Sertifikasi SDM IKHI 861.630.000

H a l a m a n | 23

23

Kegiatan/Output Pagu (Rp.)

1876.027 Diklat SDM IKHI 473.154.000

1876.030 Sertifikasi TKDN 433.082.000

1876.032 Pameran IKHI 726.024.000

1876.951 Layanan Internal 1.746.811.000

H a l a m a n | 24

24

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 – 2019,

Direktorat Industri Kimia Hilir memiliki arah kebijakan fokus pengembangan industri

nasional yang menjadi Program Prioritas Nasional, dengan pencapaian sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Capaian Program Prioritas Direktorat IKHI

SASARAN INDIKATOR SATUAN T R C

Revitalisasi Industri (Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing)

Terfasilitasinya Pengembangan Industri Kimia Hilir Komoditi 3 3 100%

Sebagaimana telah diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2017,

kinerja sasaran yang ditetapkan mencakup sasaran strategis dalam perspektif

pemangku kepentingan, perspektif proses pelaksanaan tugas pokok dan perspektif

peningkatan kapasitas kelembagaan maka berikut ini pencapaian pada Tahun 2017:

Sasaran I : Meningkatnya populasi industri kimia hilir

Meningkatnya populasi industri kimia hilir di dalam perekonomian nasional

diindikasikan dengan meningkatnya jumlah populasi industri kimia hilir serta

meningkatnya nilai investasi di sektor industri kimia hilir. Dengan demikian, Indikator

Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah :

1. Meningkatnya jumlah populasi industri kimia hilir;

2. Meningkatnya nilai investasi di sektor industri kimia hilir.

Pada tahun 2017, kinerja Direktorat IKHI mencapai realisasi kinerja sebagai berikut :

H a l a m a n | 25

25

Tabel 3.2 Pencapaian Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya populasi industri kimia hilir

Secara umum dapat dikatakan bahwa pencapaian sasaran strategis berupa

meningkatnya populasi industri kimia hilir dalam perekonomian nasional sudah

tercapai. Indonesia merupakan salah satu tujuan investasi terpenting bagi investor

asing. Indonesia mampu masuk di dalam daftar 20 negara peraih foreign direct

investment (FDI) terbesar dunia. Berdasarkan UNCTAD, pada tahun 2013 Indonesia

berada diperingkat 18 dunia dengan total nilai realisasi PMA sebesar US$ 28. Dalam

daftar 20 besar FDI host countries tersebut hanya ada dua negara ASEAN, Indonesia

dan Singapura. Singapura berada di peringkat 6 dengan raihan yang jauh

melampaui Indonesia, yakni 64 milyar dollar AS.

Berdasarkan UNCTAD, Indonesia merupakan negara ketiga paling prospektif bagi

PMA. Dengan ekonomi yang tumbuh rata-rata sekitar 5.4% per tahun sejak

beberapa tahun ke belakang dan ukuran pasar yang besar serta kondisi

perekonomian yang stabil, investasi asing diprediksi akan terus mengalir

kedepannya.

Selain itu, peran sektor industri kimia hilir dalam perekonomian nasional juga

tercemin dari perkembangan dan pertumbuhan industri. Berikut disajikan data

perkembangan pertumbuhan dan kontribusi sektor industri binaan Direktorat IKHI

tahun 2015– 2017.

- Jumlah unit industri kimia,

tekstil, dan aneka

Unit 269 1178

Realisasi

19.4

1 Meningkatnya populasi industri kimia hilir

- Nilai investasi PMDN dan PMA

sektor industri kimia, tekstil,

dan aneka

Rp triliun 18,9 - 20,1

No Sasaran Program /Indikator Satuan Target

H a l a m a n | 26

26

Tabel 3.3 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi PDB Sektor Industri Kimia Hilir Tahun 2015 - 2017

Kenaikan pertumbuhan sektor industri kimia hilir tahun 2017 ini tidak terlepas dari

dukungan pembangunan infrastruktur dan masuknya investasi di sektorindustri

kimia hilir.Pembangunan infrastruktur dinilai dapat menciptakan peluang

investasi.Dengan adanya pertambahan investasi yang masuk, maka struktur

perekonomian nasional dapat dioptimalkan dimana sektor manufaktur memegang

peranan yang penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Namun

demikian, sektor industri kimia hilir juga masih menghadapi kendala dalam

pengembangannya, seperti ketergantungan terhadapa impor bahan baku untuk

Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016 2017Pertumbuhan

2016 - 2017

Pertumbuhan Industri % 9,28 2,88 4,43 3,52 3,48 -

Kontribusi Terhadap PDB 1,26 1,31 1,37 1,33 1,25 -

Investasi (Δ) Rp. Milyar 19.851 21.084 33.183 40.247 32.778* -18,56

Tenaga Kerja (Δ) Orang 61.380 44.414 72.344 48.742 59.371* 21,81

Ekspor Juta USD 6.566,1 6.568,2 5.974,0 6.152,1 6.384,5 3,78

Impor Juta USD 7.183,0 6.913,0 6.278,2 6.647,2 7.381,4 11,05

* perkiraan

I. Industri Bahan Kimia dan Barang dari Kimia

Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016 2017Pertumbuhan

2016 - 2017

Pertumbuhan Industri % -4,84 7,19 15,94 11,33 6,85 -

Kontribusi Terhadap PDB % 0,38 0,39 0,44 0,47 0,48 -

Investasi (Δ) Rp. Milyar 1.875 1.493 1.035 4.274 5.798* 35,65

Tenaga Kerja (Δ) Orang 7.945 6.853 15.680 18.790 17.602* -6,32

Ekspor Juta USD 927,4 1.018,5 1.036,3 1.058,4 1.100,9 4,02

Impor Juta USD 1.332,9 1.322,8 1.333,2 1.375,0 1.493,3 8,60

Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016 2017Pertumbuhan

2016 - 2017

Pertumbuhan Industri % -1,86 1,16 5,04 -8,50 2,47 -

Kontribusi Terhadap PDB % 0,80 0,76 0,75 0,64 0,63 -

Investasi (Δ) Rp. Milyar 7.489 8.368 12.207 13.093 12.721* -2,84

Tenaga Kerja (Δ) Orang 43.550 59.287 48.772 56.090 50.874* -9,30

Ekspor Juta USD 3.816,5 3.802,1 3.512,4 3.546,2 3.591,6 1,28

Impor Juta USD 3.588,6 3.437,7 3.091,6 3.359,1 3.824,2 13,85

* perkiraan

II. Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional

III. Industri Karet, Barang dari karet dan Plastik

H a l a m a n | 27

27

memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Untuk itu, Direktorat IKHI perlu

memfasilitasi industri binaannya agar masalah tersebut tidak menghambat

pengembangan sektor industri di dalam negeri.

Untuk menjaga kinerja investasi, Direktorat IKHI menyelenggarakan kegiatan

promosi investasi sektor industri kimia hilir. Direktorat IKHI telah melakukan

koordinasi pemberian insentif fiskal tax allowance dan insentif Bea Masuk

Ditanggung Pemerintah (BMDTP). Adapun fasilitas tax holiday pada sektor IKTA

hanya akan diberikan untuk industri kimia organik yang berasal dari minyak bumi

dan gas alam. Sedangkan industri yang memperoleh fasilitas tax allowance adalah

industri pakaian jadi dari tekstil, industri pakaian jadi dari kulit, industri alas kaki,

industri sepatu olahraga, dan industri sepatu teknik lapangan.

Selain itu, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Direktorat IKHI mendukung P3DN

melalui kegiatan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk-

produk unggulannya yang potensial mengikuti pengadaan barang/jasa

pemerintah/BUMN/KKKS. Pada tahun 2017, Direktorat IKHI telah melaksanakan

pendampingan sertifikasi TKDN sebanyak 100 perusahaan untuk sektor industri kimia

hilir. Selain itu, direktorat industri kimia hilir juga telah melakukan penyusunan

regulasi TKDN untuk produk farmasi serta sosialisasi regulasi TKDN untuk produk

farmasi dan kimia hilir lainnya.

Sasaran II : Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

kimia hilir

Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir dimaksudkan

untuk meningkatkan penjualan produk industri kimia hilir dalam negeri dibandingkan

dengan seluruh pangsa pasar. Sedangkan penguasaan pangsa pasar di luar negeri

dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekspor produk industri kimia hilir sehingga

dapat meningkatkan rasio/perbandingan nilai ekspor industri kimia hilir terhadap

nilai ekspor nasional. Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis

ini adalah:

H a l a m a n | 28

28

1. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir terhadap ekspor nasional

2. Produktivitas dan kemampuan SDM industri.

Kinerja peningkatan daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir tahun

2017 mencapai realisasisebagai berikut:

Tabel 3.4 Pencapaian Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor

industri kimia hilir

Kontribusi ekspor sektor industri kimia hilir terhadap ekspor nasional

menggambarkan kemampuanproduk industri kimia hilir dalambersaing dan

menguasai pasar luar negeri.Nilai ekspor produk kimia hilir pada periode tahun 2017

adalah sebesar US$ 6.38 triliun atau sekitar 3.7% dari total ekspor nasional.Kinerja

ekspor produk kimia hilir mengalami fluktuasi dari tahun 2015 hingga 2017.Pada

tahun 2015, nilai ekspor produk kimia hilir mengalami penurunan menjadi sebesar

US$ 5.97 triliun dari senilai US$ 6.56 triliun di tahun 2014. Namun nilai ekspor

tersebut kembali meningkat menjadi US$ 6.14 triliun pada tahun 2016.Berikut

merupakan rincian nilai ekspor kelompok produk dalam sektorindustri kimia hilir dari

tahun 2014 hingga 2017.

Realisasi

- Produktivitas dan kemampuan

SDM industri

Juta

Rupiah/

orang per

447.500 498,500

2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia

hilir- Kontribusi ekspor produk

industri kimia hilir terhadap

ekspor nasional

Persen 4,6 - 4,62 3.67

No Sasaran Program /Indikator Satuan Target

H a l a m a n | 29

29

Grafik 3.5 Kinerja Ekspor Sektor Industri Kimia Hilir Tahun 2015 – 2017

Keberhasilan sektor industri kimia hilir dalam mencapai target penguasaan pangsa

pasar diantaranya disebabkan oleh kegiatan fasilitasi industri yang dilaksanakan

Direktorat IKHI. Kegiatan tersebut antara lain adalah:

1. Promosi Kemampuan Industri Kimia Hilir

Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kinerja ekspor dalam era

perdagangan bebas, maka sektor industri perlu terus dipacu antara lain melalui

promosi kemampuan produk industri kimia hilir kepada para calon buyer dan

investor baik dalam maupun luar negeri. Upaya ini dilaksanakan melalui melalui

Vol (Ribu Ton) Nilai (Juta US$) Vol (Ribu Ton) Nilai (Juta US$) Vol (Ribu Ton) Nilai (Juta US$) Vol Nilai

2.648,27 5.973,98 3.017,10 6.152,08 2.957,54 6.384,55 -1,97 3,78

1.221,79 3.583,16 1.314,57 3.615,29 1.320,76 3.639,65 0,47 0,67

Karet Kompon 44,17 70,73 25,41 69,13 22,15 48,09 -12,81 -30,43

Aksesoris dari karet 0,02 0,50 0,01 0,09 0,01 0,12 88,33 40,79

Aksesoris Kendaraan dari Karet 2,33 20,04 2,08 19,74 1,59 17,97 -23,40 -8,94

Bahan Bangunan dari Karet 8,83 12,98 6,99 10,58 6,85 9,42 -1,88 -10,99

Ban Dalam 6,26 30,62 5,37 25,19 4,81 17,72 -10,48 -29,65

Ban Pejal 0,79 3,38 1,11 5,19 2,21 9,94 99,58 91,58

Ban Pneumatik Baru 472,26 1.546,88 516,91 1.605,02 514,81 1.572,22 -0,40 -2,04

Ban Pneumatik Bekas 0,63 3,77 0,03 0,21 0,16 0,60 557,75 177,72

Ban Pneumatik Vulkanisir 7,91 26,31 2,56 9,59 1,67 4,62 -34,89 -51,87

Bantalan Ban 0,20 0,37 0,18 0,45 0,16 0,40 -14,29 -11,26

Barang dari Karet Lainnya 1,59 26,25 1,83 31,83 1,54 34,76 -16,03 9,21

Barang Karet Vulkanisasi 0,02 0,06 0,01 0,19 0,06 0,09 481,82 -51,30

Benang Karet 2,76 9,28 1,75 5,48 1,53 5,70 -12,69 4,00

Karet Lembaran 4,27 8,11 4,20 8,08 4,28 8,37 1,78 3,59

Komponen Konstruksi dari Karet 0,03 0,28 0,01 0,20 0,01 0,16 -12,79 -21,42

Marine Fender 0,15 0,76 0,55 1,31 0,41 3,14 -25,24 140,01

Produk Higienis 0,29 4,01 0,30 4,63 0,44 6,75 48,84 45,66

Sabuk Konveyor dan Transmisi 6,79 66,57 6,61 66,46 6,76 66,59 2,32 0,20

Sarung tangan 53,95 248,64 53,64 232,49 55,99 259,94 4,38 11,81

Seal Karet 1,84 48,78 1,95 52,68 2,40 59,14 22,95 12,26

Selang Karet 3,22 16,37 4,27 28,76 4,05 20,53 -5,03 -28,60

Bahan Bangunan dari Plastik 5,32 23,48 5,74 23,46 6,14 26,14 6,95 11,39

Barang dari Plastik Lainnya 23,99 122,29 22,24 132,53 20,46 119,80 -8,00 -9,60

Benang plastik 5,38 16,93 4,87 15,71 7,16 20,24 46,91 28,89

Furnitur dari Plastik 6,07 47,08 5,14 36,89 5,04 36,66 -2,01 -0,64

Helm kendaraan bermotor 0,54 7,48 0,80 10,11 0,87 10,30 8,56 1,91

Helm lainnya 0,01 0,11 0,01 0,15 0,01 0,17 15,83 13,89

Helm untuk keperluan industri 0,01 0,06 0,01 0,06 0,01 0,03 27,27 -45,65

Kemasan dari Plastik 114,38 204,26 107,28 175,91 114,22 191,46 6,47 8,84

Lembaran Plastik Berperekat 21,45 70,90 20,78 65,91 21,79 67,95 4,84 3,10

Lembaran Plastik Tidak Berperakat 195,41 503,51 218,83 509,58 225,25 556,49 2,93 9,21

Lembaran Plastik Tidak Berperakat Diperkuat 31,84 114,76 32,85 109,69 36,03 112,92 9,67 2,94

Media rekam cakram optik 0,02 2,28 0,02 0,78 0,01 0,46 -61,50 -41,47

Pipa dari Plastik 13,06 49,85 13,08 53,71 14,86 56,04 13,64 4,33

Sanitary 0,38 2,31 0,40 2,59 0,54 2,39 34,74 -7,78

Skrap Plastik 148,73 82,95 203,59 93,28 193,05 92,28 -5,17 -1,08

Wadah dari Plastik 36,87 190,26 43,14 207,64 43,40 200,06 0,59 -3,65

103,36 1.036,30 133,34 1.058,38 112,00 1.100,89 -16,00 4,02

Kosmetik untuk dekoratif 3,02 14,39 3,15 16,13 3,61 19,45 14,59 20,57

Kosmetik untuk perawatan 36,64 156,38 41,44 165,97 37,04 157,92 -10,62 -4,85

Kosmetik untuk Rambut 20,58 60,78 22,38 63,38 20,35 63,06 -9,07 -0,50

Parfum dan Pewangi 18,97 213,36 42,94 224,82 18,85 276,55 -56,10 23,01

Obat 19,80 572,97 17,60 554,92 25,77 546,94 46,35 -1,44

Obat Tradisional 4,36 18,42 5,83 33,15 6,39 36,96 9,63 11,50

1.323,11 1.354,52 1.569,20 1.478,42 1.524,79 1.644,01 -2,83 11,20

Lem 17,08 42,07 20,91 48,01 28,59 43,87 36,73 -8,62

Lilin/Malam 60,04 69,32 70,02 73,58 65,77 72,44 -6,08 -1,54

Minyak Pelumas 333,25 272,01 465,29 285,03 378,33 283,37 -18,69 -0,58

Pemantik Api 7,93 11,45 7,53 10,15 7,34 9,97 -2,50 -1,77

Pembersih Keperluan Rumah Tangga 852,54 805,10 957,52 819,91 994,46 971,49 3,86 18,49

Tinta 7,93 63,41 11,46 148,77 13,52 165,96 18,01 11,56

Cat dan Pernis 40,96 74,80 33,28 78,68 33,34 80,43 0,20 2,23

Barang kimia hilir lainnya 3,38 16,35 3,20 14,31 3,43 16,48 7,44 15,16

Produk Farmasi dan Kosmetik

Produk Kimia Hilir Lainnya

Barang Karet dan Plastik

Ekspor IKHI

Barang Karet

Barang Plastik

Kosmetik

Perubahan 2016 - 2017 (%)Kelompok Produk 1 Kelompok Produk 2

2015 2016 2017

H a l a m a n | 30

30

pameran dalam negeri maupun pameran internasional. Adapun kegiatan

promosi yang telah difasilitasi Direktorat Industri Kimia Hilir adalah sebagai

berikut:

Tabel. 3.6 PromosiKemampuan IKTA Tahun 2017

NO. NAMA PAMERAN LOKASI TANGGAL

PELAKSANAAN

PESERTA/

BOOTH

Pameran Dalam Negeri

1 Pameran Industri Kosmetik dan Obat Tradisional

Plasa Pameran Industri, Kemenperin

1 – 4 Agustus 2017 56

2 Pameran Industri Plastik dan Karet

Plasa Pameran Industri, Kemenperin

3 – 6 Oktober 2017 43

Pameran Luar Negeri

1 Pameran Cosmoprof Italia 8

2. Pemberlakuan SNI Wajib dan perumusan RSNI

Dalam rangka meningkatkan daya saing industri atau pengamanan industri

domestik terhadap masuknya produk impor, maka produk dalam negeri perlu

distandarisasi dengan Standar Nasional Indonesia(SNI) sebagai

jaminanperlindungan konsumen, produk, dan industrinya sendiri. Sebelum

terbentuknya SNI, perlu disusun Rancangan SNI (RSNI). Tujuan standardisasi

adalah meningkatkan kepastian dan efisiensi transaksi perdagangan,

memberikan acuan bagi pelaku usaha dan membentuk persaingan pasar yang

transparan, melindungi kepentingan konsumen dalam aspek kesehatan,

keselamatan dan keamanan masyarakat, perlindungan kelestarian fungsí

lingkungan, serta meningkatkan efisiensi pasar dalam kelancaran perdagangan

internasional.

Terkait RSNI, pada tahun 2017Direktorat IKHI telah melaksanakan kegiatan

sebagai berikut:

a. Pemberlakuan SNI Wajib

Pada tahun 2017Direktorat IKHI memfasilitasi pemberlakuan1SNI Wajib

untuk produk pelumas

H a l a m a n | 31

31

b. Perumusan RSNI

Tahun 2017Direktorat IKHI merumuskan 14 RSNI yang terdiri dari:

1) Deterjen cuci cair untuk mesin cuci bukaan depan

2) Deterjen cuci cair untuk mesin cuci bukaan atas

3) Deterjen serbuk

4) Cat kayu transparan bagian dempul kayu

5) Cara uji kandungan Cr(VI) dalam cat

6) Cat tabung LPG

7) Cara uji kandungan Hg dalam cat

8) Vulkanisir ban

9) Bantalan karet peluncur kapal

10) Bantalan karet pneumatic apung tekanan tinggi

11) Bantalan karet pneumatic apung tekanan rendah

12) Spesifikasi cincin karet sambungan air minum, air limbah dan hujan

13) Spesifikasi standard untuk sealant sambungan elastomer

14) Spesifikasi sarung tangan bedah sekali pakai karet steril

Sektor Industri Kimia Hilir berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 0.72 Juta Orang

pada bulan Oktober 2017. Angka ini meningkat sebesar 66 Ribu Orang dari tahun

2016.Data yang disajikan merupakan data sementara dikarenakan belum

terdapatnya data untuk triwulan IV. Perkiraan capaian triwulan IV ini telah mencapai

target tahunan, dilihat dari mulai hidup kembali industri di Indonesia dengan

ekonomi indonesia yang mulai membaik, maka menjadi peluang bagi industri untuk

menyerap tenaga kerja. Data tenaga kerja yang dimiliki Direktorat IKHI berasal dari

Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dari BKPM.

orang ..... ++ hulu hilir

Sasaran III : Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang

perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

Salah satu sasaran pembangunan industri adalaht terselenggaranya urusan

pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan.

H a l a m a n | 32

32

Industri yang bedaya sang dan kuat adalah industri yang memiliki struktur industri

yang kuat dan kaitan (linkage) yang kuat dan sinergis antar sub sektor industri

dengan berbagai sektor ekonomi lainnya, memiliki kandungan lokal yang tinggi,

menguasai pasar domestik, memiliki produk unggulan industri masa depan, tumbuh

secara berkelanjutan, serta mempunyai tenaga kerja yang handal di sektor industri.

Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah:

Tabel. 3.7

Pencapaian Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang

perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

Pengembangan kompetensi sumber daya manusia semakin digalakan oleh banyak

negara terutama negara berkembang, hal ini dilakukan guna mempersiapkan

generasi berkompeten yang dapat membenahi negaranya dan mampu bersaing di

era globalisasi ini. Upaya mengukur kemampuan warga negaranya ini juga berlaku di

Indonesia. Di negara ini sebuah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau

SKKNI digunakan sebagai acuan didalam sebuah pembinaan.

Kompetensi kerja merupakan kemampuan bekerja dari setiap individu yang

mencakup aspek knowledge atau pengetahuan, attitude atau atau sikap kerja dan

skill atau keterampilan teknis yang disesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Sementara standardisasi kompetensi kerja merupakan proses dalam merumuskan,

menerapkan dan menetapkan standar dan kompetensi kerja. Kompetensi kerja ini

menjadi penentu mampu atau tidak seseorang dalam menjalankan pekerjaannya.

Acuan dari Standar Kompetensi Kerja ini terdapat dalam perundang-undangan No 13

Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan dan PP No 31 Tahun 2006 mengenai Sistem

Pelatihan Kerja Nasional. Penyusunan SKKNI dilakukan dengan menggunakan format

Regional Model Competency Standard atau RMCS yang pada tahun 1998

- Infrastruktur kompetensi yang

terbentuk

SKKNI 1 1

No Sasaran Program /Indikator Satuan Target

3 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian

yang berdaya saing dan berkelanjutan

Realisasi

H a l a m a n | 33

33

diperkenalkan dengan Program APSDEP – ILO dimana perumusan mengenai SKKNI

dengan model RMCS diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No.21/MEN/X/2007 Tentang Tata Cara Penetapan SKKNI.

Dalam rangka mengurangi terjadinya kesenjangan (gap) kompetensi antara lulusan

pendidikan/pelatihan dengan kebutuhan pada sektor industri di Indonesia, maka

orientasi pendidikan/pelatihan yang selama ini supply driven harus diubah menjadi

demand driven. Oleh karena itu para praktisi di industri harus terlibat langsung untuk

menginformasikan kebutuhan kompetensi yang ada pada bidangnya masing-masing

dalam bentuk Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

SKKNI tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk:

1. Penyusunan Program Pendidikan/Pelatihan Berbasis Kompetensi (sampai dengan

Modul-modul pembelajarannya) untuk proses pembelajaran pada lembaga

pendidikan/pelatihan.

2. Penyusunan Skema Sertifikasi untuk proses uji kompetensi pada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

Dengan konsep tersebut, kemampuan lulusan lembaga pendidikan/pelatihan akan

sesuai dengan kebutuhan industri dan para lulusan nantinya juga dapat memiliki

sertifikat kompetensi setelah melalui uji kompetensi di LSP. Para tenaga kerja yang

sudah bekerja di industri juga perlu mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai

wujud pengakuan terhadap kemampuan yang dikuasainya.

Perlu diketahui bahwa dalam perjanjian internasional seperti Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) misalnya, yang akan dinotifikasi untuk keluar dan masuknya tenaga

kerja antar negara adalah melalui sertifikat kompetensi, bukan ijazah.

Untuk mengetahui perbandingan kinerja Direktorat IKHI antara tahun 2016 dengan

tahun 2017, berikut sajikan realisasi target dari kedua tahun tersebut:

H a l a m a n | 34

34

Tabel 3.8 Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2017

No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama

(IKU) Satuan 2016 2017

1.

Meningkatnya populasi industri kimia hilir

Jumlah unit industri kimia, tekstil, dan aneka

Unit 928 1.178

Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri kimia, tekstil, dan aneka

Rp Triliun 12.6 19.4

2.

Meningkatnya penguasaan pasar di dalam dan luar negeri

Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir terhadap ekspor nasional

Persen 3.54 3.67

Produktivitas dan Kemampuan SDM Industi

juta orang

472,1 498,5

3. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

Infrastruktur kompetensi yang terbentuk

RSKKNI - 1

Capaian kinerja output untuk masing – masing program/kegiatan dapat dilihat pada table

berikut

Tabel 3.8 Capaian Output Kerja Tahun 2016dan 2017

No. Kegiatan/Output 2016 2017

Target Realisasi Satuan Target Realisasi Satuan

1876.015 Kebijakan Iklim Investasi IKHI 1 1 Dokumen

1876.019 Kebijakan Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas IKHI

1 1 Dokumen

1876.020 RSNI Produk IKHI 10 10/16s RSNI 10 14 RSNI

1876.021 SNI Wajib Produk IKHI 1 1 SNI 2 1 SNI

1876.022 Fasilitasi Penerapan Standar Pada Perusahaan IKHI

5,5 5,5 Komodi

ti 3 3 Perusaha

an

1876.023 Pengawasan SNI Wajib Produk IKHI

5 5 Perusahaan

1876.024 Bantuan mesin dan peralatan 1 0 Unit 1 1 Unit

1876.025 RSKKNI IKHI 1 1 Dokumen

1876.026 Sertifikasi SDM IKHI 40 40 Orang

H a l a m a n | 35

35

No. Kegiatan/Output 2016 2017

1876.027 Diklat SDM IKHI 20 20 Orang 60 60 Orang

1876.030 Sertifikasi TKDN 100 100 Sertifikat

1876.032 Pameran IKHI 20 90 Perusahaan

4 4 Merk

1876.951 Layanan Internal 1 1 Layanan

B. REALISASI ANGGARAN

Seluruh program kegiatan Direktorat IKHI Tahun 2017 telah terlaksana dengan cukup

baik karena diantaranya telah terbukti mampu mencapai sasaran strategis dan target

Indikator Kinerja Utama (IKU). Namun, disamping pencapaian fisik tersebut,

Direktorat IKHI perlu menyandingkan aspek akuntabilitas keuangan berdasarkan

sasaran strategis sehingga diketahui berapa nilai alokasi dan realisasi anggaran untuk

mendukung pencapaian sasaran Direktorat IKHI. Hal ini relevan dengan pergeseran

paradigma penganggaran dari penganggaran berbasis pengeluaran rutin dan

pembangunan menjadi Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK).

Untuk itu, Direktorat IKHI menerapkan PBK untuk meningkatkan efektifitas alokasi

anggaran melalui perancangan program/ kegiatan yang diarahkan untuk mencapai

hasil dan keluaran yang ditetapkan sehingga meningkatkan efisiensi, kredibilitas,

serta akuntabilitas kinerja.Realisasi anggaran dibagi menjadi dua bagian dimana

memperhitungkan anggaran yang di blokir sesuai dengan Inpres No. 4 tahun 2017

dan anggaran yang sesuai dengan DIPA terakhir. Beberapa output tidak terdapat

realisasinya dikarenakan output tersebut dihapuskan sebagai dampak penghematan

anggaran. Berikut disajikan tabel realisasi DIPA Direktorat IKHI Tahun 2017:

H a l a m a n | 36

36

Tabel 3.10 Realisasi Keuangan Dit.IKHI Tahun 2017 per Output

015 1,223,212,000 1,221,393,997

019 1,657,694,000 1,648,443,757

020 1,766,866,000 1,718,603,826

021 846,040,000 839,709,267

022 345,200,000 344,733,635

023 480,172,000 477,614,629

024 1,166,722,000 1,157,334,041

025 496,738,000 446,683,252

026 861,630,000 861,011,350

027 473,154,000 473,127,882

030 433,082,000 429,151,348

032 726,074,000 725,546,188

951 1,746,811,000 1,709,449,949

12,223,395,000 12,052,803,118 Total

Anggaran

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

SDM Industri kimia hilir yang disertifikasi

SDM industri kimia hilir yang mengikuti diklat

Produk industri kimia hilir yang tersertifikasi Tingkat

Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Branding produk industri kimia hilir

Layanan Internal (Overhead)

Rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan daya

saing dan produktivitas industri kimia hilir

Rancangan Standar Nasional Indonesia Industri Kimia Hilir

SNI Wajib Industri Kimia Hilir

Perusahaan industri kimia hilir yang menerapkan standar

mutu

Pengawasan SNI Wajib Industri Kimia Hilir

Mesin dan/atau peralatan Uji dalam rangka penerapan

standar mutu industri kimia hilir

Nomor Kode dan Nama Output Realisasi

Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim

investasi industri kimia hilir

H a l a m a n | 37

37

BAB IV

PENUTUP

A. TINJAUAN UMUM

Direktorat IKHI selama tahun 2017 telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan

Direktorat IKHI mencapai target indikator di beberapa sasaran strategis

sebagaimana tersaji pada uraian evaluasi kinerja. Dari sisi realisasi

anggaran,Direktorat IKHI secara umum mencapai realisasi penggunaaan anggaran

sebesar 99.49 persen atau sebesar Rp. 12.161.259.467,- dari nilai yang

memperhitungkan blokir anggaran sesuai Inpres No. 4 tahun 2017, apabila tidak

memperhitungkan anggaran yang di blokir tersebut maka realisasi penggunaan

anggaran sebesar 99 persen.Data tersebut didapatkan dari realisasi keuangan yang

telah diaudit.

Realisasi Kegiatan dan anggaran pada tahun ini sangat dipengaruhi oleh adanya

Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 terkait penghematan anggaran, namun

tahun 2017 ini telah memaksimalkan upaya untuk melaksanakan seluruh kegiatan

dan juga merealisasikan anggarannya. Dampak dari penghematan tersebut banyak

dari kegiatan prioritas perlu dilanjutkan pada tahun 2017 atau bahkan yang

dialihkan ke tahun selanjutnya, kegiatan tersebut seperti penyusunan RSKKNI,

Penyusunan RSNI dan Pelatihan SDM Industri Kimia Hilir.

B. STRATEGI DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR

Pada tahun 2017, Direktorat IKHI telah merumuskan arah kebijakan yang mencakup

beberapa hal pokok sebagai berikut :

1. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan industri

prioritas nasional melalui rencana aksi pembangunan industri

prioritasdirektorat industri kimia hilir.

2. Mendukung melancarkan Program Prioritas Nasional untuk dapat memenuhi

kebutuhan akan bahan baku/ bahan penolong.

H a l a m a n | 38

38

3. Melaksanakan Pembangunan Sumber Daya Industri, baik sumber daya

manusia, sumber daya alam maupun pengembangan dan pemanfaatan

teknologi industri.

4. Melaksanakan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Industri, baik

standardisasi industri maupun sistem informasi industri.

5. Menyusun peraturan perundang-undangan untuk memberikan kepastian dan

perlindungan hukum dalam pembangunan industri nasional.

6. Mendorong pertumbuhan industri di luar Pulau Jawa

7. Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang lain

dalam mendukung pembangunan industri nasional.

Kebijakan pokok tersebutmerupakan dasar penyusunan Rencana Strategis

Direktorat IKHI Tahun 2015 – 2019.Secara khusus, tindak lanjut dari program yang

dilaksanakan pada tahun 2017 ialah:

1. Penjadwalan kegiatan dan koordinasi antara dengan PPK masing-masing

Direktorat.

2. Koordinasi lebih awal dalam perencanaan kegiatan konsinyering, sosialisasi, dan

Pertemuan Teknis lintas kementerian.

3. Pengajuan di awal tahun untuk pengadaan barang/jasa dengan metode

pelelangan dankoordinasi dengan ULP sehingga tidak terjadi kembali lelang

gagal di tahun yang akan datang.