laporan akhir tahun penelitian hibah …lppmbantara.com/data/materi/laporan penelitian tidak...

123
i LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH BERSAING PENGEMBANGAN MODEL INOVATIF PEMBELAJARAN SASTRA MELALUI PEMANFAATAN FILM SEBAGAI MEDIA YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER :STUDI KASUS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN SUKOHARJO Tahun ke 1 dari Rencana 2 Tahun Ketua : Dr. Farida Nugrahani, M.Hum. NIDN (011066406) Anggota: Drs. Sri Wahono Saptomo, M.Hum.NIDN (0018016101) UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO November 2016 Kode/Nama Rumpun Ilmu: 743/Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia

Upload: truongdiep

Post on 06-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

i

LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH BERSAING

PENGEMBANGAN MODEL INOVATIF PEMBELAJARAN SASTRA MELALUI PEMANFAATAN FILM SEBAGAI MEDIA YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER :STUDI KASUS DI SEKOLAH

MENENGAH ATAS KABUPATEN SUKOHARJO

Tahun ke 1 dari Rencana 2 Tahun

Ketua : Dr. Farida Nugrahani, M.Hum. NIDN (011066406) Anggota: Drs. Sri Wahono Saptomo, M.Hum.NIDN (0018016101)

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO November 2016

Kode/Nama Rumpun Ilmu:

743/Pendidikan Bahasa (dan Sastra)

Indonesia

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

ii

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

iii

RINGKASAN Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran sastra inovatif

berbasis media film yang berkotribusi terhadap pendidikan karakter. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Menyusun dan mengembangkan modul bahan ajar sastra di SMA berbasis media film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter, sesuai tuntutan kurikulum sehingga dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku siswa, dan buku guru yang valid, praktis dan efektif. (2) Mengujicobakan modul bahan ajar yang disusun untuk mengetahui validitas, keefektifan, dan kepraktisannya. (3) Meningkatkan aktifitas, kreatifitas, dan prestasi belajar bahasa (dan sastra) Indonesia siswa SMA di Kabupaten Sukoharjo melalui penerapan pembelajaran sastra berbasis media film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter. Dalam hal ini, film yang dimaksud adalah film dengan content karya sastra, seperti “Laskar Pelangi”, “Ayat-Ayat Cinta”, dan sebagainya, yang diangkat dari novel sastra yang terkenal di kalangan masyarakat. Tahun I penelitian dilakukan penyusunan rancangan model yang dilakukan melalui 4 tahap yaitu: (1) pengkajian awal, (3) perancangan, (3) realisasi (konstruksi), (4) validasi dan revisi. Tahap pengkajian awal dilakukan pengamatan kondisi faktual di lapangan, pengkajian teori belajar dan metode pembelajaran, serta pengkajian tentang proses pembentukan karakter siswa. Pada tahap perancangan model pembelajaran dilakukan perancangan perangkat pembelajaran, pengorganisasian materi pembelajaran dan instrumentnya, serta petunjuk penggunaannya. Tahap realisasi dilakukan penetapan komponen model, meliputi sintaks, sistem sosial, sistem pendukung, dampak instruksional dan pengiring. Perangkat model meliputi rencana pembelajaran, buku siswa, dan buku guru. Pada tahap validasi dan revisi dilakukan validasi dengan meminta pertimbangan kepada ahli pengajaran sastra dan praktisi di lapangan. Luaran penelitian tahun I adalah: (1) makalah tentang model pembelajaran sastra inovatif berbasis media film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter dalam proseding seminar nasional yang ber ISBN, (2) modul bahan ajar sastra sesuai model inovatif yang dikembangkan meliputi Buku Siswa, dan Buku Guru, untuk satu pokok bahasan. Penelitian tahun II direncanakan untuk dilakukan pengembangan modul yang disusun dan uji coba di lapangan untuk keperluan: (1) menguji kevalidan, kepraktisan dan keefektifan modul yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, (2) melihat keaktifan dan capaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan modul yang dikembangkan. Pada tahun II penelitian akan dilakukan dalam empat tahap yaitu (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) analisis data dan (4) penulisan laporan. Luaran penelitian tahun II adalah (1) modul bahan ajar sastra berbasis media film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter yang valid praktis, dan efektif, dan teruji penggunaannya di lapangan yang terdiri dari buku siswa, dan buku guru untuk satu pokok bahasan. (2) Artikel tentang pembelajaran sastra inovatif berbasis media film yang diterbitkan dalam jurnal terakeditasi nasional.

Kata kunci: bahan ajar sastra valid, praktis dan efektif, media film, pendidikan karakter

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

iv

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah,Tuhan YME, atas karunia-Nya, maka laporan

penelitian yang berjudul “Pengembangan Model Inovatif Pembelajaran Sastra melalui Pemanfaatan Film

sebagai Media yang Berkontribusi terhadap Pendidikan Karakter: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas

Kabupaten Sukoharjo” pada tahun pertama ini dapat disusun dan dilaporkan.

Ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada yang terhormat

1. Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Veteran Bangun

Nusantara Sukoharjo;

3. Dekan FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo;

4. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Veteran Bangun

Nusantara Sukoharjo;

5. Kepala Sekolah SMA Veteran 1 Sukoharjo; dan

6. Semua pihak yang membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini.

Peneliti telah berusaha melaksanakan penelitian dan menulis laporan kemajuan dengan penuh

kesungguhan, namun tentu saja masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan laporan kemajuan pada penelitian ini.

Semoga laporanpenelitian ini memberikan manfaat khususnya kepada pengembangan pendidikan bahasa

dan sastra Indonesia, dan kepada semua pembaca.

Sukoharjo, 25 November 2016

Tim Peneliti

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ... ii

RINGKASAN .............................................................................................. ... iii

PRAKATA .................................................................................................... ... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. ... v

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4

BAB 3. TUJUANAN DAN MANFAAT PENELITIAN .......................................... 9

BAB 4. METODE PENELITIAN ......................................................................... 10

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ................................................... 14

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ..................................................... 17

BAB 7. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Makalah dalam Proseding seminar Nasional ber ISBN

2. Draf artikel dalam Jurnal Terakreditasi

3. RPP

4. Buku Siswa

5. Buku Guru

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

6

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini pembelajaran sastra di Indonesia secara umum dapat dikatakan

belum berhasil secara optimal, sesuai tujuan dalam kurikulum. Keprihatinan terhadap

mutu pembelajaran sastra di sekolah telah menjadi topik pembicaraan dalam berbagai

forum ilmiah bahasa dan sastra, baik melalui konggres bahasa, seminar, simposium,

workshop, ataupun diklat profesi guru dalam sertifikasi guru bahasa di seluruh Indonesia

(Nugrahani, 2014: 3).

Masalah rendahnya kualitas pembelajaran sastra pada umumnya dipicu oleh faktor

berikut. (1) Kekacauan antara konsep dan praktik pembelajarannya. (2) Ketidaksesuaian

desain pembelajaran dengan kebutuhan siswa dan tuntutan dunia kerja. (3)

Ketidaksesuaian orientasi evaluasi dengan kompetensi yang dituju;dan (4) rendahnya

kompetensi guru dalam menyusun rancangan dan mengelola pembelajaran. Termasuk di

dakamnya adalah rendahnya kemampuan guru dalam menyusun bahan ajar dsn

menerapkan media pembelajaran yang menarik minat siswa.

Sesungguhnya sastra dapat berperan besar dalam mengajarkan nilai-nilai luhur

pada siswa. Namun akibat kemajuan zaman yang lebih beorientasi pada teknologi dan hal

yang bersifat kebendaan, nasib pembelajaran sastra menjadi terabaikan.Sebagian

masyarakatmasih berpandangan, bahwakemampuan anak dalam bidang eksakta lebih

utama daripada bidang sosial humaniora, sehingga sastra dipandang kurang penting untuk

dipelajari. Sebagai pilar utama pembelajaran sastra, diharapkan guru mampu

menumbuhkan minat siswanya untuk membaca karya sastra. Masalahnya,menyediakan

teks sastra ke dalam kelas tidaklah mudah. Untuk itu, diperlukan kreativitas guru dalam

mengembangkan bahan ajar dan medianya agar pembelajaran berjalan efektif dan

berhasil optimal.

Pada dasarnya, karya sastra merupakan karya seni yang bersifat indah dan menarik.

Apabila pembelajaran sastra tidak menarik, sudah barang pasti ada hal yang tidak benar

dalam salah satu komponennya. Menurut Satoto (2006:423), dalam kondisi

bagaimanapun, sudah seharusnya pembelajaran sastra itu menarik apabila disampaikan

oleh guru yang profesional, karena guru merupakan pemegang perana penting dalam

proses pembelajaran, serta agen bagi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,

kebudayaan, dan seni bagi sebuah bangsa. Profil guru profesional yang dimaksud tetah

ditetapkan dalam UU RI No.14 Tahun 2005 Bab II, Pasal 6, bahwa kedudukan guru sebagai

tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sitem pendidikan nasional dan

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

7

mewujudkan tujuan bagi berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia beriman,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Masalahnya, fakta dilapangan menunjukkan bahwa pada umumnya guru sastra di

Indonesia belum profesional dalam menjalankan tugasnya. Sarumpaet (2002:xii),

menyatakam bahwa masih banyak guru sastra yang belum mampu memahami karya

sastra yang akan diajarkan kepada siswanya. Demikian pula penelitian dari Direktorat

Tenaga Kependidikan Depdiknas (dalam Harimansyah, dkk. 2013:1), menemukan bahwa

61,96% guru SD, SMP, SMA, dan SMK tidak menguasai materi yang diajarkan. Sementara

itu, melalui berbagai penelitian yang terdahulu diketahui bahwa penyebab utama

kegagalan pembelajaran sastra pada umumnya adalah karena gurunya tidak berkompeten,

siswanya kurang berminat, dan fasilitas pembelajarannya sangat terbatas.

Pada dasarnya, tugas guru dalam proses pembelajaran meliputi tugas menyusun

perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi. Dalam

menyusun perencanaan pembelajaran, tugas guru meluti (1) merumuskan tujuan dan

menetapkan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran, (2) menyusun bahan

ajar/materi yang akan digunakan sebagai sarana mencapai tujuan, (3) menyusun

penjabaran dan urutan logis dari bahan/materi yang akan diajarkan sebagai dasar

pengembangan media, metode, dan teknik evaluasinya.

Berkaitan dengan hal itu telah dilakukan observasi di lapangan, meliputi SMA Negeri

3 Sukoharjo (lokasinya di perkotaan) dan SMA Negeri Nguter Sukoharjo (lokasinya di

pinggiran kota). Hasil observasi menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar bahasa

(sastra) Indonesia siswa di sekolah tersebut masih rendah, bahkan rata-rata nilai UAN

bahasa Indonesia lebih rendah dari nilai UAN bahasa Inggris. Sementara itu, dalam proses

pembelajaran, guru belum menyajikan bahan/materi yang menarik. Karya sastra belum

dihadirkan dalam kelas untuk diapresiasi siswa, sehingga siswa belajar sastra hanya dari

sinopsis ceritanya saja. Selain itu, karya sastra yang dibahas bukan merupakan karya

terbaru yang isinya (content) sesuai dengan dunia remaja dewasa ini. Para guru belum

menyajikan bahan/materi ajar yang sesuai dengan perkembangan mental siswa remaja

(adolescent), dan perkembangan teknologi informasi yang akrab dengan kehidupan siswa.

Dengan demikian minat siswa untuk belajar sastra menjadi berkurang, demikian pula

kompetensinya dalam bersastra.

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

8

Melalui penelitian yang pernah dilakukan oleh pengusul proposal ini tentang ”Bahan

Ajar Sastra dan Pengajarannya yang Relevan dengan KBK” (Nugrahani, 2010) dan

”Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dalam Perspektif KBK (Studi Evaluasi di SMA

Surakarta)” (Nugrahani, 2011), diketahui bahan ajar sastra yang digemari siswa adalah

novel yang dikemas dalam berbagai komoditas, seperti film, lagu, drama musikal, sinetron,

dan sebagainya. Selain itu, diketahui pula bahwa media berbasis teknologi informasi

sangat digemari siswa, karena member kesempatan untuk bereksplorasi, berimajinasi,

menantang kreativitas, menarik dan mengikuti perkembangan teknologi sesuai

perkembangan zaman. Sementara itu, dengan menyadari adanya fakta tentang rendahnya

kompetensi guru sastra dalam melaksanakan tugasnya, maka dipandang perlu untuk

dilakukan upaya perbaikannya. Upaya itu perlu dilakukan agar rendahnya mutu

pembelajaran dapat ditingkatkan dan minat siswa dapat ditumbuhkan sehingga tujuan

pembelajaran sastra dapat tercapai yang ditandai dengan tercapainya penguasaan

kompetensi siswa dalam bersastra, prestasi yang baik dalam pelajaran sastra, dan

terbentuknya karakter yang terpuji dan mulia dalam diri siswa.

Dari hasil observasi di beberapa sekolah menengah atas di Kabupaten Sukoharjo,

diketahui bahwa pada umumnya pelaksanaan pembelajaran sastra di sekolah masih

dilakukan dengan media tradisional, yaitu papan tulis, buku, dan catatan sinopsis karya

sastra. Sementara itu, dari pengkajian terhadap perencanaan pembelajaranya, diketahui

bahwa buku ajar yang digunakan di sekolah (Kelas VII) disajikan dengan konvensional dan

tidak melibatkan kemajuan teknologi yang sesungguhnya sangat membantu pencapaian

keberhasilan pembelajaran.

Keberadaan media internet dalam pembelajaran sastra atau semua media

audiolingual yang berbasis komputer seperti film, video, sinetron, dan sebagainya, sangat

mudah membantu siswa dalam belajar dan fleksibel dalam ukuran tempat, waktu, serta

biayanya. Sayangnya, media tersebut belum dirancang untuk dimanfaatkan di kelas,

hampir di semua sekolah pada umumnya, dan tidak terkecuali di SMA Kabupaten

Sukoharjo.

Melalui bahan ajar sastra berbasis media film, guru mendapatkan kemudahan dalam

tugasnya menghadirkan karya sastra untuk dinikmati siswa. Sementara itu, para siswa juga

dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan. Selain itu, melalui model pembelajaran

sastra yang ditawarkan disini juga diupayakan adanya peningkatan prestasi belajar sastra

para siswa. Untuk itu pada langkah awal, yaitu tahun I, perlu disusun modul buku ajar

sastra berbasis media film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter. Tahap

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

9

berikutnya, yaitu tahun II, adalah menguji cobakan modul bahan ajar yang disusun dan

dikembangkan sehingga diperoleh modul bahan ajar yang valid, praktis dan efektif. Pada

akhirnya diharapkan adanya peningkatan aktivitas, kreatifitas, dan prestasi belajar sastra

pada siswa SMA di Kabupaten Sukoharjo, Selain itu juga terbentuk karakternya sesuai

harapan.

Berdasarkan temuan pada penelitian terdahulu dan hasil observasi pendahuluan

yang dilakukan di lapangan, dipandang penting untuk ditemukan model inovatif

pembelajaran sastra yang menerapkan media menarik sesuai kemampuan, kreatifitas, dan

perkembangan intelektual siswa. Model tersebut adalah pembelajaran sastra dengan

bahan ajar berbasis media film, yang valid, praktis dan efektif. Dengan model tersebut

diharapkan siswa dapat belajar dengan aktif dan kreatif serta dengan perasaan senang

(enjoy).

Model inovatif yang akan disusun melalui penelitian ini diharapkan mampu

memberikan informasi ilmiah baru yang bermakna penting bagi pengajaran sastra,

pengambil kebijakan, dan semua pihak yang peduli terhadap pendidikan. Model yang

dikembangkan juga diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam mengubah orientasi

pembelajaran sastra dari pemahaman kognitif menjadi pencapaian kompetensi apresiatif

yang menunjang pendidikan karakter. Adapun karakter yang dituju adalah penciri bangsa

Timur yang ramah, santun dan suka bergotong royong. Dengan harapan itulah usulan ini

disusun, semoga melalui penelitian ini model inovatif pembelajaran sastra yang akan

ditemukan mampu mengantarkan siswa mencapai kompetensinya dalam bersastra, dan

menjadi siswa yang berkarakter. Untuk itu, melalui penelitian hibah bersaing ini

ditargetkan ada temuan inovatif dalam pembelajaran sastra yakni model pembelajaran

sastra berbasis bahan ajar dengan media film, yang diwujudkan dalam modul yang berupa

buku siswa, dan buku guru, yang valid, efektif dan praktis.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Menulis

Argumentasi Siswa SMA melalui Dukungan ICT’’ oleh Ahmad Syaifudin, tahun 2012.

Penelitian itu menemukan bahwa penerapan model pembelajaran dengan dukungan ICT

efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis argumentasi (http://journal.

unnes.ac.id/sju/ index.php/seloka).

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

10

Penelitian lainnya, berjudul ‘‘Penggunaan Film Bisu dengan Teknik Dubbing untuk

Meningkatkan Kemampuan Menyampaikan Dialog dalam Drama Siswa Kelas XI IPA di SMA

Negeri 2 Jepara’’ oleh I Putu Ari Utama Irawan, I Nyoman Sudiana, I Wayan Wendra, tahun

2014. Penelitian itu menemukan bahwa siswa memberikan respons positif terhadap

penggunaan film bisu dengan teknik dubbing. Berdasarkan itu, guru disarankan

menggunakan media berupa film bisu dengan teknik dubbing untuk pelajaran yang

menuntut keterampilan (http://jurnal.fkip. uns.ac.id/index php/tp /article/ view/3662).

Penelian lainnya berjudul “Pemanfaatan Media Video Kehidupan Sosial Orang

Pinggiran untuk Menstimulisasi Pengembangan Ide Cerita dalam Menulis Cerpen pada

Kelas VII E SMPN 18 Malang” oleh Ridwan Saidi, tahun 2015, Penelitian itu menemukan

bahwa media video bermanfaat bagi peningkatan kesadaran sosial dan pengembangan ide

anak dalam masa perkembvangan (http://e_journal.umm.ac.id/index .php/jps/article/

view/1964).

Ketiga penelitian tersebut memberikan informasi bahwa media berbasis teknologi

audiovisual seperti film, video, dan sebagainya, efektif diterapkan dalam pembelajaran.

Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa media film dengan content sastra dapat

dimanfaatkan dalam pembelajaran sastra yang inovatif.

2.2 Pembelajaran Sastra di SMA Berbasis Media Film

2.2.1 Bahan Ajar Sastra untuk Usia Remaja (Adolesen)

Pembelajaran merupakan proses interaksi komunikasi antara pengajar dan

pembelajar sebagai komponen utamanya. Menurut Bruner (dalam Sudjana, 1991:137),

dalam pembelajaran, peserta didik melakukan proses belajar, yaitu mengalami, dan

menemukan pengetahuan baru melalui transformasi dan pengkajian pengetahuan.

Menurut Brown (2001:165), dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi interaktif, bagi

pertukaran pemikiran dan perasaan, antara dua orang atau lebih yang menghasilkan

pengaruh bagi keduanya.

Sange (dalam Joyoatmojo, 2003:9), menyampaikan bahwa setiap individu yang ingin

memiliki keunggulan pribadi, perlu belajar. Proses itu dilalui dengan merefleksi

pengalaman dan mentransformasikan menjadi pengetahuan yang bermanfaat. Dalam

belajar, terjadi perubahan menuju lebih baik demi peningkatan kapabilitas dan rasa

percaya dirinya. Dalam konteks ini, belajar dipandang sebagai proses sosial, karena

kemampuan belajar seseorang ditentukan oleh kualitas dan sikap keterbukaannya dalam

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

11

kerjasama. Proses pembelajaran itu dapat berlangsung jika terdapat tujuan, pembelajar,

pengajar, metode, alat bantú, dan penilaian (Djojosubroto (2005:64).

Menurut Bloom (1977:1), tujuan pembelajaran meliputi tiga ranah, yaitu kognitif,

psikomotor, dan afektif, dan menurut Gagne (1979:49), ada lima macam, yaitu

kemampuan intelektual, memecahkan masalah, keterampilan gerak otot, sikap, dan

informasi. Sementara itu, Moody (1971:91), membaginya menjadi empat macam, yaitu

informasi, konsep, perspektif, dan apresiasi. Dari ketiga rumusan tersebut, menurut

Waluyo (2003:171), yang sering dirujuk dalam pembelajaran sastra adalah rumusan dari

Moody. Menurut Moody (1971:91) tujuan pembelajaran sastra adalah untuk: (1)

membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3)

mengembangkan daya cipta dan rasa, dan (4) menunjang pembentukan watak terpuji.

Sementara itu kurikulum menegaskan bahwa tujuan dari pembelajaran sastra adalah

mempersiapkan siswa untuk tumbuh menjadi manusia berbudaya, dan berkarakter,

sehingga bermanfaat bagi kehidupannya.

Menurut Piaget (dalam Sunarto & Hartono, 2002:25), pada usia SMA anak berada

pada tingkat perkembangan operasional yang mampu memperkirakan apa saja yang

mungkin terjadi. Siswa mampu menggeneralisasikan permasalahan, berpikir abstrak, dan

memberikan keputusan yang bersangkutan dengan moral (Elkins,1976:4). Pada masa itu

perkembangan kognitif siswa mencapai tingkat yang sempurna bila ditunjang

perkembangan kognitif lain, seperti kematangan, pengalaman fisik, dan interaksi sosial.

Sesuai karakteristis itu, Sayuti (1994:21), menyampaikan bahwa ragam sastra yang dapat

disajikan sebagai bahan ajar di SMA dapat berupa apa saja. Namun mengingat masa

adolesen ditandai dengan kecenderungan perilaku mandiri, idealis, dan moralis, maka

tema yang menarik adalah kepahlawanan, percintaan, persaudaraan, dan keagamaan.

Dikemukakan oleh Lazar (2002:52), bahwa dalam memilih bahan ajar

sastra untuk remaja, perlu mempertimbangkan kemampuan siswa dalam memahami teks

sastra, dan pengalaman belajar yang menyertainya untuk menunjang keterampilannya

dalam bersastra. Selain itu, menurut Moody (dalam Rohmadi, 2005:8), perlu melihat

kesesuaian dan kepantasan bahasa (dalam teks sastra) yang akan diajarkan dengan

perkembangan psikologis dan latar belakang sosial budaya siswa.

2.2.2 Film sebagai Media Pembelajaran

Bovee (1997:3), menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah alat yang berfungsi

untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pesan mudah ditangkap siswa bila

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

12

disampaikan melalui bantuan sarana penyampai pesan atau media. Menurut Hubbard

(1983:38), media pembelajaran yang baik mampu meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar, dan membantu siswa berperan aktif selama pembelajaran.

Media yang kini digemari siswa adalah media berbasis komputer. Menurut Lee

(1996:49), komputer dapat membantu siswa memperoleh materi otentik, dan termotivasi

untuk kreatif belajar dalam suasana menyenangkan. Menurut Mulyasa (2002:73-

76), penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran dapat mendorong peningkatan

kesadaran sistem sosial dan belajar (social awareness & learning awareness). Secara

fungsional penggunannya juga membuat lembaga lebih efektif dalam menyelenggarakan

pendidikan, dan meningkatkan citranya sebagai lembaga yang tanggap tuntutan zaman.

Agar penerapan teknologi multimedia tersebut lebih efektif, rancangan program

harus disesuaikan agar (1) mudah navigasinya, (2) sesuai dengan kebutuhan siswa dalam

belajar, (3) tampilannya artistik, dan estetik, agar menarik minat siswa, dan (4) bersifat

fungsional, sesuai rencana guru dan keinginan siswa serta menunjang pencapaian tujuan

sesuai tuntutan kurikulum.

2.2.3 Hasil Belajar Sastra

Kurikulum menuntut pembelajaran sastra yang apresiatif, agar wawasan dan

kepekaan perasaan siswa dapat dikembangkan, sehingga siswa memiliki rasa cinta

terhadap sastra, dan sampai pada kesadaran yang lebih baik terhadap diri dan masyarakat

sekitarnya. Apresiasi sastra dapat diartikan sebagai kegiatan mengenali, memahami, dan

menikmati pengalaman dan bahasa dalam sastra. Langkah-langkah dalam apresiasi sastra

menurut Sayuti (2000:5), adalah: (1) interpretasi atau penafsiran, yaitu upaya memahami

karya sastra dengan memberi tafsiran berdasarkan sifat karya itu; (2) analisis, yaitu

penguraian karya sastra atas bagian atau normanya; dan (3) penilaian, yaitu menentukan

kadar keberhasilan atau keindahan karya sastra yang diapresiasi.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang saat ini diberlakukan,

hasil belajar sastra diharapkan terwujud dalam bentuk kompetensi siswa dalam bersastra.

Menurut Finch & Crunkilton (dalam Mulyasa, 2002:38), kompetensi adalah kemampuan

penguasaan tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi untuk menunjang keberhasilan,

terkait dengan berbagai ranah kehidupan, termasuk dalam dunia kerja maupun konteks

sosial. Menurut Richards (dalam Nurhadi, 2013), istilah kompetensi mengacu pada

perilaku yang dapat diamati untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari dengan berhasil.

Istilah itu didasarkan pada model rancangan kurikulum yang memperhatikan faktor

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

13

efisiensi ekonomi dan sosial yang memberikan kemampuan kepada siswa untuk dapat

berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.

Dalam kurikulum 2006, istilah kompetensi dimaknai dengan perpaduan antara

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diharapkan dapat direfleksikan oleh siswa

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga siswa mampu menemukan jati dirinya,

bersikap, dan berbuat sesuatu yang bermanfaat demi menunjang keberhasilan hidupnya di

tengah masyarakat. Mengacu batasan tersebut, dapat dikatakan bahwa kompetensi siswa

merupakan tolok ukur dalam menentukan kualitas daya saing lulusan dari setiap lembaga

pendidikan untuk berkiprah dalam dunia kerja dan hidup berkualitas di tengah

masyarakat.

Menurut Suryaman dan Nuradi (2005:15), kompetensi bersastra yang perlu dicapai

siswa dalam proses pembelajaran sastra meliputi (1) kompetensi apresiasi, (2) kompetensi

ekspresi, dan (3) kompetensi kreasi. Kompetensi tersebut diharapkan terwujud dalam

kegemaran siswa mengapresiasi karya sastra. Sementara itu, kompetensi yang diperlukan

guru sastra di SMA antara lain: (1) mampu mengekspresikan konteks historis sastra, (2)

menghubungkan sastra dengan budaya, (3) menganalisis sastra (4) mengapresiasi

perspektif multikultural serta isu global sastra remaja, dan (5) mengapresiasi sastra

remaja. Selain itu menurut Lazar (2002:55), guru sastra di SMA juga perlu memahami

berbagai genre sastra yang berbeda, seperti misteri (horror), fiksi sejarah, ilmiah, dan

multikultural.

2.3 Pendidikan Karakter

Karakter adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan orang lain. Membentuk karakter tentu tidak semudah

memberi nasihat, tetapi memerlukan proses pendidikan karakter, yaitu keseluruhan

proses pembentukan kepribadian melalui pemahaman tentang nilai, dilanjutkan dengan

penanaman nilai-nilai yang telah dipahami melalui pembiasaan, pengulangan, dan

pembudayaan, agar tercermin dalam sikap dan perilaku kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter merupakan proses perkembangan yang melibatkan

pengetahuan, perasaan, dan tindakan, secara koheren dan komprehensif. Oleh karena itu

perlu melibatkan berbagai komponen, yaitu: (1) masyarakatpemegang konsensus tata

krama. (2) pemangku kepentingan,(3) kurikulum terpadu, moral dan etikamenjadi bagian

dalam proses pendidikan, (4) model, dan(5) keterlibatan peserta didik,dalamkegiatan

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

14

positif.Dengan perhatian khusus serta komitmen dari semua komponen niscaya

pendidikan karakter terlaksana dengan baik.

2.4 Peta Jalan Kegiatan Penelitian (Road Map)

Dari studi pendahuluan yang dilakukan, cukup banyak penelitian mengenai

pembelajaran sastra di sekolah. Misalnya saja, pembelajaran melalui metode inovatif

berbasis pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dalam hal ini

penelitian banyak ditekankan pada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas melalui

Penelitian Tindakan kelas (PTK), seperti yang telah dijelaskan di atas. Masih belum

banyak ditemukan penelitan yang bertujuan mencari model inovatif pembelajaran sastra

dengan memanfaatkan media film melalui studi evaluasi.

Berdasarkan temuan dalam penelian yang telah dilakukan sebelumnya, dan

berdasarkan survey pendahuluan di lapangan, maka penelitian ini dirancang untuk

dilakukan selama dua tahun. Tahun I menyusun bahan ajar berbasis media film yang

berkontribusi terhadap pendidikan karakter. Adapun film yang dimaksud adalah yang

dibuat berdasarkan karya sastra (novel), seperti “Laskar Pelangi”, “Ketika Cinta Bertasbih”,

“Ayat-Ayat Cinta”, “Ronggeng Dukuh Paruk”, “Sang Pemimpi” dan lain-lainnya. Melalui

film siswa dapat memahami nilai-nilai kehidupan tanpa ada tekanan, dan dapat dilakukan

dengan perasaan senang. Penelitian tahun II dilakukan untuk merancang pengembangan

perangkat pembelajaran sastra Berbasis media film yang berkontribusi terhadap

Pendidikan Karakter. Setelah itu, dilakukan uji coba terhadap model inovatif yang

disusun. Uji coba dilakukan untuk melihat validitas, efektivitas dan kepraktisan model

yang disusun dalam penerapannya di lapangan. Road mappenelitian ini divisualisasikan

dalam bentuk fishbone berikut.

PA; PM PR UC

KA 2016 2017 2018 PM (BS,LKS,BG)

R; V/R VP; AH

KA :Kondisi awal PR: Persiapan PM: Prototipe Model PA: Pengkajian awal Model Pembel UC: Uji Coba BS: Buku Siswa PM: Perancangan model Pembel VP: Validasi Pakar LKS: Lembar Kerja Siswa

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

15

R: Realisasi Model Pembel AH: Analisis Hasil Uji Coba BG: Buku Pegangan Guru RV : Revisi. Model

PengkajianAwal

RPP, Silabus, Bukusiswa, Bukuguru

Penelitia

n

Relevan

2015

2015

2016

Kondisi

Awal

Realisas

Model

Perancang

Model

meliputi:

- Silabus

- RPP

- Buku Siswa

- Buku Guru

Revisi Model

melalui:

- FGD

- Konsultasi Pakar

(Silabus, RPP,

buku siswa, buku

guru)

Validasi

PakarUjicoba

dan

Analisis

2016

2017

Peta Jalan Penelitian

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran

sastra inovatifberbasis media film yang berkotribusi terhadap pendidikan karakter. Secara

khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.1.1 Menyusun dan mengembangkan modul bahan ajar sastra di SMA berbasis media film

yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum

sehingga dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Modul tersebut

memuat buku siswa, lembar kerja siswa (LKS), buku pegangan guru yang valid, praktis

dan efektif.

3.1.2 Mengujicobakan modul bahan ajar SMA yang disusun dan dikembangkan untuk

mengetahui validitasnya, keefektifannya, dan kepraktisannya. Uji coba akan dilakukan

hingga diperoleh modul bahan ajar sastra berbasis media film yang berkontribusi

terhadap pendidikan karakter yang memenuhi kriteria valid, efektif, dan praktis.

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

16

3.1.3 Meningkatkan aktifitas, kreatifitas, dan prestasi belajar bahasa (dan sastra) Indonesia

siswa SMA di Kabupaten Sukoharjo melalui penerapan pembelajaran sastra berbasis

media film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter.

3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan manfaat

praktis sebagai berikut.

3.2.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan khususnya tentang bahan ajar dan media pembelajaran sastra yang efektif.

Selain itu, juga dapat menjadi dasar bagi penelitian semacam lebih lanjut.

3.2.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini akan diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam hal

berikut. (1) Pengembangan bahan ajar sastra berbasis media film. (2) Peningkatan

kualitas pembelajaran sastra melalui media film. (3) Pendidikan karakter siswa melalui

pembelajaran sastra berbasis media film.

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan. Objek yang dikembangkan

adalah model inovatif pembelajaran sastra berbasis bahan ajar dengan media film yang

berkontribusi terhadap pendidikan karakter, yang valid, praktis dan efektif. Fokus penelitian ini

adalah pengembangan model pembelajaran. Rancangan penelitian pengembangan yang

digunakan mengikuti model rancangan pengembangan Plomp (1997) meliputi tahap

pengkajian awal, tahap perancangan, tahap realisasi/konstruksi dan tahap tes, evaluasi, dan

revisi. Pada tahap tes, evaluasi, dan revisi dapat terjadi pengulangan, sehingga diperoleh

prototipe yang memenuhi persyaratan valid, praktis dan efektif. Untuk keperluan perancangan

model pembelajaran sastra, prototipe yang telah disusun dan dikembangkan diujicobakan

kepada subjek penelitian, yaitu siswa SMA Negeri 3 Sukoharjo (sekolah di kota) dan SMA

Nguter Sukoharjo (sekolah di pinggiran).

Secara umum rancangan penelitian pengembangan sampai memperoleh prototipe

final meliputi tahap pengkajian awal, tahap perencanaan, tahap validasi dan revisi serta tes,

evaluasi, revisi. valid, praktis dan efektif. Prototipe 1, 2, 3, dan selanjutnya merupakan suatu

kesinambungan. Maksudnya, masing-masing ptototipe yang lebih kemudian adalah perbaikan

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

17

dari prototipe sebelumnya. Demikian penelitian akan terus dilakukan sampai mendapatkan

prototipe final, yaitu model inovatif pembelajaran sastra dengan bahan ajar berbasis media

film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter.

4.2 Penelitian Tahun I

Kegiatan pada tahun I penenelitian meliputi perancangan model yang dilakukan

melalui 4 tahap yaitu: pengkajian awal, perancangan, realisasi (konstruksi), validasi dan revisi.

Dengan jabaran sebagai berikut.

4.2.1 Tahap pengkajian awal.

Tahap ini merupakan langkah awal dengan mengamati kondisi faktual di lapangan.

Mengkaji teori belajar dan metode pembelajaran, serta mengkaji tentang proses

pembentukan karakter.

4.2.2 Tahap perancangan.

Tahap ini meliputi tahapan perancangan model pembelajaran, perancangan perangkat

pembelajaran, dan instrumen. Pada tahapan ini dirancang petunjuk penggunaan model

pembelajaran sastra berbasis media film yang berkontribusi terhadap pendidikan

karakter, dan mengorganisasi materi yang disesuaikan dengan perangkat pembelajaran.

4.2.3 Tahap realisasi.

Tahap ini dilakukan penetapan komponen model, meliputi sintaks, sistem sosial, sistem

pendukung, dampak instruksionaldan dampak pengiring. Perangkat model meliputi

rencana pembelajaran, buku siswa, lembar kerja siswa dan buku pegangan guru.

4.2.4 Tahap validasi dan revisi

Pada tahap ini dilakukan validasi dengan meminta pertimbangan kepada ahli pengajaran

sastra dan praktisi di lapangan. Hasil dari tahap ini apabila sudah valid, disebut

prototipe-1. Jika model sudah valid dan layak tanpa revisi, dilanjutkan dengan uji coba di

lapangan. Revisi dari hasil ujicoba selanjutnya disebut sebagai prototipe-2. Demikian

selanjutnya untuk dilakukan uji coba kembali di lapangan sampai mendapatkan model

yang diinginkan

4.3 Luaran Penelitian

Luaran penelitian tahun I ini adalah: (1) Model Pembelajaran Sastra Berbasis Media

Film yang Berkontribusi terhadap Pendidikan Karakter. (2) Modul bahan ajar untuk model

Pembelajaran Sastra Berbasis Media Film yang Berkontribusi terhadap Pendidikan Karakter,

meliputi buku siswa,dan buku guru untuk satu pokok bahasan.

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

18

4.4 Data dan Sumber Data

Penelitian untuk mengembangkan model pembelajaran sastra berbasis bahan ajar

dengan media film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter yang memenuhi syarat

valid, praktis dan efektif ini diperlukan data dan sumber data berikut.

4.4.1 Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah semua informasi yang berkaitan dengan (1) model

pembelajaran sastra inovatif; (2) modul bahan ajar sastra berbasis media film, yang

praktis, valid, dan sfektif; (3) pendidikan karakter.

4.4.2 Sumber Data Penelitian

(1) Untuk menyusun modul bahan ajar sastra diperlukan sumber data Kurikulum 2013

untuk SMA, silabus mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMA, dan buku-buku

serta artikel dan berbagai dokumen dan referensi yang berkaitan dengan

pembelajaran satra dan pendidikan karakter.

(2) Untuk mengetahui validitas konstruksi dari modul yang disusun diperlukan sumber

data pakar pengajaran sastra dan praktisi di lapangan untuk memberikan penilaian

terhadap modul yang disusun, meliputi buku siswa dan buku guru untuk satu pokok

bahasan.

(3) Untuk mengetahui kepraktisan modul yang disusun, diperlukan sumber data pakar

pembelajaran sastra dan guru yang melaksanakan pembelajaran untuk memberikan

(1) pernyataan tentang dapat atau tidaknya model yang disusun diterapkan dalam

pembelajaran sastra di SMA; (2) data hasil pelaksanaan pembelajaran di kelas

dengan model yang disusun.

(4) Untuk mengetahui keefektipan modul yang disusun, maka diperlukan sumber data

siswa untuk dilihat aktivitas dan respon siswa selama proses pembelajaran, dan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan menanamkan atau

membentuk karakter kepribadian siswa.

4.5 Teknik Analisis Data

Analisis data kevalidan, kepraktisan dan keefektipan Modul bahan ajar sastra berbasis

media Film yang Berkontribusi terhadap Pendidikan Karakter, dilakukan dengan teknik

berikut.

4.5.1 Analisis Kevalidan Model

Analisis dilakukan dengan cara mencari rata-rata dari penilaian validator. Skor rata-rata

(V) dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori validitas model sebagai berikut.

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

19

V < 1,5 berarti tidak valid

1,5 V < 2,5 berarti kurang valid

2,5 V < 3,5 berarti cukup valid

3,5 V < 4,5 berarti valid

4,5 V berarti sangat valid

4.5.2 Analisis Kepraktisan Model melalui Kelayakan dan Keterlaksanaan

Analisis kelayakan dilakukan dengan cara mencari rata-rata dari penilaian validator. Skor

rata-rata (L) dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori kelayakan penerapan

model yang disusun berikut.

Analisis keterlaksanan dilakukan dengan cara mencari rata-rata dari observer yang

mengamati proses pembelajaran di kelas. Skor rata-rata (T) dikonfirmasikan dengan

interval penentuan kategori keterlaksanaan penerapan model yang disusun, dengan

criteria sebagai berikut.

T < 1,5 berarti tidak ada yang terlaksana

1,5 T < 2,5 berarti sebagian kecil terlaksana

2,5 T < 3,5 berarti sekitar separuh terlaksana

3,5 T < 4,5 berarti sebagian besar terlaksana

4,5 T berarti seluruhnya terlaksana

4.5.3 Analisis Keefektifan Model

Analisis keefektipan model meliputi analisis hasil belajar siswa, aktifitas siswa, respon

siswa, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Analisis hasil belajar siswa

diperoleh dari evaluasi hasil belajar (tes), pengerjaan tugas. Ketuntasan belajar dilihat

dari ketuntasan individu dan klasikal. Ketuntasan individu apabila siswa

memperoleh skor minimal 6. Ketuntasan klasikal tercapai kalau siswa yang memperoleh

ketuntasan belajar individu minimal 80% dari banyaknya siswa. Analisis aktifitas siswa

diperoleh dari pengamatan dalam mengikuti pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh

L < 1,5 berarti sangat tidak layak

1,5 L < 2,5 berarti kurang layak

2,5 L < 3,5 berarti cukup layak

3,5 L < 4,5 berarti layak

4,5 L berarti sangat layak

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

20

pengamat yang ditentukan. Analisis dilakukan terhadap frequensi rata-rata dari hasil

pengamatan oleh pengamat. Analisis respon siswa dilakukan dengan menentukan

respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran denagan model yang disusun. Model

dikatakan efektif jika siswa yang merespon posistip minimal 80 % dari jumlah siswa yang

ada. Analisis kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dilakukan dengan

mencari rata-rata dari observer yang mengamati proses pembelajaran. Skor rata-rata (K)

dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori keterlaksanaan penerapan model

yang disusun, sebagai berikut.

K < 1,5 berarti sangat rendah

1,5 K < 2,5 berarti rendah

2,5 K < 3,5 berarti sedang

3,5 K < 4,5 berarti tinggi

4,5 K berarti sangat tinggi

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI TAHUN PERTAMA

5.1 Hasil Penelitian yang berupa Perangkat Pembelajaran

5.1.1 Silabus

Sebelum menyusun modul bahan ajar sastra berbasis media film, dilakukan

pengembangan silabus untuk kelas XI yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 pada

bidang studi bahasa Indonesia untuk SMA. Tampilan silabus dalam kurikulum 2013 untuk SMA

seperti tertera di bawah ini.

Nama Sekolah : SMA N 1 Veteran Sukoharjo Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Semester :1 (Satu) Alokasi Waktu : 22 X 30 Menit

Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KOMPETENSI

INTI

KOMPETENSI

DASAR MATERI INDIKATOR PENGALAMAN

BELAJAR

ALOKASI

WAKTU

SUMBER PENILAIAN

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

21

5.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tugas guru sebelum mengajar adalah membuat perencanan pembelajaran.

Administrasi pembelajaran yang dibuat sebelum mengajar adalah RPP. Komponen RPP

meliputi hal-hal berikut.

(1) Identitas mata pelajaran terdiri dari: satuan pendidikan, kelas, semester, program

studi, mata pelajaran dan jumlah pertemuan.

(2) Kompetensi Inti, yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata

pelajaran.

(3) Kompetensi Dasar, yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik

dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran.

(4) Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang

menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan

diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

(5) Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

(6) Materi ajar, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian

kompetensi.

(7) Alokasi waktu, ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan

beban belajar.

(8) Metode pembelajaran, digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari

setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

(9) Kegiatan pembelajaran, untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus

dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya,

langkah-langkah kegiatan.

(10) memuat unsur kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Kegiatan inti

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

22

terdiri atas, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(11) Penilaian hasil belajar, prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil

belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu

kepada Standar Penilaian.

(12) Sumber belajar, penentuan sumber belajar didasarkan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)merupakan dokumen administrasi guru yang

dibuat sebelum mengajar. RPP berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran

di lapangan. Adapun bentuk RPP secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran 2.

5.1.3 Buku Siswa

Buku siswa adalah modul bahan ajar yang disusun untuk membantu siswa dalam

belajar. Lembar kerja siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang disusun melalui

penelitian ini mencakup 2 kegiatan yaitu kegiatan 1 meliputi pembangunan konteks dan

pemodelan keterkaitan film Tanah Surga Katanya dan Laskar Pelangi. Untuk dapat lebih

memahami masing-masing kegiatan, diuraikan 5 tugas yang harus diselesaikan oleh siswa.

Kelima tugas tersebut terdiri dari soal-soal latihan yang berbentuk uraian panjang dan uraian

singkat. Soal dengan jawaban uraian panjang terdapat pada tugas 2, 3 dan 4. Sedangkan soal

dengan jawaban uraian pendek terdapat pada tugas 1 dan 5.

Buku siswa ini merupakan buku pegangan untuk siswa. Pada buku siswa ini di

dalamnya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

(1) Ringkasan materi pelajaran untuk topik yang dipelajari;

(2) Soal-soal latihan

(3) Tugas-tugas untuk siswa sebagai pendalaman materi

(4) Kegiatan pengayaan terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru dalam kelas.

Adapun bentuk lengkap buku siswa dapat dilihat dalam lampiran 3

5.1.4 Buku Guru

Buku guru merupakan buku petunjuk untuk guru sebagai patokan dalam proses

belajar mengajar. Buku guru berisi tentang petunjuk umum dan petunjuk khusus. Petunjuk

umum di dalamnya memuat materi, metode, dan evaluasi. Sementara itu petunjuk khusus

memuat kriteria penilaian hasil tugas siswa rekaman kegiatan siswa. Dalam petunjuk umum

diuraikan pendahuluan, konsep materi dan penilaian. Adapun dalam petunjuk khusus

Page 23: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

23

diuraikan tentang pembangunan konteks dan pemodelan teks yang didalamnya mencakup

kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Dalam petunjuk khusus

juga diuraikan mengenai bentuk penilaian yang diterapkan. Selain itu, dalam buku guru juga

terdapat informasi tentang silabus dan RPP. Silabus merupakan program pembelajaran yang

akan dijadikan dasar dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus

disusun berdasarkan pedoman yang memuat informasi tentang: nama sekolah, mata

pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu dan standart kompetensi.

Buku Guru merupakan buku pegangan guru, yang dapat digunakan sebagai pedoman

bagi guru selama proses pembelajaran. Dalam buku guru terdapat beberapa bagian, sebagai

berikut.

(1) Petunjuk umum, di dalamnya terdapat uraian tentang metode pembelajaran, metode

penilaian, dan evaluasi.

(2) Petunjuk khusus , di dalamnya diuraiak secara terperinci langkah-langkah

pembelajaran, baik yang perlu dilakukan oleh guru maupun siswa.

(3) Kriteria penilaian, meliputi kriteria penilaian hasil tugas siswa.

(4) Teknik Merekam kegiatan siswa.

Adapun Isi buku guru secara lengkap terlihat dalam lampiran 4.

5.2 Luaran Penelitian

Luaran penelitian yang dicapai pada tahun I adalah sebagai berikut.

(1) Tersusunnya perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi: (1) Silabus mata

pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI; dan (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas XI . Silabus dan RPP yang

dimaksud telah disusun bersama-sama dengan guru bahasa Indonesia kelas XI dan

dalam pengawasan Kepala Sekolah tempat penelitian di lakukan. Silabus yang disusun

tersebut telah disesuaikan dengan petunjuk dalam Kurikulum 2013, baik format

maupun cakupan materinya.

(2) Tersusunnya modul bahan ajar sastra berbasis media film yang brkontribusi terhadap

pendidikan karakter. Modul yang dimaksud adalah untuk pembelajaran sastra dalam

satu pokok bahasan. Berdasarkan silabus ditetapkan SK dan KD yang dipilih sesuai

dengan tujuan penelitian, lalu disusun Buku guru, dan Buku Siswa.

(3) Disampaikan makalah tentang bahan ajar sastra ini dalam seminar nasional dengan

nama kegiatan “Konferensi Internasional Kesusasteraan oleh Himpunan Sarjana

Kesusasteraan Indonesia (KIK-HISKI) di Universitas Negeri Yogyakarta pada 13-15

Page 24: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

24

Oktober 2016.

(4) Diterbitkan makalah yang telah dipresentasikan dalam buku proseding yang ber ISBN

(5) Terkirimnya (submid) artikel untuk jurnal terakrediatasi, pada Jurnal bahasa dan

sastra yang diterbitkan oleh FBS UNY.

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

6.1 Rencana Penelitian Tahun II

Penelitian tahun II direncanakan untuk mengembangan perangkat pembelajaran

sastra Berbasis media film yang Berkontribusi terhadap Pendidikan Karakter, yang terdiri dari

Rencana Pembelajaran (RPP), dan modul buku ajar, meliputi buku siswa dan buku guru.

Setelah perangkat pembelajaran dikembangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan

validasi dengan melaksanakan uji coba di lapangan untuk (1) menguji kevalidan, kepraktisan

dan keefektifan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

dikembangkan tersebut, (2) melihat keaktifan siswa dalam pembelajaran dan (3) melihat

prestasi/capaian hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

perangkat modul pembelajaran inovatif yang disusun.

6.1.1 Tahapan Penelitian Tahun ke II

Penelitian pada tahun II direncanakan untuk dilakukan dalam empat tahap yaitu

tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan.

(1) Tahap Persiapan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengembangkan

perangkat pembelajaran, dan validasi serta revisi perangkat pembelajaran.

(2) Tahap Pelaksanaan. Pada tahap ini kegitan yang dilakukan adalah melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran sastra berbasis media film,

observasi dan refleksi hingga diperoleh perangkat yang valid, praktis dan efektif.

(3) Tahap Analisis Data. Pada tahap ini kegitan yang dilakukan adalah menganalisis data yang

diperoleh dari tahap pelaksanaan. Model analisis data yang digunakan tahun II, sama

dengan tahun I. Namun ada perbedaan dalam jangkauan keluasan bahan/materi yang

diampaikan dalam pembelajaran.

(4) Tahap Penulisan Laporan. Pada tahap ini kegitan yang dilakukan adalah mendeskripsikan

proses dan hasil penelitian mulai dari tahap persiapan sampai pada tahap hasil analisis

data hingga diperoleh simpulan.

6.1.2 Luaran Penelitian Tahun ke II

Luaran penelitian tahun II ini adalah

Page 25: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

25

(1) Model Pembelajaran Sastra Berbasis Media Film yang Berkontribusi terhadap Pendidikan

Karakter.

(2) Modul perangkat pembelajaran yang terdiri RPP, buku siswa, dan buku guru untuk satu

pokok bahasan yang valid, praktis, dan efektif yang diperoleh melalui uji coba di lapangan.

(3) Artikel tentang model pembelajaran sastra inovatif berbasis media film dalam jurnal

nasional terakrediatasi.

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari keseluruhan laporan yang telah disusun dapat disampaikan simpulan dan saran

sebagai berikut.

1. Modul bahan ajar sastra yang disusun serta perangkat pembelajarannya meliputi silabus,

RPP, buku siswa, dan buku guru masih perlu direvisi untuk perbaikan dan penyempurnaan

serta penyesuaian dengan kondisi di lapangan dan masukan dari para pakar pengajaran

sastra dan praktisi di lapangan.

2. Mengingat bahwa penelitian ini berkaitan dengan pembelajaran, maka informasi

keberlanjutan perlu di sesuaikan dengan waktu yang tersedia di lapangan, sesuai dengan

alokasi waktu yang tersedia di sekolah.

3. Mengingat bahwa bahan ajar sastra yang disusun hanya untuk satu pokok bahasan saja,

maka sangat baik dan lebih sempurna jika dikembangkan untuk seluruh materi dalam satu

semester, sehingga dapat lebih bemanfat bagi siswa dan guru khususnya dalam

pembelajaran sastra di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. 1979. The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition. New York: Oxford University Press.

Bloom, Benyamin S. 1977. Taxonomy of Educational Objectives.Vol.I Cognitive Domain. New York: Longman

Brown.H.D. 2001.Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. (2 nded.). New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Djojosuroto, Kinayati 2005. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran, Gestal, Strukrural, Strukturalisme Genetik, Semiotik, Resepsi Sastra, Analisis Wacana. Bandung: Nuansa.

Ekins, Deborah. 1976. Teaching Literature. Ohio: Charles Merrill & Publishing Co. Gagne, Robert M.dan Leslie J. Briggs. 1979. Principles of Instructional Design. New York: Holt,

Rinehart and Winston. Harimansyah, Ganjar. Marliana, Lina. dan Widodo, Edi Rakhmat. 2014. “Uji Kompetensi Guru

Bidang Sastra di SMA Perlu atau Tidak?” Makalah dalam Konferensi Internasional Himpunan Sarjana Kesusasteraan (HISKI) di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Hubbard, Peter. 1983. A Training Course for TEFL, Oxford University Press: Oxford. Irawan, I Putu Ari Utama, I Nyoman Sudiana, I Wayan Wendra 2014.‘‘Penggunaan Film Bisu

dengan Teknik Dubbing untuk Meningkatkan Kemampuan Menyampaikan Dialog dalam

Page 26: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

26

Drama Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Jepara’’ http://jurnal. fkip.uns.ac.id/i ndex.php/tp/article/view/3662) (Diakses 21 April 2015).

Joyoatmojo, Soetarno. 2003. Pembelajaran Efektif: Upaya Peningkatan Kualitas Lulusan Menuju Penyediaan Sumber Daya Insani yang Unggul. Pidato Pengukuhan Guru Besar FKIP Universitas Sebelas Maret. Surakarta: INS Press.

Lazar, Gillian. 1993. Literature and Language Teaching, Answer Guide Teachers and Trainers.United Kingdom: Cambridge University Press.

Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. Beverly Hills: Sage Publication.

Moody, H.L.B. 1971. Theaching of Literature. London: Longman. Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasinya.

Bandung: Rosda. Nugrahani, Farida. 2009. “Sastra Adolesen: Konsep Pembelajarannya di Sekolah” Dalam

Proseding Panorama Pengkajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya. Surakarta: PPs dan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Surakarta

-------. 2010. ”Bahan Ajar Sastra dan Pengajarannya yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004”. Laporan Penelitian LPPM Univet Bantara.

-------. 2011. ”Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dalam Perspektif KBK (Studi Evaluasi di SMA Surakarta)” Laporan PenelitianLPPM Univet Bantara.

-------.2014.“Laskar Pelangi Novel By Andrea Hirata as Acreative Industry and Educative Media (A Review of Sociologi Literature)”, Makalah Seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia Tenggara (SAKAT) di Dewan Bahasa dan Pustak Berakas Negara Brunai Darussalam, 15-19 Sept 2014

Nurhadi. 2013. “Hakikat Proses Belajar Bahasa”. dalam <http://kompas.com/kompas-cetak/0407/12/didaktika/1140099.htm/> (diakses 12 April 2013)

Popham, James W. 1994. Classroom Assessment. Los Angeles: University of California. Plomp, Tjeerd,1997. Educational and Training System Design . Enschede, The Netherlands:

Univercity of Twente. Rohmadi, Muhammmad. 2005. “Kaderisasi dan Motivasi Menulis dalam Pembelajaran Sastra di

Sekolah/ Kampus”. Makalah dalam Konferensi Internasional Himpunan Sarjana Kesusasteraan (HISKI), 18-21 Agustus 2005 di Swarna Dwipa Palembang.

Saidi, Ridwani. 2015, ‘’Pemanfaatan Media Video Kehidupan Sosial Orang Pinggiran untuk Menstimulisasi Pengembangan Ide Cerita dalam Menulis Cerpen pada Kelas VII E SMPN 18 Malang’’ (http://e- journal.umm .ac.id/index. php/jps/article/view/1964). (Diakses 21 April 2015).

Sarumpaet, Riris K. Toha. 2002. “Bagaimana Sastra Membangun Bangsa” dalam Riris K. Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera.

Satoto, Sudiro. 2006.”Profil dan Profesionalisme Guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang Ideal dalam Perspektif Pergaulan Antarbangsa” dalam Kumpulan Makalah Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Perspektif Pergaulan Antarbangsa PIBSI XXVIII Tanggal 2-4 Juli 2006. Semarang: IKIP PGRI.

Sudjana, Nana. 1991. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sayuti, Suminto A. 2002. “Sastra dalam Perspektif Pembelajaran: Beberapa Catatan”, dalam Riris K. Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera.

Sunarto & Hartono, Agung. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional dan PT Rineka Cipta.

Suryaman, Maman dan Nuradi, Felicia. 2005. Pedoman Review Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Page 27: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

27

Syaefuddin, Ahmad. 2012. ‘’Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa SMA Melalui Dukungan ICT’’ (http://journal. unnes.ac.id/sju/index.php/ seloka). (Diakses 21 April 2015).

Waluyo, Herman J. 2003. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita.

Page 28: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

28

Lampiran-lampiran Lampiran 1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SASTRA BERBASIS MEDIA FILM YANG

MENDUKUNG PENDIDIKAN KARAKTER

Dr. Farida Nugrahani, M.Hum.

PBSI FKIP, MPBI Pascasarjana Univet Bantara Sukoharjo

dan HISKI Komisariat Univet Bantara Sukoharjo

Pos-El: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan bahan ajar sastra dengan

media film yang mendukung pendidikan karakter. (2) mengujicobakan bahan ajar yang

disusun untuk mengetahui validitas, keefektifan, dan kepraktisannya. (3)

mendeskripsikan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam bahan ajar yang disusun.

Penelitian ini mengikuti model rancangan pengembangan Plomp (1997) meliputi (1)

tahap pengkajian awal, (2) tahap perancangan, (3) tahap realisasi (konstruksi), (4) tahap

validasi dan revisi. Dalam keperluan perancangan bahan ajar sastra ini prototipe yang

telah disusun dan dikembangkan diujicobakan kepada subjek penelitian, yaitu siswa

SMA Veteran 1 Sukoharjo. Penelitian dilakukan sampai mendapatkan prototipe final,

yaitu bahan ajar sastra dengan media film yang valid, praktis, dan efektif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa (1) Bahan ajar sastra dengan media film dapat disusun

dalam bentuk perangkat pembelajaran yang terdiri dari buku siswa dan buku guru sesuai

silabus Bahasa Indonesia dalam Kurikulum. (2) Bahan ajar sastra yang disusun bersifat

valid, praktis, dan efektif digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA. (3) Bahan ajar

sastra yang disusun mengandung nilai-nilai karakter yang berkaitan dengan rasa cinta

dan bangga atas lingkungan hidup, serta rasa syukur atas keindahan alam dan seisinya,

dan rasa syukur atas karunia Allah yang diciptakan untuk manusia.

Kata kunci: bahan ajar sastra, media film, pendidikan karakter.

Page 29: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

29

1. PENDAHULUAN

Para pakar pada umumnya sepakat bahwa sastra dapat berperan besar dalam

penanaman nilai-nilai luhur pada siswa, demikian pula sudah banyak hasil penelitian

yang mendukung pendapat tersebut. Namun demikian, masih banyak orang yang

meganggap bahwa membaca dan memahami sastra tidak lebih penting dari

mempelajari teknologi dan hal-hal lain yang bersifat kebendaan. Kemampuan anak

dalam bidang eksakta menjadi lebih utama daripada bidang sosial humaniora, yang

dapat dipelajari melalui sastra. Akibat dari pandangan yang menyesatkan itu, maka

pembelajaran sastra masih terpinggirkan. Guru merupakan pilar utama pendidikan,

karena itu diharapkan guru mampu menumbuhkan minat siswanya untuk mempelajari

sastra, agar penanaman nilai-nilai kehidupan yang mendukung pembentukan karakter

mulia dapat dilakukan.

Sesungguhnya tidaklah mudah mengajarkan sastra di sekolah, karena

menyediakan teks sastra sebagai bahan ajar ke dalam kelas itu bukanlah pekerjaan

mudah. Karena mempelajari sastra berarti membaca teks sastra, memahami isinya,

mengapresiasi keindahan ceritanya, dan menghayati nilai-nilai kehidupan yang

disampaikan pengarang, maka membaca karya sastra dalam pembelajaran sastra

adalahsebuah keniscayaan. Untuk itu, sangatlah diperlukan kreativitas guru dalam

mempersiapkan dan mengembangkan bahan ajar yang menarik, agar pembelajaran

dapat berjalan efektif dan berhasil lebih optimal.

Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa pembelajaran

sastra di Indonesia pada umumnya belum berhasil sesuai tujuan dalam kurikulum.

Keprihatinan terhadap rendahnya mutu pembelajaran sastra di sekolah telah menjadi

topik pembicaraan dalam berbagai forum ilmiah bahasa dan sastra, baik melalui

konggres bahasa, seminar, simposium, workshop, ataupun diklat profesi guru dalam

sertifikasi guru bahasa di seluruh Indonesia (Nugrahani, 2014: 3).

Karya sastra merupakan salah satu bentuk karya seni, yang tentunya memiliki

sifat menarik karena mengandung unsur keindahan. Karena itu menurut Satoto

(2006:423), dalam kondisi bagaimanapun, sudah seharusnya pembelajaran sastra itu

menarik apabila disampaikan dengan benar oleh guru yang profesional, yaitu guru yang

mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

undang-undang, bahwa tugas guru adalah melaksanakan pendidikan dan pembelajaran

Page 30: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

30

yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar tumbuh menjadi

manusia beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Masalahnya, guru sastra di

Indonesia belum semuanya profesional dalam menjalankan tugasnya. Sarumpaet

(2002:xii) menyatakan, bahwa masih banyak guru sastra yang belum mampu

memahami karya sastra yang akan diajarkan kepada siswanya. Demikian pula penelitian

dari Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas (dalam Harimansyah, dkk. 2013:1),

yang menemukan bahwa 61,96% guru SD, SMP, SMA, dan SMK tidak menguasai

materi yang diajarkan. Lebih lanjut, dari berbagai penelitian yang terdahulu juga

diketahui bahwa penyebab utama kegagalan pembelajaran sastra pada umumnya adalah

karena gurunya tidak berkompeten, siswanya kurang berminat, dan fasilitas

pembelajarannya terbatas. Padahal tugas guru dalam proses pembelajaran meliputi

tugas-tugas yang amat peting, dimulai dari menyusun perencanaan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, sampai melakukan evaluasinya. Jika kompetensi guru

rendah, maka tidak akan mampu menjalankan tugas-tugas tersebut dengan baik.

Rendahnya kompetensi guru dalam mengajarkan sastra, pada umumnya tampak

dari cara penyajian materi ajar yang kurang menarik. Para guru belum menyajikan

materi ajar yang sesuai dengan perkembangan mental siswa remaja (adolescent), dan

perkembangan teknologi informasi yang akrab dengan kehidupan siswa, sehingga minat

siswa untuk belajar sastra menjadi berkurang bersastra (Nugrahani, 2011).

Berdasarkan penelitian sebelumnya itulah, maka dipandang penting untuk

dilakukan penelitian tentang pengembangkan bahan ajar sastra yang menarik dalam

pembelajaran sastra yang efektif, valid dan praktis, yang sesuai dengan kemampuan,

kreatifitas, dan perkembangan intelektual siswa, yang mendukung pembentukan

karakter siswa. Melalui bahan ajar sastra yang dimaksud diharapkan siswa dapat

belajar dengan aktif dan kreatif serta dengan perasaan senang (enjoy) dan berhasil

sesuai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum yang diberlakukan.

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar sastra inovatif yang

diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah baru yang bermakna penting bagi

pengajaran sastra yang efektif, juga bermakna bagi pengambil kebijakan, serta semua

pihak yang peduli terhadap pendidikan dan lingkungan. Selanjutnya, melalui hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam mengubah orientasi

Page 31: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

31

pembelajaran sastra dari pemahaman kognitif menjadi pencapaian kompetensi apresiatif

yang menunjang pendidikan karakter. Adapun karakter yang dituju adalah karakter

mulia, seperti santun dan suka bergotong royong, yang dilandasi rasa cinta dan bangga

atas lingkungan dan segala ciptaan Allah yang dikaruniakan kepada manusia.

Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan dapat

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), sehingga dapat memberikan

urgensi praktis dalam hal-hal berikut. (1) Peningkatan kualitas pembelajaran sastra

melalui bahan ajar satra berbasis media film. (3) Tercapainya tujuan pendidikan

karakter pada siswa melalui pembelajaran sastra berbasis media film.

Lazar (2002:52) menyampaikan, bahwa bahan ajar sastra yang digemari siswa

adalah novel, namun mengangkat novel sebagai bahan ajar di kelas tentu tidak mudah,

sebab jumlah ketersediaan novel di perpustakaan sekolah pada umumnya sangat

terbatas dan tidak mencukupi untuk dibaca siswa secara bersama-sama. Oleh sebab itu

perlu dicari alternatif yang memungkinkannya, misalnya mengajarkan materi novel

yang dikemas dalam berbagai komoditas, seperti film, lagu, drama musikal, sinetron,

dan sebagainya. Disinyalir hal itu merupakan alternatif cerdas sebagai jembatan menuju

apresiasi novel yang dipilih sebagai materi ajarnya. Dengan hadirnya teknologi

informasi yang sangat digemari siswa, maka sastra (dengan komoditas derivasinya)

menjadi lebih dekat dengan siswa meskipun belum langsung melalui teks aslinya. Hal

itu tentu tidak perlu dipermasalahkan mengingat bahwa melalui bantuan teknologi

informasi (seperti film, video, drama musikal, sinetron dan sebagainya), para siswa

berkesempatan untuk bereksplorasi, berimajinasi, dan menantang kreativitasnya untuk

mengapresiasi karya seni yang bersumber pada sastra yang syarat akan nilai-nilai yang

merupakan pesan pengarang yang disampaikan melalui amanat cerita.

Keberadaan media internet dan semua media audiolingual berbasis komputer

seperti film, video, sinetron, dan sebagainya dalam pembelajaran sastra sangat mudah

membantu siswa dalam belajar dan fleksibel dalam ukuran tempat, waktu, serta

biayanya. Melalui bahan ajar sastra berbasis media film, guru mendapatkan kemudahan

dalam tugasnya menghadirkan karya sastra untuk dinikmati siswa. Sementara itu, para

siswa juga dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan.

Moody (1971:91) menyampaikan bahwa tujuan pembelajaran sastra adalah

untuk membantu keterampilan siswa dalam berbahasa, meningkatkan pengetahuan

Page 32: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

32

budayanya, mengembangkan daya cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan

watak/karakter yang terpuji. Sejalan dengan pendapat Moody tersebut, maka tujuan

pembelajaran sastra adalah mempersiapkan siswa tumbuh menjadi manusia berbudaya,

dan berkarakter, sehingga bermanfaat bagi kehidupannya.

Pembelajaran sastra merupakan proses interaksi komunikasi antara pengajar dan

pembelajar sebagai komponen utamanya. Menurut Bruner (dalam Sudjana, 1991:137),

dalam pembelajaran, peserta didik melakukan proses belajar, yaitu mengalami, dan

menemukan pengetahuan baru melalui transformasi dan pengkajian pengetahuan.

Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi interaktif, bagi pertukaran pemikiran

dan perasaan, antara dua orang atau lebih yang menghasilkan pengaruh bagi keduanya

(Brown, 2001:165).

Piaget (dalam Sunarto & Hartono, 2002:25) menyampaikan bahwa pada usia

remaja (SMA) anak berada pada tingkat perkembangan operasional yang mampu

memperkirakan apa saja yang mungkin terjadi. Disampaikan pula oleh Elkins (1976:4),

bahwa anak usia remaja sudah mampu menggeneralisasikan permasalahan, berpikir

abstrak, dan memberikan keputusan yang bersangkutan dengan moral Pada masa itu

perkembangan kognitif siswa mencapai tingkat yang sempurna bila ditunjang

perkembangan kognitif lain, seperti kematangan, pengalaman fisik, dan interaksi sosial.

Sejalan dengan karakteristis usia remaja tersebut, maka bahan ajar yang sesuai untuk

siswa SMA menurut Sayuti (1994:21), bisa berupa apa saja, namun mengingat masa

adolesen itu ditandai dengan kecenderungan perilaku mandiri, idealis, dan moralis,

maka tema yang menarik adalah kepahlawanan, percintaan, persaudaraan, dan

keagamaan. Dikemukakan pula oleh Lazar (2002:52), bahwa dalam memilih bahan ajar

sastra untuk remaja, perlu mempertimbangkan kemampuan siswa dalam memahami

teks sastra, dan pengalaman belajar yang menyertai untuk menunjang keterampilannya

dalam bersastra. Sementara itu, menurut Moody (dalam Rohmadi, 2005:8), dalam

memilih bahan ajar sastra harus perlu mempertimbangkan kesesuaian dan kepantasan

bahasa (dalam teks sastra) yang akan diajarkan dengan perkembangan psikologis dan

latar belakang sosial budaya siswa. Pada kategori tersebut karya sastra hijau sangat

sesuai untuk dipilih sebagai bahan ajar sastra di SMA.

Berkaitan dengan peran media dalam pembelajaran, Bovee (1997:3),

menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk

Page 33: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

33

menyampaikan pesan pembelajaran. Pesan mudah ditangkap siswa bila disampaikan

melalui bantuan sarana penyampai pesan atau media. Menurut Hubbard (1983:38),

media pembelajaran yang baik mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, dan

membantu siswa berperan aktif selama pembelajaran. Sementara itu, media yang kini

digemari siswa adalah media berbasis komputer. Menurut Lee (1996:49), komputer

dapat membantu siswa memperoleh materi otentik, dan termotivasi untuk kreatif belajar

dalam suasana menyenangkan. Mulyasa (2002:73-76), menjelaskan, bahwa penggunaan

teknologi sebagai media pembelajaran dapat mendorong peningkatan kesadaran sistem

sosial dan belajar (social awareness & learning awareness).

Tujuan akhir pembelajaran sastra adalah penanaman nilai-nilai sebagai

pembentukan karakter anak. Karakter adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak

atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Membentuk karakter

tentu tidak semudah memberi nasihat, tetapi memerlukan proses pendidikan karakter,

yaitu keseluruhan proses pembentukan kepribadian melalui pemahaman tentang nilai,

dilanjutkan dengan penanaman nilai-nilai yang telah dipahami melalui pembiasaan,

pengulangan, dan pembudayaan, agar tercermin dalam sikap dan perilaku kehidupan

sehari-hari. Pendidikan karakter merupakan proses perkembangan yang melibatkan

pengetahuan, perasaan, dan tindakan, secara koheren dan komprehensif. Oleh karena itu

perlu melibatkan berbagai komponen, yaitu: (1) masyarakat pemegang konsensus tata

krama. (2) pemangku kepentingan,(3) kurikulum terpadu, moral dan etikamenjadi

bagian dalam proses pendidikan, (4) model, dan (5) keterlibatan peserta didik,

dalamkegiatan positif. Dengan perhatian khusus serta komitmen dari semua komponen

niscaya pendidikan karakter terlaksana dengan baik.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan. Objek yang

dikembangkan adalah bahan ajar sastra berbasis media film yang berkontribusi terhadap

pendidikan karakter, yang valid, praktis dan efektif. Fokus penelitian ini adalah

pengembangan bahan ajar sastra yang terdiri dari buku siswa dan buku guru. Rancangan

penelitian pengembangan yang digunakan mengikuti model rancangan pengembangan

Plomp (1997) meliputi tahap pengkajian awal, tahap perancangan, tahap

realisasi/konstruksi dan tahap tes, evaluasi, dan revisi. Pada tahap tes, evaluasi, dan

Page 34: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

34

revisi dapat terjadi pengulangan, sehingga diperoleh prototipe yang memenuhi

persyaratan valid, praktis dan efektif. Untuk keperluan perancangan bahan ajar, prototipe

yang telah disusun dan dikembangkan diujicobakan kepada subjek penelitian, yaitu

siswa SMA Veteran 1 Sukoharjo.

Secara umum rancangan penelitian pengembangan ini dari awal hingga

memperoleh prototipe final dilakukan dalam berbagai tahap yaitu tahap pengkajian

awal, tahap perencanaan, tahap validasi dan revisi serta tes, evaluasi, dan revisi. Dalam

tahapan penelitian tersebut diperoleh Prototipe 1, 2, 3, dan selanjutnya yang merupakan

suatu kesinambungan. Masing-masing ptototipe yang lebih kemudian merupakan

perbaikan dari prototipe-prototipe sebelumnya. Demikian penelitian terus dilakukan

sampai mendapatkan prototipe final, yaitu bahan ajar berdimensi sastra hijau dengan

media film yang inovatif, efektif dan berkontribusi terhadap pendidikan karakter.

Pada tahap awal, dilakukan kegiatan perancangan dalam 4 tahap yaitu:

pengkajian awal, perancangan, realisasi (konstruksi), validasi dan revisi. Dengan

jabaran sebagai berikut. (1) Tahap pengkajian awal. Tahap ini merupakan langkah awal

dengan mengamati kondisi faktual di lapangan. Mengkaji teori belajar dan metode

pembelajaran, serta mengkaji tentang proses pembentukan karakter. (2) Tahap

perancangan. Tahap ini meliputi tahapan perancangan perangkat pembelajaran, dan

instrumen. Pada tahapan ini dirancang petunjuk penggunaan bahan ajar yang disusun

disesuaikan dengan perangkat pembelajaran. (3) Tahap realisasi. Tahap ini dilakukan

penetapan komponen model, meliputi sintaks, sistem sosial, sistem pendukung, dampak

instruksional dan dampak pengiring. Perangkatnya meliputi rencana pembelajaran, buku

siswa, lembar kerja siswa dan buku guru. (4) Tahap validasi dan revisi. Pada tahap ini

dilakukan validasi dengan meminta pertimbangan kepada ahli pengajaran sastra dan

praktisi di lapangan. Hasil dari tahap ini apabila sudah valid, disebut prototipe-1. Jika

model sudah valid dan layak tanpa revisi, dilanjutkan dengan uji coba di lapangan.

Revisi dari hasil ujicoba selanjutnya disebut sebagai prototipe-2. Demikian selanjutnya

untuk dilakukan uji coba kembali di lapangan sampai mendapatkan model yang

diinginkan. Adapun luaran penelitian ini adalah bahan ajar sastra dengan media film

yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter, meliputi buku siswa, lembar kerja

siswa, dan buku guru untuk satu pokok bahasan.

Untuk mendapatkan bahan ajar yang memenuhi syarat valid, praktis dan efektif

Page 35: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

35

ini diperlukan data dan sumber data berikut. (1) Data dan sumber data untuk

validasi. Data yang diperlukan untuk mengetahui validitas konstruksi dari buku yang

disusun berupa penilaian para pakar pengajaran sastra dan praktisi di lapangan.

Perangkat yang divalidasi meliputi buku siswa, lembar kerja siswa dan buku guru. (2)

Data dan sumber data tentang kepraktisan bahan ajar yang disusun. Data tentang

kepraktisan ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu (a) pernyataan tentang dapat atau

tidaknya buku yang disusun diterapkan dalam pembelajaran sastra di SMA; (b) hasil

pembelajaran di kelas yang disampaikan oleh para ahli dan guru yang melaksanakan

dengan menerapkan buku yang disusun,. (3) Data dan sumber data tentang

keefektipan bahan ajar yang disusun. Data dan sumber data tentang keefektipan

bahan ajar sastra yang disusun dapat diperoleh dari data aktifitas siswa dan guru selama

proses pembelajaran, kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan respon siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran dan data hasil belajar siswa serta karakter pribadi

siswa yang terbentuk.

Analisis kevalidan, kepraktisan dan keefektipan bahan ajar sastra dengan media

film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter, dilakukan sebagai berikut. (1)

Analisis Kevalidan. Analisis dilakukan dengan cara mencari rata-rata dari penilaian

validator. Skor rata-rata (V) dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori

validitas model sebagai berikut.

V < 1,5 berarti tidak valid

1,5 berarti kurang valid

2,5 berarti cukup valid

berarti valid

4,5 berarti sangat valid

(2) Analisis Kepraktisan melalui Kelayakan dan Keterlaksanaan. Analisis

kelayakan dilakukan dengan cara mencari rata-rata dari penilaian validator. Skor

rata-rata (L) dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori kelayakan

penerapan bahan ajar yang disusun berikut.

L < 1,5 berarti sangat tidak layak

1,5 L < 2,5 berarti kurang layak

2,5 L < 3,5 berarti cukup layak

3,5 L < 4,5 berarti layak

Page 36: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

36

(3) Analisiis keterlaksanan dilakukan dengan cara mencari rata-rata dari observer yang

mengamati proses pembelajaran di kelas. Skor rata-rata (T) dikonfirmasikan dengan

interval penentuan kategori keterlaksanaan penerapan model yang disusun, dengan

criteria sebagai berikut.

T < 1,5 berarti tidak ada yang terlaksana

1,5 T < 2,5 berarti sebagian kecil terlaksana

2,5 T < 3,5 berarti sekitar separuh terlaksana

3,5 T < 4,5 berarti sebagian besar terlaksana

4,5 T berarti seluruhnya terlaksana

(4) Analisis Keefektivan. Analisis keefektivan model meliputi analisis hasil belajar

siswa, aktifitas siswa, respon siswa, dan kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran. Analisis hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi hasil belajar (tes),

pengerjaan tugas. Ketuntasan belajar dilihat dari ketuntasan individu dan klasikal.

Ketuntasan individu apabila siswa memperoleh skor minimal 6. Ketuntasan klasikal

tercapai kalau siswa yang memperoleh ketuntasan belajar individu minimal 80% dari

banyaknya siswa. Analisis aktifitas siswa diperoleh dari pengamatan dalam mengikuti

pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh pengamat yang ditentukan. Analisis

dilakukan terhadap frequensi rata-rata dari hasil pengamatan oleh pengamat. Analisis

respon siswa dilakukan dengan menentukan respon siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan model yang disusun. Model dikatakan efektif jika siswa yang

merespon posistip minimal 80 % dari jumlah siswa yang ada. Analisis kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran dilakukan dengan mencari rata-rata dari observer yang

mengamati proses pembelajaran. Skor rata-rata (K) dikonfirmasikan dengan interval

penentuan kategori keterlaksanaan penerapan model yang disusun, sebagai berikut.

K < 1,5 berarti sangat rendah

1,5 K < 2,5 berarti rendah

2,5 K < 3,5 berarti sedang

3,5 K < 4,5 berarti tinggi

4,5 L berarti sangat layak

Page 37: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

37

4,5 K berarti sangat tinggi

3. TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian yang dirumuskan, maka hasil

penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, meliputi: (1) bahan ajar sastra

berbasis media film. (2) hasil uji validitas, efektivitas dan kepraktisan penggunaan

modul yang disusun. (3) nilai-nilai karakter yang terdapat dalam bahan ajar

berdimensi sastra hijau yang disusun.

Bahan ajar yang disusun dan dikembangkan dapat dibedakan menjadi dua

macam bentuk, yaitu buku siswa dan buku guru. Buku siswa adalah modul bahan ajar

yang disusun untuk membantu siswa dalam belajar. Lembar kerja siswa pada mata

pelajaran bahasa Indonesia yang disusun melalui penelitian ini mencakup 2 kegiatan

yaitu kegiatan 1 meliputi pembangunan konteks dan pemodelan keterkaitan film Tanah

Surga Katanya dan Laskar Pelangi. Untuk dapat lebih memahami masing-masing

kegiatan, diuraikan 5 tugas yang harus diselesaikan oleh siswa. Kelima tugas tersebut

terdiri dari soal-soal latihan yang berbentuk uraian panjang dan uraian singkat. Soal

dengan jawaban uraian panjang terdapat pada tugas 2, 3 dan 4. Sedangkan soal dengan

jawaban uraian pendek terdapat pada tugas 1 dan 5.

Sementara itu, buku guru merupakan buku petunjuk untuk guru sebagai

patokan dalam proses belajar mengajar. Buku guru berisi tentang petunjuk umum

dan petunjuk khusus. Petunjuk umum di dalamnya memuat materi, metode, dan

evaluasi. Sementara itu petunjuk khusus memuat kriteria penilaian hasil tugas siswa

rekaman kegiatan siswa. Dalam petunjuk umum diuraikan pendahuluan, konsep materi

dan penilaian. Adapun dalam petunjuk khusus diuraikan tentang pembangunan

konteks dan pemodelan teks yang didalamnya mencakup kegiatan yang perlu

dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Dalam petunjuk khusus juga diuraikan

mengenai bentuk penilaian yang diterapkan. Selain itu, dalam buku guru juga

terdapat informasi tentang silabus dan RPP. Silabus merupakan program pembelajaran

yang akan dijadikan dasar dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Silabus disusun berdasarkan pedoman yang memuat informasi tentang: nama sekolah,

mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu dan standart kompetensi.

Tampilan silabus dalam kurikulum 2013 untuk SMA seperti tertera di bawah ini.

Nama Sekolah : SMA N 1 Veteran Sukoharjo

Page 38: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

38

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester :1 (Satu)

Alokasi Waktu : 22 X 30 Menit

Kompetensi Inti :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

Kompetensi

Dasar

Materi Indikator Pengalaman

Belajar

Alokasi

Waktu

Sumber Penilaian

Tugas guru sebelum mengajar adalah membuat perencanan pembelajaran.

Administrasi pembelajaran yang dibuat sebelum mengajar adalah RPP. Komponen

RPP meliputi hal-hal berikut. (1) Identitas mata pelajaran terdiri dari: satuan

pendidikan, kelas, semester, program studi, mata pelajaran dan jumlah pertemuan.

(2) Kompetensi Inti, yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan

dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. (3) Kompetensi

Dasar, yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata

pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu

pelajaran. (4) Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur

dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang

menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan

dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. (5) Tujuan pembelajaran,

menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta

didik sesuai dengan kompetensi dasar. (6) Materi ajar, memuat fakta, konsep,

prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai

dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. (7) Alokasi waktu, ditentukan

sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. (8) Metode

pembelajaran, digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Page 39: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

39

pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat

indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan

situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan

kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. (9) Kegiatan

pembelajaran, untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan. (10)

memuat unsur kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Kegiatan inti terdiri

atas, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (11) Penilaian hasil belajar, prosedur dan

instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator

pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. (12) Sumber belajar,

penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Berkaitan dengan tujuan penelitian yang kedua, yaitu mendapatkan seperangkan

bahan ajar yang valid dan praktis, maka langkah berikutnya adalah melakukan

validasi pada bahan ajar yang telah dikembangkan, Validasi produk bahan ajar sastra

yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan oleh ahli yang sesuai dengan

bidangnya. Seperti yang telah direncanakan sebelumnya bahwa validasi dilakukan

atas dasar ketercapaian aspek (1) bentuk/format buku, (2) kesesuaian antara isi buku

dengan kurikulum, ( 3 ) bahasa yang digunakan dan ( 4 ) manfaat bagi proses

pembelajaran. Masing-masing aspek juga terperinci dalam sub-sub aspek.

Hasil validasi yang dilakukan dengan penilaian pakar, dibedakan dalam beberapa

kriteria berikut. (1) Skor 1 artinya tidak baik, (belum dapat dipakai, masih

memerlukan konsultasi). (2) Skor 2, artinya cukup baik (dapat dipakai, tetapi dengan

banyak revisi). (3) Skor 3, artinya baik (dapat dipakai tetapi sedikit revisi). Skor 4,

artinya sangat baik (dapat dipakai tanpa revisi). Adapun, hasil validasi yang

dilakukan terhadap bahan ajar sastra yang disusun menunjukkan bahwa bahan

ajar berdimensi sastra hijau yang disusun termasuk dalam kelompok kriteria

ketiga, yaitu masuk dalam katagori baik, dan dapat dipakai namun masih memerlukan

sedikit revisi.

Selanjutnya, berdasarkan pandangan bahwa sastra dapat berperan besar dalam

penanaman nilai-nilai luhur pada siswa, maka untuk mencapai tujuan itu, dalam

penelitian ini dikembangkan bahan ajar sastra dengan media film yang berdimensi

Page 40: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

40

sastra hijau. Melalui media film diharapkan pelajaran lebih dapat menarik minat siswa

dalam mempelajari sastra. Sastra hijau yang juga disebut sebagai ekokeritisisme adalah

konsep kearifan ekologi yang dipadukan ke dalam karya sastra. Sastra hijau membantu

meningkatkan kesadaran akan hidup yang bergantung kepada alam yaitu bumi dan

seluruh isinya. Sastra hijau ditulis untuk melestarikan bumi serta isinya, khususnya

hutan dan lingkungan hidup manusia. Sastra yang sering dikenal khalayak adalah sastra

tertulis seperti novel atau puisi. Untuk novel yang sudah diangkat dalam sebuah film,

maka film tersebut sangat cocok diguanakn sebagai media dalam pembelajarannya.

Berkaitan dengan topik penelitian ini, film yang bersumber pada novel sastra adalah

film yang berjudul “Tanah Surga Katanya” dan film “Laskar Pelangi”.

Kedua film tersebut merupakan film yang termasuk dalan genre sastra hijau.

Keduanya menawarkan inspirasi dan mengajak untuk mengingat keindahan alam

Indonesia. Sastra hijau merupakan sastra yang menginspirasi dan mengajak manusia

kembali ke alam. Tidak hanya novel, puisi ataupun cerpen yang bisa dikaitkan

penulisannya dengan sastra hijau, film juga dapat dijadikan media untuk mengajak umat

manusia kembali kepada alam. Dalam Film terdapat visualisasi dan dialog-dialog tokoh

yang difungsikan sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada penonton. Film

“Tanah Surga Katanya” merupakan film yang menyuguhkan visual yang berlatar

perbatasan Indonesia-Malaysia. Film ini mengajak penontonnya untuk mencintai alam

Indonesia yang kaya akan sumber daya alam. Film ini memberikan gambaran nyata

yang sangat hidup, bahwa Indonesia merupakan negeri dengan sumber daya alam yang

Page 41: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

41

begitu kaya. Pesan itu tergambar dalam kutipan dialog antara Haris dan ayahnya yang

bernama Hasyim berikut ini.

“Malaysia Negri yang makmur, yah” (haris).

“Negri kita (indonesia) lebih makmur, ris” (Hasyim).

Melalui visual yang ditampilkan dalam film tersebut, dapat ditangkap pesan

bahwa negeri yang indah dan memiliki kekayaan alam yang melimpah harus disyukuri,

dibanggakan, dan dirawat dengan baik. Melalui pesan inilah maka rasa cinta terhadap

alam semesta dari para siswa dapat dikembangkan dan ditanamkan.

Sementara itu, Film ”Laskar Pelangi” yang diangkat dari sebuah novel yang

berjudul ’’Laskar Pelangi” menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari

komunitas Melayu yang sangat miskin di Belitung, yang mencoba memperbaiki masa

depannya. Melalui visual yang ditampilkan oleh film “Laskar Pelangi” itu, semangat

khalayak untuk berperan penuh menjaga alam dapat dibangkitkan. Hal itu terlihat dari

latar film yang menyuguhkan alam Belitong yang sangat asri. Selain itu, ada beberapa

dialog film yang menginspirasi dan mengajak untuk hidup kembali dengan alam seperti

dialog Ikal (salah satu tokoh dalam Laskar Pelangi) sebagai berikut.

“Gambar-gambar ini merupakan bukti tak terbantahkan Belitong salah satu

pulau terkaya di Indonesia. Pulau dengan uat-urat timah yang melimpah ruah,

urat-urat yang mengundang bangsa lain untuk mengambil semua potensi ini”

(Ikal; Prolog Laskar Pelangi).

Tentu masih banyak film-film di Indonesia yang menginspirasi seluruh umat

manusia untuk melestarikan lingkungan dan menjaga alam Indonesia yang sangat kaya

ini. Namun melalui contoh kedua film ini disampaikan pemikiran bahwa film yang

bersumber pada karya sastra sangat bagus digunakan sebagai media pembelajan. Dari

kedua film yang dipilih dalam pengembangan bahan ajar ini dapat dilakukan

penanaman karakter selama proses pembelajaran sastra. Melalui pembelajaran sastra

dengan menerapkan media film sastra dapat dilakukan penanaman jiwa cinta dan

bangga atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat serta rasa syukur atas keindahan

alam dan seisinya sebagi karunia Allah untuk manusia.

4. PENUTUP

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasannya dapat disimpulkan bahwa

Page 42: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

42

bahan ajar sastra berbasis media film dapat disusun dalam bentuk perangkat

pembelajaran yang berupa buku siswa dan buku guru yang sesuai dengan silabus

Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Kedua bentuk buku yang berisi bahan ajar

yang dikembangkan tersebut telah diuji validitas, kepraktisan dan keefektivitasannya.

Adapun hasil ujinya menunjukkan bahwa bahan ajar sastra berdimensi sastra hijau

yang disusun termasuk dalam katagori baik, dan dapat dipakai namun masih

memerlukan sedikit revisi. Sementara itu, nilai-nilai karakter yang terdapat dalam

bahan ajar yang disusun adalah nilai nilai karakter yang berkaitan dengan rasa cinta

dan bangga atas lingkungan hidup sehat serta rasa syukur atas keindahan alam dan

seisinya sebagi karunia Allah yang diciptakan untuk manusia.

Berdasarkan temuan-temuan seperti yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar sastra berbasis media film yang telah disusun itu

bersifat valid dan praktis, sehingga efektif digunakan dalam pembelajaran sastra di

sekolah menengah atas (SMA). Melalui bahan ajar yang disusun, siswa menjadi lebih

aktif dalam belajar dan dalam suasana yang menyenangkan. Selain itu, bahan ajar

yang disusun juga sangat mendukung pembentukan karakter anak, sesuai dengan

pilar-pilar karakter yang telah ditetapkan dalam pendidikan karakter di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Bovee, Courland. 1997. Business Communication Today, Prentice Hall: New York.

Brown. H.D. 2001. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. (2 nd

ed.). New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Elkins, Deborah. 1976. Teaching Literature. Ohio: Charles Merrill & Publishing Co.

Harimansyah, Ganjar. Marliana, Lina. dan Widodo, Edi Rakhmat. 2005. “Uji Kompetensi Guru

Bidang Sastra di SMA Perlu atau Tidak?” Makalah dalam Konferensi Internasional

Himpunan Sarjana Kesusasteraan (HISKI), 18-21 Agustus 2005 di Swarna Dwipa

Palembang.

Hubbard, Peter. 1983. A Training Course for TEFL, Oxford University Press: Oxford.

Lazar, Gillian. 1993. Literature and Language Teaching, Answer Guide Teachers and Trainers.

United Kingdom: Cambridge University Press.

Page 43: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

43

Lee, Kwuang-wu. 2000. “English Teachers’ Barriers to the Use of Computer-assisted

Language Learning”. The Internet TESL Journal, Vol. VI, No. 12, December

2000, dalam <http:/www.aitech.ac.jp/~iteslj/> .

Moody, H.L.B. 1971. Theaching of Literature. London: Longman.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasinya.

Bandung: Rosda.

Naning, Pranata. 20016. “Peranan-bahasa-ibu-sebagai-pilar-sastra-hijau”.

http://laskarpenahijau .com/index.php/2015/10/13/peranan-bahasa-ibu-

sebagai-pilar-sastra-hijau/

Nugrahani, Farida. 2014. “Laskar Pelangi Novel By Andrea Hirata as Acreative Industry and

Educative Media (A Review of Sociologi Literature)”, Makalah Seminar Antarbangsa

Kesusastraan Asia Tenggara (SAKAT) di Dewan Bahasa dan Pustak Berakas Negara

Brunai Darussalam, 15-19 Sept 2014

Rohmadi, Muhammmad. 2005. “Kaderisasi dan Motivasi Menulis dalam Pembelajaran Sastra di

Sekolah/ Kampus”. Makalah dalam Konferensi Internasional Himpunan Sarjana

Kesusasteraan (HISKI), 18-21 Agustus 2005 di Swarna Dwipa Palembang.

Sarumpaet, Riris K. Toha. 2002. “Bagaimana Sastra Membangun Bangsa” dalam Riris K. Toha-

Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera

Satoto, Sudiro. 2006.”Profil dan Profesionalisme Guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang Ideal

dalam Perspektif Pergaulan Antarbangsa” dalam Kumpulan Makalah Konferensi

Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Perspektif Pergaulan Antarbangsa

PIBSI XXVIII Tanggal 2-4 Juli 2006. Semarang: IKIP PGRI.

Sayuti, Suminto A. 2002. “Sastra dalam Perspektif Pembelajaran: Beberapa Catatan”, dalam Riris

K. Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera.

Siswari, Ryke L.S. 2016. “Mencintai Hutan dan Lingkungan Melalui Sastra”.

http://bp2sdmk.dephut.go.id/emagazine/index.php/umum/80-mencintai-hutan-

dan-lingkungan-melalui-sastra.htSudjana, Nana. 1991. Teori-teori Belajar Untuk

Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sunarto & Hartono, Agung. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen

Page 44: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

44

Lampiran 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERDIMENSI SASTRA HIJAU YANG

BERKONTRIBUSI TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER

Dr. Farida Nugrahani, M.Hum.

PBSI FKIP, MPBI Pascasarjana Univet Bantara Sukoharjo

dan HISKI Komisariat Univet Bantara Sukoharjo

Pos-El: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengembangkan bahan ajar sastra dengan media

film berdimensi sastra hijau. (2) mengujicobakan bahan ajar yang disusun untuk

mengetahui validitas, keefektifan, dan kepraktisannya. (3) mendeskripsikan nilai-nilai

karakter yang terdapat dalam bahan ajar yang disusun. Penelitian ini mengikuti model rancangan pengembangan Plomp (1997) meliputi (1) tahap pengkajian awal, (2) tahap

perancangan, (3) tahap realisasi (konstruksi), (4) tahap validasi dan revisi. Dalam

keperluan perancangan bahan ajar sastra ini prototipe yang telah disusun dan

dikembangkan diujicobakan kepada subjek penelitian, yaitu siswa SMA Veteran 1

Sukoharjo. Penelitian dilakukan sampai mendapatkan prototipe final, yaitu bahan ajar

sastra dengan media film berdimensi sastra hijau yang efektif dan berkontribusi

terhadap pendidikan karakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Bahan ajar

sastra dengan media film berdimensi sastra hijau dapat disusun dalam bentuk perangkat

pembelajaran yang terdiri dari buku siswa dan buku guru sesuai silabus Bahasa

Indonesia dalam Kurikulum. (2) Bahan ajar sastra yang disusun bersifat praktis, dan

efektif digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA. (3) Bahan ajar sastra yang

disusun mengandung nilai-nilai karakter yang berkaitan dengan rasa cinta dan bangga

atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat serta rasa syukur atas keindahan alam dan

seisinya sebagi karunia Allah yang diciptakan untuk manusia.

Kata kunci: bahan ajar, sastra hijau, media film, pendidikan karakter, siswa SMA.

Page 45: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

45

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pandangan bahwa sastra dapat berperan besar dalam penanaman nilai-

nilai luhur pada siswa, sudah banyak disampaikan oleh para pakar, bahkan tidak

sedikit hasil penelitian yang mendukung pembenaran pandangan tersebut dalam

duni pendidikan. Meskipun demikian, masih banyak orang yang meganggap

bahwa membaca dan memahami sastra tidak lebih penting dari mempelajari

teknologi dan hal-hal lain yang bersifat kebendaan. Kemampuan anak dalam

bidang eksakta menjadi lebih utama daripada bidang sosial humaniora, yang

dapat dipelajari melalui sastra. Akibat dari pandangan yang menyesatkan

seperti itu, maka nasib pembelajaran sastra masih terabaikan di sekolah.

Sebagai pilar utama pembelajaran sastra, diharapkan guru mampu

menumbuhkan minat siswanya untuk membaca karya sastra, agar penanaman

nilai-nilai kehidupan yang mendukung pembentukan karakter mulia dapat

dilakukan. Namun demikian perlu dipahami bahwa tidaklah mudah

mengajarkan sastra di sekolah, karena menyediakan teks sastra sebagai bahan

ajar ke dalam kelas itu bukanlah pekerjaan mudah.

Mempelajari sastra berarti membaca teks sastra, memahami isinya, dan

mengapresiasi keindahan ceritanya serta menghayati nilai-nilai kehidupan yang

disampaikan oleh pengarang untuk menangkap pesan yang disampaikan

melalui karyanya. Untuk mencapai tujuan itu, sangatlah diperlukan kreativitas

guru dalam tugasnya untuk mempersiapkan dan mengembangkan bahan ajar

yang menarik, agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan berhasil lebih

optimal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh

hasil yang menunjukkan bahwa pembelajaran sastra di Indonesia pada

umumnya belum berhasil sesuai tujuan yang tertera dalam kurikulum.

Keprihatinan terhadap rendahnya mutu pembelajaran sastra di sekolah telah

menjadi topik pembicaraan dalam berbagai forum ilmiah bahasa dan sastra, baik

melalui konggres bahasa, seminar, simposium, workshop, ataupun diklat profesi

guru dalam sertifikasi guru bahasa di seluruh Indonesia (Nugrahani, 2014: 3).

Page 46: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

46

Pembicaraan tentang masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sastra pada

umumnya berkaitan dengan hal-hal berikut. (1) Kekacauan antara konsep dan

praktik pembelajarannya. (2) Ketidaksesuaian desain pembelajaran dengan

kebutuhan siswa dan tuntutan dari dunia kerja. (3) Ketidaksesuaian orientasi

evaluasi dengan kompetensi yang dituju dalam pembelajaran yang

dilakukan;dan (4) Rendahnya kompetensi guru dalam menyusun desain, dan

pengelolaan pembelajarannya, termasuk di dalamnya adalah rendahnya

kemampuan guru dalam menyusun bahan ajar dan menerapkan media

pembelajaran yang menarik minat siswa.

Karya sastra merupakan salah satu bentuk karya seni, yang tentunya

memiliki sifat menarik karena mengandung unsur keindahan. Karena itu

menurut Satoto (2006:423), dalam kondisi bagaimanapun, sudah seharusnya

pembelajaran sastra itu menarik apabila disampaikan dengan benar oleh guru

yang profesional, yaitu guru yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam undang-undang, bahwa tugas guru

adalah melaksanakan pendidikan dan pembelajaran yang bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar tumbuh menjadi manusia beriman,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga

negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Masalahnya, guru sastra di

Indonesia belum semuanya profesional dalam menjalankan tugasnya.

Sarumpaet (2002:xii) menyatakan, bahwa masih banyak guru sastra yang

belum mampu memahami karya sastra yang akan diajarkan kepada siswanya.

Demikian pula penelitian dari Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas

(dalam Harimansyah, dkk. 2013:1), yang menemukan bahwa 61,96% guru

SD, SMP, SMA, dan SMK tidak menguasai materi yang diajarkan. Sementara

itu, melalui berbagai penelitian yang terdahulu diketahui pula bahwa penyebab

utama kegagalan pembelajaran sastra pada umumnya adalah karena gurunya

tidak berkompeten, siswanya kurang berminat, dan fasilitas pembelajarannya

sangat terbatas. Padahal tugas guru dalam proses pembelajaran meliputi tugas-

tugas yang amat peting, dimulai dari menyusun perencanaan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, sampai melakukan evaluasinya. Dalam

Page 47: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

47

menyusun perencanaan pembelajaran, tugas guru meliputi (1) merumuskan

tujuan dan menetapkan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran, (2)

menyusun bahan ajar/materi yang akan digunakan sebagai sarana mencapai

tujuan, (3) menyusun penjabaran dan urutan logis dari bahan/materi yang akan

diajarkan sebagai dasar pengembangan media, metode, dan teknik evaluasinya.

Jika guru tidak mampu menjalankan tugas-tugas tersebut dengan baik, niscaya

kualitas pembelajaran yang diselenggarakan juga tidak optimal.

Dari penelitian sebelumnya, diketahui bahwa dalam proses

pembelajaran sastra, pada umumnya guru belum menyajikan materi ajar yang

menarik. Karya sastra belum dihadirkan dalam kelas untuk diapresiasi siswa.

Siswa belajar sastra hanya dari sinopsis ceritanya saja. Selain itu, karya sastra

yang dibahas bukan merupakan karya terbaru yang isinya (content) sesuai

dengan dunia remaja dewasa ini. Para guru belum menyajikan materi ajar yang

sesuai dengan perkembangan mental siswa remaja (adolescent), dan

perkembangan teknologi informasi yang akrab dengan kehidupan siswa.

Dengan demikian minat siswa untuk belajar sastra menjadi berkurang/rendah,

demikian pula kompetensinya dalam bersastra (Nugrahani, 2011). Sebagai

dampak dari rendahnya kemampuan guru sastra dalam menjalankan tugasnya,

maka rata-rata prestasi belajar bahasa (sastra) Indonesia siswa di sekolah pada

umumnya masih rendah, bahkan rata-rata nilai bahasa Indonesia lebih rendah

dari nilai bahasa Inggris atau mata pelajaran yang lain.

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian sebelumnya itulah, maka

dipandang penting untuk dilakukan penelitian tentang pengembangkan bahan

ajar sastra yang menarik dalam pembelajaran sastra yang efektif, sesuai

kemampuan, kreatifitas, dan perkembangan intelektual siswa, yang mendukung

pembentukan karakter siswa. Melalui bahan ajar sastra yang dimaksud

diharapkan siswa dapat belajar dengan aktif dan kreatif serta dengan perasaan

senang (enjoy) dan berhasil sesuai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum

yang diberlakukan.

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar sastra

berdimensi sastra hijau yang diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah

Page 48: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

48

baru yang bermakna penting bagi pengajaran sastra yang efektif, juga

bermakna bagi pengambil kebijakan, serta semua pihak yang peduli terhadap

pendidikan dan lingkungan. Selanjutnya, melalui hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan inspirasi dalam mengubah orientasi pembelajaran sastra

dari pemahaman kognitif menjadi pencapaian kompetensi apresiatif yang

menunjang pendidikan karakter. Adapun karakter yang dituju adalah karakter

penciri bangsa Timur yang ramah, santun dan suka bergotong royong, yang

dilandasi rasa cinta dan bangga atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat,

serta rasa syukur terhadap keindahan alam semesta sebagai ciptaan Allah yang

dikaruniakan untuk manusia. Dengan harapan itulah penelitian ini dilakukan

untuk mampu mengantarkan siswa mencapai kompetensinya dalam bersastra,

dan menjadi siswa yang berkarakter sesuai jatidiri bangsanya. Selanjutnya,

bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan dapat

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), sehingga dapat

memberikan urgensi praktis dalam hal-hal berikut. (1) Pengembangan bahan

ajar berdimensi sastra hijau berbasis media film. (2) Peningkatan kualitas

pembelajaran sastra melalui bahan ajar berdimensi sastra hijau dengan media

film. (3) Pendidikan karakter siswa melalui pembelajaran berdimensi sastra

hijau dengan media film.

Lazar (2002:52) menyampaikan, bahwa bahan ajar sastra yang digemari

siswa adalah novel, namun mengangkat novel sebagai bahan ajar di kelas tentu

tidak mudah, sebab jumlah ketersediaan novel di perpustakaan sekolah pada

umumnya sangat terbatas dan tidak mencukupi untuk dibaca siswa secara

bersama-sama. Oleh sebab itu perlu dicari alternatif yang memungkinkannya,

misalnya mengajarkan materi novel yang dikemas dalam berbagai komoditas,

seperti film, lagu, drama musikal, sinetron, dan sebagainya. Disinyalir hal itu

merupakan alternatif cerdas sebagai jembatan menuju apresiasi novel yang

dipilih sebagai materi ajarnya. Dengan hadirnya teknologi informasi yang

sangat digemari siswa, maka sastra (dengan komoditas derivasinya) menjadi

lebih dekat dengan siswa meskipun belum langsung melalui teks aslinya. Hal

itu tentu tidak perlu dipermasalahkan mengingat bahwa melalui bantuan

Page 49: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

49

teknologi informasi (seperti film, video, drama musikal, sinetron dan

sebagainya), para siswa berkesempatan untuk bereksplorasi, berimajinasi, dan

menantang kreativitasnya untuk mengapresiasi karya seni yang bersumber pada

sastra yang syarat akan nilai-nilai yang merupakan pesan pengarang yang

disampaikan melalui amanat cerita.

Keberadaan media internet dan semua media audiolingual berbasis

komputer seperti film, video, sinetron, dan sebagainya dalam pembelajaran

sastra sangat mudah membantu siswa dalam belajar dan fleksibel dalam ukuran

tempat, waktu, serta biayanya. Melalui bahan ajar sastra berbasis media film,

guru mendapatkan kemudahan dalam tugasnya menghadirkan karya sastra

untuk dinikmati siswa. Sementara itu, para siswa juga dapat belajar dalam

suasana yang menyenangkan.

Moody (1971:91) menyampaikan bahwa tujuan pembelajaran sastra

adalah untuk membantu keterampilan siswa dalam berbahasa, meningkatkan

pengetahuan budayanya, mengembangkan daya cipta dan rasa, serta menunjang

pembentukan watak/karakter yang terpuji. Sejalan dengan pendapat Moody

tersebut, maka tujuan pembelajaran sastra adalah mempersiapkan siswa

tumbuh menjadi manusia berbudaya, dan berkarakter, sehingga bermanfaat bagi

kehidupannya.

Pembelajaran sastra merupakan proses interaksi komunikasi antara

pengajar dan pembelajar sebagai komponen utamanya. Menurut Bruner (dalam

Sudjana, 1991:137), dalam pembelajaran, peserta didik melakukan proses

belajar, yaitu mengalami, dan menemukan pengetahuan baru melalui

transformasi dan pengkajian pengetahuan. Dalam pembelajaran terjadi proses

komunikasi interaktif, bagi pertukaran pemikiran dan perasaan, antara dua

orang atau lebih yang menghasilkan pengaruh bagi keduanya (Brown,

2001:165).

Piaget (dalam Sunarto & Hartono, 2002:25) menyampaikan bahwa pada

usia remaja (SMA) anak berada pada tingkat perkembangan operasional yang

mampu memperkirakan apa saja yang mungkin terjadi. Disampaikan pula oleh

Elkins (1976:4), bahwa anak usia remaja sudah mampu menggeneralisasikan

Page 50: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

50

permasalahan, berpikir abstrak, dan memberikan keputusan yang bersangkutan

dengan moral Pada masa itu perkembangan kognitif siswa mencapai tingkat

yang sempurna bila ditunjang perkembangan kognitif lain, seperti kematangan,

pengalaman fisik, dan interaksi sosial. Sejalan dengan karakteristis usia remaja

tersebut, maka bahan ajar yang sesuai untuk siswa SMA menurut Sayuti

(1994:21), bisa berupa apa saja, namun mengingat masa adolesen itu ditandai

dengan kecenderungan perilaku mandiri, idealis, dan moralis, maka tema yang

menarik adalah kepahlawanan, percintaan, persaudaraan, dan keagamaan.

Dikemukakan pula oleh Lazar (2002:52), bahwa dalam memilih bahan ajar

sastra untuk remaja, perlu mempertimbangkan kemampuan siswa dalam

memahami teks sastra, dan pengalaman belajar yang menyertai untuk

menunjang keterampilannya dalam bersastra. Sementara itu, menurut Moody

(dalam Rohmadi, 2005:8), dalam memilih bahan ajar sastra harus perlu

mempertimbangkan kesesuaian dan kepantasan bahasa (dalam teks sastra) yang

akan diajarkan dengan perkembangan psikologis dan latar belakang sosial

budaya siswa. Pada kategori tersebut karya sastra hijau sangat sesuai untuk

dipilih sebagai bahan ajar sastra di SMA.

Dalam tujuan mendidik anak agar memiliki jiwa cinta terhadap alam

semesta, maka bahan ajar sastra berdimensi sastra hijau sangat tepat digunakan.

Menurut Naning Pranoto (2016:1), istilah sastra hijau (Green Literature),

dicetuskan dan dipopulerkan oleh William Rueckert (1978). Istilah tersebut

sering pula disebut dengan ecocriticismn. Sastra hijau merupakan gerakan

yang dimulai dari negara-negara yang masyarakatnya peduli lingkungan, seperti

Brazil, Australia dan Amerika. Di Indonesia sastra hijau mulai marak dan

dikenal sekitar lima tahun terakhir, dan masih terus berkembang hingga saat ini.

Sastra hijau yang juga disebut sebagai ekokeritisisme yaitu konsep kearifan

ekologi yang dipadukan ke dalam karya sastra. Pembelajaran sastra dengan

materi berdimensi sastra hijau antara lain dapat membantu meningkatkan

kesadaran akan hidup yang bergantung kepada alam yaitu bumi dan seluruh

isinya. Melalui sastra hijau kesadaran untuk melestarikan bumi serta isinya,

dapat ditanamkan kepada para siswa. Dengan materi ajar sastra berdimensi

Page 51: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

51

sastra hijau, siswa dapat terbiasa mengamati lingkungan sebagai sumber

inspirasi sehingga muncul kepedulian dan kecintaan untuk merawat dan

melestarikan lingkungan.

Siswari (2016:2) menjelaskan, bahwa karya sastra yang dikelompokkan

dalam sastra hijau pada umumnya memiliki kriteria bahwa bahasa yang

digunakan banyak menggunakan diksi ekologi, isi karya dilandasi ‘rasa cinta

pada bumi’, ‘rasa kepedihan bumi yang hancur’, ungkapan kegelisahan dalam

menyikapi penghancuran bumi, melawan ketidakadilan atas perlakuan

sewenang-wenang terhadap bumi dan isinya, ide pembebasan bumi dari

kehancuran dan implementasinya. Selain itu, sastra hijau memiliki visi dan misi

penyadaran dan pencerahan yang diharapkan dapat mengubah gaya hidup

perusak menjadi pemelihara merawat bumi (go green).

Berkaitan dengan peran media dalam pembelajaran, Bovee (1997:3),

menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan pembelajaran. Pesan mudah ditangkap siswa bila

disampaikan melalui bantuan sarana penyampai pesan atau media. Menurut

Hubbard (1983:38), media pembelajaran yang baik mampu meningkatkan

motivasi siswa untuk belajar, dan membantu siswa berperan aktif selama

pembelajaran. Sementara itu, media yang kini digemari siswa adalah media

berbasis komputer. Menurut Lee (1996:49), komputer dapat membantu siswa

memperoleh materi otentik, dan termotivasi untuk kreatif belajar dalam suasana

menyenangkan. Mulyasa (2002:73-76), menjelaskan, bahwa penggunaan

teknologi sebagai media pembelajaran dapat mendorong peningkatan kesadaran

sistem sosial dan belajar (social awareness & learning awareness).

Tujuan akhir pembelajaran sastra adalah penanaman nilai-nilai sebagai

pembentukan karakter anak. Karakter adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan,

akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.

Membentuk karakter tentu tidak semudah memberi nasihat, tetapi memerlukan

proses pendidikan karakter, yaitu keseluruhan proses pembentukan kepribadian

melalui pemahaman tentang nilai, dilanjutkan dengan penanaman nilai-nilai

yang telah dipahami melalui pembiasaan, pengulangan, dan pembudayaan,

Page 52: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

52

agar tercermin dalam sikap dan perilaku kehidupan sehari-hari. Pendidikan

karakter merupakan proses perkembangan yang melibatkan pengetahuan,

perasaan, dan tindakan, secara koheren dan komprehensif. Oleh karena itu perlu

melibatkan berbagai komponen, yaitu: (1) masyarakatpemegang konsensus tata

krama. (2) pemangku kepentingan,(3) kurikulum terpadu, moral dan

etikamenjadi bagian dalam proses pendidikan, (4) model, dan (5) keterlibatan

peserta didik, dalamkegiatan positif. Dengan perhatian khusus serta komitmen

dari semua komponen niscaya pendidikan karakter terlaksana dengan baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan. Objek yang

dikembangkan adalah bahan ajar sastra hijau berbasis media film yang

berkontribusi terhadap pendidikan karakter, yang valid, praktis dan efektif.

Fokus penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar sastra yang terdiri dari

lembar kerja siswa (LKS) dan buku guru. Rancangan penelitian pengembangan

yang digunakan mengikuti model rancangan pengembangan Plomp (1997)

meliputi tahap pengkajian awal, tahap perancangan, tahap realisasi/konstruksi

dan tahap tes, evaluasi, dan revisi. Pada tahap tes, evaluasi, dan revisi dapat

terjadi pengulangan, sehingga diperoleh prototipe yang memenuhi persyaratan

valid, praktis dan efektif. Untuk keperluan perancangan bahan ajar, prototipe

yang telah disusun dan dikembangkan diujicobakan kepada subjek penelitian,

yaitu siswa SMA Veteran 1 Sukoharjo.

Secara umum rancangan penelitian pengembangan ini dari awal hingga

memperoleh prototipe final dilakukan dalam berbagai tahap yaitu tahap

pengkajian awal, tahap perencanaan, tahap validasi dan revisi serta tes,

evaluasi, dan revisi. Dalam tahapan penelitian tersebut diperoleh Prototipe 1,

2, 3, dan selanjutnya yang merupakan suatu kesinambungan. Masing-masing

ptototipe yang lebih kemudian merupakan perbaikan dari prototipe-prototipe

sebelumnya. Demikian penelitian terus dilakukan sampai mendapatkan

prototipe final, yaitu bahan ajar berdimensi sastra hijau dengan media film

yang inovatif, efektif dan berkontribusi terhadap pendidikan karakter.

Page 53: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

53

Pada tahap awal, dilakukan kegiatan perancangan dalam 4 tahap yaitu:

pengkajian awal, perancangan, realisasi (konstruksi), validasi dan revisi.

Dengan jabaran sebagai berikut. (1) Tahap pengkajian awal. Tahap ini

merupakan langkah awal dengan mengamati kondisi faktual di lapangan.

Mengkaji teori belajar dan metode pembelajaran, serta mengkaji tentang proses

pembentukan karakter. (2) Tahap perancangan. Tahap ini meliputi tahapan

perancangan perangkat pembelajaran, dan instrumen. Pada tahapan ini

dirancang petunjuk penggunaan bahan ajar yang disusun disesuaikan dengan

perangkat pembelajaran. (3) Tahap realisasi. Tahap ini dilakukan penetapan

komponen model, meliputi sintaks, sistem sosial, sistem pendukung, dampak

instruksional dan dampak pengiring. Perangkatnya meliputi rencana

pembelajaran, buku siswa, lembar kerja siswa dan buku guru. (4) Tahap

validasi dan revisi. Pada tahap ini dilakukan validasi dengan meminta

pertimbangan kepada ahli pengajaran sastra dan praktisi di lapangan. Hasil dari

tahap ini apabila sudah valid, disebut prototipe-1. Jika model sudah valid dan

layak tanpa revisi, dilanjutkan dengan uji coba di lapangan. Revisi dari hasil

ujicoba selanjutnya disebut sebagai prototipe-2. Demikian selanjutnya untuk

dilakukan uji coba kembali di lapangan sampai mendapatkan model yang

diinginkan. Adapun luaran penelitian ini adalah bahan ajar sastra dengan media

film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter, meliputi buku siswa,

lembar kerja siswa, dan buku guru untuk satu pokok bahasan.

Untuk mendapatkan bahan ajar yang memenuhi syarat valid, praktis dan

efektif ini diperlukan data dan sumber data berikut. (1) Data dan sumber data

untuk validasi. Data yang diperlukan untuk mengetahui validitas konstruksi

dari buku yang disusun berupa penilaian para pakar pengajaran sastra dan

praktisi di lapangan. Perangkat yang divalidasi meliputi buku siswa, lembar

kerja siswa dan buku guru. (2) Data dan sumber data tentang kepraktisan

bahan ajar yang disusun. Data tentang kepraktisan ini diperoleh dari berbagai

sumber, yaitu (a) pernyataan tentang dapat atau tidaknya buku yang disusun

diterapkan dalam pembelajaran sastra di SMA; (b) hasil pembelajaran di kelas

yang disampaikan oleh para ahli dan guru yang melaksanakan dengan

Page 54: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

54

menerapkan buku yang disusun,. (3) Data dan sumber data tentang

keefektipan bahan ajar yang disusun. Data dan sumber data tentang

keefektipan bahan ajar sastra yang disusun dapat diperoleh dari data aktifitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran, kemampuan guru mengelola

pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan data

hasil belajar siswa serta karakter pribadi siswa yang terbentuk.

Analisis kevalidan, kepraktisan dan keefektipan bahan ajar sastra

dengan media film yang berkontribusi terhadap pendidikan karakter, dilakukan

sebagai berikut. (1) Analisis Kevalidan. Analisis dilakukan dengan cara

mencari rata-rata dari penilaian validator. Skor rata-rata (V) dikonfirmasikan

dengan interval penentuan kategori validitas model sebagai berikut.

V < 1,5 berarti tidak valid

1,5 berarti kurang valid

2,5 berarti cukup valid

berarti valid

4,5 berarti sangat valid

(2) Analisis Kepraktisan melalui Kelayakan dan Keterlaksanaan. Analisis

kelayakan dilakukan dengan cara mencari rata-rata dari penilaian validator.

Skor rata-rata (L) dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori

kelayakan penerapan bahan ajar yang disusun berikut.

L < 1,5 berarti sangat tidak layak

2,5 berarti kurang layak

2,5 berarti cukup layak

3,5 berarti layak

4,5 berarti sangat layak

Page 55: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

55

(3) Analisiis keterlaksanan dilakukan dengan cara mencari rata-rata dari

observer yang mengamati proses pembelajaran di kelas. Skor rata-rata (T)

dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori keterlaksanaan penerapan

model yang disusun, dengan criteria sebagai berikut.

T < 1,5 berarti tidak ada yang terlaksana

1,5 berarti sebagian kecil terlaksana

2,5 berarti sekitar separuh terlaksana

3,5 berarti sebagian besar terlaksana

4,5 berarti seluruhnya terlaksana

(5) Analisis Keefektivan. Analisis keefektivan model meliputi analisis hasil

belajar siswa, aktifitas siswa, respon siswa, dan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran. Analisis hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi

hasil belajar (tes), pengerjaan tugas. Ketuntasan belajar dilihat dari ketuntasan

individu dan klasikal. Ketuntasan individu apabila siswa memperoleh skor

minimal 6. Ketuntasan klasikal tercapai kalau siswa yang memperoleh

ketuntasan belajar individu minimal 80% dari banyaknya siswa. Analisis

aktifitas siswa diperoleh dari pengamatan dalam mengikuti pembelajaran.

Pengamatan dilakukan oleh pengamat yang ditentukan. Analisis dilakukan

terhadap frequensi rata-rata dari hasil pengamatan oleh pengamat. Analisis

respon siswa dilakukan dengan menentukan respon siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan model yang disusun. Model dikatakan efektif jika siswa

yang merespon posistip minimal 80 % dari jumlah siswa yang ada. Analisis

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dilakukan dengan mencari

rata-rata dari observer yang mengamati proses pembelajaran. Skor rata-rata (K)

dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori keterlaksanaan penerapan

model yang disusun, sebagai berikut.

K < 1,5 berarti sangat rendah

1,5 berarti rendah

2,5 berarti sedang

Page 56: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

56

3,5 4,5 berarti tinggi

4,5 berarti sangat tinggi

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian yang dirumuskan, maka

hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, meliputi: (1)

bahan ajar sastra dengan media film berdimensi sastra hijau. (2) hasil uji

validitas, efektivitas dan kepraktisan penggunaan modul yang disusun. (3)

nilai-nilai karakter yang terdapat dalam bahan ajar berdimensi sastra hijau

yang disusun.

Bahan ajar yang disusun dan dikembangkan dapat dibedakan menjadi

dua macam bentuk, yaitu buku lembar kerja siswa (LKS) dan buku guru.

Lembar kerja siswa atau LKS adalah modul bahan ajar yang disusun untuk

membantu siswa dalam belajar. Lembar kerja siswa pada mata pelajaran

bahasa Indonesia yang disusun melalui penelitian ini mencakup 2 kegiatan

yaitu kegiatan 1 meliputi pembangunan konteks sastra hijau. Kegiatan 2

meliputi pemodelan keterkaitan film Tanah Surga Katanya dan Laskar Pelangi

dengan konsep sastra hijau. Untuk dapat lebih memahami masing-masing

kegiatan, diuraikan 5 tugas yang harus diselesaikan oleh siswa. Kelima tugas

tersebut terdiri dari soal-soal latihan yang berbentuk uraian panjang dan uraian

singkat. Soal dengan jawaban uraian panjang terdapat pada tugas 2, 3 dan 4.

Sedangkan soal dengan jawaban uraian pendek terdapat pada tugas 1 dan 5.

Sementara itu, buku guru merupakan buku petunjuk untuk guru

sebagai patokan dalam proses belajar mengajar. Buku guru berisi tentang

petunjuk umum dan petunjuk khusus. Petunjuk umum di dalamnya memuat

materi, metode, dan evaluasi. Sementara itu petunjuk khusus memuat kriteria

penilaian hasil tugas siswa rekaman kegiatan siswa. Dalam petunjuk umum

diuraikan pendahuluan, konsep sastra hijau dan penilaian. Adapun dalam

petunjuk khusus diuraikan tentang pembangunan konteks dan pemodelan teks

yang didalamnya mencakup kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam

proses pembelajaran. Dalam petunjuk khusus juga diuraikan mengenai

Page 57: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

57

bentuk penilaian yang diterapkan. Selain itu, dalam buku guru juga terdapat

informasi tentang silabus dan RPP. Silabus merupakan program pembelajaran

yang akan dijadikan dasar dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Silabus disusun berdasarkan pedoman yang memuat informasi

tentang: nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu dan

standart kompetensi. Tampilan silabus dalam kurikulum 2013 untuk SMA

seperti tertera di bawah ini.

Nama Sekolah : SMA N 1 Veteran Sukoharjo

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester :1 (Satu)

Alokasi Waktu : 22 X 30 Menit

Kompetensi Inti :Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

Kompetensi

Dasar

Materi

Indikator

Pengalaman

Belajar

Alokasi

Waktu

Sumber

Penilaian

Tugas guru sebelum mengajar adalah membuat perencanan

pembelajaran. Administrasi pembelajaran yang dibuat sebelum mengajar

adalah RPP. Komponen RPP meliputi hal-hal berikut. (1) Identitas mata

pelajaran terdiri dari: satuan pendidikan, kelas, semester, program studi,

mata pelajaran dan jumlah pertemuan. (2) Kompetensi Inti, yaitu kualifikasi

Page 58: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

58

kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap

kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. (3) Kompetensi Dasar,

yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata

pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi

dalam suatu pelajaran. (4) Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku

yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian

kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja

operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,

sikap, dan keterampilan. (5) Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses

dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan

kompetensi dasar. (6) Materi ajar, memuat fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan

rumusan indikator pencapaian kompetensi. (7) Alokasi waktu, ditentukan

sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. (8) Metode

pembelajaran, digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari

setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata

pelajaran. (9) Kegiatan pembelajaran, untuk mencapai suatu kompetensi

dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada

dasarnya, langkah-langkah kegiatan. (10) memuat unsur kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Kegiatan inti terdiri atas, eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. (11) Penilaian hasil belajar, prosedur dan

instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator

pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. (12) Sumber

belajar, penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi.

Page 59: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

59

Berkaitan dengan tujuan penelitian yang kedua, yaitu mendapatkan

seperangkan bahan ajar yang valid dan praktis, maka langkah berikutnya

adalah melakukan validasi pada bahan ajar yang telah dikembangkan,

Validasi produk bahan ajar sastra yang dikembangkan dalam penelitian ini

dilakukan oleh ahli yang sesuai dengan bidangnya. Seperti yang telah

direncanakan sebelumnya bahwa validasi dilakukan atas dasar ketercapaian

aspek (1) bentuk/format buku, (2) kesesuaian antara isi buku dengan

kurikulum, ( 3 ) bahasa yang digunakan dan ( 4 ) manfaat bagi proses

pembelajaran. Masing-masing aspek juga terperinci dalam sub-sub aspek.

Hasil validasi yang dilakukan dengan penilaian pakar, dibedakan dalam

beberapa kriteria berikut. (1) Skor 1 artinya tidak baik, (belum dapat dipakai,

masih memerlukan konsultasi). (2) Skor 2, artinya cukup baik (dapat dipakai,

tetapi dengan banyak revisi). (3) Skor 3, artinya baik (dapat dipakai tetapi

sedikit revisi). Skor 4, artinya sangat baik (dapat dipakai tanpa revisi).

Adapun, hasil validasi yang dilakukan terhadap bahan ajar sastra yang

disusun menunjukkan bahwa bahan ajar berdimensi sastra hijau yang

disusun termasuk dalam kelompok kriteria ketiga, yaitu masuk dalam

katagori baik, dan dapat dipakai namun masih memerlukan sedikit revisi.

Selanjutnya, berdasarkan pandangan bahwa sastra dapat berperan besar

dalam penanaman nilai-nilai luhur pada siswa, maka untuk mencapai tujuan itu,

dalam penelitian ini dikembangkan bahan ajar sastra dengan media film yang

berdimensi sastra hijau. Melalui media film diharapkan pelajaran lebih dapat

menarik minat siswa dalam mempelajari sastra. Sastra hijau yang juga disebut

sebagai ekokeritisisme adalah konsep kearifan ekologi yang dipadukan ke

dalam karya sastra. Sastra hijau membantu meningkatkan kesadaran akan hidup

yang bergantung kepada alam yaitu bumi dan seluruh isinya. Sastra hijau ditulis

untuk melestarikan bumi serta isinya, khususnya hutan dan lingkungan hidup

manusia. Sastra yang sering dikenal khalayak adalah sastra tertulis seperti novel

atau puisi. Untuk novel yang sudah diangkat dalam sebuah film, maka film

tersebut sangat cocok diguanakn sebagai media dalam pembelajarannya.

Page 60: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

60

Berkaitan dengan topik penelitian ini, film yang bersumber pada novel sastra

adalah film yang berjudul “Tanah Surga Katanya” dan film “Laskar Pelangi”.

Kedua film tersebut merupakan film yang termasuk dalan genre sastra

hijau. Keduanya menawarkan inspirasi dan mengajak untuk mengingat

keindahan alam Indonesia. Sastra hijau merupakan sastra yang menginspirasi

dan mengajak manusia kembali ke alam. Tidak hanya novel, puisi ataupun

cerpen yang bisa dikaitkan penulisannya dengan sastra hijau, film juga dapat

dijadikan media untuk mengajak umat manusia kembali kepada alam. Dalam

Film terdapat visualisasi dan dialog-dialog tokoh yang difungsikan sebagai alat

untuk menyampaikan pesan kepada penonton. Film “Tanah Surga Katanya”

merupakan film yang menyuguhkan visual yang berlatar perbatasan Indonesia-

Malaysia. Film ini mengajak penontonnya untuk mencintai alam Indonesia

yang kaya akan sumber daya alam. Film ini memberikan gambaran nyata yang

sangat hidup, bahwa Indonesia merupakan negeri dengan sumber daya alam

yang begitu kaya. Pesan itu tergambar dalam kutipan dialog antara Haris dan

ayahnya yang bernama Hasyim berikut ini.

“Malaysia Negri yang makmur, yah” (haris).

“Negri kita (indonesia) lebih makmur, ris” (Hasyim).

Melalui visual yang ditampilkan dalam film tersebut, dapat ditangkap

pesan bahwa negeri yang indah dan memiliki kekayaan alam yang melimpah

Page 61: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

61

harus disyukuri, dibanggakan, dan dirawat dengan baik. Melalui pesan inilah

maka rasa cinta terhadap alam semesta dari para siswa dapat dikembangkan

dan ditanamkan.

Sementara itu, Film ”Laskar Pelangi” yang diangkat dari sebuah novel

yang berjudul ’’Laskar Pelangi” menceritakan kisah masa kecil anak-anak

kampung dari komunitas Melayu yang sangat miskin di Belitung, yang

mencoba memperbaiki masa depannya. Melalui visual yang ditampilkan oleh

film “Laskar Pelangi” itu, semangat khalayak untuk berperan penuh menjaga

alam dapat dibangkitkan. Hal itu terlihat dari latar film yang menyuguhkan

alam Belitong yang sangat asri. Selain itu, ada beberapa dialog film yang

menginspirasi dan mengajak untuk hidup kembali dengan alam seperti dialog

Ikal (salah satu tokoh dalam Laskar Pelangi) sebagai berikut.

“Gambar-gambar ini merupakan bukti tak terbantahkan Belitong salah

satu pulau terkaya di Indonesia. Pulau dengan uat-urat timah yang

melimpah ruah, urat-urat yang mengundang bangsa lain untuk

mengambil semua potensi ini” (Ikal; Prolog Laskar Pelangi).

Tentu masih banyak film-film di Indonesia yang menginspirasi seluruh

umat manusia untuk melestarikan lingkungan dan menjaga alam Indonesia yang

sangat kaya ini. Namun melalui contoh kedua film ini disampaikan pemikiran

bahwa film yang bersumber pada karya sastra sangat bagus digunakan sebagai

media pembelajan. Dari kedua film yang dipilih dalam pengembangan bahan

ajar ini dapat dilakukan penanaman karakter selama proses pembelajaran sastra.

Melalui pembelajaran sastra dengan menerapkan media film sastra dapat

dilakukan penanaman jiwa cinta dan bangga atas lingkungan hidup yang bersih

dan sehat serta rasa syukur atas keindahan alam dan seisinya sebagi karunia

Allah untuk manusia.

PENUTUP

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasannya dapat disimpulkan

bahwa bahan ajar sastra berdimensi sastra hijau dapat disusun dalam bentuk

perangkat pembelajaran yang berupa buku siswa atau lembar kegiatan siswa

Page 62: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

62

(LKS) dan buku guru yang sesuai dengan silabus Bahasa Indonesia dalam

Kurikulum 2013. Kedua bentuk buku yang berisi bahan ajar yang

dikembangkan tersebut telah diuji validitas, kepraktisan dan

keefektivitasannya. Adapun hasil ujinya menunjukkan bahwa bahan ajar

sastra berdimensi sastra hijau yang disusun termasuk dalam katagori baik,

dan dapat dipakai namun masih memerlukan sedikit revisi. Sementara itu,

nilai-nilai karakter yang terdapat dalam bahan ajar yang disusun adalah nilai

nilai karakter yang berkaitan dengan rasa cinta dan bangga atas lingkungan

hidup yang bersih dan sehat serta rasa syukur atas keindahan alam dan

seisinya sebagi karunia Allah yang diciptakan untuk manusia.

Berdasarkan temuan-temuan seperti yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa bahan ajar sastra berdimensi sastra hijau dengan media

film yang telah disusun itu bersifat valid dan praktis, sehingga efektif

digunakan dalam pembelajaran sastra di sekolah menengah atas (SMA).

Melalui bahan ajar yang disusun, siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan

dalam suasana yang menyenangkan. Selain itu, bahan ajar yang disusun juga

sangat mendukung pembentukan karakter anak, sesuai dengan pilar-pilar

karakter yang telah ditetapkan dalam pendidikan karakter di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Bovee, Courland. 1997. Business Communication Today, Prentice Hall: New

York.

Brown. H.D. 2001. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language

Pedagogy. (2 nd

ed.). New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Elkins, Deborah. 1976. Teaching Literature. Ohio: Charles Merrill & Publishing Co.

Harimansyah, Ganjar. Marliana, Lina. dan Widodo, Edi Rakhmat. 2005. “Uji Kompetensi

Guru Bidang Sastra di SMA Perlu atau Tidak?” Makalah dalam Konferensi

Internasional Himpunan Sarjana Kesusasteraan (HISKI), 18-21 Agustus 2005 di

Swarna Dwipa Palembang.

Hubbard, Peter. 1983. A Training Course for TEFL, Oxford University Press: Oxford.

Lazar, Gillian. 1993. Literature and Language Teaching, Answer Guide Teachers and

Trainers. United Kingdom: Cambridge University Press.

Page 63: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

63

Lee, Kwuang-wu. 2000. “English Teachers’ Barriers to the Use of Computer-

assisted Language Learning”. The Internet TESL Journal, Vol. VI, No.

12, December 2000, dalam <http:/www.aitech.ac.jp/~iteslj/> .

Moody, H.L.B. 1971. Theaching of Literature. London: Longman.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Implementasinya. Bandung: Rosda.

Naning, Pranata. 20016. “Peranan-bahasa-ibu-sebagai-pilar-sastra-hijau”.

http://laskarpenahijau .com/index.php/2015/10/13/peranan-bahasa-

ibu-sebagai-pilar-sastra-hijau/

Nugrahani, Farida. 2014. “Laskar Pelangi Novel By Andrea Hirata as Acreative Industry

and Educative Media (A Review of Sociologi Literature)”, Makalah Seminar

Antarbangsa Kesusastraan Asia Tenggara (SAKAT) di Dewan Bahasa dan

Pustak Berakas Negara Brunai Darussalam, 15-19 Sept 2014

Rohmadi, Muhammmad. 2005. “Kaderisasi dan Motivasi Menulis dalam Pembelajaran

Sastra di Sekolah/ Kampus”. Makalah dalam Konferensi Internasional

Himpunan Sarjana Kesusasteraan (HISKI), 18-21 Agustus 2005 di Swarna

Dwipa Palembang.

Sarumpaet, Riris K. Toha. 2002. “Bagaimana Sastra Membangun Bangsa” dalam Riris K.

Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesiatera

Satoto, Sudiro. 2006.”Profil dan Profesionalisme Guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang

Ideal dalam Perspektif Pergaulan Antarbangsa” dalam Kumpulan Makalah

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Perspektif

Pergaulan Antarbangsa PIBSI XXVIII Tanggal 2-4 Juli 2006. Semarang: IKIP

PGRI.

Sayuti, Suminto A. 2002. “Sastra dalam Perspektif Pembelajaran: Beberapa Catatan”,

dalam Riris K. Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang:

Indonesiatera.

Siswari, Ryke L.S. 2016. “Mencintai Hutan dan Lingkungan Melalui Sastra”. http://bp2sdmk.dephut.go.id/emagazine/index.php/umum/80-mencintai-hutan-dan-

lingkungan-melalui-sastra.htSudjana, Nana. 1991. Teori-teori Belajar Untuk

Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Sunarto & Hartono, Agung. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen

Page 64: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

64

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1

Satuan Pendidikan : SMA Veteran Sukoharjo Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XI /1 Tema : Menemukan solusi atas masalah Etika

Persahabatan Materi Pokok : Ulasan/Review Film Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit (4 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti KI 1

:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2

:

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif

dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3

:

Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian

3.1Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek,pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks dan ulasan / reviu flm/ drama baik lisan maupun tulisan

3.1.1 Menentukan solusi atas masalah Etika

Persahabatan dalam film lascar pelangi

dengan tahapan yang benar: Orientasi,

komplikasi, resolusi, dan koda.

3.1.2 Memahami dan menganalisis cerita

dalam film

3.1.3 Membandingkan teks cerita pendek

dengan film

3.1.4 Mengevaluasi, memproduksi, dan

menyunting film menjadi cerpen

Page 65: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

65

menggunakan bentuk terikat majas,

perubahan makna, ungkapan, peribahasa.

3.1.5 Menyunting bagian film.

3.1.6 Memproduksi cerita pendek berdasarkan

film yang dilihat

3.1.7 Mengabstraksi dan mengonversi film dan

teks cerita pendek.

C. Tujuan Pembelajaran 1. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menggunakan

bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk memahami informasi secara lisan dan tulis.

2. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan perilaku jujur dalam menanggapi hal-hal atau kejadian.

3. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan perilaku tanggung jawab dalam menanggapi hal-hal atau kejadian.

4. Setelah mencermati, tanya jawab, dan berdiskusi, siswa dapat memahami struktur dan kaidah bahasa dalam film

5. Setelah mencermati, tanya jawab, dan berdiskusi, siswa dapat menginterpretasi makna film

6. Setelah mencermati, mengevaluasi, memproduksi, dan menyunting film menjadi cerpen menggunakan bentuk terikat majas, perubahan makna, ungkapan, peribahasa.

7. Setelah mencermati, tanya jawab, dan berdiskusi, siswa dapat menyebutkan amanat film

8. Setelah mencermati, tanya jawab, berdiskusi,siswa dapat menceritakan kembali isi film

9. Setelah mencermati, tanya jawab, dan diskusi, siswa memproduksi cerita pendek berdasarkan film yang dilihat

10. Selama dan setelah pembelajaran siswa mengabstraksi dan mengonversi film dan teks cerita pendek.

D. Materi Pembelajaran

Film “Laskar Pelangi, tanah Surga Katanya, Sang Pencerah

E. Metode Pembelajaran Pendekatan : scientific Metode : diskusi, tanya jawab, penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar 1. Media : CD interaktif, LCD 2. Alat dan bahan : Film 3. Sumber Belajar :

Kemdikbud, 2013a. Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik

Kelas XI. Jakarta: Kemdikbud.

Kemdikbud, 2013b. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan: Buku

Guru. Jakarta: Kemdikbud.

Page 66: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

66

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Bagian Kegiatan Pembelajarn Alokasi Waktu

Penda-huluan

a. Siswa memberi salam hormat kepada guru, berdoa, dan mengkondisikan diri siap belajar.

b. Siswa bertanya jawab (dengan siswa yang lain dan guru) berkaitan dengan materi film review yang akan dipelajari.

c. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan manfaat menguasai materi pembelajaran.

d. Siswa menyimak pokok-pokok/cakupan meteri pembelajaran

8 menit

Inti

Mengamati a. Siswa diberi contoh film yang berjudul “laskar Pelangi” dan

membaca dengan cermat berkaitan dengan struktur,kaidah, isi dan bahasa film,dengan teliti dan tanggung jawab.

10 menit

Menanya b. Siswa secara berkelompok melakukan tanya jawab (antar

anggota kelompok dan kelompok yang lain) tentang stuktur film (tesis, argumen, dan penegasan ulang argumen),dankaidah ( kalimat tunggal, kalimat majemuk, dan konjungsi), serta isi yang belum dipahami dan guru menjelaskan stuktur, kaidah , dan isi teks dengan tutur kata yang santun.

c. Siswa berdiskusi menilaistruktur, kaidah, dan isi pada film yang berjudul “laskar Pelangi”dengan saling menghargai pendapat teman dengan bahasa yang santun.

10 menit

Mengumpulkan Data d. Secara berkelompok siswa mencatat pokok-pokok struktur,

kaidah, dan isi teks cerpen yang berjudul “laskar Pelangi” dengan penuh tanggung jawab.

e. Siswa berduskusi membahas hasil pemahan teks cerpen yang berjudul ” laskar Pelangi” dari kesesuaian struktur,kaidah, dan isi film dengan tutur kata yang santun dan penuh tanggung jawab.

f. Siswa menyimpulkan hasil penilaian film dari kesesuaian stuktur, kaidah, dan isi dengan jujur dan penuh tanggung jawab.

15 menit

Mengasosiasi a. Secara berkelompok siswa diberikan lagi film yang berjudul

“laskar Pelangi” dan lembar kerja untuk dipahami dari aspek kebenaran struktur, kaidah bahasa,dan isi secara jujur dan penuh tanggung jawab.

b. Secara berkelompok siswa menilai struktur, kaidah, isi, dan bahasa teks eksposisi yang berjudul “laskar Pelangi” dengan responsive, jujur ,dan penuh tanggung jawab.

15 menit

Mengomunikasikan a. Siswa secara bergantian mempresentasikan hasil pekerjaan

kelompoknyadengan tutur kata yang santun. b. Siswa dari kelompok lain menanggapi hasil presentasi

kelompok tersebutdengan penggunaan bahasa santun, jujur dan penuh tanggung jawab.

10 menit

Penutup a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang diajarkan tentang 12

Page 67: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

67

film berdasarkan struktur dan kaidah. b. Siswa melalukan refleksi terkait pembelajaran yang baru

berlangsung dengan membuat catatan penguasaan materi. c. Siswa mengerjakan evaluasi formatif berkaitan struktur dan

kaidah teks eksposisi. d. Siswa saling bertukar pekerjaan dan mengoreksi pekerjaan serta

memberikan umpan balik hasil evaluasi. e. Siswa memperoleh tugas pengayaan untuk menilai struktur,

kaidah dari film yang dicari

menit

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Identitas Materi

Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks

cerita pendek,pantun,cerita

ulang,eksplanasi kompleks dan

ulasan/reviu flm/ drama baik lisan

maupun tulis

Topik/Materi : Review Film

Sub Topik/ Sub Materi : Memahami struktur dan kaidah Film

1. Instrumen penilaian sikap

a. Penilaian sikap melalui observasi

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : XI/1

Topik/ subtopik : Mengevaluasi film

Indikator : 1 .Menunjukan perilaku jujur dalam mengevaluasi

film

2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam

mengevaluasi film

3. Menggunakan pilihan kata yang santun dalam

mengevaluasi film

No Nama

peserta

didik

jujur Tanggung

jawab

Santun Jumlah

skor

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Keterangan Skor

1. Jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan

2. Jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan

3. Jika sering berperikalu dalam kegiatan

4. Jika selalu berperilaku dalam kegiatan

Page 68: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

68

Penilaian sikap untuk setiap pewserta didik dapat menggunakan

rumus berikut

Jumlah Skor

Nilai = 12 X 100

Dengan predikat

PREDIKAT NILAI

Sangat Baik (SB) 80 <AB<100

Baik (B) 70 < B < 79

Cukup (C) 60 , < C < 69

Kurang (K) < 60

2. Penilaian pengetahuan

Tes Penugasan

Topik : Film

KD : 3.4 Mengevaluasi film berdasarkan kaidah-kaidah film

baik melalui lisan maupun tulisan

Indikator : 1. Mengevaluasi struktur isi film

2. Mengevaluasi bahasa film

3. Mengevaluasi ejaan film

A. Tugas kelompok

1. Simaklah film yang berjudul “Tanah Surga Katanya”

2. Secara berkelompok, lakukan penilaian terhadap teks tersebut

dengan memperhatikan struktur isi, bahasa dan ejaan pada teks

tersebut!

B. Tugas Perseorangan

Carilah film, kemudian lakukan penilaian terhadap film tersebut

dengan memperhatikan struktur isi, bahasa dan ejaan pada teks

tersebut!

Rubrik Penilaian

a. Lembar penilaian kelompok

Nama Kelompok :

Kelas :

No Aspek yang dinilai Skor Penilaian

(1- 4)

1. Struktur film

2. Bahasa film

3. Ejaan

Jumlah

Skor

b. Lembar penilaian individu

Nama Siswa :

Page 69: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

69

Kelas :

NIS :

Aspek yang dinilai Skor Penilaian

(1-4)

1. Struktur film

2. Bahasa film

3. Ejaan

Jumlah

Skor

Keterangan Skor:

Total Nilai =Jumlah Skor

3 3. Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Unjuk Kerja b. Bentuk instrumen :Produk

a. Lembar penilaian individu

Nama Siswa :

Kelas :

NIS :

No Aspek yang dinilai Skor Penilaian

(1-3)

1. Menilai struktur yang terdapat dalam

bacaan.

2. Menilai bahasa yang terdapat dalam

bacaan.

3. Menilai isi yang terdapat dalam

bacaan.

Keterangan Skor:

Total Nilai =Jumlah Skor

3

b. Lembar penilaian Diskusi Kelompok

No Nama Aspek Penilaian Total

Nilai

Prese

ntasi Sikap Keaktifan wawasan Kemamp

uan

mengem

ukakan

pendapat

Kerja

sama

Page 70: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

70

C. Tugas Perseorangan

Simaklah film yang telah dilihat, kemudian buatlah cerpen

berdasarkan film yang dilihat memperhatikan struktur isi, bahasa

dan ejaan pada teks tersebut!

Rubrik Penilaian

c. Lembar penilaian kelompok

Nama Kelompok :

Kelas :

No Aspek yang dinilai Skor Penilaian

(1- 4)

1. Struktur film

2. Bahasa film

3. Ejaan

Jumlah

Skor

d. Lembar penilaian individu

Nama Siswa :

Kelas :

NIS :

Aspek yang dinilai Skor Penilaian

(1-4)

1. Struktur film

2. Bahasa film

3. Ejaan

Jumlah

Skor

Keterangan Skor:

Total Nilai =Jumlah Skor

3

4. Keterampilan

c. Teknik Penilaian : Unjuk Kerja d. Bentuk instrumen :Produk

c. Lembar penilaian individu

Nama Siswa :

Kelas :

Page 71: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

71

NIS :

No Aspek yang dinilai Skor Penilaian

(1-3)

1. Menilai struktur yang terdapat dalam

bacaan cerpen.

2. Menilai bahasa yang terdapat dalam

bacaan cerpen.

3. Menilai isi yang terdapat dalam

bacaan cerpen.

Keterangan Skor:

Total Nilai =Jumlah Skor

3

d. Lembar penilaian Diskusi Kelompok

No Nama Aspek Penilaian Total

Nilai

Prese

ntasi Sikap Keaktifan wawasan Kemamp

uan

mengem

ukakan

pendapat

Kerja

sama

Sukoharjo,

Juli 2016

Tim Peneliti,

Lampiran 4

Page 72: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

72

Lampiran 4

Dr. Farida Nugrahani, M.Hum

Drs. Sri Wahono Saptomo, M. Hum

Page 73: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

73

BUKU SISWA

Bahasa

Indonesia SMA

Kelas XI

Page 74: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

74

KEGIATAN 1

PEMBANGUNAN KONTEKS SASTRA HIJAU

Sumber: http://www.google.co.id

Page 75: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

75

Gambar 1.1 Genre Sastra Hijau

SASTRA HIJAU

Pandangan bahwa sastra dapat berperan besar dalam penanaman

nilai-nilai luhur pada siswa, sudah banyak disampaikan oleh para pakar.

Mempelajari sastra berarti membaca teks sastra, memahami isinya, dan

mengapresiasi keindahan ceritanya serta menghayati nilai-nilai kehidupan

yang disampaikan oleh pengarang untuk menangkap pesan yang

disampaikan melalui karyanya. Untuk mencapai tujuan itu, sastra dengan

media film dapat menarik minat siswa dalam mempelajari sastra. Di

Indonesia begitu banyak genre sastra yang dapat dinikmati oleh khalayak.

baru-baru ini, genre sastra hijau menjadi daya tarik pencinta sastra.

Gerakan sastra hijau mulai gencar ditulis pada tahun 70an, di negara-

negara yang masyarakatnya peduli lingkungan misalnya di Brazil, Australia

dan Amerika. Meskipun sebenarnya sastra hijau telah ditulis sejak puluhan

tahun sebelumnya di berbagai benua. Di Indonesia sastra hijau mulai

marak dan dikenal sekitar lima tahun terakhir, dan masih terus berkembang

hingga saat ini.

Sastra hijau yang juga disebut sebagai ekokeritisisme adalah konsep

kearifan ekologi yang dipadukan ke dalam karya sastra. Sastra hijau

membantu meningkatkan kesadaran akan hidup yang bergantung kepada

alam yaitu bumi dan seluruh isinya. Dengan kata lain genre sastra hijau

ditulis untuk melestarikan bumi serta isinya, khususnya hutan dan

lingkungan hidup manusia.

Sastra yang sering dikenal khalayak adalah sastra tertulis seperti

novel atau puisi. Namun, film juga merupakan bentuk sastra yang menarik

untuk dilihat dan dipahami maknanya. Film yang berjudul Tanah Surga

Katanya dan Laskar Pelangi merupakan dua film yang termasuk dalan

Page 76: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

76

genre sastra hijau. Kedua film ini menawarkan inspirasi dan mengajak

untuk mengingat alam Indonesia.

PEMODELAN KETERKAITAN FILM TANAH SURGA KATANYA

DAN LASKAR PELANGI DENGAN SASTRA HIJAU

Gambar 1.2 Gambar 1.3

Page 77: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

77

Sastra pada dasarnya berbentuk tulisan seperti novel, puisi ataupun

cerpen. Di Indonesia sendiri berbagai genre sastra telah ditawarkan

sastrawan untuk pencinta sastra, dari mulai romance, nasionalisme, bahkan

baru-baru ini sastra hijau sedang berkembang di negara ini. Sastra hijau

merupakan sastra yang menginspirasi dan mengajak manusia kembali ke

alam. Tidak hanya novel, puisi ataupun cerpen yang bisa dikaitkan

penulisannya dengan sastra hijau. Namun, film juga bisa dijadikan media

untuk mengajak umat manusia kembali kepada alam. Film merupakan

jenis sastra yang menawarkan visual dan dialog-dialog tokoh sebagai alat

untuk menyampaikan pesan kepada penonton.

Film Laskar Pelangi diangkat dari sebuah novel yang berjudul

’’Laskar Pelangi” menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari

suatu komunitas Melayu yang sangat miskin Belitung. Anak orang-orang

Page 78: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

78

‘kecil’ yang mencoba memperbaiki masa depan mereka. Visual yang

ditampilkan oleh film Laskar Pelangi membangkitkan semangat khalayak

untuk berperan penuh menjaga alam. Hal itu terlihat dari latar film yang

menyuguhkan alam Belitong yang sangat asri. Selain itu, ada beberapa

dialog film yang menginspirasi dan mengajak untuk hidup kembali dengan

alam seperti dialog Ikal (salah satu tokoh dalam Laskar Pelangi):

“Gambar-gambar ini merupakan bukti tak terbantahkan Belitong salah satu pulau

terkaya di Indonesia. Pulau dengan uat-urat timah yang melimpah ruah, urat-urat

yang mengundang bangsa lain untuk mengambil semua potensi ini” (Ikal; Prolog

Laskar Pelangi).

Selain Laskar Pelangi, film Tanah Surga Katanya juga

menyuguhkan visual yang tidak biasa. Berlatar di perbatasan Indonesia-

Malaysia, film ini mengajak bangsa untuk mencintai alam Indonesia yang

kaya akan sumber daya nya. Film ini memberikan gambaran nyata hidup

di Indonesia. Negeri dengan sumber daya alam yang begitu kaya. Seperti

kutipan dialog antara Haris dan ayahnya yang bernama Hasyim:

“Malaysia Negri yang makmur, yah” (haris)

“Negri kita (indonesia) lebih makmur, ris” (Hasyim)

Tentu masih banyak film-film di Indonesia yang menginspirasi

seluruh umat manusia untuk melestarikan lingkungan dan menjaga alam

Indonesia yang sangat kaya ini. Melalui pelajaran ini, siswa diajak untuk

mencintai sastra yang berdimensi sastra hijau sebagai untuk menumbuhkan

sikap sosial humaniora dikehidupan nyata. Sama dengan sastra tulis yang

memiliki struktur/unsur yang membangun teks sastra, film juga memiliki

struktur/unsur yang membangun film tersebut, seperti : Abstrak, Orientasi,

Komplikasi, Evaluasi, Resolusi, Koda. Jika dibagankan akan terlihat

seperti berikut ini:

Page 79: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

79

TUGAS 1

Menyaksikan film “Laskar Pelangi” dan “Tanah Surga Katanya”

Guru akan memutarkan dua judul film yakni Laskar Pelangi dan Tanah

Surga Katanya secara bergantian. Siswa diminta untuk menyaksikan

dengan seksama, dan mengerjakan soal berikut secara mandiri.

1. Identifikasilah semua tokoh/penokohan film Laskar Pelangi dan Tanah

Surga Katanya!

2. Identifikasilah latar (tempat, waktu dan suasana) film Laskar Pelangi dan

Tanah Surga Katanya!

3. Identifikasilah alur cerita yang ada di fil Laskar pelangi dan Tanah Surga

Katanya!

TUGAS 2

ABSTRAK

ORIENTASI

KOMPLIKASI

EVALUASI

RESOLUSI

KODA

Page 80: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

80

Setelah mengidentifikasi tokoh, latar dan alur. Siswa harus

mengidentifikasi dan menganalisis dialog-dialog tokoh yang membuktikan

bahwa kedua film tersebut berdimensi sastra hijau.

Film “Laskar Pelangi”

No. Tokoh Dialog Alasan

1. Ikal “Gambar-gambar ini

merupakan bukti tak

terbantahkan Belitong salah

satu pulau terkaya di

Indonesia. Pulau dengan uat-

urat timah yang melimpah

ruah, urat-urat yang

mengundang bangsa lain untuk

mengambil semua potensi ini”

Dialog tersebut

menyuarakan

untuk menjaga

kekayaan

Indonesia.

Page 81: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

81

Film “Tanah Surga Katanya”

No. Tokoh Dialog Alasan

1. Haris dan

Hasyim

“Malaysia Negri yang makmur,

yah” (haris)

“Negri kita (indonesia) lebih

makmur, ris” (Hasyim)

Dialog tersebut

menyuarakan

bahwa Indonesia

adalah negara

yang makmur.

Page 82: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

82

TUGAS 3

Setelah mengklasifikasikan dialog-dialog tokoh, siswa diminta

membandingkan kedua film “Laskar Pelangi” dan “Tanah Surga

Katanya”. Dari kedua film tersebut mana yang lebih berdimensi dengan

sastra hijau, kemudian kemukakan alasan Anda !

Laskar Pelangi Tanah Surga Katanya

……………………………………….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……………………………………….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

Page 83: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

83

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

………………………………………

……….

TUGAS 4

Refleksikan apa yang kalian dapat dari menyaksikan film “ Laskar

Pelangi” dan “Tanah Surga Katanya” kemudian kemukakan pendapat

Anda mengenai manfaat adanya genre sastra hijau bagi kehidupan Anda!

Nama :

Kelas & NIS:

Tanggal :

Page 84: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

84

Refleksi

TUGAS 5

I. Bacalah teks ulasan film Laskar Pelangi di bawah ini!

Laskar Pelangi adalah sebuah film karya Riri Riza yang merupakan

salah satu film terbaik Indonesia. Film yang diangkat dari novel dengan judul

Page 85: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

85

yang sama karya Andrea Hirata ini diproduksi pada tahun 2008. Semenjak awal

pertama kemunculannya di layar lebar, film ini bernasib sama dengan bukunya,

keduanya mendapatkan antusias yang luar biasa dari para penikmat seni di

Indonesia, khususnya pecinta film. Hal tersebut tidak terlepas dari tangan

dingin seorang produser muda berbakat, Mira Lesmana yang berkolaborasi

dengan Riri Riza, salah satu produser terbaik di negeri ini. Hal yang

menjadikan film ini menarik adalah para pemain yang dipilih merupakan anak –

anak asli Belitung, sebuah daerah yang menjadi latar dari novel aslinya. Mereka

memerankan tokoh – tokoh yang ada di cerita tersebut, seperti Ikal, diperankan

oleh Zulfani, Lintang diperankan oleh Ferdian, Mahar diperankan oleh Verrys

Yamarno, dan begitu juga dengan tokoh – tokoh lainnya. Film ini menceritakan

sebuah kisah 10 orang sahabat. Mereka bersekolah di sebuah sekolah kecil SD

Muhammadiyah di Pulau Belitung.

Pada awalnya sekolah tersebut terancam ditutup karena minimnya

siswa yang belajar. Namun, berkat kegigihan dan keinginan yang kuat dari

kesepuluh anak tersebut sekolah itu tidak jadi ditutup. Hal ini juga berkat

perjuangan seorang guru yang sangat baik, yaitu Bu Muslimah yang

diperankan oleh Cut Mini dan Pak Harfanh yang diperankan dengan apik oleh

Ikranagara. Selain menceritakan kisah persahabatan, Film ini juga

menyuguhkan cerita emosional, mengenai Lintang, seorang anak miskin yang

sangat pintar. Namun, harus bekerja keras demi bertahan hidup demi adik-

adiknya setelah ditinggal mati oleh ayahnya di lautan.

(http://www.kelasindonesia.com)

Berdasarkan teks ulasan film Laskar Pelangi di atas, jawablah pertanyaan berikut

ini!

1. Sebutkan anggota Laskar Pelangi beserta perwatakannya!

2. Sebutkan tokoh lain yang terlibat dalam film Laskar Pelangi!

3. Bagaimana Penggambaran watak tokoh dalama film Laskar Pelangi?

4. Dimanakah setting/latar film Laskar Pelangi?

5. Bagaimanakah alur cerita film laskar pelangi?

Page 86: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

86

6. Mengapa sutradara film Laskar Pelangi memilih anak asli Belitong

sebagai pemerannya?

7. Apakah sebutan yang diberikan Bu Muslimah untuk kesepuluh pemain

film Laskar Pelangi?

8. Siapakah penulis novel Laskar Pelangi?

9. Menurut kalian film laskar pelangi mengandung latar sosial, jika ada

jelaskan!

10. Nilai moral apa yang terkandung dalam film Laskar Pelangi?

II. Bacalah teks ulasan film Tanah Surga Katanya di bawah ini!

Film ini mengulas seputar prihatinnya bangsa yang

memperhatikan setanah daerah, yang masih menjadi bagian dari negara.

Berlatar di suatu daerah terpencil yang berada diperbatasan antara Negeri

Indonesia dan Malaysia, tepatnya di pulau Kalimantan yang sepatutnya

hidup di bawah keselamatan negara, namun kenyataannya masih sangat

memperihatinkan dan sangat ironi. Seakan masyarakat didalamnya hidup

tanpa mengenal tanah airnya sendiri. Bahkan mata uang yang digunakan

bukan mata uang Negara Indonesia, melainkan ringgit yang merupakan

mata uang negara tetangga, yaitu Malaysia.

Film Tanah Surga Katanya dimulai dengan kehidupan suatu

keluarga yaitu Hasyim "Fuad Idris salah seorang mantan sukarelawan

Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965 yang tinggal bersama kedua

cucunya, Salman (Osa aji santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra) yang

merupakan anak dari Haris (Ence Bagus). Film Tanah Surga Katanya

(banyak menceritakan tentang kehidupan perekonomian dan nasionalisme

orang-orang perbatasan. Mengenai dilemakehidupan yang dialami oleh

Hasyim ketika ia diajak oleh anaknya untukmeninggalkan desanya yang

berada di daerah pinggiran perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan

dan berpindah ke Malaysia. Pilihan ini sendiri diberikan oleh Haris karena

selama ini ia telah mendapatkan rejeki yang melimpah dengan bekerja di

Malaysia sekaligus mengingat fakta bahwa kehidupan masyarakat di

Page 87: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

87

daerah pinggiran tersebut sama sekali tidak mendapatkan perhatian yang

layak dari pemerintah republik Indonesia. Sebagai seorang mantan

pejuang kemerdekaan yang masih menggenggam nilai-nilai nasionalisme

yang tinggi, Hasyim jelas menolak ajakan tersebut. Akhirnya, Haris hanya

berhasil membujuk puterinya Salina,untuk berangkat ke Malaysia dan

meninggalkan ayah beserta puteranya, Salman,yang tidak ingin

meninggalkan sang kakek sendirian. (http://www.academia.edu)

Berdasarkan teks ulasan film Tanah Surga Katanya di atas, jawablah

pertanyaan berikut ini!

1. Sebutkan tokoh “Tanah Surga Katanya” beserta perwatakannya!

2. Bagaimana Penggambaran watak tokoh dalama film “Tanah Surga

Katanya”?

3. Dimanakah setting/latar film “Tanah Surga Katanya”?

4. Bagaimanakah alur cerita film laskar pelangi?

5. Mengapa Hasyim menolak ajakan Haris untuk berpindah

kewarganegaraan?

6. Siapa yang menemani Hasyim ketika ditinggal Haris ke Malaysia?

7. Menurut kalian Tanah Surga Katanya mengandung latar sosial, jika ada

jelaskan!

8. Nilai moral apa yang terkandung dalam film Tanah Surga Katanya?

Page 88: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

88

Dr. Farida Nugrahani, M.Hum

Drs. Sri Wahono Saptomo, M. Hum

Page 89: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

89

Prakata

BUKU GURU

BAHASA INDONESIA

SMA KELAS XI

Page 90: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

90

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berlaku pada saat ini. Kurikulum 2013

tersebut dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mampu mengekspresikan

perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis melalui pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan

menyadari bahwa peran dan fungsi bahasa sangatlah penting, maka pembelajaran Bahasa

(sastra) Indonesia juga sangat penting.

Buku ini menyajikan materi tentang pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk

jenjang Pendidikan Menengah Kelas XI. Materi yang disajikan dalam buku guru ini disusun

dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai

wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran. Muhammad Nuh (2014: 2), menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

dalam Kurikulum 2013 menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan

dan keterampilan, kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut dibentuk melalui pembelajaran

berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan pengetahuan tentang jenis, kaidah dan konteks

suatu teks, dilanjutkan dengan keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik

terencana maupun spontan, dan bermuara pada pembentukan sikap kesantunan dan kejelian

berbahasa serta sikap penghargaan terhadap Bahasa Indonesia sebagai warisan budaya

bangsa.Untuk itu, buku ini menjabarkan peran guru dalam memberdayakan peserta didik untuk

dapat melakukan usaha yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, dalam buku ini

diuraikan tentang peran peserta didik dalam mencari sumber belajar lain yang tersedia di

sekitarnya. Selebihnya itu, peran guru adalah meningkatkan dan menyesuaikan daya serap

peserta didiknya melalui sumber daya yang ada.

Menyadari bahwa buku ini dibuat hanya untuk kepentingan pembelajaran sastra di

sekolah, dan hanya untuk satu pokok bahasan, maka sangat penting bagi guru untuk

mengembangkan lagi sesuai potensi dan kreatifitas dan kebutuhan dari peserta didik di masing-

masing sekolah.

Pada akhirnya perlu disampaikan bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu, kritik saran dan masukan yang bersifat membangun dan menyempurnakan sangatlah

diharapkan. Semoga buku pegangan guru sastra ini bermanfaat.

Sukoharjo, Agustus 2016

Penyusun,

Dr. Farida N, M.Hum.

Page 91: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

91

Daftar Isi

Halaman i

Prakata ii

Daftar Isi iii

Daftar Gambar ix

Silabus 1

UNIT I

Petunjuk

Umum…………………………………………………………………………................ 4

1.1 Pendahuluan……………………………………………………………………... 4

1.2 Organisasi Penataan Materi Buku Wajib Bahasa ………………………………. 4

1.3 Metode …………………………………………………………………………... 5

1.4 Penilaian ………………………………………………………………………… 6

UNIT II 2.5 Pembelajaran Materi Pelajaran V: Mengulas Secara Kritis Film dan Drama....... 8 2.5.1 Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Ulasan ........................................... 8

2.5.2 Kerja Sama Membangun Teks Ulasan.................................................................. 8 2.5.3 Kerja mandiri Membangun Teks Ulasan ............................................................. 9

UNIT III EVALUASI .................................................................................................................. 11 3.1 Pengertian ............................................................................................................. ... 12

UNIT IV BAHAN PENGAYAAN .............................................................................................. 30 4.1 Pembelajaran Teks .............................................................................................. 30 4.2 Latihan Pengayaan .............................................................................................. 30 Glosarium .................................................................................................................. ... 31 Daftar Pustaka ............................................................................................................... 31

Page 92: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

92

ISILABUS

1

Page 93: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

93

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI INDIKATOR

PENGALAMAN ALOKASI SUMBER PENILAIAN

INTI BELAJAR WAKTU

1. Menghayati dan 1.1 Mensyukuri 1. Menemukan Solusi 1. Menemukan solusi atas masalah 1. Siswa berpengalaman 1. Buku 1. Lisan

mengamalkan anugerah Tuhan

Atas Masalah Etika

persahabatan dalam

film laskar pelangi

Etika persahabatan dalam novel

laskar pelangi membuat dan Penunjang 2. Tertulis

ajaran agama akan keberadaan dengan tahapan yang benar: menggunakan teks Kurikulum 3. Penugasan

yang dianutnya. bahasa Indonesia dan a. Teks orientasi, komplikasi, resolusi, dan Novel dengan 2013 Mata 4. Portofolio

Menggunakannya novel “Laskar Pelangi” koda. menerapkan struktur 1 minggu = 4 Pelajaran

sesuai dengan kaidah 2. Memahami dan menganalisis teks teks yang tepat dan jam pelajaran Bahasa dan konteks untuk cerita novel yang difilmkan. bahasa Indonesia yang Indonesia

Mempersatukan baik dan benar. 1 pelajaran = 22

b. Teks 3. membandingkan teks cerita

(Wajib)

bangsa.

2. Menerapkan struktur

Novel “Ketika

Cinta Bertasbih” Pendek dengan novel. jam pelajaran 2. Kamus Besar

4. Mengevaluasi, memproduksi, dan

teks novel Bahasa

yang tepat dan bahasa

Indonesia

c. Teks

menyunting teks novel menjadi

novel cerita pendek.

Indonesia yang baik

3. Pengalaman

Novel “ Sang

Pencerah” 5. Menggunakan bentuk terikat,

dan benar.

siswa dan

majas, perubahan makna, guru

ungkapan, peribahasa.

4. Media

6. Menyunting bagian teks novel dan

cerita pendek.

7. Memproduksi teks cerita pendek berdasarkan film sastra yang dilihat.

8. Mengabstraksi dan mengonversi

teks cerita pendek.

Page 94: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

94

Petunjuk

Umum

Page 95: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

95

1.1 Pendahuluan

Penerapan  kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah atau disebut

pendekatan saintifik (scientific aproach). Penerapan pendekatan ini melalui

pengembangan aktivitas siswa yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, menegosiasi, mengomunikasikan, dan mencipta. Aktivitas belajar

tersebut merupakan aktivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

Siswa diharapkan dapat termotivasi untuk mengamati fenomena yang ada di

sekitarnya, mencatat atau mengidentifikasi fakta, merumuskan masalah yang ingin

diketahuinya dalam pernyataan menanya, lalu memulai kegiatan inti pembelajaran

melalui aktivitas pengamatan. Siswa mengamati fenomena dalam bentuk video,

gambar, kerangka pikir, teks, atau juga fenomena alam maupun sosial . Guru

menyiapkan bahan pelajaran yang akan diamati siswa sebelum melakukan aktivitas

belajar sehingga pembelajaran menjadi kontekstual.

Berikut ini posisi pengembangan keterampilan berpikir dalam aktivitas siswa.

Domain Elemen SD SMP SMA/MA+SMK

Proses

Menerima + menjalankan + menghargai + menghayati +

mengamalkan

Beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggungjawab,

Sikap

Individu peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi

Internal

Sosial Toleransi, gotong royong, kerja sama, dan musyawarah

Alam

Pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta

Perdamaian

Proses

Mengamati + menanya + mencoba + mengolah + menyaji +

menalar + mencipta

Keterampilan Abstrak Membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang

Konkret

Menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat,

Mencipta

Proses

Mengetahui + memahami + menerapkan + menganalisis +

Mengevaluasi

Pengetahuan

Objek Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya

Subjek Manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia

1.2 Pendekatan Ilmiah

Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan

melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan

teori tertentu. Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau

melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang.

ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific learning) merupakan bagian dari

pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang  melandasi

penerapan metode ilmiah. 

Page 96: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

96

Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya berfokus pada

bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan pengamatan atau eksperimen,

namun juga bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat

mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Pembelajaran ilmiah mencakup

strategi pembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan siswa dalam proses berpikir dan

penggunaan metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat membedakan kemampuan siswa

yang bervariasi. Penerapan metode ilmiah membantu guru mengidentifikasi perbedaan

kemampuan siswa.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus memenuhi tiga prinsip

utama; yaitu: • Belajar siswa aktif, dalam hal ini  termasuk belajar berbasis penelitian, belajar

berkelompok, dan belajar berpusat pada siswa. • Assessment berarti pengukuran kemajuan belajar siswa yang dibandingkan dengan

target pencapaian tujuan belajar. • Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah mengem­

bangkan pendekatan keragaman.  Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik,

kelompok siswa unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur,

pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.

1.3 Penataan Materi Buku Ajar Bahasa Indonesia

Materi pembelajaran buku wajib bahasa Indonesia untuk siswa SMA disajikan ke

dalam 6 pelajaran, yaitu Menemukan Solusi atas Masalah Kewirausahaan (Pelajaran I),

Menambah Cita Rasa Bahasa melalui Seni Berpantun (Pelajaran II), Membangkitkan

Ingatan tentang Tokoh Dunia (Pelajaran III), Menjelaskan Sebab dan Akibat Peristiwa

Alam dan Sosial (Pelajaran IV), Mengulas Secara Kritis Film dan Drama (Pelajaran V), dan

Teks sebagai Media Adaptasi Sosial (Pelajaran VI). Buku siswa ini terbagi menjadi dua,

yakni buku siswa untuk semester satu dan buku siswa untuk semester dua. B

Buku pegangan guru ini tidak membahas tuntas semua materi dalam pelajaran bahasa

(sastra) Indonesia, namun hanya memajikan materi yang berkaitan dengan Mengulas

Secara Kritis Film dan Drama (Pelajaran V), khususnya film yang berbasis novel sastra

yang di dalamnya sangat penting perannya dalam pendidikan karakter siswa.

1.4 Metode

Metode pembelajaran untuk buku bahasa Indonesia wajib mengutamakan pembelajaran

berkelompok, berpasangan, dan mandiri. Prinsipnya, pembelajaran di kelas hanya

menyampaikan pengetahuan pokok dan memberikan dasar-dasar untuk pendalaman materi

dengan melaksanakan tugas kelompok, berpasangan, dan mandiri.

1.5 Penilaian

Page 97: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

97

Setiap suatu program perlu adanya evaluasi. Melalui evaluasi kemajuan dan

keberhasilan suatu program dapat diketahui dan diantisipasi. Evaluasi merupakan suatu

proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan

atau program telah tercapai (Gronlund, 1985). Pengertian yang sama dikemukakan

Wrightstone, dkk. (1956), bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap

pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam

kurikulum. Evaluasi merupakan proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi perlu diikuti oleh pengambilan keputusan atas objek

yang dievaluasi dan langkah-langkah apa yang perlu ditempuh selanjutnya.

Menurut Sudijono (1996), evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi

yang bersumber pada data kuantitatif. Data kuantitatif itu merupakan hasil dari pengukuran.

Berbeda dengan evaluasi, penilaian (assessment ) berarti menilai sesuatu. Menilai berarti

mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran tertentu, seperti menilai

baik atau buruk, tinggi atau rendah.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, evaluasi dilakukan dengan 3 cara sebagai

berikut.

(1) Penilaian terhadap Latihan-Latihan yang dilakukan oleh Siswa

Latihan-latihan yang dikerjakan siswa pada pembelajaran setiap jenis teks terkait dengan

keterampilan yang harus dikuasai siswa (sesuai dengan konteks teks tersebut) dinilai sebagai

tugas nontes. Penilaian dilakukan terhadap kemampuan reseptif dan produktif. Lembar penilaian

setiap jenis teks disertakan dalam buku siswa dan buku guru. Lembar penilaian perlu dipelajari

siswa agar siswa mengetahui tuntutan akademik berupa indikator dan penskoran tiap aspek

penguasaan jenis teks (isi, struktur teks, kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik; diadopsi

dari Teaching ESL Composition: Principles and Techniques; Hughey, Jane B, et al., 1983).

Penilaian ini disebut Sistem Analisis Penskoran (analytical scoring system) karena penilaian

dilakukan secara terperinci bagi setiap aspek dengan rentangan angka sesuai dengan

pembobotan skor bagi tiap aspek tersebut. Penilaian terperinci ini dilakukan selama proses

pembelajaran suatu jenis teks berlangsung agar siswa mengetahui hasil belajar tiap aspek.

Ketika melakukan perbaikan teks yang disusunnya, siswa dapat memusatkan perhatiannya

terhadap indikator yang masih belum maksimal.

Penilaian terhadap setiap jenis teks dalam tugas mandiri memproduksi teks ini dapat

dilakukan oleh siswa secara berpasangan dengan memberikan lingkaran/ garis bawah

pada indikator yang mencerminkan aspek yang dimaksud. Selain itu, pemberian

komentar juga dituliskan pada kolom yang disediakan bagi setiap aspek (lihat Profil

Penilaian Teks). Berikutnya, siswa memberikan komentar umum terhadap karya

temannya dalam bentuk pernyataan tentang kelebihan dan kekurangan karya teman

pada bagian bawah dari paparan skor dan indikator. Kegiatan ini mendidik siswa untuk

menghargai karya teman dan memberikan dukungan bagi upaya perbaikan karya

tersebut. Guru harus mengecek penilaian berpasangan ini untuk mengetahui ihwal

pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam setiap pembelajaran jenis

teks. Hasil belajar berpasangan dalam hal kualitas proses dan hasil belajar serta kerja

sama siswa menjadi perhatian utama penilaian.

Page 98: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

98

(2) Penilaian Formatif dan Sumatif

Siswa kelas XI mempelajari 5 jenis teks dan pengayaannya. Penilaian tengah semester

dapat dilakukan setelah siswa mempelajari 1-3 jenis teks. Penilaian sumatif pada akhir

semester 1 dan 2 dilakukan setelah siswa mempelajari 2-3 jenis teks. Bentuk tes

diserahkan kepada guru. (3) Penilaian kemajuan belajar siswa dilakukan dengan menggunakan portofolio.

Portofolio dilakukan berdasarkan fungsi pedagogis dan pelaporan.

a. Fungsi pedagogis (portofolio sebagai metode) bertujuan:

b. Fungsi pelaporan (portofolio sebagai bukti karya nyata dan alat penilaian)

Adapun pembobotan penilaian dapat ditentukan sebagai berikut.

No. Jenis Tugas dan Tes Bobot

1 Tugas latihan 25%

2 Tes tengah semester 25%

3 Tes akhir semester 50%

Page 99: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

99

Unit II

Petunjuk Khusus

UNIT II

Page 100: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

100

2.5 Pembelajaran Materi Pelajaran V Mengulas Secara

Kritis Film dan Drama

2.5.1 Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Ulasan

No

Kegiatan Guru

1 Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengucapkan salam. Setelah itu, guru

memberikan penjelasan tentang tema dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dalam materi Pelajaran V, khususnya film dan drama. Guru

memberikan apersepsi. sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa Pelajaran V

merupakan bagian pembelajaran terhadap kehidupan nyata yang berbentuk

visual, film dan drama. Namun, dalam Pelajaran V ini pembahasan akan di

arahkan pada teks, berupa teks ulasan film dan drama.

2 Guru memberikan pengertian dan sejarah perkembangan film dan drama

secara singkat. Guru meminta siswa bersikap kritis terhadap kondisi

lingkungan sekitar. Selain itu, guru menjelaskan hakikat ulasan dan

memberikan arahan kepada siswa tentang komposisi teks ulasan yang baik.

3 Guru meminta siswa membaca teks ulasan film dengan tajuk “Laskar

Pelang”. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada pada bagian

akhir setelah teks ulasan tersebut.

4 Tugas 1

1. Guru meminta siswa memahami struktur teks “Laskar Pelangi”.

Sebelumnya, guru menjelaskan struktur teks ulasan.

2. Guru meminta siswa untuk mencatat hal-hal yang terdapat di dalam

teks.

3. Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan berkaitan dengan isi

teks.

5 Tugas 2

1. Guru meminta siswa memahami kaidah kebahasaan dalam

teks “Laskar Pelangi”.

2. Guru meminta siswa menemukan arti kosakata dan istilah

asing yang terdapat dalam teks.

3. Guru menjelaskan verba yang terdapat dalam teks ulasan, lalu

siswa mengisi kolom yang belum terisi.

4. Guru menjelaskan sinonim dan antonim lalu siswa mengisi

kolom yang belum terisi.

5. Guru menjelaskan nomina dan pronomina lalu siswa mengisi

kolom yang belum terisi.

6. Guru menjelaskan adjektiva lalu siswa mengisi kolom yang

belum terisi.

7. Guru menjelaskan konjungsi lalu meminta siswa mengisi

kolom yang belum terisi.

8. Guru menjelaskan preposisi lalu meminta siswa mengisi

kolom yang belum terisi.

9. Guru menjelaskan artikel lalu meminta siswa mengisi kolom

yang rumpang.

6. Tugas 3

1. Guru meminta siswa menginterpretasi makna teks “Laskar pelangi” lalu

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada tugas 3.

Page 101: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

101

2. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada pada tugas 3.

2.5.2 Kerja Sama Membangun Teks Ulasan

Kegiatan Guru

Tugas 1

a. Guru meminta siswa mengevaluasi ulasan cerita dalam film

“Laskas Pelangi” lalu mendiskusikan teks ulasan tersebut

bersama teman-temannya. Selanjutnya guru memberi

penjelasan singkat mengenai penginderaan terhadap

pertunjukan dan meminta siswa menjawab pertanyaan pada

tugas 1.

Tugas 2

Guru meminta siswa membandingkan teks dalam novel

“Laskar Pelangi”, dan filmnya. Sebelumnya, guru meminta

siswa membentuk kelompok kecil yang terdiri atas 3-5 orang

lalu mendiskusikan teks ulasan tersebut dengan anggota

kelompok masing-masing. Selanjutnya guru meminta siswa

menjawab pertanyaan pada tugas 2.

Tugas 3 Guru meminta siswa mengevaluasi dan menyunting teks

ulasan tentang film dannovel “Laskar POelangi”. Selanjutnya

guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada pada

tugas 3.

Tugas 4

Guru meminta siswa menginterpretasi makna uilasan teks

“Laskar Pelangi”. Selanjutnya guru meminta siswa menjawab

pertanyaan pada tugas 4.

2.5.3 Kerja mandiri Membangun Teks Ulasan

Page 102: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

102

No. Kegiatan Guru

1. Tugas 1

Guru meminta siswa mengabstraksi teks “Negeri 5 Menara: Mimpi Beda,

Rasa Sama”.

2. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan pada tugas 1

3. Tugas 2 Guru meminta siswa mengonversi teks “Menunggu Godot”.

4. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan pada tugas 2 lalu

mendiskusikan hasil pekerjaan tersebut dengan teman lain. Selanjutnya,

siswa diminta untuk menganalisis dan memberikan masukan pada hasil

kerja teman.

5. Tugas 3 Guru meminta siswa memproduksi teks ulasan tentang legenda Gunung

Tangkuban Perahu lalu memeragakan hasil teks tersebut di depan kelas.

Siswa meminta pendapat teman-teman sekelas tentang hasil pekerjaannya

lalu secara bergantian teman yang lain melakukan hal yang sama

Page 103: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

103

Unit III

Evaluasi EEEEEE

Evaluasi

30

EVALUASI

UNIT III

Page 104: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

104

3.1 Pengertian

Evaluasi adalah suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat

keputusan tentang sampai seberapa jauh tujuan atau program telah tercapai

(Gronlund, 1985). Pengertian yang sama dikemukakan Wrightstone, dkk. (1956)

bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan

siswa ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan

kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan. Berikutnya, diikuti dengan pengambilan

keputusan atas objek yang dievaluasi dan langkah-langkah apa yang perlu ditempuh

selanjutnya. Hasil dan kegiatan evaluasi bersifat kualitatif.

Sudijono (1996) menyatakan bahwa evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran

atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif. Data kuantitatif itu merupakan

hasil dari pengukuran. Berbeda dengan evaluasi, penilaian (assessment ) berarti menilai

sesuatu. Menilai itu sendiri berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan

mengacu pada ukuran tertentu, seperti menilai baik atau buruk, tinggi atau rendah.

Terkait pembelajaran siswa dalam proses belajar- mengajar bahasa Indonesia,

dengan menggunakan buku Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik,

evaluasi dilakukan dengan tiga cara berikut.

3.1.1 Penilaian terhadap Latihan-Latihan yang Dilakukan oleh Siswa

Latihan-latihan yang dikerjakan siswa pada pembelajaran setiap jenis teks yang terkait

dengan keterampilan yang harus dikuasai siswa (sesuai dengan konteks teks tersebut) dinilai

sebagai tugas nontes. Penilaian dilakukan terhadap kemampuan reseptif dan produktif.

Lembar penilaian setiap jenis teks disertakan dalam buku siswa dan buku guru. Lembar

penilaian perlu dipelajari siswa agar siswa mengetahui tuntutan akademik berupa indikator

dan penskoran tiap-tiap aspek penguasaan jenis teks (isi, struktur teks, kosakata, kalimat, dan

mekanik; diadopsi dari Teaching ESL Composition: Principles and Techniques; Hughey,

Jane B, et al., 1983). Penilaian ini disebut Sistem Analisis Penskoran karena penilaian

dilakukan secara terperinci untuk setiap aspek dengan rentangan angka sesuai dengan

pembobotan skor untuk setiap aspek tersebut. Penilaian terperinci ini dilakukan selama

proses pembelajaran suatu jenis teks berlangsung agar siswa mengetahui hasil belajar tiap

aspek. Ketika melakukan perbaikan teks yang disusunnya, siswa dapat memusatkan

perhatiannya terhadap indikator yang masih belum maksimal.

Penilaian terhadap setiap jenis teks dalam tugas mandiri memproduksi teks ini

dapat dilakukan oleh siswa secara berpasangan dengan memberikan lingkaran/garis

bawah pada indikator yang mencerminkan aspek yang dimaksud. Selain itu, pemberian

komentar juga dituliskan pada kolom yang disediakan untuk setiap aspek (lihat Profil

Penilaian Teks). Berikutnya, siswa memberikan komentar umum terhadap karya

temannya dalam bentuk pernyataan tentang kelebihan dan kekurangan karya teman pada

bagian bawah dari paparan skor dan indikator. Kegiatan ini mendidik siswa untuk

Page 105: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

105

menghargai karya teman dan memberikan dukungan bagi upaya perbaikan karya

tersebut. Guru harus mengecek penilaian berpasangan ini untuk mengetahui ihwal

pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam setiap pembelajaran jenis

teks. Hasil belajar berpasangan dalam hal kualitas proses dan hasil belajar serta kerja

sama siswa menjadi perhatian utama penilaian.

3.1.2 Penilaian Formatif dan Sumatif

Siswa kelas XI mempelajari lima jenis teks dan pengayaannya. Penilaian tengah

semester dapat dilakukan setelah siswa mempelajari 1—2 jenis teks. Penilaian

sumatif pada akhir semester 1 dan 2 dilakukan setelah siswa mempelajari tiga jenis

teks. Bentuk tes diserahkan kepada guru.

(1) Penilaian kemajuan belajar siswa dilakukan dengan menggunakan

portofolio Portofolio dilakukan berdasarkan fungsi pedagogis dan

pelaporan.

(2) Fungsi pedagogis portofolio (sebagai metode) adalah sebagai berikut.

a. Mempromosikan pentingnya keterampilan dalam pembelajaran seumur

hidup b. Membangkitkan kepedulian meta-linguistik dan metakognitif c. Memperbaiki keterampilan penilaian-diri terkait kebahasaan d. Memotivasi siswa bertanggung jawab terhadap pembelajaran,

kemampuan mengatur, merefleksikan, dan mengevaluasi tujuan

pembelajarannya; dan e. Memberikan pernyataan penilaian-diri sebagai alat persiapan silabus

(3) Fungsi pelaporan portofolio (sebagai bukti karya nyata dan alat penilaian)

adalah sebagai berikut.

a. Membuktikan penguasaan bahasa b. Membuktikan pembelajaran yang sudah atau sedang berlangsung c. Menunjukkan rekaman antarbudaya dan pengalaman belajar bahasa d. Menunjukkan hubungan eksplisit antara tujuan kurikulum dan

keterampilan komunikatif dengan standar penguasaan eksternal yang

dinyatakan dalam skema UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia)

atau skema standar lain, seperti Common European Framework of

Reference (CEFR) dan Programme for International Student Assessment

(PISA).

No. Jenis Tugas dan Tes Bobot

1 Tugas latihan 25%

2 Tes tengah semester 25%

3 Tes akhir semester 50%

Page 106: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

106

REKAPITULASI PERSENTASE KEGIATAN SISWA

Mendengarkan Membaca Berbicara

Menulis Penguatan

Interaktif Produktif Tata Bahasa

13% 31% 12% 9% 31% 4%

REKAPITULASI PENILAIAN KEGIATAN SISWA

No. Jenis Teks Aspek Penilaian

Isi Struktur Teks

Kosakata Kalimat Mekanik

1. Cerita

30 Abstrak^Orientasi^komplikasi

20 20 20 10 Pendek ^evaluasi^resolusi^koda

2. Pantun 30 Sampiran^isi^rima 20 20 20 10

3. Cerita

30 orientasi^ urutan peristiwa 20

20 20 10 Ulang ^reorientasi

4. Eksplanasi 30 Pernyataan Umum^ urutan

20 20 20 10 sebab-akibat

5. Ulasan 30 Orientasi^tafsiran^evaluasi

20 20 20 10 ^rangkuman

Page 107: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

107

PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA

Nama : ... ...

... ...

... ... ... ... DALAM............ PELAJARAN TEKS CERITA FILM DAN

NOVEL

Judul : ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ...Tanggal: ... ... ... ... ... ...

... ... ... ...

...

Skor Kriteria Komenta

r

27—

30

Sangat baik—sempurna: menguasai topik tulisan; substantif; pengembangan pernyataan umum atau klasifikasi^anggota/aspek

yang dilaporkan secara lengkap; relevan dengan topik yang dibahas

Cukup—baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai;

ISI 22—26 pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang

Terperinci

17—21

Sedang—cukup: penguasaan permasalahan terbatas; substansi

kurang; pengembangan topik tidak memadai

13—16

Sangat kurang—kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak ada

substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai

18—

20

Sangat baik—sempurna: ekspresi lancar; gagasan terungkap padat dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis (pernyataan umum

TE

K

S atau klasifikasi^anggota/aspek yang dilaporkan); kohesif

14—

17 Cukup—baik: kurang lancar; kurang terorganisasi, tetapi ide utama

ST

RU

KT

U

R

ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap

10—

13 Sedang—cukup: tidak lancar; gagasan kacau atau tidak terkait;

urutan dan pengembangan kurang logis

7—9

Sangat kurang—kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi;

tidak layak dinilai

18—

20

Sangat baik—sempurna: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan

register tepat

KO

SA

KA

TA

Cukup—baik: penguasaan kata memadai; pilihan, bentuk, dan 14—

17 penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak

mengganggu

Sedang—cukup: penguasaan kata terbatas; sering terjadi kesalahan 10—

13 bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna

membingungkan atau tidak jelas

7—9

Sangat kurang—kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan,

dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai

18—

20

Sangat baik—sempurna: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata,

artikel, pronomina, preposisi)

Cukup—baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif; terdapat

KA

LIM

AT

14—

17 kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan

penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel, pronomina,

preposisi), tetapi makna cukup jelas

Page 108: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

108

Sedang—cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat 10—

13 tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi,

urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan;

makna membingungkan atau kabur

7—9

Sangat kurang—kurang: tidak menguasai tata kalimat; terdapat

banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak dinilai

Sangat baik—sempurna: menguasai aturan penulisan; terdapat 9—10 sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf

Cukup—baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca,

ME

KA

NIK

7—8 penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak

mengaburkan makna

Sedang—cukup: Sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, 4—6 penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan

tidak jelas; makna membingungkan atau kabur

Sangat kurang—kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat 1—3 banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai

Page 109: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

109

KOMENTAR: JUMLAH:

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

PENILAI: ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Page 110: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

110

KOMENTAR: JUMLAH:

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

PENILAI: ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ...

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Page 111: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

111

DAFTAR NILAI HASIL KARYA PORTOFOLIO

Nama

Kelas dan NIS

Tanggal

No. Jenis Skor Skor yang

Maksimal Diperoleh

Pengantar yang berupa ringkasan pernyata- an pribadi

1. tentang diri sendiri (saat ini dan masa depan yang dicita-

citakan) dan ihwal artefak pilihan siswa sebagai materi

portofolio dan paparan proses pembelajarannya

2. Tulisan siswa: teks cerpen

3. Tulisan siswa: teks pantun

4. Tulisan siswa: teks cerita ulang

5. Tulisan siswa: teks eksplanasi

6. Tulisan siswa: teks ulasan

7. Presentasi lisan: teks cerpen

8. Presentasi lisan: teks pantun

9. Presentasi lisan: teks cerita ulang

10. Presentasi lisan: teks eksplanasi

11. Presentasi lisan: teks ulasan

Laporan hasil membaca buku (siswa diwajibkan 12. membaca sejumlah buku dengan menyesuaikan fasilitas

perpustakaan sekolah)

13. Lembar refleksi diri (dipakai untuk setiap kegiatan refleksi

diri)

14. Hasil pembelajaran keterampilan oleh guru

15. Hasil pembelajaran keterampilan oleh siswa (evaluasi diri)

16. Hasil pembelajaran keterampilan berpikir kritis (Formulir)

17. Hasil pembelajaran keterampilan berkomunikasi efektif

(Formulir)

Hasil pembelajaran literasi teknologi (Formulir bagi 18. siswa di sekolah dengan dukungan fasilitas laboratorium

komputer dan akses internet)

Guru, Wali Kelas,

48

Page 112: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

112

PERNYATAAN PRIBADI

Nama

Kelas & NIS

Tanggal

Petunjuk: Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan penuh kejujuran

dan tanggung jawab.

Pengenalan Diri Sendiri dan Keluarga Uraian Jawaban

Kegiatan sekolah:

a. Manakah bagian kegiatan kelas (tema,

genre, atau jenis teks) yang paling

menantang dalam pembelajaran

bahasa Indonesia?

b. Manakah kegiatan ekstrakurikuler

(kepemimpinan, kegiatan sosial,

dsb.) yang paling menantang

keingintahuan?

Rencana studi lanjut:

a. Apakah bidang yang diinginkan untuk

studi lanjut?

b. Mengapa bidang tersebut dipilih

untuk studi lanjut?

c. Di universitas manakah studi lanjut

tersebut hendak dilakukan?

Rencana karier:

a. Apakah bidang pekerjaan yang

diinginkan setelah lulus studi lanjut?

b. Apakah cita-cita yang diimpikan?

Penutup (Sertakan informasi yang

dianggap relevan)

Page 113: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

113

REKAMAN KEGIATAN

Nama

Kelas & NIS

Tanggal

Petunjuk: Siswa diminta untuk menuliskan kegiatan yang telah atau sedang ditempuh dan

diminta untuk memberikan kesan (termasuk dalam hal kebahasaan) selama

keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut. Jika mampu berprestasi, siswa diminta

untuk menyebutkan apakah yang dapat membuatnya berhasil? Jika siswa gagal

berprestasi, siswa diminta untuk menyebutkan apakah hambatannya?

No. Nama Kegiatan Prestasi yang Dicapai

50

Page 114: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

114

PENILAIAN PRESENTASI LISAN

Nama

Kelas & NIS

Tanggal

No. Aspek Kurang (1) Baik (2) Amat Baik (3)

1. Persiapan Gagasan siswa tidak Gagasan siswa Gagasan siswa

terorganisasi dan terorganisasikan; terorganisasikan,

siswa tidak menguasai siswa tampak terlatih terkembang, dan

isi. dan siap melakukan terkait untuk

presentasi. mendukung tujuan;

tujuan presenstasi

ditunjukkan secara

jelas.

2. Penyam- Penyajian siswa Siswa dapat Presentasi siswa

paian tergantung banyak menyampaikan tampak alami

pada catatan/media dan tidak membaca dan santai tanpa

visual; siswa lebih materi presentasi. mengurangi

banyak membaca keseriusan.

daripada melakukan

presentasi.

3. Penampil-an Pilihan pakaian siswa Pilihan pakaian siswa Pilihan pakaian siswa

dan penampilan diri dan penampilan dan penampilan diri

tidak sesuai dengan diri sesuai dengan sesuai dengan konteks;

konteks; siswa kurang konteks; siswa penampilan sesuai

menghormati siswa menghormati siswa dengan harapan.

lain. lain.

4. Komunikasi Variasi ekspresi siswa Siswa menggunakan Secara konsisten siswa

nonverbal dan kontak mata ekspresi wajah dan menggunakan ekspresi

hanya sedikit. kontak mata untuk wajah dan kontak

menjaga komunikasi mata dengan penuh

dengan siswa lain. makna.

Gerakan siswa Penggunaan Gerakan siswa

mengganggu dan/atau gerakan siswa dapat menghidupkan

tidak tepat. membantu presentasi. presentasi.

Page 115: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

115

5. Komunikasi Siswa seolah-olah Pengucapan pada Siswa secara konsisten

verbal berbicara terhadap umumnya dilakukan pengucapan baik

diri sendiri; berbicara baik; jeda terjaga sehingga presentasi

terlalu cepat sehingga dengan baik; volume mudah dipahami; jeda

yang dikatakan tidak suara dijaga sesuai terjaga dengan baik.

dapat dipahami dengan situasi.

dengan baik; dan/atau

tidak terdengar.

6. Pemanfaat Penguasaan peranti Penggunaan peranti Peranti bahasa

peranti bahasa terbatas; bahasa sesuai dengan dimanfaatkan secara

bahasa pesentasi dipenuhi tujuan meskipun jelas, tepat dan

dengan bahasa beberapa bagian canggih.

gaul, jargon; peranti presentasi tidak

kebahasaan yang begitu jelas.

digunakan sangat

membosankan.

7. Alat bantu Penggunaan Siswa memadukan Siswa secara kreatif

visual teknologi visual Penggunaan mengintegrasikan

mengganggu dan/atau teknologi dan/atau teknologi/visual untuk

tidak mendukung audi-visual; presentasi.

presentasi. Penggunaannya

Mendukung

presentasi.

8. Tanggapan Tanggapan terhadap Tanggapan terhadap Tanggapan terhadap

terhadap pertanyaan peserta pertanyaan peserta pertanyaan peserta

pertanyaan kurang dikembangkan pada umumnya terfokus dan

atau tidak jelas. relevan, tetapi relevan; ringkasan

penjelasan masih disampaikan apabila

kurang. diperlukan.

9. Isi Siswa masih kurang Siswa telah Siswa telah menguasai

menguasai topik menguasai topik topik yang sangat

lengkap dengan

perinciannya.

Komentar:

Page 116: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

116

LAPORAN BACA BUKU

PELAJARAN V

MENGULAS SECARA KRITIS FILM DAN DRAMA

Judul buku

Nama

Kelas & NIS

Tanggal

PETUNJUK Siswa membaca buku yang bertema “Film” dan “Drama”. Siswa diharapkan dapat

mencari jenis buku atau artikel yang sesuai dengan tema tersebut. Kemudian, siswa

menuliskan pendapatnya mengenai buku tersebut.

Apa yang telah dipelajari dari tugas membaca buku?

Apa yang banyak dipelajari dari buku yang telah dibaca?

Apa yang tidak disukai dari buku yang telah dibaca?

Mengapa memilih pembacaan buku ini sebagai salah satu materi dalam portofolio?

57

Page 117: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

117

LEMBAR REFLEKSI DIRI

Nama: Kelas & NIS Tugas Tanggal Buatlah ringkasan dari tugas yang diberikan!

Hasil belajar apakah yang diperoleh?

a) Hal apa yang paling penting dan bermakna selama mengerjakan tugas ini? b) Bagaimana hasil yang kamu peroleh ini dapat dikembangkan lebih jauh?

Page 118: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

118

LITERASI TEKNOLOGI

Nama

Kelas dan NIS

Tanggal

Petunjuk: Siswa diminta untuk menggunakan beragam sumber teknologi dengan tanggung

jawab, etika, dan penguasaan yang baik guna melengkapi tugas, antara lain

penyelenggaraan penelitian, evaluasi sumber, penulisan dokumen, penyiapan dan

implementasi proyek, mengelola dan memproses data.

4 3 2 1

0

Kriteria Amat Skor

Amat Baik Baik Cukup Kurang kurang

Pemilihan media Siswa Siswa meng­ Siswa Siswa meng- Siswa gagal

yang sesuai secara kreatif identifikasi mengiden- gunakan meng-

1) Komputer mengiden- dan meng- tifikasi dan sumber gunakan

2) Mesin pencari tifikasi dan gunakan menggu- teknologi sumber

3) Software: Word, meng- sumber te- nakan sum- yang kurang teknologi

Excel, Power- gunakan knologi yang ber tekno tepat untuk untuk

point, database, sumber te- tepat untuk logi yang menuntaskan menun-

pos-el, portofo- knologi yang menuntaskan tepat dengan tugas dengan taskan

lio digital tepat untuk tugas dengan banyak kreatif dan tugas.

4) LCD menuntaskan pemiki- bantuan dari unik.

5) Scanner tugas dengan ran dan guru.

6) Smartboard kreatif dan kemandirian

7) Kamera digital unik. dengan sedi-

8) Camcoder kit bantuan

digital dari guru. Siswa Siswa Siswa Siswa mem- Siswa tidak

mematuhi mematuhi at- mematuhi at- pelajari atu- peduli terh-

aturan uran sekolah uran sekolah ran sekolah adap aturan

sekolah dan dan hukum dan hukum dan hukum sekolah

hukum yang yang berlaku yang berlaku yang berlaku dan hukum

berlaku ter- terkait terkait pem- terkait pem- yang ber-

kait dengan dengan pem- bajakan. bajakan dan laku terkait

pembajakan. bajakan. memerlukan pembaja-

Tanggung jawab dan

klarifikasi. kan.

Siswa menun- Siswa Siswa Siswa Siswa tidak

etika jukkan keber- menunjuk- menunjuk- memerlukan dapat men- hati-hatian kan keber- kan keber- bimbingan goperasi- yang amat hati-hatian hati-hatian saat pengop- kan piranti

baik saat yang baik yang cukup erasian teknologi

mengoperasi- saat baik piranti dan

kan peranti mengop- saat peng- teknologi materi

teknologi erasikan operasi- kan dan materi terkait.

dan materi peranti peranti terkait.

terkait. teknologi teknologi

dan materi dan materi

terkait. terkait.

Page 119: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

119

4 3 2 1

0

Kriteria Amat Skor Amat Baik Baik Cukup Kurang

kurang

Komunikasi Siswa Siswa Siswa men- Siswa tidak Siswa tidak

menunjukkan menunjuk- yampaikan menyampai- menunjuk-

bukti asli dan kan bukti asli beberapa kan sedikit kan bukti

ide kreatif dan ide kre- bukti asli bukti asli dan asli dan

yang signifi- atif melalui dan ide kre- ide kreatif ide kreatif

kan melalui penyampaian atif melalui melalui melalui

penyampaian isi secara penyampaian penyampaian penyam-

isi secara digital. isi secara isi secara paian isi

digital. digital. digital. secara

digital.

Jumlah skor

Page 120: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

120

66

Unit IV

67

PENGAYAAN

UNIT IV

Page 121: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

121

4.1. Bahan Pengayaan

4.2 Latihan Pengayaan

Guru perlu memperkaya pembelajaran dengan melanjutkan belajar pada aspek teori teks

dalam sumber belajar yang lain. Sebelum melanjutkan pelajaran, jawablah pertanyaan

berikut ini dengan singkat. Berilah contoh untuk memperjelas jawabannya. 1. Apakah yang dimaksud dengan teks?

2. Apakah konteks situasi?

3. Apakah konteks budaya dalam film itu?

4. Ada berapakah fungsi bahasa dalam pengembangan budaya? Jelaskan!

Page 122: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

122

DAFTAR PUSTAKA

Cleland, B. dan R. Evans. 1984. Learning English through General Science.

Melbourne: Longman Cheshire. Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold. Halliday, M.A.K. dan R. Hasan. 1985. Language, Context, and Text: Aspects of

Language in a Social-Semiotic Perspective. Oxford: Oxford University Press. Halliday, M.A.K. dan C.M.I.M. Matthiessen. 2004. An Introduction to Functional

Grammar (3rd ed.). London: Hodder Education. Indradi, Agustinus. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Pedoman Praktis

Penyusunan Karangan Ilmiah. Malang: Dioma. Jordan, R.R. 2003. Academic Writing Course. Harlow: Pearson Education Limited. Luecke, L. 2010. Best Practice Workplace Negotiations. Florida, NY: American

Management Association. Martin, J.R. 1992. English Text: System and Structure. Amsterdam: John Benjamins. Martin, J.R. dan Rose, D. 2003. Working with Discourse. London & Cleland, B. dan

R. Evans. 1984. Learning English through General Science. Melbourne: Longman Cheshire. Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold.

Halliday, M.A.K. dan R. Hasan. 1985. Language, Context, and Text: Aspects of

Language in a Social-Semiotic Perspective. Oxford: Oxford University Press. Halliday, M.A.K. dan C.M.I.M. Matthiessen. 2004. An Introduction to Functional

Grammar (3rd ed.). London: Hodder Education. Indradi, Agustinus. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Pedoman Praktis

Penyusunan Karangan Ilmiah. Malang: Dioma. Jordan, R.R. 2003. Academic Writing Course. Harlow: Pearson Education Limited. Luecke, L. 2010. Best Practice Workplace Negotiations. Florida, NY: American

Management Association. Martin, J.R. 1992. English Text: System and Structure. Amsterdam: John Benjamins. Martin, J.R. dan Rose, D. 2003. Working with Discourse. London & Oxford

University Press. Wiratno, T. 2003. Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Inggris. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. (Diadaptasikan dari Academic Writing Course, 2003: 16).

Page 123: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN HIBAH …lppmbantara.com/data/materi/Laporan Penelitian tidak Publikasi(1).pdf · digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Modul tersebut memuat buku

45