laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

47
1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN MANICURE, PEDICURE, DAN NAIL ART PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Oleh : Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd./0016037404 (Ketua) Putu Agus Mayuni, S.Pd.,M.Si./0028087103 (Anggota) Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd./0001087504 (Anggota) Dra. I Dewa Ayu Made Budhyani,M.Pd./0026016511 (Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 109/UN48.15/LPM/2014 tanggal 13 Februari 2014 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2014

Upload: dinhnguyet

Post on 18-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

1

LAPORAN AKHIRPROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

PELATIHAN MANICURE, PEDICURE, DAN NAIL ARTPADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B

SINGARAJA

Oleh :Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd./0016037404 (Ketua)

Putu Agus Mayuni, S.Pd.,M.Si./0028087103 (Anggota)

Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd./0001087504 (Anggota)

Dra. I Dewa Ayu Made Budhyani,M.Pd./0026016511 (Anggota)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) UniversitasPendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 109/UN48.15/LPM/2014

tanggal 13 Februari 2014

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGAFAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATUNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2014

Page 2: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

2

KATA PENGATAR

Page 3: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

3

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuha Yang Maha Esa atas karunia yang dilimpahkan, sehingga pelaksanaan

pengabdian masyarakat yang berjudul “Pelatihan Manicure, Pedicure, dan Nail

Art pada Siswa Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja.” dapat terlaksana

dengan baik dan lancar.

Terselenggaranya kegiatan masyarakat ini berkat kerjasama dan dukungan

dari berbagai pihak, sehingga sudah sepantasnya kami menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, atas kesempatan

serta kerjasamanya dalam melaksnakan pengabdian masyarakat ini.

2. Kepada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang telah memberikan

ijin mengadakan pengabdian di sekolah yang dipimpinya.

3. Para guru dan siswi Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja atas

partisipasinya sebagai peserta dalam P2M ini dan telah mengikuti kegiatan

pengabdian ini dengan tekun dari awal sampai akhir.

4. Rekan-rekan pelaksana kegiatan P2M di lapangan yang telah

melaksanakan kegiatan ini dengan baik.

Akhir kata kami berharap semoga hasil kegiatan pengabdian ini

bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan serta meningkatkan ketrampilan

bagi para siswa yang nantinya dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya keterampilan yang telah dimiliki dapat dijadikan bekal berwirausaha

setelah lulus dan kembali ke tengah-tengah keluarga dan masyarakat.

Singaraja, 10 September 2014

Pelaksana

Page 4: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

4

DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA ……………………………………………………… I

PENGESAHAN ………………………………………………………….. Ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………… Iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… Iv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… V

BAB I PENHAHULUAN

1.1.Analisis Situasi …………………………………………….. 1

1.2.Perumusan Masalah ………………………………………... 4

1.3.Tujuan Kegiatan …………………………………………… 5

1.4.Manfaat Kegiatan ………………………………………….. 5

BAB II METODE PELAKSANAAN

2.1. Metode Pelaksanaan ………………………………………….. 7

a. Kerangka Pemecahan Masalah …………………………….. 7

b. Realisasi Pemecahan Masalah ……………………………… 8

2.2. Khalayak sasaran ……………………………………………… 8

2.3. Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan …………………………… 9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Hasil ………………………………………………………. 12

3.2.Pembahasan ………………………………………………. 16

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 17

4.2. Saran …………………………………………………………… 17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 18

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 19

Page 5: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

5

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Check list proses manicure dan pedicure.................................. 10

Tabel 2.2 Check list proses nail art ........................................................ 10

Tabel 2.3 Pedoman Hasil Evaluasi ............................................................ 11

Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Proses Manicure........................................... 13

Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Proses Pedicure ............................................ 14

Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Hasil Nail Art ..................................... 15

Page 6: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

6

BAB I

PENDAHULUAN

Sesuai dengan UUD 1945, penyandang cacat merupakan warga negara

yang punya hak yang sama seperti halnya warga negara yang lain. Yakni

penyandang cacat mempunyai hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan

dan penghidupan.Untuk mewujudkan hak dan kewajiban dalam segala aspek

kehidupan dan penghidupan, peran penyandang cacat diperlukan sarana dan upaya

yang lebih memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan

menciptakan kemandirian dan kesejahteraan penyandang cacat.

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik

khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada

ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara

lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar,

gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain

bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat.

Sebagai individu yang memiliki kekurangan maka mereka pada umumnya

sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri

dari lingkungannya. Pandangan masyarakat yang kurang positif juga justru

menambah beban permasalahan bagi para penyandang cacat. Sebenarnya dengan

keterbatasan-keterbatasan yang ada pada mereka harus disikapi secara positif agar

mereka dapat dikembangkan seoptimal mungkin potensinya dan diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif bagi keluarga, lingkungan, masyarakat, serta

pembangunan bangsa.

Dalam rangka memberdayakan dan memenuhi hak-hak bagi anak

berkebutuhan khusus, pengelolaan pendidikan luar biasa dituntut untuk dapat

memotivasi dan mengembangkan potensi mereka dalam segala aspek kehidupan

sehari-hari. Sebagaimana yang ada dalam program-program sekolah

pengembangan potensi peserta didik merupakan hal yang penting dari

pelaksanaan proses pembelajaran, guna membekali siswa kelak dalam kehidupan

bermasyarakat. Sehingga dapat hidup mandiri, mampu berkompetisi, dan berani

Page 7: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

7

mempertahankan kebenaran, serta eksis dalam kehidupan bermasyarakat minimal

mempunyai kemampuan untuk menolong dirinya sendiri.

Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk

anak-anak Tunarungu. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan

dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini

terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 15 orang

dan Sekolah Menengah Atas 12 orang.

Berbagai upaya telah banyak dan tak pernah berhenti dilakukan mulai dari

tingkat pusat hinggga di tingkat sekolah untuk mengembangkan pendidikan bagi

ABK di SLB B yang semakin bermutu, namun realita yang ada masih

menunjukkan belum tercapainya apa yang dicita-citakan. Mutu ABK selama

masih dalam proses hingga setelah lulus dari SLB masih diragukan untuk mampu

hidup bermasyarakat secara wajar. Hal ini merupakan tantangan dan kewajiban

bagi Universitas Pendidikan Ganesha, melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat

(LPM) merencanakan dan melaksanakan pendidikan ketrampilan bagi anak-anak

SLB.

Dipandang perlu untuk memberdayakan anak-anak SLB Bagian B

Singaraja untuk meningkatkan ketrampilan di bidang kecantikan (manicure,

pedicure, dan nail art). Mengingat mereka belum memiliki keterampilan di

bidang kecantikan, tersedianya alat-alat kecantikan khususnya alat-alat manicure,

pedicuredan nail art yang belum pernah digunakan dan juga belum ada guru di

bidang kecantikan sehingga alat-alat tersebut tidak pernah digunakan. Permintaan

dari kepala sekolah, guru-guru dan siswa untuk mengadakan pelatihan manicure,

pedicure dan nail art karena setiap tahunnya ada perlombaan nail art di tingkat

propinsi dan juga keterampilam ini bisa dijadikan bekal untuk mencari pekerjaan

dan membuka lapangan pekerjaan. Menurut pendapat Sutrisno (1997) hal yang

dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan

pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya

manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka bisa memasuki atau justru dapat

menciptakan lapangan kerja.

Di masa pembangunan sekarang nilai ekonomi semakin berperan, maka

keterampilan di bidang kecantikan (manicure, pedicure dan nail art) dipandang

Page 8: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

8

sebagai aset yang menguntungkan untuk dikembangkan. Dengan kata lain,

manicure, pedicure dan nail artdipandang memiliki potensi ekonomi dalam

perdagangan dan dunia pariwisata. Oleh karena itu, kegiatan manicure, pedicure

dan nail art ini digalakkan dan diharapkan mampu memperluas lapangan kerja

dan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan siswa SLB Bagian B

ketika sudah lulus.

Adapun program pelatihan yang akan diberikan adalah menicure, pedicure

dan nail art. Dipilihnya pelatihan manicure, pedicure dan nair art karena

perawatan tangan, kaki, kuku dan seni merias kuku ini sedang trens di

masyarakat. Sedangkan teknik yang digunakan tidak terlalu rumit, dan bahan-

bahan yang digunakan mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal. Teknik

merias kuku (nail art) juga sering dilombakan oleh anak-anak SLB di tingkat

propinsi.

Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan

Kejuruan (FTK) yang memiliki jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Pada

sub program Tata Kecantikan 65% kurikulumnya mengajarkan praktikum

perawaratan, penataan, rias rambut maupun wajah. Oleh karena itu kegiatan

dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan

permasalahan yang ada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja.

1.1. Analisis Situasi

Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk

anak-anak Tunarungu. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan

dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini

terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 60 orang

dan Sekolah Menengah Atas 12 orang.

Mereka pada umumnya sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri

dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Mereka perlu bekal ketrampilan

untuk kelangsungan hidupnya setelah lulus dari sekolah. Kurangnya ketrampilan

dalam bidang kecantikan yang berorientasi pada kesiapan mencari kerja,

sedangkan peralatan kecantikan yang tersedia cukup memadai untuk menunjang

bidang tersebut.

Page 9: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

9

Khalayak sasaran yang trategis untuk masalah ini adalah siswa Sekolah

Luar Biasa bagian B Singaraja, yang sedang mengenyam pendidikan SMP

sebanyal 15 orang dan SMA 12 orang. Dipilihnya siswa setingkat SMP dan SMA,

sebab mereka tergolong usia yang sangat produktif baik dilihat dari kecepatan

kerja, kecepatan belajar, tingkat antusiasme, memilki daya kreativitas yang tinggi,

mereka sudah memiliki ketrampilan memadai untuk tumbuh menjadi insan

mandiri dan produktif.

Pengabdian masyarakat pernah dilaksanakan di SLB pada tahun 2012 dan

2013, dimana bidang yang diajarkan pada tahun 2012 adalah membuat kerajinan

tangan dari kain flanel, dan di tahun 2013 membuat lenan rumah tangga dengan

menggunakan teknik jumputan. Siswa-siswa sangat antusias dalam mengkuti

pelatihan yang dilaksanakan tersebut. Dari pihak sekolah sangat berharap agar

pelatihan keterampilan ini berkelanjutan setiap tahunnya. Untuk tahun 2014 dari

pihak sekolah baik kepala sekolah, guru dan siswa sangat mengharapkan diadakan

pelatihan di bidang kecantikan yaitu manicure, pedicure, dan nail art.

Kondisi Sekolah Luar Biasa bagian B adalah banyak terdapat alat-alat

kecantikan yang belum pernah digunakan, dan siswa belum memiliki ketrampilan

dasar di bidang kecantikan (manicure, pedicure dan nail art) sedangkan setiap

tahunnya anak-anak SLB mengikuti lomba nail art di tingkat propinsi. Sedangkan

di sekolah belum ada guru bidang kecantikan sehingga alat-alat kecantikan yang

ada di sekolah belum pernah digunakan.

Berdasarkan analisis situasi di atas, dipandang perlu untuk

memberdayakan anak-anak SLB Bagian B untuk meningkatkan ketrampilan di

bidang kecantikan (manicure, pedicure, dan nail art). Mengingat mereka belum

memiliki keterampilan di bidang kecantikan, tersedianya alat-alat kecantikan

seperti manicure set di sekolah. Hal yang dapat kita lakukan dalam pembinaan

anak-anak cacat adalah melakukan pendampingan pada mereka dalam upaya

peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka

bisa memasuki atau justru dapat menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu

kegiatan dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk

memecahkan permasalahan yang ada di Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja.

Page 10: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

10

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukanan bahwa anak-anak

Sekolah Luar Biasa memiliki kekurangan, maka mereka pada umumnya sering

dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari

lingkungannya. Mereka perlu bekal ketrampilan untuk kelangsungan hidunya

setelah lulus dari sekolah. Kurangnya ketrampilan dalam bidang kecantikan yang

berorientasi pada kecakapan hidup, sedangkan peralatan yang tersedia cukup

memadai untuk menunjang bidang tersebut karena tidak ada guru bidang

kecantikan. Selain itu anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja sangat

membutuhkan ketrampilan tersebut,karena setia tahunnya kegiatan tersebut

dilombakan di tingkat propinsi dan diharapkan setelah tamat nanti siap terjun ke

masyarakat sudah mempunyai bekal ketrampilam yang memadai, sehingga

mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, bukan sebaliknya dianggap

beban bangsa.

Oleh sebab itu untuk dapat memiliki sejumlah ketrampilam maka

diperlukan sejumlah pelatihan ketrampilan yaitu: (a) melaksanakan perawatan

tangan dan kuku (manicure) (b) melaksanakan perawatan kaki (pedicure), (c)

merias kuku sesuai dengan motif yang diharapkan (nail art).

Permasalahan ini harus segera ditangani secara komprehensif melalui

strategi dan program yang terpadu agar dapat memberdayakan sumber daya

manusia dan sumber daya selebihnya (peralatan/fasilitas) yang ada Sekolah Luar

Biasa Bagian B Singaraja.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Belum pernah diadakan pelatihanmanicure, pedicure dan nail art pada anak-

anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang sedang mengenyam

pendidikan tingkat SMP dan SMA.

2. Bagaimana tanggapan anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja

(Siswa SMP dan SMA) terhadap pelatihan manicure, pedicure dan nail.

Page 11: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

11

1.3. Tujuan Kegiatan

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di depan, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah:

a. Untuk memberikan pelatihan manicure, pedikure dan nail art.

b. Untuk mengetahui tanggapan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian B terhadap

pelatihan manicure, pedikure dan nail art.

1.4.Manfaat Kegiatan

Jika tujuan di atas dapat tercapai diharapkan dapat bermanfaat pada :

1. Lembaga Undiksha yaitu merupakan kegiatan pengabdian pada

masyarakat sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Bagi Dosen, melalui kegiatan ini dapat mengembangkan wawasan

kemasyarakatan kalangan dosen dan mahasiswa, sehingga nantinya terjalin

komunikasi yang efektif dan produktif antara perguruan tinggi dengan

masyarakat, bagi peningkatan peran serta kalangan kampus dalam

pemberdayaan masyarakat luas.

3. Siswa Sekolah Luar Biasa B Singaraja, hasil kegiatan pelatihan ini

diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan

dalam perawatan tangan dan kaki (manicure, pedicure, dan nail art).

Melalui kegiatan pengabdian ini, siswa SLB Bagian B Singaraja tidak lagi

dipandang sebelah mata oleh masyarakat dengan segala keterbatasannya,

tetapi sebaliknya mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, dan

siap bersaing di masyarakat yang penuh dengan tantangan.

Page 12: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

12

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1. Kerangka Pemecahan Masalah

Permasalahan yang ada berupa kondisi ekonomi Bangsa Indonesia saat ini,

bukanlah hal yang mudah untuk memperoleh pekerjaan, apalagi bagi anak-anak

Sekolah Luar Biasa Bagian B yang memiliki kekurangan fisik. Hal ini tentunya

menjadi permasalahan yang rumit, jika anak-anak SLB bagian B tersebut tidak

dipersiapkan untuk mencari peluang di dunia usaha, dengan kata lain

berwirausaha mandiri. Sedangkan di sekolah tersebut banyak terdapat alat-alat

kecantikan (rias) yang belum dipergunakan secara optimal.

Akar dari permasalahan adalah siswa SLB Bagian B merupakan sekolah

khusus tunarungu dimana mereka cacat dalam hal pendengaran yang kebanyakan

sulit untuk mencari pekerjaan, dimana anak-anak tersebut belum pernah dilatih

untuk melaksanakan perawatan manicure, pedicure, dan nail art, di sekolah

tersebut sudah tersedia alat-alat kecantikan (rias) yang belum digunakan secara

optimal, belum ada guru pengajar kecantikan dan permintaan untuk mengadakan

pelatihan manicure, pedicure dan nail art dari pihak sekolah (kepala sekolah, guru

dan siswa) karena setiap tahunnya ada lomba nail art di tingkat provinsi.

Untuk mewujudkan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan dan

penghidupan, peran penyandang cacat diperlukan sarana dan upaya yang lebih

memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan menciptakan

kemandirian dan kesejahteraan penyandang cacad. Langkah konkritnya mereka

harus diberi keterampilan-keterampilan.Oleh karena itu sudah seharusnya

perguruan tinggi melalui penerapan Dharma ke 3 yaitu Pengabdian Pada

Masyarakat memberikan kontribusi untuk memecahkan persoalan tersebut.

Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka pemecahan masalah dilakukan

melalui peningkatan ketrampilan dalam pelatihan di bidang kecantikan yaitu

perawatan manicure, pedicure, dan nail art.

Page 13: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

13

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa Selolah Luar Biasa Bagian

B (siswa SMP dan SMA) dapat menerapkan berbagai ketrampilan yang akan

diberikan, dan selalu menggali ide baru untuk berinovasi dalam berkarya.

Selanjutnya dengan penguasaan wawasan dan ketrampilan tersebut para siswa

lebih siap untuk mandiri, dan menjadi insan yang produktif dan kreatif.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam

tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.

Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi

kegiatan dipilih di Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja Bali, yang

terletak di Jl Veteran Singaraja. Jenis kegiatan berupa pelatihan perawatan tangan

dan kaki (manicure, pedicure dan nail atr). Tahap pelaksanaan berupa penyajian

materi secara teori selama 1 hari dilanjutkan dengan pelatihan manicure, pedicure

dan nail art di hari berikutnya. Tahap yang terakhir adalah evaluasi akhir dan

pelaporan.

2.2. Khalayak Sasaran Strategis

Khalayak sasaran yang trategis untuk masalah ini adalah siswa Sekolah

Luar Biasa bagian B Singaraja, sebanyak 22 orang yang sedang mengenyam

pendidikan SMP sebanyal 15 orang dan SMA 7 orang. Dipilihnya siswa setingkat

SMP dan SMA, sebab mereka tergolong usia yang sangat produktif baik dilihat

dari kecepatan kerja, kecepatan belajar, tingkat antusiasme, memilki daya

kreativitas yang tinggi, mereka sudah memiliki ketrampilan memadai untuk

tumbuh menjadi insan mandiri dan produktif.

Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga (Tata Busana dan Tata Kecantikan ) yang mengampu mata Kuliah

Manicure dan Pedicure. Bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa Bagian B

Singaraja yang melibatkan siswa SMP dan SMA sebagai subyek sasaran.

Pengabdian ini dilakukan dalam upaya mengadakan hubungan yang erat melalui

pererapan disiplin ilmu khususnya dibidang Tata Kecantikan. Siswa dapat

memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang teknik manicure, pedicure,

dan nail artyang lebih berkualitas dan memiliki nilai estetika yang lebih baik

Page 14: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

14

2.3. Metode Kegiatan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam

bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab dan

pelatihan dilaksanak selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan

kegiatannya :

1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum

tentang manicure, pedicure, dan nail art yaitu meliputi, pengertian

pedicure, manicure dan nail art, alat dan bahan, teknik perawatan.

2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung

mengenai proses pelaksanaan manicure, pedicure, dan nail art, peralatan

yang diperlukan serta bahan yang digunakan dalam manicure, pedicure,

dan nail art.

3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum

terakomodasi oleh kedua metode di atas.

4. Pelatihan perawatan manicure, pedicure, dan nail art ditujukan kepada

siswa dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan.

5. Evaluasi hasil akhir.

2.4. Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan

Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung

melalui penilaian kinerja dan hasil produk pada peserta dalam proses persiapan,

pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan manicure, pedicure dan nail artdilakukan oleh

instruktur dengan mengacu pada indikator yang tercantun dalam rubrik yang

telah disiapkan. Adapun model rubrik yang digunakan adalah rubrik untuk

menilai ketrampilan proses sebagai berikut:

Page 15: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

15

Tabel 01 Check list proses manicure dan pedicure

No Aspek Kemampuan Skala Nilai

4 3 2 11 Persiapan area kerja, alat, lenan, bahan dan

kosmetika2 Proses kerja

a. Langkah kerja- Membersihkan tangan- Diagnose- Membentuk dan mengikir- Buffing- merendam dan menyikat (cuticule

softener, remover & cuticule massage)- massageb. Ketepatan penggunaan alatc. Ketepatan waktu

3 Hasil kerja4 Berkemas

4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, 1=kurang

Tabel 02. Check list proses nail art

No Aspek Kemampuan Skala Nilai4 3 2 1

1 Persiapan area kerja, alat, lenan, bahan dankosmetika

2 Pengolesan cat kuku dasar3 Proses pembuatan motif nail art4 Kombinasi warna nair art4 Kreatifitas motif

5 Kebersihan dan kerapian hasil akhir6 Berkemas

4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, 1=kurang

Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dirata-ratakan dan dikonversi

menggunakan pedoman konversi sebagai berikut:

Page 16: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

16

Tabel 2.3 Pedoman Hasil Evaluasi

No Rentangan Nilai Katagori

1 85 – 100 4 Sangat baik

2 70 – 84 3 Baik

3 55-69 2 Cukup

4 < 54 1 Kurang

Page 17: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

17

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Deskripsi Hasil Pelatihan Menicure, Pedicure, dan Nail Art

Kegiatan pelatihan Menicure, Pedicure, dan Nail Art di Sekolah Luar Biasa

Bagian B Singaraja dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari Senin tanggal 21 April

2014 sampai dengan 22 April 2014. Kegiatan dimulai pukul 08.00 wita sampai dengan

pukul 12.00 wita. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta di ruang keterampilan.

Target sasaran 20 orang yang terdiri dari siswa SMA dan SMP yang berjenis kelamin

perempuan. Peserta semuanya terdiri dari 22 orang yang terdiri dari siswa SMP 15 dan

SMA 7 orang. Pada hari pertama dan ke dua melibatkan semua siswa SMA dan SMP.

Kegiatan pada hari pertama instruktur (Made Diah Angendari) dibantu oleh

instruktur dari dosen PKK Undiksha dan guru-guru keterampilan SMP dan SMA Sekolah

Luar Biasa Bagian B Singaraja menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan Menicure,

Pedicure, dan Nail Art dengan metode ceramah. Peserta terlihat antusias mengikuti

kegiatan ini, dan mereka sangat tertarik untuk mencoba. Selanjutnya instruktur membagi

kelompok menjadi 2 kelompok.

Kegiatan perkelompok pelatihan Menicure, Pedicure berbeda-beda. Kelompok 1

terdiri dari 10 orang pelatihan Menicure dan kelompok 2 pelatihan pedicure. Adapun

kegiatan yang dilakukan pada proses Menicure atau perawatan tangan dan kuku tangan

dan pedicure atau perawatan kaki dan kuku kaki pada dasarnya sama, yaitu dari

persiapan alat, proses pelaksanaan pembersihan, pengurutan dan perawatan.

Kegiatan hari ke dua yaitu hari Selasa tanggal 22 April 2014 dilanjutkan dengan

pelatihan nail art (menghias kuku). Siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang

terdiri dari kelompok 1 membuat hiasan tumbuhan, dan kelompok 2 membuat hiasan

binatang. Adapun kegiatan dalam pelatihan nail art ini adalah memulas kuku dengan cat

kuku bening, memulas kuku dengan cat kuku warna sesuai dengan selera, membuat motif

sesuai dengan pilihan (motif tumbuhan dan motif binatang) dan terakhir memulas dengan

cap kuku bening.

Hasil kegiatan pelatihan manicure, pedicure, dan nail art secara umum dapat

dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat darai presentasi kehadiran peserta mencapai

100%, dan siswa sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini.

Page 18: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

18

Sedangkan berdasarkan perencanaan, proses, hasil praktik, dan berkemas dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Manicure

NoPeserta

Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total

1 4 3 4 3 14

2 4 4 4 4 16

3 3 4 3 3 13

4 3 3 3 3 12

5 4 4 4 4 16

6 3 4 4 4 15

7 4 3 4 4 15

8 4 3 4 3 14

9 4 4 4 3 15

10 3 4 3 4 14

11 3 3 3 3 12

Total 39 39 38 38 156

% 88,6% 88,6% 86,4% 86,4% 88,6%

Berdasarkan data pada Tabel 3.1 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa

pada perencanaan pelatihan manicure dengan persentase 88,6 % dalam kategori

sangat baik, tahap proses manicure mencapai 88,6 % dalam kategori sangat baik,

pada tahap hasil manicure memperoleh persentase 86,4 %, dengan kategori sangat

baik dan berkemas memperoleh persentase 88,4 % dengan kategori sangat baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan manicure sesuai dengan harapan.

Sementara hasil kegiatan perkelompok 2 yang terdiri dari 11 orang

melaksanalan kegiatan pedikure (perawatan kaki dan kuku kaki). Berdasarkan

evaluasi didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 19: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

19

Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pedicure

NoPeserta

Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total

1 3 3 4 4 14

2 4 4 4 4 16

3 3 4 3 3 13

4 3 3 3 3 12

5 4 4 4 4 16

6 3 3 4 4 14

7 4 3 3 4 14

8 4 3 4 3 14

9 4 4 4 3 15

10 3 4 3 4 14

11 4 3 4 3 14

Total 39 38 40 39 156

% 88,6 88,4 90,9 88,6 88,8

Berdasarkan data pada Tabel 3.2 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa pada

perencanaan pelatihan padicure dengan persentase 88,6 % dalam kategori sangat baik,

tahap proses pedicure mencapai 88,4 % dalam kategori sangat baik, pada tahap hasil

pedicure memperoleh persentase 90,9 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas

memperoleh persentase 88,6 % dengan kategori sangat baik. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pelatihan padicure sesuai dengan harapan.

Sementara hasil kegiatan nail art yang terdiri dari 2 kelompok yang terdiri dari

masing-masing 11 orang melaksanakan kegiatan nail art. Berdasarkan evaluasi

didapatkan hasil sebagai berikut:

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan instruktur diperoleh hasil sebagai yang

dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Page 20: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

20

Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Nail Art

NoPeserta

Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total

1 4 3 4 3 14

2 4 4 4 4 16

3 3 4 3 3 13

4 3 3 3 3 12

5 4 4 4 4 16

6 3 4 4 4 15

7 4 3 4 4 15

8 4 3 4 3 14

9 4 4 4 3 15

10 3 4 3 4 14

11 3 3 3 4 13

12 4 4 4 4 16

13 3 4 4 4 15

14 4 3 4 3 14

15 3 3 4 4 14

16 4 4 4 3 15

17 3 4 4 4 15

18 4 4 4 3 15

19 4 4 3 3 14

20 4 3 4 3 14

21 3 4 3 3 13

22 3 3 3 3 13

Total 78 79 81 78 315

% 88,6% 89,8% 92,1% 88,6 89,5%

Page 21: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

21

Berdasarkan data pada Tabel 3.3 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa pada

perencanaan pelatihan nail art dengan persentase 88,6 % dalam kategori sangat baik,

tahap proses nail art mencapai 89,8 % dalam kategori sangat baik, pada tahap hasil nail

art memperoleh persentase 92,1 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas

memperoleh persentase 88,6 % dengan kategori sangat baik. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pelatihan nail art sesuai dengan harapan.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil kegiatan P2M yang telah dipaparkan pada hasil, bahwa

kegiatan pengabdian ini mendapat respon yang positif dari para peserta, guru-guru dan

kepala sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja, dimana para peserta sangat antusias

mengikuti kegiatan, dan hasilnya juga sangat baik, begitu juga dengan guru-guru dengan

senang hati membantu dalam proses awal sampai akhir.

Disisi lain masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan, misalnya

menentukan waktu, larna pelatihan ini dijadwalkan pada hari dimana siswa mendapat

pelajaran keterampialn agar tidak menggangu pelajaran yang lainnya. Sementara jadwal

di sekolah banyak liburnya misalnya libur kenaikan kelas, libur hari raya Idul Fitri,

perayaan 17 Agustus dan kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan di sekolah dan

propinsi.

Pelatihan manicure, pedicure dan nail art, instruktur menargetkan membuat 3

macam pelatihan yaitu manicure, pedicure dan nail art dan target tersebut terpenuhi.

Kegiatan nail art siswa diperbolehkan memilih motif yang diinginkan dan sesuai dengan

contoh yang diberikan instruktur.

Namun demikian, kerjasama yang proaktif antar siswa untuk menyelesaikan

setiap proses manicure, pedicure dan nail, mereka kerjakan dengan penuh tanggung

jawab. Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka sangat disiplin dengan waktu, walaupun

mereka memiliki kekuarangan yaitu tidak bisa mendengar dan berbicara, tetapi mereka

punya semangat yang besar untuk belajar.

Page 22: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

22

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan manicure, pedicure, dan nail art telah berhasil

melaksanakan proses manicure, proses pedicure dan proses nail art dengan motif

tumbuhan dan binatang. Kriteria pelatihan manicure, pedicure dan nail art dengan

persentasi setiap tahapan perencanaan, proses pelaksanaan, hasil, dan berkemas.

2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan manicure, pedicure

dan nail art ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari idikator kehadiran siswa

mencapai 100% dari target, dan selama kegiatan berlangsung mereka sangat

antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegitan.

4.2. Saran

1. Kegiatan P2M di Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja, mendapat respon yang

positif, tentunya hal ini bisa ditindaklanjuti pada waktu berikutnya, dengan

bidang-bidang yang lain misalnya menjahit, membatik, painting, dan juga bidang

tata rias lannya , sehingga siswa memiliki ketrampilan yang mencukupi untuk

bekal hidupnya nanti.

Page 23: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

23

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Muliawan, Neti Suriana. 2013. A-Z tentang Kosmetik. Jakarta. Gramedia.

Herni Kusantati. 2009. Tata Kecantikan Kulit Jilid 2. Direktorat PembinaanSekolah Menengah Kejuruan. Depdiknas.

Irina Damayanti, Anda Nurlaila. 19 Juni 2010. Setiap wanita pasti ingin kukutangannya terlihat cantik dan indah. http://Setiapwanita.htm. Diakses 1September 2013.

Leigh Toselli. 2008. Panduan Lengkap Manicure dan Pedicure. Jakarta.Gramedia Pustaka Utama.

Mira. 8 September 2011. Cara Menicur di Rumah.http://caramenikurdirumah.htm. Diakses 1 September 2013.

Nelly hakim. 2001. Kosmetologi tata Kecantikan Kulit Tingkat Dasar. Jakarta.PT Carina Indah Utama.

Page 24: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

24

Lampiran 1. Daftar hadir

Page 25: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

25

Lampiran 2. Foto Kegiatan Manicure

Page 26: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

26

Foto Kegiatan Pedicure

Page 27: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

27

Foto Kegiatan Nail Art

Page 28: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

28

Foto Hasil Nail Art

Page 29: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

29

Page 30: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

30

Page 31: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

31

Lapiran 3. Langkah-langkah Manicre dan Pedicure

Langkah-langkah Manicure

a. Membersihkan tangan dan kuku

1) Bersihkan tangan dan kuku menggunakan washlap basah untuk mengeluarkan

kotoran dan debu.

2) Bersihkan cat kuku dengan kapas yang dibasahi remover/aceton. Kemudian

kapas ditarik keluar melalui ujung kuku.

a. Mendiagnosis tangan dan kuku.

b. Tujuan diagnosis adalah untuk mengetahui kondisi

c. tangan dan kuku, untuk mengetahui tindakan perawatan yang

d. dapat dilakukan, dan untuk mengetahui jenis kosmetik yang

e. dapat diaplikasikan pada saat manicuring.

d. Membentuk dan mengikir kuku.

1) Potong kuku, kemudian kikir dan bentuk menjadi oval atau sesuai keinginan.

2) Lanjutkan membentuk dengan ampelas (emory board).

Page 32: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

32

e. Merendam dan menyikat.

1) Rendam tangan ke dalam baskom yang berisi air hangat diberi sabun

cair/foam bath.

2) Sikat kuku satu persatu.

3) Keringkan tangan dengan handuk.

f. Merawat tangan dan kuku

1) Bersihkan bagian dalam pada ujung kuku lepas dengan alat segitiga.

2) Bersihkan tangan mulai siku sampai ujung jari dengan kometik pembersih

3) Angkat pembersih dengan kapas yang dibasahi kosmetik penyegar.

4) Beri kuku (10 jari) dengan skin food cream.

5) Dorong lipatan kuku dengan orange stick, kemudian dengan baja pendorong

segi empat.

6) Tekan bagian tepi kuku dengan pisau kutikel.

g. Mengurut tangan

1) Kenakan krim masase pada tangan mulai siku sampai jari, kemudian ratakan.

2) Gerakan Effleurage dengan menggunakan telapak tangan, usap punggung

Page 33: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

33

tangan arah ke atas, dan ulangi 9x.

3) Gerakan friction menggunakan kedua ibu jari tangan, usap dan tekan ke atas

sampai siku, turun dengan gerakan melingkar, ulangi 9x, buat gerakan friction

pada pergelangan tangan ke kiri dan ke kanan 9x, buat gerakan friction pada

punggung tangan, sebanyak 9 x.

4) Gerakan trocking pada telapak tangan dengan menggunakan kedua ibu jari

bergantian mengusap dan menekan arah silang pada telapak tangan 9 x.

5) Gerakan effluerage pada telapak tangan, kedua ibu jari bersamaan

mengusap, menekan ke atas dan turun dengan gerakan zig–zag 9 x.

6) Friction pada setiap ruas jari mulai ibu jari sampai kelingking 3 x.

Page 34: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

34

7) Gerakan pergelangan tangan dengan arah ke depan, belakang, kiri, kanan,

putar arah jarum jam, putar berlawanan arah jarum jam masing-masing 3x.

8) Gerakan effleurage seluruh tangan 6x.

9) Membersihkan krim pengurut yaitu angkat krim mengurut dengan kapas yang

dibasah face tonic, bersihkan dengan wash lap yang dibasahi air hangat, dan

segarkan dengan air dingin.

h. Memberi hand lotion dan hand powder pada kedua tangan dan ratakan

i. Mengecat kuku dengan cara : pulaslah seluruh permukaan kuku dengan cat

kuku dasar (base coat), tunggu sampai kering dan pulaslah bagian demi bagian

kuku dengan cat kuku (nail enamel), mulai ujung kuku, bagian tengah kuku, sisi

kiri, sisi kanan, dan tunggu sampai kering, serta pulaslah seluruh permukaan kuku

dengan cat kuku penutup (top coat)

Page 35: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

35

Langkah-langkah Pedicure

a. Membersihkan Kaki

1) Siapkan air dalam baskom yang dibubuhi dettol.

2) Bersihkan kaki dengan cara mengelap dengan wash lap mulai lulut sampai

dengan ujung jari.

3) Bersihkan cat kuku dengan kapas yang dibubuhi acelon/nail remover.

Kemudian kapas ditarik keluar melalui ujung kuku.

b. Mendiagnosis Kaki dan Kuku

Lakukan diagnosis untuk perawatan kaki dan kuku

c. Membentuk dan Mengikir Kuku

1) Potonglah kuku dengan gunting kuku.

2) Kikir dan bentuk sesuai keinginan klien.

3) Lanjutkan membentuk dengan amplas (emory board).

d. Merendam dan Menyikat kaki dan kuku kaki

1) Rendam kaki ke dalam baskom yang berisi air hangat diberi sabun cair

sampai mata kaki.

2) Sikat kuku satu persatu dengan sikat kuku.

3) Keringkan kaki dengan handuk

Page 36: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

36

e. Merawat Kaki dan Kuku

1) Bersihkan bagian dalam pada ujung kuku lepas dengan baja segitiga.

2) Bersihkan kaki mulai lutut sampai ujung kaki dengan kosmetik pembersih.

3) Angkat kosmetik pembersih dengan lepas yang dibasahi kosmetik penyegar.

4) Berikan dengan (10 jari) skin food cream.

5) Dorong lipatan kuku dengan orange wood stick, kemudian dengan baja

pendorong segi empat

6) Bersihkan bagian tepi kuku (kutikula) dengan baja segitiga

f. Mengurut kaki

Mengurut (massage) kaki dilakukan agar kaki lebih fleksibel, terpelihara dengan

baik dan kulitnya lembut. Pengurutan dilakukan terutama sampai mata kaki atau

betis. Gunakan cream massage untuk mempermudah pengurutan. Gerakan

pengurutan yang dapat dilakukan yaitu : effleurage, petrisage, vibratie, friction,

tapotage dan paduan dari gerakan-gerakan tersebut. Semua pengurutan dan

pembersihan dilakukan ke arah atas. Lama pengurutan sedikitnya 5 menit.

Pengurutan pada perawatan kaki, memuat berbagai aktivitas gerakan sebagai

berikut:

1) Memakai ibu jari membuat lingkaran (petrisasi) kecil-kecil di jari-jari, dimulai

dari jari kelingking kaki kanan, kemudian kaki kiri masingmasing jari diulang

2) Membuat gerakan mencabut di setiap jari, dimulai dari jari kelingking 3 kali

Page 37: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

37

Membuat lingkaranlingkaran di seluruh punggung kaki dengan jari tengah dan jari

manis kedua tangan sampai ke tumit 3 kali

Dengan jari tengah dan jari manis kedua tangan dari mulai pergelangan kaki

melingkar-lingkar di sepanjang sisi kaki sampai di samping lutut 3 kali

Membuat usapan (Effleurage) pada betis kaki dengan 4 jari kedua tangan

bergantian dari mata kaki sampai di belakang lutut 3 kali

Membuat gerakan mendorong sambil melingkar di sepanjang kaki dari

pergelangan sampai lutut dengan seluruh tangan 3 kali. Kaki model diletakkan

pada lutut pemijat, membuat gerakan mendorong di telapak kaki beberapa kali.

Tangan digenggam 3 kali.

Page 38: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

38

Kaki model diletakkan di lutut, dipegang pada pergelangan kaki. Tangan kanan

memegang sisi jari kemudian membuat gerakan memutar perlahan ke kiri 3 kali

ke kanan 3 kali, terakhir kaki didorong kuat.

g. Mengecat kuku kaki

1) Berilah spon/kapas kecil diantara jari kaki.

2) Pulaslah seluruh permukaan kuku dengan cat kuku dasar (base coat) dan

tunggu sampai kering

3) Pulaslah bagian demi bagian dari kuku kaki dengan cat kuku : Pulas dengan

arah vertikal pada kuku ibu jari, arah horizontal pada kuku jari yang lain. Tunggu

sampai kering, dan pulaslah seluruh permukaan kuku kaki dengan cat kuku

penutup (top coat).

Page 39: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

39

Lampiran 4. Kontrak Kerja

Page 40: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

40

Page 41: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

41

Page 42: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

42

Page 43: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

43

Page 44: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

44

Page 45: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

45

Page 46: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

46

Page 47: laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan manicure

47