laporan akhir program p2m penerapan iptek pelatihan

35
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan Permainan Pengajaran Bahasa untuk Guru-guru TK Wisata Kumara Desa Kalibukbuk dan TK Kumara Kerti Desa Anturan. I Made Suta Paramarta,S.Pd.,M.Hum/NIDN 0031127106 (Ketua) Ni Luh Putu Sri Adnyani, S.Pd.,M.Hum./NIDN 0011037802 (Anggota) A.A. Sri Barustyawati, S.Pd., M.Hum./NIDN 0008067803 (Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK Nomor 119/UN48.15/LPM/2014 JURUSAN DIPLOMA III BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2014

Upload: duongdat

Post on 12-Jan-2017

247 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

Pelatihan Permainan Pengajaran Bahasauntuk Guru-guru TK Wisata Kumara Desa Kalibukbuk

dan TK Kumara Kerti Desa Anturan.

I Made Suta Paramarta,S.Pd.,M.Hum/NIDN 0031127106 (Ketua)Ni Luh Putu Sri Adnyani, S.Pd.,M.Hum./NIDN 0011037802 (Anggota)A.A. Sri Barustyawati, S.Pd., M.Hum./NIDN 0008067803 (Anggota)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha

SPK Nomor 119/UN48.15/LPM/2014

JURUSAN DIPLOMA III BAHASA INGGRISFAKULTAS BAHASA DAN SENI

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATTAHUN 2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan
Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

PRAKATA

Pertama-tama, atas nama tim pelaksana, kami mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat Beliau, program PengabdianPada Masyarakat (P2M) yang bertemakan Pelatihan Permainan Pengajaran Bahasauntuk Guru-guru TK Wisata Kumara Desa Kalibukbuk dan TK Kumara Kerti DesaAnturan dapat dilaksanakan dengan baik. Program P2M merupakan salah satukomponen dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang pelaksanaannya berada di bawahnaungan Lembaga Pengabdian Masyarakat, Universitas Pendidikan Ganesha(Undiksha).

Kegiatan P2M diatas dilaksanakan dalam bentuk pelatihan yang berlangsungselama lima hari yakni dari hari Senin – Jumat, tanggal 11 – 15 Agustus 2014.Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan di TK Wisata Kumara Desa Kalibukbuk danTK Kumara Kerti Desa Anturan, dengan 12 orang peserta yang terdiri dari kepalasekolah dan guru-guru TK dari kedua TK terkait.

Terlaksananya pelatihan ini tidak lepas dari kontribusi dan dukungan banyakpihak. Dalam kesempatan ini tim pelaksana ingin menyampaikan ucapan terima kasihkepada beberapa pihak terkait antara lain: Ketua Unit Pelaksana Pendidikan (UPP)Kecamatan Buleleng, Ketua LPM Undiksha, Dekan Fakultas FBS Undiksha, KepalaSekolah TK Wisata Kumara Desa Kalibukbuk dan TK Kumara Kerti Desa Anturan,seluruh peserta yang menjadikan terealisasinya program P2M tahun 2014 ini,mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris D3 yang membantu pelaksanaan pelatihan ini, danpihak lain yang tidak dapat disebut satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak hal yang perluditingkatkan dari kegiatan ini, baik selama kegiatan pelatihan maupun dalam laporanini. Karena itu kritik dan masukan yang membangun dari pembaca diharapkan dapatmeningkatkan pelaksanaan program P2M jurusan di masa yang akan datang. Padaakhirnya, penulis menyampaikan permintaan maaf jika ada kesalahan yang dilakukanselama pelaksanaan program pelatihan tersebut.

September 2014

Tim Pelaksana

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… ii

PRAKATA ……………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………… iv

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… v

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

1.1 Pendahuluan ………………………………………………………. 11.2 Analisis Situasi …………………………………………………… 31.3 Identifikasi dan perumusan masalah ……………………………… 51.4 Tinjauan Pustaka ………………………………………………….. 61.5 Tujuan Kegiatan …………………………………………………… 91.6 Manfaat Kegiatan …………………………………………………. 9

BAB II METODE PELAKSANAAN …………………………………. 112.1 Khalayak Sasaran Strategis ………………………………………... 112.2 Kerangka Pemecahan Masalah ……………………………………. 122.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………. 14

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………… 163.1 Pelaksanaan P2M di TK Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara … 163.2 Pembahasan Kegiatan …………………………………………….. 17

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 254.1 Simpulan ……………………………………………… …. 254.2 Saran ……………………………………………………… 25

REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 01. Pengaturan Tempat Duduk Anak di TK Wisata Kumara 4

Gambar 3.1 Penjelasan tentang Permainan Pengajaran Bahasa oleh Tim PelaksanaP2M 18

Gambar 3.2 Peserta Pelatihan Memperhatikan Penjelasan dengan Antusias 19

Gambar 3.3 Tim Pelaksana Membantu Penerapan Permainan Angka 20

Gambar 3.4 Peserta Menikmati Makan Siang 22

Gambar 3.5 Peserta Memperhatikan dan Mengikuti Instruksi dengan Seksama dalamSesi Simulasi 23

Gambar 3.6 Mahasiswa Membantu Persiapan Simulasi 24

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

BAB I

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, Pendidikan Anak Usia Dini kini

dipandang sebagai salah satu pendidikan yang sangat penting di masyarakat. Terbukti

dengan semakin banyaknya penyelenggara PAUD seperti Tempat Penitipan Anak

(TPA), Play Group dan Taman Kanak Kanak (TK) didirikan baik di pusat-pusat kota,

kota kabupaten bahkan sampai ke pelosok-pelosok desa.

Dapat dilihat, di pusat-pusat kota, misalnya, para penyelenggara PAUD berlomba

untuk menunjukkan kualitasnya. Salah satunya dengan memperkenalkan bahasa asing

yaitu Bahasa Inggris dengan metode pengajaran yang menarik. Dengan

diperkenalkannya Bahasa Inggris pada usia dini, para orang tua menjadi tertarik

untuk mendaftarkan anaknya di tempat mereka, walaupun penyelenggara PAUD

mematok harga SPP yang cukup tinggi.

Penomena sebaliknya terjadi pada Taman Kanak-Kanak yang terdapat di desa-

desa. Taman Kanak-Kanak diselenggarakan dalam bangunan-bangunan yang

sederhana. Biasanya terdiri dari satu atau dua ruang kelas. Bahkan sering terlihat

anak-anak TK belajar di Balai Desa atau Balai Banjar karena tidak memiliki

bangunan khusus.TK di desa-desa biasanya dikelola oleh ibu-ibu PKK desa setempat.

TK-TK tersebut biasanya masih sangat tradisional metode-metode pengajarannya;

pengaturan tempat duduk yang masih berjajar atau terpusat di tengah ruang kelas,

kegiatan belajar didominasi oleh kegiatan bernyanyi dan mewarnai, sehingga

kegiatan belajar mengajar terkesan monoton setiap harinya sehingga membosankan

bagi siswa. Dilain pihak, penyelenggara harus menerima seluruh anak yang

mendaftar yang berasal dari desa setempat dengan biaya SPP yang cukup murah

sehingga bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat desa.

TK Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara yang terdapat di desa Anturan dan desa

Kalibukbuk adalah contoh TK yang dikelola oleh ibu-ibu PKK desa setempat. Kedua

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

TK ini memiliki tenaga pengajar yang bukan tamatan pendidikan guru PAUD

sehingga dalam proses pembelajaran di kelas masih tradisional dengan berpatok pada

LKS Piko junior yang diberikan kepada para siswa. Kemampuan para guru untuk

mengimplementasikan metode permainan bahasa yang disukai anak-anak masih

terbatas.Pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kelanjutan dari pengabdian

masyarakat yang dilakukan pada tahun 2013 tentang pembuatan alat peraga

khususnya alat peraga bahasa dengan memanfaatkan barang bekas layak pakai.Pada

kegiatan P2M 2013 tersebut, para guru dengan sangat antusias menyarankan

dilaksanakan pelatihan khusus tentang penerapan metode permainan dalam interaksi

kelas sambil menggunakan alat peraga pembelajaran bahasa yang sudah dimiliki

dalam pembelajaran di kelas, sehingga pengajaran semakin menarik bagi para siswa.

Secara yuridis, Perarturan Menteri Pandidikan Nasional RI Nomor 58 tahun 2009

mengatur bahwa salah satu standar tingkat pencapaian perkembangan kelompok

Taman Kanak Kanak adalah bahasa, yaitu mendengarkan bahasa, mengungkapkan

bahasa dan keaksaraan.Oleh karena itu, pengabdian pada masyarakat ini sangat

penting artinya bagi Tk Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara untuk membantu anak

dalam mencapai standar perkembangan mereka. Dengan pelatihan ini kemampuan

guru-guru kedua TK ini akan semakin meningkat dan mampu memberikan kualitas

pelayanan yang lebih baik dan menarik kepada para siswanya.

Pada saat ini kedua TK tersebut sudah memiliki alat peraga pembelajaran seperti

1 set kartu memori, 1 bendel gambar-gambar flora, fauna, manusia dan alam benda,

dan 1 keping VCD kompilasi lagu-lagu anak-anak berbahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris. Media tersebut akan kurang bermanfaat apabila para guru belum tahu

memperagakannya dalam pembelajaran di kelas secara menarik melalui penerapan

permainan (game) edukatif di dalam kelas sehingga interaksi kelas tidak monoton

diisi dengan kegiatan menyanyi dan mewarnai saja.

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1.1 Analisis Situasi

Di Desa Kalibukbuk dan Desa Anturan yang secara geografis letaknya

bersebelahan.Di desa tersebut terdapat masing-masing satu buah Penyelenggara

PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak Kanak (TK) yang dikelola

oleh ibu –ibu PKK desa setempat.Kedua TK tersebut, yaitu TK Wisata Kumara dan

TK Kumara Kerti. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala sekolah kedua

TK tersebut, mereka mengalami kendala dengan penggunaan permainan (game)

edukatif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran mereka cenderung monoton bagi

anak-anak. Kalau mengirimkan guru-guru untuk magang atau training ke lembaga-

lembaga yang ahli dalam bidang tersebut, para kepala sekolah kuatir bahwa hal

tersebut memerlukan biaya yang relatif tinggi. Hal tersebut kurang sesuai dengan

keadaan keuangan mereka.Sebagai pemasukan, mereka mengandalkan sumbangan

yang dipungut dari orang tua siswa, yang rata-rata berjumlah Rp 120.000,- pertahun

peranak. Pada tahun ajaran 2013/2014, setiap TK memiliki rata-rata 70 orang anak

didik dengan sebaran 10% penitipan anak, 30% TK A dan 60% TK B. Dengan

jumlah anak yang cukup banyak, setiap TK hanya memiliki dana operasional

pertahun rata-rata sebesar Rp 8.400.000,- dari sumbangan orang tua anak. Jumlah

ini, sangat minim sehingga dana untuk peningkatan kualitas sumber daya kurang

menjadi prioritas.

Observasi di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran anak-anak di kelas

didominasi oleh kegiatan menyanyi dan mewarnai. Kegiatan menyanyi yang mereka

lakukan masih didominasi oleh aktivitas verbal saja, dengan pelibatan aspek

psikomotorik yang terbatas. Mereka menyanyi sambil duduk, atau sekedar berdiri

tanpa melakukan gerak-gerak penguat memori yang cukup. Kegiatan menyanyi

tersebut hanya sebagai selingan yang kurang maksimal dalam menunjang

perkembangan kebahasaan anak. Cara guru mengelola kelas masih monoton dari satu

pertemuan ke pertemuan lain. Pengaturan kelas masih tradisional, dengan deretan

bangku yang ada di tengah-tengah kelas, sehingga menghalangi gerak siswa dan guru

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

dalam berinteraksi di dalam kelas. Dalam pembelajaran para siswa kebanyakan

duduk sehingga terkesan membosankan. Agar bisa setara dengan TK-TK yang sudah

maju, para guru memerlukan keterampilan menggunakan media pembelajaran secara

efektif dan memperbanyak kegiatan kelas yang berbasis permainan. Cuplikan

pengaturan kelas, yang kurang interaktif dapat dilihat pada gambar 01.

Gambar 01. Pengaturan Tempat Duduk Anak di TK Wisata Kumara

Dalam gambar 01 terlihat posisi tempat duduk para siswa berada di tengah-tengah

kelas dan cenderung memenuhi ruangan kelas. Dengan pengaturan tempat duduk

seperti itu, mencerminkan kegiatan pembelajaran yang didominasi oleh kegiatan

duduk, seperti menggambar atau mewarnai.Pada TK-TK modern, tempat duduk

diatur menempel ke tembok supaya di tengah ruangan bisa menjadi tempat lapang

untuk memaksimalkan kombinasi aspek kognitif, afektif dan psikomotor anak.Anak

bisa menari, menyanyi, melaksanakan permainan edukatif dengan lebih leluasa tanpa

diganggu oleh keberadaan bangku tersebut.

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1010

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Setelah dilakukan pertemuan dan diskusi antara pihak TK Kumara Kerti dan TK

Wisata Kumara dengan tim dari Undiksha, maka diidentifikasi beberapa

permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru TK di desa Kalibukbuk dan Anturan,

yaitu:

1. Minimnya keterampilan menggunakan permainan-permainan pengajaran

bahasa dengan pemanfaatan peraga/media pembelajaran yang sudah

tersedia di sekolah dalam menunjang keterampilan berbahasa anak.

2. Media utama yang digunakan oleh guru untuk menunjang keterampilan

berbahasa anak adalah buku LKS PIKO Junior yang diterima anak setiap

bulan. Sebagai akibatnya pembelajaran menjadi LKS-based yang

membosankan anak-anak.

3. Kurangnya variasi cara penggunaan alat peraga bahasa yang dimiliki

karena terbatasnya keterampilan guru serta kurangnya pelatihan yang

mereka ikuti tentang penggunaan alat peraga dan permainan di dalam

kelas.

4. Biaya pengembangan kemampuan para guru tidak menjadi prioritas,

karena terbatasnya dana. Uang yang dipungut dari siswa digunakan untuk

gaji guru, dan biaya operasional lain seperti pemeliharaan alat, atau

pembelian alat baru.

5. Para guru bukan tamatan PGPAUD atau PGTK sehingga mereka kurang

memiliki pengetahuan tentang pengelolaan kelas usia dini, terutama

pembelajaran aspek-aspek kebahasaan dengan penggunaan media

pembelajaran yang efektif, dan penggunaan permainan dalam interaksi

kelas.

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1111

Perumusan masalah dari Kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut:

Upaya apakah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan para

guru dalam menggunakan permainan pengajaran bahasa dalam interaksi kelas

diTK Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara?

1.3 Tinjauan Pustaka

1.3.1 Pendidikan Anak Usia Dini

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 menyebutkan

bahwa penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman kanak

Kanak (TK/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan

program untuk anak usia 4-≤6 tahun. Dalam peraturan Mendiknas tersebut juga

dicantumkan bahwa standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu: 1) standar

tingkat pencapaian perkembangan; 2) standar pendidik dan tenaga kependidikan; 3)

standar isi, proses, dan penilaian; dan 4) standar sarana dan prasarana, pengelolaan

dan pembiayaan.

Salah satu lingkup perkembangan yang perlu dicapai oleh anak adalah

perkembangan bahasa yang meliputi a) menerima bahasa; b) mengungkapkan bahasa;

dan c) keaksaraan. Fakta ini menyiratkan bahwa keterampilan berbahasa adalah salah

satu aspek yang perlu dikembangkan oleh anak.

Felicia (2011) dalam Kompas.com menulis bahwa Profesor Sandralyn Byrnes

mengungkapkan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, anak-anak sudah diajarkan

dasar-dasar cara belajar. Di usia dini, anak-anak akan belajar pondasi-pondasi belajar.

Mereka diajarkan dengan cara yang mereka ketahui, yakni lewat bermain. Tetapi

bukan sekedar bermain, tetapi bermain yang diarahkan. Melalui bermai yang

diarahkan, mereka bisa belajar banyak; cara bersosialisasi, problem solving,

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1212

negosiasi, managemen waktu, resolusi konflik, berada dalam grup besar/ kecil,

kewajiban sosial serta 1-3 bahasa.

Ini menunjukkan bahwa untuk mendukung proses belajar dan bermain anak-

ank usia dini perlu difasilitasi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Dalam

belajar mereka perlu dibantu dengan alat-alat peraga, sehingga mereka dapat

memahami apa yang sedang mereka pelajari.

1.3.2 Perkembangan Bahasa Anak

Sejalan dengan perkembangan fisiknya, anak juga mengalami perkembangan

bahasa yang melalui tahapan-tahapan atau fase-fase tertentu. Anak tidak menguasai

bahasa secara tiba-tiba, namun melalui tahap perkembangan baik perkembangan

bunyi bahasa, kosakata, pembentukan kata, struktur bahasa maupun perkembangan

makna bahasa.

Desmita (2009) mengutip tahapan-tahapan perkembangan bahasa anak yang

bersumber dari Santrock (1995) dan Lerner & Hultsch (1983). Santrock dan Lerner &

Hultsch menguraikan bahwa ketika anak-anak sudah berumur dari 41 bulan sampai

46 bulan atau kurang lebih hampir 4 tahun, anak telah mampu mengucapkan kalimat

yang kompleks dengan menggabungkan 2 atau lebih kalimat, kalimat-kalimat

sederhana dan hubungan-hubungan proposisi terkoordinasi.

Seorang anak memperoleh bahasa dari lingkungannya yang kemudian digunakan

untuk berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Anak memeroleh bahasanya selama

beberapa tahun. Mereka mempelajari aspek-aspek bahasa yang berbeda sejalan

dengan pertumbuhan mereka (Taylor, 1990: 227). Selanjutnya, Taylor mengatakan

bahwa ketika seorang anak menjadi semakin besar, ada tiga hal yang berubah, yaitu

a. isi dan fungsi dari pesan yang disampaikan (the contents and functions of his

messages;

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1313

b. lingkaran orang-orang disekitarnya yang diajak berkomunikasi (the circle of

people with whom he communicates);

c. piranti yang digunakan untuk berkomunikasi (the means by which he

communicates).

Perubahan tersebut di atas dapat dilihat dalam enam fase seperti di bawah ini.

1) Fase Neonate (neo = ‘new’= baru; nate=’born’ = lahir), yaitu fase saat bayi

baru dilahirkan. Fase neonate sering juga dikenal dengan istilah infant (in

=’without’= tanpa; fant = ‘speech’= perkataan; sampai pada umur 1 tahun).

Seorang infant menggunakan piranti pralinguistik, seperti tangisan, gerak

tubuh, tawa dan vokalisasi, untuk berkomunikasi dengan orang-orang dekat di

sekitarnya, terutama kepada ibunya.

2) Fase toddler (umur 1-2 tahun) adalah fase ketika anak mulai berjalan atau

belajar berjalan, begitu juga si anak mulai beranjak ke arah komunikasi verbal

dengan belajar mengucapkan bunyi-bunyian dan menggunakan kata-kata

secara individual. Dalam fase ini si Ibu masih merupakan pusat komunikasi si

anak.

3) Fase umur 2-3 tahun. Anak yang berumur 2-3 tahun sudah bisa

mengkomunikasikan keperluan fisik dan sosial mereka menggunakan bahasa

yang sudah terdiri atas morfem yang berstruktur dan kombinasi kata-kata.

Seiring berkembangnya si anak, lingkaran komunikasi anak menjadi semakin

luas, yaitu termasuk lingkungan komunikasi dengan teman sebaya.

4) Fase prasekolah (umur 3-5 tahun). Anak usia ini sudah menguasai

keterampilan dasar dalam berkomunikasi dan bahasa sudah diperoleh. Si anak

sudah bisa memproduksi berbagai ujaran untuk menyampaikan pesan.

5) Fase anak sekolah (umur 6-12 tahun). Anak pada umur ini sudah terampil

mengkomunikasikan ide mereka melalui kalimat-kalimat dan diskursus

dengan struktur bahasa yang bervariasi dan kompleks. Mereka juga

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1414

mempelajari keterampilan berbahasa yang lain, seperti membaca dan menulis

yang selanjutnya memiliki peran yang penting terhadap perkembangan

intelektual mereka.

6) Fase anak sekolah lanjutan. Pada fase ini keterampilan berbahasa dan

berkomunikasi sudah semakin berkembang dan mereka bisa

mengembangkannya secara optimal jika mereka ingin menjadi bagian

masyarakat yang terpelajar.

1.4 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan P2M ini adalah:

Untuk meningkatkan keterampilan para guru diTK Kumara Kerti dan TK

Wisata Kumaradalam menggunakan permainan – permainan pengajaran

bahasa dalam pembelajaran di kelas.

1.5 Manfaat Kegiatan

Kegiatatan pengabdian pada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi anak, guru

maupun masyarakat sekitarnya.

a. Anak usia dini yang belajar dapat menggunakan berbagai alat peraga bahasa

yang dihasilkanuntuk mengatasi rasa kebosanan mereka baik dalam bermain,

berkreativitas maupun dalam mengasah keterampilan psikomotor, reseptif

serta keterampilan berbahasa mereka.

b. Para guru memiliki kemampuan untuk memvariasikan kegiatan pembelajaran

di kelas dengan permainan pengajaran bahasa sehingga siswa lebih tertarik

dengan kegiatan di kelas. Ketertarikan ini akan menunjang prestasi mereka

dalam belajar.

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1515

c. Masyarakat desa yang menitipkan anaknya di TK-TK tersebut juga mendapat

manfaat secara psikologi karena merasa nyaman dengan difasilitasinya

kegiatan belajar anak-anak mereka.

d. Pemerintah desa khususnya ibu-ibu PKK akan sangat terbantu dengan adanya

bantuan pelatihan ini.

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1616

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Khalayak Sasaran Strategis

Masyarakat sasaran dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah guru-guru TK

Kumara Kerti di Desa Anturan dan guru-guru TK Wisata Kumara di Desa

Kalibukbuk. Jumlah semua guru yang akan terlibat adalah 12 orang termasuk dua

orang kepala sekolah. Daftar nama-nama guru yang akan terlibat dalam kegiatan

pelatihan ini tercantum dalam Tabel 01.

Tabel 01.Daftar Nama Peserta Pelatihan Permainan Pengajaran Bahasa

No Nama JenisKelamin

Tk/PAUD

1 Ni Nyoman Kametri Jnani,A.Ma. perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara2 Luh Putu Meidha Pradini perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara3 Ni Nyoman Sri Antari perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara4 Ni Luh Lasning perempuan Tk/PAUDWisata Kumara5 Nengah Susanti perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara6 Ni Wayan Satri perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti7 Ni Wayan Sarmin perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti8 Komang Erni Yastari perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti9 Ketut Yeni Indrawati perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti10 Ketut Hartini utami perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti11 Kadek dwi Jayantini perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti12 Luh Putu Heni Wijayanti perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1717

2.2 Kerangka Pemecahan Masalah

Dalam kegiatan pengabdian ini, masalah yang akan ditangani adalah kurang

maksimalnya penggunaan metode pengajaran dengan menggunakan permainan

bahasa dalam proses belajar mengajar di kelas. Masalah ini dapat diatasi dengan

memberikan pelatihan bagi guru-guru TK yang seluruhnya berjumlah 12 orang.Jenis-

jenis permainan yang akan diperkenalkan adalah: permainan pojokan angka,

permainan menghitung angka, permainan bang-bang, permainan uang dan kunci,

permainan bertepuk dengan angka, permainan orang hilang, permainan bisik-bisikan,

permainan aktor, permainan mencari pasangan benda, permainan suara binatang,

permainan tebak gambar, dan lain sebagainya. Permainan-permainan tersebut bisa

memanfaatkan ketersediaan media pembelajaran yang telah dibuat pada kegiatan

P2M tahun 2013 dan yang sudah dimiliki setiap TK sejak awal.

Pelatihan ini sangat mungkin untuk dilakukan karena: (1) Ketersediaan sumber

belajar yang berupa video-video permainan edukatif pada situs youtube yang akan

sangat membantu para guru untuk memahami permainan yang dipelajari (2)

pelatih/instruktur adalah dosen-dosen dari fakultas bahasa dan seni Universitas

pendidikan Ganesha yang sudah sering menerapkan permainan bahasa tersebut dalam

pembelajaran, (3) pelatihan penerapan permainan dalam pembelajaran ini tidak

memerlukan biaya yang tinggi karena tidak memerlukan pembelian alat dan bahan,

(4) Penerapan permainan edikatif dalam pembelajaran sangatlah tepat untuk

pembelajaran bahasa untuk anak-anak mengingat masa TK adalah masa bermain.

Para siswa akan belajar dengan sangat menyenangkan dan tanpa beban.

Kerangka rancangan pemecahan masalah dapar terlihat dalam Gambar 03.

Kepala sekolah TK WisataKumara dan TK Kumara Kerti

mendukung pelatihanPenerapan metode permainan

dalam PBM

Page 18: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1818

Dukungan tersebut dilandasioleh kurangnya penerapanmetode yang menarik bagi

siswa dalam PBM

Tersedianya berbagai sumberpermainan bahasa di internetdan buku-buku pembelajaran

bahasa

P2M: Pelatihan penerapanmetode permainan dalam

pembelajaran

Meningkatnya kemampuanpara guru dalam penerapan

permainan pembelajaranbahasa di dalam kelas sehinggakualita PBM tidak kalah jauh

dari TK yang sudah maju

Gambar 03. Kerangka Pemecahan Masalah

Rencana pemecahan masalah yang dibuat dalam pelatihan ini secara rinci adalah:

a. Instruktur mengidentifikasi permainan-permainan pengajaran bahasa yang

bisa diterapkan dalam pembelajaran di kedua TK tersebut. Permainan-

permainan yang sesuai diunduh dari situs youtube dan situs yang tak berbayar

Page 19: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

1919

lain, ditambah dengan permainan pengajaran bahasa yang tersedia dalam

buku-buku pengajaran bahasa.

b. Video permainan yang terkumpul diklasifikasikan berdasarkan topik dan

aspek kebahasaan yang difokuskan.

c. Pelatihan diurutkan sebagai berikut:

permainan pojokan angka, permainan menghitung angka, permainan bang-

bang, permainan uang dan kunci, permainan bertepuk dengan angka,

permainan orang hilang, permainan bisik-bisikan, permainan aktor, permainan

mencari pasangan benda, permainan suara binatang, permainan tebak gambar.

2.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode/pendekatan yang ditawarkan untuk membantu guru-guru TK dalam

meningkatkan keterampilan berbahasa anak adalah dengan memberikan pelatihan

penerapan permainan pengajaran bahasa dalam proses belajar mengajar di kelas.

Instruktur pelatihan adalah dosen-dosen dari fakultas bahasa dan seni. Proses

pelatihan penerapan permainan kebahasaan di dalam kelas ini diharapkan juga dapat

meningkatkan kreativitas guru dan wawasan bahwa alat permainan tidak selalu harus

dibuatkan atau mencontoh hasil kreativitas orang lain namun juga dapat dibuat

sendiri sesuai dengan karakteristik dan keperluan anak didik di TK Wisata Kumara

dan TK Kumara Kerti.

Adapun metode pelaksanaa kegiatan dirancang dengan sistematis melalui

beberapa tahapan berikut:

a. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini yang dilakukan adalah:

1) Persiapan administrasi

2) Koordinasi dengan mitra

3) Observasi terhadap kondisi fisik, sarana dan prasarana TK

4) Penyiapan materi pelatihan, alat dan bahan habis pakai

Page 20: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2020

5) Koleksi video dan permainan dari youtube dan sumber lain baik online

maupun tercetak yangsesuai dengan keperluan guru-guru di TK mitra

6) Penyusunan jadwal pelatihan

b. Tahap Implementasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Sosialisasi penggunaan permainan dalam proses belajar mengajar di TK

Wisata Kumara dan TK Kumara Kerti.

2) Pelatihan penerapan permainan kebahasaan dalam pembelajaran kepada

guru-guru dan sosialisasi penggunaan permainan dalam proses belajar

mengajar di TK Wisata Kumara dan TK Kumara Kerti.

c. Tahap Monitoring

Pada Tahap monitoring kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan

pengawasan/peninjauan ke TK Kumara Kerti dan TK wisata Kumara di Desa

Anturan dan Desa Kalibukbuk. Menemui para guru apakah pelatihan penerapan

metode permainan pengajaran bahasa diimplementasikan membantu mereka dalam

peningkatan keterampilan mengajar dan mencari tahu kendala yang mungkin

dihadapi dalam pelatihan tersebut.

d. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menilai kebermanfaatan keterampilan penerapan

metode permainan dalam pengajaran bagi guru-guru TK Kumara Kerti dan TK

Wisata Kumara.Evaluasi juga dilaksanakan untuk melihat apakah permainan yang

diajarkan mampu meningkatkan ketertarikansiswa dalam meningkatkan keterampilan

berbahasa mereka.Pada Tahap evaluasi juga akan dicari solusi atas kendala yang

mungkin dihadapi.

Page 21: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2121

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pelaksanaan P2M di TK Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara

Kegiatan pelaksanaan program P2M ini dilaksanakan pada tanggal 11 sampai

dengan 15 Agustus 2014. Setiap harinya kegiatan dilaksanakan selama 90 menit. Tim

Pelaksana dari kegiatan ini berjumlah tiga orang yakni I Made Suta Paramarta,S.Pd.,

M.Hum. (Ketua), Ni Luh Putu Sri Adnyani, S.Pd., M.Hum. (Anggota), dan A.A. Sri

Barustyawati, S.Pd. , M.Hum. (Anggota). Sebagai pembicara atau instruktur adalah

Putu Ayu Prabawati Sudana, S.Pd., M.Hum., yang merupakan staf pengajar di

Jurusan DIII Bahasa Inggris Undiksha.

Peserta kegiatan P2M tahun 2014 ini adalah kepala sekolah dan guru-guru TK

Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara sebanyak 12 orang. Adapun nama-nama para

peserta tersebut adalah:

Tabel 02. Daftar Nama Peserta Pelatihan

No Nama Jenis Tk/PAUDKelamin

1 Ni Nyoman Kametri Jnani,A.Ma. Perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara2 Luh Putu Meidha Pradini Perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara3 Ni Nyoman Sri Antari Perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara4 Ni Luh Lasning Perempuan Tk/PAUDWisata Kumara5 Nengah Susanti Perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara6 Ni Wayan Satri Perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti7 Ni Wayan Sarmin Perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti8 Komang Erni Yastari Perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti9 Ketut Yeni Indrawati Perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti10 Ketut Hartini utami Perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti11 Kadek dwi Jayantini Perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti12 Luh Putu Heni Wijayanti Perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

Page 22: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2222

Selain 12 peserta tersebut, dilibatkan juga 3 orang mahasiswa untuk membantu

kelancaran pelaksanaan P2M.

3.2 Pembahasan Kegiatan

A. Pemaparan Materi

Untuk membuat pelaksanaan kegiatan P2M ini menjadi terorganisir dan

sistematis, tim pelaksana telah menyiapkan sebuah kit pelatihan. Dalam P2M kit

tersebut terdapat sebuah DVD yang memuat jenis-jenis permainan bahasa yang

dijelaskan beserta langkah-langkah pelaksanaannya di kelas. P2M kit tersebut juga

memuat video dari lagu-lagu yang dijadikan materi pelatihan yang dilengkapi dengan

lirik dan cara mengimplementasikannya di kelas.

Pelatihan pada kegiatan P2M ini lebih difokuskan dalam pemaparan dan cara -

cara mengimplementasikan permainan-permainan bahasa yang bisa diterapkan untuk

anak-anak taman kanak-kanak. Lagu-lagu yang diberikan bersifat sebagai suplemen

dari teknik permainan bahasa yang diberikan, dengan tujuan untuk membuat suasana

yang ceria dan menyenangkan bagi anak-anak, sehingga mereka tidak sadar jika

mereka sedang belajar sesuatu dari permainan dan lagu tersebut. Pemaparan materi

diberikan sesuai dengan klasifikasi yang telah dibuat yakni permainan pojokan angka,

permainan menghitung angka, permainan bang-bang, permainan uang dan kunci,

permainan bertepuk dengan angka, permainan orang hilang, permainan bisik-bisikan,

permainan aktor, permainan mencari pasangan benda, permainan suara binatang,

permainan tebak gambar, dan lain sebagainya.

Page 23: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2323

Berikut adalah beberapa dokumentasi kegiatan P2M yang dilaksanakan pada

hari Senin – Jumat, 11 – 15 Agustus 2014:

Gambar 3.1 Penjelasan tentang Permainan Pengajaran Bahasa oleh Tim Pelaksana P2M

Pada gambar 3.1 diatas dapat dilihat tim pelaksana P2M membantu

memberikan penjelasan materi tentang permainan pengajaran bahasa kepada peserta

pelatihan. Penjelasan tentang permainan tersebut, diberikan secara bertahap, sesuai

dengan klasifikasi jenis-jenis permainan sebagaimana yang telah direncanakan.

Page 24: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2424

Gambar 3.2 Peserta Pelatihan Memperhatikan Penjelasan dengan Antusias

Walaupun kegiatan pelatihan yang dilaksanakan tahun ini bukan merupakan

pelatihan yang pertama kali dilakukan di TK Wisata Kumara Desa Kalibukbuk dan

TK Kumara Kerti Desa Anturan, motivasi dan minat para kepala sekolah dan guru-

guru TK peserta pelatihan masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan keseriusan para

peserta selama pelatihan khususnya dalam sesi pemaparan materi. Antusiasme para

peserta ditunjukkan dengan perhatian yang besar, keseriusan dalam mencatat, serta

antusias dalam bertanya seperti yang dapat dilihat dari gambar 3.2 diatas.

Page 25: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2525

Gambar 3.3 Tim Pelaksana Membantu Penerapan Permainan Angka

Dari beragam permainan bahasa dan lagu-lagu yang diberikan dalam

pelatihan ini, disini akan dipaparkan dua dari penerapan permainan dan lagu tersebut.

Pertama, dalam permainan menghitung angka, pelatihan ini menggunakan kartu remi

bekas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru meminta anak-anak untuk duduk dalam lingkaran kecil.

2. Guru menanyakan jika anak-anak menyukai permainan kartu.

3. Guru menanyakan jika anak-anak pernah melihat kartu remi.

4. Guru menyampaikan akan mengajak anak-anak bermain menghitung angka

dalam kartu remi.

5. Guru memperlihatkan satu kartu kepada anak-anak dan menanyakan gambar

apa yang ada di kartu tersebut.

6. Guru mengajak anak-anak menghitung bersama jumlah gambar yang ada di

kartu (dilakukan secara berurutan dari angka 1 dan seterusnya).

Page 26: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2626

7. Guru kemudian menunjukkan angka dari jumlah benda/gambar yang dihitung

bersama-sama, yang ada di pojok atas dan bawah kartu.

8. Guru memperlihatkan kartu yang lain dan melakukan hal yang sama sampai

angka 10.

9. Kemudian guru mengambil satu kartu dan menanyakan kepada anak siapa

yang bisa menghitung dan menunjuk angkanya. Lakukan dari angka 1- 10.

Permainan kedua dari menghitung angka ini, kemudian dilanjutkan dengan

menghitung benda-benda yang ada di kelas, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Guru meminta anak-anak untuk mengumpulkan tas di meja dalam lingkaran

duduk masing-masing.

2. Guru meminta anak-anak untuk menghitung tas secara bersama-sama.

3. Guru meminta anak memcari kartu dengan angka sejumlah tas yang ada

(misal ada 4 tas)

4. Guru meminta anak-anak menempelkan kartu dengan angka tersebut di salah

satu tas anak.

5. Guru melakukan hal yang sama dengan meja, kursi, lemari/rak buku, sekat

dalam rak buku, jendela, dan sebagainya.

Ketika sudah selesai, guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi dengan

angka tadi. Lagu tersebut diadaptasi dari lagu One Little Indian, disesuaikan dengan

benda yang dipakai sehingga menguatkan apa yang telah dipelajari oleh anak-anak

dari permainan sebelumnya:

One little, two little, three little school bags,

Four little, five little, six little school bags,

Seven little, eight little, nine little school bags,

Ten little school bags.

Page 27: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2727

B. Simulasi Permainan Bahasa dan Lagu oleh Peserta Pelatihan

Setelah pemaparan materi oleh instruktur yang dibantu oleh tim pelaksana,

kegiatan diselingi dengan acara makan siang. Dalam kesempatan ini, tim pelaksana,

instruktur dan mahasiswa, berbincang-bincang secara informal tentang kesulitan

dalam memahami penjelasan instruktur, apa pendapat peserta tentang kegiatan

tersebut, dan bagaimana perasaan mereka setelah mendengar dan melihat penjelasan

tentang permainan bahasa dan lagu untuk anak-anak TK.

Gambar 3.4 Peserta Menikmati Makan Siang

Setelah acara makan siang, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi oleh para

peserta. Peserta dibagi menjadi enam (6) kelompok, sehingga masing-masing

kelompok terdiri dari 2 orang. Dalam sesi ini, masing-masing kelompok diminta

untuk memperagakan permainan bahasa dan lagu sesuai dengan tema yang dipilih.

Awalnya peserta menemui kendala dalam memilih permainan bahasa yang kreatif

dan menyenangkan. Namun, setelah berkonsultasi dengan instruktur dan tim

Page 28: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2828

pelaksana, akhirnya masing-masing kelompok mendapatkan satu permainan kreatif

dengan menggunakan alat peraga yang sudah disediakan. Ketika satu kelompok

bertindak sebagai penyaji (guru), peserta yang lain bertindak sebagai muridnya. Dari

penampilan semua peserta, hampir semua pada awalnya terlihat canggung, namun

setelah beberapa menit berlalu, suasana pelatihan menjadi riuh oleh aktivitas dan

antuasiasme peserta.

Gambar 3.5 Peserta Memperhatikan dan Mengikuti Instruksi dengan Seksama dalam Sesi Simulasi

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, kegiatan ini

melibatkan mahasiswa untuk kelancaran acara, baik dari tahap persiapan sampai

akhir pelatihan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa

dalam berorganisasi, berinteraksi dengan orang lain khususnya masyarakat di luar

lembaga, dan memberi pengalaman dalam penerapan ilmu di masyarakat. Dalam

gambar 3.6 berikut dapat dilihat ketiga mahasiswa sedang membantu menyiapkan

alat peraga yang akan dipakai oleh peserta dalam sesi simulasi.

Page 29: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

2929

Gambar 3.6 Mahasiswa Membantu Persiapan Simulasi

Page 30: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

3030

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Kegiatan P2M pada tahun 2014 ini mengambil tema Pelatihan Permainan

Pengajaran Bahasa untuk Guru-guru TK Wisata Kumara Desa Kalibukbuk dan TK

Kumara Kerti Desa Anturan. Kegiatan dilaksanakan selama lima hari yakni dari hari

Senin – Jumat, tanggal 11 – 15 Agustus 2014. Kegiatan dilaksanakan di TK Wisata

Kumara Desa Kalibukbuk dan TK Kumara Kerti Desa Anturan, dengan 12 orang

peserta yang terdiri dari kepala sekolah dan guru-guru TK dari TK Wisata Kumara

Desa Kalibukbuk dan TK Kumara Kerti sendiri. Kegiatan pelatihan tersebut dibagi

menjadi dua sesi setiap harinya yaitu sesi pemaparan materi oleh intruktur yang

dibantu oleh tim pelaksana dan sesi simulasi oleh peserta. Dari pelaksanaan pelatihan,

dapat dilihat keseriusan dan antusiasme peserta sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat

dari kesungguhan peserta mendengar, mencatat, bertanya dan memperagakan

pengajaran permainan bahasa dan lagu dalam sesi simulasi selama pelatihan

berlangsung.

4.2. Saran

Berdasarkan perbincangan informal dengan peserta selama kegiatan pelatihan

dan evaluasi di akhir kegiatan, peserta mengakui kurangnya referensi tentang

permainan bahasa yang kreatif dan inovatif yang mereka miliki. Peserta juga

menyampaikan jika referensi lagu yang mereka miliki hampir tidak pernah bertambah

secara signifikan, walaupun telah bekerja sebagai guru selama bertahun-tahun. Hal ini

menyulitkan mereka untuk berkreasi di kelas, untuk membuat kelas menjadi lebih

menyenangkan, karena apa yang dilakukan selama ini berkesan monoton dan kurang

interaktif. Para peserta juga menyampaikan jika mereka sangat jarang mendapatkan

Page 31: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

3131

pelatihan seperti pelatihan penggunaan permainan bahasa ini, sehingga mereka sangat

bersyukur dan berterima kasih kepada tim pelaksana yang telah mau berbagi materi,

memberi penjelasan tentang langkah-langkah penggunaan permainan bahasa untuk

anak-anak TK di kelas, dan melatih secara langsung pengimplementasiannya. Dari

apa yang telah disampaikan oleh para peserta tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kegiatan pelatihan sejenis atau dalam bidang lain sangat penting dilakukan ke

depannya. Hal ini seyogyanya menjadi perhatian dan tindak lanjut bagi pihak-pihak

terkait seperti Dinas Pendidikan, Unit Pelaksana Pendidikan, atau instansi terkait

lainnya seperti Universitas Pendidikan Ganesha, sehingga peningkatan sumber daya

di bidang pendidikan dapat terus ditingkatkan tidak hanya dari kuantitas namun juga

dari segi kualitas.

Page 32: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

3232

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Felicia, Nadia. 2011. Mengapa Pendidikan Anak Usia Dini Penting?http://female.kompas.com. Diunduh (25 Agustus 2012)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009

Taylor, Insup. 1990. Psycholinguistiks:Learning and Using Language. EnglewoodCliffts: Prentice-Hall.Inc.

Page 33: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

33

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 34: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

34

Page 35: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK Pelatihan

35