laporan akhir pengabdian kepada masyarakat...

56
1 LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS TRAINING OF TRAINER (TOT) PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI BAGI GURU-GURU IPA SMP DI KECAMATAN BULELENG Oleh TIM PELAKSANA Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIP. 195901011984031003 Prof. Drs. I Wayan Subagia, M.App.Sc., P.hD. NIP. 196212311988031015 Dr. A A Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd. NIP. 196006221986032001 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor:201f/UN48.9/PM/2019 Tanggal 15 Februari 2019 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOPEMBER2019

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1 LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENERAPAN IPTEKS TRAINING OF TRAINER (TOT) PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI BAGI GURU-GURU IPA SMP DI KECAMATAN BULELENG Oleh TIM PELAKSANA Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIP. 195901011984031003 Prof. Drs. I Wayan Subagia, M.App.Sc., P.hD. NIP. 196212311988031015 Dr. A A Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd. NIP. 196006221986032001 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor:201f/UN48.9/PM/2019 Tanggal 15 Februari 2019 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOPEMBER2019

  • 2

  • 3 DAFTAR ISI halaman HALAMAN SAMPUL LEMBAR PENGESAHAN 2 DAFTAR ISI 3 RINGKSAN 4 BAB I PENDAHULUAN 5 1.1 Latar Belakang 5 1.2 Analisis Situasi 5 1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 2.1 Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) 8 2.2Pengertian KBTT 9 2.3 Asesmen KBTT 11 2.4 Pelatihan Pengebangan Tes KBTT 12 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN 14 3.1 Tujuan 14 3.2 Manfaat 14 BAB IV METODE PENGABDIAN 15 4.1 Kerangka Pemecahan Masalah 15 4.2 Khalayak sasaran 16 4.3 Keterkaitan 16 4.4 Metode Pelaksanaan 16 4.5 Metode Evaluasi 17 BAB V HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN 5.1 Proses Pelaksanaan Kegiatan 18 5.2 Hasil Kegiatan 19 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 35 4.2 Saran 35 DAFTAR PUSTAKA 37 LAMPIRAN 01 MODUL PELATIHAN 51 LAMPIRAN 2 KUMPULAN SOAL HOTS 55

  • 4 RINGKASAN Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan kemampuan guru-guru dalam menyusun butir-butir soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill/HOTS) guru-guru IPA SMP di kecematan Buleleng serta menyiapkan tenaga-tenaga pelatih pengembangan instrument HOTS. Kegiatan ini dilaksanakan atas permintaan ketua MGMP IPA SMP Kabupaten Buleleng. Ada 25 orang guru yang terlibat dalam kegiatan ini. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk worshop dan pendampingan online yang berlangsung dari tanggal 5 September s.d 18 September 2019. Kegiatan yang telah dilaksanakan sejauh ini adalah (1) penyusunan pedoman pelatihan, (2) penyusunan modul pelatihan, (3) analisis kurikulum 2013 bidang studi IPA SMP. Hasil dari kegiatan ini adalah: (1) pedoman pelatihan, (2) daftar kompetensi Dasar yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill/HOTS), (3) modul penyusunan tes HOTS. Pada kegiatan tatap muka ini peserta diberikan wawasan tentang teori dan konsep-konsep HOTS, Analisis Soal-Soal HOTS UN IPA SMP, Analisis SK dan KD kurikulum 2013, dan praktik penyusunan kisi-kisi dan contoh-contoh soal HOTS. Setelah kisi-kisi soal HOTS berhasil disusun, peserta ditugaskan untuk mengembangkan butir-buitir soal HOTS sesuai dengan kisi-kisi yang telah disusun. Kegiatan ini dikerjakan sebagai kerja rumah yang disertai dengan konsultasi online. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 6 September sampai tanggal 18 september 2019. Namun demikian kebanyakan guru-guru sudah menyelesaikan tugas mereka pada tanggal 14 September 2019. Kegiatan penyusunan soal-soal secara mandiri ini dikoordinasikan oleh ketuan MGMP IPA Kabupaten Buleleng. Peserta dibagi dalam tiga kelomok yaitu kelompok I memnyusun soal-sial HOTS untuk kelas VII, kelompok II menyusun soal-soal HOTS untuk kelas VIII, dan kelompok III menyusun soal-soal HOTS untuk kelas IX. Masing-maisng guru diminta menyusun 5 (lima) buah Soal HOTS. Dari kegitan tersebut telah dihasilkan soal HOTS sebanyak 40 soal HOTS kelas VII, 40 Soal HOTS kelas VIII, dan 45 Soal HOTS kelas IX. Kata kunci: kompetensi dasar, kisi-kisis, keterampilan berpikir tingkat tiggi.

  • 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kita berada pada abd 21, abad yang ditandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang berlangsung secara eksponential. Pada abd 21 manusia akan dihadapkan kepada persaingan antar bangsa yang semakin ketat serta banjirnya informasi teknologi yang demikian deras yang dapat berdampak positif dan maupun negatif. Untuk menghadapi tantangan abad 21 diperlukan sumber daya mansuia yang memiliki komptensi berpikir kritis ( critical thinking), kolaborasi (collaboration), ketarmpilan komunikasi (communication skills), dan kreativitas (creativity) (Reimers & Kanter, 2014). Berpikir kritis dan kreatif merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill).Menurut King (2013) keterampilan berpikir tingkat tinggi mencakup berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan kreatif. Pendidikan berperan sangat signifikan dalam pengembangan berpikir tingkat tinggi.Bertolak dari paradigma ini, dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, Kementerian pendidikan dan kebudayaan telah mengakomodasi pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui penyempurnaan kurikulum.Pada kurikulum yang berlaku saat ini yakni kurikulum 2013, ditekankan pembelajaran di sekolah adalah berbasis kepada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui pendidikan, guru menempatan posisi sentral. Guru dituntut memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dan mampu mengajarkan serta mengukur hasil pembelajarannya pada siswa. Untuk itulah guru-guru perlu dibekali kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan memilih dan menggunakan strategi pembelajaran berpikir tingkat tinggi, serta keterampilan mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi.Berkaitan dengan pengukuran kemampuan berpikir tingkat tinggi, guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengembangkan instrumen pengukuran kemampuan berpikir tingkat tinggi yang valid dan reliable. Pengembangan kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen bisa diperoleh melalui proses pendidikan pra jabatan maupun dalam jabatan. Untuk menjaga keberlanjutan dan dalam upaya peningkatan mutu guru secara berkelanjutan, peningkatan kemampuan guru dalam memahami, mengajarkan, dan mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi perlu dilakukan melalui pelatihan-pelathan yang dilakukan secara berkala.

  • 6 1.2 Analisis Situasi Kurikulum 2013, mengisyaratkan pembelajaran dilaksanakan dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.Sebagai pelaksana kurikulum, guru memiliki tanggungjawab yang besar dalam pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.Hal ini mengisyaratkan guru harus memiliki kemampuan yang memadai tentang berpikir tingkat tinggi, kemudian kemampuan megajarkannya, dan kemampuan mengukur hasil belajarnya. Pada kenyataannya, menurut ketua MGMP IPA Kabupaten Buleleng, keterampilan berpikir tingkat tinggi guru-guru IPA masih sangat kurang. Hal ini tercermin dari kemampuan mereka membuat soal-soal ujian pada level berpikir tingkat tinggi (aplikasi, sintesis,analisis, evaluasi dan creating jika mengikuti Taxonomi Bloom yang telah direvisi). Kemampuan guru-guru dalam mengembangkan soal ujian cenderung baru pada tahap C3 kebawah. Jika kondisi ini tidak ditangani, harapan berkembangnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa melalui pembelajaran tidak akan berkembang. Untuk itu, harus ada upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi guru, kemampuan mengajarkannya, dan kemampuan mengukurnya. Peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi guru dapat melalui program pengembangang keprofesian secara berlanjut dalam bentuk inservice training maupun onservice training. Peningkatan kemampuan guru melalui inservice training maupun onservive trainingakan lebih efektif apabila mereka saling belajar dari koleganya, atau instruktur-instruktur yang berasal dari lingkungan meraka. Menurut ketuanya, MGMP kabupaten IPA Kabupaten Bueleleng memiliki Program Pengembangan Keprofesian, namun tidak berjalan secara efektif. Di samping karena beban mengajar guru-guru yang padat dalam rangka memenuhi syarat pembayaran tunjangan sertifikasi, tidak berjalannya program tersebut juga disebabkan oleh kurangnya guru-guru yang terlatih yang dapat menjadi tutor sejawat. Kesibukan guru-guru di lapangan tidak memungkinkan mereka mengembangkan keprofesiannya secara mandiri. Untuk itu mereka membutuhkan kerjasama dengan pihak lain. Pembicaraan dengan ketua MGMP IPA kabupaten Buleleng, menghasilkan kesepakatan untuk menyelenggarakan kegiatan TOT untuk pengembangan tes keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk 30 orang guru SMP di kecamatan Buleleng. Penentuan jumlah ini didasari oleh pertimbangan keterbatasan dana yang tersedia dan keefektifan pelaksanaan kegiatan. Pemilihan guru-guru yang akan dilatih sepenuhnya diserahkan kepada ketua MGMP, dimana penentuannya didasari oleh komitmen kesiapan guru-guru bersangkutan

  • 7 untuk kemudian menjadi tutor sejawat di sekolah masing-masing dalam peningatan kemampuan mereka mengembangkan tes hasil belajar IPA. 1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah Bertolak dari analisis situasi di atas dapat diidentifikasi dan dirumuskan maslaah sebagai berikut. a. Keterampilan berpkir tingkat tinggi guru-guru IPA masih rendah. Sementara itu, mereka dituntut untuk menyelenggarakan pembelajaran yang berbasis pada pengembangan berpikir tingkat tinggi dan mengukur hasil belajarnya. b. Keterampilan berpikir tingkat tinggu guru-guru IPA dapat dikembangkan melalui pengembangan keprofisian secara berkelanjutan. Namun fakta menunjukan bahwa upaya ini belum banyak dilakukan. Hal ini ternyata disebabkan oleh kurangnya tutor-tutor yang terlatih untuk melatih guru-guru IPA dalam pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan membelajarkannya, dan mengukur hasil belajarnya. c. MGMP tidak memiliki bank soal untuk tes-tes keterampilan berpikir btingkat tinggi yang da[at dijadikan contoh-contoh untuk pengembangan tes keterampilan berpikir tingkat tinggi saat diperlukan dalam penyusunan tes formatif, sumatif, maupun ujian akhir.

  • 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) Sebagai Kebutuhan di Era Globalisasi Deawa ini kita berada dalam era globalisasi.Di era ini, tenaga kerja yang berpengetahuan dan terampil sangat diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara (Davenport, 2005 dan Strom & Storm, 2002).).Tenaga kerja harus dilengkapi dengan keterampilan-keterampilan untuk berpikir seperti penanganan informasi secara efisiensi, pemecahan masalah, kolaborasi, pemikiran kritis dan kreatif (Bassham, Irwin, Nardone, and Wallace, 2005; Fadel, 2008; Reinhardt, Schmidt, Sloep, and Drachsler, 2011). Remond (2000) menyatakan bahwa kemampuan untuk menghasilkan ide kreatif juga merupakan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja. Berpikir kritis,kreatif dan pemecahan masalah merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Costa (……) keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Seperti juga bangsa-bangsa lainnya, bangsa Indonesia juga berupaya mengembangkan KBTT masyarakatnya.Salah satu upaya pengembangan KBTT adalah melalui pendidikan. Komitmen pemerintah Indonesia dalam pengembangan KBTT masyarakatnya melalui pendidikan, telah tersurat di dalam tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam . Undang-Undang N0 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional pasal 3 Undang-Undang tersebut menyatakan: Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagai penjabaran tujuan Pendidikan Nasional pada tingkat pendidikanmenengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengembangkan kurikulum yaitu kurikulum 2013 dengan dikeluarkannya Permendikbud nomor 59 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Dalam Permendikubud tersebut dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran fisika di SMA/MA, yaitu sebagai sarana untuk melatih para siswa agar dapat menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, kecakapan ilmiah dan keterampilan

  • 9 proses IPA, keterampilan berpikir kritis dan kreatif . Jadi, jelas sekali bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi (high Order Thinking Skill/HOTS) merupakan salah satu kompetensi yang harus dikembangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dikembangkan karena dapat mempersiapkan siswa untuk tantangan pekerjaan orang dewasa dan kehidupan sehari-hari dan pekerjaan akademis lanjutan (Ramos, et.al., 2013). 2.2 Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) didefinisikan sebagai kemampuan dan keahlian untuk menemukan jawaban atau mencapai target sasaran melalui berbagai bentuk proses berpikir(Budsankom, et.al, 2015). KBTT adalah proses berpikir, yang terdiri dari prosedur-prosedur yang rumit dan perlu didasarkan pada berbagai keterampilan seperti analisis, sintesis, perbandingan, kesimpulan, interpretasi, evaluasi, dan penalaran induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang tidak biasa (Zohar dan Dori dalam Budsankom, 2015). Siswa dengan KBTT mampu menciptakan pengetahuan baru dan membuat keputusan yang tepat dan logis. Berpikir tingkat tinggi dapat terjadi ketika seseorang mendapatkan informasi baru, menyimpan, mengatur dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang ada dan kemudian meneruskan informasi untuk mencapai suatu objek tertentu atau pemecahan suatu masalah.KBTT melibatkan keterampilan kognitif yaitu keterampilan untuk menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan menghasilkan ide baru. Ini membutuhkan lebih dari sekedar menghafal fakta (hafalan ingatan) seperti robot yang diprogram tapi tidak bisa berpikir dengan sendirinya. KBTT menuntun orang untuk menggunakan fakta dan membuat hubungan antara fakta atau konsep lain, berhasil mengkategorikan, memanipulasinya dan menerapkannya untuk solusi baru untuk situasi lain (Thomas & Thorne, 2014). Berpikir tingkat tinggi pada dasarnya terjadi pada level atas dari hirarki cognitive processing (Ramos, et.al., 2013). Hirarki cognitive processing yang secara luas telah diterima di kalangan ilmuwan pendidikan adalah Taksonomi Bloom.Penataan hirarkis yang paling banyak diterima semacam ini dalam pendidikan adalah Taksonomi Bloom, melihat rangkaian keterampilan berpikir yang dimulai dengan pemikiran tingkat pengetahuan hingga tingkat evaluasi. Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi proses kognitif terbagi menjadi ke-mampuan berpikir tingkat rendah (Lower Or-der Thinking) dan kemampuan berpikir ting-kat tinggi (Higher Order Thinking). Kemam-puan yang termasuk LOT adalah kemampuan mengingat (remember), memahami (under-stand), dan menerapkan (apply), sedangkan HOT

  • 10 meliputi kemampuan menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create) (Anderson & Krathwohl, 2001). Mengingat Mengakui atau mengingat kembali pengetahuan dari ingatan. Mengingat adalah ketika memori digunakan untuk menghasilkan atau mengambil definisi, fakta, atau daftar, atau untuk membaca informasi yang telah dipelajari sebelumnya Memahami Membangun makna dari berbagai jenis fungsi menjadi pesan atau kegiatan tertulis atau grafis seperti menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasi, meringkas, menyimpulkan, membandingkan, atau menjelaskan Menerapkan Melaksanakan atau menggunakan prosedur melalui pelaksanaan, atau penerapan. Penerapan mengacu pada atau mengacu pada situasi di mana materi pelajaran digunakan melalui produk seperti model, presentasi, wawancara atau simulasi. Menganalisis Menguraikan suatu materi atau konsep menjadi beberapa bagian, menentukan bagaimana bagian-bagian itu saling berhubungan satu sama lain atau bagaimana saling keterkaitannya, atau bagaimana bagian-bagiannya berhubungan dengan struktur atau tujuan keseluruhan. Aktivitas mental yang termasuk dalam fungsi ini adalah membedakan, mengatur, dan menghubungkan, serta mampu membedakan antara komponen atau bagian. Ketika seseorang menganalisis, dia dapat menggambarkan fungsi mental ini dengan membuat spreadsheet, survei, diagram, atau diagram, atau representasi grafis. Mengevaluasi: Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar melalui pengecekan dan pengkajian. Kritik, rekomendasi, dan laporan adalah beberapa produk yang dapat diciptakan untuk mendemonstrasikan proses evaluasi. Dalam taksonomi yang lebih baru, evaluasi datang sebelum menciptakan karena seringkali merupakan bagian penting dari perilaku pendahuluan sebelum seseorang menciptakan sesuatu. Menciptakan/Mengkreasi

  • 11 Meletakkan elemen bersama untuk membentuk keseluruhan yang koheren atau fungsional; Reorganisasi elemen menjadi pola atau struktur baru melalui pembangkit, perencanaan, atau produksi. Membuat mengharuskan pengguna untuk menempatkan bagian bersama dengan cara baru, atau mensintesis bagian menjadi sesuatu yang baru dan berbeda dalam menciptakan bentuk atau produk baru. Proses ini adalah fungsi mental yang paling sulit dalam taksonomi baru. Marzano, Pickering dan McTighe (1993) mengidentifikasi 13 keterampilan berpikir tingkat tinggi dari dimensi pengetahuan yaitu dimensi 3 (Extending and Refining Knowledge dan dimensi 4 (Using Knowledge Meaningfully). Ke 13 keterampilan tersebut adalah: comparing, classifying, inductive reasoning , deductive reasoning, analyzing errors, constructing support, analyzingperspectives, abstracting , decision making, investigation, problem solving , experimental inquiry , dan invention. 2.3 Assessmen KBTT Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan pemikiran tingkat tinggi yang terjadi ketika siswa memperoleh pengetahuan baru dan menyimpannya dalam ingatannya, maka pengetahuan ini dihubungkan,diorganisasikan, atau dievaluasi untuk mencapai tujuan tertentu.Mengacu pada taksonomi Bloom Keterampilan ini mencakup sub-keterampilan seperti analisis, sintesis dan evaluasi, yang merupakan tingkat tertinggi dalam taksonomi kognitif Bloom (Abosalem,2016)atau menurut taxonomi Blom yang telah direvisi, mencakup menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan (Anderson & Krathwohl, 2001). Untuk mengukur keterampila berpikir tigkat tinggi, memerlukan teknik dan instrumen yang dapat membantu guru mengungkapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswanya.Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat diukur dengan berbagai item dan format.Mengacu kepada King, Goodson, dan Rohani (http://www.cala.fsu.edu/ies/) terdapat tiga item/format assessmen untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu (a) model pilihan, yang mencakup pilihan ganda (multiple choice), mencocokan (matching), mengurutkan (rank-order); (b) generasi/produksi jawaban, yang mencakup jawaban singkat, essai, performance atau tugas-tugas; (c) eksplanasi yang mencakup memberi alasan terhadap pilihan atau respon. Pada pelatihan ini pengembangan tes KBTT difokuskan pada bentuk multiple choice dan essai dengan mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dari Bloom yang direvisi. 2.4 Pelatihan Penyusuan Tes KBTT

  • 12 Pelatihan adalah pengajaran, atau pengembangan diri sendiri atau orang lain, keterampilan dan pengetahuan apa pun yang berhubungan dengan kompetensi tertentu. Pelatihan memiliki tujuan spesifik untuk meningkatkan kemampuan, kapasitas, produktivitas dan kinerja seseorang (https://en.wikipedia.org/wiki/Training). Pelatihan merupakanpengembangan keprofesionalan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi 2, Balai Pustaka, 1989) dinyatakan Pelatihan atau Magang (Inggris:Training) adalah proses melatih; kegiatan atau pekerjaanPelatihan mempersiapkan peserta latihan untuk mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan (https://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan). Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003) mengemukakan, bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.Pelatihan biasanya dilaksanakan pada saat para pekerja memiliki keahlian yang kurang atau pada saat suatu organisasi mengubah suatu system dan para perlu belajar tentang keahlian baru (Gomez-Mejia, Balkin, dan Cardy dalam Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan).Pelatihan bertujuan agar para pegawai dapat menguasai pengetahuan, keahlian dan perilaku yang ditekankan dalam program-program pelatihan dan untuk diterapkan dalam aktivitas sehari-hari para karyawan (Cut Zurnali, 2004).Lebih jauh Cut Zurnali (2004) memaparkan beberapa manfaat pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan antara lain: • Meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya dan para pesaing luar, • Membantu para karyawan yang mempunyai keahlian untuk bekerja dengan teknologi baru, • Membantu para karyawan untuk memahami bagaimana bekerja secara efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa dan produk yang berkualitas, • Memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan pada inovasi, kreativitas dan pembelajaran, • Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara baru bagi para karyawan untuk memberikan kontribusi bagi perusahaan pada saat pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada saat keahlian mereka menjadi absolut, • Mempersiapkan para karyawan untuk dapat menerima dan bekerja secara lebih efektif satu sama lainnya, terutama dengan kaum minoritas dan para wanita.

  • 13 Dalam Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini, yang dimaksud dengan pelatihan adalah kegiatan melatih para alumni program magister Pendidikan IPA berkaitan dengan pengembangan keterampilannya dalam mengembangkan KBTT.Hal ini dilakukan mengacu kepada Gomez-Mejia, Balkin, dan Cardy, karena guru-guru alumni program magister pendidikan IPA merasakan kekurangan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan instrumen asesmen KBTT. Kegiatan-kegiatan pelatihan pada pengabdian kepada masyarakat ini terdiri atas: (a) Penambahan wawasan tentang konsep KBTT, (b) Pengembangan Indikator dari apsek KBTTkonsep; (c) Diskusi kelompok penyusunan contoh-contoh tes KBTT, (d) pendampingan on-line penyusunan KBTT, (e) validasi pakar draft tes KBTT, (f) validasi empiris tes KBTT. Mengacu kepa Notoatmodjojo (1991) keberhasilan pelatihan dapat dilihat dari dua sisi yaitu terjadinya peningkatan dalam pelaksanaan tugas (dalam hal ini peningjatan kemampuan penyusunan tes KBTT) dan perubahan prilaku peserta yang tergambar dari sikap, disiplin, dan etos kerja. Dalam keguatan PkM ini dilakukan evaluasi terhadap proses dan hasil pelatihan. Keberhasilan proses ditunjukkan oleh tungginya tingkat partisipasi peserta, disiplin, dan etos kerja yang ditunjukannya. Sementara itu, evaluasi terhadap hasil dilihat dari adanya perubahan kemampuan peserta dalam penyusunan tes KBTT serta bank Soal yang dihasilkannya.

  • 14 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN 3.1 Tujuan Tujuan dari kegiatan Pelatihan ini adalah: a. Meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam konteks mata pelajar IPA, guru-Guru IPA SMP Kecematan Buleleng. b. Menghasilkan pelatih-pelatih handal tentang pengembangan instrumen assessmen keterampilan berpikir kritis dalam kontek mata pelajaran IPA. c. Menghasilkan bank soal yang berisikan contoh-contoh instrumen asessmen keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam konteks mata pelajaran IPA SMP. 3.2 Manfaat Manfaat bagi peserta a. Peserta dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam konteks mata pelajaran IPA SMP, b. Peserta memiliki kesiapan sebagai trainer/guru pembelajar, khususnya pada aspek pengembangan instrumen asesmen keteramilan berpikir tingkat tinggi dalam konteks pelajaran IPA SMP. c. Kegiatan pelatihan ini memberi kesempatan kepada guru-guru IPA untuk saling belajar satu sama lain secara kolaboratif dan kolegial dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan IPA yang dihadapinya. Manfaat bagi penyelenggara Melalui kegiatan pelatihan ini, Program Studi S2 pendidikan IPA dapat menggali informasi-informasi yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pendidikan IPA SMP.Informasi-informasi ini penting, karena dapat menjadi data base dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan Prodi S2 Pendidikan IPA di masa depan serta member layanan purna jual yang diperlukan oleh alumni khusunya dan dunia pendidikan IPA umumnya.

  • 15 BAB IV METODE PENGABDIAN 4.1 Kerangka Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang diterapkan dalam keguatan PkM ini adalah Pelatihan Penyusuan Tes KBTT. Diawali dengan identifikasi masalah tentamg kemampuan guru-guru IPA dalam mengembangkan tes KBTT, diikuti dengan kesepakatan menggelar pelatihan penyusunan Tes KBTT, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan: diskusi kelompok kecil untuk menggali pengetahuan/kemampuan awal peserta tentang tes KBTT, Pemberian wawasan konseptual KBTT; Workshop praktik pengebangan tes KBTT; Kerja Mandiri Penyusunan Tres KBTT disertai dengan pendampingan on-line; validasi pakar draft soal-soal tes KBTT; Validasi empiris tes KBTT di sekolah-sekolah peserta, sampai menghasilkan bank soal-soal tes KBTT yang dapat dijadikan contoh-contoh di sekolah-sekolah asal peserta serta kegiatan-kegiatan-kegiatannpelatihan yang dilakuan secara mandiri. Secara singkat kerangka pemecahan masalah dapat digambarkan dengan diagram berikut. Identifikasi Masalah: rendahnya kemampuan guru-guru IPA dalam menyusun Tes KBTT Pemberian wawasan tentag konsep KBTT Workshop Pegembangan Tes KBTT Kerja Mandiri Penyusunan Tes KBTT Pendampingan on-line lewat google classroom/ WA group Diskusi kelompok kecil tentang wawasan guru-guru peserta berkaitan dengan konsep KBTT BANK SOAL TES KBBT MATA PELAJARAN IPA SMP TUTOR SEJAWAT (PEER TUTOR)

  • 16 4.2 Khalayak Sasaran Khalayak sasaran dari Pelatihan ini adalah Guru-Guru IPA SMP kecamatan Buleleng yang berjumlah 25 orang.Mereka ini adalah guru-guru terpilih oleh ketua MGMP IPA kabupaten Buleleng yang memiliki komitmen untuk menjadi tutor sejawat dalam pengembangan keprofesian guru-guru IPA secara mandiri melalui wadah MGMP. Semua guru-guru yang menjadi sasaran TOT ini adalah guru-guru dengan masa kerja ≥ 10 tahun dengan golongan kepangkatan minimal IV/a dan sudah tersertifikasi. 4.3 Keterkaitan TOT pengembangan tes KBTT bagi guru-guru IPA sangat terkait dengan visi dan misi pengabdian kepada masyarakat Undiksha yaitu:Menjadi Pusat Pemberdayaan Masyarakat. Program ini juga merupakan pengejawantahan salah satu misi Pengabdian kepada Masyarakat yaitu, memberdayakan seluruh potensi masyarakat melalui kegiatan pendampingan dengan pelibatan tenaga-tenaga ahli yang dimiliki oleh Undiksha.Agenda pengabdian kepada masyarakat yang bersesuaian dengan program pelatihan ini adalah pengabdian dan pendampingan dalam bidang pendidikan persekolahan (Pedoman Pelaksanaan P2M Undiksha tahun 2014). 4.4 Metode Pelaksanaan Kegiatan Metode yang digunakan dalam Kegiatan Pelatihan ini adalah a. Metode diskusi kelompok kecil untuk menggali pengetahuan awal peserta tentang konsep-konsep KBTT. b. Metode Kuliah, digunakan untuk memaparkan materi Konsep Keterampilan Berpikir Tingkat Tigggi, Berbagai teori KBTT dan pengembangan instrumen KBTT. c. Metode Praktik dan Diskusi Kelompok digunakan untuk berlatih mengembangkan instrument/tes KBTT. d. Google Classroom/ WA Group untuk pendampingan on-line digunakan untuk membimbing guru-guru dalam pengembangan Tes KBTT dan validasinya untuk Mata Pelajaran IPA SMP. e. Validasi empiris untuk uji coba instrumen yang sudah dihasilkan di sekolah-sekolah asal peserta.

  • 17 4.5 Metode Evaluasi Untuk mengetahui keefektifan Program Pelatihan Penyusunan KBTT ini dilakukan evaluasi terhadap proses dan hasil pelatihan. Evaluasi proses dilakukan terhadap performance/kineja peserta selama pelatihan meliputi kesiapan, keseriusan peserta mengikuti pelatihan, dan respon merek terhadap pelathan ini. Metode evaluasi proses adalah observasi yang diandu oleh pedoman observasi pelatihan. Evaluasi dilakukan saat pelatihan berlansgung.Evaluasi hasil dilakukan dengan tes KBTT untuk mengetahui pemahaman peserta terhadap KBTT dan kemamapuannya dalam mengembangkan tes KBTT.Metode yang digunakan adalah tes dan wawancara.Evaluasi hasil dilakukan setelah program pelatihan selesai.

  • 18 BAB V HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN 5.1 Proses Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan diawali dengan (1) penyusunan pedoman pelatihan, (2) penyusunan modul pelatihan, (3) analisis kurikulum 2013 bidang studi IPA SMP. Kegaiatan ini telah dilaksanakan mulai maret 2019 s.d Juli 2019. Hasil dari kegiatan ini adalah: (1) pedoman pelatihan, (2) daftar kompetensi Dasar yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill/HOTS), dan (3) modul penyusunan tes HOTS. Produk-produk ini dapat dilihat pada lampiran. Setelah materi pelatihan siap, dilakasanakan pelatihan secara tatap muka dan dalam jaringan (daring). Pelatihan tatap muka dilakukan pada hari Selasa 5 September 2019 mulai jam 08.00 s.d pk 16.00. Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang guru IPA SMP di kecamatan Buleleng. Pada kegiatan tatap muka ini peserta diberikan wawasan tentang teori dan konsep-konsep HOTS, Analisis Soal-Soal HOTS UN IPA SMP, Analisis SK dan KD kurikulum 2013, dan praktik penyusunan kisi-kisi dan contoh-contoh soal HOTS. Setelah kisi-kisi soal HOTS berhasil disusun, peserta ditugaskan untuk mengembangkan butir-buitir soal HOTS sesuai dengan kisi-kisi yang telah disusun. Kegaiatan ini dikerjakan sebagai kerja rumah yang disertai dengan konsultasi online. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 6 september sampai tanggal 18 september 2019. Namun demikian kebanyakan guru-guru sudah menyelesaikan tugas mereka pada tanggal 14 September 2019. Kegiatan penyusunan soal-soal secara mandiri ini dikoordinasikan oleh ketuan MGMP IPA Kabupaten Buleleng. Peserta dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok I memnyusun soal-soal HOTS untuk kelas VII, Kelompok II menyusun soal-soal HOTS untuk kelas VIII, dan kelompok III menyusun soal-soal HOTS untuk kelas IX. Masing-maisng guru diminta menyusun 5 (lima) buah Soal HOTS. Dari kegitan tersebut telah dihasilkan drfat soal HOTS sebanyak 40 soal HOTS kelas VII, 40 Soal HOTS kelas VIII, dan 45 Soal HOTS kelas IX.

  • 19 5.2 Hasil Kegiatan Jumlah Guru yang Dilatih Dari pelatihan ini telah dihasilkan 25 orang guru terlatih dalam pengembangan butir-butir Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.Mereka berasal dari SMP Negeri di kecamatan Buleleng.Nama-nama dan asal sekolah dapat dilihat pada lampiran. Tiap orang telah menghasilkan 5 buah soal HOTS. Mereka siap untuk menjadi tutor teman sebaya dalam pengembangan soal-soal HOTS di sekolah masing-masing. Identufikasi Kompetensi Dasar Pada kegiatan ini peserta telah berhasil mengidentifikasi kompetensi dasar yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Table 5.1berikut ini adalah hasil identfikasi komptensi dasar dalam kurikulum IPA tahun 2013 yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tabel 5.1. Kompetensi Dasar yang menuntut HOTS. No Kompetensi Dasar 1 3.4 Menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan 2 3.5 Menganalisis konsep energi, berbagai sumber energi, dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari termasuk fotosintesis 3 3.7 Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut 4 3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi ekosistem 5 3.9 Menganalisis perubahan iklim dan dampaknya bagi ekosistem 6 3.11 Menganalisis sistem tata surya, rotasi dan revolusi bumi, rotasi dan revolusi bulan, serta dampaknya bagi kehidupan di bumi

  • 20 KELAS : VIII No Kompetensi Dasar 1 3.1Menganalisis gerak pada makhluk hidup, sistem gerak pada manusia, dan upaya menjaga kesehatan system gerak 2 3.2Menganalisis gerak lurus, pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan Hukum Newton, dan penerapannya pada gerak benda dan gerak makhluk hidup 3 3.4 Menganalisis keterkaitan struktur jaringan tumbuhan dan fungsinya serta teknologi yang terinspirasi oleh struktur tumbuhan 4 3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguanyang berhubungan dengan system pencernaan, serta upaya menjagakesehatan sistem pencernaan 5 3.7 Menganalisis sistem peredaran darahpada manusia dan memahamigangguan pada sistem peredarandarah, serta upaya menjagakesehatan sistem peredaran darah 6 3.8 Menganalisis sistem pernapasanpada manusia dan memahamigangguan pada sistem pernapasan,serta upaya menjaga kesehatansistem pernapasan 7 3.10 Menganalisis sistem ekskresi padamanusia dan memahami gangguan pada sistem ekskresi serta upayamenjaga kesehatan sistem ekskresi 8 3.11 Menganalisis konsep getaran,gelombang, dan bunyi dalamkehidupan sehari-hari termasuksistem pendengaran manusia dansistem sonar pada hewan. 9 3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya,pembentukan bayangan pada bidangdatar dan lengkung sertapenerapannya untuk menjelaskanproses penglihatan manusia, mataserangga, dan prinsip kerja alat optik KELAS : IX No Kompetensi Dasar 1 3.1 Menghubungkan sistem reproduksipada manusia dan gangguan pada system reproduksi dengan penerapanpola hidup yang menunjangkesehatan reproduksi 2 3.2 Menganalisis systemperkembangbiakan pada tumbuhandan hewan serta penerapan teknologipada sistem reproduksi tumbuhandan hewan 3 3.8 Menghubungkan konsep partikelmateri (atom, ion,molekul), strukturzat sederhana dengan sifat bahanyang digunakan dalam kehidupansehari- hari, serta

  • 21 dampakpenggunaannya terhadap kesehatanmanusia 4 3.10 Menganalisis proses dan produkteknologi ramah lingkungan untukkeberlanjutan kehidupan 5 3.11 Menghubungkan sifat fisika dankimia tanah, organisme yang hidupdalam tanah, dengan pentingnyatanah untuk keberlanjutankehidupan Kisi-Kisi Soal HOTS Penyusunan butir-butir soal HOTS dimulai dengan penyusunan kisi-kisi soal oleh masing-masing gusru sesuai dengan bagaian tugasnya.Kisi-kisi mengacu kepada kompetensi dasar yang telah teridentifikasi.Dalam hal ini peserta diminta untuk mengembangkan indikator dan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar.Berikut ini adalah beberapa contoh kisi-kisi dan contoh soal yang telah dikembangkan oleh peserta. Contoh 1 KISI- KISI SOAL HOTS Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII Penulis Kisi dan Soal : Cok Arista Dewi, S. Pd Sekolah : SMPN 1 Singaraja No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Level Cognitif Bentuk Soal Nomor soal 1 3.4 Menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme 1. Suhu dan perubahannya 2. Pemuaian 3. Kalor dan perpindahannya a. Menganalisis konsep suhu. b. Menganalisis konsep pemuaian. c. Menganalisis konsep kalor d. Menganalisis konsep perpindahan kalor. Level 3 (Penalaran)/ C4 Level 3 (Penalaran)/ C4 PG PG 1 2

  • 22 No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Level Cognitif Bentuk Soal Nomor soal menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan e. Menganalisis konsep suhu, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. f. Menganalisis konsep pemuaian, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. g. Menganalisis konsep kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. h. Menganalisis konsep perpindahan kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. i.Menganalisis mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan 2 3.5 Menganalisis konsep energi, berbagai sumber energi, dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari termasuk fotosintesis 1. Energi 2. Sumber-sumber energi 3. Perubahan bentuk energi a. Menganalisis konsep energi b. Menganalisis berbagai sumber energi c. Menganalisis bentuk perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari d. Menganalisis fotosintesis .

  • 23 No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Level Cognitif Bentuk Soal Nomor soal 3 3.7 Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut Ekosistem a. Menganalisis interaksi antara tumbuhan dengan lingkungan b. Menganalisis interaksi antara hewan dengan lingkungannya d. Menganalisis interaksi antara manusia dengan lingkungannya e. Analisis dinamika interaksi tumbuhan dengan lingkungan f. Analisis dinamika interaksi hewan dengan lingkungan f. Analisis dinamika interaksi manusia dengan lingkungan Level 3 (Penalaran)/ C4 Level 3 (Penalaran)/ C4 Level 3 (Penalaran)/ C4 PG PG PG 3 4 5 4 3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi ekosistem Pencemaran Lingkungan a. Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan b. Menganalisis dampak pencemaran lingkungan bagi ekosistem 5 3.9 Menganalisis perubahan iklim dan dampaknya bagi ekosistem Pemanasan Global a. Menganalisis perubahan iklim b. Menganalisis dampak perubahan iklim bagi ekosistem.

  • 24 No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Level Cognitif Bentuk Soal Nomor soal 6 3.11 Menganalisis sistem tata surya, rotasi dan revolusi bumi, rotasi dan revolusi bulan, serta dampaknya bagi kehidupan di bumi Tata Surya a. Menganalisis sistem tata surya b. Menganalisis rotasi dan revolusi bumi. c. Menganalisis rotasi dan revolusi bulan. d. Menganalisis dampak sistem tata surya bagi kehidupan di bumi. e. Menganalisis dampak rotasi dan revolusi bumi bagi kehidupan di bumi. f. Menganalisis dampak rotasi dan revolusi bulan bagi kehidupan di bumi. Deskriptor soal No 1 Disajikan stimulus berupa proses pemanasan es bertemperatur di bawah nol derajat celcius berubah menjadi air bertemperatur di atas nol derajat celcius, peserta didik dapat menganalisis grafik yang sesuai dengan proses tersebut (grafik sebagai pilihan jawaban) SOAL 1. 1 kg es dengan suhu ─5°C dipanaskan sehingga menjadi air yang bersuhu 30°C, maka grafik pemanasan es berikut ini yang benar sesuai dengan pernyataan di atas adalah ….

  • 25 A. B. C. D. KUNCI : A Deskriptor soal NO 2 Diberikan kasus/masalah suhu, siswa dapat menganalisis konsep suhu dan penerapannya dalam kehidupan. SOAL 2. Anomali air antara suhu dan berat jenisnya dapat dilihat pada grafik berikut. Berat jenis air terendah ada pada suhu 4oC.

  • 26 Keganjilan ini dapat dipakai memecahkan masalah kenapa permukaan perairan lebih dulu membeku daripada di dasar perairan. Hal ini dapat dijelaskan.... a. Jika air membeku bersamaan maka semua kehidupan di dalam air akan dormansi. b. Jika air membeku mulai dari dasar perairan maka semua kehidupan akan tergeletak di atas permukaan es. c. Jika air mulai membeku ada di atas permukaan perairan maka semua kehidupan kekurangan oksigen. d. Tidak ada pengaruh anomali air terhadap pola kehidupan di air. Kunci : B Deskriptor soal NO. 3 Disajikan gambar interaksi tumbuhan dengan lingkungan, siswa dapat menganalisis tentang dampak yang ditimbulkan SOAL 3. Di bawah ini potret tentang hutan , akibat interaksi manusia dengan lingkungan. Dimana kebutuhan akan kertas, mebel, dan bahan bangunan telah meningkat tajam. Sehingga terjadi penebangan hutan seperti tampak pada gambar Dari gambar di atas, argumen yang dapat di berikan tentang dampak yang ditimbulkan adalah…. a. kegiatan hutan produksi, dan keseimbangannya masih dapat diperbaiki kembali

  • 27 b. keseimbangan hutan tidak dapat kembali sepeti keadaan semula karena daya lenting hutan sudah menurun c. kegiatan ini untuk membuat suksesi yang baru, agar tumbuh keseimbangan yang lebih baik d. untuk menggiatkan kegiatan penebangan hutan, kita harus menggunaan produk dari Kunci : B Contoh 2 KISI - KISI SOAL HOTS Mata Pelajaran : IPA Kelas : VIII Kompetensi Dasar : 3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan pada bidang datar dan lengkung, serta penerapannya untuk menjelaskan proses penglihatan manusia, mata serangga, dan prinsip kerja alat optik. IPK Materi Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal No. Soal 1.1.1 Menganalisis pembentukan bayangan pada cermin datar dan cermin lengkung � Cermin datar � Cermin cekung � Cermin cembung Diberikan sebuah permasalahan tentang cermin lengkung, peserta didik dapat menganalisis sifat - sifat bayangan pada cermin lengkung. C4 Cermin cembung dipilih sebagai kaca sepion pada sebuah kendaraan baik itu mobil ataupun sepeda motor, cermin cembung juga digunakan sebagai alat bantu yang dipasang pada tikungan jalan yang tidak dapat dilihat oleh pengendara dan ekstrim, sifat bayangan yang dihasilkan oleh 1

  • 28 IPK Materi Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal No. Soal cermin tersebut adalah ..... A. Nyata, tegak, diperkecil B. Nyata, tegak, diperbesar C. Maya, tegak, diperkecil D. Maya, tegak, diperbesar 1.1.2 Menganalisis letak bayangan melalui persamaan umum lensa � Lensa cembung � Lensa cekung Disajikan sebuah gambar lensa cembung, peserta didik dapat menganalisis letak dan sifat bayangan dengan benar. C4 Perhatikan gambar lensa cembung berikut! Bila sebuah benda berada di ruang antara F1 dan 2F1 dari lensa tersebut, maka letak bayangan dan sifat yang terbentuk oleh bayangan tersebut adalah .. A. Maya, diperkecil, terbalik, di belakang F2 B. Nyata, diperkecil, tegak, di belakang 2F2 C. Maya, diperkecil, tegak, di depan F2 D. Nyata, diperbesar, terbalik, 2

  • IPK Materi 1.1.3 Menganalisis struktur dan fungsi bagian mata � Alat optik � Mata 1.1.4 Menganalisis gangguan pada mata � Cacat mata 29 Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soaldi belakang 2F Disajikan gambar mata, peserta didik dapat menganalisis fungsi dari bagian mata yang ditunjuk dengan benar. C4 Perhatikan gambar mata berikut! Dari gambar diatas, pasangan dari bagian dan fungsi yang benar adalah ..... No A. 1 Menerima rangsang cahayaB. 2 Memfokuskan cahaya yang masukC. 3 Meneruskan rangsangan ke otakD. 4 Mengendalikan kerja pupil Diberikan sebuah permasalahan cacat mata, peserta didik dapat menganalisis jenis lensa dan kekuatannya dengan benar. C4 Seorang anak menderita hipermetropi, dia dapat membaca buku pada titik 1 meter, agar dapat membaca pada jarak baca normal 25 cm, maka anak tersebut harus dibantu dengan kaca mata berlensa dan berkekuatan .....A. Cembung, 3/4 dioptri B. Cekung, 4/3 dioptri C. Cembung, 3 Bentuk Soal No. Soal belakang 2F2 Perhatikan gambar mata berikut! Dari gambar diatas, dari bagian dan fungsi yang benar adalah ..... Fungsi Menerima rangsang cahaya Memfokuskan cahaya yang masuk Meneruskan rangsangan ke otak Mengendalikan kerja pupil 3 Seorang anak menderita hipermetropi, dia dapat membaca buku pada titik 1 meter, agar dapat membaca pada jarak baca normal 25 cm, maka tersebut harus dibantu dengan kaca mata berlensa dan berkekuatan ..... Cembung, 3/4 Cekung, 4/3 Cembung, 3 4

  • 30 IPK Materi Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal No. Soal dioptri D. Cekung, 3,3 dioptri 3.1.5 Menganalisis pembentukan bayangan pada kamera, lup, mikroskop, dan teleskop � Kamera � Mikroskop � Lup � Teleskop Diberikan sebuah gambar pembentukan bayangan pada mikroskop, peserta didik dapat menganalisis pembentukan bayangan yang dihasilkan oleh salah satu lensa pada mikroskop. C4 Putu ingin mengamati benda renik dengan menggunakan mikroskop. Pemutar makrometer diputar - putar untuk mendapatkan hasil seperti yang digambar berikut. Dari gambar pembentukan bayangan diatas, sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa okuler adalah ..... A. Maya, tegak, diperbesar B. Nyata, tegak, diperbesar C. Maya, terbalik, sama besar D. Nyata, terbalik, dan diperbesar 5

  • 31 Soal 1. Perhatikan table bagian-bagian organ reproduksi laki-laki dan fungsinya dibawah ini! No Nama organ fungsi 1 Testis Tempat spermatogenesis 2 Skrotum Saluran yang membawa sperma keluar 3 Epididimis Tempat pematangan sperma 4 Penis Menghasilkan hormon 5 Uterus Tempat menempelnya janin Pasangan organ reproduksi pria beserta fungsinya yang benar adalah …. A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 4 dan 5 2. Perikan gambar berikut ! A dan B adalah merupakan tanaman yang sejenis.proses yang menyatakan terjadinya penyerbukan tetangga adalah …. A. Serbuk sari bunga 1 jatuh pada kepala putik bunga 1 B. Serbuk sari bunga 2 jatuh pada kepala putik bunga 1 C. Serbuk sari bunga 1 jatuh pada kepala putik bunga 3 D. Serbuk sari bunga 3 jatuh pada kepala putik bunga 2 3. Perhatikan gambar berikut Pasangan gambar diatas yang merupakan molekul senyawa adalah …. A A 1 2 3 N N 1 O H H 2 P P P P 3 N H H H 4

  • 32 A. 1 dan 3 B. 1 dan 4 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 4. Perhatikan gambar dibawah ! Yang merupakan contoh aplikasi teknologi ramah lingkungan dalam bidang energy adalah sebagai berikut, .... A. 1 , 2 dan 4 B. 2 , 3 dan 4 C. 3, 4 dan 5 D. 3, 5 dan 6 5. Perhatikan gambar berikut ! Lapisan yang mengandung paling banyak materi organik adalah.... A. lapisan A B. lapisan B C. lapisan C D. lapisan D Pengeboran Minyak bumi 3 Panel Surya 2 Hidropower 1 PLTA 4 PLTU 5 Penyulingan minyak bumi 6

  • 33 Contoh 3 KISI-KISI SOAL JARINGAN PADA TUMBUHAN Kompetensi Dasar Menganalisis keterkaitan strukturjaringan tumbuhan dan fungsinya serta teknologi yang terinspirasi olehstruktur tumbuhan No IPK Materi Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal Nomor soal 3 1. Menganalisis struktur morfologi akar, batang, daun, buah, dan biji 2. Menganalisis struktur anatomi akar, batang, dan daun 3. Menganalisis hubungan antara struktur anatomi akar, batang, dan daun dengan fungsinya 4. Menganalisis percobaan sederhana mengenai fungsi jaringan pada tumbuhan 5. Menganalisis teknologi terinspirasi oleh struktur tumbuhan 1. Struktur dan fungsi akar, batang dan daun 2. Struktur dan fungsi bunga, buah dan biji 3. Struktur dan fungsi Jaringan 4. Teknologi yang terinspirasi oleh struktur tumbuhan 1. Diberikan gambar struktur morfologi akar, struktur anatomi akar, dan beberapa nama tumbuhan, siswa mampu mengidentifikasi kesesuaian diantara ketiganya. 2. Diberikan gambar percobaan sederhana transportasi pada tumbuhan, siswa mampu mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat percobaan tersebut. 3. Diberikan serangkaian percobaan Sachs, siswa mampu menganalisis variabel terikat yang terdapat dalam percobaan tersebut. C4 C4 C4 C4 C4 PG PG PG PG PG 1 2 3 4 5

  • 34 No IPK Materi Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal Nomor soal 4. Diberikan beberapa hasil pengamatan jaringan epidermis bawah dan atas daun, siswa mampu memprediksi hasil pengamatan jaringan epidermis bawah dan atas daun tumbuhan lain beserta alasannya. 5. Diberikan teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mampu menganalisis keterkaitan antara teknologi yang dikemukakan dengan struktur jaringan tumbuhan.

  • 35 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kegiatan Training of Trainer (TOT) pengembangan instrumen keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) bagi guru-guru SMP di kecamatan buleleng telah menghasilkan 25 0rang guru yang terlatih dan 120 soal HOTS masung-mamsing 40 soal untuk kelas VII, 40 soal untuk kelas VII, dan 40 soal untuk kelas IX. Soal-soal tersbut baru mengalami desk evaluation.Peserta pelatihan memiliki kemampuan yang memadai dalam penyusunan soal-soal HOTS sesuai dengan jenajang kelas dan karakteristik peserta didik.Aktivitas dan keterlibatan peserta dalam TOT sangat tinggi dan mereka menunuukkan apresiasi positif terhadap upaya pelatihan ini.Wawancara dengan ketua MGMP dan peserta pelatihan, mereka berharap pelatihan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. 6.2 Saran-Saran Disarankan kepada peserta TOT untuk menularkan pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan soal-soal HOTS yang mereka peroleh selama pelatihan di sekolah masing-masing.Agar memiliki bank soal yang valid dan reliable, kepada para peserta disarankan untuk melakukan uji empiris untuk mendapatkan indek visibilitas, validitas dan reliabilitas soal. Kepada para pengambil kebijakan pada pendidikan dasar dan menengah diharapkan member ruang yang cukup bagi guru-guru IPA untuk meningatkan profesionalismenya secara mandiri dan berkelanjutan.

  • 36 DARTAR PUSTAKA Anderson, L. W. and Krathwohl, D. R., et al (Eds.).2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Allyn & Bacon. Boston, MA (Pearson Education Group). Abosalem, Y. 2016. Assessment Techniques and Students’ Higher-Order Thinking Skills International Journal of Secondary EducationVolume 4, Issue 1, February 2016, Pages: 1-11. Cut Zurnali, 2004, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada Divisi Long Distance PT Telkom Indonesia, Tbk, Tesis, Program Pascasarjana Unpad, Bandung. Davenport, T. H. 2005. Thinking for A Living: How to Get Better Performance and Results From Knowledge Workers. Boston: HarvardBusiness School, Fadel, C. 2008. 21stCentury Skills: How can you prepare students for the new Global Economy? Global Lead, Education Cisco Systems, Inc. OECD/CERI. King, F.j, Goodson, L., & Rohani, F. Higher Order Thinking Skills. Definition , Teaching Strategies , Assessment . A publication of the Educational Services Program, now known as the Center for Advancement of Learning and Assessment. http://www.cala.fsu.edu/ies/. Diakses 20 April 2017. Notoatmodjo, S. 1991. Pengembangan Sumberdaya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta Ramos, J. L.S., Bretel B. Dolipas, Brenda B. Villamor. 2013. Higher Order Thinking Skills and Academic Performance in Physics of College Students: A Regression Analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary Research Issue 4 2013 48 ISSN 1839‐9053. Redmond, L. 2000. Communication: Theories and Application. USA: Haughton Miffin. Reimers, F.M. & Kanter, R.M. 2014. Education for the 21st Century: Executive SummaryApril 24 - 26, 2014 | Cambridge, MA. Harvard Advanced Leadership Initiative . Strom,R. D. and Storm, P.S. 2002. “Changing the rules: education forcreative thinking,” Journal of Creative Behavior, vol. 36, no. 3, pp.183-199. Thomas, A., & Thorne, G. (2014).How to Increase Higher Order Thinking.Accessed on 5 March 2016.http://www.readingrockets.org/article/34655.

  • 37 W. Reinhardt, B. Schmidt, P. Sloep, and H. Drachsler, “Knowledge worker roles and actions – results of two empirical studies,” Knowledgeand Process Management, vol. 18, no. 3, pp. 150–174, 2011. Wikipedia.https://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan. diakses tgl 21 April 2017.

  • 38 Lampiran 01 MATERI Training of Trainer (TOT) Pengembangan Instrumen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) bagi Guru-Guru IPA SMP di Kecamatan Buleleng Oleh A.A.I Rai Sudiatmika Ketut Suma I Wayan Subagia Program Magister Pendidikan IPA Faklutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha 2019

  • 39 RASIONAL Dewasa ini kita berada dalam era globalisasi.Di era ini, tenaga kerja yang berpengetahuan dan terampil sangat diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara (Davenport, 2005 dan Strom & Storm, 2002).). Tenaga kerja harus dilengkapi dengan keterampilan-keterampilan untuk berpikir seperti penanganan informasi secara efisiensi, pemecahan masalah, kolaborasi, pemikiran kritis dan kreatif (Bassham, Irwin, Nardone, and Wallace, 2005; Fadel, 2008; Reinhardt, Schmidt, Sloep, and Drachsler, 2011). Remond (2000) menyatakan bahwa kemampuan untuk menghasilkan ide kreatif juga merupakan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja. Berpikir kritis,kreatif dan pemecahan masalah merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Costa menyatakan keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Komitmen pemerintah Indonesia dalam pengembangan KBTT masyarakatnya melalui pendidikan, telah tersurat di dalam tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam . Undang-Undang N0 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 Undang-Undang tersebut menyatakan: Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagai penjabaran tujuan Pendidikan Nasional pada tingkat pendidikan menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengembangkan kurikulum yaitu kurikulum 2013 dengan dikeluarkannya Permendikbud nomor 59 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Dalam Permendikubud tersebut dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran fisika di SMA/MA, yaitu sebagai sarana untuk melatih para siswa agar dapat menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, kecakapan ilmiah dan keterampilan proses IPA, keterampilan berpikir kritis dan kreatif . Jadi, jelas sekali bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi (high Order Thinking Skill/HOTS) merupakan salah satu kompetensi yang harus dikembangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dikembangkan karena dapat mempersiapkan siswa untuk tantangan pekerjaan orang dewasa dan kehidupan sehari-hari dan pekerjaan akademis lanjutan (Ramos, et.al., 2013).

  • 40 Materi ini dimaksudkan sebagai bahan belajar bagi peserta pelatihan dalam memahami hakikat keterampilan berpikir tingkat tinggi. Melalui modul ini peserta ju8ga diharapkan dapat menyusun tes keterampilan berpikir tingkat tinggi yang valid dan realiabel untuk Pelajaran Sains di SMP CAPAIAN PEMBELAJARAN PELATIHAN Setelah pelatihan peserta diharapkan mampu 1. Memahami hakikat keterampilan berpikir tingkat tinggi 2. Merancang instrumen pengukuran keterampilan tingkat tinggi untuk mata pelajarab sains di SMP. 3. Menguji validitas dan reliabilitas tes keterampilan berpikir tingkat tinggi. 4. Melaksanakan pengkuran keterampilan berpikir tingkat tinggi. 5. Menjadi tutor teman sebaya dalam pelatihan pengembangan instrument asesmen di MGMP IPA SMP. URAIAN MATERI 1. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) didefinisikan sebagai kemampuan dan keahlian untuk menemukan jawaban atau mencapai target sasaran melalui berbagai bentuk proses berpikir (Budsankom, et.al, 2015). KBTT adalah proses berpikir, yang terdiri dari prosedur-prosedur yang rumit dan perlu didasarkan pada berbagai keterampilan seperti analisis, sintesis, perbandingan, kesimpulan, interpretasi, evaluasi, dan penalaran induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang tidak biasa (Zohar dan Dori dalam Budsankom, 2015). Siswa dengan KBTT mampu menciptakan pengetahuan baru dan membuat keputusan yang tepat dan logis. Berpikir tingkat tinggi dapat terjadi ketika seseorang mendapatkan informasi baru, menyimpan, mengatur dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang ada dan kemudian meneruskan informasi untuk mencapai suatu objek tertentu atau pemecahan suatu masalah.KBTT melibatkan keterampilan kognitif yaitu keterampilan untuk menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan menghasilkan ide baru. Ini membutuhkan lebih dari sekedar menghafal fakta (hafalan ingatan) seperti robot yang diprogram tapi tidak bisa berpikir dengan sendirinya. KBTT menuntun orang untuk menggunakan fakta dan membuat hubungan antara fakta atau konsep lain, berhasil mengkategorikan, memanipulasinya dan menerapkannya untuk solusi baru untuk situasi lain (Thomas & Thorne, 2014).

  • Berpikir tingkat tinggi pada dasarnya terjadi processing (Ramos, et.al., 2013). di kalangan ilmuwan pendidikan adalah Taksonomi Bloom.banyak diterima semacam ini dalam pendidikan adalah Taksonomi Bloom, melihat rangkaian keterampilan berpikir yang dimulai dengan pemikiran tingkat peevaluasi.Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi proses kognitif terbagi menjadi kemampuan berpikir tingkat rendah (tinggi (Higher Order Thinkingmengingat (remember), memahami (meliputi kemampuan menganalisis ((create) (Anderson & Krathwohl, 2001).Bloom yang sudah direvisi. Gambar 01 Hirarki proses kognitif ( Berikut adalah penjeloasan singkat masing Mengingat Mengakui atau mengingat kembali memori digunakan untuk menghasilkan atau mengambil definisi, fakta, atau daftar, atau untuk membaca informasi yang telah dipelajari sebelumnya.HOTS 41 tingkat tinggi pada dasarnya terjadi pada level atas dari(Ramos, et.al., 2013). Hirarki cognitive processing yang secara luas telah diterima di kalangan ilmuwan pendidikan adalah Taksonomi Bloom.Penataan hirarkis yang paling banyak diterima semacam ini dalam pendidikan adalah Taksonomi Bloom, melihat rangkaian keterampilan berpikir yang dimulai dengan pemikiran tingkat pengetahuan hingga tingkat .Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi proses kognitif terbagi menjadi kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Or-der Thinking) dan kemampuan berpikir tingHigher Order Thinking). Kemam-puan yang termasuk LOT adalah kemampuan ), memahami (under-stand), dan menerapkan (applymeliputi kemampuan menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan ) (Anderson & Krathwohl, 2001). Gambar 01 menunjukkan hirarki level kognitif dari Gambar 01 Hirarki proses kognitif (Anderson & Krathwohl, 2001Berikut adalah penjeloasan singkat masing-masing proses kognitif. Mengakui atau mengingat kembali pengetahuan dari ingatan. Mengingat adalah ketika memori digunakan untuk menghasilkan atau mengambil definisi, fakta, atau daftar, atau untuk membaca informasi yang telah dipelajari sebelumnya. pada level atas dari hirarki cognitive ra luas telah diterima Penataan hirarkis yang paling banyak diterima semacam ini dalam pendidikan adalah Taksonomi Bloom, melihat rangkaian ngetahuan hingga tingkat .Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi proses kognitif terbagi menjadi ke-) dan kemampuan berpikir ting-kat adalah kemampuan apply), sedangkan HOT ), dan menciptakan rki level kognitif dari Anderson & Krathwohl, 2001) pengetahuan dari ingatan. Mengingat adalah ketika memori digunakan untuk menghasilkan atau mengambil definisi, fakta, atau daftar, atau LOTS

  • 42 Memahami Membangun makna dari berbagai jenis fungsi menjadi pesan atau kegiatan tertulis atau grafis seperti menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasi, meringkas, menyimpulkan, membandingkan, atau menjelaskan. Menerapkan Melaksanakan atau menggunakan prosedur melalui pelaksanaan, atau penerapan. Penerapan mengacu pada atau mengacu pada situasi di mana materi pelajaran digunakan melalui produk seperti model, presentasi, wawancara atau simulasi. Menganalisis Menguraikan suatu materi atau konsep menjadi beberapa bagian, menentukan bagaimana bagian-bagian itu saling berhubungan satu sama lain atau bagaimana saling keterkaitannya, atau bagaimana bagian-bagiannya berhubungan dengan struktur atau tujuan keseluruhan. Aktivitas mental yang termasuk dalam fungsi ini adalah membedakan, mengatur, dan menghubungkan, serta mampu membedakan antara komponen atau bagian. Ketika seseorang menganalisis, dia dapat menggambarkan fungsi mental ini dengan membuat spreadsheet, survei, diagram, atau diagram, atau representasi grafis. Mengevaluasi: Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar melalui pengecekan dan pengkajian. Kritik, rekomendasi, dan laporan adalah beberapa produk yang dapat diciptakan untuk mendemonstrasikan proses evaluasi. Dalam taksonomi yang lebih baru, evaluasi datang sebelum menciptakan karena seringkali merupakan bagian penting dari perilaku pendahuluan sebelum seseorang menciptakan sesuatu. Menciptakan/Mengkreasi Meletakkan elemen bersama untuk membentuk keseluruhan yang koheren atau fungsional; Reorganisasi elemen menjadi pola atau struktur baru melalui pembangkit, perencanaan, atau produksi. Membuat mengharuskan pengguna untuk menempatkan bagian bersama dengan cara baru, atau mensintesis bagian menjadi sesuatu yang baru dan berbeda dalam menciptakan bentuk atau produk baru. Proses ini adalah fungsi mental yang paling sulit dalam taksonomi baru.

  • 43 Tabel 01 berikut adalah kata-kata kerja operasional yang digunakan untuk masing-masing jenjang kognitif. Tabel 01 Kata-kata kerja operasional jenjang kognitif (Anderson &Krathwohl,2001) Dalam memilih kata kerja operasional (KKO) untuk mermuskan indikator soal KBTT, kita hendaknya hati-hati karena satu kata kerja yang sama bisa muncul dalam level kognitif yang berbeda misalnya kata kerja “menentukan” bisa muncul pada level C2 dan C3, tetapi dalam konteks penuloisan soal kata menentukan bisa muncul di level C5 evaluasi misalnya menentukan mana cara yang terbaik untuk melakukan sesuatu, bahkan bisa pula muncul di C6 jika menentukan itu adalah menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal KBTT, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO.Sebagai contoh kata kerja Mengingat (remember) Memahami (Understad) Mengaplikasikan Apply) Menganalisis (Analyze) Mengevaluasi (Evaluate) Mencipta (Create) Mengutip Menebitkan Menjelaskan Memasagkan Membaca Menamai Meninjau Mentabulasi Memberi kode Menulis Menytakan Menunjukkan Mendaftar Menggambar Membilang Mengiden-tifikasi Menghafal Mencatat Meniru Memperkirakan Menceritajan Merinci Megubah Memperluas Menjabarkan Mnconthkan Mengemukakan Menggali Mengubah Menghitung Menguraikan Mempertahan-kan Mngartikan Menerangkan Menafsirkan Memprediksi Melaporkan membedakan Mengaskan Menentukan Menerapkan Memodifikasi Membangun Mencegah Melatih Menyelidiki Memproses Memecahkan Melakukan Mensimulasikan Mengurutkan Membiasakan Mengklasifikasi Menyesuaikan Menjalankan Mengoperasikan Meramalkan Memecahkan Menegaskan Meganalisis Menimpulkan Menjelajah Mengaitkan Mentransfer Mengedit Menemukan Menyeleksi Mengoreksi Mendeteksi Menelaah Mengukur Membangunkan Merasionalkan Mendiagnosis Memfokuskan Memadukan Membandingkan Menilai Mengarahkan Mengukur Meangkum Mendukung Memilih Memproyeksikan Mengkritik Mengarahkan Memutukan Memisahkan menimbang Mengumpulkan Mengatur Merancang Membuat Merearasi Memperjelas Mengarang Menyususn Mengode Mengkombi-nasikan Memfasilitasi Mengkonstruksi Merumuskan Menghubung-kan Menciptakan menampilkan

  • 44 ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Jadi, pemilihan KKO hendaknya didasarkan kepada proses betrpikir yang diharapkan. Untuk meminimalkan kesalahan memeilih KKO seperti diuraikan di atas, Puspendik (dalam Direktorat SMA, 2017) mengklasifikasikan level kognitif menjadi menjadi 3 level. Klasifikasi ini telah digunalan dalam pengembangan soal-sola UN tahun 2017. Pengelompokan level kognitif tersebut yaitu:1) kognitif level 1, adalah pengetahuan dan pemahaman, 2) kognitif level 2 adalah aplikasi dan 3) kognitif level 3 adalah penalaran (level 3). 1. Pengetahuan dan Pemahaman (Level 1) Level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup dimensi proses berpikir mengetahui (C1) dan memahami (C2). Ciri-ciri soal pada level 1 adalah mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural.Bisa jadi soal-soal pada level 1 merupakan soal kategori sukar, karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu.Namun soal-soal pada level 1 bukanlah merupakan soal-soal KBTT. 2. Aplikasi (Level 2) Level kognitif aplikasi mencakup dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3). Ciri-ciri soal pada level 2 adalah mengukur kemampuan: a) menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu pada konsep lain dalam mapel yang sama atau mapel lainnya; atau b) menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu untuk menyelesaikan masalah kontekstual (situasi lain). 3. Penalaran (Level 3) Level penalaran mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6). Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4) menuntut kemampuan peserta didik untuk menspesifikasi aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan, dan menemukan makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5) menuntut kemampuan peserta didik untuk menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan atau menyalahkan. Sedangkan pada dimensi proses berpikir mengkreasi (C6) menuntut kemampuan peserta

  • 45 didik untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah. Ciri-ciri soal pada level 3 adalah menuntut kemampuan menggunakan penalaran dan logika untuk mengambil keputusan (evaluasi), memprediksi &merefleksi, serta kemampuan menyusun strategi baru untuk memecahkan masalah kontesktual yang tidak rutin. Kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan antar konsep, dan kemampuan mentransfer konsep satu ke konsep lain, merupakan kemampuan yang sangat penting untuk menyelesaiakan soal-soal level 3 (penalaran). Kata kerja operasional (KKO) yang sering digunakan antara lain: menguraikan, mengorganisir, membandingkan, menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, menyimpulkan, merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan menggubah. 3. Assessmen KBTT Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan pemikiran tingkat tinggi yang terjadi ketika siswa memperoleh pengetahuan baru dan menyimpannya dalam ingatannya, maka pengetahuan ini dihubungkan, diorganisasikan, atau dievaluasi untuk mencapai tujuan tertentu.Mengacu pada taksonomi Bloom Keterampilan ini mencakup sub-keterampilan seperti analisis, sintesis dan evaluasi, yang merupakan tingkat tertinggi dalam taksonomi kognitif Bloom (Abosalem,2016)atau menurut taxonomi Blom yang telah direvisi, mencakup menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan (Anderson & Krathwohl, 2001). Untuk mengukur keterampila berpikir tigkat tinggi, memerlukan teknik dan instrumen yang dapat membantu guru mengungkapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswanya. Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat diukur dengan berbagai item dan format.Mengacu kepada King, Goodson, dan Rohani (http://www.cala.fsu.edu/ies/) terdapat tiga item/format assessmen untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu (a) model pilihan, yang mencakup pilihan ganda (multiple choice), mencocokan (matching), mengurutkan (rank-order); (b) generasi/produksi jawaban, yang mencakup jawaban singkat, essai, performance atau tugas-tugas; (c) eksplanasi yang mencakup memberi alasan terhadap pilihan atau respon. Pada pelatihan ini pengembangan tes KBTT difokuskan pada bentuk multiple choice dan essai dengan mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dari Bloom yang direvisi.

  • 46 4. Tahap-Tahap Pengembangan Tes KBTT Pada kegiatan pelatihan ini kita akan berlatih mengembangkan instrumen pengukuran KBTT yang berupa tes baik dalam bentuk esai maupun pilihan ganda. Pengembangan KBTT dalam pelatihan ini mengacu kepada taksonomi Bloom yang telah direvisi oloeh Anderson dan Krathwohl (2001) atau klasifikasi yang dibuat oleh Puspitek. Direktorat SMA (2017) menguraikan langkah-langkah penyusunan soal-soal KBTT sebagai berikut: 1) Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS Kita perlu memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal KBTTsebab tidak semua KD menuntut soal KBTT.Untuk ini guru-guru secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal KBTT. 2) Menyusun kisi-kisi soal Kisi-kisi penulisan soal-soal KBTT bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal KBTT. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal KBTT (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif. 3) Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual Pada penyusunan soal-soal KBTT umumnya menggunakan stimulus.Stimulus merupakan dasar untuk membuat pertanyaan.Dalam konteks KBTT, stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik.Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur (Direktorat Pembinaan SMA, 2017).Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca stimulus.Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik.Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca. 4) Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal Secara kosntruksi penulisan soal-soal KBTT dan bahasa tidak berbeda dengan penulisan butir soal pada umumnya. Yang berbeda adalah pada aspek materi.

  • 47 5) Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban Untuk soal-soal KBTT berbentuk uraian perlu dibuatkan pedoman penskoran (rubrik) sedangkan untuk soal-soal KBTT pilihan ganda perlu dibuat kunci jawaban. Contoh Format Kisi-Kisi No Kompetensi Dasar Materi Kelas/Smt Indikator Soal Level Cognitif Bentuk Soal Nomor soal 1 Melakukan penyelidikan untuk menemukan karakteristik rangkaian listrik, serta hubungan energi listrik dengan tegangan, kuat arus dan waktu pemakaian Rangkaian Seri paralel IX Diberikan beberapa buah hambatan, siswa mampu merancang percobaan untuk mendapatkan rakaian hambatan yang menghasilkan daya yang paling besar. Level 3 (C6) PG 1 Contoh Soal: Anda diberikan 4 buah hambatan seperti pada gambar (a) yang masing-masing nilai hambatannya sama, dan sebuah baterai seperti gambar (b). Anda diminta untuk membuat rangakaian hambatan untuk menghasilkan panas yang paling besar. (a) (b)

  • 48 Manakah rangkaian berikut ini yang akan anda buat? A. B. C. D. Beberapa contoh soal keterampilan berpikir tingkat tinggi. Contoh 1 (mengkreasi) Pada diagram berikut, sinar-sinar sejajar memlalui lensa cembung dan terkumpulkan di titik fokus. Sinar-sinar ini bisa dibuat sejajar lagi dengan menempatkan.

  • 49 A. Lensa cekung di titik B B. Lensa cekung di titik C C. Lensa cembung kedua di titik A. D. Lensa cembung ke dua di titik B. Contoh 2 Soal Fisika (meramalkan) Lilin yang menyala diletakan pada titik diantara fokus dan pusat optik sebuah cermin cekung. Ramalkanlah apa yang akan terjadi terhadap bayangan nyala lilin oleh cermin cekung bila lilin digerakan mendekati atau menjauhi cermin cekung. Rancanglah percobaan untuk menguji ramalan anda. Contoh 3 Kompetensi: Mengkreasi dan representasi visual dari gerak benda Soal Grafik di bawah ini yang menujukkan hubugan kecepatan v terhadap waktu t dan masa tiga dua buah mobil A, B, dan C. Urutkanlah mobil-mobil tersebut berdasarkan percepatannya a dari yang paling besar. v t O A B C

  • 50 A. CBA aaa > C. BCA aaa D. CBA aaa == Contoh 4 Kompetensi: menyimpulkan hasil pengamatan Soal Tabel di bawah ini menunjukkan temperatur dan endapan (hujuan atau salju) dari emapt kota yang berbeda pada hari yang sama. Kota A Kota B Kota C Kota D Temperatur terendah 130C -90C 220C -120C Temperatur tertinggi 250C -10C 300C -40C Endapan (hujan atau salju) 0 cm 5 cm 2,5 cm 0 cm A. Kota A B. Kota B C. Kota C D. Kota D Kompetensi: Menganalisis peristiwa kesetimbangan benda Soal Manakah diagram berikut ini yang menunjukkan cara terbaik yang dilakukan menyeimbangkan balak yang masanya 50 kg dengan balok yang masanya 25 kg?

  • 51 A B C D Contoh 5 Kompetensi: Menganalisis peristiwa pelarutan zat dalam pelarut. Soal Di bawah ini menunjukkan dua bentuk gula pasir yaitu berbentuk kubus padat dan sasetan berupa kristal gembur. Baik bentuk kubus maupun sasetan memiliki masa yang sama. Gula mana yang akan melarut lebih cepat dalam air, berikan alasan anda. Gula berbentuk balok Gula kristal dalam sasetan Contoh 6 Kompetensi: Siswa dapat menganalisis diagram rantai makanan. Soal Gambar di bawah ini menunjukan suatu rantai makanan. Apa yang akan terjadi jika hewan pada bagian C punah? 50 kg 50 kg 25

  • 52 A. Hewan-hewan pada bagian D akan punah pula, tumbuhan pada bagin B berkurang B. Hewan-hewan pada bagain D akan bertambah, tumbuh-tumbuhan pada bagian B bertambah C. Tumbuh-tumbuhan pada bagian B bertambah, hewan pada bagai D akan punah D. Timbuh-tumbuhan pada bagian B kerkurang, hewan pada bagian D bertambah Contoh 7 Kompetensi: siswa dapat melakukan percobaan sederhana Untuk menemukan apakah benih-benih tumbuh lebihy baik di ruang terang atau gelap, kamu dapat meletakkan beberapa biji benih di atas kertas lembab dan A. Menyimpan di tempat yang hangat dan gelap B. Menyimpan satu kelompok bibit di tempat yang terang dan satu kelompok bibit di tempat yang gelap. C. Menyimpan di tempat yang hangat dan terang D. Menempatkan diruang yang terang atau gelap yang sejuk. Contoh 8 Kompetensi: Menganalisis peran oksigen dalam pembakaran Soal Sebatang lilin yang sedang menyala kemudian ditutup dengan gelas kaca, tampak bahwa nyala lilin padam.Hal ini terjadi karena. A. Api tidak mendapatkan oksigen yang cukup B. Asap tidak bisa keluar dari gelas C. Gelas membuat api semakin dingin D. Gelas diletakkan dengan cepat sehingga angin memadamkan api. Kompetensi: memberi argumen Contoh 9 Jelaskan alasan mengapa kita haus di hari yang panas dan harus banyak minum?

  • 53 TUGAS Buatlah kelompok kerja sejumlah 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas lima orang peserta. Rancanglah tes keterampilan tingkat tinggi untuk mengukur hasil belajar IPA SMP kelas VII, VIII, dan IX masing-masing 20 soal, dengan riancian tugas sebagai berikut. Kelompok Tugas Jumlah soal Kelompok I Membuat soal kelas VII 25 Kelompok II Membuat soal kelas VII 25 Kelompok III Membuat soal Kelas VIII 25 Kelompok IV Membuat soal kelas VIII 25 Kelompok V Membuat soal kelas IX 25 Kelompok VI Membuat soal kelas IX 25 Pembuatan soal bisa dilanjutkan di sekolah masing-masing, diskusi bisa dilakukan lewat online meluai WA: 081936605159 atau 082247001031 atau email: [email protected], dalam waktu 5 September 2019 s.d 12 september 2019. DAFTAR PUSTAKA Anderson, L. W. and Krathwohl, D. R., et al (Eds.).2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Allyn & Bacon. Boston, MA (Pearson Education Group). Abosalem, Y. 2016. Assessment Techniques and Students’ Higher-Order Thinking Skills International Journal of Secondary EducationVolume 4, Issue 1, February 2016, Pages: 1-11. Cut Zurnali, 2004, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku Produktif Karyawan pada Divisi Long Distance PT Telkom Indonesia, Tbk, Tesis, Program Pascasarjana Unpad, Bandung. Davenport, T. H. 2005. Thinking for A Living: How to Get Better Performance and Results From Knowledge Workers. Boston: HarvardBusiness School, Direktorat SMA. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Fadel, C. 2008. 21stCentury Skills: How can you prepare students for the new Global Economy? Global Lead, Education Cisco Systems, Inc. OECD/CERI. King, F.j, Goodson, L., & Rohani, F. Higher Order Thinking Skills. Definition , Teaching Strategies , Assessment . A publication of the Educational Services Program, now known as the Center for Advancement of Learning and Assessment. http://www.cala.fsu.edu/ies/. Diakses 20 April 2017. Notoatmodjo, S. 1991. Pengembangan Sumberdaya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta Ramos, J. L.S., Bretel B. Dolipas, Brenda B. Villamor. 2013. Higher Order Thinking Skills and Academic Performance in Physics of College Students: A Regression Analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary Research Issue 4 2013 48 ISSN 1839‐9053.

  • 54 Redmond, L. 2000. Communication: Theories and Application. USA: Haughton Miffin. Reimers, F.M. & Kanter, R.M. 2014. Education for the 21st Century: Executive SummaryApril 24 - 26, 2014 | Cambridge, MA. Harvard Advanced Leadership Initiative . Strom,R. D. and Storm, P.S. 2002. “Changing the rules: education forcreative thinking,” Journal of Creative Behavior, vol. 36, no. 3, pp.183-199. Thomas, A., & Thorne, G. (2014).How to Increase Higher Order Thinking.Accessed on 5 March 2016. http://www.readingrockets.org/article/34655.

  • 55 Lampiran 3 FOTO-FOTO KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARALAT Upacara Pembukaan Menyanyikan lagu Indonesia Raya Berdoa Pemaparan Materi oleh Nara Sumber Diskusi Kelompok Diskusi Kelompok

  • 56